TUGAS AKHIR. Oleh: ANDINI MIRANDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR. Oleh: ANDINI MIRANDA"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN PERSERO PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA Oleh: ANDINI MIRANDA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2

3

4 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan kemudahan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan segala kritik yang sehat dan saran-saran yang membangun dari pembaca sehingga dapat berguna bagi penulis untuk dijadikan sebagai bahan masukan dimasa yang akan datang. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak sehingga melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan penuh perhatian memberikan bimbingan dan juga saran-saran bagi penulis untuk kebaikan isi dari tugas akhir ini.. 3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5 i 4. Bapak Asber Sihole, S.E. selaku Deputi Manajer Akuntansi PT PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera bagian Utara serta seluruh staf dan karyawan PT PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera bagian Utara yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan riset/survey dalam memperoleh data untuk penulisan tugas akhir. 5. Teristimewa saya persembahkan buat Ayahanda & Ibunda tercinta, yang selama ini telah memberikan kasih sayang, dorongan dan doa serta pengorbanan yang tak pernah ada habisnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar. Akhir kata, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Amin. Medan, Juni 2009 Penulis Andini Miranda

6 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Permasalahan... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 3 D. Sistematika Penelitian Jadwal Penelitian Laporan Penelitian... 5 BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI... 7 A. Sejarah Ringkas... 7 B. Struktur Organisasi & Personalia... 8 C. Job Description... 9 D. Jaringan Usaha/Kegiatan... 14

7 iii E. Kinerja Usaha Terkini F. Rencana Kegiatan BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap B. Faktor-Faktor Penyusun Sistem Akuntansi Aktiva Tetap C. Jenis-Jenis Aktiva Tetap D. Dokumen dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap E. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap F. Jaringan Subsistem Akuntansi Aktiva Tetap BAB IV : PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aktiva tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan yang tidak bertujuan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari satu tahun. Berbagai cara yang ditempuh dalam hal perolehan aktiva tetap antara lain dengan pembelian tunai, pembelian secara kredit jangka panjang, pembelian dengan surat-surat berharga, pertukaran, diperoleh dari hadiah atau sumbangan, dan dibangun sendiri. Aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya yaitu jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan. Aktiva tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Jika aktiva lancar dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aktiva tetap dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tetap tersebut. Hal ini disebabkan banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang tidak bisa tidak harus dilakukan karena berupa committed costs, yang dalam masa pengoperasian aktiva tetap jenis biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh manajemen melalui wewenang yang dimilikinya.karena pengendalian aktiva tetap dilakukan pada saat perencanaan perolehannya, sistem

9 9 akuntansi aktiva tetap menyediakan mekanisme otorisasi sejak saat perencanaan sampai dengan saat pelaksanaan perolehan aktiva tetap. Aktiva tetap menuntut pemanfaatan optimum selama taksiran umur ekonomisnya. Perlu dibentuk satu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan, memindahkan, dan menghentikan pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi tidak dapat segera dimanfaatkan oleh fungsi lain. Mengingat pentingnya keberadaan aktiva tetap dalam kegiatan operasional perusahaan, maka diperlukan sebuah sistem akuntansi aktiva tetap. Sistem akuntansi aktiva tetap direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun oleh perusahaan meliputi dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang bersangkutan. Selain itu dibutuhkan pengawasan yang efektif dalam hal perolehan, pencatatan, penggunaan metode penyusutan, dan pelaporan dalam laporan keuangan yang sesuai dengan sistem akuntansi aktiva tetap yang ditetapkan oleh perusahaan. Dalam menggunakan metode atau prosedur penyusutan akuntansi aktiva tetap tersebut hendaknya perusahaan menerapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pihak yang berkepentingan dalam mengadakan analisa perbandingan laporan

10 keuangan suatu periode tertentu dengan periode sebelumnya, agar dapat menggambarkan secara jelas sifat dan perkembangan perubahan yang dialami perusahaan dari waktu ke waktu. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk menulis tugas akhir dengan judul SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA. B. Permasalahan Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa aktiva tetap mempunyai peranan yang penting dalam pelaksanaan operasional perusahaan, maka perlu di bentuk sebuah sistem akuntansi aktiva tetap sehingga kegiatan perusahaan berjalan secara optimal dan meningkatkan kapasitas produksi. Adapun hal pokok yang menjadi permasalahan sehubungan dengan sistem akuntansi aktiva tetap adalah apakah sistem akuntansi aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara telah memenuhi prinsip cepat, aman, dan murah. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin di capai peneliti adalah untuk mengetahui apakah sistem akuntansi aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara telah memenuhi prinsip cepat, aman, dan murah.

11 3 2. Manfaat Penelitian Penelitian yang telah dilakukan peneliti pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi perusahaan, dan bagi peneliti lain. a. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan masukan apabila di kemudian hari dimintai pendapat mengenai sistem akuntansi aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara. b. Bagi perusahaan yaitu sebagai bahan masukan untuk memperbaiki sistem akuntansi aktiva tetap yang sudah berjalan selama ini. c. Bagi peneliti lain yaitu sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penulisan yang berhubungan dengan sistem akuntansi aktiva tetap. D. Sistematika Penelitian 1. Jadwal penelitian Jadwal penelitian dilaksanakan setelah peneliti menyelesaikan magang di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jadwal penelitian terdiri dari berbagai kegiatan yang di mulai dari persiapan untuk melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir, dan penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penelitian yang dilakukan peneliti dijelaskan pada tabel di bawah ini.

12 4 No. Kegiatan Maret April Mei A. Persiapan 1. Pelaksanaan studi ke perpustakaan ekonomi untuk mencari judul tugas akhir. 2. Pengajuan judul tugas akhir kepada dosen pembimbing. B. Pelaksanaan 3. Melakukan survei/riset ke perusahaan untuk mengambil data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir. 4. Pengolahan data perusahaan untuk penyusunan tugas akhir. C. Pelaporan 5. Bimbingan untuk penulisan BAB I tugas akhir. 6. Bimbingan untuk penulisan BAB II tugas akhir. 7. Bimbingan untuk penulisan BAB III tugas akhir. 8. Bimbingan untuk penulisan BAB IV tugas akhir. 9. Bimbingan tahap akhir dalam penyusunan tugas akhir. 10. Penyempurnaan tugas akhir. 2. Laporan Penelitian Laporan penelitian ini terdiri dari empat bab yaitu Bab Pendahuluan, Profil Perusahaan/Instansi, Topik Penelitian, dan Penutup. BAB I : PENDAHULUAN Pada BAB I diuraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.

13 5 BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI Pada bab ini dijelaskan mengenai sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi dan personalia, job description, jaringan usaha/kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan dari PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara. BAB III : TOPIK PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan judul penelitian. BAB IV : PENUTUP Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan yang didasarkan pada pembahasan dan saran yang relevan dengan kesimpulan yang di buat.

14 6 BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT PLN (Persero) Nomor 193.K/010/DIR/2003. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT PLN (Persero) Nomor 178.K/010/DIR/2004, tertanggal 24 Agustus 2004, dibentuklah unit PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara yang khusus bertugas mengelola bidang pembangkitan di wilayah Sumut, Riau, dan NAD. Tujuannya agar pengelolaan bisnis pembangkitan lebih fokus dan efisien guna meningkatkan keandalan dan keamanan pasokan listrik bagi masyarakat di wilayah Sumbagut. Keberadaan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara sebenarnya berawal dari pelaksanaan reorganisasi di tubuh PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera bagian Utara yaitu dengan adanya pemisahan fungsi pembangkitan dan penyaluran di Sumatera sejalan dengan Surat Keputusan Direksi No. 177.K/010/DIR/2004 tanggal 24 Agustus tentang Organisasi Pembangkitan Sumatera bagian Selatan (Sumbagsel) dan Surat Keputusan Direksi

15 PLN No. 179.K/010/DIR/2004, tanggal 24 Agustus 2004 tentang organisasi PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban (P3B) Sumatera. Artinya melalui keputusan tersebut, organisasi PLN yang bergerak dalam bidang pembangkitan di Sumatera dibuat menjadi dua bagian, yaitu pembangkitan Sumatera bagian Utara dan pembangkitan Sumatera bagian Selatan, di bidang penyaluran tergabung dalam satu unit yaitu P3B Sumatera. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara memiliki bisnis utama sebagai pengelola di bidang pembangkitan sistem kelistrikan Sumatera Utara, NAD dan Riau. Untuk pembangkit yang bertenaga thermal, PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara memiliki aset mesin pembangkit sebanyak 59 unit, dengan rincian PLTG/U Belawan 10 Unit, PLTG Paya Pasir 5 Unit, PLTG Glugur 2 unit, PLTD Titi Kuning 6 Unit, PLTD Lueng Bata 14 Unit, PLTG Teluk Lembu 1 unit dan PLTD Teluk Dalam 6 unit serta PLTD Gunung Sitoli 13 unit. Pembangkit yang bertenaga hidro (air) terdiri dari 13 PLMTH dan 3 PLTA. Mikro hidro memiliki kapasitas terpasang total sebesar 7,5 MW dengan daya mampu 6 MW dan untuk tenaga air adalah PLTA Sipansipahoras, Tapanuli Tengah, yang beroperasi akhir tahun 2004 dengan jumlah pasokan sebesar 50 MW, PLTA Lau Renun Dairi berkapasitas 82 MW yang beroperasi sejak akhir 2005 lalu, dan PLTA Koto Panjang Pekanbaru Riau berkapasitas 114 MW. B. Struktur Organisasi & Personalia Struktur organisasi dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, untuk itulah maka struktur

16 organisasi harus dirancang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keadaan perusahaan. Dengan demikian struktur organisasi yang baik akan dapat membagi seluruh tugas, wewenang dan tanggung jawab antar unit-unit organisasi. 8 C. Job Description Job description/uraian tugas menerangkan perincian dari tugas dan wewenang dari setiap pegawai yang membangun struktur organisasi pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara. 1. General Manager Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha, melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif, dan sinergis serta menjamin produksi tenaga listrik, peningkatan mutu dan keandalan serta pelayanan. 2. Bidang Perencanaan Tugas pokok Manajer Perencanaan adalah bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan jangka panjang, perencanaan sumber daya, perencanaan pengusahaan serta perencanaan investasi, analisa dan evaluasi pengembangan pembangkit, pengelolaan kegiatan engineering, lingkungan hidup, perencanaan energi primer, pengembangan dan penerapan sistem informasi, tersedianya data dan pelaporan untuk kepentingan internal dan eksternal serta pengembangan usaha lain yang menunjang bisnis inti perusahaan untuk meningkatkan pendapatan

17 dann efisiensi perusahaan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Manajer Perencanaan dibantu oleh beberapa deputi manajer. a. Deputi Manajer Perencanaan Pembangkitan Tugas pokok Deputi Manajer Perencanaan Pembangkitan adalah menyusun rencana korporat perusahaan yang mencakup pengembangan dan penyediaan tenaga listrik baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang, serta menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta mengadakan kerja sama dengan pihak-pihak lain dalam hal pengembangan dan penyediaan tenaga listrik. b. Deputi Manajer Perencanaan Pengusahaan Tugas pokok Deputi Manajer Perencanaan Pengusahaan adalah menyusun rencana korporat perusahaan dalam bidang Pembangkitan jangka panjang, penyusunan rencana Anggaran (RKAP) menganalisa dan mengevaluasi hasil pencapaian kinerja pengusahaan. 3. Bidang Produksi Tugas pokok Manajer Produksi adalah bertanggung jawab atas perencanaan operasi dan pemeliharaan, pengadaan dan pengendalian bahan bakar & inventory, pembinaan operasi dan pemeliharaan, manajemen asset pembangkitan, keselamatan ketenagalistrikan, pencapaian target produksi listrik dengan efisien serta mutu dan keandalan yang baik, serta kepastian jadwal dan ketepatan waktu pemeliharaan asset pembangkit, pencapaian target penjualan tenaga listrik dengan harga yang kompetitif dan berorientasi kepada kebutuhan

18 pelanggan. Dalam melaksanakan tugas pokok Manajer Produksi dibantu oleh beberapa deputi manajer. a. Deputi Manajer Thermal Tugas pokok Deputi Manajer Thermal adalah merencanakan pola operasi dan pemeliharaan pembangkitan PLTU, PLTGU, PLTG, dan PLTD termasuk penyusunan anggaran biayanya, menganalisa hasil operasi pemeliharaan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Thermal dibantu oleh staf yang terdiri dari: supervisor PLTU, supervisor PLTG/PLTGU dan supervisor PLTD. b. Deputi Manajer Hidro Tugas pokok Deputi Manajer Hidro adalah merencanakan pola operasi dan pemeliharaan Pembangkitan Tenaga Air termasuk anggaran biayanya, menganalisa hasil operasi dan pemeliharaan. 4. Bidang Keuangan Tugas pokok Manajer Keuangan adalah bertanggung jawab atas perencanaan anggaran operasi dan investasi tahunan serta pengelolaan anggaran, pengelolaan keuangan, pengelolaan akuntansi, pengelolaan pajak dan asuransi, transaksi energi, terselenggaranya pengelolaan pendanaan dan pengelolaan arus kas secara akurat. Dalam melaksanakan tugas pokok Manajer Keuangan dibantu oleh beberapa deputi manajer. a. Deputi Manajer Keuangan

19 Tugas pokok Deputi Manajer Keuangan adalah mengelola dan mengendalikan kas/bank serta mengelola asuransi dan pajak, menganalisa arus kas, dan laporan keuangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut Deputi Manajer Keuangan dibantu oleh staf yang terdiri dari: supervisor administrasi keuangan dan supervisor asuransi dan pajak. b. Deputi Manajer Anggaran Tugas pokok Deputi Manajer Anggaran adalah merencanakan, menyusun, mengelola dan mengendalikan angggaran perusahaan serta menganalisa hasil penyerapan anggaran. 5. Bidang SDM & Administrasi Tugas pokok Manajer SDM & Administrasi adalah bertanggung jawab atas tersedianya Sumber Daya Manusia yang berkualitas serta mempunyai kompetensi sesuai bidang tugasnya melalui penyelenggaraan rekrutmen, penempatan, pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia secara komprehensif dan terencana serta pengembangan organisasi sesuai kebutuhan Unit Bisnis; pengelolaan kegiatan administrasi pegawai, termasuk penyelenggaraan analisa jabatan dan evaluasi jabatan; kebijakan dalam menghadapi masalah hukum yang timbul selama kegiatan perusahaan, kebijakan dan strategi komunikasi, hubungan masyarakat, hubungan industrial dan Community Development serta penyelenggaraan kesekretariatan dan rumah tangga kantor. Dalam melaksanakan tugas pokok, Manajer SDM & Administrasi dibantu oleh bebebrapa deputi manajer. a. Deputi Manajer Perencanaan Organisasi dan SDM

20 Tugas pokok Deputi Manajer Perencanaan Organisasi dan SDM adalah merencanakan pengembangan organisasi, penyusunan analisa jabatan dan evaluasi jabatan, penetapan formasi jabatan dan formasi tenaga kerja serta perencanaan kebutuhan fasilitas kepegawaian termasuk penyusunan anggaran biayanya dan merencanakan Diklat, melaksanakan rekrutmen, mengadakan konseling, menganalisa pelaksanaan mutasi jabatan dan pengembangan karier. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Perencanaan Organisasi dan SDM dibantu oleh staf yang terdiri dari Jabatan Fungsional, yang terdiri dari supervisor pengembangan organisasi dan SDM dan supervisor diklat dan kompetensi. b. Deputi Manajer Administrasi SDM Tugas pokok Deputi Manajer Administrasi SDM adalah pengelolaan system administrast SDM, kesejahteraan pegawai, emolument pegawai termasuk penyusunan anggaran biayanya, perhitungan pajak penghasilan pegawai. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Administrasi SDM dibantu oleh staf yang terdiri dari: supervisor kesejahteraan pegawai dan supervisor administrasi SDM. 6. Bidang Audit Internal Tugas pokok Kepala Audit Internal adalah menyelenggarakan pembinaan dan penilaian sistem pengendalian manajemen, operasional maupun keuangan serta memberikan rekomendasi bagi perbaiakan dan kemajuan perusahaan. Dalam

21 melaksanakan tugas pokoknya Kepala Audit Internal dibantu oleh staf yang terdiri dari Jabatan Fungsional. 7. Sektor Pembangkitan Bertanggung jawab atas pencapian produksi tenaga listrik secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik dengan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pelanggan serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemeliharaan seluruh asset perusahaan yang menjadi tanggung jawab unitnya Proyek Bertanggung jawab atas tersedianya rencana, serta pelaksanaan, evaluasi dan laporan atas kegiatan operasional proyek pembangunan sarana tenaga listrik sesuai rencana pengembangan sistem kelistrikan unit bisnis. D. Jaringan Usaha/Kegiatan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara adalah unit usaha PLN yang bergerak dalam kegiatan pembangkitan tenaga listrik dengan menggunakan pembangkit jenis PLTA, PLTU, PLTD, PLTG, dan PLTGU yang tersebar di tiga propinsi yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan Riau. Keberadaan mesin pembangkit listrik merupakan tulang punggung sektor

22 ketenagalistrikan yang merupakan tugas PLN Pembangkitan Sumbagut, sebab dari sinilah semua rangkaian tugas penyediaan tenaga listrik diawali. Sumber energi listrik diproduksi dengan memanfaatkan berbagai energi primer seperti: minyak, gas alam, air (atau kombinasi diantara berbagai energi primer tersebut) ditransformasi menjadi energi mekanis yang selanjutnya menggerakkan generator pembangkit listrik. Energi primer: gas alam, HSD/MFO dan air ditransformasikan menjadi energi mekanis untuk memutar turbin generator. Dengan demikian produktifitas pembangkit listrik di Sumatera Utara sangat tergantung dengan ketersediaan pasokan energi primer tersebut. 14 E. Kinerja Usaha Terkini Kinerja usaha terkini ditandai dengan meningkatnya jumlah asset yang dimiliki PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara dilihat dari perbandingan nilai pada Neraca tahun 2008 yaitu Rp dan Neraca tahun 2007 yaitu Rp Terjadi peningkatan jumlah asset perusahaan senilai Rp Sesuai dengan faksimile Direktur Pembangkitan No. 006/150/DIRKIT/2004-Fax, tanggal 05 Februari 2004, perihal Sertifikasi Pembangkitan berupa instruksi agar semua Pembangkit sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9001, ISO dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Sehubungan dengan faksimile

23 Direktur Pembangkitan tersebut, PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut telah menyelesaikan Sertifikasi ISO 9001:2000, ISO 14001:2004 dan SMK3. 1. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut Kantor Induk ISO 9001:2000 Tanggal 24 Agustus Sektor Pembangkitan Belawan - PLTU/GU Belawan ISO 9001:2000 Tanggal 16 September 2004 ISO 14001:2004 Tanggal 10 Nopember 2004 SMK3 Tanggal 10 Januari PLTG Paya Pasir ISO 9001:2000 Tanggal 10 Oktober 2006 ISO 14001:2004 Tanggal 04 Oktober 2006 SMK3 Audit Sertifikasi Tanggal Nopember PLTG Glugur ISO 9001:2000 Tanggal 10 Oktober 2006 ISO 14001:2004 Tanggal 04 Oktober PLTG Paya Pasir ISO 9001:2000 Tanggal 10 Oktober 2006 ISO 14001:2004 Tanggal 04 Oktober 2006 SMK3 Audit Sertifikasi Tanggal Nopember PLTD Titi Kuning ISO 9001:2000 Tanggal 10 Oktober Sektor Pembangkitan Lueng Bata ISO 14001:2004 Tanggal 04 Oktober PLTD Lueng Bata ISO 9001:2000 Tanggal 18 April 2005 ISO 14001:2004 Tanggal 04 Oktober 2006

24 SMK3 Audit Sertifikasi Tanggal Maret Sektor Pembangkitan Pekanbaru - PLTA Koto Panjang ISO 9001:2000 Tanggal 16 Oktober 2006 ISO 14001:2004 Tanggal 26 Agustus 2005 SMK3 Tanggal 3 Januari PLTD/G Teluk Lembu ISO 9001:2000 Tanggal 16 Oktober 2006 ISO 14001:2004 Tanggal 16 Oktober 2005 SMK3 Audit Sertifikasi Tanggal Maret Sektor Pembangkitan Pandan PLTA Sipansihaporas & PLTMH ISO 9001:2000 Tanggal 05 Juli 2006 ISO 14001:2004 Tanggal 24 Maret 2005 SMK3 Tanggal 10 Januari 2006 Cabang usaha PLTA Sipansihaporas & PLTMH yang tersebar sebagai berikut: - PLTMH Batang Gadis 1 & 2. - PLTMH Tonduhan 1 & 2. - PLTMH Aek Raisan 2. - PLTMH Kombih 1. - PLTMH Kombih 2. - PLTMH Aek Silang. - PLTMH Aek Sibundong. F. Rencana Kegiatan

25 Rencana kegiatan yang dilakukan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara yaitu seperti disebutkan berikut ini. 1. Pembangunan pembangkit listrik dengan energi terbarukan direncanakan akan dibangun di sembilan kabupaten yaitu Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Simalungun, Dairi, Pakpak Barat, Padang Lawas, Labuhan Batu (Rantau Prapat) dan Tapanuli Utara. 2. Selain membangun pembangkit dengan sumber energi dari energi terbarukan, PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara juga membangun beberapa pembangkit baru dari uap, gas dan air. Diharapkan melalui rencanarencana pembangunan pembangkit ini, maka krisis energi listrik atau defisit 90 MW bisa diatasi dan bahkan bisa memenuhi permintaan/kebutuhan pelanggan lama dan baru yang terus meningkat. 3. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara merencanakan akan membangun dari 113,3 MW pembangkit listrik di Sumatera Utara, sebanyak 26,7 MW dijadwalkan sudah terealisasi tahun 2009 dan sebanyak 10 MW lagi pada Sisanya masih belum dipastikan karena masih dalam taraf penandatanganan kerjasama, tetapi akan segera terealisasi melihat tingginya minat investor berinvestasi di sektor pembangkit listrik. 4. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara memperkirakan total kebutuhan dana untuk investasi instalasi ketenagalistrikan sampai tahun 2018 akan mencapai US$ 83,7 miliar. Kebutuhan dana tersebut terdiri dari instalasi pembangkitan senilai US$ 56,9 miliar, transmisi US$ 14,4 miliar, dan distribusi US$ 12,4 miliar. Kebutuhan dana 10 tahun ke depan itu baik untuk

26 proyek listrik PLN. Kebutuhan daya tersebut tercantum dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun Target bauran energi pembangkit pada 2018 adalah batubara sebanyak 63%, gas 17%, panas bumi 12%, air 6%, dan BBM 2%. Rincian batubara yang dibutuhkan tahun 2018 adalah sebesar 107,1 juta ton, gas alam cair 73,9 miliar kaki kubik, gas alam 501,2 miliar kaki kubik, solar 1,55 juta kiloliter dan minyak bakar kiloliter. 6. Perkiraan kebutuhan subsidi listrik tahun 2009 per golongan tarif adalah untuk golongan sosial Rp 2,7 triliun dan rumah tangga semua golongan (R1 450 VA-R VA ke atas) mencapai Rp 38,8 triliun. Adapun konsumen bisnis sampai dengan 200 kva ke atas Rp 8,305 triliun, industri sampai kva ke atas Rp 18,19 triliun, dan pemerintah Rp 2,87 triliun. 18 BAB III TOPIK PENELITIAN A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk

27 melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Menurut Mulyadi (2001) sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Sistem akuntansi aktiva tetap dirancang untuk menangani transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap perusahaan. Aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara terdiri dari alat pembangkit, tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam proses operasi perusahaan yang tidak bertujuan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari satu tahun. Menurut Donald E. Kieso (2002) aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets). Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva yang dapat disusutkan (depreciable), mencakup tanah/hak atas tanah, bangunan, mesin serta peralatan lainnya ataupun sumber-sumber alam. Menurut Sofyan Syafri (1999) aktiva tetap lazimnya dicatat sejumlah harga perolehannya. Aktiva tetap dicantumkan di neraca dalam lajur assets (aktiva) dengan judul land, building & equipment atau plant & equipment, fixed assets, property and equipment atau aktiva lain-lain.

28 B. Faktor-Faktor Penyusun Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun oleh PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara diproses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari mesin pembukuan yang sederhana sampai dengan komputer. Menurut Zaki Baridwan (1994) penyusunan sistem akuntansi aktiva tetap untuk suatu perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang penting sebagai berikut: 1. sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip cepat yaitu bahwa sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan kualitas yang sesuai, 2. sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip aman yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan intern, 3. sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi. C. Jenis-Jenis Aktiva Tetap

29 Berdasarkan hasil riset (survey) yang telah dilakukan peneliti, PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara memiliki rincian aktiva tetap yang digolongkan berdasarkan fungsi dan jenis seperti disebutkan di bawah ini. 1. Rincian aktiva tetap per fungsi meliputi fungsi pembangkitan, transmisi, dan lainnya. a. Pembangkitan: 1) PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), 2) PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), 3) PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel), 4) PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas), 5) PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas), 6) PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap). b. Transmisi: 1) transmisi, 2) tele informasi data. c. Lainnya: 1) tata usaha, 2) gudang & persediaan bahan, 3) bengkel, 4) laboratorium, 5) jasa-jasa teknik, 6) wisma dan rumah dinas, 7) rupa-rupa jasa umum,

30 8) pendidikan & latihan. 2. Rincian aktiva tetap per jenis meliputi bangunan, perlengkapan, saluran, dan lainnya. a. Bangunan: 1) bangunan dan kelengkapan halaman, 2) bangunan saluran air & perlengkapannya, 3) jalan sepur samping, 4) instalasi dan mesin, 5) reaktor nuklir, 6) gardu induk. b. Perlengkapan: 1) perlengkapan penyaluran tenaga listrik, 2) perlengkapan lain-lain distribusi, 3) perlengkapan pengolahan data, 4) perlengkapan transmisi data, 5) perlengkapan telekomunikasi, 6) perlengkapan umum. c. Saluran: 1) saluran udara tegangan tinggi, 2) kabel dibawah tanah, 3) jaringan distribusi, 4) gardu distribusi. d. Lainnya:

31 1) kendaraan bermotor dan mobil, 2) material cadang, 3) tanah & hak atas tanah. D. Dokumen dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Pemabngkitan Sumatera bagian Utara yaitu surat permintaan otorisasi investasi, bukti kas keluar, daftar akumulasi penyusutan aktiva tetap dan bukti memorial. Menurut Mulyadi (2001) dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi aktiva tetap seperti disebutkan di bawah ini. 1. Surat permintaan otorisasi investasi (expenditure authorization request atau authorization for expenditure). Karena investasi aktiva tetap biasanya meliputi jumlah rupiah yang relatif besar dan mencakup keterikatan dana dalam jangka waktu yang relatif panjang, maka pengendalian aktiva tetap dilakukan melalui perencanaan yang matang. Perencanaan pengeluaran investasi dalam aktiva tetap dimulai dengan diajukannya usulan investasi kepada manajemen puncak. 2. Surat permintaan reparasi (authorization for repair). Dokumen ini berfungsi sebagai perintah dilakukannya reparasi yang merupakan pengeluaran modal. 3. Surat permintaan transfer aktiva tetap. Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi transfer aktiva tetap.

32 4. Surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap. Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap. 5. Surat perintah kerja (work order). Dokumen ini memiliki 2 fungsi: sebagai perintah dilaksanakannya pekerjaan tertentu mengenai aktiva tetap dan sebagai catatan yang di pakai untuk mengumpulkan biaya pembuatan aktiva tetap. 6. Surat order pembelian. Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi pembelian yang merupakan surat untuk memesan aktiva tetap kepada pemasok. Untuk pembelian aktiva tetap yang melibatkan jumlah investasi yang besar umumnya pemilihan pemasok dilakukan melalui proses tender terbuka. 7. Laporan penerimaan barang. Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi penerimaan setelah fungsi ini melakukan pemeriksaan kuantitas, mutu, dan spesifikasi aktiva tetap yang diterima dari pemasok. 8. Faktur dari pemasok. Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok untuk aktiva tetap yang dibeli. 9. Bukti kas keluar. Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran kas yang dibuat oleh fungsi akuntansi setelah dokumen surat permintaaan otorisasi investasi, surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok diterima dan diperiksa oleh fungsi tersebut. 10. Daftar akumulasi penyusutan aktiva tetap. Daftar ini berisis jumlah biaya penyusutan aktiva tetap yang dibebankan dalam periode akuntansi tertentu. Dokumen ini merupakan dasar untuk pembuatan bukti memorial untuk

33 pencatatan biaya penyusutan yang dibebankan dalam periode akuntansi tertentu. 11. Bukti memorial. Dokumen ini digunakan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penyusutan aktiva tetap, harga pokok aktiva tetap yang telah selesai dibangun, pemberhentian pemakaian aktiva tetap, dan pengeluaran modal. E. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Fungsi yang terkait dalam transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara seperti disebutkan di bawah ini. 1. Fungsi pemakai. Dalam sistem akuntansi aktiva tetap, fungsi pemakai bertanggung jawab mengajukan usulan investasi aktiva tetap dan mengajukan surat permintaan otorisasi investasi untuk merealisasikan perolehan aktiva tetap seperti yang tercantum dalam anggaran investasi yang telah disetujui oleh rapat umum pemegang saham. Unit organisasi pemakai aktiva tetap berfungsi mengelola pemakaian aktiva tetap. 2. Fungsi riset dan pengembangan. Fungsi ini bertanggung jawab mengajukan usulan investasi aktiva tetap yang dimanfaatkan bersama oleh lebih dari satu fungsi. Di samping itu, fungsi ini betanggung jawab melakukan studi kelayakan setiap usulan investasi dari berbagai fungsi lain dalam perusahaan.

34 3. Deputi Manajer yang bersangkutan. Pejabat ini berfungsi memberikan persetujuan terhadap usulan investasi dan surat permintaan otorisasi reparasi yang diajukan oleh unit organisasi yang ada dibawah wewenangnya. 4. General Manajer. Pejabat ini yang memberikan otorisasi terhadap semua mutasi aktiva tetap. Otorisasi ini dicantumkan dalam formulir surat permintaan otorisasi investasi dan surat permintaan otorisasi reparasi. 5. Fungsi pembelian. Fungsi ini bertanggung jawab memilih pemasok dan menerbitkan surat order pembelian untuk pengadaan aktiva tetap. 6. Fungsi penerimaan. Fungsi ini bertanggung jawab melakukan pemeriksaan terhadap aktiva tetap yang diterima dari pemasok. Hasil pemeriksaan terhadap aktiva tetap tersebut dicantumkan dalam laporan penerimaan barang. 7. Fungsi aktiva tetap. Fungsi ini bertanggung jawab atas pengelolaan aktiva tetap perusahaan. Fungsi ini memiliki wewenang dalam penempatan, pemindahan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap. 8. Fungsi akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab dalam pembuatan dokumen sumber (bukti kas keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan mutasi aktiva tetap dan penyelenggaraan buku pembantu aktiva tetap. Di samping itu, fungsi akuntansi bertanggung jawab atas penyelenggaraan jurnal yang bersangkutan dengan aktiva tetap (register bukti kas keluar dan jurnal umum).

35 F. Jaringan Subsistem Akuntansi Aktiva Tetap Jaringan subsistem yang membentuk sistem akuntansi aktiva tetap yaitu: 1. Sistem pembelian aktiva tetap a. Pembelian tunai Transaksi pembelian aktiva tetap dimulai dengan permintaan otorisasi investasi dari pemakai aktiva tetap yang diajukan kepada direksi. Direksi akan memberikan otorisasi investasi berdasarkan tersedianya anggaran modal untuk pembelian aktiva tetap yang diminta dan kondisi keuangan perusahaan. Jurnal pembelian tunai aktiva tetap yaitu: aktiva tetap xxx bukti kas keluar yang akan dibayar xxx b. Pembelian dengan kredit jangka panjang Transaksi pembelian aktiva tetap yang dilakukan dengan kredit jangka panjang dibayar dalam beberapa kali angsuran dan bertahap sesuai kesepakatan dengan kreditur (bank) ditambah dengan pembayaran bunga. Aktiva tetap yang dibeli dengan kredit jangka panjang dicatat dengan jurnal: tanah xxx kas utang kontrak xxx xxx Sistem ini dirancang untuk melaksanakan pencatatan harga pokok aktiva tetap yang diperoleh dari transaksi pembelian. Karena harga pokok aktiva tetap yang dibeli terdiri dari harga yang tercantum dalam faktur dari pemasok dan

36 semua biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan aktiva tetap sampai dengan dalam keadaan siap untuk dipakai, maka dokumen sumber yang dipakai dalam prosedur ini adalah bukti kas keluar (yang dilampiri dengan surat permintaan otorisasi investasi, surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan bukti memorial (yang dilampiri dengan surat perintah kerja). 2. Sistem perolehan aktiva tetap melalui pembangunan sendiri Sistem ini dirancang untuk mencatat harga pokok aktiva tetap yang diperoleh perusahaan dari pembangunan yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara memperoleh aktiva tetap seperti jalan sepur samping, instalasi mesin, reaktor nuklir, saluran udara tegangan tinggi, kabel dibawah tanah, dan jaringan distribusi dengan cara membangun sendiri. Work order merupakan dokumen yang digunakan untuk mengumpulkan biaya kontruksi. Jika suatu aktiva tetap yang dibangun sendiri telah selesai, maka bukti memorial ( yang dilampiri dengan surat perintah kerja) dipakai sebagai dokumen sumber untuk mencatat harga pokok aktiva tetap tersebut kedalam kartu aktiva tetap dan jurnal umum. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara menetapkan harga perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri (self-construction) meliputi seluruh biaya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aktiva tersebut hingga siap dipergunakan. Jika ternyata biaya pembangunan itu lebih rendah apabila bangunan itu diborongkan maka perbedaan ini seolah-olah laba tidak boleh dianggap sebagai laba. Jika ternyata biayanya lebih besar maka perlu dipertanyakan mengapa biaya itu lebih tinggi. Jika biaya itu lebih tinggi

37 disebabkan hal-hal yang tidak efisien atau karena kelalaian maka harus dicatat sebagai rugi. Jadi harga pokoknya dicatat sebesar berapa biaya yang sesungguhnya dikeluarkan untuk pembangunan tersebut. Aktiva tetap yang dibangun sendiri dicatat dengan jurnal: aktiva tetap dan konstruksi persediaan bahan persediaan suku cadang xxx xxx xxx gaji dan upah xxx 3. Sistem perolehan aktiva tetap secara pertukaran Sistem ini dirancang untuk mencatat harga pokok aktiva tetap yang diperoleh perusahaan dari pertukaran yang dilakukan oleh perusahaan. Aktiva Tetap yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara ada yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dinilai sebesar nilai wajar dari aktiva yang diperoleh atau aktiva yang diserahkan berdasarkan data/bukti yang tersedia. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara mencatat perolehan aktiva tetap yang diperoleh dengan pertukaran didasarkan atas nilai wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima, yang memiliki bukti lebih jelas. Jadi, setiap keuntungan atau kerugian dari pertukaran segera diakui. Dasar pemikiran untuk pengakuan segera ini adalah bahwa proses pencarian laba yang berhubungan dengan aktiva ini telah selesai dan karena itu suatu keuntungan atau kerugian harus diakui. 4. Sistem pengeluaran modal

38 Sistem pengeluaran modal meliputi semua jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap dan membuatnya siap digunakan. Biaya pengangkutan dan pemasangan peralatan termasuk sebagai bagian dari total biaya aktiva tetap. Sistem pengeluaran modal pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara meliputi hal-hal di bawah ini. 1. Tanah meliput i: a. harga beli, b. pajak penjualan, c. biaya perijinan dari badan-badan pemerintah, d. komisi pialang, e. fee balik nama, f. biaya survey, g. tunggakan pajak real estate, h. pembongkaran bangunan yang tidak diperlukan, i. pengerataan, j. pengaspalan jalan umum yang membatasi tanah. 2. Bangunan meliputi: a. fee arsitek, b. fee insinyur, c. biaya asuransi selama konstruksi, d. bunga atas uang yang dipinjam untuk membiayai konstruksi, e. jalan setapak ke dan sekitar bangunan, f. pajak penjualan,

39 g. reparasi (pembelian bangunan bekas), h. restorasi (pembelian bangunan bekas), i. modifikasi sebelum digunakan, j. ijin dari badan-badan pemerintah. 3. Pengembangan tanah meliputi: a. pepohonan dan rerumputan, b. pagar, c. penerangan halaman, d. pengaspalan area parkir. 4. Mesin dan peralatan meliputi: a. pajak penjualan, b. pengangkutan, c. pemasangan, d. reparasi pembelian (peralatan bekas), e. penyesuaian pembelian (peralatan bekas), f. asuransi pengangkutan, g. perakitan, h. modifikasi, i. pengujian sebelum digunakan, j. ijin dari badan-badan pemerintah. Sistem ini dirancang untuk mencatat tambahan harga pokok aktiva tetap dengan adanya pengeluaran modal. Setiap pengeluaran modal memerlukan dokumen surat permintaan otorisasi investasi dari manajemen puncak.

40 Pelaksanaan surat permintaan otorisasi investasi dilakukan berdasarkan dokumen surat perintah kerja pencatatan biaya yang terjadi untuk surat perintah kerja (work order) dilakukan menurut nomor surat perintah kerja yang bersangkutan, sehingga dapat dihitung besarnya pengeluaran modal untuk surat perintah kerja tertentu, dan dapat dihitung tambahan harga pokok aktiva yang bersangkutan. Terdapat empat jenis pengeluaran utama PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara yang berkaitan dengan aktiva tetap yaitu: 1. penambahan (additions) umumnya tidak menimbulkan masalah akuntansi yang besar. Masalah paling sulit yang berkembang dalam bidang ini adalah akuntansi untuk setiap perubahan yang berhubungan dengan struktur yang ada akibat penambahan tersebut. Perlakuan akuntansi normal untuk penambahan aktiva tetap yaitu dengan mengkapitalisasi biaya penambahan ke akun aktiva, 2. perbaikan dan penggantian (improvements atau betterments) dan penggantian (replacement) merupakan substitusi dari satu aktiva dengan aktiva lainnya. Perbaikan dan penggantian timbul dari kebijakan umum untuk memodernisasi atau merehabilitasi bangunan lama atau seperangkat peralatan. Perlakuan akuntansi normal untuk perbaikan dan penggantian aktiva tetap yaitu apabila nilai tercatat diketahui, maka dengan cara menghilangkan biaya dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang lama dengan mengakui setiap keuntungan atau kerugian dan apabila nilai tercatat tidak diketahui yaitu jika umur manfaat aktiva tetap diperpanjang, maka di debet akumulasi penyusutan untuk biaya perbaikan/penggantian dan jika kuantitas atau kualitas dari

41 produktivitas aktiva tetap ditingkatkan, maka di kapitalisasi biaya perbaikan/penggantian ke akun aktiva, 3. penyusunan dan pemasangan kembali (rearrangement and reinstallation costs) merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk memberikan manfaat di periode masa depan, berbeda dengan penambahan, penggantian, dan perbaikan. Perlakuan akuntansi normal untuk penyusunan dan pemasangan kembali yaitu: a. jika biaya pemasangan awal diketahui, perlakuan biaya penyusunan kembali/pemasangan kembali sebagai penggantian (nilai tercatat diketahui), b. jika biaya pemasangan awal tidak diketahui dan biaya penyusunan kembali/pemasangan kembali berjumlah material dan bermanfaat pada periode masa depan, maka di kapitalisasi sebagai aktiva, c. jika biaya pemasangan awal tidak diketahui dan biaya penyusunan kembali/pemasangan kembali tidak material jumlahnya atau manfaat periode masa depan diragukan, maka di bebankan biaya ketika terjadi. 4. reparasi biasa (ordinary repairs) adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mempertahankan aktiva tetap berada dalam kondisi siap operasi, biaya ini dapat dibebankan ke akun beban selama periode terjadinya atas dasar bahwa periode tersebut merupakan periode yang paling banyak menerima manfaat. Penggantian komponen kecil, pelumasan, dan penyetelan peralatan, pengecatan kembali, dan pembersihan adalah contoh dari beban pemeliharaan yang dikeluarkan secara teratur serta diperlakukan sebagai beban operasi.

42 Perlakuan akuntansi normal yang ditetapkan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara untuk reparasi (repairs) yaitu: a. reparasi biasa: membebankan biaya reparasi ketika terjadi, b. reparasi besar: jika layak, diperlakukan sebagai penambahan, perbaikan, atau penggantian. 5. Sistem penghentian pemakaian aktiva tetap Sistem ini dirancang untuk mencatat pengurangan harga pokok dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya serta laba rugi yang timbul sebagai akibat penghentian pemakaian aktiva tetap tersebut. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan penghentian pemakaian aktiva tetap adalah bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung berupa surat permintaan penghentian dan transfer aktiva tetap. Menurut Stice Skousen (2004) aktiva tetap dapat dihentikan dengan dijual, ditukarkan, atau dibiarkan begitu saja. Umumnya ketika aktiva dilepas, penyusutan atau amortisasi yang belum dicatat untuk periode yang bersangkutan dicatat pada tanggal pelepasan. Nilai buku pada saat penjualan dapat dihitung sebagai selisih antara harga perolehan aktiva dan akumulasi penyusutannya. Jika harga pelepasan melebihi nilai bukunya, maka keuntungan (gain) akan diakui. Jika harga pelepasan kurang dari nilai bukunya, suatu kerugian (loss) dicatat. Sebagai bagian dari pencatatan pelepasan, saldo pada akun aktiva dan akumulasi penyusutan untuk aktiva dibatalkan. 6. Sistem transfer aktiva tetap

43 Transaksi aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan oleh PLN lain disebut non reciprocal transfer atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik. Aktiva tetap dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang wajar dengan mengkreditkan perkiraan modal yang berasal dari hadiah atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak/perusahaan penilai yang independen (appraisal company). Aktiva tetap yang diperoleh dengan menerima dari PLN lain (hadiah) dengan jurnal: bangunan saluran air dan perlengkapannya material cadang xxx xxx saham donasi (donated capital) xxx Sistem ini dirancang untuk mencatat transfer aktiva tetap dari satu pusat pertanggungjawaban yang lain. Karena biaya depresiasi, biaya reparasi dan pemeliharaan harus dibebankan kepada pusat pertanggungjawaban yang menggunakan aktiva tetap, semua perpindahan aktiva tetap harus segera diikuti oleh fungsi akuntansi, agar fungsi ini dapat membebankan biaya-biaya tersebut berdasarkan data lokasi aktiva tetap yang teliti. Dokumen untuk meminta otorisasi transfer aktiva tetap dalam lingkungan intern perusahaan harus diotorisasi oleh Bagian Aktiva Tetap. Surat permintaan transfer aktiva tetap dipakai sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu aktiva tetap. 7. Sistem pencatatan penyusutan (depreciation) aktiva tetap Sistem ini dirancang untuk mencatat biaya depresiasi aktiva tetap. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah bukti memorial. Sistem pencatatan penyusutan (depreciation) aktiva tetap menerapkan metode

44 pencatatan penyusutan yang didasarkan pada faktor waktu dengan Garis Lurus (Straight line method). Dalam Straight line method aktiva tetap dianggap sama penggunaannya sepanjang waktu. Sehingga beban penyusutannya dihitung sama rata. Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut: AC SV D = LT D = Beban penyusutan (depreciation) AC = Acquisition Cost SV = Salvage Value (nilai residu) LT = Life Time (umur teknis) Jurnal untuk mencatat beban penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method): beban penyusutan xxx akumulasi penyusutan xxx Alasan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line method) adalah: a. kegunaan ekonomis dari suatu aktiva tetap akan menurun secara proporsional setiap periode, b. biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap, c. kegunaan ekonomis berkurang karena terlewatnya waktu, d. penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relatif tetap.

45 Menurut Warren, Reef dan Fees (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi biaya penyusutan yaitu: a. harga perolehan (acquisition cost) adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap perhitungan biaya penyusutan, b. nilai residu (residual atau salvage value) merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tetap tersebut dijual pada saat penarikan/penghentian (retirement) aktiva tetap. Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tetap tidak memiliki nilai residu karena aktiva tetap tersebut tidak dijual pada masa penarikannya, c. umur ekonomis aktiva tetap (economical life time) pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara sebagai berikut: 1) umur fisik yaitu umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva tetap. Suatu aktiva tetap dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tetap tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya), 2) umur fungsional yaitu umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tetap tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva tetap memiliki umur fungsional apabila aktiva tetap tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan. 8. Sistem Penyajian Aktiva Tetap di Neraca Sistem penyajian aktiva tetap di Neraca pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara disusun dengan ketentuan sebagai berikut:

46 a. aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan aktiva tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Akan tetapi apabila manfaat ekonomis suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar nilai bukunya, maka aktiva tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomis yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva tetap tersebut dilaporkan sebagai kerugian. Nilai buku aktiva tetap yang tidak dapat digunakan lagi harus dihapuskan sebagai kerugian. Jika terdapat aktiva tetap yang tidak digunakan lagi dalam jumlah yang material, aktiva ini harus disajikan sebagai aktiva lain-lain berdasarkan nilai realisasinya, b. setiap jenis aktiva tetap, seperti: tanah/hak atas tanah, bangunan dan lain sebagainya, harus dinyatakan dalam neraca secara terpisah atau dirinci pada catatan atas laporan keuangan. Bangunan yang masih dalam penyelesaian, jika jumlahnya material dapat dinyatakan sebagai bagian dari kelompok aktiva lain-lain, terpisah dari kelompok aktiva tetap atau sebagai bagian dari kelompok aktiva tetap disertai dengan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan. Akumulasi penyusutan aktiva tetap harus dinyatakan sebagai pengurang atas masing-masing jenis aktiva tetap yang bersangkutan, c. dasar penilaian, metode penyusutan dan ikatan/penggunaan aktiva tetap sebagai jaminan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 9. Sistem Penarikan Aktiva Tetap (retirement)

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU Keberadaan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (KITSBU)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aktiva tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris yang

Lebih terperinci

BAB II PT. PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN UTARA

BAB II PT. PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN UTARA BAB II PT. PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN UTARA A. Sejarah Ringkas PT. PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU Berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 111.K/023/DID/1996 tepatnya pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan BAB III TOPIK PENELITIAN A. Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Dalam BAB III ini penulis akan membahas sistem pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan.

aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aktiva tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris

Lebih terperinci

BAB II PT.PLN (PERSERO) MEDAN. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara dibentuk

BAB II PT.PLN (PERSERO) MEDAN. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara dibentuk BAB II PT.PLN (PERSERO) MEDAN A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT PLN (Persero) Nomor 193.K/010/DIR/2003. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen, seperti peralatan, tanah, bangunan, gedung, dimana merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam mendukung

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam mendukung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aktiva tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris

Lebih terperinci

Tabel 2.1. Indikator Penilaian Sistem Informasi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1. Indikator Penilaian Sistem Informasi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Lampiran 55 Tabel 2.1 Indikator Penilaian Sistem Informasi Akuntansi Fakultas Ekonomi Pilihan jawaban No. Pertanyaan STS KS R S SS 1. Adapun dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap yaitu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN

LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN LAMPIRAN 2 LAPORAN POSISI KEUANGAN K E T E R A N G A N PER 31 DESEMBER 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 Hal. 1/2 Hal. 2/2 PER 31 DESEMBER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Peranan aktiva tetap sangat penting dalam suatu bentuk badan usaha untuk menentukan bagaimana sederhana dan

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP. Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Akuntansi. Dosen Pengampu: Siswanto,M.Pd.

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP. Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Akuntansi. Dosen Pengampu: Siswanto,M.Pd. SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Akuntansi Dosen Pengampu: Siswanto,M.Pd Oleh: Putri Noveda Amalia (10409131027) Shinta Rawaini (10409131028) Ivyantari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Beberapa pendapat ahli dan sumber lain memberikan pengertian mengenai aktiva tetap, antara lain : Dalam Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS OPERASIONAL PADA PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS OPERASIONAL PADA PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS OPERASIONAL PADA PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan Oleh:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Pengertian Aset Tetap Menurut Widjajanto (2008:2), pengertian sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEFINISI ASET TETAP, AKUISISI ASET TETAP, PENILAIAN ASET TETAP, BIAYA SETELAH AKUISISI, DISPOSISI ASET TETAP Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG RANTAU PRAPAT. Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Jika listrik mulai

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG RANTAU PRAPAT. Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Jika listrik mulai BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG RANTAU PRAPAT A. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Jika listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 atau sekitar

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN.1 Tinjauan Teori.1.1Pengertian Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets)

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets) AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (Plant Assets and Intangible Assets) Sifat Aktiva Tetap dan Tak Berwujud (Nature of Plant Assets and Intangible Assets) Tangible Assets yang berumur panjang, sifatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah dana untuk perolehannya juga cukup besar, dan pembuatannya

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah dana untuk perolehannya juga cukup besar, dan pembuatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktiva tetap memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Jumlah dana untuk perolehannya juga cukup besar, dan pembuatannya membutuhkan waktu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut: Kebijakan akuntansi meliputi pilihan-pilihan, dasar-dasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

SISTEM PEMBELIAN PADA PT. METRO MEDAN

SISTEM PEMBELIAN PADA PT. METRO MEDAN SISTEM PEMBELIAN PADA PT. METRO MEDAN TUGAS AKHIR Disusun Oleh : SAMAITA BR PANDIA 062102093 D-III AKUNTANSI Program Diploma III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 LEMBAR PERSETUJUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam. memperoleh aset tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam. memperoleh aset tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aset tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kenderaan, dan peralatan/inventaris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, akuntansi memegang peranan yang sangat penting karena akuntansi dapat memberikan informasi mengenai keuangan dari suatu perusahaan. Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori a. Pengertian Akuntansi Manfaat akuntansi dalam menyediakan informasi keuangan sangat berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja

Lebih terperinci

EKSPOSE DINAS PERTAMBANGAN & ENERGI PROVINSI SUMATERA UTARA

EKSPOSE DINAS PERTAMBANGAN & ENERGI PROVINSI SUMATERA UTARA EKSPOSE DINAS PERTAMBANGAN & ENERGI PROVINSI SUMATERA UTARA KONDISI KELISTRIKAN SUMATERA UTARA Berikut ini data pembangkit terpasang di Sumatera Utara yang memasok listrik ke sistem SUMBAGUT: No Lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sektor perekonomian teknologi yang semakin maju mempengaruhi perkembangan pada setiap perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah. Masalah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP MILIK FAKULTAS EKONOMI USU TUGAS AKHIR

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP MILIK FAKULTAS EKONOMI USU TUGAS AKHIR PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP MILIK FAKULTAS EKONOMI USU TUGAS AKHIR OLEH : DEDY INDRA BIN HASAN BASRI 072102021 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan kekayaan perusahaan yang memegang peranan penting dalam adalah bagian menunjang kelancaran operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Analisis dan Kebijakan Pengertian analisis menrut Kamus Akuntansi (2000;) Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap sering disebut aset berwujud (tangible assets) karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ARGA PERMANA PUTRA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ARGA PERMANA PUTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III MEDAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan oleh : ARGA PERMANA PUTRA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1404, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Subsidi Listrik. Penyediaan. Penghitungan. Pembayaran. Pertanggungjawaban. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Intern Pengendalian meliputi semua metode,kebijakan dan prosedur organisasi yang menjamin keamanan harta kekayaan perusahaan, akurasi dan kelayakan data manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN (Persero) Pikitring Suar Medan, 2010.

Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN (Persero) Pikitring Suar Medan, 2010. LEMBARAN SEMBAHAN Bismillahirrahmanirrahim Kebahagiaan, kedamaian, dan ketenteraman hati senantiasa berawal dari Ilmu Pengetahuan, itu karena Ilmu mampu menembus yang samar, menemukan sesuatu yang hilang

Lebih terperinci

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap berwujud 2. Menerangkan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap A. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah suatu sarana yang menjembatani antar pihak pimpinan dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses akuntansi akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimiliki oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual serta memiliki

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Di bawah ini pengertian umum mengenai sistem dapat dirinci sebagai berikut : Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Listian Nurbaeni Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, listian.nurbaeni@gmail.com Abstrak Tujuan_Untuk mengetahui bagaimana implementasi PSAK 16 tentang

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD

AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA TETAP BERWUJUD A. PENGERTIAN Aktiva tetap berwujud adalah aktivaaktiva yang mempunyai wujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Karakteristik utama

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lastari Maryani Sutiono NRP :

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lastari Maryani Sutiono NRP : SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lastari Maryani Sutiono NRP : 0251234 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir/Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan bukan duplikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat dilakukan. Oleh karena

BAB IV PEMBAHASAN. dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat dilakukan. Oleh karena BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasa Aset tetap berperan sangat penting dalam kehidupan sebuah perusahaan, karena dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Abstrak Dalam menjamin tersedianya pasokan listrik bagi masyarakat, pemerintah telah melakukan berbagai upaya mendukung

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) PENGERTIAN AKTIVA TETAP sebagai aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT KARANA LINE CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT KARANA LINE CABANG MEDAN TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT KARANA LINE CABANG MEDAN O l e h : KEKE KAMICA BR MUNTHE 062102052 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS INVESTASI & AKTIVA TETAP PERTEMUAN 4 INSTRUKTUR : HENDRO SASONGKO ARIEF TRI HARYANTO INVESTASI ( INVESTMENT ) DEFINISI Harta (aset) yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk menambah kekayaan

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda JURNAL PENYESUAIAN Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda Pada akhir topik ini mahasiswa diharapkan dapat: Memahami maksud dan tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian Menentukan rekening/perkiraan apa

Lebih terperinci

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO)

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO) DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO) 1. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya BAB III PEMBAHASAN A. AKTIVA TETAP 1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Pengakuan, dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Akuntansi Kebutuhan terhadap informasi keuangan dari suatu perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak di luar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Listrik Negara Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga

Lebih terperinci