BAB II HASIL PENGAWASAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II HASIL PENGAWASAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN"

Transkripsi

1

2

3

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... iv Ringkasan Eksekutif... v BAB I INFORMASI UMUM A. Kebijakan Pengawasan dan Pembinaan... 1 B. Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan... 2 C. Penyajian Informasi... 4 BAB II HASIL PENGAWASAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA A. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan A.1 Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat... 6 A.2 Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah A.3 Penugasan SDM BPKP pada Instansi dan Pemda B. Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset B.1 Penghematan Pengeluaran Keuangan Negara B.2 Pengelolaan Aset Negara B.3 Evaluasi Penyerapan Anggaran B.4 Verifikasi Pertanggungjawaban Dana Bantuan Hibah C. Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih C.1 Pembinaan dan Penyelenggaraan SPIP pada K/L dan Pemda C.2 Pencegahan KKN melalui Upaya Preventif Edukatif C.3 Pemberantasan KKN Melalui Upaya Represif C.4 Pemberian Keterangan Ahli C.5 Temuan Pemeriksaan Yang Belum Ditindaklanjuti D. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral D.1 Pengawasan Kinerja Program Prioritas Nasional D.2 Pengawasan Kinerja Pelayanan Publik D.3 Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) D.4 Current Issues Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Target dan Realisasi Kegiatan Pengawasan Tahun 2014 Tabel 2 : Instansi Vertikal yang Dilakukan Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Tabel 3 : Hasil Audit BPKP atas Laporan Keuangan Proyek yang Didanai PHLN Selama Tahun 2014 Tabel 4 : Audit PHLN yang Telah Dilaksanakan Selama Tahun 2014 Tabel 5 : Persentase Perkembangan Opini BPK atas LKPD Tabel 6 : Perkembangan Opini BPK atas LKPD Tabel 7 : Perkembangan Opini atas Laporan Keuangan PDAM Tabel 8 : Pemda yang Menggunakan Aplikasi SIMDA Tabel 9 : Jumlah SDM BPKP Dipekerjakan pada K/L, Pemda dan Universitas Berdasarkan Pemerintahan Tabel 10 : Jumlah SDM BPKP Dipekerjakan pada Instansi Pemerintah Berdasarkan Jabatan Tabel 11 : Kegiatan Pengawasan terhadap BUMD dan Badan Lainnya pada Tahun 2014 Tabel 12 : Hasil Audit PKKN Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan iv

6 RINGKASAN EKSEKUTIF Untuk mewujudkan good governance dan clean government, diperlukan pengelolaan keuangan yang akuntabel (akuntabilitas keuangan dan kinerja). Akuntabilitas keuangan ditandai dengan kualitas opini pelaporan keuangan pemerintah yang Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang didukung dengan pengelolaan keuangan yang tertib dalam Wilayah Tertib Administrasi (WTA). Akuntabilitas kinerja yang baik ditandai dengan terwujudnya Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di seluruh instansi pemerintah sehingga program pembangunan yang mengedepankan pro growth, pro job, pro poor, dan pro environment terselenggara dengan efisien dan efektif. Hasil pengawasan BPKP tahun 2014 diarahkan terhadap empat perspektif pengawasan akuntabilitas, yaitu pelaporan keuangan negara, kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset, perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih, serta pengelolaan program lintas sektoral. A. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Negara Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2013 di wilayah Provinsi Kepulauan Riau telah mendapat opini dari Perwakilan Badan Pemeriksaaan Keuangan (BPK) Provinsi Kepulauan Riau, yaitu lima pemda mendapat opini terbaik Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan tiga pemda mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Lima pemda yang mendapat opini WTP tersebut adalah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Natuna. Sedangkan Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Lingga, dan Kota Tanjungpinang masih mendapatkan opini WDP. Keadaan ini tidak berubah dari Opini untuk Laporan Keuangan Tahun Selain itu, dari hasil audit eksternal auditor atas laporan keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tahun 2013 di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, terdapat satu PDAM, yaitu PDAM Tirta Kepri yang memperoleh opini WTP. Pada Tahun 2014, Perwakilan BPKP Prov. Kepulauan Riau melakukan pembinaan terhadap delapan Pemda Provinsi Kepulauan Riau serta satuan-satuan kerja K/L di wilayah Provinsi Kepulauan Riau yang meliputi kegiatan pendampingan penyusunan, reviu laporan keuangan, implementasi SIMDA dengan versi Akrual Basis. Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan v

7 Permasalahan terhadap Laporan Keuangan Tahun 2013 adalah: a. Belum memadainya SPIP; b. Kelemahan pengelolaan belanja barang, modal dan batuan sosial (bansos); c. Kurang tertibnya pengelolaan aset; d. Pencatatan transaksi yang kurang akurat dan tidak tepat waktu; e. Pengelolaan dana bergulir belum memadai; semua itu terutama karena kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan. Untuk membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan menuju WTP, kegiatan pengawasan BPKP di fokuskan pada penyelesaian permasalahan antara lain berupa pengelolaan barang milik Negara/daerah, pembinaan penyelenggaran SPIP, melakukan asistensi Penyusunan Action Plan atas hasil pemeriksaan LKPD oleh BPK, dan melakukan verifikasi piutang PBB-P2 serta penugasan pegawai ke Instansi Vertikal dan Pemda. B. Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset Pengawasan akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset diprioritaskan pada penghematan pengeluaran keuangan negara. Hasil pengawasan selama tahun 2014 menghasilkan penghematan pengeluaran keuangan negara sebesar Rp ,00 dari koreksi atas tagihan pihak ketiga. Selain itu Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau juga telah melakukan verifikasi terhadap hutang Tunjangan Profesi Guru PNSD dan Guru Agama serta terhadap klaim dana Jamkesmas Rumah Sakit di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, masing-masing sebesar Rp ,00, Rp ,00, dan Rp ,95. C. Akuntabilitas Pewujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih Untuk mewujudkan akuntabilitas keuangan negara, Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau juga mendorong terbangunnya iklim bagi terselenggaranya pemerintahan yang baik dan bersih. Hal tersebut dilaksanakan melalui upaya pengawasan represif yang telah menghasilkan potensi penyelamatan keuangan negara sebesar Rp9,46 miliar. Upaya represif terutama untuk menimbulkan efek jera Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan vi

8 dalam rangka mengungkapkan kasus yang diduga merugikan keuangan negara yang dilakukan melalui audit investigatif, audit penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli. Perwakilan juga melakukan upaya preventif edukatif melalui kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi untuk pelajar, Fraud Control Plan di Dinas pendapatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau, dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Kota Batam, Koordinasi Supervisi pencegahan Korupsi Bidang APBD, Pendapatan dan Pertambangan, Bimbingan Teknis Sistem Pengendalian Intern, Sosialisasi Good Corporate Gevernance, Probity Audit serta peningkatan kapabilitas APIP. D. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau memprioritaskan pengawasan terhadap program strategis yang menekankan pada audit efisiensi, keekonomisan dan keefektifan pelaksanaan program/kegiatan. Selama tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau telah melaksanakan pengawasan atas beberapa kegiatan yang mendukung program penanggulangan kemiskinan, antara lain pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dan Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan usaha ekonomi masyarakat. Selain itu Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau juga melakukan monitoring Program Prioritas Pembangunan Nasional, evaluasi Lakip dan evaluasi Program Raskin. Hasil pengawasan menunjukan kinerja kedua program tersebut diatas berada dalam level cukup memadai. Sedangkan hasil monitoring Program Prioritas Pembangunan Nasional menunjukan Puskesmas dan Rumah Sakit belum siap melaksanakan program BPJS. Pelaksanaan program Raskin di nilai cukup berhasil dalam memfasilitasi upaya pemerintah dalam mengurangi beban masyarakat (RTS- PM) dalam memenuhi kebutuhan pokok pangan. Terhadap permasalahan program bantuan sosial dan program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau telah mengevaluasi terhadap program-program tersebut, dimana masih terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaan Program yang harus diperbaiki. Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan vii

9 BAB I INFORMASI UMUM A. Kebijakan Pengawasan dan Pembinaan Kebijakan pengawasan dan pembinaan BPKP dalam rangka peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara tahun 2014 secara umum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang mencakup: a. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara terhadap kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara (berdasarkan penetapan oleh menteri keuangan selaku bendahara umum negara), serta kegiatan lain berdasarkan penugasan dari presiden; b. Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang berupa pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan untuk instansi vertikal; c. Pembinaan penyelenggaraan SPIP yang meliputi penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, pembimbingan dan konsultasi, serta peningkatan kompetensi Auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Untuk dapat memberikan nilai tambah pada setiap kegiatan pengawasan, penyusunan kebijakan pengawasan dan pembinaan juga memperhatikan amanah yang diberikan kepada BPKP dan peraturan perundang-undangan yang harus dilaksanakan oleh BPKP, yaitu sebagai berikut: a. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; b. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pedoman Pemberantasan Korupsi; c. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara; d. Inpres Nomor 17 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012 dan terakhir Inpres Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 1

10 Secara khusus menindaklanjuti arahan presiden dan wakil presiden, BPKP melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara konsisten untuk: a. Berperan dan berfungsi sebagai lembaga auditor internal pemerintah yang efektif; b. Bekerja sama dan meningkatkan kerja sama dalam rangka meningkatkan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara pada K/L dan pemda; c. Bersinergi, berkoordinasi, serta melakukan sinkronisasi dengan BPK dan lembaga internal pada instansi pemerintah lainnya; d. Memberikan perhatian khusus terhadap pengawasan pengadaan barang dan jasa, terutama pada K/L dan pemda yang anggarannya besar karena rawan penyimpangan; e. Memberikan pendampingan terkait pengelolaan keuangan daerah karena banyaknya pejabat/pengelola keuangan daerah yang belum memahami administrasi pengelolaan keuangan daerah; f. Membantu K/L dan pemda yang masih memperoleh opini disclaimer agar dapat meningkatkan kualitas opininya menjadi lebih baik; g. Melaksanakan Quality Assurance reformasi birokrasi dimana Kepala BPKP ditunjuk sebagai Ketua Quality Assurance Tim Reformasi Birokrasi Nasional; h. Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pembangunan yang dilakukan bersama dengan UKP-PPP dan Bappenas secara komprehensif dan terpadu. B. Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Berdasarkan kebijakan pengawasan dan pembinaan BPKP Tahun 2014 disusun Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan (PKP2T) Tahun PKP2T berisi berbagai jenis penugasan pengawasan terhadap akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaran SPIP pada instansi pemerintah. Target dan realisasi kegiatan pengawasan tahun 2014 dapat dilihat di Tabel 1 dibawah ini. Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 2

11 Tabel 1 Target dan Realisasi Kegiatan Pengawasan Tahun 2014 NO. KEGIATAN PENGAWASAN TARGET TH 2014 REALISASI OUTPUT ANGGARAN OUTPUT ANGGARAN (LAP) Rp (ribu) (LAP) % Rp (ribu) % Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP I. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara 1. Pengawasan lintas sektor Pengawasan BUN Pengawasan atas permintaan presiden dan kabinet, penerimaan 3. negara, permintaan stakeholder, kinerja pelayanan publik bidang keuangan daerah Bimbingan teknis (bimtek) 4. dan asistensi penyusunan LKKL 5. Bimbingan teknis (bimtek) dan asistensi penyusunan LKPD 6. Pengawasan atas proyek PHLN Bimtek dan asistensi GCG 7. dan penyusunan laporan keuangan BUMD Pengawasan atas kinerja BUMD Korsupgah dan sosialisasi masalah korupsi Bimtek dan asistensi implementasi fraud control plan (FCP) Audit investigasi atas HKP, eskalasi dan klaim, penghitungan kerugian keuangan negara, 11. pemberian keterangan ahli, dan audit investigasi atas permintaan instansi penyidik dan instansi lainnya Sosialisasi dan bimtek 12. penerapan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 3

12 NO. KEGIATAN PENGAWASAN APIP daerah TARGET TH 2014 REALISASI OUTPUT ANGGARAN OUTPUT ANGGARAN (LAP) Rp (ribu) (LAP) % Rp (ribu) % 13. Sosialisasi, bimtek, dan evaluasi penerapan tata kelola APIP daerah II. Sub Jumlah Peningkatan penyelenggaraan SPIP sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan pemda Pembinaan 1. penyelenggaraan SPIP Sub Jumlah JUMLAH Selama tahun 2014, realisasi jumlah output penugasan (OP) sebanyak 207 laporan atau 99% dari target tahunan sebanyak 210 laporan. Rincian target dan realisasi output kegiatan pengawasan selama tahun 2014 dapat terlihat pada tabel 1. C. Penyajian Informasi Sebagai auditor internal pemerintah, BPKP melaksanakan kegiatan pengawasan yang bersifat assurance dan consulting kepada para stakeholders-nya yang diharapkan dapat meningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara melalui pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, serta lebih mengefektifkan fungsi pengawasan intern di lingkungan instansi pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dilakukan dalam upaya mencapai Wilayah Tertib Administrasi (WTA). Untuk memberikan informasi mengenai kondisi WTA, penyajian informasi hasil pengawasan dikelompokkan dalam 4 (empat) perspektif akuntabilitas, yaitu: a. Akuntabilitas pelaporan keuangan; b. Akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset; c. Akuntabilitas perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih; d. Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral. Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 4

13 Gambar Perspektif Penyajian Informasi Hasil Pengawasan Hasil Pengawasan: Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara * AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN NEGARA AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN PENGELOLA ASET Indikator: A B Indikator: Upaya Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan pada K/L dan Pemda Optimalisasi Penerimaan Negara, Peningkatan Cost Recovery Saving (Klaim, Eskalasi Harga, Cost Recovery Bidang Migas), dan Pengelolaan Aset AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL AKUNTABILITAS PEWUJUDAN IKLIM BAGI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH Indikator: D C Indikator: Peningkatan Efisiensi, Keekonomisan dan Efektifitas Program Lintas Sektoral, Kinerja Pelayanan Publik, Penanganan Hambatan Kelancaran Pembangunan Pengungkapan Kasus/Pelanggaran yang Diduga Merugikan Keuangan Negara dan Penyelenggaran SPIP, FCP, dan GCG Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 5

14 BAB II HASIL PENGAWASAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA A. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan pemerintah disusun berdasarkan sistem dan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan disampaikan secara tepat waktu. Hal ini tercantum dalam Pasal UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan keuangan negara oleh Presiden selaku kepala pemerintahan dan pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara dan para Gubernur, Bupati, Walikota selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah. Laporan keuangan pemerintah meliputi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Salah satu indikator kualitas laporan keuangan adalah perolehan opini BPK atas kewajaran penyajian laporan keuangan. Sebagai auditor intern pemerintah, BPKP bersama-sama dengan APIP lainnya berkewajiban untuk meningkatkan dan menjaga kualitas laporan keuangan pemerintah (LKPP, LKK/L/BUN, dan LKPD). Upaya lain yang dilakukanoleh BPKP adalah melalui kegiatan pendampingan pengelolaan keuangan dan penyusunan LKKL, Audit atas Laporan Keuangan Proyek yang Didanai Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN), kegiatan pendampingan reviu atas LKPD, kegiatan pendampingan pengelolaan dan penyusunan LKPD. A.1 Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat A.1.1 Pendampingan Pengelolaan Keuangan dan Penyusunan LKKL Kegiatan pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan untuk instansi vertikal pada tahun 2014 telah dilaksanakan untuk 13 (tiga belas) instansi vertikal, yaitu dalam rangka dukungan Laporan Keuangan Kementerian dan Lembaga (LKKL), dengan uraian sebagai berikut : Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 6

15 Tabel 2 Instansi Vertikal yang Dilakukan Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan No SKPD Yang dilakukan Pendampingan Opini Kementerian Pekerjaan Umum (Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Hukum dan HAM Provinsi Kepulauan Riau) Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau) Kepolisian Republik Indonesia (Kepolisian Daerah Kepulauan Riau) Kementerian Kesehatan (Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau) Badan Pusat Statistik (Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau) Badan Pertanahan Nasional (Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Riau) Kementerian Pertanian (Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Riau) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kepulauan Riau) Komisi Pemilihan Umum (Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau) Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau) WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WDP WDP WDP Disclaimer 13. BP Batam Disclaimer Sasaran pendampingan penyusunan laporan keuangan tahun 2013 adalah membantu K/L untuk: a. Mendorong pelaksanaan tindak lanjut audit BPK atas laporan keuangan tahun 2013; b. Meyakinkan bahwa prosedur rekonsiliasi realisasi APBN 2013 dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan telah dilaksanakan; c. Melihat kesesuaian antara realisasi belanja modal tahun 2013 dan anggaran serta pencatatan aset tetap pada SIMAK BMN; Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 7

16 d. Meyakinkan kewajaran pelaporan saldo awal dan pengelolaan aset tetap; e. Memastikan dipatuhinya peraturan perundang-undangan terkait dengan pelaporan keuangan oleh para pelaksana; f. Mengungkapkan kejadian-kejadian yang material yang mempengaruhi laporan keuangan untuk dicatat di dalam CaLK dengan pengungkapan yang cukup (full disclosure); g. Meyakinkan bahwa barang persediaan pengadaan pusat yang dikirim ke daerah (satuan kerja) dan masih dalam perjalanan per 31 Desember 2013 telah dilakukan rekonsiliasi kebenarannya dengan pihak pengirim (instansi pusat); h. Meyakinkan bahwa penyajian nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada laporan keuangan telah sesuai dengan keadaannya. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK RI terhadap Laporan Keuangan K/L tahun 2013, masih terdapat lima K/L yang belum memperoleh opini WTP atas laporan keuangan, yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (mengalokasikan dana dekonsentrasi kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kepulauan Riau), Komisi Pemilihan Umum (membawahi KPUD Provinsi Kepulauan Riau), Badan Pengawas Pemilihan Umum (membawahi Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (mengalokasikan dana dekonsentrasi kepada Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau) dan BP Batam. Permasalahan yang ditemui dalam pembimbingan penyusunan LKKL sebagian besar mengenai CaLK yang belum sesuai dengan format CaLK pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tanggal 30 Desember 2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/ Lembaga karena penjelasan CaLK di bagian pos-pos neraca belum disajikan secara informatif. Permasalahan tersebut telah diperbaiki pada saat pendampingan. Sedangkan untuk BP Batam permasalahan Laporan Keuangan tahun 2013, terkait dengan tidak memadainya dalam jumlah yang sangat material pencatatan atas aset tetap, panjar, piutang, aset tidak berwujud dan kewajiban jangka panjang. Untuk itu Perwakilan BPKP Prov. Kepulauan Riau telah melakukan pendampingan untuk penataan aset tetap serta reviu terhadap laporan keuangan. Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 8

17 A.1.2 Audit atas Laporan Keuangan Proyek yang Didanai Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) Upaya untuk peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah juga dilakukan Perwakilan BPKP Kepulauan Riau melalui kegiatan yang bersifat assurance dalam bentuk audit atas laporan keuangan proyek yang didanai PHLN. Pada periode tahun 2014 telah dilakukan audit terhadap dua laporan keuangan PHLN untuk memenuhi permintaan pihak lenders/donor. Seluruh laporan keuangan proyek PHLN tersebut memperoleh opini WTP dengan rincian pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Audit BPKP atas Laporan Keuangan Proyek yang Didanai PHLN Selama Tahun 2014 No LENDER (GRANT/LOAN) NAMA PROGRAM JENIS OPINI 1 IBRD PNPM Mandiri Perdesaan WTP 2 IDB PNPM Mandiri Perkotaan WTP Perolehan opini WTP atas laporan keuangan proyek yang didanai oleh PHLN ini telah diaudit Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau dan disampaikan tepat waktu kepada lenders/donor sehingga meningkatkan kepercayaan lenders/donor kepada pihak pemerintah. Mengingat strategisnya proyek PHLN ini, baik dilihat dari jumlah alokasi dana maupun banyaknya cakupan beneficiaries/target groups, maka capaian opini WTP menjadi salah satu faktor penting dalam mempertimbangkan kesinambungan kegiatan dan pendanaan proyek selanjutnya. Adapun audit PHLN yang telah dilaksanakan selama tahun 2014 adalah sebagai berikut : Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 9

18 Tabel 4 Audit PHLN yang Telah Dilaksanakan Selama Tahun 2014 No Nama Kegiatan Keterangan PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Bintan Tahun 1 Anggaran 2013 (Loan IBRD No.7867/8079, TF /098862, IFAD 755) PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Karimun 2 Tahun Anggaran 2013 (Loan IBRD No.7867/8079, TF /098862, IFAD 755) PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Lingga Tahun 3 Anggaran 2013 (Loan IBRD No.7867/8079, TF /098862, IFAD 755) PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi Kepulauan Riau 4 Tahun Anggaran 2013 (Loan IBRD No.7867/8079, TF /098862, IFAD 755) 5 PNPM Mandiri Perkotaan Kota Batam Tahun Anggaran 2013 (Loan IDB IND 147 Istisna'a IDB IND-148 Jeddah Declaration IND-149 ISFD IND-150 dan Grant IND-151) 6 PNPM Mandiri Perkotaan Kota Tanjungpinang Tahun Anggaran 2013 (Loan IDB IND 147 Istisna'a IDB IND-148 Jeddah Declaration IND-149 ISFD IND-150 dan Grant IND-151) 7 PNPM Mandiri Perkotaan Kabupaten Bintan Tahun Anggaran 2013 (Loan IDB IND 147 Istisna'a IDB IND-148 Jeddah Declaration IND-149 ISFD IND-150 dan Grant IND-151) 8 PNPM Mandiri Perkotaan Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2013 (Loan IDB IND 147 Istisna'a IDB IND-148 Jeddah Declaration IND-149 ISFD IND-150 dan Grant IND-151) IBRD IBRD IBRD IBRD IDB IDB IDB IDB A.2 Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemerintah daerah Terkait dengan pemerintah daerah sebagai sebuah entitas pelayanan publik, penciptaan good governance merupakan tuntutan yang harus dilakukan dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, yang salah satunya adalah akuntabilitas yang harus dilaporkan secara akurat dan tepat waktu tentang informasi yang terkait dengan pertanggungjawaban anggaran dan kinerja. Bentuk pertanggungjawaban akuntabilitas pemda tersebut adalah penerbitan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). A.2.1 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Berdasarkan hasil audit Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Kepulauan Riau atas LKPD Tahun 2013, terdapat 8 (delapan) hasil audit Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 10

19 yang telah diterbitkan. Opini hasil audit keuangan Perwakilan BPK Provinsi Kepulauan Riau terhadap LKPD masih tetap seperti tahun sebelumnya, yaitu opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) diberikan untuk LKPD Tahun 2013 lima Pemda (Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna dan Kota Batam) dan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) untuk LKPD Tahun 2013 tiga pemda (Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Lingga dan Kota Tanjungpinang). Perkembangan opini BPK atas LKPD tahun terlihat dalam Tabel 5 dan Tabel 6 dibawah ini. Tabel 5 Persentase Perkembangan Opini BPK atas LKPD Tahun NO JENIS OPINI JUMLAH PEMDA WTP 2 25,00% 5 63% 5 63% 2 WDP 6 75,00% 3 37% 3 37% 3 TMP TW JUMLAH 8 100,00% 8 100,00% 8 100,00% Tabel 6 Perkembangan Opini BPK atas LKPD Tahun No. Pemda Provinsi Kepulauan Riau WTP WTP WTP 2 Kota Batam WDP WTP WTP 3 Kota Tanjungpinang WDP WDP WDP 4 Kabupaten Bintan WTP WTP WTP 5 Kabupaten Karimun WDP WTP WTP 6 Kabupaten Natuna WDP WTP WTP 7 Kabupaten Lingga WDP WDP WDP 8 Kabupaten Kepulauan Anambas WDP WDP WDP Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 11

20 Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Natuna Tahun 2013 telah mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Perwakilan BPK Provinsi Kepulauan Riau atau 63% dari laporan keuangan pemda yang ada. Sedangkan untuk opini WDP yang diberikan terhadap Kota Tanjungpinang, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Kepulauan Anambas, secara umum kondisinya sebagai berikut: a. Efektivitas SPIP pemda yang bersangkutan belum optimal. Hal ini terbukti dengan lemahnya pengendalian intern dalam pengelolaan akun kas, piutang, persediaan, pengelolaan aset; b. Kelemahan penganggaran dan penggunaan belanja barang, modal dan batuan sosial (bansos); c. Kurang tertibnya penyusunan dan penerapan kebijakan akuntansi pemda; d. Pencatatan transaksi yang kurang akurat dan tepat waktu; e. Kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan; f. Pengelolaan dana bergulir belum memadai; g. Masih kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pemda. Selain dari opini BPK, kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari hasil audit terhadap kewajaran penyajian informasi keuangan pada laporan keuangan BUMD terutama PDAM. Hasil audit atas laporan keuangan BUMD menjadi salah satu faktor penting dalam mengukur good corporate governance BUMD. Dari hasil audit atas laporan keuangan PDAM tahun 2013 di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, terdapat satu PDAM atau 33% dari total tiga PDAM yang memperoleh opini WTP, sedangkan dua PDAM lainnya tidak dilakukan audit atas laporan keuangan oleh kantor akuntan publik. Perkembangan hasil audit atas laporan keuangan PDAM tahun dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Perkembangan Opini Audit atas Laporan Keuangan PDAM No. Opini Jumlah PDAM Tahun 2012 Tahun WTP 2 67% 1 33% 2. WDP Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 12

21 No. Opini Jumlah PDAM Tahun 2012 Tahun TMP TW Jumlah 2 67% 1 33% Kami menyarankan kepada Gubernur Kepulauan Riau untuk mendorong pemda-pemda yang belum mendapat opini WTP agar menindaklanjuti rekomendasi BPK serta meningkatkan akuntabilitas pelaporan keuangannya melalui perbaikan sistem pengendalian intern pemerintah, pembenahan asset dan dana bergulir, serta meningkatkan kualitas SDM pengelola keuangan dan kegiatan. A.2.2 Upaya Peningkatan Kualitas LKPD Upaya BPKP untuk membantu pemda dalam meningkatan kualitas LKPD, antara lain melalui kegiatan pembimbingan teknis/asistensi kepada pemda dalam pengelolaan keuangan, penyusunan LKPD dan pendukungnya (BUMD, BLUD, dan badan lainnya), pemberian bantuan dalam mereviu penyusunan LKPD, pembinaan dan penguatan SPIP, pemberian jasa assurance terkait, serta pembinaan kompetensi inspektorat provinsi, kabupaten dan kota. Pada tahun 2014, telah dilakukan beberapa kegiatan pembinaan terhadap tujuh pemda atau 87,50% dari delapan pemda terkait dengan penyusunan Laporan Keuangan. Lingkup kegiatan pembinaan untuk tahun 2014, antara lain dalam bentuk: a. Pendampingan reviu atas LKPD; b. Pendampingan penyusunan LKPD, termasuk penataan BMD; c. Peningkatan kompetensi APIP; A Pendampingan Reviu atas LKPD Dalam rangka membantu pemda melakukan peningkatan kualitas LKPD tahun 2013, BPKP telah melakukan pendampingan penyusunan LKPD terhadap enam pemda yang dilanjutkan dengan pendampingan reviu atas LKPD tahun Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 13

22 Pendampingan reviu atas LKPD dilakukan terhadap tiga inspektorat kabupaten/kota dengan tujuan : 1. Memberikan keyakinan terbatas atas akurasi, kehandalan dan keabsahan informasi serta pengakuan, pengukuran dan pelaporan transaksi yang sesuai dengan Standar Akuntansi pemerintahan (SAP),. 2. Meningkatkan/memperbaiki sistem pengendalian intern tata kelola penatausahaan dan pengelolaan keuangan yang bermuara pada peningkatan kualitas LKPD (Neraca, LRA, LAK, dan CaLK), 3. Mempercepat penyelesaian tindak lanjut atas temuan pemeriksaan BPK atau APIP dalam rangka mencapai opini WTP dan meningkatkan kompetensi auditor APIP dalam melakukan tugasnya. 4. Terlaksananya transfer of knowledge atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian Laporan Keuangan. A Pendampingan Penyusunan LKPD Pada tahun 2014, jumlah pemda yang didampingi sebanyak tujuh pemda, dengan prioritas utama kepada pemda yang laporan keuangannya belum memperoleh opini WTP. Tujuan pendampingan penyusunan LKPD adalah meningkatkan kualitas LKPD yang sesuai dengan Standar Akuntansi pemerintahan (SAP) dan membantu terlaksananya transfer of knowledge atas penyusunan laporan keuangan. Terhadap pemda yang belum mendapatkan opini WTP, Perwakilan BPKP Kepulauan Riau bersama pemda-pemda terkait melakukan pemetaan dan penyusunan Rencana Aksi Peningkatan Opini Laporan Keuangan, yaitu kegiatan asistensi penataan aset, pencatatan dana bergulir, verifikasi piutang pajak bumi bangunan, dan pembinaan SPIP. Pendampingan penyusunan Laporan Keuangan dan Pengelolaan APBD, sebagian menggunakan program aplikasi SIMDA Keuangan yaitu untuk Kabupaten Karimun, Kota Tanjungpinang, dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Pendampingan untuk ketiga pemda lainnya, yakni Kota Batam, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga masih manual (tidak menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan). Dengan menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan, proses pencatatan keuangan, yaitu penganggaran, penatausahaan, dan penyusunan laporan keuangan, dilakukan Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 14

23 secara terkomputerisasi sehingga dapat meningkatkan kecepatan, keakuratan, dan kesesuaian pemrosesan informasi keuangan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Sampai dengan tahun 2014, jumlah pemda yang telah mengimplementasikan SIMDA adalah sebanyak tujuh pemda, yaitu Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Karimun, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga. Jenis SIMDA yang diimplementasikan meliputi SIMDA Keuangan yang berfokus pada penatausahaan keuangan daerah (tujuh pemda), SIMDA BMD yang berfokus pada manajemen aset (tujuh pemda), SIMDA Gaji yang berfokus pada penatausahaaan gaji, dan SIMDA Pendapatan yang berfokus pada penatausahaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). ini: Pemda yang menggunakan aplikasi SIMDA tercantum di Tabel 8 di bawah Tabel 8 Pemda yang Menggunakan Aplikasi SIMDA No 1 2 PEMDA Provinsi Kepulauan Riau Kota Tanjungpinang SIMDA KEUANGAN BMD PENDAPATAN - 3 Kota Batam - 4 Kabupaten Bintan 5 6 Kabupaten Karimun Kabupaten Natuna Kabupaten Lingga - 8 Kabupaten Kepulauan Anambas - KETERANGAN Simda pendapatan, dalam proses implementasi awal Simda Keuangan dalam proses implementasi awal Simda pendapatan, dalam proses implementasi awal Simda Keuangan dalam proses implementasi awal Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 15

24 Dengan mulai diberlakukannya standar Akrual Basis dalam sistem akuntansi keuangan pemerintah, maka Perwakilan BPKP Prov. Kepulauan Riau juga telah memberikan kegiatan sosialisasi Akrual Basis, pendampingan penyusunan Kebijakan Akuntansi dan Sistem Prosedur serta implementasi SIMDA versi terbaru yang sudah mengadopsi Akrual Basis yang telah dikembangkan oleh BPKP. Kegiatan ini akan terus berlanjut ditahun 2015 sehingga nantinya Laporan Keuangan Tahun 2015 Pemerintah Daerah se Provinsi Kepulauan Riau sudah disusun menggunakan Akrual Basis. Percepatan implementasi sistem akuntansi dengan Akrual Basis untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, memerlukan petugas pengelola keuangan yang handal. Agar hal tersebut terwujud, diperlukan adanya peningkatan kompetensi SDM APIP pada pemda yang dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan secara terprogram, pemberian sosialisasi, bimbingan teknis, dan workshop di bidang akuntansi dan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan. Kami sarankan kepada Gubernur Kepulauan Riau untuk mendorong Bupati dan Walikota sewilayah Prov. Kepulauan Riau untuk meningkatkan kapasitas pengelola keuangan dan penggunaan Program/ Aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan sistem akuntansi Akrual Basis. A Peningkatan Kompetensi SDM APIP Untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan juga diperlukan auditor yang memahami teknis akuntansi dan teknis auditing. Agar hal tersebut terwujud, diperlukan adanya peningkatan kompetensi SDM APIP pada pemda yang dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan secara terprogram, pemberian sosialisasi, bimbingan teknis, dan workshop di bidang akuntansi dan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan. Ditambahkan kegiatan yang terkait (diklat SPIP,diklat RLKP, bimtek tata kelola APIP) A.3. Penugasan SDM BPKP pada Instansi dan Pemda Dalam rangka percepatan peningkatan kualitas proses pengelolaan keuangan Pemerintah diperlukan SDM yang handal dan memiliki komitmen yang tinggi. Beberapa Instansi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau mengajukan permintaan tenaga dipekerjakan dalam rangka peningkatan kualitas laporan keuangan. Sampai Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 16

25 dengan tahun 2014 BPKP telah menugaskan 17 (tujuh belas) pegawai untuk diperkerjakan pada 1 (satu) K/L sebanyak 4 orang dan 5 pemda sebanyak 11 orang dan 1 Universitas sebanyak 2 orang, dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Tabel 9 dan table 10. Tabel 9 Jumlah SDM BPKP Dipekerjakan pada K/L, Pemda dan Universitas Berdasarkan Pemerintahan No. Pemerintahan Pegawai 1. BP Batam 4 2. Pemda Universitas Maritim Raja Ali Haji 2 Jumlah 17 Tabel 10 Jumlah SDM BPKP Dipekerjakan pada Instansi Pemerintah Berdasarkan Jabatan No. Jabatan Jumlah 1. Eselon II 7 2. Eselon III 9 3. Eselon IV 1 Jumlah 17 B. AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN PENGELOLAAN ASET Kebendaharaan umum negara (BUN) adalah kegiatan pengelolaan kas, utang dan hibah, investasi pemerintah, penerusan pinjaman, transfer ke daerah, Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 17

26 belanja subsidi dan belanja lain-lain, serta transaksi khusus badan lainnya oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Pengawasan BPKP terhadap akuntabilitas kegiatan BUN dilaksanakan berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan, sesuai dengan ketentuan Pasal 49 (2).b. PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian lntern Pemerintah. Tujuan pengawasan intern atas kegiatan BUN adalah menilai apakah kinerja pengelolaan kegiatan BUN telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Indikator keberhasilan atas pengawasan akuntabilitas pengelolaan BUN pada saat ini difokuskan terhadap optimalisasi penerimaan negara, penghematan cost saving, pengelolaan aset negara, dan penyerapan anggaran. B.1 Penghematan Pengeluaran Keuangan Negara Pengawasan terhadap pengeluaran keuangan negara dilaksanakan terhadap beberapa kegiatan yang dinilai masih dapat ditingkatkan penghematannya. Pengawasan dilakukan terhadap pengeluaran keuangan negara yang berasal dari klaim pengadaan barang dan jasa dan tagihan pihak ketiga yang telah menghasilkan potensi penghematan pengeluaran negara sebesar Rp ,00 B.1.1 Tagihan Pihak Ketiga dan Audit Operasional Pengawasan terhadap pengeluaran keuangan negara untuk kegiatan operasional instansi pemerintah dilaksanakan terhadap pengajuan pembayaran tagihan pihak ketiga kepada instansi tersebut. Potensi penghematan/koreksi atas nilai pengajuan pembayaran yang dihasilkan dari audit ini sebesar Rp ,00 Tagihan pihak ketiga dan audit operasional yang cukup materiil, antara lain: 1) PNPM Mandiri Perdesaan pada Kabupaten Bintan, terdapat kelebihan pembayaran atas pekerjaan fisik senilai Rp ,00, kuitansi bukti biaya konsumsi yang tidak dapat dinyakini kebenarananya senilai Rp ,00, penyalahgunaan uang angsuran pinjaman Kelompok UEP sebesar Rp ,00, dan sisa uang muka DOK yang belum dipertanggungjawabkan sebesar Rp ,00. 2) PNPM Mandiri Perdesaan pada Kabupaten Karimun, Terdapat kelebihan pembayaran dalam penggantian biaya transportasi peserta pelatihan senilai Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 18

27 Rp ,00, dan bukti pembayaran biaya sewa alat berat pada TPK Sungai Asam melebih jumlah yang dibayarkan senilai Rp ,00. 3) Hasil verifikasi atas kekurangan pembayaran Tunjangan Profesi Guru PNSD untuk wilayah provinsi Kepulauan Riau menunjukkan bahwa Tunjangan Profesi Guru PNSD yang harus dibayar Pemerintah adalah sebesar Rp ,00. Hasil verifikasi juga menunjukkan terdapat kelebihan pembayaran Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (TPG-PNSD) kepada sejumlah guru karena jumlah jam mengajarnya kurang, mengajar tidak sesuai dengan mata pelajaran dalam sertifikat pendidik, menjalankan cuti, pensiun, dan promosi ke jabatan struktural, yang terjadi pada enam kabupaten dan kota (Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Natuna. Kelebihan pembayaran tersebut sebesar Rp ,00; 4) Hasil verifikasi atas kekurangan pembayaran Tunjangan Profesi Guru Agama untuk wilayah provinsi Kepulauan Riau menunjukkan bahwa Tunjangan Profesi Guru Agama yang harus dibayar Pemerintah adalah sebesar Rp ,00. Hasil verifikasi juga menunjukkan terdapat kelebihan pembayaran TPG Agama kepada sejumlah guru karena jumlah jam mengajarnya kurang, menjalankan cuti, pensiun, yang terjadi pada 2 (dua) kabupaten (Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna). Kelebihan pembayaran tersebut bertotal sebesar Rp ,00; 5) Hasil audit klaim dana Jamkesmas atas Rumah Sakit-Rumah Sakit di wilayah Provinsi Kepulauan Riau menghasilkan jumah dana Jamkesmas yang harus dibayar oleh Pemerintah sebesar Rp ,95. a) Audit juga menemukan adanya penerimaan jasa giro yang belum disetor ke kas negara. Jasa giro merupakan hasil pengelolaan dana luncuran untuk kegiatan klaim Jamkesmas pada:rsud Kabupaten Natuna senilai Rp ,00 b) RSUD Embung Fatimah dan Rumah Sakit Casa Medica Kota Batam senilai Rp ,00 Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 19

28 6) Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), terdapat pencatatan pengeluaran BPP melebihi nilai SPJ beserta bukti-bukti pendukungnya senilai Rp ,00. terdapat biaya perjalanan dinas tidak dapat dipertanggungjawabkan karena bukti-bukti pendukung diragukan kebenarannya senilai Rp ,00. Terdapat jasa giro dan pajak pada rekening bendahara pengeluaran Sekretariat Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau yang belum disetorkan pada Kas Negara senilai Rp ,00. 7) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Tanjungpinang, terdapat pajak yang telah dipungut namun belum disetor ke kas negara senilai Rp ,00 B.2 Pengelolaan Aset Negara Pengawasan BPKP terhadap BUMN/BUMD/BLUD dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan investasi pemerintah kepada BUMN/BUMD berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik, antara lain: a. Penerapan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD); b. Manajemen aset; c. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi PDAM (SIA PDAM); d. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). e. Sosialisasi dan pengembangan Good Corporate Governance (GCG). Kegiatan pengawasan terhadap BUMN/BUMD dan badan lainnya pada tahun 2014 dilaksanakan pada empat BLUD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan dua PDAM serta satu Perusda atau 30,43% dari dua puluh tiga BUMD yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, dengan penjelasan sebagai berikut : a) Bimbingan teknis penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK dan SAK ETAP, yaitu untuk BLUD RSUD Kabupaten Karimun, BLUD RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang dan PDAM Kabupaten Lingga; b) Audit kinerja terhadap PDAM Tirta Kepri, PDAM Kabupaten Lingga, dan Perusda Kota Tanjungpinang; c) Sosialisasi dan pengembangan infrastruktur GCG pada PDAM Tirta Kepri, PDAM Kabupaten Lingga, RSUD Kota Tanjungpinang, dan RSUD Provinsi Kepulauan RiauTanjung Uban; d) Asistensi Sistem Informasi Akuntansi PDAM Tirta Kepri; Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 20

29 e) Pendampingan Penyusunan Kebijakan Akuntansi BLUD RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang, RSUD Kota Tanjungpinang dan RSUD Kabupaten Karimun; f) Pendampingan Penyusunan Lap.Keuangan Badan Layanan Umum Daerah RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang dan RSUD Kabupaten Karimun; g) Evaluasi Kinerja Badan Layanan Umum Daerah pada RSUD Kota Tanjungpinang dan RSUD Kabupaten Karimun dan RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjung Uban; h) Bimtek Penyusunan Dokumen Persyaratan Administrasi bagi tiga Puskesmas menuju PPK BLUD pada Pemda Kabupaten Karimun; Kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2014 terlihat dari Tabel 11 dibawah ini. No 1 2 Tabel 11 Kegiatan Pengawasan terhadap BUMD dan Badan Lainnya Pada Tahun 2014 Nama BUMD RSUD Provinsi Kepri Tanjungpinang RSUD Provinsi Kepri Tanjung Uban Bimtek dan Peny. LK SAK/SAK ETAP Bimtek dan Peny. LK BLUD Kegiatan Bimtek dan Peny. Kebijakan Akuntansi SIA PDAM Audit Kinerja Sosialisas i dan pengemba ngan GCG RSUD Karimun RSUD Kota Tanjung Pinang PDAM Tirta Kepri PDAM Kabupaten Lingga BUMD Kota Tanjungpinang Puskesmas Kabupaten Karimun Jumlah Kinerja PDAM dinilai berdasarkan pedoman penilaian menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 47 tahun 1999 tanggal 31 Mei PDAM Tirta Kepri Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 21

30 mendapatkan nilai 51,99 yang tergolong cukup. Disamping itu dinilai juga tingkat kesehatan berdasarkan indikator yang dikeluarkan oleh BPPSPAM Kementerian Pekerjaan Umum dengan nilai 2,715 atau dalam kategori kurang sehat.terdapat penurunan kinerja yang disebabkan oleh penurunan dalam rasio laba terhadap aktiva produktif, penurunan rasio laba terhadap penjualan, tingginya kehilangan air, penurunan cakupan pelayanan, dan belum adanya perbaikan kinerja dari aspek administrasi. PDAM Kabupaten Lingga mendapatkan nilai 47,69 yang tergolong cukup. Disamping itu dinilai juga tingkat kesehatan berdasarkan indikator yang dikeluarkan oleh BPPSPAM Kementerian Pekerjaan Umum dengan nilai 2,88 atau dalam kategori sehat. Terdapat kenaikan kinerja yang disebabkan oleh rasio aktiva lancar terhadap utang lancar dan rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi yang membaik. Kinerja BUMD Kota Tanjungpinang dinilai berdasarkan kriteria yang terdapat dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan kriteria tersebut, BUMD Kota Tanjungpinang memperoleh nilai sebesar 27,50 dengan kategori CCC atau tidak sehat. Kondisi tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya pendapatan yang diikuti dengan menurunnya laba, tingkat perputaran piutang yang cukup lama, dan adanya beberapa kebijakan yang kurang tepat dalam menentukan usaha lainnya. Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau melakukan evaluasi Kinerja pada BLUD RSUD di Provinsi Kepulauan Riau dengan hasil evaluasi kinerjanya sebagai berikut; 1) RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjung Uban yang memperoleh skor kinerja sebesar 63,00 atau dalam katagori Kurang Sehat. 2) RSUD Kabupaten Karimun yang memperoleh skor kinerja sebesar 76,35 dalam kategori Sehat. 3) RSUD Kota Tanjungpinang yang memperoleh skor kinerja sebesar 62,80 atau dalam kategori Kurang Sehat. Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 22

31 Faktor penyebab rendahnya capaian kinerja tersebut antara lain; a. Sarana prasarana yang masih kurang memadai, misalnya terbatasnya jumlah ruangan pasien rawat inap, fasilitas bangunan yang belum bisa dimanfaatkan, dan kurangnya tempat tidur pasien; b. System antrian pasien di loket pendaftaran yang kurang efisien; c. Terbatasnya kapasitas poli rawat jalan; d. Ruang operasi tidak berjalan dengan system 24 jam; e. Kecepatan pelayanan resep obat terlalu lama di banding kriteria maksimal 8 menit; f. Rata-rata waktu tunggu pasien dalam pelayanan rawat jalan lebih lama dari kriteria maksimal 30 menit; g. Belum melakukan pengukuran terhadap capaian dari implementasi SPM; h. Tidak adanya program pembinaan oleh RSUD kepada Puskesmas; i. Tidak dilakukannya uji AMDAL secara berkala; Disamping itu, ketiga RSUD yang di evaluasi telah mempunyai Sistem Informasi Rumah Sakit namun belum bisa untuk menyusun laporan keuangan. Kami sarankan kepada Gubernur Kepulauan Riau untuk meningkatkan kinerja BUMD di wilayah Provinsi Kepulauan Riau terutama terhadap BUMD dan BLUD berkinerja tidak sehat dengan memperbaiki kemampuan manajemen. B.3 Evaluasi Penyerapan Anggaran Evaluasi penyerapan anggaran dilaksanakan untuk mengidentifikasi tingkat penyerapan anggaran per semester, tujuan evaluasi penyerapan anggaran bertujuan untuk memperoleh informasi tentang penyerapan anggaran, mengidentifikasi permasalahan yang menghambat penyerapan anggaran, serta memberi saran dan langkah-langkah strategis dalam percepatan penyerapan anggaran. B.3.1 Evaluasi Penyerapan Anggaran Pusat Pada tahun 2014 telah dilakukan evaluasi penyerapan anggaran dana APBN periode 1 Januari 2014 sampai dengan 30 Juni 2014 pada satker di Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, Kementerian Hukum Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 23

32 dan HAM, Kementerian Agama, KPU, Bawaslu, Kejaksaan RI, BPN dan Badan Meterologi,Klimatologi dan Geofisika (BMG). Hasil evaluasi penyerapan anggaran pada satker tersebut di atas menunjukkan masih rendahnya penyerapan belanja barang, belanja modal dan belanja bantuan sosial, kondisi ini antara lain disebabkan; a. Belum adanya Petunjuk Operasional Kegiatan dari pusat b. Petunjuk Teknis pelaksanaan kegiatan masih berupa draft. c. Adanya revisi DIPA yang menyebabkan proses pengadaan Barang dan Jasa baru dimulai bulan Agustus. d. KPA yang ditunjuk tidak melaksanakan fungsi secara efektif. e. Adanya MAK yang bertanda bintang dan baru di buka bulan Maret f. Adanya keterbatasan SDM yang menangani kegiatan dan administrasi keuangan. Kami sarankan kepada Gubernur untuk mendorong Kepala-kepala Satker Instansi Pusat untuk meningkatkan serapan anggaran APBN terutama belanja barang, belanja modal dan belanja bantuan social sejak awal tahun anggaran. B.3.2 Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemda Pada Tahun 2014 dilakukan evaluasi penyerapan anggaran terhadap realisasi anggaran pada periode 1 Juli 2013 sampai dengan 31 Desember 2013 pada Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Provinsi Kepulauan Riau. Pada Semester I Tahun 2014 Evaluasi dilaksanakan terhadap realisasi anggaran pada periode 1 Januari 2014 sampai dengan 30 Juni 2014 pada Pemerintah Kabupaten Bintan dan Kabupaten Karimun. Hasil evaluasi penyerapan anggaran pada masing-masing Pemda tersebut di atas menunjukkan masih rendahnya realisasi belanja barang dan jasa, belanja modal, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial. Kondisi ini terutama disebabkan oleh keterlambatan penetapan APBD-P, keterlambatan penetapan pejabat yang bertangungjawab terhadap suatu kegiatan, masih rendahnya kompetensi sumber daya manusia dalam proses penyusunan anggaran, keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak terpenuhinya persyaratan administrasi oleh calon penerima hibah dan bantuan sosial. Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 24

33 Kami sarankan kepada Gubernur Kepulauan Riau meningkatkan serapan APBD Pemda-pemda di wilayah Provinsi Kepulauan Riau terutama pada belanja barang dan jasa, belanja modal dan belanja hibah dan bantuan dengan memperbaiki ketaatan periode penyusunan anggaran, serta peningkatan kompetensi SDM pengelola anggaran dan pengelola kegiatan. B.4 Verifikasi Pertanggungjawaban Dana Bantuan Hibah Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Prov. Kepulauan Riau melakukan verifikasi dana hibah terhadap dana hibah Kementerian Agama untuk Panitia MTQ Nasional XXV Prov. Kepulauan Riau dan dan audit hibah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau untuk Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH). Pelaksanaan verifikasi dan audit dana bantuan bertujuan untuk memastikan bahwa dana bantuan telah digunakan sesuai proposal kegiatan yang disampaikan. Jumlah dana bantuan diterima oleh Panitia MTQ Nasional XXV dari Kementerian Agama sesuai dengan SK Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.II/517 Tahun 2014 tanggal 14 Mei 2014 ke rekening panitian MTQ sebesar Rp ,00 dari pagu anggaran sebesar Rp1 Milyar. Hasil verifikasi atas pelaksanaan MTQ Nasioanl XXV, antara lain sebagai berikut; a. Panitia MTQ belum menyampai surat pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan kepada Dirjen Bimas Islam; b. Tidak adanya SOP dan pengaturan Tupoksi MTQ Nasional XXV yang mengakibatkan terjadinya pembebanan yang tidak tepat terhadap anggaran panitia MTQ nasional XXV; c. Adanya PPh atas pembayaran honor/bonus penari, pembayaran jasa kebersihan, keamanan dan maintenance yang belum dipungut dan disetor ke Kas Negara; d. Adanya pembayaran honor Dewan juri pawai Ta aruf tidak sesuai dengan Standar Satuan Harga (SSH) yang diterbitkan Gubernur kepulauan Riau. Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau telah melaksanakan audit operasional Dana Hibah pada Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) tahun atas permintaan dari Rektor Umrah Nomor 1451/UN53.0/TU/2014 tanggal 28 Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan 25

Suplemen Rencana Strategis

Suplemen Rencana Strategis Suplemen Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat 2010-2014 Lampiran Keputusan Nomor KEP-2220/PW14/1/2012 Tanggal 28 Desember 2012 SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

L a p o r a n R e a l i s a s i R K T B u l a n D e s e m b e r Halaman 1

L a p o r a n R e a l i s a s i R K T B u l a n D e s e m b e r Halaman 1 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jalan Tamalanrea Raya No. 3 Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar Kotak Pos :176 Telepon 0411-590591; 590592, Fax :0411-590595

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat PERJANJIAN KINERJA P enetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran : 2014 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT

Lebih terperinci

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja INFORMASI KINERJA Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggarannya.

Lebih terperinci

8 April Nomor : LKIN-1044/PW21/1/2014 Lampiran : Satu Berkas H a l : Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2014

8 April Nomor : LKIN-1044/PW21/1/2014 Lampiran : Satu Berkas H a l : Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Bumi Tamalanrea Raya No. 3 (BTP) Kotak Pos 176 Telp. (0411) 590591, 590592; E-mail: sulsel@bpkp.go.id Fax (0411) 590595

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Memuaskan

Ringkasan Eksekutif Memuaskan Ringkasan Eksekutif Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012 telah menyajikan capaian kinerja selama tahun 2012 dikaitkan dengan perencanaan kinerja untuk tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012 LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA / DAERAH PADA PROVINSI PAPUA TAHUN 2012 Nomor: LAP- 20/PW26/1/2012 Tanggal: 18 Januari 2012 LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2014 NOMOR : LHPP - 20/PW 17/1/2015 TANGGAL : 14 JANUARI 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah NOMOR: LAKIP - 023 /PW18/1/2014 TANGGAL 21 JANUARI 2014 Ringkasan

Lebih terperinci

[LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014] KATA PENGANTAR

[LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014] KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nomor : LKIN-991/PW/17/1/2013 Tanggal : 31 DESEMBER 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis Ringkasan Eksekutif Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mengantar BPKP memasuki babak baru yang menegaskan peran BPKP sebagai Auditor

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 32,5 Banjarbaru 70711 Telp: (0511) 4781116 Faksimili : (0511) 4774501 email : kalsel@bpkp.go.id,

Lebih terperinci

Pencapaian Target Kinerja Triwulan III Tahun 2014 Dalam Rangka Pencapaian Tujuan

Pencapaian Target Kinerja Triwulan III Tahun 2014 Dalam Rangka Pencapaian Tujuan BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Bumi Tamalanrea Raya No. 3 (BTP) Kotak Pos 176 Telp. (0411) 590591, 590592; E-mail: sulsel@bpkp.go.id Fax (0411) 590595

Lebih terperinci

Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018

Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018 Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018 Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara 2017 Sekapur Sirih Untuk mewujudkan Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 NOMOR : LEK-4./PW09/1/2014 TANGGAL : 08 Januari 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2.1 1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang diselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

SELAYANG PANDANG BPK PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

SELAYANG PANDANG BPK PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SELAYANG PANDANG BPK PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Lembaga negara yang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara bebas dan mandiri Berkedudukan di ibukota negara Memiliki perwakilan

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Papua Barat yang sebelumnya wilayah kerjanya berada/merupakan bagian dari Perwakilan BPKP Provinsi Papua telah menyusun

Lebih terperinci

REALISASI PENUGASANN BULAN INI

REALISASI PENUGASANN BULAN INI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jalan Tamalanrea Raya No. 3 Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar Kotak Pos :176 Telepon 0411-590591; 590592, Fax :0411-590595

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN IV TA 2013

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN IV TA 2013 FORMULIR A Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 November 2006 DIISI OLEH PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN IV TA 2013 I. DATA UMUM 1. Nomor

Lebih terperinci

No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan L aporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Tengah (LAKIP) disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Tengah dalam mencapai sasaran strategis

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia LAPORAN KINERJA 2014 BPKP untuk Indonesia Nomor: LKIN- 502/K.SU/01/2015 Tanggal: 26 Februari 2015 Ringkasan Eksekutif B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kewajiban penyelenggaraan Pemerintahan Daerah telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah termasuk dalam hal pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENGAWASAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

LAPORAN HASIL PENGAWASAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan

Lebih terperinci

REALISASI PENUGASANN BULAN INI

REALISASI PENUGASANN BULAN INI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jalan Tamalanrea Raya No. 3 Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar Kotak Pos :176 Telepon 0411-590591; 590592, Fax :0411-590595

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang kemudian dikerucutkan menjadi pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. Selain itu juga akan dijelaskan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 73/DPD RI/IV/2012 2013 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER II TAHUN 2012 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 73/DPD RI/IV/2012 2013

Lebih terperinci

I. UMUM. Saldo...

I. UMUM. Saldo... PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2010 I. UMUM Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SIARAN PERS Terjadi Peningkatan Kualitas dalam Penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga LKPP 2009 Wajar Dengan Pengecualian Jakarta, Selasa (1 Juni 2009) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN 63 BAB III OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Untuk

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. A. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan

RINGKASAN EKSEKUTIF. A. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan KATA PENGANTAR Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2013 menggambarkan hasil-hasil pengawasan yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam melaksanakan amanah Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013 Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2014 27 Maret 2013 Lampiran Keputusan Nomor KEP- 16/PW27/1/2013 BUTIR-BUTIR TAMBAHAN RENSTRA PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 140 / 26 / III /2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN INSPEKTORAT PROVINSI GORONTALO

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 140 / 26 / III /2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN INSPEKTORAT PROVINSI GORONTALO GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 140 / 26 / III /2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN INSPEKTORAT PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 GUBERNUR GORONTALO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntabilitas merupakan suatu bentuk kewajiban pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah dalam melaksanakan

Lebih terperinci

STRATEGI PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015

STRATEGI PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA STRATEGI PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015 oleh: DIREKTUR PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013 2012, No.1059 6 LAMPIRAN: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Lebih terperinci

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan Program Strategis Kementerian PAN dan RB, ANRI, BKN, BPKP dan LAN Dalam Rangka Percepatan Pencapaian Target Prioritas I Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola dalam RPJMN tahun 2010-2014 A. Pendahuluan Oleh

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2013 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014

Lebih terperinci

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (065) LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Audited) Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 44 Jakarta Selatan 12190 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

Disampaikan dalam Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPRD Kabupaten Banyumas Jakarta, 6 Februari 2014

Disampaikan dalam Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPRD Kabupaten Banyumas Jakarta, 6 Februari 2014 Disampaikan dalam Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPRD Kabupaten Banyumas Jakarta, 6 Februari 2014 SETYANTA NUGRAHA KARO ANALISA APBN SETJEN DPR RI 6/1/2014 Biro Analisa APBN 1 PROFIL APBN 2014 175.35 (5%)

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) BAGIAN ANGGARAN 065 LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) Jl. Jenderal Gatot Subroto No.44 Jakarta Selatan 12190 KATA PENGANTAR Sebagaimana

Lebih terperinci

[LAPORAN HASIL PENGAWASAN TAHUN 2013] KATA PENGANTAR

[LAPORAN HASIL PENGAWASAN TAHUN 2013] KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Peran BPKP sesuai amanah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

BPKP. Rencana strategis. Perubahan

BPKP. Rencana strategis. Perubahan No. 1059, 2014 BPKP. Rencana strategis. Perubahan PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

SUPLEMEN RENSTRA TAHUN

SUPLEMEN RENSTRA TAHUN SUPLEMEN RENSTRA TAHUN 2010-2014 NOMOR : KEP-1/PW18/1/2013 TANGGAL : 3 JANUARI 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan Negara Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa

Lebih terperinci

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5341 KEUANGAN NEGARA. Pertanggungjawaban. APBN 2011. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 178) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance and clean government), maka penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan tugas dan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 2013 SUPLEMEN RENSTRA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2010-2014 LAMPIRAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BPKP

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

Nomor. 6 Januari Satu Berkas. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal RKT REALISAS 1. dari rencana sebesar 55 LHP PKPT.

Nomor. 6 Januari Satu Berkas. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal RKT REALISAS 1. dari rencana sebesar 55 LHP PKPT. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jln Tamalanreaa Raya No. 3 Bumi Tamalanreaa Permai ( BTP ) MakassarKotak Pos :176 Telepon 0411-590591; 590592, Fax :0411-590595

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. - 2 - Mengingat : 1. Peraturan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi (Lembaran Negara Republik Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2013]

KATA PENGANTAR [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2013] KATA PENGANTAR Peran BPKP sesuai amanah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR Nomor : LAP-1/PW13/2013 Tanggal : 02 Januari 2013 LAKIP 2012 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur KATA PENGANTAR aporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN LAPORAN BULANAN REALISASI PELAKSANAAN RKT BULAN MARET 2011 Nomor : LAP - 668/PW21/1/2011 Tanggal : 06 APRIL 2011 BADAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014 NOMOR : LHPP - 18/PW17/1/2015 TANGGAL : 14 JANUARI 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENDESA PDTT DALAM MEWUJUDKAN OPINI WTP

AKUNTABILITAS KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENDESA PDTT DALAM MEWUJUDKAN OPINI WTP AKUNTABILITAS KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENDESA PDTT DALAM MEWUJUDKAN OPINI WTP PAPARAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN DESA, PDTT 18 Mei 2017 KEWAJIBAN UNTUK MENJAWAB DAN MENERANGKAN KINERJA DAN

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008 I. UMUM Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Nomor: LKIN-007/PW03/6/2017 Tanggal: 10 Januari 2017 DAFTAR ISI Ikhtisar Kinerja Bab III Akuntabilitas Kinerja Kata Pengantar... Daftar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009 www.bpkp.go.id KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009 KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 30 Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 30 Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 30 Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang terkait lainnya, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)

Lebih terperinci

Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012

Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012 28 Desember 2012 Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah mengeluarkan peraturan peraturan mengenai laporan keuangan agar tercipta Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang benar. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bentuk pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bentuk pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga pemerintahan memang lebih terkesan sebagai lembaga politik dari pada lembaga ekonomi. akan tetapi lembaga pemerintahaan juga memiliki aspek sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. Terselenggaranya tata kelola pemerintah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Setelah penulis menggali dan mengganalisis data temuan BPK RI Perwakilan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Setelah penulis menggali dan mengganalisis data temuan BPK RI Perwakilan 88 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1 Kesimpulan Setelah penulis menggali dan mengganalisis data temuan BPK RI Perwakilan Lampung dari laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan partisipan yang memperoleh

Lebih terperinci

REALISAS. 15 Agustus /2013 Satu Berkas. Nomor. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal. RKT Bulan Juli 2013

REALISAS. 15 Agustus /2013 Satu Berkas. Nomor. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal. RKT Bulan Juli 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jln Tamalanreaa Raya No. 3 Bumi Tamalanreaa Permai ( BTP ) MakassarKotak Pos :176 Telepon 0411-590591; 590592, Fax :0411-590595

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Provinsi Kalimatan Tengah merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun 2015 yang memuat realisasi kinerja dan capaian kinerja

Lebih terperinci

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, merupakan pertanggungjawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Berangkat dari pemikiran tersebut, Perwakilan

Lebih terperinci