MODEL INTEGRASI PENCIPTAAN NILAI BERDASARKAN MODEL REFINED KANO DAN BLUE OCEAN STRATEGY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL INTEGRASI PENCIPTAAN NILAI BERDASARKAN MODEL REFINED KANO DAN BLUE OCEAN STRATEGY"

Transkripsi

1 MODEL INTEGRASI PENCIPTAAN NILAI BERDASARKAN MODEL REFINED KANO DAN BLUE OCEAN STRATEGY Ronald Sukwadi 1 ; Ching-Chow Yang 2 1 Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jln. Jenderal Sudirman 51 Jakarta, 12930, Indonesia 2 Industrial and Systems Engineering, Chung Yuan Christian University 200, Chung Pei Rd., Chungli, 32023, Taiwan, R.O.C. ronaldmanutd@yahoo.com ABSTRACT It is not sufficient for a firm only to satisfy its customers. To be really successful, a firm must create value for its customers and also derive value from its customers-that is a win-win strategy. In this study, the category of customer value will be redefined by suggesting a new category of creative value, then discusses how this category of creative value relates to other forms of value. Then, the concepts inherent in the refined Kano model and associated with the Blue Ocean Strategy are explored. Using these concepts, an integrated model of value creation are built and will be explained how this model can be used to determine appropriate improvement actions to enhance customer value, and also enhance customer retention, customer acquisition, and customer margin, all of which make significant contributions to company profits. A case study is presented to illustrate the application of the model in practice. Keywords: customer value, Refined Kano model, Blue Ocean Strategy, creative value ABSTRAK Tidaklah cukup bagi sebuah perusahaan hanya memuaskan pelanggan. Agar menjadi sukses, sebuah perusahaan harus mampu menciptakan nilai bagi pelanggannya dan juga mendapatkan nilai dari pelanggannya yang merupakan 'win-win' strategy. Dalam studi ini, kategori nilai pelanggan ditambah dengan kategori baru nilai kreatif', kemudian dibahas mengenai bagaimana kategori nilai kreatif tersebut berkaitan dengan nilai-nilai lainnya. Kemudian, konsep-konsep dalam model refined Kano dan Blue Ocean Strategy diekplorasi. Dengan menggunakan konsep-konsep ini, sebuah model integrasi penciptaan nilai dibangun dan akan dijelaskan bagaimana model ini dapat digunakan untuk menentukan tindakan perbaikan yang sesuai untuk meningkatkan nilai pelanggan dan juga meningkatkan retensi, akuisisi, dan margin pelanggan, yang semuanya memiliki kontribusi signifikan terhadap keuntungan perusahaan. Sebuah studi kasus akan disajikan untuk mengilustrasikan penerapan dari model integrasi ini.. Kata kunci: nilai pelanggan, Refined Kano model, Blue Ocean Strategy, nilai kreatif Model Integrasi Penciptaan (Ronald Sukwadi; Ching-Chow Yang) 125

2 PENDAHULUAN Dalam 2 dekade terakhir, masalah kualitas telah menjadi perhatian penting bagi banyak perusahaan di seluruh dunia. Karena konsep kualitas melibatkan pemahaman dan pemenuhan kebutuhan dan harapan pelanggan, perusahaan-perusahaan saling bersaing menghasilkan produk maupun jasa yang berkualitas dengan tujuan memuaskan pelanggan (Yang, 2004). Hubungan antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian sebelumnya (Gorst et al., 1998, Sirohi et al., 1998). Loyalitas pelanggan dan tingkat retensi pelanggan berkaitan dengan niat pembelian di masa mendatang (Eklőf dan Westlund, 1998). Loyalitas dan retensi pelanggan sangatlah penting untuk meningkatkan kinerja bisnis dan keuntungan finansial. Pelanggan akan memilih produk maupun jasa yang sesuai dengan kebutuhan mereka (Willis, 1996). Woodruff (1997) menggambarkan bahwa ini adalah perilaku pembelian dalam memperoleh 'nilai pelanggan yang dirasakan. Untuk mendapatkan nilai pelanggan tersebut, pelanggan memilih produk dan jasa yang memiliki atribut dan kinerja yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Banyak peneliti melakukan penelitian terkait dengan konsep nilai pelanggan. Dalam penelitian-penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pelanggan ingin memaksimalkan manfaat yang mereka dirasakan dan meminimalkan pengorbanan (Lindgreen dan Wynstra, 2005). Dalam membahas konsep nilai yang dirasakan (dari perspektif pelanggan) dan nilai pelanggan (dari perspektif perusahaan), nilai finansial pelanggan adalah output yang penting dari proses penciptaan nilai secara keseluruhan. Oleh karena itu, tujuan dari perusahaan dalam memberikan nilai kepada pelanggan adalah untuk memperoleh nilai finansial dari para pelanggan tersebut. Beberapa definisi berbeda dari nilai telah dikemukan oleh beberapa peneliti (Kotler, 2000). Pada dasarnya, istilah nilai dapat dikatakan sebagai penilaian preferensi seseorang berdasarkan kriteria tertentu, yang dinilai berdasarkan pengalaman (Holbrook, 1994). Pengalaman ini terkait dengan nilai yang berada dalam trade-off antara manfaat yang dirasakan dan pengorbanan dikeluarkan dalam memperoleh barang atau jasa (Holbrook, 1994; Lindgreen dan Wynstra, 2005). Menurut Browning (2002), nilai pelanggan tergantung pada (1) Nilai intrinsik produk (atau jasa), yaitu seberapa baik atribut-atributnya memenuhi kebutuhan pelanggan, dan (2) Variasi dari nilai produk sebagai hasil dari adanya persaingan atau solusi alternatif pemenuhan kebutuhan pelanggan (produk substitusi). Dengan memahami nilai pelanggan ini, memungkinkan perusahaan untuk merancang suatu program pemasaran yang efektif yang dapat memberikan nilai ekonomis, nilai fungsional, atau nilai psikologis (Gupta dan Lehmann, 2005). Banyak peneliti berpendapat bahwa ketiga jenis nilai merupakan potensi sumber nilai bagi pelanggan. Hamel dan Gatz (2004) berpendapat bahwa dasar dari setiap keunggulan bersaing dapat diubah oleh ide-ide radikal dan inovatif. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikenalkan inovasi yang radikal dapat menghasilkan bentuk lain dari nilai pelanggan, yaitu nilai kreatif. Nilai kreatif (atau nilai yang diciptakan oleh inovasi radikal) merupakan nilai terobosan produk baru yang dirancang sebagai hasil dari ide-ide radikal atau konsep mutakhir. 126 INASEA, Vol. 10 No.2, Oktober 2009:

3 Gambar 1 Rotasi Empat Kategori dari Nilai Pelanggan Hubungan antara 4 jenis nilai yang dijelaskan di sini (nilai ekonomis, nilai fungsional, nilai psikologis, dan nilai kreatif) dapat digambarkan sebagai rotasi seperti yang disajikan dalam Gambar 1. Dalam konsep nilai yang dijelaskan dalam tulisan ini, jelas bahwa jelas bahwa nilai ekonomis dan nilai psikologis secara langsung akan mempengaruhi retensi, akuisisi, dan pelanggan margin. Selain itu, nilai fungsional dan nilai kreatif akan mempengaruhi retensi dan akuisisi pelanggan secara langsung dan memiliki pengaruh tidak langsung terhadap margin pelanggan. Terkait dengan konsep nilai, perusahaan perlu mengambil keputusan mengenai bagaimana meningkatkan nilai dan kapan waktu yang tepat membuat nilai tersebut. Konsep model Refined Kano (Yang, 2005) dan elemen-elemen dari Blue Ocean Strategy (Kim dan Mauborgne, 2005a, 2005b), dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan tersebut. Kano dkk (1984) mengusulkan sebuah model dengan 2 aspek kualitas dari setiap atribut yang dinilai. Model kualitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah atribut kualitas yang diberikan dipenuhi dan juga mengetahui aspek subjektif dari kepuasan pelanggan. Dengan menggunakan model ini, atribut kualitas dapat dikelompokkan dalam 5 kategori atribut kualitas, yaitu attractive, one-dimensional, must-be quality, indifferent quality, dan reverse. Model Kano telah banyak digunakan dalam berbagai kasus yang berkaitan dengan kualitas layanan. Namun, model Kano memiliki kelemahan, yaitu perusahaan tidak dapat mengevaluasi pengaruh berbagai atribut kualitas secara tepat dan detail. Hal ini disebabkan oleh tidak dipertimbangkannya tingkat kepentingan dari setiap atribut (Yang, 2005). Menanggapi masalah ini, Yang (2005) memperbaiki model Kano dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan atribut yang dirasakan oleh pelanggan. Model Refined Kano (Gambar 2) membagi lagi 4 kategori utama model Kano menjadi 8 kategori atribut kualitas sebagai berikut (1) Highly attractive (attractive dengan tingkat kepentingan tinggi) merupakan atribut kualitas yang efektif untuk menarik pelanggan potensial; (2) Less attractive ( attractive dengan tingkat kepentingan rendah), karena atribut-atribut kualitas ini memiliki sedikit daya tarik terhadap pelanggan, maka dapat dikurangi jika ada pertimbangan biaya; (3) High value-added (one-dimensional dengan tingkat kepentingan tinggi). Atribut-atribut ini memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan; (4) Low value-added ( one-dimensional dengan tingkat kepentingan rendah). Atribut-atribut ini memberikan kontribusi yang terbatas terhadap kepuasan pelanggan; (5) Critical (must-be dengan tingkat kepentingan tinggi). Atributatribut ini penting bagi pelanggan dan perusahaan harus memenuhi atribut-atribut ini kepada pelanggan; (6) Necessary ( must-be dengan tingkat kepentingan rendah). Perusahaan dapat memenuhi atribut-atribut ini pada tingkat tertentu untuk menghindari ketidakpuasan pelanggan; (7) Potential ( indifferent dengan tingkat kepentingan tinggi). Meskipun hanya sedikit jumlahnya, atribut ini secara bertahap dapat berpotensi menjadi atribut attractive ; (8) Care-free (indifferent dengan tingkat kepentingan rendah). Perusahaan tidak perlu menawarkan atribut-atribut ini jika biaya menjadi pertimbangan. Model Integrasi Penciptaan (Ronald Sukwadi; Ching-Chow Yang) 127

4 Gambar 2 Model Refined Kano (Yang, 2005) Blue Ocean Strategy yang dikenalkan oleh Kim dan Mauborgne (2005a, 2005b) telah menarik minat banyak kalangan akademisi dan praktisi. Strategi ini dapat digunakan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan menarik pelanggan baru. Dalam Blue Ocean Strategy, Kim dan Mauborgne (2005a) menggunakan kerangka kerja 4 langkah, yaitu hilangkan, kurangi, tingkatkan, dan ciptakan' (Tabel 1). Tabel 1 Kerangka Kerja Empat Langkah (Kim dan Mauborgne, 2005a) Hilangkan/ Eliminate Atribut-atribut yang tidak lagi memiliki nilai atau bahkan bisa mengurangi nilai bagi pelanggan. Tingkatkan/ Raise Atribut-atribut yang dapat menghasilkan nilai yang signifikan bagi pelanggan, atau yang memiliki daya tarik tinggi terhadap pelanggan. Kurangi/ Reduce Atribut-atribut yang telah dirancang secara berlebihan dalam persaingan, atau memiliki sedikit daya tarik pelanggan. Ciptakan/ Create Faktor-faktor yang dapat menemukan sumber-sumber baru nilai bagi pelanggan atau yang dapat membuat permintaan baru dan menarik pelanggan baru. Model Integrasi Penciptaan Nilai Seperti yang telah dibahas sebelumnya, masalah penting dalam implementasi kerangka Blue Ocean Strategy (BOS) adalah bagaimana mengidentifikasi atribut atau faktor yang harus dihilangkan, dikurangi, ditingkatkan, atau diciptakan. Oleh karena itu, integrasi kategori atribut dalam model Refined Kano dengan kategori 4 langkah dalam kerangka kerja BOS akan memudahkan dalam proses identifikasi tersebut. Integrasi kategori atribut model Refined Kano dan langkah kerangka kerja BOS, yaitu (1) Atribut highly attractive. Perusahaan harus meningkatkan jenis atribut ini dan bahkan menciptakan atribut baru yang sangat menarik untuk mendapatkan pelanggan baru dan yang bukan pelanggan; (2) Atribut less attractive. Perusahaan harus mempertahankan tingkat keberadaan atribut-atribut ini, tapi tingkat pemenuhan dari atribut ini dapat dikurangi jika ada pertimbangan biaya; (3) Atribut high value-added. Tingkat pemenuhan dari atribut ini harus ditingkatkan; (4) Atribut low value-added. Perusahaan bisa mengurangi tingkat pemenuhan atribut tersebut untuk mengurangi biaya, tetapi harus tetap dijaga pada tingkat pemenuhan tertentu sehingga pelanggan tetap merasa puas; (5) Atribut critical. Atribut-atribut ini sangat penting bagi pelanggan sehingga tingkat pemenuhan atribut ini harus ditingkatkan; (6) 128 INASEA, Vol. 10 No.2, Oktober 2009:

5 Atribut necessary. Atribut-atribut jenis ini harus dipertahankan pada tingkat yang ada dan menghindari pengurangan pemenuhan atribut pada tingkat yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pelanggan; (7) Atribut potential. Perusahaan harus meningkatkan tingkat pemenuhan atribut ini karena atribut-atribut tersebut memiliki potensi untuk memuaskan pelanggan dalam waktu dekat; (8) Atribut care-free. Perusahaan harus menghilangkan atribut-atribut ini mengingat pertimbangan biaya; (9) Atribut reverse. Perusahaan harus menghilangkan atribut-atribut ini untuk menghindari ketidakpuasan pelanggan. Gambar 3 menyajikan model penciptaan nilai pelanggan berdasarkan hasil integrasi model Refined Kano dan kerangka kerja 4 langkah BOS. Kesembilan atribut yang terdapat pada bagian kiri bawah diagram merupakan atribut dari produk/jasa yang ada sekarang. Sedangkan ketiga atribut lainnya terkait dengan produk inovatif baru seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3. Pengaruh dari tiap kategori model Refined Kano dan langkah dalam BOS terhadap nilai pelanggan, yaitu (1) Menciptakan atau meningkatkan atribut highly attractive berkontribusi terhadap nilai psikologis dan nilai kreatif ; (2) Mempertahankan atribut less-attractive memiliki sedikit kontribusi terhadap nilai kreatif dan mengurangi atribut-atribut ini akan berdampak positif terhadap nilai ekonomis ; (3) Meningkatkan atribut high value-added dapat berkontribusi terhadap nilai psikologis dan nilai fungsional serta meningkatkan atribut critical juga memiliki dampak yang sama; (4) Mengurangi atribut low value-added dengan syarat tertentu dapat mengurangi biaya ( nilai ekonomis ); (5) Mengurangi atribut necessary bagus untuk nilai ekonomis, tapi mungkin memiliki dampak negatif terhadap nilai fungsional. Namun sebaliknya, dengan meningkatkan atribut necessary memiliki sedikit kontribusi terhadap nilai fungsional, tetapi akan meningkatkan biaya; (6) Memperbaiki atribut potential akan mempengaruhi nilai fungsional dalam waktu yang dekat, tetapi dampaknya sangat tidak signifikan; (7) Menghilangkan atribut care-free dan atribut reverse memiliki kontribusi terhadap nilai ekonomis. Dalam pengembangan produk baru, terdapat 3 pilihan strategi yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan, yaitu (1) Memperbaiki beberapa fitur-fitur produk (Improve). Pilihan strategi ini sejalan dengan langkah tingkatkan pada BOS dan memiliki dampak pada nilai kreatif dan nilai fungsional ; (2) Menggabungkan fitur-fitur kritis/penting ke dalam produk baru (Integrate). Strategi ini sejalan dengan langkah ciptakan dalam BOS dan akan berkontribusi secara signifikan terhadap nilai psikologis dan nilai kreatif ; (3) Menciptakan produk inovatif (Creative). Untuk mendapatkan pelanggan baru dan bukan pelanggan dengan meneliti dan mengembangkan produk inovatif adalah inisiatif terbaik dari langkah ciptakan dalam BOS. Hal ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai psikologis dan nilai kreatif. Model Integrasi Penciptaan (Ronald Sukwadi; Ching-Chow Yang) 129

6 Gambar 3 Model Penciptaan Nilai Pelanggan Berdasarkan Integrasi Model Refined Kano dan Kerangka Kerja Blue Ocean Strategy Aplikasi Model Integrasi Penciptaan Nilai Langkah-langkah dari aplikasi model integrasi ini adalah identifikasi kategori model Refined Kano, identifikasi langkah yang sesuai (dari kerangka kerja 4 langkah Blue Ocean Strategy) untuk tiap kategori tersebut, dan mengembangkan produk baru yang melibatkan integrasi dari semua fitur penting. Berikut ini akan disajikan ilustrasi dari penerapan model integrasi ini. Dalam penelitian ini, model integrasi akan diimplementasikan dalam pengembangan produk AC (air-conditioner) merk X. Seperti yang telah dijelaskan di atas, model Refined Kano mempertimbangkan tingkat kepentingan atribut ke dalam klasifikasi model Kano. Oleh karena itu, 2 jenis kuesioner dirancang dalam penelitian ini, yaitu kuesioner pengelompokan atribut kualitas berdasarkan model Kano dan kuesioner tingkat kepentingan atribut kualitas (dinilai oleh pelanggan). 130 INASEA, Vol. 10 No.2, Oktober 2009:

7 Kuesioner disebarkan ke 1400 pelanggan secara acak dan didapat 150 kuesioner valid yang akan digunakan dalam analisis selanjutnya. Atribut-atribut produk yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada atribut produk yang sekarang ada dan standar disediakan oleh industri alat-alat rumah tangga. Untuk alasan tertentu, atribut kreatif dari produk inovasi baru tidak dimasukkan. Meskipun demikian, perusahaan dapat membuat atribut yang sesuai untuk produk inovasi baru berdasarkan atribut produk yang sekarang ada. Seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 2, 17 atribut teridentifikasi. Lima atribut merupakan atribut kategori high value added attributes, 3 atribut critical, 1 atribut highly attractive attribute, 4 atribut lower value-added, 2 atribut less attractive, dan 2 atribut care-free. Ranking Atribut Kualitas Tabel 2 Atribut Kualitas AC Tingkat Kepentingan (mean) Tingkat Kepuasan (mean) Kategori Model Kano Kategori Model Refined Kano 1 Kebisingan kompresor One-dimensional High value-added 2 Kebisingan outlet One-dimensional High value-added 3 Anti erosi dari penukar panas One-dimensional High value-added 4 Dasar stainless Must-be Critical 5 Kemudahan dalam perawatan One-dimensional High value-added dan pembersihan 6 Efisiensi pembersih udara One-dimensional High value-added 7 Tampilan displai suhu Must-be Critical (kamar dan pengaturan) 8 Kompresor inverter Must-be Critical 9 Ion-ion negatif Attractive Highly attractive 10 Bahan sesuai dengan dasar & Attractive Less attractive kondisi internal kompresor 11 Pengendali angin dan fungsi One-dimensional Low value-added auto louver 12 Kemudahan dalam One-dimensional Low value-added pemasangan 13 Daya tarik tampilan luar One-dimensional Low value-added 14 Fungsi kontrol wired dan Attractive Less Attractive wireless 15 Remote control universal Indifferent Care-free 16 Kebersihan permukaan One-dimensional Low value-added 17 Fungsi pre-order waktu Indifferent Care-free mulai Mean X adalah produsen AC terkenal, dan AC merk X telah menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu faktor penting dalam keberhasilannya adalah adanya pengembangan teknologi inti dan bahan baku yang dibutuhkan dalam meningkatkan tingkat pemenuhan atribut high value-added dan critical. Sebagai contoh, mengurangi kebisingan kompresor dan outlet serta meningkatkan efisiensi pembersih udara. Selain itu, untuk mengurangi penggunaan daya listrik, perusahaan juga mengembangkan atribut high value-added seperti reluctance DC compressor motor dan inverter compressor power controller. Atribut-atribut lain yang harus diperhatikan adalah desain lot-set, unit indoor dan outdoor terintegrasi yang disesuaikan dengan kebutuhan (sebagai atribut integrated ); fungsi anti jamur, merupakan atribut highly attractive ; fungsi intelligent touch-control-web, sebuah atribut creative ; sensor cerdas untuk mengontrol suhu dan mengurangi penggunaan daya listrik, atribut high value-added ; dan deteksi diri dan menampilkan bagian-bagian yang rusak secara otomatis, fungsi ini dapat membantu melakukan perbaikan dengan cepat dan efektif. Atribut ini merupakan atribut highly attractive. Model Integrasi Penciptaan (Ronald Sukwadi; Ching-Chow Yang) 131

8 Seperti telah dijelaskan sebelumnya, semua atribut ini dapat memberikan kontribusi terhadap nilai kreatif, nilai psikologis, dan nilai fungsional. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Model Refined Kano, Langkah BOS, dan Nilai Pelanggan SIMPULAN Dalam era persaingan yang begitu ketat seperti sekarang ini, sebuah perusahaan tidaklah cukup hanya sekedar memuaskan pelanggan. Untuk dapat memenangkan dan suskes dalam persaingan tersebut, perusahaan harus dapat menciptakan nilai bagi pelanggannya dan juga memperoleh nilai dari pelanggannya. Strategi ini merupakan win-win strategy. Dalam penelitian ini, dikembangkan sebuah model nilai penciptaan yang terintegrasi berdasarkan model Refined Kano (Yang, 2005), dan kerangka kerja 4 langkah Blue Ocean Strategy (Kim dan Mauborgne, 2005a; 2005b). Model integrasi tersebut dapat membantu perusahaan mengarahkan pada win-win strategy. Meskipun studi kasus yang menggambarkan penerapan model integrasi ini telah disajikan dalam makalah ini, diperlukan lebih banyak lagi studi empiris dari implementasi model integrasi ini. Sebagai tambahan, karena terdapat atribut-atribut yang khusus diterapkan pada produk-produk baru, maka model terintegrasi ini harus dihubungkan dengan pengembangan produk baru, khususnya pengembangan produk baru yang inovatif. Hal lain yang dapat dipertimbangkan adalah bahwa model integrasi ini juga dapat dikombinasikan dengan sistem manajemen kinerja, seperti Balanced Scorecard. Hal-hal ini akan diteliti dalam penelitian-penelitian selanjutnya. 132 INASEA, Vol. 10 No.2, Oktober 2009:

9 DAFTAR PUSTAKA Browning, T.R. (2002). Process integration using the design structure matrix. Systems Engineering, 5(3), Eklöf, J.A., and Westlund, A. (1998). Customer satisfaction index and its role in quality management. Total Quality Management, 9(4&5), Gupta, S., and Lehmann, D.R. (2005). Managing customers as investments: The strategic value of customers in the long run, Upper Saddle River, New Jersey, USA: Wharton School Publishing. Hamel, G., and Gatz, G. (2004). Funding growth in an age of austerity. Harvard Business Review, July-August, Holbrook, M.B.(1994). The nature of customer value, in R.T. Rust, and R.L. Oliver (Eds). Service Quality: New directions in theory and practice (pp ), Thousand Oaks, CA: Sage Publications. Kano, N.N.S., Takahashi, F., and Tsuji, S. (1984). Attractive quality and must-be quality. Journal of Japanese Society for Quality Control, 4(2), Kim, W.C., and Mauborgne, R. (2005a). Blue ocean strategy: From theory to practice, California Management Review, 47(3), Kim, W.C., and Mauborgne, R. (2005b). Blue ocean strategy, Boston, Massachusetts: Harvard Business School Press. Kotler, P. (2000). Marketing management. The Millennium Edition, Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall. Lindgreen, A., and Wynstra, F. (2005). Value in business markets: What do we know, where are we going?. Industrial Marketing Management. 34, Sirohi, N., McLaughlin, E.W., and Wittink, D.R. (1998). A model of customer perceptions and store loyalty intentions for a supermarket retailer. Journal of Retailing, 74, Willis, A.K. (1996). Customer delight and demand management: Can they be integrated?. Hospital Material Management Quarterly, 18(2), Woodruff, R.B. (1997). Customer value: The next source of competitive advantage. Journal of the Academy of Marketing Science, 25(2), Ching-Chow, Y. (2005). The refined kano s model and its application. Total Quality Management and Business Excellence, 16(10), Model Integrasi Penciptaan (Ronald Sukwadi; Ching-Chow Yang) 133

STRATEGI PENCIPTAAN NILAI PELANGGAN BERDASARKAN DATA INTERNAL PERUSAHAAN CUSTOMER VALUE CREATION STRATEGY BASED ON COMPANY INTERNAL DATA

STRATEGI PENCIPTAAN NILAI PELANGGAN BERDASARKAN DATA INTERNAL PERUSAHAAN CUSTOMER VALUE CREATION STRATEGY BASED ON COMPANY INTERNAL DATA Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer STRATEGI PENCIPTAAN NILAI PELANGGAN BERDASARKAN DATA INTERNAL PERUSAHAAN CUSTOMER VALUE CREATION STRATEGY BASED ON COMPANY INTERNAL DATA Ronald Sukwadi*, Mokh Suef**, Enny

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan, maka bisa dijelaskan berbagai temuan-temuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Customer value terbukti berpengaruh signifikan

Lebih terperinci

Blue Ocean Strategy dan Kano Model dalam Pengembangan Produk Sukses

Blue Ocean Strategy dan Kano Model dalam Pengembangan Produk Sukses 11 Blue Ocean Strategy dan Kano Model dalam Pengembangan Produk Sukses Anita Indrasari Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Setia Budi J1. Letjen Sutoyo Mojosongo Surakarta 57127 E-mail

Lebih terperinci

INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG

INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG INTEGRATING THE BALANCED SCORECARD INTO SALES PERFORMANCE MANAGEMENT OF TRADING COMPANY

Lebih terperinci

Faktor - Faktor Dominan Terhadap Kesuksesan Produk Notebook Kelas Menengah Ke Atas

Faktor - Faktor Dominan Terhadap Kesuksesan Produk Notebook Kelas Menengah Ke Atas Nusantara of Engineering/Vol. 2/ No. 1/ISSN: 2355-6684 44 Faktor - Faktor Dominan Terhadap Kesuksesan Produk Notebook Kelas Menengah Ke Atas Fatkur Rhohman Teknik Mesin D3, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI JASA PELAYANAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN IPA PADA PERGURUAN XYZ

ANALISIS PERSEPSI JASA PELAYANAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN IPA PADA PERGURUAN XYZ e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 2, No. 1, Mei 2013 pp. 9-14 ANALISIS PERSEPSI JASA PELAYANAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN IPA PADA PERGURUAN XYZ Heryanto Handoko 1, A. Rahim Matondang

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR DOMINAN TERHADAP KESUKSESAN PRODUK NOTEBOOK KELAS MENENGAH KE ATAS

FAKTOR - FAKTOR DOMINAN TERHADAP KESUKSESAN PRODUK NOTEBOOK KELAS MENENGAH KE ATAS FAKTOR - FAKTOR DOMINAN TERHADAP KESUKSESAN PRODUK NOTEBOOK KELAS MENENGAH KE ATAS Ary Permatadeny N, Johan Andi Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri ABSTRAK

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN LAYANAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK- KANAK SANDHY PUTRA TELKOM MENGGUNAKAN INTEGRASI EDUCATION QUALITY DAN REFINE KANO

ANALISIS KEBUTUHAN LAYANAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK- KANAK SANDHY PUTRA TELKOM MENGGUNAKAN INTEGRASI EDUCATION QUALITY DAN REFINE KANO ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4461 ANALISIS KEBUTUHAN LAYANAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK- KANAK SANDHY PUTRA TELKOM MENGGUNAKAN INTEGRASI EDUCATION QUALITY DAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS LAYANAN RESTORAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO-PRCA DAN AIM

ANALISIS KUALITAS LAYANAN RESTORAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO-PRCA DAN AIM ANALISIS KUALITAS LAYANAN RESTORAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO-PRCA DAN AIM Ronald Sukwadi, Agustin Dian Program Studi Teknik Industri Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jalan Jenderal Sudirman

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL METHOD, KANO MODEL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus : Balai Pengamanan Fasilitas

Lebih terperinci

METODE KANO (STUDI KASUS PADA MAHASISWA S1 TELKOM UNIVERSITY ANGKATAN

METODE KANO (STUDI KASUS PADA MAHASISWA S1 TELKOM UNIVERSITY ANGKATAN ANALISIS KUALITAS LAYANAN ELEKTRONIK (e-servqual) SISTEM INFORMASI AKADEMIK i-gracias MENGGUNAKAN METODE KANO (STUDI KASUS PADA MAHASISWA S1 TELKOM UNIVERSITY ANGKATAN 2012-2014) ELECTRONIC SERVICE QUALITY

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa kualitas layanan memiliki pengaruh yang

Lebih terperinci

Diskusi mengenai topik minggu lalu.

Diskusi mengenai topik minggu lalu. Topik hari ini Diskusi mengenai topik minggu lalu. Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan strategi produksi / operasi. Pengenalan strategi sumber daya manusia. Pengenalan strategi

Lebih terperinci

MEMINIMALKAN GAP KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN BASIS IPA PADA SUPERMAKET DI PT X

MEMINIMALKAN GAP KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN BASIS IPA PADA SUPERMAKET DI PT X Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer MEMINIMALKAN GAP KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN BASIS IPA PADA SUPERMAKET DI PT X (Minimizing Customer Satisfaction Gap Using Servqual and IPA Based Methods

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KUALITAS PRODUK DODOL RUMPUT LAUT UKM AULIA SARI MENGGUNAKAN INTEGRASI DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN MODEL KANO

PENGEMBANGAN KUALITAS PRODUK DODOL RUMPUT LAUT UKM AULIA SARI MENGGUNAKAN INTEGRASI DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN MODEL KANO PENGEMBANGAN KUALITAS PRODUK DODOL RUMPUT LAUT UKM AULIA SARI MENGGUNAKAN INTEGRASI DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN MODEL KANO 1 Aziz Pratama Thahir, 2 Yati Rohayati, 3 Aulia F. Hadining 1, 2,3 Program Studi

Lebih terperinci

MODEL KANO DALAM MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN DI RESTAURAN CEPAT SAJI

MODEL KANO DALAM MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN DI RESTAURAN CEPAT SAJI MODEL KANO DALAM MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN DI RESTAURAN CEPAT SAJI Hendy Tannady, Riky Mulyadi Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi & Desain Universitas Bunda Mulia hendytannady@yahoo.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth.

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth. ABSTRAK The competition strategies between the ice beam components manufacturer at the time of globaliasasi the current look is increasingly competitive. Companies compete to improve its quality in order

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produk baru memiliki peran yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Dalam menghadapi teknologi yang semakin maju, peningkatan kompetisi global, dan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kualitas Jasa, Perbaikan layanan, SERVQUAL, Importance Performance Analysis (IPA), Kano, Integrasi IPA-Kano. xvi

Kata Kunci: Kualitas Jasa, Perbaikan layanan, SERVQUAL, Importance Performance Analysis (IPA), Kano, Integrasi IPA-Kano. xvi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Conceptual model of service quality: Gap Analysis... 17 Gambar 3.1 Flowchart Rancangan Penelitian... 40 Gambar 3.2 Gap Model SERVQUAL... 52 Gambar 3.3 Quadrant Analysis metoda

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yang BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yang diperoleh yaitu: 1. Perceived information quality berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM), memperlihatkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini cocok dengan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTIM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN MODEL KANO

ANALISIS SISTIM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN MODEL KANO ANALISIS SISTIM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN MODEL KANO Oleh: Humaira 1)2),Indri Rahmayuni 1)3), Defni 1)4) 1) Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Padang Kampus Unand Limau Manis

Lebih terperinci

APLIKASI KONSEP ERGONOMI DALAM PENGEMBANGAN DESIGN PRODUK AKAN MEMBERIKAN NILAI JUAL PRODUK YANG TINGGI & KEUNGGULAN BERSAING

APLIKASI KONSEP ERGONOMI DALAM PENGEMBANGAN DESIGN PRODUK AKAN MEMBERIKAN NILAI JUAL PRODUK YANG TINGGI & KEUNGGULAN BERSAING APLIKASI KONSEP ERGONOMI DALAM PENGEMBANGAN DESIGN PRODUK AKAN MEMBERIKAN NILAI JUAL PRODUK YANG TINGGI & KEUNGGULAN BERSAING Oleh : Dr.H.M. Yani Syafei,Ir.,MT Dosen Teknik Industri FT Unpas, KBK Ergonomi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN KEMASAN PUPUK ORGANIK CAIR MENGGUNAKAN METODE KANO DAN QFD

PENGEMBANGAN DESAIN KEMASAN PUPUK ORGANIK CAIR MENGGUNAKAN METODE KANO DAN QFD PENGEMBANGAN DESAIN KEMASAN PUPUK ORGANIK CAIR MENGGUNAKAN METODE KANO DAN QFD Anang Yanuar Setia Budi, Jazuli, Ratih Setyaningrum Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA COFFEE SHOP STUDI KASUS: KRAKATOA COFFEE AND GEMSTONE

SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA COFFEE SHOP STUDI KASUS: KRAKATOA COFFEE AND GEMSTONE Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 22 September 2014 SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA COFFEE SHOP STUDI KASUS: KRAKATOA COFFEE AND GEMSTONE Murdiaty 1), Agustina 2), Christy Veronica 3) 1, 3 Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN TIPE STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI PEMASARAN DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN TENAGA PENJUAL

HUBUNGAN TIPE STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI PEMASARAN DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN TENAGA PENJUAL HUBUNGAN TIPE STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI PEMASARAN DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN TENAGA PENJUAL Oleh: Herlina (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dan semakin sengit. Sudah menjadi tuntutan yang mutlak bagi

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dan semakin sengit. Sudah menjadi tuntutan yang mutlak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini persaingan global diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif dan semakin sengit. Sudah menjadi tuntutan yang mutlak bagi organisasi bisnis

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN TERHADAP KELUHAN DAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN TERHADAP KELUHAN DAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien terhadap (Puspitasari dan Arifianty) PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN TERHADAP KELUHAN DAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP Nia Budi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Rancangan penerapan balanced scorecard dalam upaya peningkatan kinerja di SBU Niaga hanya dalam 3 perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif

Lebih terperinci

Pengembangan Metode Permainan Dalam Pengenalan Standar Kepada Anak SMA Dengan Menggunakan Analisis Kano Dan QFD

Pengembangan Metode Permainan Dalam Pengenalan Standar Kepada Anak SMA Dengan Menggunakan Analisis Kano Dan QFD Pengembangan Metode Permainan Dalam Pengenalan Standar Kepada Anak SMA Dengan Menggunakan Analisis Kano Dan QFD Stevani Gunawan.S Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Raya Kalirungkut, Surabaya

Lebih terperinci

tidak mempengaruhi loyalitas pelanggan jasa transportasi udara.

tidak mempengaruhi loyalitas pelanggan jasa transportasi udara. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan maka simpulan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan Air Asia

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian, maka simpulan yang ditemukan adalah sebagai berikut: 1. Customization mempunyai pengaruh positif terhadap E-Loyalty Customer. Semakin

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dengan rancangan strategi samudra biru KT-Gongsin yaitu :

BAB V PENUTUP. dengan rancangan strategi samudra biru KT-Gongsin yaitu : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa kesimpulan terkait dengan rancangan strategi samudra biru KT-Gongsin yaitu : 1. Fokus KT-Gongsin fokus pada peningkatan nilai

Lebih terperinci

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KINERJA Penggunaan informasi pengukuran kinerja untuk memberikan pengaruh positif pada

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH HAFIZ EKA PRAWIRA SIREGAR

SKRIPSI OLEH HAFIZ EKA PRAWIRA SIREGAR SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN RASIONAL, EMOSIONAL, DAN SPIRITUALTERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS NASABAH PT. BANK MANDIRI SYARIAH CABANG MEDAN AHMAD YANI OLEH HAFIZ EKA PRAWIRA SIREGAR 130521095

Lebih terperinci

Setelah 2 buku terdahulu, kini hadir buku terbaru...

Setelah 2 buku terdahulu, kini hadir buku terbaru... Setelah 2 buku terdahulu, kini hadir buku terbaru... Konsep Holistik & Sistematik, yang berisi DNA OF SUCCESS BELIEFS WAY OF LIFE WAY OF THINKING Client Success Is Our Success Give to Society Do The Best

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN SISTEM KOMPENSASI DENGAN MENGGUNAKAN POINT RATING SYSTEM (Studi Kasus: PT Pabrik Kaos Aseli)

USULAN PERANCANGAN SISTEM KOMPENSASI DENGAN MENGGUNAKAN POINT RATING SYSTEM (Studi Kasus: PT Pabrik Kaos Aseli) USULAN PERANCANGAN SISTEM KOMPENSASI DENGAN MENGGUNAKAN POINT RATING SYSTEM (Studi Kasus: PT Pabrik Kaos Aseli) Ronald Sukwadi 1 ; Franky Gerald 2 1 Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Indonesia

Lebih terperinci

E-CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN TERHADAP PERUSAHAAN. OLEH: Bernard Tjokro Putro

E-CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN TERHADAP PERUSAHAAN. OLEH: Bernard Tjokro Putro Konsentrasi: Pemasaran E-CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN TERHADAP PERUSAHAAN OLEH: Bernard Tjokro Putro 3103006369 FAKULTAS BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Sport and Business Analogy

Sport and Business Analogy Lecture 1 and 2 Road to Achieve the Best Practice 1. Sport and Business Analogy 2. Right or Wrong Statements 3. What is World Class Company? 4. Strategies to Become WCC 5. Characteristics of Excellence

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Industri tepung terigu merupakan industri dengan pertumbuhan yang tinggi di jaman Orde Baru. Hal ini karena industri tepung terigu merupakan industri

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menggunakan bank tersebut kurang dari sama dengan 5 tahun. konsumen dengan pengaruh sebesar 6,3%.

BAB V PENUTUP. menggunakan bank tersebut kurang dari sama dengan 5 tahun. konsumen dengan pengaruh sebesar 6,3%. BAB V PENUTUP Pada bab lima ini penulis akan membahas kesimpulan akhir dari penelitian yang telah dilakukan dan memberikan beberapa implikasi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi bank yang berupaya mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era kecanggihan informasi dan teknologi seperti sekarang ini, apapun bisa di perjual belikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA

MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA Iwan Kurniawan Hadianto, Patdono Suwignjo Program Studi Magister Bidang Keahlian Manajemen Operasional Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

3. Private label adalah produk yang hanya menanggung nama pengecer. 4. Sub merek sendiri membawa nama pengecer tapi produk yang memiliki posisi yang

3. Private label adalah produk yang hanya menanggung nama pengecer. 4. Sub merek sendiri membawa nama pengecer tapi produk yang memiliki posisi yang BAB 4 SIMPULAN Berdasarkan pada pembahasan pada bab sebelumnya dapat dikatakan bahwa arsitektur merek pengecer merupakan pengembangan dari arsitektur merek yang dikembangkan oleh Esbjerg, et al (2004)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut sebagai konsekuensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaku bisnis ingin mendapat tempat istimewa di hati konsumen. Berbagai upaya ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut sebagai konsekuensi persaingan yang

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KAPAL FERRY PENYEBERANGAN RO-RO TESIS. Riky Adrian Oktora

ANALISA KUALITAS DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KAPAL FERRY PENYEBERANGAN RO-RO TESIS. Riky Adrian Oktora ANALISA KUALITAS DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KAPAL FERRY PENYEBERANGAN RO-RO TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Riky Adrian Oktora 0806422731 PROGRAM

Lebih terperinci

Analisis Kesuksesan dan Ketidaksuksesan Sistem Informasi. Dengan Mengadopsi Metode Kano Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Purwakarta

Analisis Kesuksesan dan Ketidaksuksesan Sistem Informasi. Dengan Mengadopsi Metode Kano Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Purwakarta Analisis Kesuksesan dan Ketidaksuksesan Sistem Informasi Dengan Mengadopsi Metode Kano Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Purwakarta Edwar Julistina R. Ramdon, MT 1. Agung Widarman. ST 2 Sekolah

Lebih terperinci

POTENSI PRIVATE LABEL DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN PADA BISNIS RETAIL

POTENSI PRIVATE LABEL DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN PADA BISNIS RETAIL POTENSI PRIVATE LABEL DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN PADA BISNIS RETAIL Makalah S-1 OLEH: DIANNA SARI UNTUNG 3103009083 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2013 POTENSI

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference

Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference Maria Ulfah Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jendral

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Peningkatan daya saing merupakan harapan dari semua perusahaan. Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing adalah dengan meningkatkan kinerja. Akan tetapi yang menjadi kendala adalah, Apakah

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SAAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Persepsi pelanggan terhadap pelayanan jasa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh orientasi pemasaran hubungan yang meliputi kepercayaan, komitmen, ikatan hubungan dan komunikasi

Lebih terperinci

Bab 2 Strategi Supply Chain

Bab 2 Strategi Supply Chain Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 2 Strategi Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 2-1 Competitive and Supply Chain Strategies Competitive strategy: Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada produk tahu saat ini sangat pesat ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada produk tahu saat ini sangat pesat ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri pada produk tahu saat ini sangat pesat ditandai dengan persaingan industri yang semakin ketat. Tahu merupakan produk makanan yang murah,

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. domestik maupun di pasar internasional. Fenomena ini semakin menyadarkan para

BAB I PENDAHULUAN. domestik maupun di pasar internasional. Fenomena ini semakin menyadarkan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Fenomena ini semakin menyadarkan

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE KANO QFD UNTUK MENGUKUR PELAYANAN LABORATORIUM UJI

PENDEKATAN METODE KANO QFD UNTUK MENGUKUR PELAYANAN LABORATORIUM UJI PENDEKATAN METODE KANO QFD UNTUK MENGUKUR PELAYANAN LABORATORIUM UJI 1) Titiek Koesdijati, 2) Tri Yusufi Rahmadhani 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas PGRI Adi Buana

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap Mansion28, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: d. Mansion28 telah menyusun

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditetapkan di Bab 1, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Diperoleh karakteristik kebutuhan dan keinginan konsumen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PELAYANAN RESTORAN CEPAT SAJI DENGAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN SISTEM PELAYANAN RESTORAN CEPAT SAJI DENGAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PERANCANGAN SISTEM PELAYANAN RESTORAN CEPAT SAJI DENGAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Saat ini perkembangan sektor jasa semakin meningkat, kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi tidak kalah

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA DENGAN METODE SERVICE QUALITY DAN FUZZY DI RAJAWALI HOTEL & RESTAURANT TELENGRIA - PACITAN SRIPSI

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA DENGAN METODE SERVICE QUALITY DAN FUZZY DI RAJAWALI HOTEL & RESTAURANT TELENGRIA - PACITAN SRIPSI ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA DENGAN METODE SERVICE QUALITY DAN FUZZY DI RAJAWALI HOTEL & RESTAURANT TELENGRIA - PACITAN SRIPSI Disusun oleh : DENNIS PUDYA ADI PRADANA 1032210002 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG

PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG Koko Wahyu Prasetyo Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang Email: kwprasetyo@gmail.com

Lebih terperinci

Kualitas Layanan Sebagai Pendorong Kepuasan Pelanggan dan Implikasinya pada Word-of-mouth. W. Rofianto

Kualitas Layanan Sebagai Pendorong Kepuasan Pelanggan dan Implikasinya pada Word-of-mouth. W. Rofianto Kualitas Layanan Sebagai Pendorong Kepuasan Pelanggan dan Implikasinya pada Word-of-mouth W. Rofianto Latar Belakang Kompetisi industri pendidikan tinggi yang semakin ketat Konsumen modern - banyak menuntut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Operasi merupakan bagian dari organisasi dalam menciptakan dan mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik secara tersirat atau tidak

Lebih terperinci

Strategi Brand Management

Strategi Brand Management Modul ke: Strategi Brand Management Brand Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication www.mercubuana.ac.id Berliani Ardha, SE, M.Si Magnolias - Flowers of Divine Beauty, Life

Lebih terperinci

Most competitive advantages are from. blog.unpad.ac.id/tettyherawaty

Most competitive advantages are from. blog.unpad.ac.id/tettyherawaty MEMAHAMI MANAJEMEN PEMASARAN Tetty Herawaty.,SP.,MSi Most competitive advantages are from fell benefits Lingkup Pemasaran Status Permintaan dan Tugas Pemasaran - Permintaan Negatif - Rancangan ulang produk,

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUCT BUNDLING TERHADAP PEMBELIAN HANDPHONE MEREK NEXIAN DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

PENGARUH PRODUCT BUNDLING TERHADAP PEMBELIAN HANDPHONE MEREK NEXIAN DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PENGARUH PRODUCT BUNDLING TERHADAP PEMBELIAN HANDPHONE MEREK NEXIAN DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO Reza Fauzia riesha_fle@yahoo.com Universitas Purworejo ABSTRAK Tingkat persaingan

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MATERI 1. Konsep dasar operasi dan produktivitas 2. Strategi Operasi 3. Perencanaan pengendalian operasi, Perencanaan dan 4. persediaan 5. Perencanaan Kebutuhan Bahan (MRP)

Lebih terperinci

Manajemen Pemasaran. Endang Suryana, M.M

Manajemen Pemasaran. Endang Suryana, M.M Manajemen Pemasaran Endang Suryana, M.M Silabus Perkuliahan Deskripsi Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Mata kuliah Manajemen Pemasaran menjelaskan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pemahaman dasar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Identifikasi faktor internal dengan menggunakan model The Three

Lebih terperinci

Kata Kunci: Persepsi Nilai, Persepsi Kualitas, Citra Perusahaan, Kepuasan Konsumen, Loyalitas Konsumen

Kata Kunci: Persepsi Nilai, Persepsi Kualitas, Citra Perusahaan, Kepuasan Konsumen, Loyalitas Konsumen PENGARUH PERSEPSI NILAI, PERSEPSI KUALITAS DAN CITRA PERUSAHAAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN INDONESIA DI KOTA TEGAL Oleh: Yuniarti Herwinarni dan Gunistiyo ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

Perencanaan Sumber Daya

Perencanaan Sumber Daya MODUL PERKULIAHAN Perencanaan Sumber Daya Customer Relationship Management Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Program Magister Teknik B11536BA Pascasarjana Industri (M-203) 10 Abstract

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

SUPPLY-CHAIN STRATEGY: Organizational Influence Through Supplier Alliances

SUPPLY-CHAIN STRATEGY: Organizational Influence Through Supplier Alliances SUPPLY-CHAIN STRATEGY: Organizational Influence Through Supplier Alliances Presented by : M Anang Firmansyah 1. Alur pikir jurnal : A. Dari mana penelitian ini dimulai : supply-chain management merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh e-service quality terhadap niat beli ulang pada toko online Brodo, dan dapat ditarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi Formulasi Strategi 1. Tentukan tugas utama 2. Menilai kompetensi inti 3. Menentukan urutan pemenang & urutan kualifikasi 4. Posisi perusahaan Persaingan pada Biaya

Lebih terperinci

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PT. X DENGAN MODEL SERVQUAL DAN KANO

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PT. X DENGAN MODEL SERVQUAL DAN KANO USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PT. X DENGAN MODEL SERVQUAL DAN KANO Niken Parwati 1, Ricky Martinus 1 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110 niken.parwati@uai.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN TQM DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PROFITABILITAS OLEH: LILIANA SIMON

PENERAPAN TQM DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PROFITABILITAS OLEH: LILIANA SIMON PENERAPAN TQM DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PROFITABILITAS OLEH: LILIANA SIMON 3203006029 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2009 PENERAPAN TQM DALAM MENINGKATKAN

Lebih terperinci

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Perspektif Komunikasi Pemasaran Terpadu pada manajemen

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Experiential marketing (EM) berpengaruh positif dan signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menarik, dan membuatnya mudah diperoleh oleh pelanggan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menarik, dan membuatnya mudah diperoleh oleh pelanggan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui persaingan bisnis saat ini semakin ketat dan penuh dengan ketidakpastian sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas pelayanan dan loyalitas. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas pelayanan dan loyalitas. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam situasi perekonomian yang tidak menentu ini, mendorong berbagai pengusaha untuk membuka bisnis di bidang makanan. Sekarang ini, banyak cafecafe bermunculan dengan keunggulan bersaing tersendiri.

Lebih terperinci

BA.B 6 KESIMPULAN DAN SAI~

BA.B 6 KESIMPULAN DAN SAI~ BA.B 6 KESIMPULAN DAN SAI~ BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dalam penelitian ini, telah dihasilkan : 1. Gap layanan kwantitatif (Tabel 5.1), 2. Sebelas atribut kualitas layanan kritis (rabel 5.3),

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi MINGGU#3 SIM Pokok Bahasan: Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi Tujuan Instruksional Khusus: Referensi: 1. Bab 3 : Kenneth C.Laudon & Jane P.Laudon, Management Information System, 13 rd edition,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

Lilien, G.L.and A.Rangaswamy, 1998, Marketing Engineering : Computer-Assisted Marketing Analysis and Planning, Reading Massachusetts : Addison-Wesley

Lilien, G.L.and A.Rangaswamy, 1998, Marketing Engineering : Computer-Assisted Marketing Analysis and Planning, Reading Massachusetts : Addison-Wesley Lilien, G.L.and A.Rangaswamy, 1998, Marketing Engineering : Computer-Assisted Marketing Analysis and Planning, Reading Massachusetts : Addison-Wesley Shostack L., 1987, Services Positioning Through Structural

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PADA BANK MP DI SURABAYA OLEH: MELDY TIFFANY DUSIA

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PADA BANK MP DI SURABAYA OLEH: MELDY TIFFANY DUSIA ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PADA BANK MP DI SURABAYA OLEH: MELDY TIFFANY DUSIA 3203010065 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2015

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Ganjil 2004 / 2005 Usulan Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Suatu Sistem Manajemen Strategis Di PT. Dunia

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka simpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan perhitungan yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada persaingan pasar global belakangan ini banyak sekali barang dan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada persaingan pasar global belakangan ini banyak sekali barang dan jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada persaingan pasar global belakangan ini banyak sekali barang dan jasa yang bermunculan di pasaran. Pasar global telah diramaikan dengan berbagai produk

Lebih terperinci