Journal of Control and Network Systems

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Journal of Control and Network Systems"

Transkripsi

1 JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : IDENTIFIKASI JENIS PENYAKIT DAUN TEMBAKAU MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRIX (GLCM) DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) Nauval Zabidi Kurniawan 1) Susijanto Tri Rasmana 2) Yosefine Triwidyastuti 3) Program Studi/ Jurusan Sistem Komputer Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya Jalan Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, )noval.kurniawan93@gmail.com, 2)susyanto@stikom.edu, 3)yosefine@stikom.edu Abstrak: Tembakau merupakan salah satu hasil produk pertanian yang diproses dari bagian daun tanaman tembakau. Masyarakat secara umum hanya mengetahui bahwa tembakau merupakan bahan baku utama rokok, akan tetapi pada kenyataannya ada banyak manfaat lain dari daun tembakau, mulai dari melepaskan gigitan lintah hingga sebagai obat HIV/AIDS dan sebagai biofuel. Pada perkembangannya ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas tanaman tersebut, yaitu hama dan penyakit. Untuk meminimalisir penurunan kualitas tembakau, diperlukan sebuah metode analisis yang mampu mendeteksi penyakit pada daun tembakau sedini mungkin. Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem yang mampu mendeteksi penyakit daun tembakau sebagai bentuk dari pengembangan teknologi digital (pengolahan citra). Dalam penelitian sistem analisis ini digunakan metode Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) dengan memanfaatkan ekstraksi fitur fitur sebuah citra dengan memperhatikan hubungan piksel ketetanggaan dan Support Vector Machine (SVM) sebagai pengklasifikasi jenis penyakit dengan bantuan kernel gaussian (rbf) dan polynomial. Pengujian sistem analisis ini menghasilkan tingkat keberhasilan yang beragam. Rata-rata tingkat keberhasilan pada sistem ini adalah 74% dengan persentase keberhasilan tertinggi 80% pada kernel polynomial dengan jarak piksel 1, 2, 3, 5 dan 6. Sedangkan persentase keberhasilan terkecil bernilai 63% pada kernel gaussian (rbf) dengan jarak piksel 1. Keyword: daun tembakau, GLCM, ekstraksi fitur, SVM, kernel. Tembakau merupakan salah satu hasil produk pertanian yang diproses dari bagian daun tanaman tembakau. Masyarakat secara umum hanya mengetahui bahwa tembakau merupakan bahan baku utama rokok, akan tetapi pada kenyataannya ada manfaat lain dari daun tembakau, mulai dari melepaskan gigitan lintah hingga sebagai obat HIV/AIDS dan sebagai biofuel (Zulfikar, 2014). Pada perkembangan tanaman tembakau ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas tanaman tersebut, yaitu hama dan penyakit. Untuk meminimalisir penurunan kualitas tembakau, diperlukan sebuah metode analisis yang mampu mendeteksi penyakit pada tembakau sedini mungkin. Beberapa metode yang telah dibuat sebelumnya untuk mendeteksi penyakit daun tembakau yaitu Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Untuk Mendeteksi Penyakit Tembakau (Nicotiana Tabacum L) Dengan Metode Backpropagation (Nainggolan, 2011). Namun metode tersebut hanya menghasilkan keluaran berupa tembakau berpenyakit atau tidak dengan mengolah variabel dari bentuk daun, warna daun, ada tidaknya bau daun, kondisi daun, ada tidaknya bercak pada daun, ada tidaknya bintik pada JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 158

2 daun, bentuk batang, kondisi batang, warna batang, warna akar dan kondisi akar. Sedangkan penyakit dari daun termbakau sendiri sangat kompleks. Daun tembakau rentan terkena penyakit baik yang disebabkan oleh hama, jamur bahkan virus. Penelitian ini ditujukan untuk membuat sebuah sistem analisis yang mampu mendeteksi penyakit daun tembakau sebagai bentuk dari pengembangan teknologi digital (pengolahan citra) sehingga pendeteksian tidak lagi dilakukan secara manual. Dalam penelitian ini digunakan metode Gray Level Cooccurrence Matrix (GLCM) untuk ekstraksi fitur daun dan Support Vector Machine (SVM) untuk pengklasifikasian/identifikasi penyakit. GLCM yang memiliki fitur-fitur yang mampu mengekstraksi tekstur dengan lebih akurat dan SVM sebagai pengklasifikasi memiliki banyak kelebihan, salah satunya SVM mampu mengklasifikasikan suatu pattern yang tidak termasuk data yang dipakai dalam fase pembelajaran metode tersebut (Nugroho, A., Witarto, A., dan handoko, D., 2003). METODE PENELITIAN dari 2 kelas penyakit tersebut dengan tambahan bantuan fungsi kernel gaussian (rbf) dan kernel polynomial. Tahap terakhir adalah melakukan pengujian sistem terhadap citra data uji dan menganalisis hasil klasifikasi dari jarak piksel terhadap 2 fungsi kernel (3). Dan kemudian dicari jarak piksel dan fungsi kernel yang memberikan tingkat keberhasilan terbaik. Citra Daun Tembakau Sistem analisis ini menggunakan masukkan berupa citra dari daun tembakau. Citra daun tembakau disini berupa hasil cropping dari gambar keseluruhan daun tembakau dengan ukuran cropping 96 x 96 piksel. Cropping disini menggunakan bantuan Photoshop CS 4. Bagian yang di-crop adalah bagian dari daun tembakau yang terjangkit gejala penyakit lanas atau pun penyakit bercak karat. Ukuran 96 x 96 piksel dipilih karena setelah dilakukan pengambilan sampel sebelumnya menggunakan ukuran yang berbeda terdapat kendala ketika cropping terlalu besar atau terlalu kecil dari bagian daun yang terinfeksi penyakit tersebut Gambar 2. Citra cropping dari gambar daun tembakau Gambar 1. Blok diagram sistem keseluruhan Penelitian ini menggunakan masukan berupa citra cropping penyakit daun tembakau yang berukuran 96 x 96 piksel. Citra tersebut kemudian dibagi menjadi 2 bagian yakni citra data latih dan citra data uji (1). Kemudian citra data latih dan citra data uji diubah sifatnya dari RGB menjadi grayscale dengan menggunakan fungsi rgb2gray pada MATLAB. Setelah itu dicari ekstraksi fitur GLCM yang terdiri dari fitur contrast, correlation, energy dan homogeneity dengan menggunakan sudut 0, 45, 90 dan 135 dengan jarak piksel dari 1 sampai 10 piksel (2). Untuk data latih dilakukan pembelajaran SVM untuk didapat fungsi dari pemisah (hyperplane) Pembagian Citra Data Latih Dan Data Uji Setelah didapat sejumlah citra penyakit daun tembakau, maka dari kumpulan hasil cropping tersebut dibagi menjadi citra data latih dan citra data uji dalam folder berbeda. Total citra data latih sebanyak 58 citra dengan rincian citra 1 sampai citra 29 adalah citra data latih penyakit bercak karat dan citra 30 sampai 58 adalah citra penyakit lanas. Kemudian citra data latih diletakkan pada 1 folder. Untuk memudahkan pembagian kelas, jumlah citra untuk tiap-tiap jenis penyakit harus sama. Serta folder dari citra data latih direktorinya harus sama dengan folder dari sistem analisis yang akan dibuat. Citra data uji sebanyak 30 citra dengan rincian citra 1 sampai citra 15 adalah citra data uji untuk penyakit bercak karat dan JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 159

