Menyusun Kembali Pola Pikir Yang Tidak Bermanfaat Dengan META MODEL NLP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Menyusun Kembali Pola Pikir Yang Tidak Bermanfaat Dengan META MODEL NLP"

Transkripsi

1 Menyusun Kembali Pola Pikir Yang Tidak Bermanfaat Dengan META MODEL NLP Oleh : Widyarini, S.Psi Widyaiswara Madya BDK Malang Ilustrasi : Sore itu kudengar seorang teman sedang menggerutu, Huh, sial banget aku hari ini. Ada apa?, tanyaku. Teman itu kemudian menjawab : Semua urusanku hari ini tidak ada yang beres!. Semua urusan? tanyaku, seraya menekankan kata semua dalam kalimatku. Sejenak dia tertegun, dan menjawab dengan suara yang tidak selantang seperti sebelumnya : Ya enggak semua sih. Berapa banyak urusanmu hari ini, dan ada berapa urusan yang tidak beres?, tanyaku lebih lanjut. Sambil menghela nafas, dia menjawab lirih : Ya banyak urusan, yang lain beres, tapi yang satu ini nih. Dengan segera aku menyahut : Oh, jadi seharian ini hanya satu urusanmu yang tidak beres?. Dia hanya mengangguk, sambil bergumam : Iya, hanya satu saja urusan yang tidak beres. (.. dan seterusnya). Sepertinya dia baru menyadari bahwa pikiran tentang masalah yang besar sekali (sepanjang hari, semua urusan tidak ada yang beres), ternyata tidak semua urusan!. Kebuntuan pemikiran, tiba-tiba saja terurai dalam sekejap. Gambaran masalah yang besar tadi tiba-tiba berubah menjadi lebih jelas, spesifik, dan lebih kecil dari sebelumnya. Bagaimana pencerahan itu bisa terjadi? Sistem Representasi : menyusun pengalaman internal Ketika kita berinteraksi dengan orang lain dan dunia sekitar kita, maka pada saat itu indera kita, yaitu penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman dan pengecap atau visual, auditory, kinesthetic, olfactory dan gustatory (VAKOG), menerima dan mencerap berbagai stimulus. Stimulus-stimulus tersebut menjadi data indera yang masuk, diterima, diolah dan diberi makna. Makna-makna yang terbentuk merupakan hasil proses representasi penginderaan yang dilakukan oleh panca indera kita. Apa yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan, kita cium dan kita rasakan melalui indera pengecap, kita beri kode, diorganisir, diberi makna dan disimpan dalam struktur tertentu dalam memori otak kita. Meskipun banyak stimulus yang mengenai indera kita, tidak semua stimulus itu kita proses lebih lanjut ataupun tidak kita respon semuanya. Kita memiliki kecenderungan untuk tidak memberikan perhatian yang sama dalam memproses seluruh stimulus yang mengenai indera kita. Otak kita memilih dan mem-filter stimulus-stimulus tersebut. Dengan demikian ketika kita berusaha merepresentasi -

2 menghadirkan kembali perwakilan gambaran tentang - realitas dan dunia yang kita hadapi di dalam pikiran kita, maka hasilnya tidaklah selengkap atau sedetail realitas dan dunia yang sesungguhnya. Seorang ahli Semantik, Alfred Korzybski menyatakan bahwa The Map is not the territory (Peta tidak mewakili wilayah yang sesungguhnya). Model (struktur gambaran) yang kita buat di dalam otak (pikiran) dan bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan dunia di sekitar kita bukanlah dunia itu sendiri, tetapi hanyalah representasi (gambaran perwakilan) dari dunia tersebut (Dilts dan DeLozier, dalam John David Hoag, 2013). Peta tersebut kemudian kita gunakan untuk merespon. Coba kita ingat, pada saat ada orang yang berbicara kepada kita maka kita akan merespon pembicaraan tersebut sebagaimana pemikiran kita tentang makna perkataan orang itu. Bisa jadi makna yang kita pikirkan dan respon yang kita berikan sesuai dengan yang dimaksudkan. Namun bisa pula terjadi kesalahpahaman dalam pemberian makna, sehingga respon yang kita berikan tidak sesuai. Apa respon Anda ketika ada orang yang berkata kepada Anda : Saya tidak suka Anda!. Langsung marahkah kita?, atau kita perlu tahu terlebih dahulu, hal apa dari diri kita yang membuatnya tidak suka?. Agar menjadi orang yang efektif, maka kita harus clear mind agar bisa merespon secara tepat. Pernyataan Saya tidak suka Anda! menunjukkan makna sebuah gambaran dari model (peta) tentang diri kita yang ada dalam pikiran orang itu. Oleh karena itu, kita perlu tahu struktur didalamnya. Pendekatan Neuro Linguistic Programming (NLP) memberikan tools untuk mengetahui struktur model itu, yaitu dengan Meta Model. Meta Model memungkinkan kita melakukan klarifikasi : Hal apa pada diri saya yang membuatmu tidak suka? atau Apa saja yang tidak kamu sukai dari saya?. Setelah clear, maka responlah perkataan Saya tidak suka Anda secara adekuat dan proporsional. Tulisan berikut menjelaskan macam filtering dan bagaimana bentuknya, serta bagaimana mengaplikasikan Meta Model sebagai salah satu tools untuk memperbaiki struktur berpikir yang tidak bermanfaat. Saringan Dalam Persepsi : Deletion, Distortion dan Generalization Kesalahpahaman dalam pemaknaan (sebagaimana contoh diatas) terjadi karena setiap individu, masing-masing melakukan proses filtering (penyaringan) terhadap stimulus-stimulus yang dicerap oleh inderanya. Terdapat 3 (tiga)

3 kecenderungan filtering yang dilakukan manusia pada saat membuat peta atau model tentang dunia disekitarnya, yaitu : Deletion, Distortion dan Generalization. Realitas dan dunia yang kita alami, kita konstruksi kembali dalam pikiran kita dengan menggunakan satu, dua atau bahkan ketiga saringan tersebut. Dalam konteks tertentu, filtering ini yang dapat menyebabkan kesesatan atau ketidakjelasan dalam berpikir. Menurut Bandler dan Grinder dalam John David Hoag, 2013, Deletion merupakan proses dimana kita secara selektif memberikan perhatian pada dimensidimensi tertentu dari pengalaman-pengalaman kita dan meniadakan yang lainnya. Contohnya adalah ; jika Anda ditanya apa saja yang telah Anda lakukan hari ini sejak Anda bangun tidur pada pagi hari hingga saat ini? Sebagian besar dari kita akan menjawab, bangun tidur lalu mandi, sholat, makan pagi, berangkat ke kantor lalu bekerja di kantor dan seterusnya. Mari kita cermati jawaban ini. Benarkah kita bangun tidur lalu mandi? Ada berapa kegiatan lain diantara bangun tidur dan mandi yang telah kita lakukan? Bukankah ketika kita bangun tidur kita membuka mata terlebih dahulu, kemudian duduk dan bangit dari tempat tidur, lalu berjalan menuju pintu kamar, memegang handel pintu dan membukanya, terus berjalan keluar kamar.. dan seterusnya. Setelah mandi bukannya kita mengeringkan badan dulu dengan handuk kemudian memakai baju, membuka pintu kamar mandi dan keluar dari kamar mandi dst? Bukankah ketika kita sholat harus berwudhu dulu? Betapa banyak detail kejadian yang telah kita alami, namun kita memilih untuk menghilangkan sebagian diantaranya. Kita hanya mengambil sebagian untuk diberi makna (dipersepsikan) dan disimpan dalam pikiran kita sebagai representasi dari seluruh pengalaman. Dengan demikan, Deletion telah mereduksi realitas atau dunia menjadi persepsi terhadap realitas atau dunia sekitar kita. Kita telah mereduksi wilayah menjadi peta atau gambaran (internal) yang cukup proporsional sesuai dengan daya yang kita miliki. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai pernyataan-pernyataan yang tidak lengkap atau tidak jelas. Ada bagian informasi yang hilang. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini : - Saya tidak suka dia! - Dia tidak ada apa-apanya!

4 - Atasanku sangat menjengkelkan! Ketiganya adalah contoh deletion yang jika kita berhati-hati, dapat menyesatkan pikiran kita. Dapatkah Anda membayangkan, betapa berbahayanya pernyataanpernyataan tersebut jika kita langsung menelannya tanpa klarifikasi. Distortion adalah proses saat dimana kita cenderung membuat penggantian pada data-data sensori yang kita alami. Contohnya adalah fantasi, dimana pikiran kita telah mempersiapkan sebuah pengalaman tertentu sebelum kejadiannya berlangsung (realitasnya belum terjadi atau belum ada, tetapi kita sudah menghadirkannya - sudah ada - dalam pikiran kita). Suatu kemampuan untuk mendistorsi dan membuat interpretasi yang salah (misrepresent) terhadap realitas yang terjadi. Melalui proses inilah pikiran-pikiran kreatif mampu dihasilkan oleh manusia. Berikut adalah contoh kejadian distortion yang dikutip dari Ronny F. Ronodirdjo (2013) dalam materi pelatihan Coaching for Improving Performance With NLP. Seorang penjual sedang memadamkan lampu di sebuah toko, ketika tiba-tiba seorang laki-laki muncul dan meminta uang. Pemilik toko membuka laci penyimpan uang. Isi laci penyimpan uang langsung dikeruk dan orang itu cepat menghilang. Peristiwa itu langsung dilaporkan ke anggota Kepolisian. Apakah Anda berpikir bahwa telah terjadi perampokan di sebuah toko? Apakah menurut Anda perampoknya adalah seorang laki-laki? Jika Anda menjawab Ya untuk kedua pertanyaan tersebut, saat itulah telah terjadi distorsi dalam pikiran kita. Dalam kutipan diatas tidak disebutkan telah terjadi perampokan dan perampoknya adalah seorang laki-laki. Dengan kata lain tidak disebutkan adanya fakta tentang perampokan yang dilakukan oleh seorang laki-laki. Pendapat hal itu merupakan hasil kesimpulan yang perlu diuji kebenarannya, mungkin benar, tapi mungkin juga keliru. Pernahkah Anda mendengar seseorang mengeluhkan atasannya kepada Anda : Atasanku bukanlah atasan yang baik, karena dia tidak mau memberiku ijin sehari saja untuk tidak masuk kerja!. Rupanya pikiran orang ini telah terdistorsi, dimana atasan yang baik diartikan sebagai seorang atasan yang mau memberi ijin

5 untuk tidak masuk kerja sehari. Didalam konteks komunikasi, Joseph A. DeVito, menyebut distorsi ini sebagai kekacauan karena menyimpulkan fakta secara keliru, dimana hal ini merupakan salah satu penyebab hambatan dalam interaksi bahasa dan verbal (DeVito, Joseph A.,1997) Generalization adalah proses dimana beberapa bagian dari kejadian yang dialami dilepaskan dari pengalaman aslinya, dan dikumpulkan dari beberapa pengalaman lainnya, kemudian bagian-bagian yang terkumpul itu di berikan kategori atau label tertentu. Contohnya adalah, ketika di kantor kita mendengar ada seseorang yang berkata : - Memang, orang sekantor ini enggak ada yang bener!. Mungkin benar, dia pernah bertemu dengan orang yang dianggapnya enggak bener di kantor itu, dan tentunya perlu di klarifikasi apakah benar bahwa seluruh orang yang ada di kantor tersebut. enggak bener. Bagaimana pula tepatnya perilaku enggak bener tersebut (perilaku seperti apa yang dianggap- enggak bener itu). Contoh lainnya adalah : - Dimana-mana, pegawai sama saja. Mereka hanya mau kerja baik kalo ada maunya. Coba kita periksa, apanya yang sama? Siapa saja yang sama? Dimana saja adanya? Dalam generalisasi, sampel perilaku maupun sampel kejadiannya hanya beberapa dan sebenarnya tidak cukup mewakili untuk ditarik dalam suatu kesimpulan. Salahkah kita memiliki ketiga kecenderungan tersebut? Dan apakah kecenderungan itu selalu akan menyesatkan kita? Jawabannya, jelas : TIDAK. Dalam konteks tertentu ketiga kecenderungan itu bisa bermanfaat, dan dalam konteks yang lain justru merugikan. Untuk itu, maka upaya kita berikutnya adalah menghilangkan akibat-akibat yang tidak bermanfaat dari deletion, distortion dan generalization itu. Meta Model Prinsip dasar dalam Meta Model adalah : The Map is not Territory, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Melalui Meta Model, kita dapat mempertanyakan kembali atau membuat klarifikasi berbagai hal yang dapat memperjelas Map (peta mental) yang terlanjur terkonstruksi dalam struktur pikiran kita, dan menghambat kejernihan berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain. Meta Model digunakan untuk membantu kita mengenali dan meluruskan kembali

6 kekeliruan berpikir (kekurang akuratan dalam menyusun model) yang tidak bermanfaat akibat dari deletion, distortion dan generalization. Meta Model berarti membuat model atas model yang telah ada. Proses dalam Meta Model sebenarnya adalah men-dekonstruksi struktur pemikiran yang tidak bermanfaat. Dengan membongkar kembali pengalaman yang telah dipersepsikan, maka akan didapatkan detail-detail pengalaman yang sesungguhnya, untuk mendapatkan presisi. Setelah presisinya kita dapatkan, maka kita bisa merekonstruksi (menyusun kembali) pengalaman tersebut sedemian rupa sehingga lebih bermanfaat bagi kita. Singkatnya, Meta Model adalah salah satu cara untuk merubah peta (yang tidak tepat atau tidak bermanfaat) yang terlanjur tergambar, dengan demikian kita dapat memiliki pola pikir efektif dan lebih bermanfaat. Berikut adalah beberapa bentuk deletion, distortion dan generalization, tandatandanya, contoh, pertanyaan yang dapat kita gunakan untuk men-challenge keakuratan peta mental yang kita miliki dan hasil yang bisa kita peroleh setelah kita menggunakan meta model. 1. Meta Model untuk memperbaiki Deletion. Meta model ini bermanfaat untuk mengetahui informasi yang dihapus dan berusaha mengembalikannya. Deletion atau penghapusan ada beberapa tipe, diantaranya adalah : a. Simple Deletion, atau penghapusan sederhana adalah kalimat yang yang kehilangan sebagian informasi. Pada simple deletion ditandai dengan hilangnya Subyek, Obyek maupun Keterangan. Perhatikan contoh kalimat berikut : Saya benar-benar tertekan. Dalam konteks tertentu kalimat ini menimbulkan rasa beban yang berat. Kalimat ini adalah ungkapan struktur luar dari suatu pengalaman yang diberi makna rasa tertekan. Untuk memperjelasnya maka kita bisa mengajukan : Tertekan oleh apa?, atau Tertekan oleh siapa?, atau Tepatnya tertekan seperti apa?. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membuat persepsi kita lebih akurat, karena kita kemudian mengetahui hal-hal yang telah dihapus. Dalam komunikasi antar pribadi, meta model ini akan membantu kita terhindar dari kecenderungan dalam pengambilan kesimpulan secara keliru. Keakuratan dalam persepsi tentang makna pesan akan membantu kelancaran komunikasi.

7 b. Comparative Deletion, atau penghapusan pembanding adalah kalimat yang mengandung perbandingan tetapi tidak ada standar penilaiannya atau kehilangan pembandingnya. Dalam kalimat ini kadang masih ada kata pembanding seperti : lebih, paling, atau kurang, kadang tidak ada kata pembanding dan tidak ada informasi tentang pembanding (dikomparasi / dibandingkan dengan apa). Berikut adalah contoh pernyataan yang dihapus pembandingnya : Dia tidak ada apa-apanya. Agar kita tidak salah dalam memberi penilaian, maka pernyataan itu perlu kita klarifikasi dengan pertanyaan : Apa saja yang dibandingkan? atau Dalam hal apa dia tidak ada apa-apanya atau Dia dibandingkan dengan siapa?. Pertanyaanpertanyaan tersebut berguna untuk mengetahui pembanding (standar evaluasi yang digunakan untuk membandingkan) sehingga kita lebih presisi dalam mengetahui besarnya atau intensitasnya dan dalam hal apa. c. Lack of Referential Index, atau tidak adanya rujukan atau sumber data yang memadai. Kalimat yang mengandung Lack of Referential Index ditandai dengan tidak teridentifikasinya kata ganti orang atau benda atau tidak jelasnya referensi atau sumber dari pernyataan tersebut. Biasanya kata ganti orang yang digunakan dalam kalimat tersebut adalah : Orang-orang, dia, masyarakat, mereka, karyawan, dan lain-lain. Sedangkan kata ganti benda yang digunakan antara lain adalah : Ini, itu, hal ini, hal itu, sesuatu,. tertentu, dan lainlain. Contoh pernyataan yang mengandung Lack of Referential Index adalah sebagai berikut : Ada sesuatu yang dirasakan oleh masyarakat, sehingga mereka menolak membayar pajak atau Banyak orang enggan membayar pajak karena berbagai hal. Pertanyaan mendasar pertama yang bisa kita ajukan untuk klarifikasi adalah : Kata siapa? atau Menurut siapa?, atau Siapa saja yang beranggapan seperti itu?. Ketika mengajukan pertanyaan ini, secara sengaja kita telah mendorong orang untuk segera berusaha mencari rujukan atau atas dasar apa ia mengatakan hal itu. Klarifikasi dapat dilanjutkan dengan pertanyaan : Masyarakat yang mana? atau Siapa yang Anda maksud dengan masyarakat itu?, Sesuatu seperti apa tepatnya yang dirasakan oleh masyarakat?, atau Siapa saja orang yang menurut Anda enggan membayar pajak itu? atau Hal apa saja tepatnya, yang menurut Anda membuat orang enggan membayar pajak?. Jawabanyang kita dapatkan dari

8 pertanyaan-pertanyaan tersebut memberikan informasi yang lebih detail dan spesifik, karena kata gantinya bisa diketahui merujuk ke siapa atau kepada apa. d. Unspecified Verbs adalah kata kerja yang tidak spesifik, menghapus spesifikasi tentang apa tepatnya, bagaimana, kapan dan dimana suatu tindakan / kegiatan terjadi. Salah satu ciri-cirinya adalah penggunaan katakata : mengerjakan, melakukan, menyinggung, menyakiti, menolak, bekerjasama dan lain-lain. Perhatikan contoh kalimat berikut : Saya tidak bisa bekerjasama dengannya. Kata bekerjasama mengandung makna yang luas. Agar lebih jelas dan lebih spesifik tentang apa tepatnya yang dilakukan, kapan, dimana dan bagaimana, maka perlu kita ajukan pertanyaan sebagai berikut : Bekerja sama dalam hal apa yang tidak bisa Anda lakukan dengannya?, Pada saat apa Anda tidak bisa bekerja dengannya?, atau Bekerjasama seperti apa yang Anda maksudkan, yang tidak dapat Anda lakukan dengannya?. 2. Meta Model untuk memperbaiki Distortion. Meta Model ini bermanfaat untuk mengetahui informasi yang telah diubah atau terdistorsi dan berusaha mengembalikan pada informasi aslinya. Meta model dapat menghindarkan kecenderungan mind reader, atau orang yang merasa tahu benar tentang apa yang sedang dipikirkan oleh orang lain. Berikut adalah beberapa tipe Distortion : a. Nominalization, adalah pembendaan atau kata kerja (yang menunjukkan proses) diganti dengan kata benda (yang tidak riil), sehingga proses tersebut menjadi tidak jelas. Meta model pada nominalization ini akan mengembalikan kata kerja yang dibendakan kembali menjadi prases yang jelas. Kata-kata yang mengalami Nominalization biasanya mengandung imbuhan an, ke an, dan imbuhan per an. Contohnya adalah dalam kalimat berikut : Pelatihan kemarin membosankan. Agar maksud kalimatnya lebih jelas, maka perlu diklarifikasi dengan pertanyaan : Bagaimana tepatnya pelatihan itu dilaksanakan? atau Membosankan itu tepatnya yang seperti apa?. b. Cause/ Effect, atau sebab akibat adalah anggapan bahwa stimulus tertentu dianggap mengakibatkan suatu hal tertentu atau suatu kejadian dianggap

9 sebagai akibat dari sesuatu hal. Kesimpulan yang diambil berdasarkan anggapan adanya hubungan sebab akibat diantara dua hal dapat menyebabkan distorsi karena pada kenyataannya ada dua hal yang sekilas sepertinya berhubungan, padahal jika digali lebih lanjut ternyata keduanya tidak berhubungan atau setidaknya tidak menjadi penyebab langsung. Pernyataan sebab / akibat seringkali ditandai dengan kata-kata : membuat, menjadi, maka menjadikan, akibatnya,, sehingga, akhirnya, hasilnya, karena, karenanya, oleh karena itu, sebab, disebabkan dan lain-lain. Contohnya : Atasanku membuatku menderita. Kalau kita menerima begitu saja pernyataan ini, maka kita akan beranggapan betapa jahatnya si atasan. Namun coba kita challenge pernyataan itu agar kita tahu seberapa jahat si atasan atau benarkah si atasan itu jahat : Apa tepatnya yang telah dilakukan oleh atasan Anda hingga Anda merasa menderita?. Jawaban atas pertanyaan tersebut akan memunculkan pilihan / alternatif hubungan sebab akibat yang lain. Contoh lainnya adalah : Banyak lulusan S2 dari luar negeri yang sudah kembali, sehingga sekarang karirku sulit berkembang di BPPK. Benarkah demikian? Coba kita perjelas dengan beberapa pertanyaan berikut : Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan mengembangkan karir di BPPK?, Di bagian apa tepatnya yang Anda maksud di BPPK itu?, Apa yang dilakukan oleh para lulusan itu, sehingga karir Anda tidak bisa berkembang? dan Apakah Anda sudah pernah melakukan suatu kegiatan dalam rangka pengembangan karir Anda?. Melalui pertanyaan-pertanyaan tersebut pikiran kita menjadi lebih clear dan lebih runtut dalam berlogika. Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat memunculkan pilihan-pilihan tindakan lain yang barangkali belum pernah terpikirkan. c. Mind Reading, adalah anggapan atau klaim bahwa seseorang dapat mengetahui pikiran atau perasaan orang lain. Pernyataan yang mengandung mind reading kadang ditandai dengan kata-kata : Saya tahu atau Saya mengerti,. Perhatikan contoh pernyataan berikut : Aku tahu, kamu pasti tidak suka dengan tindakanku. Coba kita ajukan beberapa pertanyaan berikut : Dari mana kamu tahu hal itu?, atau Bagaimana kamu bisa memastikan bahwa aku tidak suka dengan tindakan Anda? atau Apa yang telah Anda lihat / dengar / dan alami sehingga Anda menyimpulkan seperti itu?. Pertanyaan-pertanyaan dalam memeta model kecenderungan mind

10 reading akan menguji akurasi sumber informasinya ataukah hanya sekedar tebakan atau sangkaan. d. Complex Equivalence, artinya menyamakan makna dari dua hal, atau menyimpulkan berdasarkan keyakinan bahwa hasil akhirnya akan sama. Kalimat yang mengandung complex equivalence kadang ditandai dengan katakata : adalah, artinya, yaitu, sama dengan, sama artinya, berarti, dan lain-lain. Kata-kata tersebut digunakan untuk mengungkapkan kesamaan makna, seperti contoh berikut : Dia tidak menuruti kemauanku, itu artinya dia tidak mencintaiku. Untuk memunculkan kejelasan pemaknaan menuruti kemauan dan tidak mencintai, maka dapat kita ajukan pertanyaan berikut : Bagaimana tepatnya tidak menuruti kemauan bisa berarti tidak mencintai? atau Tidak menuruti kemauan yang mana / yang seperti apa sehingga berarti tidak mencintai?. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini dapat membantu mengurai proses kognitif (pikiran internal) yang terjadi saat itu. e. Lost Performative, adalah suatu opini, pernyataan atau pendapat yang kehilangan siapa sumbernya. Kalimatnya berbentuk statement atau pernyataan pendapat, seperti misalnya : Berani kotor itu baik. Mari kita klarifikasi dengan pertanyaan-pertanyaan berikut : Kata siapa?, Menurut siapa? atau Bagaimana Anda tahu bahwa berani kotor itu baik? Melalui pertanyaan-pertanyaan itu kita menjadi tahu dari mana asal sumber beliefnya atau nara sumbernya. 3. Meta Model untuk memperbaiki Generalization Meta model ini berguna untuk mengetahui informasi-informasi yang disederhanakan atau merupakan hasil generalisasi, sehingga perlu dibuat lebih spesifik. Dengan memeta model (sesuatu yang sebelumnya merupakan hasil generalisasi) dapat membuka batas model dunia (map) yang sudah terbentuk dan melihat kembali secara per-kasus. Berikut adalah beberapa tipe Generalization : a. Universal Quantifier, adalah kecenderungan untuk menggeneralisasi dengan cara menghilangkan adanya pengecualian atau pilihan-pilihan lain. Menggeneralisasi kuantitas berkaitan dengan dua hal, yaitu jumlah dan frekuensi. Jika hal itu terkait dengan jumlah, maka biasanya ditandai dengan kata-kata : setiap, seluruh, semua, tak seorangpun, semua orang, siapapun, setiap orang dan lain-lain. Sedangkan jika terkait dengan frekuensi, maka

11 biasanya terdapat kata-kata : selalu, tidak pernah, tidak sekalipun, dan lainlain. Pernahkan Anda mendengar kalimat seperti ini : Di kantor ini tak seorangpun yang mau mengerti aku. Jika keluhan itu ditujukan kepada Anda, maka Anda dapat meluruskan pernyataan perasaan itu dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Semuanya?, Tidak ada seorangpun yang mau mengerti?, Siapa saja tepatnya?. Dijamin, orang tersebut akan segera menyadari kekeliruan pikirannya sendiri. Contoh yang terkait dengan pernyataan frekuensi adalah : Kamu memang selalu menentangku!. Jika ada seseorang berkata demikian kepada Anda, coba ajukan pertanyaan sebagai berikut : Selalu?, kapan saja tepatnya?. Dengan mengajukan pertanyaan tersebut, kita telah memberi kesempatan kepada orang yang menyatakan itu untuk membuka batas model atau peta yang ada di pikirannya. Ia akan mendapati kenyataan bahwa ternyata tidak semuanya atau ternyata tidak selalu. Dengan demikian kita telah membantu dia untuk membetulkan peta di pikirannya, yang tidak bermanfaat tersebut. b. Modal Operator of Necessity, adalah generalisasi yang mensyaratkan aktivitas tertentu. Misalnya dengan kata-kata : harus / tidak seharusnya, seharusnya / tidak seharusnya atau semestinya / tidak semestinya. Contohnya adalah : Dia harus memenuhi permintan saya. Pertanyaan yang kita ajukan antara lain adalah : Bagaimana jika dia tidak memenuhi permintaanmu?, atau Apa yang akan terjadi jika dia tidak menurutimu?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tujuannya adalah untuk menguji tingkat keharusannya, batasan efek yang ada dalam pikirannya atau akibat/ konsekuensi yang dipersepsikannya. c. Modal Operator of Possibility, generalisasi tipe ini mengakibatkan makna tidak adanya pilihan. Biasanya ditandai dengan kata-kata : todak bisa, tidak dapat, tidak mungkin, dan lain-lain. Perhatikan contoh berikut : Saya tidak bisa melakukannya. Mari kita tantang dia dengan pertanyaan : Apa yang menghalangi / mencegah Anda untuk bisa melakukannya?. Jawaban atas pertanyaan tersebut akan menuntun kita dan orang tersebut untuk mengetahui penyebab hilangnya pilihan atau kemungkinan-kemungkinan (possibilities).

12 d. Linguistic Presupposition, merupakan generalisasi karena adanya asumsi yang tersembunyi atau adanya asumsi (pendapat / keyakinan) yang tidak dikatakan secara jelas. Contohnya adalah dalam kalimat berikut : Kalau kamu mengerti aku, pasti kamu akan melakukan hal yang sama. Kita bisa menanyakan asumsi yang mendasari pernyataan tersebut, misalnya dengan dengan mengajukan pertanyaan : Mengerti tentang apa?, Mengapa bisa demikian? atau Bagaimana hal itu terjadi?. Dalam kehidupan sehari-hari, pernyataan-pernyataan yang mengandung penghapusan, distorsi maupun generalisasi seringkali tidak berdiri sendiri-sendiri sebagaimana tipe-tipe yang sudah dijelaskan diatas. Yang lebih sering kita jumpai adalah pernyataan-pernyataan yang sudah bercampur aduk proses filterisasinya. Oleh karena itu, meta modelnya juga bisa kita variasi sedemikian rupa sesuai konteks dan konten percakapan untuk mendapatkan presisi atau keakuratan dalam menangkap makna. Ketrampilan untuk mendengarkan sangat dibutuhkan untuk mengenali kalimat-kalimat yang bisa menyesatkan pikiran kita, dan ketrampilan bertanya secara soft (tidak kentara) akan membantu pikiran kita dan pikiran orang lain menyusun kembali petanya supaya lebih jernih dan akurat. Manfaat Meta Model Pada awalnya Meta Model banyak digunakan dalam lingkungan terapi, konseling dan coaching. Namun sekarang tools ini sudah digunakan secara luas untuk berbagai tujuan, seperti di bidang marketing, parenting, manajerial, pendidikan, kesehatan, investigasi dan lain-lain. Meta Model tidak hanya untuk mengetahui struktur pengalaman yang lebih dalam dari orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Meta Model juga sangat manjur digunakan untuk menjernihkan atau meluruskan pikiran kita dan hebatnya kita sendiri yang melakukannya. Kita bisa melakukan dengan cara self talk untuk mengetahui struktur pikiran kita atau untuk menguji kebenaran kata-kata kita sendiri. Berikut adalah contoh self talk nya : Perkataan pribadi : Sekarang Widyaiswara susah mendapatkan angka kredit Challenge pernyataan itu dengan pertanyaan : - Widyaiswara yang mana? Widyaiswara yang dimana? dst.

13 - Apakah Widyaiswara yang lain juga mengalami? Siapa saja yang mengalami? - Apa tepatnya yang terjadi sehingga bilang susah? - Usaha apa yang telah dilakukan untuk mendapatkan angka kredit? - Apa tepatnya yang terjadi sehingga bilang susah? - Usaha apa yang telah dilakukan untuk mendapatkan angka kredit? Mungkin kita akan tersipu-sipu ketika menyadari adanya kesesatan pikiran (fallacy) yang terjadi. Bisa jadi, tiba-tiba saja kita menjadi orang yang berhati-hati, karena kita menjadi merasa perlu untuk memeriksa pikiran kita sendiri sebelum berkatakata ataupun bertindak. Mungkin juga kita akan tersenyum-senyum bahagia saat kita menemukan, bahwa ternyata banyak sekali kemungkinan yang dapat kita pilih untuk dilakukan. Atau kita akan berteriak AHA.!, saat mendapatkan solusi jitu atas masalah yang sedang kita alami. Selamat Mencoba!!! Sumber : Ronodirdjo, Ronny F., 2013, Manual Pelatihan Coaching For Improving Performance with NLP, Sinergy Lintas Batas Nikolay, Hingdranata., 2012 Manual Pelatihan Licensed Practitioner of NLP, Inspirasi Indonesia Hoag, John David., 2013, The NLP Meta Model, diunduh dari pada tanggal 22 Agustus 2013

BAGUS ITU!!! Beautiful Mind Beatiful Life : I

BAGUS ITU!!! Beautiful Mind Beatiful Life : I Beautiful Mind Beatiful Life : I BAGUS ITU!!! Ilustrasi : Setiap pagi sepasang suami isteri selalu menikmati sarapan pagi bersama di ruang makan rumahnya. Ruang makan itu berjendela besar dan menghadap

Lebih terperinci

Modul #2 NLP Presupposition Darmawan Aji, Certified NLP Trainer Page 1

Modul #2 NLP Presupposition Darmawan Aji, Certified NLP Trainer Page 1 Modul #2 NLP Presupposition Darmawan Aji, Certified NLP Trainer Page 1 NLP memiliki asumsi-asumsi yang dijadikan landasan dari bangunan NLP. Tanpa asumsiasumsi ini, metodologi maupun teknik NLP tidak dapat

Lebih terperinci

Modul #4 Sistem Representasi Darmawan Aji Page 1

Modul #4 Sistem Representasi Darmawan Aji Page 1 Modul #4 Sistem Representasi Darmawan Aji Page 1 Kita berhubungan dengan dunia luar melalui: Apa yang kita LIHAT Apa yang kita DENGAR Apa yang kita SENTUH Apa yang kita BAUI Apa yang kita KECAP Di dalam

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi PERSEPSI Fakultas 06FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM PERSEPSI? Kata persepsi seringkali diucapkan dalam proses komunikasi sehari-hari. Ada

Lebih terperinci

KETERANGAN NAMA SIGNATURE 1. Nama berakhiran huruf N 2. Lahir pada bulan Februari 3. Bergolongan darah B 4. Menggunakan handpone motorola 5.

KETERANGAN NAMA SIGNATURE 1. Nama berakhiran huruf N 2. Lahir pada bulan Februari 3. Bergolongan darah B 4. Menggunakan handpone motorola 5. KETERANGAN NAMA SIGNATURE 1. Nama berakhiran huruf N 2. Lahir pada bulan Februari 3. Bergolongan darah B 4. Menggunakan handpone motorola 5. Memakai kaos kaki warna biru 6. Berasal dari Sumatera 7. Kuliah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Representasi Matematis a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis Menurut NCTM (2000) representasi adalah konfigurasi atau sejenisnya yang berkorespondensi

Lebih terperinci

Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online

Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online http://www.membacacepat.com Modul 2 Bagian 2 Membaca Aktif dan Kritis Terima kasih Anda telah bergabung kembali bersama saya, Muhammad Noer dalam

Lebih terperinci

Amazing NLP : Meta Model. Dian Nugroho. Ebook Gratis. By Dian Nugroho Page 0 of 24

Amazing NLP : Meta Model. Dian Nugroho. Ebook Gratis.  By Dian Nugroho  Page 0 of 24 Dian Nugroho Page 0 of 24 Amazing NLP : Meta Model Mempelajari cara mengklarifikasi sebuah pernyataan dengan elegan Page 1 of 24 Cara gampang NGE-NLP Dian Nugroho Hallo Bro & Sist. Terimakasih sudah download

Lebih terperinci

ARTIKEL MOTIVASI BELAJAR DARI KELUARGA TIKUS..!!! Sebuah Renungan dalam Mengambil Keputusan

ARTIKEL MOTIVASI BELAJAR DARI KELUARGA TIKUS..!!! Sebuah Renungan dalam Mengambil Keputusan ARTIKEL MOTIVASI BELAJAR DARI KELUARGA TIKUS..!!! Sebuah Renungan dalam Mengambil Keputusan Ini bukan cerita tentang keluarga Stuart Little, ini tentang sebuah keluarga tikus dengan 8 anaknya yang masih

Lebih terperinci

Penggunaan bahasa. Tujuan pembelajaran:

Penggunaan bahasa. Tujuan pembelajaran: Penggunaan bahasa Tujuan pembelajaran: "Penggunaan bahasa" fokus pada bagaimana sebuah pengertian dari fungsi-fungsi bahasa itu penting dalam logika. Bahasa adalah sebuah alat yang kompleks, dan sebagai

Lebih terperinci

NLP TM FOR HR PROFESSIONAL Bersama: HINGDRANATA NIKOLAY Licensed Trainer of NLP TM

NLP TM FOR HR PROFESSIONAL Bersama: HINGDRANATA NIKOLAY Licensed Trainer of NLP TM NLP TM FOR HR PROFESSIONAL Bersama: HINGDRANATA NIKOLAY Licensed Trainer of NLP TM Copyright 2009 HINGDRANATA NIKOLAY Halaman 1 MENJADI PROFESIONAL HR DENGAN MANTAP Memutuskan menjadi Profesional HR yang

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

Membongkar Rahasia Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta

Membongkar Rahasia Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta Membongkar Rahasia Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta 24 DAFTAR ISI Halaman Ucapan Terima Kasih Kata Pengantar dari Supardi Lee Kata Pengantar Pendahuluan 14 BAGIAN 1. MENGUBAH ALUR KEHIDUPAN 19

Lebih terperinci

JADIKAN PEKERJAAN KITA SEBAGAI SOULMATE

JADIKAN PEKERJAAN KITA SEBAGAI SOULMATE Edisi : I/Januari 2011 JADIKAN PEKERJAAN KITA SEBAGAI SOULMATE Oleh: Miyosi Ariefiansyah Redaksi Newsletter KAP Syarief Basir & Rekan Lembur terus setiap hari!! Capek, setiap hari masuk!! Pusing, kerjaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan tes tertulis serta wawancara dengan semua subjek. Tes tertulis dan wawancara tahap pertama dilakukan pada tanggal 16 November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina.

BAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada akhir tahun belakangan ini salah satu organisasi Transnasional (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pasalnya hal

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Nina Maftukha S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

Membuka Diri Dalam Interaksi Sugiyatno. SPd Dosen BK FIP UNY

Membuka Diri Dalam Interaksi Sugiyatno. SPd Dosen BK FIP UNY Membuka Diri Dalam Interaksi Sugiyatno. SPd Dosen BK FIP UNY Dalam suatu hubungan antar pribadi dimulai bila dua orang yang berhubungan mulai saling membuka tentang dirinya. Bila kedua pribadi sudah saling

Lebih terperinci

YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius

YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius ADEGAN 1. RUANG TAMU. SORE HARI. DUA ORANG (L/P) SEDANG BERCAKAP-CAKAP. 001. Orang 1 : Kayaknya akhir-akhir ini aku jarang melihat kamu ke gereja 002. Orang 2 : Jarang..!??

Lebih terperinci

THE FORMULA OF THE SUCCESS Deritamu adalah suksesmu. 1

THE FORMULA OF THE SUCCESS Deritamu adalah suksesmu. 1 THE FORMULA OF THE SUCCESS Deritamu adalah suksesmu. 1 Pernahkah anda berfikir sejenak tentang bagaimana dan mengapa seseorang dapat meraih kesuksesan? Apakah karena ketekunannya, karena do a dan usahanya,

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Di Unduh dari : Bukupaket.com bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perumahan Kota Modern , tentunya tidak bisa lepas dari berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perumahan Kota Modern , tentunya tidak bisa lepas dari berbagai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pemilihan media baru dalam dunia pendidikan di kalangan remaja di perumahan Kota Modern 2014-2015, tentunya tidak bisa lepas dari berbagai alasan rasional yang

Lebih terperinci

Bersahabat dengan Alam

Bersahabat dengan Alam 6 Bersahabat dengan Alam Inginkah kamu menjadi presenter? Presenter adalah seorang pembawa acara. Presenter itu orang yang terampil berbicara. Kamu juga dapat melatih keterampilan berbicaramu. Misalnya,

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

Ketrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan

Ketrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan . Sesi Kedua Ketrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan Handout Akatiftas 1 : MENDENGARKAN dan BERBICARA: SANDIWARA (1 jam) Topik Yang Mungkin: Bercerita tentang pengalaman memancing yang paling berkesan

Lebih terperinci

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati 1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati Oleh: Alberta Angela (@black_printzesa) Hai, namaku Jati. Mungkin kalian semua sudah sering mendengar namaku. Tapi mungkin kalian belum terlalu mengenal aku dan kehidupanku.

Lebih terperinci

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul Aku tak tahu bagaimana semua peristiwa ini bermula. Yang jelas, keadaan sudah sangat memburuk ketika aku keluar dari kamar mandi dan Ali masuk ke kamarku

Lebih terperinci

267 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator LAMPIRAN

267 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator LAMPIRAN 267 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator LAMPIRAN 268 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator 269 Sekilas NLP SEJARAH NLP Sejarah NLP (Neuro Linguistic Programming) bermula di California pada awal 1972 ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak merupakah salah satu bentuk pendidikan yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Dalam Keputusan Menteri

Lebih terperinci

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Fiction. John! Waktunya untuk bangun! Prologue Ada seorang anak kecil yang mengendap-endap memasuki sebuah kamar dimana di tengah ruangan terdapat sebuah piano besar. Dia perlahan-lahan menutup pintu dan melihat piano besar tersebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengenali kemampuan diri dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengenali kemampuan diri dan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat merupakan salah satu karya manusia sebagai pemimpin di bumi ini. Memecahkan misteri alam, menemukan sumber energi baru, dan

Lebih terperinci

Testimoni. Ucapan Terima Kasih. Kata Penjemput. Daftar Isi. Ketika Akar Ketidakbahagiaan Ditemukan. Bahagia Begitu Menggoda

Testimoni. Ucapan Terima Kasih. Kata Penjemput. Daftar Isi. Ketika Akar Ketidakbahagiaan Ditemukan. Bahagia Begitu Menggoda Testimoni Ucapan Terima Kasih Kata Penjemput Daftar Isi Ketika Akar Ketidakbahagiaan Ditemukan Pilar Ketidakbahagiaan Tenggelam dalam Penyesalan Penjara Aturan Mengepung Jiwa Awal Setelah Akhir Pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

Pillars of Success. Outcome. Sensory Acuity. Rapport. Behavior Flexibility. berorientasi pada tujuan. berbasiskan indrawi. membangun kedekatan

Pillars of Success. Outcome. Sensory Acuity. Rapport. Behavior Flexibility. berorientasi pada tujuan. berbasiskan indrawi. membangun kedekatan Pillars of Success www.neonlp.org Outcome berorientasi pada tujuan Sensory Acuity berbasiskan indrawi Rapport membangun kedekatan Behavior Flexibility memiliki fleksibiltas CONTEN T 1. Massive Preparation

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Penelitian Peneliti mengadakan studi pendahuluan di lokasi penelitian yaitu MTs Sultan Agung yang berada di Jln. Gapuro Timur, desa Jabalsari,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Bertanya 1. Pengertian Kemampuan bertanya siswa terdiri dari tiga kata yaitu kemampuan, bertanya dan siswa. Kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya sanggup melakukan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk

Lebih terperinci

copyright 2014 copyright KIAT CEPAT AKRAB

copyright 2014 copyright KIAT CEPAT AKRAB copyright 2014 www.totokpdy.com 7 KIAT CEPAT AKRAB PENDAHULUAN Siapa sih yang tidak ingin memiliki teman? Terlepas siapa diri kita, entah sebagai pelaku bisnis, mahasiswa, praktisi profesional maupun amatir,

Lebih terperinci

Awalnya aku biasa saja tak begitu menghiraukannya, karena aku menganggap, dia sedang melampiaskan

Awalnya aku biasa saja tak begitu menghiraukannya, karena aku menganggap, dia sedang melampiaskan Pernikahan Bapakku adalah seorang guru agama dan lumayan dikenal sebagai orang yang alim di lingkungan sekitar. karena risih dan merasa khawatir, setiapku pulang ke rumah selalu ada yang mengantar (seorang

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) Mei Vita Cahya Ningsih. Pengertian

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) Mei Vita Cahya Ningsih. Pengertian ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) Mei Vita Cahya Ningsih Pengertian Hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan ra ngsangan internal(pikiran) dan rangsangan eksternal(dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menjumpai suatu hal yang erat kaitannya dengan kegiatan berhitung. Bagi setiap orang dan tidak menutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan berpikir. Berpikir mencangkup banyak aktivitas seseorang (kowiyah, 2012:175), seperti saat kita berpikir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Dadapayam 02 Jumlah murid di SD ini ada 117 siswa. Penelitian ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh semester II tahun pelajaran

Lebih terperinci

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS Yarica Eryana Destiny Penerbit HKS Destiny Oleh: Yarica Eryana Copyright 2013 by Yarica Eryana Penerbit HKS gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com hyokyustory@yahoo.com Desain Sampul: Erlina Essen Diterbitkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Jean Piaget Dalam belajar, kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

EINSTEIN ON TRIAL! 1. ini. 1Catatan : Jika anda adalah seorang non-technical reader maka anda bisa men-skip chapter

EINSTEIN ON TRIAL! 1. ini. 1Catatan : Jika anda adalah seorang non-technical reader maka anda bisa men-skip chapter EINSTEIN ON TRIAL! 1 Siang itu Lucky sedang berada di kelas bersama dengan teman temannya. Hari ini kebetulan Lucky akan mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan tugas yang diberikan dosennya pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Pada Bab IV ini akan dijelaskan hasil perolehan data di lapangan yang selanjutnya dianalisis untuk memperoleh deskripsi profil berpikir probabilistik siswa dalam menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peranan penting yang dapat diterapkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang telah menikah pastilah mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan mereka, yaitu

Lebih terperinci

Stupid Love. June 21 st, 2013

Stupid Love. June 21 st, 2013 Stupid Love June 21 st, 2013 Sepasang mata biru terangnya menatapku lekat. Aku menggigit bibir bawahku, menahan kalimat yang tidak ingin aku katakan. Tapi aku harus. Aku harus mengatakannya. Emosiku sudah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji Makassar. V.1 Hasil Penelitian

Lebih terperinci

Butterfly in the Winter

Butterfly in the Winter Butterfly in the Winter Tahun Ajaran Baru Perasaan cinta dan kesepian memiliki jarak yang begitu tipis. Terkadang kita sukar membedakan keduanya. Meski begitu, keduanya memberikan warna yang cerah dalam

Lebih terperinci

Apakah Hipnosis/Hipnoterapi Berbahaya?

Apakah Hipnosis/Hipnoterapi Berbahaya? Apakah Hipnosis/Hipnoterapi Berbahaya? With great power comes great responsibility Sebelum menjelaskan lebih lanjut saya ingin kita menyamakan dulu persepsi kita mengenai hipnosis, agar kita bisa berpikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deskripsi memiliki makna gambaran. Gambaran akan suatu keadaan atau perwujudan sebuah benda atau seseorang. Mendeskripsikan adalah cara agar seorang pembaca dapat membayangkan

Lebih terperinci

IFA HANIFAH MISBACH, S.Psi, Psikolog UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

IFA HANIFAH MISBACH, S.Psi, Psikolog UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA IFA HANIFAH MISBACH, S.Psi, Psikolog UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Interview merupakan salah satu alat ukur untuk memperoleh informasi antara dua orang yang dilakukan dengan cara dua arah di dalam melakukan

Lebih terperinci

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri. INT. CLASSROOM - DAY Suasana kelas yang bising akan obrolan murid terhenti oleh sahutan guru yang mendatangi mereka dan membawa seorang murid yang berdiri di depan pintu kelas. GURU Anak-anak, hari ini

Lebih terperinci

Analisis Fungsi Organ-organ Penginderaan dan Pengembangannya bagi Individu Tunanetra

Analisis Fungsi Organ-organ Penginderaan dan Pengembangannya bagi Individu Tunanetra Analisis Fungsi Organ-organ Penginderaan dan Pengembangannya bagi Individu Tunanetra I. Pendahuluan Benarkah?: 1) Bila orang kehilangan penglihatannya, maka hilang pulalah semua persepsinya. 2) Secara

Lebih terperinci

Mr Knight, tadi Mr. Boyd menelepon untuk membuat janji temu di hari Jumat jam 2 siang. Apakah saya ada janji di hari itu?

Mr Knight, tadi Mr. Boyd menelepon untuk membuat janji temu di hari Jumat jam 2 siang. Apakah saya ada janji di hari itu? 1 Mr Knight, tadi Mr. Boyd menelepon untuk membuat janji temu di hari Jumat jam 2 siang. Apakah saya ada janji di hari itu? Bapak ada janji makan siang dengan Mrs. Knight jam 11.30 siang. Baiklah. Susun

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut: Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.

Lebih terperinci

MENULIS ITU BERCERITA!

MENULIS ITU BERCERITA! SERI JURNALISME DESA MENULIS ITU BERCERITA! Menulis itu (terasa) sulit. Demikian komentar banyak orang ketika mereka harus menulis. Benar kah demikian? Atau barangkali itu hanya pikiran kita saja? Sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL (2008:24) menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

Apa yang membedakan coaching dengan training, mentoring, consulting, counseling dan theraphy?

Apa yang membedakan coaching dengan training, mentoring, consulting, counseling dan theraphy? Apa yang dimaksud dengan coaching? Apa yang membedakan coaching dengan training, mentoring, consulting, counseling dan theraphy? Banyak yang tahu bahwa coaching lebih di ranah olahraga, karena para pelatih

Lebih terperinci

Inti dari hipnowriting adalah bagaimana kita bisa menyusupkan ide langsung ke bawah sadar pembaca.

Inti dari hipnowriting adalah bagaimana kita bisa menyusupkan ide langsung ke bawah sadar pembaca. HARI # 3 Inti dari hipnowriting adalah bagaimana kita bisa menyusupkan ide langsung ke bawah sadar pembaca. Melewati pikiran kritisnya, mengalihkan pikiran sadarnya sehingga ide yang kita sampaikan bisa

Lebih terperinci

Endra Handiyana Mahir Closing Tanpa Pusing jjjj

Endra Handiyana  Mahir Closing Tanpa Pusing jjjj Mahir Closing Tanpa Pusing jjjj MAHIR CLOSING TANPA PUSING Setelah Anda selesai menangani keberatan yang timbul maka saatnya Anda menutup penjualan. Dalam menutup penjualan, lakukan dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

Definisi Karakter. Pengertian Karakter Menurut Para Ahli. 1. Maxwell

Definisi Karakter. Pengertian Karakter Menurut Para Ahli. 1. Maxwell Definisi Karakter Pengertian Karakter Menurut Para Ahli 1. Maxwell Menurut Maxwell, karakter jauh lebih baik dari sekedar perkataan. Lebih dari itu, karakter merupakan sebuah pilihan yang menentukan tingkat

Lebih terperinci

Persepsi merupakan sebuah proses memilah, mengorganisir, dan menginterpretasikan berbagai informasi dan mengolahnya agar kita dapat mendapatkan

Persepsi merupakan sebuah proses memilah, mengorganisir, dan menginterpretasikan berbagai informasi dan mengolahnya agar kita dapat mendapatkan PERSEPSI Persepsi merupakan sebuah proses memilah, mengorganisir, dan menginterpretasikan berbagai informasi dan mengolahnya agar kita dapat mendapatkan pandangan tentang dunia yang sebenarnya (Gamble&Gamble)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan lagi. Kurikulum Nasional disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam

Lebih terperinci

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi baik

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan. 1. Membantu guru. pembimbing dalam. mengembangkan profesinya.

PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan. 1. Membantu guru. pembimbing dalam. mengembangkan profesinya. 46 Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan 1. Fungsi Supervisi 1. Membantu guru pembimbing dalam mengembangkan profesinya. 2. Membantu sekolah termasuk guru pembimbing dalam

Lebih terperinci

Pertemuan 6 20 April 2013

Pertemuan 6 20 April 2013 Pertemuan 6 20 April 2013 PERSEPSI Proses penerimaan dan pengolahan informasi dalam diri individu dimulai dari proses penerimaan informasi yang paling awal, yaitu sensasi, kemudian diikuti dengan proses

Lebih terperinci

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai BAB IV ANALISIS ISLAMIC COGNITIVE RESTRUCTURING DALAM MENANGANI KONSEP DIRI RENDAH SEORANG SISWA KELAS VIII DI SMP KHADIJAH SURABAYA A. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Seorang Siswa Kelas VIII Mengalami

Lebih terperinci

1 2 http://creativegapminding.com 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 MODUL 4 COACHING UNTUK MENGEMBANGKAN ORANG A. SUB POKOK BAHASAN - Arti, Tujuan dan Penggunaan Coaching - Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

SANTI E. PURNAMASARI UMBY

SANTI E. PURNAMASARI UMBY SANTI E. PURNAMASARI UMBY Konsep teori ini muncul karena pada kenyataan yang ditemui di lapangan menunjukkan bahwa setiap hari dalam kehidupan seorang anak selalu ada tantangan yang harus ia jawab atau

Lebih terperinci

Merancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok - edit

Merancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok - edit esaunggul.ac.id http://www.esaunggul.ac.id/article/merancang-strategi-komunikasi-memenangkan-pemilih-dan-kelompok/ Merancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok - edit Dr. Erman Anom,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini, membuat dunia sangat sukar untuk diprediksi. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas memegang

Lebih terperinci

MENTAL TRAINING UNTUK PELARI

MENTAL TRAINING UNTUK PELARI 1 MENTAL TRAINING UNTUK PELARI Pengantar Setiap atlet dalam pertandingan selalu berjuang dengan dirinya sendiri dan orang lain dan lingkungan disekitar pertandingan itu, dan selalu menghadapi sikap-sikap

Lebih terperinci

Merancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok

Merancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok Merancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok Monday, September 03, 2012 http://www.esaunggul.ac.id/article/merancang-strategi-komunikasi-memenangkan-pemilih-dan-kelompok / Dr. Erman Anom,

Lebih terperinci

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~ DOODLE [Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran Cast : Kalian yang membaca~ Part 1: Coretan Gambar Aku melihatnya lagi Gambar itu

Lebih terperinci

Si Fero yang Tinggi Hati

Si Fero yang Tinggi Hati Si Fero yang Tinggi Hati Si Fero yang Tinggi Hati Sore itu cuaca sangat cerah. Para penghuni desa Metaloa banyak yang menghabiskan waktunya di Taman Lantana. Ada yang hanya duduk-duduk di bangku, bermain

Lebih terperinci

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2 KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Nama Sekolah : SDN MANUKAN KULON Kelas / Semester : V / 2 Nama Guru NIP / NIK : EKO BUDIYONO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya

Lebih terperinci

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG PENILAIAN PRIBADI SANDIMAN DI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD

Lebih terperinci

Bab 2 Anak-anak yang tidak dapat mendengar dengan baik membutuhkan bantuan dini

Bab 2 Anak-anak yang tidak dapat mendengar dengan baik membutuhkan bantuan dini Bab 2 Anak-anak yang tidak dapat mendengar dengan baik membutuhkan bantuan dini Di Dalam tahun-tahun pertama kehidupannya, semua anak, termasuk anakanak tunarungu atau yang tidak dapat mendengar dengan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

Modul ke: Psikologi Sosial I PERSEPSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

Modul ke: Psikologi Sosial I PERSEPSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Modul ke: 06 Setiawati Fakultas Psikologi Psikologi Sosial I PERSEPSI SOSIAL Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Kompetensi Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian, proses serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kontek Penelitian (Latar Belakang masalah) kalanya sedih, dan ada kalanya marah. Sehingga seringkali timbul

BAB I PENDAHULUAN. A. Kontek Penelitian (Latar Belakang masalah) kalanya sedih, dan ada kalanya marah. Sehingga seringkali timbul BAB I PENDAHULUAN A. Kontek Penelitian (Latar Belakang masalah) Kehidupan manusia begitu unik dan rumit, ada kalanya senang, ada kalanya sedih, dan ada kalanya marah. Sehingga seringkali timbul permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

Oleh : Litbang Wartapala

Oleh : Litbang Wartapala KEWARTAWANAN Oleh : Litbang Wartapala Daftar Isi : 1. Abstract 2. Kode Etik Jurnalistik 3. Syarat Menjadi Wartawan 1. Abstract Kewartawanan atau jurnalisme (berasal dari kata journal), artinya catatan

Lebih terperinci

(Materi Kuliah Metodologi Penelitian PPs. UIN Maliki Malang) A. Pengantar

(Materi Kuliah Metodologi Penelitian PPs. UIN Maliki Malang) A. Pengantar (Materi Kuliah Metodologi Penelitian PPs. UIN Maliki Malang) A. Pengantar Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

MERAWAT PASIEN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORIK : HALUSINASI

MERAWAT PASIEN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORIK : HALUSINASI MERAWAT PASIEN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORIK : HALUSINASI Oleh : ERFANDI A. Definisi Halusinasi adalah penyerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indra sesorang pasien yang terjadi dalam keadaan

Lebih terperinci