DAFTAR PUSTAKA. Anonymous Budidaya Jamur Tiram Putih. Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti. Sumedang.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA. Anonymous Budidaya Jamur Tiram Putih. Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti. Sumedang."

Transkripsi

1 78 DAFTAR PUSTAKA Anonymous.. Budidaya Jamur Tiram Putih. Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti. Sumedang Demografi Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Bogor Badan Pusat Statistik (BPS). releases/ Growth National Product. [4 Februari 7] Anwar, A Kajian Kelembagaan Untuk Menunjang Pengembangan Agribisnis. Laporan Penelitian. Bogor. Buzalmi. 4. Analisis Pendapatan, Pemasaran dan Strategi Pengembangan Agribisnis Kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir. Tesis. Tidak dipublikasikan. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. Chang ST, Buswell JA, Miles PG. 99. Genetics and Breeding of Edible Mushrooms. Gordon and Breach Science Publishers. Hong Kong. Elieser S.. Analisis Ekonomi Kelembagaan Kemitraan Dalam Sistem Pengembangan Usaha Ternak Domba Pada Lahan Kering, Di Propinsi Sumatera Utara. Tesis. Tidak dipublikasikan. Program Pascasarjana. IPB. Bogor. Gittinger JP Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. UI-Press. Jakarta. Higgins RC. 99. Analysis For Financial Management. University of Washington. Washington. Husnan S, Suwarsono Studi Kelayakan Proyek. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Ife J Community Development. Log Man, Australia. Iswandi RM Analisis Ekonomi dan Kelembagaan Perkebunan Kakao Rakyat Serta Peranannya Terhadap Pembangunan Wilayah di Sulawesi Tenggara.. Tesis. Tidak dipublikasikan. Program Pascasarjana. IPB. Bogor. Keown AJ, Martin JD, Petty JW, Scott DJR. 5. Financial Management: Principles and Applications. Pearson Education International. New Jersey. Krisnamurthi B.. Strategi Pembangunan Ekonomi Rakyat. Pusat Studi Pembangunan. IPB. Bogor. Kurniawan I. 3. Analisis Kelembagaan Pemasaran Gaharu Di Kalimantan Timur. Tesis. Tidak dipublikasikan. Program Pascasarjana. IPB. Bogor.

2 79 Kushendrarini P. 3. Analisis Budidaya Untuk Peningkatan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Tesis. Tidak dipublikasikan. Program Pascasarjana. IPB. Bogor. Miles PG, Chang ST Chang Mushroom Biology. World Scientific. Singapore, New Jersey, London, Hong Kong. Nugroho B.. Analisis Kebijakan Program Pemanfaatan Hutan Alam Produksi Partisipasi di LMGC-IPB. Tidak dipublikasikan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Pramudya B, Dewi N. 99. Ekonomi Teknik. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi. IPB. Bogor. Pupuk Kaltim. 3. Keberadaan Masyarakat di Sekitar PT. Pupuk Kalimantan Tbk. Menjadi Faktor Pendukung Terpenting dalam Keberhasilan Pupuk Kaltim. Kekuatan Dukungan Lingkungan Membuat Pupuk Kaltim Semakin Maju dan Tumbuh dengan Pesat. www. pupukkaltim.com. [6 Februari 7] Pusat Data dan Informasi Pertanian..Apa itu P4S?. [4 Februari 7] Rangkuti F. 6. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Render B, Heizer J.. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta Saputrayadi A. 4. Strategi Pengembangan Industri Kecil Dodol Nangka di Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat. Tesis. Tidak dipublikasikan Sekolah Pascasarjana IPB.. Bogor. Saripek. 5. Analisis Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Budidaya Udang Windu (Penaeus monodon) Pada Lahan Kritis Bekas Perkebunan Kelapa Rakyat di Indragiri Hilir. Tesis. Tidak dipublikasikan. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. Soeharjo A Peranan Agroindustri Dalam Memperbaiki Pendapatan dan Menciptakan Lapangan Kerja di Pedesaan. Makalah Seminar Industrialisasi Pedesaan. Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian IPB. Bogor. Soeharto I. 5. Manajemen Proyek. Jakarta. Supena AN Aspek-aspek Kelayakan Proyek. Lab. MI ITB. Bandung.

3 8 Suriawira U Pengantar Untuk Mengenal dan Menanam Jamur. Angkasa. Bandung. Takabe K. 6. Cell Wall Formation in Woody Plants. Graduate School of Agriculture. Spring School. LIPI Cibinong. Bogor. Trubus, 999. Ramai-ramai Menanam Jamur Tiram Putih. Majalah Pertanian. No 359. Oktober 999. Penerbit Swadaya. Jakarta. Wahyudin. 5. Strategi Mensinergikan Program Pengembangan Masyarakat dan Pembangunan Daerah. Tesis. Tidak dipublikasikan Sekolah Pascasarjana IPB.. Bogor. Wijandi S Pengantar Kewiraswastaan. Penerbit Sinar Baru. Bandung.

4 8 Lampiran. Asumsi Analisis Finansial No. Uraian. Pendapatan P4S hanya dihitung pada unit usaha jamur tiram putih.. Pendapatan P4S yang dihitung meliputi penjualan hasil panen jamur segar, penjualan baglog dan fee pelatihan jamur tiram putih. 3. Harga-harga barang lain dan bahan baku ditetapkan pada saat dan tempat penelitian dilakukan. 4. Biaya tidak termasuk pengadaan bibit. 5. Pendapatan pada cash flow dianggap sama setiap tahun. 6. Umur ekonomis usaha ini dihitung 5 (lima) tahun atau 6 bulan. 7. Penghitungan kriteria finansial mengacu pada bunga bank. 8. Pada uji sensitivitas dilakukan dua variabel yaitu kenaikan biaya produksi %, pendapatan tetap dan biaya produksi tetap sedangkan pendapatan turun %. 9. Kedua kondisi sensitivitas tersebut di atas diasumsikan tidak terjadi secara bersamaan.

5 8 Lampiran. Rincian Biaya Tahunan..a. Ketua P4S Uraian Kebutuhan Satuan Harga per Tahun Kesatuan (Rp.) Ulangan A. Pembangunan kumbung. Sewa Lahan 4 m Pembuatan kumbung bh Total Biaya Pembangunan Kumbung B. Proses produksi. Peralatan - a. Tong 4 bh b. Kompor semawar bh c. Plastik 5 kg d. Karet kg e. Selang m f. Cincin dari bambu 5 btg Persiapan Pembuatan Baglog - a. Serbuk krg b. Dedak 5 krg c. Gips kg d. Kapur kg Pembuatan baglog - - a. BBM 3.3 lt b. Upah 3.5 baglog Total Biaya Proses Produksi C. Pemeliharaan. Upah pekerja bln Listrik bln Total Biaya Pemeliharaan D. Biaya Kelompok Tani. Rapat Koordinasi Anggota 4 kali Biaya Koordinasi Dengan Dinas 4 kali Total Biaya Kelompok Tani TOTAL RINCIAN BIAYA Lanjutan Lampiran..b. Anggota P4S (Epung) Uraian Kebutuhan Satuan Harga per Tahun Kesatuan (Rp.) Ulangan A. Pembangunan kumbung. Sewa Lahan m Pembuatan kumbung bh Total Biaya Pembangunan Kumbung B. Proses produksi. Peralatan - a. Tong bh.. - b. Kompor semawar bh c. Plastik 5 kg d. Karet, kg e. Selang m f. Cincin dari bambu 4 btg Persiapan Pembuatan Baglog - a. Serbuk 5 krg b. Dedak 5 krg c. Gips 5 kg d. Kapur 5 kg Pembuatan baglog - - a. BBM 84 lt b. Upah 3. baglog Total Biaya Proses Produksi C. Pemeliharaan. Upah pekerja bln Listrik bln Total Biaya Pemeliharaan D. Pemasaran. Transportasi bln Total Biaya Pemasaran TOTAL RINCIAN BIAYA

6 83 Lanjutan Lampiran..b. Nandang Uraian Kebutuhan Satuan Harga per Tahun Kesatuan (Rp.) Ulangan A. Pembangunan kumbung. Sewa Lahan.5 m Pembuatan kumbung bh Total Biaya Pembangunan Kumbung B. Proses produksi. Peralatan - a. Tungku 3 bh b. Kompor semawar bh.. - c. Plastik 8 kg d. Karet kg e. Selang 3 m f. Cincin dari bambu 5 btg Persiapan Pembuatan Baglog - a. Serbuk 5 krg b. Dedak 75 krg c. Gips 5 kg d. Kapur 5 kg Pembuatan baglog - - a. BBM 7 lt b. Upah 45. baglog Total Biaya Proses Produksi C. Pemeliharaan. Upah pekerja bln Listrik bln Total Biaya Pemeliharaan TOTAL RINCIAN BIAYA

7 84 Lanjutan Lampiran. c. Nurhadi Uraian Kebutuhan Satuan Harga per Tahun Kesatuan (Rp.) Ulangan A. Pembangunan kumbung. Sewa Lahan, m,,,,,,,,,,,. Pembuatan kumbung bh 5,,,, - Total Biaya Pembangunan Kumbung,,,,,,,,,, B. Proses produksi. Peralatan - a. Tungku 3 bh 5, 5, - b. Kompor semawar bh,, - c. Plastik 5 kg,5 5, 5, 5, 5, 5, d. Karet kg 3, 6, 6, 6, 6, 6, e. Selang 3 m 3, 9, f. Cincin dari bambu 5 btg 5, 5, 5, 5, 5, 5,. Persiapan Pembuatan Baglog - a. Serbuk krg 3,5 3,5,,5,,5,,5,,5, 5,5, b. Dedak 5 krg 3, 3 45, 45, 45, 45, 45,,5, c. Gips kg 5, 3 5, 5, 5, 5, 5, d. Kapur kg 4, 3,,,,, 3. Pembuatan baglog - - a. BBM 3 lt,5 75,556 75,556 75,556 75,556 75,556 3,75,778 b. Upah 9,3 baglog,93,,93,,93,,93,,93, 9,65, Total Biaya Proses Produksi 4,946,556 4,56,556 4,56,556 4,56,556 4,56,556,97,778 C. Pemeliharaan. Upah pekerja bln 4,,68,,68,,68,,68,,68, 8,4,. Listrik bln 35, 4, 4, 4, 4, 4,,, Total Biaya Pemeliharaan,,,,,,,,,,,5, TOTAL RINCIAN BIAYA 7,46,556 6,66,556 6,66,556 6,66,556 6,66,556

8 85 Lampiran 3. Analisis Pendapatan.a. Ketua P4S Komponen Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Total Hasil Panen (Kg) 3,5 33,8, ,5 87,4 Harga Per Kg (Rp) baglog Biaya produksi per bag log Rp b. Anggota P4S (Epung) Komponen Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Total Hasil Panen (Kg) Harga/Kg (Rp) (Rp) produksi Biaya produksi per bag log Rp a. Nurhadi Komponen Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Total Hasil Panen (Kg) 556, 9,5 57,5 7, ,5 685,5 3,5 8, ,5 733, Harga Per Kg (Rp) baglog Biaya produksi per bag log Rp b. Nandang Komponen Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Total Hasil Panen (Kg) Harga Per Kg (Rp) baglog Biaya produksi per bag log Rp

9 86 Lampiran 4. Analisis Finansial..a. Ketua P4S. Uraian Tahun ke ARUS KAS MASUK. Total Penjualan jamur Total Penjualan Baglog Fee Pelatihan Arus Kas Masuk ARUS KAS KELUAR A. Pembangunan kumbung B. Proses produksi C. Pemeliharaan D. Biaya Kelompok Tani Arus Kas Keluar Saldo Kas Akhir ANALISIS FINANSIAL Arus Kas Masuk (Inflow) Arus Kas Keluar (Outflow) Selisih (Net Benefit) Discount rate a Discount rate 8 %,93,86,79,74,68 b Discount rate %,9,83,75,68,6 c Discount rate %,89,8,7,64,57 4 Net Present Value (NPV) a NPV 8 % b NPV % c NPV % Net Benefit Cost Ratio a Net Benefit Cost Ratio 8 % 9,47 b Net Benefit Cost Ratio % 9,6 c Net Benefit Cost Ratio % 8,69 6 IRR (DF %) 46,47% 7 Nilai sekarang arus manfaat a Nilai sekarang arus manfaat 8% b Nilai sekarang arus manfaat % c Nilai sekarang arus manfaat % Nilai sekarang arus biaya - a Nilai sekarang arus biaya 8% b Nilai sekarang arus biaya % c Nilai sekarang arus biaya % Benefit Cost Ratio a BCR 8%,5 b BCR %,5 c BCR %,49 Payback Periode,86 bln BEP 3.34 baglog

10 87 Lanjutan Lampiran 4..b. Anggota P4S (Epung) Uraian Tahun ke ARUS KAS MASUK. Total Penjualan jamur Arus Kas Masuk ARUS KAS KELUAR A. Pembangunan kumbung B. Proses produksi C. Pemeliharaan D. Pemasaran Arus Kas Keluar Saldo Kas Akhir ANALISIS EKONOMI Arus Kas Masuk (Inflow) Arus Kas Keluar (Outflow) Selisih (Net Benefit) Discount rate a Discount rate 8 %,93,86,79,74,68 b Discount rate %,9,83,75,68,6 c Discount rate %,89,8,7,64,57 4 Net Present Value (NPV) a NPV 8 % b NPV % c NPV % Net Benefit Cost Ratio a Net Benefit Cost Ratio 8 % 3,77 b Net Benefit Cost Ratio % 3,6 c Net Benefit Cost Ratio % 3,45 6 IRR (DF %) 5,% 7 Nilai sekarang arus manfaat a Nilai sekarang arus manfaat 8% b Nilai sekarang arus manfaat % c Nilai sekarang arus manfaat % Nilai sekarang arus biaya - a Nilai sekarang arus biaya 8% b Nilai sekarang arus biaya % c Nilai sekarang arus biaya % Benefit Cost Ratio a BCR 8%,5 b BCR %,5 c BCR %,5 Payback Periode,46 5 bln BEP 7 baglog

11 88 Lanjutan Lampiran 4.a. Nurhadi Uraian Tahun ke ARUS KAS MASUK. Total Penjualan jamur Arus Kas Masuk ARUS KAS KELUAR A. Pembangunan kumbung B. Proses produksi C. Pemeliharaan Arus Kas Keluar Saldo Kas Akhir ANALISIS EKONOMI Arus Kas Masuk (Inflow) Arus Kas Keluar (Outflow) Selisih (Net Benefit) Discount rate a Discount rate 8 %,93,86,79,74,68 b Discount rate %,9,83,75,68,6 c Discount rate %,89,8,7,64,57 4 Net Present Value (NPV) a NPV 8 % b NPV % c NPV % Net Benefit Cost Ratio a Net Benefit Cost Ratio 8 % 4,93 b Net Benefit Cost Ratio % 4,7 c Net Benefit Cost Ratio % 4,5 6 IRR (DF %) 48,66% 7 Nilai sekarang arus manfaat a Nilai sekarang arus manfaat 8% b Nilai sekarang arus manfaat % c Nilai sekarang arus manfaat % Nilai sekarang arus biaya - a Nilai sekarang arus biaya 8% b Nilai sekarang arus biaya % c Nilai sekarang arus biaya % Benefit Cost Ratio a BCR 8%,54 b BCR %,53 c BCR %,5 Payback Periode,56 7 bln BEP baglog

12 89 Lanjutan Lampiran 4.b. Nandang Uraian Tahun ke ARUS KAS MASUK. Total Penjualan jamur Arus Kas Masuk ARUS KAS KELUAR A. Pembangunan kumbung B. Proses produksi C. Pemeliharaan Arus Kas Keluar Saldo Kas Akhir ANALISIS EKONOMI Arus Kas Masuk (Inflow) Arus Kas Keluar (Outflow) Selisih (Net Benefit) Discount rate a Discount rate 8 %,93,86,79,74,68 b Discount rate %,9,83,75,68,6 c Discount rate %,89,8,7,64,57 4 Net Present Value (NPV) a NPV 8 % b NPV % c NPV % Net Benefit Cost Ratio a Net Benefit Cost Ratio 8 % 3,84 b Net Benefit Cost Ratio % 3,67 c Net Benefit Cost Ratio % 3,5 6 IRR (DF %) 49,9% 7 Nilai sekarang arus manfaat a Nilai sekarang arus manfaat 8% b Nilai sekarang arus manfaat % c Nilai sekarang arus manfaat % Nilai sekarang arus biaya - a Nilai sekarang arus biaya 8% b Nilai sekarang arus biaya % c Nilai sekarang arus biaya % Benefit Cost Ratio a BCR 8% 3,56 b BCR % 3,55 c BCR % 3,54 Payback Periode,36 4 bln BEP baglog

13 9 Lampiran 5. Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Produksi %..a. Ketua P4S. Uraian Tahun ke ARUS KAS MASUK. Total Penjualan jamur Total Penjualan Baglog Fee Pelatihan Arus Kas Masuk ARUS KAS KELUAR A. Pembangunan kumbung B. Proses produksi C. Pemeliharaan D. Biaya Kelompok Tani Arus Kas Keluar Saldo Kas Akhir ANALISIS FINANSIAL Arus Kas Masuk (Inflow) Arus Kas Keluar (Outflow) Selisih (Net Benefit) Discount rate a Discount rate 8 %,93,86,79,74,68 b Discount rate %,9,83,75,68,6 c Discount rate %,89,8,7,64,57 4 Net Present Value (NPV) a NPV 8 % b NPV % c NPV % Net Benefit Cost Ratio a Net Benefit Cost Ratio 8 % 4,84 b Net Benefit Cost Ratio % 4, c Net Benefit Cost Ratio % 3,6 6 IRR (DF %) 45,58% 7 Nilai sekarang arus manfaat a Nilai sekarang arus manfaat 8% b Nilai sekarang arus manfaat % c Nilai sekarang arus manfaat % Nilai sekarang arus biaya - a Nilai sekarang arus biaya 8% b Nilai sekarang arus biaya % c Nilai sekarang arus biaya % Benefit Cost Ratio a BCR 8%,37 b BCR %,37 c BCR %,37 Payback Periode bulan BEP 3.34 baglog

14 9 Lanjutan Lampiran 5..b. Anggota P4S (Epung) Uraian Tahun ke ARUS KAS MASUK. Total Penjualan jamur Arus Kas Masuk ARUS KAS KELUAR A. Pembangunan kumbung B. Proses produksi C. Pemeliharaan D. Pemasaran Arus Kas Keluar Saldo Kas Akhir ANALISIS EKONOMI Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Selisih Discount rate a Discount rate 8 %,93,86,79,74,68 b Discount rate %,9,83,75,68,6 c Discount rate %,89,8,7,64,57 4 Net Present Value (NPV) a NPV 8 % b NPV % c NPV % Net Benefit Cost Ratio a Net Benefit Cost Ratio 8 % 3,79 b Net Benefit Cost Ratio % 3,63 c Net Benefit Cost Ratio % 3,48 6 IRR (DF %) 49,96% 7 Nilai sekarang arus manfaat a Nilai sekarang arus manfaat 8% b Nilai sekarang arus manfaat % c Nilai sekarang arus manfaat % Nilai sekarang arus biaya - a Nilai sekarang arus biaya 8% b Nilai sekarang arus biaya % c Nilai sekarang arus biaya % Benefit Cost Ratio a BCR 8%,38 b BCR %,38 c BCR %,37 Payback Periode 6 bulan BEP 84 baglog

15 9 Lanjutan Lampiran 5.a. Nurhadi Uraian Tahun ke ARUS KAS MASUK. Total Penjualan jamur Arus Kas Masuk ARUS KAS KELUAR A. Pembangunan kumbung B. Proses produksi C. Pemeliharaan Arus Kas Keluar Saldo Kas Akhir ANALISIS EKONOMI Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Selisih Discount rate a Discount rate 8 %,93,86,79,74,68 b Discount rate %,9,83,75,68,6 c Discount rate %,89,8,7,64,57 4 Net Present Value (NPV) a NPV 8 % b NPV % c NPV % Net Benefit Cost Ratio a Net Benefit Cost Ratio 8 % 5, b Net Benefit Cost Ratio % 4,8 c Net Benefit Cost Ratio % 4,6 6 IRR (DF %) 48,58% 7 Nilai sekarang arus manfaat a Nilai sekarang arus manfaat 8% b Nilai sekarang arus manfaat % c Nilai sekarang arus manfaat % Nilai sekarang arus biaya - a Nilai sekarang arus biaya 8% b Nilai sekarang arus biaya % c Nilai sekarang arus biaya % Benefit Cost Ratio a BCR 8%,43 b BCR %,4 c BCR %,4 Payback Periode 7 bulan BEP 5.47 baglog

16 93 Lanjutan Lampiran 5.b. Nandang Uraian Tahun ke ARUS KAS MASUK. Total Penjualan jamur Arus Kas Masuk ARUS KAS KELUAR A. Pembangunan kumbung B. Proses produksi C. Pemeliharaan Arus Kas Keluar Saldo Kas Akhir ANALISIS EKONOMI Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Selisih Discount rate a Discount rate 8 %,93,86,79,74,68 b Discount rate %,9,83,75,68,6 c Discount rate %,89,8,7,64,57 4 Net Present Value (NPV) a NPV 8 % b NPV % c NPV % Net Benefit Cost Ratio a Net Benefit Cost Ratio 8 % 3,85 b Net Benefit Cost Ratio % 3,69 c Net Benefit Cost Ratio % 3,54 6 IRR (DF %) 49,87% 7 Nilai sekarang arus manfaat a Nilai sekarang arus manfaat 8% b Nilai sekarang arus manfaat % c Nilai sekarang arus manfaat % Nilai sekarang arus biaya - a Nilai sekarang arus biaya 8% b Nilai sekarang arus biaya % c Nilai sekarang arus biaya % Benefit Cost Ratio a BCR 8% 3,35 b BCR % 3,34 c BCR % 3,33 Payback Periode 5 bulan BEP 7.6 baglog

17 94 Lampiran 6. Analisis Sensitivitas Penurunan Pendapatan %..a. Ketua P4S. Uraian Tahun ke ARUS KAS MASUK. Total Penjualan jamur Total Penjualan Baglog Fee Pelatihan Arus Kas Masuk ARUS KAS KELUAR A. Pembangunan kumbung B. Proses produksi C. Pemeliharaan D. Biaya Kelompok Tani Arus Kas Keluar Saldo Kas Akhir ANALISIS FINANSIAL Arus Kas Masuk (Inflow) Arus Kas Keluar (Outflow) Selisih (Net Benefit) Discount rate a Discount rate 8 %,93,86,79,74,68 b Discount rate %,9,83,75,68,6 c Discount rate %,89,8,7,64,57 4 Net Present Value (NPV) a NPV 8 % b NPV % c NPV % Net Benefit Cost Ratio a Net Benefit Cost Ratio 8 % 5,77 b Net Benefit Cost Ratio % 4,66 c Net Benefit Cost Ratio % 3,63 6 IRR (DF %) 44,89% 7 Nilai sekarang arus manfaat a Nilai sekarang arus manfaat 8% b Nilai sekarang arus manfaat % c Nilai sekarang arus manfaat % Nilai sekarang arus biaya - a Nilai sekarang arus biaya 8% b Nilai sekarang arus biaya % c Nilai sekarang arus biaya % Benefit Cost Ratio a BCR 8%,35 b BCR %,35 c BCR %,34 Payback Periode bulan BEP 3.34 baglog

18 95 Lanjutan Lampiran 6..b. Anggota P4S (Epung) Uraian Tahun ke ARUS KAS MASUK. Total Penjualan jamur Arus Kas Masuk ARUS KAS KELUAR A. Pembangunan kumbung B. Proses produksi C. Pemeliharaan D. Pemasaran Arus Kas Keluar Saldo Kas Akhir ANALISIS EKONOMI Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Selisih Discount rate a Discount rate 8 %,93,86,79,74,68 b Discount rate %,9,83,75,68,6 c Discount rate %,89,8,7,64,57 4 Net Present Value (NPV) a NPV 8 % b NPV % c NPV % Net Benefit Cost Ratio a Net Benefit Cost Ratio 8 % 3,87 b Net Benefit Cost Ratio % 3,7 c Net Benefit Cost Ratio % 3,55 6 IRR (DF %) 49,85% 7 Nilai sekarang arus manfaat a Nilai sekarang arus manfaat 8% b Nilai sekarang arus manfaat % c Nilai sekarang arus manfaat % Nilai sekarang arus biaya - a Nilai sekarang arus biaya 8% b Nilai sekarang arus biaya % c Nilai sekarang arus biaya % Benefit Cost Ratio a BCR 8%,6 b BCR %,6 c BCR %,6 Payback Periode 6 bulan BEP 788 baglog

19 96 Lanjutan Lampiran 6.a. Nurhadi Uraian Tahun ke ARUS KAS MASUK. Total Penjualan jamur Arus Kas Masuk ARUS KAS KELUAR A. Pembangunan kumbung B. Proses produksi C. Pemeliharaan Arus Kas Keluar Saldo Kas Akhir ANALISIS EKONOMI Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Selisih Discount rate a Discount rate 8 %,93,86,79,74,68 b Discount rate %,9,83,75,68,6 c Discount rate %,89,8,7,64,57 4 Net Present Value (NPV) a NPV 8 % b NPV % c NPV % Net Benefit Cost Ratio a Net Benefit Cost Ratio 8 % 5,4 b Net Benefit Cost Ratio % 5,7 c Net Benefit Cost Ratio % 4,96 6 IRR (DF %) 48,7% 7 Nilai sekarang arus manfaat a Nilai sekarang arus manfaat 8% b Nilai sekarang arus manfaat % c Nilai sekarang arus manfaat % Nilai sekarang arus biaya - a Nilai sekarang arus biaya 8% b Nilai sekarang arus biaya % c Nilai sekarang arus biaya % Benefit Cost Ratio a BCR 8%,9 b BCR %,8 c BCR %,7 Payback Periode,6 7 bln BEP 4.9 baglog

20 97 Lanjutan Lampiran 6.b. Nandang Uraian Tahun ke ARUS KAS MASUK. Total Penjualan jamur Arus Kas Masuk ARUS KAS KELUAR A. Pembangunan kumbung B. Proses produksi C. Pemeliharaan Arus Kas Keluar Saldo Kas Akhir ANALISIS EKONOMI Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Selisih Discount rate a Discount rate 8 %,93,86,79,74,68 b Discount rate %,9,83,75,68,6 c Discount rate %,89,8,7,64,57 4 Net Present Value (NPV) a NPV 8 % b NPV % c NPV % Net Benefit Cost Ratio a Net Benefit Cost Ratio 8 % 3,93 b Net Benefit Cost Ratio % 3,76 c Net Benefit Cost Ratio % 3,6 6 IRR (DF %) 49,76% 7 Nilai sekarang arus manfaat a Nilai sekarang arus manfaat 8% b Nilai sekarang arus manfaat % c Nilai sekarang arus manfaat % Nilai sekarang arus biaya - a Nilai sekarang arus biaya 8% b Nilai sekarang arus biaya % c Nilai sekarang arus biaya % Benefit Cost Ratio a BCR 8% 3, b BCR % 3,9 c BCR % 3,8 Payback Periode 5 bulan BEP baglog

21 98 Lampiran 7. Matriks Urgensi. a. Komunitas P4S, aspek Finansial No. Elemen R R R3 Rataan Bobot. Internal Kekuatan a. Hasil analisis finansial semua menunjukkan nilai positif. 3,5 b. Tidak ada tuntutan dari pihak principal untuk mengembalikan investasi, karena modal adalah dana bergulir. 6,5 c. d. Sarana dan prasarana mendukung Iklim dan sumber daya alam,5 6,5 Kelemahan a. b. c. Biaya produksi tinggi Pendapatan kecil Produktifitas rendah ,5,5 8,75 d. Investasi bersifat fluktuatif 4,5 e. Ada kecenderungan investasi tidak dapat digulirkan ke anggota yang lain 3 6,5 Total 6,. Eksternal Peluang a. Pengembangan teknologi, kerjasama dengan instansi terkait., b. P4S merupakan wadah untuk pengembangan pemberdayaan masyarakat 5,56 c. d. Jaringan pasar P4S luas. Harga jual lebih tinggi ,67, e. Program pemerintah yang kondusif. 3, f. Kebutuhan pasar tidak terpenuhi. 4, Ancaman a. Saingan produk lain yang sejenis., b. Semakin banyak lembaga yang sejenis. 3 3, c. Perubahan arah kebijakan pemerintah dalam hal moneter. 5,56 d. Iklim ekonomi makro. 5,56 Total 8, Keterangan: R = Peneliti R = Akademisi R3 = Pengusaha

22 99 Lanjutan Lampiran 7 b. Komunitas P4S, aspek Kelembagaan. No. Elemen R R R3 Rataan Bobot. Internal Kekuatan a. Mempunyai dukungan dari pemerintah 7,69 b. Mempunyai akses ke pemerintah 3 7,69 c. Mempunyai akses ke petani secara umum 4 3,54 d. Keahlian mengajar. 7,69 e. Penelitian teknologi. 3 7,69 Kelemahan a. Kurangnya koordinasi dengan anggota. 3 7,69 b. Terbatasnya hubungan kemitraan pemodalan 5 3,54 c. Munculnya asimetris informasi karena hubungan kemitraan bertingkat 3 7,69 d. Kecenderungan moral hazard 3 4 3,54 e. Tidak fokus pada usaha jamur 4 4 3,54 f. Orientasi pembelajaran. 7,69 Total 6,. Eksternal Peluang a. Kerjasama program pertanian pedesaan dengan instansi pemerintah 3 5,38 b. Promosi melalui media pemerintahan. 7,69 c. Program pembinaan kelompok tani. 3 5,38 d. Kemitraan kelompok tani. 4 5,38 e. Kebijakan pemerintah yang mendukung kelembagaan P4S. 7,69 Ancaman a. Kebijakan pemerintah yang tidak mendukung kelembagaan P4S. 5,38 b. Kecenderungan intervensi pemerintah 7,69 c. Perubahan program dari pemerintah 7,69 d. Terjadi asimetris informasi karena pihak-pihak terkait mempunyai 7,69 Total 4, Keterangan: R = Peneliti R = Akademisi R3 = Pengusaha

23 Lanjutan Lampiran 7 c. Komunitas Kertawangi, aspek finansial. No. Elemen R R R3 Rataan Bobot. Internal Kekuatan a. Biaya produksi rendah 5, b. Produktifitas tinggi 3, c. Pendapatan tinggi 3, d. Orientasi bisnis , e. Hasil analisis finansial positif 4, Kelemahan a. Adanya pengembalian modal usaha 3, b. Modal besar. 3, c. Resiko besar , d. Teknologi tradisional 5, e. Akses ke pemerintah. 3 3, Total,. Eksternal Peluang a. Permintaan lokal semakin meningkat ,65 b. Semakin banyak investor dari luar yang tertarik.,76 c. Beberapa kebijakan pemerintah yang mendukung 5,88 d. Komunitas yang mendukung ,65 e. Pasar eksport. 4,76 Ancaman a. Semakin banyak petani yang bergerak di bidang ini. 3,76 b. Perubahan arah kebijakan pemerintah dalam moneter. 5,88 c. Iklim ekonomi makro. 5,88 d. Saingan produk lain yang sejenis.,76 Total 7, Keterangan: R = Peneliti R = Akademisi R3 = Pengusaha

24 Lanjutan Lampiran 7 d. Komunitas Kertawangi, aspek kelembagaan. No. Elemen R R R3 Rataan Bobot. Internal Kekuatan a. Bekerja sama dalam satu komunitas (action communal ) 4 3 8,75 b. Tidak terjadi asimetri informasi investasi. 6,5 c. Manajemen produksi profesional. 3,5 d. Tidak terjadi monopoli perdagangan. 6,5 e. Integralitas orientasi ,75 Kelemahan a. Moral hazard, jika petani ternyata tidak dapat bekerja dengan baik 3,5 b. Kurangnya akses pemerintah 6,5 c. Lemah dalam bargaining position dengan pedagang. 3,5 d. Penelitian teknologi. 6,5 Total 6,. Eksternal Peluang a. Tata niaga dapat berkembang menjadi fairness economic. 9,9 b. Kerjasama dengan pihak lain yang terkait ,8 c. Sosial, ekonomi dan budaya masyarakat mendukung 9,9 d. Program pemerintah yang mendukung petani. 9,9 Ancaman a. Moral hazard dalam hal sharing profit 3 8,8 b. Terjadi asimetris informasi kondisi pasar. 9,9 c. Terjadi moral hazard pedagang tengkulak. 8,8 d. Kebijakan pemerintah yang tidak mendukung petani 9,9 Total, Keterangan: R = Peneliti R = Akademisi R3 = Pengusaha

25 Lampiran 8. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal a. Aspek Finansial untuk Komunitas P4S. No. Faktor Eksternal dan Internal BF% ND NBD Nilai Keterkaitan NRK NBK TNB I FAKTOR INTERNAL Kekuatan. Hasil analisis finansial semua menunjukkan nilai positif.,5 4,5 x , 6,39 8,5. Sarana dan prasarana mendukung,5 5,63 3 x ,7 7,8 9,5 3. Tidak ada tuntutan dari pihak principal untuk mengembalikan investasi, karena modal adalah dana bergulir. 4. Iklim dan sumber daya alam 6,5 6,5 3,3, x x 4 5,6,89 6,6 5,56 7,65 6,44 7,85 Kelemahan 5. Produktifitas rendah 8,75 4, x ,67 5, 5,67 6. Biaya produksi tinggi,5 3, x ,67 33,33 36, 7. Pendapatan kecil,5 3, x ,5 3,5 33,75 8. Investasi bersifat fluktuatif,5, x ,6 3,64 35,5 9. Ada kecenderungan investasi tidak dapat digulirkan ke anggota yang lain 6,5, x 3 5 3,6,7,68 69,35 II. FAKTOR EKSTERNAL Peluang. Jaringan pasar P4S luas. 6,67 4,67 4 x 4 5,44 4,7 5,5. Pengembangan teknologi, kerjasama dengan instansi terkait., 5,56 5 x 5 4 4,78 9,75,53. Harga jual lebih tinggi., 3,33 4 x 3 4, 3,58 4,8 3. Program pemerintah yang kondusif., 4, x ,39 6,54 8,93 4. Kebutuhan pasar belum terpenuhi., 3, x,78 8,64 9,4 5. P4S merupakan wadah untuk pengembangan pemberdayaan masyarakat 5,56 4, x,78 9,88,65,86 Ancaman 6. Saingan produk lain yang sejenis.,, 3 x,94,49,44 7. Semakin banyak lembaga yang sejenis., 3, x,78 9,75,53 8. Perubahan arah kebijakan pemerintah dalam hal moneter. 5,56, x 5,56 4, 6,75 9. Iklim ekonomi makro. 5,56 3, x,5 3,89 6,39 66,

26 3 Lanjutan Lampiran 8 b. Aspek Kelembagaan untuk Komunitas P4S. No. Faktor Eksternal dan Internal BF% ND NBD Nilai Keterkaitan NRK NBK TNB I FAKTOR INTERNAL Kekuatan Mempunyai akses ke petani secara umum,54 4,46 x ,63 3,37 3,83 Mempunyai dukungan dari pemerintah 7,69 4,3 4 x ,74 8,74 9,4 3 Mempunyai akses ke pemerintah 7,69 4,3 5 5 x ,89 9,95 3,6 4 Keahlian mengajar 7,69 4,3 4 x ,95 4,98 5,8 5 Penelitian teknologi 7,69 3,3 5 5 x 4 3 3,53,74,97 7,38 Kelemahan 6 Terbatasnya hubungan kemitraan pemodalan,54 3, x ,37 7,33 7,68 7 Kecenderungan moral hazard,54 3,35 x 3 4 4,,54,89 8 Tidak fokus pada usaha jamur,54 4, x ,74,4,5 9 Kurang koordinasi anggota 7,69 4,3 3 x 3 3,74 5,67 5,97 Asimetris informasi karena kemitraan bertingkat 7,69 4,3 4 4 x ,63,55,85 Orientasi pembelajaran 7,69 5, x ,58 9,83, 99, II FAKTOR EKSTERNAL Peluang Kerjasama program pertanian pedesaan dengan instansi pemerintah 5,36 4, x ,6 48,5 49, 3 Program pembinaan kelompok tani 5,38 4, x ,6 48,57 49,8 4 Kemitraan kelompok tani 5,38 4, x 4,79 4,9 43,5 5 Promosi melalui media pemerintah 7,69 4, x 3 4 5,6 7,4 7,7 6 Kebijakan yang mendukung lembaga P4S 7,69 4, x ,3 5,5 5,8 85,34 Ancaman 7 Kebijakan pemerintah yang tidak mendukung P4S 5,38, x 3 3,58 4,8 4,59 8 Kecenderungan intervensi pemerintah 7,69, x 4,53 9,43 9,58 9 Perubahan program pemerintah 7,69 4, x 3,89,6,57 Asimetris informasi karena perbedaan kepentingan 7,69 4, x,63,4,54 87,9

27 4 Lanjutan Lampiran 8 c. Aspek Finansial untuk Komunitas Kertawangi. No. Faktor Eksternal dan Internal BF% ND NBD Nilai Keterkaitan NRK NBK TNB I FAKTOR INTERNAL Kekuatan Orientasi bisnis 5 5,75 x , 6,67 6,4 Produktifitas tinggi 5,5 5 x ,8 3,76 3,6 3 Pendapatan tinggi 5,5 4 5 x ,4 4, 4,6 4 Hasil analisis positif 5, x , 3,8 3,68 5 Biaya produksi rendah 5 5, x ,35,76, 6,99 Kelemahan 6 Resiko besar 5 5, x , 3, 3,75 7 Adanya pengembalian modal 5, x 4 4,35 3,53 4,3 8 Modal besar 5, x 3,35 3,53 4,3 9 Akses ke pemerintah 3,3 x ,53 5,9 5,59 Teknologi tradisional 5, 4 3 x 3,9 6,47 6,57 8,97 II FAKTOR EKSTERNAL Peluang Permintaan lokal meningkat 7,7 5, x 5 4 4,76 3,5 3,3 Komunitas mendukung 7,7 5, x 5 4 4,35 4,53 4,4 3 Investor semakin tertarik,8 5, x , 36,66 37,5 4 Pasar eksport,8 3, x ,9 6,98 7,33 5 Kebijakan pemerintah dalam hal moneter 5,88 3, x 5 5,53 4,87 5,5 54,7 Ancaman 6 Semakin banyak petani yang bergerak di bidang ini,8 3, x 4 4,59 3,44 3,79 7 Saingan produk lain yang sejenis,8 3, x,47 7,9 7,65 8 Perubahan arah kebijakan pemerintah dalam moneter 5,88, x 5,,76,88 9 Iklim ekonomi makro 5,88 3, x 3,8 8,68 8,85 79,7

28 5 Lanjutan Lampiran 8 d. Aspek Kelembagaan untuk Komunitas Kertawangi. No. Faktor Eksternal dan Internal BF% ND NBD Nilai Keterkaitan NRK NBK TNB I FAKTOR INTERNAL Kekuatan Bekerja sama dalam satu komunitas 8,8 5,94 x ,94 55,8 56, Integralitas orientasi 8,8 5,94 5 x ,5 65,63 66,56 3 Manajemen produksi profesional,5 4,5 5 4 x ,88 35,94 36,44 4 Tidak terjadi asimetris informasi investasi 6,5 3, x ,6,89 3,8 5 Tidak terjadi monopoli perdagangan 6,5 3, x ,56 6, 6, 88,3 Kelemahan 6 Moral hazard, petani tidak dapat bekerja dengan baik,5, x 3 4 4,88 3,44 3,69 7 Lemah dalam bargaining position dengan tengkulak,5, x ,44 3,47 3,7 8 Akses pemerintah 6,5 3,9 x ,75,94,3 9 Penelitian teknologi 6,5 4, x 5 3 4,8,33,58 77, II FAKTOR EKSTERNAL Peluang Kerjasama dengan pihak lain yang terkait 8, 3, x ,3 56,8 57,36 Tata niaga dapat berkembang menjadi fairness economic 9,9 4, x ,88 35, 35,59 Sosial, ekonomi dan budaya masyarakat mendukung 9,9 5, x 3,56 3,9 3,75 3 Program pemerintah yang mendukung petani 9,9 3, x 3 3,38,59,86 38,55 Ancaman 4 Moral hazard dalam sharing profit 8, 3, x,3,45, 5 Terjadi moral hazard pedagang tengkulak 8, 4, x 4,94 35, 35,95 6 Terjadi asimetris informasi kondisi pasar 9,9 4, x,5,73 3,9 7 Kebijakan pemerintah yang tidak mendukung petani jamur 9,9, x,94 8,5 8,6 88,65

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi. Lokasi penelitian ini di Kelompok Wanita Tani (KWT) P4S (Pusat Pelatihan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi. Lokasi penelitian ini di Kelompok Wanita Tani (KWT) P4S (Pusat Pelatihan 45 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Wilayah Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di Kelompok Wanita Tani (KWT) P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan) Nusa Indah berada di Desa Sukamantri,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIFITAS FINANSIAL SERAIWANGI

ANALISIS SENSITIFITAS FINANSIAL SERAIWANGI ANALISIS SENSITIFITAS FINANSIAL SERAIWANGI Chandra Indrawanto Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik ABSTRAK Minyak seraiwangi merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Sekitar 40% produksi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rincian Biaya dan Penerimaan Usaha Budidaya Jamur Tiram Siklus Tanam Pertama Tahun 2014

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rincian Biaya dan Penerimaan Usaha Budidaya Jamur Tiram Siklus Tanam Pertama Tahun 2014 42 LAMPIRAN Lampiran. Rincian Biaya dan Penerimaan Usaha Budidaya Jamur Tiram Siklus Tanam Pertama Tahun 204 Uraian Volume Harga Satuan Jumlah -----------------------Rp---------------------.Biaya Variabel

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari 47 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011. 3.2 Bahan dan alat Bahan yang di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL AGROINDUSTRI PENYULINGAN AKAR WANGI DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

ANALISIS FINANSIAL AGROINDUSTRI PENYULINGAN AKAR WANGI DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT ANALISIS FINANSIAL AGROINDUSTRI PENYULINGAN AKAR WANGI DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT Chandra Indrawanto Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik ABSTRAK Minyak akar wangi merupakan salah satu ekspor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur Tiram Putih. makro dan spesies diantaranya mempunyai nilai sebagai bahan makanan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur Tiram Putih. makro dan spesies diantaranya mempunyai nilai sebagai bahan makanan dan 19 TINJAUAN PUSTAKA Jamur Tiram Putih Menurut penelitian terakhir, sampai saat ini ada sekitar 12.000 spesies jamur makro dan 2.000 spesies diantaranya mempunyai nilai sebagai bahan makanan dan obat-obatan.

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN KELEMBAGAAN USAHA JAMUR TIRAM PUTIH UNTUK PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KUSTIN BINTANI MEIGANATI

ANALISIS FINANSIAL DAN KELEMBAGAAN USAHA JAMUR TIRAM PUTIH UNTUK PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KUSTIN BINTANI MEIGANATI ANALISIS FINANSIAL DAN KELEMBAGAAN USAHA JAMUR TIRAM PUTIH UNTUK PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KUSTIN BINTANI MEIGANATI ILMU PENGETAHUAN KEHUTANAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu bisnis yang dinilai prospektif saat ini. Karakteristik investasi dibidang perkebunan kelapa sawit teramat berbeda

Lebih terperinci

6,25 6,25 6,00 5,75 6,13 5,75 6,88 5,25 6,50 6,75 Rata-rata Suku Bunga 6,20. Lampiran 2. Tingkat inflasi berdasarkan perhitungan inflasi tahun 2011.

6,25 6,25 6,00 5,75 6,13 5,75 6,88 5,25 6,50 6,75 Rata-rata Suku Bunga 6,20. Lampiran 2. Tingkat inflasi berdasarkan perhitungan inflasi tahun 2011. LAMPIRAN Lampiran 1. Nilai rata-rata suku bunga deposito (jangka waktu 12 bulan) per Juli 2011. No Nama Bank Suku Bunga (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bank Mandiri BNI BRI BCA BII Bank Permata Bank Bukopin Bank

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usahatani Bachtiar Rifai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis Kemitraan

II. LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis Kemitraan II. LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis Kemitraan Kemitraan pada dasarnya mengacu pada hubungan kerjasama antar pengusaha yang terbentuk antara usaha kecil menengah (UKM) dengan usaha besar. Kemitraan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Wangunjaya Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama satu

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Kuesioner kelayakan usaha KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli - September 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah usaha

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM Karya Ilmiah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah LINGKUNGAN BISNIS Disusun Oleh : Nama : Danang Pari Yudhono NIM : 11.12.6017 Kelas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di UPR Citomi Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL KONSENTRASI MANAJEMEN KONSTRUKSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra

III. METODE PENELITIAN. Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra produksi ayam pedaging di Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah, dengan jumlah peternakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dalam Hutan Tanaman adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam Hutan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR Oleh: Candra Santosa 1119151001 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan pengembangan bisnis merupakan suatu analisis mendalam mengenai aspek-aspek bisnis yang akan atau sedang dijalankan, untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN

KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU Dusun PENGENALAN TEMPAT Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Sumatera Utara No urut sampel PETUGAS

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

ANALISISS KELAYAKAN INVESTASI PADA THE NEST CONDOTEL NUSA DUA

ANALISISS KELAYAKAN INVESTASI PADA THE NEST CONDOTEL NUSA DUA ANALISISS KELAYAKAN INVESTASI PADA THE NEST CONDOTEL NUSA DUA TUGAS AKHIR I Oleh : Putu Bagus Andre Septiana NIM: 1104105067 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 i PERNYATAAN Yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perumahan Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seluruhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perusahaan Jamur NAD terdiri dari dua unit bisnis yaitu usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

LEAST COST METHOD DAN MUTUALLY EXCLUSIVE DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

LEAST COST METHOD DAN MUTUALLY EXCLUSIVE DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB LEAST COST METHOD DAN MUTUALLY EXCLUSIVE DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Terbatasnya dana, waktu, dan tenaga dalam mengerjakan suatu bisnis telah mendorong para investor atau pihak manajemen untuk mengadakan

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI Silvana Maulidah, SP, MP Lab of Agribusiness Analysis and Management, Faculty of Agriculture, Universitas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha peternakan sapi di CV. Anugrah farm merupakan peternakan yang berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang berbobot 200 kg sampai dengan 300

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka 1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci