ANALISIS PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN KAIZEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN KAIZEN"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN KAIZEN Joko Susetyo, Hartanto Program Studi Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta joko_sty@akprind.ac.id : Hartanto_08@yahoo.com ABSTRACT Mondrian is a company which engaged in the production of T-shirt convection. In order to maximize the enterprises competitiveness, the product must meet with predetermined specifications and customer requirements as well as the need for continuous improvement. This study was conducted to determine the ability of the process based on the existing product defect with six sigma approach, then control was done by analyzing the causes of disability using Seven Tools and seeking continuous improvement with implementation tools such as Kaizen kaizen Five-Step Plan, 5W and 1H, and Five-M Checklist. There are 13 CTQ (Critical To Quality) in Mondrian. After data processing obtained DPMO value of , can be interpreted that from a million chances there will be defected product possibilities. The company is in the sigma level with CTQ (Critical to Quality) that cause most defected product is deck for 20.76% of the total defect After doing the analysis can be concluded that the main cause of disability is the human factor, and based on kaizen implementation tools, the main policies that should be carried out by the company is monitoring or tighter controls in all sectors. Keywords: Quality, CTQ, DPMO, Sigma Value, kaizen PENDAHULUAN Kualitas merupakan faktor dasar keputusan konsumen dalam menentukan produk yang akan dibeli atau dipakainya baik berupa barang ataupun jasa pelayanan. Dalam persaingan di pasar dan karena sering berubahnya permintaan dari pelanggan maka hanya produk yang berkualitas baik yang akan selalu terjual, sehingga perlu adanya pengendalian kualitas yang dapat dilakukan dengan menggunakan tujuh alat pengendalian kualitas (seventools) serta perlu dilakukan perbaikan secara berkesinambungan dengan menggunakan alat-alat implementasi Kaizen yang meliputi Kaizen Five- Step Plan, 5W dan 1H, dan Five-M Checklis, sehingga produk cacat yang dihasilkan perusahaan dapat berkurang nantinya atau dengan kata lain produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan keinginan pelanggan. Berdasarkan karakteristik kualitas atau Critical To Quality (CTQ) yang telah ditetapkan, produk cacat yang ada di Mondrian rata-rata 5,72% per minggu. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kemampuan proses sebuah perusahaan dengan menggunakan metode DPMO (Defect Per Million Opportunities) yang dikonversikan ke dalam nilai sigma yang nantinya bisa dilakukan pengendalian kualitasnya dengan menganalisis penyebab kecacatan produk menggunakan Seven Tools serta mengupayakan perbaikan secara berkesinambungan dengan alat-alat implementasi Kaizen. Pengendalian kualitas merupakan salah satu kegiatan yang sangat erat kaitannya dengan proses produksi, dimana pada pengendalian kualitas ini dilakukan pemeriksaan serta pengujian karakteristik kualitas yang dimiliki produk yang berguna untuk penilaian atas kemampuan proses produksinya yang dikaitkan dengan standar spesifikasi produk, kemudian dengan mengadakan analisis lebih lanjut atas hasil pengujian serta pemeriksaan yang dilakukan didapatkan sebab sebab terjadinya penyimpangan untuk kemudian diambil langkah langkah pencegahan dan perbaikan. Six Sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 DPMO untuk setiap transaksi produk (barang dan atau jasa) atau merupakan upaya giat menuju kesempurnaan (zero defect atau kegagalan nol). Apabila suatu produk (baik berupa barang dan atau jasa) diproses pada tingkat kualitas Six Sigma, maka perusahaan boleh mengharap 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan (DPMO) atau mengharap bahwa 99,99966% dari apa yang diharapkan pelanggan ada dalam produk itu. Motorola selama kurang lebih 10 tahun (sejak tahun 1986) setelah melakukan implementasi konsep Six Sigma telah mampu mencapai tingkat kualitas 3,4 DPMO. (Imai, M, 2001). METODE PENELITIAN Didalam penerapan six sigma ada lima langkah yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analisys, Improve, Control). (Gaspersz, V, 2002). B-189

2 1. Define (Definisi), merupakan langkah operasional pertama dalam program peningkatan kualitas six sigma. Sebelum mendefinisikan proses kunci beserta pelanggan dalam proyek six sigma, disini kita perlu mengetahui model proses SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Costumer). SIPOC merupakan alat yang berguna dan paling banyak dipergunakan dalam manajemen dan peningkatan proses. SIPOC merupakan kepanjangan dari lima elemen utama dalam sistem kualitas, yaitu : a. Supplier, yaitu orang atau kelompok orang yang memberikan informasi kunci, material dan sumber daya lain kepada proses. b. Inut, adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pemasok (Supplier) kepada proses. c. Processes, merupakan sekumpulan langkah yang mentransformasi dan secara ideal menambah nilai pada input. d. Output, merupakan produk (barang atau jasa) dari suatu proses. Dalam industri manufaktur, output dapat berupa barang setengah jadi maupun barang jadi (final product). e. Customer, merupakan orang atau sekelompok orang yang dianggap sebagai pelanggan internal (Internal Customer) 2. Measure (Pengukuran), merupakan langkah operasional kedua dalam program peningkatan kualitas six sigma. a. Pada tahap ini ditetapkan karakteristik kualitas (Critical to Quality) kunci yang berhubungan langsung dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan, yang diturunkan secara langsung dari persyaratan-persyaratan output dan pelayanan b. Menghitung nilai kapabilitas sigma. Tahap-tahap perhitungan nilai sigma sebagai berikut : 1) Menentukan jumlah unit yang akan diukur. 2) Identifikasi Opportunity. 3) Menghitung jumlah cacat (Defect). 4) Menghitung DPMO : = Banyak _ produk _ yang _ cacat Banyak _ produk _ yang _ diperiksa CTQ _ petensial 5) Mengitung nilai kapabilitas sigma. c. Mengetahui urutan CTQ potensial 3. Analyze (Analisa), merupakan langkah ketiga dalam program peningkatan kualitas six sigma, pada tahap ini dilakukan beberapa hal: a. Mengidentifikasi proses dengan grafik pengendali. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data atribut, dan grafik pengendali proses yang digunakan adalah grafik p, karena merupakan data ketidaksesuaian, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : (Ariani, D, W, 2005) 1) Batas Pengendali Atas (BPA) = P(1 P) P + 3 2) Garis tengah P = n Di i=1 3) Batas Pengendali Bawah (BPB) = n i P 3 n i P(1 P) Keterangan : P = Prosentase terjadinya rata-rata kecacatan yang dinyatakan dengan angka desimal Di = Banyaknya Defect (cacat) n i = Jumlah sub sampel b. Menetukan target-target kinerja dari karakteristik kualitas kunci (CTQ) yang akan ditingkatkan dalam proyek six sigma. c. Mengidentifikasi sumber-sumber akar penyebab kecacatan atau kegagalan. 4. Improve (Perbaikan), setelah akar penyebab dari masalah kualitas teridentifikasi, maka perlu dilakukan penetapan rencana tindakan untuk melaksanakan peningkatan kualitas. Langkah-langkah untuk melaksanakan peningkatan kualitas dengan menggunakan alat implementasi Kaizen yang meliputi Five-M Checklist, Lima W dan Satu H, dan Kaizen Five-Step Plan. 5. Control (Pengendalian), merupakan tahap operasional terakhir dalam proyek peningkatan kualitas six sigma. Pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan, praktek-praktek terbaik n i B-190

3 yang sukses dalam meningkatkan proses distandarisasikan dan dijadikan pedoman kerja, yang berarti six sigma berakhir pada tahap ini. Kaizen merupakan istilah dalam bahasa Jepang terhadap konsep Continous Incremental Improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Kaizen berarti penyempurnaan yang berkesinambungan yang melibatkan setiap orang. Pelaksanaan implementasi Kaizen dilakukan dengan menggunakan empat alat yang terdiri dari : (Tjiptono. F & Diana. A, 2000) 1. Kaizen Checklist Kaizen merupakan perbaikan berkesinambungan atas orang, proses, prosedur dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas. Salah satu cara untuk mengidentifikasi masalah yang dapat menggambarkan peluang bagi perbaikan adalah dengan menggunakan suatu daftar pemeriksaan (Checklist) terhadap faktorfaktor yang besar kemungkinannya membutuhkan perbaikan. 2. Kaizen five step plan Rencana lima langkah ini merupakan pendekatan dalam implementasi Kaizen yang digunakan perusahaanperusahaan Jepang. Langkah ini sering disebut gerakan 5-S yang merupakan inisial kata Jepang yang dimulai dengan huruf S yaitu : Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke. a. Lima W dan satu H Lima W dan satu H digunakan secara luas sebagai alat manajemen dalam berbagai lingkungan. Lima W dan satu H yaitu Who (siapa), What (apa), Where (dimana), When (kapan), Why (mengapa), dan How (bagaimana). b. Five M Checklist Alat ini berfokus pada lima faktor kunci yang terlibat dalam setiap proses, yaitu Man (operator atau orang), Machine (mesin), Material (material), Methods (metode) dan Measurement (pengukuran). Dalam setiap proses, perbaikan dapat dilakukan dengan jalan memeriksa aspek-aspek proses tersebut. (Pande, P. S, 2003) PEMBAHASAN a. Tahap Define 1. Pernyataan masalah Masalah yang sedang dihadapi yaitu adanya hasil produksi yang mengalami kecacatan sehingga tidak dapat memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. 2. Tujuan Peningkatan kualitas produk dan peningkatan kapabilitas proses dengan meminimasi jumlah produk yang cacat sehingga kerugian akibat produk yang cacat dapat diatasi oleh pihak perusahaan. 3. Diagram alir proses Diagram ini dibuat supaya suatu proses produksi mudah dipahami, dan juga merupakan urutan proses produksi yang terjadi. 4. Diagram SIRPORC Diagram ini dibuat untuk mengetahui kebutuhan proses, persyaratan kunci, serta pelanggan yang terlibat dalam setiap proses. Elemen utamanya yaitu Suppliers, Input Requirements, Proses, Output Requirements, Costemer b. Tahap Measure 1. Menentukan Critical To Quality (CTQ) Karakteristik kualitas atau Critical To Quality (CTQ) yang ada di MONDRIAN yaitu sebagai berikut : Krah, label, deck, obars, jahitan lengan, jahitan manset, jahitan bahu, jahitan komb badan, belah samping, placket, pocket, zipper, lain-lain. 2. Pengukuran basiline kinerja B-191

4 Tabel 1 Tingkat Kapabilitas Sigma dan DPMO dari Proses Pembuatan Kaos DADUNG No Banyak produk yang diperiksa (ni) Banyak produk yang cacat (Di) Banyak CTQ potensial penyebab kecacatan DPMO Sigma ,758 4, ,416 4, ,528 4, ,073 4, ,819 4, ,324 4, ,732 4, ,326 4, ,851 4, ,362 4, ,321 4, ,336 4, ,84 4, ,774 4, ,347 4, ,564 4, ,605 4, ,357 4, ,239 4, ,787 4, ,486 4, ,567 4, ,064 4, ,82 4, ,775 4, ,722 4, ,101 4, ,94 4, ,49 4, ,411 4, ,88 4, ,059 4, ,724 4, ,489 4, ,174 4, ,884 4, ,821 4, ,113 4, ,979 4, ,077 4, ,524 4, ,333 4, ,055 4, ,802 4, , ,231 4,16 Jumlah ,384 4,11 Perhitungan DPMO Proses: DPMO = Banyak _ produk_ yang_ cacat Banyak_ produk_ yang_ diperiksa CTQ_ petensial Misal untuk proses secara keseluruhan: DPMO = = Hasil konversi DPMO = 4,11 sigma Artinya, bahwa diartikan bahwa dari sejuta kesempatan yang ada akan terdapat kemungkinan bahwa proses produksi itu akan menghasilkan produk yang cacat. 3. Mengetahui urutan CTQ potensial B-192

5 No. c. Tahap Analyze Jenis Cacat Tabel 2. Urutan CTQ Potensial Jumlah Cacat Jumlah Cacat Komulatif B-193 Persentase dari Total (%) Persentase Komulatif (%) 1. Deck ,76 20,76 2. Kragh ,23 31,99 3. Label ,01 41,00 4. Jahitan Lengan ,91 49,91 5. Obras ,72 57,63 6. Jahitan Bahu ,75 64,38 7. Zipper ,73 70,11 8. Belah Samping ,56 75,67 9. Pocket ,48 81, Jahitan Komb Badan ,41 86, Placket ,07 91, Jahitan Manset ,39 96, lain-lain , Total No Table 3. Penentuan Batas Kendali Atas dan Batas Kendali Bawah Banyak produk yang diperiksa (ni) Banyak produk yang cacat (Di) Bagan Tak Sesuai sample (P) Jumlah BPA BPB

6 1. Penetapan target CTQ kunci Basiline kinerja awal perusahaan DPMO atau 4,11-sigma. Perhitungan target CTQ yaitu: Karena sudah mencapai 4,11-sigma, maka peningkatan akan terjadi dari 4,11-sigma menjadi 4,7-sigma. a. Triwulan I = 4,11 + 0,18 = 4,29 b. Triwulan II = 4,29 + 0,18 = 4,47 c. Triwulan III = 4,47 + 0,18 = 4,65 d. Triwulan IV = 4,65+ 0,18 = 4,83 Tabel 4. Target kinerja CTQ produk DADUNG Periode Triwulan Target Kinerja CTQ Kunci Periode Triwulan Target Kinerja CTQ Kunci Sigma DPMO Sigma DPMO 0 * ) 4, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Diagram sebab akibat (Fishbone Diagram) Setelah cacat deck berhasil diidentifikasi sebagai ketidaksesuaian yang paling tinggi frekuensinya, maka analisis selanjutnya mengungkapkan sebab-sebab terjadinya cacat deck. Kemudian data yang diperoleh digunakan untuk menggambarkan diagram sebab akibat yang menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kerusakan sangat berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Dengan mengetahui penyebab kecacatan hendaknya perusahaan dapat mengambil langkahlangkah penanggulangannya agar produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik dan supaya kecacatan yang terjadi bisa ditekan menjadi lebih rendah. Kategori munculnya sebab dari munculnya produk cacat adalah faktor manusia (man), faktor alat (machines),faktor lingkungan (area), faktor cara (methods), faktor bahan baku (materials). Tidak serius dalam bekerja Kurang pengawas Kurang menguasai Man Instruksi kerja tidak dilaksanakan dengan baik Ketepatan pemasangan Kurang perawatan Machines Mesin sudah Salah penyetelan/ pengaturan Kebersihan kurang Ruangan terlalu terbuka Kualitas kain Materials Kain belang Bising Kurang ketat inspeksi Kain kotor Suhu ruang cenderung panas Cacat Dek Method Area Gambar 1. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) d. Tahap Perbaikan (Improve) B-194

7 1. Analisis masalah dengan Five-M Checklist Tabel 5. Analisis masalah berdasarkan 5M dan pemecahannya Faktor Masalah Pemecahan masalah Manusia a. Rasa tanggung jawab yang kurang terhadap pekerjaan, serta tidak mempunyai sikap memiliki perusahaan. b. Ketidak sesuaian dalam bekerja yang dilakukan oleh pekerja dapat membuat produk tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Material Lingkung an kerja Mesin Metode a. Kain yang masuk pada proses sewing rusak atau berlubang serta belang atau kotor b. Kualitas kain yang kurang bagus sering lolos ke proses sewing. a. Kondisi ruangan yang cenderung panas. b. Kondisi tempat kerja yang kotor dan bising yang berakibat terganggunya konsentrasi bekerja. c. Terlalu banyak jendela dan pintu yang terbuka lebar. a. Salah penyetelan atau pengaturan b. Kondisi mesin yang sudah tua, sehingga mesin sering macet. c. Kurangnya kesadaran operator untuk merawatan mesin. Instruksi kerja tidak dilaksanakan dengan baik sehingga sering terjadi kesalahan metode pemasangan komponen. a. Perlu diadakannya pengawasan yang lebih ketat lagi. b. Memberikan nasehat-nasehat kepada karyawan agar mempunyai sikap memiliki dan menjaga perusahaan, serta bertanggung jawab pada setiap pekerjaan. Perlu dilakukan kontrol yang lebih ketat lagi agar kain yang masuk pada proses sewing dalam keadaan baik. a. Perlu mengadakan penghijauan. b. Perlu mengadakan evaluasi tentang kenyamanan pada saat bekerja. c. Memberikan penutup jendela supaya tidak tembus pandang a. Perlu memberikan arahan-arahan pada saat briffing. b. Perlu kontrol dan perawatan mesin yang lebih ketat lagi Diberikan arahan-arahan dalam menjalankan pekerjaan agar ketelitian dalam bekerja dapat ditingkatkan 2. Menentukan rencana perbaikan dengan lima W dan satu H Tabel 6. Pengembangan rencana tindakan dengan metode 5W dan 1H Faktor 5W dan 1H Diskripsi Tindakan Faktor manusia: 1.tidak serius dalam bekerja 2.sikap yang kurang baik 3. rasa tanggung jawab kurang 4. kurang teliti Faktor material 1. kain rusak 2. kain belang What (Apa)? Why (Mengapa)? Where (Dimana)? When (Kapan)? Who (Siapa)? How (Bagaimana)? What (Apa)? Why (Mengapa)? Apa tujuan dari penanggulangan? Mengapa perbaikan dan penggulangan ini perlu dilakukan? Dimana rencana tindakan itu akan dilakukan? Kapan penanggulangan dan perbaikan akan dilakukan? Siapa yang akan mengerjakan aktivitas rencana tindakan? Bagaimana pelaksanaannya? Apa tujuan dari penanggulangan? Mengapa perbaikan dan pengulangan ini perlu dilakukan? Untuk menjaga dan menghasilkan produk yang baik serta menekan tingkat kecacatan produk sesuai dengan yang diharapkan pihak perusahaan dan konsumen. Karena faktor manusia merupakan faktor terpenting dalam proses produksi. Penanggulangan ini akan dilakukan di departmen sewing Secepatnya, diharapkan para pekerja khususnya akan semakin terampil dan lebih teliti dalam melaksanakan tugasnya Dilaksanakan oleh pekerja bagian proses produksi pada departmen sewing serta pihak managemen dan seluruh karyawan pada umumnya Penanggulangan sebaiknya dilaksanakan dengan cara: Operator pada bagian produksi sewing senantiasa diberikan pelatihan-pelatihan agar lebih baik lagi dalam melaksanakan pekerjaannya Perbaikan dan penanggulangan ini dilaksanakan untuk menciptakan hasil produksi yang baik Karena faktor material merupakan hal yang paling berpengaruh dalam kualitas produk, dimana produk yang baik dan bermutu hanya bisa dihasilkan oleh proses yang baik dan bahan baku yang baik pula. B-195

8 Faktor Area 1. ruangan cenderung panas dan terbuka 2. kondisi ruangan yang bising dan kotor Faktor mesin 1. kurangnya perawatan 2. salah penyetelan/ pengaturan 3. usia mesin Faktor metode 1. instruksi Where (Dimana)? When (Kapan)? Who (Siapa)? How (Bagaimana)? What (Apa)? Why (Mengapa)? Where (Dimana)? When (Kapan)? Who (Siapa)? How (Bagaimana)? What (Apa)? Why (Mengapa)? Where (Dimana)? When (Kapan)? Who (Siapa)? How (Bagaimana)? What (Apa)? Dimana rencana tindakan itu akan dilakukan? Kapan penanggulangan dan perbaikan akan dilakukan? Siapa yang akan mengerjakan aktivitas rencana tindakan? Bagaimana pelaksanaannya? Apa tujuan dari penanggulangan? Mengapa perbaikan dan penggulangan ini perlu dilakukan? Dimana rencana tindakan itu akan dilakukan? Kapan penanggulangan dan perbaikan akan dilakukan? Siapa yang akan mengerjakan aktivitas rencana tindakan? Bagaimana pelaksanaannya? Apa tujuan dari penanggulangan? Mengapa perbaikan dan penggulangan ini perlu dilakukan? Dimana rencana tindakan itu akan dilakukan? Kapan penanggulangan dan perbaikan akan dilakukan? Siapa yang akan mengerjakan aktivitas rencana tindakan? Bagaimana pelaksanaannya? Apa tujuan dari penanggulangan? Penanggulangan akan dilakukan di quality control bahan sebelum masuk ke proses sewing Akan dilaksanakan secepatnya, untuk menghindari kecacatan yang lebih banyak diperiode yang akan datang Akan dilaksanakan oleh quality control sebelum bahan baku masuk untuk diproses Pihak perusahaan khususnya bagian quality control diharapkan lebih teliti dalam pemeriksaan bahan baku yang akan diproses Tujuan dari penanggulangan adalah untuk menjaga lingkungan kerja yang nyaman dan sehat sehingga dapat meningkatkan kinerja operator. Karena faktor lingkungan kerja memberikan pengaruh secara langsung terhadap kinerja operator dalam menghasilkan produk yang berkualitas Penanggulangan ini akan dilaksanakan di department sewing Penanggulangan ini akan dilaksanakan secepatnya, diharapkan para pekerja khususnya akan semakin teliti dan konsentrasi kerja semakin baik dalam melaksanakan pekerjaannya Akan dilaksanakan/dilakukan oleh management unit department sewing Hendaknya management unit department sewing melaksanakan program penghijauan agar kondisi tempat kerja dan sekitarnya bias lebih nyaman sehingga operator pada bagian sewing senantiasa bekerja lebih baik lagi Tujuan dari penanggulangan ini adalah untuk menjaga dan menghasilkan produk yang baik serta diharapkan dapat menekan jumlah produk yang cacat Karena mesin merupakan faktor penting dalam proses produksi, dimana pengaturan atau penyetelan mesin berpengaruh terhadap hasil kerja. Penanggulangan ini akan dilaksanakan di department sewing Penanggulangan akan dilaksanakan secepatnya, diharapkan para pekerja khususnya akan semakin terampil dan lebih teliti dalam pengaturan mesin Penanggulangan akan dilaksanakan oleh operator di bagian proses produksi pada departmen sewing serta pihak managemen dan seluruh karyawan pada umumnya Penanggulangan sebaiknya dilaksanakan dengan cara: Operator pada bagian produksi sewing senantiasa diberikan pelatihan-pelatihan agar lebih baik lagi dalam melaksanakan pekerjaannya Tujuan dari penanggulangan ini adalah untuk menjaga produk yang dihasilkan tetap B-196

9 kerja tidak dilaksanakan dengan baik 2. kesalahan metode pemasangan komponen Why (Mengapa)? Where (Dimana)? When (Kapan)? Who (Siapa)? How (Bagaimana)? Mengapa perbaikan dan penggulangan ini perlu dilakukan? Dimana rencana tindakan itu akan dilakukan? Kapan penanggulangan dan perbaikan akan dilakukan? Siapa yang akan mengerjakan aktivitas rencana tindakan? Bagaimana pelaksanaannya? berkualitas, tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam pemasangan atribut produk Perbaikan dan penanggulangan ini dilaksanakan karena faktor metode kerja memberikan pengaruh secara langsung terhadap hasil produksi Penanggulangan ini akan dilaksanakan di department sewing Penanggulangan akan dilaksanakan secepatnya, diharapkan para pekerja/ operator khususnya akan semakin teliti dan konsentrasi kerja semakin baik dalam melaksanakan pekerjaannya Penanggulangan akan dilaksanakan/ dilakukan oleh operator unit department sewing Hendaknya management unit department sewing sering melaksanakan program pembinaan dan pelatihan 3. Penetapan sistem saran dengan Five Step Plan Tabel 1.9 Penetapan sistem saran dengan Five Step Plan Five Step Plan Situasi Saran Pelaksanaan Seiri (Pemilahan) Seiton (Penataan) Seiso (Kebersihan) Seiketsu (Pemantapan) Shitsuke (Pembiasaan) semua barang dan bahan berantakan disuatu area bercampur baur tidak menentu sehingga tidak jelas mana yang penting, dan mana yang tidak penting. semua barang diletakkan menumpuk asal-asalan disembarang tempat atau dokumen yang menumpuk disuatu meja atau lemari tanpa ada penyusunan yang memadai. sampah dan kotoran yang terjadi selama aktivitas kerja dibiarkan begitu saja, misalnya minyak, oli bekas menempel pada mesin atau peralatan kerja. Pemantapan merupakan hasil dari kegiatan pemilihan, penataan dan kebersihan yang dilaksanakan secara tepat dan berulang-ulang. Selain hal tersebut ada beberapa langkah penting dalam pelaksanaan standarisasi, yatu tidak membuang sampah sembarangan dan membuat jadwal kebersihan untuk menciptakan sistem pemeliharaan tata papan (house keeping) Dalam pembiasaan sasaran yang ingin dicapai adalah pembentukan sikap mandiri, sistem pengakuan terhadap tempat kerja yang telah berhasil melaksanakan 4 S dengan sukses. Memisahkan barang yang diperlukan dengan barang yang tidak diperlukan dan mengelompokkan barang dan bahan menurut kepentingannya, kemudian menyimpan atau membuang barang yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan a. Mengatur tata letak barang sesuai dengan jenis atau fungsi dan tingkat kepentingannya b. Meletakkan barang pada tempat yang telah ditentukan c. Memberikan label pada barang yang telah disusun d. Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi kerapian a. Membuang semua kotoran atau sampah yang ada atau menempel pada peralatan, mesin dan tempat kerja pada tempat yang telah disediakan b. Menemukan sumber kotoran dan berusaha mencegah timbulnya kotoran tersebut a. Memberikan tanda daerah berbahaya b. Membuat petunjuk arah c. Menempatkan warna peringatan d. Menyiapkan pengamanan e. Membuat petunjuk pemadam kebakaran f. Menetapkan label tanggung jawab bagi setiap karyawan g. Membuat jadwal 3 S a. Kesempatan belajar bagi karyawan b. Hubungan karyawan c. Teladan dari atasan d. Penetapan target bersama B-197

10 KESIMPULAN 1. Nilai DPMO untuk pembuatan kaos DADUNG sebesar 4509,384 dengan nilai kapabilitas sigma sebesar 4,11-sigma, artinya bahwa dari satu juta kesempatan yang ada, akan terdapat 4509,384 kemungkinan bahwa proses pembuatan kaos tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. 2. Prosentase tiap jenis CTQ dari kaos DADUNG adalah Dek (20,76%), Krah (11,23%), Label (9,01%), Jahitan Lengan (8,91%), Obras (7,72%), Jahitan Bahu (6,75%), Zipper (5,73%), Belah Samping (5,56%), Pocket (5,48%), Jahitan Komb Badan (5,41%), Placket (5,07%), Jahitan Manset (4,39%), dan lain-lain (3,98%), dengan total jumlah cacat dalam satu tahun. 3. Faktor penyebab produk cacat Dek yang ada di Mondrian, antara lain kurangnya pengawasan dari pihak perusahaan sehingga dalam bekerja operator kurang memperhatikan hal kebersihan dan perawatan mesin yang mengakibatkan mesin sering macet, kurang ketatnya inspeksi bahan baku (kain), instruksi kerja yang tidak dilaksanakan dengan baik sehingga sering terjadi kesalahan dalam penyetelan atau pengaturan. 4. Usulan pengendalian dan perbaikan kualitas berdasarkan alat-alat implementasi dari kaizen yaitu perlu diadakannya pengawasan dan kontrol yang lebih ketat lagi dalam hal kebersihan, perawatan dan bahan baku, kenyamanan operator ditempat kerja lebih diperhatikan lagi, memberikan arahan dan nasehat kepada karyawan pada saat briffing agar mempunyai sikap memiliki dan menjaga perusahaan supaya pekerjaan lebih teliti serta bertanggung jawab pada setiap pekerjaannya. DAFTAR PUSTAKA Ariani, D.W., 2005, Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas), Andi Offset, Yogyakarta. Gaspersz, V., Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi Dengan ISO 9001 : 2000, MBNQA, Dan HACCP. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Imai, M., (Alih Bahasa: Dra. Mariani Gandamihardja)., Kaizen (Ky zen) Kunci Sukses Jepang Dalam Persaingan, PT Pustaka Binaman Presindo, Jakarta. Pande, P. S, Neuman, R. P, Cavanagh, R. R., (Alih Bahasa: Dwi Purbantini), The Six Sigma Way: Bagaimana GE, Motorola, Dan Perusahaan Terkenal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka, Andi Offset, Yogyakarta. Tjiptono, F & Diana, A., 2003, Total Quality Management, Edisi Refisi. Penerbit ANDI. Yogyakarta. B-198

APLIKASI SIX SIGMA DMAIC DAN KAIZEN SEBAGAI METODE PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK

APLIKASI SIX SIGMA DMAIC DAN KAIZEN SEBAGAI METODE PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK APLIKASI SIX SIGMA DMAIC DAN KAIZEN SEBAGAI METODE PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK Joko Susetyo, Winarni, Catur Hartanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains &

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PRODUK PUPUK ORGANIK DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI CV. FERTILINDO AGROLESTARI MOJOSARI SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS PRODUK PUPUK ORGANIK DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI CV. FERTILINDO AGROLESTARI MOJOSARI SKRIPSI ANALISIS KUALITAS PRODUK PUPUK ORGANIK DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI CV. FERTILINDO AGROLESTARI MOJOSARI SKRIPSI Oleh: FAJAR NUARI NPM:1032010032 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Abstrak.

PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Abstrak. PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Theresia Sihombing *), Ratna Purwaningsih Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

APLIKASI SIX SIGMA DMAIC DAN KAIZEN SEBAGAI METODE PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PT. SARANDI KARYA NUGRAHA

APLIKASI SIX SIGMA DMAIC DAN KAIZEN SEBAGAI METODE PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PT. SARANDI KARYA NUGRAHA APLIKASI SIX SIGMA DMAIC DAN KAIZEN SEBAGAI METODE PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PT. SARANDI KARYA NUGRAHA Bramasta Raga Siwi *, Susatyo Nugroho W. P ST, MM ragasiwi@gmail.com Program Studi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK MELALUI KONSEP DMAIC PADA SIX SIGMA

MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK MELALUI KONSEP DMAIC PADA SIX SIGMA MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK MELALUI KONSEP DMAIC PADA SIX SIGMA Julianus Hutabarat 1, Ellysa Nursanti 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang Kampus

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KAIZEN DI CV. FERTILINDO AGROLESTARI MOJOSARI

IMPLEMENTASI KAIZEN DI CV. FERTILINDO AGROLESTARI MOJOSARI IMPLEMENTASI KAIZEN DI CV. FERTILINDO AGROLESTARI MOJOSARI Fajar Nuari, Dwi Sukma D, Program Studi Teknik Industri FTI-UPNV Jatim Email: fajar_rockmail@yahoo.com, sukmadewi2004@yahoo.com Abstract This

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

Journal of Industrial and Manufacture Engineering

Journal of Industrial and Manufacture Engineering JIME, Vol. 1(1) Mei (2017) p-issn : 2549-6328 e-issn : 2549-6336 Journal of Industrial and Manufacture Engineering Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jime Analisa Pengendalian Kualitas Mutu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT Tantri Windarti STMIK STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya Email : tantri@stikom.edu ABSTRAK Dalam persaingan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PRODUK GELAS KACA CROWN DENGAN METODE DMAIC DAN KAIZEN DI PT. SEMESTA RAYA ABADI JAYA, GRESIK SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS PRODUK GELAS KACA CROWN DENGAN METODE DMAIC DAN KAIZEN DI PT. SEMESTA RAYA ABADI JAYA, GRESIK SKRIPSI ANALISIS KUALITAS PRODUK GELAS KACA CROWN DENGAN METODE DMAIC DAN KAIZEN DI PT. SEMESTA RAYA ABADI JAYA, GRESIK SKRIPSI Oleh : EDWYN DWI DEFRIANTO NPM : 1032010034 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 8, Nomor 1, Mei 2017 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 8, Nomor 1, Mei 2017 ISSN Penggunaan Metode Kaizen Pada Tahap Improve Dalam Six Sigma (Studi Kasus: Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan(AMDK) Merk RAMA Produksi PT Ranam Mahakam Indonesia) The Kaizen Methods For Improve Stage In

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERUDUNG INSTAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (STUDI KASUS DI CV X) *

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERUDUNG INSTAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (STUDI KASUS DI CV X) * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERUDUNG INSTAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

Analisis Six Sigma untuk Mengurangi Jumlah Cacat di Stasiun Kerja Sablon (Studi Kasus: CV. Miracle)

Analisis Six Sigma untuk Mengurangi Jumlah Cacat di Stasiun Kerja Sablon (Studi Kasus: CV. Miracle) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.1 Vol. 1 Jurnal Online Institut teknologi Nasional Juni 2013 Analisis Six Sigma untuk Mengurangi Jumlah Cacat di Stasiun Kerja Sablon (Studi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur Peningkatan dan Perbaikan Kualitas Produk "Sepatu" dengan Menggunakan Siklus Dmaic pada Six Sigma di CV. X Mojokerto Rusindiyanto FTI UPN Veteran Jawa Timur Abstraksi Di tengah persaingan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah 59 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define National Garmen merupakan sebuah industri pembuatan baju kemeja, kaos polo, kaos oblong dan jaket. Sistem produksi pada National Garmen berdasarkan make by order yaitu

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Prosiding Teknik Industri ISSN: Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-7859 Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Six Sigma untuk Meningkatkan Kualitas Produk X (Studi Kasus PT. DAHANA (Persero)) Quality Control Using Six Sigma Method

Lebih terperinci

PENGENDALIAN CACAT PRODUK DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA

PENGENDALIAN CACAT PRODUK DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA PENGENDALIAN CACAT PRODUK DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA Firman Ardiansyah Ekoanindiyo Program Studi Teknik Industri Universitas Stikubank, Semarang Jawa Tengah Indonesia firman_imank_tegal@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE 41166 PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh: Juli Evelina/33412985 Pembimbing: Dr. Ir. Rakhma Oktavina,

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC

MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC Cyrilla Indri Parwati 1) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PRODUK GELAS KACA CROWN DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI PT.SEMESTA RAYA ABADI JAYA,GRESIK

ANALISIS KUALITAS PRODUK GELAS KACA CROWN DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI PT.SEMESTA RAYA ABADI JAYA,GRESIK ANALISIS KUALITAS PRODUK GELAS KACA CROWN DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI PT.SEMESTA RAYA ABADI JAYA,GRESIK Edwyn Dwi Defrianto, Farida Prodi Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jawa Timur Email : edwyndwi20@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality Petunjuk Sitasi: Mudiastuti, R. D., & Hermawan, A. (2017). Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUK KAWAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL DENGAN METODE TAGUCHI DI PT. UNIVERSAL METAL WORK SIDOARJO Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG COTTON DENGAN METODE SIX SIGMA

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG COTTON DENGAN METODE SIX SIGMA Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)2 2014 ISSN: 2339-028X PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG COTTON DENGAN METODE SIX SIGMA Much. Djunaidi 1*, Risti Mutiarahadi 2 1,2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC)

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) Nama : Gangsar Novianto NPM : 32410950 Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994)

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perindustrian, baik industri barang maupun jasa. Definisi dari kualitas sendiri bermacam-macam, karena

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI..... viii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TEH HIJAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TEH HIJAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TEH HIJAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA Heru Prastiyo, Firman Ardiansyah Ekoanindiyo Program Studi Teknik Industri Universitas Stikubank Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu Definisi mutu atau kualitas menurut para ahli dikemukakan secara berbeda akan tetapi memiliki maksud yang sama yang berarti mutu atau kualitas adalah tingkat baik

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Konsep Kunci 2.1.1.1 Definisi Kualitas Kualitas adalah sebuah ukuran relatif dari kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SEPATU MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI CV CANERA MULYA LESTARI CIBADUYUT *

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SEPATU MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI CV CANERA MULYA LESTARI CIBADUYUT * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SEPATU MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI CV

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma

Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma Sri Widiyawati, Sebtian Assyahlafi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena BABV PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define (Pendefinisian) PT. Indonesia Toray Synthetics (PT. ITS) merupakan perusahaan manufaktur dengan sistem produksi make to order, dimana proses produksi dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PRODUK SINGLET POLOS RENDA CABUT JARUM UD. SEKAWAN PUTRA

PERANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PRODUK SINGLET POLOS RENDA CABUT JARUM UD. SEKAWAN PUTRA PERANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PRODUK SINGLET POLOS RENDA CABUT JARUM UD. SEKAWAN PUTRA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Kesarjanaan S-1 Di Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Permasalahan yang timbul dalam perusahaan merupakan indikasi bahwa terdapat penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada, sehingga menghasilkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam perusahaan agar tetap survive. Buruknya kualitas ataupun penurunan kualitas akan

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Pada tahun 2001 terjadi krisis moneter yang menyebabkan Perusahaan Salim Indoplantation melepaskan sahamnya kepada perusahaan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH :

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : SOLYKHUL ANWAR 0532015018 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Kata Pengantar

Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Kata Pengantar Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi --- 1 Kata Pengantar Alhamdulillahi robbil alamin, puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena Jurnal Tekinfo (Jurnal Ilmiah Teknik Industri

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CHAIR TYPE 4030 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT MAITLAND SMITH INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

RANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CHAIR TYPE 4030 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT MAITLAND SMITH INDONESIA SEMARANG SKRIPSI RANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CHAIR TYPE 4030 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT MAITLAND SMITH INDONESIA SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan gelar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : NAILATIS SHOFIA JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

SKRIPSI. Disusun oleh : NAILATIS SHOFIA JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG KAJIAN SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PADA BAGIAN PENGECEKAN PRODUK DVD PLAYERS PT X SKRIPSI Disusun oleh : NAILATIS SHOFIA 24010210141039 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Analisis Six Sigma Untuk Mengurangi Jumlah Cacat Di Stasiun Kerja Sablon (Studi Kasus: CV. Miracle) *

Analisis Six Sigma Untuk Mengurangi Jumlah Cacat Di Stasiun Kerja Sablon (Studi Kasus: CV. Miracle) * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Analisis Six Sigma Untuk Mengurangi Jumlah Cacat Di Stasiun Kerja Sablon (Studi Kasus:

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah yang digunakan untuk penelitian penurunan hasil Fabric Width Utilization adalah dengan menggunakan metode Penyelesaian Masalah Six Sigma,

Lebih terperinci

TECHNOLOGIC, VOLUME 7, NOMOR 2

TECHNOLOGIC, VOLUME 7, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra DESEMBER 20 PENURUNAN LOSSES KERNEL PADA LIGHT TENERA DRY SEPARATING (LTDS ) DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA Agung Kaswadi, Edwar Rosyidi, Ilham Nur Aziz Program Studi Teknik

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773 PENERAPAN METODE PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MEMINIMASI CACAT BAGIAN ATAS BERLUBANG PADA PROSES PRODUKSI TUTUP

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc Perusahaan Kualitas Six Sigma Mengurangi Resiko Produk Gagal DMAIC Berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik dan keistimewaan dari suatu produk atau jasa yang dihasilkan dari kemampuan produk atau jasa untuk memuaskan sebagian atau

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma... ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan

Lebih terperinci

xiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv SURAT KETERANGAN PENELITIAN... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii KATA

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAWAT BAJA DENGAN METODE APLIKASI SIX SIGMA

PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAWAT BAJA DENGAN METODE APLIKASI SIX SIGMA 103 PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAWAT BAJA DENGAN METODE APLIKASI SIX SIGMA (DMAIC) DAN KAIZEN (5W+1H) PADA DIVISI WIRE ROD MILL (Studi Kasus: PT. KRAKATAU STEEL Tbk) Much. Djunaidi 1),

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL Handoyo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa hal tertentu yang dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

ANALISA KECACATAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT. UNISON SURABAYA. Oleh

ANALISA KECACATAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT. UNISON SURABAYA. Oleh ANALISA KECACATAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT. UNISON SURABAYA Oleh LUKMAN HAKIM Abstract PT. Unison located on Jl. Margomulyo 3C Surabaya is industry are engaged in the production

Lebih terperinci

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011)

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011) 1 MODUL 5 SIX SIGMA 2 A. Tujuan Praktikum 1. Praktikan dapat memahami konsepsi tentang Six Sigma 2. Praktikan dapat memahami Six Sigma sebagai salah satu metode dalam perbaikan kualitas yang dramatis.

Lebih terperinci