Kombinasi Teknik Ekstraksi Fitur pada Sistem Temu Kembali Citra Mammogram

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kombinasi Teknik Ekstraksi Fitur pada Sistem Temu Kembali Citra Mammogram"

Transkripsi

1 Kombinasi Teknik Ekstraksi Fitur pada Sistem Temu Kembali Citra Mammogram Diana Purwitasari Teknik Informatika - FTIF, Institut Teknologi Sepuluh Nopember diana@if.its.ac.id Anugrah Nahari Teknik Informatika - FTIF, Institut Teknologi Sepuluh Nopember anugrah@cs.its.ac.id Anny Yuniarti Teknik Informatika - FTIF, Institut Teknologi Sepuluh Nopember anny@cs.its.ac.id ABSTRAK Bentuk dan tekstur adalah beberapa informasi yang bisa digunakan untuk ekstraksi fitur pada tahap prapemrosesan citra. Hasil ekstraksi fitur bentuk pada mammogram dapat dilihat secara visual karena ekstraksi fitur ini berdasarkan pada bentuk mammogram itu sendiri. Sedangkan untuk mendapatkan fitur tekstur Haralick dari mammogram diperlukan pembentukan matriks Gray Level Co-occurrence (GLCM). Untuk melakukan penggabungan kedua jenis fitur dalam proses pencarian citra, terlebih dahulu dilakukan proses normalisasi pada hasil perhitungan jarak untuk tiap-tiap fitur. Penerapan pra pemrosesan pada citra mammogram seperti penghilangan film artifact dapat membantu dalam membersihkan citra mammogram dari noise, Sehingga hasil dari ekstraksi fitur adalah bentuk payudara tanpa keikutsertaan film artifact. Sistem temu kembali citra mammogram menampilkan citra hasil pencarian berdasarkan urutan nilai jarak terkecil dengan citra query. Hasil uji coba menunjukkan bahwa sistem mampu melakukan proses pencarian mamogram berdasarkan isi dengan nilai presisi sebesar 48%. Kategori dan Subjek Deskriptor H.3.3 [Information Storage and Retrieval]: Information Search and Retrieval retrieval models, search process Persyaratan Umum Experimentation Kata Kunci mammogram, ekstraksi fitur kombinasi, sistem temu kembali citra 1. PENDAHULUAN Implementasi Content Based Image Retrieval (CBIR) sering dilakukan dalam bidang medis dengan citra mammogram karena kemudahannya dalam mendapatkan sampel data. Banyaknya penelitian di bidang tersebut juga dikarenakan kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang kaum wanita. Pada tahun 2000 WHO memperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari meninggal dunia [1]. Pada referensi tersebut juga diulas bahwa pada tahun 2005 kanker payudara di Indonesia menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim. Oleh karena itu deteksi dini penyakit kanker payudara sangat diperlukan. Di bidang medis, CBIR digunakan untuk membantu ahli radiologi dalam mendapatkan citra yang mempunyai kemiripan isi. Metodemetode CBIR biasanya dikembangkan untuk fitur citra secara spesifik, sehingga satu metode yang digunakan tidak selalu cocok jika diterapkan dengan citra medis jenis lain. Penelitian CBIR dengan mammogram sering kali berfokus dalam identifikasi dan ekstraksi fitur tekstur [2][3][4]. Salah satu metode mendapatkan fitur tekstur adalah dengan membentuk matriks Gray Level Cooccurrence (GLCM) untuk menghasilkan fitur Haralick [5]. Bentuk dan tekstur adalah beberapa informasi yang bisa digunakan untuk ekstraksi fitur pada tahap prapemrosesan citra. Pada penelitian ini dilakukan kombinasi kedua fitur tersebut untuk diterapkan dengan teknik CBIR. Dua cara yang sering dilakukan dalam pengambilan kembali suatu citra adalah context-based yang merujuk pada kandungan semantik dari citra serta content-based yang merujuk pada fitur citra seperti warna, tekstur, bentuk, atau kombinasi. Teknik context based menjadi tidak praktis dikarenakan adanya ukuran basis data yang besar dan penilaian subjektif dalam mengartikan citra dengan teks. Oleh karena itu digunakan pendekatan CBIR dengan teknik warna, teknik tekstur, dan teknik bentuk. Pada suatu sistem temu kembali (CBIR) content visual dari citra akan diekstraksi dan diuraikan menggunakan metode pengekstrakan ciri. Pengguna memasukkan citra query pada sistem untuk mendapatkan kembali suatu citra. Sistem akan mengekstrak citra query sehingga menghasilkan fitur ciri citra dan kemudian mencari citra dalam database berdasarkan kemiripan fitur ciri [2]. 2. PRAPEMROSESAN CITRA MAMMOGRAM Dilakukan tahap pengolahan citra untuk ekstraksi fitur ciri dengan segmentasi melalui penggunaan Otsu threshold dan penghapusan film artifact. 2.1 Otsu Threshold Segmentasi berfungsi untuk memisahkan antara foreground dan background. Dikarenakan setiap citra mammogram mempunyai tingkat derajat keabuan yang berbeda, apabila nilai threshold yang tetap digunakan pada semua citra maka bisa saja hasil threshold kurang bagus karena ada beberapa daerah yang terpotong. Untuk mengatasi permasalahan ini maka metode yang digunakan adalah Otsu Thresholding karena nilai threshold yang akan dihasilkan tergantung dari tingkat keabuan dari setiap citra [6]. Otsu Threshold memisahkan background dan foreground dengan mendapatkan nilai variance dari setiap tingkat keabuan dan memilih nilai yang terbesar sebagai nilai threshold. Otsu

2 (a) Citra asli (b) Citra hasil Otsu (c) Citra hasil penghilangan label (f) Citra akhir dari pra pemrosesan (e) Citra hasil ekstraksi tepi (d) Citra hasil erosi mendefinisikan between-class variance menggunakan diskriminan delapan titik tetangga dari p (yaitu posisi atas, bawah, kiri, kanan, analisis sebagai berikut: diagonal kiri dan kanan). Jika semua tetangga adalah background maka akan diberikan label baru pada p. Tetapi apabila hanya satu σ 2 B = ω 1 μ 1 μ 2 T + ω 2 μ 2 μ 2 t... (1) tetangga yang bernilai (1) foreground maka label p sama dengan label tetangga. dengan ω 1 dan ω 2 nilai bobot dari probabilitas dua kelas, foreground dan background. Sedangkan μ 1 dan μ 2 adalah nilai rata-rata tiap kelas dengan μ T dan μ t adalah nilai threshold lokal. Nilai threshold optimal dipilih dari nilai σ B 2 yang maximal untuk bi-level thresholding (kelas foreground dan kelas background). Hasil dari segmentasi citra berupa citra binary dimana 0 mewakili background dan 1 mewakili foreground. Hasil segmentasi dari citra mammogram pada Gambar 1(a) dengan Otsu Threshold ditunjukkan pada Gambar 1(b). 2.2 Penghapusan Film Artifact Citra mammogram sering mengandung film artifact yang berasal dari label untuk identifikasi (penanda) atau untuk alat pengganjal yang umumnya berada pada daerah background. Keberadaan film artifact ini sangat mengganggu proses segmentasi sehingga harus dihilangkan. Sebagai contoh adalah keberadaan film artifact pada mammogram setelah segmentasi pada Gambar 1(b). Film artifact dihilangkan dengan algoritma Connected Component Labeling yaitu sebuah algoritma pengelompokan sederhana untuk mengisolasi, mengukur, dan mengidentifikasi potensi daerah obyek dalam citra [7]. Operasi pelabelan dari daerah obyek akan memberikan nama atau nomor yang unik ke semua piksel bernilai 1 yang termasuk dalam daerah tersebut. Hasil pelabelan adalah komponen individu yang dapat diekstraksi. Algoritma Connected Component Labeling bekerja pada citra biner dengan ukuran 8 ketetanggaan. Operator untuk pelabelan memindai citra dengan bergerak sepanjang baris sampai titik p yang menunjukkan piksel tempat label akan diberikan untuk daerah foreground. Ketika kondisi bernilai benar maka akan dicek Gambar 1. Hasil pra pemrosesan pada mammogram. Hasil akhir dari proses pelabelan adalah citra yang diberikan label berdasarkan hubungan antar piksel, Setelah mendapat label dari tiap daerah pada citra, langkah selanjutnya adalah mencari label dengan jumlah terbanyak. Kemudian label dengan nilai terbanyak pada piksel diberikan nilai 1 sedangkan yang lain bernilai 0. Gambar 1(c) menunjukkan hasil dari penghapusan label pada citra mammogram. Selain fitur tekstur pada citra mammogram, fitur bentuk juga akan menjadi fitur ciri. Untuk memperjelas bentuk dalam citra mammogram digunakan operasi morfologi erosi dan ekstraksi tepi [7]. Erosi merupakan salah satu dari dua operator dasar dalam bidang morfologi. Hal ini biasanya diterapkan pada citra biner. Efek dasar operasi morfologi pada citra biner adalah mengikis batas-batas wilayah piksel foreground (yaitu piksel putih). Sehingga ukuran bidang piksel foreground mengecil dan lubang di sekitar wilayah tersebut menjadi lebih besar. Operator erosi menggunakan dua data sebagai masukan. Data pertama adalah citra yang akan terkikis (A). Data kedua adalah set titik koordinat yang dikenal sebagai elemen struktur/kernel (B). Elemen struktur yang menentukan efek tepat dari erosi pada citra masukan. Nilai dari elemen struktur yang digunakan adalah 1. Misal A dan B adalah himpunan pada ruang Z 2, operasi erosi A oleh struktur elemen B dilambangkan dengan AΘB yang artinya adalah: AΘB = z B z A... (2) Hasil erosi pada citra mammogram ditunjukkan pada Gambar 1(d). Selain erosi operasi morfologi yang digunakan adalah

3 ekstraksi tepi. Tepi dari suatu citra A dapat dilambangkan dengan Ide dasarnya adalah melakukan pemindaian untuk mencari jejak (A) yang diperoleh dari pengurangan A dengan erosi A oleh B. derajat keabuan setiap dua buah piksel yang dipisahkan dengan jarak d dan sudut θ yang tetap. Biasanya digunakan 4 sudut yaitu β A = A (AΘB)... (3) (0 o, 45 o (3), 90 o, dan 135 o ). GLCM adalah matrix dua dimensi dari dimana B merupakan struktur elemen. Gambar 1(e) menunjukkan hasil dari proses ekstraksi tepi pada mammogram. Operasi ini digunakan untuk mencari fitur bentuk dari citra mammogram. Hasil akhir dari pra pemrosesan adalah citra mammogram tanpa label yang ditunjukkan pada Gambar 1(f). Hasil pra pemrosesan tersebut dilanjutkan ke proses ekstraksi fitur untuk menghitung fitur yang ada pada citra. 3. MEKANISME PENCARIAN CITRA MAMMOGRAM 3.1 EKSTRAKSI FITUR CITRA Fitur yang pertama adalah fitur bentuk. Bentuk dari suatu obyek adalah karakter konfigurasi permukaan yang diwakili oleh garis dan kontur. Hal ini penting dalam sistem temu kembali karena berhubungan dengan Region of interest (ROI) pada citra. Bentuk citra biner yang terdiri dari kontur atau garis obyek diperoleh setelah proses segmentasi. Fitur bentuk yang digunakan adalah wilayah (area), lingkar (perimeter), kekompakan (compactness), dan nilai Euler. Area adalah jumlah piksel yang digambarkan oleh bentuk pada foreground. Perimeter adalah jumlah dari piksel yang berada pada batas dari bentuk didapatkan dari hasil ekstraksi tepi. Sedangkan kekompakan didefinisikan sebagai Compactness = region _border _lengt h 2 Area Fitur bentuk terakhir nilai Euler atau faktor E adalah perbedaan antara jumlah dari connected component C dan jumlah lubang H pada citra. Gambar 2. Contoh lubang pada mammogram. joint probabilities Pr(i,j) antara pasangan piksel yang dipisahkan dengan jarak d pada arah yang diberikan r. Menggunakan matriks tersebut, Haralick mendefinisikan fitur tekstur yang bisa diekstraksi seperti inverse difference moment, angular second moment, contrast, correlation, variance, inverse variance difference moment, sum difference average, sum variance, sum entropy, entropy, difference variance, difference entropy, information measurement dan maximum probability [5]. 3.2 Perhitungan Kemiripan Tahap terakhir dalam sistem temu kembali adalah pencarian kemiripan antara citra query dengan fitur dari citra-citra yang sudah disimpan pada database. Similarity measure antara citra query dan citra di database untuk setiap fitur tekstur dan bentuk dihitung menggunakan Euclidean Distance. Berikut adalah perhitungan Euclidean Distance untuk mencari jarak antara fitur citra query dengan fitur citra pada database. D ik = J ik 2 Q i 2... (6) dengan nilai D adalah Euclidean Distance, J adalah database fitur dari citra, Q adalah fitur dari citra query, indeks k = 1,2,3.P menunjukkan jumlah citra P pada database. Nilai dari i adalah 1,2 untuk menunjukkan bahwa i =1 adalah indeks untuk fitur tekstur sedangkan i = 2 adalah indeks untuk fitur bentuk. Pada hasil perhitungan Euclidean distance dilakukan normalisasi sehingga nilai kemiripan dalam batas antara 0 dan 1. Proses... (4) (4) normalisasi digunakan untuk menampilkan citra hasil kembalian berdasarkan bobot tiap fitur bernilai antara 0 dan 1. Perhitungan untuk mendapatkan citra hasil kembalian berdasarkan bobot yang diberikan adalah sebagai berikut R k = ω 1 D 1k + ω 2 D 2k...(7) E = C H... (5) (5) dengan R adalah nilai hasil pembobotan, ω 1 adalah bobot untuk Gambar 2 menunjukkan connected component pada mamogram fitur tekstur, D 1 adalah hasil Euclidean pada fitur tekstur, ω 2 yaitu piksel dengan warna putih sedangkan lubang adalah piksel adalah bobot untuk fitur bentuk dan D 2 adalah hasil Euclidean hitam yang berada di dalam payudara. pada fitur bentuk. Citra hasil kembalian akan diurut berdasarkan Fitur kedua adalah fitur tekstur yang dihitung berdasarkan analisa nilai R yang terkecil. statistik dari tekstur. Salah satu teknik statistik terkenal untuk ekstraksi fitur adalah matrix Gray Level Co-occurrence (GLCM).

4 Tabel 1 Data set untuk pembelajaran dan uji coba. Kelas Total Data Data Pembelajaran Data Uji Coba NORM Normal CALC Calcification CIRC Circumscribed masses SPIC Spiculated masses MISC Other, illdefined masses ARCH Architectural distortion ASYM Asymmetry Parameter Hasil Kembalian Untuk menentukan parameter hasil kembalian hal yang harus dilakukan adalah (i) lakukan uji coba pencarian terhadap data pembelajaran, (ii) hitung presisi untuk setiap jenis pencarian berdasarkan fitur tekstur, fitur bentuk dan kedua fitur tersebut, (iii) cari rata-rata dari nilai presisi tersebut, (iv) hitung jarak ratarata dari hasil pencarian yang mempunyai nilai presisi lebih besar atau sama. Sebagai hasil akhir akan didapatkan nilai ambang untuk ketiga jenis pencarian tersebut. Setelah nilai ambang ditemukan maka untuk menampilkan hasil pencarian tergantung pada nilai ambang tersebut. Jika nilai jarak hasil pencarian kurang dari nilai ambang, maka data hasil pencarian tidak akan ditampilkan. Oleh karena itu dimungkinkan hasil pencarian tidak ditemukan. 4. EVALUASI SISTEM Data pembelajaran dan percobaan yang digunakan adalah database MIAS (Mammographic Citra Analysis Society) [9]. Citra berukuran 1024x1024 dengan kasus normal, mass, dan microcalcification yang mengindikasikan adanya perbedaan pengelompokan ketidaknormalan seperti calcification, well defined circumscribed masses, speculated masses, ill defined masses, architectural distortion, asymetry dan normal. Data pembelajaran menggunakan data yang dipilih dengan menyesuaikan jumlah rata-rata tiap kelas pada mammogram. Data untuk pembelajaran dan uji coba dijelaskan pada Tabel 1 dengan perbandingan antara data untuk pembelajaran dan uji coba adalah 80% dan 20%. Pada bahasan sebelumnya disebutkan bahwa citra hasil kembalian harus melewati nilai tertentu. Nilai rata-rata presisi yang Tabel 2 Hasil t-test pada fitur tekstur. Fitur Normal Abnormal mean variance mean variance t ASM Contrast Correlation Variance E ID_Mon Sum_Aver Sum_Var 1.17E E E E Sum_Entro Entropy Diff_Vari E E Diff_Entro Inf_Meas_ Inf_Meas_ Max_Prob Tabel 3 Hasil t-test pada fitur bentuk. Fitur Normal Abnormal mean variance mean variance t Area Perimeter Compactness Euler Number

5 Gambar 3. Antarmuka sistem temu kembali citra mammogram. Tabel 4. Hasil tingkat presisi pencarian citra query. NORM CIRC MISC ASYM ARCH SPIC CALC Fitur Tekstur 13.49% 31.94% 59.77% 48.33% 57.50% 54.46% 56.16% Fitur Bentuk 10.00% 61.25% 50.00% 48.89% 47.04% 61.11% 49.03% Kombinasi Kedua Fitur 25.83% 32.29% 50.00% 60.00% 35.71% 55.83% 79.17% didapatkan dari data pembelajaran untuk pencarian dengan fitur tekstur adalah 0.34, pencarian dengan fitur bentuk adalah 0.33 dan pencarian dengan fitur tekstur dan fitur bentuk adalah Dari nilai presisi tersebut maka dihitung nilai jarak rata-rata dari hasil pencarian dengan nilai presisi sama dengan atau lebih besar dari nilai presisi diatas. Nilai parameter yang didapatkan untuk ketiga jenis pencarian pada data percobaan adalah sebagai berikut: fitur tekstur = E+13, untuk fitur bentuk = dan untuk kombinasi fitur = Seleksi Fitur yang Berpengaruh Setelah mendapatkan fitur tekstur dan fitur bentuk dari hasil ekstraksi fitur maka dilakukan proses untuk memilih fitur yang paling diskriminan. Teknik statistic multivariate t-test digunakan untuk menilai perbedaan signifikan antara mean dari 2 kejadian A dan B yang independen antara satu dengan lainnya. Pada Tabel 2 ditunjukkan hasil t-test pada fitur tekstur bahwa perbedaan nilai mean dari Correlation, Variance, Sum_Var, Sum_Entro, Entropy, Inf_Meas_1 dan Inf_Meas_2 dari citra normal dan abnormal sangat signifikan (t>0.5). Maka tujuh fitur tersebut dipilih untuk sebagai deskriptor atau fitur tekstur yang paling berpengaruh. Uji statistik juga dilakukan dengan fitur bentuk pada Tabel 3 yang menunjukkan bahwa perbedaan nilai mean dari Euler Number dari citra normal dan abnormal sangat signifikan (t>0.5). Oleh karena itu nilai Euler dipilih menjadi fitur bentuk yang paling berpengaruh. 4.2 Evaluasi Performa Penentuan relevansi merupakan bagian utama dalam evaluasi performa. Kriteria relevan yang dikembangkan dan digunakan pada sistem temu kembali citra mammogram adalah pemberian nilai skor berbeda untuk setiap citra kembalian. Skor bernilai 1 jika citra hasil kembalian memiliki kelas sama dengan citra query. Skor bernilai 0.5 jika citra hasil kembalian termasuk dalam kelas abnormal. Skor bernilai 0 jika citra hasil kembalian berbeda kelas dengan citra query. Sebagai contoh anggap citra query adalah kelas calcification, citra hasil kembalian akan bernilai 0.5 jika termasuk dari salah satu kelas abnormal berikut: ill-defined masses, circumscribed masses, speculated masses, architectural distortion, dan asymmetry. Untuk mengukur keefektifan evaluasi dari sistem temu kembali digunakan presisi p sebagai jumlah rasio hasil kembalian yang relevan dibanding jumlah total hasil kembalian yang relevan dan tidak relevan. p = n i=1 S i N... (8) Tabel 4 menunjukkan tingkat presisi dalam pencarian dengan menggunakan tiga jenis pencarian berdasarkan fitur bentuk, fitur tekstur, dan kombinasi kedua fitur yaitu 44.44%, 45.93% dan 48.08%. Pencarian berdasarkan kombinasi fitur tekstur dan fitur bentuk mempunyai tingkat presisi paling tinggi sebesar 48.08%. 5. SIMPULAN DAN SARAN Pada makalah ini telah dibahas implementasi sistem temu kembali pada bidang biomedis menggunakan citra mammogram. Setiap jenis citra medis memiliki karakteristik tersendiri. Untuk citra mammogram pengaruh adanya garis tipis yang menghubungkan

6 antara payudara dan film artifact bisa mengakibatkan daerah film artifact tidak bisa dihilangkan. Selain itu ukuran film artifact yang lebih besar dari ukuran payudara juga dapat menyebabkan kesalahan dalam penghapusan film artifact sehingga bagian yang terhapus adalah bagian payudara. Dalam implementasi sistem temu kembali digunakan dua jenis fitur. Berdasarkan hasil dari t-test pada setiap jenis fitur dalam evaluasi sistem disebutkan bahwa fitur yang berpengaruh pada fitur tekstur adalah Correlation, Variance, Sum_Var, Sum_Entro, Entropy, Inf_Meas_1 dan Inf_Meas_2. Sedangkan fitur yang dianggap berpengaruh pada fitur bentuk adalah angka Euler. Akan tetapi penggunaan fitur bentuk kurang berpengaruh pada hasil pencarian dikarenakan deteksi kanker payudara ditetapkan pada bagian dalam payudara bukan pada bentuk luar payudara. Meskipun demikian dengan menggunakan tiga jenis pencarian (fitur tekstur, fitur bentuk dan gabungan antara fitur tektur dan bentuk) hasil evaluasi tetap menunjukkan bahwa performa yang baik adalah pencarian berdasarkan gabungan antar fitur tekstur dan fitur bentuk dengan tingkat presisi sebesar 48%. Tingkat presisi dari sistem membaik juga disebabkan adanya penambahan proses pengolahan citra terlebih dahulu. Untuk pengembangan selanjutnya proses pencarian dengan tidak dilakukan pada citra mammogram secara utuh melainkan memilih daerah yang ingin dicari sebagai data masukan maupun data uji coba. 6. REFERENSI [1] Badan Koordinasi dan Kerjasama Nasional, Kanker Payudara, diakses 14 Juli 2010, dari [2] Wei, C.H., Li, C.T., & Wilson, R. (2005) A General Framework for Content-Based Medical Image Retrieval with its Application to Mammograms, Proc. of Intl. Symposium on Medical Imaging (pp ). [3] Vállez, N., Bueno, G., Déniz, O., Esteve, P., Rienda, M.A., & Pastor, C. (2010) Automatic Breast Tissue Classification Based on BIRADS Categories, Proc. of 10 th Intl. Workshop on Digital Mammography (pp ), Spain. [4] Oliveira, J., Araújo, A., & Deserno, T. (2010) MammoSysLesion: a Content-Based Image Retrieval System for Mammographies, Proc. of 17 th Intl. Conf. on Systems, Signals and Image Processing (pp ). [5] Haralick, R.M., Shanmugam, K., & Dinstein, I., (1973) Textural Features for Image Classification. IEEE Transactions on Systems, Man and Cybernetics 3 (6) [6] Otsu, N. (1979) A Threshold Selection Method from Graylevel Histograms. IEEE Transactions on Systems, Man and Cybernetics 9 (1) [7] Gonzales, R.C., & Woods, R.E. (2002) Morphological Image Processing, Prentice Hall. [8] Osadebey, M.E. (2006) Integrated Content-Based Image Retrieval Using Texture, Shape and Spatial Information, Unpublished master thesis, Umea University, Sweden. [9] Suckling, J., et al (1994) The Mini-MIAS Database of Mammograms diakses 14 Juli 2010 dari

DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA PADA MAMMOGRAM MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI CURVELET DAN CBIR

DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA PADA MAMMOGRAM MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI CURVELET DAN CBIR DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA PADA MAMMOGRAM MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI CURVELET DAN CBIR TRI ADHI WIJAYA [5108100510] Surabaya, 19 Juli 2010 / Ruang Sidang S2 Gedung Teknik Informatika ITS Latar Belakang

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan proses penyakit yang terjadi karena sel abnormal mengalami mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal membentuk klon dan berproliferasi secara abnormal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengurangi adanya false positive dan false negative. False positive dalam hal ini

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengurangi adanya false positive dan false negative. False positive dalam hal ini 34 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah Dalam proses diagnosis kanker payudara dibutuhkan akurasi yang tinggi untuk mengurangi adanya false positive dan false negative. False positive dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian yang sering dialami oleh wanita pada usia lanjut. Tercatat bahwa pada tahun 2011, terdapat lebih

Lebih terperinci

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA Yusti Fitriyani Nampira 50408896 Dr. Karmilasari Kanker Latar Belakang Kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh manusia. Hal itu dapat dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah dari

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh manusia. Hal itu dapat dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman ini, semakin banyak penyakit yang bermunculan dan terjangkit pada tubuh manusia. Hal itu dapat dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah dari makanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Implementasi Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan MATLAB 29. Citra mammogram yang digunakan dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas Normal, Benign

Lebih terperinci

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data.

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. 6 2.Landasan Teori 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. Informasi Multi Media pada database diproses untuk mengekstraksi fitur dan gambar.pada proses pengambilan, fitur dan juga atribut atribut

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : CBIR, GLCM, Histogram, Kuantisasi, Euclidean distance, Normalisasi. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : CBIR, GLCM, Histogram, Kuantisasi, Euclidean distance, Normalisasi. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Content-Based Image Retrieval (CBIR) adalah proses untuk mendapatkan suatu citra berdasarkan konten-konten tertentu, konten yang dimaksud dapat berupa tekstur, warna, bentuk. CBIR pada dasarnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang ENDHULUN Dalam ilmu biologi dan kehutanan, diketahui terdapat banyak enis daun dengan karakteristik (ciri) yang berbeda-beda. Hal tersebut menyebabkan sulitnya untuk melakukan pengenalan

Lebih terperinci

Sistem perolehan citra berbasis isi Berdasarkan tekstur menggunakan metode Gray level co-occurrence matrix dan Euclidean distance

Sistem perolehan citra berbasis isi Berdasarkan tekstur menggunakan metode Gray level co-occurrence matrix dan Euclidean distance Vol 1, No 3 Desember 2010 ISSN 2088-2130 Sistem perolehan citra berbasis isi Berdasarkan tekstur menggunakan metode Gray level co-occurrence matrix dan Euclidean distance * Fitri Damayanti, ** Husni, ***

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) Rima Tri Wahyuningrum *) Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE

PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE Budi Hartono 1, Veronica Lusiana 2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang Jl Tri Lomba

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Ardi Satrya Afandi Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Depok, Indonesia art_dhi@yahoo.com Prihandoko,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses pengujian dari sistem yang dirancang terhadap beberapa citra dijital replika kulit. Pengujian terhadap sistem ini dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah 3.1.1 Analisis Kebutuhan Dalam melakukan analisa gambar mammogram, biasanya dokter secara langsung melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang

Lebih terperinci

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana Oleh: Riza Prasetya Wicaksana 2209 105 042 Pembimbing I : Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. NIP. 196907301995121001 Pembimbing II : Muhtadin, ST., MT. NIP. 198106092009121003 Latar belakang Banyaknya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Pengembangan Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi fitur yang terdapat pada karakter citra digital menggunakan metode diagonal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Bab ini berisi tentang teori yang mendasari penelitian ini. Terdapat beberapa dasar teori yang digunakan dan akan diuraikan sebagai berikut. 2.1.1 Citra Digital

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang ENDHULUN Saat ini kemampuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasi daun menadi kebutuhan yang besar bagi taksonomis dalam mengetahui keanekaragaman tanaman (Hickey et al 999).

Lebih terperinci

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN)

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN) Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN) Iman Ilmawan Muharam Manajemen Sistem Informasi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat ilmawan@sta.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH Rikko Ismail Hardianzah 1), Bambang Hidayat 2), Suhardjo 3) 1),2) Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity

Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity 54 Integer Journal, Vol 1, No 1, Maret 2016: 54-59 Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity Hendro Nugroho Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii PERNYATAAN... iii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iv BERITA ACARA TUGAS AKHIR... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Wajah Pengenalan wajah adalah salah satu teknologi biometrik yang telah banyak diaplikasikan dalam sistem keamanan selain pengenalan retina mata, pengenalan sidik jari

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI TEMU KEMBALI CITRA BUAH BERDASARKAN BENTUK DAN WARNA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR

PERANCANGAN APLIKASI TEMU KEMBALI CITRA BUAH BERDASARKAN BENTUK DAN WARNA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR PERANCANGAN APLIKASI TEMU KEMBALI CITRA BUAH BERDASARKAN BENTUK DAN WARNA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR Muhammad Nasir 1, Amri 2, Husaini 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Komputer, Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI. BAB II... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI SKRIPSI... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN DEWAN PENGUJI... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Eksperimen Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan terhadap 3 metode NMF, yaitu normal NMF, Local NMF, dan nsnmf.untuk setiap metode NMF, eksperimenakan dilakukan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang

IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang Abstrak Tekstur (Textures) adalah sifat-sifat atau karakteristik

Lebih terperinci

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Metha Riandini 1) DR. Ing. Farid Thalib 2) 1) Laboratorium Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) Jani Kusanti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Universitas Surakarta (UNSA),

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis dan perancangan sistem ini ditujukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai aplikasi yang akan dibuat. Hal ini berguna untuk menunjang pembuatan

Lebih terperinci

Klasifikasi Mutu Telur Berdasarkan Kebersihan Kerabang Telur Menggunakan K-Nearest Neighbor

Klasifikasi Mutu Telur Berdasarkan Kebersihan Kerabang Telur Menggunakan K-Nearest Neighbor Klasifikasi Mutu Telur Berdasarkan Kebersihan Kerabang Telur Menggunakan K-Nearest Neighbor Puspa Rizky Trisnaningtyas 1, Maimunah 2 Program Studi Teknik Komputer Universitas Islam 45 Bekasi, Indonesia

Lebih terperinci

By Emy. 2 of By Emy

By Emy. 2 of By Emy 2 1 3 Kompetensi Mampu menjelaskan dan operasi morfologi Mampu menerapkan konsep morfologi untuk memperoleh informasi yang menyatakan deskripsi dari suatu benda pada citra mampu membangun aplikasi untuk

Lebih terperinci

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL Rudy Adipranata Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya. Telp. (031) 8439040

Lebih terperinci

Operasi Morfologi. Kartika Firdausy - UAD blog.uad.ac.id/kartikaf. Teknik Pengolahan Citra

Operasi Morfologi. Kartika Firdausy - UAD blog.uad.ac.id/kartikaf. Teknik Pengolahan Citra Operasi Morfologi Kartika Firdausy - UAD pvisual@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: mengidentifikasi prosedur operasi morfologi menerapkan

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD Murinto, Resa Fitria Rahmawati Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALYSIS PERFORMANCE FITUR BENTUK, WARNA DAN TEKSTUR CITRA PADA PENELUSURAN INFORMASI ASET BERBASIS CBIR

ANALYSIS PERFORMANCE FITUR BENTUK, WARNA DAN TEKSTUR CITRA PADA PENELUSURAN INFORMASI ASET BERBASIS CBIR ANALYSIS PERFORMANCE FITUR BENTUK, WARNA DAN TEKSTUR CITRA PADA PENELUSURAN INFORMASI ASET BERBASIS CBIR Jumi¹ ), Achmad Zaenuddin 1) 1 Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang jumimail06@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY DAN TEKNIK CONNECTED COMPONENT LABELING Oleh I Komang Deny Supanji, NIM 0815051052 Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Eksperimen Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan dua kali, dimana setiap eksperimen memiliki perbedaan pada pembagian dari kelas-kelas kanker. Eksperimen pertama

Lebih terperinci

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Makalah Nomor: KNSI-472 PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Barep Wicaksono 1, Suryarini Widodo 2 1,2 Teknik Informatika, Universitas Gunadarma 1,2 Jl.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN 1) Merly Indira 2) Eva Yuliana 3) Wahyu Suprihatin 4) Bertalya Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci

Atthariq 1, Mai Amini 2

Atthariq 1, Mai Amini 2 IDENTIFIKASI IKAN KERAPU BERDSARKAN POLA KULIT DENGAN METODE GLCM DAN EUCLIDEAN DISTANCE Atthariq 1, Mai Amini 2 1,2,3 Teknologi Informasi dan Komputer, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC Naser Jawas STMIK STIKOM BALI naser.jawas@stikom-bali.ac.id Abstrak Binerisasi citra dokumen adalah sebuah langkah awal yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR CITRA WAJAH PENGGUNA NARKOTIKA MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIX. Abstrak

EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR CITRA WAJAH PENGGUNA NARKOTIKA MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIX. Abstrak EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR CITRA WAJAH PENGGUNA NARKOTIKA MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIX Karina Auliasari, Bastian, Bella Fardani, Zulkifli, Ivandi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) 158-163 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone IDENTIFIKASI JENIS PENYAKIT DAUN TEMBAKAU MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL

Lebih terperinci

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Teady Matius Surya Mulyana tmulyana@bundamulia.ac.id, teadymatius@yahoo.com Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstrak

Lebih terperinci

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS PADA MATA MANUSIA BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN EUCLIDEAN DISTANCE PADA SISTEM MEKANIKAL AUTOMATED OPTICAL INSPECTION (AOI) AHMAD RIFA I RIF AN NRP. 2106 100

Lebih terperinci

Klasifikasi Tingkat Keparahan Non- ProliferativeI Diabetic Retinopathy Bedarsarkan Hard Exudate Menggunakan Extreme Learning Machine

Klasifikasi Tingkat Keparahan Non- ProliferativeI Diabetic Retinopathy Bedarsarkan Hard Exudate Menggunakan Extreme Learning Machine JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) A 89 Klasifikasi Tingkat Keparahan Non- ProliferativeI Diabetic Retinopathy Bedarsarkan Hard Exudate Menggunakan Extreme Learning

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Fractal Lacunarity Untuk Identifikasi Kanker Payudara Kartika Kapuas Sari 1, Nurhasanah 1 Joko Sampurno 1*

Aplikasi Metode Fractal Lacunarity Untuk Identifikasi Kanker Payudara Kartika Kapuas Sari 1, Nurhasanah 1 Joko Sampurno 1* Aplikasi Metode Fractal Lacunarity Untuk Identifikasi Kanker Payudara Kartika Kapuas Sari 1, Nurhasanah 1 Joko Sampurno 1* 1 Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura,, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel pengujian menggunakan sebanyak 1 buah sampel beras A, 7 buah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel pengujian menggunakan sebanyak 1 buah sampel beras A, 7 buah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Sampel Sampel pengujian menggunakan sebanyak 1 buah sampel beras A, 7 buah sampel beras B, 1 buah sampel beras C, dan 2 buah sampel beras D. 1. Data Pengujian Mutu Beras

Lebih terperinci

SYSTEMIC Vol. 1, No. 1, Agustus 2015, PENGENALAN CATATAN PENJUALAN MENGGUNAKAN PENGENALAN ANGKA BERBASIS KORELASI.

SYSTEMIC Vol. 1, No. 1, Agustus 2015, PENGENALAN CATATAN PENJUALAN MENGGUNAKAN PENGENALAN ANGKA BERBASIS KORELASI. SYSTEMIC Vol. 1, No. 1, Agustus 2015, 14-19 PENGENALAN CATATAN PENJUALAN MENGGUNAKAN PENGENALAN ANGKA BERBASIS KORELASI Ahmad Yusuf 1) 1) Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN TUGAS...iv HALAMAN MOTTO...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR GAMBAR...xv

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL Andi Hendra 1 1 Jurusan Matematika MIPA Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian pengolahan

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. III, No. 2 (2013), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. III, No. 2 (2013), Hal ISSN : Analisis Fraktal Citra Mammogram Berbasis Tekstur Sebagai Pendukung Diagnosis Kanker Payudara Muspika Helja 1), Nurhasanah 1), Joko Sampurno 1) 1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENGENALAN ABJAD SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) BERBASIS KAMERA DEPTH

PENGENALAN ABJAD SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) BERBASIS KAMERA DEPTH ISSN 1858-4667 JURNAL LINK VOL 24/No. 1/Februari 2016 PENGENALAN ABJAD SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) BERBASIS KAMERA DEPTH Cucun Very Angkoso 1, Muhammad Fuad 2, Dian Rusydi Hadiwineka 3 Program

Lebih terperinci

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi Nur Nafi iyah 1, Yuliana Melita, S.Kom, M.Kom 2 Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Email: nafik_unisla26@yahoo.co.id 1, ymp@stts.edu

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan

Lebih terperinci

Segmentasi Citra menggunakan Support Vector Machine (SVM) dan Ellipsoid Region Search Strategy (ERSS) Arimoto Entropy berdasarkan Ciri Warna dan Tekstur Lukman Hakim 1, Siti Mutrofin 2, Evy Kamilah Ratnasari

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila, Handayani Tjandrasa, dan Nanik

Lebih terperinci

terdapat tiga tahapan pemeriksaan secara dini yaita (1) pemeriksaan sendiri, (2) pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga medis yang bertujuan untuk men

terdapat tiga tahapan pemeriksaan secara dini yaita (1) pemeriksaan sendiri, (2) pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga medis yang bertujuan untuk men APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA Yusti Fitriyani Nampira Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1), S.Kom, M.Comp.Sc Tujuan Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai berbagai teknik perbaikan citra pada domain spasial, antara lain : Transformasi

Lebih terperinci

SISTEM IDENTIFIKASI CITRA KAYU BERDASARKAN TEKSTUR MENGGUNAKAN GRAY LEVEL COOCURRENCE MATRIX (GLCM) DENGAN KLASIFIKASI JARAK EUCLIDEAN

SISTEM IDENTIFIKASI CITRA KAYU BERDASARKAN TEKSTUR MENGGUNAKAN GRAY LEVEL COOCURRENCE MATRIX (GLCM) DENGAN KLASIFIKASI JARAK EUCLIDEAN ISSN: 1410-233 SISTEM IDENTIFIKASI CITRA KAYU BERDASARKAN TEKSTUR MENGGUNAKAN GRAY LEVEL COOCURRENCE MATRIX (GLCM) DENGAN KLASIFIKASI JARAK EUCLIDEAN Saifudin 1, Abdul Fadlil 2 1 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginterprestasi sebuah citra untuk memperoleh diskripsi tentang citra tersebut melalui beberapa proses antara lain preprocessing, segmentasi citra, analisis

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK Arwin Halim 1, Hardy 2, Alvin Yufandi 3, Fiana 4 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memanipulasi citra yang telah ada menjadi gambar lain dengan menggunakan suatu algoritma atau metode tertentu. Proses ini mempunyai

Lebih terperinci

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma Representasi Citra Bertalya Universitas Gunadarma 2005 Pengertian Citra Digital Ada 2 citra, yakni : citra kontinu dan citra diskrit (citra digital) Citra kontinu diperoleh dari sistem optik yg menerima

Lebih terperinci

Review Paper. Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis

Review Paper. Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis Review Paper Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis Agus Zainal Arifin a,*, Akira Asano b a Graduate School of Engineering, Hiroshima University, 1-4-1 Kagamiyama,

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG Gama Wisnu Fajarianto 1, Handayani Tjandrasa 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Automatic Thresholding dalam Pemrosesan Citra Batupasir Berea

Analisis Pengaruh Automatic Thresholding dalam Pemrosesan Citra Batupasir Berea Analisis Pengaruh Automatic Thresholding dalam Pemrosesan Citra Batupasir Berea Chris Evan Sebastian 1,a), Chandra Winardhi 1,b), Fourier Dzar Eljabbar Latief 1,c) 1 Laboratorium Fisika Batuan, Kelompok

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 41 Analisa Analisa merupakan tahap paling utama dalam melakuakan penelitian Tahapan analisa digunakan untuk menganalisa permasalahan yang berhubungan dengan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan metode Modified k-nearest Neighbor untuk mengidentifikasi diabetic retinopathy.

Lebih terperinci

UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR. Abstrak

UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR. Abstrak UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR Teady Matius Surya Mulyana tmulyana@bundamulia.ac.id, teadymatius@yahoo.com Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstrak Kebutuhan binarisasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA BERBASIS ISI DENGAN FITUR TITIK-TITIK SIGNIFIKAN

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA BERBASIS ISI DENGAN FITUR TITIK-TITIK SIGNIFIKAN IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA BERBASIS ISI DENGAN FITUR TITIK-TITIK SIGNIFIKAN Rifky Alif Tama 1, Nanik Suciati 2, Arya Yudhi Wijaya 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, ITS email : rifkyalif@gmail.com

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 DETEKSI KEMUNCULAN BULAN SABIT MENGGUNAKAN METODE CIRCULAR HOUGH TRANSFORM ARTIKEL Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Metode GLCM ( Gray Level Co-Occurrence Matrix)

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Metode GLCM ( Gray Level Co-Occurrence Matrix) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Metode GLCM ( Gray Level Co-Occurrence Matrix) Metode GLCM menurut Xie dkk (2010) merupakan suatu metode yang melakukan analisis terhadap suatu piksel pada citra dan mengetahui

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis dan perancangan sistem ini ditujukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai aplikasi yang akan dibuat. Hal ini berguna untuk menunjang pembuatan

Lebih terperinci

APPLICATION OF X-RAY IMAGE PROCESSING ORGANS OF THE BODY: IMPROVING THE QUALITY AND SEGMENTATION USING JAVA AND MYSQL

APPLICATION OF X-RAY IMAGE PROCESSING ORGANS OF THE BODY: IMPROVING THE QUALITY AND SEGMENTATION USING JAVA AND MYSQL APPLICATION OF X-RAY IMAGE PROCESSING ORGANS OF THE BODY: IMPROVING THE QUALITY AND SEGMENTATION USING JAVA AND MYSQL Denni Dwi Kristanto, Dr. Bertalya, SKom., DEA. Undergraduate Program, Faculty of Industrial

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS Ikhwan Ruslianto KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS IKHWAN RUSLIANTO Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK MENDIAGNOSIS TINGKAT KEGANASAN KANKER PAYUDARA RESTI GUSTIANINGSIH

PENERAPAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK MENDIAGNOSIS TINGKAT KEGANASAN KANKER PAYUDARA RESTI GUSTIANINGSIH PENERAPAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK MENDIAGNOSIS TINGKAT KEGANASAN KANKER PAYUDARA RESTI GUSTIANINGSIH DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

Pengenalan Karakter Sintaktik menggunakan Algoritma Otsu dan Zhang-Suen

Pengenalan Karakter Sintaktik menggunakan Algoritma Otsu dan Zhang-Suen Pengenalan Karakter Sintaktik menggunakan Algoritma Otsu dan Zhang-Suen Yusfia Hafid Aristyagama (23214355) Electrical Engineering, Digital Media and Game Technology Institut Teknologi Bandung Bandung,

Lebih terperinci

Ekstraksi Fitur Warna, Tekstur dan Bentuk untuk Clustered- Based Retrieval of Images (CLUE)

Ekstraksi Fitur Warna, Tekstur dan Bentuk untuk Clustered- Based Retrieval of Images (CLUE) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Ekstraksi Fitur Warna, Tekstur dan Bentuk untuk Clustered- Based Retrieval of Images (CLUE) I Gusti Rai Agung Sugiartha

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Seam Carving Berdasarkan Perubahan Ukuran Citra Menggunakan Local Binary Patterns dan Support Vector Machine

Implementasi Deteksi Seam Carving Berdasarkan Perubahan Ukuran Citra Menggunakan Local Binary Patterns dan Support Vector Machine JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-346 Implementasi Deteksi Seam Carving Berdasarkan Perubahan Ukuran Citra Menggunakan Local Binary Patterns dan Support Vector

Lebih terperinci

Penerapan Logika Fuzzy pada Sistem Deteksi Tepi Aplikasi Computer Assistant Diagnosis Kanker Payudara

Penerapan Logika Fuzzy pada Sistem Deteksi Tepi Aplikasi Computer Assistant Diagnosis Kanker Payudara Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 6. No., Februari 2009: -00 Penerapan Logika Fuzzy pada Sistem Deteksi Tepi Aplikasi Computer Assistant Diagnosis Kanker Payudara ) Sri Yulianto J.P., 2) Yessica Nataliani,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Meteran Air Meteran air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor, unit penghitung,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER M. Jamaluddin 1, Nanik Suciati 2, Arya Yudhi Wiajaya 3 1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), pada tahun 2012 terdapat sekitar 14 juta kasus kanker

Lebih terperinci

Klasifikasi Tingkat Keparahan Non-ProliferativeI Diabetic Retinopathy Bedasarkan Hard Exudate Menggunakan Extreme Learning Machine

Klasifikasi Tingkat Keparahan Non-ProliferativeI Diabetic Retinopathy Bedasarkan Hard Exudate Menggunakan Extreme Learning Machine A88 Klasifikasi ingkat Keparahan Non-ProliferativeI Diabetic Retinopathy Bedasarkan Hard Exudate Menggunakan Extreme Learning Machine Dinda Ulima Rizky Yani dan Dwi Ratna Sulistyaningrum Departemen Matematika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan penjelasan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Penggunaan citra yang semakin meningkat menimbulkan kebutuhan retrival citra yang juga semakin meningkat. Diperlukan suatu metode retrival citra yang efektif

Lebih terperinci

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN ALGORITMA SOBEL S EDGE DETECTION Arwin Halim 1, Hernawati Gohzali 2, In Sin 3, Kelvin Wijaya 4

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN ALGORITMA SOBEL S EDGE DETECTION Arwin Halim 1, Hernawati Gohzali 2, In Sin 3, Kelvin Wijaya 4 APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN ALGORITMA SOBEL S EDGE DETECTION Arwin Halim 1, Hernawati Gohzali 2, In Sin 3, Kelvin Wijaya 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Informatika, STMIK Mikroskil, Medan 1,2,3,4

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pengenalan gender pada skripsi ini, meliputi cropping dan resizing ukuran citra, konversi citra

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pengolahan Citra Citra disebut sebagai gambaran dari objek yang telah mengalami perubahan dalam pengolahan. Pengolahan citra digital adalah suatu metode yang digunakan

Lebih terperinci