A. Peranan Restoran dalam Hotel

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. Peranan Restoran dalam Hotel"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peranan Restoran dalam Hotel Industri jasa perhotelan yang menjual keramah-tamahan terdiri dari penjualan kamar hotel dan penjualan makanan di restoran. Maju mundurnya usaha perhotelan dapat ditentukan oleh kedua unsur tersebut. Bahkan suatu hotel dikatakan berhasil dalam pencapaiann tujuannya apabila pendapatan dari penjualan makanan lebih besar daripada penjualan kamar-kamar hotel. Dalam hotel dan restoran ada dua tujuan yang harus dicapai dalam waktu yang bersamaan yaitu mendapatkan keuntungan dan memberikan kepuasan bagi para tamu. Semakin maju bidang tehnologinya, semakin banyak manusia karir, akan semakin banyak pula mereka yang tidak dapat menikmati makan siang terutama di rumah bersama keluarga, berarti akan semakin banyak restoran yang tumbuh dimana-mana. Sehingga peranan restoran menjadi semakin penting. (Marsum WA, 1990) B. Pengelompokkan Hotel Hotel dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kriteria menurut kebutuhannya. Kriteria yang umum digunakan adalah sebagai berikut : 1. Pengelompokkan menurut standar; hotel dibagi menjadi hotel international, hotel semi international dan hotel nasional 2. Pengelompokkan menurut ukuran : hotel dibagi menjadi hotel yang beroperasi sepanjang tahun dan hotel yang beroperasi pada musim-musim tertentu 3. Pengelompokkan menurut lokasi : hotel dibagi menjadi hotel yang berlokasi di daerah perkotaan, hotel yang berlokasi di pinggiran kota, hotel yang beroperasi di daerah pegunungan atau tepi pantai, hotel yang berlokasi di sepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota dengan kota lain 4

2 2 4. Pengelompokkan menurut pelayanan : hotel dibagi menjadi hotel yang memberikan pelayanan untuk tamu-tamu yang akan mengadakan simposium, konferensi, lokakarya, hotel yang memberikan pelayanan untuk tamu-tamu pemuda dan hotel yang memberikan pelayanan untuk kelompok-kelompok konferensi tertentu. C. Klasifikasi Hotel Klasifikasi hotel adalah suatu sistem pengelompokkan hotel-hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran penilaian tertentu. Berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No. PM. 10/pw.301/pdb-7 tentang usaha dan klasifikasi hotel didasarkan pada jumlah kamar, fasilitas, peralatan yang tersedia, mutu pelayanan. Berdasarkan penilaian tersebut hotelhotel di Indonesia digolongkan dalam lima kelas hotel yaitu hotel berbintang I, hotel berbintang II, hotel berbintang III, hotel berbintang IV, hotel berbintang V. Persyaratan fisik hotel berbitang I sebagai berikut: 1. Memenuhi persyaratan dinas tata kerja/pekerjaan umum dan mudah dicapai. Untuk menjamin kenikmatan, tamu dihindarkan dari pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh suara bising, bau tidak enak, debu, asap. 2. Seluruh atau sebagian bentuk bangunan dekorasi mencerminkan budaya Indonesia 3. Jumlah kamar sekurang-kurangnya 10 kamar diantaranya satu kamar tunggal 4. a. Ruang Umum terdiri dari : lobby lounge, ruang makan b. Luas ruang umum : luas ruang umum adalah 3 m 3 kali jumlah kamar tidur 5. Tersedia tempat parkir dengan kapasitas satu mobil untuk setiap lima kamar tidur 6. Tersedia kebun/lapangan rumput yang terpelihara dengan baik 7. Tersedia pintu masuk terpisah untuk tamu dan barang keperluan hotel 8. Lobby lounge tersedia sekurang-kurangnya 8 tempat duduk

3 3 9. Tersedia tempat untuk menerima tamu, penerangan pembayaran, penitipan barang berharga, dan ruang penitipan koper. 10. Tersedia toilet umum yang terpisah untuk pria dan wanita dengan jumlah sekurang-kuranganya 1 untuk pria dan satu untuk wanita. Persyaratan fisik hotel berbintang II adalah yang tersebut di dalam persyaratan fisik hotel berbiatang I tetapi terdapat penambahan mengenai jumlah kamar sekurang-kurangnya 15 kamar diantaranya 2 kamar single dan tersedia sekurang-kurangnya 8 tempat duduk Persyaratan fisik hotel berbintang III seperti yang tersebut di dalam persyaratan fisik hotel berbintang I tetapi terdapat penambahan mengenai: 1. Jumlah kamar sekurang-kurangnya 30 diantaranya 3 kamar single 2. Luas ruang umum adalah 2,7 m 2 kali Jumlah kamar 3. Setiap hotel yang terletak di tepi pantai atau tepi danau dengan jarang lebih dan 250 m dari garis pantai dan mempunyai kebun/lapangan yang dilengkapi fasilitas tempat duduk, luas lobby lounge dapat dikurangi dengan 20% daripada persyaratan yang ditentukan 4. Kantor depan tersedia secara terpisah : tempat penerimaan tamu, tempat penerangan, tempat pembayaran, tempat penitipan barang berharga, ruang penitipan koper. 5. Jumlah toilet umum sekuang-kurangnya 3 untuk pria dan 2 untuk wanita. Dengan perlengkapan antara lain : urinoir, tempat cuci muka dengan kaca rias, alat pengering tangan. Untuk wanita ditambah dengan WC, kaca rias dengan kursi. Persyaratan fisik hotel berbintang IV seperti yang tersebut di dalam persyaratan fisik hotel berbintang I dan III tetapi terdapat penambahan mengenai: 1 Jumlah kamar sekurang-kurangnya 50 kamar diantaranya 5 kamar single dan 2 kamar suite 2 a. Ruang umum ditambah dengan bar b. Luas ruangan umum adalah 2,5 m 2 kali jumlah kamar tidur

4 4 Persyaratan fisik hotel berbintang V seperti yang tersebut di dalam persyaratan fisik hotel bebintang I dan III tetapi terdapat penambahan mengenai: 1. Jumlah kamar sekurang-kurangnya 100 kamar, diantaranya 10 kamar single dan 4 kamar suite 2. Luas ruangan umum adalah 2,5 m 2 kali jumlah kamar tidur 3. Lobby lounge tersedia sekurang-kurangnya 20 tempat duduk 4. Toilet umum terpisah antara wanita dan pria dengan jumlah sekurangkurangnya 6 untuk pria dan 4 untuk wanita. Hotel sebagai suatu usaha industri pelayanan jasa menghasilkan, menyediakan dan melayani tamu dalam bentuk barang dan jasa. Dari segi produk industri hotel terdiri dari dua bagian yaitu produk yang berwujud dan produk hotel yang tidak berwujud. Adapun salah satu contoh dari produk yang berwujud adalah makanan dan minuman. (Marpaung, 1990) Makanan komersial jelas berbeda dengan bentuk penyelenggaraan makanan institusi lainnya. Dalam pelayanan gizi institusi komersil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: - Pengelola adalah masyarakat umum atau kadang-kadang di bawah naungan pemerintah - Manajemen pengelolaannya menurut keperluan pemiliknya - Penyediaan makanan, macam, dan frekuensi tidak harus kontinyu - Konsumen heterogen dan menuntut tanggung jawab kesehatan yang luas - Makanan yang disajikan tidak terikat oleh nilai gizi, namun aman bagi kliennya - Konsumen bebas memilihh macam dan jumlah hidangan dengan harga bervariasi - Dipersiapkan dengan standar sanitasi yang tinggi serta pelayanan yang maksimal menun-ut kemampuan institusi tersebut. (Mukrie, 1990)

5 5 D. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan merupakan proses pengelolaan makanan untuk orang banyak atau keluarga. Pada hakekatnya penyelenggaraan makanan meropakan program kegiatan di dapur, yang mencakup perencanaan anggaran belanja, perencanaan menu, perencanaan bahan makanan, persiapan, pengolahan, penyajian makanan. Penyelenggaraan makanan banyak mempunyai prinsip yaitu menyediakan makanan yang berkualitas baik cita, rasa yang tinggi yang sesuai dengan selera konsumen, dengan pelayanan yang wajar serta harga layak dan tingkat sanitasi yang tinggi. (Mukrie, 1993) 1 Perencanaan anggaran belanja Perencanaan anggaran bahan makan merupakan suatu kegiatan menyusun biaya yang diperlukan untuk penyelenggaraan makanan. Dalam penyelenggaraan makanan institusi dengan perencanaan akan dapat ditentukan kebutuhan akan sarana fisik, peralatan pengolahan, penyajian makanan, tenaga pelaksana, dan sesuai strategi yang ditentukan. (Moehyi, 1990) Anggaran belanja untuk menyelenggarakan makanan sebaiknya direncanakan setahun sebelumnya. Anggaran tersebut meliputi bahan makanan, peralatan, pemeliharaan dan perbaikan alat, buruh dan kebutuhan lain yang direncanakan. (Muchatob, 1991) 2 Perencanaan menu Menu adalah rangkaian dari beberapa macam hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau kelompok orang untuk setiap kali makan, yaitu dapat berupa susunan hidangan pagi, siang, dan malam. Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun hidangan dalam variasi yang serasi untuk manajemen penyelenggaraan makanan di institusi. Sebelum proses penyelenggaraan makanan banyak dilakukan, tentunya perlu perencanaan dan persiapan yang matang hingga proses

6 6 penyelenggaraan makanan banyak dapat berjalan dengan baik. Perencanaan menu yang baik mempunyai fungsi yaitu : a. Memudahkan pelaksana dalam menjalankan tugas sehari-hari b. Hidangan dapat disusun dengan balian makanan yang mengandung zat-zat gizi utama/penting yang dibutuhkan oleh tubuh c. Variasi dan kombinasi bahan makanan dapat diatur, sehinga menghindari kebosanan yang disebabkan pemakaian jenis bahan makanan yang sering terulang d. Menu disusun sesuai dengan biaya yang masih tersedia e. Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin Perencanaan menu juga harus sejalan dengan macam dan peraturan institusi yang telah ditetapkan. Selain penentuan dalam hal penggunaan anggaran belanja bahan makanan, kadang-kadang institusi juga menentukan personil dan prosedur pembelian bahan makanan. Dalam merencanakan menu harus sesuai dengan kebiasaan makan individu atau golongan. Kebiasaan makan seseorang ditentukan oleh faktor kejiwan, faktor sosial budaya, agama, latar belakang pendidikan, lingkungan hidup sehari-hari, tempat asal dan demograpy. (Mukrie, 1990) 3 Perencanaan kebutuhan bahan makanan Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah suatu rangkaian kegiatan untuk menetapkan macam dan jumlah bahan makanan dengan kualitas yang ditetapkan dalam kurun waktu tertentu dalam upaya melaksanakan kegiatan pengadaan makanan. Tujuan perencanaan bahan makanan adalah menetapkan kebutuhan bahan makanan sesuai dengan menu yang telah direncanakan serta jumlah konsumen yang ada. Kurun waktu dari perencanaan kebutuhan bahan makanan tergantung dari lama periode siklus menu. Biasanya kurun waktu perencanaan kebutuhan bahan makanan bervariasi setipa bulan, setiap empat bulan, setiap enam bulan sekali ataupun satu tahun sekali.(prawiningdyah, 1997)

7 7 4 Pembelian bahan makanan Pembelian bahan makanan adalah rangkaian kegiatan dalam penyediaan macam dan jumlah serta spesisifikasi bahan makanan tertentu, sesuai dengan ketentuan yang beriaku di institusi. Pembelian bahan makanan ini harus sah atau resmi artinya semua proses atau prosedur yang berlaku. Semua pesanan, penerimaan dan pengeluaran uang dan bahan makanan harus di catat dengan cermat, teratur dan kontinyu. Pembelian bahan makanan dilakukan dengan beberapa cara: a. Pelelangan umum adalah pelelangan dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan pada papan pengumuman resmi untuk pelelangan umum. Tugas pelelangan umum yaitu menyusun rencana kerja dan syarat pembelian, syarat umum dan syarat peserta pelelangan, menyusun tata cara penilaian pelelangan, melaksanakan pembukaan penawaran dan penilaian serta menetapkan calon pemenang b. Pelelangan terbatas adalah pelelangan yang dilakukan antara rekanan yang terpilih dari daftar rekanan mampu c. Penunjukan langsung adalah menunjuk rekanan pelaksanaan tanpa melalui pelelangan umum atau terbatas d. Pengadaan langsung adalah pelaksanaan pembelian yang dilakukan rekanan golongan ekonomi lemah tanpa melalui pelelangan atau penunjukkan langsung. (Mukrie, 1990) 5 Penerimaan bahan makanan Penerimaan bahan makanan adalah rangkaian kegiatan meneliti, memeriksa, mencatat dan melaporkan bahan makanan yang diperiksa sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam kontrak. Oleh karena itu dalam kegiatan penerimaan bahan makanan diperlukan tenaga yang bertugas menerima bahan makanan dengan syarat harus mempunyai tanggung jawab, mampu mengambil keputusan dengan tepat, cepat dan teliti, mempunyai pengalaman memilih dan menilai spesifikasi bahan makanan yang digunakan dalam penyelenggaraan makanan, memiliki

8 8 pengetahuan bahan makanan yang luas, tidak mudah berkompromi dengan penjual atau rekanan, dapat bersikap adil, dapat menjaga rahasia klasifikasi jenis-jenis rekanan, tidak mengharapkan segala macam bentuk imbalan atau hadiah atas jasanya, taat dan tepat janji yang diberikan kepada penjual. Cara penerimaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. Cara buta yaitu petugas penerimaan tidak menerima spesifikasi bahan makanan serta faktur pembelian dari pihak penjual. Petugas penerimaan langsung mengecek, menimbang dan menghitung bahan makanan datang di ruang penerimaan. b. Cara konvensional yaitu petugas penerimaan bahan makanan menerima faktur dan spesifikasi satuan dan jumlah bahan makanan yang dipesan, jika jumlah dan mutu tidak sesuai petugas penerima berhak mengembalikannya. Cara penerimaannya : meneliti surat pengantar dari rekanan, mengecek bahan makanan yang diterima seperti macam, jumlah, berat, serta memperhatikan jadwal pengiriman menurut jadwal pesanan, memeriksa kualitas bahan disesuaikan dengan bahan makanan yang telah disepakati, menandatangani surat pengantar rekanan, kemudian petugas penerima bahan makanan yang diterima ke gudang dan ruang penyimpanan bahan makanan segar. Tujuannya adalah diterimanya pesanan bahan makanan dalam macam, jumlah serta spesifikasi yang disepakati sesuai dengan waktu permintaan pesanan. (Mukrie, 1996) 6 Penyimpanan bahan makanan Penyimpanan bahan makanan adalah proses kegiatan yang menyangkut pemasukan bahan makanan serta penyalurannya sesuai dengan permintaan untuk persiapan pemasakan. Fungsi penyimpanan berbeda-beda antara institusi besar dan kecil. Bagi institusi besar penyimpanan dapat bertindak sebagai stok bahan makanan dan sistem penyimpanannya dipusatkan. Tujuan penyimpanan adalah memelihara dan

9 9 mempertahankan kondisi dan mutu bahan makanan melindungi bahan makanan, penyediaan bahan makanan, melindungi bahan makanan yang disimpan dari kerusakan, kebusukan, dan gangguan lingkungan, melayani kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan dengan mutu dan waktu yang tepat, menyediakan persediaan bahan makanan dalam jumlah mutu yang memadai.(mukrie, 1990) Langkah-langkah penyimpanan dan penyaluran bahan makanan adalah sebagui berikut : 1. Siapkan ruangan, tempat/alat yang bersih untuk menempatkan bahan 2. Bahan makanan kering sinpan di suhu kamar 3. Bahan segar seperti daging, ikan, ayam disimpan dalam suhu 0 o C sampai 5 o C 4. Untuk sayuran dan beberapa jenis buah disimpan pada suhu sekitar 10 o C 5. Catat bahan yang diterima dalam kartu yang tersedia 6. Salurkan bahan yang datang lebih dulu sesuai bon permintaan bahan dan catat jumlah yang disalurkan (FIFO) 7. Periksa secara periodik jumlah yang tertulis di kartu dan jumlah menurut fisik (Suranto, 1997) 7 Persiapan bahan makanan Persiapan bahan makanan adalah suatu proses kegiatan yang spesifik dalam rangka menyiapkan bahan makanan dan bumbu-bumbu sebelum dilakukan pemasakan. Kehilangan zat gizi sering terjadi pada saat makanan dipersiapkan, dimasak. Untuk mengatasi hal ini perlu dipraktekkan cara persiapan bahan makanan yang memenuhi syarat gizi dan cara pemasakan yang tepat dan wajar. Perlakuan setelah makanan masak pun perlu mendapat perhatian. Selain cara yang diperlukan untuk mempertahankan zat gizi, seni memotong dan seni menyajikan makanan perlu diperhitungkan mengingat pengaruh terhadap standar kualitas. (Mukrie, 1990)

10 10 Persiapan bahan makanan bertujuan untuk : - Tersedianya racikan yang tepat dari berbagai macam bahan makanan untuk berbagai masakan dalam jumlah yang sesuai dengan standar porsi dan menu yang berlaku. - Tersedianya berbagai anjuran bumbu masakan sesuai resep, jenis masakan, menu dan jumlah konsumen.(mukrie, 1996) 8 Pengolahan makanan. Pengolahan bahan makanan adalah proses kegiatan terhadap bahan makanan yang telah dipersiapkan menurut prosedur yang telah ditentukan, dengan menambahkan bumbu standar menurut resep, jumlah klien, serta perlakuan spesial yaitu pemasakan dengan air, lemak, pemanasan dalam rangka mewujudkan masakan dengan cira rasa yang tinggi. Tujuan dari pengolahan makanan meningkatkan nilai gizi, meningkatkan nilai cerna makanan, menambah aroma serta membunuh kuman yang berbahaya atau menghilangkan racun makanan sehingga terjamin aman untuk dikonsumsi oleh manusia. (Mukrie, 1996) 9 Penyajian makanan Penyajian makanan yang telah dimasak merupakan kegiatan terakhir dalam proses penyelenggaraan makanan. Beberapa hal yang perlu diketahui dari penyajian antara lain tentang beragamnya hidangan itu sendiri, dimana setiap hidangan sebaiknya disajikan dengan peralatan yang paling sesuai. Tipe-tipe dasar penyajian makanan di restoran yaitu : 1) Table service Suatu sistem pelayanan di restoran, dimana makanan dan minuman disajikan kepada para tamu 2) Container service Suatu sistem pelayanan di sebuah restoran, dimana para tamu datang kemudian duduk di counter. Apabila makanan dan minuman sudah disajikan kepada tamu di atas mekas counter. Counter adalah meja panjang yang membatasi dua ruangan, dalam hal ini ruangan dapur dengan ruangan restoran

11 11 3) Self service Suatu pelayanan di sebuah restoran dimana semua makanan secara lengkap dari hidangan pembuka, soup, hidangan utama, hidangan penutup dan sebagainya telah ditata dan diatur dengan rapi di atas meja prasmanan. 4) Carry out service Sistem pelayanan di sebuah restoran dimana tamu datang untuk membeli makanan yang siap disajikan terlebih dahulu, dibungkus dalam kotak untuk dibawa pergi. (Marsum WA, 1990) 10 Hygiene, sanitasi dan keselamatan kerja Untuk menghidangkan makanan yang berkualitas baik, selain cita rasa, isi dan penampilan yang menarik makanan hanis bersih, makan dan tidak berbahaya untuk dimakan. Kebersihan dan sanitasi merupakan standar utama yang harus ditetapkan oleh suatu institusi. (Mukrie, 1990) Hygiene makanan merupakan keadaan dimana makanan bersih dan sehat dan aman untuk dimakan. Hygiene dan sanitas merupakan standar yang harus diterapkan oleh setiap pemilik rumah makan atau institusi lain yang mengadakan untuk konsumen. Dengan demikian berarti bahwa sanitasi itu ada dan diciptakan oleh manusia atau masyarakat yang dalam hal ini tidak teriepas dari faktor pendidikan, pengetahuan, lingkungan kemajuan tekhnologi, ilmu pengetahuan dan industri. Upaya untuk mencuptakan makanan dan minuman yang sehat, aman, sera hygienis pengelola restoran dan hotel harus memperhatikan dan melaksanakan 6 prinsip sanitasi yaitu : - Kebersihan peralatan makan dan minum - Kebersihan cara penyimpanan bahan makanan - Kebersihan dalam pengolahan bahan makanan dan minuman - Kebersihan tenaga pengolah makanan dan minuman - Kebersihan tempat pengolahan makanan dan minuman - Kebersihan tekhnik menjamah makanan

12 12 - Kebersihan penyimpanan makanan matang - Kebersihan proses pemindahan makanan dan minuman - Kebersihan proses penyajian makanan dan minuman (Soekrisno, 2000) Keselamatan dan keamanan kerja, pekerjaan yang terorganisir dan dikerjakan dengan berdaya guna, teliti dapat mengurangi bahaya dan kecelakaan dalam mengerjakan pekerjaan. Faktor perlengkapan dan peralatan memegang peranan penting selain letaknya, bentuk serta konstruksi alat-alat juga berpengaruh terhadap timbulnya kecelakaan di tempat kerja. Oleh karena itu tempat untuk penyelenggaraan makanan hendaknya ruang dapur cukup luas untuk peralatan dan manusia serta lalu - lintas bahan makanan. Manusia ataupun alat perlengkapan kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan yang praktis, serta tersedianya ruang istirahat pegawai merupakan faktor lain yang perlu dipertimbangkan di dalam ruang dapur selain penerangan dan ventilasi harus cukup. (Mukrie, 1996) B. Efisiensi penyelenggaraan makanan Efisiensi penyelenggaraan makanan mencakup penggunaan secara efisien faktor-faktor yang terkait dengan penyelenggaraan makanan. Efisiensi penyelenggaraan makanan bukan saja terbatas pada penggunaan bahan makanan tetapi juga penggunaan tenaga kerja, waktu, biaya, serta unsur-unsur yang berkaitan secara efisien. Tujuan penyelenggaraan makanan adalah menghasilkan makanan dengan cita rasa yang sebaik-baiknya sesuai dengan keinginan konsumen dengan penggunaan dana material, dan tenaga sehemat mungkin. Tiga faktor yang mempengaruhi efisiensi penyelenggaraan makanan yaitu pengaturan tenaga, tata letak ruang kerja dan arus kerja. a. Pengaturan tenaga Proses pengolahan dan pemasakan makanan sebagian besar dilakukan oleh tenaga manusia walaupun ada beberapa pekerjaan seperti menggiling, mengupas atau mengaduk dapat dialakukan dengan alat mesin. Akan tetapi

13 13 penggunaan itu hanya untuk mempercepat pekerjaan atau mendapat hasil yang lebih baik. Jadi penggunaan alat-alat ini tidak dapat menggantikan tenaga manusia karena hasil yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kuafitas kerja yang ditampilkan oleh tenaga manusia. b. Pengaturan tata ruang dan peralatan Letak ruangan yang ditata secara baik dengan memperhatikan efisiensi kerja sangat membantu mencegah terjadinya kelelahan tenaga kerja. Ruangan penerimaan dan penyimpanan bahan makanan yang jauh letaknya dari ruangan peyiapan bahan makanan akan menjadi tidak efisien karena pekerjaan harus menempuh jarak yang jauh untuk mengambil bahan makanan yang diolah. Ruang pencuci bahan makanan hendaknya tidak terlalu jauh letaknya dari tempat pengolahan bahan makanan serta tempat mencuci alat pemasak. Pengaturan tata letak mangan dan peralatan harus disesuaikan arus kerja dalam pengolahan bahan makanan sehingga pekerja tidak mondar-mandir dari satu pusat ke pusat lain c. Arus kerja. Pengaturan arus kerja adalah urutan kerja yang harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu tugas. Dalam pengolahan makanan rurutan pekerjaan dimulai dari pekerjaan penerimaan bahan makanan mentah dan berakhir penyajian makanan (Marsum WA, 1990) C. Fasilitas fisik dan peralatan dapur Kebutuhan akan peralatan dan perlengkapan dapur sesuai arus kerja, unit kerja, menu serta pelayanan. Untuk setiap ruangan sesuai dengan fungsinya memerlukan peralatan khusus: a. Ruangan : Penerimaan bahan makanan memerlukan peralatan berupa timbangan, rak bahan makanan dan perlatan kecil seperti pisau, pembuka botol, pembuka kaleng dan sebagainya. b. Ruangan yang menyimpan bahan makanan kering memerlukan lamari kayu untuk menyimpan bahan makanan kering, timbangan, tempat dari bahan plastik dan lemari pendingin

14 14 c. Ruang memasak memerlukan oven, penggorengan, meja, kursi, meja kerja, dan alat memasak seperti panci dan sebagainya d. Ruang pencuci dan penyimpanan peralatan harus dilengkapi dengan bak pencuci, atau mesin cuci piring, rak penyimpanan gelas, sendok, dan lainlain e. Ruang pegawai hendaknya dilengkapi dengan kamar mandi, bak pencuci tangan dan lemari gantung pakaian f. Ruang kantor memerlukan peralatan kantin seperti meja tulis dan almari (Direktorat Jendral kesehatan, 1981) D. Ketenagaan di bagian penyelenggaraan makanan dan minuman dalam hotel Ketenagaan di bagian penyelenggaraan makanan dan minuman dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1 Petugas yang berhubungan langsung dengan tamu disebut service personnel, misalnya waiter/waitres (pelayanan di restoran), bartender, captain 2 Petugas yang tidak langsung berhubungan dengan tamu disebut non service personnel atau disebut para karyawan yang bekerja di belakang kantor, misalnya para juru masak, steward, dishwasher (petugas pencuci), cook helper (pembantu juru masak) Persyaratan personalia di bagian penyelenggaraan makanan dan minuman mempunyai persyaratan umum dan khusus antara lain : persyaratan umum yaitu tinggi badan normal, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang menarik, sopan santun, ramah-ramah, menguasai bahasa asing, tidak cepat marah. Persyaratan khusus untuk bagian service personnel yaitu : penampilan menarik, terdidik dan terlatih, berpengalaman. Persyaratan khusus untuk non service personnel yaitu : penampilan tidak mutlak harus menarik, tidak memiliki penyakit kulit, terdidik dan terlatih, berpengalaman. (Anik, 1987)

15

16 16 E. Kerangka Teori Penyelenggaraan makanan di hotel Perencanaan Anggara Belanja Perencanaan Menu Pengadaan bahan makanan : - Pembelian - Penerimaan - Penyimpanan Persiapan dan pengolahan bahan makanan : - Makanan Pokok - Lauk nabati - Sayuran - Buah-buahan Penyaluran - Pengepakan - Pengiriman Hygiene sanitasi Makanan dan lingkungan - Penyajian - Penyediaan alat - Petugas Dapur Kegitan Distribusi Penyelenggaraan Makanan 18

17 17 F. Kerangka Konsep perencanaan anggaran belanja makanan perencanaan menu penyediaan/pembelian bahan makanan penerimaan bahan makanan penyelenggaraan makanan di hotel penyimpanan dan penyaluran bahan makanan kegiatan distribusi penyelenggaraan makanan persiapan bahan makanan penerimaan bahan makanan pengolahan dan penyaluran bahan makanan penyajian makanan hygiene sanitasi makanan, lingkungan dan petugas dapur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Panti Rehabilitasi Panti rehabilitasi merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang bertanggung jawab memberikan pelayanan pengganti dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai dunia perhotelan, hal ini selalu berkaitan dengan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai dunia perhotelan, hal ini selalu berkaitan dengan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai dunia perhotelan, hal ini selalu berkaitan dengan pelayanan makanan dan minuman. Selain menginap, tamu juga memerlukan makanan dan minuman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian mengenai Manfaat Hasil Belajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN

PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03 RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03 RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER

PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER A. Pengertian Penyelenggaraan makanan darurat merupakan peyelenggaraan makanan yang dipersiapkan pada waktu terjadi keadaan darurat yang ditetapkan oleh Kepala Wilayah

Lebih terperinci

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING Penerimaan bahan makanan kering adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Makanan Institusi

TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Makanan Institusi TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Makanan Institusi Menurut Moehyi (1992), makanan institusi merupakan bentuk penyelenggaraan makanan kelompok yang memiliki tempat memasak dan menyajikan makanan dalam satu

Lebih terperinci

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga HANDOUT PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga MATERI PERKULIAHAN Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga 1. Dapur Usaha Boga

Lebih terperinci

HANDOUT 4 1. Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Perencanaan Menu

HANDOUT 4 1. Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Perencanaan Menu HANDOUT 4 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 6 dan 7 Pokok Bahasan : Perencanaan Menu Jumlah SKS : 3 sks 1. Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya 2.1. Penyelenggaraan Makanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya menyelenggarakan, mengurus, dan mengusahakan sesuatu, seperti: memelihara, merawat. (Ali,

Lebih terperinci

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Lampiran 4.1 Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 4 harus memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut : 1. Lokasi dan

Lebih terperinci

Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Makanan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011

Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Makanan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011 Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011 Syarat sistem penyelenggaraan Ya Tidak 1. Perencanaan anggaran belanja a. Tersedianya data standar

Lebih terperinci

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Kata pengantar... ii Daftar Isi... iii 1. Perencanaan anggaran belanja... 1 2. Perencanaan menu... 2 3. Persiapan pelaksanaan produksi distribusi sebelum masuk ruang kerja...

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dapur

JUDUL UNIT : Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dapur KODE UNIT : MAR.KP01.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dapur DESKRIPSI UNIT : Meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyiapkan, menggunakan, menyimpan serta

Lebih terperinci

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan HANDOUT 6 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 10 Pokok Bahasan : Pembelian Bahan Makanan Jumlah SKS : 3 sks 1. Tujuan

Lebih terperinci

Ala carte suatu susunan menu, di mana setiap makanan yang dicantumkan pada daftar makanan tersebut disertai dengan harga sendiri

Ala carte suatu susunan menu, di mana setiap makanan yang dicantumkan pada daftar makanan tersebut disertai dengan harga sendiri Ala carte suatu susunan menu, di mana setiap makanan yang dicantumkan pada daftar makanan tersebut disertai dengan harga sendiri - - Table d hote menu susunan hidangan lengkap dengan satu harga yang pasti

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

PEDOMAN PELAYANAN GIZI PEDOMAN PELAYANAN GIZI SOP Direktur 1. Definisi Kegiatan pelayanan gizi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien rawat inap di guna memenuhi keperluan metabolisme tubuh, peningkatan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit Pelayanan gizi merupakan suatu pelayanan yang bertujuan membantu masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuhnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hotel 1. Pengertian Hotel Hotel memiliki beberapa unsur pokok, yaitu suatu badan usaha akomodasi, menyediakan fasilitas untuk umum secara komersial. Bertitik tolak dari unsur-unsur

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata Restoran Karimata didirikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bapak Agung Eko Widodo di wilayah Sentul Selatan. Restoran

Lebih terperinci

PELAYANAN Gizi Institusi Sosial

PELAYANAN Gizi Institusi Sosial PONDOK PESANTREN, PANTI JOMPO DAN PANTI ASUHAN PELAYANAN Gizi Institusi Sosial Pelayanan Gizi Institusi Sosial Adalah Pelayanan Gizi Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Atau Swasta Yang Berdasarkan Azas Sosial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh, 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu perguruan tinggi di Gorontalo. Kampus Universitas Negeri Gorontalo terbagi atas 3, yaitu kampus

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYATERIMA MENU (PERSEPSI) YANG DISAJIKAN DI LAPAS KELAS II B TASIKMALAYA.

ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYATERIMA MENU (PERSEPSI) YANG DISAJIKAN DI LAPAS KELAS II B TASIKMALAYA. ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYATERIMA MENU (PERSEPSI) YANG DISAJIKAN DI LAPAS KELAS II B TASIKMALAYA Repa Kustipia 1 1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul, Jakarta

Lebih terperinci

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Restoran Ikan Bakar dalam Bambu Karimata terletak di Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City, baru didirikan pada tahun 2009

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA

MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA Dosen pembimbing : Ir. Suyatno, M.Kes Disusun oleh : Bertin F W 25010110141094 Annisa Arum S 25010112150038 BAGIAN GIZI

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) 41 42 43 44 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya: Dengan sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah, perusahaan ini termasuk perusahaan baru di dunia kuliner. Berawal dari kesukaan sang pemilik terhadap mie ayam,

Lebih terperinci

Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat

Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat A. KEPUASAN PASIEN 1. Definisi Pengertian kepuasan pasien Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan BAB II Penampilan makan Rasa makanan TINJAUAN PUSTAKA Keramahan pramusaji Kebersihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. restoran mengalami keberlanjutan ( continue). Selain cita rasa yang

BAB I PENDAHULUAN. restoran mengalami keberlanjutan ( continue). Selain cita rasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restoran saat ini menjadi sebuah usaha yang menjanjikan mengingat setiap manusia memerlukan makanan. Kebutuhan waktu yang tinggi akibat pekerjaan membuat manusia memilih

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbagi menjadi dua macam yaitu komersial dengan orientasi pada profit dan non

BAB I PENDAHULUAN. terbagi menjadi dua macam yaitu komersial dengan orientasi pada profit dan non 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan yang paling dasar untuk dapat bertahan hidup. Seiring bertambahnya waktu dan pengaruh perubahan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN dr. Tutiek Rahayu,M.Kes tutik_rahayu@uny.ac.id TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN 1 syarat LOKASI KONSTRUKSI Terhindar dari Bahan Pencemar (Banjir, Udara) Bahan

Lebih terperinci

ALUR KERJA INSTALASI GIZI

ALUR KERJA INSTALASI GIZI ALUR KERJA INSTALASI GIZI PELAYANAN GIZI... 3 ALUR PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT...4 ALUR PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN...5 ALUR PELAYANAN GIZI RAWAT INAP...6 ALUR PENYELENGGARAAN MAKANAN...7 ALUR PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Variabel yang berada diatas rata-rata kepentingan konsumen sebagai berikut: Sterilisasi dalam pembuatan produk Rasa burger yang enak Kebersihan dapur Kesesuaian

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15 PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15 SMA NEGERI 3 AMLAPURA TAHUN AJARAN 2015/2016 KATA PENGANTAR Om

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan strategi dalam peperangan. Menurut Anwar (1989) makanan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan strategi dalam peperangan. Menurut Anwar (1989) makanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Makanan mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia dan sangat berpengaruh dalam perilaku dan pola kehidupan sehari-hari, bahkan dapat dijadikan strategi dalam peperangan.

Lebih terperinci

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan HANDOUT 2 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 3 dan 4 Pokok Bahasan : Cara pengelolaan dan Pelayanan Katering Lembaga

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di dunia. Setiap negara menggunakan pariwisata sebagai penyokong perekonomian dan sumber devisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 VALID KONSTRUK

LAMPIRAN 1 VALID KONSTRUK LAMPIRAN 1 VALID KONSTRUK LAMPIRAN 2 KUESIONER PENDAHULUAN KUESIONER PENDAHULUAN 1. Jenis kelamin anda : a. Pria b. Wanita 2. Usia anda : 3. Pekerjaan saat ini : a. Mahasiswa d. Lainnya... b. Pegawai c.

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :. b.. CONTOH FORMULIR RM.. PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN. Nama rumah makan/restoran :.. Alamat :... NamaPengusaha/penanggungjawab :.. Jumlah karyawan :... orang. Jumlah penjamah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X 7 Lampiran. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X. Kapan Anda datang untuk makan di Restoran ini? Jawaban:. Produk apa yang biasanya Anda beli? Jawaban:. Selama makan di restoran ini,

Lebih terperinci

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA RESTORAN STANDAR USAHA RESTORAN A. Restoran Bintang 3. I. PRODUK A. Ruang Makan dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. IDENTITAS SAMPEL

Lampiran 1. IDENTITAS SAMPEL Lampiran 1. IDENTITAS SAMPEL A. Pengantar Bapak/ Ibu/saudara/saudari yang terhormat Kuesioner ini diberikan dalam rangka penyusunan tugas akhir Desi Widya Tamauli Simangunsong, Program Studi Ilmu Gizi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Restoran adalah bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian) makanan dan minuman bagi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI 1650 Peta Kota Batavia pada tahun 1627-1632 Peta Kota Batavia pada tahun 1635-1650 Sumber: Sejarah Kota Tua, UPT Kota Tua, 2005 LAMPIRAN 2 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN Nama Rumah Makan/Restoran : Alamat : Nama Pengusaha : Jumlah Karyawan : Jumlah Penjamah Makanan : Nomor Izin Usaha :

Lebih terperinci

Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit A. Kualifikasi Tenaga Gizi Rumah Sakit 1. Kepala Unit Pelayanan Gizi (UPG) Kepala UPG adalah penanggung jawab umum organisasi UPG yang ditunjuk oleh pimpinan rumah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. makan di mana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai hidangan

BAB II URAIAN TEORITIS. makan di mana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai hidangan BAB II URAIAN TEORITIS 2. 1 Pengertian Buffet dan Breakfast Buffet Buffet (Prasmanan) merupakan adalah satu tipe dasar pelayanan di ruang makan di mana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daya Terima Daya terima makan adalah kesanggupan seseorang untuk menghabiskan yang disajikan sesuai dengan kebutuhannya (Kurnia, 2010). Daya terima secara umum dapat dilihat

Lebih terperinci

1. Mahasiswa dapat Menjelaskan organisasi personalia 2. Mahasiswa dapat Menjelaskan Tata letak alur kerja personalia

1. Mahasiswa dapat Menjelaskan organisasi personalia 2. Mahasiswa dapat Menjelaskan Tata letak alur kerja personalia A. STANDART KOMPETENSI / CAPAIAN PEMBELAJARAN Mahasiswa memahami tentang konsep Organisasi personalia B. INDIKATOR CAPAIAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat Menjelaskan organisasi personalia 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control Cost sontrol merupakan salah satu bagian dari departemen accounting yang bertanggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 07/MEN/ IV/2005 TENTANG STANDAR TEMPAT PENAMPUNGAN CALON TENAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Restoran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Restoran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Restoran Makan dan minum merupakan kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidup. Makan yang baik dan memuaskan diawali dengan timbulnya selera makan. Selera seseorang

Lebih terperinci

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Prosedur Distribusi 1. Distribusi Makanan

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Prosedur Distribusi 1. Distribusi Makanan HANDOUT 10 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 15 Pokok Bahasan : Distribusi dan Penyajian Makanan Jumlah SKS :

Lebih terperinci

STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR

STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM B. Fasilitas Penunjang I. PRODUK A.

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT NEGARA RI RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN ISTANA TAMPAKSIRING

SEKRETARIAT NEGARA RI RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN ISTANA TAMPAKSIRING SEKRETARIAT NEGARA RI RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN ISTANA TAMPAKSIRING STANDAR PELAYANAN KERUMAHTANGGAAN DALAM RANGKA ACARA PRESIDEN, WAKIL PRESIDEN, SUAMI/ISTERI PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN, PEJABAT NEGARA,

Lebih terperinci

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang Tugas lingkungan bisnis Nama : Vicky Niyanda Libriyanto NIM : 10.12.4419 Kelas : S1-SI-2A USAHA RUMAH MAKAN Rumah makan dapat diartikan sebagai suatu tempat yang menyediakan atau menjual makanan untuk

Lebih terperinci

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Karimata merupakan usaha perseorangan yang didirikan oleh Bapak Agung Eko Widodo pada tanggal 22 Desember 2008. Restoran ini pertama kali didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan. pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan. pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan RS merupakan serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

GAMBARAN HIIGIENE DAN SANITASI SARANA FISIK SERTA PERALATAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMBALAH BATUNG AMUNTAI TAHUN 2013

GAMBARAN HIIGIENE DAN SANITASI SARANA FISIK SERTA PERALATAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMBALAH BATUNG AMUNTAI TAHUN 2013 Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 10-17 10 GAMBARAN HIIGIENE DAN SANITASI SARANA FISIK SERTA PERALATAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMBALAH BATUNG AMUNTAI TAHUN 2013 Siti Yuliani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pelayanan Gizi Rumah Sakit Berdasarkan SK. MenKes No.l34/MenKes/IV/1978 menyebutkan bahwa instalasi gizi merupakan wadah yang melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Bisnis Makanan Tradisional Semakin Diburu Pasar Zakki Mubaraq 10.11.3992 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh

Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh Memiliki diabetes bukan berarti Anda tidak boleh makan di luar. Jika Anda tertib dengan menu makanan dan makan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Strategi proses memiliki dampak besar terhadap perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Strategi proses memiliki dampak besar terhadap perencanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan strategi proses dilakukan sebagai alternatif pengambilan keputusan operasional setelah melakukan perancangan produk dan jasa. Strategi proses mengacu

Lebih terperinci

KUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN

KUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN KUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN 1. Perencanaan Menu a. Apakah ketering melakukan perencanan menu? b. Apakah dalam perencanaan menu yang dibuat ketering memperhatikan kecukupan gizi konsumen? c. Apakah

Lebih terperinci

HANDOUT I. : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering. Minggu : 1 dan 2 Pokok Bahasan : Konsep Dasar, Klasifikasi dan Karakteristik

HANDOUT I. : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering. Minggu : 1 dan 2 Pokok Bahasan : Konsep Dasar, Klasifikasi dan Karakteristik Mata Kuliah Program Jenjang : S-1 Semester HANDOUT I : Katering Pelayanan Lembaga : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering : VI Minggu : 1 dan 2 Pokok Bahasan : Konsep Dasar, Klasifikasi dan Karakteristik

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 9 SERI C NOMOR 7

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 9 SERI C NOMOR 7 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 9 SERI C NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA RUMAH MAKAN DAN RESTORAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Restoran Obonk Steak & Ribs Kota Bogor Restoran Obonk Steak & Ribs Kota Bogor berdiri pada tanggal 19 Agustus 2005 oleh pemiliknya Andi Eko Nugroho yang merupakan

Lebih terperinci

- Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1

- Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1 - Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1 Lampiran L1-1 Validitas Konstruksi Lampiran L1-2 Validitas Konstruksi Lampiran L1-3 Validitas Konstruksi - Kuesioner Pendahuluan LAMPIRAN 2 - Data Mentah Kuesioner Pendahuluan

Lebih terperinci

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan. Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat serta pelaporannya. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima harus

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi LAMPIRAN Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi 170 Keadaan Kantin KOPMA UPI Bumi Siliwangi 171 Keadaan kantin PKM UPI Bumi Siliwangi 172 ANALISIS PEMAHAMAN PENERAPAN PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI PADA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

KRITERIA PENGGOLONGAN KELAS HOTEL. 1 Bintang Bintang Bintang

KRITERIA PENGGOLONGAN KELAS HOTEL. 1 Bintang Bintang Bintang LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR : 29 TAHUN 2011 TANGGAL : 28 DESEMBER 2011 TENTANG : PENGGOLONGAN KELAS HOTEL KRITERIA PENGGOLONGAN KELAS HOTEL NO GOLONGAN KELAS HOTEL SKALA NILAI BINTANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL 18 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL 2.1 Pengawasan 2.2.1 Pengertian Pengawasan Pengawasan secara umum merupakan serangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara lain melalui kegiatan pengamanan makanan dan minuman, kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. antara lain melalui kegiatan pengamanan makanan dan minuman, kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dinyatakan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan antara lain melalui

Lebih terperinci

Makalah MSPMI. Penyelenggaraan Makanan di BANK. Poltekkes Kemenkes Palembang. Nama Mahasiswa : Mutiara Pemata Sari

Makalah MSPMI. Penyelenggaraan Makanan di BANK. Poltekkes Kemenkes Palembang. Nama Mahasiswa : Mutiara Pemata Sari Poltekkes Kemenkes Palembang Makalah MSPMI Penyelenggaraan Makanan di BANK Nama Mahasiswa : Mutiara Pemata Sari Dosen Pembimbing : Dra. Rohanta Siregar, MM, M.Kes 2013/2014 Daftar Isi Daftar Isi...1 Kata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Marsum (2000), restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua

Lebih terperinci

F I R D A N A B I L A H I J R A H S O F I A A Z I Z A H

F I R D A N A B I L A H I J R A H S O F I A A Z I Z A H KLASIFIKASI PELAYANAN GIZI INSTITUSI F I R D A N A B I L A H I J R A H S O F I A A Z I Z A H MACAM PELAYANAN GIZI INSTITUSI BERDASARKAN KLASIFIKASINYA DAPAT DIBAGI MENJADI : 1.Pelayanan Gizi Institusi

Lebih terperinci

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN

Lebih terperinci

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS MENCUCI INSTRUMEN BEDAH L KEPERAWATA N Agar instrumen bedah yang dipakai dapat dibersihkan dari bahan berbahaya pasien 1. Siapkan larutan chlorine 0.5% secukupnya. 2. Selesai melakukan operasi, prosedur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit Citra sebuah rumah sakit di tentukan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah sistem pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hotel adalah suatu usaha akomodasi yang menyediakan jasa penginapan, jasa makan dan minum tamu dan fasilitas lainnya, diperuntukan untuk masyarakat umum dan juga

Lebih terperinci

MANAJEMEN DISTRIBUSI DAN PELAYANAN MAKANAN

MANAJEMEN DISTRIBUSI DAN PELAYANAN MAKANAN MODUL VII MANAJEMEN DISTRIBUSI DAN PELAYANAN MAKANAN Oleh: Ir. SUYATNO, MKes Bagian Gizi FKM-UNDIP Semarang Cara Distribusi Makanan Berdasarkan penerapan prosedur distribusi, yg menekankan pada alat pendistribusian

Lebih terperinci

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai bisnis nasi kuning.

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai bisnis nasi kuning. Nasi Kuning, Menu Sarapan Jadi Peluang Bisnis Rumahan Menjalankan bisnis dari rumah? Kenapa tidak. Sekarang ini hanya dengan mengandalkan peluang bisnis dari lingkungan sekitar tempat tinggal saja, kita

Lebih terperinci