INFORMASI UMUM. 1. Uraian Ukuran dan Berat Kendaraan Kamampuan Spesifikasi Mesin... 5

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INFORMASI UMUM. 1. Uraian Ukuran dan Berat Kendaraan Kamampuan Spesifikasi Mesin... 5"

Transkripsi

1 INFORMASI UMUM SPESIFIKASI KENDARAAN 1. Uraian Ukuran dan Berat Kendaraan Kamampuan Spesifikasi Mesin ALAT-ALAT DAN PENGUKURAN 1. Alat-Alat Penyetelan Alat-Alat Pembongkaran dan Pemasangan/Penggantian Alat Ukur BAUT DAN MUR 1. Spesifikasi dari Baut dan Mur Tipe Baut dan Mur Cara Mengunci Pengerasan Baut BAHAN BAKAR DAN PELUMAS 1. Uraian Bahan Bakar Pelumas Minyak Sealant Zat Anti Beku New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 1 Book_1_ok.indd 1 8/19/2011 3:47:21 AM

2 INFORMASI UMUM - Spesifikasi Servis SPESIFIKASI KENDARAAN 1. URAIAN Spesifikasi kendaraan (Vehicle Specification) berisikan data ukuran kendaraan, kemampuan dan informasi umum yang penting lainnya. Semua ini terdapat di dalam katalog keistimewaan kendaraan baru, majalah dan lain-lain. Teknisi harus dapat memahami dengan baik arti dari setiap item di dalam spesifikasi kendaraan. <Contoh> Mesin Kemampuan Dimensi dan Berat Kendaraan Secara Keseluruhan Kode Model AE921 (R)-AG, VFW Tipe Mesin 4A-GE Mekanisme Katup 4katup, DOHC Dimensi x Langkah mm (In.) 81.0 x77.0 (3.189 x 3.031) Kapasitas Cylinder cc 1,587 Perbandingan Kompresi 10.0 : 1 Output Maks. Kw/rpm 92/6,600 Momen Maks. N.m/rpm 145/5,000 Kecepatan Maks. km/jam 195 Gear ke-1 km/jam (mph) 51 (31.7) Kecepatan maksimum yang Gear ke-2 km/jam (mph) 84 (52.2) diizinkan Gear ke-3 km/jam (mph) 122 (75.8) Gear ke-4 km/jam (mph) 166 (103.2) Min. Turning Radius Ban m (ft.) 4.9 (16.0) Bodi m (ft.) 5.3 (17.4) Panjang mm (in.) 3,995 (157.28) Keseluruhan Lebar mm (in.) 1,655 (65.16) Tinggi mm (in.) 1,360 (53.54) Wheel Base mm (in.) 2,430 (95.67) Tread Depan mm (in.) 1,445 (56.89) Belakang mm (in.) 1,425 (56.10) Panjang mm (in.) 1,785 (70.28) Ruangan Lebar mm (in.) 1,360 (53.54) Tinggi mm (in.) 1,149 (44.88), 1,110 (43.70)* 6 Overhang Depan mm (in.) 805 (31.69) Belakang mm (in.) 760 (29.92) Jarak minimum dari tanah mm (in.) 150 (5.91) Angle of Approach Derajat 18 o 00 Angle of Departure Derajat 22 o 00 Depan kg (lb) 651 ~ 645 (1,357 ~ 2,372) Berat Kendaraan Belakang kg (lb) 410 ~ 430 (905 ~ 949) Total kg (lb) 1,025 ~ 1,075 (2,262 ~ 2,372) Depan kg (lb) 765 (1,688) Berat Kotor Kendaraan Belakang kg (lb) 760 (1,677) Total kg (lb) 1,525 (3,365) 2 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 2 8/19/2011 3:47:21 AM

3 2. UKURAN DAN BERAT KENDARAAN Ukuran-ukuran utama dijelaskan di bawah: INFORMASI UMUM - Spesifikasi Servis PANJANG KESELURUHAN (OVERALL LENGTH) Panjang keseluruhan termasuk bumper pelindung, bila ada terpasang. LEBAR KESELURUHAN (OVERALL WIDTH) Lebar kendaraan termasuk bumper, molding, tonjolan dan lain-lain; di ukur dari sisi luar. TINGGI KESELURUHAN (OVERALL HEIGHT) Tinggi keseluruhan diukur dalam kondisi tanpa beban. (lihat catatan pada halaman berikutnya). WHEEL BASE Jarak antara garis tengah axle depan dengan axle belakang. TREAD Jarak antara garis tengah ban kanan dengan ban kiri. MINIMUM RUNNING GROUND CLEARANCE Jarak terendah diukur dari lantai dengan kendaraan dalam kondisi berat kotor kendaraan (lihat catatan pada halaman berikutnya). PANJANG RUANGAN (ROOM LENGTH) Panjang horizontal dari atas instrumen panel sampai tempat duduk belakang. LEBAR RUANGAN (ROOM WIDTH) Jarak antara permukaan interior body dari kiri ke kanan. TINGGI RUANGAN (ROOM HEIGHT) Jarak maksimum tegak lurus dari lantai ke atap (termasuk karpet dan plafon). New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 3 Book_1_ok.indd 3 8/19/2011 3:47:22 AM

4 INFORMASI UMUM - Spesifikasi Servis OVERHANG FRONT Jarak dari sumbu roda depan sampai bagian ujung terdepan kendaraan termasuk bumper. OEVRHANG REAR Jarak dari sumbu roda belakang sampai bagian ujung terbelakang kendaraan termasuk bumper. ANGEL OF APPROACH Sudut antara lantai dengan garis tengah dari roda depan ke titik pertama singgungan (yaitu bumper, deflektor, fender atau komponen lainnya, tidak termasuk plat nomor). ANGEL OF DEPARTURE Sudut antara lantai dengan garis tengah dari roda belakang ke titik pertama singgungan (yaitu bumper, deflektor, knalpot, fender atau komponen lainnya, tidak termasuk plat nomor). CURB WIEGHT (CW) Berat kendaraan kosong tanpa beban atau pengemudi tetapi termasuk sejumlah maksimum bahan bakar, pendingin dan perlengkapan standar termasuk ban cadangan dan alat-alat. GROSS VEHICLE WEIGHT (GVW) Berat total kendaraan maksimum yang diizinkan, berdasarkan pertimbangan hukum dan kekuatan bahan. 3. KEMAMPUAN KECEPATAN MAKSIMUM Diukur dalam kondisi GVW di jalan datar beraspal tanpa angin dalam satuan km/jam atau mph (mile per hour). PEMAKAIAN BAHAN BAKAR (Fuel Consumtion) Penggunaan bahan bakar adalah suatu ukuran berapa banyak bahan bakar yang digunakan suatu mesin atau kendaraan pada suatu jarak tertentu, dan ini menunjukkan seberapa jauh efisien mesin atau kendaraan dilihat dari pemakaian bahan bakarnya. Untuk menunjukkan pemakaian bahan bakar digunakan dua metode yang berbeda. Metode pertama dengan menjalankan kendaraan pada jarak tertentu dan bahan bakar yang diperlukan diukur. Satuan Unit yang digunakan adalah liter per 100 km (1/100 km). Metode ini lebih mudah kita pahami, akan tetapi ada juga yang mengukur jarak yang dapat ditempuh dengan sejumlah bahan bakar yang telah ditentukan terlebih dahulu. Satuannya adalah km per liter (km/1 atau mile per gallon (mpg)). Nilai ini (1/100 km, km/1 atau mpg) digunakan untuk membandingkan pemakaian bahan bakar dari suatu kendaraan pada macam-macam kondisi pengendaraan. PENTING! Nilai-Nilai yang diperoleh dapat berbeda jauh tergantung pada kondisi jalan saat dilakukan pengukuran sebagai contoh: cuaca, kondisi mesin, beban, keadaan lalu lintas di jalan (di kota, jalan bebas hambatan, pegunungan dan lain-lain). Tingkat pemakaian bahan bakar yang dikeluarkan oleh pabrik untuk kendaraan dapat saja tidak mencapai sesuai promosi yang dikeluarkan karena kondisinya yang berbeda-beda. 4 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 4 8/19/2011 3:47:22 AM

5 INFORMASI UMUM - Spesifikasi Servis KEMAMPUAN DAYA TANJAK MAKSIMUM Kemampuan kendaraan untuk menanjak dengan beban spesifikasi (G.V.W). Tingkat maksimum dari suatu kendaraan dapat menanjak diperoleh dengan persamaan berikut: Ketinggian B yang ditentukan dari garis datar sejauh A yang dilalui. Sudut tanjakkan (theta) didapat dengan membagi B/A. Contoh: A = 100, B = 20, maka: 4. SPESIFIKASI MESIN SUSUNAN CYLINDER Susunan cylinder yang digunakan pada umumnya adalah sebagai berikut: Tipe in-line Cylinder disusun dalam satu baris, tipe ini banyak digunakan karena konstruksinya sederhana. Tipe V Dan ini sama dengan daya tanjak maksimum. Maksimum gredeability masih berupa kemampuan teoritis, kenyataannya mungkin tidak dapat menanjak karena gesekan antara ban dan jalan. MINIMUM TURNING RADIUS Yaitu radius terkecil kendaraan yang dapat membelok perlahan-lahan pada tempat yang datar dan rata dengan posisi kemudi membelok penuh. Garis lingkarnya dibentuk oleh bagian body paling luar atau oleh garis tengah roda outer. Cylinder block berbentuk V (V-Shape). Tipe ini memungkinkan tinggi dan panjang mesin menjadi berkurang. Tipe Horizontal Berlawanan Cylinder disusun horizontal dan berlawanan satu dengan yang lain. Susunan seperti ini dapat mengurangi tinggi mesin. MEKANISME KATUP Mesin 4 langkah mempunyai satu atau dua katup masuk dan katup buang pada setiap ruang bakarnya. Campuran udara-bahan bakar masuk ke cylinder melalui katup masuk, dan gas bekas keluar melalui katup buang. Mekanisme yang membuka dan menutup katupkatup ini disebut mekanisme katup. Berikut ini tipe mekanisme katup yang banyak dibuat oleh pabrik: New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 5 Book_1_ok.indd 5 8/19/2011 3:47:27 AM

6 INFORMASI UMUM - Spesifikasi Servis Tipe Over Head Valve (OHV) Mekanisme ini sederhana dan high reliability penempatan camshaft-nya pada cylinder block, dibantu dengan valve lifter dan push rod antara rocker arm. Tipe Double Over Head Camshaft (DOHC) Dua camshaft ditempatkan pada cylinder head untuk menggerakkan katup masuk yang lainnya untuk menggerakkan katup buang. Camshaft membuka dan menutup katup-katup langsung, tidak memerlukan rocket arm. Berat part yang bergerak menjadi berkurang, membuka dan menutupnya katup-katup menjadi presisi pda putaran tinggi. Konstruksi tipe ini sangat rumit dan kemampuannya sangat tinggi dibandingkan dengan tipe lainnya. Mekanisme katup DOHC pada kendaraan TOYOTA menggunakan salah satu dari dua metode seperti gambar di bawah ini. Tipe Over Head Camshaft (OHC) Pada tipe ini, camshaft ditempatkan di atas cylinder head dan cam langsung menggerakkan rocket arm tanpa melalui lifter dan push rod. Camshaft digerakkan oleh crankshaft melalui rantai atau tali penggerak (drive belt). Dua camshaft digerakkan langsung dengan sebuah belt (single drive belt directly) atau hanya exhaust camshaft digerakkan langsung dengan satu belt, dan intake camshaft diregakkan oleh exhaust camshaft melalui sebuah gear, seperti gambar di bawah. Tipe ini sedikit lebih rumit dibandingkan dengan OVH, tetapi tidak menggunakan lifter dan push rod sehingga berat bagian yang bergerak menjadi berkurang. Kemampuannya pada kecepatan tinggi cukup baik, karena katup-katup membuka dan menutup lebih tepat pada kecepatan tinggi. 6 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 6 8/19/2011 3:47:31 AM

7 INFORMASI UMUM - Spesifikasi Servis CYLINDER BORE DAN LANGKAH PISTON Cylinder bore juga sering disebut dengan lubang silinder. Mesin dapat diklasifikasikan dalam 3 tipe oleh perbandingan diameter cylinder bore dengan langkah piston. Long-stroke Engine Mesin yang langkah piston-nya lebih panjang dari pada diameter cylinder. Square Engine Mesin yang langkah piston-nya sama dengan diameter cylinder. Short-Stroke (Over-square) Engine Mesin yang langkah piston-nya lebih pendek dari pada diameter cylinder. Pada kendaraan mesin yang sama (rpm crankshaft) kecepatan piston pada square engine lebih rendah dari pada long storke engine. Ini berarti, bahwa cylinder, piston dan pegas piston keausannya dapat berkurang dengan menggunakan square atau oversquare engine. Selain itu tinggi mesin juga menjadi berkurang, maka square dan over-square engine banyak digunakan pada kendaraan penumpang. REFERENSI TMA (Titik Mati Atas) Posisi piston ketika mencapai langkah tertinggi di dalam cylinder. TMB (Titik Mati Bawah) Posisi piston ketika mencapai langkah terendah di dalam cylinder. PISTON DISPLACEMENT Volume langkah (piston displacement) atau disingkat displacement adalah jumlah volume dari TMA dan TMB (untuk mesin yang memiliki cylinder lebih dari satu, dipakai istilah total displacement). Pada umumnya displacement makin besar menghasilkan output yang lebih besar pula, karena campuran udara bahan bakar makin banyak. REFERENSI Piston displacement dari sebuah mesin dapat dihitung sebagai berikut: V = = 0, 7854 x D 2 x L x N : Perbandingan dari keliling lingkaran terhadap garis tengah lingkaran tersebut (D = 3,14159) V D L N : Piston displacement : Diameter cylinder : Langkah piston : Jumlah cylinder New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 7 Book_1_ok.indd 7 8/19/2011 3:47:32 AM

8 INFORMASI UMUM - Spesifikasi Servis PERBANDINGAN KOMPRESI Perbandingan kompersi menunjukkan berapa jauh campuran udara dan bahan bakar yang dihisap selama langkah hisap dikompresikan dalam cylinder selama langkah kompresi. Dengan kata lain adalah perbandingan dari cylinder dan volume ruang bakar dengan piston pada posisi TMB (V ) dengan volume ruang bakar dengan piston TMA (V ). Dan nilainya dapat dihitung sebagai berikut: MOMEN MESIN Momen mesin ialah nilai yang menunjukkan gaya putar atau twisting force pada output mesin (crankshaft). Nilai ini dinyatakan dalam satua Newton Meter (N.M) dan dihitung sebagai berikut: T T N r = N x r = Momen = Gaya = Jarak Newton adalah unit pengukuran gaya dan mempunyai hubungan dengan kgf, Metode lama sebagai berikut: 1 kgf = 9,80665 N DAYA OUTPUT MESIN V 1 = Volume ruang bakar V 2 = Volume langkah piston Contoh: Daya output mesin (engine output power) adalah rata-rata kerja yang dilakukan dalam satu waktu; satuan yang umum ialah kilowatt (KW). Satuan lain yang digunakan ialah HP (Hourse Power) dan PS (German Hourse Power). Satuan konvensional ini mempuanyai hubungan dengan unit kilowatt sebagai berikut: 1 PS = 0,7355 KW 1 HP = 0,7457 KW V 1 + V 2 32 cc = V 1 V 1 = 10,8 Perbandingan kompresi = 10,8 : 1 Selanjutnya perbandingan kompresi yang lebih tinggi menghasilkan tekanan gas pembakaran lebih besar pula, menghasilkan output yang lebih besar. Pada umumnya perbandingan kompresi ialah antara 8 : 1 dan 11 : 1 dalam mesin bensin dan antara 16 : 1 sampai 20 : 1 untuk mesin diesel. 8 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 8 8/19/2011 3:47:34 AM

9 INFORMASI UMUM - Spesifikasi Servis KURVA KEMAMPUAN MESIN Kurva kemampuan mesin (engine performance curve) yaitu grafik yang menunjukkan kemampuan mesin secara umum. Grafik tipe ini memperlihatkan momen output mesin, yang diukur pada dinamo mesin dan Hourse Power (Tenaga Kuda) mesin, yang dihitung dari kecepatan mesin (rpm). Nilai tersebut tidak menunjukkan kemampuan mesin yang sebenarnya ketika sedang menggerakkan kendaraan di jalan, melainkan hanya kemampuan perbandingan dari mesin itu sendiri. Grafik di bawah ini memperlihatkan kurva kemampuan mesin untuk suatu hypothetical engine. Dalam contoh ini, output mesin 40 KW bila kecepatan mesin (dinyatakan dalam putaran per menit atau rpm) adalah rpm. Momen mesin kira-kira 150 N.m bila kecepatan mesin rpm. PENTING! Nilai output mesin (tenaga kuda dan momen) sedikit berbeda pada Metode yang digunakan untuk mengukurnya (Ini tergantung pada berbagai macam standar kondisi dan tes yang dilakukan). Dewasa ini ada beberapa sistem yang digunakan di dunia, dan yang lebih dikenal adalah sistem SAE dan sistem DIN. Nilai dari sistem ini tidak dapat langsung dibandingkan satu dengan yang lainnya. *1 SAE (Society of Automotive Engineers). standar yang berasal dari Amerika. *2 DIN (Deutsches Institut für Normung), standar yang berasal dari Jerman Barat. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 9 Book_1_ok.indd 9 8/19/2011 3:47:36 AM

10 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran ALAT-ALAT DAN PENGUKURAN Dalam melakukan pekerjaan perbaikan kendaraan, ada beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan mudah dan ada yang sukar. Pekerjaan yang mudah dapat mempergunakan alat-alat biasa (Tool Set), sedangkan yang sukar harus menggunakan alat-alat spesial yang selanjutnya disebut dengan Special Service Tool (SST). Dengan menggunakan SST pekerjaan perbaikan dapat diselesaikan dengan cepat, tepat dan efisien tanpa merusak bagian-bagian yang dikerjakan. Penggunaan SST tergantung dari jenis pekerjaan dan model serta spesifikasi kendaraannya. Adapun SST terbagi dalam beberapa macam seperti Adjusting Kit, Remover dan Repacer, Puller, Guide Tool, Wrenches dan Torque Wrenches. ALAT-ALAT PENYETEL (ADJUSTING KIT) ALAT ALAT PEMBONGKARAN DAN PEMASANGAN PENGGANTIAN (REMOVER AND REPLACER) Gambar Remover and Replacer 1. Crankshaft Oil Seal Replacer 2. Crankshaft and Gear Replacer 3. Connecting Rod Bushing Remover and Replacer 4. Cylinder Liner Remover and Replacer Remover alat yang dipakai untuk melepas atau membongkar misalnya: bearing, oil seal, bushing dan sebagainya. Replacer adalah alat yang dipakai untuk memasang atau penggantian atau dapat juga kebalikan daripada pekerjaan remover. Kedua alat tersebut dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan ukuran bagian yang akan dikerjakan. Contoh-contohnya dapat dilihat pada gambar di atas. 1. Puller 1. Engine Adjusting Kit 2. Carburator Drive Set 3. Carburator Adjusting Gauge Set 4. Defferential Drive Pinion Gauge Adjusting Kit adalah peralatan yang khusus dipergunakan untuk penyetelan mesin, carburator, differential dan lain-lainnya. Misalnya pada bagian mesin disebut Engine Adjusting Kit, pada karburator disebut Carburator Adjusting Kit dan pada differential disebut Differential Drive Pinion Adjust Gauge. 1. Puller Steering Wheel 2. Puller Pitman Arm 3. Puller Tie Rod 4. Puller Steering Sectorshaft Bushing 5. Peller Steering Worm Bearing Penggunaan utama dari puller adalah untuk melepas gear dan bearing serta oil seal. Sebagian besar puller memanfaatkan ulir sebagai tenaga pembukanya. Contoh-contohnya dapat dilihat pada gambar di halaman New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 10 8/19/2011 3:47:40 AM

11 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran 2. Guide Tool Guide tool dipergunakan untuk melepas dan memasang komponen yang apabila tanpa guide tool sukar dilakukan, contoh pada gambar di atas adalah Clutch Guide Tool. 4. Punch 3. Wrench Wrench adalah alat yang dipergunakan untuk mengunci atau membuka mur/baut yang bentuknya spesial. Punch biasanya dipergunakan untuk menandai suatu komponen. Pin punch digunakan untuk membuka atau memasang pin. Long tapered punch dipergunakan untuk menggaris. Solid punch dipergunakan untuk mendorong. Center punch dipergunakan untuk membuat titik guna mempermudah pengeboran. Jenis-jenis wrench (kunci) ada bermacam-macam, masing-masing mempunyai fungsi yang bebeda. Sebagai contoh wrench penyetel differential side bearing dan wrench untuk saringan oli. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 11 Book_1_ok.indd 11 8/19/2011 3:47:43 AM

12 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran ALAT UKUR Perbaikan pada kendaraan memerlukan pengukuran yang presisi. Anda harus memahami sepenuhnya fungsi dan cara menggunakan alat pengukur (measuring tool) khususnya seperti vernier caliper, inside dan outside micrometer, dial dan vacuum gauge, circuit tester, dwell angle tester dan timing advance tester. Panjang dan beratnya dapat dinyatakan dalam satuan. Agar lebih sederhana dalam buku ini yang digunakan ialah meter dan kilogram. Untuk mencegah agar kunci soket tidak meleset, tahanlah dengan tangan kiri sambil menarik handle, seperti pada gambar. KUNCI MOMEN Fungsi Kunci moment (torque wrench) digunakan untuk mengukur gaya puntir pada baut dan mur, agar mencapai ketegangan tertentu. Socket dapat dipasang pada kunci momen untuk disesuaikan dengan berbagai macam ukuran baut dan sebagainya. Peringatan Penting Gunakan kunci biasa untuk pengerasan awal. Gunakan kunci momen hanya untuk pengerasan akhir. Gunakan kunci momen yang mempunyai tingkat momen yang cukup (maximum torque) Contoh: 12 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 12 8/19/2011 3:47:45 AM

13 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran VERNIER CALIPER Vernier caliper mempunyai dua skala pengukuran, yaitu skala utama dan skala vernier dan digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam dan kedalaman. Pertama kali dilakukan kalibrasi, yaitu angka nol pada skala utama harus lurus dengan angka nol pada skala vernier. Jika skala vernier digerakkan ke kanan sampai angka 1 lurus dengan skala angka 1 "skala utama" seperti gambar di bawah, hasilnya terdapat celah 0,1 mm di sebelah kiri. Bila skala vernier digeser ke kanan lagi sampai angka 5 pada skala utama, hasilnya celah 0,5 mm diantara dua angka nol. Prinsip Pengukuran Skala utama (main scale) dan skala vernier digunakan untuk mengukur jarak kecil dengan cara mencari perbedaan antara dua tanda. Metode ini disebut prinsip pengukuran vernier. Sebagai contoh, skala utama untuk setiap garis berjarak 1 mm, sedangan skala vernier jarak antara adalah 0,9 mm. Karena itu jarak garis pada skala utama lebih besar 0,1 mm: Pada umumnya, satu strip skala utama adalah 1 mm dan satu strip skala vernier = 0,95 mm (19/20 mm), dikalikan 20 strip menjadi 19 mm. Jadi perbedaan antara jarak satu strip skala vernier ialah 1 mm - 0,95 mm = 0,05 mm. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 13 Book_1_ok.indd 13 8/19/2011 3:47:47 AM

14 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran Membaca Nilai Hasil Pengukuran Seperti gambar di bawah, nilai di depan koma diambil dari penunjukkan angka nol vernier, yaitu 46 mm ("A") sedangkan angka di belakang koma diambil dari titik dimana kedua garis skala vernier dan skala utama bertemu, yaitu ("4") yang ditunjukkan oleh "B" sehingga pembacaan ialah 46,4 mm. Sewaktu mengukur, usahakan benda yang diukur sedekat mungkin ke skala utama. Pengukuran di ujung gigi pengukuran, menghasilkan pembacaan kurang akurat. Tempatkan vernier caliper tegak lurus dengan benda yang diukur. Mengukur diameter luar Menanggani Vernier Caliper Sebelum diukur bersihkan terlebih dahulu baik benda maupun vernier caliper. Sebelum digunkan, periksalah bahwa vernier bergeser dengan bebas dan angka "0" pada kedua skala bertemu dengan tepat. Mengukur diameter dalam 14 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 14 8/19/2011 3:47:48 AM

15 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran Mengukur kedalaman MICROMETER Outside dan inside micrometer ialah alat presisi masing-masing untuk mengukur diameter luar dan dalam. Alat ini lebih teliti dari pada vernier, dapat mengukur sampai ketelitian 0,01 mm. Outside Micrometer 1) Konstruksi Untuk mencegah salah baca, bacalah langsung dari atas strip yang tepat. Untuk mencegah karat, bersihkan vernier caliper dengan kain oleh oli setelah dipakai. Konstruksi outside micrometer ialah seperti pada gambar di bawah. Out sleeve dan thimble mirip dengan skala utama dan skala vernier pada vernier caliper. Jangkauan ukurnya mencapai 25 mm, dari 0 sampai 25 mm, dari 25 sampai 50 mm, dari 50 sampai 75 mm, dan seterusnya. TES PENGUKURAN New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 15 Book_1_ok.indd 15 8/19/2011 3:47:49 AM

16 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran 2) Prinsip Pengukuran Seperti pada gambar di bawah, jika berputar satu kali, baut akan bergerak sebanyak satu ulir. Jika jarak ulir ialah 1 mm, baut bergerak 2 mm dan seterusnya. Inilah prinsip pengukuran dengan micrometer pada benda sebenarnya, mur berarti inner sleeve dan baut ialah spindle. 3) Pemeriksaan dan Kalibrasi Micrometer (1) Memeriksa Tanda "0" Sebelum dipakai, micrometer harus dikalibrasi terlebih dahulu, bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih. Kemudian putar ratchet stopper sampai anvil dan spindle bersentuhan. Putarlah stopper 2 atau 3 kali sampai diperoleh penekanan yang cukup. Kuncilah spindle pada posisi ini dengan lock clamp. PENTING! Putarlah retchet stopper perlahan-lahan, jika terlalu cepat, thimble akan berputar lebih karena inertial dari thimble, sehingga pembacaan kurang akurat. Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5 mm. Sedangkan disekeliling thimble skala dibagi dalam 50 strip. Jika thimble berputar satu kali, spindle bergerak sebanyak satu strip, bila spindle bergeser satu strip dari thimble maka berarti bergerak 0,01 mm (0,5 mm x 1/50) Micrometer telah dikalibrasi dengan benar jika titik "0" thimble lurus dengan garis outer sleeve. 16 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 16 8/19/2011 3:47:50 AM

17 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran (2) Menyetel Titik "0" Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kuncilah spindle dengan lock clamp. Kemudian dengan memakai penyetel putarlah outer sleeve sampai tanda "0" thimple lurus dengan garis. Seperti penyetelan selesai, periksalah kembali tanda "0". 4) Membaca Hasil Pengukuran Jarak strip di atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak strip di bawah garis adalah 0,05 mm. Sedangkan nilal satu strip pada thimble adalah 0,01 mm. Nilai hasil ukur ialah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut. Jika kesalahannya melebihi 0,02 mm. Kuncilah spindle dengan lock clamp, kendorkan stopper. Sampai thimble bebas, luruskan tanda "0" thimble dengan garis pada outer sleeve, dan kencangkan kembali ratchet stopper. Setelah penyetelan selesai, periksalah kembali tilik "0" untuk meyakinkan bahwa micrometer telah dikalibrasi dengan benar. <Contoh 1> Pembacaan skala di atas garis... 5,00 Pembacaan skala di bawah garis... 0,00 Pembacaan skala thimble... (+) 0,20 Pembacaan akhir = 5,20 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 17 Book_1_ok.indd 17 8/19/2011 3:47:51 AM

18 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran <Contoh 2> TES PENGUKURAN Pembacaan skala di atas garis... 5,00 Pembacaan skala di atas garis... 7,00 Pembacaan skala di bawah garis... 0,50 pembacaan skala thimble... (+) 0,15 Pembacaan akhir... = 7,65 5) Peringatan Penting Sebelum dipakai, periksalah titik "0" jika perlu lakukan kalibrasi. Sebelum mengukur, bersihkan benda yang akan diukur dengan kain bersih. Jepitlah micrometer dengan frame, putarlah thimble ke arah benda yang diukur, dan putarlah ratchet stopper sampai menyentuh spindle. Putarlah kembali stopper 2 sampai 3 kali agar penekanan lebih meyakinkan, kemudian baca. PENTING! Jangan memutar thimble untuk memperoleh penekanan. Ulangilah pengukuran beberapa kali agar kesalahannya sekecil mungkin. 18 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 18 8/19/2011 3:47:52 AM

19 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran Inside Micrometer Inside micrometer kelihatannya seperti outside micrometer tanpa kerangka. Tingkat pergukuran inside micrometer ialah 25 mm, dan prinsip pengukurannya sama dengan outside micrometer. Peringatan Penting Penggunaan inside micrometer lebih sukar dari pada outside micrometer. Sebagai contoh, untuk mengukur diameter cylinder, peganglah grip pada inside micrometer dan sentuhkan anvilnya pada satu sisi. Putarkan thimble perlahan-lahan sampai anvil menyentuh sisi yang lain. Posisi micrometer harus benar, gerakkan micromeler secara vertikal seperti pada gambar A sampai didapat pembacaan yang paling kecil. Kemudian gerakkan secara horizontal (gb. B) sampai didapat pembacaan yang terbesar. Gambarkan garis imajinasi yang melewati garis horizontal pada gambar A Kemudian gambarkan imajinasi vertikal melalui garis pada point (gambar B). Letakkan spindle pada point garis yang saling memotong dan ukurlah bagian dalam diameter. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 19 Book_1_ok.indd 19 8/19/2011 3:47:53 AM

20 DIAL GAUGE (DIAL INDICATOR) Dial gauge digunakan untuk mengukur kebengkokan shaft, runout, kesejajaran. kerataan dan lain-lain. Di dalamnya terdapat mekanisme spesial yang dapat memperbesar gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan yang diukur, gerakkan ini diperbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya ditunjukkan oleh penunjuk (pointer). Klasifikasi tingkat pengukuran ditunjukkan pada permukaan dial, Klasifikasi menunjukkan skala terkecil, dan tingkat pengukuran menunjukkan pembacaan maksimum. Skala dan outer ring dapat diputar ke "0" agar lurus dengan penunjuk. Pada dial juga tardapat penghitung putaran (revolution counter). Counter ini menunjukkan berapa kail penunjuk telah berputar. INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran Peringatan Penting Posisi spindle dial gauge tegak lurus pada permukaan yang diperiksa. Tidak seperti halnya alat ukur lain, dial gauge selalu digunakan bersama alat penopang (supporting tool). Umumnya magnetic stand digunakan untuk mengukur automotive part. Dial gauge juga dibuat dalam bentuk caliper gauge dan inside deal gauge. Garis imajinasi dari mata Anda ke pointer dial gauge harus tegak lurus pada permukaan dial ketika Anda membaca pengukuran. Dial gauge harus dipasang dengan teliti pada supporting tool-nya. Putarlah outer ring dan setel pada titik nol. Gerakkan spindle ke atas dan ke bawah. Periksalah bahwa penunjuk selalu kembali ke nol bila Anda tidak memegang spindle. 20 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 20 8/19/2011 3:47:54 AM

21 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran Di dalam dial gauge terdapat mekanisme presisi seperti jam. Usahakan agar jangan sampai terjatuh atau terkena benturan. 2) Sentuhkan spindle dial gauge pada permukaan shaft. Aturlah tinggi dial gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros sebelah kanan. Jangan berikan oli atau grease diantara spindle dan tangkainya. Bila gerakan spindle menjadi tidak lancar karena oli atau kotoran, celupkan ke dalam bensin sambil menggerakkan spindle naik turun sampai oli atau kotorannya keluar Metode Pengukuran <Contoh>: Pengukuran runout poros 1) Letakkan V-Block di atas plat datar, dan letakkan poros di atas block, seperti diperlihatkan pada gambar. 3) Putarlah shaft perlahan-lahan dan temukan pada permukaan pembacaan paling kecil kemudian putarlah outer ring sampai penunjukkan pada "0". 4) Putarlah shaft perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 21 Book_1_ok.indd 21 8/19/2011 3:47:54 AM

22 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran CALIPER GAUGE Caliper gauge ialah alat ukur yang mempergunakan dial gauge. Ada dua tipe caliper gauge yaitu inside caliper dan outside caliper, inside caliper biasanya digunakan untuk mengukur komponen kendaraan, inside caliper gauge digunakan untuk mengukur diameter yang kecil dan tidak dapat diukur dengan inside micrometer. 3) Tekanlah tombol caliper gauge lambat-lambar letakkan lug pada bagian dalam pakerjaan dan bebaskan tombol. Gerakkan caliper sampai didapat pembacaan terkecil. Jika pembacaan menunjukkan 0,09 mm, artinya diameter dalam adalah 0,07 lebih kecil dan 8,50 mm. Jadi diameter dalam ialah 8,43 mm (8,50-0,07). Metode Pengukuran 1) Ukurlah diameter dalam (inside diamater) dengan vernier caliper. Katakan saja hasilnya 8,40 mm, selanjutnya micrometer di-set ke angka yang mendekati hasil ukur vernier dan kelipatan dari 0,5 mm yang mendekati pembaca yaitu 8,50 mm. 2) Tempatkan kaki-kaki caliper diantara anvil dan spindle micrometer. Gerakkan caliper sampai didapat angka yang terkecil. Kemudian putarlah outer ring sampai angka nol lurus dengan jarum penunjuk. 22 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 22 8/19/2011 3:47:54 AM

23 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran CYLINDER GAUGE Cylinder gauge ialah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder gauge sering digunakan untuk mengukur diameter cylinder dan komponen lainnya secara teliti. Pada ujungnya terdapat dial gauge dan pada sisi lainnya terdapat measuring point. Measuring point ini dapat bergerak bebas dan jumlah gerakannya ditunjukkan oleh dial gauge, Jarak antara measuring point dan replacement rod adalah sama dengan diameter benda yang diukur. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 23 Book_1_ok.indd 23 8/19/2011 3:47:55 AM

24 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran (1) Peringatan Penting Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak lurus measuring point. Spindle dimasukkan ke dalam batangnya kira-kira setengah dari langkahnya. Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila Anda menekan measuring point. Pilihlah replacement rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan diameter benda yang akan diukur. PENTING! Cara memilih replacement rod dan washer: Pertama ukurlah diameter dengan vernier caliper. Selanjutnya lihat hasilnya, angka di belakang koma apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm. (Contoh) Bila hasil pengukuran = 52,30 mm, pilihlah sebagai berikut: Bila hasil pengukuran = 52,70 mm, pilihlah sebagai berikut: 3) Masukkan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam cylinder, gerakkan cylinder gauge sampai diperoleh hasil angka pembacaan yang terkecil. Bila hasil pembacaan adalah 0,04 mm, bararti diameter cylinder 0,04 mm lebih kecil dari 53,00 mm (set hasil micrometer). Karena itu diameter cylinder adalah 52,96 mm (53,00 0,04 mm). Metode Pengukuran 1) Ukurlah diameter cylinder dengan vernier caliper. Pilihlah replacement rod dan washer yang sesuai, dan pasangkan pada cylinder gauge. Bila hasil pengukuran diameter adalah 53,00 mm, gunakanlah replacement rod 50 mm dan replacment washer 3 mm. 2) Micrometer di-set pada 53,00 mm. seperti hasil ukur di atas, tempatkan replacement rod dan measuring point ke dalam micromater dan dial gauge di-set pada nol ke jarum penunjuknya (poinier). 24 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 24 8/19/2011 3:47:56 AM

25 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran PLASTIGAGE Plastigage biasanya digunakan untuk mengukur celah oli (oil clearance) antara journal crankshaft, pin dan bearing. Bentuknya seperti benang, dibuat dari plastik yang ketebalannya merata, dan dibungkus dalam amplop. 4) Pasanglah bearing cap (tutup bantalan) pada crankshaft pin dan kencangkan mur-murnya sesuai dangan momen spesifikasinya. Ingat, jangan memutar crankshaft. GAMBAR PLASTIGAGE Plastigage mempunyai ukuran yang bermacammacam. 5) Lepaskan bearing cap dan ukurlah lebar plastigage dengan menggunakan skala yang terdapat pada amplopnya. Bila lebarnya tidak merata, ukurlah pada bagian yang paling lebar. Metode Pengukuran Berikut ini diberikan cara memeriksa celah oli antara crankshaft pin dan bantalan batang piston. 1) Bersihkan tangan Anda, crankshaft pin dan bantalan, 2) Ambillah plastigage dari dalam amplopnya sesuai dengan lebar bantalan. 3) Letakkan plastigage dari dalam pembungkus pada crankshaft pin seperti pada gambar. PENTING! Tingkat pengukuran celah tercantum pada amplopnya. Pilihlah plastigage yang ukurannya sesuai. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 25 Book_1_ok.indd 25 8/19/2011 3:47:57 AM

26 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran THICKNESS GAUGE Thickness gauge juga dikenal dengan nama feeler gauge dan digunakan untuk mengukur celah antara dua bagian. Thickness gauge ini terdiri dari lembaran baja tipis yang memiliki presisi sampai 1/100 mm (0,01 mm). Pada umumnya ketebalannya antara 0,03 mm sampai 1,00 mm. Nilai katebalannnya tercantum pada satiap bilahnya (lembarnya). Metode Pengukuran Sisipkan gauge diantara komponen yang diukur Bila gauge mudah masuk dan keluar, pakailah gauge yang lebih tebal hingga Anda merasakan adanya hambatan saat ditarik keluar. Tebal gauge adalah sama dengan celah diantara dua komponen. Peringatan Penting Bersihkan tangan Anda, feeler dan komponen yang akan diukur sebelum melakukan pengukuran. Adanya kotoran, oil dan lain-lain akan menyebabkan hasil pengukuran yang tidak akurat. Bila satu bilah feeler masih belum cukup unluk pengukuran, gabunglah dua atau beberapa bilah sesuai kebutuhan. Tetapi usahakan jumlahnya sesedikit mungkin. Sisipkan thickness gauge pada celah komponen dengan berhati-hati. Jangan membengkokkan atau merusak gauge. Bila feeler sudah rusak harus dibuang. PENTING! Metode berikut ini dapat membantu Anda belajar merasakan gesekan dalam mengukur celah secara benar : Micrometer di-set sesuai dengan ketebalan feeler. : Tempatkan thickness gauge diantara anvil dan spindel micrometer. Tariklah gauge dan belajarlah untuk merasakan pada waktu menarik gauge. 26 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 26 8/19/2011 3:47:58 AM

27 PENGUKUR JARAK ULIR (Screw Pitch Gauge) Screw pitch gauge dirancang untuk mengukur jarak ulir baut atau mur. Gauge ini terdiri dari beberapa bilah dengan profil yang berbeda, dan nilainya tercantum pada setiap bilahnya. INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran Metode Pengukuran Letakkan bilah screw pitch gauge pada ulir yang diperiksa. Bila tidak cocok, cobalah dengan bilah yang lain sampai di dapat ukuran yang cocok. Pitch yang ditunjukkan pada bilah adalah sama dengan jarak ulir sekrup yang bersangkutan. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 27 Book_1_ok.indd 27 8/19/2011 3:47:58 AM

28 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran SIRKUIT TESTER (VOLT dan OHM METER, MULTI-METER) Sirkuit tester adalah alat pengetes kelistrikan. Pengunaannya sangat luas sekali untuk mengukur tegangan arus DC dan AC, tahanan dan untuk memeriksa hubungan kelistrikan dari suatu komponen. Ada beberapa jenis sirkuit tester. Tester model digital dapat menunjukkan hasil pengukurannya langsung dengan angka-angka, sedangkan tester yang biasa ditunjukkan oleh sebuah jarum. Petunjuk berikut untuk tester modal analog CT-100 A. Model analog lainnya juga banyak dipasarkan, tetapi cara pengoperasiannya hampir sama dengan CT-100 A. REFERENSI Anda dapat menggunakan sirkuit tester dengan model indikator digital atau spesial model yang di rancang untuk teknisi otomotif. Lihatlah pada petunjuk manual masing-masing untuk cara pengoperasiannya. Nama Bagian-Bagian Tester Metode Pengukuran 1) Pemeriksaan dan Penyetelan Skala Nol (0) Sebelum menggunakan sirkuit tester Anda harus pastikan bahwa jarum penunjuk ada di bagian garis ujung sebelah kiri pada skala. Jika tidak, putarkan skrup penyetel jarum penunjuk dengan sebuah obeng sampai jarum penunjuk tersebut berada tepat pada garis ujung sebalah kiri. Sekali Anda telah melakukan penyetelan dan pengecekan skala nol (0), Anda tidak memerlukan pengecekan yang terlalu sering. 28 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 28 8/19/2011 3:47:59 AM

29 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran Mengukur Tegangan DC Daerah pengukuran tegangan adalah dari Volt. Hubungkan kabel pengetesan (test lead) warna merah ke terminal positif dan kabel pengetes yang berwarna hitam ke terminal negatif tester. Posisikan selektor pada salah satu daerah DCV (VDC) dengan pilihan (2.5, 10, 25, 50 dan 500). Nomor-nomor berikut ini berkaitan dengan daerah volt. <Contoh> Daerah yang dipilih atau yang disetel pada 25 DC volt, jarum penunjuk akan terbaca 12 volt DC. Range Voltase yang dapat diukur (V) ~ ~ ~ ~ ~ 500 Setelah penyetelan pada salah satu nomor, Anda dapat membaca hasil pengukuran dengan mudah sekali. Kemudian hubungkan kabel pengetes yang berwarna merah ke terminal positif dari sumber arus dan ujung satunya ke terminal positif dari multi tester dan kabel pengetes berwarna hitam yang dari terminal negatif dan multi tester dihubungkan ke terminal negatif dari sumber arus, dengan kata lain hubungan alat ini adalah paralel dalam pemeriksaan ini. Selanjutnya bacalah tegangan pada skala DC. PENTING! Pilihlah range (tingkat) dengan berhati-hati. Apabila yang akan diukur melebihi atau besar, kemungkinan tester akan rusak (saat menggunakan AC maupun DC) Bacalah skala pada range yang benar New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 29 Book_1_ok.indd 29 8/19/2011 3:48:00 AM

30 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran Mengukur Tegangan AC Daerah tegangan yang dapat diukur dari Volt, hubungkan kabel-kabel pengukur tester dan setel selektor pada salah satu posisi AC.V seperti tabel di bawah ini. PENTING! Membaca skala pada range yang benar. Range Tingkat tegangan yang dapat diukur (V) 10 0 ~ ~ ~ ~ 1000 Kemudian, hubungkan kabel pengukur secara paralel pada bagian yang akan diperiksa dan bacalah skala V AC (AC V) yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk. <Contoh> Pembacaannya adalah 100 Volt AC, sebab range selektornya di-set pada 250 AC Volt. 30 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 30 8/19/2011 3:48:01 AM

31 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran Mengukur Arus DC Daerah arus yang dapat diukur adalah dari 0 20 A. 1) Mengukur arus DC dari ma Hubungkan kabel pengetes pada terminal tester (kabel pengetes yang berwarna merah dihubungkan ke positif dan kabel pengukur yang berwarna hitam ke terminal negatif) dan selektor ke 250 ma A DC (DC A). Kemudian, putuskan arus listrik pada titik tertentu saat Anda mengukur arus listrik. Hubungkan kabel pengukur yang berwarna merah (dari terminal positif tester) ke terminal positif sumber arus, dan kabel pengukur yang berwarna hitam (dari terminal positif tester) ke terminal negatif sumber arus ke terminal negatif sumber arus. Dengan kata lain, tester dihubungkan dalam bentuk seri ke sumber arus dan beban, lalu baca skalanya DC A (A DC) ditunjukkan oleh jarum penunjuk. 2) Mengukur arus DC dari 0-20 A Pengukuran arus listrik pada dasarnya diukur dengan cara yang sama seperti pengukuran arus DC dari 0 sampai 250 ma kecuali untuk perubahan berikut: kabel pengukur yang berwarna merah dihubungkan ke terminal positif yang hanya digunakan untuk mengukur 20 A DC: maka range selektor di-set pada DC A 20 A; pembacaan jarum pentunjuk pada skala 20 A DC. <Contoh> Angka (nilai) pengukurannya adalah 1 A, sebab selektornya di-set ke 20 A. <Contoh> Nilai pengukuran adalah 30 ma, sebab selektor diset pada 250 ma. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 31 Book_1_ok.indd 31 8/19/2011 3:48:02 AM

32 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran PENTING! Sirkuit tester (circuit tester) hanya mempunyai tahanan didalamnya (Internal resistance) yang sangat kecil untuk mangukur arus listrik. Oleh karena itu sirkuit taster jangan dihubungkan paralel pada beban, saat mengukur arus listrik dalam jumlah besar karena dapat merusak tester. Mengukur Tahanan 1) Kalibrasi Sebelum Anda mengukur tahanan, pertama Anda harus memutar tombol kalibrasi ohm, dengan ujung alat pengukur dibuat berhubungan singkat sampai pembacaan jarum penunjuk 0 pada skala Ohm. Kalibrasi ini diperlukan setiap kali Anda merubah range. 2) Pengukuran Setel selektor pada salah satu posisi ohm. Ada beberapa skala untuk mengukur tahanan. Posisi "K" untuk 1000, dengan demikian 10 K berarti dan sebagainya. Range Tingkat tahanan yang dapat diukur (Ω) X 1 0 ~ 1 K X 10 0 ~ 10 K X ~ 100 K X 1K 0 ~ 32 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 32 8/19/2011 3:48:02 AM

33 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran Setiap kali Anda menyetel range, Anda harus mengkalibrasi jarum penunjuk (pointer). Lepaskan hubungan dengan beban yang akan diukur, kemudian hubungkan kedua ujung kabel pengetesan pada beban. Ini berarti kedua terminal dapat berhubungan pada ujung beban. PENTING! Bacalah skala berikut: <Conloh> Nilai pengukuran adalah 90 Ω, sebab range selektor di-set pada x 10Ω. Baca nilai yang ditunjukkan langsung bila pada range x 1. Kalikan hasilnya dengan 10 bila rangenya x10. Kalikan hasilnya dengan 100 bila rangenya x100. Kalikan hasilnya dengan 1000 bila rangenya x1k. Pengaturan Hubungan Untuk memeriksa hubungan kelistrikan, setelah range selektor pada Ωx1 dan kalibrasi skalanya. Kemudian hubungkan kabel penghubung pada komponen. Hubungannya normal bila jarumnya menunjuk ke kiri selalu. PENTING! Pengukuran tahanan dan pengecekan hubungan dapat dilakukan hanya setelah seluruh hubungan komponen dilepaskan dari arus kelistrikan. Bila tidak, kemungkinan tegangan akan mengalir ke tester dan dapat membakar tahanan koil yang ada di dalam (Internal coil resistance). Jangan memindahkan saklar selektor ke posisi lain tanpa terlebih dahulu melepaskan kabel-kabel pengetes dari komponen yang diperiksa. Hal ini dapat merusak tester. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 33 Book_1_ok.indd 33 8/19/2011 3:48:04 AM

34 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran ENGINE TUNE-UP TESTER Ada beberapa tipe engine tune-up tester. Diantaranya yang dilengkapi vacum gauge (pengukur kevakuman), dwell meter, tachometer, dan timing light kesemuanya dikombinasikan dalam satu unit. Masing-masing tipe berbeda sesuai dengan fungsi dan penggunaannya. Ikuti petunjuk cara pengoperasian engine tune-up tester yang benar. Fungsi Tachometer dan Dwell Meter Dwell meter dan tachometer digunakan mengukur putaran (rpm) mesin bensin dan angle (sudut menutup dari cam breaker point). Fungsi Timing Light Timing light digunakan untuk mengukur saat pengapian (ignition timing) pada mesin bensin. Timing light ditujukkan (difokuskan) pada tanda timing yang terdapat pada pully crankshaft atau pada flywheel (mesin seri F) dan periksalah posisinya yang relatif pada indikator atau pointer. PENTING! Tune-up tester adalah alat untuk memeriksa breaker point, dwell angle, putaran mesin (rpm), tegangan baterai atau sistem pengisian dan kevakuman dari intake manifold. ENGINE TUNE-UP TESTER TIPE KOMBINASI Fungsi umum kamponen-komponen engine tuneup tester dan garis besar cara penggunaannya dijelaskan di bawah ini. Fungsi Vacuum Gauge Vacuum gauge digunakan untuk mengukur kevakuman intake manifold untuk beberapa tujuan. Gauge dapat mendeteksi kebocoran kompresi dan katup-katup, keterlambatan valve timing dan kebocoran kompresi dari gasket cylinder head atau gasket manifold. Vacuum gauge ini dapat juga digunakan untuk menyetel karburator. Timing light penggunaannya harus dikombinasikan dengan tachometer saat mesin berputar pada putaran spesifikasinya untuk tujuan pengukuran. Metode pemeriksaan saat pengapian bervariasi tergantung pada tipe mesin. Ikuti petunjuk dalam buku Pedoman Reparasi. Membiarkan timing light ON dalam waktu yang lama akan memperpendek umur bola lampu. Matikan (off-kan) bila tidak digunakan. 34 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 34 8/19/2011 3:48:04 AM

35 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran 4. Buka baut penutup vakum pada intake manifold dan pilihlah adaptor (13) kemudian pasangkan pada intake manlfold. Pasangkan pipa (3) pada adaptor. 1. Saklar seleksi (test select): a. Breaker point b. Dwell c. Rpm d. Volt 2. Saklar seleksi jumlah cylinder: 4 Cyl, 6 Cyl, 8 Cyl 3. Niple selang vakum dan penyetel damper vakum 4. Pengecekan dwell angle dan Rpm 5. Pengecekan output 6. Meter indikator; Rpm, Dwell, Breaker point dan Volt 7. L/H Lamp led Indikator Lampu indikator putaran rendah (L) Lampu indikator putaran tinggi (H) 8. Vakum meter (vacuum mater) 9. Timing Light 10. Kabel klip power baterai 11. Kabel klip distributor 12. Pick Up klip distributor 13. Adaptor vakum inlake manifold Cara Penggunaan 1. Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) baterai dan warna hitam pada (-) baterai atau warna merah pada sumber arus dan warna hitam pada massa bodi. 2. Pasangkan kabel (11) berwarna hijau pada terminal breaker point distributor atau pada (-) ignition coil. 5. Putar saklar (2) menurut Jumlah cylinder mesin. 6. Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) 7. Hidupkan mesin dan panaskan mesin sampai temperatur kerjanya. 8. Untuk mengukur Dwell Angle, putar saklar (1) pada Dwell. Untuk mesin seri K = 52 ± 2, jarum harus bergerak dan baca harganya pada skala dwell. 9. Untuk mengukur Rpm, putar saklar (1) pada Rpm, jarum akan bergerak dan baca pada skala Rpm. Untuk Rpm rendah baca skala 0 sampai Rpm dan lampu L akan menyala. Apabila Rpm lebih tinggi dari Rpm maka lampu H akan menyala dan bacalah skala 0 sampai Rpm. 10. Untuk mengukur tegangan out put dari altenator, putar saklar (1) pada volt jarum selanjutnya akan bergerak kemudian baca pada skala volt. Output alternator = volt. 3. Kabel (12) pada kabet busi No.: 1 dan pasangkan dekat busi. Catatan: Pemasangan kabel (12) apabila akan mempergunakan timing light (9). 11. Pengukuran breaker point dilakukan pada saat mesin mati dan kunci kontak ON. Putar saklar (1) pada posisi point, apabila breaker point pada saat ini dalam keadaan tertutup dan hubungan point tersebut baik maka jarum ada pada posisi strip hijau (OK) di kiri. Apabila point tidak baik maka jarum berada di luar daerah hijau. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 35 Book_1_ok.indd 35 8/19/2011 3:48:05 AM

36 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran 12. Vacuum meter bekerja apabila mesin hidup dan jarum yang bergerak menurut selang (3) yang berhubungan ke intake manifold. Selang B IN selanjutnya menggerakkan jarum berwarna hitam dan R IN Jarum yang berwarna merah. Kevakuman dapat disetel dengan memutar sekrup idle mixture pada karburator. Pada putaran idle (650 rpm) kevakuman minimum = 430 mm Hg. Apabila jarum bergetar setel penyetel dampernya. 13. Waktu pengapian (Timing) dilakukan apabila penyetelan-penyetelan dwell, putaran idle serta kevakuman sudah dilakukan. Saklar pada timing light (9) harus ON dan arahkan pada puli mesin. Untuk seri mesin K = 8 o sebelum TMA yaitu sirip warna putih pada puli segaris dengan titik di antara angka 10 dan 5 pada tutup rantai. Cara melakukan pengecekan (checker) Matikan mesin pada waktu memasang kabel-kabel. Pasang kabel (10) pada baterai. Pasangkan kabel (11) pada ( ) ignition coil. Pasangkan (12) pada output checker (5) Putar saklar (2) sesuai dengan jumlah cylinder mesin. Putar saklar (1) pada posisi Rpm dan baut rpm mesin pada Rpm 800. Tekan saklar (4) dan jarum rpm harus begerak ke arah kanan sebanyak dua strip (garis). Lakukan juga pengecekan pada putaran mesin rpm dan tarik saklar (4) jarum rpm harus bergerak ke arah kanan sebanyak 2 (dua) strip. Putar saklar (1) dan pada posisi dwell, matikan mesin. Tekan saklar (4) dan jarum pada posisi 45 o dan 90 apabila ditarik. Untuk 6 cylinder posisi F - 60 dan 1/2-30 Untuk 8 cylinder posisi F - 45 dan 1/2 = 22,5 Perubahan jarum hanya 2 (dua) strip. 36 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 36 8/19/2011 3:48:05 AM

37 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran BAUT DAN MUR Banyak pengikat yang digunakan untuk mengeraskan komponen. Baut dan mur sangat populer digunakan sebagai pengikat. 1. SPESIFIKASI DARI BAUT DAN MUR Ukuran umum dari baut dan mur dijelaskan di bawah ini: 2. TIPE BAUT DAN MUR Baut mempunyai nama yang berbeda-beda sesuai bentuk kepala dan penggunaannya. Berikut ini adalah baut yang umumnya digunakan pada kendaraan: Baut dengan Kepala Hexagonal Ini adalah tipe baut yang sangat umum, beberapa diantaranya digunakan pada kendaraan. Ada beberapa baut yang dilengkapi dengan flange (plat) atau Washer di bagian bawah kepala baut. Baut U Baut ini digunakan untuk mengikat pegas daun pada axle dan lain-lain dan disebut baut U, sebab bentuknya seperti U. Diameter baut Panjang baut Daerah dekat efektif Lebar yang sejajar menunjukkan ukuran dari kunci yang digunakan Diameter mur Tingkatan dekat pengikat jarak dari titik satu pengikat dihubungkan ke titik pengikat berikutnya. Baut Tanam Baut ini digunakan untuk memasang exhaust manifold dan differential. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 37 Book_1_ok.indd 37 8/19/2011 3:48:05 AM

38 INFORMASI UMUM - Alat-alat dan Pengukuran MUR Mur mempunyai nama berbeda-beda sesuai bentuk dan penggunaannya. Berikut ini adalah mur yang biasa digunakan pada kendaraan. Mur segi enam (Hexagonal nut) Mur ini adalah tipe yang sangat umum, mempunyai beberapa flange di bawahnya. 3. CARA MENGUNCI Ada beberapa cara untuk mencegah baut dan mur agar tidak menjadi kendor. Metode berikut biasanya digunakan pada kendaraan. Mur Pengunci Mur pengunci (lock nut) mempunyai bagian dibentuk dari ulir pengikat atau yang dibentuk setelah dikeraskan, perubahan ini mencegah mur menjadi kendor. Umumnya digunakan pada komponen pemindah daya dari kendaraan. Capped nut (mur bertopi) Mur ini digunakan sebagai mur hub dan lain-lain, mur ini mempunyai tutup untuk melindungi ulirnya. Washer Castle nut (mur berbentuk benteng atau mur mahkota) Mur ini mempunyai celah atau lubang. Cotter pin ditempelkan di dalam celah untuk mencegah berputar sehingga menjadi longgar. Washer umumnya diklasifikasikan ke dalam dua tipe oleh cara pengunciannya. Spring washer dan waved washer menggunakan gaya pegasnya untuk memperkuat penguncian. Washer yang bergigi (toothed washer) mempunyai gigi yang sesuai dengan gigi-gigi pada komponen tempatnya berkait pada saat dihubungkan. 38 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 38 8/19/2011 3:48:06 AM

39 INFORMASI UMUM - Baut dan Mur Cotter Pin Cotter pin tidak dapat mengunci sendiri. Cotter pin biasanya dikombinasikan dengan castle nut dan lock nut cap. Beberapa diantaranya digunakan pada komponen chassis kendaraan. PENTING! Cotter pin penggunaannya tidak dapat diulang Apabila lubang baut tidak segaris dengan lubang castle nut, putar mur tersebut searah jarum jam hingga tepat. 4. PENGERASAN BAUT Baut dikeraskan dengan kunci momen (torque wrench) pada momen tertentu yang dijelaskan dalam buku Pedoman Reparasi. Bila standar momen tidak diberikan dalam buku Pedoman Reparai pengerasan baut dapat ditentukan dari Tabel 1 dan tentukan momen pengerasannya dari Tabel 2, dan keraskan dengan kunci momen sesuai petunjuk. Tabel 1. CARA MENENTUKAN KEKERASAN BAUT Locking Plate Plat pengunci (locking plate) seperti diperlihatkan di bawah ini, juga digunakan untuk mencegah pengikat menjadi kendor. Umumnya sering digunakan pada komponen differential dalam kendaraan. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 39 Book_1_ok.indd 39 8/19/2011 3:48:07 AM

40 INFORMASI UMUM - Baut dan Mur Tabel 2. SPESIFIKASI PENGERASAN REFERENSI Klas pengerasan, diameter dan panjang baut yang digunakan pada kendaraan TOYOTA dapat diketahui dari nomor part-nya. Baut tanam (stud bolt) Kepala baut segi enam (hexagonal head bolt). 40 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 40 8/19/2011 3:48:09 AM

41 INFORMASI UMUM - Baut dan Mur Suatu saat kunci momen tidak dapat digunakan disebabkan dari lokasi baut. Sehingga Anda harus dapat mengatasinya sendiri bagaimana untuk mengeraskan baut sesuai momennya dengan menggunakan kunci pas, kunci ring dan sebagainya. <METODE BELAJAR> Untuk belajar merasakan pengerasan baut pada momen 150 kg/cm, sebagai contoh pengerasan sebuah baut, pertama keraskan baut dengan kunci momen, kemudian kendorkan dengan kunci pas. Ulangi beberapa kali sampai Anda mengetahui berapa putaran yang diperlukan untuk memutar pengerasan baut. BAUT PLASTIK REGION Pengerasan baut plastik region (plastic region) adalah cara yang digunakan pada baut cylinder head dan baut connecting rod dari beberapa mesin. Biasanya baut ini dikeraskan melalui elastisitas region (seperti yang diperlihatkan di bawah). Momen pengerasannya bertambah untuk mengimbangi putaran pada sudut perputaran baut. Saat baut dikeraskan menjadi elastis, hanya marubah sudut putar baut tetapi momennya tetap sama. Baut macam ini disebut plastic region. Untuk mengeraskan baut tanam (stud bolt) pasangkan dua mur pada baut tanam dengan jalan mengeraskan secara bersamaan. Kemudian putar mur bagian atas dengan arah mengencangkan untuk menguatkan baut tanam. Kemudian putar mur bagian bawahnya dengan arah mengendorkan untuk membuka baut tanam sehingga dapat dilepaskan. PENTING! Keistimewaan baut plastik region digunakan dalam komponen utama mesin dan beberapa diantaranya dapat digunakan lagi hanya untuk spesifikasi tertentu. Perhatikan pada buku Pedoman Reparasi untuk keterangan yang lebih lengkap tentang baut plastik region. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 41 Book_1_ok.indd 41 8/19/2011 3:48:10 AM

42 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan BAHAN BAKAR DAN PELUMAS 1. URAIAN Ada beberapa tipe bahan bakar dan pelumas yang digunakan pada kendaraan. Beberapa diantaranya berisikan racun dan zat kimia yang mudah terbakar, dan ini harus ditangani dengan berhati-hati. Gunakan tipe bahan bakar atau pelumas yang sesuai agar tidak terjadi kesalahan, karena ini dapat menyebabkan kerusakan bekerjanya komponen. Oleh karena itu, adalah penting bagi Anda untuk mengetahui perbedaan tipe pelumas dan bahan bakar, serta cara penanganannya yang benar. BENSIN Sifat utama dari bensin Bensin mengandung hydrocarbon hasil sulingan dari minyak mentah. Bensin mengandung gas yang mudah terbakar, umumnya bahan bakar ini digunakan untuk mesin dengan pengapian busi. Sifat yang dimiliki bensin sebagai berikut: Mudah menguap pada temperatur normal Tidak berwarna, tembus pandang dan berbau Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai -15 C). Mempunyai berat jenis yang rendah (0,06 sampai 0,78) Dapat melarutkan oli dan karet Menghasilkan jumlah kalor yang besar ( kcal/kg) Sedikit meninggalkan carbon setelah dibakar Mesin bensin saat ini menggunakan bensin dengan komposisi yang seimbang untuk memperoleh kemampuan yang optimal pada berbagai tingkat kecepatan. REFERENSI 2. BAHAN BAKAR Sampai saat ini bahan bakar yang digunakan pada kendaraan termasuk bensin dan solar, dan beberapa negara ada yang menggunakan alkohol, LPG dan bahan bakar lainnya. Di sini hanya menjelaskan 2 bahan bakar yang umum yaitu bensin dan solar. Spesifikasi grafity (biasanya disebut relatif density) adalah berat jenis dari suatu zat yang relatif ke berat jenis air. Apabila suatu zat mempunyai spesifikasi grafity lebih kecil dan 1,0. ini berarti bahwa kepadatannya lebih kecil dibanding air. Syarat-syarat bensin Kualitas berikut ini diperlukan oleh bensin untuk memberikan kerja mesin yang lembut. Mudah terbakar Pembakaran serentak di dalam ruang bakar dengan sedikit knocking. Mudah menguap Bensin harus mampu membentuk uap dengan mudah untuk memberikan campuran udara bahan bakar dengan tepat saat menghidupkan mesin yang masih dingin. 42 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 42 8/19/2011 3:48:10 AM

43 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan Tidak beroksidasi dan bersifat pembersih Sedikit perubahan kualitas dan perubahan bentuk selama disimpan. Selain itu juga bensin harus mencegah pengendapan pada sistem intake. Nlial oktan Nilai oktan (octane number) atau tingkatan dari bahan bakar adalah mengukur bahan bakar bensin terhadap anti-knock characteristic. Bensin dengan nilai oktan tinggi akan tahan terhadap timbulnya engine knocking dibanding dengan nilai oktan yang rendah. Ada dua cara yang digunakan untuk mengukur nilai oktan: Research method dan motor method. Research method adalah yang paling umum digunakan, dan spesifikasi nilai oktannya dengan Metode ini ditetapkan dengan istilah "RON" (Research Octane Number). REFERENSI Bahan bakar dengan nilai octane 90 umumnya disebut bensin biasa dan yang nilai octannya lebih 95 disebut "octane tinggi", atau "super", atau "premium". Mesin yang mempunyai perbandingan kompresi yang tinggi memerlukan bahan bakar bensin yang mempunyai nilai octane yang tinggi untuk menghilangkan knocking dan menghasilkan putaran yang lembut. Ada sedikit kerugian menggunakan bensin beroctan tinggi pada mesin biasa yang mempunyai perbandingan kompresi rendah. Bensin "octane tinggi" dan "biasa" banyak tersedia pada stasiun pompa bensin. BAHAN BAKAR DIESEL Sifat Utama Bahan Bakar Diesel Bahan bakar diesel biasa juga disebut light oil atau solar, adalah suatu campuran dari hydrocarbon yang telah di distilasi setelah bensin dan minyak tanah dan minyak mentah pada temperatur 200 C sampai 340 C. Sebagian besar solar digunakan untuk menggerakan mesin diesel. Bahan bakar diesel mempunyai sifat utama sebagai berikut. Tidak berwarna atau sedikit kekuning-kuningan dan berbau. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Encer dan tidak menguap di bawah temperatur normal Mempunyai titik nyala tinggi ( C) Terbakar spontan pada 350 C, sedikit di bawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C. Mempunyai berat jenis Menimbulkan kalor yang besar (sekitar kcal/kg) Mempunyai kandungan sulfur lebih besar di banding bensin Syarat-syarat Solar Kualitas solar yang diperlukan sebagai berikut: Mudah terbakar Waktu tertundanya pembakaran harus pendek/ singkat sehingga mesin mudah dihidupkan. Solar harus dapat memungkinkan mesin bekerja lembut dengan sedikit knocking. Tetap encer pada suhu dingin (tidak mudah membeku) Solar harus tetap cair pada temperatur rendah sehingga mesin akan mudah dihidupkan dan berputar lembut. Daya pelumasan Solar juga berfungsi sebagai pelumas untuk pompa injeksi dan nosel. Oleh karena itu harus mempunyai sifat daya pelumas yang baik. Kekentalan Solar harus mempunyai kekentalan yang memadai sehingga dapat disemprotkan oleh injektor. Kandungan sulfur Sulfur merusak pemakaian komponen mesin, dan kandungan sulfur solar harus sekecil mungkin. Stabil Tidak berubah dalam kualitas, tidak mudah larut dan lain-lain selama disimpan. 43 Book_1_ok.indd 43 8/19/2011 3:48:11 AM

44 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan Nomor cetane (cetana number) Nomor cetane atau tingkatan dari solar adalah satu cara untuk mengontrol bahan bakar solar dalam kemampuan untuk pencegah terjadinya knocking. Tingkatan yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih baik. Ada dua skala indek untuk mengontrol kemampuan solar untuk mencegah knocking dan mudah terbakar yaitu cetane index dan diesel index. Minimal tingkatan cetane yang dapat diterima untuk bahan bakar yang digunakan untuk mesin kecepatan tinggi umumnya PENTING! Solar juga barsifat sebagai pelumas, sedangkan bensin tidak. Apabila bensin dipakai dalam mesin diesel ini merupakan suatu kesalahan, Hal ini akan merusak pompa injeksi dan nosel. Jangan lakukan kesalahan saat mengisi bahan bakar. 44 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 44 8/19/2011 3:48:11 AM

45 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan 3. PELUMAS URAIAN Pelumasan kendaraan termasuk oli mesin untuk mesin bensin, dan oli diesel untuk mesin diesel, gear oil, grease dan lain-lain. Minyak transmisi otomatis dan power steering juga sebagai pelumas komponen-komponen pada transmisi dan power steering. Tapi oli yang diutamakan untuk komponenkomponen sebagai minyak hidraulis, akan dijelaskan dalam bagian "MINYAK HIDRAULIS" Termasuk juga minyak rem. Umumnya pelumas kendaraan paling banyak dibuat dari minyak dasar dengan bermacam bahan tambahan (aditive). Beberapa diantaranya, dibuat dari syntetic base. OLI MESIN Perbedaan yang besar sekali antara oli mesin dan pelumas lainnya, oli mesin menjadi kotor dengan adanya carbon, asam dan zat koloran lainnya dan pembakaran Sebagai contoh, sulfuric acid dan hydrochloric acid dibentuk dari hasil pembakaran bahan bakar yang harus dinetralisir. Bahan bakar yang tidak terbakar, kotoran dan carbon juga harus dilarutkan atau dibawa oleh oli mesin sehingga tidak mengumpul dalam mesin itu sendiri. Sifat Utama dari Oli Mesin Sifat utama dari oli mesin seperti dijelaskan berikut ini: Sebagai Pelumasan Oli mesin melumasi permukaan metal yang bersinggungan dalam mesin dengan cara membentuk lapisan film oli. Lapisan oli (oil film) tersebut berfungsi mencegah kontak langsung antara permukaan metal dan membatasi keausan dan kehilangan tenaga yang minim. Bersifat pendingin Pembakaran menimbulkan panas dan komponen mesin akan menjadi panas sekali. Hal ini akan menyebabkan keausan yang cepat, bila tidak diturunkan temperaturnya. Untuk melakukan ini oli mesin harus disirkulasi pada sekeliling komponen-komponen agar dapat menyerap panas dan mengeluarkannya dari mesin. Sebagai Perapat Oli mesin membentuk semacam lapisan antara piston dan cylinder. Ini berfungsi sebagai perapat (seal) yang dapat mencegah hilangnya tenaga mesin. Sebaliknya apabila ada kebocoran maka gas campuran yang dikompresikan atau gas pembakaran akan menekan di sekeliling piston dan masuk ke dalam bak engkol dan ini berarti akan kehilangan tenaga. Sebagai Pembersih Kotoran (lumpur) akan mengendap dalam komponen-komponen mesin. Ini menambah pergesekan dan manyumbat saluran oli. Oli mesin akan membersihkan kotoran yang menempel tersebut untuk mencegah tertimbun di dalam mesin. Sebagai Penyerap Tegangan Oli mesin menyerap dan menekan tekanan lokal yang bereaksi pada komponen yang dilumasi, serta melindungi agar komponen tersebut tidak menjadi tajam saat terjadinya gesekangasekan pada bagian-bagian yang saling bersinggungan. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 45 Book_1_ok.indd 45 8/19/2011 3:48:11 AM

46 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan Syarat-syarat Oli mesin Oli mesin harus memiliki syarat seperti berikut: Harus mempunyai kekentatan yang tepat. Apabila terlalu rendah, lapisan oil ini akan mudah rusak dan akan menyebabkan keausan pada komponen. Apabila terlalu tinggi akan menambah tahanan dalam gerakan komponen dan akan menyababkan mesin berat saat di start dan tenaga akan berkurang. Kekentalan harus relatif stabil tanpa terpengaruh adanya perubahan dalam temperatur. Oli mesin harus sesuai dengan penggunaan metal. Tidak merusak atau antikarat terhadap komponen. Tidak menimbulkan busa. Jenis Oli Mesin Oli mesin diklasifikasikan oleh kualitas atau kekentalan: 1) Klasifikasi kekentalan Kekentalan menunjukkan ketebalan atau kemampuan untuk menahan aliran suatu cairan (umumnya kami menyebut weight viscosity dalam penjelasan tentang oli mesin). Oli cenderung menjadi encer dan mudah mengalir ketika panas dan cenderung menjadi kental dan tidak mudah mengalir ketika dingin. Tapi masingmasing kecenderungan tersebut tidak sama untuk semua oli. Ada tingkatan permulaan besar (kental) dan ada yang dibuat encer (tingkatan kekentalannya rendah). Kekentalan atau berat dari oli dinyatakan oleh angka yang disebut indek kekentalan (menunjukkan kekentalan). Indeknya rendah olinya encer, indeknya tinggi olinya kental, Suatu badan intenasional SAE (Society of Automotive Engineers) mempunyai standar kekentalan dengan awalan SAE di depan indek kekentalan. Umumnya menentukan temperatur yang dimana oli tersebut dapat digunakan. Tapi memilih oli harus hati-hati, tidak hanya yang sesuai dengan temperatur setempat tapi juga kondisi kerja mesin perlu diperhatikan. Hubungan antara temperatur sekeliling dan indek kekentalan dari oli mesin diperlihatkan dalam tabel. PENTING! Hubungan yang diperlihatkan ini hanya sebagai contoh. Saat mengganti oli mesin, ikuti selalu petunjuk dalam buku Pedoman Pemilik (owner's manual) tentang kekentalan oli yang disarankan untuk penggunaan dalam mesin kendaraan. 2) Maksud Kekentalan Indek Oli dengan kekentalan rendah memberikan kekentalan indek rendah. Oli yang indek kekentalannya dinyatakan dalam range (10W-30, 15W-40, dll) disebut multi-garde oil. Kekentalannya tidak terpengaruh oleh adanya perubahan temperatur dan umumnya digunakan sepanjang tahun (musim). Indek kekentalan diikuti oleh huruf W (10W dan lain-lain) yang menunjukkan ukuran kekentalan oli pada -20 C. Menggunakan oli dengan kekentalan rendah memudahkan mesin dihidupkan saat musim dingin. Derajat kekentalan tidak termasuk kekentalan yang ditunjukkan "W" menyatakan kekentalannya pada 100 C. Sebagai contoh SAE 10W-30 maksudnya bahwa oli mesin standar olinya SAE10 pada -20 dan standar oli sampai SAE 30 pada 100 C. 46 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 46 8/19/2011 3:48:11 AM

47 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan <Contoh> 4) Klasifikasi API unfuk oli mesin diesel Mesin diesel mempunyai kompresi yang sangat tinggi dan tekanan pembakaran di dalamnya besar serta membutuhkan tenaga yang besar untuk dipakai menggerakkan komponen-komponennya. Oleh karena itu oli mesin pada mesin diesel lapisan untuk oil film yang dibentuk harus lebih kuat. 3) Klasifikasi kualitas Kualitas oli mesin diklasifikasikan sesuai dengan standar API (American Petroleum Institute) dan dites dengan cara API. Klasifikasi API biasanya tercantum pada masingmasing kemasan oli mesin untuk menambahkan tingkatan SAE sehingga pemilihan akan lebih mudah bila dilihat dari perbandingan kondisi pergoperasian kendaraan. Di bawah ini diperlihatkan klasifikasi dari oli mesin. KLASIFIKASI OLI MESIN UNTUK MESIN BENSIN Klasifikasi API SA SB SC PENGGUNAAN DAN KUALITAS OLI Minyak murni tanpa bahan tambahan (additive). Digunakan untuk mesin operasi ringan yang mengandung sedikit jumlah antioxident. Oli yang mengandung detergent dispersent, anti-oxident, dll. Bahan bakar diesel mengandung sulfur bereaksi menjadi asam belerang akibat pembakaran. Reaksi kimia ini menguap di dalam mesin menjadi asam belerang. Oli mesin harus mempunyai daya/kekuatan menetralisir asam ini dengan baik dan tenaga detergent dispersent yang baik akan mencegah timbulnya jelaga di dalam mesin. Klasifikasi API CA CB CC CD PENGGUNAAN DAN KUALITAS OLI Digunakan untuk mesin diesel operasi beban ringan yang mengandung detergent-dispersent. anti-oxident, dll. Digunakan untuk mesin diesel operasi beban sedang dengan bahan bakar kualitas rendah, yang mengandung detergent-dispersent, anti-oxident, dll. Mengandung sejumlah besar detergentdispersent, anti-oxident, dll. Dapat digunakan dalam mesin diesel turbo charged dan dapat juga dalam mesin bensin dengan pelayanan kondisi mesin operasi temperatur sedang. Digunakan untuk mesin diesel turbocharged dengan kandungan sulfur solar kecil. Sedangkan kandungan delergentdispersent dalam jumlah besar. SD SE SF Digunakan untuk mesin operasi dengan temperatur tinggi atau kondisi lainnya yang mengandung detergent-dispersent, resisting agent, anti-oxident, dll. Digunakan untuk mesin sedang dengan kandungannya lebih banyak dan detergent dispersent, resisting agent, anti-oxident, dll. Tingkat olinya tinggi dengan pemakaian resistance dan daya tahan paling baik. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 47 Book_1_ok.indd 47 8/19/2011 3:48:12 AM

48 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan PENTING! Memilih Oli Mesin Oli mesin yang diperlukan mempunyai klasifikasi API dan indek kekentalan. Klasifikasi API dan indek kekentalan paling ideal untuk mesin dapat ditentukan dengan memeriksa pada buku Pedoman Reparasi, Service Data Sheet (SDS), Petunjuk Prosedur Pemeliharaan atau Buku Pedoman Pemilik. Dan di dalam IIs material menyarankan klasifikasi API dan indek kekentalan. Oli yang dipilih harus mempunyai variasi dalam kekentalan indek dan klasifikasi API yang baik dan diimbangi dengan kondisi temperatur udara dan pengendaraan. GEAR OIL (Oli Gear) Gear oil adalah oli untuk melumasi transmisi manual, differential dan steering gear. Syarat-syarat gear oil Gesekan disertai tenaga interaksi fisik antara obyek, dan gesekan selalu mengakibatkan keausan. Permukaan gear adalah subyek gesekan akibat slip dan gesekan akibat putaran. Besarnya beban permukaan gear, permukaan yang kasar, dan kecepatan meluncur menghasilkan gesekan yang besar dan bertambahnya panas yang ditimbulkan. Untuk alasan tersebut, gear oil diperlukan dengan memenuhi kondisi berikut: Kekentalannya sesuai Pada umumnya, gear oil yang mempunyai tingkat kekentalan yang tinggi sangat efektif untuk mancegah kerusakan pada gear dan bearing, noise dan kebocoran oli. Bagaimanapun kekentalan mempunyai efek pada saat start mesin dan feeling perpindahan tuas transmisi manual saat temperatur masih rendah. Oleh sebab itu harus digunakan gear oil yang mampunyai kekentalan yang sesuai. Kekentalan oli cenderung bertambah saat temperatur menurun dan kemudian sifat fluidanya menjadi lemah. Oli yang kekentalannya hanya merubah sedikit bila terjadi perubahan temperatur yang sangat diperlukan. Mempunyai kemampuan memikul beban Saat gear berhubungan antara satu dengan yang lainnya, tekanan dan beban goncangan yang timbul besar. Jadi fungsi utama gear oil yang sangat penting adalah untuk menolong menggantikan beban tersebut saat gear bersinggungan dan mencegah panas dan pemakaian gear dan bearing. Kemampuan oli untuk dapat melakukan ini disebut "kemampuan memikul beban". 48 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 48 8/19/2011 3:48:12 AM

49 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan Tahan terhadap panas dan oksidasi Saat gear oil memburuk karena panas atau oksidasi, kotoran akan membentuk kadar asam, menyebabkan perubahan kekentalan (oli menjadi kental). Endapan kotoran menyebabkan tidak sempurnanya pelumasan pada bearing, dan endapan yang mengeras dapat merusak komponen karena bersinggungan dengan permukaan gear atau bearing. Naiknya kekentalan disebabkan oleh kotoran sehingga kemampuan pendinginannya berkurang dan tahanannya bertambah. Selain itu kadar asam yang dibentuk menyebabkan timbulnya karat. Untuk mengatasi hal ini diperlukan oli pelumas gear yang baik, stabil terhadap panas dan oksidasi. Tipe Gear Oil Gear oil diklasifikasikan khusus untuk kekentalan dan kemampuan dalam menahan beban. Seperti oli mesin, gear oil juga diklasifikasikan dalam kekentalan SAE dan kualitas API. 1) Klasifikasi dalam kekentalan Oli pelumas gear mempunyai angka di belakang, SAE seperti pada oli mesin. 6 indek kekentalan SAE (75W, 80W, 85W, 90, 140 dan 250) adalah yang ada saat ini. Transmisi dan differential umumnya memakai oli dengan angka kekentalan SAE 90 atau 80W-90. 2) Klasifikasi dalam kualitas dan penggunaan Klasifikasi API GL 1 GL 2 GL 3 GL 4 GL 5 PENGGUNAAN DAN KUALITAS OLI Mineral oli murni untuk gear, jarang dipakai pada kendaraan. Untuk worm gear, mengandung minyak hewani dan tumbuh-tumbuhan. Untuk manual transmisi dan gear mengandung bahan tambah extremepressure resisting dan lain-lain. Untuk hypoid gear digunakan untuk melayani di atas GL 3 mengandung bahan tambah extreme-pressure resisting tapi lebih besar jumlahnya GL 3. Digunakan untuk hypoid gear dengan pelayanan lebih sedikit dari kondisi GL 4. Kandungan extreme-pressure resisting lebih besar dibanding GL 4 dan kondisi kerja lebih berat karena untuk menahan beban kejutan yang lebih besar dan menerima kecepatan luncur yang tinggi. GL: Gear Lubricants (Pelumas Gear) Pada kendaraan TOYOTA, oli pelumas GL 4 digunakan untuk melumasi steering gear. Sedangkan GL 4 atau GL 5 untuk melumasi transmisi manual dan GL 5 untuk differential yang dilengkapi hypoid gear. API (American Petroleum Institute) mempunyai standard klasifikasi gear oil, yang pembagiannya tergantung pada panggunaan. Gear oil diklasifikasikan oleh tipe gear yang akan dipakai seperti hipoid, bevel dan lain-lain. Juga perhatian khusus perlu ditempelkan untuk permintaan penggunaan gear oil yang memerlukan karakteristik yang lain dari biasanya. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 49 Book_1_ok.indd 49 8/19/2011 3:48:13 AM

50 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan PENTING! PETUNJUK MEMILIH OLI PELUMAS GEAR Gear oil khususnya klasifikasi API dan Indek kekentalan disarankan di dalam Petunjuk Prosedur Pemeliharaan, Service Data Sheet (SDS), Buku Pedoman Reparasi dan Pedoman Pemilik. oleh karena itu pilihlah oli pelumas gear sesuai dengan klasifikasi API dan Indek kekentalannya untuk steering gear transmisi manual, differential dan sebagainya. Gear oil hypoid biasanya mempunyai klasifikasi API GL 4 atau GL 5. Apabila gear oil dari tipe lain dipakai pada differential dengan gear hypoid, maka akan menyebabkan noise dan keausan. (Standar TOYOTA untuk hypoid gear differential adalah GL 5). Gear oil tipe khusus harus digunakan dengan Limited Slip Differential (LSD). Bila digunakan gear oil dengan tipe lain akan menyebabkan niose. Lihat plat petunjuk (seperti diperlihatkan di bawah) dekat penutup saringan dari tipe differential LSD. Apabila Anda melihat plat ini gunakan oli LSD. Oil gear digunakan pada transmisi manual pada sebagian besar kendaraan Toyota, tetapi perhatikan untuk oil gear tipe khusus (DEXRON II Automatic Transmission Fluid) ini digunakan pada beberapa model (CE, ST, CT dan SV). 50 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 50 8/19/2011 3:48:13 AM

51 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan GREASE Di beberapa daerah grease sering disebut juga dengan gemuk. Grease adalah setengah padat atau pelumas padat yang terbuat dari oli pelumas cair yang mempunyai bahan tambah pengental (Thickening agent). Ada dua tipe utama dan bahan tambahan pengental (Thickening Agent) a metalic soap a non soap Tipe metalic soap dipakai untuk mayoritas grease. Sifat utama dari grease Grease mempunyai beberapa sifat yang tidak dapat dilakukan oleh cairan oli pelumas. 1) Keuntungannya Pelumasannya lama tanpa penambahan karena grease tidak dapat mengalir atau menyebar. Bersifat perapat yang sempurna pencegah menempelnya benda-benda asing seperti kotoran, gas dan air pada permukaan yang dilumasi. Mempunyai daya tahan terhadap beban tinggi. Dibandingkan dengan oli pelumas, grease lebih sulit untuk penanganan pengisian dan penggantian. Mempunyai tahanan gerak besar. Kemampuan pendinginannya rendah, sesuai rendahnya kemudahan mengalir, sehingga grease cepat panas. Sulit untuk membersihkan kotoran-kotoran. Tipe grease Grease digunakan untuk melumasi beberapa komponen yang berbeda pada kendaraan. Tidak hanya beberapa komponen seperti chassis dan wheel bearing, tapi juga pada rem dan komponen listrik. Pada dasarnya beberapa komponen memerlukan grease, karena mempunyai design khusus untuk digunakan pada beberapa kondisi. Untuk alasan ini, ada beberapa tipe grease berbeda, Uraian berikut hanya berisi sebagian kecil dari tipe grease yang biasanya digunakan untuk melumasi chassis, wheel bearing dan joint-joint dari suspensi. 1) Grease untuk chassis Chassis kendaraan selalu berhubungan dengan kotoran, debu dan lumpur karena adanya kotoran dan beban yang berat, oleh karena itu penggunaan grease ditempat seperti ini harus dapat tahan terhadap air, kotoran, tekanan dan goncangan. TOYOTA menyarankan dua tipe grease yang digunakan ada chassis. 1. Lithium Soap Base Multi Purpose Grease (NLGI#2) Grease ini tahan terhadap air dan panas yang penggunaannya ditempatkan dimana gerakannya kontinyu, seperti: Kopling (clutch) Steering linkage Propeller shaft Shackle pin King pin 2. Molybdenum Disulfide Lithium Soap Base Grease (NLGI #2) Kemampuan grease-nya tinggi sekali dan mengandung tingkatan lithium soap base grease yang tinggi mempunyai bahan tambah molybdenum disulfide. Grease ini biasanya disebut grease chassis "spesial" atau Long Life dan digunakan dalam area yang tahan tekanan tinggi atau dimana grease tidak terlalu sering diperlukan, seperti: Clutch Ball Joint Suspension Arm Steerrng Center Arm Double Cardan Joint Constant Velocity Joint Rack and Pinion Steering Gear New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 51 Book_1_ok.indd 51 8/19/2011 3:48:13 AM

52 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan PENTING! Karena grease dengan kemampuan spesial digunakan di dalam drive shaft, maka hal ini dijadikan satu paket dengan boot drive shaftnya. Perhatikan bahwa grease-nya berbeda untuk joint bagian dalam dan joint bagian luar. Pastikan untuk menggunakan grease yang satu paket dengan boot drive shaft. Packing (mengisi grease) Jangan memasukkan wheel hub dengan berlebihan. Grease yang berlebihan mungkin menyebabkan panas yang berlebihan saat kecepatan tinggi, grease menjadi encer dan mengalir keluar dari bearing. Berikan bearing grease secukupnya, tetapi sisakan 2) Wheel bearing grease Di beberapa tempat wheel bearing grease sering disebut dengan gemuk bantalan roda. Grease yang dipakai untuk wheel bearing adalah lithium soap based multi purpose grease (NLGI # 2). Karakteristik yang diperlukan wheel bearing grease adalah sebagai berikut: Disebabkan wheel hub panasnya naik mencapai temperatur tinggi (max 130 C) sesuai panas dan rem, grease-nya harus tahan panas sehingga tidak encer dan mengalir keluar dari bearing. Mempunyai kestabilan oksidasi dan umumnya dapat tahan lama. Mempunyai keunggulan dalam ketahanan terhadap kerusakan dan karat seperti bearing yang sering berhubungan langsung dengan air dan lumpur. Tindakan pencegahan berikut ini harus dilakukan untuk menjamin keuntungan dari penggunaan grease. Membersihkan dan mengeringkan bearing Untuk membersihkan biasanya menggunakan minyak tanah atau bensin. Selesai membersihkan penting sekali untuk dikeringkan. Bearing yang dibersihkan mudah sekali berkarat, mereka harus segera diisi dengan grease yang bersih atau apabila berkarat harus segera ambil tindakan. grease 1/3 dari bagian dalam hubnya. Mencampur dengan grease lain. Jangan mencampur bearing grease dengan grease tipe lain, karena akan mengakibatkan penurunan kemampuan yang sangat besar dan mengakibatkan kebocoran. Menjauhkan grease dengan kotoran. Jangan biarkan grease dikotori dengan pasir, debu atau serbuk metal karena akan menyebabkan keausan yang tidak normal pada permukaan persinggungan. Jauhkan pekerjaan yang ada pasir atau debu dan jangan tinggalkan grease dengan tutup terbuka. Karena kotoran-kotoran dapat mengotori grease. Jangan biarkan air bercampur dengan grease, ini akan memperburuk kondisi grease. PENTING! Kendaraan Front engine Front wheel drive sering dilengkapi compact wheel hub dan menggunakan perapat bantalan. Perapat tersebut diisi dengan grease yang tahan terhadap panas yang tinggi dan tahan lama. Apabila perapat bantalannya harus diganti, akan dilakukan dengan satu unit perapat bantalan yang baru. 52 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 52 8/19/2011 3:48:13 AM

53 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan 3) Grease spesial lainnya (1) Grease yang digunakan pada blok karet dari distributor breaker point tahan terhadap panas tinggi dan tahanan udara. Grease ini sudah termasuk dalam breaker point kit, pastikan (3) Pada dasarnya grease digunakan untuk melapisi permukaan gesek antara backing plate dan bagian brake shoe yang keras untuk mengurangi panas oleh adanya pengereman. Sehingga ia harus memiliki kualitas kemampuan yang baik terhadap debu serta tahan karat dan tahan sekali terhadap air. Maka grease non soap memenuhi syarat untuk digunakan. untuk menggunakannya. (2) Gunakan tipe lithium base glycol grease untuk melumasi cap (karet) piston cylinder master, clutch release dan wheel cylinder sub-assembly. Grease ini direncanakan untuk mencegah kerusakan pada cap (karet) tetapi penggunaannya harus hati-hati, sebab dapat menyebabkan cap tersebut mengembang. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 53 Book_1_ok.indd 53 8/19/2011 3:48:14 AM

54 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan 4. MINYAK URAIAN Beberapa tipe minyak yang digunakan pada kendaraan, minyak transmisi otomatis, power steering dan minyak rem dan lain-lain. Minyak ini mempunyai penggunaan yang sangat luas termasuk tenaga transmisi, hydrolic control dan pelumas. Automatic Transmission Fluid (ATF) Automatic Transmission Fluid (ATF) adalah berkualitas tinggi, dengan bermacam-macam bahan tambah. ATF ditekan oleh pompa oli dan dikirim ke torque converter dimana ia digunakan untuk memindahkan tenaga putar mesin dan momen ke transmisi. Aktifitas tekanan ATF dikontrol katup hydrolic melalui transmisi ke shift gear dan melumasi komponenkomponen yang berputar dari transmisi, seperti planetary gear, clulch, bearing, shaft dan lain-lain. Syarat-syarat ATF Ada beberapa tujuan ATF untuk disempurnakan, oleh karena itu ia harus mempunyai syarat sebagai berikut. Keketalannya sesuai ATF sasarannya untuk jangkauan temperatur yang besar dari -25 sampai 170 C. Oleh karena itu kekentalan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kemampuan mengoperasikan torque converter, hydrolic control system dan lain-lain. Indek kekentalan ATF suatu cara untuk memperbaiki dan memelihara kekentalan mulai temperatur rendah sampai tinggi. Stabil terhadap panas dan oksidasi Temperatur ATF mencapai sekitar 100 C pada kecepatan normal dan naik sekitar 150 C pada kecepatan sedang. Oleh karena itu temperatur permukaan disc clutch mungkin panasnya naik sampai 350 C atau lebih. Untuk mengatasi hal ini ATF harus mempunyai daya tahan terhadap panas yang baik. Jika tidak, keburukannya bila panas akan menyebabkan terjadinya reaksi kimia, dan membantu pembentukan kotoran. Kotoran akan menyumbat katup hydrolic control dan mengganggu transmisi pada operasi normal. Oleh sebab itu ATF mengandung bahan oxidation preventative. Tidak berbusa ATF di kocok dengan cepat oleh pompa impeller sehingga menimbulkan busa, ini akan mengakibatkan terganggunya perpindahan momen mesin, perpindahan clutch disc dan gesekan brake band bila memakai oli yang berbusa. Hal ini dapat dicegah oleh adanya bahan tambah anti-foaming agent. 54 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 54 8/19/2011 3:48:15 AM

55 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan Koefisien gesek sesuai Clutch disc dan brake disc atau brake band dioperasikan oleh tekanan hydrolic ATF. Apabila koefisien gesek antara clutch disc dan clutch plate atau antara brake band dan drum terlalu rendah penyerapannya akan kecil, besar kemungkinan terjadi slip. Itu akan menghambat perpindahan momen mesin, perpindahan clutch dan pemakaian brake disc atau brake band. Koefisien gesek yang terlalu besar akan menambah getaran yang besar oleh adanya operasi dari brake disc atau brake band dan clutch disc yang mempengaruhi dalam pengendaraan. Pencegahannya yaitu menggunakan ukuran bahan tambahan coefficient of friction adjusting agent yaitu yang dapat mengatur koefisien gesek. REFERENSI Tahanan gesek adalah tahanan yang terjadi oleh sliding (luncuran) bodi selama dipermukaannya. Berwarna Untuk menolong membedakan ATF dengan minyak lain, ATF diwarnai merah atau kekuning-kuningan. Cairan berwarna membantu teknisi mengetahui kebocoran dari transmisi. Selain itu juga ATF menjadi hitam oleh cemaran dari kotoran, sehingga kondisi ATF dapat mudah diketahui oleh warnanya. Tipe ATF ATF mempunyai standar dari masing-masing pembuatnya seperti Ford Motor Company dan General Motor Corporation. Sebagai contoh Ford menggunakan spesifikasi dari Ford standar tipe F sedangkan General Motor menggunakan spesifikasi dari GM standar DEXRON II untuk tipe minyak transmisi otomatis. Dari tipe ATF tadi, ada juga yang digunakan pada kendaraan TOYOTA. Tapi transmisi otomatis A241H pada TOYOTA 4 WD Corolla (AE95) telah menggunakan ATF dan TOYOTA'S Own Standard (ATF tipe T) mulai bulan Februari ) Tipe F dan DEXRON II Walaupun kedua tipe ini mempunyai sifat yang serupa, pemakaian tipe yang salah harus dihindari sesuai perbedaan koefisien geseknya. Grafik di bawah adalah perbandingan koefisien gesek dari tipe F dan DEXRON II. Seperti yang terlihat pada grafik ATF Tipe F mempunyai koefisien gesek yang besar dibanding dengan tipe DEXRON II. Dalam Tipe F static koefisien gesek besar dibanding dengan koefisien kinetik, dan DEXRON II adalah kebalikannya. Bahan tambah lainnya ATF harus tidak mengurangi efek kemampuan seal, gasket, brake band dan pengikisan disc. Oleh sebab itu cleansing agent ditambahkan pada ATF untuk mencegah terbentuknya kotoran selama oksidasi, pengikisan karena pemakaian dan pencemaran oleh kotoran. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 55 Book_1_ok.indd 55 8/19/2011 3:48:15 AM

56 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan PENTING! Apabila ATF tipe F digunakan dalam transmisi otomatis yang memakai DEXRON II, pada brake dan clutch mungkin terjadi perlawanan tibatiba dan begitu juga getaran pada shiftingnya. Sebaliknya penggunaan DEXRON II dalam transmisi otomatis yang menggunakan ATF tipe F akan menyebabkan penggunaan untuk brake dan clutch ke mesin bertambah, yang dapat menyebabkan slip saat akselerasi. Oleh karena itu penting sekali, untuk selalu menggunakan ATF yang sesuai. 1. ATF UNTUK KENDARAAN FR ATF untuk transmisi otomatis kendaraan FR telah dirubah dari tipe F ke tipe DEXRON II pada bulan Juni I983. Untuk mengetahui tipe ATF yang digunakan dalam transmisi otomatis, Pada penyumbat oil pan transmisi otomatis ditandai "D II" dari pabriknya setelah Juli ATF UNTUK KENDARAAN FF DEXRON II digunakan untuk semua transmisi melintang yang dilengkapi transaxle otomatis pada kendaraan Front engine Front wheel drive (mesin depan penggerak roda depan) ATF untuk transmisi yang membujur dilengkapi transaxle otomatis untuk kendaraan FF, belum berubah dari tipe F ke tipe DEXRON II sampai Agustus DEXRON II diberi tanda pada stik oli transaxle yang menggunakan DEXRON II sejak Agustus Untuk transmisi otomatis yang diproduksi pada atau setelah bulan Agustus 1983, DEXRON II di cap pada stick oil. 56 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 56 8/19/2011 3:48:16 AM

57 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan 2) ATF TOYOTA tipe T Tipe ini baru dikembangkan oleh TOYOTA Motor Corporation dan dipakai dalam A241H. Minyak transmisi otomatis ini mempunyai No. Part. TOYOTA MINYAK POWER STEERING Power steering dirancang untuk meringankan pengendaraan yang melelahkan dan mengurangi reaksi dari steer/kemudi. Minyak power steering harus memelihara minyak hydrolic dengan baik dan sebagai pelumas untuk cylinder, pompa dan power steering. Minyak power steering DEXRON II atau DEXRON II adalah yang dipakai dan memenuhi syarat. MINYAK REM Diperlukan untuk menjamin kondisi kerja kendaraan dalam waktu yang lama tetapi yang utama dari sistem rem diantaranya ialah harus dapat dipercaya. Minyak rem adalah cairan yang tidak mengandung minyak bumi yang sebagian besar terdiri dari alkohol dan susunan kimia dan ester (zat yang membuat orang tidak sadar). 1. Persyaratan kualitas minyak rem Berikut ini persyaratan kualitas minyak rem yang diperlukan. Titik didih yang rendah Rem akan menjadi panas dengan adanya gesekan karena penggunaan yang berulang kali. Adakalanya minyak rem dapat menjadi uap, menyebabkan fluida berbusa. Bila ini terjadi, injakan yang berlaku pada pedal rem hanya menekan minyak rem yang sudah manjadi uap, dan tidak ada tenaga yang bekerja pada silinder-silinder roda. Kejadian ini disebut "vapor lock" (terhalang uap). Untuk mencegah hal inl diperlukan titik didih yang tinggi. Mencegah karat pada logam dan karet Kerapatan akan berkurang bila minyak rem merusak seal, dan ini akan menyebabkan kebocoran. Hal ini akan berlanjut dengan hilangnya tenaga hidraulic. Minyak rem dibuat dari bahan sintetis dengan maksud agar tidak merusak karet, dan menghindari karat pada logam. Kekentalan Minyak rem harus memiliki kekentalan (viskositas) untuk meneruskan tekanan dengan perubahan temperatur yang bervariasi. New Step 1 Training Manual - Informasi Umum 57 Book_1_ok.indd 57 8/19/2011 3:48:17 AM

58 INFORMASI UMUM - Bahan Bakar dan Pelumasan TIPE MINYAK REM Minyak rem mempunyai 4 klasifikasi FMVSS (Federal Motor Vehicle Safety Standard). Kesemuanya ini dasar utama titik didih, faktor lainnya juga masuk dalam perhitungan. Di bawah hanya dijelaskan dasar pada titik didih. DOT : Department of Transportation ERBP : Equilibrium Reflux Boiling Point Tindakan pencegahan penanganan minyak rem Jangan mencampur minyak rem Mencampur minyak rem dengan kemampuan yang berbeda akan menurunkan titik didih minyak. Dan juga reaksi kimia suatu saat akan terjadi, menyebabkan komposisinya berubah atau memburuknya minyak rem. Jangan tercemar dengan air Bila minyak rem tercemar dengan air atau minyak lain yang tidak sejenis maka akan menurunkan titik didih atau menyebabkan memburuknya minyak. Jangan tercemar dengan oli atau pembersih oli Mineral oli dan pembersih oli mempengaruhi komponen karet. Saat Anda membongkar komponen rem, hati-hati membuka oli mesin atau pembersih oli dan tempatnya. Simpanlah minyak rem ditempat yang sesuai Untuk mencegah minyak rem dari penyerapan air, ia harus di tempatkan di kaleng yang tertutup rapat selama penyimpanan. Hal ini juga mencegah tercemar dari debu dan kotoran. 58 New Step 1 Training Manual - Informasi Umum Book_1_ok.indd 58 8/19/2011 3:48:17 AM

ALAT UKUR & SST (Special Service Tools)

ALAT UKUR & SST (Special Service Tools) ALAT UKUR & SST (Special Service Tools) ALAT ALAT UKUR I. DIAL GAUGE (DIAL INDICATOR) Uraian Dial gauge digunakan untuk mengukur kebengkokan poros, run out, dan backlash. Dengan ketelitian : 0,01 mm Apabila

Lebih terperinci

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN TUNE UP MOTOR BENSIN 1 Membersihkan Saringan Udara Ganti bila sudah kotor belebihan Semprot dengan udara tekan dari arah berlawanan dengan arah aliran udara masuk 2 Periksa Oli Mesin Periksa : Jumlah Oli

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO0/06 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari 5 I. Kompetensi:. Melepas dan memasang poros nok dengan prosedur yang benar. Menentukan kondisi poros nok II. III. IV. Sub Kompetensi: Setelah selesai

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS BAB III ANALISIS KASUS A) Tujuan Pemecahan Masalah 1. Untuk mengetahui ketirusan permukaan crankshaft. 2. Untuk mengetahui kebengkokan permukaan crankshaft. 3. Untuk mengetahui apakah bantalannya masih

Lebih terperinci

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal Celah antara ring piston dengan - - silinder I II III IV Ring I 0.02 0.02 0.02 0.02 Ring II 0.02 0.02 0.02 0.02 alurnya Gap ring piston - - silinder I II III IV Ring I 0.30 0.20 0.30 0.20 Tebal piston

Lebih terperinci

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up) SMK MA ARIF SALAM KABUPATEN MAGELANG JOBSHEET (LEMBAR KERJA) KODE : /PMO/VIII/12 Mata Pelajaran : Motor Otomotif (PMO) Guru : Edi Purwanto Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya (Engine Tune

Lebih terperinci

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder JOB SHEET DASAR TEKNOLOGI A. TUJUAN : Setelah menyelesaikan praktek ini diharapkan siswa dapat : 1. Dapat menjelaskan prosedur tune up 2. Dapat melakukan prosedur tune up dengan benar 3. Dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great BAB IV PEMBAHASAN.. Proses Pengambilan Data Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great Corolla tipe A-FE tahun 99 ini, meliputi beberapa tahapan yakni pengambilan data sebelum dilakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/0& Revisi : 0 Tgl : 6 Februari 0 Hal dari I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang semua komponen mesin

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/9&0 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat:. Melepas dan memasang semua komponen mesin dengan

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

Metrologi dan Peralatan Bengkel

Metrologi dan Peralatan Bengkel Metrologi dan Peralatan Bengkel Muji Setiyo, ST, MT 2012 TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG Alamat : Jl Mayjend Bambang Sugeng Km. 05 Mertoyudan Magelang 1 Telp (0293) 366945 Catatan perubahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder JOB SHEET (LEMBAR KERJA) Sekolah : SMKN 1 Sintang Program Keahlian : Teknik Sepeda Motor Mata Diklat : (Produktif) Melaksanakan overhaul kepala silinder Kelas/Semester : XI/3 Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda ALAT UKUR PRESISI Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat

Lebih terperinci

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot)

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot) Jurusan : Pendidikan Teknik Otomotif Waktu : 2 x 50 Menit Teknologi Sepeda Motor Judul :Melepas, Memeriksa, & Memasang Piston Sepeda Motor Karisma A. Tujuan 1) Mahasiswa mampu melepas silinder dan torak

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER Petunjuk Lembar Kerja Siswa Ikuti prosedur Tune Up seperti pada video yang anda saksikan Tayangan dan petunjuk di video adalah terbatas, tetapi prosedur

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung UJIAN TEORI PRAKTEK ENGINE

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

SOAL PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF

SOAL PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF SOAL PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a,b,c,d dan e! 1. Ketidakpastian yang ada pada pengukuran tunggal ditetapkan sama dengan

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Engine Stand ATV Toyoco G16ADP 160 CC Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada pelat

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP Tujuan Praktikum : Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat memeriksa dan menyetel celah katup. A. Obyek, Alat dan Bahan a) Obyek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

Gambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator

Gambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mesin Dan Transmisi Vespa P150X Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada besi plat yang

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal 3.1 Diagram Alir (Flow Chart) BAB III METODE PENELITIAN Mulai Observasi & Studi Literatur Identifikasi Sistem Mekanisme Katup Pengujian Dynotest awal Proses Modifikasi Camshaft Pengujian Dynotest Hasil

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian a. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4 langkah 110 cc seperti dalam gambar 3.1 : Gambar 3.1. Sepeda

Lebih terperinci

LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL. Sumber. kerja motor diesel.com

LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL. Sumber.  kerja motor diesel.com LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL Sumber. www.prinsip kerja motor diesel.com TABEL. DAYA MESIN BERKURANG PENYEBAB KERUSAKAN 1. Jumlah bahan bakar yang disemprotkan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER PENGETESAN KERJA TANPA BEBAN Jepitlah starter dengan catok untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 1. Hubungkan starter

Lebih terperinci

JANGKA SORONG I. DASAR TEORI

JANGKA SORONG I. DASAR TEORI JANGKA SORONG I. DASAR TEORI Jangka sorong merupaakan salah satu alat ukur yang dilengkapi dengan skala nonius, sehingga tingkat ketelitiannya mencapai 0,02 mm dan ada juga yang ketelitiannya 0,05 mm.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengujian :Dynotest center Mototech Jalan Ringroad Selatan,

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi pengembangan alat peraga real axle traktor head a. Differantial assy real axle b. Hose 8 mm c. Kompresor angin d. Motor bensin 5,5 pk e.v-belt f.pully g.roda

Lebih terperinci

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Untuk mengetahui pengaruh pemakaian camshaft standar dan camshaft modifikasi terhadap konsumsi bahan bakar perlu melakukan pengujian mesin.. Oleh

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 74 TUNE UP MESIN BENSIN 4 LANGKAH PENGERTIAN TUNE UP Jumlah kendaraan mobil sampai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/05 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 5 I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat: 1. Melepas dan memasang torak, batang torak, dan tutup bantalan batang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

Engine Tune Up Engine Conventional

Engine Tune Up Engine Conventional Kualifikasi Tipe Mobil Spesifik Engine Tune Up Nama No. Reg TUK Tanggal Lembar : Peserta Engine Tune Up Engine Conventional OTO.KR-01-001.01 Pelaksanaan pemeliharaan/service komponen OTO.KR-01-009.01 Pembacaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin bensin 4-langkah, alat ukur yang digunakan, bahan utama dan bahan tambahan..

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC 26 A. Daftar Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max Pick-Up 1500cc Tabel 3.1 Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max (Sumber : http://counterdaihatsu.files.wordpress.com/2011/12/spek-gmpu.jpg)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja BAB III ANALISIS MASALAH 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova Setelah melakukan pengamatan di pada objek cara kerja sistem starter yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan spesifikasi yamaha diperoleh hasil pengukuran dan indentifikasi

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL D I S U S U N Oleh : Rezi Rizki KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada saya, sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM MEKANISME KATUP PADA TOYOTA KIJANG 5K

ANALISIS SISTEM MEKANISME KATUP PADA TOYOTA KIJANG 5K ANALISIS SISTEM MEKANISME KATUP PADA TOYOTA KIJANG 5K TUGAS AKHIR Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Diploma III Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: Nama : Fajar Dwi Prasetya Nim : 5250306009

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan prinsip kerja motor 2 tak dan motor 4 tak. 2. Menjelaskan proses pembakaran pada motor bensin 3. Menjelaskan dampak saat pengapian yang tidak

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motor Bakar Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energi panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran

Lebih terperinci

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual 20 BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PENGERJAAN TRANSMISI 4.1.1 Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual Catatan : Transmisi manual yang ditinjau dalam servis ini adalah transmisi manual

Lebih terperinci

MEMELIHARA/SERVIS ENGINE DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

MEMELIHARA/SERVIS ENGINE DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA MEMELIHARA/SERVIS ENGINE DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA KD 1 : MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN UTAMA ENGINE URAIAN Suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR (OPKR 10 010B)

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR (OPKR 10 010B) KODE MODUL OPKR 10 010B PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR (OPKR 10 010B) Bidang Keahlian Program Keahlian Jam Pemelajaran : Teknik Mesin : Teknik Mekanik Otomotif : 60 Jam DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. overhoul pada engine Toyota Great Corolla 4A-FE tahun 1993 dikerjakan di

BAB III METODE PENELITIAN. overhoul pada engine Toyota Great Corolla 4A-FE tahun 1993 dikerjakan di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bagan Alir Penelitian Proses pengambilan data penelitian dan segala kegiatan atau proses overhoul pada engine Toyota Great Corolla 4A-FE tahun 1993 dikerjakan di Laboratorium

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Diagnosa Ignition Control Sistem Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO40/05 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 204 Hal dari 5 I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang torak, batang torak, dan tutup bantalan batang

Lebih terperinci

MODUL PRAKTEK GASHOLINE ENGINE TUNE UP

MODUL PRAKTEK GASHOLINE ENGINE TUNE UP MODUL PRAKTEK GASHOLINE ENGINE TUNE UP MESIN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2013 BAB I PENDAHULUAN Modul praktek ini merupakan salah satu materi pengajaran praktek kelistrikan

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC 3.1 Pengertian Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang sangat berpengaruh dalam jalannya suatu mesin.

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang sangat berpengaruh dalam jalannya suatu mesin.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. Pendahuluan Operasi sepeda motor yang tanpa kerusakan dan aman, dan juga umur yang panjang adalah idaman dari setiap pemilik sepeda

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci