Practical Assessment Konsep Evaluasi Kelayakan yang Mempertimbangkan Ketidakpastian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Practical Assessment Konsep Evaluasi Kelayakan yang Mempertimbangkan Ketidakpastian"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Practical Assessment Konsep Evaluasi Kelayakan yang Mempertimbangkan Ketidakpastian Ahmad Fathu Zuhri dan Yudha Andrian Saputra Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya yandrian@ie.its.ac.id Abstrak Suatu investasi membutuhkan evaluasi kelayakan untuk melihat investasi tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Beberapa metode yang seringkali digunakan untuk evaluasi kelayakan antara lain Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period dan benefitcost ratio (B/C Ratio). Metode-metode tersebut bersifat deterministik, padahal pada kenyataannya berbagai parameter seperti suku bunga, aliran kas dan sebagainya mengandung ketidakpastian atau risiko. Oleh karena itu, dikembangkan sebuah model evaluasi yang mempertimbangkan ketidakpastian, model ini dikenal dengan nama NPV@Risk. Beberapa penelitian telah mencoba untuk menerapkan metode NPV@Risk. Namun berdasarkan pemikiran penulis, konsep evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian (NPV@Risk) kemungkinan sulit untuk diimplementasikan oleh seorang praktisi. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk melakukan evaluasi terhadap kepraktisan dari metode NPV@Risk. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa praktisi menilai metode ini lebih baik dari pada metode yang selama ini digunakan (metode eksisting). Namun, praktisi masih menemui kesulitan dalam hal penilaian ketidakpastian dan juga interpretasi hasil simulasi. Untuk mengurangi beberapa kesulitan tersebut, maka dibuatlah improvement model. Kata Kunci : Studi Kelayakan, Ketidakpastian, Parameter Evaluasi Kelayakan, Practical Assessment. I. PENDAHULUAN SSetiap investasi memerlukan biaya modal yang cukup besar dalam pelaksanaannya, maka diperlukan perhitungan yang seksama sehingga tidak menimbulkan kerugian dalam pengambilan keputusan. Untuk itu, perusahaan memerlukan alat untuk menganalisis, yaitu dengan menggunakan studi kelayakan. Studi kelayakan merupakan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pelaksanaan proyek dan merupakan dasar pertimbangan untuk memutuskan apakah investasi dalam proyek tertentu dapat dilaksanakan atau tidak [1]. Beberapa metode yang digunakan sebagai parameter untuk menentukan suatu investasi layak atau tidak layak untuk dilakukan antara lain: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period dan benefitcost ratio (B/C Ratio) [2-5]. Setiap metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, namun metode-metode tersebut berisfat deterministik dan tidak dapat mengakomodasi faktor ketidakpastian. Padahal pada kenyataannya banyak faktor-faktor yang menjadi cash flow dalam sebuah analisa investasi bersifat tidak pasti (stokastik atau probabilistik). Adanya faktor ketidakpastian dalam investasi menyebabkan diperlukannya pertimbangan risiko dalam keputusan evaluasi investasi. Sementara itu, estimasi cash flow yang dilakukan tidak mempertimbangkan analisis terhadap risiko dan ketidakpastian yang ada sehingga hanya menghasilkan satu nilai tunggal (single point estimate) melalui analisis deterministik [6]. Ye dan Tiong (2000) [7] memperkenalkan sebuah metode evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian, metode ini disebut model NPV@Risk. Prinsip dasar metode ini adalah memperkenalkan adanya risiko dan ketidakpastian pada cash flow melalui analisis stokastik dimana parameter yang dihasilkan adalah berupa tingkat pengembalian (mean) dan koefisien variasi sebagai representasi dari risiko sehingga akan menghasilkan output berupa distribusi NPV. yang digunakan dalam penelitian Ye dan Tiong adalah kasus investasi pembangunan pembangkit listrik dengan data berupa numerical example. Pada tahun 2003, Ye dan Tiong [8] menerapkan metode NPV@Risk tersebut dalam melihat pengaruh desain tarif terhadap manajemen risiko suatu proyek infrastruktur. Dalam penelitian ini, kasus yang digunakan adalah pembangunan pembangkit listrik di Cina. NPV@Risk dalam penelitian ini digunakan untuk membandingkan investasi yang memiliki perencanaan desain tarif dan yang tidak. Pada perencanaan yang menggunakan desain tarif, tarif akan menyesuaikan terhadap perubahan beberapa variabel, diantaranya exchange rate, demand, dan fuel price. Sementara itu, Wibowo dan Kochendorfer [9] melakukan penelitian tentang analisa risiko finansial pada proyek jalan tol di Indonesia. Pada penelitian tersebut, dijelaskan tentang beberapa risiko yang berhubungan dengan proyek jalan tol di Indonesia. Dari risiko-risiko tersebut, menjadi dasar dalam menentukan nilai distribusi NPV proyek jalan tol. Beberapa penelitian telah mencoba untuk menerapkan metode NPV@Risk. Namun berdasarkan pemikiran penulis, konsep evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian (NPV@Risk) kemungkinan sulit untuk diimplementasikan oleh seorang praktisi. Kesulitan tersebut dapat terjadi karena keterbatasan praktisi dalam hal : 1. Pengetahuan tentang assessment ketidakpastian 2. Pengetahuan untuk melakukan simulasi 3. Pengetahuan untuk interpretasi hasil simulasi Berdasarkan uraian tersebut, penulis melihat bahwa penerapan metode ini oleh praktisi akan sangat menarik untuk dievaluasi. A. Pemilihan Proyek II. METODOLOGI PENELITIAN Tahap pertama adalah pemilihan proyek, pada tahap ini dilakukan diskusi dengan pihak PT Alstom untuk memilih beberapa proyek investasi yang sesuai dan available untuk

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) dilakukan penelitian. Proyek-proyek yang dipilih tersebut memiliki kriteria yang berbeda dan juga memiliki project manager yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk memperkaya hasil diskusi dari practical assessment yang dilakukan sehingga nantinya improvement model yang dilakukan akan optimal. Hasil dari tahap ini adalah proyek 1, proyek 2 dan proyek 3. Masing-masing proyek tersebut memiliki ruang lingkup atau scope yang berbeda. Pada proyek 1 ruang lingkup adalah terkait proyek investasi tunggal atau proyek investasi tanpa membandingkan dengan investasi yang lain. Pada proyek 2, ruang lingkup adalah tentang investasi yang memiliki perbandingan alternatif lain misalnya tentang perbandingan pembelian mesin baru yang dibandingkan dengan menyewa mesin tersebut. Sementara proyek yang ke 3 adalah merupakan proyek penggantian dari alat-alat produksi.. B. Persiapan Kuesioner Assessment Tahap selanjutnya adalah menyiapkan kuesioner assessment. Kuesioner ini digunakan untuk menggali informasi dari praktisi yang akan mempraktikan konsep evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian. Dimana metode evaluasi yang dilakukan adalah metode yang dipilih dari tahap ke-2. Kusioner ini yang akan digunakan sebagai bahan diskusi yang merupakan dasar dari improvement model. Adapun poin-poin yang ingin diketahui melalui kuesioner ini antara lain : 1. Pemahaman praktisi terkait metode evaluasi yang digunakan. 2. Seberapa jauh metode tersebut dapat dipraktikan dilapangan (practical ability). 3. Hambatan atau kesulitan ketika melakukan tahap-tahap dari metode tersebut. 4. Saran atau rekomendasi perbaikan dari metode tersebut. C. Proses Assessment Pada proses ini, praktisi akan mempraktekkan metode evaluasi kelayakan dengan mempertimbangkan ketidakpastian sehingga praktisi tersebut akan mendapatkan pengalaman melakukan evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian sehingga mereka mampu memberikan feedback terhadap metode tersebut. Proses assessment dimulai dengan memberikan gambaran ke praktisi terkait metode evaluasi yang akan dilakukan. Selanjutnya mendefinisikan variabel yang termasuk variabel ketidakpastian. Setelah diketahui variabel-variabel ketidakpastian, maka dilakukan fitting distribusi terhadap variabel ketidakpastian untuk mengetahui jenis distribusi dari variabel tersebut. Selanjutnya adalah membuat template analisa finansial (model) dengan memasukkan variabel ketidakpastian. D. Diskusi Hasil dan Temuan Setelah semua tahap tersebut selesai, selanjutnya adalah melakukan diskusi dengan praktisi tersebut untuk mendapatkan feedback terhadap penggunaan metode tersebut dalam melakukan evaluasi kelayakan investasi. Catatan kesulitan selama melakukan practical assessment akan digunakan sebagai dasar untuk membuat improvement model. Diskusi dilakukan dengan mengisi kuesioner dan wawancara langsung terhadap praktisi yang menjadi pelaku dalam practical assessment tersebut. Berbagai masukan dan saran juga akan dimasukkan untuk mengembangkan model yang lebih baik dan lebih mudah digunakan oleh praktisi. E. Pembuatan Rekomendasi Improvement Model Tahap terakhir adalah membuat rekomendasi perbaikan model berdasarkan feedback dari praktisi yang telah mempraktikan metode tersebut. Tidak sampai disini, selanjutnya praktisi tersebut akan menerapkan metode yang telah dikembangkan tersebut untuk menguji apakah metode tersebut memang lebih baik dan lebih muda diterapkan oleh praktisi dibandingkan dengan metode yang sebelumnya. III. PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA A. Analisa Hasil Diskusi dan Kuesioner Assessment Untuk mengetahui respon dan penilaian praktisi terhadap metode evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian, maka dibuat kuesioner assessment. kuesioner assessment digunakan untuk menggali informasi tentang practical ability dari konsep evaluasi studi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian serta untuk menggali kendala dan saran dari praktisi ketika mempraktekkan konsep tersebut. Untuk kuesioner assessment dibagi menjadi tiga yaitu : tahap menentukan ketidakpastian, hasil simulasi dan evaluasi keseluruhan. Hasil kuesioner practical assessment dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Kesimpulan Hasil Kuesioner Assessment Tahap Menentukan Ketidakpastian Interpretasi Hasil Simulasi Evaluasi Keseluruhan Faktor Pemahaman dalam menentukan faktor ketidakpastian 2,67 Kemudahan dalam mengetahui faktor ketidakpastian 3 Kemudahan dalam melakukan penilaian 2,33 Pemahaman dalam interpretasi hasil simulasi 2,67 Hasil simulasi lebih baik daripada metode yang selama ini digunakan oleh perusahaan 3,67 Pemahaman terkait metode evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian 2,67 Kemudahan dalam menggunakan metode evaluasi kelayakan yang memeprtimbangkan ketidakpastian 2 Metode evaluasi kelayakan yang memepertimbangkan ketidakpastian lebih baik daripada metode evaluasi 3,33 yang biasa Persetujuan untuk menerapkan metode evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian di PT Alstom Skor Berdasarkan hasil diskusi, secara umum kendala pada tahap ini menentukan ketidakpastian adalah: - Ketersedian data, karena data yang ada biasanya tidak lengkap dan bahkan tidak ada. - Harus berhubungan dengan departemendepartemen yang lain untuk melakukan penilaian terhadap ketidakpastian. - Terlalu rumit, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk membuat sebuah analisa kelayakan finansial Sedangkan saran yang diperoleh dari hasil diskusi adalah sebagai berikut: 4

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Apabila data yang dibutuhkan tidak ada, maka lebih baik dianggap pasti atau berdasarkan expert adjustmen. - Untuk menilai (assessment) faktor ketidakpastian, langsung dianggap sebagai distribusi normal dimana langsung dicari ratarata dan standar deviasi-nya. Sedangkan pada hasil simulasi, secara umum kendala yang ditemui adalah: - Sulit untuk interpretasi grafik. - Sulit untuk membuat kesimpulan, misalnya apa yang harus dilakukan jika outputnya demikian?, investasinya diterima atau ditolak. - Terlalu rumit dan tidak praktis. Sedangkan saran yang diperoleh dari hasil diskusi untuk hasil simulasi adalah sebagai berikut: - Adanya kesimpulan dari grafik atau hasil simulasi - Hasil yang ditunjukkan tidak hanya grafik, tetapi juga nilai misalnya rata-rata atau langsung peluang terjadi NPV, IRR dll sebesar sekian. - Dibuat batas atau kesimpulan berdsarkan kebijakan perusahaan misalnya perusahaan memiliki kebijakan PP tidak boleh melebihi 3 tahun, maka nilai yang di tunjukkan adalah peluang terjadinya PP dibawah 3 tahun. Berdasarkan hasil diskusi, secara umum tahap yang paling sulit adalah menentukan dan melakukan penilaian terhadap faktor ketidakpastian. Sedangkan untuk saran agar metode evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan faktor ketidakpastian lebih mudah untuk diterapkan praktisi adalah sebagai berikut : - Dibuat lebih sederhana, dimana untuk faktor ketidakpastian yang sulit dicari nilainya dibuat menjadi pasti atau didekati dengan expert adjustmen (pengalaman ahli) - Metode ini digunakan sebagai alternatif dan pembanding dengan metode yang biasa. - Faktor ketidakpastian tidak perlu didefiniskan secara rumit, langsung diambil dari rata-rata yang terjadi selama ini atau dari expert adjustment. - Untuk hasil simulasi ditambahi output berupa keputusan untuk menerima atau menolak invetasi tersebut. Tabel 5.1, menujukkan bahwa praktisi sangat tertarik untuk menerapkan metode tersebut pada perusahaannya, hal ini karena menurut mereka hasil yang diperoleh dari metode ini lebih baik dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode yang selama ini mereka gunakan. Namun, karena keterbatasan pemahaman, teknis dan pengetahuan dari praktisi. Metode ini masih sulit untuk diaplikasikan oleh praktisi. Kesulitan ini ditemui ketika melakukan penilaian terhadap ketidakpastian. Sementara itu, perbedaan nilai yang besar (3 dan 2,33) antara kemudahan dalam menentukan faktor ketidakpastian dan kemudahan dalam melakukan penilaian (assessment) ketidakpastian menunjukkan bahwa metode tersebut sebenarnya mudah untuk diterapkan, namun karena kurangnya data dan pemahaman terkait karakteristik dari masing-masing distribusi probabilitas membuat tahap ini menjadi lebih sulit. Sehingga ketika data-data yang dibutuhkan tidak ada, penilaian ketidakpastian dilakukan berdasarkan expert adjustment dimana praktisi memberikan penilaian ketidakpastian berdasarkan pengalaman mereka dimana dilakukan dengan pendekatan PERT (optimis, pesimis dan moderate). Pendekatan PERT (project evaluation and review technique) merupakan suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. Pendekatan PERT dipilih untuk proses penilaian ketidakpastian dikarenakan metode ini sudah dikenal oleh sebagian besar praktisi, selain itu parameter ketidakpastian dalam PERT juga mudah untuk dimengerti. Parameter PERT terdiri dari moderat yaitu kondisi yang paling sering atau umum terjadi, optimis adalah kondisi terbaik dan pesimis nilai yang terjadi apabila kondisi terburuk. Pada tabel 1, juga menunjukkan bahwa dalam memahami hasil simulasi, praktisi tidak mengalami banyak kesulitan. Namun berdasarkan hasil diskusi, beberapa praktisi memang mampu memahami grafik tersebut. Tapi masih bingung untuk mengambil keputusan dan melakukan analisa berdasarkan grafik atau hasil dari simulasi tersebut. Selain itu, hasil dari simulasi tersebut menurut praktisi jauh lebih baik daripada hasil dari metode sebelumnya, hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh sebesar 3,67. Hasil simulasi yang berupa grafik distribusi probabilitas NPV, IRR dan PP dinilai jauh lebih baik daripada sebuah nilai tunggal yang selama ini digunakan. Dengan grafik distribusi probabilitas tersebut, dapat dilihat sejauh mana peluang keberhasilan dari suatu investasi. Selain grafik distribusi probabilitas, hasil dari simulasi ini juga berupa tornado diagram. Tornado diagram merupakan diagram yang menunjukkan seberapa kuat pengaruh suatu varibel independend seperti nilai tukar rupiah, biaya investasi dan lain-lain terhadap variable dependend seperti NPV, IRR dan PP. Oleh karena itu, apabila salah satu parameter penilaian (NPV, IRR atau PP) memiliki peluang yang relatif kecil untuk berhasil misalnya peluang NPV bernilai lebih dari 0 kurang dari 90%. Maka dapat dilihat tornado diagram dari parameter tersebut untuk melihat faktor-faktor apa yang paling berpengaruh terhadap parameter tersebut. Contoh tornado digram ditunjukkan oleh gambar 1. Gambar 1 Contoh Tornado Diagram Payback Period (PP) Setelah diketahui faktor yang paling berpengaruh, maka dilakukan analisa goal seek untuk melihat berapa nilai faktor tersebut agar nilai dari parameter penilaian investasi

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) dapat diterima, misalnya nilai NPV lebih dari 0. Sebagai contoh, berdasarakan gambar 5.1, faktor yang paling berpengaruh terhadap nilai PP adalah nilai tukar rupiah, dimana apabila nilai tukar rupiah naik, maka nilai PP juga akan naik. Selanjutnya, dilakukan goal seek untuk melihat berapa nilai tukar rupiah agar nilai PP kurang dari 3 tahun. Contoh hasil goal seek ditunjukkan pada gambar 2. Pada gambar 2, nilai tukar rupiah yang menjadikan PP terjadi lebih dari 3 tahun adalah apabila bernilai lebih dari Rp ,64 per dollar. Gambar 2 Contoh Hasil Goal Seek Faktor Nilai Tukar Rupiah terhadap PP Dengan adanya tornado diagram dan analisa goal seek, maka dapat dilihat faktor yang paling berpengaruh dalam kesuksesan suatu investasi. Sehingga nantinya dapat dilakukan pencegahan atau penanganan terhadap faktor tersebut sehingga risiko kegagalan investasi menjadi berkurang. Uraian di atas merupakan kelebihan dari metode evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian dibandingkan metode evaluasi kelayakan yang tidak mempertimbangkan ketidakpastian. Karena itulah, praktisi menilai hasil dari metode ini lebih baik dari metode yang selama ini diterapkan oleh mereka. Sementara itu, tabel 1 juga menunjukkan bahwa pemahaman praktisi tentang metode evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian cukup tinggi (2,67). Hal ini menunjukkan bahwa metode ini cukup mudah untuk dipelajari dan dipahami, namun cukup sulit untuk diterapkan bahkan praktisi memberi nilai 2 dalam hal kemudahan penerapan metode ini. Ini membuktikan dalam penerapan metode tersebut ditemui banyak kendala dan hambatan, dimana kendala dan hambatan tersebut berupa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman praktisi serta kendala teknis seperti data kurang lengkap. Padahal menurut praktisi, metode evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian dinilai lebih baik daripada metode evaluasi yang selama ini mereka gunakan. Dan mereka sangat setuju untuk menerapkan metode ini pada PT Alstom Surabya. Dari hasil diskusi, diketahui bahwa tahap yang paling sulit adalah dalam menentukan faktor ketidakpastian, hal ini dikarenakan tidak semua data yang dibutuhkan itu tersedia. Sehingga ujung-ujungnya didekati dengan expert adjustment, namun expert adjustmen ini tidak boleh dilakukan dengan seenaknya dan tetap memiliki dasar tertentu yang dipadukan dengan pengalaman praktisi tersebut. Selain itu, ketika sudah memiliki data yang dibutuhkan, proses fitting distribusi data tersebut juga dinilai sulit untuk dilakukan. Hal ini terjadi karena sebagian besar praktisi tidak mengetahui mengenai distribusi-distribusi probabilitas yang ada, padahal ini merupkan dasar dalam melakukan fitting distribusi, karena output dari fitting distribusi ini adalah adalah berupa distribusi probabilitas dari data tersebut. Kesulitan lain juga ditemui dalam interpretasi hasil simulasi, salah satu output dari hasil simulasi adalah berupa grafik distribusi normal. Walaupun praktisi mampu memahami grafik ini, namun masih kesulitan dalam mengambil kesimpulan, hal ini terjadi karena pada grafik tersebut tidak ada parameter yang jelas dan atau aturan yang sudah ditentukan sebelumnya mengenai kondisi dimana suatu investasi diterima atau ditolak. Berbeda dengan metode evaluasi kelayakan biasa dimana NPV lebih besar daripad 0 dan IRR lebih besar daripada WACC maka investasi tersebut layak untuk dijalankan,. sementara itu, pada metode evaluasi yang mempertimbangkan ketidakpastian, hasilnya berupa persebaran dalam distribusi normal, dimana nilai terendah bisa saja bernilai dibawah 0 untuk NPV atau dibawah WACC untuk IRR-nya. Hal ini tentunya akan membuat pengambil keputusan kesulitan dalam memutuskan menerima atau menolak investasi tersebut. Mengingat metode evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian cukup sulit dan rumit untuk dijalankan, maka secara umum sebaiknya metode ini dilakukan dalam kondisi-kondisi tertetentu. Kondisi-kondisi tersebut antara lain : 1. Banyak faktor ketidakpastian didalam cash flownya, sehingga apabila menggunakan metode evaluasi kelayakan biasa maka hasilnya tidak optimal karena dalam metode evaluasi kelayakan yang biasa ketidakpastian dianggap sebagai sesuatu yang pasti. 2. Memiliki risiko yang besar untuk gagal, dalam hal ini apabila nilai NPV mendekati 0 atau IRR mendekati WACC. Dengan menggunakan metode evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian, maka dapat diketahui faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap nilai IRR, NPV atau PP. Selain itu juga dapat dilakukan goal analisis untuk melihat nilai suatu faktor yang membuat investasi menjadi layak atau tidak layak untuk diterima. Dengan demikia, risiko-risiko yang mungkin terjadi dan membuat investasi gagal dapat di identifikasi sehingga nantinya dapat ditanggulangi risiko tersebut. Ini artinya, meskipun memiliki NPV kecil dan IRR mendekati WACC, selama risiko bisa ditanggulangi dengan baik, investasi tersebut layak untuk dijalankan. B. Improvement Model Improvement model dibuat berdasarkan hasil diskusi dan masukan dari praktisi, sehingga improvement model ini hasilnya belum tentu lebih baik dari pada model evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian sebelumnya akan tetapi improvement model ini lebih mudah diterapkan bagi seorang praktisi. Berdasarkan hasil diskusi dengan praktisi, menunjukkan bahwa tahap menentukan faktor ketidakpastian adalah tahap yang paling sulit, tahap ini meliputi menentukan faktor-faktor ketidakpastian dalam investasi tersebut, pencarian data-data yang berhubungan dengan faktor-faktor ketidakpastian tersebut serta proses

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) penilaian (assessment) dari ketidakpastian tersebut. Kesulitan yang dialami oleh praktisi sebagian besar karena kurangnya data-data yang ada, sehingga akan sulit dalam melakukan penilaian (assessment) ketidakpastian. Framework improvement model dapat dilihat pada gambar 3 Gambar 3 Framework improvement model Pada gambar 5.1 tahap pertama dimulai dengan mengidentifikasi faktor-faktor ketidakpastian. Selanjutnya akan dicari data-data yang akan digunakan untuk melakukan penilaian terhadap ketidakpastian, apabila terdapat kekurangan data untuk menilai ketidakakpastian, maka nilai ketidakpastian akan ditentukan dengan pendekatan PERT. PERT merupakan suatu metode yang sering digunakan dalam manajemen proyek, metode ini memiliki tiga parameter yaitu moderat, pesimis dan optimis. Dengan pendekatan PERT, praktisi akan melakukan penilaian ketidakpastian berdsarakan pengalaman dan juga beberapa data pendukung. Ketidakpastian dinilai menjadi tiga parameter dalam PERT, dimana nilai yang paling sering terjadi akan dimasukkan menjadi moderat, nilai yang paling mengguntungkan akan dijadikan optimis dan nilai yang paling merugikan akan dijadikan pesimis. Contohnya adalah sebagai berikut, suatu investasi memiliki ketidakpastian pada permintaan produknya. Bila menggunakan metode yang biasa maka menggunakan peramalan. Namun, peramalan tersebut belum tentu benar sehingga terjadi ketidakpastian. Sementara itu, untuk mendapatkan data masa lalu juga sangat sulit, sehingga diputuskan bahwa ketidakpastian dinilai dengan pendekatan PERT. Dimana hasil peramalan dijadikan sebagai nilai moderat, sedangkan pesimis adalah nilai minimal produk yang terjual pada tahun tersebut dan optimis adalah nilai maksimal produk yang terjual pada tahun tersebut. Nilai optimis dan pesimis tersebut ditentukan berdasarkan expert adjustment dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Tabel 2 menunjukkan contoh penilaian ketidakpastian dengan menggunakan pendekatan PERT tersebut. Tabel 2 Contoh PERT Tahun Permintaan Optimis Moderat Pesimis PERT Metode PERT dipilih, karena selain mudah diterapkan bagi praktisi karena nilai ketidakpastian ditetapkan berdasarkan pengalaman praktisi tersebut dan data-data pendukung, PERT juga mampu menggambarkan ketidakpastian dengan menitik beratkan pada nilai moderatnya, sehingga nilai yang muncul dalam simulasi lebih banyak yang mendekati nilai moderat. Selanjutnya apabila terdapat data-data history yang dapat digunakan untuk menilai ketidakpastian, maka nilai ketidakpastian dianggap berdistribusi normal. Dimana dari data tersebut akan dihitung rata-rata dan juga standar deviasinya. Hal ini dilakukan karena sebagian besar praktisi tidak terlalu paham tentang distribusi-distribusi probabilitas, padahal hal ini merupakan dasar dalam melakukan fitting distribusi. Oleh karena itulah, dalam improvement model yang dibuat maka proses fitting distribusi langsung dilakukan dengan mencari nilai rata-rata dan standar deviasinya (dianggap sebagai distribusi normal) contoh pada tabel 3. Tabel 3 Contoh Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi Nilai Tukar Rupiah Tahun Nilai Tukar Mean S.Dev Distribusi normal dipilih karena distribusi ini yang paling umum digunakan sehingga praktisi mudah untuk mencari rata-rata dan juga standard deviasinya. Selain itu, banyak sekali kejadian didunia yang mengikuti distribusi normal, dengan demikian nilai ketidakpastian tidak melenceng jauh dari keadaan sebenarnya meskipun distribusinya dipaksakan mengikuti distribusi normal. Sementara itu, untuk memudahkan dalam mengambil keputusan maka apabila peluang NPV lebih besar dari 0 dan peluang IRR lebih besar daripada WACC lebih dari 95% maka keputusannya adalah menerima investasi tersebut untuk dijalankan. Seperti terlihat pada tabel 4. Tabel 4 Hasil Simulasi Setelah dimodifikasi Selanjutnya, dilakukan analisa terhadap hasil simulasi. Analisa ini meliputi analisa tornado diagram dan juga analisa goal seek. Analisa tornado diagram digunakan untuk melihat faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap nilai NPV, IRR dan PP. sementara goal seek digunakan untuk

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) melihat berapa nilai dari faktor-faktor ketidakpastian yang menjadikan investasi mengalami kerugian. Melalui analisa tornado diagram dan goal seek,investor atau pihak-pihak terkait dapat melakukan pencegahan atau mitigasi terhadap faktor-faktor tersebut agar jangan sampai mencapai suatu nilai yang dapat menimbulkan kerugian. IV. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode evaluasi kelayakan yang mempertimbangkan ketidakpastian masih sulit diterapakan oleh praktisi. Kesulitan ini terjadi karena keterbatasan pengetahuan dan pemahaman praktisi tentang fitting distribusi dan simulasi dan juga keterbatasana teknis seperti keterbatasan data. Dari hasil practicall assessment juga diketahui bahwa proses penilaian (assessment) ketidakpastian adalah proses paling sulit dalam menjalankan metode ini. Oleh karena itulah, improvement model dibuat agar metode ini lebih mudah diterapkan oleh seorang praktisi. DAFTAR PUSTAKA [1] Kasmir dan Jakfar Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta. [2] Thuesen, G. J. & Fabrycky, W. J Engineering Economy, Prentice-Hall. New York. [3] Omotayo Brown, D. & Kwansa, F. A Using IRR and NPV Models to Evaluate Societal Costs of Tourism Projects in Developing Countries. International Journal of Hospitality Management 18, [4] Sullivan, W. G., Wicks, E. M., Luxhoj, J. T. & Woods, B. M Engineering Economy, Prentice-Hall. New York. [5] Pujawan, I. N Ekonomi Teknik. Guna Widya, Surabaya [6] Fitriani, Heni, Putri Farida dan Andreas Wibowo Kajian Penerapan Model NPV-at-Risk Sebagai Alat Untuk Melakukan Evaluasi Investasi Pada Proyek Infrastruktur Jalan Tol. Jurnal Infra Struktur dan Linkungan Binaan II, 1:1-12. [7] Ye, S. dan Robert L K Tiong NPV-at-Risk Method in Infrastructure Project Investment Evaluation. Journal of Construction Engineering and Management 126, 3: [8] Ye, S. dan Robert L K Tiong Effects of Tariff Design in Risk Management of Privately Financed Infrastucture Project. Journal of Construction Engineering and Management 129, 6. [9] Wibowo, A. & Kochendorefer, B Financial Risk Analysis of Project Finance in Indonesian Toll Roads. Journal Of Construction Engineering And Management 131, 9 :

Pengembangan Metode Manajemen Risiko untuk Keputusan Kelayakan Investasi yang mempertimbangkan Ketidakpastian

Pengembangan Metode Manajemen Risiko untuk Keputusan Kelayakan Investasi yang mempertimbangkan Ketidakpastian JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Pengembangan Metode Manajemen Risiko untuk Keputusan Kelayakan Investasi yang mempertimbangkan Ketidakpastian Abduh S. Albana dan Yudha Andrian Saputra

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan analisis Capital Budgeting dan analisis sensitivitas pada perusahaan Dian

Lebih terperinci

D194. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

D194. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) D194 Studi Pengambilan Keputusan Investasi Dengan Risiko Pada Pengembangan Proyek Caspian Tower, Grand Sungkono Lagoon Surabaya Fenny Herwitasari, Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC maka dapat disimpulkan : 1. Berdasarkan instrument-instrument kelayakan investasi menunjukkan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI Mila Faila Sufa Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan

Lebih terperinci

ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO

ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO Rizki Hari Wahyunarso 1), Tri Joko Wahyu Adi 2), dan Farida Rachmawati 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang membutuhkan investasi besar, teknologi yang memadai serta beresiko tinggi terutama pada tahap eksplorasi. Untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE MANAJEMEN RISIKO UNTUK KEPUTUSAN KELAYAKAN INVESTASI YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN

PENGEMBANGAN METODE MANAJEMEN RISIKO UNTUK KEPUTUSAN KELAYAKAN INVESTASI YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN TUGAS AKHIR - TI 091324 PENGEMBANGAN METODE MANAJEMEN RISIKO UNTUK KEPUTUSAN KELAYAKAN INVESTASI YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN ABDUH SAYID ALBANA NRP 2508 100 155 Dosen Pembimbing Yudha Andrian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan perumahan merupakan kumpulan atau kelompok rumah yang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN Djoko Susilo 1 dan Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) djokoyysusilo@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

Analisa Investasi Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial

Analisa Investasi Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-303 Perumahan Kalianget Paradise di Kabupaten Sumenep Ditinjau dari Aspek Finansial Erwin Ready, Cahyono Bintang Nurcahyo, dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Disusun oleh: ANDINI PRASTIWI NRP : 3111105038 Dosen Pembimbing: Christiono Utomo, ST., MT., PhD. Program

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN NET PRESENT VALUE METHOD DAN INTERNAL RATE OF RETURN METHOD

TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN NET PRESENT VALUE METHOD DAN INTERNAL RATE OF RETURN METHOD TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN NET PRESENT VALUE METHOD DAN INTERNAL RATE OF RETURN METHOD Andreas Y. H. Aponno NRP : 9221035 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode-metode Penilaian Investasi 3.1.1. Metode net present value (NPV) Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG Lulu Widia Roswita NRP : 9721055 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M. Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan bab 5 ini di bagi dalam dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan disini merupakan hasil penelitian secara keseluruhan, sedangkan saran yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

PREMIUM RISIKO SISTEMATIS INVESTASI JALAN TOL KUNCIRAN-CENGKARENG BERBASIS MODEL STOKASTIK MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL

PREMIUM RISIKO SISTEMATIS INVESTASI JALAN TOL KUNCIRAN-CENGKARENG BERBASIS MODEL STOKASTIK MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL PREMIUM RISIKO SISTEMATIS INVESTASI JALAN TOL KUNCIRAN-CENGKARENG BERBASIS MODEL STOKASTIK MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL Mohamad Agus Setiawan Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Asumsi-asumsi... 11

DAFTAR ISI Asumsi-asumsi... 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR BAGAN...

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR BIAYA DAN PENDAPATAN PADA STUDI INVESTASI PEMBANGUNAN CLUSTER THE DHARMAWANGSA DI THE PRAMBANAN RESIDENCE

PENGARUH FAKTOR BIAYA DAN PENDAPATAN PADA STUDI INVESTASI PEMBANGUNAN CLUSTER THE DHARMAWANGSA DI THE PRAMBANAN RESIDENCE PENGARUH FAKTOR BIAYA DAN PENDAPATAN PADA STUDI INVESTASI PEMBANGUNAN CLUSTER THE DHARMAWANGSA DI THE PRAMBANAN RESIDENCE I Wayan Suardana, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

Investasi & Studi Kelayakan

Investasi & Studi Kelayakan Investasi & Studi Kelayakan Investasi Husnan (1996) : penanaman sumber daya (termasuk di dalamnya barang-barang untuk dijual) untuk mendapatkan hasil dimasayangakandatang Pujawan (2004) : suatu pengeluaran

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan suatu penelitian, diperlukan suatu desain penelitian yang didalamnya memuat proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang sistematis, terorganisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

Penganggaran Modal (Capital Budgeting)

Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Capital Budgeting Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan Bab V Hasil dan Pembahasan V.1 Hasil Pengujian Model Dari pengujian model dengan simulasi yang dilakukan sebanyak 10.000 iterasi yang merupakan iterasi terpilih, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:

Lebih terperinci

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-222 Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah Yudha Pramana dan I Putu Artama Wiguna Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Sumber : ALAM RAYA GROUP tahun 2011

Bab I PENDAHULUAN. Sumber : ALAM RAYA GROUP tahun 2011 Bab I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi 1.1.1 Gambaran Perusahaan Gambar 1.1 Logo PT. DINAR TRUST Sumber : ALAM RAYA GROUP tahun 2011 PT. DINAR TRUST adalah perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Penelitian merupakan suatu rangkaian proses yang saling terkait secara sistematis, setiap tahap merupakan bagian menentukan tahap berikutnya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng

Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng Karakteristik Cost-benefit analysis didasari oleh filsafat utilitarianism. Utilitarianism: memandang bahwa benar tidaknya suatu tindakan/kebijakan ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Investor Optimis Bisnis Properti Terus Bangkit. Diakses 9 Agustus 2007, dari e-bursa.

BAB I PENDAHULUAN Investor Optimis Bisnis Properti Terus Bangkit. Diakses 9 Agustus 2007, dari e-bursa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tahun 2007 mendatangkan semangat dan optimisme kalangan para pelaku bisnis properti. Mereka yakin kondisi bisnis akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Optimisme

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam menjalankan suatu usaha tidak bisa lepas dari kegiatan investasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam menjalankan suatu usaha tidak bisa lepas dari kegiatan investasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Evaluasi Investasi 2.1.1 Pengertian Dalam menjalankan suatu usaha tidak bisa lepas dari kegiatan investasi. Kegiatan investasi seringkali memerlukan suatu biaya dan berdampak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Internet Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnectednetworking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet juga berarti

Lebih terperinci

INVESTASI PEMBANGUNAN APARTEMEN DI SURABAYA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

INVESTASI PEMBANGUNAN APARTEMEN DI SURABAYA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN INVESTASI PEMBANGUNAN APARTEMEN DI SURABAYA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Limanto, S. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Jalan Siwalankerto, No. 2-3, Surabaya, 60236 e-mail: leonard@peter.petra.ac.id

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis. ABSTRAK PT. Usaha Panca Samitra merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor umum. Didirikan pada november tahun 2003 oleh beberapa pengusaha. Pada saat ini PT. Usaha Panca Samitra berencana

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang)

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) pada usaha bisnis tertentu. Usaha bisnis itu sendiri dapat bersifat baru sama

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat terutama pada sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Industri mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I

P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I MANAJEMEN KEUANGAN P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I Siti Hailatul Fikriyah S.Ikom., MM PENGERTIAN CAPITAL BUDGETING Capital budgeting atau penganggaran modal yaitu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA NECIS LAUNDRY LATAR BELAKANG Saat ini perubahan ekonomi mempengaruhi gerak laju kegiatan kegiatan perekonomian yang berlangsung. Persaingan yang ketat, perkembangan ilmu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor ketenagalistrikan menjadi bagian yang menyatu dan tak terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi suatu negara, juga merupakan komponen yang sangat penting bagi pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) Anandhayu Mahatma Ratri Moch. Dzulkirom Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP ABSTRAK Town house merupakan salah satu investasi yang diminati dengan membidik pasar wisatawan asing yang berkunjung ke Bali. Town house adalah kompleks perumahan dengan unit terbatas disertai fasilitas

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TOWER 5 KARAWACI, TANGERANG SKRIPSI

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TOWER 5 KARAWACI, TANGERANG SKRIPSI STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TOWER 5 KARAWACI, TANGERANG Feasibility Study Investement of Tower 5 Construction Project at Karawaci, Tangerang SKRIPSI Disusun sebagai Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PADA WARUNG BUBUR AYAM POLENG. Nama :Rachmadini Febriando NPM : Kelas :4EA20

STUDI KELAYAKAN USAHA PADA WARUNG BUBUR AYAM POLENG. Nama :Rachmadini Febriando NPM : Kelas :4EA20 STUDI KELAYAKAN USAHA PADA WARUNG BUBUR AYAM POLENG Nama :Rachmadini Febriando NPM :15211702 Kelas :4EA20 LATAR BELAKANG MASALAH Berbicara tentang makan dan minum erat kaitannya dengan kuliner. Usaha dibidang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan dan Investasi Studi kelayakan diadakan untuk menentukan apakah suatu usaha akan dilaksanakan atau tidak. Dengan kata lain

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Keputusan Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Gambaran Umum Penganggaran Modal Net Present

Lebih terperinci

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Analisis kelayakan investasi proyek jalan tol pada dasaraya adalah mencoba mengkaji ulang suatu rencana penanaman sejumlah uang dengan memperhatikan manfaat yang dinikmati oleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

PEMODELAN PENENTUAN MASA INVESTASI MENGGUNAKAN SIMULASI SISTEM DINAMIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN JARINGAN UTILITAS TERPADU KOTA SURABAYA

PEMODELAN PENENTUAN MASA INVESTASI MENGGUNAKAN SIMULASI SISTEM DINAMIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN JARINGAN UTILITAS TERPADU KOTA SURABAYA PEMODELAN PENENTUAN MASA INVESTASI MENGGUNAKAN SIMULASI SISTEM DINAMIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN JARINGAN UTILITAS TERPADU KOTA SURABAYA Dwiky Pranarka 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang tepat

Lebih terperinci

KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...

KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ii SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...

Lebih terperinci

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kelayakan investasi perluasan usaha melalui pembukaan cabang Toko X dengan menggunakan metode Capital Budgeting. Untuk mengevaluasi kelayakan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI Nama : Afriwan Sinaga NPM : 16209661 Jurusan : Manajemen ( S-1 ) Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM. Latar Belakang Penulis

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

PEMETAAN ALTERNATIF INVESTASI MELALUI THE EFFICIENT FRONTIER CURVE DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS: PT.

PEMETAAN ALTERNATIF INVESTASI MELALUI THE EFFICIENT FRONTIER CURVE DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS: PT. 1 PEMETAAN ALTERNATIF INVESTASI MELALUI THE EFFICIENT FRONTIER CURVE DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS: PT. PJB KANTOR PUSAT) Heru Budi Pratomo, Naning Aranti Wessiani Teknik Industri,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT DAGANG JAYA JAKARTA

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT DAGANG JAYA JAKARTA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT DAGANG JAYA JAKARTA Santi Nurjanah PT Dagang Jaya Jakarta Jln. Seni Budaya Raya, No.10, Jelambar Baru, Jakarta Barat 11460 potter_251289@yahoo.com ABSTRACT The

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA MANFAAT PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN UMUM KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH

PERBANDINGAN BIAYA MANFAAT PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN UMUM KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH PERBANDINGAN BIAYA MANFAAT PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN UMUM KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Prance Abel Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Tel. 031-5939925, Fax 031-5939510

Lebih terperinci