BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Chung, dkk (2007) telah mengadakan penelitian mengenai permasalahan dan keuntungan dari prediksi waktu perjalanan jarak jauh pada Jaringan Jalan Metropolitan Tokyo. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui prediksi waktu perjalanan dalam mengatasi masalah-masalah kemacetan yang terjadi pada saat jam sibuk agar para pengemudi dapat mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan yang lebih efisien. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Model Antrian, Artificial Neural Network dan Pattern Matching. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa 78% pengemudi akan mengubah rute dan waktu keberangkatan untuk menghemat waktu dan 70% responden mengakui bahwa ±5 menit sebagai akurasi yang dapat di terima. Cormac McBride dan Leon Wee (2011) telah mengadakan penelitian mengenai pemasangan informasi waktu perjalanan pada Variabel Message Sign (VMS) di jalan Aukland Selandia Baru dengan tujuan untuk mengetahui relevansi dan kredibilitas dari pesan yang ditunjukkan pada VMS. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pengemudi menghargai informasi waktu perjalanan yang diharapkan akurat saat mengemudi. VMS menunjukkan informasi yang spesifik, tepat waktu dan sesuai keadaan tersebut, lebih akurat daripada informasi yang diperoleh dari radio. Pesan yang kredibel adalah pesan yang disampaikan secara akurat, tepat waktu dan relevan dan dengan waktu tersebut pengemudi dapat mengatur persepsi dan kebiasaannya dalam mengemudi. Cesar Quiroga (2000) telah mengadakan penelitian mengenai prosedur untuk mengevaluasi akurasi informasi perjalanan waktu yang ditampilkan pada Display Message Sign (DMS) di San Antonio dengan menggunakan teknologi GPS tujuan 5

2 6 untuk mencocokkan data GPS dengan waktu perjalanan dan analisis perjalanan yang ditunjukan pada DMS. Hasil dari penelitian tersebut pada jam sibuk menunjukkan perbedaan yang signifikan antara waktu perjalanan ditampilkan pada DMS dan GPS berdasar waktu aktual perjalanan. Hasil ini konsisten dengan foto pendekatan saat ini yang digunakan oleh Trans Guide untuk memperkirakan waktu perjalanan dan menyarankan bahwa lebih akurat prediksi algoritma akan menghasilkan perbedaan yang lebih rendah antara waktu perjalanan ditampilkan pada DMS dan waktu perjalanan yang sebenarnya dialami oleh driver Peter Hidas dan Emad Awadalla (2001) telah melakukan penelitian mengenai investigasi respon pemilihan rute dari Variabel Message Sign (VMS) yang dilakukan di kawasan metropolitan Kota Sydney dengan survei wawancara pada pengemudi (driver). Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi respon pengemudi atau driver pada VMS dan mengembangkann model prediksi dari tingkat pengalihan rute sebagai akibat dari informasi yang diberikan VMS. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa waktu tempuh tambahan atau Extra Travel time (ETT) (perbedaan waktu perjalanan antara altematif dan rute yang biasa dalam kondisi normal) memiliki efek yang kuat pada perilaku pemilihan rute dengan adanya informasi VMS. Penelitian ini telah mengkonfirmasi asumsi kami bahwa ada hubungan yang kuat antara waktu perjalanan perjalanan dan ETT, yang mempengaruhi kemungkinan pengalihan. Driver kurang cenderung untuk mengalihkan dengan peningkatan ETT dalam kondisi normal. Probabilitas pengalihan juga menurun dengan meningkatnya waktu tempuh perjalanan. Usia dan jenis kelamin driver tidak mempengaruhi secara signifikan Probabilitas pengalihan, juga tujuan perjalanan. Penilaian drivers pada informasi VMS sebelumnya dan keakraban driver dengan rute biasa tidak memiliki efek yang signifikan pada probabilitas pengalihan.

3 7 Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Sebelumnya No. Judul Penelitian Peneliti Metode 1 Travel Time Edward Chung, Metode Model Prediction:Issue Hiroshi Warita, Antrian, and Benefit Tokyo, Shamas ul Islam Artificial Neural 2007 Bajwa dan Network dan Masao Pattern Kuwahara Matching 2 Display Of Travel Cormac Predictive Time On Aucland McBride dan Technique Motorways Leon Wee Variabel Message Stated Preference Sign New Zealand Assessment Of Cesar Quiroga Metode Dynamic Message Synchronization Sign Travel Time GPS Technology Information Dan Prediksi Accuracy, in San Algoritma Antonio, 2000 Objek Penelitian Pengguna jalan (Driver), jam sibuk dan jarak jauh, Jalan Metropolitan Tokyo Pengguna jalan (Driver dan Kendaraan Kendaraan Hasil Penelitian 78% pengemudi akan mengubah rute dan waktu keberangkatan untuk menghemat waktu dan 70% responden mengakui bahwa ±5 menit sebagai akurasi yang dapat di terima Rata-rata pengemudi menghargai informasi waktu perjalanan yang diharapkan akurat saat mengemudi. VMS menunjukkan informasi yang spesifik, tepat waktu dan sesuai keadaan tersebut Menghasilkan perbedaan yang lebih rendah antara waktu perjalanan ditampilkan pada DMS dan waktu perjalanan yang sebenarnya dialami oleh driver 4 Investigation Of Peter Hidas Stated Preference Pengguna Terdapat hubungan yang kuat Route Choice In dan Emad Jalan (Driver) antara waktu perjalanan Respons TO Awadalla perjalanan dan ETT Variabel Message (200x1) Penilaian drivers pada Sign, Sydney, informasi VMS sebelumnya 2001 dan keakraban drivers dengan rute biasa tidak memiliki efek yang signifikan pada probabilitas pengalihan 5 Studi akurasi Informasi Informasi Pengguna Diperoleh toleransi waktu waktu perjalanan (studi kasus Stated Preference jalan (driver) antara informasi waktu Simpang Sroyo Simpang perjalanan dan informasi aktual Mojosongo)

4 8 Dalam penelitian kali ini, mengkaji tingkat penerimaan pengguna jalan untuk mengukur tingkat kesalahan dari perhitungan informasi waktu perjalanan (yang akan ditampilkan pada VMS) terhadap waktu perjalanan sebenarnya dan seberapa besar pengaruh informasi perjalanan dalam menentulan rute perjalanan. Penelitian ini fokus pada jarak pendek (short term). Lokasi studi kasus di ruas jalan Ring Road Utara Surakarta (Simpang Sroyo Simpang Mojosongo). Dilakukan dengan metode stated preference dan menggunakan dua atribut yaitu informasi waktu perjalanan dan waktu perjalanan. 2.2 Dasar Teori Sistem Transportasi Suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang/barang, sarana, prasarana, yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang/barang, yang tercakup dalam suatu tatanan, baik secara alami ataupun buatan/rekayasa. (Morlok, 1988) Intelegent Transport System (ITS) Intelligent Transportation Systems (ITS) (ITS Master Plan. Main Road Western Australia, 2014) adalah sistem yang menerapkan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronika melalui software dan hardware komputer dalam bidang transportasi jalan, yang mengintegrasikan unsur-unsur lalu lintas seperti jalan, kendaraan, dan orang/pengemudi. Tujuan sistem ITS adalah untuk mengurangi kepadatan lalu lintas, mengurangi waktu perjalanan (travel time), meningkakan keselamatan, meningkatkan kualitas lingkungan, dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas ekonomi. Dengan berbagi informasi tersebut, memungkinkan masyarakat pengguna jalan untuk mendapatkan lebih banyak tentang permasalahan dan manfaat yang lebih besar dengan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan lebih kecil. Beberapa manfaat dari aplikasi sistem ITS pada system transportasi jalan seperti:

5 9 Memungkinkan kendaraan untuk berkomunikasi langsung dengan infrastruktur di sekitar mereka, memungkinkan pengemudi untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang rute yang dipilih dan menanggapi peringatan tentang kemacetan dan kecelakaan yang terjadi; Menjaga kendaraan pada jarak yang aman dari satu sama lain; Pengemudi diberitahu tentang batas kecepatan yang harus dilakukannya; Memberi tahu kepada pengemudi akan tanda-tanda kelelahan dan sekaligus memberitahukan sudah waktunya untuk mengambil istirahat; Memberikan kepada pengguna angkutan umum, sebagai informasi akan waktu pelayanan (berangkat, tiba, dan hambatan hambatan lain) serta penyediaan tiket; Mengintegrasikan transportasi publik ke dalam sistem manajemen lalu lintas, memberikan prioritas untuk bis dan trem; Memungkinkan operator angkutan umum dan otoritas bea cukai untuk berbagi informasi tentang kiriman dan melacak posisi mereka dan status, serta memberikan informasi mengenai rute yang paling efisien, ekonomis dan aman untuk pengangkutan; Meningkatkan efisiensi angkutan penumpang dan barang dan mengurangi kemacetan pada jaringan dengan manfaat jaringan yang jelas serta lingkungan; Menyediakan informasi perjalanan secara real time yang dapat diandalkan di mana saja dan kapan saja. Dalam ITS Master Plan. Main Road Western Australia (2014) penerapan sistem ITS pada lingkup sistem transportasi jalan, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: 1) Penerapan sistem ITS yang utama: Advanced Traffic Management Systems (ATMS); Advanced Traveller Information Systems (ATIS); Advanced Vehicle Control Systems (AVCS). 2) Penerapan sistem ITS yang khusus: Advanced Public Transport Systems (APTS); Commercial Vehicle Operations (CVO).

6 Variabel Message Sign (VMS) Variabel Message Sign (VMS) merupakan sebuah komponen penting untuk memberi informasi waktu perjalanan kepada pengemudi di jalan. VMS dipasang di lokasi pendekat pada simpang utama dan di atas jalan untuk memberikan pengemudi pilihan tentang kondisi jalan bebas hambatan (kondisi lancar) dan menggunakan sebuah alternatif rute sebelum terjebak dalam kemacetan pada suatu ruas jalan. VMS dapat juga digunakan untuk memperingatkan pengemudi bahwa sedang terjadi kemacetan atau penutupan suatu jalan pada sebuah persilangan jalan, mengizinkan pengemudi untuk menggunakan alternatif rute. Pada alternative rute, VMS dapat digunakan untuk memandu kembali pengemudi untuk kembali pada rute utama (Zhang dan David Levinson,2008). Gambar 2.1 VMS yang terpasang di salah satu jalan Tol di Jakarta VMS mengizinkan pengemudi untuk mempertimbangkan pengalihan sebelum masuk pada sebuah kemacetan dan kejiadian yang mengakibatkan antrian. Manfaat dari informasi ini tergantung kondisi yang terjadi diatas, seperti volume lalu lintas, lama waktu penundaan, pembagian pengalihan kendaraan, waktu perjalanan dan rute alternatif Informasi Waktu Perjalanan Menurut Palen, 1997 (dalam soriguera, 2014) bahwa waktu perjalanan informasi diklaim sebagai informasi lalu lintas yang paling berharga untuk pengemudi kendaraan. Hasil penelitian Soriguera pada tahun 2014 di Barcelona, Spanyol menunjukkan bahwa waktu perjalanan informasi memiliki nilai yang signifikan dalam tiga situasi yaitu :

7 11 (1) Ketika ada jadwal aktivitas penting di tempat tujuan (2) Adanya ketidakpastian tentang kondisi perjalanan (3) Ketika ada pilihan rute lebih dari satu menuju tempat tujuan yang dapat di lewati Gambar 2.2 Variabel Message Sign yang memberikan informasi waktu tempuh Informasi waktu perjalanan juga merupakan properti social yang menjadi keuntungan bagi pengguna jalan sebagai informasi positif dari luar. Karena para pengemudi dapat menutup biaya lebih kecil dari pada keuntungan pribadi mereka Waktu Perjalanan Menurut De Jong(2012) waktu perjalananadalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan dari tempat ke tempat lain, dari tempat asal ke tempat tujuan. Waktu perjalanan dapat di hitung berdasarkan jarak antara 2 titik dan kecepatan (rata-rata). Menurut Soriguera (2014) waktu perjalanan dianggap sebagai hal yang tidak pasti ketika faktor acak pengaruh pada durasi perjalanan, seperti waktu kedatangan sebenarnya berbeda dari yang diinginkan. Definisi ini mengindikasikan bahwa prediksi atau faktor yang diharapkan (missal : harapan pengguna terhadap kemacetan pada tiap jam sibuk) tidak berpengaruh dalam ketidakhandalan suatu jalan raya Teknik Stated Preference Teknik Stated Preference merupakan sebuah alat penelitian yang membantu peneliti untuk mengetahui bagaimana responden menilai suatu atribut yang

8 12 berbeda. Stated Preference mengharuskan responden untuk meranking, merating atau memilih suatu alternatif di antara skenario pelayanan yang telah dibuat berdasarkan beberapa atribut yang telah dirangkai sedemikian rupa (Jennifer Abley, 2000). Terdapat dua komponen yang mendasari perilaku perjalanan, yaitu elemen eksternal dan elemen internal (Permain et al, 1991). Elemen eksternal meliputi hal-hal yang merupakan atribut dari alternatif perjalanan, sedangkan elemen internal meliputi persepsi dan preferensi tiap individu. Elemen internal ini dapat diketahui dengan menggunakan metode kuantitatif seperti teknik stated preference dimana peneliti dapat mengambil kesimpulan dari data yang telah didapat dari beberapa responden Menurut Eric P. Kroes dan Robert J. Sheldon (1988), Teknik Stated Preference telah terbukti sangat berguna dalam bermacam-macam penelitian mengenai transportasi, termasuk di dalamnya adalah sebagai berikut : a. Mengevaluasi prioritas penumpang untuk pengembangan berbagai karakteristik dari sistem transportasi umum, dengan memperhatikan faktor kualitatif. b. Mengestimasi elastisitas permintaan untuk berbagai macam atribut pelayanan, termasuk biaya perjalanan, frekuensi dan waktu perjalanan. c. Menerapkan studi mengenai metode route choice d. Penelitian dan pengembangan produk baru untuk operator transportasi. e. Menyalurkan studi perencanaan dengan badan pemerintah (sebagai contoh studi mengenai akurasi waktu tempuh). Menurut Ortuzar (1994), penyusunan hipotesis dalam teknik Stated Preference harus disertai alternatif yang layak dan logis. Alternatif tersebut harus mempunyai pengaruh yang kuat terhadap suatu masalah yang hendak diteliti lebih lanjut. Tahap-tahap alam pembuatan suatu alternatif adalah sebagai berikut : Mengidentifikasi pilihan situasi yang akan diteliti, misalnya perbedaan tingkat pelayanan suatu ruas jalan satu dengan yang lain.

9 13 Memilih atribut atau variabel yang berkaitan erat dengan alternatif yang akan diteliti Memilih unit pengukuran pada atribut-atribut yang akan diteliti lebih lanjut Menentukan tingkatan-tingkatan terhadap besarnya atribut yang diteliti. Sedangkan cara penyajian dari alternatif tersebut melewati tiga tahap, yaitu : a. Desain eksperimental Merupakan tahap penyusunan alternatif hipotesis yang akan diberikan kepada responden. Bobot atribut dibuat bervariasi pada setiap alternatif yang ada, dengan demikian peneliti dapat mengidentifikasi pengaruh setiap atribut tersebut. Jumlah alternatif yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan rumus n a dimana n adalah jumlah tingkatan dan a adalah jumlah atribut. b. Desain penyajian Dalam penyajian alternatif kepada responden sangat penting untuk menampilkan tiap atribut yang diteliti, sehingga respon yang diterima realistis dan masuk akal. c. Identifikasi preferensi Tahap selanjutnya adalah pemilihan alternatif oleh responden. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa terdapat beberapa cara untuk mendapatkan informasi kuantitatif dari teknik Stated Preference yaitu dengan respon ranking maupun rating. Dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik rangking dimana terdapat 5 skala, yaitu 1 = pasti akurat, 2 = mungkin akurat, 3 = ragu-ragu, 4 = mungkin tidak akurat, 5 = pasti tidak akurat Teknik Sampling Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti, sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (Rozaini Nasution, 2003). Beberapa alasan diperlukannya pengambilan sampel adalah sebagai berikut: a. Adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya b. Lebih cepat dan lebih mudah c. Dapat memberikan informasi lebih banyak dan mendalam

10 14 d. Dapat ditangani dengan lebih teliti Sampel yang diambil dari suatu populasi harus bersifat representatif sehingga informasi yang didapat lebih akurat. Pengambilan sampel secara random memungkinkan setiap unit dalam suatu populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Berikut adalah cara-cara pengambilan sampel secara random menurut Rozaini Nasution (2003) : a. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling) b. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling) c. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling) d. Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling) e. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling) Metode pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sampel random sederhana (simple random sampling) dan sampel random berstrata (stratified random sampling). Sampel random sederhana dilakukan dengan cara mengundi tiap unit populasi yang akan dijadikan sampel dalam jumlah yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan sampel random berstrata dilakukan dengan cara membagi populasi ke dalam beberapa strata kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam setiap strata tersebut. Penentuan jumlah sampel dapat menggunakan rumus Slovin sebagai berikut : N n 1 Ne 2... (2.1) dimana : n N e = ukuran sampel = ukuran populasi = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir sampai 10%.

11 Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi merupakan suatu konsep dalam ilmu statistika yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua bahkan lebih suatu variabel dengan membuat suatu persamaan untuk mendefiniskan hubungan antar variabel tersebut. Menurut Ofyar (2002), analisis regresi-linear adalah metode statistik yang digunakan untuk mempelajari hubungan antar sifat permasalahan yang sedang diselidiki. Model analisis regresi-linear dapat memodelkan hubungan antara dua peubah atau lebih. Pada model ini terdapat peubah tidak bebas (Y) yang mempunyai hubungan dengan bebarpa peubah bebas (X i ). Dalam kasus yang paling sederhana, hubungan secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan (2.3) berikut. Y = A + B.X...(2.2) Keterangan: Y : peubah tidak bebas. X : peubah bebas. A : intersep atau konstanta regresi. B : koefisien regresi. Parameter A dan B diperkirakan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yang meminimumkan total kuadratis residual antara hasil model dengan hasil pengamatan. Nilai parameter A dan B bisa didapatkan dari persamaan (2.3) dan (2.4) berikut. Keterangan: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( ))...(2.3) : nilai rata-rata Y i. : nilai rata-rata X i....(2.4)

12 Koefisien Korelasi Koefisien korelasi adalah suatu derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih berdasarkan data survai. Adapun persyaratan dalam ilmu statistika mengenai uji korelasi yaitu sesama variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi, sebaliknya antara variabel bebas dengan variabel terikat harus ada korelasi yang kuat baik bernilai positif maupun negatif. Hubungan antar variabel dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : a. Korelasi positif terjadi apabila nilai koefiisien mendekati +1, yang berarti apabila terjadi peningkatan nilai pada salah satu variabel akan menyebabkan peningkatan juga pada variabel lainnya. b. Korelasi negatif terjadi apabila nilai koefisien mendekati -1, yang berarti apabila terjadi peningkatan nilai pada salah satu variabel akan menyebabkan penurunan nilai pada variabel lainnya. c. Korelasi nihil terjadi apabila koefisien korelasi bernilai 0, yang berarti tidak ada korelasi di dalam dua variabel tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa besarnya nilai r adalah berkisar antar -1 r 1. Nilai r dapat dihitung dengan menggunakan rumus : r = ( )( ) { ( ) } { ( ) }... (2.5) Koefisien Determinasi (R 2 ) R 2 koefisien determinasi digunakan untuk menggambarkan ukuran kesesuaian yaitu melihat seberapa besar proporsi dari keragaman x yang diterangkan oleh model regresi atau mengukur besar sumbangan dari variabel bebas terhadap keragaman variabel terikat. Koefisien terminasi menunjukkan prosentase varian nilai variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Nilai ini juga dapat digunakan untuk melihat sampel seberapa jauh model yang terbentuk dapat menerangkan kondisi yang sebenarnya. Koefisien

13 17 determinasi diartikan juga sebagai ukuran ketepatan garis regresi yang diperoleh dari hasil pendugaan terhadap hasil peneitian. Menurut Sofyan (2014) nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 ( tidak ada kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat) dan 1 (kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat sempurna), sehingga semakin mendekati nilai 1 semakin baik. Dalam penelitian akurasi informasi waktu perjalanan ruas jalan Ring road utara digunakan jenis regresi linier sederhana karena terdapat 1 variabel bebas yang dilibatkan, yaitu selisih waktu informasi dengan waktu aktual, sedangkan keakurat-an waktu perjalanan berperan sebagai variabel tak bebas atau terikat. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.2. Keterangan variabel dalam penelitian Simbol Keterangan Satuan Y1 Keakurasian informasi waktu perjalanan Y2 Kegunaan VMS terhadap pertimbangan pemilihan rute X 1 Selisih waktu informasi dengan waktu aktual detik Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Pengujian ini biasannya digunakan sebagaiprasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Uji linieritas biasanya dilakukan dengan mencari persamaan regresi variabel bebeas x terhadap variabel terikat y. pengujian linieritas berfungsi untuk mengetahui apakah penelitian linier atau tidak linier. Hasil pengujian linieritas yang menunjukkan tidak linier artinya data yang dipaparkan dari para responden

14 18 menunjukkan bahwa data yang menjadi alat ukur penelitian untuk mengungkapkan permasalah pada setiap indicator-indikator tersebut masih dalam satu kesatuan konsep operasional variabel. Adapun langkah langkah uji linieritas yatu : Menyusun tabel kelompok Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg) Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a Menghitung kuadrat residu (JKres) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKb/a) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi residu (RJKres) Menghitung jumlah kuadrat eror (RJKe) Menghitung kuadrat tuna cocok (RJKtc) Menghitung rata-rata kuadrat error (RJKe) Menhitung nilai uji F hitung Menentukan hipotesis Mencari nilai F tabel, pada taraf signifikansi 5%, dengan db1=k-2 (pembilang), dan db2=n-k (penyebut) Membandingkan Ftabel dan Fhitung. Membuat kesimpulan Uji Normalitas Uji Normalitas adalah hal yang lazim dilakukan sebelum melakukan sebuah metode statistik. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal atau tidak dan dapat digunakan untuk statistik parametrik. Pada pengujian sampel ini digunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Dibantu dengan perhitungan melalui software SPSS 16 dan dicocokkan dengan perhitungan manual. Menurut Setiawan (2003), perhitungan uji normalitas dapat dilakukan seperti berikut : Langkah-langkah menghitung uji normalitas Kolmogoerov-Smirnov:

15 19 Mengurutkan data dari terkecil hingga terbesar. Dari data tersebut dicari skor Z masing-masing. Dengan rumus: Zi= Xi Mean / sd Dari skor Z tersebut dan dengan menggunakan daftar distribusi normal, dihitung peluang F(Zi). Kemudian dihitung proporsi Z1, Z2, Z3 dst. Yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Kemudian dibagi jumlah sampel Hitung selisih (K-S) = F(Zi) S(Zi). Tentukan harga absolutnya. Harga yang paling besar adalah K-S hitung yang dicari K-S hitung tersebut dibandingkan dengan K-S tabel pada tabel nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) Jika K-S hitung < K-S tabel, maka data berdistribusi normal Uji Homogenitas (Varian) Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variable X dany bersifat homogeny atau tidak. Langkah-langkahmenghitungujihomogenitas: Mencari Varians/Standar deviasi variabel X dan Y, dengan rumus: ( )...(2.6) Mencari F hitung dengan dari varians X dany, dengan rumus:...(2.7) Membandingkan F hitung dengan F tabel pada tabel distribusi F, dengan dk pembilangn - 1(untuk varians terbesar) dan dk penyebutn - 1 (untuk varians terkecil) Jika F hitung < F tabel, berarti homogen Jika F hitung > F tabel, berarti tidak homogen

16 Uji T-tes Tujuan dari dilakukannya uji t-tes ini adalah untuk menguji signifikansi variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Apabila didapati hasil dari suatu variabel bebas yang tidak signifikan secara statistik, maka variabel tersebut harus dihapus atau dibuang dari model. Menurut Sugiyono (2014) uji t independen untuk regresi majemuk variabel dapat dihitung dengan rumus : t ( x - x ) - ( - ) hitung =...(2.8) n 1 + n 2 Hipotesis yang digunakan sebagai acuan dalam pengujian ini adalah : H 0 : α = 0 (variabel bebas secara individu tidak berpengaruh signifikan) H 1 : α 0 (variabel bebas secara individu berpengaruh signifikan) Dasar dalam pengambilan keputusan hipotesis yaitu : a. Berdasarkan nilai t hitung Setelah melakukan perhitungan nilai t dengan rumus yang ada, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai t hitung tersebut dengan nilai t tabel untuk tingkat signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan N=3. Apabila diperoleh nilai t hitung t tabel, maka H 0 diterima yaitu variabel bebas secara individu tidak berpengaruh signifikan. Sebaliknya apabila diperoleh nilai t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak yaitu variabel bebas secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. b. Berdasarkan probabilitas nilai t hitung Apabila probabilitas > 0,05, maka H 0 diterima Apabila probabilitas 0,05, maka H 0 ditolak

17 Teori Probabilitas Pemilihan Menurut Tamin (2009) model biner logit digunakan untuk memodel pemilihan yang terdiri dari dua alternatif pilihan saja. Pemilihan antara model logit-biner dalam pemilihan alternatif sangat ditentukan oleh persepsi seseorang. Dari model Regresi dengan U(t 1 -t 2 ) persamaan regresi yang diperoleh maka akan diperoleh pesamaan : ( ) ( )... (2.9) Keterangan : P 1 = probabilitas akurasi waktu perjalanan Ut 1 -t 2 = Utilitas/Persamaan akurasi waktu perjalanan Dari persamaan yang didapat menyatakan bahwa probabilitas akurasi waktu perjalanan adalah fungsi dari perbedaan utilitas antar kedua waktu perjalanan yaitu informasi waktu perjalanan dan waktu perjalanan sebenarnya. Dapat disimpulkan bahwa secara sederhana fungsi utilitas dapat bergerak linier dan terdiri dari berbagai macam atribut. Maka dari itu perbedaan utilitas dari kedua waktu dapat dinyatakan sebagai selisih atribut.

STUDI AKURASI INFORMASI WAKTU PERJALANAN (Studi Kasus : Simpang Sroyo-Simpang Mojosongo, Surakarta)

STUDI AKURASI INFORMASI WAKTU PERJALANAN (Studi Kasus : Simpang Sroyo-Simpang Mojosongo, Surakarta) STUDI AKURASI INFORMASI WAKTU PERJALANAN (Studi Kasus : Simpang Sroyo-Simpang Mojosongo, Surakarta) Arief Rahman Hakim 1 Amirotul MHM 2 Dewi Handayani 3 1) Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan sistematis yang bertujuan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Data yang diperoleh ini kemudian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan bagian yang harus diperhatikan bagi peneliti supaya dapat mempermudah proses

Lebih terperinci

Kajian Variabel Pemilihan Rute Berdasarkan Persepsi Pengguna Jalan Dengan Teknik Stated Preference

Kajian Variabel Pemilihan Rute Berdasarkan Persepsi Pengguna Jalan Dengan Teknik Stated Preference Kajian Variabel Pemilihan Rute Berdasarkan Persepsi Pengguna Jalan Dengan Teknik Stated Preference (Studi Kasus Ruas Jalan Ring Road Utara Kota Surakarta) A Study of Route Choice Variables Based on Road

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemilihan Moda Menurut Tamin (2000), pemilihan moda sangat sulit dimodelkan walaupun hanya dua buah moda yang akan digunakan (taksi dan bus). Hal tersebut disebabkan karena banyak

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 59 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian 31 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendahuluan Bab berikut akan menjelaskan mengenai tempat dan waktu penelitian, strategi penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, analisa data serta populasi

Lebih terperinci

STUDI AKURASI INFORMASI WAKTU PERJALANAN SKRIPSI

STUDI AKURASI INFORMASI WAKTU PERJALANAN SKRIPSI STUDI AKURASI INFORMASI WAKTU PERJALANAN (STUDI KASUS : SIMPANG SROYO SIMPANG MOJOSONGO) Accuracy Study of Travel Time Information (Case Study : Sroyo Intersection Mosjosongo Intersection) SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Sistem Transportasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari infrastruktur setiap daerah, baik daerah perkotaan maupun pedesaan, negara maju ataupun negara sedang berkembang,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental. Penelitian kuantitatif yang digunakan menggunakan rumusan masalah asosiatif,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 87 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data dari hasil penelitian, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Jogiyanto (2007:61) mengemukakan bahwa, obyek penelitian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Jogiyanto (2007:61) mengemukakan bahwa, obyek penelitian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Menurut Jogiyanto (2007:61) mengemukakan bahwa, obyek penelitian adalah sebagai berikut: suatu entitas yang akan diteliti. Obyek dapat berupa perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tiap penelitian harus direncanakan. Untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Nasution (009 : 3) mengemukakan bahwa Desain penelitian merupakan rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, dengan mengumpulkan data melalui pemberian daftar pertanyaan (kuesioner) kepada mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 5 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian kali ini yaitu di SMK Negeri 6 Bandung kelas X Jurusan Teknik Bangunan

Lebih terperinci

KAJIAN VARIABEL PEMILIHAN RUTE BERDASARKAN PENGGUNA JALAN DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE (Studi Kasus Ruas Jalan Ring Road Utara Kota Surakarta)

KAJIAN VARIABEL PEMILIHAN RUTE BERDASARKAN PENGGUNA JALAN DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE (Studi Kasus Ruas Jalan Ring Road Utara Kota Surakarta) KAJIAN VARIABEL PEMILIHAN RUTE BERDASARKAN PENGGUNA JALAN DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE (Studi Kasus Ruas Jalan Ring Road Utara Kota Surakarta) Jessy Tidar Haryamurti 1 Amirotul MHM 2 Dewi Handayani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan yaitu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survai. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

BAB VI UJI PRASYARAT ANALISIS

BAB VI UJI PRASYARAT ANALISIS BAB VI UJI PRASYARAT ANALISIS A. Uji Normalitas 1. Dengan Kertas Peluang Normal Buatlah daftar distribusi frekuensi kumulatif kurang dari berdasarkan sample yang ada dan gambarkan ogivenya. Pindahkan ogive

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Perkembangan Pemukiman dan Bangkitan Perjalanan Pada awalnya manusia hidup secara nomad, berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain untuk bertahan hidup dan mencari makanan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif, karena penelitian ini tertuju pada pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang prestasi belajar, persepsi anak tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kepegawaian Pengembangan Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo. Waktu yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kepegawaian Pengembangan Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo. Waktu yang . Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Peneliti mengambil lokasi penelitian di Badan Kepegawaian Pengembangan Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo. Peneliti memilih lokasi ini guna mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research.

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan koesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang pernah berkunjung dan membeli motor Yamaha.

BAB III METODE PENELITIAN. yang pernah berkunjung dan membeli motor Yamaha. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di dealer motor Yamaha yang berada di Yogyakarta. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah mereka yang pernah berkunjung dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karateristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai karateristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memilih tempat penelitian di SMA Negeri 1 Tawangsari, yang terletak di Jalan Patimura No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 14 Surakarta kelas VII Tahun Pelajaran 2015/2016.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transportasi Menurut Drs. H. M. N. Nasution, M. S. Tr. (1996) transportasi diartikan sebagai perpindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan, dan tranportasi atau

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Regresi

BAB III LANDASAN TEORI. A. Regresi BAB III LANDASAN TEORI A. Regresi 1. Pengertian Regresi Regeresi adalah alat yang berfungsi untuk membantu memperkirakan nilai suatu varibel yang tidak diketahui dari satu atau beberapa variabel yang tidak

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business Trip Berdasarkan instrumen penelitian yang menggunakan skala 1 (satu) sampai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang telah dibagikan pada tanggal 16 November 2007 di kantor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu data tentang kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ), sikap guru terhadap pekerjaan (X 2

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk menjawab beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan dalam Bab I halaman 6-7, dibutuhkan data-data terkait penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di yang beralamatkan di Jl. Penghulu KH. Hasan Mustapa No. 23 kota Bandung Provinsi

Lebih terperinci

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA Yumen Kristian Wau 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Beberapa hal lain yang perlu

Lebih terperinci

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG) KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG) Tilaka Wasanta Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE Andi Hadid Septi Nugraha Djoeddawi, M. Ruslin Anwar, Rahayu Kusumaningrum Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Sebelum diadakan uji hipotesis dari data masing-masing variabel yaitu: jenjang pendidikan, motivasi kerja dan kinerja guru dianalisis secara deskriptif,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI Umum

BAB IV METODOLOGI Umum BAB IV METODOLOGI 4.1. Umum Secara umum, perencanaan transportasi yang ada dapat dimodelkan untuk mengetahui gambaran sederhana dari realita yang ada. Bentuk dari pemodelan tersebut bergantung dari jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kontribusi pelaksanaan Praktik Kerja Industri () terhadap kesiapan kerja siswa, dilaksanakan di SMK Negeri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Preferensi Konsumen Menurut Kotler dan Armstrong (2006), preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Preferensi konsumen berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian 4.2.1 Deskripsi tentang Pola Asuh Orangtua Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Uji Validitas Kuesioner Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, apabila dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, melalui penyebaran kuesioner (angket) kepada responden. Teknik penggunaan angket adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode

III. METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode 31 III. METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, pendekatan/rancangan penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskripti dan statistik infernsial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan distribusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi yang berarti peramalan, penaksiran, atau pendugaan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822-1911) sehubungan dengan penelitiannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi tentang persepsi siwa terhadap pemberian tugas fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi tentang persepsi siwa terhadap pemberian tugas fisika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.2 Deskripsi tentang persepsi siwa terhadap pemberian tugas fisika Data yang dikumpulkan dari jawaban responden terhadap hasil sebaran angket

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto dan survey. Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi. 10 BAB II METODE ANALISIS DATA 2.1 Pengertian Regresi Berganda Banyak data pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel, yaitu memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode penelitian korelasional digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian, lokasi dan waktu penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kuisioner Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertanyaan-pertanyaan penelitiannya Sugiyono (1999:7) Berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertanyaan-pertanyaan penelitiannya Sugiyono (1999:7) Berdasarkan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan penguasaan keterampilan kognitif baik secara sendiri-sendiri atau bersama -

BAB III METODE PENELITIAN. dan penguasaan keterampilan kognitif baik secara sendiri-sendiri atau bersama - 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaan konsep dan penguasaan keterampilan kognitif baik secara sendiri-sendiri atau bersama - sama

Lebih terperinci

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian survei, yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran fenomena yang diamati dengan lebih mendetail, misalnya disertai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pemilihan Moda Menurut Tamin (2003), pemilihan moda sangat sulit dimodelkan, walaupun hanya dua buah moda yang akan digunakan (pribadi atau umum). Hal tersebut disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk data atau fakta yang benar (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer yaitu data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer yaitu data yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pengunjung atau wisatawan yang sedang berwisata mengunjungi objek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini dengan judul Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Modal Sendiri dan Pendapatan Margin terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA ANGKUTAN UMUM DAN SEPEDA MOTOR UNTUK MAKSUD KERJA. Karnawan Joko Setyono. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA ANGKUTAN UMUM DAN SEPEDA MOTOR UNTUK MAKSUD KERJA. Karnawan Joko Setyono. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA ANGKUTAN UMUM DAN SEPEDA MOTOR UNTUK MAKSUD KERJA Abstract Karnawan Joko Setyono Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang The objectives of this research are to calibrate

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta.

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta. BAB III A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tepat (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya (dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan menggunakan minimal dua variabel yang dihubungkan. Metode asosiatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner.

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni pendekatan penelitian dengan menyajikan data-data yang bersifat deskriptif berupa gambaran penjelasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada bagian ini akan membahas tentang metode penelitian, populasi dan sampel,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada bagian ini akan membahas tentang metode penelitian, populasi dan sampel, III. METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan membahas tentang metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrumen, uji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan dua variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Objektif Pendekatan objektif adalah pendekatan yang menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan kekuatan di luar kemauan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Pengumpulan data dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 143 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) deskripsi data; b) uji prasyarat analisis; dan c) pengujian hipotesis penelitian. A. Deskripsi Data Penyajian statistik deskripsi hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa adalah tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 32 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting. Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data tentang Pemahaman terhadap Konsep Akhlaqul Karimah Siswa Kelas VIII SMP IT Al Ma ruf Candisari Mranggen Demak Sebelum melakukan penelitian dan memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci