Bab 2. Landasan Teori. aspek belajar mengajar. Dalam setiap proses pembelajaran dan pengajaran komponen
|
|
- Suharto Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi Evaluasi pendidikan adalah salah satu tugas penting yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Porsi terbesar dari evaluasi pendidikan adalah pada aspek belajar mengajar. Dalam setiap proses pembelajaran dan pengajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan proses tersebut adalah evaluasi. Penyelenggaraan pendidikan baik formal maupun non-formal, pada umumnya berkewajiban memberikan informasi dan pertanggungjawaban kepada anak didiknya secara khusus dan kepada publik secara umum, mengenai berbagai aspek yang terkait dengan pelaksanaan serta hasil yang telah dicapai selama proses kegiatan berlangsung. Informasi ini bukan hanya dapat meningkatkan kepercayaan terhadap penyelenggara pendidikan tersebut tetapi juga dapat dijadikan acuan dasar untuk melakukan pengembangan dalam berbagai bidang. Informasi semacam inilah yang dapat disusun melalui suatu proses yang disebut dengan evaluasi Pengertian Evaluasi Dalam proses pembelajaran dan pengajaran yang terjadi di sekolah, khususnya di kelas, pengajar merupakan pihak yang paling bertanggung jawab atas hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Melalui evaluasi pendidikan inilah seorang pengajar menjalankan tugasnya untuk mengukur penguasaan ilmu yang telah dipelajari dan diperoleh oleh siswanya agar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. 8
2 Yatagai, dkk (2000:119) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan adalah sebagai berikut: 教育評価というのは教育目標に照らして生徒が望ましい成果をあげているかどうかを判定することといえる いいかえれば教育目標がいかに達成されたかを測定し その測定されたものの値打ちを確かめることである Terjemahannya: Evaluasi pendidikan adalah sebuah proses untuk menentukan apakah siswa memperoleh hasil yang diinginkan atau tidak sesuai dengan tujuan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa bukan sekedar mengukur pencapaian tujuan pendidikan, akan tetapi lebih kepada memastikan nilai dari evaluasi tersebut. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Grondlund dalam Purwanto (2006:3), yang merumuskan pengertian evaluasi sebagai suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai siswa dalam sebuah proses pembelajaran. Lebih lanjut evaluasi pendidikan menurut Wrighstone sejatinya adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan pemelajar ke arah tujuan dan nilai-nilai dalam kurikulum yang telah ditetapkan dan dirumuskan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan (Djaali dan Muljono, 2007:1) Tujuan Evaluasi Tugas yang harus dilaksanakan pertama kali dalam langkah perencanaan evaluasi adalah merumuskan tujuan evaluasi yang hendak dicapai dalam suatu proses pendidikan. Secara mendalam dan mendetail, Djiwandono (2006:399) mengemukakan lima tujuan utama dari kegiatan evaluasi pendidikan, yaitu 9
3 1. Sebagai perangsang atau dorongan Salah satu kegunaan evaluasi adalah untuk memotivasi siswa agar berusaha melakukan yang terbaik dengan memberikan angka tinggi, hadiah, bintang kelas sebagai hadiah atas usaha dan kerja kerasnya. 2. Umpan balik bagi siswa Penilaian dalam evaluasi yang tetap dan teratur akan memberikan gambaran tentang kekuatan dan kelemahan siswa. Informasi yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi ini akan membantu siswa memperbaiki kelemahan mereka untuk lebih sukses pada kesempatan yang akan datang. 3. Umpan balik bagi guru Dengan pengetahuan dari evaluasi terhadap siswanya ini, seorang guru akan mengetahui keberhasilan atau kegagalannya dalam memberikan pelajaran kepada siswa. Pengetahuan akan kegagalan akan memberikan tantangan untuk memperbaiki, dapat dengan mengubah metode mengajarnya atau mengubah sistematika bahan ajarnya, ataupun mengubah sikapnya. 4. Umpan balik bagi orang tua Evaluasi sekolah dalam bentuk buku rapor akan disimpan orang tua sebagai laporan tentang kegiatan anaknya selama di sekolah. Apabila nilai anaknya jatuh, orang tua akan mengetahui penyebabnya sehingga dapat membantu siswa untuk kembali belajar lebih giat lagi. Reinforcement atau penghargaan dari orang tua terhadap prestasi membanggakan anaknya sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi belajar anak. Oleh karena itu, antara orang tua dan guru haruslah terjalin hubungan kerja sama dalam upaya meningkatkan prestasi siswa. 10
4 5. Informasi untuk seleksi Untuk naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seorang siswa diwajibkan mengikuti seleksi dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Melalui hasil evaluasi selama proses pembelajaran, sekolah dapat membantu memberikan penilaian yang seobjektif mungkin dalam menempatkan kemampuan siswa, sesuai atau tidak dengan persyaratan yang telah ditetapkan Teknik Evaluasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berikutnya akan disingkat menjadi KBBI (2002:1158), pengertian dari istilah teknik dijabarkan sebagai metode atau sistem yang digunakan dalam pengerjaan suatu proses kegiatan. Sebagai persiapan untuk menjalankan proses evaluasi dalam kegiatan pembelajaran, perlu disusun instrumen teknik pengukuran evaluasi yang akan dipergunakan. Penyusunan instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penguasaan siswa terhadap suatu materi atau pokok bahasan. Arikunto (2009:26) merumuskan teknik pengukuran evaluasi ke dalam dua instrumen, yaitu teknik non-tes dan teknik tes. 1. Teknik non-tes Evaluasi dengan mengacu pada teknik non-tes merupakan prosedur atau langkahlangkah yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan kepribadian. Secara lebih jelas, Warwanto (2009:74) menyimpulkan teknik non-tes yaitu pengukuran yang dilakukan dengan mengamati segala tingkah laku yang dilakukan anak didik secara konkret dari segi penerimaan, partisipasi dan penentuan sikap. Yang tergolong teknik non-tes adalah: 11
5 a. Skala bertingkat (rating scale) b. Kuesioner (questionair) c. Daftar cocok (check list) d. Wawancara (interview) e. Pengamatan (observation) f. Riwayat hidup 2. Teknik tes Webster s Collegiate dalam Arikunto (2009:32) mendefinisikan tes sebagai sekumpulan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok responden. Pengertian tes pun lebih dipersempit lagi dengan menyederhanakan definisi tersebut menjadi Tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program (Arikunto, 2009:33) Bentuk Tes Evaluasi Dalam hal ini, Arikunto (2009:162) membedakan tes ke dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut: 1. Tes Subjektif 主観的テスト Shukanteki tesuto pada umumnya berbentuk esai (uraian). Soal bentuk esai ini dimasukkan ke dalam kategori tes subjektif dikarenakan cara pemeriksaannya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektifitas dan membutuhkan pertimbangan individual dari penilainya. Tes berbentuk soal esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau 12
6 uraian kata-kata, yang akan mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya serta memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri. 2. Tes Objektif 客観的テスト Kyakkanteki tesuto adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif, tidak berdasarkan pada keputusan atau pertimbangan pribadi penilai. Berbeda dengan tes subjektif yang masing-masing butir soalnya tidak hanya dapat dijawab benar atau salah penuh melainkan juga dapat dijawab setengah benar atau seperempat benar, tes objektif merupakan tes yang setiap butirnya hanya dapat dijawab benar penuh atau salah penuh (Djaali dan Muljono, 2007:102). Menurut Arikunto (2009:165) terdapat empat macam tes objektif, yaitu tes dengan bentuk soal benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan bentuk jawaban singkat atau isian. Akan tetapi dalam penelitian skripsi kali ini, penulis akan menambahkan dua macam tes objektif lainnya yang akan digunakan sebagai bentuk soal dalam proses evaluasi untuk kelas penelitian ini, yakni menyusun kalimat dan tes dalam bentuk membenarkan (Hoshino, 2006:168). 1) Soal Betul-Salah 真偽法 Di dalam bahasa Jepang, shingihou terkadang dikenal pula dengan sebutan seigohou atau maru-batsu. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, shingihou biasa disebut model betul-salah (B-S). Soal-soal yang terdapat dalam tes ini, biasanya berupa pernyataan-pernyataan, ada yang benar dan adapula pernyataan yang salah. Siswa bertugas untuk menjawab soal tersebut dengan 13
7 cara menentukan betul (B) atau salah (S), kemudian menandai masing-masing pernyataan itu melingkari atau menuliskan huruf B bila pernyataannya betul menurut pendapatnya dan melingkari atau menuliskan huruf S bila dianggap salah. Berbeda dengan Jepang, disana huruf B dan S diganti dengan membubuhkan bentuk maru ( ) apabila benar dan batsu ( ) jika salah, ke dalam ruang jawaban yang telah disediakan. 2) Soal Pilihan Ganda 多肢選択法 Tashisentakuhou atau pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Untuk melengkapinya disediakan beberapa buah alternatif jawaban. Bagian dari soal tes ini terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (options). Kemungkinan jawaban (options) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor). 3) Soal Menjodohkan 組み合わせ法 Model soal kumiawasehou ini dilakukan dengan cara menggabungkan atau mencocokkan kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang berhubungan antara kolom-kolom pertama yang berisi pertanyaan atau masalah yang harus dijawab dengan kolom kedua yang berisi pilihan jawaban-jawabannya. Jumlah kata atau ungkapan yang ada di kolom pertama tidak harus selalu sama dengan kata atau ungkapan yang ada di kolom kedua. Salah satu pihak mungkin saja lebih banyak atau lebih sedikit. Tugas para siswa adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya. Cara mengerjakannya biasanya dilakukan dengan cara menghubungkan kata-kata yang berhubungan dengan garis, tetapi terutama 14
8 bila pilihannya banyak, bisa juga dilakukan dengan cara mengisi pada tanda kurung yang kosong. 4) Soal Isian 完成法 Sesuai dengan namanya, soal jenis kanseihou ini disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Untuk itu siswa diwajibkan mengerjakan soal dengan cara menyelesaikan kalimat atau melengkapi bagian-bagian kosong yang telah disediakan pada soal tes tersebut. 5) Soal Menyusun Kalimat 配列法 Tes dengan model soal hairetsuhou biasanya berbentuk susunan kata-kata yang tidak beraturan. Dengan bentuk soal ini, siswa diharapkan dapat menyusun kembali kata-kata tersebut dengan urutan gramatikal yang benar sehingga membentuk kalimat yang bermakna. Semakin banyak jumlah item yang menyusun kalimat tersebut, maka kesulitan yang dihadapi pun akan semakin meningkat. 6) Soal Membenarkan 訂正法 Model soal teiseihou biasanya dilakukan untuk menguji kejelian siswa dalam menemukan kesalahan yang terdapat pada suatu kalimat sekaligus untuk menguji keterampilan siswa dalam memperbaiki kesalahan tersebut. Jenis tes seperti ini bisa juga dibuat dengan cara menentukan kesalahannya sehingga siswa tinggal memperbaikinya. 15
9 2.2 Teori Stimulus - Respon Perilaku setiap umat manusia tunduk pada hubungan sebab-akibat, segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia berasal dari sebuah penyebab dan berakhir pada sebuah akibat. Hubungan sebab-akibat ini dalam teori belajar behavioristik dirumuskan dalam bentuk stimulus-respon. Bastable (2002:34) menyebutkan bahwa para ahli behavioristik memandang proses belajar mengajar sebagai sebuah perubahan tingkah laku, hasil dari proses interaksi yang terjadi antara sistem stimulus dan respon. Menurut Teori Stimulus-Respon atau biasa disebut pula dengan istilah Teori Asosiasi yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edward Lee Thorndike dalam Djiwandono (2006:126), belajar merupakan peristiwa terbentuknya hubungan atau koneksi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus dengan respon. Stimulus adalah segala sesuatu yang berasal dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme agar mampu melakukan aksi atau berbuat, dalam konteksnya dengan proses belajar mengajar stimulus berarti segala sesuatu yang diberikan oleh seorang guru dalam upaya agar siswa memberikan umpan balik sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan respon adalah segala sesuatu reaksi yang asalnya dari lingkungan internal seorang siswa atau diri sendiri yang dimunculkan karena adanya perangsang, dalam hal ini stimulus itu sendiri (Pradiansyah, 2010:17). Para pengajar yang menggunakan kerangka Teori Stimulus-Respon ini memandang pemelajar sebagai anggota yang pasif, butuh motivasi dari luar, dan dipengaruhi oleh stimulus berupa reinforcement atau penguatan. Karena itu para pendidik mengembangkan suatu stimulus yang terstruktur baik dan menentukan bagaimana siswa harus dimotivasi, dirangsang, serta dievaluasi. Kemudian kemajuan 16
10 siswa tersebut akan diukur melalui proses evaluasi dengan hasil yang dapat diamati (Suparno, 1997:58) Strategi Menjawab Soal Berbagai hal dapat dilakukan oleh guru untuk memberikan materi penguat kepada siswanya sebelum menghadapi proses evaluasi tersebut, salah satunya adalah dengan memberikan stimulus berupa penyampaian mengenai strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menjawab soal-soal evaluasi. Berikut adalah stimulus berupa strategi menjawab sesuai dengan masing-masing ragam soal evaluasi objektif yang dimaksud (Hartman & Stewart, 2005:97), (Allen, 2002). a. Shingihou 真偽法 1. Baca pernyataan dengan teliti dan seksama. 2. Perhatikan susunan gramatikal dalam pernyataan tersebut, apakah sudah sesuai dengan aturan gramatikal bahasa. 3. Perhatikan setiap partikel, apakah penggunaan partikel dan penempatannya sudah benar. 4. Perhatikan verba yang terdapat dalam pernyataan tersebut, bila mengalami perubahan bentuk, apakah perubahan tersebut sesuai dan sudah mengikuti aturan untuk setiap golongan verba. 5. Cobalah untuk mengartikan pernyataan tersebut dan pastikan kalimat pernyataan tersebut sinkron dan masuk akal. 6. Ingat bahwa jika ada bagian dari pernyataan yang salah, maka seluruh pernyataan dapat dipastikan salah. 17
11 b. Tashisentakuhou 多肢選択法 1. Baca kalimat pernyataan dengan seksama dan kemudian baca setiap pilihan yang telah diberikan. 2. Praktekkan proses eliminasi. Cari pilihan mulai dari yang Anda yakin bahwa itu bukanlah jawabannya, kemudian hilangkan atau coret satu persatu. 3. Jika mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, cobalah untuk membaca kalimat pernyataan dalam soal tersebut dengan pilihan jawaban, satu per satu. Pada umumnya, jawaban yang dimaksud akan terasa enak didengar dan tidak terasa aneh pada saat diucapkan. 4. Setelah membuat keputusan, bacalah kembali pernyataan dalam soal tersebut, beserta jawaban yang telah dipilih. Pastikan kalimat sudah masuk akal dan tata bahasanya sudah benar. Kiat khusus untuk siswa yang tidak menyukai tes pilihan ganda: Ganti pertanyaan ke dalam bentuk isian. Lakukan cara ini dengan menutup semua pilihan yang diberikan. Kemudian bacalah pertanyaan dan tulis jawaban Anda di atas kertas. Bila Anda telah melakukan itu, bukalah pilihan yang ada untuk melihat apakah jawaban yang Anda tulis tadi ada di salah satu pilihan tersebut. (Tips ini akan sangat membantu bagi siswa yang mengalami kekhawatiran ketika mereka melihat pilihan sebelum memutuskan jawaban.) c. Kumiawasehou 組み合わせ法 1. Baca setiap kolom sebelum menjawab. 2. Tentukan apakah item dalam setiap kolom berjumlah sama. Apabila dalam kolom jawaban terdapat pilihan yang lebih banyak dari pertanyaan, maka Anda akan memiliki beberapa pilihan jawaban yang tersisa. 18
12 3. Tentukan apakah Anda dapat menggunakan jawaban hanya sekali atau lebih dari sekali. 4. Pertama jawablah sesuai dengan pernyataan yang Anda yakin akan jawabannya. 5. Jika Anda tidak akan menggunakan jawaban tersebut lebih dari sekali, hilangkan atau beri tanda pada jawaban yang telah digunakan. 6. Lakukan proses eliminasi untuk jawaban yang Anda sudah tahu. 7. Cobalah untuk mengerti situasi yang terdapat pada kalimat dalam soal, kemudian hubungkan dengan pilihan yang telah disediakan, pasangan yang cocok akan memiliki keterkaitan satu sama lain. 8. Akan tetapi jika Anda tidak mampu untuk mengartikan keseluruhan situasi dalam kalimat tersebut, cari satu kata yang Anda kenal dan tahu artinya, kemudian cocokkan dengan pilihan yang ada, satu kata tersebut dapat membantu Anda dalam menemukan jawabannya. 9. Apabila dalam satu soal Anda menemukan dua kemungkinan jawaban, jangan dulu dijawab, lanjutkan ke soal berikutnya. Pasti Anda akan menemukan soal lain yang memiliki keterkaitan lebih dengan salah satu dari kemungkinan jawaban tadi, sehingga dapat dipastikan pilihan yang satu lagi merupakan jawaban dari soal tersebut. d. Kanseihou 完成法 1. Bacalah seluruh pernyataan dengan hati-hati sehingga Anda jelas apa yang harus Anda jawab dalam bagian yang telah dikosongkan. 2. Jangan pernah berasumsi bahwa panjang dari bagian yang telah dikosongkan ada hubungannya dengan panjang dari jawabannya. 3. Perhatikan kata yang berada di depan bagian yang kosong. 19
13 4. Carilah kata-kata kunci dalam kalimat yang mungkin akan memberikan petunjuk. 5. Berhati-hatilah pada perubahan verba. e. Hairetsuhou 配列法 1. Baca setiap pilihan kata yang diberikan. 2. Dari setiap pilihan tersebut, tentukanlah subjek, objek, predikat. 3. Perhatikan struktur gramatikalnya, dalam bahasa Jepang verba utama harus ditempatkan pada akhir kalimat. Secara umum, subjek harus diletakkan sebelum objek (ada pengecualian khusus untuk ini ketika sedang menekankan objek). Struktur gramatikal dalam bahasa Jepang adalah SOP, jangan sampai terbalik dengan bahasa Indonesia, SPO. 4. Urutkan pilihan kata tersebut sesuai dengan urutan gramatikal yang benar sesuai dengan aturan berbahasa. 5. Jangan lupa untuk memperhatikan partikel yang melekat, baik pada subjek, objek, maupun predikat. f. Teiseihou 訂正法 1. Bacalah kalimat dengan seksama dan coba untuk memahami makna dan arti yang lebih luas dari kata-kata yang harus disesuaikan atau dibenarkan. 2. Ucapkan kalimat tersebut dengan nada sedikit keras tanpa terlalu terdengar oleh orang lain atau dapat pula diucapkan dalam hati. Apabila kemampuan bahasa Anda sudah terbilang cukup baik dalam mengikuti aturan tata bahasa, maka bagian-bagian dalam kalimat yang salah memang akan terdengar aneh. 3. Periksa dan analisis kesalahan tersebut, apakah terdapat kesalahan gramatikal dari kalimat tersebut. 20
14 4. Apabila kesalahan sudah ditentukan atau diberikan dalam soal, maka Anda akan lebih mudah untuk menjawabnya, Anda tinggal membenarkannya sesuai dengan perintah atau sesuai dengan makna yang ingin disampaikan dari kalimat pernyataan tersebut. 5. Jangan lupa untuk memeriksa kembali kalimat, apakah sudah jelas dan logis. 2.3 Verba Terdapat beberapa perbedaan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang. Salah satu yang paling menonjol bila dilihat dari struktur pola kalimatnya, bahasa Indonesia memiliki struktur SPO (subjek-predikat-objek) sedangkan bahasa Jepang SOP (subjek-objek-predikat). Melihat perbedaan tersebut, pada umumnya verba atau kata kerja mendapat tempat paling akhir dalam sebuah kalimat berbahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang, kata kerja dikenal dengan istilah doushi. Masuoka (1990:13) mendefinisikan doushi sebagai berikut, 動詞の基本的な性格は 単独で述語の働きをし 文中での働きの違いに応じて活用することである. Artinya, kata kerja memiliki sifat dasar yaitu berfungsi sebagai predikat, dan mempunyai kegunaan yang berbeda dalam suatu kalimat Jenis-Jenis Verba Verba dapat terbagi menjadi beberapa jenis apabila dilihat dari titik tinjauannya, namun dalam bukunya, Masuoka membagi jenis-jenis verba yang dianggap penting ke dalam tiga jenis, yaitu doutaidoushi-joutaidoushi, jidoushi-tadoushi, dan ishidoushi-muishidoushi (Masuoka, 1990:13). 21
15 1. Doutaidoushi - Joutaidoushi Doutaidoushi merupakan verba yang menunjukkan suatu gerakan, contohnya seperti aruku 歩く, taoreru 倒れる, taosu 倒す, hanasu 話す. Sebaliknya verba yang menunjukkan suatu keadaan disebut joutaidoushi, yang di dalamnya terdapat: 1) kata aru ある, iru いる yang menunjukkan kepemilikan atau kepunyaan; 2) kata dekiru できる yang menunjukkan arti potensial atau kemampuan; 3) kata iru 要る yang menunjukkan sebuah kepentingan; dan 4) kata kotonaru 異なる, chigau 違う yang menunjukkan suatu pendapat, dan sebagainya. 2. Jidoushi - Tadoushi Doutaidoushi dibedakan lagi menjadi jidoushi dan tadoushi. Disebut tadoushi apabila verba tersebut menggunakan subjek yang bersifat sebagai formalitas, terdapat sebuah benda atau orang yang dijadikan objek suatu aktivitas atau pekerjaan, yang memiliki struktur 名詞 +を. Sedangkan jidoushi adalah verba yang digunakan bila subjek aktif melakukan aktifitas, memiliki struktur 名詞 +が. Untuk lebih memperjelas perbedaan jidoushi dan tadoushi, dapat melihat bagan di bawah ini. Tabel Jidoushi dan Tadoushi Jidoushi 車が止まる Mobil berhenti 輪が回る Lingkaran berputar Tadoushi 車を止める Menghentikan mobil 輪が回す Memutar lingkaran 22
16 人が集まる Orang berkumpul 木が倒れる Pohon tumbang 人が集める Mengumpulkan orang 木が倒れる Menumbangkan pohon Sumber : Masuoka (1990:14) 3. Ishidoushi - Muishidoushi Ishidoushi merupakan verba yang menunjukkan kegiatan karena kemauan seseorang, misalnya kata aruku 歩く, yomu 読む, kangaeru 考える, dan sebagainya. Sebaliknya muishidoushi adalah verba yang dilakukan tidak berdasarkan kemauan seseorang, seperti kata taoreru 倒れる, oiru 老いる, ushinau 失う, dan lain sebagainya Konjugasi Verba Dalam penyatuannya menjadi sebuah kalimat yang utuh, verba bahasa Jepang mengalami kojugasi atau perubahan bentuk yang biasa disebut dengan katsuyoukei. Setiap perubahan tersebut akan memberikan makna yang berbeda-beda. Terdapat berbagai macam katsuyoukei, namun dalam skripsi ini hanya akan dijelaskan perubahan verba ke dalam bentuk ーて, hal ini dikarenakan dalam proses penelitian, yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran hanyalah perubahan bentuk ーて dan beberapa bentuk pengaplikasiannya dalam kalimat percakapan sehari-hari. 23
17 Menurut konjugasinya, verba terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu: Tabel Golongan Verba Golongan Penjelasan Kolom Bunyi Contoh I Verba yang suku kata sebelum ます, berakhir dengan bunyi pada kolom い, termasuk penambahan ten-ten ( ) dan maru ( ) い, き, し, ち, に, ひ, み, り かきますのみます menulis minum II Verba yang suku kata sebelum ます, berakhir dengan bunyi pada kolom え, termasuk penambahan ten-ten ( ) dan maru ( ) え, け, せ, て, ね, へめ, れ たべますねます makan tidur III Verba kelompok ini adalah します dan Kata Benda yang menunjukkan kegiatan + します. Juga termasuk き きます datang 勉強します belajar ます. Sumber : Tanaka (2006:94) Akan tetapi pada verba golongan II terdapat sejumlah pengecualian. Ada beberapa verba yang suku kata sebelum ます, berakhir dengan bunyi pada kolom い, tetapi dimasukkan ke dalam kelompok verba golongan II, yaitu みます (melihat), おきま す (bangun), かります (meminjam), あびます (mandi), います (ada untuk orang), きます (memakai), dan lain sebagainya Verba Bentuk ーて Bentuk verba yang berakhiran て atau で disebut dengan bentuk ーて. Cara mengubah verba bentuk ーて adalah tergantung pada kelompok verbanya masing- 24
18 masing. Berikut adalah cara perubahan verba setiap golongan, dari verba bentuk ー ます menjadi verba dalam bentuk ーて. 1) Godan Doushi (Verba Golongan I) い び きいて ちって み んで ぎいで り に し して Contoh: あいます あって よびます よんで かきます かいて まちます まって のみます のんで いそぎます いそいで とります とって しにます しんで けします けして Pengecualian : いきます いって 2) Ichidan Doushi (Verba Golongan II) ~ [ え ] ます ~ [ え ] て Contoh: たべます たべて つけます つけて Pengecualian: みます みて おきます おきて きます きて かります かりて います いて あびます あびて 3) Henkaku Doushi (Verba Golongan III) 25
19 ~ します ~ して Contoh : きます きて します して Pola Kalimat Verba Bentuk ーて Pengaplikasian konjugasi verba menjadi bentuk ーて dalam sebuah kalimat berbahasa Jepang, memiliki beraneka ragam fungsi. Akan tetapi sehubungan dengan materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian skripsi ini, maka yang akan dijelaskan hanyalah penggunaan verba bentuk ーて dalam beberapa pola kalimat. Berikut adalah penjelasan dari beberapa pola kalimat tersebut. 1. Pola kalimat ーてください Pola ini dipakai pada waktu memohon, memerintahkan, mempersilahkan lawan bicara melakukan sesuatu. Ketika digunakan untuk memerintahkan, pola ini tidak dipakai kepada orang yang kedudukannya lebih tinggi atau lebih tua daripada si pembicara. Contoh: memohon この荷物を持ってください Tolong bawakan barang ini. memerintahkan レポートを書いてください Tolong tulis laporan. 26
20 mempersilahkan どうぞたくさん食べてください Silahkan makan yang banyak. 2. Pola kalimat ーています a. Menunjukkan kegiatan yang sedang berlangsung. Contoh: 先生は日本語を教えています Guru sedang mengajar Bahasa Jepang. b. Menunjukkan suatu keadaan yang sudah terjadi dan hasilnya masih berlangsung sampai saat ini. Contoh: わたしは東京に住んでいます Saya tinggal di Tokyo. (sampai saat ini masih tinggal di Tokyo) c. Menunjukkan keadaan suatu perbuatan yang sama berlangsung berulangulang untuk waktu yang lama. Contoh: 学校で勉強しています 3. Pola kalimat ーてもいいです Saya belajar di sekolah. (setiap hari ke sekolah untuk belajar) Ini adalah ungkapan yang menunjukkan pemberian izin. Contoh: 傘をかりてもいいです Anda boleh meminjam payung. 27
21 Kalau menjadi kalimat pertanyaan, maka menjadi ungkapan untuk meminta izin. Contoh: そのカタログをとってもいいですか Bolehkah saya mengambil katalog itu? 4. Pola kalimat ーてはいけません Ungkapan ini menunjukkan arti larangan. Contoh: クラスで電話をかけてはいけません Tidak boleh menelepon di kelas. 5. Pola kalimat ーて ーて ーます Pola kalimat ini menunjukkan urutan beberapa aktivitas. Apabila dua atau lebih perbuatan berlangsung berturut-turut, maka perbuatan itu dijajarkan menurut urutan terjadinya. Contoh: 毎朝起きて ミルクを飲んで 本を読みます Setiap pagi saya bangun, minum susu, kemudian baca buku. 6. Pola kalimat ーてから Pola kalimat ini menunjukkan bahwa setelah kegiatan yang ditunjukkan oleh Verba 1 selesai, segera disusul kegiatan dari Verba 2. Contoh: 今朝新聞を読んでから 手紙を書きました Tadi pagi setelah membaca koran, saya menulis surat. 28
Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami
Lebih terperinci3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.
Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~
Lebih terperinciPROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :
LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan
BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Menurut James (1:1998), analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Analisis Kesalahan Berbahasa Menurut James (1:1998), analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang alami maupun tidak, sebab dan akibat dari suatu kesalahan berbahasa.
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperincimembahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.
1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji
Lebih terperinciABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu
ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau
Lebih terperinciPENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015
PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh
Lebih terperinciぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.
Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan
Lebih terperinciBAB 2. Landasan Teori
BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan
Lebih terperinciTEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり
TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という Yang disebut dengan Hinshi adalah pengelompokan kata yang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo
Lebih terperinciANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA
ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal
BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang
Lebih terperinciビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析
ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono
Lebih terperinciANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)
ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat
Lebih terperinciJEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI
PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciSILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II
SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,
Lebih terperinciBAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup
BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga
Lebih terperinci映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析
映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 品詞 Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu kelas
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd
ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :
Lebih terperinciPERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK
PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan
Lebih terperinciSILABUS. Kegiatan Pembelajaran
SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi
Lebih terperinciHasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018
Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.
Lebih terperinciKENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)
KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI
Lebih terperinciBJ システムについて Mengenai BJ System
BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムは日本語の文法 および漢字を基準にして独自に開発したシステム教材です BJ System adalah sistem pembelajaran bahasa Jepang yang berdasarkan tata bahasa dan tulisan KANJI. 文法を基準にしておりますので 汎用性の高い日本語を習得できます
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang
Lebih terperinciSOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか
Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Menurut Okutsu (1990:13) yang dimaksud dengan meishi ( 名詞 ) adalah 名詞は自立 語である 文の構造には主題となったっり 補足語となったり 述語となった
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Meishi ( 名詞 ) dan Doushi ( 動詞 ) Dalam sub bab ini akan membahas mengenai teori yang berhubungan dengan kata benda ( 名詞 ) dan kata kerja ( 動詞 ) bahasa Jepang. 2.1.1 Definisi
Lebih terperinci(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.
(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen
Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen Pada subbab ini, penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian kelas yang telah dilaksanakan
Lebih terperinciKEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI
KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi
Lebih terperinciLampiran A Strategi Menjawab Ragam Soal Objektif
Lampiran A Strategi Menjawab Ragam Soal Objektif L1 L2 Sumber data : Investing in Your College Education & Japanese Sentence Structure L3 Lampiran B Media Pengajaran Kelas Eksperimen B.1 Kegiatan Pembelajaran
Lebih terperinciENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA
ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian
Lebih terperinciPENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.
PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat
Lebih terperinciKISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活
KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi
Lebih terperinciBAB 2. Landasan Teori
BAB 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Agar memperoleh ketepatan dalam penggunaan kata pada sebuah kalimat, maka diperlukan pengetahuan untuk menguasai makna dan konsep dalam kata-kata yang dipilih. Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang
Lebih terperinciKARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN
KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所
Lebih terperinciCARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK
CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA Aji Setyanto Universitas Brawijaya adjie_brawijaya@yahoo.co.jp ABSTRAK Dalam pembelajaran bahasa asing, goi (kosa kata), adalah
Lebih terperinciDikerjakan O L E H SUNITA BR
PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE
SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan
Lebih terperinciABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,
ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.
Lebih terperinciMargaretha Argadian Asmara, 2015
ABSTRAK Dalam aktifitas pembelajaran sekarang ini, telah dijumpai pemakaian evaluasi diri yang digunakan pada pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang yaitu can do statements. Can do statements
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Joshi( 助詞 ) Dalam kalimat bahasa Jepang, joshi( 助詞 )memiliki peranan yang sangat vital, baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori shuujoshi Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か ぜ ぞ さ わ よ ね disebut sebagai shuujoshi. Yang dimaksud dengan shuujoshi menurut gendai nihongo bunpo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman pesan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan dimaksud
Lebih terperinciPengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik
Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Cicik Hariati Rusni Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)
LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima
Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III
SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam sub bab ini secara umum akan membahas mengenai teori yang
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penerjemahan Dalam sub bab ini secara umum akan membahas mengenai teori yang berhubungan penerjemahan. 2.1.1 Pengertian Penerjemahan Menurut Simatupang (2000: 2) menerjemahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Sinonim dan Sinonimi Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna dari kata sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain. Sedangkan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Kelas Kata Seperti halnya bahasa lain, dalam bahasa Jepang juga terdapat kelas kata. Setiap kelas kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat. Menurut
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. KBBI, definisi pengajaran adalah proses, pembuatan, cara, segala sesuatu mengenai
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Pengajaran Bahasa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:15) yang akan disingkat dengan KBBI, definisi pengajaran adalah proses, pembuatan, cara, segala sesuatu mengenai mengajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang memiliki keunikan-keunikan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Salah satu keunikan bahasa Jepang tersebut adalah adanya nomina abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi
Lebih terperinciBAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN
BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN Komik-komik Kobo-Chan yang menjadi sumber data terdiri dari 7 seri komik. Dari ketujuh seri komik tersebut, 20 data akan dianalisis tujuan penggunaan kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2007:181),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia tak lepas dari interaksi dan komunikasi. Terutama pada pembelajar bahasa asing yang diharapkan dapat berkomunikasi secara baik
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nim :
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya penulis sendiri dan semua sumber baik yang di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar Nama : Achmad Dian Nim : 2009110163
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,
Lebih terperinciSHJ Student Voice. For Indonesian Students. SHJ Language School
SHJ 201 7 Student Voice For Indonesian Students SHJ Language School 留学生アンケート 名前 :Miranti Yunita 年齢 :26 性別 : 男 女 アルバイト : 無 有 らいにちねんげつ 来日年月 たいざいきかん 2015 年 6 月滞在期間 15 ヶ月 もくてき 1 日本へ留学する目的について ( どうして日本への留学を選んだか?
Lebih terperinci