KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian. Satya Bhakti Parikesit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian. Satya Bhakti Parikesit"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 yang disusun oleh Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian merupakan laporan hasil pencapaian atas target kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 selama kurun waktu 1 Januari sampai dengan 31 Desember Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memantau dan mengevaluasi tingkat keberhasilan pencapaian kinerja selama kurun waktu satu tahun, dan mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian target Kinerja Tahun 2014, berikut tindak lanjut penanganannya sehingga dapat menjadi bahan penyempurnaan bagi periode berikutnya. Dengan disusunnya laporan akuntabilitas kinerja atas pencapaian PK Tahun 2014 ini, Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian dapat mengevaluasi pencapaian kinerja Tahun 2014, sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk mengukur capaian kinerja yang telah disepakati antara pihak pertama (Asdep Bidang Perancangan Perundangundangan Bidang Perekonomian) dan pihak kedua (Deputi Bidang Perekonomian) yang termuat dalam PK Tahun Jakarta, Januari 2015 Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian Satya Bhakti Parikesit i

2 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... i ii iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi... 2 C. Struktur Organisasi... 8 D. Sumber Daya Manusia... 9 E. Sistematika Laporan BAB II RENCANA KINERJA, PENETAPAN KINERJA DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN A. Tujuan Strategis B. Sasaran Strategis C. Target BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Indikator Kinerja Utama B. Reviu Atas Capaian Kinerja BAB IV PENUTUP ii

3 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Struktur Organisasi Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian... 9 Jumlah SDM Berdasarkan Golongan, Eselon, Pendidikan dan Jenis Kelamin Target Capaian Kinerja/Output Tahun 2014 Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Detail Kegiatan Pelaksanaan Tugas Fungsi Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tabel 2.3 Indikator Kinerja dan Target Capaian Tahun Tabel 2.4 Kegiatan dan Indikator Kinerja Atas Pelaksanaan Tugas Fungsi Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian 29 Tabel 3.1 Capaian tugas dan fungsi Tabel 3.2 Capaian tugas dan fungsi Tabel 3.3 Capaian tugas dan fungsi Tabel 3.4 Capaian tugas dan fungsi Tabel 3.5 Capaian tugas dan fungsi Tabel 3.6 Tabel 3.7 Capaian Tugas dan Fungsi Th Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Waktu Penyelesaian Hasil Analisis Atas Rencana Kebijakan Pemerintah dan Program Pemerintah dalam bentuk PUU Tahun iii

4 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Waktu Penyelesaian Hasil Analisis Atas Pemantauan Dan Evaluasi Atas Pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres Tahun Rata-Rata Waktu Penyelesaian Hasil Analisis Rencana Kebijakan Berdasarkan Kluster Bidang Tahun Tabel 3.10 Rata-Rata Waktu Penyelesaian Hasil Analisis Pemantauan dan Evaluasi Berdasarkan Kluster Bidang Tahun Tabel 3.11 Capaian Indikator Tepat Waktu Tahun Tabel 3.12 Capaian Indikator Ditindaklanjuti Tahun Tabel 3.13 Rekapitulasi Matriks Penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden.. 51 Tabel 3.14 Daftar Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden yang Telah Ditetapkan oleh Presiden 52 Tabel 3.15 Waktu Penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres Tahun Tabel 3.16 Rata-Rata Waktu Penyelesaian RPerpres, RKeppres dan RInpres Berdasarkan Substansi Rancangan dan Kluster Bidang Tahun Tabel 3.17 Capaian Sasaran Strategis Kedua.. 69 iv

5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk media untuk melaporkan keberhasilan atau kegagalan suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan tujuan dan sasaran organisasi. Akuntabilitas kinerja didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah melakukan akuntabilitas kinerja masing-masing sebagai bentuk pertanggung-jawaban dalam pencapaian tujuan organisasi sesuai tugas pokok dan fungsinya. Akuntabilitas kinerja dimaksudkan untuk menjelaskan kinerja suatu instansi pemerintah dan tindakan pimpinan organisasi kepada pihak yang memiliki kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP sebagaimana tersebut diatas berfungsi sebagai : 1. Sistem penilaian yang sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. 2. Cara dan sarana yang efektif untuk mendorong seluruh aparatur pemerintah meningkatkan disiplin dalam menerapkan prinsipprinsip pemerintahan yang baik dan fungsi-fungsi manajemen kinerja yang taat asas. 1 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

6 3. Cara dan sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja instansi pemerintah/unit kerja berdasarkan rencana kerja yang jelas dan sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur dan berkelanjutan. 4. Alat untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dari setiap pimpinan instansi/unit kerja dalam menjalankan misi dan tugasnya sehingga dapat dijadikan faktor utama dalam evaluasi kebijakan, program kerja, struktur organisasi dan penetapan alokasi anggaran setiap tahun bagi setiap instansi/unit kerja. 5. Cara dan sarana untuk mendorong usaha penyempurnaan struktur organsiasi, kebijakan publik, ketatalaksanaan, mekanisme pelaporan, metode kerja dan prosedur pelayanan masyarakat berdasarkan permasalahan nyata yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemerintahan secara berkelanjutan. Dalam kaitan tersebut, Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Deputi Bidang Perekonomian Sekretariat Kabinet melakukan penyusunan LAKIP tahun 2014 sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pencapaian tujuan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dimaksud. B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012, yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet, Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian, mempunyai tugas membantu Deputi Bidang Perekonomian dalam rangka melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, 2 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

7 penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian menyelenggarakan fungsi: 1. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian; 2. penyiapan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonmian; 3. penyusunan pendapat hukum sebagai hasil analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian; 4. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian; 5. pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian; 6. fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Perekonomian. Adapun susunan organisasi Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian sebagai berikut: 1. Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan; 2. Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan; dan 3. Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam. 3 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

8 Masing-masing bidang tersebut memiliki tugas, fungsi dan struktur organisasi sebagai berikut: Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden dan Rancangan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang moneter, fiskal, badan usaha, ketahanan pangan, dan pembangunan daerah tertinggal. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan menyelenggarakan fungsi: 1. penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang moneter, fiskal, badan usaha, ketahanan pangan, dan pembangunan daerah tertinggal; 2. penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang moneter, fiskal, badan usaha, ketahanan pangan, dan pembangunan daerah tertinggal; 3. penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang moneter, fiskal, badan usaha, ketahanan pangan, dan pembangunan daerah tertinggal; 4 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

9 4. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang moneter, fiskal, badan usaha, ketahanan pangan, dan pembangunan daerah tertinggal; 5. pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang moneter, fiskal, badan usaha, ketahanan pangan, dan pembangunan daerah tertinggal. Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan terdiri dari 2 (dua) Subbidang, yakni Subbidang Moneter, Fiskal dan Badan Usaha dan Subbidang Ketahanan Pangan dan Pembangunan Daerah Tertinggal. Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden dan Rancangan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang industri, UKM, perdagangan dan ketenagakerjaan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan menyelenggarakan fungsi: 1. penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang industri, UKM, perdagangan dan ketenagakerjaan; 5 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

10 2. penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang industri, UKM, perdagangan dan ketenagakerjaan; 3. penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang industri, UKM, perdagangan dan ketenagakerjaan; 4. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang industri, UKM, perdagangan dan ketenagakerjaan; 5. pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang industri, UKM, perdagangan dan ketenagakerjaan. Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan terdiri dari 2 (dua) Subbidang, yakni Subbidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan, dan Subbidang Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Investasi. Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden dan Rancangan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas 6 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

11 pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam menyelenggarakan fungsi: 1. penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam; 2. penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden dan Rancangan Instruksi Presiden di prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam; 3. penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden dan Rancangan Instruksi Presiden di prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam; 4. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam; 5. pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di prasarana, riset, teknologi, dan sumber daya alam. Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam terdiri dari 2 (dua) Subbidang, yakni Subbidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Air, dan Subbidang Sumber Daya Alam. 7 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

12 C. Struktur Organisasi Pada tahun 2014, struktur organisasi Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian mengalami perubahan seiring dengan dilakukannya reorganisasi di lingkungan Sekretariat Kabinet pada bulan Juli Perubahan tersebut berupa: 1. Promosi atas nama: a. Sdr. Agus Kurniawan, yang sebelumnya Kepala Sub Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan HAKI pada Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan, menjadi Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan, Moneter, dan Fiskal, Asdep Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan. Sehingga dengan promosi dimaksud, Sdr. Agus Kurniawan berpindah lingkungan kerjanya di Asdep Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan; b. Charolinda, dilantik menjadi Kepala Sub Bidang Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Investasi pada Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan; c. Ruruh Ratnawati Anugerah, dilantik menjadi Kepala Sub Bidang Ketahanan Pangan dan Pembangunan Daerah Tertinggal pada Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan. 2. Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil sebanyak 3 (tiga) orang, yang masing-masing ditempatkan di Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan dan Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam sebagai analis hukum. Dengan demikian, struktur organisasi Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian dapat digambarkan sebagaimana bagan berikut ini: 8 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

13 Tabel 1.1. Struktur Organisasi Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian Asdep Perancangan PUU Bidang Perekonomian Satya Bhakti Parikesit, S.H, MM, LLM Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan Chairul Saleh, S.H., LLM Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjan Diana Irawati, S.H., LL.M Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Yudi Herdanto, S.H., MH Subbidang Moneter, Fiskal, dan Badan Usaha M. Zulfikar Ali, S.H, M.H. Subbidang Industri, UKM, Perdagangan, dan HAKI - Subbidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber daya Air - Subbidang Ketahanan Pangan dan Pembangunan Daerah Tertinggal Ruruh Ratnawati Anugerah, S.H., LL.M Subbidang Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Investasi Charolinda, S.H., MLS Subbidang Sumber Daya Alam Vito Prihartono, SH Selain itu, terdapat 2 (dua) dukungan staf lain, yakni 1 (satu) Pengolah Data, yakni Ramelan, dan 1 (satu) Sekretaris, yakni Dirin. D. Sumber Daya Manusia Dari struktur organisasi tersebut di atas, jumlah sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Asdep Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berjumlah 10 orang, dengan komposisi sebagai berikut: 9 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

14 Tabel 1.2 Jumlah SDM Berdasarkan Golongan, Eselon, Pendidikan dan Jenis Kelamin No Gol/Ruang Eselon Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah Keterangan L P 1. IV/c II a S Asdep 2. IV/a III a S Kabid Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenaga-kerjaan 2. Kabid Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan 3. Kabid Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam 4. III/c IV a S Kasubbid Moneter, Fiskal, dan Badan Usaha S Kasubbid Sumber Daya Alam 5. III/b IV a S Kasubid Ketahanan Pangan dan Pembangunan Daerah Tertinggal 2. Kasubid Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Investasi 6. III/a Staf S Analis Hukum 7. III/a Staf S Pengolah Data 8. II/d Staf SLTA 1-1 Sekretaris Total Memperhatikan komposisi pegawai tersebut dibandingkan dengan tugas dan fungsi yang diemban Asdep Perancangan PUU Bidang Perekonomian, SDM yang dimiliki secara kuantitas masih minim, namun dari sisi kualitas sudah memadai karena SDM didukung dengan pendidikan formal yang sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Di samping itu, pegawai juga telah mengikuti pendidikan dan pelatihan manajerial sesuai dengan tingkat jabatannya, dan dibekali dengan pelatihan keterampilan guna mendukung kemampuan pegawai. 10 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

15 E. Sistematika Laporan Sistematika penyajian LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014 ini disusun sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan LAKIP Tahun 2014 serta gambaran tugas dan fungsi utama serta struktur organisasi Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian. BAB II Rencana Kinerja, Penetapan Kinerja dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2014 Bab ini menjelaskan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program, kegiatan, IKU, penetapan kinerja dan target capaian kinerja Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian tahun BAB III Akuntabilitas Kinerja Menjelaskan analisis atas capaian IKU dan capaian Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian tahun 2014 dikaitkan dengan pertanggungjawaban terhadap: a. Pencapaian sasaran strategis. b. Review atas perencanaan kinerja dan capaian kinerja; serta c. Akuntabilitas keuangan. BAB IV Penutup Bab ini berisi kesimpulan menyeluruh LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014 dan rekomendasi bagi perbaikan kinerja di masa mendatang. 11 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

16 BAB II RENCANA KINERJA, PENETAPAN KINERJA DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014 A. TUJUAN STRATEGIS Keberhasilan Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya diukur dari keberhasilan pencapaian tujuannya. Tujuan Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam mewujudkan visi dan misi Sekretariat Kabinet. Dengan tujuan tersebut, Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian dapat secara tepat mengetahui apa yang dilaksanakan oleh organisasi dalam mencapai misinya. Tujuan Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian dirumuskan, sebagai berikut: Memberikan dukungan teknis, administrasi dan pemikiran yang prima dalam rangka mendukung Deputi Bidang Perekonomian di bidang perancangan perundang-undangan bidang perekonomian. Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan pencapaian dari sasaran strategis tersebut diatas melalui pencapaian target-target dalam 12 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

17 indikator sasaran strategis, yang diwujudkan melalui pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Sesuai dengan Renstra Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun , pada Tahun 2014 Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian menyelenggarakan kegiatan sebagai pelaksanaan dari tugas dan fungsi untuk mencapai sasaran yang telah direncanakan yaitu: Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden di bidang perancangan perundangundangan di bidang perekonomian B. SASARAN STRATEGIS Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 17 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. Oleh karena itu, sasaran perlu ditetapkan guna memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian. Keberhasilan untuk mencapai sasaran perlu direncanakan serta dirumuskan secara terukur dan spesifik untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian. 13 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

18 Dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai di atas, sasaran Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian dirumuskan sebagai berikut: a) Untuk tujuan Meningkatnya kualitas hasil analisis atas perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian, dan hasil pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang perekonomian, maka sasaran yang ingin dicapai adalah: 1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis atas perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian. 2. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang perekonomian. b) Untuk tujuan Meningkatnya kualitas penyelesaian rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian, maka sasaran yang ingin dicapai adalah: Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang perekonomian 14 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

19 C. TARGET Pada tahun 2014 Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundangundangan Bidang Perekonomian sebagai salah satu unit kerja eselon II di Deputi Bidang Perekonomian mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan pencapaian Sasaran Strategis 1 dan Sasaran Strategis 2 Sekretariat Kabinet, yaitu: Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Peningkatan Kualitas Hasil Analisis Kebijakan Sasaran Strategis 2: Terwujudnya Peningkatan Kualitas Penyelesaian Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang perekonomian Guna mendukung pencapaian target-target dalam indikator sasaran strategis tersebut di atas, pada Tahun 2014 Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian menyelenggarakan 1 (satu) kegiatan sebagai pelaksanaan dari tugas dan fungsi untuk mencapai sasaran yang telah direncanakan yaitu: 15 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

20 Penyelenggaraan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden di bidang Perancangan Peraturan Perundang-undangan Bidang Perekonomian Kegiatan yang dilakukan oleh Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian sepanjang Tahun 2014, beserta indikator kinerjanya dan rencana tingkat capaian (target) yang hendak dicapai pada prinsipnya tergambar dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawab Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian. Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012, Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut: 1. Penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian; 2. Penyiapan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian; 3. Penyusunan pendapat hukum sebagai hasil analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian; 16 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

21 4. Penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian; dan 5. Pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian. Dari kelima tugas dan fungsi tersebut diatas, Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian memiliki target capaian untuk menyelesaikan 215 laporan dan 25 naskah peraturan perundang-undangan (Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden). Target capaian 215 laporan tersebut dibagi menjadi 166 laporan untuk rencana kebijakan dan rancangan peraturan perundang-undangan, dan 49 laporan untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh Presiden. Perlu disampaikan bahwa 25 naskah peraturan perundangundangan tersebut merupakan produk akhir dari pelaksanaan tugas dan fungsi 4, yang pada prinsipnya penetapannya oleh Presiden disertai pula dengan laporan yang disiapkan. Target kinerja yang direncanakan untuk dicapai adalah 97% dari 215 laporan dan 25 naskah peraturan perundang-undangan. Lebih jelasnya, target rencana kinerja tahun 2014 dimaksud dapat dilihat dari tabel berikut. 17 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

22 Tabel 2.1 Target Rencana Kinerja/Output Tahun 2014 Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA ANGGARAN PROGRAM/KEGIATAN (RP) TAHUNAN TAHUNAN (%) (Kuantitas) Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dalam bentuk PUU di bidang perekonomian. Persentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian secara tepat waktu. Persentase saran perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundangundangan di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti Persentase penyelesaian hasil analisis atas pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian secara tepat waktu. Persentase saran hasil pengamatan dan pemantauan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundangundangan di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti. 97% % % 49 97% 49 Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden di bidang perancangan peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian melalui melalui pengumpulan data/pemantauan/rapat koordinasi/diskusi/semin ar (setelah kebijakan penghematan ) Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang perekonomian Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang perekonomian secara tepat waktu. 97% 25 Persentase RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti. 97% 25 Untuk lebih jelasnya, indikator tepat waktu dan ditindaklanjuti dijelaskan sebagai berikut. 18 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

23 Tepat Waktu Indikator tepat waktu menekankan pada proses kecepatan penyelesaian hasil analisis perumusan rencana, pengamatan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah serta penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang perekonomian sesuai dengan standar hari yang telah ditetapkan yang terdiri: Persentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundangundangan di bidang perekonomian secara tepat waktu. Persentase penyelesaian hasil analisis atas pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian secara tepat waktu. Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang perekonomian secara tepat waktu. Kecepatan penyelesaian ini diukur berdasarkan berkas yang masuk ke Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian sampai dengan berkas tersebut selesai dianalisis untuk disampaikan kepada Deputi Bidang Perekonomian. Sedangkan tepat waktu artinya, waktu penyelesaian berkas tersebut sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam Standar Pelayanan (7 hari). 19 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

24 Metode perhitungan target indikator kecepatan penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dan hasil analisis atas pengamatan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang tepat waktu, dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini: (jumlah penyelesaian berkas/rancangan PUU yang tepat waktu ) x 100% n Keterangan: n : jumlah penyelesaian berkas saran kebijakan/rancangan PUU. Penetapan indikator kinerja yang diukur dengan menggunakan persentase (%) dilakukan dengan pertimbangan bahwa jumlah berkas masuk yang harus diproses oleh Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian tidak bisa diprediksi. Guna mendukung kinerja Deputi Bidang Perekonomian dan peningkatan dari kinerja pada tahun sebelumnya serta mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Sekretariat Kabinet, Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian pada Tahun 2014 menetapkan target sebesar 97%. Penetapan target sebesar 97% berbeda dengan target yang ada di dalam Renstra (100%) dengan beberapa pertimbangan diantaranya, kurangnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM), adanya beberapa berkas/rperpres/rkeppres/rinpres dan pekerjaan dari tugas dan fungsi yang lain, yang masuk secara bersamaan. 20 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

25 Ditindaklanjuti Indikator ditindaklanjuti menekankan pada pencapaian Outcome, yaitu substansi saran hasil analisis yang dihasilkan tepat, dan ditindaklanjuti oleh Deputi Bidang Perekonomian kepada Sekretaris Kabinet atau kepada para stakeholder kementerian/lembaga terkait terkait untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, yang terdiri atas: Persentase saran perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti. Persentase saran hasil pengamatan dan pemantauan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti. Persentase RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti. Saran terhadap rencana kebijakan dan program pemerintah serta saran hasil pengamatan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan dan program pemerintah yang ditindaklanjuti menunjukkan ketepatan saran yang diberikan kepada Deputi Bidang Perekonomian. Pengertian yang ditindaklanjuti diukur berdasarkan perhitungan jumlah laporan saran hasil analisis yang disampaikan kepada Deputi Bidang Perekonomian ditindaklanjuti untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, yakni disampaikan kepada Sekretaris Kabinet, disampaikan kepada Deputi lain di Sekretariat Kabinet, atau pejabat 21 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

26 kementerian/lembaga lain di luar Sekretariat Kabinet. Selain itu, dalam kapasitasnya sebagai eselon II, Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian dalam pelaksanaan tugasnya apabila diperlukan dapat membuat dan mengirimkan surat kepada stakeholders kementerian/lembaga terkait, yang antara lain memuat hasil analisis atas substansi suatu perundang-undangan, dan permintaan nomor Lembaran Negara/Tambahan Lembaran Negara dalam rangka pengundangan suatu Peraturan Presiden yang telah ditetapkan oleh Presiden. Sedangkan khusus untuk indikator persentase RPerpres, RKeppres, RInpres di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti digunakan untuk mengukur kualitas dari penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang diajukan oleh Menteri atau Pimpinan LPNK kepada Presiden. Penyelesaian penyiapan RPerpres, RKeppres, dan RInpres oleh Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian kepada Deputi Bidang Perekonomian untuk diajukan kepada Sekretaris Kabinet (untuk selanjutnya disampaikan kepada Presiden) dikatakan tepat apabila penyelesaian penyiapan RPerpres, RKeppres, dan RInpres tersebut tepat dari sisi substansi dan teknis perundang-undangannya. Tepat dari sisi substansi antara lain adalah apabila hasil analisis atau penelitian terhadap suatu rancangan dapat ditindaklanjuti atau disetujui oleh Sekretaris Kabinet, dan selanjutnya juga disetujui oleh Presiden. Selain itu dari sisi teknis perundang-undangan sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan dan Perpres Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan) dan praktek legal drafting pada umumnya. 22 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

27 Lebih jelas, wujud dari penyampaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang ditindaklanjuti tersebut meliputi: 1. Deputi Bidang Perekonomian mengajukan kepada Sekretaris Kabinet naskah Rancangan PUU untuk diajukan kepada Presiden guna ditetapkan menjadi Peraturan Presiden (Perpres), Keputusan Presiden (Keppres), dan Instruksi Presiden (Inpres). 2. Deputi Bidang Perekonomian mengajukan naskah surat kepada Sekretaris Kabinet untuk dikirimkan kepada Instansi Pemrakarsa agar Rancangan PUU disempurnakan atau dikaji kembali oleh Instansi Pemrakarsa, berdasarkan hasil analisis hukum Sekretariat Kabinet atau hasil kesepakatan dalam rapat koordinasi. 3. Deputi Bidang Perekonomian mengajukan naskah surat kepada Sekretaris Kabinet untuk dikirimkan kepada instansi yang kompeten, sebagai contoh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, untuk terlebih dahulu mengoordinasikan Rancangan PUU dimaksud. 4. Deputi Bidang Perekonomian mengajukan naskah surat kepada Sekretaris Kabinet untuk dikirimkan kepada instansi terkait untuk meminta pertimbangan terhadap Rancangan PUU yang diajukan. 5. Deputi Bidang Perekonomian mengajukan naskah surat/memo kepada Sekretaris Kabinet untuk permintaan paraf persetujuan pada naskah asli Rancangan PUU kepada Instansi Pemrakarsa dan instansi terkait lainnya. 6. Deputi Bidang Perekonomian mengajukan memo kepada Sekretaris Kabinet untuk disampaikan kepada Presiden sehubungan dengan adanya persoalan substansial yang tidak dapat diputuskan oleh Instansi Pemrakarsa dan instansi terkait lainnya. 23 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

28 Metode perhitungan target indikator ketepatan saran perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah serta saran hasil pengamatan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang ditindaklanjuti dihitung dengan menggunakan rumus berikut. Keterangan: n : Jumlah saran yang disampaikan. Sedangkan untuk RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang ditindaklanjuti tersebut, metode perhitungan target indikator yang digunakan adalah sebagai berikut: (jumlah penyelesaian naskah rancangan yang ditindaklanjuti ) = x 100% N Ket: n = jumlah penyelesaian naskah rancangan yang disampaikan Dalam mendukung kegiatan, Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian akan menyelenggarakan sub-sub kegiatan sebagai pelaksanaan dari tugas dan fungsinya yaitu: - Pengumpulan dan pengolahan data; - Pemantauan; - Rapat koordinasi; - Diskusi; 24 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

29 - Seminar. Detail kegiatan yang dilaksanakan oleh Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian sebagai pelaksanaan dari tugas dan fungsi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.2 Detail Kegiatan Pelaksanaan Tugas Fungsi Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian TUGAS FUNGSI KEGIATAN DETAIL KEGIATAN RENCANA ANGGARAN (RP) a. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundangundangan di bidang perekonomian. b. penyiapan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian. Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden di bidang perancangan peraturan perundangundangan di bidang perekonomian Pengumpulan data/ pemantauan/rapat koordinasi/diskusi Pengumpulan data/rapat koordinasi (setelah revisi ) (setelah revisi ) c. penyusunan pendapat hukum sebagai hasil analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Pengumpulan data/rapat koordinasi/pemantauan /seminar (setelah revisi ) 25 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

30 TUGAS FUNGSI KEGIATAN DETAIL KEGIATAN RENCANA ANGGARAN (RP) Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang bidang perekonomian. d. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian. e. pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian. f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Perekonomian TOTAL Pengumpulan data/ pemantauan/rapat koordinasi/diskusi/ seminar Pengumpulan data/ rapat koordinasi/ pemantauan (setelah revisi ) (setelah revisi ) (setelah revisi 0) (setelah revisi ) Kegiatan yang dilakukan oleh Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian sepanjang Tahun 2014, beserta indikator kinerjanya dan rencana tingkat capaian (target) yang hendak dicapai dirinci dalam tabel di bawah ini: 26 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

31 Tabel 2.3 Indikator Kinerja dan Target Capaian Tahun 2014 KEGIATAN SASARAN STRATEGIS OUTPUT INDIKATOR TARGET RENCANA ANGGARAN (RP) Penyelenggara an Pelayanan Dukungan Kebijakan kepada Presiden di bidang perancangan perundangundangan di bidang perekonomian Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang perekonomian Hasil analisis kebijakan dalam bentuk PUU di bidang perekonom ian yang berkualitas. 1. Persentase hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk PUU di bidang perekonomian secara tepat waktu. 97% (setelah revisi ) 2. Persentase saran perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk PUU di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti 97% 3. Persentase hasil pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di 97% (setelah revisi ) 27 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

32 KEGIATAN SASARAN STRATEGIS OUTPUT INDIKATOR TARGET RENCANA ANGGARAN (RP) Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang perekonomian yang berkualitas. bidang perekonomian secara tepat waktu. 4. Persentase hasil pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti 1. Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang perekonomian secara tepat waktu. 2. Persentase RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti 97% 97% (setelah revisi ) 97% 28 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

33 Output/outcome yang dihasilkan oleh Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian dari pelaksanaan kegiatan tersebut diatas, dimaksudkan untuk mendukung output/outcome Deputi Bidang Perekonomian. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian merupakan bentuk pelaksanaan dari 5 (lima) tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawab Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian. Tabel 2.4 Kegiatan dan Indikator Kinerja Atas Pelaksanaan Tugas Fungsi Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Kegiatan Indikator Pelaksanaan Tugas Fungsi Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden di bidang perancangan perundangundangan di bidang perekonomian 1. Persentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian secara tepat waktu. 2. Persentase saran perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundangundangan di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti. Asisten Deputi Indikator 1 dan 2 digunakan untuk mengukur kecepatan dan ketepatan kinerja dari pelaksanaan tusi 1, tusi 2, tusi 3, dan tusi 4 dari Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian, yaitu : Tusi 1 Penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian. Tusi 2: Penyiapan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian. Tusi 3 : Penyusunan pendapat hukum sebagai hasil analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, 29 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

34 Kegiatan Indikator Pelaksanaan Tugas Fungsi Asisten Deputi Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang bidang perekonomian. 3. Persentase penyelesaian hasil analisis atas pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian secara tepat waktu. 4. Persentase penyelesaian hasil analisis atas pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti. 5. Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang perekonomian secara tepat waktu. 6. Persentase RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti. Indikator 3 dan 4 digunakan untuk mengukur kecepatan dan ketepatan kinerja dari pelaksanaan tusi 5 Asisten Deputi Bidang Perancangan Peraturan Perundang-undangan Bidang Perekonomian, yaitu : Pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian. Indikator 5 dan 6 digunakan untuk mengukur kecepatan dan ketepatan kinerja dari pelaksanaan tusi 4 dari Asisten Deputi Bidang Perancangan Peraturan Perundang-undangan Bidang Perekonomian, yaitu: Tusi 4 Penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian. 30 LAKIP Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

35 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Sasaran Strategis Pertama Tepat Waktu Sebagaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya, Sasaran Strategis Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian pada tahun 2014 dimaksudkan untuk mempertajam dan memperjelas kualitas outcome yang dihasilkan sehingga dapat menggambarkan manfaat hasil analisis kebijakan program pemerintah di bidang pemerintahan terutama bagi stakeholders. Untuk mengukur pencapaian sasaran ini, Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian menggunakan indikator kegiatan, yaitu indikator: a. Persentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan progra m pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian secara tepat waktu; b. Persentase penyelesaian hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian secara tepat waktu; c. Persentase penyelesaian hasil analisis atas pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian secara tepat waktu; dan 31 LAKIP Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

36 d. Persentase penyelesaian hasil analisis atas pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti. Pemberian saran hasil analisis perumusan rencana kebijakan dan program pemerintah serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaanperaturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presidendilakukan melalui dua cara, yaitu top down dan bottom up. Pelaksanaan secaratop down ditentukan untuk melaksanakan disposisi/arahan Presiden yang disampaikan melalui Sidang Kabinet, dan/atau disposisi/arahan Sekretaris Kabinet.Sedangkan secara bottom up artinya ide awal pelaksanaannya diprakarsai oleh unit-unit kerja, dengan tetap mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Pelaksanaan kegiatan tersebut dapat pula dilakukan berdasarkan inisiatif maupun undangan dari instansi dan/atau pemerintah daerah yang terkait erat dengan substansi kebijakan dan program pemerintah yang akan dipantau. Inisiatif tersebut merupakan sikap proaktif unit kerja dalam melaksanakan kegiatankegiatannya. a. Capaian Output Pencapaian Kinerja dari tiap indikator tersebut dihitung dengan berdasarkan dari capaian output dari pelaksanaan tugas dan fungsi Asdep Bidang Perancangan Perundangundangan Bidang Perekonomian Tahun 2014, yang meliputi: 1. Penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian (218) 32 LAKIP Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

37 Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi ini, Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian menghasilkan 106 laporan kepada pimpinan. Terkait dengan kegiatan yang dilakukan, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi ini dilakukan melalui pengumpulan data/pemantauan/rapat koordinasi/diskusi, baik di dalam maupun di luar negeri, seperti: 1) Laporan Hasil Rapat Pengharmonisasian Rancangan Peraturan Presiden tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing, serta Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Tena Kerja Pendamping, tanggal 6 Januari 2014 di Kementerian Hukum dan HAM. 2) Laporan The First Meeting of The ASEAN Senior Economic for The Forty-Fifth ASEAN Economic Minister Meeting and Related Meetings, tanggal Januari 2014 di Nay Pyi Taw, Myanmar. 3) Rapat Persiapan Penyusunan RPerpres mengenai Sistem Nasional Keuangan Inklusif, tanggal 23 Januari 2014, di Kementerian Keuangan. Dari sisi anggaran, pelaksanaan tugas dan fungsi ini menyerap anggaran sebesar Rp (seratus tujuh puluh enam juta tujuh ratus sepuluh ribu lima puluh satu rupiah), dari Rp (dua ratus tiga puluh sembilan juta tiga ratus tiga puluh lima ribu rupiah (Rp (seratus delapan puluh tujuh juta dua ratus tiga puluh dua ribu rupiah)). 33 LAKIP Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

38 Tabel 3.1 Capaian tugas dan fungsi 1 Jenis kegiatan Jumlah laporan Pagu Anggaran Realisasi anggaran Pengumpulan data/pemantauan/rapat/ koordinasi/diskusi 106 laporan Rp (setelah revisi Rp ) Rp Penyiapan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian (219) Dalam pelaksana tugas dan fungsi ini, Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian melakukan beberapa kegiatan, yang menghasilkan 20 laporan, melalui pengumpulan data/pemantauan/ rapat koordinasi/diskusi di dalam negeri, diantaranya yakni laporan pembahasan substansi persetujuan prakarsa penyusunan RPerpres tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan rapat Permohonan Izin Prakarsa mengenai RPerpres tentang Ratifikasi ASEAN Framework Agreement on Multimoda Transportation, tanggal 4 Maret 2014 di Kementerian Luar Negeri. Dari sisi anggaran, pelaksanaan tugas dan fungsi ini menyerap anggaran sebesar Rp (tujuh juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) dari Rp (delapan belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) (setepah revisi Rp (delapan juta dua ratus delapan puluh ribu rupiah)). 34 LAKIP Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2014 merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Deputi

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Polhukam Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Polhukam Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian sasaran kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN SEKRETARIAT KABINET RI FEBRUARI 2015 K A T A P E N G A N T A R Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk media untuk melaporkan keberhasilan atau kegagalan suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan tujuan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014 Laporan Kinerja Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014 Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, 2015 K a t a P e n g a n t a r Daftar Pustaka ---------------,

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN 2010 2014 DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI Kata Pengantar Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Deputi bidang

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang LKj Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban bagi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI KEMARITIMAN SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI KEMARITIMAN SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN LAMPIRAN V PERATURAN SEKRETARIS KABINET NOMOR : 10 TAHUN 2015 TANGGAL : 30 OKTOBER 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI KEMARITIMAN SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016

LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016 LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2012-2014 SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Perkembangan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Aparatur Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Aparatur Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Kinerja (LKj) adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis BAB II Renstra Tahun 2015 2019 merupakan panduan pelaksanaan tugas dan fungsi pada periode 2015 2019 yang disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Tahun 2010

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj)

LAPORAN KINERJA (LKj) LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PARIWISATA, RISET DAN TEKNOLOGI, DAN LINGKUNGAN MARITIM TAHUN 2016 DAFTAR ISI Sampul Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi i ii iii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 ASISTEN DEPUTI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN SEKRETARIAT KABINET

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 ASISTEN DEPUTI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN SEKRETARIAT KABINET LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 ASISTEN DEPUTI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN SEKRETARIAT KABINET A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja (LKj) adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas

Lebih terperinci

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.33, 2015 ADMINISTRASI. Sekretariat. Kabinet. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Wasit Saronto

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Wasit Saronto 1 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Kelembagaan Tahun 2014 disusun sebagai bentuk komitmen untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tujuan dan sasaran strategis

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET 2017 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 SEKRETARIAT KABINET 2017 KATA PENGANTAR i Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN... 7 A. Latar belakang... 7 B. Gambaran Organisasi... 8 C. Gambaran aspek

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan dukungan staf, pelayanan administrasi, dan dukungan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Sasaran Program Program/Kegiatan (Outcome )/Sasaran Kegiatan Indikator Target 2017 (Output ) SEKRETARIAT KEMENTERIAN

Lebih terperinci

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73 C. Pengelolaan Keuangan... 67 BAB IV PENUTUP... 73 Kesimpulan... 73 LAMPIRAN : - Pernyataan Telah Direviu - Formulir Checklist Reviu - Reviu Matrik Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET 2015 SEKRETARIAT KABINET INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2015 SEKRETARIAT KABINET 2015 LAMPIRAN VII PERATURAN SEKRETARIS KABINET NOMOR : 1 TAHUN

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1213, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Kinerja. Rencana Tahunan. Rencana Aksi. LAKIP. Penyusunan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA. (LKj) KEDEPUTIAN BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA. (LKj) KEDEPUTIAN BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) KEDEPUTIAN BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET RI KATA PENGANTAR Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan atau

Lebih terperinci

Sekretariat Kabinet RI

Sekretariat Kabinet RI Sekretariat Kabinet RI Perdagangan Tata Ruang DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN 2015-2019 KATA PENGANTAR Deputi Bidang Perekonomian dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang menjadi kewenangannya sebagaimana ditetapkan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. C:/LKj-2014-Asdep-3-doc

PENDAHULUAN BAB I. C:/LKj-2014-Asdep-3-doc BAB I PENDAHULUAN Pada setiap akhir tahun anggaran, setiap instansi pemerintah (termasuk satuan/unit kerja di dalamnya), diharuskan menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP). Sejalan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PENETAPAN KINERJA, RENCANA AKSI, DAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET LAKIP TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA ASDEP EKONOMI MAKRO, KEUANGAN, DAN KETAHANAN PANGAN

SEKRETARIAT KABINET LAKIP TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA ASDEP EKONOMI MAKRO, KEUANGAN, DAN KETAHANAN PANGAN SEKRETARIAT KABINET LAKIP TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA ASDEP EKONOMI MAKRO, KEUANGAN, DAN KETAHANAN PANGAN ASDEP BIDANG EKONOMI MAKRO, KEUANGAN DAN KETAHANAN PANGAN DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ADMINISTRASI APARATUR TAHUN 2014

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ADMINISTRASI APARATUR TAHUN 2014 BIRO ADMINISTRASI APARATUR DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ADMINISTRASI APARATUR TAHUN 2014 PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2014 KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberi pertanggungjawaban untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang / badan hukum / pimpinan kolektif

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 17 A. Rincian Pelaksanaan Kegiatan BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN Rincian pelaksanaan kegiatankegiatan reformasi birokrasi pada tahun 2011 meliputi penanggung jawab, time frame per bulan, output /hasil yang

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN Pusat Data dan Informasi. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

LAKIP TAHUN Pusat Data dan Informasi. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia LAKIP TAHUN 2014 Pusat Data dan Informasi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 Pusat Data dan Informasi Sekretariat Kabinet

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET 2018 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2017 SEKRETARIAT KABINET 2018 KATA PENGANTAR SEKRETARIS KABINET Puji syukur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Sekretariat Negara

BAB I PENDAHULUAN. B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Sekretariat Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2015 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PERTAHANAN, KEAMANAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PERTAHANAN, KEAMANAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PERTAHANAN, KEAMANAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA TAHUN 2016 KEDEPUTIAN BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN SEKRETARIAT KABINET RI JAKARTA, JANUARI 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014 A. Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET 2015 Gambaran Umum Perencanaan Kinerja Sekretariat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERIODE JULI Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

LAPORAN BULANAN PERIODE JULI Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia LAPORAN BULANAN PERIODE JULI 2016 Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia KATA PENGANTAR i Penyusunan Laporan Monitoring Bulanan kinerja pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM,

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN I T.A KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

LAPORAN TRIWULAN I T.A KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia LAPORAN TRIWULAN I T.A. 2016 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 1 SEKRETARIAT KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERIODE SEPTEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

LAPORAN BULANAN PERIODE SEPTEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia LAPORAN BULANAN PERIODE SEPTEMBER 2016 Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia KATA PENGANTAR i Penyusunan Laporan Monitoring Bulanan kinerja pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI MAKRO DAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI MAKRO DAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI MAKRO DAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan Surat Tugas Inspektur

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Februari 2015 Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan. Yulyati Kristina, S.Sos., M.Si

Kata Pengantar. Februari 2015 Asdep Bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan. Yulyati Kristina, S.Sos., M.Si Deputi Bidang Perekonomian Sekretariat Kabinet 2015 Kata Pengantar S etiap instansi pemerintah wajib melaporkan akuntabilitas kinerja kepada Presiden, sebagaimana diamanatkan Peraturan Presiden Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA JAKARTA, MARET 2011 DAFTAR ISI Hal BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

-34- Tim pelaksana program reformasi birokrasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011 ini adalah sebagai berikut:

-34- Tim pelaksana program reformasi birokrasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011 ini adalah sebagai berikut: -34- A. Organisasi Pelaksana Tim pelaksana program reformasi birokrasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011 ini adalah sebagai berikut: Ketua : Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Kabinet Sekretaris

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERIODE JUNI Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

LAPORAN BULANAN PERIODE JUNI Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia LAPORAN BULANAN PERIODE JUNI 2016 Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia KATA PENGANTAR i Penyusunan Laporan Monitoring Bulanan kinerja pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM,

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR (LKj) Tahun 2015 merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi. Dalam pencapaian visi dan misi tersebut Deputi

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERIODE SEPTEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

LAPORAN BULANAN PERIODE SEPTEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia LAPORAN BULANAN PERIODE SEPTEMBER 2016 Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia KATA PENGANTAR i Penyusunan Laporan Monitoring Bulanan kinerja pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke No. 426, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Akuntabilitas Kinerja. Sistem. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET

LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET SEKRETARIAT KABINET 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 disusun sebagai bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Kinerja (LKj) adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

1.1. GAMBARAN UMUM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI GORONTALO

1.1. GAMBARAN UMUM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI GORONTALO 1.1. GAMBARAN UMUM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI GORONTALO 1.1.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

MENTERIPERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN a. bahwa dalam rangka pelaksanaan penyusunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci