BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk
|
|
- Utami Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (2007:588). Konsep dalam penelitian ini adalah pemerolehan bahasa Pengertian Pemerolehan Bahasa Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memeroleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia mempelajari bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua. Namun, banyak juga yang menggunakan istilah pemerolehan bahasa untuk bahasa kedua, seperti Nurhadi dan Roekhan (1990 dalam Chaer 2003:167). Setiap anak yang normal akan belajar bahasa pertama (bahasa ibu) dalam tahun-tahun pertamanya dan proses itu terjadi hingga kira-kira umur lima tahun (Nababan, 1992:72). Menurut Tarigan (1987: 83), dalam proses perkembangan, semua anak manusia yang normal paling sedikit memperoleh satu bahasa alamiah. Dengan kata lain, setiap anak yang normal atau mengalami pertumbuhan yang wajar, memperoleh sesuatu bahasa yaitu bahasa pertama atau bahasa ibu dalam tahun-tahun pertama kehidupannya, kecuali ada gangguan
2 psikologis seperti tuli atau pun alasan-alasan sosial, tetapi biasanya anak telah dapat berkomunikasi secara bebas pada saat dia mulai masuk sekolah. Bahasa Angkola sebagai bahasa pertama merupakan media yang dapat dipergunakan anak untuk memperoleh nilai-nilai sosial dari masyarakat di sekelilingnya. Seluruh bahasa yang ada termasuk bahasa daerah harus melalui proses pembelajaran. Tidak ada seorang anak pun yang dilahirkan mampu berbicara secara langsung (dalam Gustianingsih, 2002:2). Pemerolehan bahasa erat hubungannya dengan perkembangan sosial anak. Bahasa memudahkan anak-anak mengekspresikan gagasan, kemauannya dengan cara yang benar-benar dapat diterima secara sosial Pemerolehan Leksikal Nomina Anak Usia 3-4 Tahun Menurut Kridalaksana (2008:141), leksikal adalah bersangkutan dengan kata. Nomina adalah kelas kata yang berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa, kelas kata ini sering berpadanan dengan orang, benda atau hal lain yang dibendakan (Kridalaksana, 2008:163). Macam leksikal yang dikuasai anak dapat dipengaruhi oleh masukan yang anak terima (Dardjowidjojo, 2000:263). Apabila anak mendapatkan masukan dari luar tentang ikan, maka leksikal yang anak dapatkan tentang ikan. Contohnya: udang, lele, ikan mas, ikan laut, ikan hias, cumi-cumi,dll Pada nomina orang anak menyebutkan kata ayah (ayah) ayah, uma (uma) ibu, ompung nenek, ompung kakek, babang (abang) abang, kakak kakak, nggi (anggi) adek, ete tante, uda paman, bou bibi. Nomina makanan, anak menyebutkan kata dahan (indahan) nasi, oti (roti) roti, oleng (goreng) gorengan, ue (kue) kue, jaung jagung, obu (tobu) tebu, kalupuk (karupuk) kerupuk, gulo-gulo permen, indomie mie instan. Nomina
3 hewan anak menyebutkan kata uting (uting) kucing, anuk (manuk) ayam, itik (itik) bebek, kan (ikan) ikan, orbo (horbo) kerbau, unggas burung, anjing anjing, kerek monyet. Nomina buah-buahan anak menyebutkan kata tarutung durian, salak salak, pisang pisang, rambutan rambutan, botik pepaya, jambu jambu, unte jeruk. Nomina alat dapur anak menyebutkan kata inggan (pinggan) piring, angkuk (mangkuk) cangkir, endok sendok, ember ember, udon (hudon) periuk, sapu sapu. Nomina sayursayuran anak menyebutkan kata kangkung kangkung, silalat daun singkong, bayam bayam, kantang kentang, kol kol. Nomina elektronik anak menyebutkan kata tipi (tv) televisi, handphone mereka ucapkan hp (handphone), kaset kaset, Compact Disc (CD) mereka ucapkan sidi CD. Nomina minuman anak menyebutkan kata tendol (cendor) cendor, susu susu, sirup sirup. Contoh dalam percakapan: Orang dewasa: Ise manyapu bagas mu Anwar? siapa menyapu rumah mu Anwar Siapa menyapu rumahmu Anwar? Anwar : Kakak kakak
4 2.2 Landasan Teori Psikolinguistik Secara etimologi kata psikolinguistik terbentuk dari perpaduan dua bidang ilmu, yakni psikologi dan linguistik (Chaer, 2002:5). Psikologi berasal dari bahasa Yunani, psyche dan logos. Kata psyche berarti jiwa, roh, sukma, sedangkan logos adalah ilmu. Berarti secara harafiah berarti ilmu jiwa (Chaer, 2002: 2). Linguistik berasal dari bahasa Latin, Langue dan Parole. Kata langue berarti bahasa, sedangkan parole berarti ujaran atau bahasa yang wujudnya lebih nyata, konkret (Chaer, 1994:2). Jadi, psikolinguistik merupakan gabungan psiko dan linguistik, bagaimana proses mental yang dilakukan manusia dalam berbahasa. Selain itu, Levelt (1975) (dalam Mar at, 2005:1) mengatakan bahwa psikolinguistik adalah studi mengenai penggunaan bahasa dan pemerolehan bahasa oleh manusia. Psikolinguistik adalah pendekatan gabungan melalui psikologi dan linguistik bagi telaah atau studi pengetahuan bahasa dan hal-hal yang ada kaitannya dengan itu yang tidak begitu mudah dicapai atau didekati melalui salah satu dari kedua ilmu tersebut secara terpisah atau sendirisendiri, Laclo (dalam Tarigan, 1984:3). Psikolinguistik adalah studi tentang proses-proses mental dalam pemakaian bahasa, Harley (2001) (dalam Dardjowijojo, 2003:7). Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah gabungan dua ilmu antara psiko dan linguistik yang berkaitan dengan pemerolehan bahasa oleh manusia dengan studi pengetahuan bahasa dan hal-hal yang ada kaitannya dengan itu Psikolinguistik Behaviorisme Salah seorang penganjur pandangan Behaviorisme dalam pemerolehan bahasa yang terkemuka adalah ahli psikologi B.F Skinner (1957). Perhatian dalam pemerolehan bahasa anak (B1) ditujukan pada ramalan (prakiraan), dan unit-unit fungsional manusia. Skinner
5 mengatakan bahwa bahasa itu perilaku yang paling penting, karena dapat diperkuat oleh manusia saja, dan penguatan ini hanya dapat terjadi melalui efek yang terlihat pada orang lain (Nababan, 1992:99). Teori behaviorisme melihat aspek perilaku kebahasaan yang dapat diamati langsung dari hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi (response). Perilaku bahasa yang efektif adalah memuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan. Reaksi ini akan menjadi suatu kebiasaan jika reaksi tersebut dibenarkan. Contohnya, seorang anak mengucapkan kata [anuk] yang seharusnya [manuk] ayam, sudah pasti para orang tua atau siapa saja yang mendengarnya akan mengajari anak tersebut supaya mengucapkan kata tersebut dengan manuk ayam. Jadi, apabila suatu saat anak mengatakan kata manuk ayam dengan benar, maka anak tersebut tidak mendapat teguran lagi karena pengucapan anak sudah benar. Situasi yang seperti inilah yang dinamakan reaksi yang tepat terhadap rangsangan yang tepat pula Pemerolehan Bahasa Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memeroleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia mempelajari bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua. (Chaer 2002:167). Setiap anak yang normal akan belajar bahasa pertama (bahasa ibu) dalam tahun-tahun pertamanya dan proses itu terjadi hingga kira-kira umur lima tahun (Nababan, 1992:72).
6 Menurut Tarigan (1987: 83), dalam proses perkembangan, semua anak manusia yang normal paling sedikit memperoleh satu bahasa alamiah. Dengan kata lain, setiap anak yang normal atau mengalami pertumbuhan yang wajar, memperoleh sesuatu bahasa yaitu bahasa pertama atau bahasa ibu dalam tahun-tahun pertama kehidupannya, kecuali ada gangguan psikologis seperti tuli atau pun alasan-alasan sosial, tetapi biasanya anak telah dapat berkomunikasi secara bebas pada saat dia mulai masuk sekolah. Menurut Chomsky (dalam tulisannya 1989 dan dimunculkan lagi tahun 1999:34), manusia memunyai apa yang dia namakan (faculties of the mind), yakni semacam ruang-ruang intelektual abstrak dalam benak/otak mereka. Salah satu dari ruang- ruang ini dijatahkan untuk pemakaian dan pemerolehan bahasa. Pada saat lahir anak sudah memunyai bekal kodrati dalam bentuk suatu mekanisme abstrak yang dinamakan Language Acquisition Device (LAD) yang diterjemakan dalam bahasa Indonesia sebagai Piranti Pemerolehan Bahasa (PPB) (Dardjowidjojo, 2000:19). Slobin (dalam Nababan, 1992:101) mengatakan bahwa seorang anak lahir dengan seperangkat prosedur dan aturan bahasa yang dinamakan Chomsky sebagai LAD (Language Acquisition Device). Prosedur-prosedur dan kaidah-kaidah bahasa yang dibawa lahir itulah yang memungkinkan seorang anak mengolah data linguistik. Language Acquisition Device (LAD) atau perangkat pemerolehan bahasa merupakan sebuah alat nurani (bawaan) yang sudah tersedia dibawa lahir untuk memeroleh bahasa ibunya (Simanjuntak, 2009:108) Pemerolehan Leksikal Nomina Anak Usia 3-4 tahun Menurut Kridalaksana (2008:141), leksikal adalah bersangkutan dengan kata. Macam leksikal yang dikuasai anak dapat dipengaruhi oleh masukan yang anak terima (Dardjowidjojo,
7 2000:263). Apabila anak mendapatkan masukan dari luar tentang ikan, maka leksikon yang anak dapatkan adalah tentang ikan. Contohnya: udang, lele, ikan mas, ikan laut, ikan hias, cumi-cumi,dan lain-lain. Pada usia 3-4 tahun, anak sudah dapat mengucapkan nomina orang seperti nomina orang anak menyebutkan kata ayah (ayah) ayah, uma (uma) ibu, ompung nenek, ompung kakek, babang (abang) abang, kakak kakak, nggi (anggi) adek, ete tante, uda paman, bou bibi. Nomina makanan, anak menyebutkan kata dahan (indahan) nasi, oti (roti) roti, oleng (goreng) gorengan, ue (kue) kue, jaung jagung, obu (tobu) tebu, kalupuk (karupuk) kerupuk, gulo-gulo permen, indomie mie instan. Nomina hewan anak menyebutkan kata uting (uting) kucing, anuk (manuk) ayam, itik (itik) bebek, kan (ikan) ikan, orbo (horbo) kerbau, unggas burung, anjing anjing, kerek monyet. Nomina buah-buahan anak menyebutkan kata tarutung durian, salak salak, pisang pisang, rambutan rambutan, botik pepaya, jambu jambu, unte jeruk. Nomina alat dapur anak menyebutkan kata inggan (pinggan) piring, angkuk (mangkuk) cangkir, endok sendok, ember ember, udon (hudon) periuk, sapu sapu. Nomina sayursayuran anak menyebutkan kata kangkung kangkung, silalat daun singkong, bayam bayam, kantang kentang, kol kol. Nomina elektronik anak menyebutkan kata tipi (tv) televisi, handphone mereka ucapkan hp (handphone), kaset kaset, Compact Disc (CD) mereka ucapkan sidi CD. Nomina minuman anak menyebutkan kata tendol (cendor) cendor, susu susu, sirup sirup.
8 Contoh dalam percakapan: Orang dewasa: Ise donganmu tu pasar Nifa? siapa temanmu ke pasar Nifa Nifa : Uma ibu Siapa temanmu ke pasar Nifa? Keuniversalan dan Pemerolehan Bahasa Menurut Dardowidjojo (2000:34), pemerolehan leksikal khususnya jumlah kata dan macam katanya sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti budaya, latar belakang keluarga, taraf hidup keluarga, tingkat pendidikan keluarga, dan lokasi keluarga (desa atau kota besar). Dalam penelitian ini, faktor yang paling dominan adalah taraf hidup keluarga yang umumnya mata pencaharian masyarakatnya adalah bertani. Lokasi keluarga yang tinggal di desa juga menjadi faktor penentu dalam pemerolehan leksikal. Jadi, masukan dari luar (dalam hal ini lingkungan di desa) mempengaruhi pemerolehan leksikal anak. Anak dari keluarga petani yang di sekitar rumahnya adalah sawah akan berbeda kosa katanya dengan anak dari keluarga yang terdidik dan tinggal di kota yang di rumahnya terdapat banyak buku bacaan. Demikian juga anak-anak yang tinggal di desa apalagi desa terpencil, kemungkinan besar tidak akan memperoleh kosa kata seperti komputer, disket, apalagi hang seperti yang diperoleh anak yang masukan dari lingkungannya tentang komputer. Munculnya kata-kata Ibrani seperti [mic] jus minuman dan [?agala] kereta dorong bayi seperti penelitian Dromi pada anaknya Keren yang saat itu berusia 1;3 tinggal di kota tidak akan muncul pada anak yang tinggal di
9 desa. Anak-anak yang tinggal di desa akan menguasai kosa kata tentang daerah sekelilingnya seperti sawah, padi, cangkul, dan sebagainya. 2.3 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang pemerolehan bahasa sudah pernah diteliti sebelumnya, seperti Kiparsky, 1968 (dalam Tarigan, 1987) mengatakan bahwa, pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis dengan ucapan orang tua sampai anak dapat memilih kaidah tata bahasa yang paling baik dan paling sederhana dari bahasa yang bersangkutan. Dardjowidjojo (2000) tentang penelitian longitudinalnya yang menggunakan waktu lima tahun terhadap cucunya Echa mengungkapkan bahwa pemerolehan bahasa itu terdiri atas pemerolehan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Pemerolehan bahasa juga mengatakan bahwa pemerolehan bahasa tidak dapat terjadi hanya karena adanya bekal kodrati (innate properties) belaka. Pemerolehan bahasa juga tidak mungkin terjadi hanya karena adanya faktor lingkungan saja, kedua-duanya diperlukan sebagai proses penguasaan bahasa. Menurut Tarigan (1987), pemerolehan bahasa itu adalah suatu proses yang digunakan anak-anak untuk menyesuaikan serangkain hipotesis dangan ucapan orang tua sampai anak dapat memilih kaidah tata bahasa yang paling baik dan paling sederhana dari bahasa yang bersangkutan. Tarigan juga membahas tentang tahap-tahap pemerolehan bahasa prasekolah, ujaran kombinasi, masa sekolah. Gustianingsih (2002) dalam tesisnya yang berjudul Pemerolehan Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, mengatakan kemampuan anak usia
10 taman kanak-kanak akan kalimat majemuk merupakan parameter untuk mengukur keberhasilan dan sekaligus dasar pengajaran di sekolah dasar. Susanti (2005) dalam skripsinya yang berjudul Pemerolehan Bahasa Jawa Anak Usia 3-4 tahun, membahas tahap-tahap pemerolehan bahasa yang terdiri atas empat tahapan, yaitu tahap holofrastik, tahap dua kata, tahap perkembangan tata bahasa, dan tahap tata bahasa menjelang dewasa. Susanti juga membahas tentang kalimat sederhana yang dihasilkan anak usia 3-5 tahun dalam bahasa Jawa, yaitu kalimat berpola S-P, S-P-K, K-S-P. Fauzi (2000) dalam skripsinya yang berjudul Pemerolehan Bahasa Anak-Anak Usia 0-5 Tahun: Analisis Psikolinguistik, membahas tentang tahap-tahap pemerolehan bahasa yang terdiri dari tahap perkembangan prasekolah dan tahap perkembangan kombinatori. Tahap perkembangan prasekolah meliputi tahap merabam, tahap holofrastik, tahap kalimat dua kata, tahap pengembangan tata bahasa, dan tahap kombinasi penuh. Tahap perkembangan kombinatori meliputi perkembangan negatif, perkembangan interogatif, dan perkembangan sistem bunyi. Fauzi juga membahas tentang perkembangan bahasa dan perkembangan kognitif. Pemerolehan Bahasa Batak Toba anak usia 1-5 tahun yang diteliti oleh Marpaung (2006) membahas tentang tahap-tahap pemerolehan bahasa anak serta ciri-cirinya. Tahapan pemerolehan bahasa tersebut terdiri atas empat tahapan, yaitu tahap holofrasitik, tahap ucapan-ucapan dua kata, tahap perkembangan tata bahasa, dan tata bahasa menjelang dewasa. Marpaung juga membahas tentang persyaratan instrumental dan pengantaran. Selain itu kalimat sederhana bahasa Batak Toba yang dihasilkan anak yang berusia 2-5 tahun yang berpola P-S, P-O, P-O-S, P-S-K, P-S-Pel-K, juga dibahasnya.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan pengertian sesuai dengan pijakan teori yang dianut dalam suatu penelitian. Dalam
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. untuk memahami hal hal yang ada dalam penelitian. Konsep dipandang sebagai
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep dijadikan sebagai dasar pengembangan penulisan selanjutnya untuk memahami hal hal yang ada dalam penelitian. Konsep dipandang sebagai
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi manusia yang paling hebat dan paling menakjubkan. Itulah sebabnya masalah ini mendapat perhatian besar.
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2003: 588) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering didengar dan diketahui fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa konsep seperti pemerolehan bahasa, morfologi, afiksasi dan prefiks, penggunaan konsep ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga
2.1 Kepustakaan yang Relevan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang semuanya selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga penulis
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang dijadikan sebagai dasar pengembangan penulisan selanjutnya. Konsep
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penyusunan karya ilmiah akan lebih mudah apabila ada konsep yang dijadikan sebagai dasar pengembangan penulisan selanjutnya. Konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan sarana perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan sesama manusia,.mengatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini telah dianugerahi oleh Tuhan dengan pancaindera yang berfungsi
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami halhal lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi, morfologi, semantik, dan sintaksis terhadap anak-anak sebagai bahasa pertama. Pemerolehan fonologi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipelajari secara sosial oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipelajari secara sosial oleh manusia untuk menyampaikan pendapat dan maksud yang tersimpan di dalam pikiran ketika berada dalam
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Pemerolehan Bahasa Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak anak-anak ketika dia memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun isyarat. Bahasa digunakan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting bagi kehidupan manusia karena bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan alat untuk menuangkan pikiran, baik secara lisan, tulisan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antarsesama, berlandaskan pada
Lebih terperincib. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.
1.4.2 Manfaat Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pemakaian kata sapaan dalam bahasa Batak Toba. b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah
Lebih terperinciLampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Simanjuntak:1987:157).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap anak yang terlahir ke dunia ini secara alamiah telah dilengkapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap anak yang terlahir ke dunia ini secara alamiah telah dilengkapi dengan seperangkat kemampuan untuk berbahasa. Seorang anak menggunakan bahasa pertamanya untuk
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA. Oleh : Ahwy Oktradiksa ( ) Dosen Pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang
PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA Oleh : Ahwy Oktradiksa (+62856 3611 4705) Dosen Pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang Abstrak Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan berbahasa seorang manusia tidak luput dari perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakanng Perkembangan berbahasa seorang manusia tidak luput dari perkembangan psikologi menusia tersebut. Kita dapat melihat hal tersebut pada pertumbuhan seorang anak dari
Lebih terperinciJournal Polingua Scientific Journal of Linguistic, Literature and Education
ISSN : 2252-4797 Volume 2 No. 2 - Tahun 2013 Journal Polingua Scientific Journal of Linguistic, Literature and Education Pemerolehan bahasa kanak-kanak akibat pengaruh film kartun (suatu tinjauan psikolinguistik)
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA 7 TAHUN 3 BULAN DALAM BIDANG SINTAKSIS
PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA 7 TAHUN 3 BULAN DALAM BIDANG SINTAKSIS Chairul Bachri Siregar Rizka Maya Sari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PPs Universitas Negeri Medan e-mail: rizkamaya_s@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi antarsesama. Sebagai alat komunikasi bahasa dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama. Pada umumnya seluruh kegiatan manusia selalu melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antarsesama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan maksud yang tersimpan di dalam pikirannya kepada orang lain. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A
KARAKTERISTIK PENGGUNAAN BAHASA INDONESI SEBAGAI BAHASA IBU PADA ANAK USIA 2-6 TAHUN DI PERUMAHAN GRIYA MAYANG PERMAI, KECAMATAAN GATAK, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. beberapa konsep dasar yang dijadikan sebagai acuan yaitu:
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian, ada beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan topik penelitian yang pada intinya dibangun untuk menunjang teori yang diterapkan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Tindak tutur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa memungkinkan manusia saling berhubungan dan berkomunikasi. Seperti pendapat yang dikemukakan
Lebih terperinciHIPOTESIS PEMEROLEHAN BAHASA DAN PEMEROLEHAN SINTAKSIS. Oleh: Hayatun Nufus (Dosen Universitas PGRI Palembang)
HIPOTESIS PEMEROLEHAN BAHASA DAN PEMEROLEHAN SINTAKSIS Oleh: Hayatun Nufus (Dosen Universitas PGRI Palembang) Abstrak Penguasaan aspek-aspek kebahasaan oleh seseorang dapat berlangsung melalui pemerolehan
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA ANAK TUNARUNGU USIA 7-10 TAHUN ( STUDI KASUS PADA TINA DAN VIKI )
PEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA ANAK TUNARUNGU USIA 7-10 TAHUN ( STUDI KASUS PADA TINA DAN VIKI ) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB II HAKIKAT BAHASA DAN PEMEROLEHAN BAHASA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BAHASA INDONESIA BAB II HAKIKAT BAHASA DAN PEMEROLEHAN BAHASA Drs. Azhar Umar, M.Pd KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2009:1). Bahasa lisan atau ujaran yang dikirimkan secara lisan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi verbal manusia berwujud ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia atau tulisan sebagai representasi ujaran tersebut (Wijana,
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK USIA TIGA TAHUN
266 Pemerolehan Bahasa pada Anak Usia Tiga Tahun PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK USIA TIGA TAHUN Hilda Hilaliyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Indraprasta
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,
Lebih terperinciPENGARUH STIMULI TERHADAP PEMEROLEHAN BAHASA ANAK PRASEKOLAH
PENGARUH STIMULI TERHADAP PEMEROLEHAN BAHASA ANAK PRASEKOLAH Liesna Andriany Universitas Islam Sumatra Utara Abstract The present study was triggered by a variety of aspects in language education which
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat bersosialisasi, bahasa juga merupakan
Lebih terperinciPEMAKAIAN PERPADUAN LEKSEM BAHASA INDONESIA DALAM TABLOID NOVA EDISI JULI Jurnal Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
PEMAKAIAN PERPADUAN LEKSEM BAHASA INDONESIA DALAM TABLOID NOVA EDISI JULI 2012 Jurnal Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM
LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang anak. Untuk berbahasa, anak-anak harus menghubungkan leksikon yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan leksikon sangat penting dalam perkembangan bahasa seorang anak. Untuk berbahasa, anak-anak harus menghubungkan leksikon yang satu dengan yang lainnya untuk
Lebih terperinciPEMEROLEHAN PREFIKS BAHASA INDONESIA PADA ANAK TK USIA 4 5 TAHUN DI YAYASAN PERGURUAN TK HELVETIA KAJIAN PSIKOLINGUISTIK SKRIPSI.
PEMEROLEHAN PREFIKS BAHASA INDONESIA PADA ANAK TK USIA 4 5 TAHUN DI YAYASAN PERGURUAN TK HELVETIA KAJIAN PSIKOLINGUISTIK SKRIPSI Oleh : Diana Roslina Paulian NIM : 120701050 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia anak-anak merupakan dunia yang khas yang diindera dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia anak-anak merupakan dunia yang khas yang diindera dan dipersepsikan oleh anak-anak sesuai dengan kemampuan pikiran, perasaan, imajianasi dan pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan hakikatnya, bahasa dimiliki oleh manusia saja. Tuhan memberi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sesuai dengan hakikatnya, bahasa dimiliki oleh manusia saja. Tuhan memberi kemampuan kepada manusia untuk dapat berbahasa. Manusia diberi bekal untuk berbahasa,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode masa emas bagi perkembangan anak dimana tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Sudah berabad-abad yang lalu manusia menggunakan bahasa, baik bahasa tubuh, tulisan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sudah berabad-abad yang lalu manusia menggunakan bahasa, baik bahasa tubuh, tulisan, maupun lisan. Bahasa sangat penting dalam perkembangan peradaban
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian FIK 31 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian KESBANG 32 Lampiran 3 Gambaran Pendampingan Makanan pada Partisipan Kelompok Eksperimen Partisipan Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN PEMEROLEHAN BAHASA MELALUI METODE PEMBIASAAN DI SEKOLAH
Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia 2015 IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN PEMEROLEHAN BAHASA MELALUI METODE PEMBIASAAN DI SEKOLAH Nouval Rumaf Nim: 201420550211015
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu bentuk perwujutan peradaban dan kebudayaan manusia. Dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BAHASA INDONESIA SD. Oleh: BAHAUDDIN AZMY UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2012
PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Oleh: BAHAUDDIN AZMY BAHASA INDONESIA SD UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2012 A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu: Menguasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu budaya manusia yang sangat tinggi nilainya karena dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Dengan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Kalimat yang biasanya kita gunakan sehari-hari adalah kalimat tunggal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Kalimat yang biasanya kita gunakan sehari-hari adalah kalimat tunggal tetapi tidak selamanya berupa
Lebih terperinciPEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI
PEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI disusun oleh Arifin Ainur Rohman S 200 100 002 PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN
Lebih terperinciBAB I. dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seseorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa
Lebih terperinciDimensi Pemerolehan Bahasa
Dimensi Pemerolehan Bahasa Dalam penjelasan Tarigan (1988:164) terdapat enam dimensi pemerolehan bahasa, yaitu propensity (kecenderungan), language faculty (kemampuan berbahasa), acces (jalan masuk), sructure
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Dardjowidjojo (2005: 5) untuk berkomunikasi, seseorang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kesehariannya manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Menurut Dardjowidjojo (2005: 5) untuk berkomunikasi, seseorang tidak dapat secara langsung lancar menggunakan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU HORPAK KECAMATAN TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 I. Karakteristik Responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan anak normal, usia 6 tahun merupakan masa yang paling sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa mendatang. Bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia berkembang melalui proses pendidikan, melahirkan suatu pandangan bahwa pendidikan pada dasarnya sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personel sepanjang
Lebih terperinciHAND OUT PSIKOLINGUISTIK
HAND OUT PSIKOLINGUISTIK 1. HAKIKAT BAHASA 1. Bahasa adalah sebuah system; 2. Bahasa berwujud lambang; 3. Bahasa berwujud bunyi; 4. Bahasa bersifat arbitrer; 5. Bahasa bermakna; 6. Bahasa bersifat konfensional;
Lebih terperinciPENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si
PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya bukan hanya sebagai makhluk individu tetapi juga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya bukan hanya sebagai makhluk individu tetapi juga merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia butuh berkomunikasi anak dengan anak,
Lebih terperinciPEMEROLEHAN NOMINA BAHASA INDONESIA ANAK USIA 3;5 TAHUN: STUDI KASUS SEORANG ANAK DI LUBUK MINTURUN PADANG
PEMEROLEHAN NOMINA BAHASA INDONESIA ANAK USIA 3;5 TAHUN: STUDI KASUS SEORANG ANAK DI LUBUK MINTURUN PADANG Elvina Rahayu 1, Agustina 2, Novia Juita 3 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan
Lebih terperinciUkuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram
Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes
Lebih terperinciKONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih
KONSEP DAN KOMPONEN Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target : Pada bahasan ini Mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Konsep dasar bahasa 2. Komponen bahasa Definisi Wicara : ekspresi bahasa dengan suara.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi, disertasi dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif, adverbial
Lebih terperinciANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG EFEKTIF
ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG EFEKTIF Oleh : Fauziah Nasution. S.Pd.,M.Pd Dosen Univ. Graha Nusantara P. Sidempuan ABSTRAK Dari
Lebih terperinciDBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya
DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh
Lebih terperinciLampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura
Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida
Lebih terperinciAlat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015
SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PENUTUR MULTIBAHASA SERTA STRATEGI PEMERTAHANANNYA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BUDAYA BANGSA
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- 78 PEMEROLEHAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PENUTUR MULTIBAHASA SERTA STRATEGI PEMERTAHANANNYA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BUDAYA BANGSA Favorita
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA JAWA ANAK USIA 4-6 TAHUN (Studi Kasus: TK Al-Hidayah 06 Candisari Semarang)
PEMEROLEHAN BAHASA JAWA ANAK USIA 4-6 TAHUN (Studi Kasus: TK Al-Hidayah 06 Candisari Semarang) JURNAL Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: M u l y a
Lebih terperinciPENGUASAAN MORFOFONEMIK PADA KARANGAN SISWA KETURUNAN CINA KELAS V SD NEGERI 16 BELINYU BANGKA
PENGUASAAN MORFOFONEMIK PADA KARANGAN SISWA KETURUNAN CINA KELAS V SD NEGERI 16 BELINYU BANGKA Atik Rahmaniyar SMA Plus Bahrul Ulum Islamic Centre Sungailiat Bangka Pos-el: atik.rahmaniyar@upi.edu ABSTRAK
Lebih terperinciCADEL PADA ANAK: STRATEGI FONOLOGIS
1 CADEL PADA ANAK: STRATEGI FONOLOGIS Tadkiroatun Musfiroh Sejak terjadi perang pandangan antara kaum nativis yang diwakili oleh Chomsky dan kaum behavioris yang diwakili oleh B.F. Skinner pada tahun 1957,
Lebih terperinciPEMEROLEHAN SINTAKSIS BAHASA MINANGKABAU PADA ANAK USIA 5 TAHUN DI KAMBANG
PEMEROLEHAN SINTAKSIS BAHASA MINANGKABAU PADA ANAK USIA 5 TAHUN DI KAMBANG Oleh: Melza Marta 1, Emidar 2, Nursaid 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi fonologi, gramatikal, dan semantik kemampuan seorang anak dalam memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT
65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001:21). Manusia
Lebih terperinciKUESIONER SISWA LAMPIRAN
LAMPIRAN 60 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KUESIONER SISWA LAMPIRAN Kuesioner terdiri atas 7 halaman. Kuesioner diberika kepada responden dan diisi sendiri oleh responden. Sebelum responden mengisi kusioner,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Sinonim Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim berarti nama lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering
Lebih terperinciHewan dan Tumbuhan di Sekitarku
Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas Venus Standar Kompetensi 1. Mengenal bagianbagian utama tubuh hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat hidup
Lebih terperinciHakikat Bahasa. Definisi Bahasa. Uraian dari Definisi Bahasa 23/10/2014. Bahasa sebagai sebuah
Hakikat Bahasa Pengantar Linguistik Umum 22 Oktober 2014 APAKAH BAHASA ITU? Definisi Bahasa Uraian dari Definisi Bahasa Sistem tanda yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/01/3327/2015. 5 Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Desember 2014 Inflasi 1,92 persen Pada, Kabupaten
Lebih terperinciPERAN GURU DALAM MENINGKATKAN PEMEROLEHAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
Peran Guru... (Hidayati Azkiya) 64 PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN PEMEROLEHAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK Hidayati Azkiya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta id.azkiya@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah penelitian, batasan masalah, dan rumusan masalah. Selanjutnya, dipaparkan pula tujuan dan manfaat penelitian. Pada bagian berikutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses. perkembangan kognitif anak-anak secara menyeluruh.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kemampuan linguistik terjadi di dalam konteks umum perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses pemerolehan bahasa itu akan
Lebih terperinci