KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 81

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 81"

Transkripsi

1 BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 4.1. Konsep Perencanaan Kawasan Visi Pembangunan Secara umum Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di sertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan. Visi adalah tujuan atau sasaran yang ingin di capai sedangkan misi adalah adalah cara untuk mewujudkan visi tersebut. Adapun visi dalam perencanaan PLPBK di Kawasan Prioritas Lingkungan VI Kelurahan Sei Raja adalah Mewujudkan masyarakat cerdas, ramah, indah dan asri yang disingkat dengan CERIA 1. Menyediakan Akses Jalan dan Drainase yang Memadai 2. Menyediakan Prasarana Air Bersih 3. Menyediakan Prasarana Sanitasi yang Layak 4. Ruang terbuka yang dapat menampung banyak kegiatan warga 5. Meningkatkan Kualitas Permukiman 6. Menjalin Kerjasama dengan Mewujudkan Kelestarian Lingkungan Hidup Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan Berdasarkan peraturan menteri pekerjaan umum nomor 06/PRT/M/2007 tentang pedoman umum rencana tata bangunan dan lingkungan, konsep perencanaan struktur tata bangunan dan lingkungan merupakan suatu gagasan perancangan dasar pada skala makro, dari intervensi desain struktur tata bangunan dan lingkungan yang hendak dicapai pada kawasan perencanaan, terkait dengan struktur keruangan yang berintegrasi dengan kawasan sekitarnya secara luas, dan dengan mengintegrasikan seluruh komponen perancangan kawasan yang ada. Adapun kriteria penyusunannya adalah sebagai berikut: a. Merupakan perwujudan realistis dari Visi Pembangunan b. Merupakan sintesa dari identifikasi permasalahan, potensi dan prospek kawasan perencanaan yang dilakukan pada tahapan analisis c. Membentuk/memperkuat karakter dan identitas suatu tempat d. Memperhatikan keterkaitan makro dengan struktur ruang kota, dan keterkaitan mikro dengan lingkungan eksisting sekitarnya e. Mengintegrasikan seluruh elemen rancang bangunan Konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan kawasan prioritas harus disesuaikan dengan visi pembangunan kawasan yaitu Mewujudkan Kawasan yang Cerdas, Ramah, Indah dan Asri. Visi ini mengartikan bahwa konsep perancangan kawasan prioritas harus membangun atau memperbaiki kualitas lingkungan bermukim warga kawasan prioritas dalam hal ini adalah jaringan prasarana permukiman untuk memenuhi kebutuhan bermukim di masa yang akan datang. Penjabaran dari visi kawasan prioritas adalah sebagai berikut: - - Mewujudkan masyarakat yang selalu berpikir cerdas menatap jauh ke depan, walaupun sebagian besar masyarakat kawasan prioritas merupakan masyarakat yang termasuk kedalam kriteria relatif berpendidikan formal rendah akan tetapi bukan suatu halangan untuk mewujudkannya Mewujudkan masyarakat yang ramah terhadap lingkungannya. Harmonisasi antara manusia dengan lingkungan sekitarnya akan mendapatkan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan - Mewujudkan lingkungan binaan yang indah dan asri. Lingkungan binaan yang ingin diwujudkan bukan hanya indah secara estetika akan tetapi juga lingkungan yang asri penuh pepohonan dan tanaman hias yang dapat menyejukkan tubuh dan jiwa BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 81

