Modul #2 NLP Presupposition Darmawan Aji, Certified NLP Trainer Page 1
|
|
- Vera Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Modul #2 NLP Presupposition Darmawan Aji, Certified NLP Trainer Page 1 NLP memiliki asumsi-asumsi yang dijadikan landasan dari bangunan NLP. Tanpa asumsiasumsi ini, metodologi maupun teknik NLP tidak dapat beroperasi dengan sempurna Berikut adalah 12 asumsi terpenting di dalam NLP (Oya, para praktisi NLP memberikan istilah PRESUPOSISI untuk asumsi-asumsi ini) 1. Kita selalu sedang berkomunikasi. 2. Kualitas komunikasi diukur dari respon yang kita dapatkan, bukan sekedar dari apa yang kita maksudkan. 3. Orang-orang merespon peta mereka terhadap kenyataan, bukan merespon kenyataan secara langsung. 4. Keberagaman itu sesuatu yang wajar bahkan diperlukan, mereka yang paling fleksibel-lah yang akan mengendalikan situasi. 5. Orang-orang selalu mengambil keputusan terbaik berdasarkan pilihan yang tersedia pada saat itu. 6. Ada niat baik di balik setiap perilaku. 7. Setiap perilaku bermanfaat pada konteks tertentu. 8. Pengalaman memiliki struktur. Chunking. Segala sesuatu dapat diselesaikan bila kita memecahnya ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil. 9. Jika seseorang mampu melakukan sesuatu, kita pun dapat belajar untuk melakukannya. 10. Kita telah memiliki sebagian besar sumberdaya yang kita butuhkan untuk sukses. 11. Tidak ada kegagalan, hanya ada umpan balik. 12. Jika apa yang Anda lakukan belum berhasil, lakukan dengan cara yang berbeda. Berikut penjelasan masing-masing asumsi di atas. #1 Kita selalu sedang berkomunikasi. Mustahil bagi kita untuk tidak berkomunikasi. Bahkan ketika kita diam, pada saat itu kita sedang mengomunikasikan sesuatu. Proses komunikasi terjadi secara verbal dan non-verbal. Menurut Albert Mehrabian, komunikasi verbal hanya menyumbang 7% dari proses komunikasi, 93% proses komunikasi berlangsung secara non verbal. Maka, selain penting bagi kita merancang apa yang akan kita komunikasikan, jauh lebih penting juga merancang bagaimana kita mengkomunikasikannya. Mengapa? Karena cara kita berkomunikasi memengaruhi persepsi dan penerimaan orang lain. #2 Makna (Kualitas) komunikasi diukur dari respon yang kita dapatkan, bukan sekedar dari apa yang kita maksudkan. Karena 93% proses komunikasi berlasngsung secara non verbal maka kita harus mulai lebih peka terhadap bahasa-bahasa non-verbal dari kawan bicara kita. Komunikasi adalah proses
2 dua-arah. Untuk melihat apa yang sudah kita komunikasikan, lihat respon yang kita dapatkan. Kita tidak mungkin mengetahui persis apa yang dipahami oleh orang lain kecuali dengan mengamati respon verbal dan non-verbal mereka. Kita tidak tahu apakah pesan yang saya sampaikan diterima dengan baik atau tidak, yang kita lakukan adalah memperhatikan (mengkalibrasi) bagaimana orang lain merespon kita. Ketika respon orang lain berbeda dengan yang kita maksudkan, maka kita bertanggungjawab untuk mengubah cara komunikasi kita agar respon yang kita terima sama dengan apa yang kita maksudkan. Kita bertanggungjawab terhadap kata-kata kita, mutu suara kita, dan bahasa tubuh kita. Bila kita menerima respon sesuai dengan maksud kita, artinya kita telah berkomunikasi dengan baik. Namun bila respon yang kita terima tidak sesuai dengan apa yang kita maksudkan, maka kita harus mengubah pendekatan dan cara komunikasi kita Karena tujuan dari proses komunikasi adalah mendapatkan respon sesuai dengan maksud kita maka kita perlu mengamati, mendengarkan, menerima umpan balik, dan menyesuaikan cara kita berkomunikasi. Page 2 #3 Orang-orang merespon peta mereka terhadap kenyataan, bukan merespon kenyataan secara langsung. Setiap proses komunikasi mengalami filterisasi. Kita tidak menyerap informasi dari sekitar kita (realitas eksternal) secara utuh. Setiap realitas eksternal yang kita terima melalui indera kita telah melalui proses filterisasi, tergantung minat, nilai, dan keyakinan kita masingmasing. tidak heran bila informasi yang sama, direspon berbeda oleh orang yang berbeda. Apa yang direkam otak kita bukanlah realitas eksternal, melainkan realitas internal (persepsi terhadap kenyataan) kita masing-masing. Jika realitas eksternal diibaratkan wilayah maka realitas internal adalah peta -nya. Peta bukanlah wilayah, peta hanya penggambaran sederhada dari wilayah yang sebenarnya. #4 Keberagaman itu sesuatu yang wajar bahkan diperlukan, mereka yang paling fleksibel-lah yang akan mengendalikan situasi. Karena setiap orang memiliki filter yang berbeda, maka wajar jika setiap orang memiliki realitas internal yang berbeda-beda. Setiap orang memiliki peta yang unik bergantung pengalaman hidupnya. Maka, wajar bila keberagaman perilaku terjadi di atas bumi ini. Sikap kita sebagai orang yang sudah paham adalah berusaha menghargai dan memahami perilaku dan peta orang lain. Karena keberagaman adalah wajar dan bahkan diperlukan, sungguh tak enak bila setiap orang berperilaku sama bukan? Tugas kita adalah menjadi fleksibel dengan menghargai keunikan realitas internal masing-masing orang. Dengan menjadi fleksibel kita akan mengendalikan situasi. Orang yang berbeda memerlukan perlakuan berbeda. Hargai perbedaan, nikmati keberagaman. Jadilah fleksibel, sesuaikan pendekatan Anda, hargai keunikan orang lain, dan Anda akan menjadi orang yang mengendalikan sistem. Termasuk ketika memandang perilaku seseorang yang dianggap negatif. Maka, kita idealnya mampu memisahkan antara perilaku (behavior) tersebut dengan niat (intention) di baliknya. Seringkali kita perlu berasumsi bahwa ia telah mengambil keputusan terbaik berdasarkan sumberdaya yang ia miliki pada saat itu.
3 #5 Orang-orang selalu mengambil keputusan terbaik berdasarkan pilihan yang tersedia pada saat itu. Karena setiap orang merespon peta mereka, maka pilihan-pilihan perilaku yang mereka miliki bergantung pada sempit luas-nya peta yang mereka miliki pada saat itu. Apapun yang mereka pilih kita asumsikan sebagai pilihan terbaik berdasarkan pemahaman mereka pada saat itu. Meluaskan peta kita akan memperluas pilihan-pilihan yang tersedia. Dulu, saya seringkali bingung dengan tindakan bodoh yang diambil oleh orang lain. Pada saat itu, saya belum mampu melihat dari kacamata orang tersebut. Saya hanya memandang dari kacamata saya sendiri sehingga tidak memahami posisi orang tersebut. Sampai akhirnya saya memahami bahwa orang lain mengambil keputusan yang saya anggap bodoh pada saat itu karena memang itulah pilihan terbaik menurut peta mereka. Manusia membuat pilihan terbaik berdasarkan sumberdaya yang tersedia saat itu. Pemahaman ini membuat saya lebih bijak dalam menilai keputusan-keputusan orang lain. Maka, tugas kita adalah memperkaya peta orang lain, sehingga mereka memiliki pilihan-pilhan yang lebih luas dalam kehidupan mereka. Demikian pula diri kita. Kita bertindak berdasarkan sumberdaya yang tersedia saat itu. Penyesalan selalu datang terlambat. Kita semua pasti ingat sewaktu kita tidak melakukan sesuatu dengan optimal di masa lalu, melakukan hal bodoh, atau berperilaku yang sekarang kita sesali. Namun, itulah pilihan terbaik kita saat itu. Karena kita merasa itulah yang benar, itulah yang masuk akal berdasar informasi yang terbatas dan tidak lengkap pada saat itu. Page 3 #6 Ada niat baik di balik setiap perilaku. Niat kita baik, hanya perilaku yang dihasilkan berbeda. Manusia tidak dapat diukur hanya dari perilakunya. Manusia lebih dari sekedar jumlah perilakunya. Ada perbedaan yang mencolok antara maksud dan perilaku yang dihasilkan. #7 Setiap perilaku bermanfaat pada konteks tertentu. Anda tentu tahu fobia. Menurut Anda apakah perilaku fobia itu bermanfaat? Saya jawab ya, dalam konteks tertentu perilaku fobia sangat bermanfaat. Ciri-ciri perilaku fobia adalah mengalami satu kali namun ingatnya berkali-kali, bukankah kemampuan ini sangat bermanfaat bila kita terapkan dalam konteks belajar? #8 Pengalaman memiliki struktur. Chunking. Segala sesuatu dapat diselesaikan bila kita memecahnya ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Di dalam konteks NLP yang dimaksud pengalaman adalah segala sesuatu yang dapat kita bayangkan dan rasakan di dalam benak kita. Maka, ada tiga macam pengalaman: Pengalaman yang didapat tanpa usaha segala sesuatu yang pernah kita lihat, dengar, dan lakukan dalam hidup. Memori, perilaku dan kebiasaan masuk dalam kelompok ini. Pengalaman hasil belajar semua pengetahuan dan keterampilan yang kita dapatkan. Pengalaman imajinatif apapun yang pernah kita bayangkan dalam benak kita, imajinasi misalnya.
4 Maka, yang dimaksud dengan pengalaman di dalam NLP menjadi sangat luas: memori, perilaku, kebiasaan, pengetahuan, keterampilan, bahkan imajinasi. Dalam konteks NLP semua pengalaman ini menggunakan sistem neurologi yang sama. Nah, asumsi di dalam NLP menyebutkan bahwa pengalaman memiliki struktur. Jika sebuah pengalaman diibaratkan sebuah bangunan maka setiap pengalaman terdiri dari batu bata yang sama. Konsekuensinya, setiap pengalaman terdiri dari batu bata yang sama maka kita dapat mengubah pengalaman dengan menyusun ulang batu bata -nya. Setiap pengalaman terdiri dari batu bata sebagai berikut: Page 4 Gambar (bayangan) Visual (V) Suara Auditory (A) Sensasi Kinesthetic (K) Bau Olfactory (O) Rasa Gustatory (G) Setiap pengalaman kita dapat dipecah menjadi lima unsur seperti di atas. Dalam istilah NLP, kita merepresentasikan pengalaman kita dalam gambar (bayangan), suara, sensasi, bau, dan rasa. Kelima cara ini adalah sumberdaya kita untuk berubah. Coba Anda ingat satu pengalaman menyenangkan dalam hidup Anda. Apa yang muncul dalam benak Anda? Apakah Anda membayangkan (V) pengalaman tersebut? Apakah Anda mendengar suara (A) yang berkaitan dengan pengalaman tersebut? Sensasi (K) apa yang Anda rasakan di tubuh Anda sekarang? Sekarang, buat gambarnya menjadi lebih besar dan lebih terang. Buat suaranya semakin jelas. Rasakan sensasi di tubuh Anda semakin menguat. Apa yang terjadi sekarang? Apakah pengalaman ini terasa semakin kuat? Ya, hanya dengan mengubah struktur pengalaman kita, kita dapat memperkuat pengalaman tersebut. Kita pun dapat memperlemahnya jika kita mau. Kesimpulannya: kita dapat mengubah makna dan intensitas emosi dari pengalaman kita dengan mengubah strukturnya. Bahkan Richard Bandler pernah berkata: Kemampuan mengubah struktur dari pengalaman kita seringkali lebih bernilai daripada mengubah isi dari pengalaman kita. #9 Jika seseorang mampu melakukan sesuatu, kita pun dapat belajar untuk melakukannya. Konsekuensi lainnya, karena setiap pengalaman (perilaku, kebiasaan, keahlian) terdiri dari batu bata yang sama maka kita dapat mengakuisisi pengalaman orang lain asal kita tahu struktur bangunan pengalaman orang tersebut. Dalam kacamata NLP, keahlian seseorang adalah hasil dari urut-urutan dan susunan batu bata -nya dan bila kita tahu susunan batu bata -nya kita akan mampu meniru keahlian bahkan bakat yang dimiliki orang lain. Ini akan menjadi semakin menarik, karena di sinilah muncul sebuah asumsi baru: Jika seseorang mampu melakukan sesuatu, kita pun dapat belajar untuk melakukannya.
5 #10 Kita telah memiliki sebagian besar sumberdaya yang kita butuhkan untuk sukses. Memahami asumsi-asumsi di atas membuat kita sadar bahwa sebenarnya sumberdaya yang dibutuhkan untuk sukses telah ada pada diri setiap orang. Setiap orang sudah tahu apa yang diperlukan untuk sukses, hanya saja sedikit yang melakukan apa yang sudah mereka ketahui. Demikian pula saat seseorang ingin berubah, pada dasarnya ia telah mempunyai sumberdaya yang ia perlukan untuk berubah. Namun seringkali ia tidak menyadarinya. Maka, yang perlu ia lakukan adalah menyadarinya dan memperkuat sumberdaya yang ada. Dan itulah yang dilakukan oleh seorang coach maupun therapist. Seorang coach dan therapist hanya bertugas menggali sumberdaya dari klien-nya dan memperkuatnya. Sumberdayanya sudah ada di dalam diri klien-nya. Sumberdaya-nya sudah ada dalam diri kita. Di dalam pengalaman kita, kita memiliki akses terhadap memori ketiika kita melakukan sesuatu dengan baik (apapun itu: menjual, berbicara di depan umum, melukis ), atau memori ketika orang lain melakukan sesuatu dengan baik, atau kita mungkin pernah membaca atau melihat tokoh fiktif melakukan sesuatu dengan baik. Jika kita dapat mengakses memori ini dan masuk ke dalamnya, kita dapat mendayagunakan daya kreasi kita untuk menciptakan pola untuk melakukan sesuatu dengan baik. Kita memiliki sumberdaya yang dibutuhkan untuk sukses, mereka hanya butuh diakses, diperkuat, dan diurutkan. Page 5 #11 Tidak ada kegagalan, hanya ada umpan balik. Setiap hasil dan perilaku adalah pencapaian, meskipun mereka sesuai dengan hasil yang diinginkan maupun tidak. Ada kalanya kita menyesali kegagalan yang pernah menimpa kita. Semakin kita menyesali dan mengingkari kegagalan tersebut, semakin kita tidak mendapatkan apa-apa. Berbeda ketika kita mulai belajar menerimanya, pada saat itulah kita mendapatkan umpan balik; masukan; pembelajaran. Dan dengan umpan balik tersebut kita dapat menyesuaikan langkah kita selanjutnya. Segala sesuatu terjadi pada waktunya. Segala sesuatu terjadi karena suatu sebab. Segala sesuatu terjadi pasti ada hikmahnya. Maka, tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanyalah umpan balik dan pembelajaran agar kita dapat menyesuaikan diri dan berbuat lebih baik lagi di masa depan. #12 Jika apa yang Anda lakukan belum berhasil, lakukan dengan cara yang berbeda. Sebagian besar manusia memiliki kecenderungan untuk persisten/tekun. Saat mereka melakukan sesuatu dan belum berhasil, mereka cenderung untuk mengulangi cara yang sama dengan lebih keras, lebih lama, dan lebih sering. Ketika seorang anak tidak memahami sebuah pelajaran, orangtuanya seringkali meneriakkan kalimat yang sama berulang-ulang daripada mencoba dengan satu kalimat baru lainnya. Dan ketika sebuah hukuman tidak mengubah perilaku seseorang, kesimpulan yang seringkali muncul adalah hukuman tersebut tidak mencukupi, sehingga kita perlu meningkatkannya. Bagaimana jika kita mulai berpikir, bahwa ketika satu cara belum membuahkan hasil, inilah saatnya mencoba cara lain. Ketika satu cara tidak berhasil, maka cara yang berbeda memiliki peluang keberhasilan yang lebih besar dibandingkan dengan cara yang sama. Cukuplah disebut sebagai orang gila, seseorang yang mengulang-ulang cara yang sama dan berharap mendapatkan hasil yang berbeda. Albert Einstein
6 Tugas 02 Pernahkah rekan-rekan memiliki pengalaman yang terkait dengan 10 presuposisi di atas? Bila ada. Tuliskan pengalaman rekan-rekan dan kirimkan ke Page 6
Modul #4 Sistem Representasi Darmawan Aji Page 1
Modul #4 Sistem Representasi Darmawan Aji Page 1 Kita berhubungan dengan dunia luar melalui: Apa yang kita LIHAT Apa yang kita DENGAR Apa yang kita SENTUH Apa yang kita BAUI Apa yang kita KECAP Di dalam
Lebih terperinciModul #6 Submodalitas
Modul #6 Submodalitas Darmawan Aji, CHt, CT.NLP, QWP Page 1 Pada saat kita berimajinasi maupun mengingat, kita menggunakan sistem neurologi yang sama. Dalam NLP kita menyebut proses tersebut sebagai re-presentasi
Lebih terperinciPSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation
PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Komunikasi Intra Personal Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Definisi: Komunikasi Intrapersonal Komunikasi
Lebih terperinciTeori Peniruan Media Massa
Modul ke: Teori Peniruan Media Massa Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Komunikasi massa mentransformasikan suatu pesan yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB 2 KETRAMPILAN INTERPERSONAL
BAB 2 KETRAMPILAN INTERPERSONAL 1. DEFINISI KETRAMPILAN INTERPERSONAL Ketrampilan interpersonal didefinisikan sebagai ketrampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia yaitu berbahasa. Berbahasa merupakan kemampuan berkomunikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seseorang adalah hasil interaksi antara komponen fisik, pikiran, emosi dan keadaan lingkungan. Namun, untuk memperkuat kontrol manusia terhadap perilakunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Mara Mutiara, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tunarungu merupakan anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan pendengaran yang mengakibatkan hambatan dalam perkembangan bahasa dan bicara. Bahasa
Lebih terperinciPELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM
PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT BAGIAN PSIKOLOGI KLINIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNDIP BEKERJASAMA DENGAN RS. HERMINA BANYUMANIK SEMARANG PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM SEMARANG, 23 AGUSTUS 2014
Lebih terperinciMENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa
MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa Keith Johnstone (1999) menjelaskan bahwa mendongeng atau bercerita (storytelling) merupakan produk seni budaya kuno. Hampir semua suku bangsa di dunia memiliki tradisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Dalam masa tumbuh
Lebih terperinciNLP TM FOR HR PROFESSIONAL Bersama: HINGDRANATA NIKOLAY Licensed Trainer of NLP TM
NLP TM FOR HR PROFESSIONAL Bersama: HINGDRANATA NIKOLAY Licensed Trainer of NLP TM Copyright 2009 HINGDRANATA NIKOLAY Halaman 1 MENJADI PROFESIONAL HR DENGAN MANTAP Memutuskan menjadi Profesional HR yang
Lebih terperinciMerancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok
Merancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok Monday, September 03, 2012 http://www.esaunggul.ac.id/article/merancang-strategi-komunikasi-memenangkan-pemilih-dan-kelompok / Dr. Erman Anom,
Lebih terperinciPertemuan 2 KARAKTERISTIK INDIVIDU BERFIKIR KREATIF
Pertemuan 2 KARAKTERISTIK INDIVIDU BERFIKIR KREATIF Kerangka Kerja Berpikir Efektif : Tahapan dalam berfikir efektif terdiri dari : 1. Tahap Menganalisis. Menguraikan kedalam bagian-bagian; membagi suatu
Lebih terperinciModul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen
Modul ke: PENDIDIKAN ETIK Komunikasi Efektif Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Bagian Isi Pendahuluan Menjadi Pendengar Yang Baik Kekuatan Kata-kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan merupakan hal penting dalam cakrawala kehidupan, Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan
Lebih terperinciPositif Hadapi Kritik, Let's Move on!
Positif Hadapi Kritik, Let's Move on! Yakin, berani menerima kritik? Yakin, bisa kuat dan berlapang dada? Jujur saja, rasanya hampir setiap hal dalam diri saya menginginkan kesempurnaan termasuk dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Tepatlah bila dikatakan bahwa usia dini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya sastra terdapat kenyataan yang dialami oleh masyarakat itu
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pembelajaran Kanji Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji berarti mempelajari bentuk, arti dan cara baca dari sebuah kanji. Kanji
Lebih terperinciCopyright
Copyright www.tipsbayi.com Informasi dalam ebook ini tidak boleh direproduksi dan dijiplak dengan cara apapun termasuk mencetak, mem-fotokopi, mendownload dan mengirim secara elektronik tanpa izin dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesamanya dengan salah satunya berkomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang saling mengirim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembeda. Berguna untuk mengatur, mengurus dan memakmurkan bumi. sebagai pribadi yang lebih dewasa dan lebih baik lagi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Diciptakan dengan istimewa serta sempurna. Dengan memiliki akal pikiran dan hati yang dapat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan,
BAB V PENUTUP Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan, dan saran bagi penelitian mendatang. Simpulan dipaparkan untuk menjelaskan pemahaman perilaku konsumen secara
Lebih terperinciTranskrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online
Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online http://www.membacacepat.com Modul 2 Bagian 2 Membaca Aktif dan Kritis Terima kasih Anda telah bergabung kembali bersama saya, Muhammad Noer dalam
Lebih terperinciMata Kuliah Persepsi Bentuk
Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk
Lebih terperinciTEKNIK MELOBBY & PERSUASI
TEKNIK MELOBBY & PERSUASI Makalah ini disamkan dihadapan peserta pengkaderan DPD Golkar DIY di Kaliurang O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350 JURUSAN KURUKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS
Lebih terperinciMENULIS ITU BERCERITA!
SERI JURNALISME DESA MENULIS ITU BERCERITA! Menulis itu (terasa) sulit. Demikian komentar banyak orang ketika mereka harus menulis. Benar kah demikian? Atau barangkali itu hanya pikiran kita saja? Sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, seperti yang tercantum dalam Undang Undang
Lebih terperinciMERANCANG STRATEGI KOMUNIKASI UNTUK MEMPEROLEH DUKUNGAN PEMILIH DAN KELOMPOK
MERANCANG STRATEGI KOMUNIKASI UNTUK MEMPEROLEH DUKUNGAN PEMILIH DAN KELOMPOK Erman Anom Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri saat ini semakin tinggi. Tidak heran jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan di dunia industri saat ini semakin tinggi. Tidak heran jika perusahaan semakin menuntut kemampuan dan kompetensi karyawan. Salah satu kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciPERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING
PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING 1. Topic. Persiapan pertama untuk berbicara di depan umum adalah ter fokus kepada pemilihan topik yang tepat dan menarik. Topik adalah pokok atau subjek pembicaraan. Menurut
Lebih terperinciMata Kuliah Persepsi Bentuk
Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Nina Maftukha S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain
Lebih terperinciETIK UMB Berpikir Positif
Modul ke: 04 Defi Fakultas Teknik ETIK UMB Berpikir Positif Norita ST., MT Program Studi Teknik Industri Ungkapan Sumber Prilaku adalah pikiran. Dengan pikiran manusia bisa maju atau mundur. Dengan pikiran
Lebih terperinciDASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN Dosen : Diana Ma rifah DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN Menurut George R. Terry, dasar pengambilan keputusan dibedakan menjadi 5 (lima) macam. Kelima macam dasar pengambilan keputusan
Lebih terperinciPELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR
PELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR O L E H ARIF NOVIAN HADI 10.12.5022 S1-SI-2I Masuki Dunia Bisnis Selagi Anda Masih Muda Kalau mahasiswa dan pelajar ditanya apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan siswa kedalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa
Lebih terperinciPsikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:
Lebih terperinciPengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM
Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi PERSEPSI Fakultas 06FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM PERSEPSI? Kata persepsi seringkali diucapkan dalam proses komunikasi sehari-hari. Ada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) Mei Vita Cahya Ningsih. Pengertian
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) Mei Vita Cahya Ningsih Pengertian Hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan ra ngsangan internal(pikiran) dan rangsangan eksternal(dunia
Lebih terperinciMerancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok - edit
esaunggul.ac.id http://www.esaunggul.ac.id/article/merancang-strategi-komunikasi-memenangkan-pemilih-dan-kelompok/ Merancang Strategi Komunikasi Memenangkan Pemilih Dan Kelompok - edit Dr. Erman Anom,
Lebih terperinciMenyampaikan Pesan. Ita Mutiara Dewi
Menyampaikan Pesan Ita Mutiara Dewi A. PENDAHULUAN Menyampaikan pesan bukan sekedar berbicara dengan orang lain, banyak aspek yang perlu dipelajari. Salah satu yang perlu dipahami adalah, proses pembelajaran
Lebih terperinciPERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana
PERSEPSI INTI KOMUNIKASI Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Pengertian Persepsi atau perception adl hal sederhana dari getaran apapun dari pikiran sehat kita. Persepsi sebagai proses yang memungkinkan
Lebih terperinciBAGUS ITU!!! Beautiful Mind Beatiful Life : I
Beautiful Mind Beatiful Life : I BAGUS ITU!!! Ilustrasi : Setiap pagi sepasang suami isteri selalu menikmati sarapan pagi bersama di ruang makan rumahnya. Ruang makan itu berjendela besar dan menghadap
Lebih terperinciMempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2)
Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2) Berdasarkan pengalaman klinik dalam menangani masalah anak-anak, hampir sebagian besar kasus berasal dari masalah komunikasi antara orang tua dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing orang selalu menginginkan harga diri yang tinggi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia dan kehidupan kita sering mendengar tentang kepemilikan harga diri. Tiap manusia yang ada di dunia ini pasti memiliki harga diri dan tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk penguasaan konsep sepanjang kehidupan mereka. Semua indera yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seorang individu dilahirkan dengan berbagai macam indera yang sangat dibutuhkan untuk penguasaan konsep sepanjang kehidupan mereka. Semua indera yang dimiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Model Quantum Teaching Quantum memiliki arti interaksi yang mengubah energi cahaya. Quantum Teaching adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di
Lebih terperinciKONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013
KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013 Anak Belajar dari Kehidupannya Children Learn What They Live (by Dorothy Law Nolte) Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada akhir tahun belakangan ini salah satu organisasi Transnasional (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pasalnya hal
Lebih terperinci1 2 http://creativegapminding.com 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 MODUL 4 COACHING UNTUK MENGEMBANGKAN ORANG A. SUB POKOK BAHASAN - Arti, Tujuan dan Penggunaan Coaching - Kompetensi Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan anak usia dini sudah dirasakan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini. Hal ini berdampak pada keinginan orang tua untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal manusia hadir di muka bumi, yang menjadi perbincangan manusia adalah mengenai kehidupannya. Manusia lahir di dunia ini sebagai seorang bayi, lalu tumbuh
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
35 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang berisi informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Saat proses tersebut berlangsung, sumber
Lebih terperinciGeometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia nomor 65 tahun
Lebih terperinciIFA HANIFAH MISBACH, S.Psi, Psikolog UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
IFA HANIFAH MISBACH, S.Psi, Psikolog UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Interview merupakan salah satu alat ukur untuk memperoleh informasi antara dua orang yang dilakukan dengan cara dua arah di dalam melakukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Representasi Matematis a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis Menurut NCTM (2000) representasi adalah konfigurasi atau sejenisnya yang berkorespondensi
Lebih terperinciPERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk
PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi Modul 1 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Persepsi dapat diartikan sebagai bagaimana
Lebih terperinciSanti E. Purnamasari, M.Si., Psikolog UMBY
Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog UMBY Perkembangan bahasa Tahap perkembangan yang paling menakjubkan pada masa anak adalah saat anak mulai bisa berbicara Arti bahasa : Adalah suatu sistem komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deskripsi memiliki makna gambaran. Gambaran akan suatu keadaan atau perwujudan sebuah benda atau seseorang. Mendeskripsikan adalah cara agar seorang pembaca dapat membayangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia 6 tahun. Secara alamiah perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.
1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiiki sifat-sifat yang abadi dengan memuat kebenarankebenaran
Lebih terperinciMembongkar Rahasia Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta
Membongkar Rahasia Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta 24 DAFTAR ISI Halaman Ucapan Terima Kasih Kata Pengantar dari Supardi Lee Kata Pengantar Pendahuluan 14 BAGIAN 1. MENGUBAH ALUR KEHIDUPAN 19
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH
PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH Oleh: Sri Maslihah PENDAHULUAN Dunia anak adalah dunia yang senantiasa menarik perhatian dengan berbagai tingkah laku anak yang luar biasa dinamis, variatif dan inovatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini diselenggarakan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju merupakan suatu hal yang sangat urgen dalam masyarakat modern, karena dapat membuat manusia
Lebih terperinciThe Wonders of Mercy #1 Keajaiban Anugerah #1 BIGGER THAN YOUR MISTAKES LEBIH BESAR DARIPADA KESALAHANMU
The Wonders of Mercy #1 Keajaiban Anugerah #1 BIGGER THAN YOUR MISTAKES LEBIH BESAR DARIPADA KESALAHANMU PEMBUKAAN: Kita akan memulai sebuah seri khotbah baru berjudul: The Wonders of Mercy atau Keajaiban
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, DISKUSI & SARAN. Mengacu pada hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat
BAB V SIMPULAN, DISKUSI & SARAN 5.1 Simpulan Mengacu pada hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kreativitas tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ketahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif. Pendidikan adalah usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra pada dasarnya mengungkapkan kejadian, namun kejadian tersebut bukanlah fakta yang sesungguhnya melainkan fakta dari hasil pemikiran pengarang. Pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan dan menginterpretasikan makna (Wood, 2007:3). baik, contohnya adalah individu yang menyandang autisme.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan melakukan komunikasi. Komunikasi itu sendiri tentunya merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat terpisahkan.
Lebih terperinciadalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan manusia sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai bangsa. Pendidikan tidak
Lebih terperinciHUBUNGAN MINAT MEMBACA KOMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMA S K R I P S I
HUBUNGAN MINAT MEMBACA KOMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMA S K R I P S I Disusun Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: MD. ARDIANSYAH F
Lebih terperincirutinitas dan enggan berpikir tentang hal-hal yang baru. Semua itu dibentuk oleh mindset kita.
Banyak Entrepreneur yg tidak menyadari bahwa dunia ini penuh dgn perubahan dan mereka tdk boleh duduk-duduk enak melewati hidup dari keuntungan tanpa kewaspadaan. Manusia merasakan perubahan, tetapi manusia
Lebih terperinciPERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE
PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE (Studi Deskriptif Kualitatif Perilaku Remaja Pengguna Game Online di Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun) Saidah H. Naibaho 100904120 ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciGenerasi Santun. Buku 1B. Timothy Athanasios
Generasi Santun Buku 1B Timothy Athanasios Teori Nilai PENDAHULUAN Seorang pendidik terpanggil untuk turut mengambil bagian dalam menumbuhkembangkan manusia Indonesia yang utuh, berakhlak suci, dan berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah saja tentu akan membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira dalam belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi bisa sukses bukan karena ilmu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi bisa sukses bukan karena ilmu finance yang ia pelajari di Sorbonne Perancis, akan tetapi karena kemampuan daya imajinasi
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2012 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan
Lebih terperinciPSIKOLOGI KOMUNIKASI. Ruang Lingkup Psikologi. Komunikasi. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu
PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 01 Fakultas Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Psychology: * The science
Lebih terperincinote AQUARIUS THE ATTRACTOR FACTOR (2ND EDITION) note Learn More in Less Time D27 AQUARIUS
Learn More in Less Time THE ATTRACTOR FACTOR (2ND EDITION) 5 Easy Steps for Creating Wealth (or Anything Else) From the Inside Out OLEH : JOE VITALE JOHN WILEY & SON, INC 295 AGES ISBN-13 : 978-0470286425
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum seorang praktisi Public Relations memiliki tugas untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Secara umum seorang praktisi Public Relations memiliki tugas untuk membangun dan membentuk sebuah komunikasi dan hubungan yang baik dengan para stakeholder
Lebih terperinciTEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN
TEORI TEORI BELAJAR Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam
Lebih terperinciKewirausahaan I. Motivasi menjadi Pengusaha Sukses. Rizal, S.ST., MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen.
Modul ke: Kewirausahaan I Motivasi menjadi Pengusaha Sukses Fakultas EKONOMI Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Rizal, S.ST., MM. Mengalahkan Mitos Berdasarkan contoh kasus, Segudang prestasi
Lebih terperinciSensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi
Proses Kognitif Proses kognitif dalam diri manusia terdiri dari : Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi 1. Sensasi - Tahap paling awal dalam penerimaan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciKETERAMPILAN PEMIMPIN KELOMPOK S I T I R O H M A H N U R H A Y A T I
KETERAMPILAN PEMIMPIN KELOMPOK S I T I R O H M A H N U R H A Y A T I Kategori Keterampilan Kepemimpinan 1. Keterampilan reaksi Yaitu keterampilan untuk menanggapi, yang menjadikan pemimpin mudah untuk
Lebih terperinci