ANALISIS PENANGANAN MATERIAL WASTE PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENANGANAN MATERIAL WASTE PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA"

Transkripsi

1 ANALISIS PENANGANAN MATERIAL WASTE PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA I Putu Artama Wiguna 1, Henni iriana 2 1 Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya artama@ce.its.ac.id 2 Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya henni_iriana@yahoo.com ABSTRAK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, material sebagai salah satu komponen dari biaya turut memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek. Pengadaan material menyerap biaya yang cukup besar dari biaya total proyek. Oleh karena itu penggunaan material diusahakan seminimum mungkin agar tidak banyak menimbulkan material sisa yang akan terbuang. Namun terkadang penggunaan material di lapangan tidak luput dari kesalahan dan kecerobohan. Kesalahan dan kecerobohan dalam masalah material tersebut biasa dikenal dengan istilah material waste, yang sering timbul dan sulit untuk dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui material material yang berpotensi besar menjadi waste beserta penyebab, upaya minimasi waste yang akan terjadi, dan penanganan waste yang telah terjadi pada tiap tiap material. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Ada dua bentuk kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner pendahuluan dan kuesioner utama. Kuesioner pendahuluan digunakan untuk mengetahui atribut atribut yang berpengaruh terhadap waste pada pelaksanaan konstruksi, yang kemudian akan diteliti lebih lanjut pada kuesioner utama untuk merangking material waste berdasarkan volume waste, angka atau nilai tingkat pengaruh kondisi proyek terhadap timbulnya waste, dan angka atau nilai tingkat kesesuaian penanganan waste terhadap kondisi aktual proyek dengan menggunakan analisis frekuensi dan analisis mean. Hasil analisis menunjukkan bahwa material yang berpotensi besar menjadi waste adalah pada material keramik, genteng, kayu, cat, dan besi beton. Penyebab utama material waste untuk material kayu, genteng, kayu, dan besi beton adalah karena kesalahan pekerja. Sedangkan pada material cat adalah karena perubahan speksifikasi mendadak. Untuk mengurangi jumlah waste yang akan terjadi pada material keramik, genteng, dan besi beton, maka dilakukan dengan cara bekerja dengan lebih teliti, dan untuk material kayu adalah dengan rencana kerja yang baik, sedangkan pada material cat adalah dengan menggunakan metode pelaksanaan yang tepat. Untuk penanganan material waste yang telah terjadi pada material keramik, genteng, dan cat adalah dengan cara menggunakan kembali, sedangkan untuk material kayu dan besi beton dilakukan dengan cara disimpan untuk proyek selanjutnya. Kata kunci :, waste, Proyek Perumahan PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan penduduk di kota Surabaya dibuktikan dengan meningkatnya pembangunan disegala bidang, tidak terkecuali dibidang perumahan. Permintaan akan perumahan semakin terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena itu perlu adanya pembangunan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam pelaksanaan pembangunan, material sebagai salah satu komponen dari biaya turut memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek. Pengadaan material menyerap biaya yang cukup besar dari biaya total proyek. Oleh karena itu penggunaan material diusahakan seminimum mungkin agar tidak banyak menimbulkan material sisa yang akan terbuang. Bahkan diusahakan material yang sudah pernah dipakai dapat digunakan kembali. Pada pelaksanaan proyek konstruksi, terkadang penggunaan material di lapangan tidak luput dari kesalahan dan kecerobohan. Kesalahan dan kecerobohan dalam masalah material tersebut biasa dikenal dengan istilah material waste, yang sering timbul dan sulit untuk dihindari. Waste ini tentunya tidak dapat dibiarkan begitu saja karena dapat mengganggu proses pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan akan memakan banyak tempat di dalam area proyek yang terbatas, sehingga perlu dilakukan penanganan yang serius, yang sudah tentu hal ini akan semakin menambah biaya ISBN proyek secara keseluruhan karena biaya angkut waste tersebut sampai pada daerah pembuangan umumnya cukup besar mengingat jarak yang cukup jauh. Dari penanganan terhadap waste tersebut nantinya akan terlihat mana waste yang dapat digunakan kembali (reuse), di daur ulang (recycle), di jual (salvage), atau dibuang (disposal). Oleh karena itu perlu adanya penelitian mengenai analisis penanganan material waste pada proyek konstruksi. Sebagai studi kasus diambil proyek perumahan kelas menengah di Surabaya. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui material yang berpotensi menjadi waste, mengetahui penyebab timbulnya material waste pada tiap material, menentukan upaya yang sudah dilakukan untuk mengurangi jumlah waste yang akan terjadi pada tiap material, dan menentukan tindakan yang dilakukan untuk menangani material waste yang telah terjadi pada tiap material. TINJAUAN PUSTAKA Umum Secara umum, waste adalah sesuatu yang tidak di inginkan atau sesuatu yang merupakan hasil sampingan dari produksi yang dianggap sudah tidak berguna lagi atau dengan kata lain adalah barang sisa (sampah). Waste juga didefinisikan sebagai substansi atau suatu obyek dimana pemilik punya keinginan untuk membuang [8]. A-147

2 Definisi Waste waste yang dihasilkan dari proyek konstruksi didefinisikan sebagai material yang sudah tidak digunakan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau perubahan [11]. Atau barang apapun yang diproduksi dari proses ataupun suatu ketidaksengajaan yang tidak dapat langsung dipergunakan pada tempat tersebut tanpa adanya suatu perlakuan lagi. waste adalah material yang berlebihan atau material yang sudah selesai digunakan, termasuk yang dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang, dapat dikembalikan ke supplier, dan dapat dibuang ke tempat yang dapat digunakan oleh orang lain. Waste plan adalah rencana proyek yang bertujuan untuk mengurangi jumlah material waste yang akan menumpuk ditanah. Beberapa penyebab terjadinya material waste pada suatu proyek konstruksi [19] adalah Konsumsi berlebihan dari sumbar daya, penggabungan dan pendalaman desain dari beberapa gedung, kerusakan material akibat kesalahan penanganan atau pengiriman, kerusakan material akibat cuaca dan penyimpanan yang tidak tepat, kurangnya pendataan material yang dikirim dan digunakan, sampah dari kantor proyek, dan material berlebih dari pekerjaan persiapan dan finishing. Jenis Jenis Waste waste pada konstruksi dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi, baik itu proyek pembangunan maupun proyek pembongkaran [10]. waste yang berasal dari hasil pembangunan atau renovasi bangunan milik pribadi atau komersil [1] terbagi menjadi 4 bagian yaitu : limbah alami, limbah langsung, limbah tak langsung, dan limbah konsekuensi. Limbah alami adalah limbah yang pembentukannya tidak dapat dihindari. Misalnya pemotongan kayu untuk membuat suatu sambungan atau cat yang menempel pada kalengnyapada saat proses pengecatan dilakukan. Jadi limbah alami adalah limbah yang secara alami terjadi namun dalam batas batas toleransi (bisa diabaikan). Namun ada kalanya limbah alami ini menimbulkan limbah langsung yang cukup besar jika tidak dilakukan pengontrolan yang baik, misalnya pada wastu pembuatan spesi, penuangan semen yang terkadang tercecer ke tanah jika tidak dilakukan pengontrolan maka ceceran semen lama akan menjadi banyak. Limbah langsung adalah limbah yang terjadi pada setiap tahap dari proses pembangunan. Biasanya limbah ini terbentuk pada saat penyimpanan, pada saat material dipindahkan ke tempat kerja, atau pada saat proses pengerjaan tahapan pengembangan itu sendiri. Apabila tidak dilakukan kontrol yang baik maka kerugian biayapun tidak dapat dihindari. Misalnya : Limbah yang diakibatkan oleh penyimpanan yang tidak memperhatikan jenis dan sifat dari material, sehingga terjadi kerusakan, Limbah akibat proses perubahan bentuk material dari bentuk aslinya ke bentuk lain. Seperti pemotongan kayu dari bentuk asli ke bentuk yang diinginkan, sehingga terjadi pembuangan sisa potongan kayu tersebut yang tidak terpakai, dan lain lain. Limbah tidak langsung terjadi akibat pembelian material tidak sesuai dengan harga pasar. Misalnya pembelian material yang lebih mahal dibanding harga pasar. Limbah konsekuensi adalah limbah yang disebabkan akibat kesalahan pekerja, sebagai konsekuensinya adalah terjadinya pemborosan material dalam penggantian atau penambahan kapasitas material untuk menggantikan pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi kerja. Faktor Faktor Penyebab Waste waste dapat terjadi pada beberapa proyek konstruksi, tidak hanya disebabkan oleh aktifitas atau kegiatan konstruksi saja tetapi juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal seperti kerusakan atau kesalahan. Faktor eksternal ini umumnya berpengaruh kepada jumlah waste. Namun masih belum jelas apakah waste yang dihasilkan berasal dari faktor eksternal saja. Sumber sumber yang dapat menyebabkan terjadinya material waste pada pelaksanaan konstruksi terbagi menjadi enam kategori [7] yaitu : desain, pengadaan material, penanganan material, pelaksanaan, residual (sisa), dan lain lain. Hasil penelitian di Belanda menyimpulkan sumber dan penyebab terjadinya material waste berdasarkan kategori di atas [9], tercantum pada tabel berikut : Tabel 1 : Sumber dan Penyebab Waste Sumber Desain Pengadaan Penanganan Pelaksanaan Sisa Lain-lain Penyebab Kesalahan pada dokumen kontrak. Dokumen kontrak tidak lengkap pada saat mengawali kegiatan konstruksi. Perubahan desain. Kesalahan pemesanan, pemesanan yang berlebihan, pemesanan yang kurang, dan lain-lain. Kerusakan selama pengangkutan menuju lokasi pemasangan atau lokasi proyek. Penyimpanan yang kurang sesuai dapat menyebabkan kerusakan atau menyebabkan cacat produk. Kesalahan yang dilakukan oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Menggunakan peralatan yang salah. Terkena cuaca yang tidak baik. Kecelakaan. Kerusakan akibat pekerja yang menangani material sebelumnya. Penggunaan material yang tidak benar pada saat di tempatkan kembali. Waste yang dikonversi dari pemotongan yang tidak ekonomis. Sisa hasil dari pemotongan material yang sudah tidak bisa terpakai lagi. Pencampuran yang berlebihan pada material basah yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang syarat-syarat yang benar. Limbah dari proses aplikasi. Kriminal waste penyebab kerusakan atau pencurian. Kurangnya kontrol pada material di lokasi proyek dan manajemen plan. Pengelolaan Limbah Padat Terpadu (Integrated Solid Waste Management) Hierarki dari pengolahan limbah padat dari urutan pengolahan teratas sampai terbawah [13], adalah : pencegahan terhadap limbah, daur ulang,orientasi pada sumber perbaikan limbah, dan penggunaan kembali. Urutan hierarki ini didasarkan atas pilihan pengolahan yang utama kemudian alternatif pilihan pengolahan terbaik sesudahnya. Selain hierarki pengelolaan limbah padat tersebut ada juga hierarki dalam pengurangan atau minimasi material waste yang terjadi yang dapat digambarkan dalam piramid, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. A-148 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

3 Reduce Reuse Recycle Disposal Gambar 1 : Hierarki Minimasi Waste Keterangan : Reduce adalah menghasilkan atau membeli material sedikit yang akan menjadi waste. Reuse adalah menggunakan material lebih dari sekali sebelum direcycle atau dibuang. Recycle adalah membentuk kembali material yang sudah terpakai menjadi material baru atau sumber daya baru. Disposal adalah membiarkan atau membuang material yang menyebabkan polusi di darat, laut, dan udara. Minimasi Waste Minimasi merupakan proses untuk memperkecil tingkat produksi dari suatu objek tertentu. Penghindaran terhadap adanya material waste pada proyek konstruksi, dilakukan secara proaktif dan maksimal pada level penghematan. Penghematan relatif pada penanganan material yang meliputi biaya suplay material, tambahan biaya untuk tenaga kerja agar ditempat kerja tetap fit, demikian juga tambahan biaya untuk pemindahan. Untuk menghindari material waste, yang paling baik adalah dengan cara melihat desain, yaitu mengkoordinasi komponen yang terkait dengan pendetailan desain. Atau mengkoordinasikan ukuran untuk pembelian material ketika pemesanan material [12]. Dalam meminimasi material waste yang ada, terdapat 6 alasan utama yang mendasarinya yaitu : menghemat biaya, mengurangi penggunaan material yang berlebihan, meningkatkan kemampuan kompetisi, meningkatkan kebiasaan kerja, serta meningkatkan kualitas lingkungan dan mengurangi beban landfill. Target utama yang ingin dicapai dari strategi minimasi material waste adalah mencakup 2 hal yaitu : limbah yang dihasilkan sedikit (efisien), dan biaya operasional yang efektif. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Berdasarkan teknik yang digunakan, penelitian ini merupakan penelitian survey, dimana dalam penelitian ini tidak melakukan perubahan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel variabel yang diteliti. Lokasi Penelitian Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah perumahan kelas menengah di Surabaya, yang terbagi menjadi 5 kawasan yaitu : Surabaya Pusat, Surabaya Timur, Surabaya Utara, Surabaya Selatan, dan Surabaya Barat. Populasi Penelitian Populasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu populasi sampel dan populasi sasaran [18]. Populasi sasaran adalah keseluruhan individu dalam areal/wilayah/lokasi/kurun waktu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan populasi sampel adalah keseluruhan individu yang akan menjadi satuan analisis dalam populasi yang layak dan sesuai untuk dijadikan atau ditarik sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian ini, yang disebut dengan populasi sasarannya adalah perumahan kelas menengah di kota Surabaya. Sedangkan populasi sampelnya adalah kontraktor yang terkait dalam pelaksanaan proyek perumahan tersebut. Respondennya yang pilih adalah responden yang representatif dengan tujuan penelitian, seperti project manager, atau site manager. Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya data primer berupa penyebaran kuesioner yang ditujukan kepada pihak kontraktor yang menangani perumahan kelas menengah di Surabaya disertai wawancara secara langsung dengan responden, dan data sekunder yaitu data yang didapat dari REI (RealEstat Indonesia) yakni data perumahan kelas menengah di Surabaya yang dibangun pada tahun , beserta nama pengembang dan alamatnya., dan Data yang didapat dari pihak pengembang dan atau kontraktor yakni data kontraktor beserta alamatnya yang menangani perumahan tersebut. Ada 2 bentuk kuesioner yang digunakan, yaitu : kuesioner pendahuluan dan kuesioner utama. Kuisioner pendahuluan berfungsi untuk mengetahui atribut-atribut apa saja yang dapat berpengaruh terhadap waste pada pelaksanaan konstruksi. Atribut-atribut inilah yang kemudian akan diteliti lebih lanjut pada kuesioner utama. Bentuk kuesioner pendahuluan adalah kuesioner semi tertutup, dimana pilihan jawaban sudah tersedia, sehingga responden cukup memilih atribut-atribut apa yang mempengaruhi penilaian mereka terhadap waste yang terjadi pada proyek perumahan dan responden juga diminta untuk memberikan atribut lain setiap pertanyaan yang tersedia. Penyebaran kuisioner pendahuluan dilakukan terhadap 10 responden yang dipilih secara acak. Adapun atribut yang dianggap merupakan atribut yang penting bagi responden adalah atribut yang dipilih oleh >5 responden. Sedangkan kuesioner utama diperlukan untuk mengetahui rangking material waste berdasarkan volume waste, tingkat pengaruh kondisi proyek terhadap timbulnya waste, dan tingkat kesesuaian penanganan waste terhadap kondisi aktual proyek. Penyebaran kuesioner utama dilakukan terhadap 76 responden. Metode pemilihan sampel menggunakan metode snowball. Untuk pengisian tingkat pengaruh kondisi proyek terhadap timbulnya waste (penyebab dan minimasi waste), maka responden diminta untuk memilih skala dengan nilai sebagai berikut : 1 = tidak berpengaruh 2 = sedikit berpengaruh 3 = cukup berpengaruh 4 = berpengaruh 5 = sangat berpengaruh Sedangkan untuk pengisian tingkat kesesuaian penanganan waste terhadap kondisi aktual proyek, maka responden diminta diminta untuk memilih skala dengan nilai sebagai berikut : 1 = tidak sesuai 2 = sedikit sesuai 3 = cukup sesuai 4 = sesuai 5 = sangat sesuai ISBN A-149

4 Teknik Pengambilan Data Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah snowball sampling. Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel dengan secara berantai (multi level). Snowball sampling secara khusus digunakan untuk memperoleh suatu populasi yang sulit diakses atau didapatkan. Kelebihan snowball sampling adalah mudah digunakan, sedangkan kelemahannya yaitu membutuhkan waktu yang lama [18]. Dalam pelaksanaanya, pada penelitian ini mula mula sampel awal ditetapkan dalam jumlah yang kecil. Kemudian sampel ini diminta untuk menyebutkan (menunjuk) calon responden yang berikutnya yang memiliki spesifikasi atau spesialisasi yang sama untuk dijadikan sampel lagi. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel menjadi banyak. REI Gambar 3 : Jenis Kelamin Responden Sedangkan dari segi usia diketahui bahwa responden usia tahun sebanyak 12 orang (16%), usia tahun sebanyak 43 orang (56%), usia tahun sebanyak 18 orang (24%), dan sebanyak 3 orang (4%) berusia >50 tahun, seperti terlihat pada Gambar 4. P 1 P 2 K 1 K 2 K 3 K 4 K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 K 6 K 8 K 7 Gambar 2 : Teknik Pengambilan Sampel dengan menggunakan Metode Snowball Keterangan : REI = RealEstat Indonesia P = Pengembang K = Kontraktor Analisis Data Setelah mendapatkan data, yaitu berupa jawaban responden dari kuesioner yang telah dibagikan, maka akan dilakukan analisa berupa Analisis Frekuensi, dan Analisis Mean. Analisis frekuensi bertujuan untuk menunjukkan jumlah jawaban responden untuk masing-masing pilihan dalam kuesioner, sedangkan analisis mean bertujuan untuk mengetahui rata-rata jawaban responden atas suatu pertanyaan, sehingga diketahui kecenderungan jawaban dari masing masing pertanyaan dalam kuesioner. Adapun analisis frekuensi dilakukan untuk mendapatkan data berupa rangking material berdasarkan tingkat besaran waste (dilihat dari volume waste), rangking penyebab waste dari tiap tiap material, rangking upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi waste dari tiap tiap material, dan rangking tindakan yang dilakukan dalam penanganan/pengelolaan waste dari tiap tiap material. Sedangkan analisi mean dilakukan untuk mendapatkan data berupa rangking penyebab waste dari tiap tiap material, rangking upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi waste dari tiap tiap material, dan rangking tindakan yang dilakukan dalam penanganan/pengelolaan waste dari tiap tiap material. HASIL DAN PEMBAHASAN Profile Responden Dari identifikasi responden diketahui bahwa dari 76 responden, laki-laki sebanyak 72 orang (95%), sedangkan wanita sebanyak 4 orang (5%), seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 4 : Usia Responden Berdasarkan pendidikan terakhir yang ditempuh, maka diketahui bahwa 4 responden pendidikan terakhirnya adalah SMA, dan 72 responden pendidikan terakhirnya adalah Sarjana, seperti yang terlihat pada gambar 5. Gambar 5 Pendidikan Terakhir Responden Sedangkan dari segi jabatan dalam struktur organisasi pada kontraktor diketahui bahwa responden dengan jabatannya sebagai direktur sebanyak 4 orang, responden dengan jabatan sebagai project manager sebanyak 11 orang, responden dengan jabatan sebagai site manager sebanyak 43, dan responden dengan jabatan sebagai purchasing staff sebanyak 18 orang, seperti yang terlihat pada gambar 6 dibawah ini. Gambar 6 : Jabatan Responden A-150 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

5 Analisis Waste Berdasarkan hasil rekap data kuesioner pendahuluan, maka didapatkan material-material yang berpotensi besar menjadi waste. -material yang dipilih adalah : keramik, genteng, kayu, cat, dan besi beton. Dari ke 5 material ini, akan digunakan sebagai material yang berpotensi besar menjadi waste pada kuesioner utama. Dimana nantinya responden diminta untuk mengurutkan tingkat besaran waste dari yang paling besar (rangking 1) sampai yang paling kecil (rangking 5) wastenya dilihat dari volume waste. Dari hasil rekap data kuesioner utama, maka dapat dirangking ke 5 material tersebut seperti yang tercantum pada tabel 2 di bawah ini. Kode Tabel 2 : Frekuensi Waste Urutan ke A Keramik B Genteng C Kayu D Cat E Besi Beton Jumlah Responden Dari tabel di atas dapat diketahui rangking ke 5 material tersebut, yaitu sebagai berikut : Urutan ke 1 : Kayu Sebagian besar responden menjawab bahwa kayu adalah material waste terbanyak pada proyek, sebab kayu merupakan material utama untuk bekisting. Dimana kayu hanya dapat digunakan ±1-2kali saja, kemudian tidak dapat digunakan lagi. Urutan ke 2 : Keramik Dari hasil perhitungan tampak bahwa keramik berada di ranking kedua material yang berpotensi menjadi waste. Dari hasil interview diketahui bahwa waste dari keramik sekitar 2 5%, kecuali pada kamar mandi wastenya sekitar 5 10%. Waste dari keramik kamar mandi sangat besar disebabkan oleh volume pekerjaan yang kecil dan ragam yang dipakai begitu banyak, sehingga sisa potongan tidak bisa dipakai lagi dan langsung menjadi waste. Berbeda dengan keramik yang lain yang memiliki volume besar dan keseragaman jenis keramik menyebabkan waste yang lebih kecil dibandingkan keramik kamar mandi. Sifat keramik yang mudah pecah dan banyak yang rusak karena salah penanganan menyebabkan tingkat waste yang cukup tinggi. Urutan ke 3 : Genteng Dari hasil perhitungan tampak bahwa genteng berada di ranking ketiga material yang berpotensi menjadi waste. Dari hasil interview dengan beberapa pihak pelaksana diketahui bahwa material genteng memiliki tingkat waste yang tinggi karena apabila pecah akan langsung menjadi waste. Hal ini disebabkan beberapa hal, misal : pecah pada saat mengangkut ke lokasi, pecah pada saat pemasangan, serta sisa-sisa potongan yang tidak bisa dipakai lagi. Karena itu dalam penanganan material genteng harus berhati hati sehingga tingkat waste dapat dikurangi. Urutan ke 4 : Besi Beton Dari hasil perhitungan tampak bahwa besi beton berada di ranking keempat material yang berpotensi menjadi waste. Besi beton berada di peringkat 4 sebab pihak kontraktor selalu berusaha meminimalkan waste besi beton, dikarenakan harganya yang relatif mahal dibandingkan material lainnya. Sehingga pengadaan material besi beton benar-benar diperhitungkan sesuai kebutuhan untuk menghindari pemborosan. Urutan ke 5 : Cat Sebagian besar responden menjawab bahwa cat adalah material waste terkecil pada proyek. Hal tersebut di karenakan pemakaian yang disesuaikan dengan kebutuhan. Walaupun ada sisa bisa digunakan kembali di tempat lain. Analisis Penyebab Waste Dari analisis frekuensi penyebab material waste, maka diketahui nilai mean untuk masing masing penyebab. Berikut adalah cross tabulasi penyebab material waste berdasarkan nilai skor pada material keramik, genteng, kayu, cat dan besi beton. Tabel 3 : Cross Tabulasi Penyebab Waste pada tiap tiap Penyebab Waste Keramik Genteng Kayu Cat Besi Beton Kesalahan Ukur Sisa / Potongan yang tidak dapat dihindari Kesalahan Menghitung Kebutuhan Perubahan Desain Pesan Berlebih Kesalahan Pekerja Salah Metode Pelaksanaan Perubahan Speksifikasi Mendadak Penyimpanan yang Kurang Baik Dari ke 5 material di atas (jika dilihat secara horizontal) diketahui bahwa : untuk penyebab waste karena kesalahan ukur, material kayu dan keramik, memiliki mean tertinggi dibandingkan dengan material material yang lain. Hal ini dikarenakan ke 2 material tersebut memiliki variasi ukuran yang beragam sehingga memicu tingginya tingkat kesalahan dalam membaca gambar kerja dan informasi gambar yang kurang; untuk sisa atau potongan yang tidak dapat dihindari, material keramik memiliki mean tertinggi dibandingkan dengan material material lain. Karena pemotongan material selalu menyesuaikan dengan desain dalam kontrak dengan luas ruangan yang berbeda - beda dan keseragaman jenis keramik yang digunakan, sehingga sisa potongan tersebut tidak bisa terpakai lagi dan menyebabkan tingkat waste yang cukup tinggi; penyebab waste yang dikarenakan kesalahan menghitung kebutuhan material, material kayu memiliki mean tertinggi dibanding material material yang lain. Karena ketidaktelitian atau kurangnya informasi pada saat ISBN A-151

6 menghitung kebutuhan material; penyebab waste yang dikarenakan perubahan desain, material keramik memiliki mean tertinggi dibanding material material yang lain. Hal ini dikarenakan perubahan desain yang lebih banyak mengarah pada ukuran dan fungsi ruangan, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi jenis dan ukuran keramik yang dibutuhkan; penyebab waste yang dikarenakan pesan material berlebih, material cat memiliki skor tertinggi dibanding material material yang lain. Karena kebutuhan cat yang tidak bisa dihitung secara pasti sehingga pada saat pemesanannya, sengaja dilebihkan; penyebab waste yang dikarenakan kesalahan pekerja, material keramik memiliki mean tertinggi dibandingkan dengan material material yang lain. Hal ini dikarenakan ukuran material yang bervariasi yang menyesuaikan dengan ruangan, sehingga akan banyak terjadi pemotongan keramik yang sudah tentu akan terjadi kesalahan pekerja pada saat pemotongan. Selain itu juga sifat material yang mudah pecah, dapat menimbulkan waste akibat kecerobohan pekerja pada saat dibawa ke tempat penyimpanan, dan ke lokasi pekerjaan; sedangkan Penyebab waste yang dikarenakan kesalahan dalam menggunakan metode pelaksanaan yang tepat, material kayu memiliki mean tertinggi dibandingkan dengan material material yang lain. Karena kayu sebagai material utama bekisting, memiliki tingkat waste yang tinggi dibanding material yang lain. Sehingga untuk menguranginya, pemakaian material kayu ini dapat digantikan dengan material lain yakni besi yang dapat digunakan berkali kali dibandingkan material kayu walaupun dengan harga yang mahal; untuk penyebab waste yang dikarenakan perubahan speksifikasi mendadak, material cat memiliki mean tertinggi dibanding material material yang lain. Selain material keramik, material cat juga memiliki variasi warna yang beragam. Sehingga sering sekali adanya perubahan spek dari pihak owner dikarenakan tidak sesuainya warna cat pada gambar dengan dilapangan. Sehingga akan ada perubahan spek untuk material tersebut, dan penyebab waste yang dikarenakan penyimpanan material yang kurang baik, material cat memiliki mean tertinggi dibanding material material yang lain. Karena pada material ini mudah untuk rusak apabila terlalu lama disimpan. Apalagi bila kemasan material tersebut telah dibuka dan terdapat sisa dari hasil pelaksanaan, maka tentunya tidak dapat disimpan terlalu lama (batas penyimpanan ±1 bulan). karena akan semakin rentan untuk rusak Sehingga pengadaan material disesuaikan dengan kebutuhan dan pada saat material akan digunakan. Untuk penyebab waste pada tiap tiap material (jika dilihat secara vertikal), maka dapat diketahui bahwa pada material keramik, genteng, kayu, dan besi beton, penyebab waste karena kesalahan pekerja mendapat mean yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyebab yang lain. Kesalahan pekerja baik itu karena kesalahan potong, kesalahan pada saat pemasangan, pecah karena kecerobohan pekerja pada saat dibawa ke tempat penyimpanan, dan pecah karena kecerobohan pekerja pada saat dibawa ke lokasi pekerjaan, masih mendominasi sebagai penyebab waste pada material kayu; sedangkan pada material cat, penyebab waste karena perubahan speksifikasi mendadak mendapat mean yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyebab yang lain. Analisis Minimasi Waste Dari analisis frekuensi minimasi material waste, maka diketahui nilai mean untuk masing masing upaya yang dilakukan untuk mengurangi bertambahnya material waste. Berikut adalah cross tabulasi minimasi material waste berdasarkan nilai skor pada material keramik, genteng, kayu, cat dan besi beton. Tabel 4 : Cross Tabulasi Minimasi Waste pada tiap tiap Minimasi Waste Rencana kerja yang baik Keramik Genteng Kayu Cat Besi Beton Kerja dengan teliti Menggunakan metode pelaksanaan yang tepat Penyimpanan material yang baik Meminimalkan perubahan desain Dari ke 5 material di atas jika dilihat secara horizontal dapat diketahui bahwa minimasi waste dengan cara rencana kerja yang baik, material kayu memiliki mean tertinggi dibandingkan dengan material material yang lain. Karena pada material ini memiliki tingkat waste yang cukup tinggi, dikarenakan kayu merupakan material utama untuk bekisting dimana hanya dapat digunakan ±1 2 kali saja, kemudian tidak dapat digunakan kembali. Sehingga perlu adanya rencana kerja yang baik untuk mengurangi tingkat waste tersebut; minimasi waste dengan cara bekerja lebih teliti, penyimpanan material yang baik, dan meminimalkan perubahan desain, material besi beton memiliki mean tertinggi dibanding material material yang lain. Karena harga material ini relatif lebih mahal dibanding material yang lain, sehingga pihak kontraktor selalu berusaha meminimalkan waste dari material besi beton. Oleh karena itu, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan proyek, diusahakan untuk tidak terjadi kesalahan, sehingga perlu adanya kerja dengan teliti untuk menghindari pemborosan; minimasi waste dengan cara menggunakan metode pelaksanaan yang tepat, material cat memiliki mean tertinggi dibandingkan dengan material material yang lain. Untuk minimasi waste pada tiap tiap material (jika dilihat secara vertikal), diketahui bahwa untuk material keramik, genteng, dan besi beton, minimasi material waste dengan cara bekerja lebih teliti mendapat mean tertinggi dibandingkan dengan upaya minimasi material waste yang lain. Untuk material keramik dan genteng, ke 2 material ini memiliki sifat yang sama yakni mudah pecah, maka perlu adanya penanganan khusus dari mulai pengiriman, pemakaian, sampai pada penyimpanannya untuk menghindari bertambahnya waste. Sedangkan pada material besi beton, timbulnya waste harus diminimalisasi sedikit mungkin karena jika tidak, akan mangakibatkan kerugian yang disebabkan harganya yang relatif mahal. Sehingga kesalahan pekerja sangat berpengaruh terhadap timbulnya waste di lapangan; pada material kayu, mean tertinggi untuk meminimalisasi material waste adalah dengan cara rencana kerja yang baik; sedangkan pada material cat, mean tertinggi untuk meminimalisasi waste adalah dengan cara meminimalkan perubahan desain. Karena perubahan desain ini dapat dipengaruhi oleh fungsi ruangan. Sehingga dengan adanya perubahan fungsi tersebut maka juga dapat mempengaruhi spek material cat A-152 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

7 yang akan digunakan, yang menyesuaikan dengan selera konsumen. Apabila terjadi perubahan spek, maka akan mengakibatnya timbulnya waste. Analisis Penanganan Waste Dari analisis frekuensi penanganan material waste, maka diketahui nilai mean untuk masing masing tindakan yang dilakukan apabila material waste terjadi. Berikut adalah cross tabulasi minimasi material waste berdasarkan nilai skor pada material keramik, genteng, kayu, cat dan besi beton. Tabel 5 : Cross Tabulasi Penanganan Waste pada tiap tiap Penanganan Waste ISBN Keramik Genteng Kayu Cat Besi Beton Buang Jual Gunakan kembali Simpan Dari ke 5 material di atas (jika dilihat secara horizontal) diketahui bahwa penanganan material waste dengan cara dibuang, pada material genteng mendapat mean tertinggi dibandingkan dengan material material yang lain. Hal tersebut dikarenakan sifat material yang mudah pecah dibandingkan dengan material lain, sehingga tidak dapat digunakan kembali maupun dijual; penanganan material waste dengan cara dijual, material kayu mendapat mean tertinggi dibanding material yang lain. Karena walaupun terdapat sisa sisa potongan yang tidak dapat digunakan kembali, akan tetapi masih dapat dijual; penanganan material waste dengan cara digunakan kembali, material keramik mendapat mean tertinggi dibanding material lain. Hal ini diakibatkan pemesanan material yang berlebihan dikarenakan tingginya tingkat kesalahan pekerja, dan sifat material yang mudah pecah. Selain itu juga karena adanya perubahan spek, yang nantinya dapat digunakan kembali pada proyek yang lain; sedangkan penanganan material waste dengan cara disimpan, material besi beton mendapatkan mean tertinggi material yang dapat digunakan beberapa kali sehingga dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Untuk penanganan waste pada tiap tiap material (jika dilihat secara vertikal), diketahui bahwa pada material keramik dan genteng, penanganan material waste dengan cara menggunakan kembali material tersebut mendapatkan mean tertinggi dibandingkan penanganan waste yang lain. Hal ini dikarenakan ke 2 material yang mudah pecah sehingga pada waktu pemesanan, sengaja dilebihkan; pada material kayu, penanganan material waste dengan cara disimpan mendapatkan nilai mean tertingi dibandingkan penanganan waste yang lain. Hal ini diakibatkan pemesanan material yang sengaja dilebihkan atau sisa akibat pelaksanaan yang memungkinkan untuk masih dapat digunakan; untuk material cat, penanganan yang dilakukan dengan cara menggunakan kembali, mendapatkan nilai mean tertinggi dibandingkan dengan penanganan yang lain. Karena walaupun terdapat sisa, akan tetapi masih dapat digunakan pada tempat tempat yang lain; sedangkan pada material besi beton, penanganannya juga dominan dilakukan dengan cara menggunakan kembali. Hal ini dikarenakan pemakaian material yang dapat digunakan beberapa kali. Selain itu juga karena harganya yang mahal. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis penanganan material waste pada proyek perumahan di Surabaya, dapat ditarik kesimpulan bahwa material yang berpotensi besar menjadi waste adalah kayu dan Besi Beton (pekerjaan Struktur), dan Keramik, Genteng, dan Cat (Pekerjaan Finishing). Dari ke 5 material tersebut, material kayu merupakan material waste terbesar, sedangkan material cat merupakan material waste terkecil. Untuk penyebab utama pada tiap tiap material diketahui bahwa material keramik, genteng, kayu, dan besi beton penyebab dominan adalah karena kesalahan pekerja. Sedangkan pada material cat penyebab utamanya adalah karena perubahan speksifikasi mendadak. Dalam mencegah bertambahnya material waste yang akan terjadi pada tiap tiap material diketahui bahwa pada material keramik, genteng, dan besi beton, dominan meminimalisasinya dengan cara kerja dengan teliti. Untuk material kayu, meminimalisasinya dengan cara rencana kerja yang baik. Sedangkan pada material cat, meminimalisasinya dengan cara menggunakan metode pelaksanaan yang tepat. Dan untuk penanganan material waste yang telah terjadi pada tiap tiap material, maka material keramik, genteng, dan cat, dominan dilakukan dengan cara menggunakan kembali. Sedangkan untuk material kayu dan besi beton, dilakukan dengan cara disimpan. DAFTAR PUSTAKA [1] Skoyles, R Waste management on site. Great Britain : Butler and Tanner Ltd. [2] Pinto, T. P, Perda de materiais em processos construtivos tradicionais ( waste in traditional construction processes). [3] Donovan Construction and Demolition processing : new solution to al problemo, Resource recycling. [4] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun Perumahan dan Permukiman. Jakarta. [5] Hong Kong Polytechnic dan Hong Kong Association, [6] Picchi, F. A, Sistemas da qualidade : uso em empresas de construcao (Quality systems : use in construction companies). Doctorate thesis, Univ. of Sao Paulo, sao Paulo. [7] Gavilan, R. M and Bernold L. M, Source evaluation of solid waste in building construction. [8] Waste Management licening regulation By european directive 75/442/eec. [9] Bossink, B. A. G and H. J. H. Brouwers, Construction Waste : Quantification And Source Evaluation. [10] Thobanoglous, G, Thoison, H, and Eliasson, R Solit Waste : Engineering Principles and Management Issues Mc Graw-Hill book Co. New York, N. Y. [11] Franklin Assosiates, Praire Village, Characterization of Building related Construction an Demolition Debris in USA. Enviromental Protections Agency (EPA). [12] Perry Forsythe and Marton Marrosszeki, Modeling construction waste performance-an arising procurement issue. [13] Riemer, J and Kristoffersen M Information on waste management practices. A proposed electronic framework. European Enviromental Agency, Copenhagen, Denmark. A-153

8 [14] S Seo : Y. Hwang. an istimation of contraction and Demolition Debris in Soul Korea, Journal of the Air & Waste Management Assosiation. Vol [15] CIB/CSIR, Construction Waste Minimization Strategy, Australia. [16] ECORECYCLE, Construction Waste Minimization Strategy, Australia. [17] Branz Easy Guide to Reducing Construstion Waste, New Zealand. [18] Sugiarto Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. [19] Grennwood Rubina, Construction Waste Minimization Good Practice Guide, Welsh School Arch. [20] Poon, C. S., Yu, A. T. W, Wong, S. W., Cheung, and Esther Management of Construction Waste in Public Housing Projects in Hongkong. [21] RECON, Waste Minimization & Recycle Program (Fletcher Construction Australia). A-154 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

IDENTIFIKASI MATERIAL WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Ruko San Diego Pakuwon City Surabaya)

IDENTIFIKASI MATERIAL WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Ruko San Diego Pakuwon City Surabaya) IDENTIFIKASI MATERIAL WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Ruko San Diego Pakuwon City Surabaya) Putu Artama Wiguna, Farida Rahmawati, dan Jermias Haposan Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sisa Material Menurut Construction Waste Management Guide, sisa material adalah benda berwujud yang tidak berbahaya, yang berasal dari aktivitas pembangunan, penghancuran

Lebih terperinci

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K)

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K) ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K) Farida Rahmawati 1 dan Diana Wahyu Hayati 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sisa Material Menurut Construction Waste Management Guide, sisa material adalah benda yang tidak berbahaya berwujud yang berasal dari aktivitas pembangunan, penghancuran dan

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR Pada bab ini akan dijelaskan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Susunan pembahasan dalam Bab II adalah tentang konstruksi khususnya limbah pembongkaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Limbah Ervianto (2012) menjelaskan bahwa limbah dihasilkan dari berbagai aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan salah satunya dihasilkan pada

Lebih terperinci

STUDI SISA MATERIAL PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN

STUDI SISA MATERIAL PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI SISA MATERIAL PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN Eko Setyanto 1, Peter F. Kaming 2, dan Maria Dwi Ferdiana 3 1 Program Studi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI DALAM UPAYA MEMENUHI BANGUNAN BERKELANJUTAN

IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI DALAM UPAYA MEMENUHI BANGUNAN BERKELANJUTAN IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI DALAM UPAYA MEMENUHI BANGUNAN BERKELANJUTAN (Construction Waste Identification For Complying Sustainable Building) Y.P Devia, S.E Unas, R.W Safrianto, W. Nariswari

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN CONSTRUCTION WASTE DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

KAJIAN PENGELOLAAN CONSTRUCTION WASTE DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KAJIAN PENGELOLAAN CONSTRUCTION WASTE DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Nuris Wahyudi Magister Teknik Sipil, Konsentrasi Manajemen Proyek Konsruksi Universitas Katolik Parahyangan Bandung Jl. Merdeka No.

Lebih terperinci

Bab II STUDI PUSTAKA. Menurut Galvilan dan Bernold (Galvilan et al., 1994) penggunaan material dalam

Bab II STUDI PUSTAKA. Menurut Galvilan dan Bernold (Galvilan et al., 1994) penggunaan material dalam Bab II STUDI PUSTAKA 2.1 Sisa Material Konstruksi Menurut Galvilan dan Bernold (Galvilan et al., 1994) penggunaan material dalam proses konstruksi digolongkan dalam dua bagian besar yaitu : 1. Consumable

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB, USAHA MINIMALISASI DAN PROGRAM PERHITUNGAN SISA MATERIAL DINDING

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB, USAHA MINIMALISASI DAN PROGRAM PERHITUNGAN SISA MATERIAL DINDING ANALISIS FAKTOR PENYEBAB, USAHA MINIMALISASI DAN PROGRAM PERHITUNGAN SISA MATERIAL DINDING Johannes Andrean Gunawan 1, Debi Christian 2, and Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Seiring dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB V Hasil Pembahasan Kontraktor

BAB V Hasil Pembahasan Kontraktor BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Hasil Pembahasan Kontraktor Berdasarkan hasil pembahasan tentang sisa material pada 4 proyek gedung di Kota Padang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a di bumi yang dipindahkan, diolah ke suatu tempat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a di bumi yang dipindahkan, diolah ke suatu tempat untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sisa Material Konstruksi Sisa material dapat diartikan sebagai segala jenis material yang berasal dari bagian alam a di bumi yang dipindahkan, diolah ke suatu tempat untuk kemudian

Lebih terperinci

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

ANALISIS SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA MAKALAH TUGAS AKHIR ANALISIS SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA YUDIKA DWI PARINDRA NRP 3108 100 636 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT. Ph.D M Arif Rohman,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Waste Dalam pekerjaan konstruksi, sangat membutuhkan banyak biaya, untuk itu harus ada perhitungan yang sangat matang pada saat perencanaan. Namun, sisa material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia selalu memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan kebutuhan tersebut kemudian dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, diantaranya adalah

Lebih terperinci

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR Wiliem Koe 1, Regina Cynthia Rose 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK : Kegiatan konstruksi berdampak negatif terhadap lingkungan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waste Waste merupakan segala jenis material yang mana pemiliknya memiliki niat untukuk membuang sebagai material yang sudah tidak memiliki mili kegunaan lagi. Suatu materialal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka akan memuat teori dan hasil penelitian penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka akan memuat teori dan hasil penelitian penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penelitian Terdahulu Tinjauan pustaka akan memuat teori dan hasil penelitian penelitian terdahulu yang telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah Proyek Konstruksi Dalam jurnal Manajemen Limbah dalam Proyek Konstruksi (Ervianto, 2013), disebutkan bahwa limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah telah menciptakan kebutuhan untuk menerapkan manajemen limbah yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu : 1. Persentase

Lebih terperinci

STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA

STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA Austin Vincentius Mastan 1, Hans Pratama Haliman 2, Paul Nugraha 3 ABSTRAK: Perlu ditemukan suatu cara yang dapat secara signifikan mengurangi dampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Publisher LTD, (1975), page Damodara U. Kini, Material Management : The Key Successful Project Management.

BAB 1 PENDAHULUAN. Publisher LTD, (1975), page Damodara U. Kini, Material Management : The Key Successful Project Management. BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Material sebagai salah satu komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek mempunyai kontribusi sebesar 40-60% dari biaya proyek 1,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.1.1 Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek manapun sebelumnya sehingga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang menyebabkan diadakannya rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat internal proyek

Lebih terperinci

ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA

ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA Civil Engineering Dimension, Vol. 7, No., 6 4, March ISSN 4-9 ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA Suryanto Intan Dosen, Fakultas Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang kerangka pemikiran dan hipotesa yang akan digunakan untuk penelitian. Pada pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan perlu untuk mengetahui

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM MANAJEMEN LIMBAH KONSTRUKSI PADA KONTRAKTOR PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI KOTA SURAKARTA UNTUK MENDUKUNG GREEN CONSTRUCTION

EVALUASI SISTEM MANAJEMEN LIMBAH KONSTRUKSI PADA KONTRAKTOR PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI KOTA SURAKARTA UNTUK MENDUKUNG GREEN CONSTRUCTION ABSTRACT EVALUASI SISTEM MANAJEMEN LIMBAH KONSTRUKSI PADA KONTRAKTOR PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI KOTA SURAKARTA UNTUK MENDUKUNG GREEN CONSTRUCTION M Mahasiswa Widi Hartono 1), Ikhwanul Hakim Ali 2), Sugiyarto

Lebih terperinci

ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH

ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH Cut Mutiawati 1, Cut Zukhrina Oktaviani 2, dan Amanda Setiawan 2 1,2,3 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Jl.

Lebih terperinci

STUDI PUSTAKA : ANALISA PENGARUH DESAIN TERHADAP DIRECT WASTE DAN INDIRECT WASTE YANG TERJADI PADA TAHAP KONSTRUKSI

STUDI PUSTAKA : ANALISA PENGARUH DESAIN TERHADAP DIRECT WASTE DAN INDIRECT WASTE YANG TERJADI PADA TAHAP KONSTRUKSI JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, 30-39 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts STUDI PUSTAKA : ANALISA PENGARUH DESAIN TERHADAP DIRECT WASTE DAN INDIRECT WASTE

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI SKRIPSI

PENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI SKRIPSI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan manusia tidak terlepas dari penggunaan berbagai jenis sumber daya alam sebagai material

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR Eko Prihartanto Program Studi Teknik Sipil, Universitas Borneo Tarakan, Tarakan E-mail: eko_prihartanto@borneo.ac.id

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN HARGA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

STUDI PERBANDINGAN HARGA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 STUDI PERBANDINGAN HARGA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT DENGAN METODE PRACETAK DAN KONVENSIONAL DI WILAYAH JAKARTA DAN PALEMBANG 1 M. Rizki,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bel dan Hotel Sahid Jogja Lifestyle City di Yogyakarta sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bel dan Hotel Sahid Jogja Lifestyle City di Yogyakarta sebagai berikut : 19 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner kepada responden kontraktor dan manajemen konstruksi Hotel Tentrem, Hotel Citra, Hotel Fave, Hotel Swiss Bel

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG Sandro Fanggidae, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Proyek

Lebih terperinci

PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA

PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA Albani Musyafa 1 1 Teknik

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO Kukuh Rahardjo dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: kukuhrah@gmail.com

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TERJADINYNA MATERIAL SISA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR ROSDA DAMERIA TINDAON NIM :

FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TERJADINYNA MATERIAL SISA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR ROSDA DAMERIA TINDAON NIM : FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TERJADINYNA MATERIAL SISA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat Menyelesaikan Program Sarjana Sains Terapan Oleh: ROSDA DAMERIA TINDAON

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Bangunan Atas Struktur atas adalah bagian dari struktur yang berfungsi menerima kombinasi pembebanan, yaitu beban mati, beban hidup, beban angin, beban gempa, dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. jenis kontraknya, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. jenis kontraknya, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan untuk mengkaji relasi antara karakteristik proyek dengan manfaat manajemen limbah serta untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI Albertus Andhika 1, Alfonso Wijanalto 2, Andi 3 ABSTRAK : Produktivitas pekerja konsruksi telah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarakan hasil analisis data dan pembahasan secara keseluruhan mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah, dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Faktor-faktor Apa Saja yang Menjadi Pertimbangan Kontraktor dalam Memilih Supplier Pada Pekerjaan Pembetonan Non-Fabrikasi Berdasarkan data penelitian

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya 1 Analisis Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Shelly Atma Devinta, I Putu Artama Wiguna, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dicapai maka dibutuhkan data primer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dicapai maka dibutuhkan data primer BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses untuk dapat melakukan penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dicapai maka dibutuhkan data primer yaitu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian mengenai construction waste melalui penyebaran kuisioner dengan responden yang berasal dari kontraktor yang sedang atau telah menangani

Lebih terperinci

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR JASA ASURANSI INDONESIA DI PEMATANG SIANTAR) ANALYSIS OF MATERIAL WASTE BY USING FAULT

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE 7.1 Material Konstruksi Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, lebih dari separuh biaya proyek diserap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.. sampai dengan tanggal 25 Desember tahun 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.. sampai dengan tanggal 25 Desember tahun 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulalowo wilayah kerja Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo..

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis penelitian ini terhadap faktor-faktor penyebab, jenis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis penelitian ini terhadap faktor-faktor penyebab, jenis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisis penelitian ini terhadap faktor-faktor penyebab, jenis pekerjaan dan cara efektif untuk mengurangi rework pada pekerjaan proyek konstruksi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. gedung dan perumahan adalah sebagai berikut. Informasi gambar yang kurang/tidak jelas Kesalahan pemesanan, kelebihan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. gedung dan perumahan adalah sebagai berikut. Informasi gambar yang kurang/tidak jelas Kesalahan pemesanan, kelebihan, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil penelitian melalui penyebaran kuisioner kepada responden proyek gedung dan perumahan adalah sebagai berikut 1. Sumber penyebab terjadinya sisa material menurut

Lebih terperinci

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3 EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN Patricia 1, David 2 and Andi 3 ABSTRAK : Perkembangan dunia properti menimbulkan berbagai

Lebih terperinci

PERANAN KONTRAKTOR DALAM PEKERJAAN GALIAN TANAH BASEMENT TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN

PERANAN KONTRAKTOR DALAM PEKERJAAN GALIAN TANAH BASEMENT TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN PERANAN KONTRAKTOR DALAM PEKERJAAN GALIAN TANAH BASEMENT TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN I Made Suryana Suastino 1, Robertus Kevin Kuncoro 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK : Keterbatasan lahan memacu perkembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut juga teori kendala pada bidang pelaksanaan konstruksi teknik sipil. Penelitian dilakukan dengan

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI Steven 1, Richard Ch Ali 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK : Pengadaan material dalam sebuah proyek konstruksi merupakan

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. proyek ini adalah metode kontrak umum (generally contract method), dengan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. proyek ini adalah metode kontrak umum (generally contract method), dengan BAB IV Bab IV Analisis dan Pembahasan ANALISIS DAN PEMBAHASAN Proyek studi kasus adalah proyek konstruksi bangunan gudang yang berfungsi sebagai sarana penyimpanan beras. Proyek gudang ini memiliki kapasitas

Lebih terperinci

KAJIAN HUBUNGAN WASTE MATERIAL KONSTRUKSI DAN ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI. Yunita A. Messah *) ABSTRAK

KAJIAN HUBUNGAN WASTE MATERIAL KONSTRUKSI DAN ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI. Yunita A. Messah *) ABSTRAK KAJIAN HUBUNGAN WASTE MATERIAL KONSTRUKSI DAN ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI Yunita A. Messah *) ABSTRAK Material merupakan salah satu komponen penting yang harus diperhatikan karena sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA Julius Arie H. dan I Putu Artama W. Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

Jln Ir Sutami 36 A, Surakarta ) 2) 3)

Jln Ir Sutami 36 A, Surakarta ) 2) 3) ANALISIS DAN IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DAN RUMAH DINAS KELURAHAN GILINGAN (STUDI KASUS GEDUNG KELURAHAN DAN RUMAH DINAS KELURAHAN GILINGAN) Widi Hartono 1), Sugiyarto

Lebih terperinci

FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONTRAKTOR DALAM MEMILIH SUPPLIER PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONTRAKTOR DALAM MEMILIH SUPPLIER PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONTRAKTOR DALAM MEMILIH SUPPLIER PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat Menyelesaikan Program Sarjana Sains Terapan Oleh: ANIK

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis jenis sisa material tak terbarukan yang terdapat pada setiap pekerjaan proyek di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah sisa material

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA TUGAS AKHIR RC 091380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA RENDY KURNIA DEWANTA NRP 3106100038 DOSEN PEMBIMBING M. Arif Rohman, ST., MSc Ir. I Putu Artama Wiguna, MT.,

Lebih terperinci

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU Jimantoro 1, Billie Jaya 2, Herry P. Chandra 3 ABSTRAK : Pemanasan global dan perubahan iklim

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan Construction Waste.

BAB I PENDAHULUAN. munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan Construction Waste. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada pelaksanaan sebuah proyek konstruksi bangunan, tidak akan dapat dihindari munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan Construction Waste. Keberadaan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENGADUAN KONSUMEN PASCA PENYERAHAN RUMAH (Studi Kasus Pada Perumahan Menengah-Bawah)

IDENTIFIKASI PENGADUAN KONSUMEN PASCA PENYERAHAN RUMAH (Studi Kasus Pada Perumahan Menengah-Bawah) C-7-1 IDENTIFIKASI PENGADUAN KONSUMEN PASCA PENYERAHAN RUMAH (Studi Kasus Pada Perumahan Menengah-Bawah) Suharman Hamzah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pekerjaan ulang. Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pekerjaan ulang. Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai aktivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Batasan Rework Kata rework bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dapat berarti sebagai pekerjaan ulang. Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Green roads Definisi green roads adalah kegiatan penyelenggaraan jalan yang menerapkan prinsip lingkungan dimulai dari tahap pembiayaan, perencanaan, desain, konstruksi, dan

Lebih terperinci

Mada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D

Mada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D Oleh : Mada Asawidya [31.07.100.051] Dosen Pembimbing : Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D ABSTRAK konsep mengenai pembangunan suatu gedung maupun bangunan lainnya mengacu pada konsep

Lebih terperinci

EVALUASI SISA MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN OUTER RINGROAD JEMBATAN MAHULU JALAN JAKARTA JALAN M.SAID PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JURNAL

EVALUASI SISA MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN OUTER RINGROAD JEMBATAN MAHULU JALAN JAKARTA JALAN M.SAID PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JURNAL EVALUASI SISA MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN OUTER RINGROAD JEMBATAN MAHULU JALAN JAKARTA JALAN M.SAID PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JURNAL Diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci

Kata Kunci: waste management, limbah konstruksi, Sebelas Maret, green construction.

Kata Kunci: waste management, limbah konstruksi, Sebelas Maret, green construction. WASTE MANAGEMENT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEBAGAI BAGIAN DARI UPAYA PERWUJUDAN GREEN CONSTRUCTION (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN GEDUNG GEDUNG DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA) Sri Puji Hastuti

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun mewah, maka dari itu Solo Baru juga merupakan kawasan pemukiman elit.

PENDAHULUAN. merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun mewah, maka dari itu Solo Baru juga merupakan kawasan pemukiman elit. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surakarta juga disebut Solo atau Sala adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa dan kepadatan penduduk 13.636/km 2. Kota

Lebih terperinci

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K) VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K) Yervi Hesna 1, Radhi Alfalah 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV Analisis Data

BAB IV Analisis Data BAB IV Analisis Data IV.1. Studi Kasus Studi kasus penelitian ini dilakukan pada proyek pengembangan perumahan kelas menengah di wilayah Bandung. Pemilihan perumahan kelas menengah didasarkan pada pertimbangan

Lebih terperinci

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA Surya Agung Wibawa, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Tekologi Sepuluh Nopember Jl Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia

Lebih terperinci

SHELLY ATMA DEVINTA

SHELLY ATMA DEVINTA SHELLY ATMA DEVINTA 3110100036 DOSEN PEMBIMBING: Cahyono Bintang Nurcahyo ST, MT Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB SISA MATERIAL KONSTRUKSI

ANALISA PENYEBAB SISA MATERIAL KONSTRUKSI ANALISA PENYEBAB SISA MATERIAL KONSTRUKSI Yutrianthie NRP : 9921016 Pembimbing : Ir. V. HARTANTO M.Sc. JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK Biaya material

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari analisis data tiap variabel tentang kontrol terhadap proses manajemen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari analisis data tiap variabel tentang kontrol terhadap proses manajemen BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. Kesimpulan Dari analisis data tiap variabel tentang kontrol terhadap proses manajemen bahan konstruksi dan tentang faktor-faktor cara pemilihan supplier bahan konstruksi telah

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada Bab III METODE PENELITIAN Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada setiap proyek kontruksi dilakukan pertama-tama dengan pengumpulan studi literature pembelajaran dan

Lebih terperinci

Green Building Concepts

Green Building Concepts Precast Concrete Contribute to Sustainability Concept of Reduce, Reuse, Recycle Ir. Tedja Tjahjana MT Certification Director Green Building Council Indonesia Green Building Concepts Konsep bangunan hijau

Lebih terperinci

INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN

INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN Kurniawan Jaya Santoso 1, Yosep Hartono 2, Andi 3 ABSTRAK : Untuk menjaga kualitas dinding panel maka diperlukan

Lebih terperinci

STUDI AWAL KEBUTUHAN MATERIAL BATA PADA PROYEK PERUMAHAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

STUDI AWAL KEBUTUHAN MATERIAL BATA PADA PROYEK PERUMAHAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN STUDI AWAL KEBUTUHAN MATERIAL BATA PADA PROYEK PERUMAHAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Sentosa Limanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Petra Surabaya Jl. Siwalankerto I/121-131

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan responden yang berasal dari kontraktor yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian adalah suatu usaha untuk melakukan pengujian ataupun penyelidikan secara spesifik dan penuh ketelitian dengan mengumpulkan datadata dan fakta

Lebih terperinci

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA Kristub Subur, Agustina Wilujeng, Harmin Sulistiyaning Titah Program Studi Magister Teknik Prasarana Lingkungan Pemukiman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU TABRANI 1 Arifal Hidayat, MT 2 dan Anton Ariyanto, M.Eng 2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi lingkungan global dan lokal saat ini sudah mulai memprihatinkan yang dapat mengancam kehidupan di muka bumi. Salah satu sumber terjadinya masalah antara alam

Lebih terperinci

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institute Teknologi Sepuluh Nopember MAKALAH TUGAS AKHIR ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Mada

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL. Oleh : Iwan Rustendi

PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL. Oleh : Iwan Rustendi PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL Oleh : Iwan Rustendi Abstraksi Penentuan besarnya nilai produktivitas merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci