Model Distance Education Modern untuk Pendidikan Sekolah Dasar di Wilayah Pedesaan Indonesia
|
|
- Utami Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Model Distance Education Modern untuk Pendidikan Sekolah Dasar di Wilayah Pedesaan Indonesia Risnandar Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna-LIPI Abstraksi Model distance education (pembelajaran jarak jauh) secara modern di pedesaan Indonesia memiliki peranan yang lebih luas bagi masyarakat pedesaan dibandingkan proyek teknologi informasi dan komunikasi yang diimplementasikan di perkotaan. Hal ini akan terjadi perubahan yang cukup besar pula di dunia pendidikan, terutama pendidikan dasar dan menengah di pedesaan. Tulisan ini akan memperkenalkan dua model inovatif model pembelajaran jarak jauh secara modern untuk daerah pedesaan, yaitu proses penyampaian materi dan perkembangan terbaru seputar model pembelajaran jarak jauh. Selain itu, tulisan ini juga akan membahas strategi untuk mengoptimalkan model pembelajaran jarak jauh secara logis dalam menetapkan arah dan tujuan, peningkatan model digital untuk materi pelajaran, audit keuangan yang lebih baik, dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proyek distance education ini. Kata Kunci : sekolah, pedesaan, digital, distance education, modern 1. PENDAHULUAN Kebutuhan informasi dalam bentuk digital sering dibicarakan di dunia Barat, begitu pula yang terjadi di Indonesia. Pengembangan pendidikan adalah satu komponen penting dalam mengimplementasikan strategi menyeluruh untuk menjembatani kebutuhan informasi digital ini. Investasi saja tidak cukup untuk pengembangan bidang pendidikan di daerah pedesaan Indonesia. Ada kesalah pahaman yang harus dihindari dalam pengembangan model pendidikan jarak jauh dengan memberdayakan Teknologi Informasi. Banyak orang berasumsi bahwa ada satu model bisnis yang baik yang dapat digunakan oleh setiap komunitas di dunia berkembang. Pada kenyataan praktisnya, hal ini tidak berlaku. Setiap komunitas, setiap kota dan setiap desa ternyata berbeda. Tidak ada satu model bisnis yang pasti yang akan memenuhi semua wilayah di dunia berkembang dalam mengembangkan pendidikan hingga ke pedasaan. Memang beberapa daerah mungkin mempunyai pola ekonomi yang sama, karakteristik dari model bisnis yang berkesinambungan akan berbeda-beda dari satu komunitas ke komunitas lainnya. Walaupun sebuah e-indonesia Initiative 2010 (eii2010) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 5-7 Mei 2010, Bandung model bisa bekerja di suatu desa, desa terdekat lainnya bisa jadi kualitas kebutuhannya terhadap model ini tidak sama untuk bisa berkesinambungan. Dalam lingkup ini, modelmodel inovasi harus bisa di buat sesuai kebutuhan masyarakat itu sendiri. Kesalahan konsepsi lainnya adalah bahwa berkesinambungan mempunyai definisi sama untuk semua orang. Walaupun kesinambungan biasanya berarti bahwa sistem di bangun untuk dapat bertahan selamanya. Juga sebagai ganti selamanya, keberanjutan akan lebih pada periode lima tahun, periode di mana infrastruktur TI diharapkan berguna. Istilah keberlanjutan digunakan untuk mengenkapsulasi desain sistem yang cocok untuk kira-kira lima tahun atau lebih. Untuk memperoleh kesinambungan jangka panjang kemungkinan adalah hal yang paling sulit ketika mendesain dan mengoperasikan rural internet di negara berkembang. Biaya sebagai penghalang dari sambungan internet di banyak negara berkembang. Biaya operasional yang besar yang membuat model ini sensitivitas terhadap fluktuasi ekonomi dan inovasi yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya [1]. Tulisan ini akan membahas mengenai model pendidikan jarak jauh yang modern dan berkelanjutan. Hasil yang diharapkan berupa rekomendasi dengan pendekatan yang cocok untuk situasi pedesaan yang ada di Indonesia. 1
2 Informasi yang ada dalam tulisan ini akan menolong pihak yang berkepentingan dalam pengembangan pendidikan di pedasaan. 2. LANDASAN TEORI Model Distance Education Modern pada Sekolah Dasar di pedesaan Indonesia memfokuskan pada pengembangan pendidikan jarak jauh melalui pendampingan dari universitas atau Perguruan Tinggi di sekitar wilayah pedesaan tersebut melalui teknologi pendidikan jarak jauh modern, terjangkau, dan berkesinambungan, seperti penggunaan komputer dan stasiun penerima satelit jaringan internet. Model ini lebih fifokuskan untuk Sekolah Dasar di pedesaan dengan memanfaatkan TI sebagai media pembelajaran dari sumber daya bidang pendidikan yang berkualitas tinggi untuk periode lima tahun ke depan. Pengembangan rural internet di Sekolah Dasar bisa memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan siswa di pedesaan. Teknologi informasi dapat membantu masyarakat pedesaan dalam meningkatkan pendidikan yang berbasis informasi [2] melalui pemberdayaan keahlian dalam bidang teknologi informasi bagi kalangan siswa yang berada di pedesaan dan dapat meningkatkan kehidupan sosial yang lebih baik [3, 4]. Bahkan, ada bukti awal bahwa internet membantu perkembangan interaksi sosial yang dapat meningkatkan komunitas desa dan mengurangi urbanisasi [5]. Rural internet juga dapat meningkatkan peluang ekonomi di daerah pedesaan dengan cara menstimulasi pengembangan usaha kecil dan menengah [6]. Dalam kehidupan ekonomi global, menurut Gillet dkk [7] dan Crandall dkk [8], investasi untuk pengembangan infrastruktur informasi di desa lebih besar peluangnya dibandingkan dengan di kota, yang sebagian besar sudah terpenuhi layanannya. Salah satu jarak pemisah siswa sekolah di pedesaan dan perkotaan yang paling nyata adalah kurangnya akses terhadap layanan internet di sekolah. Berdasarkan penjelasan tersebut, siswa di pedesaan lebih sulit mengakses internet dibandingkan yang tinggal di wilayah kota atau pinggiran kota [9]. Distance learning menawarkan beberapa solusi dalam masalah pendidikan seperti mengurangi gap kualitas guru di daerah pedesaan dan perkotaan, jarak antara guru dan murid selama proses belajar mengajar tidak lagi menjadi hambatan, keterbatasan jumlah guru dapat dieliminasi dan meningkatkan kualitas murid. Standar sarana dan prasarana pendidikan mencakup ruang belajar, tempat berolahraga, boratorium, bengkel kerja, tempat bermain, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi [10]. Situasi sinkron dan asinkron merupakan bagian terpenting dalam distance learning [11]. Situasi sinkron dan asinkron berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan secara real time atau tidak. 3. METODOLOGI Untuk mengembangkan model pendidikan jarak jauh yang modern dan berkesinambungan untuk jangka panjang kemungkinan adalah hal yang paling sulit ketika mendesain dan mengoperasikan rural internet di negara berkembang, karena tidak ada satu model pun yang pasti cocok untuk diterapkan di setiap pedesaan Indonesia Misi Tertulis Pengembangan model pendidikan jarak jauh tanpa visi yang jelas, maka program yang berkesinambungan tidak akan berjalan dengan baik. Langkah pertama, adalah pendokumentasian visi dengan masukan dari seluruh team. Selain visi,, misi juga memberikan sebuah visi dari aspirasi untuk membangun model TI yang cocok untuk sebuh SD. Sangat penting bahwa setiap anggota tim bekerja untuk membangun visi dan misi tersebut yang mempunyai nilai jual. Setelah pendefinisian misi awal dengan tim, langkah selanjutnya harus melakukan riset untuk melihat konsepsi pertama sesuai dengan realita di lapangan Evaluasi Setiap Permintaan yang Potensial Tahap selanjutnya dalam mengembangkan model pendidikan jarak jauh yang modern ini dengan melibatkan masukan dari permintaan kalangan akdemisi di Sekolah Dasar di Pedesaan untuk layanan TI. Pertama, identifikasikan, perorangan, grup dan organisasi di masyarakat pedesaan yang mempunyai kebutuhan akan informasi dan akan mendapatkan manfaat dari TI. Pemakai yang potensial dapat terdiri dari berbagai macam individu atau perorangan maupun organisasi yang sangat besar, tapi tidak terbatas, seperti : asosiasi petani dan koperasi, kelompok perempuan, sekolah, kalangan bisnis dan wiraswasta. Setelah membuat daftar kelompok pemakai jaringan yang potensial, anda harus menentukan kebutuhan mereka akan akses informasi dan komunikasi, seringkali seseorang orang bingung dengan apa yang dibutuhkan. Informasi ini bisa mereka dapatkan melalui internet. Penting juga untuk membedakan antara kebutuhan dan layanan karena ada beragam cara yang dapat digunakan memenuhi kebutuhan kalangan akademisi di Sekolah Dasar. Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk memperoleh pengertian yang menyeluruh akan kebutuhan untuk informasi dan komunikasi di komunitas, sehingga layanan TI yang dibangun dapat memenuhi kebutuhan itu Membentuk Insentif yang Sesuai Seringkali, sangat sedikit insentif ekonomis bagi pengguna yang masih sekedar hidup untuk mengakses Internet. Sebagai tambahan, biaya untuk mendapatkan sebuah komputer, belajar untuk menggunakannya, dan mendapatkan akses internet jauh lebih besar dari pada perolehan kembalinya. Membangun insentif ekonomi yang sesuai sangat penting untuk suksesnya pendidikan. Pendidikan melalui pemanfaatan TI harus menyediakan nilai 2
3 ekonomis bagi penggunanya sehingga lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, atau cukup murah sehingga sangat kecil dan sesuai kemampuan penggunanya. Sangat penting sekali untuk mendesain sebuah jaringan dengan penggunaan ekonomis dan biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari nilai ekonomis yang tersedia. Untuk membuat struktur insentif yang sesuai, perlu melibatkan kalangan akademisi di sekolah tersebut dalam menciptakan layanan TI di Sekolah Dasar dari awal proyek, pastikan bahwa inisiatif ini bersifat lokal dan tidak ada unsur luar. Untuk memulai, terdapat beberapa poin penting yang perlu diutamakan, yaitu nilai ekonomis yang dapat dihasilkan di Sekolah Dasar dan kemungkinan hambatan yang ada dapat teratasi dengan pengembalian nilai ekonomi yang lebih baik Menentukan Biaya dan Harga Awal maupun rutin. Biaya permulaan termasuk segala sesuatu yang harus dibeli untuk memulai mengembangkan TI di sekolah. Pengeluaran ini akan dapat ditentukan dari awal investasi berupa infrastruktur TI. Tabel 1. Kategori Biaya [12] (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats), yang disebut dengan SWOT. Analisis SWOT diperlukan menentukan kekuatan dan kelemahan internal, dan melihat kesempatan di luar maupun ancaman yang mungkin terjadi. Penting untuk realistis dan jujur tentang apa yang aka dilakukan dengan baik dan apa yang kurang. Kekuatan dan kelemahan memungkinkan untuk mengevaluasi kapasitas SDM secara internal dan lebih memahami apa yang dapat dilakukan oleh kalangan akademisi, serta keterbatasannya. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Ruang Lingkup Kurikulum Pendidikan jarak jauh merupakan sistem pendidikan berbasis TI yang efektif dan bisa diintegrasikan dengan kurikulum pendidikan Sekolah Dasar di pedesaan. Ada pun konsep kurikulum yang dapat mendukung kurikulum pendidikan Sekolah Dasar secara nasional dapat dibedakan ke dalam 3 tingkatan pelajaran : a) Pelajaran Inti : Program yang hanya menayangkan satu topik atau konsep, yang disiapkan untuk mempelajari pendahuluan, gambaran umum, atau ringkasan. b) Pelajaran Pilihan : Sekumpulan program yang menyiapkan materi dasar untuk unit pelajaran yang dipilih siswa dan berada dalam sebuah kurikulum. c) Pelajaran Lengkap : Program siaran televisi dari satu atau beberapa program televisi edukasi yang diintegrasikan ke dalam kurikulum secara keseluruhan untuk menjembatani materi-materi yang dicetak pada buku Mengevaluasi Kekuatan dan Kelemahan dari Situasi Internal Tim yang dibentuk akan menentukan keberhasilan dan kegagalan. Oleh karena itu, sangat penting untuk melihat pada kualifikasi dan keterampilan tim, termasuk staf dan relawan, dibandingkan dengan kompetensi diperlukan untuk proyek TI di Sekolah Dasar. Pertama, membuat daftar semua kompetensi diperlukan untuk agar proyek TI di Sekolah Dasar di pedesaan berhasil. Setelah itu, identifikasi sumber manusia daya lokal yang mampu memenuhi keterampilan ini. Salah satu tool yang sering digunakan untuk membantu dengan evaluasi diri ini merupakan analisis kekuatan e-indonesia Initiative 2010 (eii2010) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 5-7 Mei 2010, Bandung Televisi edukasi ini dapat dibedakan ke dalam 2 kategori, yaitu televisi edukasi pasif dan televisi edukasi aktif. Televisi edukasi pasif hanya dilibatkan sebelum produksi disiarkan, yang memiliki peran dalam pendistribusian teknologi video edukasi, seperti : penyiaran, kabel, atau satelit. Sedangakn televisi edukasi interaktif menyiapkan peluang yang menayangkan berbagai interaksi dalam aktivitas belajar mengajar antara guru dengan siswa. Misalnya, dua buah televisi memberikan keleluasaan kepada seluruh siswa untuk melihat dan berinteraksi dengan guru mereka. Pada saat yang sama, kamera yang lokasinya berjauhan antara guru dan siswa, memberi kesempatan kepada guru untuk memantau seluruh siswanya. Teknologi ini juga memungkinkan untuk mengkonfigurasi sistem, di mana seluruh siswa di lokasi yang berjauhan bisa memantau satu dengan yang lainnya Desain Pelajaran dalam Televisi Edukasi Dalam mendesain pelajaran untuk televisi edukasi di Sekolah Dasar pedesaan ini ada tantangan yang perlu dipikirkan 3
4 adalah memvisualisasikan materi pelajaran. Televisi edukasi dapat membantu mempresentasikan gambar, daftar, materi penting, materi yang dianggap sulit, dan informasi mengenai ringkasan yang memudahkan untuk diingat [13]. Selain itu, televisi edukasi yang diintegrasikan dengan TIK ini juga memiliki kemampuan untuk mendemonstrasikan pengoperasian peralatan praktek pelajaran IPA, mendemonstrasikan keterampilan siswa yang memiliki kemampuan lebih, dan mengenal proses observasi antara materi di kelas dengan pengalaman di dunia luar Desain Layanan Sedangkan layanan yang mendukung para siswa berupa tutorial yang dapat meningkatkan prestasi siswa menjadi lebih baik dalam hal praktikum, ujian, dan aktivitas akademik lainnya melalui siaran televisi edukasi di Sekolah Dasar pedesaan tersebut. Salah satu konsep layanan yang membedakan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah lain di antaranya : a) Pendidikan yang berkelanjutan. b) Program pembelajaran yang mandiri. c) Belajar jarak jauh dengan sumber pembelajaran. d) Pembelajaran yang terbuka dan flexibel. Untuk mendukung konsep layanan tersebut, maka diperlukan layanan yang tepat guna untuk pendidikan Sekolah Dasar di pedesaan, di antaranya : a) Televisi edukasi yang diintegrasikan dengan textbook. b) Televisi edukasi yang diintegrasikan dengan kegiatan tugas sekolah/pekerjaan rumah. c) Televisi edukasi yang diintegrasikan dengan tutorial. d) Televisi edukasi yang diintegrasikan dengan ujian dan nilai akhir Desain Teknologi Aktivitas siswa dalam mempelajari buku pelajaran, mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, membaca turorial, dan melakukan ujian dari siaran di televisi edukasi dengan bantuan TIK merupakan inti dari pendidikan jarak jauh. Bagaiman pun juga, komunikasi dua arah dari beberapa lokasi sekolah yang berbeda dan saling berjauhan memerlukan media TIK sebagai alat bantunya. Dengan TIK, kegiatan belajar mengajar dapat menjawab rintangan dalam hal ruang dan waktu antara guru dengan siswa. Keberhasilan dalam proses interaksi siswa dengan guru, proses komunikasi, dan penggunaan layanan televisi edukasi menunjukkan bahwa TIK sangat bermanfaat bagi pendidikan Sekolah Dasar di pedesaan [14]. Gambar 1. Model Pendidikan Jarak Jauh 4.5. Kelebihan Televisi Edukasi Sebagian masyarakat pedesaan suka menonton televisi, sehingga menjadi media komunikasi yang cukup dikenal oleh masyarakat memiliki kelebihan sebagai berikut: a) Gerak dan gambar bisa dikombinasikan ke dalam sebuah format, sehingga materi pelajaran yang kompleks atau abstrak, bisa diilustrasikan ke dalam sebuah simulasi berbentuk visual. b) Bahan pelajaran dengan televisi merupakan cara yang efektif yang mudah diterima oleh siswa untuk mempelajari dunia luar, seperti matematika, dunia angkasa, atau dunia biologi. c) Penggunaan ruang dan waktu dapat dikurangi, sehingga berbagai aktivitas belajar mengajar bisa divisualisasikan dan disiarkan untuk kebutuhan pendidikan. d) Televisi edukasi sangat efektif dalam mengajarkan pelajaran sekolah sebagai pendahuluan, ringkasan, dan membahas konsep-konsep penting. 5. KESIMPULAN Tidak ada satu model yang memungkinkan pendidikan jarak jauh untuk Sekolah Dasar di pedesaan yang berkelanjutan di semua lingkungan dari negara berkembang. Berbagai model harus digunakan dan disesuaikan dengan keadaan. Setiap masyarakat pedesaan memiliki karakteristik yang unik, dan analisis yang cukup dilakukan pada permulaan dari sebuah proyek TI bagi pendidikan untuk menentukan model yang paling sesuai. Analisis ini harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam lingkungan lokal, termasuk permintaan masyarakat, persaingan, biaya, dan sumber daya ekonomi. Meskipun perencanaan yang baik dan 4
5 pelaksanaannya akan memaksimalkan kemungkinan membuat proyek TI yang berkesinambungan, tetapi tidak ada jaminan bahwa sistem akan berhasil. Namun, dengan menggunakan metode yang cukup detail dalam tulisan ini, maka akan membantu untuk memastikan bahwa pendidikan jarak jauh melalui TIK akan memberikan manfaat kepada masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Flickenger, Rob, Jaringan Wireless di Dunia Berkembang, Edisi II. Creative Commons Attribution-ShareAlike, [2] US Government Accountability Office, Telecommunications: FCC Needs to Improve Perfo rmance Management and Strengthen Oversight of t he High-Cost Program. Report to Congressional Co mmittees, GAO , 8-9, [3] Atkinson dan Robert D., The Case for a National Internet Policy. The International Technology and Innovation Foun dation, [4] Peha, Jon M, Bringing Internet to Unserved Communities. Discus sion Paper, The Brookings Institution, The Hamilton Project, [5] LaRose, R., Gregg, J. L., Strover,S., Straubhaar, J. dan Carpenter, S., Closing the rural internet gap: Promoting adoption of the Internet in rural America. Telecommunications Policy, 31, (6-7), , [6] LaRose, R., Eastin, M. S., & Gregg, J., Reformulating the Internet paradox: Social cognitive explanations of Internet use and depression. Journal of Online Behavior, 1 (2). Retrieved September 30, 2007 from the World Wide Web: [7] Gillet, S., William Lehr, Marvin Sirbu, Measuring the Economic Impact of internet deployment. Final Report, Naitonal Tehcnical Assistance, Training, Research and Evaluation Project Economic Development Administration, US Department of Commerce: Washington, D.C., [8] Crandall, R.; William Lehr, Robert Litan, The effects of internet deployment on outpout and employment: A cross-sectional analysis of U.S. data. Issues in Eocnomic Policy, Number 6, The Brookings Institution, [9] Horrigan, J., Home internet adoption Pew Internet & American Life Project, Washington, D.C., [10] Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia, [11] King, Frederick B., Young,Michael F.,Drivere- Richmond, Kelly dan Schrader, P. G., Defining Distance Learning and Distance Education. Jurnal The University of Connecticut, [12] Hacker Friendly LLC, Jaringan Wireless di Dunia Berkembang, Edisi kedua, Desember [13] Loche, R.H. (2003) : Interaktive Television and Instruction. Englewood Cliffs, NJ : Educational Technology Publication. [14] Souder, W.E. (2003) : The Effectiveness of Traditional VS Satellite Delivery In Three Management of Technology Master s Degree Programs, The American Journal of Distance Education, 7(1), e-indonesia Initiative 2010 (eii2010) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 5-7 Mei 2010, Bandung 5
6
BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini berkembang pesat setiap tahunnya. Menurut data Internet World Stats, Indonesia termasuk
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu
Lebih terperinci14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
KOMPETENSI INTI 14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Saat ini komputer
Lebih terperinciEvolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi
Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi Leo Willyanto Santoso Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciMemanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal
Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Lima Langkah untuk Membantu Organisasi Masyarakat Sipil Berhasil Menerapkan Data Terbuka dengan Baik Panduan Pelaksanaan JAKARTA Panduan Pelaksanaan:
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
174 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah Perpustakaan ITS Surabaya dan Perpustakaan UK Petra Surabaya melakukan pemanfaatan fungsi ruang yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh Bina Nusantara International University (JWC). Adapun arahan strategi yang
186 BAB HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Rencana Strategi Bisnis Rencana strategi bisnis berisi kumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh Bina Nusantara International University (JWC). Adapun arahan strategi
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Yudi Herdiana, S.T, M.T. Dekan Fakultas Teknologi Informasi UNIBBA Pembekalan KKN UNIBBA, Senin 14 Agustus 2017 PENDAHULUAN Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan pesat. Berbagai fasilitas untuk mendapatkan informasi secara cepat pada media cetak meliputi surat kabar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology) telah membawa perubahan pada dunia pendidikan. Saat ini terdapat suatu
Lebih terperinciMODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si
PERTEMUAN 14 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian dampak konvergensi media pada kehidupan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini tidak dapat diabaikan, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini tidak dapat diabaikan, karena proses globalisasi yang berjalan begitu cepat yang cenderung mempengaruhi cara berpikir maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat, terutama dalam bidang komputer. Hampir dapat dipastikan semua kegiatan manusia melibatkan komputer, seperti sekolah,
Lebih terperincibiaya koneksi internet yang murah, dan berkembangnya smartphone. Pertumbuhan pengguna internet ini, tidak hanya terbatas pada kalangan muda dari golon
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Menurut Internet World Stats (2012), pengguna internet di dunia pada bulan Maret 2012 telah mencapai 2.280.000.000 dan mengalami peningkatan sebanyak 13.000.000
Lebih terperinci5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif
5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif Bagaimana cara menyediakan teknologi yang tepat agar karyawan dapat bekerja di mana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja mereka dapat membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi menjadi bagian yang signifikan bagi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Teknologi informasi berperan dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan
Lebih terperinciE-Marketing dalam E-Business
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang e-marketing di dalam Dalam e-business terdapat E-Marketing dimana e-marketing juga berperan dalam penyusunan sistem e- business.berikut ini adalah beberapa definisi
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada
Lebih terperinciMengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak
Fakultas Teknik Prodi Teknik Informatika UNP PGRI KEDIRI 1 Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak RONY HERI IRAWAN Mengelola aset-aset Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Mengelola aset-aset
Lebih terperinciFaktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365
Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365 Faktor keberhasilan penting yang mempengaruhi penerapan Office 365 serta cara agar berhasil menggunakannya dalam rollout Office 365 akan
Lebih terperinciMedia Pembelajaran Fisika Berbasis ICT/TIK
KULIAH UMUM Media Pembelajaran Fisika Berbasis ICT/TIK Dr. Johar Maknun, M.Si 08121452201; johar_upi@yahoo.co.id 1 Kriteria Pemilihan Media Tujuan Pembelajaran Metode Pembelajaran Jumlah Peserta Didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan paradigma dunia tentang makna pendidikan, pendidikan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang semakin berat. Pendidikan di Indonesia masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kini kita telah memasuki abad 21, abad dimana berbagai informasi dapat diperoleh oleh semua orang di penjuru dunia tanpa terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang CMMI (Capability Maturity Model Integration) Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse, dan Richard Turner, dalam buku mereka yang berjudul CMMI Distilled: A Practical
Lebih terperinciBAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja
BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah
Lebih terperinciSistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS
Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS SISTEM BELAJAR MENGAJAR ON-LINE Pembelajaran on-line adalah pembelajaran yang menggunakan internet untuk menyampaikan bahan
Lebih terperinciEvaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta
Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika
Lebih terperinciKLASTER SKRIPSI BERBASI KARYA PRODI JURNALISTIK UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
KLASTER SKRIPSI BERBASI KARYA PRODI JURNALISTIK UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA 1. Reporting-Based Project Mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir dalam format ini membuat karya jurnalistik yang dilandaskan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI
BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK
Lebih terperinciž ž Blueprint bangunan Formalisasi perencanaan pengembangan sumber daya ICT Sebagai guide/panduan/acuan pelaksanaan proyek IT
Blueprint bangunan Formalisasi perencanaan pengembangan sumber daya ICT Sebagai guide/panduan/acuan pelaksanaan proyek IT Didukung oleh semua pihak dalam organisasi Mendukung tujuan dan memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Restaurant adalah salah satu industri di dunia yang berkembang dengan cepat, khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan fleksibilitas
Lebih terperinciKonsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom
Konsep E-Business Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Internet Sejak lahirnya internet pada tahun 1985 hingga saat ini, yang dapat mengubah cara orang membeli dan menjual produk atau jasa. Internet merupakan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap
LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PEMBELAJARAN SISTEM JARAK JAUH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN KARYA ILMIAH
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PEMBELAJARAN SISTEM JARAK JAUH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN KARYA ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah
Lebih terperinciIbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA
IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA Helmie Arif Wibawa, Indra Waspada, Panji Wisnu Wirawan Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Email: Helmie.arif@gmail.com Abtrak. Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian dalam setiap perilaku bisnis. Seiring dengan dinamika zaman, perspektif bisnis pun
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. telah dijabarkan dalam pembahasan di atas, sekaligus membuat analisa
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Pada bagian ini peneliti menyimpulkan temuan riset sebagaimana telah dijabarkan dalam pembahasan di atas, sekaligus membuat analisa kenapa demikian (Why
Lebih terperinciMAKALAH PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI
MAKALAH PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Oleh : ATIN PRIHATIN 1215070120 JURUSAN SISTEM INFORMASI COMPUTER BUSSINES MANAGEMENT STMIK BINA
Lebih terperinciPemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3)
ISSN : 1693 1173 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3) Abstrak Perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada
Lebih terperinciPengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan
Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan Purwono Hendradi 1, Kanthi Pamungkas Sari 2, Sutejo 3 1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik 2 Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama
Lebih terperinciE-EDUCATION. 6. Komputer dan Pendidikan PTSI C
E-EDUCATION Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M, 1995). Ivan Illich
Lebih terperinciProblem-based learning (PBL) berbasis teknologi informasi (ICT)
Problem-based learning (PBL) berbasis teknologi informasi (ICT) RANGKUMAN I Wayan Warmada Laboratorium Bahan Galian Jurusan Teknik Geologi FT-UGM 1 Apa dan bagaimana? PBL adalah metode belajar yang menggunakan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI
SISTEM INFORMASI Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI E Education Vs E Government E Education E education merupakan aplikasi teknologi informasi dengan menggunakan elektronik yang menitik beratkan pada pembelajaran.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar (PBM) atau pembelajaran seringkali dihadapkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar (PBM) atau pembelajaran seringkali dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa sehari-hari sehingga materi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era Globalisasi telah menimbulkan efek dalam berbagai sektor.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era Globalisasi telah menimbulkan efek dalam berbagai sektor. Tidak terkecuali dalam sektor komunikasi. Globalisasi tersebut menuntut komunikasi yang cepat dan
Lebih terperinciBAB 3 DESKRIPSI UMUM STUDENT DESK DAN PARENT DESK BINUS INTERNATIONAL SCHOOL SERPONG
33 BAB 3 DESKRIPSI UMUM STUDENT DESK DAN PARENT DESK BINUS INTERNATIONAL SCHOOL SERPONG 3.1 Riwayat Organisasi 3.1.1 Sekilas Binus International School Serpong Dibuka pada bulan Juli 2007 dan dibangun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :
19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E- Government merupakan
Lebih terperinciSisdiknas No. 20/2003. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (perbaikan atas PP 17/2010)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN 2011 Aturan yang digunakan Sisdiknas No. 20/2003 SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang Penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dewasa ini, maka diperlukan adanya suatu infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis
Lebih terperinciMANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PROYEK. Chapter 9
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PROYEK Chapter 9 Tujuan Memahami pentingnya manajemen SDM dalam proyek Teknologi Informasi Memahami tahapan-tahapan dalam manajemen SDM Mengenal tools yang dapat digunakan
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Informasi E-Learning Berbasis Web di SMK Negeri 1 Tangerang
Rancang Bangun Sistem Informasi E-Learning Berbasis Web di SMK Negeri 1 Tangerang Hilmi Fuad 1, Zainul Hakim 2, Pramana Anwas Panchadria 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 3 Mahasiswa STMIK Bina Sarana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Games jika di artikan kedalam Bahasa Indonesia memiliki arti permainan. Permainan yang merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan untuk bersenang senang, mengisi
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang mempengaruhi efektifnya sebuah Organisasi Virtual (Metode dan Perbandingan)
Faktor-Faktor yang mempengaruhi efektifnya sebuah Organisasi Virtual (Metode dan Perbandingan) Literature Review Vebri Naldo Madawara (912014051) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Lebih terperinciSKENARIO HIPOTETIS DAN TANTANGAN-TANTANGAN YANG DIHADAPI PENDIDIKAN MANAJEMEN
SKENARIO HIPOTETIS DAN TANTANGAN-TANTANGAN YANG DIHADAPI PENDIDIKAN MANAJEMEN Disampaikan Dalam SEMINAR NASIONAL JURUSAN MANAJEMEN Prof. Dr. Budi Eko Soetjipto, M.Ed., M.Si Jurusan Manajemen, Fakultas
Lebih terperinciV. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan temuan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kinerja Pegawai (Y) dapat ditingkatkan melalui peningkatan Motivasi Kerja
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Rencana Strategi Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh
Lebih terperinciModul 3 PENERAPAN E-GOVERNMENT -SESI 1: SEKILAS TENTANG PENERAPAN TIK. Penulis: Dr. Nag Yeon Lee
Modul 3 PENERAPAN E-GOVERNMENT -SESI 1: SEKILAS TENTANG PENERAPAN TIK Penulis: Dr. Nag Yeon Lee 1.1 Definisi e-government e-government secara umum dapat didefinisikan sebagai penerapan teknologi informasi
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI AKADEMIK YANG MENDUKUNG GREEN INFORMATION SYSTEM : STUDI KASUS PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA GRACIA
SISTEM INFORMASI AKADEMIK YANG MENDUKUNG GREEN INFORMATION SYSTEM : STUDI KASUS PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA GRACIA Djoni Haryadi Setiabudi, Ronald Budijanto, Justinus Andjarwirawan Jurusan Teknik Informatika,
Lebih terperinciuntuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan
PJJ& TIK untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan Direktorat Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, KEMENRISTEKDIKTI, 2017 Uwes A. Chaeruman Pendidikan Jarak Jauh proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam menjalankan bisnis mereka. Perusahaan sekecil apapun pasti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, setiap perusahaan yang ada pasti membutuhkan teknologi informasi dalam menjalankan bisnis mereka. Perusahaan sekecil apapun pasti tidak lepas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelajaran pokok di semua jenjang pendidikan sekolah. Namun, bagi sebagian orang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi mata pelajaran pokok di semua jenjang pendidikan sekolah. Namun, bagi sebagian orang matematika
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI
TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI DOSEN Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. ANGKATAN E-47 NONI NOER KAISAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Seperti halnya dengan dunia industri komunikasi massa yang terus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Majunya perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia informasi dan komunikasi saat ini. Seperti halnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan yang sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan tersebut metode
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi yang pesat, hampir seluruh kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern seperti ini industri hiburan kreatif sudah semakin banyak jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. Semua hal tersebut
Lebih terperinciKomputer & Pemerintah. E-Government
Komputer & Pemerintah E-Government Definisi E-Goverment Electronics government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, pelaku bisnis,
Lebih terperinciTENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN
f Yth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.07/2017
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi sebagai infrastruktur yang mampu menangani pengelolaan data dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan meningkatnya kebutuhan yang semakin kompleks di berbagai aspek kehidupan. Sistem informasi sebagai infrastruktur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. industri membutuhkan pembaharuan yang akan mendukung kegiatan mereka.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dari waktu ke waktu pada seluruh bidang industri membutuhkan pembaharuan yang akan mendukung kegiatan mereka. Pembaharuan yang dimaksudkan
Lebih terperinciIII. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce
III. LANDASAN TEORI Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah membawa banyak perubahan pada stabilitas ekonomi global, yaitu maraknya penggunaan Internet sebagai medium untuk melakukan transaksi
Lebih terperinciSAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT
Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasi Pada kondisi sekarang ini, hampir seluruh pekerjaan yang ada telah disusun secara sistem. Sistem adalah suatu hal yang menghubungkan suatu hal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan
Lebih terperinciPETA PERSAINGAN JASA KEUANGAN VS FINTECH DI ERA DIGITAL. Finansial Inclusion & Financial Technology. Widya T Harjono
PETA PERSAINGAN JASA KEUANGAN VS FINTECH DI ERA DIGITAL Finansial Inclusion & Financial Technology Widya T Harjono director@invest.co.id Pelatihan Digital Banking dan Financial Technology 18 November 2017
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciR a a t f. Sistem Informasi Pedesaan
R a a t f Sistem Informasi Pedesaan 1 Ringkasan Eksekutif Mengintegrasikan Gender pada Sistem Informasi Pedesaan di Indonesia Bank Dunia, Unit Sektor Pengembangan Pedesaan dan Sumberdaya Alam, Wilayah
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR
SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR Infrastruktur informasi terdiri dari fasilitas fisik, jasa, dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputasi secara bersama dalam suatu organisasi.
Lebih terperinciANALISA & PERANCANGAN SISTEM
ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini, kecepatan dan ketepatan dalam melakukan sesuatu hal yang berhubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa teknologi informasi kini menjadi suatu hal penting yang digunakan oleh hampir semua organisasi. Dalam era globalisasi saat ini, kecepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pemahaman teknologi pembelajaran, media sebagai sumber belajar merupakan komponen dalam sistem pembelajaran (instructional) selain pesan, orang, teknik,
Lebih terperinciMEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA
MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN: MEMBUKA DATA DARI BAWAH Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan
Lebih terperinciMembuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA
Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses Panduan Pelaksanaan 25 Agustus 2015 JAKARTA Panduan Pelaksanaan: Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data
Lebih terperinciIMPLEMENTASI WhatsApp MOBILE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA POKOK BAHASAN PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA
IMPLEMENTASI WhatsApp MOBILE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA POKOK BAHASAN PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Hendrik Pratama 1, Andista Candra Yusro 2 1 Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciPerjuangan Menyebarkan Internet
Perjuangan Menyebarkan Internet Onno W. Purbo onno@indo.net.id @onnowpurbo OnnoCenter 2016 ISBN: 978-602-74434-9-5 Ucapan Terima Kasih Indonesia Project, Australian National University, Indonesia Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam dunia pendidikan, bisa kita amati bahwa mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak bisa dipisahkan
Lebih terperinciPengantar Teknologi Komputer & Informatika E-EDUCATION
Pengantar Teknologi Komputer & Informatika E-EDUCATION 1 E-EDUCATION Ivan Illich (awal 70 an), Perancis, Flexible Learning Pendidikan tanpa Sekolah (Deschooling Society), yang secara ekstrimnya guru tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan internet saat ini sudah digunakan secara luas sebagai sarana pertukaran informasi. Perkembangan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2012 sudah mencapai
Lebih terperinciIMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.
IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR e-learning suatu istilah yang digunakan terhadap proses belajar mengajar berbasis online tanpa dibatasi
Lebih terperinciManajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI
Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI What is IT Resource People Infrastructure Application Information Why IT Should be managed? Manage Information Technology Effectiveness
Lebih terperinciProgram LL.M. @WashULaw ini memberi mahasiswa versi online dari kurikulum LL.M di kampus Washington University School of Law, dengan:
ST. LOUIS, MO, 8 Mei 2012-Washington University School of Law mengumumkan akan mulai menawarkan gelar Master of Laws dalam bidang Hukum AS. untuk Pengacara Asing (LL.M.) dalam format online yang baru dan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain
Lebih terperinci1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam e-learning terutama yang berbasis web, terdapat dua konsep belajar yang berbeda, yaitu Virtual Learning Environment (VLE) dan Personal Learning Environment
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan. Kegiatan pendidikan berfungsi membantu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan terdiri dari interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber-sumber pendidikan lain, dan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan.
Lebih terperinciBAB 3 DESKRIPSI UMUM SISTEM PEMANTAUAN PROYEK
BAB 3 DESKRIPSI UMUM SISTEM PEMANTAUAN PROYEK 3.1 Sejarah Perusahaan. PT. Fujitsu didirikan pertama kali pada tahun 1923 dengan nama Fuji Electric Co., Ltd. Pada awalnya Fuji Electric Co., Ltd. didirikan
Lebih terperinci