ALOKASI PENDAPATAN, CONSCIENTIOUSNESS DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP IMPULSIVE BUYING PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALOKASI PENDAPATAN, CONSCIENTIOUSNESS DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP IMPULSIVE BUYING PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 1 ALOKASI PENDAPATAN, CONSCIENTIOUSNESS DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP IMPULSIVE BUYING Sara Fransisca Setiawan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga PENDAHULUAN Akhir-akhir ini banyak sorotan masyarakat yang ditujukan kepada guru. Sejak tahun 2008 terdapat peraturan bahwa guru yang sudah mendapatkan sertifikasi berhak menerima tambahan insentif satu kali gaji pokok setiap bulannya. Semula gaji guru pas-pasan sekarang menjadi lebih tinggi dibanding penghasilan pegawai negeri lainnya. Sebenarnya kenaikan insentif tersebut tidak melekat begitu saja kepada guru, akan tetapi lebih condong ke penghargaan pemerintah yang diberikan kepada guru (induksiguru.wordpress.com). Akan tetapi, program sertifikasi guru yang mengalami kenaikan gaji ini malah dijadikan sebagai proyek pendapatan kekayaan tanpa tuntutan kinerja yang lebih baik (pemudapembaharu.wordpress.com). Kenaikan gaji yang diberikan tersebut membuat guru memiliki pola hidup yang cenderung lebih konsumtif, sehingga jumlah gaji sebesar apapun akan habis untuk pengeluaran konsumtif (

2 2 Menurut Anggasari (1997) perilaku konsumtif merupakan suatu tindakan membeli barang-barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan sehingga sifatnya menjadi berlebihan. Perilaku konsumtif erat kaitannya dengan perilaku impulsive buying yang saat ini kerap dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Perilaku impulsive buying merupakan pembelian barang - barang yang tidak direncanakan terlebih dahulu (Rook&Fisher,1995). Banyak orang meyakini bahwa pembelian impulsif pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai perilaku yang salah, tetapi bukti dilapangan menunjukkan bahwa banyak pembelian atas serangkaian produk yang dibeli atas dasar pembelian impulsif (Gutierrez, 2004). Berdasarkan pada beberapa fakta serta penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa memang benar jika terjadi kenaikan pendapatan pada seseorang maka akan menyebabkan orang tersebut menjadi lebih konsumtif yang kemudian mendorong kearah perilaku impulsive buying. Hal ini diduga dapat terjadi karena adanya ketidakmampuan seseorang dalam mengelola kondisi keuangannya saat terjadi kenaikan pendapatan secara tiba-tiba. Perilaku impulsive buying yang terjadi secara terus menerus akan membawa dampak buruk bagi kondisi keuangan si pelaku dan berakibat pada menumpuknya barang karena pembelian yang dilakukan tanpa rencana terjadi secara terus menerus. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif menurut Loudon&Bitta (1993) yaitu meliputi : produk, pemasaran dan marketing, serta karakteristik individu yang termasuk didalamnya adalah kepribadian individu. Kepribadian merupakan respon yang konsisten terhadap stimulus

3 3 lingkungan (Engel & Blackwell, 1995). Abdul Rafi (2004) menyatakan bahwa kepribadian adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain, integrasi karakteristik dari struktur-struktur pola tingkah laku, minat, pendirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang, segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain. Kepribadian individu akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli (Anwar, 2005). Maenpa dan Dittmar (dalam Buendicho, 2003), mengusulkan bahwa identitas kepribadian dapat dihubungkan dengan pembelian impulsif. Setiap orang pasti memiliki kepribadian unik yang membedakannya dengan orang lain sehingga individu dapat digolongkan kedalam tipe kepribadian tertentu. Berbagai macam tipe kepribadian yang berbeda dapat berpengaruh dan berperan aktif dalam aktivitas sehari- harinya, termasuk pola pembelian oleh individu tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepribadian memainkan peran penting dalam perilaku pembelian. Pada penelitian ini akan mencoba menggunakan metode pengukuran kepribadian berdasarkan dimensi big five personality yang sebelumnya telah dilakukan oleh Verplanken&Herabadi (2001), yaitu terdiri dari neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. Berdasarkan penelitian tersebut dimensi yang berpengaruh terhadap impulsive buying adalah neuroticism, extraversion, openness dan conscientiousness. Disamping itu, jika disesuaikan dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu guru

4 4 bersertifikasi di wilayah Kabupaten Jepara yang rata-rata telah memiliki usia cukup tua, berdasarkan karakteristik karakteristik yang ada ternyata tidak semua dimensi memiliki hubungan dengan perilaku impulsive buying. Hanya ada satu dimensi, yaitu dimensi conscientiousness yang dianggap memiliki karakteristik yang dapat memiliki hubungan dengan impulsive buying. Oleh karena itu, pada penelitian ini ingin mencoba menguji kembali bagaimana pengaruh kepribadian yang diukur berdasarkan big five personality, khususnya dimensi conscientiousness terhadap impulsive buying dengan menggunakan sampel yang berbeda. Kemudian selain faktor kepribadian, faktor internal lainnya yang tergolong dalam faktor demografis yang dapat berpengaruh terhadap pembelian impulsif adalah usia dan pendapatan (Mulyono, 2013). Beberapa penelitian mengatakan bahwa semakin tua usia seseorang, maka semakin rendah pula kecenderungan mereka untuk melakukan pembelian impulsif. Sebagian besar dari mereka biasanya telah memiliki perencanaan yang matang sebelum melakukan pembelian dan juga biasanya mereka lebih memilih menggunakan pendapatnnya untuk ditabung. Kemudian jika dilihat dari sisi pendapatan, adalah hal yang wajar jika seseorang yang berpenghasilan tinggi akan cenderung lebih impulsif. Dalam penelitian Babin (dalam Pattipeilohy & Rofiaty,2013) menyatakan bahwa pendapatan menjadi variabel penting yang dapat menciptakan pembelian impulsif. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Babin bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maymand & Ahmadinejab (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara pendapatan terhadap pembelian impulsif.

5 5 Setelah seseorang menerima dana dari pendapatan pribadinya, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara dalam melakukan pengalokasian dana dari pendapatan tersebut. Bagaimanapun pengalokasian pendapatan pribadi merupakan sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh tiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan dalam melakukan alokasi pendapatan yang baik akan membuat seseorang mendapatkan manfaat maksimal dari pendapatan yang dimilikinya saat ini serta menjauhkan seseorang dari sifat konsumtif yang erat kaitannya dengan perilaku impulsive buying (Haning, 2012). Penelitian ini akan mengambil obyek guru yang sudah bersertifikasi yang berada diwilayah Kabupaten Jepara. Hal ini dikarenakan adanya fenomena perubahan pola hidup para guru bersertifikasi di wilayah Kabupaten Jepara yang cenderung lebih memiliki perilaku impulsive buying ( Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka persoalan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah dimensi conscientiousness berpengaruh terhadap impulsive buying? 2. Apakah usia berpengaruh terhadap impulsive buying? 3. Apakah pendapatan berpengaruh terhadap impulsive buying? 4. Apakah alokasi pendapatan berpengaruh terhadap impulsive buying?

6 6 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Keuangan Pribadi (Personal Finance) Manajemen keuangan pribadi (Personal Finance) merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya (money) dari unit individual atau rumah tangga (Gitman, 2002). Proses pengelolaan bukanlah suatu hal yang mudah, terdapat beberapa langkah sistematis yang harus diikuti. Pengetahuan akan manajemen keuangan pribadi merupakan langkah awal untuk aplikasi yang tepat ketika kita mengelola uang pribadi. Pengelolaan keuangan pribadi juga menuntut adanya pola hidup yang memiliki prioritas, karena kekuatan dari prioritas akan berpengaruh terhadap tingkat kedisiplinan seseorang dalam mengelola uangnya (Benson, 2004). Menurut Warsono (2010) dalam pengelolaan keuangan pribadi terdapat empat bidang yang menjadi kajian pokok yaitu : 1. Penggunaan dana Pada umumnya setelah bekerja selama satu bulan maka seseorang akan mendapatkan gaji atau upah. Yang menjadi masalah adalah bagaimana perlakuan alokasi dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan secara layak. Dalam beberapa literature disebutkan bahwa harus ada prioritas dalam alokasi dana. 2. Penentuan sumber dana

7 7 Dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan hidup, pada kenyataannya tidak semua pengeluaran sekarang dapat dibelanjai dengan pendapatan ang diperolehnya sekarang. Untuk mengatasi pengeluaran yang besar tersebut maka sumber pembelanjaan yang berasal dari hutang dapat menjadi alternatif yang dapat dipertimbangkan, karena dalam kondisi tertentu sumber pembelanjaan yang berasal dari hutang cukup menguntungkan. 3. Manajemen resiko, jiwa, dan aset Seseoarang hendaknya memiliki proteksi yang baik untuk tindakan preventif ketika kejadian kejadian yang tidak terduga terjadi. Hal ini penting karena probabilitas terjadinya peristiwa baik dan buruk adalah sama. Oleh karena itu, dalam bentuk teknisnya maka seseorang diharapkan mengikuti program asuransi. 4. Perencanaan Pensiun Terdapat empat langkah yang perlu diputuskan dalam perencanaan pensiun, yaitu : menganalisis aset dan kewajiban yang dimiliki, mengestimasi pengeluaran kebutuhan dan menyesuaikannya dengan inflasi, mengevaluasi pendapatan pensiun yang direncanakan, dan meningkatkan pendapatan dengan bekerja paruh waktu. Dengan perencanaan pensiun yang baik, diharapkan seseorang dapat menikmati hidup dalam jangka waktu yang lebih lama. Pada intinya manajemen keuangan pribadi (personal finance) merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan perencaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan. Sehingga terdapat dua keputusan utama dalam

8 8 manajemen keuangan pribadi, yaitu bagaimana menggunakan dana (allocation of funds) serta bagaimana mencari pendanaan (raising of funds). Impulsive Buying Menurut Loudon&Bitta (1993) Pembelian impulsif merupakan pembelian yang tidak direncanakan secara khusus. Pembelian impulsif sering diidentikkan dengan pembelian yang dilakukan dengan tiba-tiba dan tidak direncanakan, dilakukan ditempat kejadian, dan disertai dengan timbulnya dorongan yang besar serta perasaan senang dan bergairah (Rook&Fisher, 1995). Perilaku pembelian ini dikaitkan dengan pembelian yang tidak memikirkan konsekuensi teradap barang yang telah dibeli, misalnya uang yang dihabiskan untuk pembelian barang yang sebenarnya tidak diperlukan. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa impulsive buying merupakan salah satu jenis dari perilaku membeli, dimana perilaku pembelian ini berhubungan dengan adanya dorongan yang menyebabkan konsumen melakukan pembelian dengan tidak melakukan perencanaan sebelumnya, serta terjadi dengan cepat dan spontan. Verplanken & Herabadi (2001) mengatakan bahwa terdapat dua elemen penting dalam impulsive buying, yaitu : 1. Kognitif Elemen ini fokus kepada konflik yang terjadi pada aspek kognitif individu yang meliputi :

9 9 a. Tidak mempertimbangkan harga dan kegunaan suatu produk. b. Tidak melakukan evaluasi terhadap pembelian suatu produk. c. Tidak melakukan perbandingan produk yang akan dibeli dengan produk lain yang mungkin lebih berguna. 2. Emosional Elemen ini fokus kepada kondisi emosional individu yang meliputi : a. Timbulnya dorongan perasaan untuk segera melakukan pembelian. b. Timbul perasaan senang dan puas setelah melakukan pembelian. Menurut Loudon dan Bitta (1993) ada empat tipe dari impulsive buying, yaitu : 1. Pure Impulsive Buying adalah pembelian impulsif yang benar-benar tidak direncanakan karena ada barang yang baru. 2. Reminder Impulsive Buying adalah pembelian yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya. 3. Suggestion Impulsive Buying adalah pembelian yang dilakukan ketika pertama kali melihat suatu produk dan mengevaluasi kegunaannya. 4. Planned Impulsive Buying adalah pembelian yang dilakukan karena faktor harga. Conscientiousness Kepribadian adalah gaya hidup individu atau cara yang karakteristik mereaksinya seseorang terhadap masalah-masalah hidup, termasuk tujuan hidup (Chaplin, 2001). Sedangkan menurut Abdul Rafi (2004), kepribadian adalah sifat dan

10 10 tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain, integrasi karakteristik dari struktur-struktur pola tingkah laku, minat, pendirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang, segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain. Sehingga kepribadian dapat didefinisikan sebagai sifat dan tingkah laku khas individu yang menghasilkan individual differences. Kepribadian individu akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli (Anwar, 2005). Dalam penelitian ini variabel kepribadian akan diukur menggunakan dimensi big five personality. Big five personality merupakan salah satu teori yang menggambarkan kepribadian individu yang terdiri dari lima dimensi. Kelima dimensi ini mewakili karakteristik-karakteristik khas yang terdapat dalam diri individu. Big Five Personality oleh Costa & McRae dibuat berdasarkan pendekatang yang lebih sederhana. Dalam hal ini peneliti berusaha untuk menemukan unit dasar kepribadian seseorang dengan menganalisa bahasa yang digunakan sehari-hari, yang mudah untuk dimengerti baik oleh para psikolog maupun masyarakat awam (Pervin, 2005). Kelima dimensi yang tersusun dalam Big Five Personality menurut Costa & McRae (1997) dalam adalah sebagai berikut : Neuroticisim yang mencakup perasaan-perasaan negatif, seperti kecemasan, kesidihan, mudah marah, dan tegang. Openness to Experience yang menelaskan tentang keleluasaan, kedalaman, serta kompleksitas dari aspek mental dan pengalaman hidup. Extraversion dan Agreeableness yang mencakup tentang

11 11 sifat-sifat interpersonal, yaitu mengenai apa yang dilakukan seseorang dengan dan kepada orang lain. Dimensi yang kelima sekaligus menjadi yang terakhir adalah Conscientiousness yang menjelaskan perilaku mengenai pencapaian tujuan serta kemampuan untuk mengendalikan dorongan yang diperlukan dalam kehidupan sosial. Berdasarkan kelima dimensi yang terdapat didalam Big Five Personality tidak semua dimensi dapat dikatakan memiliki hubungan dengan impulsive buying. Dimensi yang dianggap paling memiliki hubungan dengan impulsive buying dan sekaligus akan digunakan untuk mengukur kepribadian dalam penelitian ini adalah dimensi Conscientiousness. Hal ini dikarenakan dimensi Conscientiousness menjelaskan tentang kemampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya. Conscientiousness merupakan salah satu dimensi dari big five personality yang dikembangkan oleh Mowen (2000), dimana beliau mengungkapkan bahwa Conscientiousness kepribadian dasar seseorang yang tercermin dalam tindakan yang terorganisir, teliti dan rapi, suka bekerja keras dan juga dapat dipercaya. Conscientiousness menggambarkan orang-orang yang teratur, terkontrol, terorganisasi, ambisius, terfokus pada pencapaian, dan memiliki disiplin diri (Feist and Feist, 2010). Menurut John and Srivastava (1999), Conscientiousness menggambarkan suatu kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas.

12 12 Costa & McRae (dalam Pervin, 2005) membagi dimensi Conscientiousness dalam enam faset atau subfaktor, yaitu terdiri dari : 1. Self-dicipline yaitu : memiliki disiplin diri 2. Dutifulness yaitu : patuh kepada peraturan 3. Competence yaitu : memiliki kompetensi 4. Order yaitu : hidup teratur 5. Deliberation yaitu : melakukan pertimbangan 6. Achievement striving yaitu : mencapai prestasi Dalam konteks keuangan, Conscientiousness merupakan kepribadian dasar seseorang yang menunjukkan pertimbangan mendalam sebelum menggunakan uang yang dimilikinya atau dapat dikatakan cenderung untuk berpikir sebelum bertindak. Conscientiousness menunjukkan preferensi perilaku yang terencana daripada perilaku spontan. Sehingga berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian conscientiousness dalam penelitian ini adalah kepribadian dasar seseorang yang tercermin dalam tindakan yang terorganisir, teliti dan rapi, suka bekerja keras dan juga dapat dipercaya. Conscientiousness menggambarkan orang-orang yang teratur, terkontrol, terorganisasi, ambisius, terfokus pada pencapaian, dan memiliki disiplin diri, terfokus pada pencapaian, berpikir sebelum bertindak, serta memprioritaskan tugas.

13 13 Faktor Demografis Demografis merupakan suatu studi yang mempelajari karakteristik, sikap, dan perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya jenis kelamin, status pendidikan, usia dan pendapatan (Robb&Sharpe, 2009). Faktor demografis ini biasanya akan berpengaru terhadap perilaku seseorang, termasuk dalam perilaku keuangan. Pria dianggap memiliki pengetahuan yang lebih tentang uang dan lebih percaya diri dalam kecerdasan finansial mereka jika dibandingkan dengan wanita. Kemudian jika dilihat dari sisi usia, seseorang yang berusia tua cenderung suka menabung dari pada membelanjakan uangnya untuk berbagai kebutuhan yang siatnya kurang penting, sehingga dapat dikatakan bahwa kecenderungan pembelian impulsif mereka rendah. Berbeda dengan orang berusia muda yang masih menyukai perilaku konsumtif yang erat kaitannya dengan pembelian impulsif. Kemudian pendapatan juga merupakan salah satu faktor demografis yang mempengaruhi perilaku keuangan. Samuelson & Nordhaus (1996) menyatakan bahwa pendapatan adalah total uang yang diterima atau terkumpul dalam satu periode tertentu. Seseorang yang memiliki pendapatan lebih tinggi biasanya akan lebih konsumtif. Faktor demografis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah usia dan pendapatan. Untuk faktor jenis kelamin tidak digunakan, karena peneliti akan menyebarkan kuesioner dengan proporsi seimbang antara pria wanita.

14 14 Alokasi Pendapatan Pada dasarnya terdapat dua keputusan dalam manajemen keuangan, yang pertama yaitu berkaitan dengan bagaimana menggunakan dana (allocation of funds) dan yang kedua berkaitan dengan bagaimana mencari pendanaan (raising of funds). Penelitian ini akan berfokus kepada bagaimana menggunakan dana (allocation of funds). Sumber dana sendiri terdiri dari dua macam, yaitu yang berasal dari hutang dan pendapatan pribadi (Griffin, 2004). Dana yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah dana yang berasal dari pendapatan pribadi. Alokasi pendapatan yang baik dilakukan dengan membiasakan membuat anggaran pengeluaran setiap bulan, menentukan dan menetapkan tujuan serta tugas masingmasing keuangan, melakukan kegiatan keuangan sesuai dengan besaran jumlah pendapatan, dan yang tak kalah penting adalah dapat memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Menurut Masassya (2006) pada umumnya alokasi pendapatan merupakan suatu kegiatan menentukan banyaknya pendapatan yang digunakan untuk tiga komponen, yaitu konsumsi, tabungan dan investasi. Adapun penjelasan mengenai konsumsi, tabungan, dan investasi adalah sebagai berikut : 1. Konsumsi Konsumsi merupakan bagian dari pendapatan yang dibelanjakan untuk pembelian barang dan jasa guna mendapatkan kepuasan dan memenuhi kebutuhan hidup ( Deliarnov, 1995 ). Konsumsi terdiri dari barang tidak tahan

15 15 lama (non durable goods), seperti makanan dan pakaian. Yang kedua adalah barang tahan lama (durable goods) atau barang yang memiliki usia panjang, seperti mobil, televisi, alat-alat elektronik, ponsel, dan lain sebagainya. Dan yang ketiga adalah jasa (services) seperti jasa potong rambut dan berobat ke dokter. Menurut pandangan klasik prioritas konsumsi seharusnya didasarkan pada skala kebutuhan, yaitu terdiri dari kebutuhan primer (pangan, sandang dan papan), kebutuhan sekunder (kendaraan, fasilitas komunikasi, hiburan dan lain sebagainya), lalu yang terakhir adalah kebutuhan tersier (kendaraan mewah, wisata ke luar negeri, dan lain sebagainya). Keputusan pembelian hendaknya didasarkan pada logika yang sehat, bukan pada emosi semata. Prinsip yang seharusnya digunakan dalam pembelian barang dan jasa adalah belilah barang dan jasa yang memang dibutuhkan (need), bukan yang diinginkan (want). 2. Tabungan Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi (Samuelson & Nordhaus, 1996). Bagian dari pendapatan yang dialokasikan untuk kegiatan tabungan pada umunya digunakan untuk kepentingan berjaga-jaga dan spekulasi. Tabungan pada umumnya ditempatkan di bank dalam bentuk rekening yang sewaktu-waktu dapat dicairkan ketika kita membutuhkan. Menurut Kapoor (2001) ada enam faktor yang perlu dipertimbangkan dalam rencana pemilihan tabungan, yaitu : tingkat pengembalian, inflasi, pertimbangan yang berkenaan dengan pajak, likuiditas, keamanan, serta pembatasan-pembatsan dan fee.

16 16 3. Investasi Investasi merupakan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka aktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang (Sunariyah, 2003). Banyak instrument yang dapat dipilih oleh individu untuk kegiatan investasi baik dalam bentuk aset riel (tanah, property dan real estate serta emas) maupun dalam bentuk aset keuangan (saham, obligasi, sertifikat deposito dan reksa dana). Ada lima faktor yang mempengaruhi pilihan investasi, yaitu : keamanan dan resiko, komponen faktor resiko, pendapatan investasi, pertumbuhan investasi, dan likuiditas (Kapoor, 2001). Salah satu prinsip dari investasi adalah high risk high return. Sedangkan perilaku yang harus dihindari saat melakukan investasi adalah ketamakan dan ketakutan. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Dimensi Conscientiousness terhadap Impulsive Buying Dimensi Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Individu yang memiliki sifat berpikir sebelum bertindak sangat memperhatikan langkah-langkah yang diambil terutama dalam melakukan pembelian. Individu ini sangat berhati-hati dalam memilih segala sesuatu yang akan ia beli. Orang-orang dengan dimensi ini memiliki tujuan dan perencanaan yang matang akan sesuatu. Hal ini dapat dikatakan berhubungan dengan kecenderungan pembelian impulsif.

17 17 Rook (1995), mengatakan pembelian impulsif sebagai pembelian yang tidak terencana. Individu yang memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi akan melakukan pembelian dengan tidak terencana. Hal ini berhubungan negatif dengan dimensi conscientiousness, dimana orang-orang dengan dimensi ini memiliki perencanaan pada setiap tindakan yang akan dilakukan. Orang-orang dengan dimensi ini memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang rendah (Verplanken & Herabadi, 2001). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H1: Dimensi conscientiousness berpengaruh negatif terhadap impulsive buying. Pengaruh Usia terhadap Impulsive Buying Seseorang dengan usia tua biasanya akan cenderung suka menabung dan menghindari perilaku boros sehingga mencerminkan bahwa mereka bukan pembeli impulsif. Sebagian besar orang tua memiliki perencanaan keuangan yang matang, mereka berhati hati terhadap setiap transaksi yang dilakukannya (Mahastanti&Wiharjo, 2012). Penyataan ini sejalan dengan penelitian Kacen&Lee (2002) yang menyatakan bahwa semakin tua usia seseorang, maka semakin kurang kecenderungan pembelian impulsifnya. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H2 : Usia berpengaruh negatif terhadap impulsive buying.

18 18 Pengaruh Pendapatan tehadap Impulsive Buying Dalam penelitian Babin (dalam Pattipeilohy & Rofiaty,2013) menyatakan bahwa pendapatan menjadi variabel penting yang dapat menciptakan pembelian impulsif. Penelitian ini didukung dengan pernyataan Mai,dkk (2003) yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki pendapatan lebih tinggi terbukti lebih impulsif dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendapatan lebih rendah. Pernyataan ini sangatlah wajar, karena pembelian impulsif sangat erat kaitannya dengan uang yang dimiliki seseorang. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H3 : Pendapatan berpengaruh positif terhadap impulsive buying. Pengaruh Alokasi Pendapatan terhadap Impulsive Buying Alokasi pendapatan yang baik dilakukan dengan membiasakan membuat anggaran pengeluaran setiap bulan, menentukan dan menetapkan tujuan serta tugas masing-masing keuangan, melakukan kegiatan keuangan sesuai dengan besaran jumlah pendapatan, dan yang tak kalah penting adalah dapat memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Pembuatan anggaran dengan mengelompokkan pendapatan yang kita peroleh kedalam pos-pos tertentu dapat mencegah pemanfaatan pendapatan untuk kepentingan bersifat konsumtif yang erat kaitannya dengan perilaku impulsive buying. Hal ini dikarenakan pendapatan yang diperoleh sudah dikelompokkan kedalam pos-pos tertentu seperti konsumsi,

19 19 tabungan dan investasi sehingga pendapatan tersebut tidak mudah digunakan untuk kepentingan-kepentingan lain yang sifatnya tidak penting. Hal ini sejalan dengan pernyataan Haning (2012) yang mengemukakan bahwa kemampuan dalam melakukan alokasi pendapatan yang baik akan membuat seseorang mendapatkan manfaat maksimal dari pendapatan yang dimilikinya saat ini serta menjauhkan seseorang dari sifat konsumtif yang erat kaitannya dengan perilaku impulsive buying. Semakin banyak pendapatan yang dialokasikan untuk kegiatan konsumsi, maka akan mendorong individu tersebut memiliki kecenderungan impulsive buying yang tinggi. Akan tetapi apabila pendapatan cenderung dialokasikan ke dalam kegiatan tabungan dan investasi, maka akan membuat individu tersebut memiliki perilaku impulsive buying yang rendah. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H4a : Konsumsi berpengaruh positif terhadap impulsive buying. H4b : Tabungan berpengaruh negatif terhadap impulsive buying. H4c : Investasi berpengaruh negatif terhadap impulsive buying. Model Penelitian Conscientiouness Usia Pendapatan Impulsive Buying Alokasi Pendapatan

20 20 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan elemen yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (Supramono&Sugiarto, 1993). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru yang telah memperoleh tunjangan sertifikasi di wilayah Kabupaten Jepara yang berjumlah kurang lebih orang ( Hal ini dikarenakan adanya fenomena yang menarik, yaitu terdapat perubahan pola hidup para guru bersertifikasi di wilayah Kabupaten Jepara yang cenderung lebih memiliki perilaku impulsive buying ( Akan tetapi, tidak semua anggota populasi diteliti, namun dengan menggunakan sampel. Metode penetapan sampel yang akan digunakan peneliti adalah Purposive Sampling, yaitu penentuan sampel non-probabilitas yang didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah guru di Kabupaten Jepara yang telah memperoleh sertifikasi dan berasal dari sekolah negeri maupun swasta terdekat. Sehingga berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka lokasi pengambilan sampel berada di Kecamatan Tahunan, Kecamatan Jepara, dan Kecamatan Pecangaan. Ukuran sampel di tentukan dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu : n = N 1 + Ne 2

21 21 = (3.212)(0,1) 2 = 96,98 responden Keterangan : n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi Berdasarkan perhitungan rumus tersebut, dengan menggunakan toleransi tingkat kesalahan 10%, maka didapatkan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 96,98 responden atau dibulatkan menjadi 97 responden. Pengukuran Konsep e = Presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir (10%) Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada guru yang termasuk dalam kategori yang telah ditentukan. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah impulsive buying. Sedangkan variabel independent dalam penelitian ini adalah kepribadian yang diukur dengan menggunakan salah satu dari dimensi big five personality yaitu dimensi conscientiousness, faktor demografis yang terdiri dari usia dan pendapatan, dan alokasi pendapatan yang tercermin dalam konsumsi, tabungan, dan investasi. Untuk konsep impulsive buying dan conscientiousness akan diukur dengan menggunakan skala likert 5 skor, yaitu skor 1 untuk sangat tidak setuju, skor 2 untuk tidak setuju, skor 3 untuk netral, skor 4 untuk setuju, dan skor 5 untuk sangat setuju.

22 22 Kemudian untuk informasi mengenai variabel usia dan pendapatan diperoleh melalui identitas responden yang terdapat pada kuesioner. Pendapatan yang dimaksud disini adalah pendapatan setelah mendapatkan tunjangan sertifikasi. Selanjutnya konsep yang terakhir adalah alokasi pendapatan. Konsep ini diukur berdasarkan nilai presentase seseorang dalam mengalokasikan pendapatannya untuk tiga kegiatan, yaitu konsumsi, investasi, dan tabungan. Warsono (2010) mengatakan bahwa proporsi pengalokasidan dana yang baik adalah 60% untuk kegiatan konsumsi, 10% tabungan, dan 30% untuk kegiatan investasi. Akan tetapi beliau menyarankan bahwa setidaknya konsumsi tidak melebihi dari 65%. Adapun definisi dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Tabel 1 Pengukuran Konsep Konsep Definisi Konsep Indikator Impulsive Buying (Rook&Fisher, 1995) Perilaku pembelian ini berhubungan dengan adanya dorongan yang menyebabkan konsumen melakukan pembelian dengan tidak melakukan perencanaan sebelumnya, dilakukan ditempat kejadian, terjadi dengan Melakukan pembelian tidak terencana Melakukan pembelian tanpa pemikiran yang matang Gegabah dalam melakukan pembelian

23 23 Tabel 1 Pengukuran Konsep (Lanjutan) Konsep Definisi Konsep Indikator cepat dan spontan, dan disertai dengan timbulnya dorongan yang besar serta perasaan senang dan bergairah. Tidak memikirkan kegunaan akan produk Spontanitas membeli Adanya perasaan antusias ketika melihat barang yang ingin dibeli Timbul perasaan senang setelah melakukan pembelian Conscientiousness John&Srivastava (1999) Suatu kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Perencanaan yang matang Disiplin diri Patuh pada peraturan Teratur Efisien Mementingkan kebutuhan daripada keinginan Penuh pertimbangan

24 24 Tabel 1 Pengukuran Konsep (Lanjutan) Konsep Definisi Konsep Indikator Suatu studi yang mempelajari Usia Pendapatan karakteristik, sikap, dan Demografis (Robb&Sharpe, 2009) perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya jenis kelamin, status pendidikan, usia dan pendapatan. Alokasi Pendapatan Masassya (2006) Alokasi pendapatan merupakan suatu kegiatan menentukan banyaknya pendapatan yang digunakan untuk tiga komponen, yaitu konsumsi, tabungan dan investasi. Konsumsi Tabungan Investasi Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, maka selanjutnya

25 25 membuat statistik deskriptif dari masing masing variabel. Untuk menentukan rentang skala likert kategori dari rata-rata jawaban responden maka dapat menggunakan rumus (Dwi Santosa&Ariany, 2012) : Dari uraian diatas, maka dapat diperoleh kategori tingkat variabel sebagai berikut: Tabel 2 Tingkat Kategori Variabel Range Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Setelah itu data diolah dengan menggunakan regresi linier sederhana untuk mengetahui hubungan antar variabel. Akan tetapi, sebelum dilakukan analisis regresi linier sederhana terlebih dahulu dilakukakan uji normalitas Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : IB = β0 + βixi + ei.. (1) Keterangan : IB = Impulsive Buying β1 = Koefisien Regresi Conscientiousness β3 = Koefisien Regresi Pendapatan β0 = Konstanta β2 = Koefisien Regresi Usia β4 = Koefisien Regresi Konsumsi, Tabungan, dan Investasi X1 = Conscientiousness X2 = Usia

26 26 X3 = Pendapatan X4b = Tabungan X4a = Konsumsi X4c = Investasi ei = Error Term ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, didapatkan hasil sebagai berikut : Analisis Karakteristik Responden Pada bagian ini akan dibahas mengenai gambaran umum responden yang meliputi jenis kelamin, usia, lama kerja, golongan atau pangkat, jabatan, jumlah pendapatan bulanan sebelum mendapatkan tunjangan sertifikasi, pendapatan bulanan setelah mendapatkan tunjangan sertifikasi, pendapatan suami atau istri dan jumlah anggota keluarga. Analisis dari karakteristik responden ini digunakan untuk memperoleh gambaran sampel dan dapat digunakan sebagai informasi tambahan untuk menunjang hasil penelitian. Untuk selengkapnya akan dipaparkan pada tabel dibawah ini.

27 27 Tabel 3 Karakteristik Responden Karakteristik Kategori Jumlah Persentase Jenis Kelamin Pria % Wanita % Total % Usia (Tahun) % % % Total % Lama Kerja (Tahun) % % % Total % Karakteristik Kategori Jumlah Persentase Golongan atau Pangkat III A / Penata Muda % III B / Penata Muda TK I % III C / Penata % III D / Penata TK I % IV A / Pembina % IV B / Pembina TK I % Total % Jabatan Guru % Kepala Sekolah % Pengawas Sekolah % Total % Status Pernikahan Sudah Menikah % Belum Menikah % Total % Jumlah Anggota % Keluarga % % Total % Sumber : Data Primer Diolah, 2014

28 28 Tabel 3 Karakteristik Responden (Lanjutan) Karakteristik Kategori Jumlah Persentase Pendapatan Bulanan < Rp 1,5 juta % Rp 1,5 juta - < Rp 3 juta % Rp 3 juta - < Rp 4,5 juta % Rp 4,5 juta - < Rp 6 juta % > Rp 6 juta % Total % Pendapatan Bulanan < Rp 1,5 juta % Setelah Rp 1,5 juta - < Rp 3 juta % Mendapatkan Rp 3 juta - < Rp 4,5 juta % Tunjangan Rp 4,5 juta - < Rp 6 juta % > Rp 6 juta % Total % Pendapatan Bulanan < Rp 1,5 juta % Suami atau Istri Rp 1,5 juta - < Rp 3 juta % Rp 3 juta - < Rp 4,5 juta % Rp 4,5 juta - < Rp 6 juta % > Rp 6 juta % Tidak Mengisi % Total % Sumber : Data Primer Diolah, 2014 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa jumlah antara responden pria (48,5 %) dan wanita (51,5%) adalah seimbang. Dari 97 responden yang ada ternyata sebagian besar dari mereka memiliki usia diatas 40 tahun dan sebagian dari mereka telah memiliki masa kerja diatas 20 tahun. Karakteristik antara usia dan masa kerja ini memiliki hubungan dengan golongan atau pangkat dari responden. Hal ini tercermin pada golongan atau pangkat yang dimiliki oleh responden. Karena sebagian besar dari responden telah memiliki masa kerja yang cukup

29 29 lama, maka golongan atau pangkat yang dimiliki oleh sebagian besar responden juga termasuk dalam tingkatan yang tinggi. Seperti yang telah kita lihat pada tabel 4.1 diatas, sebagian besar dari mereka berada pada golongan IV A / Pembina dengan kisaran pendapatan perbulan setelah mendapat tunjangan sertifikasi, tunjangan hari raya dan gaji ke - 13 sebesar diatas Rp Dalam hal ini, sebagian besar responden telah mengalami kenaikan pendapatan, karena sebelumnya sebagian besar dari perdapatan mereka hanya berkisar antara Rp ,00 hingga kurang dari Rp ,00. Kemudian 83 dari 97 responden yang ada memiliki jabatan sebagai guru. Selanjutnya, untuk karakteristik status pernikahan, mayoritas responden dalam penelitian ini sudah menikah. Hanya terdapat 4 responden saja yang belum menikah. Karakteristik status pernikahan ini juga memiliki hubungan dengan karakteristik jumlah anggota keluarga. Sebesar 60,82% atau setara dengan 59 responden dalam penelitian ini memiliki anggota keluaga antara 3 sampai 4 orang dalam satu keluarga. Kemudian yang terakhir adalah mengenai karakteristik pendapatan dari pasangan (suami atau istri). Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa pendapatan pasangan (suami atau istri) terbanyak adalah berada pada kisaran Rp ,00 hingga kurang dari Rp ,00. Disisi lain, dari 97 responden yang ada ternyata terdapat 8 responden yang tidak mengisi jumlah pendapatan pasangan. Hal ini dapat diduga adanya kemungkinan pasangan yang tidak bekerja dan juga mengingat terdapat pula responden yang belum menikah.

30 30 Kemudian selanjutnya akan diuraikan deskripsi dari masing masing variabel yang meliputi impulsive buying, conscientiousness, alokasi pendapatan yang terdiri dari : konsumsi, tabungan, dan investasi. Tabel 4 Deskripsi Variabel Penelitian Variabel Rata - Rata Skor Keterangan Impulsive Buying 1.88 Rendah Conscientiousness 4.12 Tinggi Konsumsi 63% Sangat Baik Tabungan 21% Baik Investasi 16% Cukup Baik Sumber : Data Primer Diolah, 2014 Berdasarkan tabel 4 diatas, deskripsi kategori skor pada variabel impulsive buying adalah rendah, artinya secara keseluruhan guru yang telah bersertifikasi di Kabupaten Jepara memiliki kecenderungan impulsive yang rendah. Hal ini berarti meskipun mereka telah mengalami kenaikan pendapatan akan tetapi mereka tetap melakukan pembelian secara terencana dan melakukan pembelian sesuai dengan kebutuhan mereka. Kemudian untuk kategori skor pada variabel conscientiousness adalah tinggi. Skor yang tinggi pada variabel ini mencerminkan bahwa sebagian besar guru yang sudah bersertifikasi di Kabupaten Jepara memiliki karakteristik kepribadian yang baik karena mereka memiliki perencanaan yang matang sebelum mengambil keputusan, selain itu mereka juga tergolong dalam seseorang yang patuh terhadap setiap peratutan yang ada serta dapat menunda keinginan yang kurang penting.

31 31 Selanjutnya adalah kategori presentase rata rata untuk kegiatan konsumsi, tabungan, dan investasi. Kategori untuk rata rata presentase alokasi pendapatan yang digunakan dalam kegiatan konsumsi adalah sangat baik. Hal ini dikarenakan presentasenya tidak melebihi 65%, artinya sebagian besar dari mereka masih memiliki yingkat konsumsi dalam batas yang wajar. Kemudian pada tabel diatas dapat dilihat bahwa presentase rata rata alokasi pendapatan untuk kegiatan menabung masih lebih besar dari pada kegiatan investasi. Selanjutnya akan diuraikan mengenai rata - rata skala prioritas responden untuk kegiatan konsumsi, tabungan, dan investasi. Tabel 5 Daftar Skala Prioritas No. Konsumsi Investasi 1 Makanan Pendidikan 2 Tempat Tinggal Tanah 3 Pakaian Emas 4 Kendaraan Property dan Real Estate 5 Barang Elektronik Saham 6 Hiburan Reksa Dana 7 Wisata Ke Luar Negeri Obligasi Sumber : Data Primer Diolah, 2014 Berdasarkan tabel 5 diatas dapat kita lihat bahwa untuk kegiatan konsumsi prioritas utama sebagian responden adalah makanan. Hal ini dikarenakan makanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Kemudian disusul dengan prioritas kedua yaitu dialokasikan untuk tempat tinggal. Hal ini dikarenakan tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi.

32 32 Untuk kegiatan tabungan, sebagian besar para responden lebih memilih untuk menabung di bank. Alasan dari pilihan adala adanya pertimbangan keamanan. Para responden memiliki pendapat bahwa menabung di bank lebih aman, selain itu juga mendapatkan bunga serta muda untuk diambil sewaktu - waktu. Kemudian untuk kegiatan investasi, sebagian responden memprioritaskan Pendidikan sebagai alternatif investasi utamanya. Mengingat sebagian besar dari responden dalam penelitian ini berprofesi sebagai guru, maka adanya kemungkinan bagi mereka untuk melanjutkan pendidikannya dijenjang yang lebih tinggi lagi, sehingga bagi mereka pengalokasian pendapatan untuk kegiatan pendidikan merupakan suatu hal yang penting. Kemudian jika dilihat dari status pernikahhannya, sebagian besar dari responden memiliki status sudah menikah dan rata rata dari mereka memiliki jumlah anggota keluarga antara 3 sampai 4 orang, melalui hal ini dapat diduga bahwa rata rata dari mereka memiliki paling tidak 2 orang anak, dan mereka mengganggap bahwa pendidikan sangatlah penting bagi anaknya. Oleh karena itu mereka akan mempriotitaskan untuk mengalokasikan pendapatannya untuk kegiatan pendidikan. Selanjutnya, selain berinvestasi untuk kegiatan pendidikan, sebagian besar responden juga memilih tanah sebagai prioritas kedua dalam alternatif investasinya. Hal yang bisa dijadikan alasan untuk pengambilan keputusan ini adalah bahwa tanah merupakan suatu investasi yang menjanjikan, kerena bisa kita lihat bahwa harga tanah akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Kemudian disusul dengan emas sebagai pilihan investasi sebagian besar responden. Hal ini bisa terjadi mengingat harga emas juga terus meningkat dan juga adanya

33 33 kemudahan dalam transaksi jual beli, sehingga emas merupakan salah satu alternatif investasi yang menjanjikan dan juga diminati oleh sebagian besar masyarakat Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel, sedangkan uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2011). Pada pengujian validitas tahap pertama, terdapat 1 indikator pada variabel impulsive buying dan 4 indikator pada variabel conscientiousness yang dinyatakan tidak valid karaena memiliki nilai sig. (2-tailed) > 0,05. Sehingga pengujian validitas harus diulang kembali dengan tidak mengikut sertakan indikator yang tidak valid tersebut. Kemudian pada pengujian tahan kedua semua indikator pada variabel impulsive buying dan conscientiousness dinyatakan valid, karena seluruh indikator memiliki nilai sig. (2-tailed) < 0,05. Tahap selanjutnya adala melakukan uji reliabilitas terhadap masing masing variabel tersebut. Setelah dilakukan pengujian ternyata data yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan reliabel, hal ini terbukti dengan nilai cronbach alpha untuk impulsive buying 0,827 > 0,6 dan untuk conscientiousness adalah 0,603 > 0,6.

34 34 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji, apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Pengujian normalitas ini akan dilakukan dengan P P Plot Test. Hasil dari pengujian normalitas menggunakan P-P Plot Test menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolinearitas Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinearitas bisa dilihat dari nilai VIF yang tinggi pada variabel bebas suatu model regresi dan nilai tolerance yang rendah. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 dan nilai tolerance dabawah 0,1 menunjukkan adanya gejala multikolinearitas dalam model regresi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan sebagai prediktor model regresi menunjukkan nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance diatas 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedasitas dapat dilakukan dengan menggunakan scatter plot. Jika terdapat pola yang tidak teratur pada titik-titik residualnya, maka dapat disimpulkan tidak ada masalah heteroskedastisitas.

35 35 Berdasarkan hasil pengujian yang ada menunjukkan bahwa tidak ada pola tertentu, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil Uji Regresi Tabel 6 Hasil Uji Regresi No. Keterangan Variabel Constant Nilai Koefisien Sig. 1 Coefficients Conscientiousness Konsumsi Tabungan Investasi Pendapatan Usia Model Summary Conscientiousness R Square Konsumsi Tabungan Investasi Pendapatan Usia Anova Conscientiousness Regression Konsumsi Tabungan Investasi Pendapatan Usia Sumber : Data Primer Diolah, 2014 Berdasarkan hasil model summary pada tabel diatas nilai R Square tertinggi adalah pada variabel conscientiousness yaitu sebesar 0,506 menunjukan bahwa 50,6% perilaku impulsive buying para guru bersertiikasi di Kabupaten Jepara dipengaruhi oleh dimensi conscientiousness, sedangkan 49,4 % dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel diatas.

36 36 Kemudian jika dilihat pada bagian anova diatas, dapat diketahui bahwa terdapat dua variabel yang memiliki nilai p-value > alpha(0,05), yaitu untuk variabel investasi dan usia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dua model regresi tersebut tidak dapat digunakan untuk memprediksi perilaku impulsive buying pada guru yang sudah bersertifikasi di Kabupaten Jepara. Sehingga jika dilihat berdasarkan pada bagian coefficient pada tabel 6 diatas, maka dapat dijumpai bentuk persamaan regresi sebagai berikut : IB = 4,895-0,731X1 + e IB = 0, ,595X2 + e IB = 2,230 1,690X3 + e IB = 2,023 0,837X4a + e IB = 1, ,182X4b + e IB = 2,068 0,076X4c + e Dari hasil persamaan regresi diatas, ditunjukkan bahwa conscientiousness, tabungan, investasi dan usia memiliki hubungan yang negatif dengan impulsive buying. Sedangkan konsumsi dan pendapatan memiliki hubungan positif dengan impulsive buying. Akan tetapi jika dilihat pada kolom signifikasi, ternyata tidak semua variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulsive buying. Terdapat dua variabel yang tidak signifikan, yaitu variabel investasi dan usia. Hal ini dikarenakan kedua variabel tersebut memiliki nilai sig. 0,000 > 0,05.

37 37 Pembahasan Hasil analisis membuktikan bahwa variabel konsumsi dan pendapatan memiliki arah hubungan yang positif terhadap perilaku impulsive buying. Pada umumnya jika semakin besar pendapatan yang dimiliki oleh seseorang maka biasanya mereka akan lebih cenderung untuk mengalokasikan pendapatan yang dimilikinya untuk kegiatan konsumsi, sehingga tingkat konsumsi mereka semakin tinggi. Semakin tingginya tingkat konsumsi ini akan mengindikasikan bahwa orang tersebut memiliki kecenderungan impulsive buying yang tinggi. Akan tetapi, presentase rata rata pendapatan yang dialokasikan oleh responden untuk kegiatan konsumsi dalam penelitian ini masih dalam batasan yang wajar yaitu sebesar 63%, tidak melebihi 65%. Dan sebagian besar hal yang diprioritaskan dalam kegiatan konsumsi adalah makanan dan tempat tinggal. Hal ini dikarenakan mengingat makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, kemudian tempat tinggal juga termasuk hal yang penting bagi para responden dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini sebagian besar responden memiliki pendapatan diatas Rp ,00. Angka ini tergolong tinggi untuk pendapatan yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Jepara dengan UMR sekitar Rp ,00. Kemudian hasil analisis dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa dimensi conscientiousness, tabungan, investasi, dan usia memiliki arah hubungan yang negatif terhadap impulsive buying. Jika dilihat dari faktor usia, sebagian besar responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah para guru bersertifikasi yang rata rata memiliki usia diatas 40 tahun. Usia ini termasuk dalam golongan

38 38 usia tua. Beberapa penelitian memperlihatkan fakta bahwa semakin tua usia seseorang (batasannya 35 tahun keatas pada dua penelitian), maka semakin berkurang kecenderungan pembelian impulsifnya (Kacen&Lee, 2002). Orang tua biasanya cenderung menggunakan uangnya untuk ditabung atau diinvestasikan. Sehingga hal tersebut akan membuat perilaku impulsive buying nya rendah. Berkaitran dengan tabungan, sebagian besar para responden mengaku bahwa mereka cenderung untuk menabung di bank dengan alasan keamanan dan memperoleh bunga. Kemudian untuk investasi, sebagian besar dari responden cenderung memprioritaskan pendidikan, tanah dan emas sebagai pilihan utama mereka. Para responden menganggap bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk masa depan, mengingat sebagian besar para responden berprofesi sebagai guru sehingga terdapat kemungkinan bahwa mereka akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Disamping itu, sebagian besar dari mereka juga mengutamakan pendidikan untuk anak-anaknya. Selanjutnya, untuk tanah dan emas, para responden ini berfikir bahwa adanya kemudahan dalam transaksi jual beli tanah dan emas. Kemudian harga tanah dan emas juga terus mengalami peningkatan, sehingga bagi mereka berinvestasi di dua hal tersebuat adalah yang paling menguntungkan. Kemudian dari keenam variabel tersebut, terdapat empat variabel yang berpengaruh signifikan, yaitu conscientiousness, konsumsi, tabungan, dan pendapatan. Conscientiousness merupakan suatu kepribadian seseorang yang memiliki ciri berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas (John&Srivastava,

39 ). Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan serta memiliki arah hubungan yang negatif terhadap perilaku impulsive buying para guru bersertiikasi di Kabupaten Jepara. Mengingat bahwa jika dilihat dari segi usia, sebagian besar dari responden dalam penelitian ini adalah orang yang sudah tua, maka wajarlah jika para responden memiliki kebiasaan berpikir sebelum bertindak dan memiliki perencanaan yang matang. Sebagian besar orang yang berusia tua berhati hati terhadap pengelolaan uang dan memantau pengeluaran mereka dengan cermat. Sehingga dengan adanya kenaikan pendapatan yang diterimanya mereka tetap membuat perencanaan yang matang tentang keputusan keuangan mereka. Dengan adanya kenaikan pendapatan yang dimilikinya, mereka lebih banyak mengalokasikan pendapatan tersebut kedalam kegiatan konsumsi dan tabungan. Namun tingkat konsumsi mereka masih berada dalam batasan yang wajar, sehingga akan berpengaruh terhadap perilaku impulsive buying yang rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Verplanken & Herabadi (2001) yang menyatakan bahwa seseorang dengan dimensi conscientiousness cenderung memiliki perilaku impulsive buying yang rendah. Berdasarkan dari hasil penenlitian yang telah ada dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru bersertifikasi di Jepara telah memiliki usia yang cukup tua, oleh karena itu mereka telah memiliki pemikiran dan perencanaan yang matang. Sehingga meskipun mereka mengalami kenaikan pendapatan akan tetapi mereka

40 40 tetap dapat mengalokasikan pendapatannya tersebut dengan baik, sehingga mereka memiliki kecenderungan impulsive buying yang rendah. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dari penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis (H1, H2, H3, H4a, H4b, dan H4c) yang terdiri dari conscientiousness, usia, pendapatan, konsumsi, tabungan, dan investasi, hanya terdapat empat hipotesis yang dapat diterima yaitu H1, H3, H4a, dan H4b. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa hanya variabel conscientiousness, pendapatan, konsumsi, dan tabungan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku impulsive buying, karena memiliki nilai sig. 0,000 < 0,05. Sedangkan variabel lainnya hanya memiliki arah hubungan yang sesuai dengan pengembangan hipotesis yang telah dibuat, akan tetapi variabel-variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku impulsive buying. Hal ini dapat terjadi karena sebagian responden dalam penelitian ini adalah para guru bersertifikasi yang tergolong memiliki usia cukup tua. Sehingga sebagian besar dari mereka telah memiliki perencanaan yang matang dalam setiap pengambilan keputusannya. Selanjutnya, faktor usia juga memiliki hubungan dengan bagaimana seseorang dalam mengalokasikan pendapatan yang dimilikinya. Sebagian besar dari responden ini memiliki usia yang cukup tua. Jika dilihat dari proporsi alokasi pendapatan yang dimilikinya, rata rata proporsi

41 41 terbesar memang dialokasikan untuk konsumsi dari pada tabungan dan investasi. Sebagian besar responden memiliki anggapan bahwa makanan dan tempat tinggal merupakan hal utama yang harus dipenuhi dari segi konsumsi. Sedangkan jika dilihat dari segi investasi mereka lebih mempriotitaskan pendidikan, tanah dan emas sebagai pilihan alternatif investasi mereka. Mereka berpendapat bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk masa depan, kemudian tanah dan emas merupakan pilihan investasi yang aman serta pengembaliannya pun juga sudah pasti. Namun pengalokasian sebagian pendapatan untuk kegiatan konsumsi tersebut masih dalam batas yang wajar. Sehingga mereka tetap memiliki tingkat impulsive buying yang rendah. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini sebenarnya masih memiliki keterbatasan, untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa dikembangkan dengan memasukkan variabel tertentu sebagai variabel intervening dalam model penelitian. Kemudian pengukuran pendapatan pada penelitian ini masih menggabungkan antara pendapatan perbulan dan pendapatan sertifikasi. Selain itu penelitian ini juga masih bisa dikembangkan lagi dengan memasukkan variabel demografis lainnya selain usia dan pendapatan yang dianggap dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku impulsive buying.

42 42 Saran Perencanaan yang matang merupakan suatu hal penting yang dapat membantu kita untuk mengambil berbagai keputusan termasuk keputusan keuangan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan yang baik akan membuat perilaku impulsive buying yang rendah. Impulsive buying merupakan suatu hal yang seharusnya kita hindari, karena perilaku tersebut berkaitan dengan perilaku konsumtif yang dapat mambawa dampak negatif bagi hidup kita.

43 43 DAFTAR PUSTAKA Abdul Rafi, Yoga Kamus Ungkapan Psikologi. Restu Agung. Anggasari, R.E Hubungan Tingkat Religius dengan Perilaku Konsumtif. Jurnal Psikologika. Volume 2 No.4. Antara Jateng Bersertifikasi, Guru Diminta Tidak Merubah Gaya Hidup. Diunduh tanggal 27 September 2014, dari Anwar, A.A Perilaku Konsumen, Edisi revisi. Bandung: PT. Refika Aditama. Benson, D Kesalahan bodoh yang dilakukan orang terhadap uang mereka dan bagaimana cara mengatasinya. Batam :Gospel Press. Buendicho, Patricia Impulse Purchasing: Trend Or Trait?. Diunduh tanggal 28 Januari 2014, dari /Other/Buendicho%20Impulse%20Purchasing.pdf. Chaplin, J Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Dr. Kartini Kartono. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Costa&McCrae Big Five Personality. Diunduh tanggal 2 Maret 2014, dari Deliarnov, Pengantar ekonomi Makro. Cetakan Pertama. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Dwi Santosa, Y., & Ariany Mahastanti, L Pengaruh Personality Traits Terhadap Penggunaan Kartu Kredit Dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Intervening (Studi Terhadap Karyawan Pt. Kinocare Era Kosmetindo Jakarta). In Seminar Nasional Dan Call For Papers. Fakultas Ekonomi Unisbank.

44 44 Engel, J., and Blackwell, R Consumer Behaviour. Dryden Press, Chicago, IL. Feist, Jess. Feist, Gregory.J Teori Kepribadian Theories Of Personality. Jakarta: Salemba Humanika. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, L Principle of Finance, (11th ed).(2002). Prentice Hall, New Jersey. Griffin, W.R Manajemen Edisi 7 Jilid 1. Erlangga : Jakarta Gutierrez, Ben PaulB Determinants of Planned and Impulse Buying : the Case of the Philippines. Asia Pacific Management Review, 9(6), pp Haning, Victoria Perilaku Self-Control dalam Mengelola Keuangan Pribadi : Berdasarkan Theory of Planned Behavior dan Conscientiousness. Tesis. Salatiga : Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana. Induksi Guru Guru. Diunduh tanggal 3 Maret 2014, dari John, O. P., & Srivastava, S The Big Five trait taxonomy: History, measurement, and theoretical perspectives. Handbook of personality: Theory and research, 2(1999), Kacen, Jaqueline, and Julie Anne Lee The Influence of Culture on Consumer Impulsive Buying Behavior. Journal of Consumer Psychology, 12 (2), pp Kapoor, J. R., L. R. Dlabay, dan R. J. Hughes Personal Finance. Edisi Keenam. McGrawHill Book, Co., Singapore. Loudon, D.L. & Bitta, A.J Consumer Behavior Concept and Aplication Fourt Edition. Singapore : McGraw Hill Book co.

45 45 Mai, Nguyen Thi Tuyet, and Kwon Jung, and Garold Lantz, and Sandra G. Loeb An Exploratory Investigation into Impulse Buying Behavior in a Transitional Economy : a Study of Urban Consumers in Vietnam. Journal of International Marketing, Vol. 11, no. 2, Special Issue on Marketing in Tranbsitional Economies, pp Mahastanti, L. A., & Wiharjo, K. K Mental Accounting dan Variabel Demografi: Sebuah Fenomena pada Penggunaan Kartu Kredit. Kinerja Volume 16 (2), Masassya, E. G Arsitektur Keuangan Pekerja Profesi. Kompas, Edisi 7 Agustus. Maymand, M. M., & Ahmadinejab, M Impulse Buying: The Role of Store Environmental Stimulation and Situational Factors (An Empirical Investigation). African Journal of Business Management. Vol. 5. Mowen, John C., Nancy Spears Compulsive Buying Among Collage Student: A Hierarchical Model Approach. Jurnal Of Consumer Psychologi, 8 (4): Mulyono, F Faktor Demografis Dalam Perilaku Pembelian Impulsif. Jurnal Administrasi Bisnis, 8(1). Pattipeilohy & Rofiaty The Influence of the availability of Money and Time, Fashion Involvement, Hedonic Consumption Tendency and Positive Emotions towards Impulse Buying Behavior in Ambon City (Study on Purchasing Products Fashion Apparel), International Journal of Business and Behavioral Sciences. Vol. 3. Pemuda Pembaharu Fenomena Pendidikan Indonesia. Diunduh tanggal 2 Maret 2014, dari Pervin, Cervone, John Personality Theory and Research. 9 th Ed. New York : John Willey&Sond, Inc. Robb, Cliff: Deanna L Sharpe Effect of Personal Financial Knowledge on College Student s Credit Card Behavior, Journal of Financial and Planning, vol. 20.

46 46 Rook, D dan Fisher, J.R Normative influences on impulsive buying behavior dalam Bearden, W. dan Netemeyer, G.R. (Eds), Handbook of Marketing Scales, 2 nd ed, pp Samuelson, Paul A, william D. Nordhaus Makro Ekonomi. Edisi Keempat belas. Cetakan Ketiga. Jakarta: Erlangga. Shani, Rhobi Di Jepara Guru Swasta Belum Sertifikasi. Diunduh tanggal 6 Juli 2014 dari Sinarharapan Tak Sekedar Kesejahteraan Guru. Diunduh tanggal 2 Maret 2014, dari Sunariyah Dasar Dasar Investasi. Jakarta: Indonesia. Supramono, S., & Sugiarto, I. R. (1993). Statistika. Yogyakarta : Andi Offset. Verplanken & Herabadi, A Individual differences in impulse buying tendency: Feeling and No Thinking. European Journal of Consumer Research. Warsono, Hardi Prinsip Prinsip dan Praktik Keuangan Pribadi. Journal of Science. Volume 13 Nomor 2 Juli Desember 2010.

47 47 LAMPIRAN 1 KUESIONER Dengan hormat, Berkenaan dengan penelitian skripsi Saya yang berjudul ALOKASI DANA, KEPRIBADIAN, DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP IMPULSIVE BUYING, Saya sangat membutuhkan informasi dari Anda untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan hormat, Saya mengharapkan bantuan anda untuk mengisi kuesioner berikut. Informasi atau data yang diperoleh bersifat rahasia, dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, Sara Fransisca Setiawan Karakteristik Responden Petunjuk : Isilah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dan beri tanda centang ( ) pada pilihan anda! 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : Pria Wanita 3. Usia : 4. Lama kerja :

48 48 5. Pangkat atau golongan : 6. Jabatan : 7. Status Penikahan : Belum Menikah Sudah Menikah 8. Pendapatan bulanan: Kurang dari Rp ,00 Rp ,00 hingga kurang dari Rp ,00 Rp ,00 hingga kurang dari Rp ,00 Rp ,00 hingga kurang dari Rp ,00 Diatas Rp ,00 9. Pendapatan jika ditambah dengan tunjangan sertifikasi, tunjangan hari raya dan gaji ke 13 : Kurang dari Rp ,00 Rp ,00 hingga kurang dari Rp ,00 Rp ,00 hingga kurang dari Rp ,00 Rp ,00 hingga kurang dari Rp ,00 Diatas Rp , Pendapatan Suami/Istri : Kurang dari Rp ,00 Rp ,00 hingga kurang dari Rp ,00 Rp ,00 hingga kurang dari Rp ,00 Rp ,00 hingga kurang dari Rp ,00

49 49 Diatas Rp , Jumlah Anggota Keluarga : Orang Alokasi Dana Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan cara mengisi titik titik dengan menuliskan persentasenya. Ketika saya mengalami kenaikan pendapatan dari tunjangan sertifikasi, tunjangan hari raya dan gaji ke 13, saya akan mengalokasikan untuk kegiatan : 1. Konsumsi =... % 2. Tabungan =.. % 3. Investasi =.. % Berdasarkan jawaban anda diatas, isilah tabel dibawah ini menurut skala prioritas anda sesuai dengan alokasi dananya. Konsumsi Makanan =.. Pakaian =.. Tempat tinggal =.. Kendaraan =.. Hiburan =.. Barang elektronik =.. Wisata ke luar negeri =.. Investasi Pendidikan =.. Tanah =.. Property dan real estate =.. Emas =.. Saham =.. Obligasi =.. Reksa dana =..

50 50 Petunjuk pengisian kuesioner Bacalah dengan teliti sebelum menjawab. Berilah tanda check ( ) pada jawaban yang tersedia. SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju No. Pernyataan STS TS N S SS 1. Saya sering membeli produk tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu. 2. Saya sering membeli produk tanpa berpikir terlebih dahulu. 3. Terkadang saya sedikit gegabah dalam melakukan suatu pembelian terhadap sebuah produk. 4. Saya tidak memikirkan kegunaan akan produk yang saya beli. 5. Saya akan melakukan pembelian saat itu juga ketika melihat suatu produk yang saya suka. 6. Saya bisa menjadi sangat antusias ketika melihat produk yang ingin saya beli.

51 51 No. Pernyataan STS TS N S SS 7. Saya merasa sangat senang setelah membeli produk yang saya inginkan. 8. Saya memiliki perencanaan yang matang dalam melakukan pembelian sebuah produk. 9. Saya memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri. 10. Saya selalu menjalankan setiap perencanaan yang telah saya buat. 11. Saya menyukai segala sesuatu yang sifatnya terorganisir atau teratur. 12. Saya selalu seefisien mungkin ketika melakukan pembelian akan suatu produk. 13. Saya mampu menunda keinginan untuk memberi produk yang dianggap kurang penting. 14. Saya selalu mempertimbangkan resiko dan keuntungan sebelum membeli sebuah produk. Terima Kasih

52 52 LAMPIRAN 2 KARAKTERISTIK RESPONDEN NO NAMA JENIS KELAMIN USIA LAMA KERJA (TAHUN) PANGKAT/GOLONGAN JABATAN STATUS PERNIKAHAN PENDAPATAN BULANAN PENDAPATAN STLAH TAMBAHAN PENDAPATAN SUAMI/ISTRI JMLH ANGGOTA KEL 1 ANA MAGDALENA W III B / PENATA MUDA TK I GURU SUDAH MENIKAH < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 2 MARTA MAGDALENA W III B / PENATA MUDA TK I GURU SUDAH MENIKAH < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 2 ORANG 3 DENY SETYA R W III B / PENATA MUDA TK I KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 4 RASMI SULISTYANI, SPd, Aud W III B / PENATA MUDA TK I GURU SUDAH MENIKAH < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 3 ORANG 5 S. TRI HATMANI, SPd, Aud W IV A / PEMBINA KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 < RP ,00 2 ORANG 6 UZIA HANDAYANI W 44 9 III B / PENATA MUDA TK I KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 7 HARTANA P III B / PENATA MUDA TK I GURU SUDAH MENIKAH < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 2 ORANG 8 NAWANG S W III D / PENATA TK I GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 9 MULIYATRI, SPd W 33 8 III C / PENATA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 10 SUWONO, SPd P III C / PENATA KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 3 ORANG 11 DRS. BAMBANG SANTOSO P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 3 ORANG 12 INDRA NURYANTI, SPd W III C / PENATA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 13 ANIK SALFIAH W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 3 ORANG 14 ERNAWATI W 47 8 III B / PENATA MUDA TK I GURU SUDAH MENIKAH < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 15 WARSIYAH, SPd, MPd W IV A / PEMBINA PENGAWAS SEKOLAH SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 16 MUKINAH, Ama. Pd W IV A / PEMBINA GURU BELUM MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 1 ORANG 17 HASYIM, SPd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 6 ORANG 18 MARDIYEM W III A / PENATA MUDA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 19 SARI DEVI CAHYANTI W 30 9 III A / PENATA MUDA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 20 FARICHATUL WACHIDAH, SPd W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 21 NOOR KHOTIMAH W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 2 ORANG 22 DEWI SUSILANINGSIH W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 23 SHOLIHATUN, SPd W III A / PENATA MUDA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 24 SUPRAPTI W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 3 ORANG 25 BAMBANG KRISTIONO P IV A / PEMBINA KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 6 ORANG 26 NURUL WAKIDAH W III A / PENATA MUDA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 3 ORANG 27 SUDARMI, SPd W IV A / PEMBINA KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 < RP ,00 3 ORANG 28 HANDINI W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 2 ORANG 29 HADI SISWOJO P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 < RP ,00 2 ORANG 30 SITI PRIHATIN W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 31 HARININGSIH, SPd W IV B / PEMBINA TK I KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 32 BASUKI P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 33 NOOR KHAYATUN W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 < RP ,00 2 ORANG 34 SUNARTO P IV B / PEMBINA TK I GURU BELUM MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 4 ORANG 35 NOOR HANDAYANI W III A / PENATA MUDA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 36 PURWATI W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 3 ORANG 37 KHIRZATUL MULUK W III D / PENATA TK I GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 38 HARTANA P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 39 KARTOYO P III A / PENATA MUDA GURU BELUM MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 3 ORANG 40 TUMINAH W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG

53 53 KARAKTERISTIK RESPONDEN (LANJUTAN) NO NAMA JENIS KELAMIN USIA LAMA KERJA (TAHUN) PANGKAT/GOLONGAN JABATAN STATUS PERNIKAHAN PENDAPATAN BULANAN PENDAPATAN STLAH TAMBAHAN PENDAPATAN SUAMI/ISTRI JMLH ANGGOTA KEL 41 GUNAWAN JUNAEDI P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 3 ORANG 42 DARSIWI, SPd. SD W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 3 ORANG 43 ZULAECHAH W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 44 WARDILAH W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 3 ORANG 45 MARCUS MARDIYONO, SPd P IV A / PEMBINA KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 46 SRI MURTINING RAHAYU W IV A / PEMBINA KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 3 ORANG 47 BAJURI P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 3 ORANG 48 PURWANTO, SPd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 < RP ,00 2 ORANG 49 SUDIBYO P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 < RP ,00 4 ORANG 50 YAHUDI, SPd. SD P III A / PENATA MUDA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 5 ORANG 51 NURCAHYO, S.Pd P IV A / PEMBINA KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 52 ISNANINGSIH, S.Pd W IV B / PEMBINA TK I GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 2 ORANG 53 JOKO KUSMORO, S.Pd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 6 ORANG 54 H. NURSALIM,S.Pd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 55 KASNADI, S.Pd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 56 Hj. RITA SOFIANA, S.Pd W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 57 Drs. ABDULLAH HADI P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 58 JURI,S.Pd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 3 ORANG 59 SUBAGYA EKA SANTOSA, S.Pd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 < RP ,00 4 ORANG 60 AGUS ADIB LUTFI, S.Pd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 61 NOOR WAHYUDI, S.Pd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 3 ORANG 62 Drs. AKHMAD EFFENDI P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 63 BAMBANG TRISTIANTO, S.PAK P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 64 ARONO ARDI WIDODO, S.Pd.In P IV B / PEMBINA TK I GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 < RP ,00 3 ORANG 65 rs. MUKHAMMAD KHOIRUMAN P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 66 ZULIATI W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 67 AHMAD SYAIFUDIN, S.Pd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 68 Drs. WINANTO P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 69H. FATKHUR SUGIATMOKO, S.P P IV B / PEMBINA TK I GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 70 ZAENURI, S.Pd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 5 ORANG 71 MUNZURO, S.Pd W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 2 ORANG 72 Drs. SUSANTO P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 73 MUNIF, S.Pd P IV B / PEMBINA TK I GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 74 HARI SUPRIYANTO, S.Pd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 > RP ,00 5 ORANG 75 SUYANTO, S.Pd P III D / PENATA TK I GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 76 DYAH AYU MEGAWATI, S.Pd W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 77 NOOR HIDAYATI, S.Pd W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 78 Dra. ROSYIDAH W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 79 Drs. SUGITO P III D / PENATA TK I GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 80 MUFARIKIN, S.Pd P III D / PENATA TK I GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 6 ORANG

54 54 KARAKTERISTIK RESPONDEN (LANJUTAN) NO NAMA JENIS KELAMIN USIA LAMA KERJA (TAHUN) PANGKAT/GOLONGAN JABATAN STATUS PERNIKAHAN PENDAPATAN BULANAN PENDAPATAN STLAH TAMBAHAN PENDAPATAN SUAMI/ISTRI JMLH ANGGOTA KEL 81 SIH PANGLIPURINGTYAS, S.Pd W III D / PENATA TK I GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 82 MOHADI, S.Pd P III C / PENATA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 5 ORANG 83 EKO ZULIASTUTIK, S.Pd W IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 84 SITI MUZAYAROH, S.Pd W III C / PENATA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 1 ORANG 85 WARSIH, S.Pd W III C / PENATA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 86HERLINA RETNANINGTYAS, S.P W III C / PENATA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 < RP ,00 3 ORANG 87 ABDUL GONI, S.Pd P III C / PENATA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 4 ORANG 88 MUSTOFIYAH, S.Pd W 32 9 III B / PENATA MUDA TK I GURU BELUM MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 89 BAMBANG JANUARJI, S.Pd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 4 ORANG 90 SAODAH, SPd W III A / PENATA MUDA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 3 ORANG 91 JAZERI, SPd P IV A / PEMBINA KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG 92 WAWIK BUDIONO, Sag P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 < RP ,00 4 ORANG 93 SURIP, SPd P III D / PENATA TK I GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 3 ORANG 94 KARMANI, SPd P IV A / PEMBINA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 5 ORANG 95 SRI HASTUTI W IV A / PEMBINA KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 < RP ,00 4 ORANG 96 AMBAR SRI HASTUTI W III A / PENATA MUDA GURU SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 < RP ,00 4 ORANG 97 TRISNO BUDI MIYARO P IV A / PEMBINA KEPALA SEKOLAH SUDAH MENIKAH RP ,00 - < RP ,00 > RP ,00 RP ,00 - < RP ,00 4 ORANG

55 55 LAMPIRAN 3 DATA JAWABAN RESPONDEN IMPULSIVE BUYING CONSCIENTIOUSNESS ALOKASI DANA NO IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 K T I

56 56 DATA JAWABAN RESPONDEN (LANJUTAN) IMPULSIVE BUYING CONSCIENTIOUSNESS ALOKASI DANA NO IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 K T I

57 57 DATA JAWABAN RESPONDEN (LANJUTAN) IMPULSIVE BUYING CONSCIENTIOUSNESS ALOKASI DANA NO IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 K T I

58 58 LAMPIRAN 4 DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN KONSUMSI NO TEMPAT TINGGAL KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK MAKANAN PAKAIAN HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 2 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 3 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 4 TEMPAT TINGGAL MAKANAN KENDARAAN PAKAIAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 5 TEMPAT TINGGAL MAKANAN PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 6 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 7 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 8 MAKANAN PAKAIAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 9 TEMPAT TINGGAL PAKAIAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 10 MAKANAN PAKAIAN KENDARAAN TEMPAT TINGGAL HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 11 TEMPAT TINGGAL MAKANAN PAKAIAN KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 12 PAKAIAN TEMPAT TINGGAL MAKANAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 13 PAKAIAN KENDARAAN MAKANAN TEMPAT TINGGAL BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 14 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 15 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 16 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 17 MAKANAN PAKAIAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 18 TEMPAT TINGGAL MAKANAN PAKAIAN KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 19 MAKANAN PAKAIAN TEMPAT TINGGAL BARANG ELEKTRONIKKENDARAAN HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 20 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 21 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN HIBURAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 22 MAKANAN TEMPAT TINGGAL TEMPAT TINGGAL HIBURAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 23 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 24 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 25 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI

59 59 DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN KONSUMSI (LANJUTAN) NO TEMPAT TINGGAL MAKANAN KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 27 TEMPAT TINGGAL MAKANAN PENDIDIKAN KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 28 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 29 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 30 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 31 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN BARANG ELEKTRONIKKENDARAAN HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 32 MAKANAN PAKAIAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 33 TEMPAT TINGGAL MAKANAN KENDARAAN PAKAIAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 34 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 35 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 36 MAKANAN PAKAIAN PENDIDIKAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK KENDARAAN WISATA KE LUAR NEGERI 37 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN HIBURAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 38 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 39 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 40 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 41 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 42 TEMPAT TINGGAL MAKANAN PAKAIAN KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 43 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 44 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 45 MAKANAN BARANG ELEKTRONIK PAKAIAN KENDARAAN TEMPAT TINGGAL HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 46 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 47 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN BARANG ELEKTRONIKHIBURAN PAKAIAN WISATA KE LUAR NEGERI 48 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 49 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN BARANG ELEKTRONIKPAKAIAN HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 50 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI

60 60 DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN KONSUMSI (LANJUTAN) NO MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 52 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN HIBURAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 53 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 54 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 55 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 56 MAKANAN KENDARAAN PAKAIAN TEMPAT TINGGAL HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 57 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN BARANG ELEKTRONIKPAKAIAN HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 58 TEMPAT TINGGAL MAKANAN PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 59 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN BARANG ELEKTRONIKPAKAIAN HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 60 KENDARAAN TEMPAT TINGGAL MAKANAN PAKAIAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 61 MAKANAN TEMPAT TINGGAL TEMPAT TINGGAL BARANG ELEKTRONIKPAKAIAN HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 62 TEMPAT TINGGAL MAKANAN PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 63 TEMPAT TINGGAL PAKAIAN PENDIDIKAN HIBURAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 64 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 65 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 66 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 67 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN TEMPAT TINGGAL HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 68 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 69 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN BARANG ELEKTRONIKPAKAIAN HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 70 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 71 TEMPAT TINGGAL MAKANAN PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 72 TEMPAT TINGGAL MAKANAN PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 73 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 74 MAKANAN KENDARAAN PAKAIAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK TEMPAT TINGGAL WISATA KE LUAR NEGERI 75 KENDARAAN PAKAIAN TEMPAT TINGGAL MAKANAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI

61 61 DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN KONSUMSI (LANJUTAN) NO MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 77 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN HIBURAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 78 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 79 TEMPAT TINGGAL MAKANAN PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 80 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN HIBURAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 81 MAKANAN PAKAIAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 82 MAKANAN PAKAIAN KENDARAAN TEMPAT TINGGAL HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 83 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN BARANG ELEKTRONIKPAKAIAN HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 84 PAKAIAN MAKANAN TEMPAT TINGGAL HIBURAN BARANG ELEKTRONIK KENDARAAN WISATA KE LUAR NEGERI 85 TEMPAT TINGGAL MAKANAN PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 86 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN HIBURAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 87 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 88 TEMPAT TINGGAL PAKAIAN MAKANAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 89 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 90 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN HIBURAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 91 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 92 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 93 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 94 MAKANAN TEMPAT TINGGAL KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI 95 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 96 MAKANAN TEMPAT TINGGAL PAKAIAN KENDARAAN HIBURAN BARANG ELEKTRONIK WISATA KE LUAR NEGERI 97 TEMPAT TINGGAL MAKANAN KENDARAAN PAKAIAN BARANG ELEKTRONIK HIBURAN WISATA KE LUAR NEGERI

62 62 DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN INVESTASI NO PENDIDIKAN TANAH EMAS SAHAM OBLIGASI REKSA DANA PROPERTY DAN REAL ESTATE 2 EMAS TANAH PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 3 PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS TANAH SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 4 PENDIDIKAN TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS OBLIGASI SAHAM REKSA DANA 5 PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH REKSA DANA EMAS SAHAM OBLIGASI 6 PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 7 TANAH PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 8 EMAS PENDIDIKAN TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 9 PENDIDIKAN TANAH SAHAM OBLIGASI REKSA DANA EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE 10 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 11 PENDIDIKAN TANAH SAHAM PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS OBLIGASI REKSA DANA 12 PENDIDIKAN TANAH EMAS SAHAM OBLIGASI REKSA DANA PROPERTY DAN REAL ESTATE 13 EMAS PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 14 TANAH PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 15 TANAH PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 16 EMAS PENDIDIKAN TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI SAHAM REKSA DANA 17 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 18 TANAH PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI SAHAM REKSA DANA 19 PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI SAHAM REKSA DANA 20 TANAH EMAS PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 21 EMAS TANAH PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI SAHAM REKSA DANA 22 TANAH EMAS PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 23 PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 24 PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 25 TANAH PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 26 PENDIDIKAN EMAS TANAH SAHAM PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI REKSA DANA 27 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 28 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA

63 63 DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN INVESTASI (LANJUTAN) NO EMAS PENDIDIKAN TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 30 TANAH PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 31 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 32 EMAS TANAH PENDIDIKAN SAHAM PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI REKSA DANA 33 EMAS TANAH PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI SAHAM REKSA DANA 34 PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH EMAS SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 35 PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 36 PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 37 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 38 PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH EMAS PENDIDIKAN REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 39 PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 40 PROPERTY DAN REAL ESTATE PENDIDIKAN TANAH EMAS OBLIGASI SAHAM REKSA DANA 41 EMAS PENDIDIKAN TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 42 TANAH PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI REKSA DANA SAHAM 43 PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 44 PENDIDIKAN TANAH EMAS SAHAM PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI REKSA DANA 45 PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 46 PENDIDIKAN EMAS TANAH SAHAM REKSA DANA PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI 47 EMAS TANAH PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 48 EMAS TANAH PENDIDIKAN REKSA DANA SAHAM PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI 49 PENDIDIKAN TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 50 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 51 PENDIDIKAN TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 52 PENDIDIKAN TANAH EMAS REKSA DANA SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 53 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 54 EMAS TANAH PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 55 TANAH EMAS PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 56 PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI

64 64 DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN INVESTASI (LANJUTAN) NO PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH EMAS PENDIDIKAN SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 58 TANAH PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 59 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 60 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 61 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 62 PENDIDIKAN TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM EMAS OBLIGASI REKSA DANA 63 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM OBLIGASI REKSA DANA 64 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 65 EMAS TANAH PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 66 PENDIDIKAN EMAS TANAH SAHAM PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA OBLIGASI 67 TANAH PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 68 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 69 PENDIDIKAN TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 70 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 71 PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 72 PENDIDIKAN TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 73 PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH PENDIDIKAN EMAS REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 74 TANAH SAHAM PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI REKSA DANA 75 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 76 TANAH PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 77 PENDIDIKAN TANAH EMAS SAHAM PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA OBLIGASI 78 PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 79 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 80 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 81 EMAS TANAH PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 82 EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE PENDIDIKAN REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 83 PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 84 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI

65 65 DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN INVESTASI (LANJUTAN) NO PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 86 EMAS PENDIDIKAN TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 87 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 88 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM REKSA DANA OBLIGASI 89 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 90 EMAS PENDIDIKAN TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 91 TANAH PENDIDIKAN EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 92 PENDIDIKAN TANAH EMAS REKSA DANA SAHAM PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI 93 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 94 PENDIDIKAN TANAH EMAS PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 95 PENDIDIKAN EMAS TANAH PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA SAHAM OBLIGASI 96 EMAS PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH OBLIGASI REKSA DANA SAHAM 97 TANAH PENDIDIKAN PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS REKSA DANA SAHAM OBLIGASI LAMPIRAN 5 DESKRIPTIF STATISTIK Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation IMPULSIVE_BUYING CONSCIENTIOUSNESS KONSUMSI TABUNGAN INVESTASI Valid N (listwise) 97

66 66 LAMPIRAN 6 UJI VALIDITAS IMPULSIVE BUYING Correlations IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 IB1 Pearson Correlation **.328 **.297 ** *.855 ** Sig. (2-tailed) N IB2 Pearson Correlation.403 ** **.389 ** **.439 ** Sig. (2-tailed) N IB3 Pearson Correlation.328 **.517 ** ** **.353 ** Sig. (2-tailed) N IB4 Pearson Correlation.297 **.389 **.606 ** **.406 ** Sig. (2-tailed) N IB5 Pearson Correlation * Sig. (2-tailed) N IB6 Pearson Correlation.226 *.463 **.456 **.685 ** * Sig. (2-tailed) N IB7 Pearson Correlation.855 **.439 **.353 **.406 **.210 *.241 * 1 Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). UJI RELIABILITAS IMPULSIVE BUYING Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.827 6

67 67 UJI VALIDITAS CONSCIENTIOUSNESS Correlations C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C1 Pearson Correlation ** ** * Sig. (2-tailed) N C2 Pearson Correlation.420 ** Sig. (2-tailed) N C3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N C4 Pearson Correlation *.082 Sig. (2-tailed) N C5 Pearson Correlation.417 ** Sig. (2-tailed) N C6 Pearson Correlation * * Sig. (2-tailed) N C7 Pearson Correlation.224 * * 1 Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2- tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). UJI RELIABILITAS CONSCIENTIOUSNESS Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.603 3

68 68 UJI NORMALITAS Model UJI MULTIKOLINEARITAS Unstandardized Coefficients B Std. Error Coefficients a Standardized Coefficients Beta t Sig. 1 (Constant) concientiousne ss Collinearity Statistics Toleranc e VIF tabungan investasi pendapatan usia a. Dependent Variable: impulsive_buying

69 69 UJI HETEROSKEDASTISITAS REGRESI Conscientiousness Model R R Square Model Summary b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson a a. Predictors: (Constant), concientiousness b. Dependent Variable: impulsive_buying ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), concientiousness b. Dependent Variable: impulsive_buying Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients 95% Confidence Interval for B Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound Upper Bound Tolerance VIF 1 (Constant) concientiousness a. Dependent Variable: impulsive_buying

ALOKASI DANA, KEPRIBADIAN DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP IMPULSIVE BUYING (Studi pada Guru bersertifikasi di Jepara)

ALOKASI DANA, KEPRIBADIAN DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP IMPULSIVE BUYING (Studi pada Guru bersertifikasi di Jepara) 1 ALOKASI DANA, KEPRIBADIAN DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP IMPULSIVE BUYING (Studi pada Guru bersertifikasi di Jepara) Sara Fransisca Setiawan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang diangkat yaitu: Pengaruh pemberian program kesejahteraan dan pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Asphalt

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pembelian Impulsif adalah salah satu jenis dari perilaku membeli, dimana

BAB II LANDASAN TEORI. Pembelian Impulsif adalah salah satu jenis dari perilaku membeli, dimana BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBELIAN IMPULSIF Pembelian Impulsif adalah salah satu jenis dari perilaku membeli, dimana perilaku pembelian ini berhubungan dengan adanya dorongan yang menyebabkan konsumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Karakteristik Responden Analisis karakteristik dalam penelitian ini digunakan untuk melihat gambaran secara umum karakteristik data responden yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable) 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002 : 63), variabel penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa pendekatan, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia sebagai Homo economicus, tidak akan pernah lepas dari pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Waktu dan tempat penelitian Guna memperoleh data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Kompensasi dan Fasilitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Df Alpha 5%

LAMPIRAN. Df Alpha 5% LAMPIRAN Tabel r (TWO-TAILED TEST) Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% 1 0.997 26 0.374 51 0.271 76 0.223 2 0.95 27 0.367 52 0.268 77 0.221 3 0.878 28 0.361 53 0.266 78 0.22 4 0.811 29 0.355

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli di toko Elizabeth. Objek pada penelitian ini yaitu produk yang dijual pada toko Elizabeth

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada empat Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Jakarta Barat. Penelitian ini diperoleh untuk memperoleh data yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada konsumen Warteg yang berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penyusunan skripsi adalah pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Surya Toto Indonesia yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Maret 2014 hingga bulan Agustus Jenis dan Sumber data dalam penelitian ini berupa :

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Maret 2014 hingga bulan Agustus Jenis dan Sumber data dalam penelitian ini berupa : 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada salah satu outlet Rabbani yang beralamat di jalan Tuanku Tambusai No. 52 Pekanbaru. Penelitian ini dimulai sejak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Proses peneliti ini di perkirakan membutuhkan waktu november sampai dengan juni 2016. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Commercial Park CBD BSD Lot VIII No. 3 BSD City

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Commercial Park CBD BSD Lot VIII No. 3 BSD City BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai pengaruh insentif dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang berada di Jl.Perdagangan No.09 Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Propinsi Riau pada 10 Maret 2013 sampai selesai.

BAB III METODE PENELITIAN. yang berada di Jl.Perdagangan No.09 Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Propinsi Riau pada 10 Maret 2013 sampai selesai. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PD. Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir, yang berada di Jl.Perdagangan No.09 Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Propinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah semua investor di Danareksa Salatiga, PT Trimegah Asset Management Semarang dan investor individual dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai sampel yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Demografi Responden Dalam Bab ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian dan analisisnya yang telah dilakukan. Data penelitian ini diolah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.1.1 Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabel bebas adalah 1ariable yang mempengaruhi 1ariable terikat baik yang pengaruhnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Pekalongan yang berjumlah nasabah. Dengan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Pekalongan yang berjumlah nasabah. Dengan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Responden Penelitian Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang pengaruh pelayanan, produk, promosi dan lokasi terhadap kepuasan nasabah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah PD.BPR Rokan Hilir Cabang Kubu, Kabupaten Rokan Hilir yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah PD.BPR Rokan Hilir Cabang Kubu, Kabupaten Rokan Hilir yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penulisan proposal ini adalah PD.BPR Rokan Hilir Cabang Kubu, Kabupaten Rokan Hilir yang terletak di Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi pada PT Surya Toto Indonesia yang beralamat di Jalan Raya Tigaraksa Km 21 Cikupa Tangerang 15710

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 85 nasabah, yang akan disajikan gambaran karakteristik dari nasabah

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen. 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden 1. Tempat dan Waktu Penelitian Pada bab ini, penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh citra merek dan kepercayaan merek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian Asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian PT Maskapai Asuransi Raya (selanjutnya disebut PT Asuransi Raya atau Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. 3.. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang.Dilakukan di FE UIN Malang, untuk memudahkan peneliti mengambil sampel dan

Lebih terperinci

PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA. Risnandar

PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA. Risnandar PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA AVANZA DI KOTA DEPOK Risnandar 16212478 Latar Belakang Di jaman modern seperti sekarang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Pengumpulan Data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

BAB IV PEMBAHASAN Pengumpulan Data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner sebanyak 216 set pada mahasiswa pascasarjana STIEPARI Semarang yang berstatus sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan data yang telah disebar kepada pelanggan Alfamart dengan total 100 kuesioner yang diberikan langsung kepada para pelanggan Alfamart.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (bebas) adalah big five personality yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat CV. Tahu Merek W Jombang Pabrik tahu merek W Jombang adalah milik bapak Sulabi, pabrik ini pada awalnya hanya digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Responden Pada sub bab ini penulis akan menguraikan hasil survey yang telah diperoleh. Data yang diperoleh harus diolah terlebih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penelitian 1. Deskripsi Responden Penelitian Penelitian mengangkat permasalahan mengenai pengaruh variasi promosi terhadap peningkatan jumlah nasabah di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada di PT. Indonesia Toray Synthetics (ITS) yang beralamat di Jl. Moh. Toha Km.1 Tangerang, Banten. Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang.

BAB III METODE PENELITIAN. beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang. 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang. 3.2 Desain penelitian Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau BAB IV PENGUJIAN 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek dan Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Menurut Umar (2003) objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. populasi atau bagian populasi untuk mencari hubungan-hubungan yang. data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. populasi atau bagian populasi untuk mencari hubungan-hubungan yang. data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1998). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian survei yaitu dengan cara mengambil sampel dari fenomena yang ada dari suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah pedagang. dan kelompok acuan serta keputusan pembelian.

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah pedagang. dan kelompok acuan serta keputusan pembelian. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Mobil Toyota Avanza, sedangkan yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah pedagang kaki lima di wilayah Malioboro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Sarinah adalah pusat perbelanjaan setinggi 74 meter dan 15 lantai yang terletak di Menteng, Jakarta.Gedung ini mulai dibangun pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Toserba dan Swalayan Fajri Mart Pekanbaru yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden. Responden memberikan respon verbal dan atau tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen. Variabel

Lebih terperinci

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September-Desember 2014. Penelitian ian ini dilaksanakan pada CV.Sumber Buah Serang, Jl. Cinanggung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terakhir mengenai lingkungan kerja dan kompensasi terhadap kinerja

BAB III METODE PENELITIAN. terakhir mengenai lingkungan kerja dan kompensasi terhadap kinerja BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu DanTempat Penelitian Penelitian yang penulis lakukan di PT.Serayu Metalindo Steel agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan,maka penulis membatasi ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian Ada sejumlah 112 kuesioner yang kembali dari 150 kuesioner yang disebarkan kepada responden. Dari 112 kuesioner, sejumlah 69 kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Rambah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2013. 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Data Primer

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian Penelitian ini menggunakan data hasil penyebaran koesioner kepada 100 orang responden calon konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di Kabupaten Kampar tepatnya di Daerah Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan pada show room sepeda motor CV. Suci Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air Tiris.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menteng Raya No.29, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Menteng Raya No.29, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan sepanjang bulan februari sampai dengan juni 2016. 2. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada april 2015. Lokasi penulisan skripsi ini adalah karyawan pada Pranaya Suites Hotel, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif 1 yakni penelitian yang mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktorfaktor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Responden yang menjadi objek penelitian Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kuesioner yang di sebar berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan menggunakan metode deskriptif statistik, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lazada Indonesia merupakan top online retailer di Indonesia. Perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lazada Indonesia merupakan top online retailer di Indonesia. Perusahaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar umum Lazada Indonesia Lazada Indonesia merupakan top online retailer di Indonesia. Perusahaan ini memberikan kesempatan kepada konsumen untuk membeli segala jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan dari tanggal 13 Oktober sampai 14 November 2014. Dengan obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif. Menurut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011: 7) jenis data penelitian kuantitatif berupa angka dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah Cooper dan Emory

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. Colombia yang beralamat di Jl. Tuanku

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. Colombia yang beralamat di Jl. Tuanku BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Colombia yang beralamat di Jl. Tuanku Tambusai (Nangka), Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan survey dengan format deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan survey dengan format deskriptif 36 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang berdasarkan pada orientasi hasil dan jumlah (kuantitas). Agar terciptanya penelitian yang valid, penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian bulan Maret - Juli 2015, Tempat yang diteliti adalah Kantor Kepegawaian Kota Administrasi Jakarta Barat, yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi

BAB IV HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi BAB IV HASIL PENELITIAN 4. Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi Universitas Dian Nuswantoro yang tahu mengenai penggunaan e-filing dan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 4 bulan yang bermula di bulan Maret 2015 sampai dengan bulan Juni 2015. Dalam kurun waktu tersebut,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample Kolmogorov- Smirnov

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden Pada penelitian ini, peneliti menyebar 150 buah kuesioner dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 100 kuesioner. Kuesioner yang tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada pegawai Dinas Pertanian Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada pegawai Dinas Pertanian Tanaman BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini akan mengambil sampel pada pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. 3.2. Jenis Penelitian Menurut Oei (2010:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan Mogot Jakarta Barat. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Oktober 2016 Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah masyarakat di Kabupaten Sleman yang menabung di bank syariah, yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Swalayan Kiosk 999 di Kecamatan Tenayan raya yang beralamat di jalan Hangtuah Kulim Pekanbaru, dimulai dari Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek dari penelitian yang dilakukan penulis pada skripsi ini adalah wisatawan domestik dan mancanegara pada objek wisata halal di Aceh. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Populasi penelitian ini adalah semua investor di Danareksa Salatiga, PT Trimegah Asset Management Semarang dan investor individu dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dapat digolongkan penelitian kuantitatif asosiatif kausal. Sugiyono (2010:56) mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara kerja memahami bagaimana suatu penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan (Wasito, 1995:16).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Validitas Hasil perhitungan uji validitas menggunakan data 86 responden dan data yang diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria penentuan

Lebih terperinci

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora Nama : Alfianta Sah Putra NPM : 10212615 Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tiket pesawat secara online. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian sejak

BAB III METODE PENELITIAN. tiket pesawat secara online. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian sejak BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini, maka penulis memilih wilayah Kota Serang, Banten sebagai lokasi

Lebih terperinci