BAB II. DESKRIPSI PROSES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. DESKRIPSI PROSES"

Transkripsi

1 BAB II. DESKRIPSI PROSES Proses pembuatan Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD) dipilih berdasarkan bahan baku yang akan digunakan karena proses yang akan berlangsung dan produk yang akan dihasilkan akan bergantung pada bahan baku yang akan digunakan. A. Jenis-Jenis Proses Dicalcium Phosphate dikenal juga sebagai kalsium fosfat monohydrogen yaitu dibasa calsium pospat. Zat ini berwujud bubuk putih yang tidak berbau. Zat ini biasanya ditemukan dalam bentuk dihidrat dengan rumus kimia CaHPO.H O. Proses pembuatan Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD) dapat dilakukan dengan bahan baku yang berbeda-beda. 1. Pembuatan dicalcium phosphate dihydrate dari asam fosfat (H 3 PO ) dan kalsium hidroksida (Ca(OH) ) (Jurnal Research and Design Trans IChemE Part A, 007) Proses pembuatan DCPD dengan bahan dasar H 3 PO dan Ca(OH) dilakukan pada temperatur 35 o C. H 3 PO yang digunakan memiliki kemurnian 85 % dan Ca(OH) memiliki kemurnian 96 %. Larutan Ca(OH) yang sudah terbentuk disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan impurities yang tidak terlarut. Konsentrasi larutan H 3 PO dan Ca(OH) yang digunakan adalah M. Proses

2 1 pembuatan DCPD dilakukan dengan cara mereaksikan larutan H 3 PO dan larutan Ca(OH) untuk membentuk endapan DCPD (CaHPO.H O). Setelah terbentuk endapan, maka endapan dipisahkan dari larutan induknya. Karena ukuran partikel belum sesuai dengan ukuran standar untuk feed additive pada pakan ternak maka dilakukan proses agglomerator di Granulator dengan penambahan corn starch sebagai binder (perekat). Setelah itu padatan dipisahkan dari larutan induknya kemudian dikeringkan.. Pembuatan dicalcium phosphate dihydrate dari diammonium hidrogen fosfat ((NH ) HPO ) dan kalsium klorida dihidrat (CaCl.H O) (United States Patent No. 3,095,69) Proses pembuatan DCPD dengan bahan dasar (NH ) HPO dan CaCl.H O dilakukan pada temperatur 0-65 o C. Konsentrasi larutan (NH ) HPO dan CaCl.H O yang digunakan antara 0,1 sampai 3 M. Proses pembuatan DCPD dilakukan dengan cara menambahkan larutan (NH ) HPO ke dalam larutan CaCl.H O untuk membentuk endapan DCPD (CaHPO.H O). Setelah terbentuk endapan, maka endapan dipisahkan dari larutan induknya kemudian dicuci dan dikeringkan di bawah temperatur 65 o C. Apabila proses dilakukan pada temperatur rendah maka akan dihasilkan kristal bentuk diamond dengan ukuran besar tetapi yield-nya rendah. Namun apabila dilakukan pada temperatur tinggi maka akan dihasilkan kristal bentuk kubik dengan ukuran lebih kecil dan yield akan meningkat.

3 15 3. Pembuatan dicalcium phosphate dihydrate dari potassium dihidrogen fosfat (KH PO ) dan kalsium klorida dihidrat (CaCl.H O) (Jurnal Philosophical Transactions of The Royal Society A, 010) Proses pembuatan DCPD dengan bahan dasar KH PO dan CaCl.H O dilakukan pada temperature 37 o C. KH PO yang digunakan memiliki kemurnian 99,5 % dan CaCl.H O memiliki kemurnian 99,9 %. Larutan yang sudah terbentuk disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan impurities yang tidak terlarut. Filter yang digunakan adalah Polytetrafluoroethyene (PTFE) dengan ukuran 0, µm. Konsentrasi larutan KH PO dan CaCl.H O yang digunakan antara 0,1 M. Proses pembuatan DCPD dilakukan dengan cara menambahkan larutan KH PO ke dalam larutan CaCl.H O untuk membentuk endapan DCPD (CaHPO.H O). Setelah terbentuk endapan, maka endapan dipisahkan dari larutan induknya kemudian dicuci dan dikeringkan. B. Pemilihan Proses Proses pembuatan Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD) dipilih berdasarkan pertimbangan aspek termodinamika dan aspek ekonomi: 1. Aspek Termodinamika Pemilihan proses secara termodinamika bertujuan untuk mengetahui kelayakan proses secara komersial berdasarkan pada unjuk kerja reaksi. Hal ini dilakukan berdasarkan pada perhitungan nilai G o reaksi. Perhitungan G o reaksi dilakukan dengan menggunakan data pada Tabel.1.

4 16 Tabel.1 Nilai G o bahan baku dan produk Senyawa G o (kj/mol) CaHPO.H O -.15,75 Ca(OH) -897,50 CaCl.H O -78,80 H 3 PO -1.13,60 (NH ) HPO -1.60,9 KH PO -1.15,90 HCl -95,30 KCl -08,50 NH Cl -0,90 Sumber: Standart Thermodynamic Properties of Chemical Substances a. Pembuatan dicalcium phosphate dihydrate dari asam fosfat (H 3 PO ) dan kalsium hidroksida (Ca(OH) ) Reaksi: H 3 PO (aq) + Ca(OH) (aq) CaHPO.H O (s) G o reaksi = G o produk - G o reaktan = [-.15,75 kj/mol] [-1.13,6 kj/mol + (-897,5 kj/mol)] = [-.15,75 kj/mol] [-1.13,6 kj/mol - 897,5 kj/mol] = [-.15,75 kj/mol] [-.01,1 kj/mol] = -.15,75 kj/mol +.01,1 kj/mol = -133,65 kj/mol b. Pembuatan dicalcium phosphate dihydrate dari diammonium hidrogen fosfat ((NH ) HPO ) dan kalsium klorida dihidrat (CaCl.H O) Reaksi: (NH ) HPO (aq) + CaCl.H O (aq) CaHPO.H O (s) + HN Cl (aq) G o reaksi = G o produk - G o reaktan

5 17 = [-.15,75 kj/mol + (x(-0,9 kj/mol))] [-1.60,9 kj/mol + (-78,8 kj/mol)] = [-.15,75 kj/mol + ( -05,8 kj/mol)] [-1.60,9 kj/mol 78,8 kj/mol] = [-.560,55 kj/mol] [-.351,7 kj/mol] = -.560,55 kj/mol +.351,7 kj/mol = -08,81 kj/mol c. Pembuatan dicalcium phosphate dihydrate dari potassium dihidrogen fosfat (KH PO ) dan kalsium klorida dihidrat (CaCl.H O) Reaksi: KH PO (aq) + CaCl.H O (aq) CaHPO.H O (s) + KCl (aq) + HCl (g) G o reaksi = G o produk - G o reaktan = [-.15,75 kj/mol + ( -08,5 kj/mol) + ( -95,3 kj/mol)] [-1.15,9 kj/mol + (-78,8 kj/mol)] = [-.15,75 kj/mol 08,5 kj/mol 95,3 kj/mol] [-1.15,9 kj/mol 78,8 kj/mol] = [-.658,55 kj/mol] [-.16,7 kj/mol] = -.658,55 kj/mol +.16,7 kj/mol = -93,85 kj/mol. Aspek Ekonomi Pemilihan bahan baku secara ekonomi berdasarkan pada biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg DCPD. Perhitungan biaya bahan baku dilakukan berdasarkan pada data Tabel..

6 18 Tabel. Harga Bahan Baku yang Dapat Digunakan dan Produk Bahan Harga ($/Ton) CaHPO.H O 850 Ca(OH) 10 CaCl.H O 350 H 3 PO 500 (NH ) HPO KH PO Sumber: Tanggal 19 Oktober 011. a. Pembuatan dicalcium phosphate dihydrate dari asam fosfat (H 3 PO ) dan kalsium hidroksida (Ca(OH) ) Reaksi: H 3 PO (aq) + Ca(OH) (aq) CaHPO.H O (s) Asumsi: Basis: 1 kg CaHPO.H O = 0,00581 kmol (BM= 17,09) H 3 PO yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg CaHPO.H O = kmol CaHPO.H O x BM H 3 PO = 0,00581 kmol x 98 kg/kmol = 0,569 kg Ca(OH) yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg CaHPO.H O = kmol CaHPO.H O x BM Ca(OH) = 0,00581 kmol x 7,093 kg/kmol = 0,31 kg Diketahui kapasitas produksi DCPD: kg/tahun Maka : H 3 PO yang dibutuhkan per tahun 0,569 kg H3PO 1kgCaHPO.H O x kg CaHPO.H O

7 19 = kg = 8.73,73 ton Ca(OH) yang dibutuhkan per tahun 0,31kg Ca( OH) = x kg CaHPO.H O 1 kg CaHPO.H O = kg = 1.57,398 ton Biaya bahan baku per tahun sebesar: = (8.73,73 x $ 500) + (1.57,398 x $ 10) = $ ,59 + $ ,8 = $ ,1 Biaya produksi per kg Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD): = biaya bahan baku per tahun : kapasitas produksi per tahun = $ ,1 : = $ 0,336 (asumsi $1 = Rp 9.617,00 ) = Rp. 3.35,16 Keuntungan yang diperoleh setiap 1 kg (DCPD): = harga jual produk biaya bahan baku per kg produk = $ 0,850 - $ 0,336 = $ 0,513

8 0 b. Pembuatan dicalcium phosphate dihydrate dari diammonium hidrogen fosfat ((NH ) HPO ) dan kalsium klorida dihidrat (CaCl.H O) Reaksi: (NH ) HPO (aq) + CaCl.H O (aq) CaHPO.H O (s) + HN Cl (aq) Asumsi: Basis: 1 kg CaHPO.H O = 0,00581 kmol (BM= 17,09) (NH ) HPO yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg CaHPO.H O = kmol CaHPO.H O x BM (NH ) HPO = 0,00581 kmol x 13,07 kg/kmol = 0,767 kg CaCl.H O yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg CaHPO.H O = kmol CaHPO.H O x BM CaCl.H O = 0,00581 kmol x 17,01 kg/kmol = 0,79 kg Diketahui kapasitas produksi DCPD: kg/tahun Maka : (NH ) HPO yang dibutuhkan per tahun 0,767 kg ( HN ) HPO 1kgCaHPO.H O x kg CaHPO.H O = kg = 38.37,363 ton CaCl.H O yang dibutuhkan per tahun 0,79kg CaCl.H O = x kg CaHPO.H O 1 kg CaHPO.H O

9 1 = kg = 37.79,5 ton Biaya bahan baku per tahun sebesar: = (38.37,363 x $ 1.030) + (37.79,5 x $ 350) = $ ,00 + $ ,100 = $ ,300 Biaya produksi per kg Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD): = biaya bahan baku per tahun : kapasitas produksi per tahun = $ ,300 : = $ 1,053 (asumsi $1 = Rp 9.617,00 ) = Rp ,0 Keuntungan yang diperoleh setiap 1 kg (DCPD): = harga jual produk biaya bahan baku per kg produk = $ 0,850 - $ 1,053 = - $ 0,03 c. Pembuatan dicalcium phosphate dihydrate dari potassium dihidrogen fosfat (KH PO ) dan kalsium klorida dihidrat (CaCl.H O) Reaksi: KH PO (aq) + CaCl.H O (aq) CaHPO.H O (s) + KCl (aq) + HCl (g)

10 Asumsi: Basis: 1 kg CaHPO.H O = 0,00581 kmol (BM= 17,09) KH PO yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg CaHPO.H O = kmol CaHPO.H O x BM KH PO = 0,00581 kmol x 136,09 kg/kmol = 0,791 kg CaCl.H O yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg CaHPO.H O = kmol CaHPO.H O x BM CaCl.H O = 0,00581 kmol x 17,01 kg/kmol = 0,79 kg Diketahui kapasitas produksi DCPD: kg/tahun Maka : KH PO yang dibutuhkan per tahun 0,791 kg KHPO 1kgCaHPO.H O x kg CaHPO.H O = kg = ,19 ton CaCl.H O yang dibutuhkan per tahun 0,79kg CaCl.H O = x kg CaHPO.H O 1 kg CaHPO.H O = kg = 37.79,5 ton

11 3 Biaya bahan baku per tahun sebesar: = (39.539,19 x $ 1.300) + (37.79,5 x $ 350) = $ ,990 + $ ,100 = $ ,090 Biaya produksi per kg Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD): = biaya bahan baku per tahun : kapasitas produksi per tahun = $ ,090 : = $ 1,90 (asumsi $1 = Rp 9.617,00 ) = Rp. 1.09,5 Keuntungan yang diperoleh setiap 1 kg dicalsium pospat dihidrat (DCPD): = harga jual produk biaya bahan baku per kg produk = $ 0,850 - $ 1,90 = - $ 0,0 Tabel.3 Hasil perhitungan aspek termodinamika dan aspek ekonomi Bahan Baku G o Harga Bahan Reaksi Baku Sumber Kalsium Sumber Fosfat (kj/mol) Keuntungan ($/kg produk) ($/kg produk) Ca(OH) H 3 PO -133,65 0,336 0,51 CaCl.H O (NH ) HPO -08,81 1,053-0,03 CaCl.H O KH PO -93,85 1,90-0,0

12 Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dari Tabel.3 maka dipilih proses pembuatan Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD) dari asam fosfat (H 3 PO ) dan kalsium hidroksida (Ca(OH) ). C. Uraian Proses Proses pembuatan Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD) dibagi menjadi tahap yaitu sebagai berikut: 1. Tahap penyiapan bahan baku Tahap penyiapan bahan baku ini bertujuan untuk membuat Ca(OH) solution dan mengencerkan H 3 PO solution. Pembuatan Ca(OH) solution dan H 3 PO solution dilakukan pada Mixing Tank yang berbeda. Partikel Ca(OH) yang akan dibuat menjadi solution memiliki ukuran sebesar 5 µm dengan kemurnian 96 %. Ca(OH) solution sedangkan H 3 PO yang digunakan adalah H 3 PO 85 %. Ca(OH) solution dari Mixing Tank dialirkan ke DSM Screen untuk dihilangkan impuritisnya sebelum direaksikan di Reaktor. Kedua solution ini akan dibuat dengan konsentrasi yang sama yaitu M. Pelarut yang digunakan adalah air.. Tahap reaksi di dalam Reaktor Tujuan dari tahap reaksi di dalam reaktor adalah sebagai berikut: a. Mereaksikan H 3 PO solution dan Ca(OH) solution sehingga akan terbentuk endapan Dicalcium Phosphate Dihydrate (CaHPO. H O atau DCPD). Reaksi dilakukan di reaktor CSTR yang beroperasi pada

13 5 temperatur 35 o C dan tekanan 1 atm dengan konversi Ca(OH) sebesar 95 %. b. Mempertahankan kondisi operasi reaktor. Reaksi yang berlangsung di dalam Reactor adalah sebagai berikut: H 3 PO (aq) + Ca(OH) (aq) CaHPO.H O (s) H = -16,68 kj/mol H 3 PO solution dan Ca(OH) solution dialirkan menuju Reaktor. Mol H 3 PO dan Ca(OH) yang akan direaksikan sama. Di dalam Reaktor akan terbentuk endapan CaHPO.H O. Reaksi pembentukan CaHPO.H O merupakan reaksi yang berlangsung secara eksotermis sehingga reaksi akan menghasilkan panas dan meningkatkan temparatur Reaktor. Untuk mempertahankan kondisi operasi maka ditambahkan pendingin berupa coil dengan ammonia sebagai media pendinginnya. Hasil dari Reaktor adalah endapan Dicalcium Phosphate Dihydrate (CaHPO.H O) dari campuran H 3 PO, Ca(OH) dan air. Produk dari Reaktor kemudian dialirkan menuju Centrifuge untuk dikurangi kandungan airnya. Filtrat yang dihasilkan dari Centrifuge akan dipekatkan terlebih dahulu menggunakan Evaporator sebelum di-recycle ke Reaktor karena masih mengandung air yang cukup banyak. Sedangkan padatannya akan ditransportasikan menuju Granulator untuk proses pembesaran ukuran partikel.

14 6 3. Tahap agglomeration di dalam Granulator (pembesaran ukuran partikel) Tujuan dari tahap ini adalah untuk membesarkan ukuran partikel CaHPO.H O (DCPD) sampai mencapai ukuran yang diinginkan karena partikel yang terbentuk di Reaktor masih memiliki ukuran yang halus ( ratarata 35 µm). Ukuran DCPD yang digunakan oleh pabrik pakan ternak memiliki ukuran 5 µm (U.S. Patent No.,65,867). Proses pembesaran ukuran ini dilakukan di granulator tipe High Shear Mixer. Pada proses pembesaran ini digunakan binder atau perekat berupa corn starch. Perbandingan antara DCPD dengan corn starct yang diguanakan adalah 85/15 wt/wt % (Perry s 7 th Ed, 1999, Hal: 0-7).. Tahap pemurnian Tujuan dari tahap pemurnian ini adalah untuk memisahkan endapan CaHPO.H O dari campuran H 3 PO, Ca(OH) dan air. Endapan CaHPO.H O dari campuran H 3 PO, Ca(OH) dan air yang dihasilkan dari Reaktor akan dipisahkan menggunakan Rotary Drum Vacuum Filter (RDVF). Filtrat yang dihasilkan dari RDVF akan di-recycle ke Reaktor. Sebelum direcycle, filtrat dipekatkan terlebih dahulu di Evaporator bersama dengan filtrat dari Centrifuge. Sedangkan padatan CaHPO.H O yang dihasilkan akan ditransportasikan menuju Rotary Dryer untuk dikurangi kandungan airnya pada bahan sampai %. DCPD selanjutnya ditampung di Bin sebelum dipacking.

15 7 BLOK DIAGRAM PROSES PEMBUATAN DICALCIUM PHOSPHATE DIHYDRATE DARI H 3 PO DAN Ca(OH) Gambar.1 Blog diagram proses produksi

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Pemilihan Proses Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROSES. Untuk pembuatan gipsum terdiri dari tiga jenis proses, yaitu: Penghancuran batu-batuan ini dengan menggunakan alat primary crusher

DESKRIPSI PROSES. Untuk pembuatan gipsum terdiri dari tiga jenis proses, yaitu: Penghancuran batu-batuan ini dengan menggunakan alat primary crusher II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-jenis Proses Pembuatan Gipsum Untuk pembuatan gipsum terdiri dari tiga jenis proses, yaitu: 2.1 Pembuatan Gipsum dari Gypsum Rock Proses pembuatan gipsum dari rock yaitu dengan

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Proses Pembuatan Disodium Fosfat Anhidrat Secara umum pembuatan disodium fosfat anhidrat dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957). II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis-Jenis Proses Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Proses Pembuatan Trimetiletilen Secara umum pembuatan trimetiletilen dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu pembuatan trimetiletilen dari n-butena

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. adalah sistem reaksi serta sistem pemisahan dan pemurnian.

BAB II DESKRIPSI PROSES. adalah sistem reaksi serta sistem pemisahan dan pemurnian. BAB II DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemrosesan yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang dituntut untuk giat melaksanakan pembangunan di segala bidang terutama di bidang industri. Salah satu sub industri yang sangat

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Pada proses pembuatan asam salisilat dapat digunakan berbagai proses seperti:

II. DESKRIPSI PROSES. Pada proses pembuatan asam salisilat dapat digunakan berbagai proses seperti: II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pada proses pembuatan asam salisilat dapat digunakan berbagai proses seperti: Proses Kolbe dan Kolbe Schmit. 1. Proses Kolbe Asam pertama kali ditemukan oleh R. Piria

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang dituntut untuk giat melaksanakan pembangunan di segala bidang terutama

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa II. DESKRIPSI PROSES A. Macam - Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Produk Kuprisulfatpentahidrat Kegunaan kupri sulfat pentahidrat sangat bervariasi untuk industri. Adapun kegunaannya antara lain : - Sebagai bahan pembantu fungisida

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Pupuk Pupuk merupakan unsur hara tanaman yang sangat diperlukan oleh tanaman dalam proses produksi. Ada beberapa 2 jenis pupuk, yaitu 1. Pupuk organik yaitu

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses II. DESKRIPSI PROSES A. Macam- Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci

NAMA : CRISTOPEL L TOBING NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

NAMA : CRISTOPEL L TOBING NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia tiap tahunnya mengalami peningkatan yang begitu cepat dan mempunyai dampak terhadap tumbuhnya berbagai industri yang terkait.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, 7 BAB II URAIAN PROSES 2.1. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul C 6 H 5 CH 2 OH. Proses

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam

BAB II DESKRIPSI PROSES. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam BAB II DESKRIPSI PROSES Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated lime (kapur yang di-airkan).

Lebih terperinci

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, 7 BB II URIN PROSES.. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul 6 H 5 H OH. Proses pembuatan

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES II. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II... Spesifikasi bahan baku. Epichlorohydrin Rumus Molekul : C 3 H 5 OCl Wujud : Cairan tidak berwarna Sifat : Mudah menguap Kemurnian : 99,9%

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang

BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang dihasilkan dengan mereaksikan katalis asam dengan asetaldehida. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES. Potassium karbonat memiliki beberapa nama lain yaitu : kalium karbonat, carbonate

BAB II PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES. Potassium karbonat memiliki beberapa nama lain yaitu : kalium karbonat, carbonate BAB II PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES II.1. Jenis Jenis Proses Potassium karbonat memiliki beberapa nama lain yaitu : kalium karbonat, carbonate of potash, dipotassium carbonate, pearl ash, potash,

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: 1. Proses Recovery reaksi samping pembuatan soda ash ( proses solvay ) Proses solvay

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES 10 BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Pembuatan kalium hidroksida ini dapat dilakukan dengan dua macam proses, yaitu; pembuatan kalium hidroksida dengan proses boiling dan pembuatan kalium hidroksida

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetanilida Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia yang begitu cepat sangat berdampak terhadap berbagai industri yang terkait. Salah satu industri yang cukup baik untuk dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II. DISKRIPSI PROSES. bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses komersial

BAB II. DISKRIPSI PROSES. bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses komersial BAB II. DISKRIPSI PROSES 2.1 Jenis Proses Berdasarkan Bahan Baku Tricresyl phosphate (TCP) dapat dibuat melalui beberapa proses berdasarkan bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hexamine Hexamine merupakan produk dari reaksi antara amonia dan formalin dengan menghasilkan air sebagai produk samping. 6CH 2 O (l) + 4NH 3(l) (CH 2 ) 6 N 4 + 6H 2 O Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan industri merupakan bagian dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang. Dimana ditunjukkan untuk menciptakan struktur ekonomi yang kokoh

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang meningkat saat ini, diharapkan dapat menciptakan pembangunan industri sebagai usaha dalam menciptakan struktur ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia saat ini sedang berusaha untuk tumbuh dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki negara agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Sodium Tripolyphosphate dari Asam Fosfat dan Natrium Karbonat dengan Kapasitas 70.

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Sodium Tripolyphosphate dari Asam Fosfat dan Natrium Karbonat dengan Kapasitas 70. BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Penggunaan asam fosfat, garam-garam fosfat dan turunannya meningkat dengan pesat. Dalam beberapa dasawarsa terakhir industri fosfat mengalami banyak kemajuan dalam menurunkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu

BAB I. PENDAHULUAN. industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini Indonesia sedang berada pada suatu tahap yang penting dalam era industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Amonium sulfat [(NH 4 ) 2 SO 4 ] atau yang juga dikenal dengan nama Zwavelzure Ammoniak (ZA) merupakan garam anorganik yang digunakan sebagai pupuk nitrogen selain pupuk

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara 11 II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara lain : 1. Pembuatan Metil Akrilat dari Asetilena Proses pembuatan metil akrilat adalah

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan deterjen semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah keluarga di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, peningkatan jumlah kepala

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi:

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi: BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam macam Proses Kapasitas produksi sodium klorat di dunia pada tahun 1992 ± 2,3 juta ton dengan 1, 61 juta ton diproduksi oleh Amerika Utara. Proses pembuatan sodium klorat

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan

Lebih terperinci

BAB VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

BAB VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK 121 BAB VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus ditentukan sebelum perusahaan mulai beropersi. Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia di indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan hal itu kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang dalam industri

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES Hidrasi langsung α-pinene dengan menggunakan katalis Chloroacetic

II. DESKRIPSI PROSES Hidrasi langsung α-pinene dengan menggunakan katalis Chloroacetic II. DESKRIPSI PROSES 2.1. Macam Macam Proses 2.1.1. Hidrasi langsung α-pinene dengan menggunakan katalis Chloroacetic acid. A-terpineol disintesis dari hidrasi α-pinene dengan menggunakan katalis asam.

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia merupakan suatu negara yang sangat subur dan kaya akan hasil pertanian serta perikanannya, selain hal tersebut Indonesia memiliki aset

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES NC-(CH 2 ) 4 -CN + 4 H 2 O. Reaksi menggunakan katalisator dari komponen fosfor, boron, atau silica gel.

II. DESKRIPSI PROSES NC-(CH 2 ) 4 -CN + 4 H 2 O. Reaksi menggunakan katalisator dari komponen fosfor, boron, atau silica gel. II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Adiponitril dibuat dengan beberapa macam proses, antara lain (Kirk and Othmer,1952) : 1. Dari asam adipat dan amoniak HOOC-(CH 2 ) 4 -COOH + 2NH 3 NC-(CH 2 )

Lebih terperinci

Ajeng Rahmasari NIM 12/330087/TK/

Ajeng Rahmasari NIM 12/330087/TK/ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk 254,9 juta orang dan akan terus meningkat setiap saatnya. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.

DESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual. II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada

Lebih terperinci

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara berkembang memiliki stabilitas ekonomi yang cenderung naik turun. Oleh karena itu, kini Pemerintah Indonesia sedang giat dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Pembuatan larutan buffer menggunakan metode pencampuran antara asam lemah dengan basa konjugasinya. Selanjutnya larutan buffer yang sudah dibuat diuji kemampuannya dalam mempertahankan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Seiring dengan berkembangnya globalisasi, produk industri setiap negara dapat keluar masuk dengan lebih mudah yang menyebabkan persaingan antar setiap

Lebih terperinci

PABRIK KALIUM HIDROKSIDA DARI KALIUM KLORIDA DENGAN PROSES ELEKTROLISA

PABRIK KALIUM HIDROKSIDA DARI KALIUM KLORIDA DENGAN PROSES ELEKTROLISA PABRIK KALIUM HIDROKSIDA DARI KALIUM KLORIDA DENGAN PROSES ELEKTROLISA PRA RENCANA PABRIK Oleh : L U T F I R A M L I 0630 0078 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Pembuatan Larutan Buffer Semua zat yang digunakan untuk membuat larutan buffer dapat larut dengan sempurna. Larutan yang diperoleh jernih, homogen, dan tidak berbau. Data

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Senyawa nitrat banyak terdapat di alam dalam bentuk garam-garam nitrat. Asam nitrat (HNO 3 ) diperkirakan berasal dari mineral sodium nitrat (NaNO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN D

BAB I PENDAHULUAN D BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri di Indonesia semakin lama semakin meningkat, hal ini disebabkan karena terbukanya pasar bebas di seluruh dunia. Semakin majunya

Lebih terperinci

PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER

PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER PRA RENCANA PABRIK Oleh : Adinda Gitawati NPM : 0831010054 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PABRIK SODIUM HEXAMETAPHOSPHATE DARI ASAM PHOSPHATE DAN SODIUM CARBONATE DENGAN PROSES GRAHAM S PRA RENCANA PABRIK

PABRIK SODIUM HEXAMETAPHOSPHATE DARI ASAM PHOSPHATE DAN SODIUM CARBONATE DENGAN PROSES GRAHAM S PRA RENCANA PABRIK PABRIK SODIUM HEXAMETAPHOSPHATE DARI ASAM PHOSPHATE DAN SODIUM CARBONATE DENGAN PROSES GRAHAM S PRA RENCANA PABRIK Oleh : DIAS ASMORO PUTRA 073101 0002 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

AMONIUM NITRAT (NH4NO3)

AMONIUM NITRAT (NH4NO3) AMONIUM NITRAT (NH4NO3) K E L OM P OK 4 ANG G O T A K E L OM P OK : D E B B Y D WI C. ( 15 0 0 0 2 0 12 0 ) I ND AH TR I R. ( 15 0 0 0 2 0 12 1) M U S L I M E K A A. ( 15 0 0 0 2 0 12 2 ) AD I T Y A FAHR

Lebih terperinci

PABRIK DISODIUM PHOSPHAT DIHYDRAT DARI SODA ASH DAN ASAM PHOSPHAT DENGAN PROSES KRISTALISASI PRA RENCANA PABRIK

PABRIK DISODIUM PHOSPHAT DIHYDRAT DARI SODA ASH DAN ASAM PHOSPHAT DENGAN PROSES KRISTALISASI PRA RENCANA PABRIK PABRIK DISODIUM PHOSPHAT DIHYDRAT DARI SODA ASH DAN ASAM PHOSPHAT DENGAN PROSES KRISTALISASI PRA RENCANA PABRIK Oleh : VIVIN ROHMAD JAYANTRI 063101 0079 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Magnesium Sulfat merupakan salah satu jenis garam. Magnesium Sulfat memiliki banyak jenis. Dimana masing - masing jenis ini memiliki fungsi tertentu. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kalium hidroksida (KOH) atau yang juga dikenal dengan nama caustic potash merupakan senyawa anorganik basa kuat yang juga termasuk dalam golongan heavy chemical industry.

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM KLORIDA DARI AMONIUM SULFAT DAN SODIUM KLORIDA KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN Oleh: Novalia Mustika Sari I 0508057 Ki Bagus Teguh Santoso I 0508098 JURUSAN TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES A. Jenis-jenis Proses 1. Proses dengan Menggunakan Bahan Baku Chloroparaffin Proses dengan bahan baku chloroparaffin dan benzen merupakan proses tertua. Katalis yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sodium Stirena Sulfonat Sodium stirena sulfonat merupakan senyawa jenis polimer turunan dari stirena yang mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sodium Laktat Sodium laktat (CH 3 CHOHCOONa) atau dengan nama lain Sodium 2- hydroxypropanoatenatrium merupakan garam alami yang berasal dari fermentasi asam laktat dari sumber

Lebih terperinci

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat BAB III EKSPERIMEN 1. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Ca(NO 3 ).4H O (99%) dan (NH 4 ) HPO 4 (99%) sebagai sumber ion kalsium dan fosfat. NaCl (99%), NaHCO 3 (99%),

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan BAB I PENGANTAR Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisat yang paling penting secara komersial, disamping

Lebih terperinci

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain: Prarancangan Pabrik Hexamine dari Ammonium Hydroxide dan Formaldehyde 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Di zaman yang semakin berkembang dan modern ini, Indonesia perlu lebih meningkatkan taraf hidup bangsa yaitu dengan pembangunan dalam sektor industri.

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Seiring dengan berkembangnya industri kimia di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang, memiliki banyak industri pembuatan garam dari penguapan air laut. Setiap tahun Indonesia memproduksi

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRATE DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRATE DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRATE DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS 150.000 TON/TAHUN Tugas Akhir Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata I Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI PROSES

BAB II. DESKRIPSI PROSES BAB II. DESKRIPSI PROSES A. Latar Belakang Bahan Baku dan Produk Dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengentaskan kemiskinan, maka pemerintah berupaya melakukan pembangunan di segala bidang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vinyl chloride monomer (VCM) merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C 2 H 3 Cl. Dalam perkembangannya, VCM diproduksi sebagai produk antara dan digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.

Lebih terperinci

BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS

BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS NME D3 Sperisa Distantina 1 BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS Dalam industri kimia beberapa macam sistem aliran bahan dilakukan dengan tujuan antara lain: 1. menaikkan yield. 2. mempertinggi

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Fenil Asetat Asam fenil asetat disebut dengan nama lain asam α-toluic, asam benzen asetat, asam alfa tolylic dan asam 2-fenil asetat (Wikipedia, 2012b). Asam fenil asetat

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia, salah satu caranya dengan pembangunan industri kimia. Salah satu bentuk industri kimia yaitu industri

Lebih terperinci

Katalis Katalis yang digunakan adalah Rhodium (US Patent 8,455,685).

Katalis Katalis yang digunakan adalah Rhodium (US Patent 8,455,685). LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA Perhitungan neraca massa berdasarkan kapasitas produksi yang telah ditetapkan. Kapasitas produksi asetat anhidrid : 20.000 ton/tahun Operasi : 330 hari/tahun, 24 jam/hari

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai II. DESKRIPSI PROSES 2.1 Macam Macam Proses 1. Proses Formaldehid Du Pont Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai berikut : CH 2 O + CO + H 2 O HOCH 2 COOH 700 atm HOCH 2 COOH

Lebih terperinci

PABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK

PABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK PABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK Oleh : ALIFUDDIN ROZAQ 063101 0081 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh :

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : SIDANG TUGAS AKHIR 2013 PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : Evi Dwi Ertanti 2310 030 011 Fitria

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan II. DESKIPSI POSES A. Jenis - Jenis Proses a) eaksi Acetylene (C2H2) dengan Hydrogen Chloride (HCl) Menurut Nexant s ChemSystem Process Evaluation/ esearch planning (2007), metode pembuatan VCM dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Propilen ksida Nama lain dari propilen oksida adalah metiloksirana, mempunyai stuktur CH 3 (CHCH 2 ). Propilen oksida adalah zat yang sangat reaktif untuk enangkap cincin oksirane

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5 ml 2. Konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA Kapasitas produksi 15737,084 ton/tahun Waktu Operasi 330 hari Basis Perhitungan 1 hari produksi (24 jam ) Tabel LA-1 Data Nilai Berat Molekul (Kg/mol) No Rumus Molekul

Lebih terperinci

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein 57 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein CH H H + 2 + 2 H 2 H C 8 H 4 3 C 6 H 6 2 C 2 H 12 5 (148.1) (11.1) (332.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Senyawa nitrat banyak terdapat di alam dalam bentuk garam-garam nitrat. Asam nitrat (HNO 3 ) diperkirakan berasal dari mineral sodium nitrat (NaNO 3 ). Sejak dahulu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berkembang pula industri industri, khususnya industri kimia. Kehadiran industri

Lebih terperinci