BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemberlakuan Otonomi Daerah secara luas merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi pemerintah daerah untuk membangun masyarakatnya berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki. Tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemerintah daerah adalah bagaimana melaksanakan pembangunan sesuai dengan kondisi masyarakat serta dalam kondisi keuangan daerah yang terbatas. Oleh sebab itu, maka dibutuhkan data dan informasi potensi sumberdaya yang akurat dan faktual untuk perencanaan agar pembangunan daerah dapat dilaksanakan dengan optimal. Salah satu sumber data dan informasi yang akurat dan factual adalah melalui kegiatan penelitian dan pengembangan. Fakta menunjukkan bahwa data dan informasi dari hasil penelitian dan pengembangan memegang peranan yang sangat strategis dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi negara-negara industri yang dimanfaatkan bagi kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Peranan penelitian dan pengembangan untuk menunjang pembangunan di daerah masih terbatas akibat masih kurangnya dukungan sumberdaya, baik sumberdaya manusia, capital, infrastruktur dan peralatan. Kondisi ini juga telah mengakibatkan masih rendahnya dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dipergunakan oleh pemerintah dalam mendukung peningkatan derajat kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. 1

2 Berkaitan dengan permasalahan tersebut, maka penguatan kelembagaan, sumberdaya manusia, modal, serta sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan sebagai pendukung utama perencanaan dan pelaksanaan pembangunan agar akuntabel dan responsif serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sulawesi Selatan menempati posisi strategis, baik secara geografis maupun geopolitik dalam pembangunan di Indonesia terutama di kawasan Indonesia Timur. Jumlah penduduk yang mencapai 7,2 juta jiwa serta kekayaan sumberdaya alam yang cukup melimpah merupakan modal utama membangun daerah ini. Kelimpahan tersebut perlu dikelola secara optimal agar dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah dengan tetap memperhatikan aspek daya dukung lingkungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu unit kerja Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang mempunyai tugas dan fungsi yang strategis untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di daerah ini melalui penelitian dan pengembangan. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud disusunnya dokumen Rencana Strategis (Renstra) Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan Tahun adalah untuk menciptakan perencanaan dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan yang terarah, terintegrasi, akuntabel, transparan, serta menghasilkan litbang yang implementatif dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan daerah melalui penelitian dan pengembangan. 2

3 Renstra Balitbangda Tahun dipergunakan sebagai arahan kebijakan dan strategi dalam menyusun dan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan daerah di Sulawesi Selatan tahun Renstra ini berfungsi pula sebagai alat bantu dan tolok ukur dalam menjalankan misi, kebijakan serta program daerah, khusunya dalam bidang penelitian dan pengembangan, untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. C. LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 4. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008, tanggal 21 Juli 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Selatan

4 6. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun 2008, tanggal 22 September 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008, tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan. D. HUBUNGAN RENSTRA SKPD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA Renstra Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan merupakan pengejawantahan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun sebagai operasionalisasi pencapaian visi dan misi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam rentang waktu jangka menengah yakni dalam kurun waktu selama 5 tahun. E. SISTEMATIKA PENULISAN Rencana Strategis Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan Tahun ini disusun dengan sistimatika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab II Tujuan dan Fungsi Bab III Gambaran Umum, Kondisi Daerah Yang Diinginkan Serta Proyeksi Ke Depan Bab IV Visi, Misi, Nilai,Tujuan, Strategi dan Kebijakan Bab V Penutup Lampiran 4

5 BAB II TUGAS DAN FUNGSI A. STRUKTUR ORGANISASI Organisasi Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari pejabat struktural, pejabat fungsional dan unsur staf dengan struktur organisasi sebagai berikut : 1. Kepala Badan 2. Sekretariat terdiri dari: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Program. 3. Bidang Penelitian, Pengkajian Ekonomi terdiri dari: a. Sub Bidang Pertanian; b. Sub Bidang Investasi dan Dunia Usaha. 4. Bidang Penelitian, Pengkajian Sosial dan Kelembagaan terdiri dari: a. Sub Bidang Sosial; b. Sub Bidang Kelembagaan. 5. Bidang Penelitian, Pengkajian Sumberdaya Alam, Lingkungan dan Teknologi terdiri dari: a. Sub Bidang Sumberdaya Alam; b. Sub Bidang Lingkungan dan Teknologi. 6. Bidang Data dan Publikasi terdiri dari: a. Sub Bidang Data dan Informasi; b. Sub Bidang Inventarisasi dan Publikasi. 7. Kelompok Jabatan Fungsional 8. UPTB 5

