Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN (Persero) Pikitring Suar Medan, 2010.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN (Persero) Pikitring Suar Medan, 2010."

Transkripsi

1

2

3

4 LEMBARAN SEMBAHAN Bismillahirrahmanirrahim Kebahagiaan, kedamaian, dan ketenteraman hati senantiasa berawal dari Ilmu Pengetahuan, itu karena Ilmu mampu menembus yang samar, menemukan sesuatu yang hilang dan menyingkap yang tersembunyi, jadi hanya ada satu kunci mencapai kebahagiaan yaitu tuntutlah Ilmu, galilah Pengetahuan dan raihlah manfaatnya. Jika aku boleh mencintai seseorang seperti cintaku kepada Allah SWT Rabbiku dan Muhammad SAW Rasulku, tentu orang itu adalah kedua Ibu Bapakku. Kupersembahkan Tugas Akhir ini ke pangkuan Ayahanda dan Ibunda serta Abang dan Kakakku. Sebagai bukti tulus ananda atas segala curahan kasih sayang dan pengorbanan, sehingga Ananda dapat menyelesaikan pendidikan, semoga apa yang telah ananda perbuat mendapat berkah dan rahmat dari Allah SWT, dan semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah kalian berikan.

5 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas Kehadirat ALLAH SWT, Tuhan Semesta Alam yang selalu memberikan limpahan rahmat dan hidayah-nya kepada setiap hambanya. Dan dengan berkat rahmat dan hidayah-nya tersebut penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, dan penulis mengangkat judul Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN (Persero) Pikitring Suar MEDAN. Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam tak lupa juga penulis hadiahkan kepada jungjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan yang baik pada seluruh umat manusia. Semoga kelak kita mendapat Syafa at-nya di kemudian hari, Amin. Penulis sungguh menyadari penyelesaian tugas akhir yang penulis lakukan ini tak lepas dari dorongan moril maupun materil yang diberikan oleh kedua orang tua penulis (Ayahanda H.M. SAID Nst dan Ibunda Siti Baheram). Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih khusus buat kedua orang tua penulis yang paling berjasa dalam mendidik, dan membesarkan penulis hingga sampai sekarang ini. Atas do a dan kepercayaan mereka jugalah penulis dapat menyelesaikan kuliah dan tugas akhir ini.

6 Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belumlah sempurna dan terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan kalimat maupun isinya. Atas dasar tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan tugas akhir ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini, karena tanpa bimbingan dan petunjuk dari dosen pembimbing dan pihak lain, maka sulit bagi penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Pimpinan dan seluruh karyawan PT. PLN (Persero) Pikitring Sumut, Aceh dan Riau MEDAN, yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan izin dan menyediakan data-data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas akhir ini.

7

8 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI.. iv DAFTAR LAMPIRAN. v BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.1 B. Rumusan Masalah..3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..4 D. Sistematika Penelitian D.1. Jadwal Penelitian... 5 D.2. Laporan Penelitian.. 6 BAB II : PT. PLN (Persero) PROYEK INDUK PEMBANGKIT DAN JARINGAN SUMATERA UTARA, ACEH DAN RIAU MEDAN A. Sejarah Ringkas.. 8 B. Struktur Organisasi. 10 C. Uraian Tugas ( job description ).. 11 D. Jaringan Usaha/Kegiatan... 17

9 E. Kinerja Usaha Terkini F. Rencana Kegiatan. 18 BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Aktiva Tetap.. 19 B. Pembagian Aktiva Tetap C. Penggantian Aktiva Tetap. 27 D. Manajemen Aktiva Tetap.. 29 E. Unsur-unsur Pengendalian Intern Aktiva Tetap 34 F. Indikator Penilaian 38 BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 43 B. Saran.. 44 DAFTAR PUSTAKA 45 LAMPIRAN

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Susunan Organisasi PT. PLN (Persero) Pikitring Sumut, Aceh & Riau MEDAN Lampiran 2 : Daftar Masa manfaat Aktiva Tetap pada PT. PLN (Persero) Pikitring Sumut, Aceh & Riau MEDAN Lampiran 3 : Rincian Pos Neraca Aktiva Tetap pada PT. PLN (Persero) Pikitring Sumut, Aceh & Riau MEDAN Lampiran 4 : Bukti Pembayaran Aktiva Tetap dengan Kas/Bank pada PT. PLN (Persero) Pikitring Sumut, Aceh & Riau MEDAN Lampiran 5 : Kartu Aktiva Tetap pada PT. PLN (Persero) Pikitring Sumut, Aceh & Riau MEDAN Lampiran 6 : Rincian Aktiva Tetap Per Jenis pada PT. PLN (Persero) Pikitring Sumut, Aceh & Riau MEDAN Lampiran 7 : Surat Balasan Riset dari PT. PLN (Persero) Pikitring Sumut, Aceh & Riau MEDAN

11

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sektor perekonomian teknologi yang semakin maju mempengaruhi perkembangan pada setiap perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah. Masalah yang dihadapi perusahaan juga semakin rumit terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan perusahaan selalu menghadapi masalah baik itu dari dalam maupun dari luar perusahaan, untuk itu diperlukan adanya pengendalian intern yang dapat membantu memperlancar kegiatan dalam perusahaan dan memperkecil resiko terjadinya penyimpangan atau kesalahan dalam setiap aktivitas dalam perusahaan. Setiap organisasi memiliki sasaran yang akan dicapai, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu memperoleh laba dan menaikkan nilai perusahaan. Perusahaan tidak akan dapat mencapai sasaran tersebut tanpa adanya aktiva (asset) yang dapat menjamin kelancaran operasional rutin perusahaan, terutama aktiva tetap (fixed assets). Aktiva tetap merupakan asset perusahaan yang sangat penting, tanpa adanya aktiva tetap mustahil sebuah perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasional rutinnya dengan baik. Menurut PSAK No. 16, aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dulu yang digunakan dalam proses produksi, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.

13 Hampir setiap perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang jasa, perdagangan, maupun industri pasti memiliki aktiva tetap untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan setiap harinya. Aktiva tetap merupakan harta perusahaan yang masa penggunaannya lebih dari satu periode normal akuntansi (biasanya diatas satu tahun penggunaan). Aktiva tetap ini digolongkan kepada dua kelompok berdasarkan wujudnya yaitu, aktiva tetap berwujud (tangible asset) dan aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets). Harta perusahaan yang termasuk kedalam kelompok aktiva tetap ini yaitu, tanah (land), gedung (building), mesin (machine), kendaraan (vehicles), goodwill, hak cipta (copy rights), dan lain sebagainya. Di dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan, proses perolehan aktiva tetap tersebut tentu memerlukan pertimbangan-pertimbangan bagi pihak perusahaan, karena kesalahan dalam mempertimbangkan cara memperoleh aktiva tetap juga akan mempengaruhi operasi perusahaan, terutama dari segi dana yang tersedia untuk memperoleh aktiva tetap tersebut. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang tepat bagi para pengambil keputusan, tentang kebijakan apa yang perlu diambil untuk memperoleh aktiva tetap. Seiring dengan berjalannya waktu, maka aktiva tetap yang telah dimiliki perusahaan tentunya mempunyai batas waktu tertentu untuk beroperasi, serta memerlukan perbaikan-perbaikan yang kadangkala juga membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya, disamping biaya-biaya pemeliharaan rutin agar dapat menunjang kegiatan pengoperasiannya yang berkesinambungan. Dalam hal ini

14 perlu penetapan apakah pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap masuk kepada pengeluaran modal (capital expenditure) ataupun pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Penanganan aktiva tetap bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan pengamanan terhadap aktiva tetap agar dana yang diinvestasikan kedalam aktiva tetap memperoleh manfaat yang maksimum sesuai dengan jangka waktu pemakaiannya, serta untuk menghindari ketidakwajaran pelaporan biaya dalam satu periode akuntansi. Aktiva tetap juga sangat erat kaitannya dengan umur ekonomis dari aktiva tersebut sehingga perusahaan perlu menerapkan suatu sistem informasi akuntansi aktiva tetap untuk dapat mengestimasikan secara lebih akurat umur ekonomis aktiva tetap tersebut. Hal ini sangat penting karena dengan estimasi umur ekonomis yang akurat, perusahaan dapat mentaksir masa penggunaan aktiva tetap tersebut secara lebih efektif. Mengingat pentingnya aktiva tetap (fixed assets) bagi sebuah organisasi/ perusahaan, maka penulis tertarik untuk menganalisis aktiva tetap tersebut kedalam sebuah tugas akhir yang diaplikasikan oleh perusahaan dengan judul Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau Medan. B. Rumusan Masalah Apakah perlakuan akuntansi aktiva tetap yang diterapkan oleh PT. PLN (Persero) MEDAN. telah sesuai dengan prinsip cepat, aman dan murah?

15 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian C.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan perlakuan akuntansi aktiva tetap yang cepat, aman, dan murah dalam perusahaan. 2. Untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai perlakuan akuntansi aktiva tetap apakah sesuai dengan semestinya dan terhindar dari terjadinya kesalahan dalam penyusunan dan pengaturannya. 3. Sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. C.2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Membantu penulis dalam memahami perlakuan akuntansi aktiva tetap dalam suatu perusahaan. 2. Memberi informasi dan pengetahuan kepada penulis tentang perlakuan akuntansi aktiva tetap yang diterapkan dalam perusahaan dan membandingkannya dengan teori yang diperoleh di bangku kuliah. 3. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk peningkatan kualitas perlakuan akuntansi aktiva tetap yang diterapkan pada perusahaan.

16 D. Sistematika penelitian D.1. Jadwal Penelitian Agar penulisan skripsi minor ini lebih terarah dan dapat mempermudah penulis dalam pengerjaan hal-hal yang dibahas, penulis melakukan penelitian setelah penulis menyelesaikan magang di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jadwal penelitian yang terdiri dari berbagai kegiatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jadwal penelitian berikut ini : Tabel 1.1 Jadwal Penelitian Agustus September Oktober November Keterangan Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke Penulis mengurus sks bersih di bagian akademik Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Penulis mencari rujukan atas judul yang ingin di buat Mengajukan judul kepada ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Membuat surat riset yang ditujukan untuk PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau MEDAN

17 Mengajukan Proposal Tugas Akhir guna mendapatkan Dosen Pembimbing Melakukan riset di PT. PLN (Persero) MEDAN Bimbingan Tugas Akhir dengan dosen pembimbing D.2. Laporan Penelitian Dalam pembahasan yang akan dilakukan, penulis membagi tugas akhir ini atas empat bagian uraian pokok pada masing-masing bab yang urutannya adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan secara ringkas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB II : PT. PLN (Persero) PROYEK INDUK PEMBANGKIT DAN JARINGAN SUMATERA UTARA, ACEH DAN RIAU MEDAN. Bab ini akan menguraikan sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas (job discription), jaringan usaha/kegiatan, kinerja usaha terkini perusahaan, dan rencana kegiatan.

18 BAB III : TOPIK PENELITIAN Pada bab ini penulis membandingkan data teori dengan hasil penelitian di lapangan, dan dari hasil tersebut penulis akan memberikan penilaian. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan uraian dan pembahasan terdahulu, dan juga akan mengemukakan saran yang akan dianggap bermanfaat bagi perusahaan.

19

20 BAB II PT. PLN (Persero) PROYEK INDUK PEMBANGKIT DAN JARINGAN SUMATERA UTARA, ACEH DAN RIAU MEDAN A. Sejarah Ringkas Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di negara kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM (overzeese gase dan electritiest maathappy) yang berpusat di negara Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta. Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai pada tahun 1893 di daerah Batavia atau Jakarta sekarang. Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan Listrik no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram Pada masa penjajahan Jepang, perusahaan listrik berada ditangan Jepang dengan mendatangkan tenaga ahli dari Jepang, tetapi Jepang hanya mengambil alih pengelolaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera, dan Perusahaan Listrik Jawa yang disesuaikan dengan struktur organisasi pemerintahan Jepang pada saat itu.

21 Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dikumandangkan maka kesatuan aksi karyawan listrik di seluruh penjuru tanah air mengambil alih Perusahaan Listrik swasta Belanda dari tangan tentara Jepang. Pengambilalihan itu selesai bulan oktober 1945 dan diserahkan pada pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Mengenang peristiwa ambil alih itu maka tanggal 27 oktober ditetapkan sebagai hari listrik nasional. Sejak tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan listrik distribusi cabang Sumatera Utara yang mula-mula dikepalai oleh R. Sukarno ( merangkap Kepala di Aceh ). Kantornya berlokasi di jalan Batu Gingging ( sekarang menjadi gudang PLN ), setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri No. 16/120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan di rubah, Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau menjadi PLN Eksploitasi II dipimpin oleh Ir. Dudung Yachyasumitra. Pada tahun 1965 BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan daerah pembagian kerja PLN menjadi 15 kesatuan daerah eksploitasi Sumatera Utara yang juga disebut daerah eksploitasi I yang dipimpin oleh Ir. Dudung Yachyasumitra, Aceh menjadi eksploitasi XIII, Sumatera Barat dan Riau menjadi eksploitasi XIV. Pada tanggal 12 April 1969 dengan SK Menteri PU & T No. 57/Kpts/1969 dan No 193/Kpts/69 serta SK Dirjen GATRIK No 12/K/69 jabatan pemimpin Eksploitasi I diserah terimakan dari Ir. Dudung Yachyasumitra kepada Ir. Darmono dan PLN waktu itu dibagi menjadi 14 Eksploitasi dan 4 PLN Pembangunan.

22 Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak dan wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia, kemudian disusul dengan keputusan menteri PUTL No. 01/PRT/73 untuk menetapkan perubahan PLN dari Perusahaan Umum Listrik Negara sebagai satu-satunya Perusahaan Negara yang dibentuk Pemerintah untuk membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia. Dalam SK Menteri tersebut ditetapkan pula pembagian kerja PLN menjadi 14 Eksploitasi, 4 daerah distribusi dan 3 daerah pembangkitan dan sejak itu PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diganti menjadi PLN Eksploitasi Sumatera Utara. Menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi PROLIS yang diasuh oleh Direksi, sementara Organisasi Direksi PLN pun mengalami perubahan pula. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatrera Utara, PLN Pembangunan VIII kemudian menjadi PLN Pembangunan I dan berubah menjadi Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, kemudian terjadi perubahan nama menjadi PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau ( Pikitring Suar ) sesuai dengan surat keputusan No. 032/K/DIR/2006 tanggal 14 Februari B. Struktur Organisasi Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi

23 seluruh fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap fungsi. PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh, dan Riau menganut struktur organisasi garis lurus staf ( line staff organization ) yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut karena : 1. Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan, 2. General manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas. Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang kerjanya. PT. PLN (Persero) Pikitring Suar dipimpin oleh seorang General Manager yang membawahi beberapa manajer bagian yang terdiri dari : 1. Manajer bidang perencanaan 2. Manajer bidang operasi 3. Manajer bidang SDM administrasi dan keuangan C. Uraian Tugas ( job description ) Adapun uraian tugas dari PT. PLN (Persero) Pikitring Suar adalah : 1. General Manajer a. Bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan proyek dan pembangunan Pembangkit dan Jaringan Tenaga Listrik sesuai yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO), dan Anggaran

24 Investasi (AI) serta bertanggung jawab terhadap biaya jadwal dan mutu sesuai target kinerja proyek induk yang tersedia, serta memastikan bahwa semua program pembangunan dan APBN, LOAN, APLN telah diketahui oleh direksi, b. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) proyek induk, c. Mengolah kegiatan proyek dan bertindak sebagai wakil pemilik (owner), d. Menetapkan system manajemen kinerja dan system manajemen mutu proyek induk serta pengendaliannya, e. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian proyek, f. Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota dalam bidang proyek induk, g. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk meningkatkan kerja proyek induk, h. Memastikan kelancaran koordinasi dan SLA ( service level agreement ) dan PT. PLN (Persero) jasa konstruksi, i. Menetapkan laporan manajemen proyek induk. 2. Kepala Audit Internal Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit manajemen untuk menjamin pencapaian target kinerja proyek induk sesuai penetapan direksi dengan ketentuan dan kebijakan proses manajemen sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Rincian tugas kepala audit internal adalah :

25 a. Merumuskan program kerja pemeriksaan tahunan sesuai Program Kerja Proyek Induk, b. Melaksanakan audit internal, meliputi pelaksanaan kegiatan proyek induk, keuangan, system sumber daya manusia dan administrasi, c. Merumuskan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses Manajemen dan Operasional, d. Memantau tindak lanjut temuan hasil audit internal. 3. Manajer Bidang Perencanaan Bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan kerja atas pelaksanaan kegiatan perencanaan konstruksi pembangunan proyek pembangkit dan jaringan, penetapan kebijakan manajemen yang strategis dalam rangka pencapaian target kinerja proyek induk serta mendukung restrukturisasi organisasi proyek induk. Rincian tugas pokok manajer bidang perencanaan adalah : a. Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) proyek induk tahunan, b. Melaksanakan evaluasi kinerja serta sosialisasi penerapannya kepada organisasi proyek, c. Merencanakan dan mengelola kegiatan pembebasan tanah dan mengelola kegiatan soil investigation, d. Menyiapkan AMDAL, UPL, dan RKL serta perijinan, e. Mengolah dan membina sistem manajemen mutu, f. Merumuskan standar produk/materi, serta membina penerapannya,

26 g. Melaksanakan perencanaan proyek yang sinergi dengan koordinasi bersama jasa manajemen konstruksi, h. Menetapkan laporan proyek induk. 4. Manajer Bidang Operasi Rincian tugas manajer bidang operasi adalah : a. Menyusun rencana kerja staf operasi sesuai rencana kerja proyek induk, b. Merumuskan dan mengevaluasi kinerja bidang serta sosialisasi penerapannya, c. Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik meliputi administrasi, tenaga asing, kontrak-kontrak dan berita pembayaran, d. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan dan pengendalian sarana kerja proyek sesuai dengan kontrak agar tepat waktu sesuai kualitas dan kuantitas, e. Membina hubungan kerja dengan instansi terkait untuk kelancaran tugas, f. Melaksanakan pemantauan kemajuan fisik proyek secara berkala untuk menghindari keterlambatan, g. Mengelola penerimaan dan pengeluaran barang serta tata usaha gedung, h. Memberi laporan manajemen sesuai bidangnya. 5. Manajer Bidang SDM, Administrasi Dan Keuangan Bertanggung jawab atas pengelolaan SDM, Administrasi dan Keuangan untuk mendukung pelaksanaan pekerja kegiatan proyek induk dalam mencapai

27 kinerja target proyek induk sesuai penetapan direksi. Rincian tugas pokok manajer bidang SDM, Administrasi dan Keuangan adalah : a. Merencanakan jenjang karir dan siklus untuk SDM tingkat pelaksanaan di proyek induk, b. Melaksanakan manajemen berbasis kompetensi dalam hal penetapan posisi SDM, penilaian unjuk kerja pegawai serta pendidikan dan latihan, c. Melaksanakan tata usaha kepegawaian dalam hal reminsasi, mutasi data pegawai, d. Melaksanakan pekerjaan kesekretariatan pengolahan keluar masuk surat serta menjamin kerahasiaannya, e. Mengelola sistem informasi dan memelihara peralatan perangkat kerasnya, f. Melaksanakan penyedian dan memelihara peralatan kantor, g. Melaksanakan pengendalian aliran kas penerimaan dan pengeluaran serta membuat laporan rekonsiliasi keuangan, h. Melakukan pengolahan keuangannya berdasarkan kegiatan proyek induk, i. Melaksanakan kegiatan akuntansi biaya PDP dan aktiva tetap, j. Menetapkan laporan manajemen di bidangnya. 6. Proyek Pembangkit Rincian tugas pokok manajer proyek pembangkit adalah : a. Koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi dengan unit jasa manajemen konstruksi,

28 b. Melakukan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil pemilik (owner) dari poyek induk, c. Menyusun Basic Communication dengan pihak pengguna jasa dan setiap pihak terkait, d. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak jasa manajemen konstruksi untuk proses amandemen dari pihak konstruksi, e. Menugaskan pengawasan mutu, tertib biaya dan ketetapan waktu pelaksanaan proyek tehadap setiap pihak pelaksanaan konstruksi dan pihak jasa manajemen konstruksi, f. Menetapkan laporan manajemen proyek pembangkit. 7. Proyek Jaringan Rincian tugas pokok manajer proyek jaringan adalah : a. Koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi dengan unit jasa manajemen konstruksi, b. Melaksanakan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil pemilik, (owner) dari proyek induk, c. Menyusun basic communication dengan pihak pengguna jasa dan setiap pihak terkait, d. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak jasa manajemen konstruksi untuk proses amandemen dengan pihak konstruksi.

29 D. Jaringan Usaha/ Kegiatan Jaringan usaha / kegiatan PT PLN (Persero) Pikitring Suar Medan adalah sebagai berikut : a. Proyek PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air ) Sipansihaporas, yang berlokasi di desa Husor, dan Sibuhuan II Kabupaten Tapanuli Tengah, Propinsi Sumatera Utara dengan kapasitas produksi tenaga listrik sebesar MW (Mega Watt), b. Proyek PLTA Renun, berlokasi di Kabupaten Dairi, sekitar 100 km selatan kota Medan dengan kapasitas produksi tenaga listrik sebesar 2 41 MW. Pola operasi PLTA ini yaitu air sungai ditampung pada kolam Tando Harian seluas 10 ha untuk dapat melayani beban puncak selama ± 5 jam dengan debit 22,1 m 3 /detik, c. Proyek PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap ) Labuhan Angin, lokasi proyek di desa Tapian Nauli Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah. Kapasitas produksi tenaga listrik yang dihasilkan sebesar 2 15 MW, dengan spesifikasi bahan bakar yaitu batu bara kalori rendah dengan kebutuhan batu bara ton / tahun. E. Kinerja Usaha Terkini Pada tahun 2009 ini PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

30 Adapun proyek-proyek tersebut antara lain : a. penyelesaian Proyek Induk PLTU Labuhan Angin, b. pekerjaan Transmission Line 275 kv Asahan I Simangkuk, c. pekerjaan Transmission Line 275 kv Simangkuk Porsea, d. pekerjaan Gardu Induk 150 kv Simangkuk, e. pekerjaan Transmission Line 275 kv Binjai galang, f. pekerjaan Transmission Line 275 kv Galang Simangkuk, g. pekerjaan Transmission Line 275 kv Simangkuk Sarulla, h. pekerjaan Transmission Line 275 kv Sarulla Padang Sidempuan. F. Rencana Kegiatan Rencana kegiatan PT PLN (Persero) Pikitring Suar adalah sebagai berikut: a. pembangunan transmisi 275 kv dan Gardu Induk, b. pembangunan transmisi 150 kv dan Gardu Induk, c. pembangunan PLTA Asahan III, d. pembangunan PLTA Peusangan, e. pembangunan PLTU Meulaboh, f. pembangunan PLTU Pangkalan Susu, Pembangunan PLTU Riau yang terbagi dalam beberapa wilayah yaitu : Selat Panjang, Tanjung Balai Karimun, dan Bengkalis.

31

32 BAB III TOPIK PENELITIAN Dalam BAB III ini peneliti akan membuat pembahasan mengenai perlakuan aktiva tetap yang dilakukan dengan cara membandingkan teori yang diperoleh dari hasil tinjauan peneliti ke PT. PLN (Persero) Pikitring Suar MEDAN. A. Aktiva Tetap Aktivitas transaksi bisnis dalam penyusunan laporan keuangan berupa Neraca adalah membuat jurnal-jurnal yang berhubungan dengan aktiva tetap (fixed assets). Menurut Mulyadi 2001, pengertian aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakn kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Menurut IAI ( Ikatan Akuntan Indonesia ) pengertian aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan dan mengalami penurunan nilai jual ( penyusutan ).

33 B. Pembagian Aktiva Tetap Menurut Mulyadi, (2001) aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dikelompokkan sebagai berikut : 1. Tanah dan pematangan tanah ( land and land improvement ), 2. Gedung dan perbaikan gedung, 3. Mesin, 4. Meubel, 5. Kendaraan-kendaraan. Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori yang ada pada PT. PLN (Persero) MEDAN telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Berikut ini adalah transaksi yang mengubah rekening aktiva tetap pada PT. PLN (Persero) MEDAN, beberapa aktiva tetap yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) Pikitring Suar MEDAN antara lain : a. Bangunanan Gedung dan Kelengkapan Halaman b. Peralatan kantor c. Komputer d. Kendaraan

34 1. Transaksi Aktiva Tetap a) Transaksi perolehan Aktiva tetap perusahaan diperoleh melalui berbagai cara antara lain seperti pembelian, pembangunan, dan sumbangan. PT. PLN (Persero) MEDAN memperoleh aktiva tetap periode 1 Januari 2008 berupa gedung dan kelengkapan halaman dengan cara membeli dengan harga Rp Transaksi perolehan aktiva tetap dari pembelian dicatat dalam register buku kas keluar dengan jurnal sebagai berikut : Gedung Bukti Kas Keluar Yang Akan dibayar b) Transaksi Pengeluaran Modal Transaksi pengeluaran modal adalah transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun, maka pada saat terjadinya pengeluaran modal tersebut dicatat sebagai tambahan harga pokok aktiva tetap yang bersangkutan, dan didepresiasikan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaat pengeluaran modal tersebut. Transaksi pengeluaran modal (capital expenditure) dicatat dalam register bukti kas keluar, untuk pembelian aktiva tetap berupa gedung dan kelengkapan halaman periode 1 Januari 2008 diatas dijurnal sebagai berikut : Gedung Bukti kas keluar yang akan dibayar

35 c) Transaksi Depresiasi Aktiva Tetap Secara periodik, harga pokok aktiva tetap dialokasikan kedalam periode akuntansi yang menikmati jasa yang dihasilkan oleh aktiva tetap. Alokasi ini dikenal dengan istilah depresiasi aktiva tetap. Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT. PLN (Persero) MEDAN, metode penyusutan yang digunakan adalah menggunakan metode garis lurus ( straight line method ). Transaksi depesiasi yang dicatat oleh PT. PLN (Persero) MEDAN Periode 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut : Beban penyusutan Gedung Akumulasi penyusutan Gedung Metode Cara Perolehan dan Penyusutan Aktiva Tetap 2.1. Metode Cara Perolehan Aktiva Tetap Ikatan Akuntan Indonesia (2002) berpendapat bahwa biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPh masukan tidak boleh retribusi ( non refundable ), dan setiap biaya yang dapat diretribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari harga pembelian. Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan beberapa cara, yakni dengan pembelian, disumbangkan (hadiah), dibangun sendiri.

36 1. Pembelian Pembelian suatu aktiva tetap dapat dilakukan secara tunai dan kredit. Secara tunai biasa dilakukan apabila perusahaan memiliki dana yang cukup untuk memperolehnya. Dalam perkiraan, aktiva tetap tersebut dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian tersebut. Biaya-biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan adalah aktiva tetap itu sendiri ditambah dengan biaya-biaya terkait pembelian aktiva tetap tersebut seperti pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, bea nama balik, dan biaya pemasangan. Dengan begitu aktiva tetap dapat diakui oleh perusahaan pada saat aktiva tetap tersebut diterima sebesar harga perolehannya. Menurut Niswonger-Fess- Warren (1990) berpendapat bahwa harga perolehan aktiva tetap mencakup segala pengeluaran yang perlu sampai aktiva tersebut di tempat dan siap untuk dipakai. Pajak pertambahan nilai, ongkos angkut, asuransi selama aktiva dalam perjalanan, fondasi khusus dan biaya pemasangan harus ditambahkan ke harga pembelian aktiva tetap yang bersangkutan. Aktiva tetap yang dibeli harus dicatat sebesar harga pembelian tersebut ditambah biaya-biaya reparasi atau perbaikan agar dapat dipakai. Nilai buku dari pihak yang dijual tidak perlu diperhatikan. Jika perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka dalam aktiva tetap yang bersangkutan dicatat sebesar nilai tunainya. Sedangakan selisih antara nilai tunai dengan harga pembelian kredit tersebut dianggap sebagai beban bunga. Unsur bunga dan financing cost yang terdapat didalamnya harus dikeluarkan dan

37 diperlakukan sebagai biaya dalam periode dimana pembayaran itu terjadi. Oleh karena itu harus dicatat dalam perkiraan beban bunga. 2. Aktiva Tetap yang dihadiahkan Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan disebut nonreciprocal transfer atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik. Aktiva ini wajib dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independen ( appraisal company ) dan di kredit modal donasi ( donate capital ). Aktiva tetap yang dihadiahkan dicatat sebagai aktiva apabila hak atas aktiva tetap tersebut sudah diterima. Apabila ada biaya-biaya dalam rangka perolehan ini, maka dicatat sebagai resume expenditure. Contohnya biaya surat-surat, akte, dan sebagainya. 3. Aktiva yang dibangun sendiri Dalam memperoleh suatu aktiva tetap terkadang dilakukan dengan cara dibangun sendiri. Hal ini dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aktiva tetap akan lebih baik. Biaya perolehan aktiva tetap meliputi seluruh biaya-biaya pembuatannya termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung maupun tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar biaya operasional perusahaan sehari-hari. Menentukan jumlah overhead tidak langsung yang akan dialokasikan pada aktiva yang dikerjakan bukanlah hal yang mudah.

38 2.2. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat. Hal-hal yang menyebabkan penyusutan biasa diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan ketika digunakan, dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan periodic yang sama sepanjang umur aktiva. Metode unit produksi menghasilkan jumlah beban penyusutan periodik beragam, tergantung dari tingkat pemakaian aktiva. Metode saldo menurun menghasilkan jumlah penyusutan yang lebih tinggi pada tahuntahun awal pemakaian aktiva, yang kemudian terus menurun. Untuk alasan ini metode saldo menurun dinamakan metode penyusutan dipercepat. Metode ini paling cocok dipakai jika penurunan produktivitas atau kemampuan menghasilkan pendapatan dari aktiva terjadi lebih tajam pada tahun-tahun awal pemakaian aktiva. Lebih jauh pemakaian metode ini dapat dibenarkan dengan alasan bahwa reparasi cenderung meningkat seiring dengan meningkatanya umur aktiva.

39 Dengan demikian berkurangnya jumlah penyusutan dalam tahun-tahun akhir, akan ditutupi oleh meningkatnya beban reparasi. PT. PLN (Persero) MEDAN mengalokasikan harga dari masing-masing akhir periode aktiva tetap sebagai biaya penyusutan. Metode penyusutan yang diterapkan didasarkan atas pertimbangan dan alasan yang layak, serta penerapan aktiva tetap yang dimiliki secara konsisten. Masa manfaat dari seluruh jenis aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan seperti bangunan, mesin, kendaraan dan peralatan pada akhirnya akan habis secara perlahan-lahan kecuali tanah. Ada beberapa alasan PT. PLN (Persero) MEDAN membuat penyusutan terhadap aktiva tetap yaitu disebabkan oleh penuaan fisik, perubahan teknologi. 1. Penuaan Fisik Penyusutan dapat dikarenakan penggunaannya yang dipengaruhi oleh cuaca maupun suhu seperti panas maupun dingin. Perawatan secara rutin disertai pemeliharaan yang baik dapat menambah masa manfaat dan penggunaan suatu aktiva tetap. Namun lambat laun seluruh aktiva terkecuali tanah sewaktu-waktu harus diganti. 2. Perubahan Teknologi Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat dari aktiva tetap. Contohnya komputer, manfaat dari computer dapat habis sebelum masanya dikarenakan perubahan teknologi yang begitu cepat ditambah lagi karena perusahan mengikuti system yang ada di luar negeri. Untuk

40 menghitung beban penyusutan aktiva tetap PT. PLN (Persero) MEDAN menggunakan metode garis lurus. Metode penyusutan dengan garis lurus dianggap sederhana dan relatif mudah ini diterapkan terhadap semua jenis aktiva tetap. Pengalokasian dilakukan apabila aktiva tetap yang bersangkutan benar-benar telah digunakan dalam aktivitas perusahaan. Bentuk persentase penyusutan dari taksiran masa manfaat berbeda-beda sesuai dengan kategorinya. C. Penggantian Aktiva Tetap Aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi mungkin akan dihancurkan, dijual, atau ditukar tambah dengan aktiva lain. Rincian ayat jurnal untuk mencatat pelepasan suatu aktiva dapat berbeda-beda, tetapi dalam semua kasus intinya ialah penghapusan nilai buku aktiva tersebut dari perkiraan buku besar. Hal ini dilakukan dengan mendebet perkiraan akumulasi penyusutan untuk jumlah peyusutan sampai dengan tanggal pelepasan, dan mengkredit perkiraan aktiva dengan harga perolehan aktiva itu. Aktiva tidak boleh dihapus dari perkiraan di buku besarnya hanya karena telah disusutkan sepenuhnya selama taksiran umurnya. Apabila aktiva tersebut masih tetap digunakan dalam perusahaan, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutan harus tetap tercatat di buku besar. Bila tidak demikian, perkiraan aktiva tersebut tidak akan memberikan bukti pendukung bagi aktiva yang sebenarnya masih tetap dipakai, dan dengan demikian fungsi pengendalian dari

41 buku besar tidak ada lagi. Di samping itu, data mengenai harga perolehan dan akumulasi penyusutan mengenai aktiva tersebut seringkali masih diperlukan dalam pelaporan untuk keperluan pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan. Cara penggantian aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) MEDAN dilakukan dengan cara dibuang, dijual, ditukar dengan aktiva lain. 1. Dengan Cara Dibuang Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar. 2. Dengan Cara Dijual Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual lagi dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sama dengan ayat jurnal yang telah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat. 3. Dengan Cara Ditukar dengan Aktiva Lain Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut mendatangkan kerugian.

42 D. Manajemen Aktiva Tetap Aktiva tetap menuntut pemanfaatan optimum selama taksiran umur ekonomisnya. Perlu dibentuk satu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan, memindahkan, dan menghentikan pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi tidak dapat segera dimanfaatkan oleh fungsi lain. Dalam struktur organisasi, fungsi yang bertanggung jawab atas pengelolaan aktiva tetap berada di tangan bagian aktiva tetap. Wewenang yang dimiliki oleh bagian aktiva tetap adalah sebagai berikut : a. Menempatkan aktiva tetap ditangan fungsi pemakai aktiva tetap, b. Memberikan otorisasi pemindahan aktiva tetap dari fungsi satu ke fungsi lainnya, c. Memberikan otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap, d. Memberikan otorisasi pengiriman aktiva tetap ke pihak luar untuk keperluan reparasi. Dalam hal ini PT. PLN (Persero) MEDAN telah menempatkan fungsi yang bertanggung jawab atas pengelolaan aktiva tetap kepada bagian aktiva tetap dengan wewenang seperti diatas.

43 1. Struktur Kode Aktiva Tetap Jika perusahaan memiliki berbagai jenis aktiva tetap di berbagai lokasi, untuk memudahkan identifikasi aktiva tetap, diperlukan kode yang mampu memberikan informasi lengkap mengenai aktiva tetap. Diantara informasi penting yang perlu dicerminkan dalam kode aktiva tetap adalah, golongan aktiva tetap, jenis aktiva tetap, lokasi portability, tahun perolehan, fungsi yang bertanggung jawab dalam pemakaian aktiva tersebut. Oleh karena itu, jika perusahaan menggunakan kode angka kelompok ( group code ), maka berikut ini disajikan struktur kode aktiva tetap. Contoh penggunaan kode aktiva tetap disajikan sebagai berikut : X XX XX XX XX XX Golongan aktiva tetap Jenis aktiva tetap Tahun perolehan Fungsi Lokasi portability Dalam hal ini PT. PLN (Persero) MEDAN telah menggunakan metode diatas dan dapat dilihat pada pemberian kode gudang seperti dibawah ini, Gedung Keterangan : 2 gedung, 2 gudang, 3 fungsi, 03 tahun perolehan, 2 Medan, 2 Gedung, lantai 1, kamar 01, 0 Tidak dapat dipindahkan.

44 2. Dokumen Aktiva Tetap Dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan adalah : a. Surat permintaan otorisasi investasi (expenditures authorization request). Karena investasi dalam aktiva tetap biasanya meliputi jumlah rupiah yang relatif besar dan mencakup keterikatan dana dalam jangka waktu yang relatif panjang, maka pengendalian aktiva tetap dilakukan melalui perencanaan yang matang. Perencanaan pengeluaran investasi dalam dalam aktiva tetap dimulai dengan diajukannya usulan investasi kepada manajemen puncak. Melalui staff direksi, usulan investasi diteliti kelayakan teknis dan ekonomisnya yang hasilnya dituangkan dalam laporan studi kelayakan. Studi kelayakan tersebut digunakan untuk menyusun anggaran investasi (capital budget) untuk disetujui / diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham. Untuk melaksanakan investasi yang tercantum dalam anggaran investasi diperlukan dokumen untuk meminta dana yang telah diizinkan oleh rapat umum pemegang saham. Dokumen ini disebut surat permintaan otorisasi investasi. b. Surat Permintaan Reparasi ( authorization for repair ), berfungsi sebagai perintah dilakukannya reparasi yang merupakan pengeluaran modal. c. Surat Permintaan Transfer Aktiva Tetap, dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi transfer aktiva tetap.

45 d. Surat Permintaan Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap, dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap. e. Surat perintah kerja ( work order ), yaitu dokumen yang memiliki dua fungsi yaitu sebagai perintah dilaksanakannya pekerjaan tertentu mengenai aktiva tetap dan sebagai catatan yang di pakai untuk mengumpulkan biaya pembuatan aktiva tetap. Dokumen ini digunakan sebagai perintah kerja pemasangan aktiva tetap yang dibeli, pembongkaran aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya. f. Surat Order Pembelian, dokumen ini diterbitkan oleh fungsi pembelian yang merupakan surat untuk memesan aktiva kepada pemasok. g. Laporan Penerimaan Barang, dokumen ini diterbitkan oleh fungsi penerimaan setelah fungsi ini melakukan pemeriksaan kuantitas, mutu, dan spesifikasi aktiva tetap yang diterima dari pemasok. h. Faktur Dari Pemasok, yaitu dokumen yang merupakan tagihan dari pemasok atas aktiva tetap yang telah dibeli. i. Bukti Kas Keluar, merupakan perintah pengeluaran kas yang dibuat oleh fungsi akuntansi setelah dokumen surat permintaan otorisasi investasi, surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok diterima dan diperiksa oleh fungsi tersebut. j. Bukti Memorial, digunakan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi depresiasi aktiva tetap, harga pokok aktiva tetap yang telah selesai dibangun, penghentian pemakaian aktiva tetap, dan pengeluaran modal.

46 Dalam hal ini PT. PLN (Persero) MEDAN belum melakukan dokumentasi seperti diatas sepenuhnya, hal ini dikarenakan masih sedikitnya jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Selain itu PT. PLN (Persero) MEDAN adalah perusahaan yang kepemilikan sahamnya hanya dimiliki oleh satu orang saja, sehingga kebijakan untuk membeli aktiva tetap sepenuhnya merupakan wewenang dari pemilik perusahaan tersebut. 3. Catatan Akuntansi Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap adalah : 1. Kartu aktiva tetap, 2. Jurnal umum, 3. Register bukti kas keluar. Kartu Aktiva Tetap, yaitu catatan akuntansi yang merupakan buku pembantu aktiva tetap yang digunakan untuk mencatat secara rinci segala data yang bersangkutan dengan aktiva tetap tertentu. Jurnal Umum, digunakan untuk mencatat transaksi harga pokok aktiva tetap yang telah dibangun, biaya-biaya untuk pemasangan dan pembongkaran aktiva tetap, penghentian pemakaian aktiva tetap, dan depresiasi aktiva tetap. Register Buku Kas Keluar, digunakan untuk mencatat transajsi pembelian aktiva tetap dan pengeluaran modal yang berupa pengeluaran kas. Dalam hal ini PT. PLN (Persero) MEDAN telah melakukan pencatatan akuntansi seperti yang diuraikan diatas.

47 E. Unsur-unsur Pengendalian Intern Aktiva Tetap Unsur-unsur pengendalian intern aktiva tetap adalah sebagai berikut : 1. Organisasi Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang melakukan pemisahan fungsi, berikut diuraikan organisasi sebagai unsur pengendalian intern antara lain : a. Fungsi Pemakai Harus Terpakai dari Fungsi Akuntansi Aktiva Tetap. Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya, fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisah dari fungsi pemakai aktiva tetap. b. Transaksi Perolehan, Penjualan, Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap Harus Dilaksanakan oleh Lebih dari Unit Organisasi yang Bekerja Secara Independen. Untuk menciptakan pengecekan intern dalam setiap transaksi yang mengubah aktiva tetap,unit organisasi dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun transaksi yang mengubah aktiva tetap yang dilaksanakan secara penuh hanya oleh satu unit organisasi saja. 2. Sistem Otorisasi Sistem otorisasi dirancang untuk memudahkan pengendalian intern terhadap anggaran pengadaan aktiva tetap, sistem otorisasi yang baik akan diuraikan sebagai berikut : a. Anggaran Investasi Diotorisasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Karena investasi dalam aktiva tetap umumnya meliputi jumlah rupiah

48 yang besar dan menyebabkan keterikatan dana dalam jangka waktu yang lama, maka penggunaan anggaran investasi merupakan sasaran yang baik sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap. Anggaran investasi dalam aktiva tetap ini diotorisasi oleh pemilik perusahaansebagai dasar dalam melaksanakan perubahan terhadap rekening aktiva tetap. b. Surat Permintaan otorisasi Investasi Diotorisasi oleh Direktur yang Bersangkutan. Setiap realisasi Investasi yang tercantum dalam anggaran investasi harus mendapat persetujuan dari direktur yang bersangkutan sebelum disetujui pelaksanaannya oleh direktur utama perusahaan. c. Surat Permintaan Otorisasi Reaparasi Diotorisasi oleh Direktur Utama. Surat otorisasi reparasi yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran modal harus mendapat persetujuan otorisasi oleh Direktur Utama. d. Surat Perintah Kerja Diotorisasi oleh Kepala Depertemen yang Bersangkutan. Work order yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran modal untuk pembangunan, reparasi, pembongkaran aktiva tetap harus mendapat otorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan. e. Surat Order Pembelian Diotorisasi oleh Pejabat yang Berwenang. Jika jumlah harga beli aktiva tetap tinggi, otorisasi surat order pembelian berada ditangan Direktur Utama. f. Laporan Penerimaan Barang Diotorisasi oleh Fungsi Penerimaan. Laporan penerimaan barang yang berisi persetujuan penerimaan aktiva tetap yang

49 dikirimkan oleh pemasok harus mendapat otorisasi oleh fungsi penerimaan. g. Bukti Kas Keluar Diotorisasi oleh Fungsi Akuntansi. Bukti kas keluar yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembayaran harga aktiva tetap yang dibeli harus mendapat otorisasi oleh fungsi akuntansi. h. Bukti Memorial Diotorisasi oleh Fungsi Akuntansi. Bukt i memorial yang berisi persetujuan dilaksanakannya up dating terhadap kartu aktiva tetap dan jurnal umum harus diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi. 3. Prosedur Pencatatan Perubahan Kartu Aktiva Tetap Harus Didasarkan Pada Bukti Kas Keluar dan Bukti Memorial yang Dilampiri dengan Dokumen Pendukung yang Lengkap, yang Diotorisasi oleh Pejabat yang Berwenang. Setiap pemutakhiran data yang dicatat dalam kartu aktiva tetap harus dilakukan oleh fungsi akuntansi, dan harus didasarkan pada dokumen sumber yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang serta dilampiri dokumen pendukung yang sahih. 4. Praktik yang Sehat Praktik yang sehat memudahkan pengendalian intern terhadap aktiva tetap. Dalam melakukan pemeliharaan aktiva tetap perlu dilakukan pencocokan aktiva tetap scara fisik dengan kartu aktiva tetap. Berikut diuraikan pengendalian intern melalui praktik yang sehat antara lain :

50 a. Secara periodik Dilakukan Pencocokan Fisik Aktiva Tetap Dengan Kartu Aktiva Tetap. Pengawasan intern yang baik mensyaratkan data dalam kartu aktiva tetap secara periodik dicocokkan dengan aktiva tetap secara fisik. b. Penggunaan Anggaran Investasi Sebagai Alat Pengendalian Investasi Dalam Aktiva Tetap. Pengawasan investasi dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakan dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran investasi. Anggaran investasi ini disusun setelah dilakukan telaah dan studi kelayakan terhadap usulan investasi. c. Penutupan Asuransi Aktiva Tetap Terhadap Kerugian. Untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebakaran dan kecelakaan, aktiva tetap harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan yang memadai. d. Kebijakan Akuntansi tentang Pemisahan Pengeluaran Modal (capital expenditures) dengan Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditures). Kebijakan akuntansi tentang pembedaan pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan harus dinyatakan secara eksplisit dan tertulis untuk menjamin konsistensi perlakuan akuntansi terhadap kedua macam pengeluaran tersebut. Dalam hal ini PT. PLN (Persero) MEDAN telah melakukan seluruh unsur pengendalian intern seperti yang telah dikemukakan diatas.

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR MEDAN

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR MEDAN BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR MEDAN 2.1 Sejarah Ringkas Perusahaan Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PLN PERSERO PIKITRING SUMUT, ACEH DAN RIAU. A. Sejarah Ringkas PT PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR

BAB II PROFIL PT PLN PERSERO PIKITRING SUMUT, ACEH DAN RIAU. A. Sejarah Ringkas PT PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR BAB II PROFIL PT PLN PERSERO PIKITRING SUMUT, ACEH DAN RIAU A. Sejarah Ringkas PT PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR Sejarah Sebelum Kemerdekaan Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai pada tahun 1983 di daerah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTITUSI. A. Sejarah Ringkas PT PLN Unit Induk Pembangunan II Medan

BAB II PROFIL INSTITUSI. A. Sejarah Ringkas PT PLN Unit Induk Pembangunan II Medan BAB II PROFIL INSTITUSI A. Sejarah Ringkas PT PLN Unit Induk Pembangunan II Medan Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan

Lebih terperinci

Ahmad Fauzi : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh Dan Riau medan, 2010.

Ahmad Fauzi : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh Dan Riau medan, 2010. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Permasalahan... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sektor perekonomian teknologi yang semakin maju mempengaruhi perkembangan pada setiap perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah. Masalah

Lebih terperinci

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan BAB III TOPIK PENELITIAN A. Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Dalam BAB III ini penulis akan membahas sistem pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG RANTAU PRAPAT. Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Jika listrik mulai

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG RANTAU PRAPAT. Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Jika listrik mulai BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG RANTAU PRAPAT A. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Jika listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 atau sekitar

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA. 1. Keberhasilan yang dicapai Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA. 1. Keberhasilan yang dicapai Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965 BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Perusahaan 1. Keberhasilan yang dicapai Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965 Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau

Lebih terperinci

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Sejarah keberadaan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berawal dari dimulainya usaha kelistrikan di Sumatera Utara pada tahun 1923,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH RINGKAS Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia (Jakarta sekarang ), maka 30 tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP. Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Akuntansi. Dosen Pengampu: Siswanto,M.Pd.

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP. Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Akuntansi. Dosen Pengampu: Siswanto,M.Pd. SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Akuntansi Dosen Pengampu: Siswanto,M.Pd Oleh: Putri Noveda Amalia (10409131027) Shinta Rawaini (10409131028) Ivyantari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva (harta/asset) tertentu

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva (harta/asset) tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dalam sektor perekonomian teknologi yang semakin maju mempengaruhi perkembangan pada setiap perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Dengan dikeluarkannya UU No. 58 tahun 1958 tentang Nasionalisasi, nama OGEM dinasionalisasikan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Peranan aktiva tetap sangat penting dalam suatu bentuk badan usaha untuk menentukan bagaimana sederhana dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP MILIK FAKULTAS EKONOMI USU TUGAS AKHIR

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP MILIK FAKULTAS EKONOMI USU TUGAS AKHIR PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP MILIK FAKULTAS EKONOMI USU TUGAS AKHIR OLEH : DEDY INDRA BIN HASAN BASRI 072102021 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Pengertian Aset Tetap Menurut Widjajanto (2008:2), pengertian sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, dagang, dan jasa pasti memiliki harta kekayaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT KARANA LINE CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT KARANA LINE CABANG MEDAN TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT KARANA LINE CABANG MEDAN O l e h : KEKE KAMICA BR MUNTHE 062102052 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ARGA PERMANA PUTRA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ARGA PERMANA PUTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III MEDAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan oleh : ARGA PERMANA PUTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aktiva tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris yang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN Dalam BAB III ini penulis akan membuat pembahasan mengenai pengawasan internal aktiva tetap

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah organisasi yang berdiri sejak tahun 1976. Bidang usaha PLN (Persero)

Lebih terperinci

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan Oleh WINDA LESTARI NIM 1105081106 PROGRAM

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGAWASAN INTERNAL PENGELUARAN KAS PADA BAGIAN KEPEGAWAIAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OLEH:

TUGAS AKHIR PENGAWASAN INTERNAL PENGELUARAN KAS PADA BAGIAN KEPEGAWAIAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OLEH: TUGAS AKHIR PENGAWASAN INTERNAL PENGELUARAN KAS PADA BAGIAN KEPEGAWAIAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OLEH: Rika Irawati 072102106 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Intern Pengendalian meliputi semua metode,kebijakan dan prosedur organisasi yang menjamin keamanan harta kekayaan perusahaan, akurasi dan kelayakan data manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh: SUTAN NAPOSO HUTASUHUT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

TUGAS AKHIR. Oleh: SUTAN NAPOSO HUTASUHUT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III MEDAN PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN PADA AKTIVA TETAP MILIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965 Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut: Kebijakan akuntansi meliputi pilihan-pilihan, dasar-dasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan kekayaan perusahaan yang memegang peranan penting dalam adalah bagian menunjang kelancaran operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah dana untuk perolehannya juga cukup besar, dan pembuatannya

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah dana untuk perolehannya juga cukup besar, dan pembuatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktiva tetap memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Jumlah dana untuk perolehannya juga cukup besar, dan pembuatannya membutuhkan waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN A. Sejarah Ringkas Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH RINGKAS Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965 Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

Tabel 2.1. Indikator Penilaian Sistem Informasi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1. Indikator Penilaian Sistem Informasi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Lampiran 55 Tabel 2.1 Indikator Penilaian Sistem Informasi Akuntansi Fakultas Ekonomi Pilihan jawaban No. Pertanyaan STS KS R S SS 1. Adapun dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II. PT PLN ( Persero ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada

BAB II. PT PLN ( Persero ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada BAB II PT PLN ( Persero ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat

Lebih terperinci

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN A. Sejarah Ringkas Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA DINAS PENDAPATAN, KEUANGAN, DAN ASSET DAERAH KABUPATEN SAMOSIR.

TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA DINAS PENDAPATAN, KEUANGAN, DAN ASSET DAERAH KABUPATEN SAMOSIR. 1 TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA DINAS PENDAPATAN, KEUANGAN, DAN ASSET DAERAH KABUPATEN SAMOSIR oleh: PETRA MARIA SIMBOLON 062102035 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI. Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengambil peristiwa ambil alih itu, maka

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI. Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengambil peristiwa ambil alih itu, maka BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI A. Sejarah Ringkas Setelah Proklamasi RI 17 agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL & PEMBAHASAN. 1. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Perusahaan

BAB IV ANALISA HASIL & PEMBAHASAN. 1. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Perusahaan BAB I ANALISA HASIL & PEMBAHASAN 1. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Perusahaan Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut: a. Tanah Tanah yang dimiliki oleh PT AIM Trust digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Untuk menunjang tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva tetap tertentu untuk memperlancar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap sering disebut aset berwujud (tangible assets) karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan.

aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aktiva tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir Rizal Effendi Fakultas Ekonomi-Universitas Tridinanti Palembang rizaleffendi31@yahoo.co.id Abstract : This

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk 8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Para ahli mendefenisikan pengertian sistem akuntansi tidak jauh berbeda yaitu mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, akuntansi memegang peranan yang sangat penting karena akuntansi dapat memberikan informasi mengenai keuangan dari suatu perusahaan. Akuntansi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGAWASAN INTERNAL ATAS AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh : AMALIA NAPITUPULU

TUGAS AKHIR PENGAWASAN INTERNAL ATAS AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh : AMALIA NAPITUPULU TUGAS AKHIR PENGAWASAN INTERNAL ATAS AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Oleh : AMALIA NAPITUPULU 092102022 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENACANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASI PADA PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN. O l e h : AYU NOVITA SARI

TUGAS AKHIR FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENACANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASI PADA PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN. O l e h : AYU NOVITA SARI TUGAS AKHIR FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENACANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASI PADA PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN O l e h : AYU NOVITA SARI 082102060 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

SKRIPSI MINOR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA CV. AGRO SURYA MEDAN. Oleh : MUHAMMAD NUR

SKRIPSI MINOR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA CV. AGRO SURYA MEDAN. Oleh : MUHAMMAD NUR SKRIPSI MINOR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA CV. AGRO SURYA MEDAN Oleh : MUHAMMAD NUR 052102032 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16). 51 pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya Sentosa, Penyesuaian dengan PSAK No.16 dan Metode penyusutan sesuai dengan PSAK No.16. 2. Metode Kualitatif Yaitu analisa yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Maria Anastasia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin Jl. Ahmad Yani Km 5,5 Banjarmasin, Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Nilai kegunaan akuntansi sebagai salah satu fungsi dalam suatu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN A. Sejarah Ringkas Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Menurut Krismiadji (2002;4) suatu sistem informasi akuntansi sering disebut juga sebagai sistem informasi adalah suatu kombinasi dari personalia, catatan-catatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam mendukung

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam mendukung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aktiva tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN.1 Tinjauan Teori.1.1Pengertian Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) Listrik Sebelum Kemerdekaan dan di Awal kemerdekaan sampai 1965

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) Listrik Sebelum Kemerdekaan dan di Awal kemerdekaan sampai 1965 BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) A. SEJARAH RINGKAS Listrik Sebelum Kemerdekaan dan di Awal kemerdekaan sampai 1965 Sejarah listrik disumatera utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah ada

Lebih terperinci