Bab 2. Landasan Teori. aspek belajar mengajar. Dalam setiap proses pembelajaran dan pengajaran komponen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2. Landasan Teori. aspek belajar mengajar. Dalam setiap proses pembelajaran dan pengajaran komponen"

Transkripsi

1 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Evaluasi Evaluasi pendidikan adalah salah satu tugas penting yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Porsi terbesar dari evaluasi pendidikan adalah pada aspek belajar mengajar. Dalam setiap proses pembelajaran dan pengajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan proses tersebut adalah evaluasi. Penyelenggaraan pendidikan baik formal maupun non-formal, pada umumnya berkewajiban memberikan informasi dan pertanggungjawaban kepada anak didiknya secara khusus dan kepada publik secara umum, mengenai berbagai aspek yang terkait dengan pelaksanaan serta hasil yang telah dicapai selama proses kegiatan berlangsung. Informasi ini bukan hanya dapat meningkatkan kepercayaan terhadap penyelenggara pendidikan tersebut tetapi juga dapat dijadikan acuan dasar untuk melakukan pengembangan dalam berbagai bidang. Informasi semacam inilah yang dapat disusun melalui suatu proses yang disebut dengan evaluasi Pengertian Evaluasi Dalam proses pembelajaran dan pengajaran yang terjadi di sekolah, khususnya di kelas, pengajar merupakan pihak yang paling bertanggung jawab atas hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Melalui evaluasi pendidikan inilah seorang pengajar menjalankan tugasnya untuk mengukur penguasaan ilmu yang telah dipelajari dan diperoleh oleh siswanya agar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. 8

2 Yatagai, dkk (2000:119) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan adalah sebagai berikut: 教育評価というのは教育目標に照らして生徒が望ましい成果をあげているかどうかを判定することといえる いいかえれば教育目標がいかに達成されたかを測定し その測定されたものの値打ちを確かめることである Terjemahannya: Evaluasi pendidikan adalah sebuah proses untuk menentukan apakah siswa memperoleh hasil yang diinginkan atau tidak sesuai dengan tujuan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa bukan sekedar mengukur pencapaian tujuan pendidikan, akan tetapi lebih kepada memastikan nilai dari evaluasi tersebut. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Grondlund dalam Purwanto (2006:3), yang merumuskan pengertian evaluasi sebagai suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai siswa dalam sebuah proses pembelajaran. Lebih lanjut evaluasi pendidikan menurut Wrighstone sejatinya adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan pemelajar ke arah tujuan dan nilai-nilai dalam kurikulum yang telah ditetapkan dan dirumuskan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan (Djaali dan Muljono, 2007:1) Tujuan Evaluasi Tugas yang harus dilaksanakan pertama kali dalam langkah perencanaan evaluasi adalah merumuskan tujuan evaluasi yang hendak dicapai dalam suatu proses pendidikan. Secara mendalam dan mendetail, Djiwandono (2006:399) mengemukakan lima tujuan utama dari kegiatan evaluasi pendidikan, yaitu 9

3 1. Sebagai perangsang atau dorongan Salah satu kegunaan evaluasi adalah untuk memotivasi siswa agar berusaha melakukan yang terbaik dengan memberikan angka tinggi, hadiah, bintang kelas sebagai hadiah atas usaha dan kerja kerasnya. 2. Umpan balik bagi siswa Penilaian dalam evaluasi yang tetap dan teratur akan memberikan gambaran tentang kekuatan dan kelemahan siswa. Informasi yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi ini akan membantu siswa memperbaiki kelemahan mereka untuk lebih sukses pada kesempatan yang akan datang. 3. Umpan balik bagi guru Dengan pengetahuan dari evaluasi terhadap siswanya ini, seorang guru akan mengetahui keberhasilan atau kegagalannya dalam memberikan pelajaran kepada siswa. Pengetahuan akan kegagalan akan memberikan tantangan untuk memperbaiki, dapat dengan mengubah metode mengajarnya atau mengubah sistematika bahan ajarnya, ataupun mengubah sikapnya. 4. Umpan balik bagi orang tua Evaluasi sekolah dalam bentuk buku rapor akan disimpan orang tua sebagai laporan tentang kegiatan anaknya selama di sekolah. Apabila nilai anaknya jatuh, orang tua akan mengetahui penyebabnya sehingga dapat membantu siswa untuk kembali belajar lebih giat lagi. Reinforcement atau penghargaan dari orang tua terhadap prestasi membanggakan anaknya sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi belajar anak. Oleh karena itu, antara orang tua dan guru haruslah terjalin hubungan kerja sama dalam upaya meningkatkan prestasi siswa. 10

4 5. Informasi untuk seleksi Untuk naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seorang siswa diwajibkan mengikuti seleksi dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Melalui hasil evaluasi selama proses pembelajaran, sekolah dapat membantu memberikan penilaian yang seobjektif mungkin dalam menempatkan kemampuan siswa, sesuai atau tidak dengan persyaratan yang telah ditetapkan Teknik Evaluasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berikutnya akan disingkat menjadi KBBI (2002:1158), pengertian dari istilah teknik dijabarkan sebagai metode atau sistem yang digunakan dalam pengerjaan suatu proses kegiatan. Sebagai persiapan untuk menjalankan proses evaluasi dalam kegiatan pembelajaran, perlu disusun instrumen teknik pengukuran evaluasi yang akan dipergunakan. Penyusunan instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penguasaan siswa terhadap suatu materi atau pokok bahasan. Arikunto (2009:26) merumuskan teknik pengukuran evaluasi ke dalam dua instrumen, yaitu teknik non-tes dan teknik tes. 1. Teknik non-tes Evaluasi dengan mengacu pada teknik non-tes merupakan prosedur atau langkahlangkah yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan kepribadian. Secara lebih jelas, Warwanto (2009:74) menyimpulkan teknik non-tes yaitu pengukuran yang dilakukan dengan mengamati segala tingkah laku yang dilakukan anak didik secara konkret dari segi penerimaan, partisipasi dan penentuan sikap. Yang tergolong teknik non-tes adalah: 11

5 a. Skala bertingkat (rating scale) b. Kuesioner (questionair) c. Daftar cocok (check list) d. Wawancara (interview) e. Pengamatan (observation) f. Riwayat hidup 2. Teknik tes Webster s Collegiate dalam Arikunto (2009:32) mendefinisikan tes sebagai sekumpulan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok responden. Pengertian tes pun lebih dipersempit lagi dengan menyederhanakan definisi tersebut menjadi Tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program (Arikunto, 2009:33) Bentuk Tes Evaluasi Dalam hal ini, Arikunto (2009:162) membedakan tes ke dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut: 1. Tes Subjektif 主観的テスト Shukanteki tesuto pada umumnya berbentuk esai (uraian). Soal bentuk esai ini dimasukkan ke dalam kategori tes subjektif dikarenakan cara pemeriksaannya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektifitas dan membutuhkan pertimbangan individual dari penilainya. Tes berbentuk soal esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau 12

6 uraian kata-kata, yang akan mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya serta memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri. 2. Tes Objektif 客観的テスト Kyakkanteki tesuto adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif, tidak berdasarkan pada keputusan atau pertimbangan pribadi penilai. Berbeda dengan tes subjektif yang masing-masing butir soalnya tidak hanya dapat dijawab benar atau salah penuh melainkan juga dapat dijawab setengah benar atau seperempat benar, tes objektif merupakan tes yang setiap butirnya hanya dapat dijawab benar penuh atau salah penuh (Djaali dan Muljono, 2007:102). Menurut Arikunto (2009:165) terdapat empat macam tes objektif, yaitu tes dengan bentuk soal benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan bentuk jawaban singkat atau isian. Akan tetapi dalam penelitian skripsi kali ini, penulis akan menambahkan dua macam tes objektif lainnya yang akan digunakan sebagai bentuk soal dalam proses evaluasi untuk kelas penelitian ini, yakni menyusun kalimat dan tes dalam bentuk membenarkan (Hoshino, 2006:168). 1) Soal Betul-Salah 真偽法 Di dalam bahasa Jepang, shingihou terkadang dikenal pula dengan sebutan seigohou atau maru-batsu. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, shingihou biasa disebut model betul-salah (B-S). Soal-soal yang terdapat dalam tes ini, biasanya berupa pernyataan-pernyataan, ada yang benar dan adapula pernyataan yang salah. Siswa bertugas untuk menjawab soal tersebut dengan 13

7 cara menentukan betul (B) atau salah (S), kemudian menandai masing-masing pernyataan itu melingkari atau menuliskan huruf B bila pernyataannya betul menurut pendapatnya dan melingkari atau menuliskan huruf S bila dianggap salah. Berbeda dengan Jepang, disana huruf B dan S diganti dengan membubuhkan bentuk maru ( ) apabila benar dan batsu ( ) jika salah, ke dalam ruang jawaban yang telah disediakan. 2) Soal Pilihan Ganda 多肢選択法 Tashisentakuhou atau pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Untuk melengkapinya disediakan beberapa buah alternatif jawaban. Bagian dari soal tes ini terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (options). Kemungkinan jawaban (options) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor). 3) Soal Menjodohkan 組み合わせ法 Model soal kumiawasehou ini dilakukan dengan cara menggabungkan atau mencocokkan kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang berhubungan antara kolom-kolom pertama yang berisi pertanyaan atau masalah yang harus dijawab dengan kolom kedua yang berisi pilihan jawaban-jawabannya. Jumlah kata atau ungkapan yang ada di kolom pertama tidak harus selalu sama dengan kata atau ungkapan yang ada di kolom kedua. Salah satu pihak mungkin saja lebih banyak atau lebih sedikit. Tugas para siswa adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya. Cara mengerjakannya biasanya dilakukan dengan cara menghubungkan kata-kata yang berhubungan dengan garis, tetapi terutama 14

8 bila pilihannya banyak, bisa juga dilakukan dengan cara mengisi pada tanda kurung yang kosong. 4) Soal Isian 完成法 Sesuai dengan namanya, soal jenis kanseihou ini disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Untuk itu siswa diwajibkan mengerjakan soal dengan cara menyelesaikan kalimat atau melengkapi bagian-bagian kosong yang telah disediakan pada soal tes tersebut. 5) Soal Menyusun Kalimat 配列法 Tes dengan model soal hairetsuhou biasanya berbentuk susunan kata-kata yang tidak beraturan. Dengan bentuk soal ini, siswa diharapkan dapat menyusun kembali kata-kata tersebut dengan urutan gramatikal yang benar sehingga membentuk kalimat yang bermakna. Semakin banyak jumlah item yang menyusun kalimat tersebut, maka kesulitan yang dihadapi pun akan semakin meningkat. 6) Soal Membenarkan 訂正法 Model soal teiseihou biasanya dilakukan untuk menguji kejelian siswa dalam menemukan kesalahan yang terdapat pada suatu kalimat sekaligus untuk menguji keterampilan siswa dalam memperbaiki kesalahan tersebut. Jenis tes seperti ini bisa juga dibuat dengan cara menentukan kesalahannya sehingga siswa tinggal memperbaikinya. 15

9 2.2 Teori Stimulus - Respon Perilaku setiap umat manusia tunduk pada hubungan sebab-akibat, segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia berasal dari sebuah penyebab dan berakhir pada sebuah akibat. Hubungan sebab-akibat ini dalam teori belajar behavioristik dirumuskan dalam bentuk stimulus-respon. Bastable (2002:34) menyebutkan bahwa para ahli behavioristik memandang proses belajar mengajar sebagai sebuah perubahan tingkah laku, hasil dari proses interaksi yang terjadi antara sistem stimulus dan respon. Menurut Teori Stimulus-Respon atau biasa disebut pula dengan istilah Teori Asosiasi yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edward Lee Thorndike dalam Djiwandono (2006:126), belajar merupakan peristiwa terbentuknya hubungan atau koneksi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus dengan respon. Stimulus adalah segala sesuatu yang berasal dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme agar mampu melakukan aksi atau berbuat, dalam konteksnya dengan proses belajar mengajar stimulus berarti segala sesuatu yang diberikan oleh seorang guru dalam upaya agar siswa memberikan umpan balik sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan respon adalah segala sesuatu reaksi yang asalnya dari lingkungan internal seorang siswa atau diri sendiri yang dimunculkan karena adanya perangsang, dalam hal ini stimulus itu sendiri (Pradiansyah, 2010:17). Para pengajar yang menggunakan kerangka Teori Stimulus-Respon ini memandang pemelajar sebagai anggota yang pasif, butuh motivasi dari luar, dan dipengaruhi oleh stimulus berupa reinforcement atau penguatan. Karena itu para pendidik mengembangkan suatu stimulus yang terstruktur baik dan menentukan bagaimana siswa harus dimotivasi, dirangsang, serta dievaluasi. Kemudian kemajuan 16

10 siswa tersebut akan diukur melalui proses evaluasi dengan hasil yang dapat diamati (Suparno, 1997:58) Strategi Menjawab Soal Berbagai hal dapat dilakukan oleh guru untuk memberikan materi penguat kepada siswanya sebelum menghadapi proses evaluasi tersebut, salah satunya adalah dengan memberikan stimulus berupa penyampaian mengenai strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menjawab soal-soal evaluasi. Berikut adalah stimulus berupa strategi menjawab sesuai dengan masing-masing ragam soal evaluasi objektif yang dimaksud (Hartman & Stewart, 2005:97), (Allen, 2002). a. Shingihou 真偽法 1. Baca pernyataan dengan teliti dan seksama. 2. Perhatikan susunan gramatikal dalam pernyataan tersebut, apakah sudah sesuai dengan aturan gramatikal bahasa. 3. Perhatikan setiap partikel, apakah penggunaan partikel dan penempatannya sudah benar. 4. Perhatikan verba yang terdapat dalam pernyataan tersebut, bila mengalami perubahan bentuk, apakah perubahan tersebut sesuai dan sudah mengikuti aturan untuk setiap golongan verba. 5. Cobalah untuk mengartikan pernyataan tersebut dan pastikan kalimat pernyataan tersebut sinkron dan masuk akal. 6. Ingat bahwa jika ada bagian dari pernyataan yang salah, maka seluruh pernyataan dapat dipastikan salah. 17

11 b. Tashisentakuhou 多肢選択法 1. Baca kalimat pernyataan dengan seksama dan kemudian baca setiap pilihan yang telah diberikan. 2. Praktekkan proses eliminasi. Cari pilihan mulai dari yang Anda yakin bahwa itu bukanlah jawabannya, kemudian hilangkan atau coret satu persatu. 3. Jika mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, cobalah untuk membaca kalimat pernyataan dalam soal tersebut dengan pilihan jawaban, satu per satu. Pada umumnya, jawaban yang dimaksud akan terasa enak didengar dan tidak terasa aneh pada saat diucapkan. 4. Setelah membuat keputusan, bacalah kembali pernyataan dalam soal tersebut, beserta jawaban yang telah dipilih. Pastikan kalimat sudah masuk akal dan tata bahasanya sudah benar. Kiat khusus untuk siswa yang tidak menyukai tes pilihan ganda: Ganti pertanyaan ke dalam bentuk isian. Lakukan cara ini dengan menutup semua pilihan yang diberikan. Kemudian bacalah pertanyaan dan tulis jawaban Anda di atas kertas. Bila Anda telah melakukan itu, bukalah pilihan yang ada untuk melihat apakah jawaban yang Anda tulis tadi ada di salah satu pilihan tersebut. (Tips ini akan sangat membantu bagi siswa yang mengalami kekhawatiran ketika mereka melihat pilihan sebelum memutuskan jawaban.) c. Kumiawasehou 組み合わせ法 1. Baca setiap kolom sebelum menjawab. 2. Tentukan apakah item dalam setiap kolom berjumlah sama. Apabila dalam kolom jawaban terdapat pilihan yang lebih banyak dari pertanyaan, maka Anda akan memiliki beberapa pilihan jawaban yang tersisa. 18

12 3. Tentukan apakah Anda dapat menggunakan jawaban hanya sekali atau lebih dari sekali. 4. Pertama jawablah sesuai dengan pernyataan yang Anda yakin akan jawabannya. 5. Jika Anda tidak akan menggunakan jawaban tersebut lebih dari sekali, hilangkan atau beri tanda pada jawaban yang telah digunakan. 6. Lakukan proses eliminasi untuk jawaban yang Anda sudah tahu. 7. Cobalah untuk mengerti situasi yang terdapat pada kalimat dalam soal, kemudian hubungkan dengan pilihan yang telah disediakan, pasangan yang cocok akan memiliki keterkaitan satu sama lain. 8. Akan tetapi jika Anda tidak mampu untuk mengartikan keseluruhan situasi dalam kalimat tersebut, cari satu kata yang Anda kenal dan tahu artinya, kemudian cocokkan dengan pilihan yang ada, satu kata tersebut dapat membantu Anda dalam menemukan jawabannya. 9. Apabila dalam satu soal Anda menemukan dua kemungkinan jawaban, jangan dulu dijawab, lanjutkan ke soal berikutnya. Pasti Anda akan menemukan soal lain yang memiliki keterkaitan lebih dengan salah satu dari kemungkinan jawaban tadi, sehingga dapat dipastikan pilihan yang satu lagi merupakan jawaban dari soal tersebut. d. Kanseihou 完成法 1. Bacalah seluruh pernyataan dengan hati-hati sehingga Anda jelas apa yang harus Anda jawab dalam bagian yang telah dikosongkan. 2. Jangan pernah berasumsi bahwa panjang dari bagian yang telah dikosongkan ada hubungannya dengan panjang dari jawabannya. 3. Perhatikan kata yang berada di depan bagian yang kosong. 19

13 4. Carilah kata-kata kunci dalam kalimat yang mungkin akan memberikan petunjuk. 5. Berhati-hatilah pada perubahan verba. e. Hairetsuhou 配列法 1. Baca setiap pilihan kata yang diberikan. 2. Dari setiap pilihan tersebut, tentukanlah subjek, objek, predikat. 3. Perhatikan struktur gramatikalnya, dalam bahasa Jepang verba utama harus ditempatkan pada akhir kalimat. Secara umum, subjek harus diletakkan sebelum objek (ada pengecualian khusus untuk ini ketika sedang menekankan objek). Struktur gramatikal dalam bahasa Jepang adalah SOP, jangan sampai terbalik dengan bahasa Indonesia, SPO. 4. Urutkan pilihan kata tersebut sesuai dengan urutan gramatikal yang benar sesuai dengan aturan berbahasa. 5. Jangan lupa untuk memperhatikan partikel yang melekat, baik pada subjek, objek, maupun predikat. f. Teiseihou 訂正法 1. Bacalah kalimat dengan seksama dan coba untuk memahami makna dan arti yang lebih luas dari kata-kata yang harus disesuaikan atau dibenarkan. 2. Ucapkan kalimat tersebut dengan nada sedikit keras tanpa terlalu terdengar oleh orang lain atau dapat pula diucapkan dalam hati. Apabila kemampuan bahasa Anda sudah terbilang cukup baik dalam mengikuti aturan tata bahasa, maka bagian-bagian dalam kalimat yang salah memang akan terdengar aneh. 3. Periksa dan analisis kesalahan tersebut, apakah terdapat kesalahan gramatikal dari kalimat tersebut. 20

14 4. Apabila kesalahan sudah ditentukan atau diberikan dalam soal, maka Anda akan lebih mudah untuk menjawabnya, Anda tinggal membenarkannya sesuai dengan perintah atau sesuai dengan makna yang ingin disampaikan dari kalimat pernyataan tersebut. 5. Jangan lupa untuk memeriksa kembali kalimat, apakah sudah jelas dan logis. 2.3 Verba Terdapat beberapa perbedaan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang. Salah satu yang paling menonjol bila dilihat dari struktur pola kalimatnya, bahasa Indonesia memiliki struktur SPO (subjek-predikat-objek) sedangkan bahasa Jepang SOP (subjek-objek-predikat). Melihat perbedaan tersebut, pada umumnya verba atau kata kerja mendapat tempat paling akhir dalam sebuah kalimat berbahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang, kata kerja dikenal dengan istilah doushi. Masuoka (1990:13) mendefinisikan doushi sebagai berikut, 動詞の基本的な性格は 単独で述語の働きをし 文中での働きの違いに応じて活用することである. Artinya, kata kerja memiliki sifat dasar yaitu berfungsi sebagai predikat, dan mempunyai kegunaan yang berbeda dalam suatu kalimat Jenis-Jenis Verba Verba dapat terbagi menjadi beberapa jenis apabila dilihat dari titik tinjauannya, namun dalam bukunya, Masuoka membagi jenis-jenis verba yang dianggap penting ke dalam tiga jenis, yaitu doutaidoushi-joutaidoushi, jidoushi-tadoushi, dan ishidoushi-muishidoushi (Masuoka, 1990:13). 21

15 1. Doutaidoushi - Joutaidoushi Doutaidoushi merupakan verba yang menunjukkan suatu gerakan, contohnya seperti aruku 歩く, taoreru 倒れる, taosu 倒す, hanasu 話す. Sebaliknya verba yang menunjukkan suatu keadaan disebut joutaidoushi, yang di dalamnya terdapat: 1) kata aru ある, iru いる yang menunjukkan kepemilikan atau kepunyaan; 2) kata dekiru できる yang menunjukkan arti potensial atau kemampuan; 3) kata iru 要る yang menunjukkan sebuah kepentingan; dan 4) kata kotonaru 異なる, chigau 違う yang menunjukkan suatu pendapat, dan sebagainya. 2. Jidoushi - Tadoushi Doutaidoushi dibedakan lagi menjadi jidoushi dan tadoushi. Disebut tadoushi apabila verba tersebut menggunakan subjek yang bersifat sebagai formalitas, terdapat sebuah benda atau orang yang dijadikan objek suatu aktivitas atau pekerjaan, yang memiliki struktur 名詞 +を. Sedangkan jidoushi adalah verba yang digunakan bila subjek aktif melakukan aktifitas, memiliki struktur 名詞 +が. Untuk lebih memperjelas perbedaan jidoushi dan tadoushi, dapat melihat bagan di bawah ini. Tabel Jidoushi dan Tadoushi Jidoushi 車が止まる Mobil berhenti 輪が回る Lingkaran berputar Tadoushi 車を止める Menghentikan mobil 輪が回す Memutar lingkaran 22

16 人が集まる Orang berkumpul 木が倒れる Pohon tumbang 人が集める Mengumpulkan orang 木が倒れる Menumbangkan pohon Sumber : Masuoka (1990:14) 3. Ishidoushi - Muishidoushi Ishidoushi merupakan verba yang menunjukkan kegiatan karena kemauan seseorang, misalnya kata aruku 歩く, yomu 読む, kangaeru 考える, dan sebagainya. Sebaliknya muishidoushi adalah verba yang dilakukan tidak berdasarkan kemauan seseorang, seperti kata taoreru 倒れる, oiru 老いる, ushinau 失う, dan lain sebagainya Konjugasi Verba Dalam penyatuannya menjadi sebuah kalimat yang utuh, verba bahasa Jepang mengalami kojugasi atau perubahan bentuk yang biasa disebut dengan katsuyoukei. Setiap perubahan tersebut akan memberikan makna yang berbeda-beda. Terdapat berbagai macam katsuyoukei, namun dalam skripsi ini hanya akan dijelaskan perubahan verba ke dalam bentuk ーて, hal ini dikarenakan dalam proses penelitian, yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran hanyalah perubahan bentuk ーて dan beberapa bentuk pengaplikasiannya dalam kalimat percakapan sehari-hari. 23

17 Menurut konjugasinya, verba terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu: Tabel Golongan Verba Golongan Penjelasan Kolom Bunyi Contoh I Verba yang suku kata sebelum ます, berakhir dengan bunyi pada kolom い, termasuk penambahan ten-ten ( ) dan maru ( ) い, き, し, ち, に, ひ, み, り かきますのみます menulis minum II Verba yang suku kata sebelum ます, berakhir dengan bunyi pada kolom え, termasuk penambahan ten-ten ( ) dan maru ( ) え, け, せ, て, ね, へめ, れ たべますねます makan tidur III Verba kelompok ini adalah します dan Kata Benda yang menunjukkan kegiatan + します. Juga termasuk き きます datang 勉強します belajar ます. Sumber : Tanaka (2006:94) Akan tetapi pada verba golongan II terdapat sejumlah pengecualian. Ada beberapa verba yang suku kata sebelum ます, berakhir dengan bunyi pada kolom い, tetapi dimasukkan ke dalam kelompok verba golongan II, yaitu みます (melihat), おきま す (bangun), かります (meminjam), あびます (mandi), います (ada untuk orang), きます (memakai), dan lain sebagainya Verba Bentuk ーて Bentuk verba yang berakhiran て atau で disebut dengan bentuk ーて. Cara mengubah verba bentuk ーて adalah tergantung pada kelompok verbanya masing- 24

18 masing. Berikut adalah cara perubahan verba setiap golongan, dari verba bentuk ー ます menjadi verba dalam bentuk ーて. 1) Godan Doushi (Verba Golongan I) い び きいて ちって み んで ぎいで り に し して Contoh: あいます あって よびます よんで かきます かいて まちます まって のみます のんで いそぎます いそいで とります とって しにます しんで けします けして Pengecualian : いきます いって 2) Ichidan Doushi (Verba Golongan II) ~ [ え ] ます ~ [ え ] て Contoh: たべます たべて つけます つけて Pengecualian: みます みて おきます おきて きます きて かります かりて います いて あびます あびて 3) Henkaku Doushi (Verba Golongan III) 25

19 ~ します ~ して Contoh : きます きて します して Pola Kalimat Verba Bentuk ーて Pengaplikasian konjugasi verba menjadi bentuk ーて dalam sebuah kalimat berbahasa Jepang, memiliki beraneka ragam fungsi. Akan tetapi sehubungan dengan materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian skripsi ini, maka yang akan dijelaskan hanyalah penggunaan verba bentuk ーて dalam beberapa pola kalimat. Berikut adalah penjelasan dari beberapa pola kalimat tersebut. 1. Pola kalimat ーてください Pola ini dipakai pada waktu memohon, memerintahkan, mempersilahkan lawan bicara melakukan sesuatu. Ketika digunakan untuk memerintahkan, pola ini tidak dipakai kepada orang yang kedudukannya lebih tinggi atau lebih tua daripada si pembicara. Contoh: memohon この荷物を持ってください Tolong bawakan barang ini. memerintahkan レポートを書いてください Tolong tulis laporan. 26

20 mempersilahkan どうぞたくさん食べてください Silahkan makan yang banyak. 2. Pola kalimat ーています a. Menunjukkan kegiatan yang sedang berlangsung. Contoh: 先生は日本語を教えています Guru sedang mengajar Bahasa Jepang. b. Menunjukkan suatu keadaan yang sudah terjadi dan hasilnya masih berlangsung sampai saat ini. Contoh: わたしは東京に住んでいます Saya tinggal di Tokyo. (sampai saat ini masih tinggal di Tokyo) c. Menunjukkan keadaan suatu perbuatan yang sama berlangsung berulangulang untuk waktu yang lama. Contoh: 学校で勉強しています 3. Pola kalimat ーてもいいです Saya belajar di sekolah. (setiap hari ke sekolah untuk belajar) Ini adalah ungkapan yang menunjukkan pemberian izin. Contoh: 傘をかりてもいいです Anda boleh meminjam payung. 27

21 Kalau menjadi kalimat pertanyaan, maka menjadi ungkapan untuk meminta izin. Contoh: そのカタログをとってもいいですか Bolehkah saya mengambil katalog itu? 4. Pola kalimat ーてはいけません Ungkapan ini menunjukkan arti larangan. Contoh: クラスで電話をかけてはいけません Tidak boleh menelepon di kelas. 5. Pola kalimat ーて ーて ーます Pola kalimat ini menunjukkan urutan beberapa aktivitas. Apabila dua atau lebih perbuatan berlangsung berturut-turut, maka perbuatan itu dijajarkan menurut urutan terjadinya. Contoh: 毎朝起きて ミルクを飲んで 本を読みます Setiap pagi saya bangun, minum susu, kemudian baca buku. 6. Pola kalimat ーてから Pola kalimat ini menunjukkan bahwa setelah kegiatan yang ditunjukkan oleh Verba 1 selesai, segera disusul kegiatan dari Verba 2. Contoh: 今朝新聞を読んでから 手紙を書きました Tadi pagi setelah membaca koran, saya menulis surat. 28

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut James (1:1998), analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang

Bab 2. Landasan Teori. Menurut James (1:1998), analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Analisis Kesalahan Berbahasa Menurut James (1:1998), analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang alami maupun tidak, sebab dan akibat dari suatu kesalahan berbahasa.

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という Bab 2 Landasan Teori 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という Yang disebut dengan Hinshi adalah pengelompokan kata yang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 品詞 Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu kelas

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI

Lebih terperinci

BJ システムについて Mengenai BJ System

BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムは日本語の文法 および漢字を基準にして独自に開発したシステム教材です BJ System adalah sistem pembelajaran bahasa Jepang yang berdasarkan tata bahasa dan tulisan KANJI. 文法を基準にしておりますので 汎用性の高い日本語を習得できます

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Okutsu (1990:13) yang dimaksud dengan meishi ( 名詞 ) adalah 名詞は自立 語である 文の構造には主題となったっり 補足語となったり 述語となった

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Okutsu (1990:13) yang dimaksud dengan meishi ( 名詞 ) adalah 名詞は自立 語である 文の構造には主題となったっり 補足語となったり 述語となった Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Meishi ( 名詞 ) dan Doushi ( 動詞 ) Dalam sub bab ini akan membahas mengenai teori yang berhubungan dengan kata benda ( 名詞 ) dan kata kerja ( 動詞 ) bahasa Jepang. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen Pada subbab ini, penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian kelas yang telah dilaksanakan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

Lampiran A Strategi Menjawab Ragam Soal Objektif

Lampiran A Strategi Menjawab Ragam Soal Objektif Lampiran A Strategi Menjawab Ragam Soal Objektif L1 L2 Sumber data : Investing in Your College Education & Japanese Sentence Structure L3 Lampiran B Media Pengajaran Kelas Eksperimen B.1 Kegiatan Pembelajaran

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Agar memperoleh ketepatan dalam penggunaan kata pada sebuah kalimat, maka diperlukan pengetahuan untuk menguasai makna dan konsep dalam kata-kata yang dipilih. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA Aji Setyanto Universitas Brawijaya adjie_brawijaya@yahoo.co.jp ABSTRAK Dalam pembelajaran bahasa asing, goi (kosa kata), adalah

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

Margaretha Argadian Asmara, 2015

Margaretha Argadian Asmara, 2015 ABSTRAK Dalam aktifitas pembelajaran sekarang ini, telah dijumpai pemakaian evaluasi diri yang digunakan pada pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang yaitu can do statements. Can do statements

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Joshi( 助詞 ) Dalam kalimat bahasa Jepang, joshi( 助詞 )memiliki peranan yang sangat vital, baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut : 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori shuujoshi Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か ぜ ぞ さ わ よ ね disebut sebagai shuujoshi. Yang dimaksud dengan shuujoshi menurut gendai nihongo bunpo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman pesan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan dimaksud

Lebih terperinci

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Cicik Hariati Rusni Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen) LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam sub bab ini secara umum akan membahas mengenai teori yang

Bab 2. Landasan Teori. Dalam sub bab ini secara umum akan membahas mengenai teori yang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penerjemahan Dalam sub bab ini secara umum akan membahas mengenai teori yang berhubungan penerjemahan. 2.1.1 Pengertian Penerjemahan Menurut Simatupang (2000: 2) menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Sinonim dan Sinonimi Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna dari kata sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain. Sedangkan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Kelas Kata Seperti halnya bahasa lain, dalam bahasa Jepang juga terdapat kelas kata. Setiap kelas kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat. Menurut

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. KBBI, definisi pengajaran adalah proses, pembuatan, cara, segala sesuatu mengenai

Bab 2. Landasan Teori. KBBI, definisi pengajaran adalah proses, pembuatan, cara, segala sesuatu mengenai Bab 2 Landasan Teori 2.1 Pengajaran Bahasa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:15) yang akan disingkat dengan KBBI, definisi pengajaran adalah proses, pembuatan, cara, segala sesuatu mengenai mengajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang memiliki keunikan-keunikan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Salah satu keunikan bahasa Jepang tersebut adalah adanya nomina abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN Komik-komik Kobo-Chan yang menjadi sumber data terdiri dari 7 seri komik. Dari ketujuh seri komik tersebut, 20 data akan dianalisis tujuan penggunaan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2007:181),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia tak lepas dari interaksi dan komunikasi. Terutama pada pembelajar bahasa asing yang diharapkan dapat berkomunikasi secara baik

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nim :

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nim : HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya penulis sendiri dan semua sumber baik yang di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar Nama : Achmad Dian Nim : 2009110163

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

SHJ Student Voice. For Indonesian Students. SHJ Language School

SHJ Student Voice. For Indonesian Students. SHJ Language School SHJ 201 7 Student Voice For Indonesian Students SHJ Language School 留学生アンケート 名前 :Miranti Yunita 年齢 :26 性別 : 男 女 アルバイト : 無 有 らいにちねんげつ 来日年月 たいざいきかん 2015 年 6 月滞在期間 15 ヶ月 もくてき 1 日本へ留学する目的について ( どうして日本への留学を選んだか?

Lebih terperinci