AKREDITASI INSTITUSI/LEMBAGA/UNIT KERJA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
|
|
- Hendri Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06 TAHUN 2015 TENTANG : STANDARDISASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. AKREDITASI INSTITUSI/LEMBAGA/UNIT KERJA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. Komponen Akreditasi Akreditasi institusi/lembaga penyelenggara Diklat Kesejahteraan Sosial mencakup komponen manajemen, sumber daya manusia, program, dan fasilitas. 1. Manajemen Institusi/lembaga penyelenggara Diklat Kesejahteraan Sosial yang kredibel memiliki perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengendalian dan penjaminan mutu, dengan indikator antara lain: a. Perencanaan 1) dokumen tertulis mengenai visi organisasi; 2) dokumen tertulis mengenai misi organisasi; 3) dokumen tertulis mengenai rencana strategik;dan 4) dokumen tertulis mengenai rencana operasional dan/atau rencana kegiatan Diklat selama 1 (satu) tahun pada kalender Diklat. 1
2 b. Pengorganisasian 1) dokumen tertulis mengenai keputusan atau peraturan atau dasar hukum yang melandasi pendirian legalitas institusi/lembaga/unit kerja Diklat; 2) dokumen tertulis mengenai kedudukan, tugas dan fungsi institusi/lembaga/unit kerja Diklat; dan 3) dokumen tertulis mengenai kewenangan, struktur organisasi, dan uraian tugas. c. Pelaksanaan 1) dokumen tertulis mengenai ketentuan umum berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) dan/atau Standar Pelayanan Minimum (SPM) pelaksanaan pelayanan Diklat;dan 2) dokumen tertulis mengenai kebijakan dan prosedur tentang pengelolaan keuangan secara efektif, efisien dan akuntabel yang meliputi prosedur akuntansi, pelaksanaan audit dan penyempurnaan pengelolaan keuangan berdasarkan hasil audit. d. Penjaminan dan Pengendalian Mutu 1) dokumen tertulis mengenai monitoring, supervisi, evaluasi dan pelaporan Diklat;dan 2) komite atau tim independen yang berfungsi menegakkan penerapan standar Diklat. 2
3 2. Sumber Daya Manusia a. Pengelola Lembaga Institusi/lembaga penyelenggara Diklat Kesejahteraan Sosial memiliki kuantitas dan kualitas tenaga kediklatan yang memadai sesuai tugas dan fungsi organisasi serta tuntutan pekerjaan, dengan indikator antara lain: 1) Pimpinan institusi/lembaga penyelenggara Diklat yang mempunyai kesesuaian latar belakang pendidikan dan pelatihan serta pengalaman manajerial; 2) Pejabat Fungsional Umum nonedukatif dalam penyelenggaraan Diklat yang mempunyai kesesuaian latar belakang pendidikan dan pelatihan serta pengalaman teknis administratif dan operasional yang relevan dengan tugas dan fungsi serta jabatannya; dan 3) Petugas administrasi penyelenggara Diklat yang mempunyai kesesuaian latar belakang pendidikan dan pelatihan serta pengalaman teknis administratif dan operasional. b. Fasilitator Fasilitator/widyaiswara yang dapat memberikan pelayanan Diklat bermutu, dengan indikator antara lain: 1) Master Fasilitator yang mempunyai kesesuaian latar belakang pendidikan dan pelatihan serta pengalaman berdasarkan spesialisasi keahlian dengan dibuktikan melalui sertifikat TOT dan/atau TOF; 2) Co Fasilitator yang mempunyai kesesuaian latar belakang pendidikan dan pelatihan serta pengalaman berdasarkan spesialisasi keahlian dengan dibuktikan melalui sertifikat TOT dan/atau TOF; dan 3
4 3) Pendamping atau Asisten Fasilitator yang mempunyai kesesuaian latar belakang pendidikan dan pelatihan serta pengalaman berdasarkan spesialisasi keahliannya. c. Pelaksana Diklat Pelaksana Diklat yang dapat memberikan pelayanan Diklat bermutu, dengan indikator antara lain: 1) pelaksana Diklat yang mempunyai kesesuaian latar belakang Diklat, pengalaman teknis dan memiliki sertifikat TOC; 2) memiliki kemampuan melakukan penilaian peserta Diklat;dan 3) memiliki kemampuan menyusun laporan akhir pelaksanaan Diklat serta dinilai mampu oleh pemangku kepentingan. d. Analisis Kebutuhan Diklat Penganalisis kebutuhan Diklat yang dapat memberikan pelayanan Diklat bermutu, dengan indikator antara lain: 1) memiliki kesesuaian latar belakang pendidikan dan pelatihan serta pengalaman teknis dengan dibuktikan melalui sertifikat AKD dan/atau AD;dan 2) memiliki kemampuan analisi masalah, kinerja, tugas/kompetensi dan pembelajaran;dan 3) memiliki kemampuan menyusun laporan akhir pelaksanaan Diklat serta dinilai mampu oleh pemangku kepentingan. e. Perancang Kurikulum Perancang kurikulum dengan indikator antara lain : 1) memiliki kesesuaian latar belakang Diklat serta pengalaman teknis dan sertifikat Diklat yang relevan; 2) memiliki kemampuan melakukan penilaian peserta Diklat;dan 4
5 3) memiliki kemampuan menyusun laporan akhir pelaksanaan Diklat serta dinilai mampu oleh pemangku kepentingan. f. Operator Sistem Informasi Kediklatan (SIK) Operator SIK dapat memberikan pelayanan Diklat bermutu, dengan indikator antara lain: 1) memiliki kesesuaian latar belakang Diklat pengalaman teknis dan memiliki sertifikat Diklat yang relevan; 2) memiliki kemampuan melakukan penilaian peserta Diklat;dan 3) memiliki kemampuan menyusun laporan akhir pelaksanaan Diklat serta dinilai mampu oleh pemangku kepentingan. 3. Program Program Diklat Kesejahteraan Sosial disusun berdasarkan AKD/AD dengan mengacu pada Standar Kompetensi bagi Diklat Berbasis Kompetensi dan kemampuan perubahan perilaku bagi Diklat berbasis komunitas/nilai. a. Standar Kompetensi dan Kemampuan 1) Standar Kompetensi Setiap program Diklat Kesejahteraan Sosial berbasis kompetensi memiliki standar kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta Diklat, dengan indikator antara lain: a) dokumen tertulis tentang standar kompetensi dari setiap Diklat sesuai hasil asesmen; dan b) struktur standar kompetensi terdiri atas unit kompetensi, elemen kompetensi, kriteria, batasan variabel, panduan penilaian, dan kompetensi kunci. 5
6 2) Standar Kemampuan Setiap program Diklat Berbasis Komunitas/nilai (DBKn) memiliki standar kemampuan yang harus dikuasai oleh Peserta Diklat, dengan indikator antara lain: a) dokumen tertulis mengenai standar kemampuan (perubahan perilaku) dari setiap Diklat yang mengacu pada norma komunitas sesuai tatanan kehidupan secara nasional berdasarkan hasil identifikasi Diklat;dan b) Tatanan kehidupan secara nasional adalah norma standar kehidupan berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun b. Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) dan Analisis Diklat (AD) AKD dan AD merupakan dasar untuk perencanaan Diklat Kesejahteraan Sosial yang bermutu, dengan indikator antara lain: 1) dokumen tertulis mengenai AKD dan AD bagi setiap program Diklat Kesejahteraan Sosial;dan 2) dokumen tertulis mengenai skala prioritas kebutuhan Diklat Kesejahteraan Sosial berdasarkan hasil AKD dan AD. c. Kurikulum Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang ditata dalam bentuk rencana proses pembelajaran melalui Diklat dengan penekanan pada penggunaan berbagai metode pembelajaran sesuai dengan tujuan Diklat Kesejahteraan Sosial yang bermutu, dengan indikator antara lain: 6
7 1) dokumen tertulis tentang kurikulum setiap Diklat Kesejahteraan Sosial;dan 2) elemen kurikulum meliputi standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan standar penilaian. d. Modul Modul merupakan uraian dari pokok-pokok bahasan materi Diklat yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, dengan indikator antara lain: 1) dokumen tertulis mengenai modul bagi setiap Diklat Kesejahteraan Sosial;dan 2) komponen modul mencakup deskripsi, tujuan, pokok, dan sub pokok bahasan bahan pembelajaran,/uraian materi, referensi yang dilengkapi dengan lembar informasi, lembar kerja dan lembar penilaian/evaluasi. e. Pedoman Pelaksanaan Diklat Pedoman Pelaksanaan Diklat Kesejahteraan Sosial merupakan sekumpulan ketentuan dasar yang menjadi pegangan/petunjuk atau acuan dalam pelaksanaan Diklat Kesejahteraan Sosial, dengan indikator antara lain: 1) dokumen tertulis mengenai pedoman pelaksanaan bagi setiap Diklat Kesejahteraan Sosial. 2) komponen pedoman pelaksanaan mencakup: a) Pendahuluan Pendahuluan berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, landasan/dasar hukum dan pengertian beberapa istilah pokok. 7
8 b) Gambaran Umum Gambaran umum memuat deskripsi singkat pelatihan, unit kompetensi, durasi waktu pelaksanaan kegiatan (jam pelatihan/hari), materi (materi dasar, inti dan penunjang), fasilitator (Master Fasilitator, Co Fasilitator dan Asisten/pendamping), narasumber dan kepanitiaan sesuai kriteria yang dipersyaratkan, pendekatan, metode, dan media pembelajaran. c) Mekanisme Kegiatan Mekanisme kegiatan sekurang-kurangnya menjelaskan tentang prinsip-prinsip pengelolaan, tahapan kegiatan, alur proses pembelajaran, dan jadwal pelaksanaan. d) Penetapan Sertifikat Penetapan sertifikat mencakup sertifikat tanda kepesertaan dalam Diklat dan/atau kelulusan untuk jenis Diklat berbasis kompetensi. e) Pendanaan Pedoman pelaksanaan Diklat menjelaskan tentang jumlah dan sumber pendanaan. Bagi Diklat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Fungsional disertakan besar jumlah satuan kegiatan dan jumlah nominal per peserta. f. Evaluasi Diklat Evaluasi merupakan upaya penilaian dengan cara membandingkan pencapaian pelaksanaan kegiatan dengan standar yang telah ditetapkan, dengan indikator antara lain: 8
9 1) Dokumen tertulis mengenai evaluasi pada setiap Diklat Kesejahteraan Sosial. 2) Jenis evaluasi meliputi evaluasi pembelajaran dan hasil belajar a) Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh informasi mengenai keefektifan proses pembelajaran dalam membantu peserta Diklat mencapai tujuan secara optimal. b) Evaluasi Hasil Belajar g. Sertifikasi Evaluasi hasil belajar merupakan proses sistematis untuk memperoleh informasi mengenai peningkatan kompetensi peserta Diklat dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Sertifikasi pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial merupakan penetapan atas kelayakan jenis Diklat dan lulusan Diklat Kesejahteraan Sosial yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai standar Diklat, dengan indikator antara lain: 1) dokumen tertulis mengenai sertifikasi pada setiap Diklat Kesejahteraan Sosial; 2) dokumen tertulis mengenai sertifikat bagi lulusan pada setiap Diklat Kesejahteraan Sosial; dan 3) Sertifikat Diklat Kesejahteraan Sosial diterbitkan oleh institusi/lembaga penyelenggara Diklat Kesejahteraan Sosial sesuai ketentuan yang berlaku. 9
10 4. Fasilitas Fasilitas adalah sarana, prasarana, dan aksesibilitas lokasi serta kondisi lingkungan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan Diklat Kesejahteraan Sosial. a. Sarana Sarana merupakan barang bergerak yang dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan Diklat Kesejahteraan Sosial, dengan indikator antara lain: 1) mempunyai peralatan dan bahan yang sesuai untuk dipergunakan dalam menunjang pelaksanaan Diklat Kesejahteraan Sosial;dan 2) dokumen tertulis SOP pelayanan/penggunaan sarana. b. Prasarana Prasarana merupakan barang tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan Diklat Kesejahteraan Sosial, dengan indikator antara lain: 1) mempunyai lahan dan bangunan yang sesuai untuk dipergunakan dalam menunjang pelaksanaan Diklat Kesejahteraan Sosial; dan 2) dokumen tertulis SOP pelayanan/penggunaan prasarana. c. Lokasi Lokasi Diklat merupakan aksesibilitas dan kondisi lingkungan yang menunjang pelaksanaan Diklat Kesejahteraan Sosial, dengan indikator antara lain: 1) aksesibilitas dan kondisi lingkungan yang menunjang pelaksanaan Diklat Kesejahteraan Sosial;dan 10
11 2) tersedia peta lokasi atau petunjuk untuk mengakses serta tata tertib/ketentuan selama berada di lokasi Diklat. B. Mekanisme 1. Pendekatan Penilaian Akreditasi menggunakan 2 (dua) pendekatan yang saling berkaitan yaitu: a. Penilaian Mandiri Institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial menilai diri sendiri setelah menerima kuesioner penilaian mandiri. b. Penilaian Akreditasi Penilaian dilakukan oleh asesor yang ditugaskan oleh Tim Akreditasi tingkat nasional. Penilaian dilakukan setelah kuesioner penilaian mandiri dievaluasi oleh Tim Akreditasi sesuai jenjangnya dan dinyatakan bahwa penerapannya sudah benar/sesuai standar. 2. Prosedur Akreditasi a. Institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial yang telah siap diakreditasi mendaftarkan diri kepada Tim Akreditasi sesuai jenjangnya dengan menggunakan formulir yang telah disediakan. Formulir diisi kemudian dikirimkan bersama dokumen mutu institusi/lembaga Diklat yang telah disusun sesuai dengan standar. b. Tim Akreditasi menilai dokumen mutu, dengan ketentuan bila belum sesuai standar maka dikembalikan lagi ke institusi/lembaga Diklat untuk diperbaiki. Jika sudah sesuai standar maka Tim Akreditasi melaksanakan survei lapangan. 11
12 c. Tim Akreditasi Diklat Nasional dapat terdiri atas Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, unit kerja Kementerian Sosial, institusi/lembaga terkait. d. Tim Akreditasi Diklat Lokal terdiri atas Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial regional setempat dan/atau unit kerja Kementerian Sosial, dan institusi/lembaga lokal terkait. e. Tim Akreditasi Diklat melakukan penilaian terhadap permohonan akreditasi dan bukti-bukti pemenuhan persyaratan untuk diakreditasi, dengan indikator antara lain: 1) apabila hasil penilaian mencapai nilai akreditasi, akan diberikan surat keterangan terakreditasi kepada pemilik rencana/penyelenggara Diklat, dan surat pemberitahuan kepada pengelola sertifikat Diklat. 2) apabila hasil penilaian belum mencapai nilai akreditasi, kepada pemilik rencana/penyelenggara Diklat diberikan umpan balik dan kesempatan untuk memperbaiki rencana Diklat tersebut. Setelah diperbaiki dan memenuhi persyaratan akreditasi, hasilnya disampaikan kepada pemilik rencana/penyelenggara Diklat dan surat pemberitahuan kepada pengelola sertifikat. 3. Pembobotan Komponen Dalam Penilaian Akreditasi Mengacu pada komponen standar, maka pembobotan penilaian akreditasi institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial ditetapkan sebagai berikut: 12
13 NO KOMPONEN ASPEK BOBOT (%) 1. Manajemen Perencanaan 5 % Pengorganisasian 5 % Penyelenggaraan 5 % Penjaminan dan Pengendalian Mutu 5 % II SDM Pengelola Lembaga 5 % Fasilitator 5 % Pelaksana 5 % Analis Kebutuhan Diklat 5 Perancang Kurikulum 5 % Operator SIK 5 % III. Program Standar Kompetensi dan Kemampuan 5 % Identifikasi Kebutuhan 5 % Diklat. Kurikulum 5 % Modul 5 % Pedoman Pelaksanaan 5 % Evaluasi 5 % Sertifikasi 5 % IV. Sarana Prasarana Sarana dan Prasarana 5 % Lokasi dan Kondisi 5 % Lingkungan 5 % 20 % 30% 35 % 15 % JUMLAH % C. Pengorganisasian Program Akreditasi Program akreditasi institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial di Kementerian Sosial menjadi tanggung jawab Pusdiklat Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial. Dalam pelaksanaan teknisnya dibentuk suatu tim akreditasi tingkat nasional dan tim akreditasi tingkat lokal. 13
14 1. Tim Akreditasi Tingkat Nasional a. Tim Akreditasi Tingkat Nasional diusulkan oleh Komite Standar Diklat Kesejahteraan Sosial Nasional melalui Kepala Pusdiklat Kesejahteraan Sosial dan penetapannya dikukuhkan oleh Menteri Sosial cq. Kepala Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial. b. Tim Akreditasi Tingkat Nasional bertugas menyusun pedoman, instrumen dan mengakreditasi institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial. c. Tim Akreditasi Tingkat Nasional terdiri unsur perwakilan dari Pusdiklat Kesejahteraan Sosial dan institusi/lembaga terkait. 2. Tim Akreditasi Tingkat Lokal a. Tim Akreditasi Tingkat Lokal diusulkan oleh Komite Standar Diklat Kesejahteraan Sosial Regional melalui Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial dan penetapannya dikukuhkan oleh Menteri Sosial cq. Kepala Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial. b. Tim Akreditasi Tingkat Lokal bertugas menyusun pedoman, instrumen dan mengakreditasi serta melakukan pembinaan di wilayah kerjanya. c. Tim Akreditasi Tingkat Lokal terdiri unsur perwakilan dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial dan institusi/lembaga terkait. D. Ketetapan Akreditasi Diklat Kesejahteraan Sosial 1. Ketetapan akreditasi institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan dalam menerapkan standar. 2. Hasil akreditasi Diklat Kesejahteraan Sosial penetapannya meliputi 3 (tiga) tingkatan, yakni: 14
15 a. Terakreditasi Penuh 3 (tiga) tahun; jika semua komponen mendapatkan nilai > 3 terhadap pencapaian standar; b. Akreditasi Bersyarat berlaku untuk 1 (satu) tahun; jika hasil penilaian paling rendah 3 (tiga) dari 4 (empat) komponen mendapatkan nilai 3 terhadap pencapaian standar dan masing-masing aspek penilaian tidak mendapatkan nilai < 2 (dua); dan c. Tidak Terakreditasi; jika hasil penilaian masing-masing komponen < 3 terhadap pencapaian standar. E. Tahapan Pelaksanaan Akreditasi Akreditasi institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial dilaksanakan dengan pentahapan sebagai berikut: 1. Persiapan Institusi/lembaga Diklat dibagi menjadi 3 (tiga) kegiatan yaitu di tingkat nasional, lokal, dan institusi Diklat. a. Tingkat Nasional Kegiatan di tingkat nasional meliputi: 1) menyusun pedoman akreditasi institusi Diklat kesejahteraan sosial. 2) menyusun standar dan instrumen akreditasi institusi Diklat kesejahteraan sosial. 3) uji coba standar dengan menggunakan 3 (tiga) instrumen. 4) menyusun pedoman dokumentasi mutu. 5) diklat dokumentasi mutu. 6) menyusun pedoman tim penilai/audit mutu. 7) diklat bagi tim surveyor wilayah regional. 15
16 8) diklat bagi penanggung jawab program akreditasi di propinsi dan institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial. 9) uji coba pelaksanaan akreditasi institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial. 10) seminar hasil uji coba pelaksanaan akreditasi institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial. 11) pengembangan pedoman pelaksanaan akreditasi. b. Tingkat Lokal Pada fase ini Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial harus sudah membentuk suatu tim di tingkat regional yang pengorganisasiannya seperti sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pembentukan tim ini diperlukan untuk: 1) melakukan diseminasi akreditasi institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial di tingkat regional. 2) melakukan koordinasi lintassektoral dan lintasprogram. 3) membantu institusi/lembaga Diklat dalam memenuhi standar. 4) mengikuti Diklat tim surveyor dan penanggung jawab program akreditasi institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial yang diselenggarakan oleh pusat. 5) pembentukan komite akreditasi institusi Diklat Kesejahteraan Sosial tingkat regional. 6) pembentukan komite akreditasi institusi Diklat Kesejahteraan Sosial tingkat regional. 16
17 c. Tingkat Institusi/Lembaga Diklat Periode persiapan di tingkat institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial meliputi kegiatan: 1) pembentukan panitia akreditasi/tim pengendali mutu institusi/lembaga Diklat berdasarkan Keputusan Kepala Institusi/Lembaga Diklat yang bersangkutan. 2) mengikuti Diklat penanggung jawab program akreditasi institusi/lembaga Diklat yang diselenggarakan oleh nasional maupun lokal. 3) diseminasi informasi tentang akreditasi institusi/lembaga Diklat Kesejahteraan Sosial. 4) menyiapkan penyusunan dokumentasi mutu. 2. Pelaksanaan Akreditasi Tahapan pelaksanaan akreditasi sebagai berikut: 1) Penjadwalan institusi/lembaga Diklat yang akan diakreditasi. 2) Institusi/lembaga Diklat yang akan diakreditasi di jadwalkan dari pusat. 3) Disamping dijadwalkan juga dilihat kesiapan serta usulan dari institusi/lembaga Diklat yang bersangkutan. 4) Tim akreditasi tingkat regional mengirim formulir penilaian mandiri yang harus diisi dan dilengkapi oleh institusi/lembaga Diklat serta dikirim kembali bersama-sama dengan kelengkapan yang diperlukan. 5) Tim akreditasi tingkat regional akan menganalisis hasil penilaian mandiri dan seluruh kebijakan yang ada di institusi/lembaga Diklat. 17
18 6) Bila hasil penilaian mandiri memenuhi, maka tim akreditasi tingkat regional melakukan penilaian akreditasi ke lapangan dengan menunjuk asesor sebagai tenaga profesional terlatih di bidangnya. 7) Asesor memeriksa dokumen, peralatan, proses pelayanan dan melakukan wawancara dengan pimpinan, staf, dan pengguna. 8) Asesor menganalisis, menyusun laporan penilaian dan membuat rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut. 9) Laporan hasil asesor termasuk usulan status akreditasi institusi disampaikan kepada tim akreditasi tingkat Nasional tembusan ke wilayah regional. 10) Tim Akreditasi tingkat Nasional mengadakan rapat untuk membahas hasil penilaian tersebut dan memutuskan ketetapan akreditasi institusi/lembaga Diklat yang bersangkutan, untuk kemudian dibuat surat keputusan dan sertifikat akreditasi yang ditanda tangani oleh Kepala Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial atas nama Menteri Sosial. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, ttd. KHOFIFAH INDAR PARAWANSA 18
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG STANDARDISASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG STANDARDISASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG STANDARDISASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG STANDARDISASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi selain menuntut adanya perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan, juga mengharuskan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH PENYELENGGARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SANDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciModul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes MODUL MATERI INTI. 6 AKREDITASI INSTITUSI DAN PROGRAM KESEHATAN
MODUL MATERI INTI. 6 AKREDITASI INSTITUSI DAN PROGRAM KESEHATAN I. DESKRIPSI SINGKAT Seorang Administrator Kesehatan (Adminkes), tugas pokoknya adalah melaksanakan analisis kebijakan di bidang administrasi
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi selain menuntut adanya perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan, juga mengharuskan terwujudnya
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN TEKNIS BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 725/Menkes/SK/V/2003 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DI BIDANG KESEHATAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 725/Menkes/SK/V/2003 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DI BIDANG KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN ` PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN TEKNIS BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA Indonesia Nomor 3890);
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 08 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 08 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 09 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1247, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Lembaga Diklat. Prajabatan. Kepemimpinan. Penyelenggara. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR
Lebih terperinci2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan
No.1114, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Akreditasi. Lembaga Diklat Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI
Lebih terperinciLembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kp. Dadapan RT.06/RW.07, Desa Jatikuwung, Kec. Gondangrejo Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah Indonesia Telp. +62 0271 8502888; +62 0271 8502999;
Lebih terperinci2015, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Ap
No.672, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Kesejahteraan Sosial. Pendidikan. Pelatihan. Standarisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG STANDARDISASI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan.
No.34, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 3 TAHUN
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1032, 2017 KEMEN-ESDM. Standardisasi Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG STANDARDISASI
Lebih terperinciUnsur Organisasi. Nama Lembaga Penyelenggara Diklat: Nama Instansi: Jenis Diklat:
Nama Lembaga Penyelenggara Diklat: Nama Instansi: Jenis Diklat: Unsur Organisasi A. Sub Unsur Kelembagaan Lampiran : Formulir Rekapitulasi Pengajuan Data Organisasi dan Data Program Diklat dan Pengelolaan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
No.1486, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Lembaga Diklat Terakreditasi. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI LEMBAGA PENYELENGGARA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN
5 2013, No.640 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMENTAN/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum 2. Maksud dan Tujuan 3. Ruang Lingkup 4. Pengertian BAB II LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN BAB III
Lebih terperinciMENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG
SALINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciLembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Jl. Parangkusumo No. 51 Purwosari, Surakarta 57147 Jawa Tengah Telp./Fax: +62 271 716657 E-mail : lp2kssolo@gmail.com ii KATA PENGANTAR Peraturan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBadan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)
Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 207-2007 ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang) Badan Nasional Sertifikasi Profesi DAFTAR
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciDP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004
DP.01.02 INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan
No.1858, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Sertifikasi Kompetensi Teknis ASN. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 TENTANG
Lebih terperinciJakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG
1 PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN PENYEDIA JASA DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciPERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PELAKSANA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciA. Tujuan dan Manfaat
A. Tujuan dan Manfaat Pedoman umum Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian bertujuan memberikan acuan kepada pelaksana sertifikasi Penyuluh Pertanian dalam pelaksanaan uji kompetensi. Secara khusus sertifikasi
Lebih terperinci2018, No tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.223, 2018 BNPB. Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana. Perubahan. PERATURAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018
Lebih terperinci2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.909, 2016 KEMENKUMHAM. Sertifikasi. Diklat Calon Perancang. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Lembaga Sertifikasi bagi Bank Perkreditan Rakyat.
No. 6/34/DPBPR Jakarta, 13 Agustus 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Lembaga Sertifikasi bagi Bank Perkreditan Rakyat. Dengan telah dikeluarkannya Peraturan
Lebih terperinci2016, No d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 54 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidika
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 334,2016 KEMEN-LHK. Akreditasi.Lembaga Diklat. Perolehan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.53/MENLHK-SETJEN/2015
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2015 KEMENAKER. Izin Usaha. Pelatihan Kerja. Pelayanan Satu Pintu. BKPM. Standar Operasional Prosedur. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 011/ITDel/Rek/SK/I/18. Tentang SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL INSTITUT TEKNOLOGI DEL
SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 011/ITDel/Rek/SK/I/18 Tentang SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL INSTITUT TEKNOLOGI DEL REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL Menimbang : a. bahwa Institut Teknologi
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG
SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN SOAL DAN VALIDASI SOAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN KEPALA
Lebih terperinciPEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar
Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP
Lebih terperinciMENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG KLASIFIKASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
Lebih terperinciPEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 13/BNSP.218/XII/2013 Tentang PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI
PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI JAKARTA, 15 JANUARI 2013 LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengembangan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi di Lingkungan Kementerian
Lebih terperinciREGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010)
REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010) MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA KEMENKES RI 1 ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN Agenda: MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT PENINGKATAN KUALITAS SDM
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1248, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Lembaga Diklat. Penyelnggara. Fungsional. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 17 TAHUN 2013
Lebih terperinciLEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2010
LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 10 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN AKREDITASI DAN SERTIFIKASI DIKLAT SANDI DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.586, 2013 LEMBAGA SANDI NEGARA. Pendidikan. Pelatihan. Sandi. Evaluasi. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENDIDIKAN
Lebih terperinciMENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL
SALINAN MENTERI SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL, a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas
KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan kerja keras dan upaya yang tidak mengenal lelah
Lebih terperinciKRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu
KRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, BAN-PT sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu M. Budi Djatmiko Ketua Umum APTISI Pusat Ketua Umum HPT Kes Indonesia Pengaggas Akreditasi Mandiri
Lebih terperinci2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan
No.1799, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. LPK. Akreditasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN KERJA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 TENTANG STANDAR DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNIS APARATUR SIPIL NEGARA PENYELENGGARA URUSAN PEMERINTAHAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS
PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.201, 2017 KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Asisten Penguji Perangkat Telekomunikasi. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK
Lebih terperinciAKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH
Lampiran Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 9 Tahun 2017 tentang Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi Terbuka Jarak Jauh BAN-PT AKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH BUKU
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di sadari oleh banyak negara bahwa pendidikan merupakan salah satu eskalator sosial penting dan alat transformasi sumberdaya manusia yang strategis baik pada tataran
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,
No.982, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENLU. SOP dan Pengelolaan Bisnis Proses. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BISNIS PROSES DAN STANDAR
Lebih terperinciAKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI
BAN-PT AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI 2016 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 1 BAB I PENDAHULUAN 2 BAB II BAB III PRINSIP DASAR PENYUSUNAN
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DI
Lebih terperinciAKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)
KRITERIA PENILAIAN AIPT > 2.1.1 TINGGI MEMILIKI TATA PAMONG YANG MEMUNGKINKAN TERLAKSANANYA SECARA KONSISTEN PRINSIP-PRINSIP TATA PAMONG, TERUTAMA YANG TERKAIT DENGAN PELAKU TATA PAMONG (AKTOR)
Lebih terperinci- 1 - LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
- 1 - LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Pedoman ini diterbitkan oleh Sekretariat KNAPPP Alamat:
Lebih terperinciPERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI.
Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3955) sebagaimana telah diubah
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR SIPIL NEGARA POLA SATU PINTU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Lebih terperinciVisi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi
Profil LSP KPK Dalam upaya mendukung percepatan pemberantasan korupsi di Indonesia agar lebih efektf, profesional, dan berdampak, KPK membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang bersifat indenpenden.
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014Nomor 6, Tambahan Lembaran N
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.418, 2017 LEMSANEG. Lembaga Diklat. Diklat Sandi. Akreditasi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENDIDIKAN
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Uji Kompetensi merupakan suatu bentuk penilaian berbasis kompetensi telah dicanangkan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas
ipembentukan TUK KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal PNFI Depdiknas Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat baik lokal, nasional, maupun global sehingga
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DALAM NEGERI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN
PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN SARANA TEKNIS DAN PENINGKATAN KAPASITAS KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2010 KATA PENGANTAR Perlindungan dan pengelolaan
Lebih terperinciSTANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA
STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA PENYUSUN Bidang DIKLAT Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA Sekretariat: Jl. Jaya Mandala Raya
Lebih terperinciVERIFIKASI BORANG. 1. Apakah Lembaga memiliki Standard Operation Procedure (SOP) : [ YA, TIDAK ]
VERIFIKASI BORANG A. Sourcing - Absorptive Capacity 1. Apakah Lembaga memiliki Standard Operation Procedure (SOP) : [ YA, TIDAK ] Jika Ya, bagaimana tingkat pemanfaatannya dalam menunjang pencapaian kinerja
Lebih terperinciBAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA
BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan
Lebih terperinciPERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS
PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS 1. RUANG LINGKUP DAN ACUAN Ruang lingkup: Pedoman ini menguraikan kriteria Tempat Uji Kompetensi Tenaga Kerja yang mencakup persyaratan manajemen dan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KERJA BAGI CALON TENAGA
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK
Lebih terperinciKURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015
KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan tata pemerintahan
Lebih terperinciPokok Pembahasan INOVATIF PROFESIONAL INTEGRITAS PEDULI
Pokok Pembahasan 1. Dasar Hukum Akreditasi 2. Konsep & Kebijakan Akreditasi Lembaga Diklat (LD) Pemerintah 3. Alur Proses Akreditasi LD Pemerintah 4. Instrumen : Unsur Penilaian Akreditasi LD Pemerintah
Lebih terperinci2013, No
2013, No.834 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciTENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KHUSUS BIDANG GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1086 K/40/MEM/2003 TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KHUSUS BIDANG GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN PELATIHAN RADIOGRAFI LEVEL I PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
STANDAR PELAYANAN PELATIHAN RADIOGRAFI LEVEL I 1 Dasar Hukum 1. Perka BATAN No. 14 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2. Keputusan Kepala LAN Nomor 7 Tahun 2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELAKSANA PENDIDIKAN DAN/ATAU PELATIHAN DI BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinci