1. DEFANI ISMIRIAM JENNI ELIANI ARI PRASETYO INTAN G LEONITA LYNDA FATMAWATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. DEFANI ISMIRIAM JENNI ELIANI ARI PRASETYO INTAN G LEONITA LYNDA FATMAWATI"

Transkripsi

1 1. DEFANI ISMIRIAM JENNI ELIANI ARI PRASETYO INTAN G LEONITA LYNDA FATMAWATI

2 FANATIK

3 PENGERTIAN Fanatik/fanatisme adalah suatu keyakinan keyakinan atau suatu pendangan tentang sesuatu yang positif atau yang negatif, pandangan yang tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mednalam sehingga susah diluruskan atau dirubah secara psikologis, seseorang yang fanatik biasanya tidak mampu memahami apa-apa yang ada diluar dirinya, tidak faham terhadap masalah orang atau kelompok lain, tidak mengerti faham atau filsafat selain yang mereka yakini. ( Rizkita, 2012 )

4 LATAR BELAKANG Globalisasi yang meyebabkan masuknya banyak budaya ke indonesia yang kemudian banyak budaya, nilai-nilai serta kebudayaan ini masuk tanpa adanya batasan dan filter yang baik dari masyarakat Indonesia yang kemudian hal ini menimbulkan dampak seperti perilaku FANATIK/FANATISME. Melihat perilaku fanatisme yang semakin berkembang di indonesia inilah yang akhirnya membuat kelompok kami memilih tema Fantisme.

5 TUJUAN ASESMEN 1. Untuk mengetahu apakah subjek termasuk orang yang fanatik 2. Untuk mengetahui alasan menjadi orang yang fanatik 3. Untuk mengetahui Bagaimana dinamika seseorang yang fanatik

6 Fanatik Agama Tanggal 23 Septembaer 2016 telah dilakukan wawancara oleh subjek yang berinisial I. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tingkat fanatic subjek terhadap agama yang dianutnya. Subjek yang diwawancara adalah seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi berbasis Islam di Kota Malang. Subjek mengambil jurusan Ekonomi Islam. Ketika wawancara subjek mengatakan bahwa subjek sudah memiliki kepercayaan atau agama Islam sejak dilahirkan. Subjek juga mengatakan bahwa hampir semua anggota keluarganya menganut kepercayaan agama Islam. Anggota keluarganya rata-rata juga menempuh pendidikan di Pondok Pesantren. Seperti salah satunya adik kandung nya yang saat ini sedang menempuh pendidikan SMP di Pondok Pesantren. Subjek juga bercerita bahwa keluarga besarnya sering mengadakan pengajian rutin dengan tujuan untuk lebih mendekatkan pada Allah S.W.T dan seluruh keluarganya. Menurut subjek pengajian yang diadakan oleh keluarga besarnya itu memang memiliki manfaat yang sangat besar yaitu dapat membuat subjek tenang dan memperdalam ilmu pengetahuannya tentang Islam. Subjek sangat mengutamakan pengajian tersebut dibanding acara yang lain. Hal ini terbukti ketika subjek mempunyai acara dengan temannya, namun saat itu jadwal pengajian yang selalu subjek ikuti berganti jadwal sama seperti acara dengan teman subjek, seubjek memilih mengikuti pengajian dan membatalkan acara dengan temannya.

7 Selain pengajian rutin subjek juga mengikuti organisasi Islam kampus dan komunitas Islam di Kota Malang yang bernama RiatulJannah. Subjek mengikuti komunitas tersebut sejak ia duduk di SMP. Pertama mengikuti komunitas tersebut karena diajak oleh saudaranya. Subek menyatakan bahwa mengikuti Komunitas Islam seperti ini adalah salah satu dakwah orang Islam. Subjek menyatakan bahwa ia sering mengikuti pengajian yang diadakan komunitas tersebut sampai ke luar kota. Subjek pernah merelakan tidak masuk sekolah untuk mengikuti pengajian yang diadakan komunitas tersebut di LuarKota.

8 Saat wawancara subjek juga menceritakan pengalaman subjek yang bersekolah di sekolah Negeri dan memiliki teman yang tidak seagama dengan subjek. Ketika subjek kerja kelompok dengan teman yang tidak seagama dengannya dan kerja kelompok tersebut dilakukan di Rumah teman nya, subjek dihidangkan makanan yang menurut subjek makanan tersebut bisa jadi terbuat dari bahan yang tidak boleh dimakan oleh orang Islam. Seketika itu subjek menolak makanan yang dihidangkan dan selanjutnya subjek selalu tidak nyaman ketika bersama temannya yang tidak seagama dengan subjek. Menurut apa yang dikatakan oleh subjek, sebelumnya ketika ia makan bersama dengan temannya yang tidak seagama ia merasa tidak ada rasa canggung ataupun khawatir dengan makanan yang ia makan. Hal ini berawal ketika Ibu subjek melarang makan makanan yang didapat dari orang yang tidak seagama terutama makanan dari orang-orang cina. Perintah dari ibu subjek tersebut sangat melekat dipikiran subjek. Subjek tidak akan memakan makanan dari orang yang tidak seagama dengannya. Ini juga terbukti ketika subjek diajak oleh temannya ke restoran yang menyediakan makanan chinesses. Subjek tidak memesan makanan apapun ditempat tersebut untuk menghargai temannya ia hanya memesan minum. Hal ini membuat subjek menjadi orang yang pemilih terhadap orang yang akan menjadi temannya.

9 DINAMIKA PERILAKU SUBJEK I Subjek adalah orang yang memiliki keyakinan agama Islam sejak lahir Subjek mengikuti komunitas agama Islam sejak SMP, berawal dari subjek diajak oleh saudaranya. Subjek sangat mengorbankan apapun demi mengikuti komunitas tersebut. Subjek mulai tidak nyaman dengan orang-orang yang tidak seagama dengannya. Subjek juga menjadi orang pemilih dan terlalu selektif dengan sesuatubarang atau makanan yang ditawarkan oleh temannya, terutama dari temannya yang tidak seagama denga subjek.

10 DINAMIKA PERILAKU SUBJEK I Fanatisme yang muncul pada subjek I yaitu pandangan yang mendalam terhadap agama yang diyakininya. Pandangan yang mendalam ini membuat perilaku yang kadang tidak dapat difahami. Seperti salah satu perilaku subjek yang mengorbankan tidak masuk sekolah demi mengikuti pengajian atau kegiatan komunitas Islam yang ada di luar kota. Hal ini sesuai dengan pernyataan Goddard (2001) bahwa aspek fanatisme berdasarkan beberapa hal yaitu besarnya minat dan kecintaannya terhadap sesuatu. Minat dan kecintaan ini muncul pada subjek dikarenakan dukungan seluruh keluarganya dan intensitas waktu bertemu dengan anggota komunitas Islam tersebut.

11 FANTIK KOSMETIK Subjek yang saya wawancari berisinial A, usianya 20 tahun, dan subjek masih aktif menjadi mahasiswi di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang. Saya berniat untuk melakukan wawancara, untuk mengetahui apakah subjek termasuk orang yang fanatik terhadap kosmetik atau tidak, dan untuk mengetahui alasan mengapa subjek bisa sampai menjadi fanatic terhadap kosmetik. Dari hasil wawancara yang didapatkan, subjek tegolong orang yang fanatic terhadap kosmetik. Dikarenakan pada saat wawancara berlangsung subjek banyak menjelaskan mengenai kosmetik-kosmetiknya. Subjek bercerita bahwa semasa SMA subjek tidak pernah menggunakan kosmetik. Dikarenakan semasa SMA subjek tinggal di asrama dan belum terlalu mengenal kosmetik. Tetapi semenjak memasuki dunia perkuliahan subjek mulai mengenal kosmetik. Subjek juga mengatakan bahwa awal subjek menggunakan kosmetik Karena adanya beberapa dosen yang menuntut subjek untuk menggunakan makeup saat kuliah. Akirnya subjek mulai ber makeup saat pergi ke kampus.

12 Subjek menceritakan bahwa kedua orang tua subjek mendukung subjek menggunakan make up, dan ibu subjek juga memberikan subjek budget tertentu untuk membeli kosmetik disetiap bulannya. Subjek juga sering menonton Vlogger makeup, dimana dari situlah subjek dapat mengetahui kosmetik apa saja yang harus subjek miliki. Tetapi terkadang setelah membeli salah satu kosmetik, subjek tidak menggunakannya, subjek hanya membeli untuk mencoba-coba dan ketika nanti pada akhirnya subjek tidak cocok maka kosmetiknya dianggurkan tidak dipakai begitu saja. Walau begitu subjek tidak memiliki rasa menyesal setelah membeli kosmetik yang pada akhirnya tidak dipakai karena subjek tidak cocok. Sering kali subjek merasa sedih ketika subjek ingin membeli beberapa kosmetik yang subjek inginkan kemudian kosmetik itu tidak dapat subjek temukan.

13 DINAMIKA PERILAKU Subjek mulai menyukai kosmetik sejak masuk dunia perkuliahan. Subjek semakin menyukai kosmetik karena subjek sering melihat Vlogger makeup. Subjek menggunakan kosmetik awalnya hanya karena sebuah kebutuhan, tetapi pada akhirnya menjadi keinginan subjek sendiri. Subjek merasa lebih percaya diri dan merasa lebih cantik setelah bermake up (Menggunakan Kosmetik) Subjek juga mendapat tanggapan baik dari kedua orang tuanya mengenai hobinya membeli kosmetik dan subjek yang saat ini selalu bermakeup kemanapun subjek pergi. Subjek suka mengoleksi semua jenis kosmetik. Subjek merasa sedih jika tidak dapat membeli kosmetik yang dia inginkan. Subjek rela menghabiskan banyak biaya untuk membeli kosmetik yang subjek inginkan. Subjek semakin percaya diri dengan tampil bermakeup karena lingkungan sekitarnya selalu menanggapi subjek dengan baik. Subjek kurang merasa percaya diri jika subjek pergi tanpa menggunakan makeup.

14 Goddard (2001) mengemukakan bahwa fanatisme memiliki empat aspek, yaitu (1) besarnya minat dan kecintaan pada satu jenis kegiatan, (2) sikap individu maupun kelompok terhadap kegiatan tersebut, (3) lamanya individu menekuni satu jenis kegiatan tertentu dan, (4) motivasi yang datang dari keluarga juga mempengaruhi seseorang terhadap bidang kegiatannya. Dari hasil wawancara menunjukkan empat aspek fanatisme menurut Goddard (2001), yaitu aspek besarnya minat dan kecintaan pada satu jenis kegiatan. Pada wawancara ini subjek menunjukkan besarnya minat dan kecintaan subjek pada kosmetikp. Subjek menunjukkan minat dan cintanya melalui perilaku subjek yang merasa nyaman dan percaya diri jika menggunakan kosmetik (bermake up). Subjek juga banyak bercerita mengenai koleksi-koleksi kosmetik yang subjek miliki.

15 Aspek yang kedua yaitu, sikap individu maupun kelompok terhadap kegiatan tersebut. Pada wawancara kali ini, subjek menunjukkan rasa senang yang berlebihan terhadap kosmetik. Dimana menurut orang lain terlihat sedikit berlebihan. Subjek merasa kosmetik adalah suatu hal yang harus dinomersatukan dalam daftar kebutuhan hidupnya. Subjek juga rela mengeluarkan budget yang banyak hanya untuk mendapatkan koleksikoleksi kosmetik yang sedang trend. Aspek yang ketiga yaitu, lamanya individu menekuni satu jenis kegiatan tertentu. Pada wawancara kali ini subjek menunjukkan berapa lama subjek menyukai kosmetik. Subjek menyukai kosmetik sejak lulus SMA hingga saat ini, kurang lebih selama 3 tahun hingga saat ini. Aspek yang terakhir yaitu, motivasi yang datang dari keluarga juga mempengaruhi seseorang terhadap bidang kegiatannya. Pada wawancara kali ini subjek menjelaskan bahwa kedua orang tuanya memberi tanggapan yang baik mengenai kesukaannya ini. Kedua orang tuanya justru memberikan budget tertentu setiap bulannya untuk subjek agar subjek dapat membeli kosmetik yang subjek inginkan. Dan kedua orang tuanya juga sangat mendukung subjek untuk mengoleksi kosmetik dan menggunakan kosmetik setiap kali subjek pergi. Dan ibu subjek juga sering kali selalu membicarakan tentang kosmetikkosmetik yang sedang trend dengan subjek.

16 FANATIK K-POP Subjek yang telah saya wawancara adalah seorang wanita yang berinisial F, berusia 25 tahun, dan saat ini bekerja di Kota Malang. Ketika saya melakukan wawancara, saya ingin mengetahui apakah subjek merupakan orang yang fanatik, kapan subjek mulai fanatik terhadap kpop, bagaimana sebenarnya kefanatikan subjek, bagaimana ia bersikap jika ada isu tentang idola mereka, dan bagaimana sebenarnya ia memandang idolanya tersebut.

17 Saya telah melakukan wawancara dengan seorang fangirl dari fandom bernama ikonic. Fandom ini merupakan nama resmi untuk fans ikon, boyband asal Korea Selatan. Subjek merupakan anggota dari ikonic Malang. Fanatisme subje pada boyband tersebut dapat dikatakan sangat tinggi tetapi dari sudut pandang orang awam, hal tersebut bisa dikatakan berlebihan. Boyband ikon adalah sebuah grup yang seluruh membernya adalah laki-laki dengan kisaran usia tahun, berwajah tampan, postur tinggi dengan badan atletis dan memiliki kemampuan bernyanyi dan menari yang memadai. Pada saat wawancara, subjek bercerita bahwa ia mulai menyukai kpop pada saat subjek masih duduk di bangku SMP. Awalnya, subjek hanya menyukai kpop karena subjek senang mendengar lagu-lagu mereka. Subjek merasa nyaman, subjek merasa senang, subjek merasa baikan ketika subjek mendengarkan lagu-lagunya. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, subjek menjadi semakin menyukai kpop bukan hanya lagu dan tampang mereka, subjek juga menyukai usaha, kerja keras, dan kekompakannya. Hal tersebut membuat subjek merasa dunia kpop adalah dunianya, dan subjek merasa idolanya adalah milik dia seorang.

18 Idol pertama yang subjek idolakan yaitu Super Junior. Subjek mengetahui super junior dengan melihat music video super junior dengan lagu sorry sorry di youtube. Akan tetapi, ketika subjek mengenal mengenal member ikon pada tahun 2010 ketika menjadi trainee di agensi mereka, subjek mulai menyukai ikon. Akhirnya, subjek selalu mengikuti berita tentang ikon. Sekitar pada tahun 2014, subjek melihat sebuah acara dimana para member ikon menjadi salah satu bagian dalam acara tersebut, dimana acara tersebut adalah sebuah acara untuk menentukan siapa yang akan debut terlebih dahulu. Subjek mulai lebih tertarik dan lebih menyukai ikon karena usaha, kerja keras, dan kekompakan para member ikon pada acara tersebut, subjek sampai merasa bahwa ikon is my life, ikon adalah hidupnya. Pada acara tersebut, ikon kalah dari grup boyband yang lain. Ketika melihat hal tersebut, subjek merasa sedih, marah, dan hancur. Subjek merasa marah dengan pihak agensi dari ikon tersebut. Subjek sampai mengirimkan komentar kepada pihak agensi ikon dan bertanya kenapa tidak dua-duanya yang debut? tolong debutkan mereka, please. Hal tersebut mungkin biasa saja bagi subjek, tapi hal itu sangat berlebihan bagi orang awam

19 Kefanatikan subjek juga dilihat dari berapa banyak koleksi lagu-lagu, music video, merchandise, dan kumpulan video yang berhubungan dengan ikon tersebut. Baru-baru ini, subjek rela pergi jauh-jauh ke Jakarta hanya demi menonton sang idola tampil. Subjek rela mengeluarkan banyak uang demi mendapatkan semua itu. Tidak hanya itu, subjek merasa bahwa idola mereka tersebut adalah suami mereka yang tidak boleh disentuh ataupun dipasang-pasangkan dengan perempuan manapun. Menurut subjek, ikon adalah milik mereka dan mereka tidak suka jika ikon menjadi milik orang lain. Misalnya saja ketika subjek melihat iklan antara member ikon dengan salah satu member dari girlgrup, subjek merasa marah, kesal, dan sampai membenci idol girlgrup tersebut.

20 DINAMIKA PERILAKU Subjek mulai menyukai kpop pada saat subjek masih duduk di bangku SMP Subjek menyukai kpop karena subjek senang mendengar lagu-lagu mereka. Subjek merasa nyaman, subjek merasa senang, subjek merasa baikan ketika subjek mendengarkan lagu-lagunya. Subjek menjadi semakin menyukai kpop bukan hanya lagu dan tampang mereka, subjek juga menyukai usaha, kerja keras, dan kekompakannya. Subjek merasa dunia kpop adalah dunianya, dan subjek merasa idolanya adalah milik dia seorang. Ketika melihat idolanya sedih, subjek akan merasa sedih dan hancur. Subjek rela mengeluarkan modal yang banyak hanya untuk memiliki banyak koleksi lagu-lagu, music video, merchandise, dan kumpulan video yang berhubungan dengan idola. Serta, subjek juga rela mengeluarkan tenaga yang besar demi bertemu dengan idolanya.

21 Dari hasil wawancara menunjukkan tiga dari empat aspek fanatisme menurut Goddard (2001), yaitu aspek besarnya minat dan kecintaan pada satu jenis kegiatan, sikap individu maupun kelompok terhadap kegiatan tersebut, dan lamanya individu menekuni satu jenis kegiatan tersebut. Aspek yang pertama yaitu, besarnya minat dan kecintaan pada satu jenis kegiatan. Pada wawancara ini subjek menunjukkan besarnya minat dan kecintaan subjek pada kpop. Subjek menunjukkan minat dan cintanya melalui perilaku subjek yang merasa nyaman, dan merasa senang ketika mendengarkan lagu-lagu kpop, ia juga menyukai kpop bukan hanya lagu dan tampang mereka, tetapi juga menyukai usaha, kerja keras, dan kekompakannya. Aspek yang kedua yaitu, sikap individu maupun kelompok terhadap kegiatan tersebut. Pada wawancara kali ini, subjek menunjukkan perilaku yang berlebihan menurut orang awam. Subjek merasa dunia kpop adalah dunianya, dan subjek merasa idolanya adalah milik dia seorang, subjek merasa sedih dan hancur ketika melihat idolanya sedih. Tidak hanya itu, subjek rela mengeluarkan modal yang banyak hanya untuk mendapatkan banyak koleksi lagu-lagu, music video, merchandise, dan kumpulan video yang berhubungan dengan kpop. Serta, subjek juga rela mengeluarkan tenaga yang besar demi bertemu dengan idola kpop.

22 Aspek yang ketiga yaitu, lamanya individu menekuni satu jenis kegiatan tertentu. Pada wawancara ini, subjek menunjukkan berapa lamanya ia menyukai kpop. Subjek menyukai kpop mulai dari duduk di bangku SMP hingga saat ini, kurang lebih selama 10 tahun subjek menyukai kpop.

23 FANATIK BOLA Subjek menjadi fans sebuah klub sepakbola sejak duduk di kelas 3 SMP. Alasan subjek menyukai klub tersebut adalah adanya pemain idolanya yang bermain disana dan gaya permainan yang berbeda dari klub lain. Pada kelas 1 SMA, subjek bergabung ke dalam sebuah fans klub yang membuat kecintaanya semakin besar pada klub tersebut. Wujud dari kecintaannya pada klub tersebut ditunjukkan dengan pembelian jersey dan merchandise, menonton setiap pertandingan dan mengikuti perkembangan berita terkini klub tersebut. Seperti dalam kutipan wawancara 10% hasil penjualan dari jersey akan menjadi pemasukan klub

24 Ketika ditanya masa depan klub tersebut, subjek sangat yakin ada progress cemerlang dan saat ini tidak ada klub lain yang menyaingi. Seperti dalam kutipan wawancara untuk saat ini saya yakin madrid akan memiliki masa depan cerah. Untuk klub lain saya rasa saat ini masih belum mampu seperti madrid Saat klub idolanya memenangkan suatu pertandingan, subjek bangga dan merasa semangat untuk semakin mendukung klub tersebut. Berbeda ketika klub tersebut mengalami kekalahan, subjek menungkapkan bahwa dia kecewa mengapa klub nya kalah dan terkadang kekecewaan tersebut ditunjukkan dengan sikap malas untuk menjalani aktivitas sehari-hari, menyendiri dan mudah marah.

25 Salah satu ciri fanatisme yaitu menganggap individu di luar kelompoknya selalu salah tidak ditunjukkan oleh subjek. Seperti dalam kutipan wawancara ya dengan fans klub lain tidak pernah ada permusuhan, toh ya kita samasama saling mendukung

26 Interest (Kesukaan) Bergabung dalam sebuah kelompok (in group) Antusiasme Perubahan perilaku Ekspresi emosi Solidaritas

27 Dari hasil asesmen yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa subjek memiliki fanatisme yang tinggi terhadap klub bola. Hal tersebut dikarenakan subjek telah menyukai dan mencintai klub bola tersebut hampir selama 5 tahun. Dengan alasan dia menyukai klub tersebut ditambah lagi dengan dia bergabung dengan kelompok pecinta klub sama membuat fanatismenya semakin besar. Hal tersebut sesuai dengan aspek fanatisme yang diungkapkan Goddard (2001) yaitu besarnya minat dan kesukaan, sikap pribadi dan kelompok dan lamanya individu menekuni satu jenis kegiatan tertentu. Fanatisme dapat bermula dari perasaan cinta diri atau kekaguman yang berlebihan, kemudian yang membanggakan kelebihan yang ada pada diri dan kelompoknya dan selanjutnya pada tingkatan tertentu berkembang menjadi rasa tidak suka (Adolf dalam Sudharsono, 2008). Berbeda dengan subjek yang justru menunjukkan perubahan perilaku ketika klub kesayangannya memenangkan pertandingan dengan ekspresi senang yang berlebihan dan sebaliknya subjek justru menunjukkan rasa kecewa yang mendalam dengan perilaku-perilaku yang telah dijelaskan di slide sebelumnya. Namun untuk tingkatan rasa tidak suka terhadap kelompok fans klub yang lain, subjek tidak menunjukkan perilaku tersebut.

28 FANATIK ANIME Subjek seorang wanita berusia 19 thn, inisial AL Subjek termasuk orang yang fanatik enime ini dibuktikan dari hasil wawancara dimana subjek fanatik anime dalam bentuk drama anime dalam genre romance dan aktif mengikuti kegiatan cosplay. Subjek juga memiliki banyak koleksi anime di laptopnya yang berjumlah > 80 drama anime, subjek juga rutin mendownload dan memperbaharui anime yang dimiliki serta update pada anime-anime terbaru.

29 Subjek sudah menggemari anime sejak masih sd, Subjek beranggapan bahwa drama anime memiliki alur cerita yang menarik, tokoh yang tampan, dan menghilangkan kebosanan, alasan itulah yang membuat subjek bertahan menjasi fan anime selama ini. Dalam menonton enime subjek juga sering kali terbawa perasaan sedih, marah, malu dan bahagia saat mengikuti alur cerita anime bahkan subjek mencintai tokoh pria dalam anime-anime tersebut.

30 Dinamika Perilaku Subjek merasa kegiatan yang dilakukan setiap harinya terasas membosankan, yang kemudian subjek menemukan minat terhadap anime yang memiliki alur yang menarik dan kemudian dari awalnya gemar menonton anime ini berkembang dengan subjek megikuti perkumpulan otaku (penyebutan untuk fans anime) dan mengikuti acara cosplay dimana hal ini mengindikasikan subjek seseorang yang fanatik terhadap anime karna sesuai dengan orientasi seseroang yang fanatik adalah berbuat sesuatu atau menempuh sesuatu atas hal yang dia gemari. Subjek juga merasa bahagia dan bangga saat mengikuti kegiatan-kegiatan bersama member otaku. Keluarga subjek juga mendukung hobby subjek, motivasi yang datang dari keluarga juga mempengaruhi seseorang dalam bidang kegiatanya. ( Goddard, 2001 ) Subjek yang seorang wanita saat itu berminat terhadap genre anime romence, minat subjek terhadap anime mempengaruhi kriteria pasangan ideal subjek, fanatik terhadap anime ini juga menyebabkan terpengaruhnya kehidupan sosial subjek seperti, prioritas kegiatan sehari-hari, dan kehidupan percintaan. Hal ini terkait dengan bahwa seorang fanatik akan bertingkah tidak rasional atau memiliki keyakinan seseorang yang terlalu kuat dan kurang menerima akal budi sehingga tidak menerima faham yang lain dan bertujuan untuk mengejar sesuatu. ( Goddard, 2001 ). Dalam hal ini yaitu subjek yang menganggap bahwa tokoh pria anime sebagai manusia yang sebenarnya dan tampan sehingga menjadikan beberapa tohoh pria anime sebagai kriteria pasangan secara fisik menurut subjek.

31 KESIMPULAN Fanatik merupakan perasaan suka, minat atau ketertarikan seseorang pada suatu hal. Sering kali rasa suka dan fanatik yang berlebihan ini bersdampak negatif baik bagi diri sendiri maupun orang lain serta lingkungan sekitarnya. Fanatisme biasanya terjadi tidak hanya karna sebuah rasa ketertarikan tapi juga karna keterbiasaan meilhat, mendengar, melakukan konten yang sama terus menerus juga adanya dukungan tanpa pengawasan. Hal negatif yang paling terlihat dari sebuah fanatisme adalah hilangnya rasionalitas terhadap kebenaran dan mempercayai idealis yang sudah terlanjur terbentuk.

32 Daftar Pustaka Sudharsono, Yulius Yuwono Skripsi: Pengaruh Fanatisme Fans Sepakbola Terhadap Perilaku Membeli Aksesoris Sepakbola. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Goddard, H Civil Religion. New York : Cambridge University Press

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea.

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini diawali oleh rasa penasaran peneliti ketika menghadiri sebuah konser boyband asal Korea Selatan yakni MBLAQ di MEIS, Ancol Jakarta pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam penyebaran budaya Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat global, yang biasa disebut Korean

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal BAB II PROFIL INFORMAN Dalam bab sebelumnya telah dikemukakan tentang alasan apa saja yang mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal pasangan mahasiswa yang hamil diluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya Korea (Hallyu Wave) saat ini masih hangat diperbincangkan di media ataupun pada penggemarnya sendiri. Hallyu Wave ini pertama popular di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 Tentang Kebudayaan ayat 1 bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal HARGA DIRI PADA WANITA DEWASA AWAL MENIKAH YANG BERSELINGKUH KARTIKA SARI Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran harga diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya Korea sudah terkenal secara global di dunia mulai dari drama, boyband (grup musik pria), baju khas, hingga makanan-makanan yang biasa dimakan oleh orang Korea.

Lebih terperinci

dalam suatu hubungan yaitu pernikahan. Pada kenyataannya tidak semua pasangan pernikahan berasal dari latar belakang yang sama, salah satunya adalah p

dalam suatu hubungan yaitu pernikahan. Pada kenyataannya tidak semua pasangan pernikahan berasal dari latar belakang yang sama, salah satunya adalah p Penyesuaian Diri Wanita yang Melakukan Konversi Agama Pra Pernikahan Yulia Eka Wati Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstrak Konversi agama yang dilakukan oleh seseorang terutama wanita karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak individu menganggap bahwa tampil menarik di hadapan orang lain merupakan suatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau juga dikenal dengan Hallyu atau Korean wave adalah istilah yang diberikan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

Keluarga 117. Bab 11. Keluarga

Keluarga 117. Bab 11. Keluarga Keluarga 117 Bab 11 Keluarga Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) menirukan dialog drama yang dibacakan guru; 2) menceritakan peristiwa yang pernah dialami; 3) membaca

Lebih terperinci

Stupid Love. June 21 st, 2013

Stupid Love. June 21 st, 2013 Stupid Love June 21 st, 2013 Sepasang mata biru terangnya menatapku lekat. Aku menggigit bibir bawahku, menahan kalimat yang tidak ingin aku katakan. Tapi aku harus. Aku harus mengatakannya. Emosiku sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena Hallyu (Korean Wave) mulai berkembang dan menjadi salah satu fenomena budaya pop yang hadir, tumbuh, dan berkembang di tengah-tengah masyarakat saat ini.hallyu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, negara-negara di dunia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai hal. Perkembangan yang pesat ini kerap kali disebut globalisasi.

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan PEDOMAN WAWANCARA I. Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan pada pria WNA yang menikahi wanita WNI. II. Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan teknologi informasi di Indonesia berpengaruh sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah dengan masuknya budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang bersifat audio-visual, audio berarti

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang bersifat audio-visual, audio berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi komunikasi massa media televisi sering dijuluki sebagai faktor penentu perubahan yang kehadirannya tidak bisa dibendung makin mendekati abad ke-21,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia tersebut tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupannya. Seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008

BAB I PENDAHULUAN. musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah K-Pop yang merupakan singkatan dari Korean Pop adalah aliran genre musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008 (dalam Jung 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini banyak orang sibuk dengan ponselnya saat perjalanan di kereta, di ruang tunggu, bahkan ketika sedang makan. Mereka menganggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Ditinjau dari sudut perkembangan manusia, kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Ditinjau dari sudut perkembangan manusia, kebutuhan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat lepas dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk berkomunikasi atau bergaul dengan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, meningkatkan perekonomian dan memperluas kekuasaan tidak perlu lagi dilakukan dengan genjatan senjata atau peperangan. Jalan lain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea 65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea menunjukkan perilaku fanatisme sebagai penggemar. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi mengikuti

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR. Penulis. Universitas Kristen Maranatha KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi tugas akhir, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai Hubungan Antara Konsep Diri dengan Dukungan Orang Tua pada Siswa Kelas II SMU X Lampung yang sedang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran R, S, dan N dampak perceraian orang tua terhadap remaja Gaya hidup dalam kehidupan anak remaja masa kini mungkin sudah tidak karuan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya sekelompok laki-laki ataupun perempuan yang menari dan menyanyi

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya sekelompok laki-laki ataupun perempuan yang menari dan menyanyi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya sekelompok laki-laki ataupun perempuan yang menari dan menyanyi dalam penampilan mereka atau yang biasa disebut dengan boyband dan girlband menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semua orang melalui proses pertumbuhan dari bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua. Masa kanak-kanak merupakan masa bermain dan umumnya kita memiliki mainan kesukaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) mengenai kecerdasan dari Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Persekutuan

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas LAMPIRAN I KATA PENGANTAR KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah mengadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Maya sedang dihebohkan dengan fenomena PPAP (Pen Pineaple

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Maya sedang dihebohkan dengan fenomena PPAP (Pen Pineaple BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia Maya sedang dihebohkan dengan fenomena PPAP (Pen Pineaple Apple Pen) yaitu sebuah video tarian dari seorang komedian Jepang yang lirik dan gaya menari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Korea Selatan sudah dapat dikatakan berhasil dalam menyebar luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea telah menyebarkan budayanya

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau Korean Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi saat ini, salah satu budaya yang masih berkembang di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean Wave" adalah

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

Pemilik jiwa yang sepi

Pemilik jiwa yang sepi Mawar biru Kusiapkan ini khusus untuk hadiah ulang tahunmu Sebagai persembahanku atas perhatianmu... Cintamu dan kesediaanmu menerima diriku Terimalah ini Mawar biru... Yang khusus kupetik dari surga Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penunjang dan Kuesioner Self Esteem dan Jealousy. Frekuensi bertemu dengan pasangan : Sering ( setiap hari )

Lampiran 1. Data Penunjang dan Kuesioner Self Esteem dan Jealousy. Frekuensi bertemu dengan pasangan : Sering ( setiap hari ) Lampiran 1. Data Penunjang dan Kuesioner Self Esteem dan Jealousy DATA PRIBADI Nama ( inisial ) : Jenis Kelamin : Usia : Fakultas : Frekuensi bertemu dengan pasangan : Sering ( setiap hari ) Kadang-kadang

Lebih terperinci

Rekonstruksi 1 data 1. Analisa Tematik

Rekonstruksi 1 data 1. Analisa Tematik Rekonstruksi data No Analisa Tematik Makna ateis Deteachment Jumlah Analisa/Koding kemunculan Ateis bentuk ketidakpercayaan terhadap Tuhan, bukan bentuk kepercayaan baru W.A.P.0306.J Pengertian ateis bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu perubahan dalam kehidupan sosial, budaya dan gaya hidup yang di sebabkan dari media massa baik media massa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan

Lebih terperinci

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi.

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi. Cinta Kedua. Majalah Parents Desember 2011 Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi. Artikel ini dimuat di majalah Parents edisi Desember 2011. Bisa dikatakan saya beruntung. Majalah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia, tidak hanya oleh orang dewasa, anak-anak, pria, bahkan wanita pun memainkan olahraga ini. Sepakbola adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkatan yang lebih luas lagi yaitu menjalin sebuah interaksi dan hubungan pada

BAB I PENDAHULUAN. tingkatan yang lebih luas lagi yaitu menjalin sebuah interaksi dan hubungan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalin sebuah komunikasi yang efektif, setiap manusia harus saling menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar yang tidak pernah

Lebih terperinci

keyakinanku adalah Kristen. Aku berasal dari suatu kota yang bernama kota Purbalingga dan lahir pada 22 November Hobby aku sebenarnya ada tiga,

keyakinanku adalah Kristen. Aku berasal dari suatu kota yang bernama kota Purbalingga dan lahir pada 22 November Hobby aku sebenarnya ada tiga, 1. Biodata Namaku adalah Anggita Ratih Kristiyaningrum, dari nama itu sudah jelas keyakinanku adalah Kristen. Aku berasal dari suatu kota yang bernama kota Purbalingga dan lahir pada 22 November 1994.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK TURUN MENJADI ANAK JALANAN Terdapat tiga faktor internal yang disebutkan dalam penelitian ini, yaitu impian bebas, ingin

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP Identitas Diri Nama : Tanggal : Jenis Kelamin : L / P Kelas : PETUNJUK PENGISIAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Angket ini bukan suatu tes, tidak ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN Wawancara dengan Promotion Manager. komunitas Volumers yang berada di beberapa daerah.

BAB IV HASIL PENELITIAN Wawancara dengan Promotion Manager. komunitas Volumers yang berada di beberapa daerah. BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara 4.1.1.1 Wawancara dengan Promotion Manager Peneliti melakukan sesi wawancara dengan beberapa sumber, diantaranya, Promotion Manager,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory No : Usia

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 12

Level 2 Pelajaran 12 Level 2 Pelajaran 12 KASIHNYA ALLAH (Bagian 1) Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai kasihnya Allah. Di 1 Korintus 13:13 tertulis berikut ini: Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu diartikan sebagai gelombang budaya populer

BAB I PENDAHULUAN. atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu diartikan sebagai gelombang budaya populer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya populer merupakan suatu budaya yang banyak diminati oleh masyarakat dan bersifat dinamis yaitu selalu berubah-ubah mengikuti pergantian zaman. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam suatu perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih selama dua bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir pada awal bulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan analisis dan pengolahan data, serta hasil temuan yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di Komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui.

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan berkeluarga atau menempuh kehidupan dalam perkawinan adalah harapan dan niat yang wajar dan sehat dari setiap anak-anak muda dan remaja dalam masa perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas tinggi yang dilakukan oleh seseorang di tengah masyarakat sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya Korea, terutama musik, telah menjadi sebuah fenomena yang sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), disebutkan bahwa debut

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 85 KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa fakultas Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian mengenai kemampuan penyesuaian sosial dari mahasiswa angkatan 2005. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

IDENTITAS. Jenis Kelamin : L / P * Merokok A Mild : Ya / Tidak * Terakhir Menonton Even Musik A Mild : Tanggal CARA MENGERJAKAN ALAT UKUR I

IDENTITAS. Jenis Kelamin : L / P * Merokok A Mild : Ya / Tidak * Terakhir Menonton Even Musik A Mild : Tanggal CARA MENGERJAKAN ALAT UKUR I IDENTITAS Usia : Jenis Kelamin : L / P * Merokok A Mild : Ya / Tidak * Terakhir Menonton Even Musik A Mild : Tanggal Dimana * Coret yang tidak perlu CARA MENGERJAKAN ALAT UKUR I Pada halaman berikut ini

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. ungkapan rasa cinta kepada Tuhan. Dengan kostum jubah dan topi memanjang, penari

BAB V KESIMPULAN. ungkapan rasa cinta kepada Tuhan. Dengan kostum jubah dan topi memanjang, penari BAB V KESIMPULAN Whirling dervish merupakan sebuah kesenian yang diciptakan sebagai ungkapan rasa cinta kepada Tuhan. Dengan kostum jubah dan topi memanjang, penari terus berputar pada satu kaki dan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga hoki merupakan salah satu cabang permainan bola kecil yang dapat dimainkan baik oleh pria maupun wanita. Cabang olahraga hoki mulai berkembang di sejumlah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk menunjukkan pertumbuhan, perkembangan, dan eksistensi kepribadiannya. Obyek sosial ataupun persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi tersebut membuat berbagai perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Hadrah Dalam. 1) Pola-pola Kontrol Terhadap Emosi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Hadrah Dalam. 1) Pola-pola Kontrol Terhadap Emosi 77 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Hadrah Dalam Mengontrol Emosi Dalam menganalisa data mengenai hadarah sebagai instrumen bimbingan konseling islam dalam mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA

BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA A. Gambaran Subjek Penelitian 1. Responden DW DW merupakan anak perempuan sulung yang lahir di Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. strategis di era globalisasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, sesungguhnya

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. strategis di era globalisasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, sesungguhnya BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke- 21, banyak pengembangan berbagai teknologi strategis di era globalisasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, sesungguhnya trend Boarding School

Lebih terperinci

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com NADIA AKU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com JUDUL BUKU Oleh: Nadia Copyright 2015 by Nadia Penerbit nulisbuku nulisbuku.com admin@nulisbuku.com Desain Sampul: nadia Diterbitkan melalui:

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Temuan Penelitian Temuan penelitian berupa data lapangan diperoleh melalui penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil pertimbangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends

Bab 4. Simpulan dan Saran. disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan analisis data yang penulis lakukan pada bab analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas persoalan-persoalan yang terkait dengan: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Pembatasan Masalah, Manfaat Penelitian, dan Penegasan Istilah yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. BAB III TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini saya akan membahas temuan hasil penelitian terkait studi kasus kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. Mengawali deskripsi hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam video konser Super Junior bertajuk Super Show World Tour 1-5 banyak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam video konser Super Junior bertajuk Super Show World Tour 1-5 banyak 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam video konser Super Junior bertajuk Super Show World Tour 1-5 banyak menggunakan bahasa kinesik. Hal ini terjadi karena para penggemar berasal dari berbagai

Lebih terperinci

mempersiapkannya, jangan enggan mempelajarinya. Ini hal yang sangat penting karena taruhannya adalah masa depan.

mempersiapkannya, jangan enggan mempelajarinya. Ini hal yang sangat penting karena taruhannya adalah masa depan. . Jangan spelekan ilmu menikah, jangan malas mempersiapkannya, jangan enggan mempelajarinya. Ini hal yang sangat penting karena taruhannya adalah masa depan. SERIUS KANG? Yes! Coba bayangkan kita hidup

Lebih terperinci

SKALA MINAT MEMBACA. A. Aspek Kesadaran Aspek yang mengungkap seberapa jauh subyek menyadari, mengetahui dan memahami manfaat membaca buku.

SKALA MINAT MEMBACA. A. Aspek Kesadaran Aspek yang mengungkap seberapa jauh subyek menyadari, mengetahui dan memahami manfaat membaca buku. KALA MINAT MEMBACA A. Aspek Kesadaran Aspek yang mengungkap seberapa jauh subyek menyadari, mengetahui dan memahami manfaat membaca buku. 1.aya akan membaca buku apapun karena semuanya pasti akan berguna.

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN A. Identitas Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin, dengan jumlah keseluruhan subjek ada 5 orang, terdiri dari 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan judul penelitian ini, Motivasi Individu Bergabung dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan judul penelitian ini, Motivasi Individu Bergabung dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan judul penelitian ini, Motivasi Individu Bergabung dalam Komunitas Penggemar Tim Sepakbola (studi kasus: Lima Anggota Fansclub United Indonesia chapter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion merupakan hal yang memiliki berbagai macam arti. Fashion sendiri sebenarnya tidak hanya mengacu kepada gaya berbusana saja. Dengan kata lain, fashion merujuk

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman modernisasi ini banyak dijumpai remaja yang sering ikutikutan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman modernisasi ini banyak dijumpai remaja yang sering ikutikutan BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modernisasi ini banyak dijumpai remaja yang sering ikutikutan dalam perilaku atau berbicara sehari-hari yang berasal dari hasil meniru terhadap temannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Batu akik telah menjadi suatu fenomena yang menarik di Indonesia saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Batu akik telah menjadi suatu fenomena yang menarik di Indonesia saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batu akik telah menjadi suatu fenomena yang menarik di Indonesia saat ini, termasuk di Kota Padang. Beberapa tahun belakangan ini, terlihat warga Kota Padang sangat

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA 35 SERI BACAAN ORANG TUA Pengaruh Perceraian Pada Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya Faktor penyebab klien terkena epilepsi terjadi karena faktor eksternal. Yaitu faktor yang terjadi bukan

Lebih terperinci

NO : TB : BB : PETUNJUK PENGISIAN 1. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda sendiri.

NO : TB : BB : PETUNJUK PENGISIAN 1. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda sendiri. NO : TB : BB : PETUNJUK PENGISIAN 1. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda sendiri. Pilihan jawaban sebanyak empat buah, yaitu: SS : Bila pernyataan tersebut

Lebih terperinci

5. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

5. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 5. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini, akan disampaikan gambaran umum partisipan, hasil dan analisis utama, hasil dan analisis tambahan, serta hasil wawancara. 5.1. Gambaran Umum Responden Partisipan

Lebih terperinci

Kriteria Penilaian Skrip CVC

Kriteria Penilaian Skrip CVC Kriteria Penilaian Skrip CVC No Kriteria Nilai 1 Ide Cerita* Sedang ada 2 Cerita dasar* Sedang Ada 3 Penjelasan Karakter Ada Ada 4 Penjelasan lokasi Ada Ada 5 Plot/Alur Cerita* Sedang Ada 6 Outline/Storyline

Lebih terperinci

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id LAMPIRAN LAMPIRAN Correlations DukunganSosial Resiliensi Correlation Coefficient 1,000,723 * Dukungan Sosial Sig. (2-tailed).,004 Spearman's rho Resiliensi Correlation Coefficient,723 * 1,000 Sig. (2-tailed),004.

Lebih terperinci