SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2012

2 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Perkembangan lingkungan strategis yang sangat cepat mempengaruhi kondisi organisasi dalam upaya pencapaian tujuan. Perubahan yang terjadi harus disikapi secara cermat agar organisasi mampu bertahan dan berhasil mencapai tujuan yang dicita-citakan. Kemampuan suatu organisasi dalam menyikapi potensi perubahan yang akan terjadi akan menentukan tingkat keberhasilan organisasi itu sendiri di masa yang akan datang. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk mempunyai suatu manajemen strategis untuk mengantisipasi permasalahan dan perubahan internal maupun eksternal, sekaligus mencapai tujuan organisasi. Harapan masyarakat yang tinggi akan kinerja institusi pemerintah yang baik menjadi dasar pentingnya aspek perencanaan strategis organisasi ditetapkan sebagai panduan organisasi untuk bekerja mencapai tujuan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, Kementerian/Lembaga (K/L) dalam menyelenggarakan kegiatannya berkewajiban menyusun Rancangan Rencana Strategis (Renstra). Rancangan Renstra ini disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Adapun tata cara penyusunan Renstra K/L diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana 1

3 Strategis Kementerian/Lembaga Tahun Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012, Sekretariat Kabinet pada bulan Februari 2012 telah menetapkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyempurnaan Rencana Strategis Sekretariat Kabinet RI Tahun Peraturan Sekretaris Kabinet tersebut merupakan penyempurnaan atas Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor Per-I/Seskab/II/2010 tentang Rencana Strategis Sekretariat Kabinet RI Tahun Penyempurnaan Renstra tersebut harus diikuti penyempurnaan Renstra tingkat Eselon I dan Eselon II. Berdasarkan hal tersebut maka Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menyusun Renstra Tahun Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan a. Kedudukan Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah salah satu unit kerja eselon I di lingkungan Sekretariat Kabinet yang dipimpin oleh Deputi, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Kabinet. Keberadaan Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet dan dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun

4 b. Tugas Deputi Bidang Politik, Hukum dan Keamanan mempunyai tugas membantu Sekretaris Kabinet dalam menyelenggarakan dukungan staf, administrasi, dan pemikiran dalam perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, dan penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan. c. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan menyelenggarakan fungsi: 1) perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan; 2) penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden serta penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan; 3) penyiapan analisis politik, hukum, dan/atau keamanan tentang pembentukan lembaga, badan, komisi, dewan beserta instrumen pendukungnya yang menjadi kewenangan Presiden, termasuk analisis tentang pembatalan Peraturan Daerah; 4) pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan 3

5 kebijakan pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya; 5) pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan; 6) pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang politik, hukum, dan keamanan, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan 7) pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Kabinet. d. Struktur Organisasi Organisasi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan terdiri dari : 1) Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional; 2) Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi dan Informatika; 3) Asisten Deputi Bidang Pertahanan, Keamanan dan Pertanahan; dan 4) Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Uraian mengenai struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut. 1) Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan 4

6 penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hubungan lembaga negara, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, pemerintahan umum, otonomi daerah dan hubungan internasional. Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional terdiri dari: a) Bidang Hubungan Lembaga Negara, Organisasi Politik dan Organisasi Kemasyarakatan, yang terdiri dari : (1) Subbidang Hubungan Lembaga Negara, dan (2) Subbidang Organisasi Politik dan Organisasi Kemasyarakatan b) Bidang Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah, yang terdiri dari : (1) Subbidang Pemerintahan Umum, dan (2) Subbidang Otonomi Daerah c) Bidang Hubungan Internasional, yang terdiri dari : (1) Subbidang Hubungan Bilateral dan Multilateral, dan (2) Subbidang Organisasi Internasional d) Kelompok Jabatan Fungsional. 2) Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, dan Komunikasi dan Informatika Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, dan Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, 5

7 serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewargane-garaan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi dan informatika. Asisten Deputi Bidang Hukum, HAM, Aparatur Negara, dan Kominfo terdiri dari : a) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari : (1) Subbidang Hukum, dan (2) Subbidang Hak Asasi Manusia. b) Bidang Aparatur Negara, yang terdiri dari : (1) Subbidang Kelembagaan, dan (2) Subbidang Kepegawaian. c) Bidang Komunikasi dan Informatika, yang terdiri dari : (1) Subbidang Pelayanan Informasi Publik, dan (2) Subbidang Telekomunikasi dan Informatika. d) Kelompok Jabatan Fungsional. 3) Asisten Deputi Bidang Pertahanan, Keamanan dan Pertanahan Asisten Deputi Bidang Pertahanan, Keamanan dan Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, wilayah perbatasan dan pertanahan. Asisten Deputi Bidang Pertahanan, Keamanan dan Pertanahan terdiri dari: 6

8 a) Bidang Pertahanan dan Keamanan, yang terdiri dari : (1) Subbidang Pertahanan, dan (2) Subbidang Keamanan b) Bidang Kesatuan Bangsa dan Wilayah Perbatasan, yang terdiri dari : (1) Subbidang Kesatuan Bangsa, (2) Subbidang Wilayah Perbatasan, dan (3) Subbidang Fasilitasi Operasional Bidang Politik Hukum dan Keamanan c) Bidang Pertanahan, yang terdiri dari (1) Subbidang Penatagunaan Tanah, dan (2) Subbidang Hak dan Pendaftaran Tanah d) Kelompok Jabatan Fungsional 4) Asisten Deputi Perancangan Perundang-Undangan Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Asisten Deputi Perancangan Perundang-Undangan Bidang Politik, Hukum dan Keamanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan. Asisten Deputi Perancangan Perundang-undangan Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan terdiri dari: a) Bidang Politik Dalam Negeri, yang terdiri dari : 7

9 (1) Subbidang Lembaga Negara, Organisasi Politik, dan Organisasi Kemasyarakatan, dan (2) Subbidang Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah b) Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Komunikasi dan Informatika, dan Aparatur Negara, yang terdiri dari : (1) Subbidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Komunikasi dan Informatika, dan (2) Subbidang Aparatur Negara c) Bidang Pertahanan, Keamanan, dan Pertanahan, yang terdiri dari: (1) Subbidang Pertahanan dan Keamanan, dan (2) Subbidang Pertanahan d) Bidang Hubungan Internasional dan Ratifikasi, yang terdiri dari : (1) Subbidang Hubungan Internasional, dan (2) Subbidang Ratifikasi e) Kelompok Jabatan Fungsional B. Potensi dan Permasalahan 1. Lingkungan Internal Analisis internal bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, dan potensi, sehingga dapat menentukan faktor-faktor kunci keberhasilan dalam organisasi. Hasil analisis tersebut, bersama dengan arahan strategi organisasi, digunakan untuk menetapkan sasaran, perumusan strategi, dan implementasinya. Berdasarkan hasil analisis internal, maka kekuatan, kelemahan, dan potensi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah sebagai berikut : a. Kekuatan Organisasi Kekuatan dasar Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan 8

10 Keamanan yang berpengaruh dalam penetapan dan pencapaian tujuan serta sasaran adalah sebagai berikut : 1) Komitmen pimpinan dalam pelaksanaan rencana strategis Komitmen pimpinan merupakan potensi dasar utama untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, efisien, profesional, modern, akuntabel, dan mencerminkan suatu organisasi yang berlandaskan asas-asas tata pemerintahan yang baik (good governance) serta mendukung upaya peningkatan kinerja organisasi, baik di tingkat unit kerja maupun organisasi. 2) Kebijakan organisasi Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, kerja sama dan koordinasi antarbagian merupakan faktor penting untuk menciptakan program dan kegiatan yang terarah, terpadu, efektif, dan efisien. 3) Sumber daya manusia Sumber daya manusia yang berkualitas, profesional, dan berkompeten yang didasarkan pada pola pembinaan karier berbasis sistem merit atau kinerja merupakan pilar organisasi kuat yang diperlukan guna mencapai tujuan organisasi. 4) Anggaran Sumber daya keuangan merupakan salah satu penunjang keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang mengacu pada anggaran berbasis kinerja. 5) Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang mendukung program kerja organisasi antara lain adalah gedung kantor, kendaraan operasional dinas, komputer/printer dan jaringan. 9

11 b. Kelemahan Organisasi Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yaitu: peningkatan kemampuan dan pengembangan sumber daya manusia belum sepenuhnya optimal serta belum diterapkannya standar pelayanan secara konsisten dan menyeluruh. c. Potensi Organisasi Beberapa potensi yang dimiliki oleh Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan diantaranya meliputi adanya komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf untuk melaksanakan tugas dan fungsi organisasi, tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan struktural, teknis, dan fungsional serta tersedianya dokumen hukum yang diperlukan sebagai bahan rujukan/referensi dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi. 2. Lingkungan Eksternal Faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi penetapan dan pencapaian tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut : a. Politik Perubahan politik pascareformasi telah memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam menentukan arah kebijakan negara, termasuk juga di bidang pemerintahan. Demokrasi yang makin berkembang membuat masyarakat semakin lugas menuntut hak-haknya sehingga birokrasi di pemerintahan mau tidak mau harus lebih responsif. Birokrasi semakin dituntut untuk memberikan pelayanan yang cepat, transparan, 10

12 jujur, akuntabel, dan partisipatif. b. Hukum Terbitnya sejumlah peraturan perundang-undangan yang mengatur berbagai bidang pemerintahan, seperti: bidang keuangan negara, pelayanan publik, dan kementerian negara, telah mendorong lembaga pemerintah untuk lebih meningkatkan kinerja, efisiensi, efektivitas, dan pertanggungjawaban kepada publik. c. Teknologi Teknologi merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja dan dapat menunjang kebutuhan informasi yang cepat, akurat, dan mudah didapat. Kemajuan teknologi ini harus diantisipasi dengan memperhitungkan faktor-faktor negatif yang ditimbulkan. d. Globalisasi Perkembangan dunia yang pesat menjadi pemicu persaingan antarnegara menjadi makin ketat. Negara-negara yang kuat secara ekonomi, teknologi, sosial politik, dan SDM, akan lebih mudah bersaing. Situasi dan kondisi tersebut harus dijadikan pendorong agar kita mampu berkompetisi dengan bangsa lain. Berdasarkan hasil analisis eksternal, maka peluang dan ancaman terhadap Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah sebagai berikut : a. Peluang Organisasi 1) Undang-Undang Pelayanan Publik yang memperkuat landasan lembaga pemerintahan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat; 11

13 2) Penyempurnaan, perbaikan, penyederhanaan sistem manajemen, prosedur, dan kebijakan atau ketentuan perundang-undangan (deregulasi dan debirokratisasi) dalam penyelenggaraan pelayanan publik; 3) Pengembangan dan kemajuan teknologi informasi yang cepat dan dinamis dalam mendukung pengembangan e- government di setiap instansi pemerintah; 4) Dukungan kebijakan tentang penerapan tata pemerintahan yang baik (good governance) di semua lini dan tingkatan pada semua kegiatan. b. Ancaman Organisasi Ancaman terhadap Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah adanya tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah terhadap birokrasi pemerintah. 3. Permasalahan Berdasarkan kekuatan, kelemahan, potensi, peluang, dan ancaman di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahanpermasalahan yang ada selama ini dan kemungkinan yang akan dihadapi oleh Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, yaitu : a. Aspek Ketatalaksanaan 1) Koordinasi dan kerja sama yang kurang optimal antar lembaga pemerintah di pusat dan daerah maupun dengan lembaga kepresidenan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pokok Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; 2) Standar Pelayanan belum diterapkan secara konsisten dan menyeluruh. 12

14 b. Aspek Sumber Daya Manusia Kualitas SDM perlu terus ditingkatkan dalam mendukung tugas dan fungsi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. c. Aspek Sarana dan Prasarana 1) Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kegiatan organisasi; 2) Sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi, belum terintegrasi sepenuhnya dan belum ada kesesuaian antara manajemen teknologi informasi dengan sistem yang sedang dan akan dikembangkan. 13

15 BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN A. Visi Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Sebagaimana didefinisikan dalam ketentuan Pasal 1 angka 12 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan Pasal 1 angka 15 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Selanjutnya ditegaskan dalam lampiran Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga bahwa visi berfungsi memberikan gambaran konsistensi kinerja Kementerian/Lembaga selama lima tahun mendatang serta gambaran menyeluruh mengenai peranan dan fungsi suatu organisasi. Berdasarkan ketentuan di atas, visi Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) memberikan arah dan konsistensi kinerja kepada seluruh jajaran Kedeputian Bidang Polhukam dalam melaksanakan peran dan fungsinya untuk mewujudkan gambaran keadaan yang hendak dicapai dalam waktu tiga tahun mendatang atau pada tahun Visi Kedeputian Bidang Polhukam memiliki hubungan hirarki subordinat yang erat dengan visi Sekretariat Kabinet dan visi Indonesia. Pencapaian visi Kedeputian Bidang Polhukam haruslah 14

16 memberikan kontribusi yang nyata pada terwujudnya visi Sekretariat Kabinet dan visi Indonesia. Artinya, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam Rencana Strategis Kedeputian Bidang Polhukam harus selaras dan mendukung terwujudnya visi Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet. Karena itu, sebelum tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan Kedeputian Bidang Polhukam dirumuskan, perlu diketahui apa yang menjadi visi Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet. Visi Indonesia Visi Indonesia yang akan diwujudkan pada tahun 2014 adalah Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan. Visi ini menjadi arah jangka menengah yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia melalui penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) RPJMN merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Visi Sekretariat Kabinet Sebelum Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyempurnaan Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun ditetapkan, visi Sekretariat Kabinet mengacu pada visi yang dirumuskan dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor Per-1/SESKAB/II/2010 tanggal 4 Februari 2010 tentang Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun Perumusan visi dalam Renstra ini masih mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2005 tentang Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet. Visi tersebut mengalami penyempurnaan setelah dilakukan 15

17 reorganisasi terhadap Sekretariat Kabinet berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet. Penyempurnaan visi tersebut dilakukan dengan mengacu pada tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet, Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2011 tentang Staf Khusus Presiden dan Staf Khusus Wakil Presiden, dan Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet, serta dengan memperhatikan capaian kinerja organisasi periode sebelumnya, yaitu capaian kinerja tahun Dengan memperhatikan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun , visi atau gambaran keadaan yang hendak diwujudkan oleh Sekretariat Kabinet di masa depan adalah sebagai berikut : Menjadi Sekretariat Kabinet yang profesional dan handal dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaaan pemerintahan. Visi ini mengandung pengertian bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Sekretariat Kabinet harus mampu memberikan dukungan kebijakan dan manajemen kabinet secara profesional dan handal (reliable) kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan administrasi pemerintahan. Dengan menghasilkan pelayanan dan kinerja yang prima, Sekretariat Kabinet diharapkan mampu memberikan dukungan dan kontribusi yang signifikan kepada 16

18 Presiden dan Wakil Presiden dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan pemerintahan. Visi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Visi Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) memiliki hubungan hirarki-fungsional dengan visi Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet. Terwujudnya visi Kedeputian Bidang Polhukam memiliki korelasi positif yang kuat dengan terwujudnya visi Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet. Karena itu, visi Kedeputian Bidang Polhukam harus merupakan derivasi yang memiliki kaitan erat dan fungsional dengan visi Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet. Visi Kedeputian Bidang Polhukam merupakan gambaran umum atau keadaan masa depan yang hendak diwujudkan oleh Deputi Bidang Polhukam beserta jajarannya dalam membantu Sekretaris Kabinet memberikan dukungan kebijakan dan manajemen kabinet di bidang politik, hukum, dan keamanan kepada Presiden dan Wakil Presiden. Dengan mengacu pada rumusan visi Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet, maka visi atau gambaran umum yang hendak diwujudkan oleh Kedeputian Bidang Polhukam dalam kurun waktu tiga tahun mendatang adalah : Menjadi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang profesional dan handal dalam membantu Sekretaris Kabinet memberikan dukungan kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan. Dengan alur pemikiran hirarki-fungsional, maka dengan visi ini Deputi Bidang Polhukam beserta seluruh stafnya bertekad menjadi unit kerja yang profesional dan handal dengan memberikan kinerja 17

19 yang prima (excellence performance) kepada Sekretaris Kabinet dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden menjalankan manajemen kebijakan dan administrasi pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan. B. Misi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 angka 13 Undangundang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pasal 1 angka 16 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Jadi misi merupakan rencana tindakan (action plan) untuk menggerakkan energi dan sumber daya organisasi ke arah terwujudnya keadaan yang diinginkan. Seperti halnya visi, misi Kedeputian Bidang Polhukam memiliki hubungan hirarki-fungsional dan merupakan derivasi dari misi pembangunan Indonesia dan misi Sekretariat Kabinet. Misi atau upaya-upaya yang dilakukan Deputi Bidang Polhukam beserta jajarannya harus mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi terwujudnya visi pembangunan Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet. Karena itu, sebelum merumuskan misi Kedeputian Bidang Polhukam, perlu diketahui terlebih dahulu apa yang menjadi misi pembangunan Indonesia dan misi Sekretariat Kabinet. Misi Pembangunan Indonesia Misi Pembangunan Indonesia periode diarahkan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, aman dan damai, serta meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan demokratis. Misi Pembangunan Indonesia sebagaimana dirumuskan 18

20 dalam RPJMN tahun tersebut adalah: 1. Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera; 2. Memperkuat pilar-pilar demokrasi; dan, 3. Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang. Misi Sekretariat Kabinet Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang lebih luas dan strategis dalam rangka pelaksanaan manajemen kabinet dan manajemen kebijakan pemerintah, Sekretariat Kabinet melakukan penguatan upaya-upaya atau misi untuk mewujudkan visinya. Penyempurnaan dan penguatan misi tersebut tertuang dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyempurnaan Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun Rumusan misi Sekretariat Kabinet tahun adalah sebagai berikut : Memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dengan memegang teguh pada prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, untuk mewujudkan visinya Sekretariat Kabinet menjalankan fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), koordinasi (coordinating), dan pengendalian (directing) proses manajemen kabinet, kebijakan dan program pemerintah guna mendukung Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan pemeritahan. Dengan memegang teguh pada prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), Sekretariat Kabinet terlibat aktif dalam keseluruhan siklus kebijakan. Misi Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Perumusan misi Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 19

21 (Polhukam) diperlukan untuk memberi gambaran dan arah kebijakan (policy direction) kepada seluruh pegawai dan pemangku kepentingan mengenai peran Kedeputian Bidang Polhukam dalam menjalankan tugas dan fungsinya, termasuk berbagai target kinerja dan hasil, baik berupa output dan outcome, yang ingin dicapai di masa datang. Perumusan misi ini sekaligus berfungsi sebagai landasan kerja yang menjadi pedoman bagi seluruh pegawai Kedeputian Bidang Polhukam dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Sebagai derivasi yang memiliki hubungan hirarki-fungsional dengan misi Sekretariat Kabinet, maka misi Kedeputian Bidang Polhukam dirumuskan sebagai berikut: Meningkatkan kualitas dukungan analisis kebijakan dan program pemerintah serta penyelesaian Perpres, Keppres dan Inpres di bidang politik, hukum, dan keamanan, dalam rangka membantu Sekretaris Kabinet memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden, dengan memegang teguh prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) Misi ini mengandung pengertian bahwa dalam mendukung pelaksanaan manajemen kabinet oleh Sekretaris Kabinet, Kedeputian Bidang Polhukam terlibat aktif dalam keseluruhan siklus manajemen kebijakan, dari proses formulasi (ex-ante policy-making), implementasi, evaluasi, sampai dengan reformulasi/terminasi kebijakan (ex-post policy-making) di bidang politik, hukum dan keamanan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya itu, jajaran Kedeputian Bidang Polhukam melaksanakan dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip profesionalitas, transparansi, integritas, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas. 20

22 C. Tata Nilai Organisasi Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Untuk melaksanakan misi dan mewujudkan visinya dengan baik, Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) memegang teguh dan melaksanakan nilai-nilai organisasi. Nilai-nilai organisasi itu pada dasarnya, dan sudah semestinya, merupakan penerapan nilai-nilai organisasi Sekretariat Kabinet di tingkat Kedeputian Bidang Polhukam. Karena itu, nilai-nilai yang hendak dikembangkan dan diterapkan di Kedeputian Bidang Polhukam adalah sebagai berikut: 1. Profesional, mengandung arti memiliki wawasan yang luas dan dapat memandang masa depan, memiliki kompetensi di bidangnya, mengembangkan potensi dan kapasitas diri, etos kerja berprestasi, serta menjunjung tinggi etika profesi. Dalam hal ini, profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankan profesi tersebut; 2. Handal, mengandung arti produk layanan atau hasil analisis yang dihasilkan oleh Kedeputian Bidang Polhukam memiliki atau memberikan manfaat nilai yang optimal kepada para pemangku kepentingan (stakeholders); 3. Integritas, mengandung arti kualitas, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran; 4. Akuntabilitas, mengandung arti setiap keputusan, kegiatan dan hasilnya dapat dipertangggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Transparan, mengandung arti keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara 21

23 dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan rahasia negara; 6. Efektivitas, mengandung arti tepat sasaran. 7. Efisiensi, mengandung arti kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang minimal. 8. Daya tanggap, mengandung arti memiliki kecepatan respon, inisiatif dan kepekaan yang tinggi. Nilai-nilai tersebut diharapkan akan menjadi bagian integral dari budaya organisasi yang menjiwai, memotivasi dan menggerakkan setiap sikap, perilaku dan tindakan pegawai Kedeputian Bidang Polhukam dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan visi organisasi. D. Tujuan Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Untuk mempertahankan eksistensi organisasi, suatu organisasi harus memilki tujuan yang dirumuskan dengan jelas. Karena itu, dengan mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga , tujuan dan sasaran Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi pada langkah sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi organisasi. Seperti visi dan misi, tujuan Kedeputian Bidang Polhukam memiliki hubungan hirarki-fungsional yang kuat dengan tujuan Sekretariat Kabinet. Pencapaian tujuan Kedeputian Bidang Polhukam harus memperkuat pencapaian tujuan Sekretariat Kabinet. Karena itu, perlu diketahui terlebih dahulu apa yang menjadi tujuan Sekretariat 22

24 Kabinet. Dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyempurnaan Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun disebutkan tujuan Sekretariat Kabinet adalah: Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran yang prima dalam rangka mendukung Presiden dan Wakil Presiden menjalankan kekuasaan Pemerintahan. Untuk melaksanakan misi dan mewujudkan visi organisasi, maka secara hirarkis-fungsional tujuan Kedeputian Bidang Polhukam dirumuskan sebagai berikut: Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran TUJUAN yang prima di bidang politik, hukum, dan keamanan kepada Sekretaris Kabinet dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan. Tujuan ini merupakan implementasi dari misi yang akan dicapai dalam jangka waktu tiga tahun dan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet. Dengan formulasi tujuan ini, maka Deputi Bidang Polhukam beserta jajarannya dapat mengukur kinerja dan secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam mencapai misinya. E. Sasaran Strategis Kedeputian Bidang Polhukam Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 17 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, sasaran atau target adalah hasil (outcome) yang diharapkan dari suatu program atau keluaran (output) 23

25 yang diharapkan dari suatu kegiatan. Sebagai instrumen manajemen, sasaran organisasi diperlukan untuk memberikan arah dan fokus dalam penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki Kedeputian Bidang Polhukam, yang perwujudannya dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan. Sebagai sasaran subordinat, sasaran Kedeputian Bidang Polhukam memperkuat dan memiliki hubungan hirarkis-fungsional dengan sasaran Sekretariat Kabinet. Dari lima sasaran kinerja Sekretariat Kabinet, sasaran yang terkait erat secara hirarkisfungsional dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Kedeputian Bidang Polhukam adalah: 1) Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan; dan, 2) Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden. Dengan mengacu pada kedua sasaran Sekretariat Kabinet di atas, maka untuk mencapai tujuan, melaksanakan misi, dan mewujudkan visi organisasi, sasaran Kedeputian Bidang Polhukam dirumuskan sebagai berikut: Sasaran 1 Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan. Sasaran 2 Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan. Perumusan sasaran ini telah memenuhi formulasi SMART, yaitu Specific (spesifik), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat 24

26 dicapai), Relevant (relevan) dan Time-bound (memiliki jangka waktu tertentu). Sasaran dan indikator sasaran Kedeputian Bidang Polhukam yang akan dicapai tersebut dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator Kedeputian Bidang Polhukam No. Sasaran Strategis Indikator 1 Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan. 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu; 2. Persentase saran kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti. 2 Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan. 1. Persentase penyelesaian Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu; 2. Persentase Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti. 25

27 Sasaran-sasaran ini merupakan target kinerja yang diharapkan dari suatu program dan kegiatan yang ingin dicapai pada setiap tahun selama tiga tahun ke depan. Sasaran 1 Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan. Metode penghitungan untuk mengukur indikator sasaran adalah sebagai berikut : a. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu. Penyelesaian hasil analisis kebijakan dan program pemerintah diukur berdasarkan hari dimulainya kegiatan penyiapan hasil analisis kebijakan sampai dengan penyampaian laporan atau rekomendasi kebijakan. Penyelesaian dinyatakan tepat waktu apabila waktu penyelesaian sesuai dengan waktu yang tercantum dalam Standar Pelayanan (SP). Metode penghitungan target indikator tersebut adalah sebagai berikut: (hari penyelesaian hasil analisis 1 + hari penyelesaian hasil analisis 2 + ) X 100% n n = jumlah laporan penyelesaian hasil analisis Kinerja yang diharapkan dari indikator ini adalah agar penyelesaian hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di 26

28 bidang politik, hukum dan keamanan dapat diselesaikan dengan cepat, sesuai atau lebih cepat dari standar waktu yang telah ditetapkan. b. Persentase saran kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti Indikator persentase saran kebijakan dan program yang ditindaklanjuti digunakan untuk mengukur ketepatan penyiapan saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Rekomendasi kebijakan yang disampaikan oleh Deputi Polhukam kepada Sekretaris Kabinet dikatakan tepat apabila rekomendasi tersebut ditindaklanjuti atau disetujui oleh Sekretaris Kabinet. Metode penghitungan target indikator tersebut adalah sebagai berikut: Saran yang ditindaklanjuti Saran yang disampaikan X 100% Kinerja yang diharapkan dari indikator ini adalah agar penyiapan saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dapat diselesaikan dengan tepat. Sasaran 2 Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan. 27

29 Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres ditindaklanjuti apabila: 1. Deputi Bidang Polhukam telah mengajukan Rancangan Peraturan Presiden (Perpres), Keputusan Presiden (Keppres), dan Instruksi Presiden (Inpres) kepada Sekretaris Kabinet. 2. Deputi Bidang Polhukam telah menyampaikan konsep surat kepada Sekretaris Kabinet mengenai pemberitahuan kepada Instansi Pemrakarsa agar Rancangan disempurnakan atau dikaji kembali oleh Instansi Pemrakarsa, berdasarkan hasil analisis hukum Kedeputian Bidang Polhukam atau hasil kesepakatan dalam rapat koordinasi yang diprakarsai Kedeputian Bidang Polhukam. 3. Deputi Bidang Polhukam telah menyampaikan konsep surat kepada Sekretaris Kabinet perihal permintaan kepada instansi yang kompeten untuk terlebih dahulu mengoordinasikan Rancangan dimaksud. 4. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat kepada instansi terkait untuk meminta pertimbangan terhadap Rancangan yang diajukan. 5. Sekretariat Kabinet telah meminta paraf persetujuan pada naskah asli Rancangan Peraturan Perundang-undangan kepada Instansi Pemrakarsa dan instansi terkait lainnya. 6. Deputi Bidang Polhukam telah melaporkan kepada Sekretaris Kabinet sehubungan dengan adanya persoalan substansial yang tidak dapat diputuskan oleh Instansi Pemrakarsa dan instansi terkait lainnya. Indikator yang digunakan untuk mengukur sasaran kedua adalah sebagai berikut : a. Persentase penyelesaian Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu. Indikator persentase penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres di bidang politik, hukum dan keamanan secara tepat waktu 28

30 digunakan untuk mengukur kecepatan penyiapan Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres yang diajukan oleh Menteri atau Pimpinan LPNK kepada Presiden. Kecepatan penyiapan Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres diukur berdasarkan hari dimulainya kegiatan sampai dengan selesai. Penyelesaian penyiapan Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres dikatakan cepat apabila waktu penyelesaiannya sesuai dengan waktu yang dialokasikan dalam Standar Pelayanan. Metode penghitungan target indikator tersebut adalah sebagai berikut: (hari penyelesaian rancangan 1 + hari penyelesaian rancangan 2 + ) n X 100% n = jumlah laporan penyelesaian rancangan Perpres, Keppres dan Inpres b. Persentase Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti Indikator persentase Rperpres, Rkeppres, Rinpres yang ditindaklanjuti digunakan untuk mengukur kualitas dari penyiapan penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres yang diajukan oleh Menteri atau Pimpinan LPND kepada Presiden. Penyelesaian penyiapan Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres oleh Kedeputian Polhukam kepada Sekretaris Kabinet dikatakan tepat apabila penyelesaian penyiapan Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres tersebut tepat dari sisi substansi dan teknis perundang-undangannya (legal drafting). Tepat dari sisi substansi antara lain adalah apabila hasil analisis atau penelitian terhadap suatu rancangan oleh Kedeputian Polhukam dapat ditindaklanjuti Sekretaris Kabinet. Demikian 29

31 halnya, apabila telah ditetapkan menjadi peraturan perundangundangan oleh Presiden, rancangan tersebut tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lain atau bahkan di-judicial review karena adanya rasa ketidakpuasan masyarakat. Selain itu dari segi teknis perundang-undangan sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan praktik legal drafting pada umumnya. Metode penghitungan target indikator tersebut adalah sebagai berikut : Rancangan Perpres, Keppres, dan Inpres yang ditindaklanjuti Rancangan Perpres, Keppres, dan Inpres yang disampaikan X 100% Diharapkan dalam kurun waktu tiga tahun yang akan datang, sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh Kedeputian Polhukam memiliki dampak dan kontribusi kepada perbaikan kinerja Sekretariat Kabinet secara keseluruhan, yang secara umum ditandai dengan : 1. Dipertahankannya pencapaian laporan keuangan Sekretariat Kabinet dengan predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) secara berkelanjutan, dan 2. Tingkat pemenuhan parameter Reformasi Birokrasi di Sekretariat Kabinet mencapai 100% pada tahun

32 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Arah Kebijakan dan Strategi Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Sesuai dengan Perpres Nomor 82 Tahun 2010 tentang Organisasi Sekretariat Kabinet dan peran Sekretariat Kabinet dalam mendukung pencapaian sasaran RPJM , maka arah kebijakan Sekretariat Kabinet selama lima tahun tersebut dirumuskan sebagai berikut : Mengoptimalkan pemberian dukungan kebijakan dan program kepada Presiden B. Selaras dengan arah kebijakan Sekretariat Kabinet di atas, maka arah kebijakan Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) selama tiga tahun ke depan secara garis besar adalah sebagai berikut: Mengoptimalkan penyelesaian analisis kebijakan, program pemerintah, Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan Dalam rangka pelaksanaan arah kebijakan Kedeputian Bidang Polhukam dimaksud, perlu dirumuskan strategi guna pencapaian tujuan dan sasaran Kedeputian Bidang Polhukam. Strategi Kedeputian Bidang Polhukam dalam jangka waktu tiga tahun ke depan difokuskan kepada dua aspek manajemen organisasi yang memerlukan prioritas penanganan, yang dikelompokkan sebagai 31

33 berikut: 1. Aspek Tata Laksana Melakukan penyempurnaan prosedur kerja, dengan melakukan evaluasi prosedur kerja yang ada. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, dilakukan penambahan dan penyempurnaan prosedur kerja dalam rangka pemberian dukungan kebijakan yang menjadi acuan bagi pelaksanaan kerja. 2. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) Perlu dilakukan assessment secara komprehensif terhadap kebutuhan pendidikan dan pelatihan (diklat) SDM dan disusun perencanaan diklat untuk kurun waktu tiga tahun ke depan. Pengembangan kompetensi SDM juga dilakukan dalam bentuk penjajakan dan pengikatan kerja sama dengan lembaga-lembaga dalam dan luar negeri. Program kerja sama terus dikembangkan dari waktu ke waktu. C. Program dan Kegiatan Arah kebijakan dan starategi Kedeputian Bidang Polhukam di atas dijabarkan melalui program dan kegiatan. Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi kegiatan yang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh kementerian/lembaga. Program harus dapat dijabarkan ke dalam kegiatan atau kumpulan tindakan yang ditujukan untuk pencapaian sasaran program. Hubungan program dan kegiatan merupakan hubungan hierarki yang menunjukkan bahwa satu kegiatan hanya tekait dengan satu program, dan satu program dapat dijabarkan ke dalam beberapa kegiatan. 32

34 Adapun program dan kegiatan yang ditetapkan untuk pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Kedeputian Bidang Polhukam adalah: PROGRAM Penyelenggaraan dukungan kebijakan di bidang politik, hukum dan keamanan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. KEGIATAN 1. Perumusan analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan; 2. Penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres, di bidang politik, hukum, dan keamanan. C. Output Kegiatan Output kegiatan Kedeputian Bidang Polhukam adalah: 1) Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan Dalam melakukan analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum dan keamanan, Kedeputian Bidang Polhukam melakukan kegiatan pengumpulan informasi awal (deteksi dini), koordinasi timbal balik dengan pihak terkait, dan melakukan analisis secara cepat dan tepat terkait dengan rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data informasi, serta pemantauan dan evaluasi kebijakan di bidang politik, hukum dan keamanan. Output yang berupa hasil analisis tersebut disampaikan dalam bentuk laporan atau memorandum yang dapat dilengkapi dengan saran kebijakan kepada Sekretaris Kabinet. Output tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam 33

35 membuat suatu kebijakan dan keputusan. 2) Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden (Rperpres), Keputusan Presiden (Rkeppres), dan Instruksi Presiden (Rinpres) di bidang politik, hukum, dan keamanan. Sebagaimana diketahui, pelaksanaan perumusan analisis kebijakan dan program pemerintah dan penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres di bidang politik, hukum dan keamanan merupakan salah satu bentuk dukungan kebijakan kepada Presiden selaku kepala Pemerintahan sehingga harus berkualitas yakni tepat waktu dan tepat dari segi substansi. Indikator Output Untuk mengukur capaian output di atas, diperlukan indikator kinerja output yang tepat dan terukur. Indikator tersebut dimaksudkan sebagai ukuran capaian kinerja. Indikator output tersebut meliputi: 1) Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu. Kinerja yang diharapkan dari indikator ini adalah penyelesaian analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan sesuai atau lebih cepat dari standar waktu yang telah ditetapkan dalam SP. Indikator persentase penyelesaian analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan digunakan untuk mengukur persentase hasil analisis kebijakan dan program pemerintah yang tepat waktu. Ketepatan waktu tersebut sesuai dengan SP yang setiap 34

36 tahun meningkat secara gradual. Dengan demikian maka semakin banyak laporan hasil analisis kebijakan yang diterima oleh Sekretaris Kabinet secara tepat waktu berarti kinerja Kedeputian Bidang Polhukam semakin tinggi. 2) Persentase saran kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti Rumusan Persentase saran kebijakan dan program pemerintah yang ditindaklanjuti merupakan indikator yang dapat dijadikan acuan dalam menilai peningkatan kualitas. Indikator persentase saran kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti digunakan untuk mengukur pencapaian kinerja penyelesaian analisis kebijakan dan program pemerintah. Kinerja yang diharapkan dari indikator ini adalah agar penyiapan saran kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan dapat ditindaklanjuti. Saran kebijakan dan program pemerintah yang disampaikan oleh Deputi Bidang Polhukam kepada Sekretaris Kabinet dikatakan tepat apabila saran tersebut ditindaklanjuti atau disetujui oleh Sekretaris Kabinet. Dengan demikian maka semakin banyak saran yang diterima dan ditindaklanjuti oleh Sekretaris Kabinet berarti kinerja Kedeputian Bidang Polhukam semakin tinggi. 3) Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu Kinerja yang diharapkan dari indikator persentase penyelesaian rancangan ialah Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan dapat 35

37 diselesaikan tepat waktu. Indikator persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan digunakan untuk mengukur persentase penyelesaian berkas hasil Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan yang tepat waktu. Ketepatan waktu tersebut sesuai dengan SP yang setiap tahun meningkat secara gradual. Dengan demikian maka semakin banyak rancangan yang diterima oleh Sekretaris Kabinet secara tepat waktu berarti kinerja Kedeputian Bidang Polhukam semakin tinggi. 4) Persentase Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti Indikator persentase Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres yang ditindaklanjuti digunakan untuk mengukur kualitas dari penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres yang diajukan oleh Menteri atau Pimpinan LPNK kepada Presiden. Penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres oleh Kedeputian Bidang Polhukam kepada Sekretaris Kabinet dikatakan ditindaklanjuti apabila hasil analisis atau penelitian terhadap suatu rancangan dapat ditindaklanjuti atau disetujui oleh Sekretaris Kabinet secara berjenjang sampai dengan Presiden. Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lain atau bahkan di-judicial review. 36

38 Secara garis besar, program, kegiatan, output, dan indikator output di atas dapat disajikan dalam tabel berikut. Program Kegiatan Output Indikator Output Penyelenggaraan dukungan Kebijakan di bidang politik, hukum dan keamanan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan 1. Perumusan analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan; 2. Penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres, di bidang politik, hukum, dan keamanan. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden (Rperpres), Keputusan Presiden (Rkeppres), dan Instruksi Presiden (Rinpres) di bidang politik, hukum, dan keamanan. a) Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu b) Persentase saran kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti a) Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu b) Persentase Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti Besarnya persentase masing-masing indikator dan pendanaan untuk tiap-tiap tahun adalah sebagaimana diuraikan dalam lampiran. 37

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Polhukam Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Polhukam Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian sasaran kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang LKj Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban bagi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN 2010 2014 DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI Kata Pengantar Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Deputi bidang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA. (LKj) KEDEPUTIAN BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA. (LKj) KEDEPUTIAN BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) KEDEPUTIAN BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET RI KATA PENGANTAR Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan atau

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis BAB II Renstra Tahun 2015 2019 merupakan panduan pelaksanaan tugas dan fungsi pada periode 2015 2019 yang disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Tahun 2010

Lebih terperinci

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010- A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-2014 Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2010-2014 terakhir disempurnakan dengan Peraturan Menteri Sekretaris Negara

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN 2010-2014 SEKRETARIAT KABINET 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan nasional secara menyeluruh, setiap

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014 Laporan Kinerja Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014 Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, 2015 K a t a P e n g a n t a r Daftar Pustaka ---------------,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016

LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016 LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk media untuk melaporkan keberhasilan atau kegagalan suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan tujuan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS - 26 - II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS A. Visi Sekretariat Wakil Dalam rangka memberikan dukungan teknis, administrasi dan analisis dalam menyelenggarakan kekuasaan negara guna menyukseskan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2015 2019 SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar..... Daftar Isi......

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2014 merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Deputi

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Obyek Penelitian Sekretariat Wakil Presiden sebagai lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Sekretaris

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN 2015-2019 DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan dukungan staf, pelayanan administrasi, dan dukungan

Lebih terperinci

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dengan adanya perubahan yang begitu cepat, suatu organisasi atau lembaga institusi dituntut untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal tanpa didukung oleh komitmen untuk memperbaiki validitas dari standar penilaian kinerja kelembagaan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Sasaran Program Program/Kegiatan (Outcome )/Sasaran Kegiatan Indikator Target 2017 (Output ) SEKRETARIAT KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja L IHA PEMILIHAN UMUM BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja SI L IHA N PEM UMUM MI KO I 2014 PEMILIHAN UMUM A. Sasaran RPJMN 2010 2014 Komisi Pemilihan Umum adalah lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat nasional,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4 V i s i. 4.1. Visi da n Misi. B adan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi

Lebih terperinci

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.33, 2015 ADMINISTRASI. Sekretariat. Kabinet. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian. Satya Bhakti Parikesit

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian. Satya Bhakti Parikesit KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 yang disusun oleh Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Perekonomian merupakan laporan hasil pencapaian atas target

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG TATA HUBUNGAN KERJA ANTAR PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016 1 PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Keberadaan BKN secara yuridis formal termuat di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN SEKRETARIAT KABINET RI FEBRUARI 2015 K A T A P E N G A N T A R Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja (LKJ) Komisi Pemilihan Umum

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 2015 2019 Perencanaan merupakan sebuah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Penyusunan Rencana Strategis Arsip Nasional Republik Indonesia telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET 2017 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 SEKRETARIAT KABINET 2017 KATA PENGANTAR i Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai lembaga penyelenggara manajemen kepegawaian negara berkomitmen untuk memajukan dan mengembangkan sistem manajemen kepegawaian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal tanpa didukung oleh komitmen untuk memperbaiki validitas dari standar penilaian kinerja kelembagaan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 A. Latar Belakang RPJMD Kota Tangerag tahun 2014-2018 adalah merupakan tahapan ke- III dalam rangka mewujudkan Visi Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional pada bab XIV salah satu agenda pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN A. VISI DAN MISI 1. VISI Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET 2015 Gambaran Umum Perencanaan Kinerja Sekretariat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Latar Belakang Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Lebih terperinci

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi KATA PENGANTAR Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN A. Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Salah satu unsur yang sangat penting dalam rangka mendukung tugastugas Dewan adalah Sekretariat Jenderal DPR RI (Setjen DPR RI)

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 29 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 29 TAHUN 2007 T E N T A N G PEDOMAN UMUM PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Kinerja (LKj) adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, peranan negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (government) menjadi kepemerintahan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur ke Hadirat Illahi Rabbi, karena hanya dengan limpahan rahmat

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET 2015 SEKRETARIAT KABINET INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2015 SEKRETARIAT KABINET 2015 LAMPIRAN VII PERATURAN SEKRETARIS KABINET NOMOR : 1 TAHUN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN 2016 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanggungjawaban Renstra kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JAKARTA - 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Sekretariat Badan Pengembangan Sumber

Lebih terperinci