3 citra 16 sampai citra 30 adalah citra penyakit lanas. Dan kumpulan citra data uji diletakkan pada folder terpisah dengan folder data latih tetapi tetap dalam 1 direktori dengan folder dari sistem analisis. Grayscalling Grayscalling adalah proses perubahan warna dari citra dari berwarna menjadi keabuan. Grayscalling citra diperlukan karena GLCM mengekstraksi fitur dengan memperhitungkan level aras keabuan ketetanggaan. Pengubahan dari citra berwarna menjadi bentuk grayscale biasanya mengikuti aturan seperti berikut : I(i, j) = R(i, j) + G(i, j) + B(i, j) (1) 3 Dimana : I(i, j) = Intensitas citra grayscale R(i, j) = Intensitas warna merah dari citra asal G(i, j) = Intensitas warna hijau dari citra asal B(i, j) = Intensitas warna biru dari citra asal Dalam sistem ini, grayscalling dilakukan pada citra data latih dan citra data uji. Untuk melakukan grayscalling di MATLAB, bisa menggunakan fungsi : I = rgb2gray( variabel_citra ) Gambar 3 adalah contoh hasil dari proses grayscalling dimana citra yang atas adalah citra yang bersifat RGB dan citra yang bawah adalah citra yang telah diubah menjadi grayscale. analisis tekstur yang diperkenalkan oleh Haralick tahun 1973 (Mulkan S., 2012). Dalam membuat matriks GLCM digunakan 2 variabel utama, yaitu orientasi sudut (θ) dan jarak piksel (d). Pada penelitian ini digunakan orientasi sudut (θ) 0, 45, 90, 135 dan jarak piksel (d) yang digunakan mulai dari 1 sampai 10 piksel. Gambar 4. Ilustrasi dari orientasi sudut dan jarak piksel Co-occurrence matriks adalah matriks bujur sangkar dengan jumlah elemen sebanyak kuadrat jumlah level intensitas piksel pada citra. Setiap titik (i,j) pada matriks kookurensi berorientasi berisi peluang kejadian piksel bernilai (i) bertetangga dengan piksel bernilai (j) pada jarak (d) serta orientasi (180 θ) (Pradnyana I., 2015). Tahapan dalam membuat matriks kookurensi adalah : 1. Membuat area kerja matriks. 2. Menentukan hubungan spasial antara piksel referensi dengan piksel tetangga dengan memperhatikan nilai sudut (θ) dan jarak piksel (d). 3. Menghitung jumlah kookurensi dan mengisikannya pada area kerja matriks. 4. Menjumlahkan matriks kookurensi dengan transposenya untuk menjadikan simetris. 5. Normalisasi matriks untuk mengubahnya ke bentuk probabilitas. Gambar 3. Citra RGB (atas) dan citra grayscale (bawah) Gray Level Co-occurrence Matrix Setelah dilakukan grayscalling, maka dicari matriks GLCM. Gray Level Co- Occurrence Matrix (GLCM) merupakan metode yang paling sering digunakan untuk Ekstraksi Fitur Fitur GLCM Setelah didapat matriks kookurensi GLCM, dilanjutkan dengan mencari nilai fiturfitur dari GLCM. Dalam penelitian ini, fitur GLCM yang digunakan antara lain fitur energy, contrast, correlation dan homogeneity dari 4 orientasi sudut dengan jarak piksel 1 sampai 10. Berikut penjelasan dari masingmasing fitur (Hartadi, 2011). 1. Contrast Contrast menunjukkan ukuran penyebaran (momen inersia) elemen-elemen matriks citra. Jika letaknya jauh dari diagonal utama, maka nilai kekontrasannya besar. JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 160

4 Secara visual, nilai kekontrasan adalah ukuran variasi antar derajat keabuan suatu daerah citra. N 1 P (i,j ) (i j) 2 Dimana : P(i,j) = nilai elemen matriks kookurensi 2. Correlation Correlation menunjukkan ukuran ketergantungan linear derajat keabuan citra sehingga dapat memberikan petunjuk adanya struktur linear dalam citra. N 1 P i,j [ i μ x (j μ y) ] (σ 2 x )(σ 2 y ) (2) (3) Dimana : µ x = nilai rata-rata elemen kolom pada matriks P θ (i, j) µ y = nilai rata-rata elemen baris pada matriks P θ (i, j) σ x = nilai standar deviasi elemen kolom pada matriks P θ (i, j) σ y = nilai standar deviasi elemen baris pada matriks P θ (i, j) 3. Energy Energy menunjukkan ukuran konsentrasi pasangan intensitas pada matriks kookurensi. Nilai energy makin membesar bila pasangan piksel yang memenuhi syarat matriks intensitas kookurensi terkonsentrasi pada beberapa koordinat dan mengecil bila letaknya menyebar. Kelinearan Nilai Fitur GLCM Setelah didapat nilai ekstraksi fitur GLCM, maka tahap selanjutnya adalah menentukan kelinearan citra tersebut dengan menggunakan Microsoft Office Excel secara manual dengan melihat pesebaran nilai fitur GLCM. Apabila dari hasil ekstraksi tersebut didapat bahwa citra tersebut bisa dipisahkan secara linear, maka penggunaan kernel untuk pelatihan SVM adalah kernel linear (default). Sedangkan jika hasil ekstraksi menunjukkan bahwa hasil tersebut tidak linear, maka diperlukan kernel untuk menyelesaikannya. Berikut pesebaran nilai fitur GLCM : Gambar 5. Pesebaran nilai fitur contrast Gambar 6. Pesebaran nilai fitur correlation N=1 P (i,j ) 2 (4) 4. Homogeneity Homogeneity menunjukkan kehomogenan variasi intensitas dalam citra. Citra homogen akan memiliki nilai homogeneity yang besar. Nilai homogeneity membesar bila variasi intensitas dalam citra mengecil dan sebaliknya. Gambar 7. Pesebaran nilai fitur energy N 1 P (i,j ) (5) Gambar 8. Pesebaran nilai fitur homogeneity 1 + (i j) 2 Gambar 5 sampai gambar 8 merupakan pesebaran dari nilai tiap fitur GLCM dari citra data latih. Dari gambar tersebut terlihat bahwa nilai fitur GLCM JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 161

5 menunjukkan ketidaklinearan (tidak bisa dipisahkan secara linear), sehingga diperlukan modifikasi SVM dengan menambahkan fungsi kernel agar SVM mampu memisahkan nilai fitur dari penyakit bercak karat dan penyakit lanas dan didapat fungsi pemisah (classifier/hyperplane) dari data nilai fitur tersebut. Pembagian Kelas Pembagian kelas jenis penyakit adalah tahap dimana dari 58 data latih tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenis penyakitnya. Citra 1 sampai 29 merupakan citra data latih untuk jenis penyakit bercak karat dan citra 30 sampai 58 merupakan citra data latih untuk jenis penyakit lanas. Pembagian kelas ini diperlukan untuk mengklasifikasikan nilai fitur GLCM dari data latih agar nanti sistem mampu mengklasifikasikan nilai fitur GLCM dari citra data uji dan didapatkan keluaran yang diinginkan. Pelatihan SVM Pelatihan SVM data latih ini bertujuan untuk pembelajaran dari SVM untuk mengklasifikasikan data latih sesuai dengan jenis penyakit. Pengklasifikasian data latih ini disesuaikan dari nilai ekstraksi fitur GLCM dari data latih dengan pembagian kelas jenis penyakit, sehingga didapat fungsi pemisah (classifier/hyperplane) yang optimal yang bisa memisahkan data latih dari 2 kelas jenis penyakit. Pada pelatihan ini digunakan function svmtrain dengan tambahan fungsi kernel gaussian (rbf) dan fungsi kernel polynomial untuk mengklasifikasikan antara fitur GLCM yang telah didapat dengan pembagian kelas. Dan hasil dari pelatihan klasifikasi SVM disimpat dalam file SVMStruct.mat agar nanti bisa digunakan sebagai pengklasifikasi untuk data uji. HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi Fitur GLCM Ekstraksi fitur GLCM didapat ketika citra data telah diubah dari RGB menjadi grayscale. Sehingga akan didapat nilai fitur GLCM berupa nilai fitur energy, contrast, correlation dan homogeneity. Tabel 1. Hasil ekstraksi fitur contrast dan correlation pada 5 citra pertama data uji Tabel 2. Hasil ekstraksi fitur energy dan homogeneity pada 5 citra pertama data uji Dari tabel 1 dan 2 terlihat bahwa ekstraksi fitur GLCM telah didapat. Untuk tiap fitur didapat nilai ekstraksi dari sudut 0, 45, 90 dan 135. Hasil Klasifikasi SVM 1. Menggunakan Kernel RBF Pengujian menggunakan kernel rbf menghasilkan tingkat akurasi tertinggi sebesar 77% pada jarak piksel 2 piksel. Rata-rata data yang salah pada pengujian dengan kernel rbf sebanyak 8 data. Hasil pengujian menggunakan kernel RBF adalah sebagai berikut : Tabel 3. Hasil klasifikasi dengan kernel rbf 2. Menggunakan Kernel Polynomial Pengujian menggunakan kernel polynomial menghasilkan tingkat akurasi tertinggi sebesar 80% pada jarak piksel 1, 2, 3, 5 dan 6 piksel. Rata-rata data yang salah pada pengujian dengan kernel polynomial sebanyak 7 data. Hasil pengujian menggunakan kernel polynomial adalah sebagai berikut : JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 162

6 Tabel 4. Hasil klasifikasi dengan kernel polynomial Gambar 9. Grafik persentase keberhasilan kernel RBF dan polynomial KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil evaluasi dan pengujian yang sudah dilakukan dalam penelitian Identifikasi Jenis Penyakit Daun Tembakau Menggunakan Metode Gray Level Co-Occurrence Matrix (GLCM) Dan Support Vector Machine (SVM) ini, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ekstraksi fitur citra daun tembakau menggunakan Gray Level Co-occurrence Matrix berhasil dilakukan. Hal ini terbukti dengan didapat nilai-nilai dari fitur GLCM dengan orientasi sudut 0, 45, 90 dan 135 dan jarak piksel mulai dari 1 sampai 10 piksel. 2. Klasifikasi dengan menggunakan Support Vector Machine dari nilai fitur GLCM dapat dilakukan, terbukti dengan hasil keluaran yang didapat dari penelitian ini cukup tinggi, yakni sebesar 74%. Klasifikasi menggunakan gaussian (rbf) menghasilkan tingkat keberhasilan tertinggi sebesar 77% pada jarak piksel 2 piksel. Sedangkan untuk kernel polynomial didapat tingkat keberhasilan tertinggi sebesar 80% pada jarak piksel 1, 2, 3, 5 dan 6 piksel. DAFTAR PUSTAKA Budiarso, Z Identifikasi Macan Tutul Dengan Metode Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM). Skripsi Tidak Diterbitkan. Semarang: Universitas Stikubank. Direktorat Jenderal Perkebunan Pengenalan dan Pengendalian Penyakit Lanas (Phytophthora parasitica var. nicotianae) pada Tanaman Tembakau. Jakarta: Kementerian Pertanian. Fithri, D Deteksi Penyakit Pada Daun Tembakau Dengan Menerapkan Algoritma Artificial Neural Network. Kudus: Universitas Muria Kudus. Ganis, Y Klasifikasi Citra Dengan Matriks Ko-okurensi Aras Keabuan (Gray Level Co-occurrence Matrix) Pada Lima Kelas Biji-bijian. Skripsi Tidak Diterbitkan. Semarang: Universitas Diponegoro. Gunawan, A Identifikasi Jenis Kayu Menggunakan Support Vector Machine Berbasis Data Citra. Jurnal Ilmu Komputer Agri-Informatika, 3(1): 1 8. Hartadi, R Deteksi Potensi Kanker Payudara Pada Mammogram Menggunakan Metode Gray Level Co- Occurrence Matrices. Skripsi Tidak Diterbitkan. Semarang : Universitas Diponegoro. Mabrur, A Pengolahan Citra Digital Menggunakan MATLAB. Tulungagung. Nainggolan, D Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Untuk Mendeteksi Penyakit Tembakau (Nicotiana Tabacum L) Dengan Metode Backpropagation. Skripsi Tidak Diterbitkan. Medan: Universitas Sumatera Utara. Nugroho, A., Witarto, A., dan Handoko, D Support Vector Machine Teori dan Aplikasinya dalam Bioinformatika. (Online). ( diakses 16 Desember 2015). Pradnyana, I Perancangan Sistem Pendeteksi Genangan Air Potensi Perkembangbiakan Nyamuk Melalui Foto Citra Udara Dengan Metode Gray Level Co-Occurrence Matrix (GLCM). Skripsi Tidak Diterbitkan. Bandung: Universitas Telkom. Santosa, B Tutorial Support Vector Machine. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Semangun, H Penyakit Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) Hal: 163

BAB 1 PENDAHULUAN. tanaman tembakau yang termasuk dalam genus Nicotiana. Secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. tanaman tembakau yang termasuk dalam genus Nicotiana. Secara umum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tembakau adalah hasil produk pertanian yang diproses dari daun tanaman tembakau yang termasuk dalam genus Nicotiana. Secara umum masyarakat hanya mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. titiktitik penyusun citra itu sendiri. Titik-titik tersebut disebut dengan pixel. Banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI. titiktitik penyusun citra itu sendiri. Titik-titik tersebut disebut dengan pixel. Banyaknya BAB II LANDASAN TEORI 2. Citra/Image Citra atau yang lebih sering dikenal dengan gambar merupakan kumpulan dari titiktitik penyusun citra itu sendiri. Titik-titik tersebut disebut dengan pixel. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tembakau Sebagai produk yang memiliki nilai jual pada daunnya, maka perlu diperhatikan pada kesehatan daun tembakau tersebut. Penurunan kualitas daun tembakau akan mempengaruhi

Lebih terperinci

EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR CITRA WAJAH PENGGUNA NARKOTIKA MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIX. Abstrak

EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR CITRA WAJAH PENGGUNA NARKOTIKA MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIX. Abstrak EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR CITRA WAJAH PENGGUNA NARKOTIKA MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIX Karina Auliasari, Bastian, Bella Fardani, Zulkifli, Ivandi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang

IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang Abstrak Tekstur (Textures) adalah sifat-sifat atau karakteristik

Lebih terperinci

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA Yusti Fitriyani Nampira 50408896 Dr. Karmilasari Kanker Latar Belakang Kanker

Lebih terperinci

Atthariq 1, Mai Amini 2

Atthariq 1, Mai Amini 2 IDENTIFIKASI IKAN KERAPU BERDSARKAN POLA KULIT DENGAN METODE GLCM DAN EUCLIDEAN DISTANCE Atthariq 1, Mai Amini 2 1,2,3 Teknologi Informasi dan Komputer, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES

KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES Tri Adhi Atmaji 1, Catur Supriyanto 2 Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prinsip Kerja Sistem Prinsip kerja sistem diawali dengan pembacaan citra rusak dan citra tidak rusak yang telah terpilih dan dikumpulkan pada folder tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kayu merupakan salah satu komoditi yang dapat digunakan untuk beberapa keperluan, seperti bahan bangunan, furniture, dll. Setiap jenis kayu memiliki karakteristik

Lebih terperinci

Ekstraksi Ciri Citra Batik Berdasarkan Tekstur Menggunakan Metode Gray Level Co Occurrence Matrix

Ekstraksi Ciri Citra Batik Berdasarkan Tekstur Menggunakan Metode Gray Level Co Occurrence Matrix Ekstraksi Ciri Citra Batik Berdasarkan Tekstur Menggunakan Metode Gray Level Co Occurrence Matrix Rizky Andhika Surya, Abdul Fadlil, Anton Yudhana Magister Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Wajah Pengenalan wajah adalah salah satu teknologi biometrik yang telah banyak diaplikasikan dalam sistem keamanan selain pengenalan retina mata, pengenalan sidik jari

Lebih terperinci

Ekstraksi Pola Iris Mata Berwarna Biru dan Cokelat dengan Metode GrayLevel Cooccurrence Matrix Yunia Mentari a, Nurhasanah a)*, Iklas Sanubary a)

Ekstraksi Pola Iris Mata Berwarna Biru dan Cokelat dengan Metode GrayLevel Cooccurrence Matrix Yunia Mentari a, Nurhasanah a)*, Iklas Sanubary a) Ekstraksi Pola Iris Mata Berwarna Biru dan Cokelat dengan Metode GrayLevel Cooccurrence Matrix Yunia Mentari a, Nurhasanah a)*, Iklas Sanubary a) a) Program Studi Fisika, Jurusan Fisika, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prinsip Kerja Sistem Prinsip kerja sistem yaitu dengan melakukan pengambilan data berupa foto fisik dari permukaan buah manggis kemudian melakukan sampling data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Saluran pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea, percabangan bronkus dan paru-paru (bronkiolus, alveolus). Paru-paru merupakan

Lebih terperinci

APLIKASI EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN METODA GRAY LEVEL CO OCCURRENCE MATRIX

APLIKASI EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN METODA GRAY LEVEL CO OCCURRENCE MATRIX APLIKASI EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN METODA GRAY LEVEL CO OCCURRENCE MATRIX HASAN BASRI 41512010059 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 JUDUL

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan yang paling awal dalam pembuatan sistem aplikasi ini. Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses pengujian dari sistem yang dirancang terhadap beberapa citra dijital replika kulit. Pengujian terhadap sistem ini dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 41 Analisa Analisa merupakan tahap paling utama dalam melakuakan penelitian Tahapan analisa digunakan untuk menganalisa permasalahan yang berhubungan dengan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama mortalitas di dunia (sekitar 13% dari seluruh penyebab mortalitas), diperkirakan angka mortalitas sekitar 7,9 juta kematian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel pengujian menggunakan sebanyak 1 buah sampel beras A, 7 buah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel pengujian menggunakan sebanyak 1 buah sampel beras A, 7 buah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Sampel Sampel pengujian menggunakan sebanyak 1 buah sampel beras A, 7 buah sampel beras B, 1 buah sampel beras C, dan 2 buah sampel beras D. 1. Data Pengujian Mutu Beras

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan metode Modified k-nearest Neighbor untuk mengidentifikasi diabetic retinopathy.

Lebih terperinci

KLASIFIKASI JENIS DAGING BERDASARKAN TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL COOCURENT MATRIX

KLASIFIKASI JENIS DAGING BERDASARKAN TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL COOCURENT MATRIX KLASIFIKASI JENIS DAGING BERDASARKAN TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL COOCURENT MATRIX Nurul Lihayati 1, Ratri Enggar Pawening 2, Mohammad Furqan 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Informatika, STT Nurul Jadid

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR TEKSTUR CITRA TEMPE MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURENCE MATRIX

EKSTRAKSI FITUR TEKSTUR CITRA TEMPE MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURENCE MATRIX EKSTRAKSI FITUR TEKSTUR CITRA TEMPE MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURENCE MATRIX WINDAYANI ACHMAD ZAENULLAH 41511120110 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup penting di Indonesia. Walaupun demikian cabai sangat rentan terkena patogen

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN KEBUTUHAN ALGORITMA

BAB 3 ANALISIS DAN KEBUTUHAN ALGORITMA BAB 3 ANALISIS DAN KEBUTUHAN ALGORITMA 3.1 Analisis Masalah Jaringan saraf tiruan hopfield merupakan salah satu Algoritma Machine Learning yang dapat mengklasifikasikan suatu objek citra berdasarkan pelatihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan yang paling awal dalam pembuatan sistem aplikasi ini. Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah 3.1.1 Analisis Kebutuhan Dalam melakukan analisa gambar mammogram, biasanya dokter secara langsung melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi senantiasa membawa dampak secara langsung maupun tidak langsung, baik itu berdampak positif maupun negatif dan akan sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Identifikasi Jenis Kayu Dalam bidang perhutanan, kayu dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kayu daun lebar (hardwood) dan kayu daun jarum (softwood). Di dalam taksonomi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini berisi tentang penjelasan proses perancangan sistem pengolahan citra yang berupa algoritma-algoritma yang akan digunakan dalam proses pengolahan citra

Lebih terperinci

KLASIFIKASI MOTIF KAIN TRADISIONAL BATIK BOMBA KAILI BERDASARKAN FITUR TEKSTUR CITRA DIGITAL

KLASIFIKASI MOTIF KAIN TRADISIONAL BATIK BOMBA KAILI BERDASARKAN FITUR TEKSTUR CITRA DIGITAL KLASIFIKASI MOTIF KAIN TRADISIONAL BATIK BOMBA KAILI BERDASARKAN FITUR TEKSTUR CITRA DIGITAL Nuraedah 1), Muhammad Bakri 2) 1) Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan, Universitas

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii PERNYATAAN... iii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iv BERITA ACARA TUGAS AKHIR... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KLASIFIKASI JENIS KUALITAS KEJU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL COOCCURRENCE MATRIX (GLCM) DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA CITRA DIGITAL

KLASIFIKASI JENIS KUALITAS KEJU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL COOCCURRENCE MATRIX (GLCM) DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA CITRA DIGITAL e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 207 Page 2035 KLASIFIKASI JENIS KUALITAS KEJU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL COOCCURRENCE MATRIX (GLCM) DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA CITRA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan penelitian dibutuhkan perangkat lunak yang dapat menunjang penelitian. Perangkat keras dan lunak yang digunakan dapat dilihat pada Tabel

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas langkah-langkah dari implementasi dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang klasifikasi aktivitas menggunakan algoritma k-nearest neighbor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki + 30.000 spesies tumbuh-tumbuhan ([Depkes] 2007). Tumbuh-tumbuhan tersebut banyak yang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Seiring

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER ACHMAD FAHRUROZI 1 1 Universitas Gunadarma, achmad.fahrurozi12@gmail.com Abstrak Masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan

Lebih terperinci

Klasifikasi Penyakit Daun Padi Berdasarkan Hasil Ekstraksi Fitur GLCM Interval 4 Sudut

Klasifikasi Penyakit Daun Padi Berdasarkan Hasil Ekstraksi Fitur GLCM Interval 4 Sudut Klasifikasi Penyakit Daun Padi Berdasarkan Hasil Ekstraksi Fitur GLCM Interval 4 Sudut Jani Kusanti 1*), Noor Abdul Haris 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro dan Informatika, Universitas Surakarta 1,2 Jln. Raya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI. BAB II... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI SKRIPSI... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN DEWAN PENGUJI... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Eksperimen Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan dua kali, dimana setiap eksperimen memiliki perbedaan pada pembagian dari kelas-kelas kanker. Eksperimen pertama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI JENIS CITRA KEABUAN, HSV, DAN L*a*b* PADA IDENTIFIKASI JENIS BUAH PIR

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI JENIS CITRA KEABUAN, HSV, DAN L*a*b* PADA IDENTIFIKASI JENIS BUAH PIR PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI JENIS CITRA KEABUAN, HSV, DAN L*a*b* PADA IDENTIFIKASI JENIS BUAH PIR Mulia Octavia 1), Jesslyn K 2), Gasim 3) 1), 2),3) Program Studi Teknik Informatika STMIK GI MDP Jl. Rajawali

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan proses penyakit yang terjadi karena sel abnormal mengalami mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal membentuk klon dan berproliferasi secara abnormal

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI K-NEAREST NEIGHBOR UNTUK MENGENALI POLA CITRA DALAM MENDETEKSI PENYAKIT KULIT

IMPLEMENTASI K-NEAREST NEIGHBOR UNTUK MENGENALI POLA CITRA DALAM MENDETEKSI PENYAKIT KULIT IMPLEMENTASI K-NEAREST NEIGHBOR UNTUK MENGENALI POLA CITRA DALAM MENDETEKSI PENYAKIT KULIT Sebastian Rori Listyanto Program Studi Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

Perancangan Konversi Braille Ke Teks Berbasis Android

Perancangan Konversi Braille Ke Teks Berbasis Android Perancangan Konversi Braille Ke Teks Berbasis Android Intan Sulviyani 1, Ledya Novamizanti 2, Ratri Dwi Atmaja 3 Teknik Telekomunikasi, Telkom University 1,2,3 intansviany@gmail.com Abstrak Komunikasi

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK Oleh: MOH SHOCHWIL WIDAT 2011-51-034 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) Rima Tri Wahyuningrum *) Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Ektraksi Fitur Citra Paru-Paru Menggunakan Gray Level Co-ocurance Matriks

Ektraksi Fitur Citra Paru-Paru Menggunakan Gray Level Co-ocurance Matriks Ektraksi Fitur Citra Paru-Paru Menggunakan Gray Level Co-ocurance Matriks Tri Deviasari Wulan Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya tridevi@unusa.ac.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI IMAGE RETREIVAL MENGGUNAKAN METODE COLOR HISTOGRAM, GREY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRIX DAN KNN (Design and Simulation of Image Retreival Using Color Histogram, Grey Level Co-Occurrence

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH Rikko Ismail Hardianzah 1), Bambang Hidayat 2), Suhardjo 3) 1),2) Fakultas Teknik

Lebih terperinci

KLASIFIKASI CITRA BERAS BERDASARKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN MENGGUNAKAN k-nearest NEIGHBOUR

KLASIFIKASI CITRA BERAS BERDASARKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN MENGGUNAKAN k-nearest NEIGHBOUR MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR KLASIFIKASI CITRA BERAS BERDASARKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN MENGGUNAKAN k-nearest NEIGHBOUR Eko Prasetyo, Imam Santoso, Budi Setiyono. Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi GUI GUI diimplementasikan sesuai dengan program pengolah citra dan klasifikasi pada tahap sebelumya. GUI bertujuan untuk memudahkan pengguna mengidentifikasi

Lebih terperinci

APLIKASI PENGKLASIFIKASIAN MOTIF BATIK TULIS LASEM MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRICES (GLCM) DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

APLIKASI PENGKLASIFIKASIAN MOTIF BATIK TULIS LASEM MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRICES (GLCM) DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) APLIKASI PENGKLASIFIKASIAN MOTIF BATIK TULIS LASEM MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRICES (GLCM) DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Otak terdiri dari neuron-neuron dan penghubung yang disebut sinapsis.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Implementasi Aplikasi Bagian ini membahas implementasi aplikasi yang telah dibuat untuk dilakukan pengujian terhadap aplikasi sehingga akan diketahui hasil dari

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala 52 BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 ANALISA MASALAH Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala melakukan proses retrival citra dan bagaimana solusi untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra merupakan istilah lain dari gambar yang merupakan informasi berbentuk visual. pada bidang dua dimensi, maka sebuah citra merupakan dimensi spasial atau bidang

Lebih terperinci

YOGI WARDANA NRP

YOGI WARDANA NRP PENGEMBANGAN ALGORITMA SISTEM IDENTIFIKASI MATA MANUSIA BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DENGAN METODE GABOR PADA PERALATAN AOI ( AUTOMATED OPTICAL INSPECTION ) YOGI WARDANA NRP. 2107 100 115 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

Cucun Very Angkoso ~

Cucun Very Angkoso ~ Klasifikasi Tumor dan Kista pada Citra Panoramik Gigi Manusia Menggunakan Metode Support Vector Machine (SVM) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng Dr. I Ketut Eddy Purnama, S.T.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok penduduk dunia salah satunya Indonesia sebagai Negara dengan tingkat konsumsi beras mencapai 139 kilogram perkapita per tahun dan menjadikan

Lebih terperinci

PENGENALAN JENDER BERBASIS TEKSTUR PADA CITRA WAJAH FOTO DIGITAL ABSTRAK

PENGENALAN JENDER BERBASIS TEKSTUR PADA CITRA WAJAH FOTO DIGITAL ABSTRAK PENGENALAN JENDER BERBASIS TEKSTUR PADA CITRA WAJAH FOTO DIGITAL Cucun Very Angkoso Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura cucunvery@if.trunojoyo.ac.id ABSTRAK Perkembangan

Lebih terperinci

Chairunnisa Adhisti Prasetiorini *), R. Rizal Isnanto, dan Achmad Hidayatno. Abstrak. Abstract

Chairunnisa Adhisti Prasetiorini *), R. Rizal Isnanto, dan Achmad Hidayatno. Abstrak. Abstract PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PERAMBATAN BALIK DENGAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN (GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRIX - GLCM) Chairunnisa Adhisti Prasetiorini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade ini. Kanker paru merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade ini. Kanker paru merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker paru telah menjadi salah satu kanker yang sering terjadi dalam beberapa dekade ini. Kanker paru merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal yang tak terkendali pada

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DAERAH TERKENA BENCANA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH

BAB II IDENTIFIKASI DAERAH TERKENA BENCANA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH BAB II IDENTIFIKASI DAERAH TERKENA BENCANA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH Teknologi penginderaan jauh merupakan teknologi yang memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen bencana salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-3230m CPU @ 2.60GHz b. Memori : 4.00 GB c.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

GRAY LEVEL COOCURENCE MATRIX SEBAGAI PENGEKSTRAKSI CIRI PADA PENGENALAN NASKAH BRAILLE

GRAY LEVEL COOCURENCE MATRIX SEBAGAI PENGEKSTRAKSI CIRI PADA PENGENALAN NASKAH BRAILLE GRAY LEVEL COOCURENCE MATRIX SEBAGAI PENGEKSTRAKSI CIRI PADA PENGENALAN NASKAH BRAILLE Yegar Sahaduta 1), Chairisni Lubis 2) 1) Fakultas Teknologi Informasi-Universitas Tarumanagara Jl. S. Parman No.1,

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN CITRA WAJAH DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE SECARA REAL TIME

IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN CITRA WAJAH DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE SECARA REAL TIME IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN CITRA WAJAH DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE SECARA REAL TIME Implementation of Gender Recognition Applications Based on Face Image with Support

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis dan perancangan sistem ini ditujukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai aplikasi yang akan dibuat. Hal ini berguna untuk menunjang pembuatan

Lebih terperinci

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data.

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. 6 2.Landasan Teori 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. Informasi Multi Media pada database diproses untuk mengekstraksi fitur dan gambar.pada proses pengambilan, fitur dan juga atribut atribut

Lebih terperinci

APLIKASI IDENTIFIKASI CIRI TEKSTUR KAYU JATI MENGGUNAKAN METODA GRAY LEVEL CO OCCURRENCE MATRIX

APLIKASI IDENTIFIKASI CIRI TEKSTUR KAYU JATI MENGGUNAKAN METODA GRAY LEVEL CO OCCURRENCE MATRIX APLIKASI IDENTIFIKASI CIRI TEKSTUR KAYU JATI MENGGUNAKAN METODA GRAY LEVEL CO OCCURRENCE MATRIX PRASTIKA INDRIYANTI 41512010042 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Praproses Data Kegiatan pertama dalam penelitian tahap ini adalah melakukan pengumpulan data untuk bahan penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder

Lebih terperinci

Pengenalan Jenis Ikan Air Laut dengan Metode Learning Vector Quantization (LVQ) Berbasis Citra

Pengenalan Jenis Ikan Air Laut dengan Metode Learning Vector Quantization (LVQ) Berbasis Citra Pengenalan Jenis Ikan Air Laut dengan Metode Learning Vector Quantization (LVQ) Berbasis Citra Icha Maimunah, Nerfita Nikentari, Nurul Hayaty icha.umrah@gmail.com, nerfita.nikentari@umrah.ac.id Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : AMD A8-6410 APU (4 CPUs), ~2.0 GHz b. Memori : 8192

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kain adalah bahan dasar dari pakaian yang biasa digunakan sebagai kebutuhan pokok manusia untuk melindungi dan menutup dirinya. Kain pun dapat menjadi identitas suatu

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PENGENAL JENIS POHON MANGGA MENGGUNAKAN SVM DAN FK-NNC

PERBAIKAN SISTEM PENGENAL JENIS POHON MANGGA MENGGUNAKAN SVM DAN FK-NNC PERBAIKAN SISTEM PENGENAL JENIS POHON MANGGA MENGGUNAKAN SVM DAN FK-NNC Eko Prasetyo Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Surabaya E-mail : eko1979@yahoo.com Abstrak.

Lebih terperinci

Identifikasi Tanaman Buah Berdasarkan Fitur Bentuk, Warna dan Tekstur Daun Berbasis Pengolahan Citra dan Learning Vector Quantization(LVQ)

Identifikasi Tanaman Buah Berdasarkan Fitur Bentuk, Warna dan Tekstur Daun Berbasis Pengolahan Citra dan Learning Vector Quantization(LVQ) Identifikasi Tanaman Buah Berdasarkan Fitur Bentuk, Warna dan Tekstur Daun Berbasis Pengolahan Citra dan Learning Vector Quantization(LVQ) Sutarno Rouzan Fiqri Abdullah Rossi Passarella Jurusan Sistem

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Operator descriptor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Operator descriptor Tabel 1 Operator descriptor Operator (P, R) Ukuran Blok (piksel) Kuantisasi Sudut (8, 1) 3 x 3 45 derajat (8, 2) 5 x 5 45 derajat (16, 2) 5 x 5 22.5 derajat (24, 3) 7 x 7 15 derajat Penentuan ukuran blok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: PC dengan spesifikasi: a. Sistem Operasi : Microsoft Windows 10 Enterprise 64-bit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data mining adalah proses mengeksplorasi dan menganalisis data dalam jumlah besar untuk menemukan pola dan rule yang berarti (Berry & Linoff, 2004). Klasifikasi adalah

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 4, No. 1 (2015) 22-30 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone ANALISIS FITUR CITRA PRASASTI LOGAM MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL RUN LENGTH

Lebih terperinci

Deteksi Glaukoma pada Citra Fundus Retina dengan Metode K-Nearest Neighbor

Deteksi Glaukoma pada Citra Fundus Retina dengan Metode K-Nearest Neighbor Deteksi Glaukoma pada Citra Fundus Retina dengan Metode K-Nearest Neighbor Dian Saktian Tobias 1, Anastasia Rita Widiarti 2 1,2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas

Lebih terperinci

PENGENALAN CITRA TULISAN TANGAN DOKTER DENGAN MENGGUNAKAN SVM DAN FILTER GABOR

PENGENALAN CITRA TULISAN TANGAN DOKTER DENGAN MENGGUNAKAN SVM DAN FILTER GABOR PENGENALAN CITRA TULISAN TANGAN DOKTER DENGAN MENGGUNAKAN SVM DAN FILTER GABOR Angga Lisdiyanto (1), Lukman Zaman P.C.S.W (2) Teknik Informatika, Universitas Islam Lamongan (1) Teknik Informatika, Sekolah

Lebih terperinci

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan Gambar 8 Struktur PNN. 1. Lapisan pola (pattern layer) Lapisan pola menggunakan 1 node untuk setiap data pelatihan yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian pesatnya, seperti penelitian segmentasi dokumen. Segmentasi dokumen membuat pengguna menjadi mudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENEITIAN 3. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data citra tenun yang berasal dari beberapa daerah yang ada di indonesia, yakni tenun dari daerah Bali, Sumatra,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH HISTOGRAM EQUALIZATION TERHADAP KARAKTERISASI STATISTIK TERMAL CITRA TERMOGRAM KANKER PAYUDARA DINI

ANALISA PENGARUH HISTOGRAM EQUALIZATION TERHADAP KARAKTERISASI STATISTIK TERMAL CITRA TERMOGRAM KANKER PAYUDARA DINI ANALISA PENGARUH HISTOGRAM EQUALIZATION TERHADAP KARAKTERISASI STATISTIK TERMAL CITRA TERMOGRAM KANKER PAYUDARA DINI Afriliana Kusumadewi 1 * Sugeng Santoso 2 * Abstrak Teknik histogram equalization merupakan

Lebih terperinci

Analisis dan Implementasi Deteksi Citra Spam Menggunakan Gray Level Co-occurences Matrix dan Naive Bayes

Analisis dan Implementasi Deteksi Citra Spam Menggunakan Gray Level Co-occurences Matrix dan Naive Bayes OPEN ACCESS OPEN ACCESS ISSN 2460-3295 socj.telkomuniversity.ac.id/indosc ISSN XXXX-XXXX NO. XX, SEPT 2016 SOCJ.TELKOMUNIVERSITY.AC.ID/INDOSC Ind. Symposium on Computing Sept 2016. pp. 319-334 doi:10.21108/indosc.2016.164

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN TUGAS...iv HALAMAN MOTTO...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR GAMBAR...xv

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 6, No. 2 (2017) Hal: 99-107 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal: http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcones PERBAIKAN CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI DENGAN METODE PENGATURAN KONTRAS

Lebih terperinci

KLASIFIKASI BATIK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOUR BERDASARKAN GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRICES (GLCM)

KLASIFIKASI BATIK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOUR BERDASARKAN GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRICES (GLCM) KASIFIKASI BATIK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOUR BERDASARKAN GRAY EVE CO-OCCURRENCE MATRICES (GCM) Hanang Wijayanto Jurusan Teknik Informatika FIK UDINUS, Jl. Nakula No. 5-11 Semarang-50131 1110110686@mhs.dinus.ac.id

Lebih terperinci