BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Fanny Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dolomit Mineral dolomit merupakan variasi dari batu gamping (CaCO 3 ) dengan kandungan mineral karbonat > 50%. Istilah dolomit pertama kali digunakan untuk batuan karbonat tertentu yang terdapat di daerah Tyrolean Alpina (Pettijohn, 1956). Dolomit dapat terbentuk baik secara primer maupun sekunder. Secara primer dolomit biasanya terbentuk bersamaan dengan proses mineralisasi yang umumnya berbentuk urat-urat. Secara sekunder, dolomit umumnya terjadi karena terjadi pelindihan (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut kedalam batugamping atau istilah ilmiahnya proses dolomitisasi. Proses dolomitisasi adalah proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomit. Hal-hal yang mempengaruhi pembentukan dolomit yaitu tekanan air laut yang banyak mengandung unsur magnesium dalam jangka waktu yang relatif lama. Dolomit berwarna putih keabuabuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,50-4,00, bersifat pejal, berat jenis antara 2,80-2,90, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan. Klasifikasi dolomit dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas kandungan unsur magnesium (Mg), kandungan mineral dolomit dan unsur kalsium (Ca). Kandungan unsur magnesium ini menentukan nama dolomit tersebut. Misalnya, batugamping mengandung 10 % MgCO 3 disebut batu gamping dolomitan, sedangkan bila mengandung 19 % MgCO 3 disebut dolomit (Tabel 2.1) Tabel 2.1 Pengklasifikasian Dolomit Berdasarkan Kandungannya No. Nama Batuan Kadar dolomit (%) Kadar MgO(%) 1 Batu gamping 0-5 0,1-1,1 2 Batugamping magnesium ,1-2,2 3 Batugamping dolomit ,2-10,9 4 Dolomit berkalsium ,9-19,7 5 Dolomit ,7-21,8 ( Pettijhon, 1956)
2 2.2 Potensi Penyebaran Dolomit di Indonesia Menurut Tushadi, (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomit hampir di sebagian besar daerah di Indonesia, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batu gamping. Tetapi yang mempunyai jumlah sumberdaya cukup besar adalah di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura serta Papua. Tabel 2.2 Lokasi Terdapatnya Dolomit Di Indonesia No. Lokasi Keterdapatan Keterangan 1 Nangroe Aceh Darussalam Aceh Tenggara, desa Kungki berupa marmer dolomit. Cadangan berupa sumberdaya dengan kandungan MgO = 19%. 2 Sumatera Utara Dairi,(Ds.Kempawa Kec.Tanah Pinem), Karo, (Ds kutakepar,kec.tiganderket, Ds. Lau Buluh, Kec. Kuta Buluh) 3 Sumatera Barat Daerah Gunung Kajai. (terletak antara Bukittinggi - Payakumbuh). Umur diperkirakan Permokarbon. 4 Jawa Barat Daerah Cibinong, yaitu di Pasir Gedogan. Dolomit di daerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan putih serta termasuk batu gamping dolomitan yang bersifat keras, kompak dan kristalin. 5 Jawa Tengah 10 km timur laut Pamotan. Endapan batuan dolomit dan batu gamping dolomitan. 6 Jawa Timur Gunung Ngaten dan Gunung Ngembang, Tuban, Formasi batugamping Pliosen. MgO = 18,5% sebesar 9 juta m3, kandungan MgO = 14,5% sebesar 3 juta m3,. Tamperan, Pacitan. Cadangan berupa sumberdaya dengan cadangan sebesar puluhan juta ton. Kandungan MgO = 18%. Sekapuk, sebelah Utara Kampung Sekapuk (Sedayu Tuban). Terdapat di Bukit Sekapuk, Kaklak dan Malang, formasi gamping umur Pliosen, ketebalan 50 m, bersifat lunak dan berwarna putih. Cadangan sekitar 50 juta m3; Kandungan MgO di Sekapuk (7,1-20,54%); di Sedayu (9,95-21,20 %); dan di Kaklak (9,5-20,8%), Gunung Lengis, Gresik. Cadangan sumberdaya, dengan kandungan MgO = 11,1-20,9 %, merupakan batuan dolomit yang bersifat keras, pejal, kompak dan kristalin. Socah, Bangkalan, Madura; satu km sebelah Timur Socah.
3 Cadangan 430 juta ton dan sumberdaya. Termasuk Formasi Kalibeng berumur Pliosen, warna putih, agak lunak, sarang. Ada di bawah batugamping dengan kandungan MgO 9,32-20,92%. Pacitan, Sentul dan Pancen; batugamping dolomitan 45,5-90,4%, berumur Pliosen. Di Bukit Kaklak, Gresik endapan dolomit terdapat dalam formasi batugamping Pliosen, tebal + 35 m dan cadangan sekitar 70 juta m3. 7 Sulawesi Selatan di Tonassa, dolomit berumur Miosen dan merupakan lensa-lensa dalam batu gamping. 8 Propinsi Papua Propinsi Papua, di Abe Pantai, sekitar Gunung Sejahiro, Gunung Mer dan Tanah Hitam; kandungan MgO sebesar 10,7 21,8%, dan merupakan lensa-lensa dalam batugamping Proses Pembuatan Magnesium karbonat Proses pembuatan magnesium karbonat yaitu : 1. Osian Marine Process Pembuatan Magnesium karbonat yang menggunakan Magnesium klorida direaksikan dengan soda abu di dalam reaktor. Selanjutnya presipitat dihidrolisis, disaring, dicuci kemudian dikeringkan. Setelah menyelesaikan langkah ini, produk akhir akan diperoleh dalam bentuk bubuk cahaya putih. Produk bubuk putih ini kemudian siap untuk pengiriman. Reaksi: MgCl 2 + Na 2 CO 3 MgCO NaCl ( 2011). 2. Pattinson Process Pembuatan magnesium karbonat yang dihasilkan dari ekstraksi batuan dolomit. Dimana, dolomit dihancurkan kemudian dipanggang di dalam furnace dengan suhu C. Kemudian dicampur dengan air setelah itu direaksikan dengan gas CO 2 untuk menghasilkan magnesium bikarbonat dengan reaksi: Mg(OH) 2 Ca(OH) 2(l) + 3 CO 2(g) CaCO 3(s) + Mg(HCO 3 ) 2(l) + H 2 O (l) Selanjutnya Magnesium bikarbonat yang terbentuk dipanaskan untuk membentuk Magnesium karbonat presipitat dengan reaksi :
4 Mg(HCO 3 ) 2(l ) C MgCO 3(s) + H 2 O (l) + CO 2(g) (Ladoo dan Migers, 1986) 2. 4 Dasar Pemilihan Proses Pemilihan proses dilakukan dengan membandingkan keuntungan dan kerugian semua proses pembuatan magnesium karbonat yang telah diuraikan di atas sebagai berikut: Tabel 2.3. Perbandingan proses pembuatan Magnesium karbonat No Keterangan Jenis Proses 1 Kondisi Operasi Osean Marine 1 atm, o C Pattinson 1 atm, o C 2 Yield 90 % 96 % 3 Kemurnian 98 % 98 % 4 Peralatan Proses Membutuhkan sedikit peralatan Membutuhkan banyak peralatan 5 Bahan baku Mudah di dapat tetapi dari luar daerah, harga relatif mahal Mudah didapat di daerah sekitar pabrik, harga murah Pemilihan proses dilakukan dengan membandingkan keuntungan dan kerugian semua proses pembuatan magnesium karbonat yang telah diuraikan di atas. Berdasarkan dua metode proses produksi tersebut, maka dipilih menggunakan metode proses yang kedua yaitu proses produksi magnesium karbonat dengan menggunakan metode Pattinson Process, karena pertimbangan konversi dan bahan baku magnesium karbonat yang dihasilkan lebih besar dari metode proses yang pertama.
5 2. 5 Deskripsi Proses Pattinson dan Sifat Sifat Bahan Baku Serta Produk Deskripsi Proses Proses pembuatan Magnesium Karbonat (MgCO 3 ) terdiri dari tiga tahap yaitu: 1. Persiapan bahan baku 2. Proses pencampuran 3. Pemurnian Tahapan persiapan bahan baku Bahan baku yang digunakan adalah batu dolomit, dimana komposisi batu dolomit adalah : Calcium % Ca % CaO Magnesium % Mg % MgO Carbon % C % CO 2 Oxygen % O % % = TOTAL OXIDE (Sumber : webmineral.com, 2011) Dari gudang bahan baku, batu dolomit diangkut menuju alat penghancur pada kondisi temperatur 30 0 C dan tekanan 1 atm, dilakukan pengecilan ukuran hingga 50 mesh lalu dimasukkan ke dalam furnace yang menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya, untuk dikalsinasi pada suhu c dan tekanan 1 atm, reaksi yang terjadi sebagai berikut : CaMg(CO 3 ) 2(s) C MgOCaO (s) + 2 CO 2(g) (Dolomit) Dengan asumsi 99,9% batu dolomit terkonversi menjadi MgOCaO (burnt rock). Gas CO 2 hasil dari kalsinasi dihisap untuk mendapatkan CO 2 yang akan direaksikan kembali di reaktor I. MgOCaO (burnt rock) hasil dari furnace dimasukkan ke dalam Cooler Conveyor untuk diturunkan temperaturnya menjadi 30 0 C dengan cara dihembuskan dengan udara. Lalu dimasukkan ke dalam Hammer Mill pada kondisi temperatur 30 0 C dan tekanan 1 atm untuk dihaluskan kembali sampai menjadi serbuk dengan ukuran partikel yamg diseragamkan dengan menggunakan ayakan 100 mesh.
6 Tahapan Proses Pencampuran a Proses Slacking Dari Hammer Mill dengan menggunakan Bucket Elevator dimasukkan kedalam Mixing Tank untuk dilarutkan dengan H 2 O dengan rasio 10% padatan MgOCaO(burnt rock) pada kondisi operasi 30 0 C dan tekanan 1 atm sehingga terbentuk larutan Kalsium,Magnesium hidroksida (Ca(OH) 2 Mg(OH) 2 ) b Proses Karbonatasi Dari Mixing Tank, larutan dialirkan dengan pompa kedalam Reaktor untuk direaksikan kembali dengan gas CO 2 hasil dari furnace dengan kondisi operasi 10 0 C dan 1 atm. Gas CO 2 sebelumnya di dalam Cooler diturunkan suhunya hingga 30 0 C dan siap direaksikan di reaktor. Reaksi yang terjadi sebagai berikut : Mg(OH) 2 Ca(OH) 2(l) + 3 CO 2(g) dimana terbentuk asumsi 99% Mg(HCO 3 ) 2. CaCO 3(s) + Mg(HCO 3 ) 2(l) + H 2 O (l) Tahapan Pemurnian Hasil dari reaktor kemudian dialirkan ke dalam Filter Press pada suhu 10 0 C dan 1 atm, untuk memisahkan larutan Mg(HCO 3 ) 2 dari endapan CaCO 3 dengan asumsi efisiensi 95%. Larutan Mg(HCO 3 ) 2 dimasukkan ke dalam Dekanter untuk mengurangikadar air, lalu diteruskan ke Reaktor II untuk memperoleh endapan putih (MgCO 3 ) dan mengurangi kandungan air pada kondisi temperatur C dan tekanan 1 atm dengan asumsi efisiensi 99,9%. Reaktor II memakai saturated steam sebagai pemanasnya. Reaksi yang terjadi sebagai berikut : Mg(HCO 3 ) 2(l ) C MgCO 3(s) + H 2 O (l) + CO 2(g) Endapan MgCO 3 (Dipinget) hasil dari Reaktor II lalu dimasukkan kedalam bak penampung produk dan disimpan di gudang produk. Gas CO 2 dan uap air hasil furnace akan dimasukkan ke Kondensor untuk mengubah fasa uap air menjadi air dan menurunkan suhunya menjadi 30 0 C. Air dan gas CO 2 dilewatkan ke alat Separator untuk dipisah. Gas CO 2 yang telah dipisah dihisap lalu direaksikan kembali di Reaktor I.
7 Sifat-sifat Bahan Baku dan Produk Dolomit Rumus Molekul : CaMg(CO 3 ) 2 Warna Putih : abu-abu hingga pink Habit Kristal : Kristal tabular, permukaan menyerupai kurva dan columnar, dapat berupa stalaktit, berbutir, padat. Sistem kristal : trigonal - rhombohedral, bar3 Kembaran : Sederhana Belahan : Rhombohedral (3 planes) Hancuran : Getas - conchoidal Skala Mohs kekerasan : 3.5 to 4 Kilap : Mutiara Cerat : Putih Specific gravity (Sg) : Sifat oprik : Uniaxial (-) Refractive index : nω = nε = Birefringence : δ = (Tushadi,1990) Energi pembentukan : -2338,2 kj/kmol Cp : 167,784 kj/kmol ( K) (Anonim,2011) Air Rumus Molekul Fasa Titik Didih Titik Beku Temperatur Kritis : H 2 O : 18 kg/mol : Liquid : 100 o C pada tekanan 1 atm : 0 0 C pada tekanan 1 atm : 374,15 0 C
8 Entropi Molar : 65,84 JK -1 mol -1 Tekanan Kritis : 218,3 atm Spgr : 1 Cp, kj/kmol 0 K :183+0,472T-1,3388 x 10-7 T 2 +1,3142x 10T -4 T 3 ( Perry, 1997) Panas Pembentukan : -285,84 kj/kmol Energi Bebas : kj/kmol Magnesium karbonat Rumus Molekul : MgCO 3 Warna : 84,3139 kg/kmol : putih Densitas : 2,958 g/cm 3 Fasa Titik Lebur Bentuk Kristal : padat : C pada tekanan 1 atm : trigonal Refractive index : n D = 1,717 Cp : 70,7096 kj/kmol (298 K) Kelarutan : 1.0 x 10-5 Panas Pembentukan : -1094,95 Kj/Kmol Kalsium karbonat Rumus Molekul : CaCO 3 Warna Fasa : 100 kg/kmol : Putih : Padat Spgr : 2,93 Densitas : 2,83 gr/cm 3
9 Bentuk Kristal : Orthorombic Titik Lebur : C pada tekanan 1 atm Cp, Kj/kmol 0 K : 12,572+2,637x10-3 T 3,12x10 5 T( K) (Perry, 1997) Panas Pembentukan : -1211,268 kj/kmol Energi Pembentukan : kj/kmol Energi Bebas : kj/kmol Magnesium Oxide Rumus Molekul Phase Warna : MgO : 40 kg/kmol : padat : putih Spgr : 3,65 Densitas : 3,6 gr/cm 3 Titik didih Titik lebur : C pada tekanan 1 atm : C pada tekanan 1 atm Cp, kj/kmol 0 : 77,78 kj/kmol ( K) (Perry, 1957) Panas Pembentukan : -116,87 kj/kmol Kalsium oxide Rumus Molekul Phase Warna : CaO : 56,08 kg/kmol : padat : putih Spgr : 3,33
10 Densitas : 3,6 gr/cm 3 Titik didih : C pada tekanan 1 atm Titik lebur : C pada tekanan 1 atm Cp, kj/kmol 0 : 77,78 kj/kmol ( K) (Perry, 1957) Panas Pembentukan : 116,87 kj/kmol Magnesium hidroksida Rumus Molekul : Mg(OH) 2 Phase : 58 kg/kmol : padat Spgr : 2,4 Densitas : 2,36 gr/cm 3 Cp, kj/kmol 0 : 230,02 kj/kmol ( K) Panas Pembentukan ph : 10 : -438,97 kj/kmol Kalsium hidroksida Rumus Molekul : Ca(OH) 2 Phase Warna : 74,09 kg/kmol : padat : putih Spgr : 2,5 Densitas : 1,24 gr/cm 3 Titik didih Titik lebur : C pada tekanan 1 atm : C pada tekanan 1 atm Cp, kj/kmol 0 : 230,02 ( K)
11 Panas Pembentukan : -438,97 kj/kmol ph : 12, Karbon dioksida Rumus Molekul : CO 2 Phase : 44,01 kg/kmol : gas Spgr : 1,53 Densitas uap : 1,873 kg/m 3 Titik didih Titik beku : -78,5 0 C pada tekanan 1 atm : -56,6 0 C pada tekanan 1 atm Cp, kj/kmol 0 : 19+7,9629x10-8 T-7,37x10-5 T 2 +3,7457x10-2 T 3 - Panas Pembentukan 8,13x10-12 T 4 ( K) : -393,52 kj/kmol
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa
II. DESKRIPSI PROSES A. Macam - Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses
II. DESKRIPSI PROSES A. Macam- Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan pembangunan di Indonesia pada era globalisasi ini semakin meningkat yang ditandai dengan banyaknya pembangunan fisik, sehingga kebutuhan
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: 1. Proses Recovery reaksi samping pembuatan soda ash ( proses solvay ) Proses solvay
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang, memiliki banyak industri pembuatan garam dari penguapan air laut. Setiap tahun Indonesia memproduksi
Lebih terperinciBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROPINSI SUMATERA UTARA M E D A N
LAPORAN AKHIR KAJIAN DEPOSIT BAHAN BAKU UNTUK PENGEMBANGAN PUPUK KISERIT DI SUMATERA UTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROPINSI SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 0 9 KATA PENGANTAR Puji syukur dihaturkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Magnesium Sulfat merupakan salah satu jenis garam. Magnesium Sulfat memiliki banyak jenis. Dimana masing - masing jenis ini memiliki fungsi tertentu. Hal ini
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. adalah sistem reaksi serta sistem pemisahan dan pemurnian.
BAB II DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemrosesan yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN BATU DOLOMIT SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL
PENGARUH PENGGUNAAN BATU DOLOMIT SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh: Mulyati 1), Bonny Saputra 2) dan Sepni Nardon 3) 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Senyawa Senyawa Magnesium Magnesium merupakan unsur kimia di dalam sistem berkala yang mempunyai simbol Mg bernomor atom 12 dan mempunyai berat atom 24,31. Magnesium berasal
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Seiring dengan berkembangnya globalisasi, produk industri setiap negara dapat keluar masuk dengan lebih mudah yang menyebabkan persaingan antar setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kalsium Klorida Kalsium klorida, CaCl 2, merupakan salah satu jenis garam yang terdiri dari unsur kalsium (Ca) dan klorin (Cl). Garam ini berwarna putih dan mudah larut dalam
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN
Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Pemilihan Proses Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Produk Kuprisulfatpentahidrat Kegunaan kupri sulfat pentahidrat sangat bervariasi untuk industri. Adapun kegunaannya antara lain : - Sebagai bahan pembantu fungisida
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada
Lebih terperinciPABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK
PABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK Oleh : ALIFUDDIN ROZAQ 063101 0081 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
Lebih terperinci1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada bidang
Lebih terperinciDESKRIPSI PROSES. Untuk pembuatan gipsum terdiri dari tiga jenis proses, yaitu: Penghancuran batu-batuan ini dengan menggunakan alat primary crusher
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-jenis Proses Pembuatan Gipsum Untuk pembuatan gipsum terdiri dari tiga jenis proses, yaitu: 2.1 Pembuatan Gipsum dari Gypsum Rock Proses pembuatan gipsum dari rock yaitu dengan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam
BAB II DESKRIPSI PROSES Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated lime (kapur yang di-airkan).
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA
SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA 3306100095 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Batasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Dalam era industrialisasi, pertumbuhan industri di indonesia terutama industri kima semakin mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik Perekonomian bangsa yang belum stabil, banyak disebabkan oleh. tingginya suhu politik dan keamanan yang belum terjamin. Pada masa sulit seperti ini,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Pupuk Pupuk merupakan unsur hara tanaman yang sangat diperlukan oleh tanaman dalam proses produksi. Ada beberapa 2 jenis pupuk, yaitu 1. Pupuk organik yaitu
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN
LAPORAN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS 415.000 TON PER TAHUN Oleh : DLIA ISLAMICA Dosen Pembimbing 1. Dr. Ir. H. Ahmad M Fuadi, MT 2. Emi Erawati,
Lebih terperinciPabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi
Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Nurul Istiqomah (2309 030 075) Rini Rahayu (2309 030 088) Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Danawati Hari Prajitno, M.Pd NIP : 19510729 198603
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan deterjen semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah keluarga di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, peningkatan jumlah kepala
Lebih terperinciBAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik,
BAB II PERANCANGAN PRODUK 2.1 Produk Utama 2.1.1.Gas Hidrogen (H2) : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik, polyester, dan nylon, dipakai untuk proses desulfurisasi minyak bakar dan bensin dan
Lebih terperinciRekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas
Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas Disusun Oleh : PANDHU BAHARI 2304 100 122 FARID RAHMAWAN 2304 100 115 Dosen Pembimbing Prof.Dr.Ir. Achmad Roesyadi, DEA Laboratorium Teknik Reaksi
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI
PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI Nurul Fitria Apriliani 1108 100 026 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kalsium Klorida Kalsium klorida (CaCl 2 ) merupakan salah satu jenis garam yang terdiri dari unsur kalsium (Ca) dan klorin (Cl). Garam ini berwarna putih dan mudah larut dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Nitrometana Nitrometana merupakan senyawa organik yang memiliki rumus molekul CH 3 NO 2. Nitrometana memiliki nama lain Nitrokarbol. Nitrometana ini merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sejarah dan Perkembangan Furfural pertama kali diisolasi tahun 1832 oleh ilmuwan kimia jerman bernama Johan Dobreiner dalam jumlah yang sangat sedikit dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian batubara sebagai sumber energi telah menjadi salah satu pilihan di Indonesia sejak harga bahan bakar minyak (BBM) berfluktuasi dan cenderung semakin mahal.
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis-Jenis Proses Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum
Lebih terperinciBAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,
7 BAB II URAIAN PROSES 2.1. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul C 6 H 5 CH 2 OH. Proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Molase Molase adalah hasil samping dari proses pembuatan gula tebu. Meningkatnya produksi gula tebu Indonesia sekitar sepuluh tahun terakhir ini tentunya akan meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sodium Laktat Sodium laktat (CH 3 CHOHCOONa) atau dengan nama lain Sodium 2- hydroxypropanoatenatrium merupakan garam alami yang berasal dari fermentasi asam laktat dari sumber
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI PROSES
BAB II. DESKRIPSI PROSES Proses pembuatan Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD) dipilih berdasarkan bahan baku yang akan digunakan karena proses yang akan berlangsung dan produk yang akan dihasilkan akan
Lebih terperinciTESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH
TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH Oleh: Oktavina G. LP. Manulangga 330 8201 014 Latar Belakang dan Permasalahan Mata air Namosain di Kota Kupang memiliki tingkat kesadahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia di indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan hal itu kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang dalam industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetanilida Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kalsium Klorida Kalsium klorida (CaCl 2 ) merupakan salah satu jenis garam yang terdiri dari unsur kalsium (Ca) dan klorin (Cl). Garam ini berwarna putih dan mudah larut dalam
Lebih terperinciSINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN
LAPORAN TUGAS AKHIR SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN Oleh: Lisma Dian K.S (1108 100 054) Pembimbing: Drs. Suminar Pratapa, M.Sc., Ph.D. 1
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Stearat Monoetanolamida Asam stearat monoetanolamida mempunyai rumus molekul HOCH 2 CH 2 NHCOC 17 H 35 dan struktur molekulnya Gambar 2.1 Struktur molekul Asam stearat
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Pada proses pembuatan asam salisilat dapat digunakan berbagai proses seperti:
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pada proses pembuatan asam salisilat dapat digunakan berbagai proses seperti: Proses Kolbe dan Kolbe Schmit. 1. Proses Kolbe Asam pertama kali ditemukan oleh R. Piria
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dimetil Eter Dimetil Eter (DME) adalah senyawa eter yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3 OCH 3. Dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether. Jika DME dioksidasi
Lebih terperinciNAMA : CRISTOPEL L TOBING NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES
14 BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku a. CPO (Minyak Sawit) Untuk membuat biodiesel dengan kualitas baik, maka bahan baku utama trigliserida yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hexamine Hexamine merupakan produk dari reaksi antara amonia dan formalin dengan menghasilkan air sebagai produk samping. 6CH 2 O (l) + 4NH 3(l) (CH 2 ) 6 N 4 + 6H 2 O Gambar
Lebih terperinciLAMPIRAN A NERACA MASSA
LAMPIRAN A NERACA MASSA Basis perhitungan Satuan Berat Kapasitas produksi Waktu operasi Bahan baku : 1 jam operasi : Kilogram (kg) : 8.000 ton/tahun : 0 hari/tahun : CaMg(CO ) (Dolomit) Produk : MgCO Berat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Fenil Asetat Asam fenil asetat disebut dengan nama lain asam α-toluic, asam benzen asetat, asam alfa tolylic dan asam 2-fenil asetat (Wikipedia, 2012b). Asam fenil asetat
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER
PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan
Lebih terperinci: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan
AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gliserol Gliserol dengan nama lain propana-1,2,3-triol, atau gliserin, pada temperatur kamar berbentuk cairan memiliki warna bening seperti air, kental, higroskopis dengan rasa
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG 4. Indonesia Mt
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Batubara adalah sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen.namun demikian, batubara juga
Lebih terperinciPEMANFAATAN AIR LAUT PADA PEMBUATAN Mg(OH) 2 DENGAN PENAMBAHAN Ca(OH) 2 DARI DOLOMIT
Pemanfaatan Air Laut Pada Pembuatan Mg (OH) (Suprihatin) 19 PEMANFAATAN AIR LAUT PADA PEMBUATAN Mg(OH) DENGAN PENAMBAHAN Ca(OH) DARI DOLOMIT Suprihatin Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT Pertamina EP adalah anak perusahaan dari PT Pertamina (PESERO) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi minyak bumi. Salah satu lokasi dari
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.
Lebih terperinciRECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)
RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC) Ninik Lintang Edi Wahyuni Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir Ds Ciwaruga, Bandung 40012
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS-JENIS PROSES Proses pembuatan metil klorida dalam skala industri terbagi dalam dua proses, yaitu : a. Klorinasi Metana (Methane Chlorination) Reaksi klorinasi metana terjadi
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang meningkat saat ini, diharapkan dapat menciptakan pembangunan industri sebagai usaha dalam menciptakan struktur ekonomi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Di zaman yang semakin berkembang dan modern ini, Indonesia perlu lebih meningkatkan taraf hidup bangsa yaitu dengan pembangunan dalam sektor industri.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sejarah dan Perkembangan Furfural pertama kali diisolasi tahun 1832 oleh ilmuwan kimia jerman bernama Johan Dobreiner dalam jumlah yang sangat sedikit dari
Lebih terperinciPENGENALAN PABRIK INDUSTRI KAPUR D I S U S U N
PENGENALAN PABRIK INDUSTRI KAPUR D I S U S U N OLEH ; 1. M. Agung Azhari ( 0611 4041 1503) 2. Moch Fariz Dimyati ( 0611 4041 1505) 3. Nova Rachmadona ( 0611 4041 1508) Dosen Pembimbing : Meilianti,S.T.,M.T.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Phthalic Acid Anhydride (1,2-benzenedicarboxylic anhydride) Phthalic acid anhydride pertama kali ditemukan oleh Laurent pada tahun 1836 dengan reaksi oksidasi katalitis ortho
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Kalsium Asetat dan Magnesium Asetat Kalsium asetat dan magnesium asetat merupakan garam-garam asetat dimana hidrat yang stabil ada dalam bentuk monohidrat
Lebih terperinciDesember 2012 JURNAL TUGAS AKHIR. REANATA KADIMA GINTING ( )
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakng merupakan bahan bangunan yang terbuat campuaran kerikil, pasir, semen dan air dengan perbandingan tertentu. Seiring berjalanya waktu pemakaian beton sangat pesat dalam
Lebih terperinciLATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2
Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sodium Stirena Sulfonat Sodium stirena sulfonat merupakan senyawa jenis polimer turunan dari stirena yang mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri
Lebih terperinciSKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )
SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia
Lebih terperinciJurnal Teknologi Kimia Unimal
Jurnal Teknologi Kimia Unimal 1:1 (November 2012) 12-22 Jurnal Teknologi Kimia Unimal homepage jurnal: www.ft.unimal.ac.id/jurnal_teknik_kimia Jurnal Teknologi Kimia Unimal PEMANFAATAN ABU JERAMI PADI
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI
No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 6 BAB IV STOIKIOMETRI A. HUKUM GAY LUSSAC Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas yang bereaksi dan volum gas hasil reaksi berbanding
Lebih terperinciASAM SALISILAT DARI PHENOL DENGAN PROSES KARBOKSILASI PRA RENCANA PABRIK
ASAM SALISILAT DARI PHENOL DENGAN PROSES KARBOKSILASI PRA RENCANA PABRIK Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Kimia Oleh : CITRA IKA LESTARI
Lebih terperinciPendahuluan BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia merupakan suatu negara yang sangat subur dan kaya akan hasil pertanian serta perikanannya, selain hal tersebut Indonesia memiliki aset
Lebih terperinciPENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION
PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas
Lebih terperinciMATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1
MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman ini memerlukan udara panas yaitu 24-30 ºC dengan perbedaan suhu musiman tidak lebih dari 6 ºC, perbedaan
Lebih terperinciGambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesa Garam Magnesium Klorida Garam magnesium klorida dipersiapkan melalui dua bahan awal berbeda yaitu bubuk magnesium oksida (MgO) puritas tinggi dan bubuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ubi Kayu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada pra rancangan pabrik ini bahan baku yang digunakan adalah ubi kayu. Ubi kayu (Manihot Esculenta Crant) termasuk dalam kelas Eupharbiaceace, dapat ditanam pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan suatu bahan bangunan yang bahan penyusunnya terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland Cement), air, agregar kasar, agregat halus, dan bahan tambah.
Lebih terperinciPABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER
PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER PRA RENCANA PABRIK Oleh : Adinda Gitawati NPM : 0831010054 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Xylitol saat ini menjadi bahan pemanis yang tergolong bunga gula. Pemanfaatan xylitol semakin digemari karena sifatnya yang baik bagi kesehatan seperti mencegah
Lebih terperinciAjeng Rahmasari NIM 12/330087/TK/
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk 254,9 juta orang dan akan terus meningkat setiap saatnya. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan
Lebih terperinciHubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan
STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan
Lebih terperinciBAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,
7 BB II URIN PROSES.. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul 6 H 5 H OH. Proses pembuatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan mesin pada awalnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
Lebih terperinciGOLONGAN IIA. Dra. Sri Wardhani, M.Si. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya
GOLONGAN IIA Dra. Sri Wardhani, M.Si. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Unsur-unsur golongan IIA adalah : Unsur Simbol Konfigurasi elektron Beryllium Be
Lebih terperinciKULIAH KE- 4(11) KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
KULIAH KE- 4(11) KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN FEED THE SOIL TO FEED THE PEOPLE WE FEED THE LAND THAT FEEDS THE WORLD PEMBUATAN SIFAT DAN CIRI SINTETIK PUPUK SINTETIK A.PUPUK TUNGGAL 1. PUPUK NITROGEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air. Sumber utama air yang mendukung kehidupan
Lebih terperinciAMONIUM NITRAT (NH4NO3)
AMONIUM NITRAT (NH4NO3) K E L OM P OK 4 ANG G O T A K E L OM P OK : D E B B Y D WI C. ( 15 0 0 0 2 0 12 0 ) I ND AH TR I R. ( 15 0 0 0 2 0 12 1) M U S L I M E K A A. ( 15 0 0 0 2 0 12 2 ) AD I T Y A FAHR
Lebih terperinci