6 STRUKTUR ORGANISASI BALITBANGDA PROVINSI SULAWESI SELATAN (Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008) Kepala Badan Sekretariat Kelompok Jabatan Fungsional Sub Bagian Umum dan Kepegawaia Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Program Bidang Penelitian Pengkajian Ekonomi Bidang Penelitian Pengkajian Sosial Dan Kelembagaan Bidang Penelitian Pengkajian SDA, Lingkungan dan Teknologi Bidang data dan Publikasi Sub. Bidang Pertanian Sub. Bidang Sosial Sub. Bidang Sumber Daya Alam (SDA) Sub. Bidang Data dan Informasi Sub. Bidang Investasi dan Dunia Usaha Sub. Bidang Kelembagaan Sub Bidang Lingkungan dan Teknologi Sub. Bidang Inventarisasi dan Publikasi UPTB 6

7 B. SUSUNAN KEPEGAWAIAN DAN PERLENGKAPAN 1. Susunan Kepegawaian Sumberdaya manusia merupakan pilar utama berjalannya roda suatu organisasi. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan didukung oleh 66 orang PNS dan 3 orang staf Pegawai Tidak Tetap (PTT) dari berbagai latar belakang pendidikan dan tingkat kepangkatan. Staf Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan pangkat dan golongan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Staf Berdasarkan Pangkat / Golongan No Pangkat Golongan Jumlah*) Ruang 1. Pembina Utama Muda IV/c 1 2. Pembina Tingkat I IV/b 6 3. Pembina IV/a Penata Tingkat I III/d 9 5. Penata III/c Penata Muda Tingkat I III/b 9 7. Penata Muda III/a 6 8. Pengatur Tingkat I II/d 3 9. Pengatur II/c Pangatur Muda Tingkat I II/b Pengatur Muda II/a Juru Tingkat I I/d Juru I/c Juru Muda Tingkat I I/b Juru Muda I/a - Jumlah 66 *) Nopember

8 Staf Balitbangda berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut: Tabel 2. Tingkat Pendidikan Staf Balitbangda Prov. Sulsel No Tingkat Pendidikan PNS PTT Jumlah 1. S.3 (Doktoral) S.2 (Pasca Sarjana)) S.1 (Sarjana) D1 D SLTA/Sederajat SLTP/Sederajat 2-2 Jumlah *) s/d Nopember Perlengkapan Sarana dan prasarana merupakan komponen strategis yang menentukan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi selain komponen sumberdaya manusia dan anggaran. Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan pada dasarnya sudah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya antara lain gedung kantor, mobiler, kendaraaan, maupun stasiun penelitian. Meskipun demikian, menghadapi tantangan pembangunan ke depan yang makin kompleks, maka prasarana dan sarana yang dimiliki saat ini perlu secara berkesinambungan ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan seperti pada lampiran 1. 8

9 C. TUGAS DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008, tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan, Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai tugas membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai fungsi: 1. Penyelenggaraan dan pengkoordinasian kegiatan penelitian dan pengembangan untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah ; 2. Pembinaan dan koordinasi dalam perumusan kebijaksanaan penelitian dan pengembangan daerah; 3. Pelaksanaan inventarisasi, dokumentasi dan publikasi hasilhasil penelitian dan pengembangan; 4. Penyelenggaraan kegiatan lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Berdasarkan tugas dan fungsi tersebut diatas, maka peranan Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan tidak hanya terbatas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan saja, tetapi juga turut serta berperan dalam meningkatkan kinerja pelaksanaan penelitian dan pengembangan melalui koordinasi serta implementasi hasil-hasil penelitian. 9

10 BAB III GAMBARAN UMUM A. KONDISI UMUM MASA KINI Akuntabilitas kegiatan penelitian dan pengembangan sangat ditentukan oleh ketersediaan SDM serta prasarana dan sarana. Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan, idealnya dilaksanakan oleh pejabat fungsional peneliti. Kondisi internal kelembagaan menunjukkan bahwa sejak berdirinya sampai dengan Tahun 2008, jumlah pejabat fungsional peneliti Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan hanya berjumlah 4 orang dari latar belakang ilmu Sosial dan Ekonomi dari keseluruhan 69 staf yang ada. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar kegiatan penelitian dan pengembangan masih dikerjasamakan dengan lembaga penelitian dari perguruan tinggi dan organisasi litbang lainnya. Selain jumlah pejabat fungsional peneliti yang masih kurang, jumlah anggaran penelitian dan pengembangan yang dialokasikan selama ini masih belum mencukupi untuk mencakup keseluruhan isu-isu strategis serta data dan informasi dalam rangka perumusan kebijakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Proporsi pembiayaan kegiatan penelitian dan pengembangan yang dialokasikan pada Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan sejak berdirinya lembaga ini pada tahun 2001 adalah rata-rata sebesar 0,15-0,3 % dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan kondisi minimal yang diinginkan adalah sebesar 1 (satu) persen dari total APBD Provinsi Sulawesi Selatan. 10

11 Kedudukan Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008, tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan aturan tersebut maka kedudukan Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan adalah koordinator, fasilitator, dinamisator maupun sebagai penggerak utama (prime mover) dalam penyediaan data dan informasi untuk perumusan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan melalui kegiatan litbang di daerah. Meskipun demikian, rumusan peraturan perundangan yang ada belum sepenuhnya efektif untuk menempatkan Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan pada posisi tersebut sebagai akibat beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut antara lain adalah; pertama, masih kurangnya koordinasi kegiatan dari lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan pada instansiinstansi pemerintah pusat di daerah yang dapat mengakibatkan tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan daerah. Kedua, tingkat partisipasi instansi pemerintah daerah dalam perumusan perencanaan kegiatan litbang maupun pendayagunaan hasil-hasil kegiatan litbang masih dirasakan masih kurang dan bersifat pasif. Kurangnya tingkat partisipasi tersebut ditandai dengan masih kurangnya koordinasi penyampaian kebutuhan nyata kegiatan litbang untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pada masing-masing instansi. Ketiga, masih adanya batasan-batasan virtual yang ada selama ini memposisikan lingkup kerja kegiatan litbang Balitbangda pada ruang lingkup penyediaan data dan informasi kebijakan semata. Batasan-batasan tersebut telah menyebabkan orientasi kegiatan litbang pada Balitbangda selama ini sebagian besar berada pada lingkup penelitian kebijakan dan masih kurang pada kegiatan penelitian dasar (basic research) maupun terapan (applied research). 11

12 Keempat, sistem penggunaan anggaran yang berbasis kinerja mengharuskan perencanaan dan penetapan kegiatan litbang pada awal tahun anggaran. Kondisi ini telah membatasi dinamisasi ruang lingkup kegiatan litbang dalam menyediakan data dan informasi faktual terhadap permasalahan-permasalahan yang berkembang selama kurun waktu pelaksanaan satu tahun anggaran. Selain permasalahan tersebut diatas, jumlah kegiatan litbang yang dilaksanakan oleh Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan dirasakan masih kurang apabila dibandingkan dengan kebutuhan kegiatan litbang yang diusulkan oleh instansi pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota. Permasalahan lebih lanjut adalah kedalaman hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan selama ini masih dianggap kurang tajam untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Meskipun demikian hal tersebut dapat dipahami sebagai konsekuensi logis dari kurangnya jumlah anggaran yang tersedia bagi kegiatan litbang setiap tahunnya. Selama periode waktu , jumlah kegiatan litbang yang dihasilkan oleh Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan pada lingkup bidang litbang sosial, ekonomi, politik, pemerintahan, dan hankam berjumlah sebanyak 345 kegiatan dengan rata-rata jumlah kegiatan litbang per tahunnya sebesar 43 kegiatan litbang. Jumlah ini masih sangat kurang bila dibandingkan dengan jumlah usulan yang mencapai rata-rata sekitar 78 kegiatan litbang dari seluruh instansi Pemerintah Provinsi maupun kabupaten/kota. Jumlah ini belum termasuk isu-isu strategis yang berkembang secara dinamis dalam lingkungan pelaksanaan pemerintahan maupun kehidupan sosial masyarakat. 12

13 Meskipun terdapat permasalahan-permasalahan tersebut diatas, selama kurun waktu , Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan telah bekerja secara optimal dengan sumber daya yang terbatas baik sumberdaya manusia maupun anggaran untuk memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Sulawesi Selatan dengan menyediakan data dan informasi melalui kegiatan litbang. B. KONDISI YANG DIINGINKAN DAN PROYEKSI KE DEPAN Untuk meningkatkan kemandirian Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan maka jumlah pejabat fungsional peneliti akan ditingkatkan jumlahnya dari berbagai disiplin ilmu. Pada akhir Tahun 2013, struktur kepegawaian Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan diproyeksikan akan terdiri dari 30 persen staf struktural/administratif dan 70 persen terdiri dari pejabat fungsional peneliti. Untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya peneliti, maka tenaga fungsional peneliti yang tersebar di beberapa organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dapat disatukan menjadi pejabat fungsional peneliti pada Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, rekruitmen PNS akan langsung diarahkan pada profesi peneliti. Dengan demikian, rekruitmen tenaga administrasi akan diadakan secara terbatas dan disesuaikan dengan kebutuhan. Meningkatnya tuntutan transparansi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan menghendaki kegiatan litbang yang berkelanjutan untuk menyediakan informasi yang akurat dari lapangan. Konsekuensi logis hal ini adalah tersedianya anggaran yang memadai untuk pelaksanaan kegiatan litbang. 13

14 Mempertimbangkan keterbatasan anggaran dalam APBD Provinsi Sulawesi Selatan, maka alokasi anggaran untuk kegiatan litbang diharapkan dapat meningkat secara gradual dan proporsional dari sekitar 0,3% pada tahun 2009 menjadi sekitar 0,7-1,0% pada tahun 2013 dari total APBD Provinsi Sulawesi Selatan. Selain dari APBD Provinsi Sulawesi Selatan, anggaran kegiatan litbang akan diusahakan pula berasal dari Pemerintah Pusat melalui APBN maupun Bantuan Luar Negeri ataupun hasil kerjasama dengan pemerintah Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan maupun dengan provinsi lainnya, terutama pada pelaksanaan kegiatan litbang lintas provinsi. Untuk meningkatkan kinerja pembangunan di Sulawesi Selatan ke depan sebagai usaha untuk mengakselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat maka Balitbangda Prov. Sulsel harus secara proaktif menyediakan data dan informasi yang berkelanjutan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk mendukung akuntabilitas perumusan kebijakan perencanaan dan pembangunan di daerah. Paradigma baru yang perlu diadaptasikan kedalam pelaksanaan kegiatan litbang oleh Balitbangda Prov. Sulsel terutama dalam jumlah kegiatan litbang yang proporsional antara basic research dan applied research untuk mengakselerasi transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi tepat kepada masyarakat maupun penyediaan data dan informasi dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Hal ini sejalan dengan penetapan kebijakankebijakan strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan pembangunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan maupun isu-isu strategis yang membutuhkan penyediaan data dan informasi sesuai dengan dinamika pelaksanaan pemerintahan daerah maupun untuk dinamika kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. 14

15 Oleh sebab itu, penyediaan data dan informasi melalui kegiatan penelitian dan pengembangan diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun , maupun isu-isu strategis yang berkembang di daerah ini. Dukungan kegiatan litbang untuk pelaksanaan kebijakankebijakan pembangunan dalam RPJMD Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun meliputi lingkup sumberdaya manusia, demografis, tenaga kerja, ekonomi, sosial, budaya, agama, pemerintahan dan politik. 15

16 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. VISI, MISI DAN NILAI 1. VISI Visi Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan Tahun adalah : Balitbangda menjadi tiga terbaik dalam penyediaan hasil penelitian dan pengembangan yang implementatif untuk pembangunan daerah di Indonesia. 2. MISI Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan maka misi yang diemban oleh Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan adalah : 1. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang akurat, aktual dan implementatif yang memberikan rekomendasi nyata dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan; 2. Melaksanakan pengembangan inovasi dan alih teknologi melalui pendekatan kemandirian lokal; 3. Meningkatkan peran lembaga penelitian dan pengembangan melalui koordinasi, fasilitasi, kerjasama, pembinaan dan implementasi kegiatan; 4. Meningkatkan sinergitas pelaksanaan penelitian dan pengembangan antara lembaga penelitian. 16

17 3. NILAI-NILAI 1. Ilmu pengetahuan adalah berbagai pengetahuan yang disusun sesuai dengan akal pikiran, masuk akal dan mempertimbangkan sebab akibat. 2. Ilmiah adalah pengetahuan tentang suatu bidang yangdisusun sesuai dengan pikiran dan metode tertentu. 3. Profesional adalah meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan agar mampu memberikan pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau. 4. Program adalah Rancangan yang menentukan dasar-dasar yang akan dijalankan. 5. Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara berencana dan sistematik. 6. Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban dan menerangkan kinerja kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. B. TUJUAN 1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembangan daerah; 2. Menjadi pusat rujukan data dan informasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan daerah; 3. Meningkatkan penyediaan, dukungan dan alih teknologi yang spesifik lokasi; 4. Meningkatkan jumlah hasil penelitian dan pengembangan yang diimplementasikan dalam pembangunan daerah. 17

18 C. SASARAN 1. Meningkatnya kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembangan daerah; 2. Tersedianya data dan informasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan dalam rangka perumusan kebijakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah; 3. Meningkatnya penyediaan, dukungan dan alih teknologi yang spesifik lokasi; 4. Meningkatnya jumlah hasil penelitian dan pengembangan yang diimplementasikan dalam pembangunan daerah. D. STRATEGI 1. Memperkuat kompetensi kelembagaan penelitian dan pengembangan daerah. 2. Membangun sinergitas pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan antara lembaga penelitian perguruan tinggi, pemerintah daerah dan dunia usaha; 3. Kerjasama antara lembaga penelitian dan pengembangan internasional, pusat (departemen dan non departemen), provinsi dan kabupaten/kota; 4. Mengoptimalkan Forum Komunikasi Kelitbangan Daerah (FKKD) Regional Timur Indonesia, Dewan Riset Daerah, Jaringan Penelitian dan Forum Ritech; 18

19 E. KEBIJAKAN Kebijakan pelaksanaan kegiatan pada Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan pada hakekatnya merupakan perwujudan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Kebijakan tersebut meliputi pelaksanaan kegiatan penelitian serta penguatan kelembagaan Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan. 1. Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan kegiatan litbang secara langsung harus mendukung perwujudan dari upaya-upaya pemenuhan hak dasar masyarakat, yang meliputi ketersediaan dan kemudahan akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pangan; terbukanya peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak; terciptanya lingkungan yang kondusif, baik secara fisik (perumahan, sanitasi dan air bersih), secara sosial (rasa aman dan tenteram) maupun secara ekologis (kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup); serta terjaminnya hak atas tanah dan partisipasi dalam kehidupan sosial politik. Berdasarkan hal tersebut diatas maka kebijakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan oleh Balitbangda Prov. Sulsel diarahkan untuk menyediakan data dan informasi implementasi tujuh agenda dan kebijakan pembangunan Pemerintah Provinsi Sulsel sebagaimana tertuang dalam RPJMD , yaitu: 19

20 1) Penelitian dan Pengembangan untuk mendukung pelaksanaan agenda pembangunan Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat. Kegiatan litbang yang akan dilaksanakan diarahkan untuk menyediakan data dan informasi dalam rangka pelaksanaan kebijakankebijakan: a. Pendidikan Gratis; b. Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan; c. Promosi Pendidikan; d. Pemberantasan Buta Aksara; e. Pengembangan Budaya Baca; f. Kesehatan Gratis; g. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan; h. Perbaikan Gizi masyarakat; i. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular; j. Promosi Kesehatan; k. Peningkatan Pelayanan Perumahan, Lingkungan Permukiman, Sanitasi, dan Air Bersih; l. Peningkatan dan Perbaikan kampung dan Permukiman. 2) Penelitian dan Pengembangan untuk mendukung pelaksanaan agenda pembangunan Peningkatan dan Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat. Kegiatan litbang yang akan dilaksanakan pada kebijakan penelitian ini adalah untuk menyediakan data dan informasi dalam rangka pelaksanaan kebijakan-kebijakan: a. Peningkatan Produksi Pertanian dan pengembangan Agribisnis Perdesaan; b. Peningkatan Akses Masyarakat kepada aset produktif dan kegiatan produksi serta revitalisasi lembaga ekonomi masyarakat kecil; c. Peningkatan Pelayanan kepada Penduduk Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial; 20

21 d. Penanggulangan Korban Kebakaran, Banjir dan Bencana; e. Penataan Pertanahan; f. Penyiapan Tenaga Kerja; g. Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja; h. Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kerja. 3) Penelitian dan Pengembangan untuk mendukung penyediaan data dan informasi pelaksanaan agenda pembangunan Perwujudan Keunggulan Lokal untuk memicu laju pertumbuhan perekonomian. Kegiatan litbang yang akan dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan kebijakan-kebijakan: a. Pengembangan Industri Strategis; b. Pengembangan Pusat Pelayanan; c. Pengembangan Kerjasama Regional dan Promosi Perdagangan; d. Mewujudkan Sulsel sebagai destinasi pariwisata terkemuka di Indonesia. 4) Penelitian dan Pengembangan untuk mendukung penyediaan data dan informasi pelaksanaan agenda pembangunan Mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai Entitas Sosial Ekonomi yang Berkeadilan. Kegiatan litbang yang akan dilaksanakan diarahkan untuk menyediakan data dan informasi dalam rangka pelaksanaan kebijakankebijakan: a. Perencanaan dan Pengendalian Penataan Ruang; b. Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Wilayah; c. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup; d. Revitalisasi Kawasan Andalan; e. Pembangunan Sarana dan Prasarana Perdesaan; f. Pembangunan Perkotaan. 21

22 5) Penelitian dan Pengembangan untuk mendukung penyediaan data dan informasi pelaksanaan agenda pembangunan Penciptaan Lingkungan Kondusif bagi Kehidupan Inovatif. Kegiatan litbang yang akan dilaksanakan pada kebijakan penelitian ini adalah untuk menyediakan data dan informasi dalam rangka pelaksanaan kebijakan-kebijakan: a. Pembinaan Kesatuan Bangsa; b. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat; c. Penataan Sistem Legislasi Daerah; d. Pembinaan Kehidupan Sosial-Politik; e. Peningkatan Kualitas Informasi dan Komunikasi. 6) Penelitian dan Pengembangan untuk mendukung penyediaan data dan informasi pelaksanaan agenda pembangunan Penguatan Kelembagaan Masyarakat. Kegiatan litbang yang akan dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan kebijakan-kebijakan: a. Aktualisasi dan Revitalisasi Nilai-nilai Budaya Lokal; b. Penguatan Kualitas Teknostruktur Komunitas; c. Fasilitasi Baruga Sayang (Pemberdayaan Komunitas Desa); d. Pemberdayaan Perempuan; e. Pemberdayaan Organisasi Pemuda dan Olahraga; f. Pemberdayaan Organisasi Keagamaan; g. Pemberdayaan Organisasi Profesi. 22

23 7) Penelitian dan Pengembangan untuk mendukung penyediaan data dan informasi pelaksanaan agenda pembangunan Penguatan Kelembagaan Pemerintah. Kegiatan litbang yang akan dilaksanakan diarahkan untuk menyediakan data dan informasi dalam rangka pelaksanaan kebijakan-kebijakan: a. Peningkatan Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD); b. Peningkatan Kualitas Profesionalisme Aparatur Pemerintah; c. Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Pemerintahan; d. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; e. Peningkatan Kapasitas dan Profesionalisme Anggota Dewan. Matriks program yang akan dilaksanakan dalam rangka peningkatan kinerja Balitbangda serta pengembangan penelitian dan pengembangan selama lima tahunan dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. 23

24 BAB V PENUTUP Akuntabilitas pelaksanaan pembangunan sangat dipengaruhi oleh tersedianya data dan informasi yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi dan lingkungan masyarakat. Rencana Strategis (RENSTRA) Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan ini merupakan acuan bagi seluruh staf dalam ditujukan untuk menciptakan akuntabilitas perumusan kebijakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dengan menyediakan data dan informasi yang valid dan akurat melalui penelitian, pengkajian dan pengembangan. Pelaksanaan program dan kegiatan Renstra ini membutuhkan dukungan dan kerjasama dari para staf Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan maupun dari para pemangku kepentingan penelitian dan pengembangan untuk mensukseskan pencapaian tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan acuan penyusunan Renstra ini. 24

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaran Pemerintahan. Untuk

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekretariat Daerah merupakan salah satu unsur perangkat Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejalan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sebagai Lembaga Teknis Daerah berbentuk

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI Alamat : Jalan Hos Cokroaminoto No.1 Slawi i KATA PENGANTAR Review Rencana Strategis

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) SKPD adalah dokumen perencanaan. SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan,

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) SKPD adalah dokumen perencanaan. SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok Program Pengembangan Otonomi Daerah pada tahun 2004, yaitu

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD GAMBARAN PELAYANAN SKPD Bab ini menjabarkan tentang Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD. BAB 2 2.1.

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan otonomi daerah sebagai wujud implementasi Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memunculkan berbagai konsekuensi berupa peluang,

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS 2013-2018 2017-2018 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN BUPATI SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A )

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A ) PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) 2011 2016 ( B A P P E D A ) LUWUK, 2011 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. KEPUTUSAN KEPALA BALITBANGDA.. ii. DAFTAR ISI.. vi. 1.1 Latar Belakang Landasan Hukum.. 3

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. KEPUTUSAN KEPALA BALITBANGDA.. ii. DAFTAR ISI.. vi. 1.1 Latar Belakang Landasan Hukum.. 3 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i KEPUTUSAN KEPALA BALITBANGDA.. ii DAFTAR ISI.. vi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Landasan Hukum.. 3 1.3 Maksud dan Tujuan.. 7 1.4 Sistematika Penulisan..

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : /KEP.GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi sebagai titik tolak pembenahan sistem sosial politik di tanah air semakin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Serang, Januari 2013 KEPALA,

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Serang, Januari 2013 KEPALA, KATA PENGANTAR Assamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas ijinnya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN LAHAT Sumber daya Bappeda Kabupaten Lahat

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PROGRAM

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PROGRAM LAMPIRAN Ia: PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN-BADAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT PROVINSI BAGAN STRUKTUR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN Peletakan sendi-sendi dasar pembangunan Sulawesi Tenggara periode 2008 2013, telah memperlihatkan kerangka pembangunan yang jelas, terarah dan sistematis dalam menyongsong

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi a. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) sebagai bagian integral dari Pemerintah Kuantan Singingi

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (LAMPIRAN Ia : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa setiap instansi pemerintah diminta untuk menyampaikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan aparatur negara mencakup aspek yang luas. Dimulai dari peningkatan fungsi utama, kelembagaan yang efektif dan efisien dengan tata laksana yang jelas dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN INSPEKTORAT DRAFT

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN INSPEKTORAT DRAFT PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN INSPEKTORAT DRAFT RENCANA STRATEGIS TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pemberlakuan otonomi daerah sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA KECAMATAN TANGERANG KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2016 Penyusunan Renja Kecamatan Tangerang periode 2014-2018 merupakan amanat perundangan yang diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR s BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH 5.1 VISI DAN MISI KOTA CIMAHI. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Paradigma penanganan bencana telah banyak mengalami perubahan. Penanganan bencana tidak lagi menekankan pada aspek tanggap darurat saja akan tetapi lebih kepada keseluruhan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan publik dipengaruhi oleh banyak faktor yang terkait antara satu dengan yang lainnya. Untuk memahami kinerja Birokrasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Biro Organisasi Sekretariat Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Bab ini akan menjabarkan visi dan misi pembangunan di Kabupaten Malang selama 5 tahun mendatang (2016-2021). Hal ini sejalan dengan amanat di dalam pasal 263

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci