PENGEMBANGAN SISTEM SERTIFIKASI DAN SKKNI IG SEBAGAI PILAR PENGEMBANGAN SDM IG DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI Yogyakarta, 23 November 2016

Transkripsi

1 PENEMBANAN SISTEM SERTIFIKASI DAN I I SEBAAI PILAR PENEMBANAN SDM I DALAM MENHADAPI TANTANAN LOBALISASI Yogyakarta, 23 November Dr.rer.nat. Sumaryono, M.Sc. Bidang Pengembangan SDM dan Industri I Badan Informasi eospasial

2 DASAR HUKUM Tujuan UU-I ( UU No. 4 th 11, Pasal 3,) menjamin ketersediaan dan akses terhadap Informasi eospasial (I) yang dapat dipertanggungjawabkan. b. Mewujudkan penyelenggaraan I yang berdaya guna dan berhasil guna melalui kerjasama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi c. Mendorong penggunaan I dalam penyelenggaraan pemerintahan dan dalam berbgai aspek kehidupan masyarakat. a. Tidak akan tercapai tanpa dukungan SDM dan industry I yang handal

3 SDM DAN INDUSTRI PELAKSANA I YAN HANDAL Pelaksanaan I orang perseorangan wajib memenuhi kualifikasi kompetensi yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan I yang dilakukan oleh kelompok orang wajib memenuhi kualifikasi sebagai kelompok yang bergerak di bidang I sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan I yang dilakukan oleh badan usaha wajib memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis. (Pasal UUI)

4 Pelaksanaan I oleh Industri (Badan Usaha) (Pasal 56): (1) Pelaksanaan I yang dilakukan oleh badan usaha wajib memenuhi: a. Persyaratan administratif, b. Persyaratan teknis (3) Persyaratan teknis meliputi: a. Memiliki sertifikat yang memenuhi klasifikasi dan kualifikasi sebagai penyedia jasa di bidang I dan b. Memiliki tenaga profesional yang tersertifikasi di bidang I (5) Sertifikat tenaga profesional diterbitkan oleh lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Kepala Badan.

5 TANTANAN PENEMBANAN SDM DAN INDUSTRI I Jumlah kurang dari yang dibutuhkan, baik kuantitas, kualitas maupun distribusinya Lulusan sekolah/pt belum siap pakai langsung Masih terbatasnya PT vokasional Liberalisasi SDM Surveyor ASEAN dan dunia Persebaran PT/SMK yang tidak merata Kejelasan karir dan remunerasi profesional I yang belum menarik (Menteri ATR: gula-gulanya kurang manis) Industri I masih belum sehat dan belum siap bersaing global

6 SEBARAN SDM I 3% 1% Jawa 2% 6% 2% Kalimantan 4% Maluku Nusa Tenggara Papua 82% Sumatera

7 PROYEKSI KEBUTUHAN SDM I NASIONAL Proyeksi Kebutuhan SDM I Tersedia ap SDM I Rencana Pemenuhan Pemenuhan SDM I Tahun Hasil Survei BI tahun 15

8 PROYEKSI KEBUTUHAN BERDASARKAN PENDIDIKAN HDRFI SMK S1 FTMTR SMK S1 INDERAJA SMK S1 SI SMK S1 KARTO SMK S1 SRVTRTS Tahun SMK S Hasil Survei BI tahun 15

9 TANTANAN LIBERALISASI ASEAN (LOBAL) ASEAN Economic Community Free Flow of oods Liberalisation Free Flow of Services Free Flow of Investment Free Flow of Capital Free Flow of Skilled Labour

10 MODE LIBERALISASI JASA Mode 3 Mode 4 Penyedia Jasa A Pekerja Jasa A Pengguna Jasa B Penyedia Jasa A Pengguna Jasa B Penyedia Jasa A Mode 2 NEARA B Mode 1 NEARA A MODE Penyedia Jasa A Pekerja Jasa A Pengguna Jasa B Pengguna Jasa B Pengguna Jasa B KETERANAN Pengguna jasa B menerima jasa dari Penyedia jasa A melalui telekomunikasi atau sistem pos. Contoh: tele-medical advice, distance training, gambar arsitektur. Pengguna jasa B masuk ke Negara A sebagai turis, pelajar, atau pasien untuk dapat menggunakan jasa dari Penyedia Jasa A Penyedia jasa A memberikan jasa kepada Pengguna Jasa B di Negara B dengan cara membuka kantor perwakilan, kantor cabang, atau berafiliasi dengan perusahaan lokal B. Seorang Profesional Jasa A menyediakan jasa di Negara B sebagai independent Supplier atau pekerja dalam perusahaan jasa

11 INSTRUMEN FREE FLOW OF SERVICES Blue Print dan Penjadwalan Strategis dalam implementasi AEC 15 AFAS (ASEAN Framework Agreement on Services): mengadopsi ketentuan-ketentuan ATS Coordinating Committee on Services (CCS): merupakan Kelompok Kerja Teknis yang bertanggungjawab dalam liberalisasi Jasa melalui negosiasi. CCS membentuk Ad-Hoc Expert roup on MRA di bawah Business Services Working roup (BSW). MRA on Surveying dibahas dalam Ad-Hoc Expert roup on MRA-Surveying

12 TUJUAN MRA ON SURVEYIN Melakukan identifikasi kerangka kerja dan menetapkan dasar pijakan bagi Competent Authority agar dapat melakukan observasi dan negosiasi antar negara anggota ASEAN tentang MRA. Hal ini didasari atas kesadaran bahwa masing-masing negara anggota ASEAN memiliki nomenklatur dan persyaratan yang berbeda dalam kualifikasi surveyor. Melakukan tukar menukar informasi dalam rangka membangun Trust (saling percaya) antar negara ASEAN. Melakukan adopsi hal-hal yang dianggap praktek terbaik (Best practices) dalam standar dan kualifikasi surveying.

13 STATUS MRA ON SURVEYIN Sampai saat ini sudah dilaksanakan pertemuan MRA on Surveying yang ke 19 (Ho Chi Minh, Sept ) Telah menghasilkan Framework Arrangement for The Mutual Recognition of Surveying Qualifications, yang telah ditandatangani oleh ASEAN pada tanggal 19 November 06 di Singapura Penyusunan Draft dokumen MRA Hand Book on Surveying yang akan segera dipublikasikan oleh Sekretariat ASEAN menjadi dokumen resmi MRA on Surveying. Pengumpulan kurikulum pendidikan surveying pada negara anggota ASEAN Penyusunan dokumen Roadmap MRA on Surveying

14

15 INISIASI SEKRETARIAT PENDIDIKAN SURVEYIN ASEAN

16 DATA SURVEYOR ASEAN Viet Nam No. Brunei Darussalam Indonesia 6 7 Malaysia Myanmar 8 9 Singapura Thailand 10 Viet Nam Kamboja Laos Kamboja Laos 5 101,000, ,461,700 Terdaftar 9, surveyor terdaftar (17 di sektor swasta dan 5 di pemerintahan); 17 surveyor di swasta juga berlisensi; Terdapat 14 surveyor lain (10 di Departemen Survey, 1 di bidang pendidikan dan 3 17 di sektor migas). 4,397 5, Tingkat Nasional 75 Tingkat Provinsi 266 2,000 Malaysia 15,000,000 7,000,000 Keterangan Berlisensi 662 Terdaftar 662, Tidak Terdaftar 412, Berlisensi 531, Tidak Berlisensi 124, Bergerak di sektor pemerintah , di sektor swasta Jumlah Penduduk (Jiwa) 410,000 Tenaga Surveyor (jiwa) 22 Filipina 4 No. Negara 1 Brunei Darussalam 2 Filipina 3 Indonesia Negara Luas Wilayah (Km2) 5, ,000 6,315, , , , , ,050 NA Negara Brunei Darussalam Filipina Indonesia Kamboja Laos Malaysia Myanmar Singapura Thailand No Tanggung jawab kegiatan survai pada pemerintah; Tidak ada surveyor terdaftar dan berlisensi di Sektor Swasta. Myanmar 30,513,848 50,000, ,470,000 66,800,000 8 NA 9 Singapura Thailand 10 Viet Nam Civil Engineers (Terdaftar) NA

17 Brunei 1 Darussalam Program sarjana: 1; Diploma: 5 Indonesia Jumlah program sarjana: 11; Diploma: 2 Jumlah siswa: 5000; lulusan: 1000 Malaysia 6 8 Myanmar Singapura Jumlah siswa 673, lulusan: 404 Jumlah program sarjana: Jumlah siswa/lulusan: 100 2; Diploma: 1 orang/tahun 1 3 Indonesia 3 4 Kamboja 5 Laos 6 1 Malaysia 7 Myanmar 8 Singapura 2 Keterangan Land Surveying Board-Brunei Board of Engineers (BEC) dan Dewan Surveyor (RUU Survei) 0 3 Malaysia Land Surveyor Board; Sabah Surveyor Board; Sarawak Land Surveyor Board 1 Department Survey, Myanmar 1 Land Surveyor Board 9 Thailand Jumlah program sarjana: 2; Diploma: 10 Jumlah siswa/lulusan: 3684 Program Pelatihan Survai Jumlah siswa/lulusan: Program Diploma: 1 Jumlah siswa/lulusan: 400 (pra-1980) + 40 (pasca-14) 9 Jumlah Mahasiswa/Lulusan per tahun: Program Sarjana 0/100, Jumlah Program Sarjana Program Diploma sekitar 0-50; 315 (Survey Engineering): 6; Bersertifikat Program (Teknik Sipil) Diploma (Teknisi): 9 oleh COE 10 Viet Nam NA Thailand Brunei 1 Darussalam 2 Filipina 5 Royal University of Agriculture (RUA) Siswa / lulusan: 3535/350 Lembaga Survei Kamboja Laos 7 Diploma 1 terdiri dari 40 siswa Tidak ada program sarjana Filipina 3 4 Keterangan Negara 2 Program Pendidikan No. Negara No. NA 1 10 Viet Nam Departemen Survei dan Pemetaan Vietnam (didirikan pada tanggal 14 Desember 1959) adalah Pemetaan Organisasi Nasional Vietnam milik Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan (MONRE), melakukan fungsi untuk membantu Menteri MONRE dalam pengelolaan Negara kesatuan untuk kegiatan survei dan pemetaan ; Mengelola survei geodetik dasar; Pengorganisasian survei dasar dan pemetaan di pedalaman, ruang udara dan perairan Negara Republik Sosialis Viet Nam.

18 KUNCI PENEMBANAN SDM I PENEMBANAN SDM BERBASIS KOMPETENSI PENYUSUNAN I I PEMETAAN PENUNA SDM I BERKOMPETENSI (USER) PEMETAAN DAN PENUATAN PENHASIL SDM I BERKOMPETENSI (SMK, PT) SISTEM SERTIFIKASI BIDAN I PENEMBANAN DIKLAT / KURSUS BIDAN I PENYIAPAN MENHADAPI MRA ON SURVEYIN KEBIJAKAN DAN KELEMBAAAN

19 UNSUR KEPROFESIAN Universitas Pendidikan Profesi Memelihara Sertifikasi Instansi Pemerintah BI Pendidikan Akademik UNSUR KEPROFESIAN Memelihara Kode Etik Dewan eomatika Memelihara Keahlian Poerbandono, Asosiasi Profesi dan Industri

20 PENEMBANAN SDM BERBASIS KOMPETENSI Pengembangan SDM berbasis kompetensi sudah menjadi trend nasional dan dunia sudah ada RUU pengupahan berbasis kompetensi. Sudah ada standar biaya berbasis kompetensi Pengembangan SDM I dilakukan melalui 2 kelembagaan yaitu: Untuk ASN, dilakukan melalui Jabatan fungsional Surta yang dibina oleh BI Untuk Profesional, dilakukan melalui sistem sertifikasi yang digawangi oleh BI + KKPK Perlu harmonisasi antara kebutuhan kompetensi SDM dengan kurikulum pendidikan formal dan diklat/kursus ----> perlu I - I

21 adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. APA ITU I (STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA)

22 Task skills KOMPETEN I multi-dimensional skills ILL Task Management Skills Transfer skills OWLEDE Contingency Management Skills ATTITUDE Job Role / Environment Skills Work Place

23 PENERAPAN I Sebagai Persyaratan dalam Akreditasi LPK Siswa/Naker Kompeten dan Kompetitif Penerapan I Menjadi Acuan dalam Program Pelatihan Sebagai Persyaratan dalam Lisensi LSP Menjadi Acuan dalam Program Sertifikasi I DITERAPKAN SECARA WAJIB, SUKARELA, ANJURAN

24 MENAPA STANDAR KOMPETENSI DIBUTUHKAN Untuk institusi pendidikan dan pelatihan Memberikan informasi untuk pengembangan program dan kurikulum Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian, sertifikasi Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja Membantu dalam rekrutmen Membantu penilaian unjuk kerja Dipakai untuk membuat uraian jabatan Untuk mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha/industri Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kulifikasi dan levelnya. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan sertifikasi Untuk Menjamin Kualitas Data /Informasi eospasial 24

25 SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL Pemberlakuan Akreditasi LPK Penerapan Standar Sertifikasi Kompetensi I Harmonisasi Standardisasi Pengembagan Standar Pelatihan berbasis kompetensi SDM MRA Kerjasama Notifikasi Pembinaan dan Pengendalian Profesional Kompeten Kompetitif

26 Multilateral Di Berbagai Fora Kerjasama Internasional Tuntutan Harmonisasi Standar Kompetensi Bilateral Antar Negara Tingkat Nasional Lintas Sektor/Otoritas Saling Pengakuan (MRA)

27 KEBIJAKAN Mengacu RMCS Melibatkan Stakeholders Transparan Kesetaraan Secara Internasional PENEMBANAN I ARAH & KEBIJAKAN ARAH Relevan, Valid Akseptabel, Fleksibel Mampu Telusur METODA Adopsi Adoptasi - Litbang

28 PROSES PENEMBANAN I PEMETAAN KEBUTUHAN I KAJI ULAN I PERUMUSAN RI RI 1 Perka BI nomor 9 tahun 14 PENERAPAN I VERIFIKASI RI Kaji Materi I PENETAPAN I KOMITE I RI 3 KONVENSI PRA-KONVENSI RI 2 VERIFIKASI

29

30 I BIDAN I KUALITAS DATA DAN INFORMASI EOSPASIAL DI INDONESIA MENJAMIN SDM PENEMBANAN PENINKATAN KUALIFIKASI INDUSTRI I

31

32

33 9 5 6 kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan meng-integrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor jenjang 4 sampai dengan jenjang 6 dikelompokkan dalam jabatan teknisi atau analis; 1 jenjang 7 sampai dengan jenjang 9 dikelompokkan dalam jabatan ahli. jenjang 1 sampai dengan jenjang 3 dikelompokkan dalam jabatan operator;

34 PETA KI Pendidikan Vokasi/Profes i Kualifikasi Pelatihan / Pengalaman S3 Doktor Terapan/Pen didikan Spesialis 2 IX Ahli 3 S2 Master Terapan/Pen d. Spesialis 1 VI Ahli 2 Pend. Profesi V Ahli 1 D4 VI Teknisi / Analis 3 D3 V Teknisi / Analis 2 D2 IV Teknisi / Analis 1 D1 I Operator 3 SMK Operator 2 S1 SMA Akademik

35 KANDUNAN UNSUR KANDUNAN UNSUR KOMPETENSI EDUCATIONAL KOMPETENSI OCCUPATIONAL JENJAN KUALIFIKASI IX VI V IV I I V VI

36 Peningkatan Level KI Melalui Berbagai Alur PSDM S3 Sp S1 8 D4 D3 D2 7 D1 SM A L 6 SMP 9 S I

37

38 FUNSI KUNCI Perencanaan Penyelenggaraan I FUNSI UTAMA Perencanaan Penyelenggaraan I survei teristris 4 FD/UK Perencanaan Penyelenggaraan I Hidrografi 6 FD/UK Perencanaan Penyelenggaraan I Fotogrametri 5 FD/UK Perencanaan Penyelenggaraan I PJ 1 FD/UK Perencanaan Penyelenggaraan SI 2 FD/UK Perencanaan Penyelenggaraan I Kartografi 1 FD/UK Pengumpulan D Survei Terestris 6 FD/UK Pengumpulan D Hidrografi Pengumpulan D Fotogrametri Pengumpulan D FUNSI DASAR TUJUAN UTAMA Pengelolaan D dan I Penyajian I 2 FD/UK 1 FD/UK Pemrosesan D Survei Teristris 2 FD/UK Pemrosesan D 5 FD/UK Pengumpulan D Kartografi Pemrosesan D Hidrografi 6 FD/UK Pemrosesan D Fotogrametri 6 FD/UK Pemrosesan D PJ FD/UK Pemrosesan D SI 2 FD/UK Pemrosesan D Kartografi 2 FD/UK Pegelolaan D dan I Hidrografi 12 FD/UK Pengelolaan D dan I SI 6 FD/UK Penyajian I Survei Teristris 2 FD/UK Penyajian I SI 1 FD/UK Penyajian I Kartografi 1 FD/UK Terlaksananya Penyelenggaraan I Secara Efektif dan Efisien Pengumpulan SI 9 FD/UK 1. Melakukan Pengukuran Spektrometri Lapangan untuk Menyusun Spectral Library. 2. Melakukan Pengumpulan Data Penginderaan Jauh dengan Tracking dan Perekaman Data Satelit di Stasiun Bumi. 3. Melakukan spektrometri lapangan (field spectrometry) untuk keperluan ground truthing. 4. Melakukan Pengumpulan Data Untuk Pengambilan Sampel untuk Keperluan round Truthing

39

40 STANDAR SDM DAN INDUSTRI SEBAAI PENUNKIT KUALITAS

41 STANDAR SDM DAN INDUSTRI SEBAAI PENUNKIT KUALITAS

42 PENDIDIKAN DAN JENJAN KI KI FORMAL EDUCATION TRAININ AND PROFESSIONAL EXPERIENCES

43 PENYUSUNAN I BIDAN I Merupakan backbone dari sistem pengembangan SDM I Mencakup 6 Sub Bidang Telah disahkan oleh Kemenakertrans, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 331 Tahun 13 Telah diberlakukan dengan Ka.BI No. 9 Tahun 14 tentang Pemberlakuan I Telah dilakukan kaji ulang dengan melibatkan berbagai stakeholder Mencakup 7 Sub Bidang Akan dijadikan rujukan untuk kurikulum Perguruan Tinggi dan SMK Surta se Indonesia Akan dijadikan rujukan dalam kurikulum Diklat I dan sertifikasi profesi I Harus diharmonisasi dengan standard kompetensi regional/asean dan dunia

44 PENEMBANAN SISTEM SERTIFIKASI Sertifikat bidang I harus dikeluarkan oleh LPK yang mendapat akreditasi dari BI Dalam melaksanakan akreditasi, BI bekerjasama dengan KAN dan dibantu secara teknis oleh Kelompok Kerja Penilaian Kesesuaian (KKPK) Skema Sertifikasi Tenaga Profesional telah disiapkan, BI sebagai Pemilik Skema Sertifikasi Skema sertifikasi bersifat terbuka dan dapat digunakan oleh LPK Sistem Sertifikasi bidang I akan diharmonisasi dengan sistem sertifikasi MRA on Surveying ASEAN. Sistem Sertifikasi didasarkan pada I

45 SERTIFIKASI BIDAN I B I Lembaga Penilaian Kesesuaian : Tenaga Profesional I/ Standards Lembaga Penilaian Kesesuaian : Penyedia Jasa System Sertifikasi (Perka BI) Kelompok Kerja Penilaian Kesesuaian (KKPK) Akreditasi Lembaga Pelatihan Kompetensi I I Lembaga Penilaian Kesesuaian : Produk I Lemba Kes Laborato Certificate

46 ALUR PROSES AKREDITASI LPK Komite Akreditasi Nasional (KAN) (Konsil) Pertimbangan Teknis 8 PANITIA TEIS AKREDITASI MEMINTA PERTIMBANAN TEIS 9 Rekomendasi PERTIMBANAN TEIS MENAJUKAN PERMOHONAN 1 BI cq. Deputi Bidang Infrastruktur I. PENUASAN AKREDITASI PENUASAN ASESOR I I LAPORAN ASESMEN LEMBAA PENILAIAN KESESUAIAN BIDAN INFORMASI EOSPASIAL (LPK-I) 7 KKPK-I 6 ASESOR AKREDITASI LAPORAN ASESMEN ASESMEN/ SURVAILEN 10 P S A

47 Aplikasi Dokumen lengkap Penetapan tim ACCREDITATION TIME FRAME Audit kecukupan Asesmen lapangan/witness Dokumen cukup Persiapan asesmen Kajian Permohonan Rekomendasi Sekretar dan KAN Konsil Perbaikan Kajian Permohonan Laporan akhir asesor dan rekomendasi teknis Tindaklanjut asesmen Tindakan perbaikan Verifikasi perbaikan, penunjukan Tim dan persetujuan dari auditee Tindakan perbaikan Verifikasi tindakan perbaikan Evaluasi hasil asesmen dan pertimbangan teknis Panitia Teknis 2h 3h Penetapan tanggal dan pembayaran biaya asesmen 10h 3h 2h Rapat KAN Sertifikat dan l Akreditasi Surat keputusan Akreditasi 5h 2+5h 30h TOTAL 74 DAYS 2h 5h 3h 2h 23-Nop-

48 PERKEMBANAN AKREDITASI MAPIN telah menyerahkan berkas akreditasi LPK Tenaga Profesional kepa BI dan telah direview oleh Tim Asesor KKPK Scope: Penginderaan Jauh Sistem Informasi eografis Telah dilakukan asesmen lapangan dan sedang dilakukan tindakan perbaika dari hasil asesmen lapangan tersebut ISI telah menyerahkan berkas akreditasi LPK Tenaga Profesional Scope : Survei Terestris Fotogrametri Sistem Informasi eografis Telah melakukan pendaftaran untuk akreditasi ke KAN, telah dilakukan audit kecukupan dan sedang dilakukan tindakan perbaikan dari hasil audit kecuku tersebut I I Keputusan Akreditasi untuk MAPIN dan ISI diharapkan disampaikan akhir bulan Desember

49 PENUTUP Sertifikasi yang credible dengan I qualified yang akan mengantarkan kualitas SDM dan industry yang accountable Mari bersama siapkan Sumberdaya Manusia Informa eospasial yang berkualitas dan kompetitif untuk membangun negeri dan menghadapi pasar bebas dunia!! I I