BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di SMA Prasetya Gorontalo. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di SMA Prasetya Gorontalo. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk"

Transkripsi

1 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa, yang telah dilaksanakan di SMA Prasetya Gorontalo. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk dalam bidang pendidikan yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa pada pembelajaran fisika materi listrik dinamis kelas X. penelitian ini menggunakan desain model Four-D terdiri 4 tahap yaitu pendefinisian (define) perancangan (design) pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate), dalam penelitian ini tidak dilkukan tahap dessiminate karena tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran fisika yang baik. Penelitian tidak melakukan penyebaran ataupun penjualan produk. Deskripsi pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa dan hasil pengembangan model pembelajaran kooperatif akan disajikan pada bagian-bagian dibawah ini: Penyusunan Model Konseptual Model pengembangan 4D yang terdiri dari 4 tahap yaitu define (pendefinisian), design (perancangan),develop (pengembangan),dan desseminate (penyebaran).

2 47 1. Define (Pendefinisian) Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pengembangan, dalam model lain, tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan. Tiap-tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Secara umum, dalam pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis kebutuhan pengembangan, syarat-syarat pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna serta model penelitian dan pengembangan (model R & D) yang cocok digunakan untuk mengembangkan produk. Analisis bisa dilakukan melalui studi literatur atau penelitian pendahuluan. Thiagrajan menganalisis 5 kegiatan yang dilakukan pada tahap define yaitu: a. Front analysis Pada tahap ini, guru melakukan diagnosis awal untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Tahap ini dilakukan peneliti adalah dengan cara memilih model yang digunakan dalam pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, dan model yang digunakan peneliti adalah model kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa yang dimodifikasi dari model pembelajran kooperatif. b. Learner analysis Pada tahap ini dipelajari karakteristik peserta didik. Karakter yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah karakteristik belajar siswa dalam proses pembelajaran misalnya seperti keseriusan dalam mengikuti proses pembelajaran kemampuan menerima pelajaran, motivasi belajar, latar belakang pengalaman belajar, keaktifan

3 48 dalam pembelajaran dan lain-lain, yang dilakukan dengan cara melihat kerakteristik belajar siswa dalam proses pembelajaran berlangsung melalui pengamatan peneliti secara langsung dan pengamatan pengamat dalam lembaran aktivitas belajar siswa. c. Task analysis Guru menganalisis tugas-tugas pokok yang harus dikuasai peserta didik agar peserta didik dapat mencapai kompetensi minimal. Tugas dalam pembelajaran ini adalah dalam mengerjakan tes evaluasi, yang di analisis oleh guru pada tujuan pembelajaran yang tercantum pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi yang diajarkan pada saat proses pembelajaran agar kompetensi minimal yang diharapkan dapat tercapai atau sesuai yang diharapkan. d. Concept anaysis Menganalisis konsep yang akan diajarkan, menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan secara rasional, dalam hal ini guru menganalisis konsep-konsep atau bagian-bagian pokok pada materi pembelajaran yang akan diajarkan pada saat pembelajaran berupa pengetahuan terhadap materi pelajaran dan langkah-langkah untuk proses pembelajaran, dalam hal ini langkah-langkah proses pembelajaran tercantum pada rencana pelaksanaan pembelajaran. e. Specifying instructional objectives Menulis tujuan pembelajaran, perubahan perilaku yang diharapkan setelah belajar dengan kata kerja operasional, dalam konteks pengembangan model pembelajaran kooperatif, tahap pendefinisian dilakukan dengan cara:

4 49 1) Analisis kurikulum Peneliti perlu mengkaji kurikulum yang berlaku pada saat itu pada awal penelitian, karena dalam kurikulum terdapat kompetensi yang ingin dicapai dalam suatu tujuan. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran harus menace pada kurikulum KTSP. Analisis kurikulum berguna untuk menetapkan pada sandar kompetensi dan kompetensi dasar yang mana model pembelajaran tersebut akan dikembangkan. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan tidak semua standar kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ada dalam kurikulum KTSP dapat disediakan pada Modelnya. Berikut ini merupakan hasil analisis kurikulum KTSP pada mata pelajaran fisika materi listrik dinamis yang disediakan pada table dibawah ini: Table 1. SK dan KD pada Materi Listrik Dinamis Standar Kompetensi 5 Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi Kompetensi Dasar 5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop) 5.2 Mengidentifikasi penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari 5.3 Menggunakan alat ukur listrik 2) Analisis karakteristik belajar peserta didik Pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung, guru harus mengenali karakteristik belajar peserta didik dalam setiap proses pembelajaran, karena semua

5 50 proses pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik belajar dari peserta didik itu sendiri sehingga tujuan yang diianginkan dalam proses pembelajaran dapat tercapai. Karakteristik belajar siswa yang perlu diperhatikan adalah: cara siswa menerima materi, perhatian siswa pada saat menerima materi, posisi dan tempat duduk dalam menerima materi dan lain-lain, serta ada hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk mengetahui karakteristik peserta didik antara lain: kemampuan akademik dalam menerima materi, karakteristik fisik peserta didik itu sendiri, kemampuan kerja kelompok, motivasi belajar, latar belakang ekonomi dan sosial, pengalaman belajar sebelumnya, dalam kaitannya dengan pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar peserta didik perlu diketahui untuk menyusun model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar dari tiap-tiap siswa. Pada saat peneliti melakukan penelitian, menurut pengamatan peneliti secara langsung pada saat pembelajaran dan berdasarkan hasil pengamatan pengamat yang mengacu pada lembaran aktifitas belajar siswa, karakteristik belajar siswa kurang baik yang banyak muncul adalah kurangnya perhatian siswa dalam menerima materi, sehingga peneliti harus lebih memberikan perhatian yang lebih pada tiap-tiap siswa yang perhatiannya kurang terhadap materi yang disampaikan, sehingga tujuan peneliti dalam penelitian dapat tercapai. 3) Analisis materi Materi yang diajarkan dalam penelitian harus dilakukan analisis materi dengan cara mengidentifikasi materi utama yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang relevan, dan menyusunnya kembali secara sistematis serta

6 51 pemahaman konsep yang sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap peserta didik. Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah listrik dinamis dengan standar kompetensi: Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi dan kompetensi dasar: Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop). Batasan-batasan materi: arus listrik, hambatan listrik, dan rangkaian hambatan listrik. 4) Merumuskan tujuan Penyusunan model pembelajaran, tujuan pembelajaran dan kompetensi yang hendak diajarkkan perlu dirumuskan. terlebih dahulu, hal ini berguna untuk membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat guru mengajar. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai harus mengacu pada indicator pembelajaran dengan materi listrik dinamis adalah: Indicator pembelajaran: 1. Memahami dan memformulasikan arus listrik 2. Menerangkan Hambatan Listrik suatu benda. 3. Menerapkan Hukum Ohm dalam pemecahan masalah rangkaian listrik tertutup sederhana. Karakter: bekerja teliti, jujur, dan bertanggung jawab. Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain.

7 52 Tujuan pembelajaran: 1. Menjelaskan pengertian kuat arus listrik 2. Menghitung kuat arus pada suatu benda 3. Menjelaskan hukum 1 Kirchhoff 4. Menjelaskan hubungan tentang tegangan, kuat arus listrik, dan hambatan listrik. 5. Menentukan hambatan listrik suatu penghantar melalui contoh soal. 6. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan sebuah konduktor. 7. Menjelaskan bunyi hukum Ohm. 8. Mengaplikasikan rangkaian hambatan seri dan paralel melalui pemberian contoh soal. 9. Menjelaskan hubungan antara beda potensial suatu kawat penghantar dengan kuat arus berdasarkan grafik Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter bekerja teliti, jujur dan bertanggung jawab. Bekerjasama dan aktif menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain dalam diskusi. 2. Design (Perancangan) Thiagarajan membagi tahap design dalam empat kegiatan, yaitu: constructing criterion-referenced test, media selection, format selection, initial design. Kegiatan yang dilakukan pada tahap tersebut antara lain:

8 53 Menyusun tes kriteria, sebagai tindakan pertama untuk mengetahui kemampuan peserta didik, dan sebagai alat evaluasi setelah implementasi kegiatan berlangsung. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran. Penyusunan tes, guru harus membuat instrument untuk mengukur kualitas pembelajaran yang dituangkan dalam kisi-kisi instrum tes, dan penskoran untuk tiap-tiap butir soal dalam setiap pertanyaan dapat dilihat pada lampiran 3. Memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik. Peneliti memilih media dalam pembelajaran yaitu: LCD yang menyediakan power point, laptop, papan tulis dan media pendukung lainnya seperti bahan ajar, LKS dan lain-lain. Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan. Bila guru akan menggunakan media audio visual, pada saat pembelajaran tentu saja peserta didik disuruh melihat dan mengapresiasi tayangan media audio visual tersebut pada tiap-tiap tayangan slide pada power point yang ditampilkan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan tampilan slide harus menyenangkan agar manarik siswa untuk membaca dan belajar pada tayangan slide tersebut, agar perhatian siswa lebih terfokus di depan pada saat guru menjelaskan sehingga dalam pembelajaran bias efektif. Mensimulasikan penyajian materi dengan media dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang. Pada saat simulasi pembelajaran berlangsung, dilaksanakan juga penilaian dari teman sejawat

9 54 Peneliti sudah membuat rancangan produk pada tahap perancangan. Tahap ini dilakukan untuk membuat model pembelajaran kooperatif yang dimodifikasi sesuai dengan kerangka isi hasil analisis kurikulum dan materi, dalam konteks pengembangan model pembelajaran, tahap ini di isi dengan kegiatan menyiapkan kerangka konseptual model pembelajaran (materi, media, alat evaluasi) dan mensimulasikan penggunaan model pembelajaran tersebut dalam lingkup kecilyaitu pada saat pembelajaran. Sebelum rancangan (design) produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, maka rancangan produk tersebut perlu divalidasi. Validasi rancangan produk dilakukan oleh teman sejawat seperti dosen atau guru dari bidang studi/bidang keahlian yang sama. Berdasarkan hasil validasi teman sejawat tersebut, ada kemungkinan rancangan produk masih perlu diperbaiki sesuai dengan saran validator, namun perangkat yang divalidasi telah siap digunakan namun masih perlu revisi kecil untuk proses kecil jika terdapat kekurangan kedepannya. 3. Develop (Pengembangan) Thiagarajan membagi tahap pengembangan dalam dua kegiatan yaitu: expert appraisal dan developmental testing. Expert appraisal merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk, dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya. Saran-saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan rancangan pembelajaran yang telah disusun. Developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang

10 55 sesungguhnya. Hasil uji coba digunakan memperbaiki produk. Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan kembali sampai memperoleh hasil yang efektif. Tahap pengembangan model pembelajaran kooperatif dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan model kooperatif tersebut kepada validator yang terlibat pada saat validasi. Hasil pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga model pengembangan kooperatif tersebut benar-benar telah memenuhi syarat untuk diujikan, dan untuk mengetahui apakah koefektivitas model tersebut dengan melihat perubahan karakteristik peserta didik, menurut hasil validasi para ahli model kakareristik belajar siswa mencapai reliabilitas sempurna, kegiatan selanjutkan dilanjutkan dengan memberi soal-soal latihan yang materinya diambil dari buku-buku pelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan di ajarkan. Konteks pengembangan model pembelajaran, kegiatan pengembangan (develop) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Validasi model oleh ahli/pakar. Hal-hal yang divalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Tim ahli yang dilibatkan dalam proses validasi terdiri dari: pakar teknologi pembelajaran, pakar bidang studi pada mata pelajaran yang sama, pakar evaluasi hasil belajar, dan dalam hal ini peneliti peneliti meminta kepada teman sejawat untuk ikut serta dalam Validasi terhadap pengembangan perangkat pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan. b. Revisi model berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi.

11 56 c. Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas, sesuai dengan situasi nyata yang akan dihadapi pada saat penelitian yang dilaksanakan di sekolah SMA Prasetya Gorontalo. d. Revisi model berdasarkan hasil uji coba, setelah proses uji coba dilakukan, dan apabila terdapat kekurangan maka harus dilakukan revisi kembali denagn tujuan untuk proses perbaikan dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik. e. Implementasi model pada wilayah yang lebih luas. Selama proses implementasi tersebut, diuji efektivitas model dan perangkat model yang dikembangkan. Pada tahap ini diimplementasikan rancangan yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan model/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan model/metode baru yang dikembangkan. Setelah penerapan model, kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik pada penerapan model/metode berikutnya Uji Teoritik Model Konseptual a. Validitas dan Rebiliabilitas Perangkat (Kuantitatif) Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument pada perangkat pembelajaran menurut para validator, dapat di gunakan atau masih belum dapat digunakan. Para validator perangkat di atas telah memberikan penilaian kapada perangkat yang di buat oleh para peneliti untuk di nilai apakah sudah siap digunakan atau masih perlu perbaikan untuk proses revisi, yang dapat dilihat pada table berikut:

12 57 Tabel 2. Penilaian validator terhadap pengembangan model NO. BUTIR SKOR PENILAI Penilaian validator terhadap perangkat pembelajaran dalam hal ini adalah RPP yang tercantum pada table di atas dapat diuji dengan persamaan: V N ni i lo N( C 1) : Banyaknya jumlah panelis lo : 1 ni C : Banyaknya skor yang dipilih panelis : Banyaknya kategori penilai

13 58 Tabel 3. Validitas dan Reliabilitas perangkat pembelajaran r tabel r hitung 0.05 (5%) 0.01 (1%) Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Hasil penilaian RPP oleh para validator yang meliputi aspek komponen RPP, penulisan RPP, kegiatan pembelajaran, dan alokasi waktu setelah di uji, maka semuanya dilihat dari keterangan dinyatakan valid. Setelah perangkat dinyatakan Valid secara keseluruhan, maka perangkat harus di cari reabilitasnya. Kefisien reliabilitas penilai pada data yaitu r Catatan untuk nilai reliabilitas, Dengan demikian reliabilitas penilai instrumen sebesar Kriteria pada rentang koefisien reliabilitas berikut ini, koefisien > 0.9 reliabilitas sempurna, reliabilitas tinggi, reliabel, reliabilitas rendah, < 0.6 reliabilitas sangat rendah, maka terlihat bahwa instrumen kompetensi pedagogik memiliki reliabilitas yang sempurna yaitu sebesar r =

14 , untuk mendapatkan nilai dari r table di lalui beberapa langkah-langkah penyelesaian yang semuanya terlampir pada lampiran 3. b. Validitas dan Reliabilitas Perangkat (kualitatif) Pada penelitian ini, yang perlu diperhatikan adalah perangkat pembelajaran dalam hal ini adalah pelaksanaan model pembalajaran kooperatif yang telah dikembangkan, jadi sebelum melakukan penelitian perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan harus di validasi oleh para validator untuk melihat apakah model pembelajaran sudah siap digunakan atau masih perlu perbaikan untuk proses penyempurnaan. Tebel 4. Hasil validasi perangkat pembelajaran No Perangkat pembelajaran 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Jenis Revisi (sebelum revisi) Pada tujuan pembelajaran: a. Menentukan hambatan listrik suatu penghantar b. Mengidentifikasi factorfaktor yang mempengaruhi hambatan sebuah konduktor c. Tuliskan media yang digunakan. d. Tuliskan sumber belajar Saran-saran : Tambahkan pada tujuan pembelajaran dengan menjelaskan bunyi hukum Ohm Berilah tanda checklist pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran untuk menandakan langkah-langkah yang ditambahkan. Validator Validator 1 Validator 1 dan 2 Validator 1,2 dan 3 Validator 1 dan 2 Validator 1 Validator 1 dan 2 Hasil revisi (sesudah revisi) Setelah revisi: a. Menentukan hambatan listtrik suatu penghantar melalui contoh soal b.menyebutkan factor factor yang mempengaruhi hambatan sebuah konduktor

15 60 No Perangkat pembelajaran 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 3. Tes hasil belajar Jenis Revisi (sebelum revisi) Sesuaikan antara contoh soal dengan tujuan pembelajaran. Perbaiki penulisan kalimat! Lembar kegiatan siswa harus disesuaikan dengan tujuan dan materi, harus mudah dipahami. Penulisan Lembar kegiatan siswa harus memperhatikan bahasa dan isi agar menarik dan diminati siswa untuk membacanya dan ketertarikan untuk belajar. Gunakan kalimat perintah yang mudah dipahami yaitu tes harus menggunakan tanda seru (!) untuk perintah dan tanda Tanya (?) untuk menanyakan sesuatu dalam tes. Pembuatan tes harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada rencana pelaksanaan pembelajaran atau mengacu pada tujuan pembelajaran. Pada tiap-tiap pertanyaan harus mengarah pada tingkatan rana kognitif berdasarkan Bloom. taksonomi Validator Validator 1,2,3,4,5,9, dan 10 Validator 1,2,3,4,5,6, 7,8,9, dan 10 Validator 1 dan 2 Validator 1 dan 2 Validator 1,2,3, dan 9 Validator 1 dan 2 Validator 1 dan 2 Hasil revisi (sesudah revisi)

16 61 Hasil penilaian para validator terhadap perangkat pembelajaran yang akan di ujikan dalam penelitian, semua validator mengatakan perangkat pembelajaran sudah baik dan dapat digunakan untuk proses penelitian atau untuk pembelajaran kedepannya dengan melakukan revisi kecil jika suatu saat terdapat kekurangan dalam penggunaannya Model Pengembangan (Hasil Pengembangan) a. Nama model Model yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan melihat karakteristik belajar siswa pada materi listrik dinamis Setelah dikembangakan, model ini diberi nama Kooperatif Berbasis Karakter yang di singkat dengan KBK dengan tidak menghilangkan model pokok sebelum pengembangan. b. Langkah-langkah Pada bab 1 telah dikemukakan bahwa salah satu tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pembelajaran yang baik/valid untuk digunakan, dengan model pembelajaran berbasis karakteristik belajar siswa pada materi Listrik Dinamis di kelas X SMA Prasetya Gorontalo. Untuk memenuhi tujuan penelitian dalam menghasilkan produk baru ini, dilakukan penelitian pengembangan rancangan sistim pembelajaran Thiagarajan dan Sammel : 1974 yang dikenal dengan istilah 4-D yang telah diuraikan pada bab III. Sebelumnya langkah-langkah model pembelajaran kooperatif hanya terdapat 6 langkah-langkah dalam kegiatan pembelenjadi 16 langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran yang disebarkan pada kegiatan

17 62 pendahuluan, inti dan kegiatan penutup. Hasil pengembangan model pembelajaran kooperatif yang dinamai dengan kooperatif Berbasis Karakter menjadi 16 langkahlangkah disebarkan sebagai berikut: Tabel 5. langkah-langkah model pembelajaran kooperatif berbasis karakter Kegiatan Guru 1. Apersepsi ( ) 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3. Menyajikan Informasi 4. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar. Masing- masing kelompok di bentuk secara heterogen. 5. Setelah kelompok terbentuk, semua kelompok duduk berurutan membentuk model U. ( ) 6. Guru membagikan bahan ajar kepada tiap - tiap kelompok untuk dijadikan bahan pembelajaran, dan semua kelompok diberikan kesempatan untuk mempelajari bahan ajar yang diberikan. ( ) 7. Guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok untuk bekerja/bekerja 8. Membimbing siswa untuk mengerjakan LKS berdasarkan kelompok belajar/ bekerja. 9. Guru mengarahkan tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok ( ) 10. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi atau menambahkan jawaban dari kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya. ( ) 11. Guru memberikan respond dan umpan balik jika masih ada pertanyaan, permasalahan dalam kelompok yang sekiranya belum dipahami oleh siswa.( ) Kegiatan Siswa 1. Menanggapi dan menjawab pertanyaan 2. memberikan pertanyaan 3. Mengajukan pertanyaan 4. Siswa langsung membentuk kelompok 5. Tertib dan berprilaku positif 6. Membaca materi ajar dan menyimak 7. Mengedepankan kerja sama antar kelompok 8. Menyimak dan memahami penjelasan guru, berdiskusi dengan teman dan guru 9. Mengerjakan soal berdasarkan hasil kerja 10. Menanggapi atau memberikan tanggapan 11. Bertanya dan sama-sama menyelesaikan persoalan

18 63 Kegiatan Guru 12. Apabila masih ada siswa/kelompok yang belum memahami, maka Guru membantu untuk menuliskan hasil kerja tiap-tiap kelompok, dalam hal penyatuan konsep yang tepat.( ) 13. Guru menjelaskan kembali bagian-bagian yang sekiranya belum di pahami siswa ( ) 14. Mengevaluasi proses pembelajaran dengan memberikan tes singkat tertulis pada siswa dengan melihat hasil. 15. Memberikan penghargaan bagi kelompok dan individu yang dinilai paling baik dengan kategori hasil kerja paling baik, presentasi paling baik, dan kelompok serta individu yang paling berpartisipasi 16. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran ( ) Kegiatan Siswa 12. Berdiskusi antara guru dan siswa 13. Berdiskusi antara guru dan siswa 14. Menjawab soal yang diberikan guru. 15. Bersorak/ tepuk tangan Menerima penghargaan yang diberikan, dan berprilaku positif. 16. Menyimpulkan materi secara aktif. Pendahuluan Langkah awal pada kegiatan pembelajaran adalah mengucapkan salam kepada siswa, atau sapa menyapa, mengecek kehadiran dan lain-lain. Akan tetapi pada pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa yang menjadi kegiatan pendahuluan tarbagi atas dua langkah yang dilakukan oleh guru pengajar. Adapun kegiatan pendahuluan adalah sebagai berikut: (1) Apersepsi. (2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kompetensi dasar dan indicator.

19 64 Inti Setelah kedua kegiatan pendahuluan terlaksana, maka guru langsung melanjutkan pada kegiatan inti yang merupakan puncak dalam pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam pengembangan model pembelajaran kooperatif pada kegiatan inti ini dibagi menjadi sebelas langkah sebagai berikut: (1) Menyajikan Informasi tentang bagian-bagian tertentu yang terpenting, (2) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar, (3) Masing- masing kelompok di bentuk secara heterogen. setelah kelompok terbentuk, semua kelompok duduk berurutan membentuk model U, (4) Guru membagikan bahan ajar kepada tiap-tiap kelompok untuk dijadikan bahan pembelajaran, dan semua kelompok diberikan kesempatan untuk mempelajari bahan ajar yang diberikan, (5) Guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok untuk bekerja/bekerja, (6) Membimbing siswa untuk mengerjakan LKS berdasarkan kelompok belajar/bekerja, (7) Guru mengarahkan tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, (8) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi atau menambahkan jawaban dari kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya, (9) Guru memberikan respond dan umpan balik jika masih ada pertanyaan, permasalahan dalam kelompok yang sekiranya belum dipahami oleh siswa, (10) Apabila masih ada siswa/kelompok yang belum memahami, maka Guru membantu untuk menuliskan hasil kerja tiap-tiap kelompok, dalam hal penyatuan konsep yang tepat, dan (11) Guru menjelaskan kembali bagianbagian yang sekiranya belum di pahami siswa.

20 65 Penutup Kegiatan terakhir dari langkah pembelajaran ini adalah penutup. Namun pada pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa ada beberapa yang menjadi kegiatan penutup kegiatan guru yaitu: (1) Mengevaluasi proses pembelajaran dengan memberikan tes singkat tertulis pada siswa dengan melihat hasil, (2) Memberikan penghargaan bagi kelompok dan individu yang dinilai paling baik dengan kategori hasil kerja paling baik, presentasi paling baik, dan kelompok serta individu yang paling berpartisipasi, dan (3) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. c. Perangkat Pendukung Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (developmental research). karena mengembangkan perangkat pembelajaran yang berbasis karakteristik belajar siswa pada penelitian ini yang dikembnagkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan yang menjadi perangkat pendukung adalah Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP itu sendiri, bahan ajar dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 3 mei 2013 dan 10 mei 2013 di Sekolah SMA Prasetya Gorontalo. Sasaran penelitian adalah perangkat pembelajaran model kooperatif yang dikembangkan pada mata pelajaran Fisika materi Listrik Dinamis. Pengembangan perangkat pembelajaran kooperatif menggunakan prosedur model 4-D.

21 66 Silabus Silabus merupakan penuntun dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Hasil penilaian silabus oleh dosen yang meliputi aspek perumusan SK, KD, indikator, perumusan kegiatan pembelajaran, pengembangan alat penilaian, rincian alokasi waktu, penggunaan bahasa, dan pemilihan sumber belajar sudah dapat digunakan untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk proses pemngembangan perangkat pembelajaran dalam hal ini adalah RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Hasil penilaian RPP oleh para validator yang terdiri dari 2 orang ahli pada bidang validator dan 8 orang yang mengerti tentang menyusun instrument, yang meliputi aspek komponen RPP, penulisan RPP, kegiatan pembelajaran (dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup), dan alokasi waktu mendapatkan hasil validitas yang valid dan reliabilitas , artinya RPP yang dikembangkan layak dijadikan panduan guru dalam proses pembelajaran dalam melatihkan keterampilan dengan pengembangan model kooperatif yang berbasis karakteristik belajar siswa SMA dengan materi listrik dinamis. 4.2 Pembahasan Penelitian dan pengembangan didefinisihkan sebagai studi sistematis terhadap pengetahuan ilmiah yang lengkap atau pemahaman tentang subjek yang diteliti. Penelitian ini diklasifikasikan sebagai dasar atau terapan sesuai dengan tujuan peneliti yaitu untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif. Pengembangan juga didefinisihkan sebagai aplikasi sistematis dari pengetahuan atau pemahaman,

22 67 diarahkan pada produksi perangkat untuk memenuhi persyaratan tertentu. Adapun penelitian pengembangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pembelajaran yang berbasis karakteristik belajar siswa yang akan digunakan pada proses pembelajaran pada saat penelitian. Model pembelajaran dikembangkan melalui perangkat pembelajaran yang telah dihasilkan terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar (THB). Tahap pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan model pengembangan yang berbasis karakteristik belajar siswa. Untuk menghasilkan produk model pengembangan kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa, maka peneliti menggunakan model pengembangan Thiagarajan yang dikenal dengan model 4D. Model 4D terdiri dari 4 tahap yaitu define (pendefinisian), design (perancangan) develop (pengembangan),dan desseminate (penyebaran). Seluruh rangkaian tahap, dimulai dari tahap identifikasi tujuan pembelajaran sampai pada tahap desminasi atau tahap penyebar luasan untuk menghasilakan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa yang baik/valid. Dalam penelitian ini peneliti hanya sampai pada tahap develop (pengembangan), karena penelitian ini hanya sampai pada draft 2 yaitu sampai pada uji coba terbatas dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari implementasi model yang telah dikembangkan dan sejauh mana kelayakan dari model pengembangan kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa yang diterapkan pada proses pembelajaran melalui uji coba terbatas. Hal ini dilakukan agar karakteristik siswa dalam proses pembelajaran dapat berubah sesuai dengan keinginan setiap guru dalam pembelajaran yaitu pembelajaran yang efektif denga

23 68 siswa yang aktif. Pada penelitian pengembangan yang dilaksanakan ada beberapa hal yang diperhatikan dengan melihat hasil Model pembelajaran yang dikembangkan yang tertuang dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran, pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa serta tes hasil belajar pada akhir pembelajaran. Pada tahap-tahap pengembangan yang telah dilaksanakan, maka dihasilkan suatu model pengembangan yang berbasis karakteristik belajar siswa kemudian divalidasi oleh para validator yang terdiri dari 10 validator dengan 2 orang dosen dan 8 orang mahasiswa yang sudah menyusun instrument penelitian. Hasil validasi perangkat pembelajaran menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran layak digunakan untuk uji coba model dengan revisi kecil. Setelah divalidasi dikakukan uji coba model pengembangan atau uji coba terbatas yang dilaksanakan di sekolah SMA Prasetya Gorontalo dengan materi listrik dinamis dengan subjek siswa SMA Prasetya Gorontalo kelas X dan khususnya kelas X A. Pada pengamatan aktivitas mengajar guru, ada 16 aspek yang diamati dalam proses pembelajaran yang tertuang pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Dari data hasil pengamatan aktivitas guru oleh beberapa pengamat dapat dilihat pada table dibawah ini: Table 6. aktivitas guru dalam proses pembelajaran Langkah-langkah kegiatan Guru Skor Tiap Ratarata kegiatan P.1 P.2 P.3 1. Apersepsi untuk memotivasi siswa ( ) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Menyajikan Informasi Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar

24 69 Skor Tiap Langkah-langkah kegiatan Guru kegiatan 5. kelompok terbentuk, semua kelompok duduk berurutan membentuk model U. ( ) 6. Guru membagikan bahan ajar kepada tiap-tiap kelompok 7. Guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok untuk bekerja/bekerja 8. Membimbing siswa untuk mengerjakan LKS berdasarkan kelompok belajar/bekerja. 9. Guru mengarahkan tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. 10. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi atau menambahkan jawaban dari kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya. ( ) 11. Guru memberikan respond dan umpan balik jika masih ada pertanyaan, permasalahan dalam kelompok yang sekiranya belum dipahami oleh siswa. ( ) 12. Apabila masih ada siswa/kelompok yang belum memahami, maka Guru membantu untuk menuliskan hasil kerja tiap-tiap kelompok, dalam hal penyatuan konsep yang tepat. ( ) 13. Guru menjelaskan kembali bagian-bagian yang sekiranya belum di pahami siswa ( ) 14. Mengevaluasi proses pembelajaran dengan memberikan tes singkat tertulis pada siswa dengan melihat hasil. 15. Memberikan penghargaan bagi kelompok dan individu yang dinilai paling baik dengan kategori hasil kerja paling baik, presentasi paling baik, dan kelompok serta individu yang paling berpartisipasi 16. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran ( ) Jumlah skor rata-rata Rerata 4.77 Ratarata

25 70 Pada table rara-rata di atas tentang aktifitas guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada table tentang penilaian pengamat bahwa jumlah skor rata-rata adalah dan nilai reratanya adalah Menurut catatan pengamat, cara guru menjelaskan apersepsi sudah baik menyampaikan tujuan pembelajaran pada kegiatan pendahulan sudah sangat baik. Cara guru menyajikan informasi tentang bagian-bagian yang penting dalam proses pembelajaran juga sudah baik, hanya saja cara guru dalam mengelompokan siswa dan membentuk posisi duduk membentuk huruf U agak sedikit kesulitan, tapi akhirnya teratasi juga. Cara guru membagikan bahan ajar, LKS, membimbing mengerjakan LKS, mengarahkan tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil, memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan menambahkan jawaban, memberikan respon dan umpan balik jika masih ada persoalan yang belum dipahami, membantu menuliskan hasil kerja tiap-tiap kelompok dalam hal penyatuan konsep yang tepat, serta guru kembali menjelaskan bagian-bagian yang sekiranya belum dipahami siswa, semuanya sudah sangat baik karena salain antusias guru yang sangat semangat juga siswa yang sangat antusias sehingga kegiatan belajar mengajar sesuai yang di harapkan. Menurut saran dari pengamat, guru pengajar harus tegas dan siap menegur siswa yang kelihatan kurang focus dalam mengikuti proses pembelajaran karena pada saat penelitian, peneliti sedikit menemui kesulitan pada mengelompokan siswa dan mengubah posisi duduk membentuk huruf U.

26 71 Dari data hasil pengamatan, 10 aspek yang diamati oleh tiga orang pengamat (lihat pada tabel) pada aktifitas siswa dalam proses pembelajaran pengembangan model kooperatif yang berbasis karakteristik belajar siswa. Table 7. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Skor tiap kegiatan No Aktivita Belajar siswa P.1 P.2 P.3 1. Menjawab pertanyaan Mengajukan pertanyaan Mencatat materi-materi pokok yang disampaikan oleh guru 4. Membaca materi ajar Mengerjakan LKS Mempresentasikan hasil kerja Berdiskusi dengan siswa atau guru Menanggapi jawaban teman Menambahkan jawaban teman Menyimpulkan materi Ratarata Pada table rara-rata di atas tentang aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada table tentang penilaian pengamat bahwa jumlah skor rata-rata untuk tiap aktivitas sudah baik Gambar 2. Rata-Rata Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran 10

27 72 Pada gambar rata-rata aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk tiap aktifitas pada tiga orang pengamat. Pada aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan memperoleh rata-rata 3.38, mengajukan pertanyaan 3.99, mencatat materi-materi pokok yang disampaikan oleh guru 4.09, membaca materi ajar 4,05, mengerjakan LKS 3.94, mempresentasikan hasil kerja 3.38, berdiskusi dengan siswa atau guru 4, menanggapi jawaban teman 3.35, menambahkan jawaban teman 2.70, menyimpulkan materi Menurut pengamat, siswa sudah mampu memperhatikan penjelasan guru, dan memahami materi yang dijelaskan guru dengan sangat baik. Tetapi hanya sebagian siswa yang serius menanggapi pertanyaan serta menambahkan jawaban dari guru dan teman sekelasnya, dikarenakan kurangnnya ketegasan guru dalam pembelajaran, tapi semuanya dapat teratasi dengan sedikit teguran dari guru itu sendiri. Sebagian siswa masih kesulitan dalam menyampaikan pendapat/ide pemikiran dengan memberikan tanggapan atau tambahan jawaban karena pengelolaan kata-kata, tapi setelah dituntun oleh guru pengajar semua siswa sudah bias memahami dan mampu menyampaikan hasil yang di poroleh pada saat pembelajaran yang dilangsungkan saat itu Implementasi Model Implementasi model pengembangan kooperatif ini dilakukan Di SMA Prasetya Gorontalo kelas X dengan materi Listrik dinamis. Selama proses implementasi tersebut, diuji efektivitas model dan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Implementasi model pada wilayah yang lebih luas. Selama proses implementasi tersebut, diuji efektivitas model dan perangkat model yang dikembangkan. Pada

28 73 tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan model/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan model/metode baru yang dikembangkan. Setelah penerapan model, kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik pada penerapan model/metode berikutnya Tes hasil belajar Pengolahan tes hasil belajar dengan menggunakan rumus korelasi product moment pada tiap pertanyaan dapat di uji validitas untuk mengetahui tingkat keshahihan tiap butir pertanyaan. Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir soal dengan skor totalnya pada masing-masing data. Table 8.Validitas data tes hasil belajar No r Hitung r Tabel 5 % 1% Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan pada saat proses pembelajaran, dan dapat dilihat pada tingkat ketuntasan yang diperoleh siswa terhadap materi. Pengujian reliabilitas tes

29 74 menunjukkan ketepatan dan ketelitian yang dicapai pada pengukuran dengan menggunakan test tersebut, sehingga hasil yang diperoleh bersifat konsisten. Untuk mengetahui reabilitas test pada penelitian ini maka digunakan rumus Alpha Cronbach dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan varians setiap item soal Berdasarkan hasil perhitungan varians untuk tiap item soal dapat dilihat pada Lampiran 4 untuk lampiran Tes hasil belajar siswa. b. Menghitung reliabilitas test Dari hasil pengujian pada lampiran 4 diperoleh reliabilitas test r 11 = 0.71 dengan taraf signifikan α = 0,05 dan 0.01 N = 18, maka hasil yang diperoleh bahwa r hitung > r daftar = 0,5580> 329. Maka dapat disimpulkan bahwa test reliabilitas sedang. Criteria ketuntasan minimal yang harus dicapai peserta didik untuk mata pelajaran fisika adalah 70. Ketuntasan tes hasil belajar siswa SMA Prasetya Gogontalo dapat diketahui dengan menggunakan penilaian sebaga berikut: Nilai = Skor perolehan SkorMaksimum X 100% yang dijadikan sebagai subjek penelitian dapat dilihat pada table ketuntasan berikut: No Tabel 9. Ketuntasan hasil belajar siswa Butir Soal Skor Nilai Ketuntasan Belajar TT TT T

30 75 No Butir Soal Skor Nilai Ketuntasan T T T T TT TT TT T T T T T TT T T Berdasarkan data table ketuntasan hasil belajar di atas, dapat dilihat bahwa setiap nilai dari siswa yang tidak mencapai dari 70 maka dinyatakan tidak tuntas. Dilihat dari criteria ketuntasan minimal, dari 18 orang siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 12 orang siswa dan 6 orang siswa dengan melihat kriteria dinyatakan tidak tuntas Keterbatasan Model Asumsi dalam pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model serta prosedur pengembangannya. Asumsi hendaknya diangkat dari teori-teori yang teruji sahingga, pandangan ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang hendak dipecahkan dengan menggunakan produk yang akan dikembangkan. Keterbatasan pegembangan mengungkapkan keterbatasan dari produk yang dihasilkan untuk

31 76 memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya untuk konteks masalah yang lebih luas. Paparan ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan ini disikapi hati-hati oleh pengguna sesuai dengan asumsi yang menjadi pijakannya dan kondisi pendukung yang perlu tersedia dalam memanfaatkannya. Pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa SMA ini, hanya dapat digunakan pada pembelajaran yang berdasarkan kelompok dan tidak cocok di terapkan pada pembelajaran langsung dan pembelajaran berdasarkan masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu pengembangan model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan pendekatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN Endang Mulyatiningsih Mengajar merupakan tugas utama seorang pendidik (guru, dosen, tutor, instruktur, widyaiswara). Pendidik yang kreatif akan selalu menciptakan ide-ide

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Pada metode penelitian dan pengembangan terdapat beberapa jenis model. Model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian pengembangan modul IPA ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 4 Gorontalo yang terletak di Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Menurut Thiagarajan (1974: 5-9), Research and Development adalah desain penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang digunakan adalah model pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development (R&D). Model penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development (R&D). Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian pengembangan LKPD berbasis SETS dengan metode outdoor learning untuk menumbuhkan science process skill dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2009:407) menjelaskan bahwa, metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all., BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Desain penelitian yang akan digunakan untuk mengembangkan produk adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all., (1974:5) yaitu

Lebih terperinci

MODEL PROBLEM POSSING

MODEL PROBLEM POSSING MODEL PROBLEM POSSING BABS PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS 1. Wahida A.Piantae Mahasiswa Program Studi Fisika 1. Dr. Masri Kudrat Umar, M.Pd Dosen Universitas Negeri Gorontalo 2. Citron S. Payu, S.Pd,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning. Berdasarkan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan penekanan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan produk yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS matematika dengan menggunakan

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA Artikel Penulis I : Musnidatul Millah Arief; Penulis II : Dra. Chusnal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tilamuta, data hasil penelitian ini disajikan dalam dua kelompok, yaitu:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tilamuta, data hasil penelitian ini disajikan dalam dua kelompok, yaitu: 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan data tentang hasil belajar peserta didik dengan tingkat kemampuan hasil belajar pada materi listrik dinamis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga komponen utama, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN III MTO PNLITIN. Model Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian dan pengembangan (Research and evelopment). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa Lembar Kegiatan Peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Model Webbed pada Tema Pencemaran Air untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif, Sikap Peduli

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 2, Desember 2016. Hal 72 83. PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. tidak dilakukan karena tahap penyebaran harus diadakan uji coba lebih dari satu. kali, sehingga tahap penyebaran tidak dilakukan.

BAB V PEMBAHASAN. tidak dilakukan karena tahap penyebaran harus diadakan uji coba lebih dari satu. kali, sehingga tahap penyebaran tidak dilakukan. 109 BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Model Pembelajaran Rangkaian proses pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Metode Silih Tanya dilakukan mulai tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Wahyu Hidayat, Zainuddin, Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN SETTING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN SETTING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN SETTING KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI UNTUK SISWA KELAS VII SMP Levi Arista Maulia 32,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang bertujuan menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (development research) karena tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa Rencana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN Linda Listriana (1) Ety Tejo Dwi Cahyowati (2) Indriati Nurul

Lebih terperinci

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 25 Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru Tri Andari Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode weak experiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERNUANSA KARAKTER DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN OPERASI BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP NEGERI 1 PAKUSARI TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian pengembangan media pembelajaran dan instrumen penelitian. Media pembelajaran berupa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES. JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 43-58 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Penggunaan metode kuasi eksperimen dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT BERBASIS PEMECAHAN MASALAH Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian pengembangan dengan model Research and

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian pengembangan dengan model Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Model Pengembangan Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model Research and Development

Lebih terperinci

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model.

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (BUKU SISWA) MATEMATIKA UNTUK SISWA TUNARUNGU BERDASARKAN STANDAR ISI DAN KARAKTERISTIK SISWA TUNARUNGU PADA SUB POKOK BAHASAN MENENTUKAN HUBUNGAN DUA GARIS, BESAR SUDUT, DAN JENIS

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

BAB IV. Hasil dan Pembahasan 37 BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Validasi Instrumen Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan validasi instrumen penelitian. Validasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan volume pisma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan instrumen penilaian otentik yang valid dan reliabel dalam menilai pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMK. Setelah itu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, prosedur dalam pengembangannya, diseminasi dan sosialisasi pada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII Wicha 37, Dafik 38,Susanto 39 Abstract.QuantumTeachingis a

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL DISKUSI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL DISKUSI PENELITIAN 89 BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL DISKUSI PENELITIAN A. Pembahasan Proses Pengembangan Media Macromedia Flash Berbasis Website Dari data yang telah diperoleh, proses pengembangan model pembelajaran ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok perbandingan dengan pendekatan RME Setting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Perlakuan pembelajaran yang diberikan adalah pembelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) langkah-langkah pembelajaran, waktu, perangkat pembelajaran, metode

BAB V PEMBAHASAN. 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) langkah-langkah pembelajaran, waktu, perangkat pembelajaran, metode 104 BAB V PEMBAHASAN A. Kevalidan Perangkat Pembelajaran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Semua aspek dalam RPP yang dikembangkan pada penelitian ini memiliki rata-rata total 3,3. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian dan pengembangan (research and development) ini adalah Program Studi Pendidikan Sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ujung-ujung 03 yang terletak di Dusun Mukus Desa Ujung-ujung Kecamatan Pabelan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Rencana Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, prosedur dalam pengembangannya, subjek yang menjadi penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I dilakukan metode analisis konten. Analisis konten digunakan untuk mendeskripsikan validitas, reliabilitas tes,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanaan di SMP Negeri 1 Sragen yang beralamat Jalan Raya Sukowati No. 162 Sragen, Kabupaten Sragen. 2. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengembangkan produk berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengembangkan produk berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pengembangkan LKPD IPA ini menggunakan desain penelitian Research and Development (R & D). Sugiyono (2015: 407) menyatakan bahwa R & D adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 di SDN Pati Wetan 01 Kecamatan Pati. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel 69 III. METODE PENELITIAN 3. Pendekatan Penelitian Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 5 jam pelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 5 jam pelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/2 Alokasi Waktu : 5 jam pelajaran STANDAR KOMPETENSI 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Rangkaian proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika yang mengintegrasikan teori vygotsky dan teori ibnu khaldun dilakukan mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di kelas 6 SD Negeri 1 Buayan, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen pada semester 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan. Produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran berupa Rancangan Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and Development (penelitian dan pengembangan). Menurut Sukmadinata (2011: 167), dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Gorontalo, Jalan Prof. Dr. Jhon Aryo Katili, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras Sukmo Purwo Diharto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kramat Semester 2 tahun 2012/2013 yang terletak di Desa Kramat Kecamatan Penawangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Subjek, dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D), penelitian pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model prosedural. Puslitjaknov (2008) menyatakan bahwa model prosedural

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai seting tempat, seting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and Development (R&D) untuk mengembangkan Subject Specific Pedagogy (SSP) IPA dengan Model Problem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana III. METODOLOGI PENELITIAN Pembahasan pada bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang berupa pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana tindakan, data penelitian,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Masalah umum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini mengadopsi metode penelitian kuasi eksperimen yang menurut Panggabean (1996) merupakan eksperimen dimana variabel-variabel yang

Lebih terperinci

Aya Shofia Maulida et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran berbantuan Media Simulasi Virtual...

Aya Shofia Maulida et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran berbantuan Media Simulasi Virtual... 1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran berbantuan Media Simulasi Virtual pada Pemahaman Konsep Siswa Sub Pokok Bahasan Translasi dan Refleksi Kelas VII SMP egeri 3 Jember (The Development of Teaching Instrument

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan perangkat pembelajaran kalkulus kelas XI semester genap dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan model investigasi kelompok mengacu pada model pengembangan pembelajaran Thiagarajan, Semmel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan pembelajaran. Mambaul Ulum Simorejo yang berjumlah 22 siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan pembelajaran. Mambaul Ulum Simorejo yang berjumlah 22 siswa. 66 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian pengembangan. Karena peneliti ingin mengembangkan model pembelajaran pembelajaran koooperatif tipe

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY SISWA Nursahara Dosen Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Erna Yunita Sari 37, Sunardi 38, Susanto 39

Erna Yunita Sari 37, Sunardi 38, Susanto 39 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE IMPROVE BERBASIS PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA SUB POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013/2014 Erna Yunita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa LKPD IPA berbasis inquiry science issues yang dapat mengembangkan practical skills dan scientific

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Miri, dengan subyek penerima tindakan kelas adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2

Lebih terperinci