2 4.1.3 Konsep Komponen Perancangan Kawasan Intensitas Pemanfaatan Lahan Konsep komponen perancangan kawasan terhadap intensitas pemanfaatan lahan utama adalah perencanaan perbaikan terhadap jalan beserta drainasenya di kawasan prioritas demi kemudahan aksebilitas dan sirkulasi warga. Konsep pengembangannya adalah perencanaan jalur hijau di sepanjang jalan lingkungan dan sempadan sungai, perencanaan balai rembug warga, perencanaan sanitasi umum, perencanaan gapura, perencanaan ruang terbuka umum, dan turab penahan erosi di pinggiran sungai Tata Bangunan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Bangunan yang ada di kawasan prioritas perlu ditata untuk menyediakan ruang gerak dan ruang terbuka sehingga menjaga kualitas udara didalamnya. KDB di kawasan rata-rata adalah 70% - 80% sehingga hanya menyisakan sedikit ruang bagi Koefisien Dasar Hijau (KDH) sedangkan untuk Koefien Lantai Bangunan (KLB) seluruhnya adalah 1 yang artinya tidak ada bangunan bertingkat. Persyaratan koefisien dasar bangunan (KDB) pada wilayah prioritas ini masih belum memenuhi standar yang telah ditentukan, tujuan dari KDB dan KLB dimaksudkan untuk mengantisipasi kepadatan kawasan (secara makro) dan kepadatan bangunan (secara mikro Sedangkan persyaratan tinggian bangunan (TB) dimaksudkan untuk pengaturan bangunan agar tercipta lingkungan yang memenuhi syarat-syarat estetika, keamanan, kenyamanan fisik dan psikis serta keserasian antar bangunan Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Jaringan jalan yang tersedia di kawasan prioritas adalah berhirarki jalan lokal dan jalan lingkungan. Setiap jalan harus terhubungkan dengan jalan lainnya. Jaringan jalan di kawasan prioritas secara fisik masih belum memenuhi standar dan banyak yang mengalami rusak berat Jalur penghubung antara kawasan dengan wilayah luar dihubungkan dengan sebuah jembatan kayu yang juga tidak memenuhi standar dari keamanan dan kenyamanan Kawasan prioritas dapat diakses melalui jalur air sungai. Sarana tambat labuh sebagai tempat kapal-kapal bersandar sudah dalam kondisi sangat tidak layak Konsep pengembangan jaringan jalan yang akan diterapkan di kawasan prioritas antara lain: Konsep sistem sirkulasi dan jalur penghubung di dalam kawasan harus harus dibenahi dan menjadi prioritas utama dalam pembangunannya karena kalau tidak, maka kawasan prioritas akan selamanya menjadi daerah kumuh dan terisolir Sistem Ruang terbuka dan Tata Hijau Tujuan Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan; 1. Meningkatkan lingkungan hidup kawasan yang nyaman, segar, indah bersih dan sebagai sarana pengamanan lingkungan 2. menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna Peranan RTH bagi pengembangan kota adalah sebagai berikut; a. Alat pengukur iklim amplitude (klimatologis). Penghijauan memperkecil amplitude variasi yang lebih besar dari kondisi udara panas ke kondisi udara sejuk b. Penyaring udara kotor (protektif). Penghijauan dapat mencegah terjadinya pencemaran udara yang berlebihan oleh adanya asap kendaraan, asap buangan industri dan gas beracun lainnya c. Sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh tepi jalan sebagai tempat hidup satwa burung / unggas d. Sebagai penunjang keindahan (estetika) tanaman ini memiliki bentuk tekstur dan warna yang menarik BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 82

3 e. Mempertinggi kualitas ruang kehidupan lingkungan. Ditinjau dari sudut planologi, penghijauan berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu elemenelemen (bangunan) yang ada disekelilingnya. Berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu elemen-elemen (bangunan) yang ada disekelilingnya. Dengan demikian, dapat tercipta lingkungan yang kompak dan asri Adapun manfaat RTH diwilayah perkotaan antara lain sebagai berikut : 1. memberikan kesegaran, kenyamanan dan keindahan lingkungan sebagai paru-paru kota 2. memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota 3. memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga dan buah 4. sebagai tempat hidup satwa dan plasma nutfah 5. sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi aliran air permukaan, menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah agar kesuburan tanah tetap terjamin 6. sirkulasi udara dalam kota 7. sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi Tata Kualitas Lingkungan Adapun konsep dari penataan kualitas lingkungan kawasan adalah penataan lingkungan sehingga menjadi kawasan yang teratur, bersih dan sehat serta berwawasan lingkungan. Penataan bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan kawasan secara keseluruhan tidak hanya ditinjau penampilan fasade lingkungan akan tetapi dari sudut ekonomi, sosial dan budaya Sistem Prasarana dan Utilitas Untuk memenuhi kebutuhan warga akan air bersih sangat penting dibangun sarana air bersih komunal yang dapat dipergunakan seluruh warga b. Listrik Konsep yang diarahkan untuk penataan jaringan listrik adalah lebih kepada upaya untuk mengatasi gangguan visual kabel udara jaringan listrik. Konsep pengembangan jaringan listrik yang diarahkan pemindahan tiang listrik yang berada di daerah milik jalan di dalam kawasan c. Drainase sistem pengembangan drainase sejalan dengan pengembangan perbaikan jalan. Aliran air drainase langsung mengalir menuju sungai kapias tanpa melalui pengolahan air terlebih dahulu. Konsep pengembangannya membuat pengolahan air komunal atau pengolahan air masing-masing setiap rumah d. Persampahan Kawasan prioritas tidak memiliki sistem persampahan, sehingga sampah warga hanya dibakar atau dikumpulkan kedalam suatu lubang bahkan banyak yang membuang sampah sembarangan Konsep yang diarahkan untuk jaringan persampahan di kawasan prioritas adalah jaringan persampahan yang bersifat mandiri. Warga kawasan prioritas memiliki tempat sampah pribadi dan mampu membedakan antara sampah organik dan sampah an-organik. e. Sanitasi Sebagian besar masyarakat tidak mempunyai sistem sanitasi yang layak dan memenuhi syarat kesehatan. Konsep pengembangannya adalah pembuatan tangki septik komunal yang menampung beberapa rumah dan pembuatan MCK Umum a. Air bersih Dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih warga memanfatkan air sungai kapias dan sumur. Sebagian kecil warga membeli air dari penjual air bersih. BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 83

4 4.2. Rencana Tata bangunan Rencana Peruntukan Blok Pengembangan Pemukiman Pembagian tataguna lahan di kawasan terbagi atas; Blok Pemukiman Blok Pertanian Blok Ruang Terbuka Hijau Untuk pengembangan pemukiman diarahkan kepada blok pertanian luasannya hampir mencapai 50 % dari tataguna lahan di kawasan BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 84

5 BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 85

6 4.2.2 Rencana Pengaturan Bangunan Rencana pengaturan bangunan untuk mencapai kenyamanan pengguna bangunan dan juga lingkungannya. Untuk itu direncanakan pengaturan terhadap bangunan adalah : Jarak maksimum bangunan dengan jalan adalah 2-2,5 meter Jarak maksimum antar bangunan sejajar adalah 2 meter Setiap bangunan / rumah kedepannya harus mempunyai septictank sendiri dengan alternative Sepsitenk Komunal Setiap bangunan / rumah secara bertahap harus meninggikan kontur tanah dilahannya dan menutup genangan air di lahan miliknya BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 86

7 BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 87

8 4.3. Rencana Sistem sirkulasi dan Jalur Penghubung Rencana Sistem Jaringan Jalan dan Pergerakan Jalan yang tersedia di kawasan prioritas adalah berhirarki jalan lokal dan jalan lingkungan. Sistem jaringan jalan di kawasan prioritas secara fisik masih belum memenuhi standar yang ada, sehingga menurunkan kualitas lingkungan hunian kawasan prioritas. Jaringan jalan di kawasan prioritas dapat menghubungkan dengan wilayah di luar kawasan prioritas. Perbaikan pengembangan jaringan jalan di kawasan prioritas diharapkan mampu meningkatkan pergerakan distribusi perdagangan dan jasa baik dari atau pun ke kawasan prioritas, sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga kawasan prioritas yang nantinya juga meningkatkan kesejahteraan warga kawasan prioritas sesuai dengan visi pengembangan. Konsep pengembangan jaringan jalan yang akan diterapkan di kawasan prioritas antara lain: 1. Pengembangan jaringan jalan sesuai kebutuhan pergerakan; 2. Perbaikan kualitas perkerasan jalan menjadi rigid pavemen ( Rabat Beton ) di jalan Kenanga dan paving block di jalan kamboja, jalan kenanga, jalan melur, jalan teratai, jalan anggrek, jalan kamboja, jalan mawar maupun jalan lingkungan yang lain. 3. Pengembangan kontruksi jembatan penghubung dari kawasan prioritas Lingkungan VI ke Kelurahan Muara Sentosa 4. Terintegrasi dengan jaringan lain. BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 88

9 BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 89

10 4.4.2 Rencana Jaringan Jalur Mitigasi Evakuasi Bencana Mititgasi Bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (pasal 1 ayat 6 PP No. 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan Benncana) Kegiatan mitigasi bencana diantaranya ; 1. Pengenalan pemantauan resiko bencana 2. Perencanaan partisifatif penanggulangan bencana 3. Pengembangan budaya sadar bencana 4. Penerapan upaya fisik, non fisik, dan pengaturan penanggulangan bencana 5. Identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana 6. Pemantauan terhadap pengelolaan sumberdaya alam 7. Pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi 8. Pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup 9. Kegiatan mitigasi bencana lainnya. Robot sebagai perangkat bantu manusia, dapat dikembangkan untuk turut melakukan mitigasi bencana. Robot mitigasi bencana bekerja untuk mengurangi resiko terjadinya bencana Sistem Terbuka Pribadi Pemanfaatan koefesien desain bangunan (KDB) sebesar40% - 60% sebagai ruang terbuka pribadi. Beragam pemanfaatan yang dapat dilakukan warga untuk memanfaatkan ruang terbuka tersebut, diantaranya; sebagai ruang menyalurkan hobby bercocok tanaman dengan menggunakan Metode Vertical Garden, beternak, bermain anak, dan lainnya Sistem Terbuka Privat Sistem ruang terbuka privat adalah menetapkan keharusan adanya penyediaan Ruang terbuka privat pada masing-masing bangunan non rumah tinggal yang ada di kawasan prioritas Sistem Pepohonan dan Tata Hijau Arahan perencanaan pepohonan dan tata hijau di kawasan prioritas; Meningkatkan kualitas lingkungan Pepohonan adalah penghasil oksigen yang berguna tidak hannya bagi manusia tetapi juga lingkungan secara keseluruhan sebagai Buffer Kawasan yang berada di daerah aliran sungai beresiko mendapat gerusan air secara terus 4.4. Rencana Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau menerus yang dapat menyebabkan erosi di kawasan prioritas. Direncanakan sepanjang Sistem Terbuka Umum sempadan sungai ditanam pohon Nipah sebagai buffer. Adaptasi dan perakaran tanaman Menurut arahan Pemerintah Kota Tanjungbalai luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada pohon nipah akan mampu tumbuh baik dan dapat menahan gerusan air sungai. kawasan Prioritas adalah 30% sesuai dengan fungsi kawasan yang diberikan. Sebagai estetika Direncanakan ruang terbuka umum dikawasan berupa pemanfaatan lahan kosong milik warga Keindahan tanaman serta pepohonan akan dapat memberikan keindahan kepada seluas 9 x 10 meter. Ruang terbuka umum akan difasilitasi taman bermain bagi anak-anak, lingkungan kawasan prioritas bangku-bangku taman beserta furniturenya. Selain itu di ruang terbuka akan dibangun sebuah Sumber penghasilan tambahan bangunan non permanen sebagai balai rembug warga. Balai rembug warga merupakan bangunan multi fungsi. Balai akan banyak menampung berbagai aktifitas sosial kewargaan, Penanaman pepohonan diupayakan agar dapat dimanfatkan juga menjadi sumber misalnya; Posyandu, perpustakaan taman, pengajian, dan lainnya penghasilan tambahan bagi warga. Misalnya; Pemanfaatan daun tanaman nipah sebagai bahan pembuat atap nipah atau penanaman tanaman buah yang buahnya bukan hanya bisa dikonsumsi tetapi mempunyai nilai jual juga BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 90

11 4.4.5 Bentang Alam Kawasan berada dii daerah dataran rendah dengan kontur relatif datar dan berada di daerah pasang surut kawasan beresiko tergenang air pasang. Sebagai antisipasi direncanakan disekeliling kawasan yang berbatasan langsung dengan sungai dipasang buffer alami dengan penanaman pohon nipah dan pembangunan turab penahan Selain itu, meninggikan permukaan tanah merupakan keharusan saat membangun rumah sebagai antisipasi tergenang air pasang Area Jalur Hijau Area jalur hijau direncanakan sepanjang garis sempadan sungai dan sepanjang jalan di dalam kawasan prioritas. Memanfaatkan lahan kosong yang ada sebagai area jalur hijau. Adapun kondisi area jalur hijau sebahagian ditanami pohon nipah dan akan ditambah lagi pohon nipah tersebut untuk keasrian lokasi kawasan. BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 91

12 BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 92

13 4.5. Rencana Tata Kualitas Lingkungan Rencana Wajah Jalan dan Bangunan Untuk meningkatkan tata kualitas lingkungan maka direncanakan wajah jalan dan bangunan adalah: Memperbaiki jalan di kawasan dengan rigid pavemen dan paving block Disepanjang jalan akan ditanami pohon pelindung jenis buah-buahan. Manfaat ganda akan didapatkan dari penanaman pohon pelindung jenis buah-buahan yaitu penghijauan sekaligus buahnya dapat dikonsumsi oleh warga. Disarankan adalah tanaman buah adaptasi dataran rendah (mangga, jambu air, dan lainnya), sehingga bisa menjadi daya tarik lokasi kawasan sebagai penghasil buah. BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 93

14 BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 94

15 4.5.2 Rencana Street Furniture Lampu Jalan Lampu penerangan jalan merupakan salah satu elemen street furniture yang penting keberadaannya dalam suatu koridor jalan. Konsep penempatan lampu penerangan jalan perlu diletakkan pada jalan-jalan yang tidak berdekatan dengan persil perumahan warga, sehingga kondisi jalan akan menjadi gelap dan pengguna jalan merasa tidak aman ataupun nyaman menggunakaannya. Lokasi lampu penerangan jalan dapat ditempatkan pada sisi kiri atau kanan jalan yang bertujuan memberikan penerangan yang maksimal sehingga memunculkan citra positip kawasan prioritas. Konsep lampu penerangan jalan adalah memiliki desain yang simpel dari bahan yang memiliki usia kegunaan panjang serta hemat energi. Tempat sampah Penataan tempat sampah di kawasan prioritas diarahkan berdasarkan konsep: a. Perlu adanya penyeragaman bentuk serta bahan tempat sampah dalam satu ruas jalan; b. Setiap bangunan yang berada di kawasan prioritas harus memiliki tempat pembuangan sampah sementara pribadi sehingga lingkungan tetap bersih dan nyaman; c. Terdapat pemisahan tempat sampah antara sampah organik dengan sampah anorganik d. Tempat sampah pada ruas jalan terbuat dari bahan non permanen dan tertutup. Plank Nama Jalan Papan Nama jalan sangat penting sebagai penanda lingkungan perumahan. Penempatan nama ditempatkan disudut jalan dengan tulisan berwarna Biru dan dasar warna Hijau. BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 95

16 4.5.3 Rencana Identitas Lingkungan BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 96

17 Identitas lingkungan dari sebuah kawasan dapat dilihat dari lima elemen pembentuk citra kawasan yang terdiri dari path, landmark, edge, node, dan district. Identitas lingkungan merupakan aspek yang perlu dikembangkan agar kawasan tersebut memiliki karakter yang berbeda dengan kawasan lain yang dapat pula menjadi daya tarik suatu kawasan. Path Kawasan prioritas tidak memiliki elemen citra kawasan berupa district, hanya berupa perumahan warga yang mengelompok. Perumahan warga ini tidak memiliki karakter atau ciri khas yang sama. District di kawasan prioritas akan dikembangkan berdasarkan pengelompokan perumahan warga yang telah terbangun dengan memunculkan konsep bersih. Path di kawasan prioritas adalah berupa jaringan jalan di kawasan prioritas yang menghubungkan antar wilayah berdekatan sekitar kawasan prioritas. Konsep yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas elemen path adalah dengan memperbaiki perkerasan jaringan jalan, memanfaatkan bahu jalan sebagai jalur hijau, menambahkan lampu penerangan agar memunculkan kesan aman dan nyaman. Landmark Pada kawasan prioritas tidak terdapat bangunan yang bisa ditonjolkan menjadi elemen landmark. Pembentukan elemen landmark dapat dilakukan dengan perencanaan gapura pada pintu masuk kawasan prioritas. Gapura yang akan dirancang berbentuk simpel dan selaras dengan bentuk ruang sekitarnya seperti jalan dan bangunan perumahan. Pada gapura ini diberi identitas kawasan prioritas dan program PLP-BK. Edge Tepian atau edge di kawasan prioritas adalah berupa tepian aliran sungai yang saat ini kondisinya tidak terawat. Konsep yang akan dikembangkan adalah dengan meningkatkan keasrian edge dengan cara melarang munculnya bangunan baru Node Tidak terdapat node di kawasan prioritas, sehingga pengembangannya untuk memunculkan karakter kawasan prioritas adalah dengan membangun taman atau jalur hijau di bahu jalan dengan konsep rindang agar terdapat wadah bagi warga kawasan prioritas berkumpul dan berinteraksi. District BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 97

18 4.6. Rencana Sistem Jaringan (Utilitas) BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 98

19 4.6.1 Rencana Jaringan Air Bersih Perencanaan peningkatan penyediaan air bersih di kawasan prioritas konsep pengembangan yang ditawarkan yaitu dengan membangun MCK komunal Yang di lengkapi dengan Pengadaan Sarana Hidran Umum Dengan Memakai system Sumur bor dengan melakukn Pengeboran Minimal kedalaman 40 Meter di Jalan Melati dan diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh warga tetapi juga dapat menjadi percontohan pengelolaan air bersih untuk lingkungan lain disekitar kawasan prioritas dan di rencankan Kedepannya akan Di Bangun Jaringan Air Bersih dari PDAM. BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 99

20 4.6.2 Rencana Jaringan Air Limbah Rumah Tangga BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 100

21 Direncanakan setiap rumah mempunyai kolam pengelolaan limbah sendiri. Air limbah rumah tangga masuk kedalam kolam pengeloaan dahulu sebelum mengalir ke jaringan drainase yang ada di kawasan prioritas sehingga drainase tidak tercemar oleh limbah rumah tangga. Sedangkan untuk kawasan yang sudah padat sebaiknya sistem pembuangan limbah dilakukan dengan menggunakan septic tank komunal, mengingat dengan adanya septic tank tersebut maka rumah-rumah yang tidak mempunyai pekarangan yang luas tidak akan membuang limbah kamar mandi ke saluran air terbuka yang mengakibatkan pencemaran. Sistem pembuangan limbah ini menggunakan perpipaan dari rumahrumah ke septic tank komunal. BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 101

22 4.6.3 Rencana Jaringan Sanitasi BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 102

23 Melihat masih minimnya masyarakat yang memiliki kondisi sanitasi yang layak, maka konsep perngembangan dalam upaya pengengadaan sanitasi adalah dengan memberikan bantuan renovasi kepada warga untuk membangun jamban pribadi dengan menggunakan septicktank komunal. Dan akan di bangun MCK Umum yang dilengkapi dengan Sumber Air Bersih BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 103

24 4.6.4 Rencana Jaringan Persampahan BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 104

25 Konsep perencanaan persampahan adalah dengan membangun beberapa Tempat Pembuangan Sampah sementara (TPS) agar warga tidak membakar sampah disembarang tempat. Sampah dari masing-masing rumah dikumpulkan dan kemudian dikumpulkan di tempat pembuangan sampah sementara, lalu kemudian diangkut ke tempat pembuangan Sampah akhir (TPA) BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 105

26 4.6.5 Rencana Jaringan Drainase BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 106

27 Sistem pengembangan drainase sejalan dengan pengembangan perbaikan jalan. Aliran air drainase langsung mengalir menuju sungai kapias tanpa melalui pengolahan air terlebih dahulu. Konsep pengembangannya membuat pengolahan air komunal atau pengolahan air masing-masing setiap rumah. Dalam rencana pengembangan jaringan drainase di Kawasan Prioritas, hirarki saluran dibedakan menjadi saluran primer, sekunder, saluran tersier saluran kuartener dan saluran lingkungan. Saluran drainase dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup. Untuk saluran terbuka dipakai pada saluran drainase pada jalan lingkungan sedangkan saluran drainase yang terdapat di sepanjang jalan utama menggunakan sistem tertutup. BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 107

28 4.6.6 Rencana Jaringan Listrik BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 108

29 Tiang listrik yang berada di daerah milik jalan harus dipinggirkaan ke tepi jalan. Demikian juga kabel listrik yang keliatan semrawut harus dirapikan, hal ini bukan saja demi mengejar faktor estetika akan tetapi lebih kepada faktor keamanan warga,dan akan mengembangan Konsep Ramah Lingkungan dengan menggunakan jaringan Lampu jalan menggunakan energy matahari. BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 109

30 BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 110

31 4.6.7 Rencana Jaringan Ruang Terbuka Hijau (Sempadan Jalur Hijau) Mengacu kepada kebijakan penataan ruang Kota Tanjungbalai pengembangan Ruang Terbuka Hijau minimal 30 (tiga puluh) % dari luas wilayah kota Rencana Jaringan ruang terbuka Hijau di Kawasan Prioritas berupa : Pemanfaatan garis sempadan sungai selebar 10 meter dari tepi sungai untuk dijadikan Jaringan Ruang terbuka Hijau dengan luasan sekitar 0,8 hektar. Pemanfaatannya dengan penanaman tanaman utama pohon Nipah sebagai tanaman yang adaptasi terhadap kondisi tanah pasang surut. Pemanfaatan Pekarangan rumah warga untuk ditanami tanaman hortikultura. BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 111

32 BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 112

33 4.6.8 Rencana Jaringan Mitigasi Bencana Jalur Evakuasi Bila terjadi bencana ada 2 (dua) jalur menurut arahan sesuai RTRW Kota Tanjungbalai, Lokasi Pengungsian ada di tiga titik Yaitu Lapangan Sultan Abdul Zalil, Gedung serba Guna Datuk Bandar Dan Pemtng Pasir. Berdasarkan hal tersebut. Jalur evakuasi Bencana di kawasan prioritas memiliki dua alternative. Alternative Pertama dijalan Sei Buluh menuju Lingkungan VI yang menuju Tempat pengungsian Lapangan Sultan Abdul Jalil dan alternative kedua di jalan Sei Buluh menuju Kelurahan BKK kemudian menuju tempat pengungsian di Pematang Pasir BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 113

34 BAB IV KONSEP, RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUAN RANCANG KAWASAN PRIORITAS 114

BAB KONSEP RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUANRENCANA KAWASAN PRIORITAS

BAB KONSEP RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUANRENCANA KAWASAN PRIORITAS BAB KONSEP RENCANA PENGEMBANGAN DAN PANDUANRENCANA KAWASAN PRIORITAS 4.1. Konsep Perencanaan Kawasan Dalam suatu perencanaan kawasan diperlukan suatu gagasan yang komprehensip dan terintegrasi terhadap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang

TINJAUAN PUSTAKA. waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

BAB II ATURAN BERSAMA A. ATURAN BERSAMA DALAM MEMBANGUN DAN MENATA (RENOVASI) RUMAH

BAB II ATURAN BERSAMA A. ATURAN BERSAMA DALAM MEMBANGUN DAN MENATA (RENOVASI) RUMAH 1 BAB I PENGANTAR Aturan bersama ini dibuat bersama oleh masyarakat dan pihak kelurahan dan selanjutnya semua pihak meneruskan aturan bersama ini kepada semua elemen masyarakat sehingga bisa diketahui

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3.1. Analisis Kedudukan Kawasan A. Analisis Kedudukan Kawasan Kawasan prioritas yaitu RW 1 (Dusun Pintu Air, Dusun Nagawiru, Dusun Kalilangkap Barat, dan Dusun Kalilangkap

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) DOKUMEN ATURAN BERSAMA

PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) DOKUMEN ATURAN BERSAMA PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) DOKUMEN ATURAN BERSAMA MENGENAI BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DESA DEMANGAN KECAMATAN TAHUNAN KABUPATEN JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH 2014

Lebih terperinci

BAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

BAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN BAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN 6.1. Struktur Peruntukan Lahan e t a P Gambar 6.1: Penggunaan lahan Desa Marabau 135 6.2. Intensitas Pemanfaatan Lahan a. Rencana Penataan Kawasan Perumahan Dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007) PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007) pengertian Penataan bangunan dan lingkungan : adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki,mengembangkan atau melestarikan

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISAHKAN ATURAN BERSAMA LKM PRIMA KEADILAN KELURAHAN BANTAN KECAMATAN SIANTAR BARAT KOTA PEMATANGSIANTAR

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISAHKAN ATURAN BERSAMA LKM PRIMA KEADILAN KELURAHAN BANTAN KECAMATAN SIANTAR BARAT KOTA PEMATANGSIANTAR LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISAHKAN ATURAN BERSAMA KECAMATAN SIANTAR BARAT KOTA PEMATANGSIANTAR Aturan Bersama Kelurahan Bantan telah disusun secara partisipatif oleh masyarakat Kelurahan Bantan melalui rangkaian

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KORIDOR JALAN LETJEND S. PARMAN - JALAN BRAWIJAYA DAN KAWASAN SEKITAR TAMAN BLAMBANGAN

Lebih terperinci

Aturan Bersama. DOKUMEN ATURAN BERSAMA ( AB ) Kelurahan Karatuang, KEC. Bantaeng, KAB. Bantaeng

Aturan Bersama. DOKUMEN ATURAN BERSAMA ( AB ) Kelurahan Karatuang, KEC. Bantaeng, KAB. Bantaeng 1 Aturan Bersama A. Latar Belakang dapat menagntisipasi masalah yang timbul akibat hal tersebut antara lain yaitu dapat dilakukan perencanaan tata ruang wilayah kota maupun desa yang dihasikan mealui prosesl

Lebih terperinci

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KORIDOR JALAN RAYA SERPONG KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG

Lebih terperinci

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM BAB 6 TUJUAN DAN KEBIJAKAN No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM Mengembangkan moda angkutan Program Pengembangan Moda umum yang saling terintegrasi di Angkutan Umum Terintegrasi lingkungan kawasan permukiman Mengurangi

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

ATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL I. TATA RUANG DAN LINGKUNGAN

ATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL I. TATA RUANG DAN LINGKUNGAN ATURAN BERSAMA PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (RTPLP) KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN YANG DISEPAKATI

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah kota, sebagai untuk mengebumikan jenazah makam juga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka didapatkan hasil kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: A. KESIMPULAN Perkembangan kegiatan pariwisata menimbulkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan tingginya kepadatan penduduk dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

Penjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV

Penjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV Kelurahan/Desa : Caile Kota/kabupaten : Bulukumba NO Substansi 1 Apa Visi Spatial yang ada di dalam RPLP? Bagaimana terapan visi tersebut ke dalam Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman kita? Status

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

USULAN ATURAN BERSAMA

USULAN ATURAN BERSAMA PENGANTAR Seringkali proses-proses perencanaan yang partisipatif dan baik tidak serta merta menjamin proses pelaksanaan akan baik pula. Tak jarang proses perencanaan yang baik dan partisipatif berhenti

Lebih terperinci

BAB 4 PENYUSUNAN KONSEP. Hirarki Penyusunan Arahan Perancangan. 4.1 Visi pembangunan

BAB 4 PENYUSUNAN KONSEP. Hirarki Penyusunan Arahan Perancangan. 4.1 Visi pembangunan 4.1 Visi pembangunan DESIGN POLICY merupakan metoda perancangan tak langsung yang meliputi instrumen peraturan untuk pelaksanaan, atau program investasi dan instrumen lainnya yang menyebabkan rancangan

Lebih terperinci

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO 1 LEMBAR PENGESAHAN Aturan Bersama Penataan Lingkungan Permukiman Desa Kedungsarimulyo telah dirumuskan secara partisipatif melalui siklus Perencanaan

Lebih terperinci

BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA

BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA 6.1. RENCANA DAN PROGRAM PENGEMBANGAN Pembahasan ini adalah untuk mendapatkan rencana dan program pengembangan kawasan permukiman

Lebih terperinci

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL Rencana Lanskap Berdasarkan hasil analisis data spasial mengenai karakteristik lanskap pemukiman Kampung Kuin, yang meliputi pola permukiman, arsitektur bangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat 1 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan komponen sosial masyarakat, usaha dan ekonomi, serta lingkungan sebagai pendekatan pembangunan permukiman yang berkelanjutan KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan

Lebih terperinci

Syarat Bangunan Gedung

Syarat Bangunan Gedung Syarat Bangunan Gedung http://www.imland.co.id I. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia sedang giatnya melaksanakan kegiatan pembangunan, karena hal tersebut merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kepada

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas

Lebih terperinci

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar

Lebih terperinci

PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BAB 4 PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS Kawasan prioritas yang terpilih selanju Permukiman Kumuh Bandar Kidul yang kawasan sentra industri Bandar Kidul (C Kawasan Prioritas Pakalan-Jagalan (Kaw Kawasan

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB IV PANDUAN KONSEP

BAB IV PANDUAN KONSEP BAB IV PANDUAN KONSEP 4.1. Visi Pembangunan Sesuai dengan visi desa Mekarsari yaitu Mewujudkan Masyarakat Desa Mekarsari yang sejahtera baik dalam bidang lingkungan, ekonomi dan sosial. Maka dari itu visi

Lebih terperinci

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 172, 2016 KEMENPU-PR. Perumahan Kumuh. Permukiman Kumuh. Kualitas. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG DOKUMEN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DI KAWASAN STRATEGIS LOMANIS KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PENANGANAN PERMUKIMAN RAWAN BANJIR DI BANTARAN SUNGAI Studi Kasus: Permukiman Kuala Jengki di Kelurahan Komo Luar & Karame, Kota Manado

PENANGANAN PERMUKIMAN RAWAN BANJIR DI BANTARAN SUNGAI Studi Kasus: Permukiman Kuala Jengki di Kelurahan Komo Luar & Karame, Kota Manado PENANGANAN PERMUKIMAN RAWAN BANJIR DI BANTARAN SUNGAI Studi Kasus: Permukiman Kuala Jengki di Kelurahan Komo Luar & Karame, Kota Manado Windy J. Mononimbar Program Studi Arsitektur dan Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BUPATI SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN DAN JALAN SLAMET RIYADI SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perencanaan Hutan Kota Arti kata perencanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Fak. Ilmu Komputer UI 2008) adalah proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan).

Lebih terperinci

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan

Lebih terperinci

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

Tabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

Tabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI Dokumen Aturan Bersama ini merupakan tindak lanjut dari dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Kemasan yang telah dibuat sebelumnya. Aturan-aturan yang ada di masyarakat terkait masalah

Lebih terperinci

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DITJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KONDISI SANITASI DI KAWASAN KUMUH Permukiman Kumuh adalah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR KATA PENGANTAR

LAPORAN AKHIR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akhir ini merupakan penyempurnaan dari Laporan Antara yang merupaka satu rangkaian kegiatan dalam Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Daruba, untuk meningkatkan

Lebih terperinci

B. SUBSTANSI ATURAN BERSAMA

B. SUBSTANSI ATURAN BERSAMA B. SUBSTANSI ATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan Rumah yang tidak mendapat akses menuju jalan utama lingkungan maupun jalan penghubung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan yang terjadi di wilayah perkotaan sedang mengalami perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan yang terjadi lebih banyak

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran

Lebih terperinci

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS 2.1.1 Delineasi Kawasan Prioritas Berdasarkan 4 (empat) indikator yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan kembali rembug

Lebih terperinci

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo Fungsi Ekologis Terciptanya Iklim Mikro 81% responden menyatakan telah mendapat manfaat RTH sebagai pengatur iklim mikro.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D 300 377 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Felicia Putri Surya Atmadja 1, Sri Utami 2, dan Triandriani Mustikawati 2 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3 LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN TABEL-2 KLASIFIKASI ZONA DAN SUB ZONA HIRARKI I fungsi lindung adm fungsi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA Lampiran IV : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 01 Tahun 2009 Tanggal : 02 Februari 2009 KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA NILAI Sangat I PERMUKIMAN 1. Menengah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI I. UMUM Di dalam undang-undang no 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang, dijelaskan

Lebih terperinci

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak BB V HSIL RNCNGN Luas lahan rumah susun ini adalah ±1.3 ha dengan luas bangunan ±8500 m². seperempat dari luas bangunan ditujukan untuk fasilitas umum dan sosial yang dapat mewadahi kebutuhan penghuni

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN Oleh: Rachmat Mulyana P 062030031 E-mail : rachmatm2003@yahoo.com Abstrak Banjir dan menurunnya permukaan air tanah banyak

Lebih terperinci

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN 4.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa temuan studi, yaitu: Secara normatif, terdapat kriteria-kriteria atau aspek-aspek yang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kebijaksanaan, Permukiman Ramah Lingkungan, Permukiman Berdikari

Kata Kunci : Kebijaksanaan, Permukiman Ramah Lingkungan, Permukiman Berdikari PENERAPAN KEBIJAKSANAAN PERMUKIMAN RAMAH LINGKUNGAN PADA PERMUKIMAN INFORMAL DI KOTA PALEMBANG Studi Kasus : Permukiman Berdikari di Tepian Sungai Musi Palembang Wienty Triyuly bunda_wienty@yahoo. com

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI LAMPIRAN XV PERATURAN DAERAH TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH TANGERANG 2012-2032 PERATURAN ZONASI STRUKTUR RUANG PUSAT PELAYANAN KAWASAN SUB PUSAT PELAYANAN Pusat pelayanan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang : a. bahwa dalam upaya menciptakan wilayah

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH - 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH

Lebih terperinci

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN DAN LAYAK HUNI Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 FARID BAKNUR, S.T. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B A D A N P E N D U K U N G P E N G E M B A N G A N S I S T E M P E N Y E D I

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar mengacu kepada tema yang telah diusung yaitu Ekspos Arsitektur untuk Rakyat, dalam tema ini arsitektur haruslah beradaptasi dengan

Lebih terperinci

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA Perumahan menengah : meliputi kompleks perumahan atau dan sederhana permukiman Perumahan pasang surut : meliputi perumahan yang berada di daerah

Lebih terperinci

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 5.1. Program Dasar Kebutuhan Ruang Program dasar kebutuhan ruang pada rumah susun sederhana milik di RW 01 Johar Baru dapat diuraikan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Perancangan Asrama Mahasiswa Universitas Mercu Buana ini diharapkan dapat menjadi hunian asrama yang nyaman aman dan mudah dijangkau bagi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci