BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Gorontalo, Jalan Prof. Dr. Jhon Aryo Katili, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap, yaitu bulan Mei dan Juni tahun ajaran 2012/2013. Hal ini mencakup persiapan pada minggu pertama, pengujian validitas pada minggu kedua, pengumpulan data pada minggu ke-empat, pengolahan data selama 1 minggu dan penyusunan laporan selama 1 minggu. 3.2 Metode dan desain Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi Swishmax pada materi Atmosfer mata pelajaran Geografi. Pelaksanaan metode penelitian eksperimen yang dilakukan oleh peneliti berupa adanya kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan penggunaan media pembelajaran animasi Swishmax dan adanya kelas kontrol yang menjadi pembanding dari kelas eksperimen. Selain metode penelitian eksperimen yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini, adapun desain yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan media pembelajaran Swishmax 42

2 terhadap hasil belajar siswa yakni True Eksperimental Design dengan rancangan Pretest - Posttest Only Control Design sebagai berikut. 43 E : O 1 X O 2 P : O 1 Y O 2 Gambar 12. Desain penelitian Pretest - Posttest Only Control Design Keterangan : E = Kelas eksperimen P = Kelas pembanding (Kelas kontrol) X = Perlakuan untuk kelas eksperimen (Media Pembelajaran Animasi Swishmax) Y = Perlakuan untuk kelas kontrol (Media Pembelajaran Animasi PowerPoint) O 1 = Tes awal (Pretest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol O 2 = Tes akhir (Posttest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol 3.3 Variabel Penelitian Menurut Azwar (dalam Hartati, 2012:53), bahwa Seorang peneliti perlu melakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap variabel penelitiannya. Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel yang akan diteliti dalam penelitian. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Variabel bebas (X) Variabel independen atau biasa disebut variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran animasi yang digunakan, dalam hal ini dengan menggunakan aplikasi Swishmax dan PowerPoint. Penggunaan media

3 44 pembelajaran animasi yang menggunakan aplikasi Swishmax dan PowerPoint disebut sebagai variabel independen atau variabel bebas karena penggunaan media pembelajaran animasi ini yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa. b. Variabel terikat (Y) Variabel dependen atau biasa disebut variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen di SMA Negeri 4 Gorontalo yang dikenakan perlakuan pada materi Atmosfer. Dikatakan sebagai variabel dependen atau variabel terikat karena hasil belajar siswa inilah yang dipengaruhi oleh adanya perlakuan penggunaan media pembelajaran animasi dengan menggunakan aplikasi Swishmax dan PowerPoint. Tipe hasil belajar yang dinilai pada penelitian kali ini adalah Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Aplikasi (C3) dan Analisis (C4). Penggunaan tipe hasil belajar seperti Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi dan Analisis untuk menilai hasil dari proses belajar mengajar di dasari oleh indikator pencapaian yang tercantum di dalam perangkat pembelajaran (silabus) di SMA Negeri 4 Gorontalo. Berbagai penggunaan kata kerja operasional dalam indikator pencapaian yang terdapat di silabus seperti menjelaskan, menganalisis, mengklasifikasikan, mengidentifikasikan dan menunjukkan termasuk dalam kata-kata operasional yang ada pada ranah kognitif tipe hasil belajar Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Aplikasi (C3) dan Analisis (C4).

4 Definisi konseptual Definisi konseptual merupakan definisi dari suatu konsep berdasarkan ciricirinya sehingga dapat dibedakan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Pelaksanaan definisi konseptual bagi variabel penelitian dibutuhkan untuk menjelaskan serta memformulasikan pemikiran peneliti secara sederhana ke dalam konsep yang jelas. Definisi konseptual variabel-variabel penelitian kali ini adalah sebagai berikut: a. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam proses belajar mengajar. Berbagai pesan yang ingin disampaikan oleh guru melalui media pembelajaran yang digunakan telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada penelitian ini, media pembelajaran utama yang dijadikan sebagai inti dari penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah media Swishmax yang termasuk dalam jenis media audio-visual. Media audio-visual merupakan gabungan dari media audio atau suara dengan media visual atau gambar yang disatukan melalui suatu aplikasi dalam komputer. b. Hasil belajar yang diteliti pada penelitian kali ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif dengan tipe hasil belajar diantaranya sebagai berikut. 1. Pengetahuan (C1) adalah segala sesuatu yang diketahui berdasarkan kepandaian dalam mengingat berbagai hal yang telah dipelajari sesuai dengan teori-teori yang ada.

5 46 2. Pemahaman (C2) adalah suatu kemampuan dalam memahami keadaan yang terjadi dengan membuktikan keterkaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. 3. Penerapan (C3) adalah suatu proses dalam mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman kedalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memecahkan masalah yang sedang terjadi. 4. Analisis (C4) adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya Definisi operasional Agar konsep dapat diteliti secara empiris, maka konsep tersebut harus di operasionalkan dengan cara mengubahnya menjadi variabel atau sesuatu yang dapat dinilai dan diukur. Azwar (dalam Hartati, 2012:53) menjelaskan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik dari variabel tersebut, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat. Penjelasan definisi operasional dari variabel-variabel penelitian sebagai berikut. a. Media Swishmax sebagai media pembelajaran adalah suatu media yang dilengkapi dengan audio-visual yang menarik dan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.

6 b. Hasil belajar adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden melalui tes yang diberikan oleh guru untuk mengukur pemahaman siswa 47 sebelum ataupun setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung. Indikator dalam hasil belajar ini sebagai berikut. 1. Pengetahuan (C1) adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden melalui instrument tes untuk mengukur daya ingat dalam menghafal sebelum ataupun sesudah kegiatan belajar mengajar. 2. Pemahaman (C2) adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden melalui instrumen tes untuk mengukur tingkat pemahaman dalam memahami keadaan dari konsep-konsep yang ada, baik sebelum ataupun sesudah kegiatan belajar mengajar. 3. Penerapan (C3) adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden melalui instrumen tes yang diberikan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman pada situasi konkret atau khusus, baik sebelum ataupun sesudah kegiatan belajar mengajar. 4. Analisis (C4) adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden melalui instrument tes yang diberikan untuk mengukur daya analisa siswa dalam memanfaatkan berbagai pengetahuan, pemahaman dan penerapan suatu konsep sehingga menjadi bagian-bagian tertentu, baik sebelum ataupun sesudah kegiatan belajar mengajar.

7 Populasi dan sampel Populasi Sugiyono (2011:117) mengemukakan bahwa: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah kelas X SMA Negeri 4 Gorontalo yang berjumlah 202 siswa dan terbagi menjadi 7 kelas dengan jumlah masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2: Distribusi jumlah kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo Kelas Jumlah Siswa Pria Wanita Total X X X X X X X JUMLAH Sumber: Tata Usaha T.A Sampel Sugiono (2011:118) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang ada di SMA Negeri 4 Gorontalo yang berjumlah 202 siswa dengan penentuan sampel menggunakan cluster random

8 49 sampling (sampling acak berkelompok) dengan pengambilan sampel berupa pengundian tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi yaitu kelas X-6 dan kelas X-2. Selanjutnya dilakukan pengundian kembali untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga terpilihlah kelas X-6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol. 3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data Penelitian Teknik pengumpulan data adalah suatu cara ataupun metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan beberapa data yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan penelitian ataupun dijadikan sebagai landasan atas pengambilan hasil dari penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Tes yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam berbagai ranah kognitif seperti aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis. Tes yang diberikan kepada siswa berupa tes dalam bentuk uraian (essay) yang terdiri dari 13 pertanyaan tentang materi atmosfer sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2. Observasi yang bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa di dalam kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan. Namun pelaksanaan observasi diberlakukan untuk mendapatkan data pendukung yang akan digunakan dalam pembahasan dan tidak digunakan

9 50 dalam analisis data. Observasi dilakukan oleh teman sejawat dan guru mata pelajaran selama kegiatan belajar mengajar didalam kelas Instrument Pengumpulan Data Instrument penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang akan di ukur dalam pelaksanaan penelitian. Menurut Sugiyono (2011:148) instrument penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Berbagai instrumen dalam penelitian pendidikan telah banyak yang sudah tersedia, akan tetapi berbagai instrumen ini diberlakukan apabila sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian kali ini, peneliti akan melakukan penelitian tentang Pengaruh Media Pembelajaran Animasi Swishmax Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Atmosfer. Dalam hal ini terdapat dua variabel yang membutuhkan instrumen untuk mengukur tingkat keberhasilan dari kedua variabel tersebut. 1. Instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa (Variabel y) 2. Instrument untuk mengukur penggunaan media Animasi Swishmax (Variabel x) Untuk variabel bebas yakni hasil belajar siswa tipe hasil belajar Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi dan Analisis dapat menggunakan tes dalam mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Tes merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data dari hasil belajar siswa. Tes digunakan sebagai alat bantu untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa karena tes merupakan alat

10 51 penilaian hasil belajar, terutama pada hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan untuk mengukur penggunaan media pembelajaran animasi Swishmax yang merupakan variabel terikat dalam mempresentasikan materi Atmosfer peneliti menggunakan lembar pengamatan yang berupa sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada pengamat untuk melihat keaktifan siswa didalam kelas Pengujian Instrumen Tes Pengujian Validitas Sudjana (2009:12) menjelaskan bahwa pengujian validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang seharusnya dinilai. Adapun pengujian validitas yang dilakukan oleh peneliti yaitu : 1. Validasi perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kualitas dari perangkat pembelajaran yang akan digunakan peneliti selama penelitian sehingga melalui adanya validasi perangkat yang dilakukan oleh Ibu Nurfaika, S.Si, M,Sc dan Ibu Tirtawaty Abdjul, S.Pd, M.Pd selaku validator, maka perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan dengan layak sehingga proses pengambilan data berjalan dengan baik. Berbagai perangkat pembelajaran yang perlu dilihat dan diukur kualitasnya yaitu tes, RPP, Media dan LKS. Jenis pengujian validitas yang dilakukan oleh validator adalah validitas kontrak (Contruct Validity) yang bertujuan untuk mengukur kualitas

11 52 dari perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti sebelum diteruskan dengan uji coba instrument tes. 2. Validasi tes yang bertujuan untuk mengukur kualitas soal yang akan diberikan kepada siswa yang berada dalam sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Validasi tes ini akan dilakukan oleh peneliti setelah memvalidasi tes yang termasuk dalam perangkat pembelajaran yang divalidasi oleh validator melalui lembar validasi yang digunakan untuk mengetahui kelayakan dari tes yang disusun oleh peneliti sesuai dari kompetensi dasar yang ada. Validasi tes ini akan dilakukan oleh siswa secara tidak langsung ketika mereka mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti dengan waktu yang telah ditentukan. Siswa yang dipilih oleh peneliti untuk mengukur alat penilaian tes ini adalah kelas X-5 yang termasuk dalam populasi penelitian. Tes merupakan instrumen yang disusun secara khusus karena mengukur sesuatu yang bersifat penting dan pasti. Dikatakan demikian karena tes digunakan untuk menentukan sesuatu mengenai kedudukan dan predikat seseorang. Pengujian validitas tes ini dilakukan terhadap kelas uji coba selain kelas eksperimen dan kelas kontrol yang sudah pernah mendapatkan materi Atmosfer sebelumnya yaitu kelas X-5. Untuk mengukur validitas instrumen ini, digunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut: r n XY X Y xy = n X 2 X 2 n Y 2 Y 2. (1) (Arikunto, 2010:171)

12 53 Keterangan : x Y x 2 y 2 XY n r XY = skor total setiap butir soal = skor total responden = kuadrat skor total setiap butir = kuadrat skor total responden = jumlah skor dengan skor total setiap butir = jumlah responden = validitas soal Untuk menentukan kategori dari validitas instrumen digunakan pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guildfort (dalam Sugiyono, 2011:257) sebagai berikut : Tabel 3. Koefisien Validitas Instrumen Koefisien Validitas Status Validitas Kriteria validitas Sangat tinggi Sangat baik Tinggi Baik Sedang Cukup Rendah Kurang Sangat rendah Jelek Sugiyono (2011:178) menjelaskan bahwa apabila korelasi tiap butir soal (r hitung) tersebut positif dan besarnya lebih dari r tabel yang telah ditentukan sesuai dengan jumlah responden yang ada maka butir soal tersebut merupakan kontruksi yang kuat. Sehingga berdasarkan analisis butir soal tersebut dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki validitas kontruksi yang baik. Dalam penelitian ini, item tes hasil belajar dikatakan valid jika koefisien validitasnya yaitu r hitung r tabel dan item tes hasil belajar dinyatakan tidak valid apabila koefisien validitasnya yaitu r hitung r tabel. Nilai r tabel pada penelitian ini berdasarkan banyaknya jumlah

13 responden yaitu 26 orang di kelas X-5, sehingga apabila dilihat dari tabel r product moment dengan taraf signifikan 5% nilai r tabelnya adalah 0,388. Koefisien validasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Nilai validitas setiap item skor No.Item Koefisien validasi Status Kriteria Status Validitas Tes r tabel r hitung validasi Validitas 1 0, Valid Sedang Cukup 2 0, Valid Sedang Cukup 3 0, Valid Sedang Cukup 4 0, Valid Sedang Cukup 5 0, Valid Sedang Cukup 6 0, Valid Sedang Cukup 7 0, Valid Sedang Cukup 8 0, Valid Tinggi Baik 9 0, Valid Sedang Cukup 10 0, Valid Sedang Cukup 11 0, Valid Tinggi Baik 12 0, Valid Sedang Cukup 13 0, Valid Sedang Cukup Pengujian Validitas Tes dilihat pada lampiran 8. Namun, sebelum soal diberikan kepada kelas Pengujian ini dimulai dari pengujian valid atau tidak validnya berbagai perangkat pembelajaran seperti RPP, Tes/Soal, LKS dan Media Pembelajaran yang akan digunakan ketika penelitian dilaksanakan. Data hasil analisis validasi yang digunakan untuk mengetahui kelayakan dari perangkat pembelajaran diperoleh dari hasil validasi yang dilakukan oleh tim validator melalui lembar validasi yang diberikan oleh peneliti. Lembar validasi ini berupa lembar penilaian untuk beberapa aspek penilaian sesuai dengan perangkat 54

14 55 pembelajaran yang akan dilihat validitas suatu konsep yang dibuat sehingga dinilai benar-benar menilai apa yang seharusnya dinilai. Untuk pengujian valid tidaknya perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti melalui hasil lembar validasi yang diberikan oleh tim validator, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis lembar validasi yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Data Hasil Validasi RPP Skala Status Aspek Penilaian Rata -Rata Kriteria Penilaian Validitas Perumusan tujuan pembelajaran 95 3,8 Tinggi Baik Isi yang disajikan 91,07 3,64 Tinggi Baik Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa skala penilaian yang didapatkan dari tim validator untuk aspek perumusan tujuan pembelajaran dan isi yang disajikan dalam RPP termasuk dalam kriteria baik karena skala penilaian yang menghampiri nilai 4, sehingga RPP yang telah disusun oleh peneliti dapat digunakan dalam proses pembelajaran selama penelitian berlangsung. Tabel 6. Data Hasil Validasi Tes/Soal Aspek Penilaian Isi soal yang disajikan Bahasa dan penulisan soal Rata Rata Skala Penilaian Status validitas Tinggi 75 3 Tinggi Kriteria Soal Sangat dapat dipahami Dapat dipahami Kesimpulan Tanpa Revisi Revisi Kecil Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa tes/soal yang disusun oleh peneliti memiliki kelemahan pada aspek penilaian penggunaan bahasa dan penulisan

15 soal dengan skala penilaian 3, namun untuk aspek penilaian isi soal yang disajikan memiliki skala penilaian 4. Sehingga setelah mendapatkan skala penilaian yang kesimpulannya membutuhkan revisi kecil terhadap penggunaan bahasa dan penulisan soal, penulis telah memperbaiki cara penulisan dan penggunaan bahasa sehingga akan sangat dipahami oleh siswa ketika mengerjakan tes/soal yang akan diberikan nanti. Tabel 7. Data Hasil Validasi LKS Aspek Penilaian Rata -Rata Skala Status Penilaian validitas Kriteria Kelengkapan LKS 93,75 3,75 Tinggi Baik Penjabaran Teori Singkat 87,5 3,5 Tinggi Baik Kontruksi/Cara Kerja 93,54 3,63 Tinggi Baik Pertanyaan 87,5 3,5 Tinggi Baik Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa empat aspek penilaian yang dinilai pada LKS memiliki skala penilaian yang lebih dari nilai 3,25 dan memiliki kriteria baik, sehingga dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar selama pelaksanaan penelitian. Tabel 8. Data Hasil Validasi Media Pembelajaran Aspek Penilaian Rata -Rata Skala Status Penilaian validitas Kriteria Isi (Content) 87,50 3,5 Tinggi Baik Format isi 91,67 3,67 Tinggi Baik Penggunaan bahasa 87,50 3,5 Tinggi Baik Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa aspek penilaian yang ada dalam media pembelajaran yaitu isi, format isi dan penggunaan bahasa memiliki skala penilaian lebih dari cukup dan memiliki kriteria yang baik, sehingga dapat digunakan tanpa ada perbaikan secara keseluruhan bahkan dapat langsung digunakan 56

16 57 pada kegiatan belajar mengajar selama penelitian berlangsung. Lembar validasi dapat dilihat pada lampiran Pengujian Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Untuk pengujian reliabilitas tes ini digunakan rumus Alpha Cronbach seperti di bawah ini: r 11= k k 1 1 σb 2 σt2. (2) (Arikunto, 2010:180) Keterangan : r 11 = reliabilitas tes K = banyaknya soal σb 2 = jumlah varians butir σt 2 = varians total Untuk menentukan kategori dari reliabilitas instrument digunakan pengklasifikasian reliabilitas yang dikemukakan oleh Guildfort (dalam Sugiyono, 2011:257) sebagai berikut : Tabel 9. Klasifikasi Reliabilitas Instrumen Koefisien Reliabilitas Kriteria Reliabilitas 0.80 < r 11 < = 1.00 Sangat tinggi 0.60 < r 11 < = 0.80 Tinggi 0.40 < r 11 < = 0.60 Sedang 0.20 < r 11 < = 0.40 Rendah < r 11 < = 0.20 Sangat rendah

17 Hasil perhitungan uji reliabilitas tes di kelas X-5 yang merupakan kelas diluar sampel diperoleh nilai sebesar 0,68 dengan kriteria reliabilitas tinggi. Melalui hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tes pada penelitian ini reliabel sehingga dapat digunakan sebagai instrument pengumpul data. Pengujian Reliabilitas Tes dapat dilihat pada lampiran Pengujian Taraf Kesukaran Suatu tes dikatakan baik apabila dikatakan sebagai alat pengukur memenuhi persyaratan tes seperti valid, reliabel dan memiliki tingkat kesukaran yang baik. Pengujian taraf kesukaran dilakukan untuk melihat tingkat kesukaran setiap butir soal yang terdapat dalam tes yang diberikan kepada siswa. Menghitung Taraf Kesukaran soal bentuk uraian dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Jumla skor siswa peserta tes pada suatu soal Mean = Jumla peserta didik yang mengikuti tes Mean Tingkat kesukaran = Skor maksimum yang ditetapkan 58 (Aiken, 1994: 66) Untuk menentukan kategori dari indeks tingkat kesukaran soal digunakan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 1999:207) : Tabel 10. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Koefisien Tingkat Kesukaran Kriteria Interpretasi Tingkat Kesukaran P 0,3 Sukar 0,31< P 0,7 Sedang 0,7 < P 1,0 Mudah

18 Menurut Arikunto (dalam Fitrifitanofa, 2013:97), bahwa Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa soal yang baik adalah soal yang memiliki taraf kesukaran sedang, yaitu dengan koefisien tingkat kesukaran 0,31< P 0,7. Untuk melihat taraf kesukaran yang dimiliki setiap butir soal pada tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa di kelas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 11. Taraf Kesukaran Butir Soal Tes Hasil Belajar Koefisien Tingkat Kriteria Interpretasi Kesukaran Tingkat Kesukaran Item Soal Jumlah Soal P 0,3 Sukar ,31< P 0,7 Sedang 2,3,4,5,9,10 dan12 7 0,7 < P 1,0 Mudah 1,6,7,8 dan 11 5 Berdasarkan tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa soal yang memiliki interpretasi mudah sebanyak 5 nomor yaitu soal nomor 1,6,7,8 dan 11, sedangkan soal yang memiliki interpretasi yang lebih mudah yaitu soal nomor 6 dengan nilai taraf kesukaran 0,995 atau menghampiri nilai 1. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa yang rata-rata hampir menjawab dengan benar soal tentang perbedaan cuaca dan iklim, sedangkan untuk soal yang memiliki interpretasi sedang sebanyak 7 nomor yaitu soal nomor 2,3,4,5,9,10 dan 12. Untuk soal yang dianggap sukar dikerjakan oleh siswa adalah soal nomor 13 yang memiliki nilai taraf kesukaran dibawah dari nilai 0,3 yaitu sebesar 0,103. Kesulitan siswa dalam menjawab soal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa yang rendah dan tidak dapat menjawab soal tentang klasifikasi iklim fisis dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan nilai taraf kesukaran yang memiliki kriteria interpretasi 59

19 60 tingkat kesukaran sukar. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa diantara soal sebanyak 13 nomor, hanya 7 soal yang memiliki taraf kesukaran yang baik sehingga hanya soal 2, 3, 4, 5, 9, 10 dan 12 yang dikatakan baik untuk digunakan dalam penelitian. Pengujian Taraf Kesukaran Butir Soal dapat dilihat pada lampiran Teknik Analisis Data Pengujian Normalitas Data Untuk menguji apakah data hasil penelitian yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal, dapat digunakan pengujian statistika dengan persamaan berikut: x 2 = k i =1 Oi Ei 2 (3) Ei (Sudjana, 2005:273): Keterangan : Oi Ei = frekuensi hasil pengamatan = frekuensi hasil yang diharapkan Pengujian normalitas data dalam penelitian ini didasarkan pada hipotesis statistik berikut : H 0 = data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen atau kelas kontrol terdistribusi normal H 1 = data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen atau kelas kontrol yang tidak terdistribusi normal.

20 61 Kriteria pengujian normalitas data ini adalah terima hipotesis H 0 jika X 2 hitung X 2 (1-α) (K - 1), dengan X 2 (1-α) (K - 1) diperoleh dari daftar distribusi nilai persentil untuk dk = (k - 1) dan taraf α = 0,05. Hasil perhitungan dari uji normalitas data dapat dilihat pada tabel 12 berikut. Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas x 2 hitung x 2 table Keterangan Eksperimen ,070 Ho diterima Kontrol ,070 Ho diterima Hasil pengujian normalitas data Pretest pada tabel 12 menunjukkan bahwa nilai χ 2 hit untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai χ 2 tab. Maka hasil ini menunjukkan bahwa data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Pengujian Normalitas Data dapat dilihat pada lampiran 13a. Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas x 2 hitung x 2 table Keterangan Eksperimen ,070 Ho diterima Kontrol ,070 Ho diterima Hasil pengujian normalitas data Posttest pada tabel 13 menunjukkan bahwa nilai χ 2 hit untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol tetap lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai χ 2 tabel sehingga Ho diterima. Maka apabila Ho diterima, maka hasil ini menunjukkan bahwa data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas

21 62 eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Pengujian Normalitas Data dapat dilihat pada lampiran 13b Uji Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians ini bertujuan untuk mengetahui keseragaman kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dijadikan sebagai objek penilaian. Pengujian homogenitas varians ini diuji dengan menggunakan uji Barlett statistik chi kuadrat di uji dengan menggunakan persamaan berikut: x 2 = In 10 B ni 1 log s i 2.. (4) Keterangan : ni = ukuran sampel s i 2 = varians i = menyatakan kelas (Sudjana, 2005 : 263) Kriteria pengujian homogenitas data ini adalah terima hipotesis Ho jika x 2 x 2 1 ak 1, dimana x2 1 ak 1 didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1- a) dan dk = k 1. Hasil perhitungan dari uji homogenitas data dapat dilihat pada tabel 13 dan tabel 14 berikut. Tabel 13. Uji Homogenitas Data Pretest x 2 hitung x 2 tabel, Keterangan ,841 Ho diterima Dari tabel 13 di atas diketahui bahwa x 2 hitung < x 2 tabel sehingga Ho diterima. Maka sampel dalam penelitian ini dikatakan homogen yang berasal dari populasi

22 63 yang sama dan memiliki variansi yang sama. Pengujian Homogenitas Data dapat dilihat pada lampiran 14a. Tabel 14. Uji Homogenitas Data Posttest x 2 hitung x 2 tabel, Keterangan 0,1725 3,841 Ho diterima Dari tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa bahwa x 2 hitung < x 2 tabel, maka sampel dalam penelitian ini dikatakan homogen yang berasal dari populasi dan memiliki variansi yang sama. Pengujian Homogenitas Data dapat dilihat pada lampiran 14b Pengujian Kemajuan Hasil Belajar Pengujian kemajuan hasil belajar dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan setelah kegiatan pembelajaran. Pengujian kemajuan hasil belajar dapat dihitung melalui rumus g faktor (N Gains) sebagai berikut: Keterangan : < g >= < g >= <g> = gain score (kemajuan hasil belajar) Sf Si = skor rata-rata posttest = skor rata-rata pretest Sm = Skor maksimum (% Gain) (%Gainmax) (% < Sf > % < Si >) (% < Sm > % < Si >) (Hake, 1999)

23 Kriteria pengujian kemajuan hasil belajar dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut (Hake, 1998): Tabel 15a. Klasifikasi Kemajuan Belajar (gain score) Koefisien gain score Kriteria tingkat gain (<g>) > 0,7 Tinggi 0,3 < (<g>) 0,7 Sedang (<g>) < 0,3 Rendah Kemajuan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 15b. Kemajuan Hasil Belajar Sampel Kemajuan Hasil Belajar Kriteria tingkat gain Kelas Kontrol 0,24 % Rendah Kelas Eksperimen 0,51 % Sedang Berdasarkan tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol terjadi kemajuan hasil belajar. Namun bila dilihat dari tingginya kemajuan hasil belajar yang ditunjukkan oleh kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran animasi Swishmax lebih unggul dibandingkan dengan media pembelajaran animasi PowerPoint Pengujian Hipotesis Penelitian Setelah pengujian normalitas data dilakukan, maka hasil pengujian dari normalitas data tersebut digunakan dalam menentukan pemilihan statistik uji yang akan digunakan pada pengujian hipotesis penelitian. Rata-rata skor prestasi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji dengan menggunakan uji statistik parametrik dengan statistik uji t. Pengujian ini dimaksud untuk menentukan 64

24 65 penyesuaian prestasi belajar siswa pada kedua kelas objek penelitian apabila kedua data sampel penelitian terdistribusi normal. Statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: t = X 1 X 2 S 1 gab + 1 n 1 n 2.. (5) (Sudjana, 2005:239) Keterangan : t = Nilai hitung X 1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen X 2 = Nilai rata-rata kelas kontrol n 1 = Jumlah responden kelas eksperimen n 2 = Jumlah responden kelas kontrol S = Simpangan baku Hipotesis statistik pada kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: H o : o = 1, artinya tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran animasi (Swishmax) pada materi Atmosfer dengan yang menggunakan media pembelajaran Animasi (PowerPoint) pada materi Atmosfer. H 1 : o 1, artinya terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran animasi (Swishmax) pada materi Atmosfer dengan yang menggunakan media pembelajaran Animasi (PowerPoint) pada materi Atmosfer.

25 66 Kriteria pengujian untuk uji hipotesis adalah terima H 0 jika t 1-1/2α < t < - 1/2α, dimana t 1 1/2α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n 1 + n 2-2) dan peluang (1 1/2α). Pengujian Hipotesis dapat dilihat pada lampiran 15.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 selama kurang lebih 2 bulan terhitung sejak April

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Gorontalo pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 selama

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo.

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Telaga,yang terletak di Jalan Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 4 Gorontalo yang terletak di Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Penetapan Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bongomeme.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Penetapan Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bongomeme. 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bongomeme. Penetapan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pembelajaran Tandur terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun Ajaran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Atinggola Jalan Bintara No 7 Desa Pinontoyonga Kecamatan Atinggola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 013/014 yang terdiri dari delapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA PRASETYA Gorontalo, kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA PRASETYA Gorontalo, kecamatan BAB III METODE PENELITIAN 3. Penetapan Lokasi dan waktu penelitian 3.. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA PRASETYA Gorontalo, kecamatan Kota Tengah, kota Gorontalo. 3.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen yang menempatkan subyek penelitian ke dalam dua kelas yaitu kelas kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo 3.1. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo. Yang dilaksanakan pada semester genap pada tahun ajaran 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo. Yang dilaksanakan pada semester genap pada tahun ajaran 2013/2014 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Batudaa yang terletak di Kabupaten Gorontalo. Yang dilaksanakan pada semester genap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Data Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa yang diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam YLPI Pekanbaru yang beralamat di Jalan Prof. Mhd.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

Tabel 3: Sub populasi siswa kelas X Man Batudaa

Tabel 3: Sub populasi siswa kelas X Man Batudaa 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Man Batudaa pada pelajaran Fisika khususnya pada materi perubahan wujud zat 3.1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah islam swasta yaitu Pesantren Persatuan Islam 31 Banjaran-Bandung.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau percobaan semu yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis Bandar Lampung tahun ajaran 0/03 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Jaksa Agung Soeprapto, Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Jaksa Agung Soeprapto, Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo yang lokasinya terletak di Jalan Jaksa Agung Soeprapto, Kelurahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200 siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun ajaran 0-03 yang berjumlah 00 siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar Tahun Pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 200 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014 31 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 014 sampai dengan 7 Juli 014 di SD Negeri Kampung Baru Bandar Lampung pada semester genap tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila 3 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 01/013 yang berjumlah 38 siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah 32 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013: 11) penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari sampai 21 Februari semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen. Menurut Sugiyono (2012:77) Quasi eksperimental design merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Alur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh pembelajaran PKn

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode kuasi eksperimen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi Eksperimen (quasi experiment) atau Eksperimen Semu (Arikunto, 008: 7). Penelitian kuasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Metode SQ3R dan writing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.. Lokasi Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimen yang di laksanakan di SMP NEGERI 3 GORONTALO 3.. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun Pelajaran 01/013 yang berjumlah 10 siswa dan tersebar dalam tiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan di dalam suatu penelitian untuk mencapai suatu tujuan. Dalam melakukan penelitian, diperlukan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Bentuk, dan Rancangan Penelitian 1) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Menurut Zuldafrial (2009: 25), metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti jalan yang ditempuh atau dilewati. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan istilah penggabungan dua metode yang termasuk ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam setiap kegiatan pelaksanaan penelitian metode penelitian yang digunakan sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang tersebar dalam sepuluh kelas yang berjumlah

III. METODE PENELITIAN. Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang tersebar dalam sepuluh kelas yang berjumlah III. METODE PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MA Negeri 1 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang tersebar dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang diberikan sebagai metode pembelajaran dimana siswa akan mengenal, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis keadaan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar 22 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 118 siswa dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013-2014 dengan total jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Sugiyono (015:117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi pokok lingkaran dengan menggunakan multimedia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu (Arikunto, 003:7). Metode penelitian kuasi eksperimen berbeda dengan metode eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah True-Experimental Design, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Pra Eksperimental (Sugiono, 2012, hlm. 13) menyatakan bahwa, Penelitian Pra Eksperimental

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive 6 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling dikenal juga sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati Terbanggi Besar tahun ajaran 01/013 yang berjumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Ngambur Pesisir Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri Ngambur Pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 2 Siak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi menggunakan teknik statistik inferensial dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Lebih terperinci

penelitian eksperimen. Sugiyono (2012:11) menyatakan metode tujuan penelitian yakni untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa

penelitian eksperimen. Sugiyono (2012:11) menyatakan metode tujuan penelitian yakni untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, Bentuk dan Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian ini diperlukan suatu metode. Adapun metode pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2012:107) Metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan rancangan penelitian menjadi dua kelompok yaitu, pre experimental design (eksperimen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran Adapun metode pengembangan multimedia pembelajaran seperti yang dikemukakan Munir (2008:195) terdiri dari lima tahap sebagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

multimedia, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

multimedia, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji masalah penelitian ini. Sistematika penulisan pada bab ini terbagi menjadi sepuluh bagian. Bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan RME dengan strategi pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP Negeri Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri dari delapan kelas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, Jenis, Bentuk dan Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian dilaksanakan selama dua kali yaitu yang pertama pada tanggal 22 April 2014 dan yang kedua pada tanggal 15 Mei 2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh siswa kelas X IPA semester genap pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Juliansyah Noor penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan, dari bulan juni sampai agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan, dari bulan juni sampai agustus BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan, dari bulan juni sampai agustus pada semester Genap Tahun Ajaran 013/014. 3.1.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 29 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian dengan metode eksperimen. Metode penelitian eksprimen merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci