BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. KUALITATIF KINERJA MANAGERIAL Pada tahun anggaran 2008 Direktorat Jendral HAM mempunyai 4 program yang diurai menjadi 99 uraian kegiatan. Program, kegiatan dan dukungan anggaran telah dituangkan dalam DIPA Direktorat Jendral HAM 2008 sebesar Rp ,- setelah adanya revisi menjadi Rp ,- yang berlaku mulai 1 Januari sampai dengan Desember Untuk mengetahui kinerja organisasi dimana biaya yang dianggarkan sudah sesuai dengan standar sistem pengendalian manajemen atau belum, harus melakukan pengukuran baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yang akhirnya dituangkan dalam laporan kinerja. Awal tahun 2008 telah diusulkan perubahan Orta, sehingga tidak mungkin dilakukan persiapan penilaian kinerja berbasis kompetensi. Usulan perubahan Orta tersebut baru terealisasi akhir bulan Februari yang kemudian ditindaklanjuti dengan pengisian jabatan baru dan penyusunan uraian jabatan baru. Implementasi Orta baru memerlukan waktu yang relatif lama sehingga tidak mungkin untuk melakukan kegiatan penilaian kinerja berbasis kompetensi. Berkaitan dengan kinerja organisasi akan diukur, hal yang berkaitan yaitu input, output dan outcome. Adapun pengukuran input berkaitan dengan dukungan finansial, dengan mengikutinya efisien, program dana (%) sedangkan proses

2 41 outputnya akan mengikuti antara target yang telah dibentuk dengan rasio yang dituangkan dengan persentasi, sedangkan outcome akan mengikuti rasio output dan outcome. Namun kebanyakan kegiatan di Direktorat Jendral HAM, outcome belum dapat diukur secara langsung, sehingga perkiraan outcome kuantitatif dalam wujud persentasi. Penjabaran program dan kegiatan suatu dukungan anggaran yang ada dapat dianalisis sebagai berikut : 1. Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Pada Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik terdiri dari 60 (enam puluh) kegiatan. Program ini bertujuan untuk memperkuat lembaga penegak hukum sebagai upaya mempercepat pemulihan kepercayaan masyarakat terhadap hukum. Diharapkan terwujudnya lembaga penegakan hukum yang transparan, akuntabel, dan berkualitas. 2. Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan HAM Pada Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan HAM terdiri dari 12 (dua belas) kegiatan. Program ini bertujuan untuk menumbuh kembangkan dan meningkatkan kadar kesadaran hukum dan HAM masyarakat termasuk para penyelenggara negara agar mereka mengetahui dan menyadari hak dan kewajibannya, juga mampu berperilaku sesuai kaidah hukum dan menghormati Hak Asasi Manusia.

3 42 3. Program Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegakan Hukum Lainnya Pada Program Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegakan Hukum Lainnya terdiri dari 9 (sembilan) uraian kegiatan. Pada program ini bertujuan untuk Memperkuat lembaga penegakan hukum sebagai uapaya mempercepat pemulihan kepercayaan masyarakat terhadap hukum. 4. Program Penegakan Hukum dan HAM Pada Program Penegakan Hukum dan HAM terdiri dari 18 (delapan belas) uraian kegiatan. Pada program ini bertujuan untuk melakukan tindakan preventif dan korektif terhadap penyimpangan kaidah hukum, norma sosial dan pelanggaran HAM yang terjadi dalam proses penyelenggaraan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara dengan mengutamakan tiga agenda penegakan hukum dan HAM yaitu pemberantasan korupsi, anti terorisme, pembasmian penyalahgunaan narkoba. Standar sistem pengendalian manajemen yang dikeluarkan oleh Direktorat hukum dan HAM republik Indonesia merupakan standar yang digunakan untuk bidang yang menyangkut finansial, terutama penggunaan dana yang telah dianggarkan. Standar tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Standar realisasi penggunaan dana 2. Standar Output yang dihasilkan 3. Standar Outcome yang dihasilkan

4 43 Standar realisasi, Output, dan Outcome dari penggunaan dana yang diterbitkan oleh Direktorat hukum dan HAM republik Indonesia adalah : a. Memuaskan jika realisasi diatas 81% dari anggaran b. Baik jika realisasi diantara 70%-80% dari anggaran c. Cukup jika realisasi diantara 60%-69% dari anggaran d. Kurang jika realisasi kurang dari 59% dari anggaran Standar akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dikeluarkan oleh Direktorat hukum dan HAM republik Indonesia merupakan standar yang digunakan untuk bidang yang menyangkut laporan keuangan tiap departemen yang mengeluarkan laaporan.. Standar akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah tersebut, yaitu : 1. Baik tanpa syarat, artinya laporan keuangan yang dibuat telah sesuai dengan standar keuangan akuntansi pemerintah dan informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digmbarkan dan dijelaskan dengen cukup dalam laporan keuangan. 2. Baik dengan syarat, artinya laporan keuangan yang dibuat tidak disusun berdasarkan laporan keuangan standar akuntansi pemerintah dan ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi pemerintah yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan.

5 44 3. Tidak baik, artinya laporan keuangan yang dibuat tidak disusun berdasarkan laporan keuangan standar akuntansi pemerintah dan laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. 4. Ditolak, artinya adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan yang dibuat. B. PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN Dalam melakukan pengukuran ini, hanya dilakukan pada aspek finansial saja. Dimana aspek-aspek yang yang lain seperti kepuasan pelanggan, operasi bisnis internal, kepuasan pegawai, kepuasan komunitas, waktu, dan lainnya, penulis abaikan. Jadi, pengukuran pencapaian sasaran ini hanya dikhususkan pada aspek finansial saja. Aspek finansial yang akan diukur yaitu, Indikator masukan (inputs) dimana anggaran yang disediakan yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan akan dapat terlihat dari segi realisasinya serta persentase penggunaan dana anggaran terhadap realisasinya. Indikator keluaran (outputs) dimana digunakan untuk mengukur keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Dan indikator hasil (Outcomes) dimana menggambarkan berfungsinya dari keluaran suatu kegiatan. Berikut pengukuran anggaran program-program yang dilakukan oleh Depertemen Hukum dan HAM tahun 2008.

6 45 1. Realisasi Dalam pengukuran yang menyankut hal finansial, maka pengukuran realisasi merupakan hal pertaman yang akan dievaluasi berdasarkan program-program yang telah dilaksanakan. Berikut merupakan pengukuran realisasi anggaran pada Depertemen Hukum dan HAM tahun a. Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Pada Program Peningkatan Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Terdiri dari 60 (enam puluh) uraian kegiatan, diantaranya yaitu : adminstrasi kegiatan, pembinaan adminstrasi pelaksanaan anggaran, koordinasi pelaksanaan anggaran, penyusunan lakip, penyusunan laporan sai, verifikasi pelaksanaan anggaran, peningkatan sdm bidang pengelolaan keuangan negara, penyelesaian tugas mendesak, pembinaan adminstrasi kepegawaian, pelantikan dan sumpah jabatan, penilaian kinerja berbasis kompetensi, pemeliharaan sistem informasi kepegawaian, poliklinik/obat obatan, pengadan toga/pakaian kerja, pengurusan visa/paspor, pembinaan & adminstrasi pengelolaan perlengkapan, pembinaan manajemen tata laksana & pelaporan, bintek pengelolaan perlengkapan, pembinaan penyusunan anggaran di lingkungan Ditjen Ham, updating dan uploading data informasi per uu yang tidak bernuansa ham, penyusunan bahan rapat kerja dpr, evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan, dan lainnya sesuai dengan lampiran satu. Dapat dilihat bahwa kegiatan untuk penerapan pemerintahan yang baik terdapat 60 (enam puluh) kegiatan, dimana masing-masing kegiatan telah

7 46 mempunyai dana/ anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan. Dimana Total anggaran untuk 60 (enam puluh) kegiatan yang dilakukan adalah sebesar Rp ,-. Untuk seluruh kegiatan penerapan pemerintahan yang baik terealisasi sebesar Rp dimana persentase realisasi tersebut berbeda-beda antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya. Begitupun dengan output yang diharapkan dari pelaksanaan yang dilakukan berbeda-beda pula satu dengan yang lainnya serta outcome yang menggambarkan berfungsinya keluaran dari suatu kegiatan yang dilaksanakan. Adapun analisis dari kegiatan pemerintahan yang baik diambil dari tebel lampiran yaitu sebagai berikut : Persentase rata-rata realisasi penggunaan dana : Persentase Rata-rata Penggunaan dana = Total % Realisasi = Persentase Rata-rata Penggunaan dana = % Atau Persentase Rata-rata Penggunaan dana = Total Realisasi Total Dana =

8 47 Persentase Rata-rata Penggunaan dana = % Ini berarti penggunaan dana untuk kegiatan-kegiatan program kepemerintahan yang baik dapat terserap sebesar 80.79% dari anggaran yang dianggarkan. Hal ini juga mencerminkan bahwa pengajuan anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, dapat terserap dengan baik dimana sebagian besar anggaran dapat terealisai sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. b. Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan HAM Pada Program Peningkatan Hukum dan HAM terdiri dari 12 (dua belas) uraian kegiatan, yaitu : penyempurnaan bahan diseminasi, penyempurnaan metodologi diseminasi HAM, penyus. bahan ajar HAM untuk pendidikan kedinasan, penyus. bahan ajar dan kurikulum tot ham untuk fasilitator, penyus. buku pedoman pembelajaran ham bagi guru HAM, penyus. panduan HAM untuk aparatur HAM Depkumham, pendidikan dan pelatihan HAM bagi aparatur negara, pendidikan dan pelatihan tindak lanjut mou, training HAM bagi fasilitator dan penyuluh, diseminasi HAM bagi aparat negara dan penasihat hukum, diseminasi HAM bagi LSM, tokoh agama, tokoh masyarakat, calon tki, buruh migran dan pembinaan terhadap tenaga penyuluh. Dapat dilihat bahwa kegiatan untuk peningkatan hukum dan HAM terdapat 12 (dua belas) kegiatan, dimana masing-masing kegiatan telah mempunyai dana/ anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan. Dimana Total anggaran untuk 12 (dua belas) kegiatan yang dilakukan adalah sebesar Rp ,-

9 48 Untuk seluruh kegiatan peningkatan hukum dan HAM terealisasi sebesar Rp dimana persentase realisasi tersebut berbeda-beda antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya. Begitupun dengan output yang diharapkan dari pelaksanaan yang dilakukan berbeda-beda pula satu dengan yang lainnya serta outcome yang menggambarkan berfungsinya keluaran dari suatu kegiatan yang dilaksanakan. Adapun analisis dari kegiatan peningkatan hukum dan HAM diambil dari tebel diatas yaitu sebagai berikut : Persentase rata-rata realisasi penggunaan dana : Persentase Rata-rata Penggunaan dana = Total % Realisasi = Persentase Rata-rata Penggunaan dana = % Atau Persentase Rata-rata Penggunaan dana = Total Realisasi Total Dana = Persentase Rata-rata Penggunaan dana = % Ini berarti penggunaan dana untuk kegiatan-kegiatan program peningkatan hukum dan HAM dapat terserap sebesar 76.05% dari anggaran yang dianggarkan. Hal ini juga mencerminkan bahwa pengajuan anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, dapat terserap dengan cukup baik

10 49 dimana sebagian anggaran dapat terealisai sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. c. Program Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak Hukum Lainnya Pada Program Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan dan Lembaga Hukum Lainnya terdiri dari 9 (sembilan) kegiatan, yaitu : adminsitrasi kegiatan, capacity building, peningkatan mental spiritual dan nilai budaya HAM, peningkatan sdm pengelolaan persuratan, peningkatan sdm bidang pengendalian arsip, pelatihan penelaahan kasus, pelatihan harmonisasi perda, pengadaan perlengkapan sarana gedung dan pengadaan alat pengolah data. Dapat dilihat bahwa kegiatan untuk peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga hukum lainnya terdapat 9 (sembilan) kegiatan, dimana masingmasing kegiatan telah mempunyai dana/ anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan. Dimana Total anggaran untuk 9 (sembilan) kegiatan yang dilakukan adalah sebesar Rp ,- Untuk seluruh kegiatan peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga hukum lainnya terealisasi sebesar Rp ,- dimana persentase realisasi tersebut berbeda-beda antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya. Begitupun dengan output yang diharapkan dari pelaksanaan yang dilakukan berbeda-beda pula satu dengan yang lainnya serta outcome yang menggambarkan berfungsinya keluaran dari suatu kegiatan yang dilaksanakan.

11 50 Adapun analisis dari kegiatan peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga hukum lainnya diambil dari tebel diatas yaitu sebagai berikut : Persentase rata-rata realisasi penggunaan dana : Persentase Rata-rata Penggunaan dana = Total % Realisasi = Persentase Rata-rata Penggunaan dana = % Atau Persentase Rata-rata Penggunaan dana = Total Realisasi Total Dana = Persentase Rata-rata Penggunaan dana = % Ini berarti penggunaan dana untuk kegiatan-kegiatan program peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga hukum lainnya dapat terserap sebesar 92.81% dari anggaran yang dianggarkan. Hal ini juga mencerminkan bahwa pengajuan anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, dapat terserap dengan sangat baik sekali dimana sebagian besar anggaran dapat terealisai sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. d. Program Penegakan Hukum dan HAM Pada Program Penegakan Hukum dan HAM terdiri atas 18 (delapan belas) kegiatan, yaitu : Evaluasi Implementasi HAM dan RANHAM, Penyusunan Profil dan Laporan Implementasi HAM, Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem

12 51 Informasi dan Dokumentasi, Kesekretariatan Kerjasama Luar Negeri, Dialog Antarnegara/Bilateral, Kerjasama Pemajuan HAM dengan badan khusus PBB, Kerjasama Pemajuan HAM dengan O.I non PBB, Publisitas Media Cetak Elektronik & Tradisional, Help Desk HAM, Penyusunan Data Base HAM dan RANHAM, Pengembangan & Pemeliharaan Media Website HAM, Kerjasama dengan PANPEL RANHAM dalam rangka Persiapan Harmonisasi PERDA, Kerjasama dengan Institusi non Pemerintah dalam rangka Perlindungan dan Pemajuan HAM dan Kerjasama dengan Instansi Pemerintah dan Lembaga Negara dalam rangka P2HAM. Dapat dilihat bahwa kegiatan untuk peningkatan penegakan hukum dan HAM terdapat 18 (delapan belas) kegiatan, dimana masing-masing kegiatan telah mempunyai dana/ anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan. Dimana Total anggaran untuk 18 (delapan belas) kegiatan yang dilakukan adalah sebesar Rp ,- Untuk seluruh kegiatan peningkatan penegakan hukum dan HAM terealisasi sebesar Rp ,- dimana persentase realisasi tersebut berbeda-beda antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya. Begitupun dengan output yang diharapkan dari pelaksanaan yang dilakukan berbeda-beda pula satu dengan yang lainnya serta outcome yang menggambarkan berfungsinya keluaran dari suatu kegiatan yang dilaksanakan. Adapun analisis dari kegiatan peningkatan penegakan hukum dan HAM diambil dari tebel diatas yaitu sebagai berikut :

13 52 Persentase rata-rata realisasi penggunaan dana : Persentase Rata-rata Penggunaan dana = Total % Realisasi = Persentase Rata-rata Penggunaan dana = 61.89% Atau Persentase Rata-rata Penggunaan dana = Total Realisasi Total Dana = Persentase Rata-rata Penggunaan dana = % Ini berarti penggunaan dana untuk kegiatan-kegiatan program peningkatan penegakan hukum dan HAM dapat terserap hanya sebesar 61.89% dari anggaran yang dianggarkan. Hal ini juga mencerminkan bahwa pengajuan anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, dapat terserap dengan cukup baik dimana sebagian anggaran dapat terealisai sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. 2. Output Dalam pengukuran berikutnya yang menyankut hal finansial, Output merupakan hal yang akan dievaluasi berdasarkan program-program yang telah dilaksanakan. Berikut merupakan pengukuran outcome anggaran pada Depertemen Hukum dan HAM tahun 2008.

14 53 a. Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Persentase rata-rata output : Persentase rata-rata output = Total % output = 5008 Persentase rata-rata output = % Ini berarti output yang dihasilkan dari realisasi penggunaan dana untuk kegiatan-kegiatan program kepemerintahan yang baik menghasilkan persentase yang sangat baik sekali, yaitu sebesar 83.47%. Hal ini juga mencerminkan bahwa hasil yang diinginkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka program kepemerintahan yang baik telah sesuai dengan apa yang diharapkan. 60 b. Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan HAM Persentase rata-rata output : Persentase rata-rata output = Total % output = Persentase rata-rata output = 67.36% Ini berarti output yang dihasilkan dari realisasi penggunaan dana untuk kegiatan-kegiatan program peningkatan hukum dan HAM menghasilkan persentase yang cukup baik, yaitu sebesar 67.36%. Hal ini juga mencerminkan bahwa hasil yang diinginkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka

15 54 program peningkatan hukum dan HAM telah sesuai dengan apa yang diharapkan dengan beberapa sektor yang perlu ditingkatkan. c. Program Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak Hukum Lainnya Persentase rata-rata output : Persentase rata-rata output = Total % output = Persentase rata-rata output = 100% Ini berarti output yang dihasilkan dari realisasi penggunaan dana untuk kegiatan-kegiatan program kinerja lembaga peradilan dan lembaga hukum lainnya menghasilkan persentase yang sempurna, yaitu sebesar 100%. Hal ini juga mencerminkan bahwa hasil yang diinginkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka program peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga hukum lainnya telah sesuai dengan apa yang diharapkan. d. Program Penegakan Hukum dan HAM Persentase rata-rata output : Persentase rata-rata output = Total % output = Persentase rata-rata output = 75.73%

16 55 Ini berarti output yang dihasilkan dari realisasi penggunaan dana untuk kegiatan-kegiatan penegakan hukum dan HAM menghasilkan persentase yang baik, yaitu sebesar 75.73%. Hal ini juga mencerminkan bahwa hasil yang diinginkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka program peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga hukum lainnya telah sesuai dengan apa yang diharapkan. 3. Outcome Setelah Output diukur, maka selanjutnya adalah Outcome merupakan hal yang akan dievaluasi berdasarkan program-program yang telah dilaksanakan. Berikut merupakan pengukuran outcome anggaran pada Depertemen Hukum dan HAM tahun a. Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Persentase rata-rata outcome : Persentase rata-rata outcome = Total % outcome = Persentase rata-rata outcome = % Ini berarti outcome yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan program kepemerintahan yang baik menghasilkan persentase yang baik sekali, yaitu sebesar 83.88%. Hal ini juga mencerminkan bahwa keluaran yang diinginkan dari

17 56 kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka program kepemerintahan yang baik telah berfungsi dengan apa yang diharapkan. b. Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan HAM Persentase rata-rata outcome : Persentase rata-rata outcome = Total % outcome = Persentase rata-rata outcome = % Ini berarti outcome yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan program peningkatan hukum dan HAM menghasilkan persentase yang cukup baik, yaitu sebesar 66.50%. Hal ini juga mencerminkan bahwa keluaran yang diinginkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka program peningkatan hukum dan HAM telah berfungsi sebagian dengan apa yang diharapkan. c. Program Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak Hukum Lainnya Persentase rata-rata outcome : Persentase rata-rata outcome = Total % outcome = Persentase rata-rata outcome = 100%

18 57 Ini berarti outcome yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan program peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga hukum lainnya menghasilkan persentase yang sempurna, yaitu sebesar 100%. Hal ini juga mencerminkan bahwa keluaran yang diinginkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka program peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga hukum lainnya telah berfungsi semuanya dengan apa yang diharapkan. d. Program Penegakan Hukum dan HAM Persentase rata-rata outcome : Persentase rata-rata outcome = Total % outcome = Persentase rata-rata outcome = 72.38% Ini berarti outcome yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan program peningkatan penegakan hukum dan HAM menghasilkan persentase yang baik, yaitu sebesar 72.38%. Hal ini juga mencerminkan bahwa keluaran yang diinginkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka program peningkatan penegakan hukum dan HAM telah berfungsi dengan apa yang diharapkan. 4. Persentase Capaian Sasaran Setelah semua diukur, maka rangkuman dari semua pengukuran adalah persentase pencapaian sasaran. Berikut merupakan persentase pencapaian sasaran anggaran pada Depertemen Hukum dan HAM tahun 2008.

19 58 a. Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Persentase capaian sasaran : Persentase capaian sasaran = Total % pengukuran kinerja Jumlah Pengukuran = 80.79% % % 3 Persentase capaian sasaran = % Ini berarti seluruh rangkaian kegiatan untuk mendukung program kepemerintahan yang baik mulai dari penentuan anggaran, pelaksanaan programprogram, output yang dihasilkan, serta berfungsinya keluaran (output) sesuai dengan yang diharapkan (outcome). Hal ini ditandai dengan nilai persentase pencapaian sasaran sebesar 82.71%, dimana seluruh rangkaian program kepemerintahan yang diharapkan telah terrealisasi dan berfungsi dengan sangat baik. b. Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan HAM Persentase capaian sasaran : Persentase capaian sasaran = Total % pengukuran kinerja Jumlah Pengukuran = 76.05% % % 3 Persentase capaian sasaran = %

20 59 Ini berarti seluruh rangkaian kegiatan untuk mendukung program peningkatan hukum dan HAM mulai dari penentuan anggaran, pelaksanaan program-program, output yang dihasilkan, serta berfungsinya keluaran (output) cukup sesuai dengan apa yang diharapkan (outcome). Hal ini ditandai dengan nilai persentase pencapaian sasaran sebesar 69.97%, dimana seluruh rangkaian program kepemerintahan yang diharapkan telah terrealisasi dan berfungsi dengan cukup baik. c. Program Peningkatan Kinerja Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak Hukum Lainnya Persentase capaian sasaran : Persentase capaian sasaran = Total % pengukuran kinerja Jumlah Pengukuran = 92.81% + 100% + 100% 3 Persentase capaian sasaran = % Ini berarti seluruh rangkaian kegiatan untuk mendukung program peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga hukum lainnya mulai dari penentuan anggaran, pelaksanaan program-program, output yang dihasilkan, serta berfungsinya keluaran (output) telah sesuai dengan apa yang diharapkan (outcome). Hal ini ditandai dengan nilai persentase pencapaian sasaran sebesar 97.60%, dimana seluruh rangkaian program kepemerintahan yang diharapkan telah terrealisasi dan berfungsi dengan sangat baik sekali.

21 60 d. Program Penegakan Hukum dan HAM Persentase capaian sasaran : Persentase capaian sasaran = Total % pengukuran kinerja Persentase capaian sasaran = 70 % Jumlah Pengukuran = 61.89% % % Ini berarti seluruh rangkaian kegiatan untuk mendukung program peningkatan penegakan hukum dan HAM mulai dari penentuan anggaran, pelaksanaan program-program, output yang dihasilkan, serta berfungsinya keluaran (output) telah sesuai dengan apa yang diharapkan (outcome). Hal ini ditandai dengan nilai persentase pencapaian sasaran sebesar 70%, dimana seluruh rangkaian program penegakan hukum dan HAM yang diharapkan telah terrealisasi dan berfungsi dengan baik sekali.

RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011

RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011 RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011 ARAH KEBIJAKAN Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN ANGGARAN 2011 TUPOKSI, RENCANA STRATEGIS, KINERJA, PENGUKURAN, EVALUASI, ANALISIS AKUNTABULITAS KINERJA, ASPEK KEUANGAN SERTA KEBERHASILAN, HAMBATAN / MASALAH DAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

ngadilan Agama Tangerang

ngadilan Agama Tangerang LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PENGADILAN AGAMA TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2011 KATA PENGANTAR Memenuhi surat Pengadilan Tinggi Agama Banten Nomor: W.27- A/1528/OT.01.2/XI/2011,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

Kegiatan Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Indikator Pelaksanaan Kegiatan Output Kegiatan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Indikator Pelaksanaan Kegiatan Output Kegiatan MATRIKS RENCANA KERJA KPU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2017 PROGRAM SASARAN PROGRAM : PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KPU : TERLAKSANANYA FASILITASI PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut : RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2011 adalah perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

Lebih terperinci

PENYERAPAN ANGGARAN DEWAN PERS TAHUN ANGGARAN 2011*

PENYERAPAN ANGGARAN DEWAN PERS TAHUN ANGGARAN 2011* PENYERAPAN ANGGARAN DEWAN PERS TAHUN ANGGARAN 2011* 1. Alokasi Anggaran Tahun anggaran 2011 Dewan Pers mendapat alokasi anggaran APBN sebesar Rp.17.760.000.000,- (Tujuh belas milyar tujuh ratus enam puluh

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 TAHUN ANGGARAN 6 (6) () (6..) DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KPU SATUAN KERJA () PROPINSI () DKI JAKARTA () DKI JAKARTA PERHITUNGAN TAHUN 6 /KEGIATAN/OUUT/ SUB OUUT / KOMPONEN

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. aporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum Sekretariat Jenderal Ombudsman RI merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja

Kata Pengantar. aporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum Sekretariat Jenderal Ombudsman RI merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja Kata Pengantar L pencapaian tujuan dan sasaran strategis Tahun Anggaran aporan Akuntabilitas Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Ombudsman RI sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Berdasarkan rencana kerja Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar tahun 2015, strategi pencapaian tujuan dan sasaran diuraikan dalam 7 ( tujuh ) program dan 17 ( tujuh belas ) kegiatan.

Lebih terperinci

JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017

JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017 JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017 STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TUGAS POKOK DAN FUNGSI DEPUTI BIDANG HUKUM DAN KERJA SAMA DEPUTI BIDANG HUKUM DAN KERJA SAMA MEMPUNYAI TUGAS MELAKSANAKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komitmen Negara Republik

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.331,2014 BASARNAS. Pengaduan Masyarakat. Pengelolaan. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 07 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-78.1-/216 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. Pengukuran Kinerja terdiri dari Pengukuran Kinerja Kegiatan dan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. Pengukuran Kinerja terdiri dari Pengukuran Kinerja Kegiatan dan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Pengukuran Kinerja terdiri dari Pengukuran Kinerja Kegiatan dan Pengukuran Pencapaian Sasaran. 1. Pengukuran Kinerja Kegiatan ( PKK ) Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, BNN DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberi pertanggungjawaban untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang / badan hukum / pimpinan kolektif

Lebih terperinci

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan IKHTISAR EKSEKUTIF Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL, PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN, LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN, DAN BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KODE 006 01 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEJAKSAAN

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PROGRAM DAN RENCANA KINERJA KPU KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2016 AKUN PROGRAM KEGIATAN / SUB-SUB KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN 076.01.01 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 2.022.409.000

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.02-0/2013 DS 2887-2051-5773-8818 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN ANGGARAN 2010

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN ANGGARAN 2010 2010 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN ANGGARAN 2010 TUPOKSI, RENCANA STRATEGIS, KINERJA, PENGUKURAN, EVALUASI, ANALISIS AKUNTABULITAS KINERJA, ASPEK KEUANGAN SERTA KEBERHASILAN, HAMBATAN/MASALAH DAN

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH HAK ASASI MANUSIA TAHUN

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH HAK ASASI MANUSIA TAHUN BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2006 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAN PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN KOMISI YUDISIAL, KOMNAS HAM DAN PIMPINAN KPK ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Rencana Program dan Kegiatan. Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak dapat terlepas dari birokrasi yang merupakan salah satu wahana dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman.

Lebih terperinci

KABUPATEN BULELENG LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN AKHIR TAHUN 2017 DINAS STATISTIK KABUPATEN BULELENG

KABUPATEN BULELENG LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN AKHIR TAHUN 2017 DINAS STATISTIK KABUPATEN BULELENG KABUPATEN BULELENG LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN AKHIR TAHUN 2017 DINAS STATISTIK KABUPATEN BULELENG Singaraja, Januari 2018 1. URUSAN STATISTIK Pemerintah Kabupaten Buleleng Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis merupakan upaya yang terus-menerus dilakukan, sampai seluruh bangsa Indonesia benar-benar merasakan keadilan dan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS 2013 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan mengacu pada peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

KATA PENGANTAR. Dengan mengacu pada peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur KATA PENGANTAR Dengan mengacu pada peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi nomor 13 tahun 010,dengan tujuan sebagai usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.254,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Monitoring. Evaluasi. Berbasis Teknologi. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.233, 2015 BSN. Pengaduan Masyarakat. Penanganan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Penyusunan rancangan Rencana Kerja SKPD merupakan tahap awal dari proses perencanaan.

BAB I. PENDAHULUAN. Penyusunan rancangan Rencana Kerja SKPD merupakan tahap awal dari proses perencanaan. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk periode satu (1) tahun, yang memuat

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

KATA PENGANTAR. Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN JOMBANG 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena atas limpahan dan rahmatnya, sehingga penyusunan

Lebih terperinci

keluaran ( output), hasil ( outcome), dan dampak ( impact) dari pelaksanaan rencana pembangunan.

keluaran ( output), hasil ( outcome), dan dampak ( impact) dari pelaksanaan rencana pembangunan. LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI TRIWULAN I TAHUN 2014 BERDASARKAN PP NOMOR 39 TAHUN 2006 A. PENDAHULUAN Kegiatan perencanaan,

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

Rencana Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyuasin 2016

Rencana Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyuasin 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan Kinerja Tahun 2016 Sekretariat DPRD Kabupaten Banyuasin ini merupakan suatu tahapan operasionalisasi dari Rencana Strategis Periode 2014-2018 Sekretariat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 GOAL/IMPACT TINGKATAN TUJUAN/HASIL INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI ASUMSI Meningkatnya akuntabilitas, peran dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013. 2. Peraturan Presiden RI Nomor

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DPRD KOTA BONTANG

RENCANA KERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DPRD KOTA BONTANG RENCANA KERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DPRD KOTA BONTANG DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... ii BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Landasan Hukum... 2 I.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1913, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Pengaduan Masyarakat. PERATURAN BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN EKONOMI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM

LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat PERJANJIAN KINERJA P enetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT, GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Hak asasi merupakan hak yang bersifat dasar dan pokok. Pemenuhan hak asasi manusia merupakan suatu keharusan agar warga negara

Lebih terperinci

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Upaya Pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara kepada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada Daerah Otonom

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG MUDA PEMBINAAN KEJAKSAAN AGUNG RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN)

Lebih terperinci

3,242,752, Laporan Investigasi Hakim

3,242,752, Laporan Investigasi Hakim PROGRAM PENINGKATAN KINERJA SELEKSI HAKIM AGUNG DAN PENGAWASAN PERILAKU HAKIM SEKRETARIAT JENDERAL 3866 BIRO INVESTIGASI Penyelenggaraan Investigasi Hakim, Calon Hakim, Calon Hakim agung dan Calon Hakim

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA (RENJA) TAHUN 2018

RENCANA KINERJA (RENJA) TAHUN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN RENCANA KINERJA (RENJA) TAHUN 2018 REDELONG FEBRUARI 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami Panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

III-88 RENCANA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

III-88 RENCANA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR : TANGGAL : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK RENCANA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas pokok Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Tugas pokok Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin adalah: BAB I PENDAHULUAN A. KEDUDUKAN Sesuai dengan pasal 2 Undang undang Nomor 7 tahun 1989 jo Undang undang Nomor 3 Tahun 2006 Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-78.1-/217 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur II Lembaga Administrasi Negara. Makassar, 27 Januari 2015

Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur II Lembaga Administrasi Negara. Makassar, 27 Januari 2015 Makassar, 27 Januari 2015 DAFTAR ISI PENGANTAR...i IKHTISAR EKSEKUTIF...ii DAFTAR ISI...iii BAB I PENDAHULUAN......... 1 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 3 A. Rencana Strategis... 3 B. Rencana

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIP 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Pengadilan Negeri Tangerang Jl. T.M.P Taruna Tangerang No. 7 www.pn-tangerang.go.id KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, telah tersusun

Lebih terperinci

Tabel : Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif BKD Kota Bima

Tabel : Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif BKD Kota Bima Lampiran : RENSTRA BKD KOTA BIMA 203-208 (Dalam ribuan rupiah) Persentase Meningkatnya Nilai LKIP 4 05 0 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI Persentase Capaian Pelayanan 00% 00% 522.400 00% 803.000 00% 935.000

Lebih terperinci

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

Rencana Kerja (RENJA ) 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN) yang telah dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN No.155, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS BADAN PUSAT STATISTIK 2012 D A F T A R I S I hal Daftar Isi i Bab I Pendahuluan A Latar Belakang 1 B Pengertian 2 C Tujuan Penetapan Kinerja 2 D Ruang Lingkup Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN A. TUGAS DAN FUNGSI BAB I PENDAHULUAN A. TUGAS DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 64 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas pada Unsur Organisasi Terendah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, bahwa Dinas

Lebih terperinci

REKAPITULASI PENGADUAN MELALUI LAPOR BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

REKAPITULASI PENGADUAN MELALUI LAPOR BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN REKAPITULASI PENGADUAN MELALUI LAPOR BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN NO PENGADUAN JAWABAN KETERANGAN 1 1. Kemendagri selaku Kementerian yang berwenang mengatur penyelenggaraan Pemerintahan

Lebih terperinci

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011 MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 1 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS KOMNAS HAM Meningkatnya dukungan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG NO DPA SKPD 1.20 04 58 10 5 2 URUSAN PEMERINTAHAN 1.20. 1.20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan

Lebih terperinci

2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tetapi belum diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah in

2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tetapi belum diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah in TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 121) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 TAHUN ANGGARAN 6 (6) () (6..) DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KPU SATUAN KERJA (6443) KPU PROVINSI B A N T E N PROPINSI () (3) KOTA SERANG PERHITUNGAN TAHUN 6 /KEGIATAN/OUUT/ SUB

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

Bagian Kelima Belas DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Pasal 446

Bagian Kelima Belas DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Pasal 446 Bagian Kelima Belas DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Pasal 446 (1) Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan desentralisasi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN JL. KAPTEN A. RIVAI PALEMBANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2015 adalah Rencana Operasional

Lebih terperinci

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; - v a Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 29/M-IND/PER/6/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci