BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gudang Definisi Gudang Menurut Mulcahy (1994, p12) Gudang adalah suatu fungsi penyimpanan berbagai macam jenis produk yang memiliki unit-unit penyimpanan dalam jumlah besar maupun yang kecil dalam jangka waktu saat produk dihasilkan oleh pabrik (penjual) dan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja dalam fasilitas pembuatan. Menurut Apple (1990, p242) Gudang adalah tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi, sampai barang tersebut diminta sesuai jadwal produksi Tipe-Tipe Gudang Menurut Holy dan Martinus (2005) terdapat beberapa tipe gudang, yaitu: 1. Manufacturing plant warehouse Manufacturing plant warehouse adalah gudang yang ada di pabrik. Transaksi di dalam gudang ini meliputi penerimaan dan penyimpanan material, pengambilan material, penyimpanan barang jadi ke gudang, transaksi internal gudang, dan pengiriman barang jadi ke central warehouse, distribution warehouse, atau langsung ke konsumen. 2. Central warehouse Central warehouse adalah gudang pokok. Transaksi di dalam central warehouse meliputi penerimaan barang jadi (dari manufacturing warehouse,

2 7 langsung dari pabrik, atau dari supplier), penyimpanan barang jadi ke gudang, dan pengiriman barang jadi ke distribution warehouse. 3. Distribution warehouse Distribution warehouse adalah gudang distribusi. Transaksi dalam gudang ini meliputi penerimaan barang jadi (dari central warehouse, pabrik, atau supplier), penyimpanan barang yang diterima gudang, pengambilan dan persiapan barang yang akan dikirim, dan pengiriman barang ke konsumen. Terkadang distribution warehouse juga berfungsi sebagai central warehouse. 4. Retailer warehouse Retailer warehouse adalah gudang pengecer, jadi dengan kata lain, gudang ini adalah gudang yang dimiliki toko yang menjual barang langsung ke konsumen Tipe Gudang Menurut Karakteristik Barang yang Disimpan Dalam sebuah pabrik, gudang dapat dibedakan menurut karakteristik barang yang disimpan, yaitu sebagai berikut: a. Gudang bahan baku Gudang ini menyimpan setiap material yang dibutuhkan untuk proses produksi. Lokasi gudang ini biasanya berada di dalam bangunan pabrik (indoor). Untuk beberapa jenis bahan tertentu bisa juga diletakkan di luar pabrik (outdoor), yang mana hal ini akan dapat menghemat biaya gudang karena tidak memerlukan bangunan spesial untuk menampungnya. Gudang ini kadang-kadang disebut pula sebagai stock room karena fungsinya memang sebagai penyimpan stock untuk kebutuhan tertentu.

3 8 b. Gudang barang setengah jadi Dalam industri manufaktur, sering kita jumpai bahwa benda kerja harus melalui beberapa macam proses operasi dalam pengerjaannya. Prosedur ini sering pula terhenti karena waktu pengerjaan yang dibutuhkan dari satu operasi ke operasi berikutnya tidak sama, sehingga untuk itu material harus menunggu sampai mesin atau operator berikutnya siap mengerjakan. c. Gudang produk jadi Fungsi gudang ini adalah menyimpan produk-produk yang telah selesai dikerjakan. Departemen ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: - Penerimaan produk jadi yang telah selesai dikerjakan oleh departemen produksi. - Penyimpanan produk jadi dengan sebaik-baiknya dan selalu siap pada saat ada permintaan masuk. - Pengepakkan produk untuk dapat dikirim dengan aman. - Menyelenggarakan administrasi pergudangan. Jelas di sini bahwa lokasi dari gudang produk jadi dan departemen pengiriman barang haruslah direncanakan berdekatan dengan fasilitas transportasi, seperti halnya pada saat merencanakan departemen penerimaan bahan dan gudang bahan baku. d. Gudang perlengkapan Adalah gudang untuk menyimpan barang-barang yang tidak produktif. Barang-barang tersebut merupakan penunjang fungsi dan kelancaran produksi. Contohnya adalah perlengkapan kantor, peralatan untuk perawatan mesin, dan lain-lain.

4 9 e. Salvage Dalam sebagian besar proses produksi, ada kemungkinan beberapa benda kerja akan salah dikerjakan (miss-processed), untuk itu diperlukan pengerjaan kembali untuk memperbaikinya sehingga memenuhi standar kualitas. Benda kerja yang tidak bisa diperbaiki akan menjadi scrap atau buangan/limbah. f. Scrap & Waste Scrap adalah material atau komponen yang salah dikerjakan dan tidak dapat diperbaiki lagi, sedangkan waste adalah normal residu dari proses produksi, misalnya seperti garam, potongan-potongan logam, dan lain-lain, yang tidak berguna lagi dalam proses produksi yang ada (meskipun dalam proses daur ulang material ini akan berguna untuk bahan produk lain). Material berupa scrap atau waste ini biasanya dikumpulkan dan diletakkan dalam area yang terpisah dari pabrik dengan harapan akan bisa dijual ke pihak lain yang membutuhkannya Operasi-Operasi Pergudangan Menurut Holy dan Martinus (2005) dalam pergudangan terdapat 3 fungsi utama, yaitu: movement (perpindahan), storage (penyimpanan), dan information transfer (transfer informasi). 1. Movement (perpindahan) Fungsi movement ini merupakan fungsi utama, salah satu kegiatannya adalah memperbaiki perputaran persediaan dan mempercepat proses pesanan dari produksi hingga ke pengiriman utama. Fungsi movement dibagi menjadi aktivitas-aktivitas meliputi:

5 10 Receiving (penerimaan) Merupakan aktivitas penerimaan barang di mana di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas seperti pembongkaran muatan, penghitungan kuantitas yang diterima dan inspeksi kualitas dan kerusakan, dan juga aktivitas-aktivitas lain yang berkaitan dengan penerimaan barang di gudang. Put Away Merupakan proses pemindahan barang dari dok penerimaan ke gudang penyimpanan. Customer Order Picking Merupakan aktivitas pemindahan barang dari gudang penyimpanan atau dari lokasi picking untuk kemudian disiapkan untuk proses pengiriman. Packing Proses packing merupakan proses pengepakkan barang yang akan dikirim ke konsumen. Cross Docking Proses ini merupakan proses pemindahan barang dari area receiving langsung ke lokasi shipping tanpa melalui aktivitas penyimpanan di gudang. Shipping Aktivitas ini merupakan pengiriman produk dan meliputi proses pembuatan dokumen barang yang akan dikirim.

6 11 2. Storage (penyimpanan) Storage merupakan aktivitas penyimpanan barang, baik yang merupakan bahan baku ataupun barang hasil produksi. Penyimpanan barang dilakukan di dalam gedung gudang. Gudang produk jadi dan bahan baku dapat menjadi satu atau dipisahkan. 3. Information transfer (transfer informasi) Informasi yang ditransfer dalam aktivitas ini adalah informasi mengenai stock barang yang ada di gudang atau informasi-informasi lain yang berguna. Informasi ini dapat merupakan informasi untuk pihak di luar gudang atau pihak gudang sendiri. 2.2 Kepuasan Definisi Kepuasan Menurut Kotler (2005, p70) Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah memperbandingkan antara kinerja (atau hasil produk) yang dirasakan terhadap kinerja (atau hasil produk) yang diharapkan. Kata kepuasan berasal dari bahasa latin statis (artinya cukup baik dan memadai) dan fasio (artinya melakukan atau membuat). Jadi kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai (Tjiptono, 2004: 195).

7 Pengukuran Kepuasan Sebagian besar riset kepuasan dilakukan dengan menggunakan metode survei. Pengukuran kepuasan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain: a. Directly reported satisfaction Pengukuran dilakukan dengan menggunakan item-item spesifik yang menanyakan langsung tingkat kepuasan yang dirasakan. b. Derived satisfaction Setidaknya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menyangkut 2 hal utama, yakni: 1. Tingkat harapan atau ekspektasi orang yang bersangkutan terhadap kinerja atau hasil produk perusahaan pada atribut-atributyang relevan. 2. Persepsi orang yang bersangkutan terhadap kinerja atau hasil produk aktual perusahaan (perceived performance). c. Problem Analysis Dalam teknik ini responden diminta mengungkapkan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan dan saran-saran perbaikan. Kemudian perusahaan melakukan analisis isi (content analysis) terhadap semua permasalahan dan saran perbaikan untuk mengidentifikasi bidang-bidang utama yang membutuhkan perhatian dan tindak lanjut. d. Importance-performance analysis Performance-importance analysis adalah metode deskriptif yang memakai konsep servqual. Konsep servqual menghubungkan pandangan dari konsumen dan penyedia jasa mengenai kualitas pelayanan. Model ini lebih dikenal sebagai model analisis kesenjangan, yang merupakan alat untuk

8 13 menganalisis penyebab dari masalah pelayanan dan untuk memahami bagaimana kualitas pelayanan dapat diperbaiki. Dalam teknik ini, responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan berbagai atribut relevan dan tingkat kinerja (perceived performance) pada masing-masing atribut tersebut. Kemudian, nilai rata-rata kepentingan atribut dan kinerja akan dianalisis di importance-performance matrix (Tjiptono, 2004: 210). 2.3 Pelayanan Pengertian Pelayanan Pelayanan adalah sesuatu yang tidak bisa diraba, yang dihasilkan, dan dikonsumsi secara simultan, sehingga pelayanan itu tidak pernah tampak atau hadir, hanya hasil dari pelayanan yang dapat diamati (Aaker Kuumar, 2003: 72) Pelayanan Internal Pelayanan internal adalah pengaturan pelayanan yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan dari suatu organisasi. Yang termasuk dalam pelayanan ini adalah pelayanan yang terjadi antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut. Misalnya departemen akunting, marketing, maintenance, dan lain-lain. Yang menjadi konsumen dari pelayanan internal adalah berbagai departemen yang ada dalam organisasi tersebut. Pelayanan internal yang dimaksudkan di sini adalah ketika teman kerja atau departemen lain bertanya mengenai informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas yang ingin dilengkapi. Atau ketika salah seorang karyawan bagian marketing bertanya mengenai informasi yang dibutuhkan dalam pemasaran produk, maka karyawan bagian lain harus memberikan tanggapan yang baik, dalam arti dengan memberikan informasi yang dibutuhkan secara cepat, tepat, dan benar.

9 Kualitas Pelayanan Menurut Rangkuti (2002, p18) Tingkat pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan, tetatpi harus dipandang dari sudut pandang penilaian konsumen. Karena itu, dalam merumuskan strategi dan program pelayanan, perusahaan harus berorientasi pada kepentingan konsumen dengan memperhatikan komponen kualitas pelayanan. Ciri-ciri kualitas jasa dapat dievaluasi ke dalam 5 dimensi besar, yaitu: 1. Tangible (kasat mata) Untuk mengukur penampilan fisik, peralatan, karyawan serta sarana komunikasi. 2. Reliability (keandalan) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa yang tepat dan dapat diandalkan. 3. Responsiveness (daya tanggap) Untuk membantu dan memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan cepat. 4. Assurance (jaminan) Untuk mengukur kemampuan dan kesopanan karyawan serta sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan. 5. Emphaty (empati) Untuk mengukur pemahaman karyawan terhadap kebutuhan konsumen serta perhatian yang diberikan oleh karyawan.

10 Servqual Servqual merupakan sebuah model pengukuran skala multi-item yang dimaksudkan untuk mengukur harapan dan persepsi yang diterima oleh konsumen, dan kesenjangan (gap) yang ada dalam model kualitas jasa. Servqual mendefinisikan evaluasi kualitas pelayanan dalam bentuk kesenjangan antara tingkat harapan dan tingkat persepsi yang diterima konsumen. Pengukuran dapat dilakukan dengan skala likert, di mana responden tinggal memilih derajat kesetujuan/ketidaksetujuan atas pernyataan mengenai penyampaian kualitas jasa (Tjiptono, 2000: 99). Pengukuran kualitas jasa harus dilakukan secara dan disempurnakan secara periodik. Jadi, kuesioner yang digunakan harus terus-menerus dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi yang dihadapi. 2.5 Tata Letak Gudang Menurut Hezer dan Render (2006, p468) Tata letak gudang adalah sebuah desain yang mencoba meminimalkan biaya total dengan mencari paduan yang terbaik antara luas ruang dan penanganan bahan. Tujuan dari tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal diantara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah.

11 Klasifikasi Persediaan menurut Aliran Arus Barang Baik gudang yang merupakan gudang bahan baku, gudang barang setengah jadi, ataupun gudang produk jadi pasti akan terdapat perbedaan arus aliran barangbarang yang ada di dalamnya. Dalam suatu gudang, misalnya gudang produk jadi terdapat berbagai jenis barang yang berbeda spesifikasinya. Dengan adanya perbedaan spesifikasi tersebut maka aliran setiap barang tidak akan sama. Dalam klasifikasi ini, persediaan akan dipisah menjadi 3 kategori, yaitu apakah barang tersebut masuk ke dalam fast moving, medium moving, atau slow moving. 1. Barang fast moving Barang-barang yang disebut fast moving adalah barang dengan aliran yang sangat cepat, atau dengan kata lain barang fast moving ini akan berada di dalam gudang dalam waktu yang sangat singkat. 2. Barang medium moving Barang medium moving adalah barang-barang yang aliran barangnya sedangsedang saja, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Biasanya barang ini akan berada di gudang dalam waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan barang-barang fast moving. 3. Barang slow moving Barang-barang slow moving merupakan barang dengan arus aliran barang yang sangat lambat, sehingga barang-barang slow moving ini akan tersedia di gudang dalam waktu yang cukup lama. Aliran barang ini harus sangat diperhatikan dalam menjalankan manajemen pergudangan karena hal ini akan sangat menentukan apakah suatu gudang telah digunakan secara efektif atau belum. Dengan memperhatikan kecepatan aliran

12 17 barang tersebut diharapkan aliran barang yang ada di gudang menjadi lancar. Untuk barang fast moving dijaga agar stock di gudang tidak kehabisan sehingga mengecewakan konsumen, sedangkan untuk barang yang slow moving dijaga agar tidak terjadi penumpukkan barang yang tidak perlu sehingga kapasitas gudang dapat digunakan seefektif mungkin. 2.7 Arti dan Tujuan 5S 5S berasal dari kata Jepang (huruf kanji) yang selanjutnya diadopsi untuk diterapkan dan diterjemahkan di berbagai negara dengan berbagai istilah sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Istilah-istilah 5S di berbagai negara Jepang Seiri Seiton Seiso Seiketsu Shitsuke Inggris Sort Straighten Shine Standardize Sustain Indonesia Ringkas Rapi Resik Rawat Rajin Sumber: Hirano (1995) Seiri (ringkas), berarti singkirkan barang-barang yang tidak diperlukan di tempat kerja dan buang atau musnahkan, baik terhadap bahan baku, barang setengah jadi, maupun bahan jadi, barang rusak, dan lain-lain. Seiton (rapi), berarti susun barang-barang yang diperlukan di tempat kerja sesuai dengan fungsi atau kelompoknya dengan tata letak yang benar dan efisien agar mudah mencari, mudah mendapatkan, dan mudah mengembalikan. Seiso (resik), berarti bersihkan tempat kerja, dinding, lantai, lorong, dan langit-langit ruangan, serta mesin dan peralatan dari debu dan kotoran yang melekat, genangan air, ceceran oli, serpihan, dan sarang laba-laba, serta kerusakan atau degradasi, dan lain-lain, sehingga dalam keadaan bersih, mengkilat serta terawat terus-menerus.

13 18 Seiketsu (rawat), adalah mempertahankan apa yang sudah dicapai selama melaksanakan Seiri (ringkas), Seiton (rapi), Seiso (resik), agar tidak kembali ke posisi semula, dengan membuat dan menetapkan standar-standar kebersihan di tempat kerja. Tidak ada barang yang tidak diperlukan, tidak ada keteraturan, dan tidak kotor serta tidak rusak. Shitsuke (rajin), berarti pastikan semua orang untuk berdisiplin serta mematuhi cara dan peraturan yang sudah dibuat (bekerja sesuai sistem dan prosedur), karena pada tahapan ini sikap dan disiplin pribadi mulai terbentuk tanpa adanya unsur keterpaksaan pada diri setiap individu karyawan. Dan sikap serta budaya kerja (produktif) mulai terbentuk, yang kemudian menjadi budaya karyawan pada akhirnya S yang Efektif Dalam penerapan 5S yang efektif di tempat kerja, persiapan yang dilakukan, yaitu mengambil foto penampilan baru di tempat kerja. Hal ini akan sangat berguna sebagai perbandingan kebersihan tempat kerja sebelum dan sesudah melaksanakan 5S yang aktif. Setelah persiapan dilakukan, dilanjutkan ke dalam proses-proses yang terdapat dalam kegiatan 5S yang efektif (pembudayaan 5S), antara lain: a. Seiri (ringkas) Pada proses Seiri (ringkas), yang harus diperhatikan yaitu mengendalikan tingkat persediaan barang. Dalam pengendalian yang tepat diperlukan penetapan tingkat persediaan barang maksimum dengan penggunaan garis atau tanda merah, dan minimum dengan penggunaan garis atau tanda kuning. Dalam mengendalikan tingkat persediaan barang diperlukan pemeriksaan yang dilakukan oleh kelompok patroli paling sedikit satu kali sebulan dan

14 19 mengevaluasi tiap seksi yang menyangkut pembuangan barang-barang yang tidak diperlukan. Dalam mengatur tingkat persediaan barang diperlukan pengendalian dari jumlah yang dibeli, jumlah pesanan dari luar, jumlah pada tempat-tempat penyimpanan, jalur persediaan, dan persediaan di sekitar alatalat berat. Barang yang tidak perlu harus diberi label merah. b. Seiton (rapi) Pada proses Seiton (rapi), yang harus diperhatikan yaitu membenahi tempat penyimpanan. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan membenahi tempat penyimpanan, antara lain: 1. Membersihkan sebelum merapikan Membersihkan seluruh area kerja dari kotoran (debu) dengan memakai sapu dan lap. Rapi berarti menstandarkan tempat penyimpanan, tetapi menstandarkan tidak dapat dimulai sampai semuanya menjadi bersih. 2. Membuat denah tempat penyimpanan Membuat denah tempat penyimpanan dapat menggunakan pilar-pilar untuk membagi lantai dalam wilayah-wilayah kerja, dimana pembagian wilayah horizontal sebagai area dan pembagian vertikal sebagai sub-area. Setiap denah tempat penyimpanan diberi label yang besar dan jelas dengan menggunakan huruf (A, B, C, dan seterusnya) dan angka (1, 2, 3, dan seterusnya) yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

15 20 Gambar 2.1 Contoh denah tempat penyimpanan Sumber: Hirano (1995, p25) 3. Membuat warna lantai pada tempat kerja (strategi pengecatan) Menambahkan warna pada lantai tempat kerja berguna memberikan suasana tempat kerja menjadi lebih nyaman dan tidak menimbulkan stress. Adapun ketentuan-ketentuan dalam menambahkan warna lantai pada tempat kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.2 Ketentuan warna lantai pada tempat kerja Area Warna Catatan Area kerja Hijau Lantai Lorong Jingga Cat yang bersinar Area istirahat Biru Gudang Abu-abu Sumber: Hirano (1995, p26)

16 21 4. Menggambar garis di lantai Setelah memberikan warna lantai pada tempat kerja, kegiatan dapat dilanjutkan dengan menggambar garis di lantai. Adapun garis-garis tersebut, antara lain: garis pemisah, garis jalan keluar masuk, garis pintu masuk, garis arus lalu lintas, pola selang-seling, dan garis ruang penyimpanan. Ketentuan dari penggambaran garis dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.3 Ketentuan penggambaran garis di lantai Jenis Warna Lebar (cm) Catatan Garis pemisah Kuning 10 Garis tidak putus Tempat keluar/masuk Kuning 10 Garis putus Tanda pintu terbuka Kuning 10 Garis putus Garis arus lalu-lintas Kuning & hitam Panah Pola selang-seling Putih 5 Garis-garis Sedang dikerjakan Putih 5 Garis tidak putus Garis ruang Meja kerja Putih 5 Garis bersudut penyimpanan Asbak dan sebagainya 3 Garis putus Barang cacat Putih 5 Garis putus Sumber: Hirano (1995, p28) 5. Menerapkan papan petunjuk dan strategi pelabelan (rapi visual) Ada berbagai jenis tanda, papan petunjuk, dan label yang digunakan di tempat kerja. Strategi papan petunjuk harus diatur dengan urutan berikut ini: Pabrik Tempat kerja Jalur produksi Proses Selain itu, tanda harus meliputi perincian: tanda proses, tanda mesin, dan bahkan tanda pengenal pada pakaian seragam para pekerja.

17 22 6. Tiga kunci dalam merapikan persediaan Merapikan adalah menstandarkan tempat penyimpanan. Dalam menstandarkan tempat penyimpanan tersebut memerlukan strategi melabel. Berikut adalah 3 kunci dalam merapikan persediaan: a. Dimana posisi tetap barang (menunjukkan lokasi): - Penentuan area - Penentuan sub-area b. Identifikasi barang (menunjukkan jenis barang): - Penentuan rak - Penentuan barang c. Berapa kuantitas barang (menunjukkan jumlah): - Penentuan jumlah minimum - Penentuan jumlah maksimum 7. Merubah sistem penyimpanan tertutup menjadi terbuka Merubah sistem penyimpanan tertutup dengan sistem penyimpanan terbuka yang berfungsi untuk barang yang disimpan dapat langsung terlihat, sehingga menghindarkan penyimpanan barang yang berantakan (jika disimpan dengan sistem penyimpanan tertutup yang tidak terlihat, seperti di dalam loker, kotak, atau laci). Tempat penyimpanan harus diberikan label-label berdasarkan fungsinya sebagai petunjuk tempat di mana barang akan disimpan, sehingga dengan adanya petunjuk tersebut barang yang disimpan akan selalu terlihat rapi.

18 23 c. Seiso (resik) Pada proses Seiso (resik), yang harus diperhatikan adalah membudayakan kebersihan dan pemeriksaan. Dalam membudayakan kebersihan, langkah pertama yang dilakukan adalah menjadikan pemeriksaan sebagai bagian dari Seiso (resik) sehari-hari. Sasaran pemeriksaan adalah untuk meniadakan kerusakan, meniadakan kesalahan pelaksanaan, meniadakan pemberhentian singkat dengan cara Seiso (resik), dan pemeriksaan yang efektif. Pemeriksaan dilakukan bagi lancarnya pelaksanaan suatu prosedur. Prosedur Seiso (resik) dan pemeriksaan adalah sebagai berikut: 1. Tentukan apa yang akan dibersihkan Tentukan mesin, area kerja, dan sebagainya yang akan dibersihkan. 2. Tentukan tanggung jawab Setiap pekerja diberikan tanggung jawab area mana yang harus dibersihkan. 3. Tentukan bagaimana membersihkan dan memeriksa Tentukan hal apa saja yang harus diperiksa dan kebutuhan seiso (resik). 4. Terapkan seiso (resik) dan pemeriksaan Pelaksanaan seiso (resik) harian berdasarkan yang Anda tetapkan. 5. Terapkan seiso (resik) dan pemeliharaan Pemeliharaan yang sederhana harus dapat dilakukan oleh pekerja.

19 24 d. Seiketsu (rawat) Pada proses Seiketsu (rawat) yang harus diperhatikan adalah mempertahankan tempat kerja yang resik. Di mana pada proses ini kegiatan yang dilakukan, yaitu: melakukan pemeriksaan apakah sudah terdapat standar untuk membuang barang yang tidak diperlukan, apakah pesanan cepat dipenuhi, apakah kotoran langsung dibersihkan, dan apakah 3S telah dipraktekkan sepenuhnya. e. Shitsuke (rajin) Pada proses Shitsuke (rajin) yang harus diperhatikan adalah mempertahankan rawat di perusahaan. Di mana dalam mempertahankan rawat di perusahaan diperlukan pimpinan yang dapat memberi dan menerima kritik yang membangun, sehingga dengan adanya pemimpin tersebut ada yang dapat dijadikan panutan bagi kelompoknya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rancang Bangun Menurut George M Scott yang diterjemahkan oleh Jogiyanto HM dalam bukunya yang berjudul Analisa dan Desain Sistem Informasi, perancangan didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017 Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017 Apa itu 5R? 5R merupakan kegiatan menata tempat kerja sehingga diperoleh lingkungan kerja yang nyaman dan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa perbandingan setelah menggunakan 5S Penerapan 5S pada PT. TJM Internasional divisi warehouse terutama packing dilakukan dengan melibatkan pihak terkait

Lebih terperinci

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan 5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan, dan dengan

Lebih terperinci

Bacaan Harian BUDAYA KERJAKU

Bacaan Harian BUDAYA KERJAKU Bacaan Harian BUDAYA KERJAKU DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN KERJA DALAM NEGERI BANDUNG Diunduh: Djoko Sujono dari: https://eriskusnadi.wordpress.com/2011/08/06/5s-seiri-seitonseiso-seiketsu-shitsuke/

Lebih terperinci

Sosialisasi PROGRAM 5R RINGKAS - RAPI - RESIK - RAWAT - RAJIN

Sosialisasi PROGRAM 5R RINGKAS - RAPI - RESIK - RAWAT - RAJIN Sosialisasi PROGRAM 5R Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang - Bersih - Rapih - Terawat - Disiplin kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan. (Benarkah?) Kantor

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain riset dari penelitian ini adalah riset deskriptif. Karena riset ini dibuat untuk menolong pengambilan keputusan dalam menentukan, mengevaluasi,

Lebih terperinci

Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja

Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja Pengertian, T u j uan dan Manfaat Penerapan 5 R ( 5S) di Tempat Kerja Langka h- Langka h P enerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja Pengertian,

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理,

Bab 3. Analisis Data. Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理, Bab 3 Analisis Data Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理, seiton 整頓, seiso 清掃, seiketsu 清潔, shitsuke 仕付 ), atau bisa juga disebut 5 R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)

Lebih terperinci

PENGELOLAAN GUDANG & PERSEDIAAN. Pundu Learning Centre

PENGELOLAAN GUDANG & PERSEDIAAN. Pundu Learning Centre PENGELOLAAN GUDANG & PERSEDIAAN Pundu Learning Centre PERSEDIAAN Yang dimaksud Persediaan disini adalah Persediaan yang meliputi Pupuk, Pestisida, Suku Cadang, BBM, Bahan dan perlengkapan, pangan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerapan 5S atau 5R 1. Defini 5S atau 5R 5R atau 5S merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi,

Lebih terperinci

Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang

Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang Petunjuk Sitasi: Z., M. M., & Lenggogeni, P. (2017). Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang. Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini?

Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini? Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini? Apa itu 5S? Koni-Chi-Wa Let s start 5S. 5S memberi jawaban untuk kita, karena 5S merupakan teknik penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi industri telah memberikan pengaruh terhadap budaya lingkungan pekerjanya. Banyak perusahaan-perusahaan di Eropa dan Amerika telah mengadopsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Sumber Bahagia adalah Perusahaan yang bergerak di bidang percetakan Digital yang didirikan oleh Bapak Tommy Handoko

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan pada bab 5, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING

IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING Farahdhina Leoni 1, Oktri Mohammad Firdaus 2,

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, diantaranya: 1. Berdasarkan analisis konsep 5S yang telah dilakukan, untuk masingmasing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kurniasari (2013:17) Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus memiliki kinerja yang optimal, sehingga perusahaan tersebut dapat tetap unggul dalam persaingan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta didukung oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta didukung oleh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta didukung oleh data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis Penelitian bersifat deskriptif yang artinya mengumpulkan data yang dibutuhkan yang dikumpulkan yang diteliti dan diolah untuk mudah dimengerti. Metode

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, diantaranya: 1. Berdasarkan analisis konsep 5S yang telah dilakukan, untuk masingmasing

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Kinerja Departemen Warehouse di PT. X

Upaya Peningkatan Kinerja Departemen Warehouse di PT. X Upaya Peningkatan Kinerja Departemen Warehouse di PT. X Andreas Prayogo 1, I Nyoman Sutapa 2 Abstract: PT. X is a car component manufacturer. The problems faced by PT. X in receiving area warehouse X 2,5

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN SEBELUM PELATIHAN 5S PADA PEKERJA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PTPN IV DOLOK ILIR TAHUN 2016-2017 Nama : Jenis Kelamin : Departemen/ Bagian : Usia : Masa Kerja

Lebih terperinci

Written by Administrator Monday, 28 February :18 -

Written by Administrator Monday, 28 February :18 - Melihat lingkungan kerja yang rapi dan bersih tentu saja akan membangkitkan semangat kerja kita. Coba kita pikirkan, berapa lamakah waktu kita dalam sehari yang kita gunakan di tempat kerja? Mungkin bisa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. memproduksi produk khusus seragam olahraga. Produk yang diproduksi oleh

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. memproduksi produk khusus seragam olahraga. Produk yang diproduksi oleh BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Perusahaan Konveksi Denny Sport adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi produk khusus seragam olahraga. Produk yang diproduksi oleh Konveksi Denny Sport

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Home industry pembuatan tempe sebuah usaha yang memproduksi tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari satu tahun

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk. 3.1. Studi Lapangan Tahap persiapan penelitian ini merupakan tahap penentuan objek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gudang 2.1.1 Definisi Gudang Gudang adalah bangunan yang dipergunakan menyimpan barang dagangan. Penggudangan adalah kegiatan menyimpan dalam gudang (Warman, 2010). Pergudangan

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Setelah dilakukannya pengolahan data dan analisis data dalam penelitian Tugas Akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut ini : 1. Gerakan kerja

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA GUDANG BAHAN BAKU DAN BARANG JADI DENGAN METODE SHARE STORAGE DI PT. BITRATEX INDUSTRIES SEMARANG

ANALISIS PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA GUDANG BAHAN BAKU DAN BARANG JADI DENGAN METODE SHARE STORAGE DI PT. BITRATEX INDUSTRIES SEMARANG 25 Dinamika Teknik Januari ANALISIS PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA GUDANG BAHAN BAKU DAN BARANG JADI DENGAN METODE SHARE STORAGE DI PT. BITRATEX INDUSTRIES SEMARANG Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era bisnis saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat diletakan barang sesuai posisi yang benar. Data yang digunakan dalam penelitian meliputi :

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat diletakan barang sesuai posisi yang benar. Data yang digunakan dalam penelitian meliputi : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian adalah perusahaan percetakan CV. Sumber Bahagia.Lokasi penelitian di jalan Moch Suyudi no 34 Semarang. Alasan memilih lokasi di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN M u l a i P e n e l i t i a n P e n d a h u l u a n S t u d i L i t e r a t u r I d e n t i f i k a s i M a s a l a h P e r u m u s a n M a s a l a h P e n e t a p a n T u

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melihat kondisi awal perusahaan, menganalisis masalahnya, dan membuat rancangan untuk memperbaikinya maka alat analisi yang digunakan yaitu metode 5S (Seiri,

Lebih terperinci

WHAT IS LEAN MANAGEMENT?

WHAT IS LEAN MANAGEMENT? WHAT IS LEAN MANAGEMENT? Lean thinking is lean, because it provides a way to do more and more with less and less Less human resources, less equipment, less time, less space More efficient, more product,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara sistematis mengenai tahapan yang dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan dengan sebuah flowchart pada gambar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis dapat ditarik beberapa kesimpulan untuk penelitian ini. 6.1.1 Faktor Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data

Bab 3. Analisis Data Bab 3 Analisis Data PT. Nippon Ceramics Indonesia terletak di Cikarang, produk yang dihasilkan adalah berupa filter untuk menyaring emisi gas pembuangan kendaraaan bermotor ( 車両 ). Pada pertengahan 2007

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Abadi Genteng, Jatiwangi, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan genteng dan aksesorisnya. Perusahaan ini termasuk jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kunci sukses perusahaan manufaktur Jepang dalam menciptakan keunggulan operasional adalah manajemen lingkungan kerja menjadi nilai tambah yang dikenal dengan

Lebih terperinci

HOUSEKEEPING & PRODUKTIVITAS KERJA PERTEMUAN KE-7

HOUSEKEEPING & PRODUKTIVITAS KERJA PERTEMUAN KE-7 HOUSEKEEPING & PRODUKTIVITAS KERJA PERTEMUAN KE-7 Apa yang anda rasakan jika suasana kerja seperti ini? Good Housekeeping A messy shop can hide hazards! Keep it clean Bad Housekeeping Poor housekeeping

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #14 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #14 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #14 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI 5S Orisinal 2 6623 - Taufiqur Rachman 1 Aktivitas 5S 3 Metode untuk pengaturan tempat kerja dan pengendalian secara visual. Dipopulerkan oleh Hiroyuki Hirano

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pada perusahaan UKM Dian Rubber Semarang adalah sebagai berikut: a. Pemilahan sesuai dengan frekuensi (rendah, sedang, tinggi)

BAB V PENUTUP. pada perusahaan UKM Dian Rubber Semarang adalah sebagai berikut: a. Pemilahan sesuai dengan frekuensi (rendah, sedang, tinggi) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melihat pembahasan pada bab 4 mengenai kondisi awal perusahaan dan rancangan 5S yang telah dibuat untuk memperbaiki keadaan perusahaan UKM Dian Rubber, maka peneliti

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dasi (2008), melakukan penelitian yang berlokasi di CV. Pandanus Internusa untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2002) kepuasan adalah: Perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara Indonesia ini, perkembangan teknologi masa kini menuntut manusia untuk mengikuti perkembangan di berbagai sektor, salah satu diantaranya adalah sektor industri.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Percetakan Karet UKM Dian Rubber adalah sebuah perusahaan yang mencetak lembaran karet menjadi sebuah bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENDEKATAN 5S UNTUK MENGHILANGKAN PEMBOROSAN (KASUS: PT. DIAN SEMANGAT INSANI)

ANALISIS PENDEKATAN 5S UNTUK MENGHILANGKAN PEMBOROSAN (KASUS: PT. DIAN SEMANGAT INSANI) ANALISIS PENDEKATAN 5S UNTUK MENGHILANGKAN PEMBOROSAN (KASUS: PT. DIAN SEMANGAT INSANI) Christine Leowardy, Dyah Budiastuti Binus University, Jakarta leowardy.christine@yahoo.com, dyanto23@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN 124 Penetapan Luas Lantai Tata letak pabrik pada dasarnya merupakan penempatan dan pengaturan dari bermacammacam fasilitas produksi yang ada. Pengaturan

Lebih terperinci

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi. PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA P.H. Saragi Abstrak Sekolah Tinggi Manajemen Industri telah membuka jurusan

Lebih terperinci

Manfaat Penerapan 5R Zero waste Zero injury Zero breakdown Zero defect Zero set up time Zero late delivery Zero customer claim Zero defisit

Manfaat Penerapan 5R Zero waste Zero injury Zero breakdown Zero defect Zero set up time Zero late delivery Zero customer claim Zero defisit Sosialisasi 5R Apa Itu 5R??? 2 Apa Itu 5R??? 5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan kualitas pelayanan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat semakin majunya perkembangan industri retail yang. begitu cepat dan beragam, maka mau tidak mau menuntut produsen

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat semakin majunya perkembangan industri retail yang. begitu cepat dan beragam, maka mau tidak mau menuntut produsen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengingat semakin majunya perkembangan industri retail yang begitu cepat dan beragam, maka mau tidak mau menuntut produsen menyiapkan strategi yang efektif.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Produksi Produksi dalam pengertian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan personal sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek perusahaan Teh 999 yang terletak di jalan Kartini nomor 61-63 Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia.

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK Septia Elsa Email: Septiaelsa@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan masyarakat akan kualitas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis data yang mengacu pada rumusan masalah dan tujuan penelitian pada Bab 1, diperoleh hasil temuan penelitian yang dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I Pengertian Tata letak Tata letak adalah keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara jangka panjang. Tata letak adalah keputusan mengenai : A. Penempatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Menurut Goetsh dan Davis (dalam Tjiptono, 2002:51) Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkeretaapian Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2007, perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gudang adalah bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material, parts, goods-in-process, dan finished goods) pada dan antara

Lebih terperinci

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan BAB IV Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT Aneka Medium Garment IV.1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal dalam melakukan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Restoran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2004, p6) manajemen adalah proses mengkoordinasi kegiatan kegiatan pekerjaan sehingga secara efisien dan efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang merupakan rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang merupakan rangkaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang sudah maju ini, persaingan bisnis yang semakin ketat akan membuat para pelaku bisnis berpikir lebih keras bagaimana caranya memenangkan sebuah persaingan

Lebih terperinci

III BAB I PENDAHULUAN

III BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu sistem manajemen rantai pasok memiliki peranan penting untuk meningkatkan kinerja dalam setiap aktivitas industri. Salah satu faktor pendukungnya adalah gudang.

Lebih terperinci

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu Bab 1. Pendahuluan Tingginya tingkat persaingan telah membawa pengaruh yang signifikan dalam dunia usaha. Persaingan tidak hanya mengandalkan segi kualitas tetapi juga mengutamakan segi pelayanan. Parasuraman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan, Citra Perusahaan Dan Loyalitas Pelanggan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini dilakukan oleh: Nurmaya Sari (2009). Nurmaya Sari (2009) mengkaji Kepuasan Mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7. Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab 4 dan 5, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat melindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat yang bersamaan. Tidak seperti produk manufaktur dimana hasil

BAB I PENDAHULUAN. pada saat yang bersamaan. Tidak seperti produk manufaktur dimana hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sifat dari jasa atau pelayanan adalah diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Tidak seperti produk manufaktur dimana hasil produksi dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang atau seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Layanan 2.1.1. Pengertian Kualitas Layanan Pengertian kualitas layanan atau kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis, maka selanjutnya dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini. 6.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pada dasarnya pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa saja, akan tetapi lebih mengarah

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah para karyawan produksi PT.

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah para karyawan produksi PT. V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1. KARAKTERISTIK RESPONDEN Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah para karyawan produksi PT. AKM Bekasi sebanyak 102 orang. Profil responden dijelaskan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten Gianyar.

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja bongkar muat curah cair berdasarkan indikator kinerja pelabuhan, hasil pengukuran kualitas kinerja bongkar

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik di laksanakan di PT. Hino Motor Sales Indonesia Tangerang, perusahaan ini bergerak dalam bidang Sales, Service, Spare parts

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Kondisi fasilitas fisik saat ini masih kurang baik karena kursi kerja yang digunakan tidak memiliki sandaran, beberapa stasiun kerja tidak memiliki meja dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Pelayanan Menurut Moenir (2010) pelayanan didefinisikan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji, menganalisis dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji, menganalisis dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji, menganalisis dan mengetahui besarnya pengaruh kualitas jasa yang diberikan terhadap kesetiaan pelanggan di Kantin Remaja

Lebih terperinci

disampaikan. Sedangkan hal yang perlu diperbaiki pada pelayanan jasa Aria jeans adalah: materi layanan yang tidak menarik secara visual; karyawan

disampaikan. Sedangkan hal yang perlu diperbaiki pada pelayanan jasa Aria jeans adalah: materi layanan yang tidak menarik secara visual; karyawan ABSTRAK Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat untuk tetap berkompetisi secara kompetitif dalam pemasaran jasa. Persepsi konsumen terhadap kualitas jasa merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Jasa Dunia usaha yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari dapat berkaitan dengan industri jasa dimana pada setiap tahunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis 122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis pembahasan serta uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat PT. BDI. PT. BDI yang didirikan tanggal 23 Februari 2006 dan operasi komersil di tahun 1949 sebagai perusahaan pendukung, yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan telah diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahan bakar, hemat lahan, rendah polusi, regulated traffic, relatif aman/

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahan bakar, hemat lahan, rendah polusi, regulated traffic, relatif aman/ 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis pada sektor jasa saat ini semakin meningkat. Perkembangan ini dapat diamati pada aktivitas sehari-hari, di mana sebagian besar aktivitas

Lebih terperinci