BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hotel 1. Pengertian Hotel Hotel memiliki beberapa unsur pokok, yaitu suatu badan usaha akomodasi, menyediakan fasilitas untuk umum secara komersial. Bertitik tolak dari unsur-unsur pokok itu, maka dapat dirumuskan suatu definisi hotel adalah sejenis akomodasi yang menyediakan fasilitas dan pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa-jasa lainnya untuk umum yang tinggal untuk sementara waktu dan dikelola secara komersial. 2. Karakteristik Usaha Industri Hotel Industri hotel disamping memiliki ciri-ciri khas sebagai industri pariwisata pada umumnya, juga memiliki karakteristik yang membedakan dengan industri lain. Karakteristik itu antara lain industri hotel tergolong industri yang padat modal dan padat karya, industri hotel dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di berbagai sektor, industri hotel menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana produk itu dihasilkan, industri hotel bekerja selama dua puluh empat jam tanpa mengenal libur dalam melayani tamu, industri hotel menganggap dan memperlakukan tamu sebagai raja. 3. Fungsi dan peranan Hotel Hotel berfungsi sebagai suatu sarana untuk kebutuhan tamu sebagai tempat tinggal sementara. Hotel bukan hanya untuk menginap, beristirahat, makan dan minum bagi masyarakat, tetapi juga sebagai tempat untuk melangsungkan upacara, konferensi dan lain-lain sehingga penyediaan fasilitasnya pun sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para tamu. 4. Pengelompokan Hotel Hotel dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kriteria menurut kebutuhannya. Kriteria yang umum digunakan adalah sebagai berikut: a. Pengelompokan menurut standar, hotel dibagi menjadi hotel internasional, hotel semi internasional dan hotel nasional

2 b. Pengelompokan menurut ukuran, hotel dibagi menjadi hotel yang beroperasi sepanjang tahun dan hotel yang beroperasi pada musim-musim tertentu. c. Pengelompokan menurut lokasi, hotel dibagi menjadi hotel yang berlokasi di daerah perkotaan, hotel yang berlokasi di pinggiran kota, hotel yang berlokasi di daerah pegunungan atau tepi pantai, hotel yang berlokasi disepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota dengan kota lain. d. Pengelompokan menurut pelayanannya, hotel dibagi menjadi hotel yang memberikan pelayanan untuk tamu-tamu yang akan mengadakan symposium, konferensi, lokakarya, hotel yang memberikan pelayanan untuk tamu-tamu pemuda dan hotel yang memberikan pelayanan untuk kelompok-kelompok konferensi tertentu. 5. Klasifikasi Hotel Klasifikasi hotel adalah suatu sistim pengelompokan hotel-hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan, berdasarkan penilaian tertentu. Berdasarkan keputusan menteri perhubungan NO.PM.10/PW.301/Pdb-77 telah ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel didasarkan pada berbagai pertimbangan lain serta pelayanan yang akan diberikan. Hal-hal yang diperhatikan dalam klasifikasi hotel berdasarkan surat keputusan di atas adalah klasifikasi hotel dengan melihat jumlah kamar, fasilitas dan peralatan, mutu pelayanan. Berdasarkan penilaian tersebut hotel-hotel di Indonesia digolongkan ke dalam lima kelas hotel, yaitu hotel bintang satu (*), hotel bintang dua (**), hotel bintang tiga (***), hotel bintang empat (****) dan hotel bintang lima (*****). Hotel-hotel dengan golongan kelas tertinggi dinyatakan dengan tanda bintang lima dan hotel dengan golongan kelas terendah dinyatakan dengan tanda bintang lima dan hotel dengan golongan kelas terendah dinyatakan dengan tanda bintang satu. Hotel-hotel yang tidak memenuhi standar kelima kelas tersebut atau berada di bawah standar minimum yang ditetapkan oleh menteri perhubungan disebut hotel melati atau hotel tidak berbintang. Persyaratan fisik hotel berbintang I sebagai berikut :

3 1. Memenuhi persyaratan dinas tata kerja / pekerjaan umum dan mudah dicapai untuk menjamin kenikmatan, tamu dihindarkan dari pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh suara bising, bau tak enak, debu, asap. 2. Seluruh atau sebagian bentuk bangunan dekorasi mencerminkan budaya Indonesia 3. Jumlah kamar sekurang-kurangnya 10 kamar diantaranya satu kamar tunggal. 4. Ruang umum terdiri dari : lobby lounge, ruang makan Luas ruang umum : luas ruang adalah 3 m 2 kali jumlah kamar tidur 5. Tersedia tempat parkir dengan kapasitas satu mobil untuk setiap lima kamar tidur. 6. Tersedia lapangan rumput yang terpelihara dengan baik. 7. Tersedia pintu masuk terpisah untuk tamu dan barang keperluan hotel. 8. Lobby lounge tersedia sekurang-kurangnya 8 tempat duduk. 9. Tersedia tempat untuk menerima tamu, penerangan, pembayaran, penitipan barang berharga dan ruang penitipan koper. 10. Tersedia toilet umum yang terpisah untuk pria dan wanita dengan jumlah sekurang-kurangnya 1 untuk pria dan 1 untuk wanita. Persyaratan fisik hotel berbintang II adalah yang tersebut di dalam persyaratan fisik hotel berbintang I tetapi terdapat penambahan mengenai jumlah kamar sekurang-kurangnya 8 tempat duduk. Persyaratan fisik hotel berbintang III seperti yang disebut di dalam persyaratan fisik hotel berbintang I tetapi terdapat penambahan mengenai : 1. Jumlah kamar sekurang-kurangnya 30 diantaranya 3 kamar single 2. Luas ruang umum adalah 2,7 m 3 kali jumlah kamar tidur 3. Setiap hotel yang terletak di tepi pantai atau danau dengan jarak tidak lebih dari 250 m dari garis pantai dan mempunyai kebun / lapangan rumput yang di lengkapi fasilitas tempat duduk, luas labby lounge dapat dikurangi dengan 20 % dari pada persyaratan yang ditentukan. 4. Kantor depan tersedia secara terpisah : tempat penerima tamu, tempat penerangan, tempat pembayaran, tempat penitipan barang berharga, ruangan penitipan koper.

4 5. Jumlah toilet umum sekurang-kurangnya 3 untuk pria dan 2 untuk wanita. Dengan perlengkapan antara lain : urinoir, tempat cuci muka dengan kaca hias, alat penyaring tangan, untuk wanita ditambah dengan WC, kaca rias dengan kursi. Persyaratan fisik hotel berbintang IV seperti yang tersebut di dalam persyaratan fisik hotel berbintang I dan III tetapi terdapat penambahan mengenai : 1. Jumlah kamar sekurang-kurangnya 50 kamar diantaranya 5 kamar single dan 2 kamar surte. 2. Ruangan umum di tambah dengan bar Luas ruangan umum adalah 2,5 m 3 kali jumlah kamar tidur Persyaratan fisik hotel berbintang untuk seperti yang tersebut didalam persyaratan fisik hotel berbintang I dan II tetapi terdapat penambahan mengenai : 1. Jumlah kamar sekurang-kurangnya : 100 kamar, 10 kamar single, 4 kamar 2. Luas kamar umum adalah 2,5 m 2 kali jumlah kamar tidur 3. Lobby lounge tersedia sekurang-kurnagnya 20 tempat duduk 4. Toilet umum terpisah antara lain pria dan wanita dengan jumlah sekurangkurangnya 6 untuk pria dan 4 untuk wanita. Hotel sebagai suatu usaha industri pelayanan jasa menghasilkan, menyediakan dan melayani tamu dalam bentuk barang dan jasa. Dari segi produk industri hotel terdiri dari dua bagian yaitu produk yang berlanjut pada produk hotel yang tak berwujud. Pengelolaan di hotel dibagi menjadi beberapa bagian yaitu independent jika usaha hotel dikelola secara bebas tidak terikat perusahaan lain, chain jika hotel tersebut merupakan bagian dari suatu induk pengelolaan memiliki system dan manajemen yang sama dengan induknya, francrise jika merupakan kerja sama pengelolaan antara hotel yang satu dengan hotel lainnya yang lebih kuat. 6. Tujuan Pengelompokan Kelas Hotel Beberapa tujuan penggolongan kelas hotel adalah sebagai pedoman tehnis bagi calon investor (penanam modal) di bidang perhotelan, sebagai informasi bagi calon penghuni hotel agar dapat mengetahui fasilitas dan pelayanan yang akan

5 diperoleh di suatu hotel sesuai dengan golongan kelasnya dan sebagai acuan supaya tercipta persaingan yang sehat antara pengusaha hotel sehingga tercapai keseimbangan antara permintaan dan penawaran dalam usaha akomodasi hotel. 7. Sarana Dapur dan Ketenagaan Hotel Sarana dapur merupakan tempat utama untuk melakukan sebagian proses dalam penyelenggaraan makanan. Dapur merupakan urat nadi hotel, maju mundurnya hotel dapat dilihat dari administrasi yang dilaksanakan di dapur. Dapur adalah tempat yang menentukan maju mundurnya usaha perhotelan maka harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat tersebut antara lain adalah dapur harus dalam keadaan bersih, mempunyai cukup ventilasi, mempunyai cukup persediaan air bersih, mempunyai saluran pembuangan air kotor, mempunyai bak pencuci tangan, mempunyai tempat sampah, alat dapur dalam keadaan bersih. Untuk melaksanakan tugasnya, hotel membagi pekerjaannya pada departemen-departemen, kemudian departemen membagi pekerjaan kepada seksiseksi besar, seksi besar membagi lagi menjadi seksi kecil yang merupakan lini terdepan dalam pelaksanaan kerja. B. Penyelenggaraan makanan di Hotel Food and beverage adalah departemen yang bertugas dalam pengelolaan makanan dan minuman sebagai konsumsi tamu di hotel baik tamu yang menginap maupun tamu yang tidak menginap. Tanggung jawabnya adalah mengenai mutu makanan, kebaikan pelayanan di setiap restoran yang ada di hotel. Para manajemen dituntut memiliki sikap proaktif dan antisipatif terutama menyangkut perencana kegiatan-kegiatan fungsional seperti perencana produk Food And Beverage, strategi kegiatan penjualan, dan stategi pelayanan yang juga menyangkut perencana sumber daya manusia. Sering perencana sumber daya manusia kurang mendapat perhatian mengingat sifat kegiatannya sebagai penunjang kegiatan pokok, padahal ini sangat menentukan bagi keberhasilan departemen Food And Beverage guna mencapai suatu tujuan.

6 Tujuan dari departemen Food And Beverage ini adalah menjual makanan dan minuman sebanyak-banyaknya dengan harga yang sesuai, memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada tamu hingga tamu merasa puas, dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Melaksanakan manajemen Food And Beverage pada dasarnya sama, yaitu bagaimana pengelolahan dapat mencapai tujuan organisasi food and beverage melalui staf bawahannya. Beberapa definisi tentang menejemen yang dikemukakan oleh para ahli menejemen tampak berbeda-beda, tetapi pad pokoknya sama, yaitu perencana pengorganisasian pengarahan pengorganisasian pengawasan. Semua ini dimaksudkan agar pengopersian Food And Beverage berjalan dengan baik berdasarkan sistem manajemen secara profesional dan berjenjang. Hotel-hotel besar memiliki 3 (tiga) jenjang menejemen - Manajemen puncak, yaitu general manager hotel. - Manajemen administrasi, yaitu para eksekutif bidang seperti Food And Beverage manager, marketing manager, room devesion manajer dan lain-lain. - Manajemen operasional, yaitu para manajer-manajer bagian yang langsung memimpin operasional dengan segenap stafnya, seperti coffee shop manager, room service manager, bar manager, dll. General manager hotel: sebagaimana manajement puncak bertugas menyusun dan menetapkan rencana umum usaha hotel yang akan dilakukan dan mengambil keputusan-keputusan penting. Food And Beverage manager sebagai salah satu manager administrasi dihotel bertugas dan bertanggung jawab dalam penyusunan rencana operasi sebagai penjabaran dari keputusan pokok yang telah diputuskan jendral manager hotel berikut rencana pelaksanannya. Pimpinan tertinggi diorganisasi Food And Beverage adalah Food And Beverage manager, kemudian kita sebut FBM. Secara menejerial FBM menyusun rencana umum usaha organisasi Food And Beverage dan membuat keputusankeputusan pokok untuk kemudian dijabarkan lagi oleh para manajer bagian rencana operasi dan jadwal kegiatan selama satu tahun buku berjalan, serta rencana

7 pendapatan dan pembiayaan, promosi penjualan dan startegi pelayanan dari masingmasing seksi yang ada dibagian organisasi Food And Beverage. 1. Perencanaan Perencanaan adalah keputusan yang diambil sekarang untuk dilaksanakan dikemudian hari, melalui prioritas dan jadwal pelaksanaan perencanaan juga merupakan pedoman yang dipakai untuk mengarahkan kemana organisasi Food And Beverage menuju tujuan. Bentuk-bentuk perencanaan Penetapan tujuan Tujuan utama organisasi food dan beverage adalah menciptakan pelanggan dengan jumlah tertentu, untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu, dan dilakukan semua bersama-sama oleh semua karyawan food and beverage dari FBM sampai dengan bushboy. Kebijakan dan strategi Penetapan tindakan-tindakan tertentu untuk mencapai tujuan yang diwujudkan dalam pernyataan tertulis maupun tidak tertulis untuk dilaksanakan, sedangkan strategi adalah langkah-langkah penyesuaian agar hasil yang dicapai tepat waktu dan sasaran sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Prosedur dan aturan Untuk memudahkan pelaksanaan semua aktivitas yang ada perlu adanya aturan main untuk mempermudah agar apa yang semestinya dikerjakan dapat tercapai sesuai dengan program yang ditetapkan. Program dan rencana pelaksanaan Program merupakan perpaduan antara kebijakan, prosedur, aturan, dan pemberian tugas disertai budget yang dituangkan pada rencana pelaksanaan pekerjaan. Manfaat Perencanaan Bagi Manajemen Food and Beverage Mengarahkan aktivitas organisasi food and beverage pada jalur yang benar untuk mencapai tujuan Mendorong pekerja untuk bekerja secara efektif dan menghemat biaya serta waktu

8 Mengurangi ketidakpastian sehingga memperkecil perubahan di masa mendatang Mempermudahkan dalam mengukur keberhasilan kerja yang di capai Tahapan Menyusun Perencanaan Menetapkan tujuan Menyusun asumsi-asumsi Memilih alternatif tindakan dan meneruskan tindakan Mengambil keputusan Menetapkan sarana dan prasarana yang diperlukan Menetapkan program dan jadwal pelaksanaan Menetapkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia secara tepat 2. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah proses penyelarasan antara karyawan dengan pekejaan mereka untuk mencapai tujuan pengusahaan organisasi Food And Beverage. Dalam pengorganisasian ini lebih memfokuskan pada pengunaan karyawan secara tepat sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing.agar dapat meningkatkan sinergis dan produktifitas dengan kualitas hasil pekerjaan yang bermutu. Proses penyelarasan ini adalah dengan membagi-bagi tugas pekerjaan secara kelompok individu untuk kemudian dikoordinasikan dari kegiatan individu tersebut ke dalam kegiatan tim serta memberi kewenangan secara jelas untuk mencapai hasil kerja maksimal. 3. Pengarahan Pengarahan adalah proses kepemimpinan yang mengikat bawahan agar mau mengerti dan bersedia melakukan aktifitas kerja sebagai tugas dan kewajiban secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi Food And Beverage. Kepemimpinan adalah proses orientasi dan memotifasi individu untuk mencapai keharmonisan kerja. Kunci sukses pemimpin terletak pada kepemimpinannya dan salah satu cirinya adalah kemampuan mempengaruhi dan menggerakkan bawahan agar bekerjasama dalam usaha menciptakan pelanggan organisasi Food And

9 Beverage sebagai tujuannya. Dua hal pokok dalam melaksanakan fungsi pengarahan Orientasi Pemahaman tugas dan tanggung jawab serta kewenangan yang diberikan para pelaksana untuk dikerjakan sebaik mungkin agar tidak menyimpang dari garisgaris kebijaksanaan organisasi food and beverage. Membentuk rasa kebersamaan dan menciptakan keinginan bekerjasama dengan pelaksana lain untuk menciptakan pelanggan. Motivasi Dorongan yang membuat orang ingin mencapai sasaran baik sasaran pribadi maupun sasaran organisasi. Mengikutsertakan pelaksana dalam merumuskan keputusan keputusan yang diambil organisasi. Pengakuan dan penghargaan terhadap hasil kerja untuk menaikkan moral, sikap dan komitmen kerja. Memberi imbalan pendapatan sesuai dengan jasanya.

10 4. Pengkoordinasian Pengkoordinasian merupakan proses penyelarasan dari berbagai pendapat individu-individu yang berbeda-beda untuk dapat diselaraskan sehingga terdapat suatu keadaan yang harmonis dalam mencapai tujuan organisasi Food And Beverage. Langkah-langkah dalam melakukan koordinasi Kontak langsung Melakukan koordinasi melalui hubungan antar manusia baik secara horisontal maupun vertikal sehingga terjadi pertukaran gagasan dan dapat menjadikan mereka memiliki rasa kebersamaan yang mendalam. Dilakukan sejak menyiapkan perencanaan Pemahaman akan tugas masing-masing Komunkasi timbal balik untuk dapat saling menemukan informasi Pengkoordinasian yang dilakukan secara tepat akan membentuk tim kerja yang solid, terarah pada tujuan organisasi. 5. Pengawasan Pengawasan merupakan proses membandingkan suatu hal yang telah diselesaikan maupun yang sedang dilakukan dengan rencana yang ditetapkan. Pengawasan dilakukan setiap tahap agar memudahkan manager melakukan perbaikanperbaikan dan apabila terdapat penyimpangan maka manager dapat malakukan perubahan-perubahan mendasar seperti: menyusun rencana baru, menetapkan efen-efen baru, menetapkan jumlah pelangan, perubahan deskriptif pekerjaan, perubahan struktur organisasi Food And Beverage, perubahan makanan dan daftar minuman. Dalam melakukan perubahan tersebut, FBM perlu mempelajari kelemahankelemahan perencanaan di masa lampau serta dapat melakukan pencegahan secara dini sebagai tindkaan preventif dengan memperkirakan gejala-gejala penyimpangan yang secara awal dapat dideteksi.

11 Tahapan pengawasan operasional organisasi Food And Beverage Menetapkan satndar Membandingkan hasil dengan standar Meakukan koreksi perbaikan dan erubahan Agar hasil pengawasan yang dilakukan para manajer berhasil dengan baik, perlu adanya beberapa hal sebagai berikut : Pengawasan harus objektif, teliti dan serasi dengan pola organisasi food and beverage Pengawasan harus ekonomis, mudah untuk dimengerti dan dilaporkan Pengawasan diikuti dengan koreksi dan solusi penanganan dan pemecahan masalah Produk Organisasi Food and Beverage Pengertian produk yang dihasilkan organisasi food and beverage adalah totalitas dari makanan, minuman dan seperangkat atribut lainnya di dalamnya adalah rasa, warna, aroma makanan, harga, nama makanan dan minuman, reputasi restoran serta jasa pelayanan dengan keramah-tamahan yang diterima guna memuaskan keinginan pelanggan. Dari pengertian di atas bahwa produk yang dihasilkan organisasi food and beverage merupakan produk total dari dua jenis produk menjadi satu kesatuan yang kemudian disebut produk organisasi fool and beverage. yaitu : Produk berwujud Yaitu produk yang dapat dilihat, dirasa dan diraba yang disebut tangible product : Makanan, minuman lezat dan berkualitas Barang fasilitas unggul dan modern Produk tak berwujud Yaitu sesuatu yang tidak tampak, tidak dapat diraba, tetai di buruhkan untuk dirasakan, disebut dengan intangible product Jasa pelayanan Rasa aman Kenyamanan Keramahtamahan

12 Keindahan Reputasi Higiene dan sanitasi Rasa dan aroma makanan Oleh sebab itu manajemen food and beverage harus memperhatikan : 1. Perencanaan anggaran Suatu usaha jasa restoran dapat merupakan unit bisnis utama yang berdiri sendiri dan dapat menjadi bagian unit bisnis secara menyeluruh. Usaha jasa restoran bagi suatu hotel merupakan bagian unit bisnis formal secara keseluruhan. Sebagian unit bisnis usaha jasa restoran dan bar hotel sudah tentu menginginkan suatu keuntungan (profit). Keuntungan sendiri bagi suatu usaha jasa restoran dan bar hotel merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan tentunya diperlukan suatu perencanaan yang baik. Usaha jasa restoran untuk dapat merealisasikan tujuannya dalam memperoleh keuntungan (profit) perlu membuat suatu perencanaan yang berwujud anggaran. 2. Perencanaan Menu Menu mempunyai tiga macam arti, pertama sebagai daftar makanan (biasanya dicantumkan pula harga), kedua sebagai makanan yang disajikan dan ketiga sebagai hidangan yang disajikan pada waktu tertentu. Perencanaan menu berarti merencanakan makanan yang akan disajikan, banyaknya makanan yang harus disediakan, jenis bahan makanan dan banyaknya makanan yang diperlukan, cara memasak makanan itu dan cara menyajikan ke konsumen. Menu merupakan alat pemasaran yang kuat, menu akan memberitahukan kepada para pengunjung tentang hidangan yang tersedia, harga makanan dan minuman serta pelayanan yang akan ditampilkan. Menurut Moehji (1997) yang dikutip oleh Instalasi gizi serta instalasi pendidikan dan pelatihan RSUD Dr. Sarjito (1997) terdapat 3 (tiga) macam atau tipe menu antara lain menu bebas, menu pilihan dan menu standart / master menu.

13 a. Menu bebas yaitu menu yang disusun sesuai dengan keinginan pemesan, jenis dan jumlah makanan yang disajikan dapat beragam tergantung permintaan pelanggan. b. Menu pilihan yaitu menu yang menyajikan pilihan jenis masakan sehingga konsumen dapat memilih makanan sesuai dengan selera c. Menu standart atau master menu yaitu susunan menu yang di gunakan untuk penyelenggaraan makanan dalam jangka waktu yang cukup panjang antara 7 sampai dengan 10 hari. Menu standar griya digunakan dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit dan institusi sosial lainnya. d. Menu siklus atau siklus menu yaitu 1 set menu sehari yang di susun selama jangka waktu tertentu (5,7 atau 10 hari) yang di laksanakan untuk kurun waktu tertentu (3,6,12 bulan). Jangka waktu atau siklus menu yang lebih lama akan lebih baik, karena akan mencegah terjadinya pengulangan menu yang terlalu dekat (Mukrie. Dkk, 1996) 3. Penyusunan Menu Cara penyusunan menu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya waktu makan, macam restoran yang ada di hotel, musim, kemampuan staff, harga, peralatan yang tersedia. Penyusunan menu ada dua cara yaitu penyusunan menu secara klasik dan penyusunan menu secara modern. Penyusunan menu secara klasik terdiri dari susunan yang banyak dan cara penghidangan yang bervariasi. Susunan menu klasik terdiri dari makanan pembuka dingin, sup, makanan pembuka panas, hidangan penyela, hidangan utama, hidangan antara panas, hidangan antara dingin, minuman, roti, salad sayuran, hidangan pemanis, hidanga cuci mulut, hidangan penutup. Penyusunan menu modern lebih sederhana dan lebih praktis serta cocok untuk para pengunjung hotel. Susunan yang praktis ini mempunyai beberapa keuntungan pertama susunan lebih sederhana, kedua pekerjaan lebih mudah, ketiga biaya dapat ditekan, keempat waktu memasak lebih singkat, kelima praktis bagi konsumen. Susunan menu modern terdiri dari hidangan pembuka panas, hidangan penyela, hidangan utama, hidangan penyerta, hidangan cuci mulut,

14 hidangan penutup. Umumnya hotel cenderung untuk menyajikan susunan. Menu modern untuk acara-acara tertentu seperti pertemuan-pertemuan resmi, undangan maupun jamuan-jamuan yang diselenggarakan oleh pihak-pihak tertentu. Sedangkan untuk hari-hari biasa restoran di hotel melayani kebutuhan makanan sesuai dengan yang dipesan. Pelayanan makanan ini juga tergantung dari kelas hotel. Semakin tinggi kelas hotel maka pelayanan makanannya semakin lengkap dan tamu bisa menentukan pilihan sesuai dengan seleranya. Menu modern di hotel dihidangkan secara bertahap tidak sekaligus, alatalat yang dipakai berbeda-beda sesuai jenis makanananya. 4. Pembelian Bahan Makanan Sistem pembelian bahan makanan dilakukan melalui beberapa cara : Bergantung pada policy, kondisi, besar institusi serta kemampuan sumber daya, antara lain pembelian langsung ke pasar, pelelangan, pembelian musyawarah, pembelian yang akan datang. a. Pembelian secara langsung Cara pembelian ini hanya dilaksanakan bila institusi melayani 50 klien, sehingga beban penyediaan bahan maknaan masih cukup mampu diatasi. Prosedurnya sederhana dan tidak komplek. Tetapi cara ini kurang memenuhi ketentuan administrasi keuangan yang tetap. Prinsip dan prosedur pembelian bahan makanan mengikuti peraturan yang berlaku. Syarat rekaman dengan cara pembelian ini antara lain dapat dipercaya, bonafide, harga pantas atau wajar, bahan makanan dapat diambil langsung, pembayaran kontan. b. Pelelangan Adalah cara pembelian bahan makanan yang resmi dan mengikuti prosedur pembelian yang telah dijabarkan dalam kepres, serta peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Cara pelanggan tergantung besar kecilnya dana transaksi yang ditetapkan yaitu pelelangan terbuka atau umum dan pelelangan terbatas.

15 1. Pelelangan terbuka atau umum Semua rekanan yang lulus prakualifikasi memperoleh kesempatan menjadi pemenang tender, bila mampu bersaing untuk menawarkan harga makanan. 2. Pelelangan terbatas Dari rekanan bahan makanan yang lulus prakualifikasi, dipilih beberapa rekanan untuk tender yang diadakan formulir penawaran harga hanya dikirimkan pada rekanan yang dipilih. c. Pembelian musyawarah Cara pembelian setengah resmi. Cara ini hanya dilakukan untuk bahan makanan yang hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu jumlahnya terbatas dan merupakan bahan makanan yang dibutuhkan klien. Pembeli dan penjual mengadakan kesepakatan sebelumnya untuk penyediaan bahan makanan tertentu. Pembeli melengkapi penjual secara langsung. d. Pembelian yang akan datang Pembelian ini dirancang untuk bahan makanan yang telah terjamin, pasti, terpercaya mutu, keadaan harga. Produk bahan makanan dibatasi, karena itu pembeli berjanji membeli bahan makanan dipesan sesuai waktu dan kebutuhan pembeli (Muchatob SKM, dkk, 1991) 5. Penyimpanan Bahan Makanan Penyimpanan bahan makanan adalah proses kegiatan yang menyangkut pemasukan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan serta penyaluran bahan makanan sesuai dengan permintaan untuk persiapan pemasakan bahan makanan. Tujuan penyimpanan adalah memelihara dan mempertahankan kondisi dan mutu bahan makanan, melindungi bahan makanan dan menyediakan bahan makanan (Muchatob, SKM, dkk, 1991) Penyimpanan bahan makanan harus dikelola secara khusus karena setiap barang memiliki sifat sendiri-sendiri. Ada bahan makanan yang peka terhadap suhu dingin tetapi ada juga bahan makanan yang tidak peka terhadap suhu dingin. Penyimpanan bahan makanan ada dua ruangan khusus, yaitu ruangan kering dan ruangan dingin. Ruangan kering untuk menyimpan bahan makanan seperti beras,

16 tepung, gula, the dan lain-lain. Suhu gudang sekitar C, gudang tertata rapi, bahan makanan diletakkan di atas rak, ada ventilasi, diberi sirkulasi udara antara rak, perhatikan sifat bahan sebelum dimasukkan. Ruangan dingin mempunyai dua bagian yaitu ruangan dingin dengan suhu lima C, untuk menyimpan buah, sayur, mentega, keju. Ruangan beku dengan suhu dibawah minus 2 0 C, untuk menyimpan es, daging. Prinsip penyimpanannya barang yang pertama kali masuk harus digunakan dulu untuk menjaga agar stok yang beredar terus dan tidak ada barang yang tertinggal kemudian rusak. 6. Persiapan Bahan Makanan Sebelum pemasakan diperlukan persiapan, kehilangan zat gizi sering terjadi pada saat makanan disiapkan, diolah ataupun keadaan setelah diolah. Untuk itu diperlukan persiapan bahan makanan yang memenuhi syarat gizi dan cara pemasakan yang tepat perlakuan setelah matang pun perlu diperhatikan. Dalam proses persiapan bahan makanan, bahan makanan ditimbang, dicuci dibersihkan dari kotoran, kemudian mulai dipotongi menurut bentuk yang diinginkan, dikupas, dicacah, diparut dan sebagainya. Persiapan bahan makanan ada dua macam yang harus dipersiapkan yaitu bahan yang akan dimasak (sayuran, daging) dan persiapan alat-alat masak. Waktu pemasakan juga harus diperhatikan, bahan yang dikategorikan lama pemasakannya dapat dikerjakan dulu sebelum mengerjakan masakan yang cepat masak. Begitu juga bahan yang harus dihidangkan secara pemasakan cepat harus ditempatkan di belakang. Kadang proses persiapan ini memakan waktu lebih lama dari tempo pemasakan, tetapi hal itu merupakan tata kerja yang efisien, tujuannya agar nanti pada waktu memasak tidak terjadi hambatan. Dengan demikian memasak dengan terencana akan menghasilkan kerja yang lancar dan tidak membingungkan. Peralatan yang dibutuhkan dalam proses persiapan bahan makanan antara lain adalah panci cekung, pengocok, timbangan dapur, parut, mesin perajang, penggiling, berbagai macam pisau, penyaring tepung, telenan, alat pengupas dan sebagainya. 7. Pemasakan Bahan Makanan

17 Setelah mengalami urutan dalam proses persiapan kegiatan selanjutnya adalah proses pemasakan. Proses pemasakan merupakan kegiatan terpenting karena cita rasa makanan yang dihasilkan ditentukan pada proses pemasakan. Jumlah porsi yang dimasak semakin banyak maka semakin sulit mempertahankan rasa makanan. Petugas pemasak memerlukan keahlian dan seni dalam memasak. Kegiatan memasak perlu memperhatikan hal-hal seperti standar resep, bumbu, prosedur pemasakan, waktu penyajian dan penggunaan alat. Dalam pemasakan bahan makanan dibedakan menjadi tiga jenis cara pemasakan, yaitu memasak dengan panas kering, memasak dengan panas basah dan memasak dengan minyak. Yang tergolong dalam cara pemasakan dengan panas kering misalnya adalah memanggang. Bahan yang biasa diproses dengan cara ini misalnya roti dan daging. Yang tergolong dalam cara pemasakan dengan panas basah misalnya mematangkan dengan sedikit cairan, mengukus, merebus, mematangkan dengan sedikit cairan atau cairan bercuka. Bahan makanan yang biasa diproses dengan cara ini misalnya daging, ikan, sayuran. Yang tergolong dalam cara pemasakan dengan minyak atau lemak misalnya adalah menggoreng, menumis. Bahan makanan yang sering diproses dengan cara ini misalnya kerupuk, daging, ikan, tahu. Alat yang biasa digunakan untuk proses pemasakan misalnya panci perebus, wajan, teflon, kompor, pirex, oven, susruk, gayung, sendok sayur dan lain-lain. 8. Kegiatan Pelayanan dan Distribusi Makanan Proses memasak yang dilakukan itu bertujuan untuk mempertahankan nilai gizi makanan, meningkatkan nilai cerna bahan makanan, menambah aroma, membunuh kuman yang berbahaya atau menghilangkan racun makanan sehingga terjamin untuk dimakan. Kegiatan pelayanan makanan dibedakan menjadi empat yaitu: 1. Table service suatu sistem pelayanan dimana para tamu duduk di kursi menghadap meja makan, kemudian makanan dan minuman diantar. Tamu tidak melihat makanan yang ada.

18 2. Counter service suatu sistim pelayanan makanan dimana para tamu datang terus duduk di meja panjang yang membatasi dapur dengan ruangan, kemudian makanan dan minuman disajikan kepada tamu. Tamu melihat makanan yang ada. 3. Self service suatu sistim pelayanan dimana makanan dihidangkan secara lengkap dan diatur rapi di atas meja. Tamu mengambil makanan sendiri 4. Carry out service suatu sistem pelayanan dimana tamu datang untuk membeli makanan yang siap atau disiapkan terlebih dulu. Pelayanan yang diberikan oleh tamu harus sesuai dengan urutan distribusi yang benar. Urut-urutan kerja yang diberikan kepada tamu adalah sebagai berikut: menyambut dan mengucapkan salam, mendudukkan tamu, memberikan daftar makanan dan minuman, menuangkan air es, mengambil pesanan tamu, memeriksa kebersihan dan kondisi alat makan, memeriksa makanan pesanan tamu, memeriksa makanan penghias, menghidangkan makanan kepada tamu dan memberi ucapan selamat makan kepada tamu. 9. Higiene, sanitasi dan keselamatan kerja Hygiene disini adalah hal yang menyangkut kesehatan, sedangkan sanitasi di sini adalah tindakan yang diambil untuk mewujudkan kebutuhan hygiene. Sasarannya ada beberapa hal yang harus benar-benar tercapai, yaitu: a. Higiene personal, agar pelaksana menyiapkan diri sebaik mungkin supaya hygiene badan maupun pakaian menjadi baik. Misalnya tidak berpenyakit menular, memotong kuku, rambut rapi, mandi setiap hari dan memakai topi. b. Hygiene peralatan, menyangkut segala peralatan baik alat reparasi, service maupun kereta c. Hygiene ruangan, menyangkut ruangan produksi yang didalamnya terdapat peralatan. Lantai tidak licin kering dan bersih, dinding porselin bersih dan sering dicuci, tempat sampah memadai, sirkulasi udara cukup, tingkat kebisingan tidak terlalu tinggi. d. Hygiene makanan, menyangkut sistim pembuatan dan penyimpanan makanan sehingga bersih dan sehat. Berbagai tindakan dapat diambil seperti menyingkirkan makanan basi, menyimpan makanan dalam tempat yang sesuai

19 dan pada suhu yang tepat, memasak makanan secara tepat dan tidak terlalu lama dengan data mengkonsumsi, tidak membiarkan makanan di luar tempat penyimpanan. Sanitasi makanan adalah keadaan makanan yang berhubungan dengan lingkungan yang bersih dan sehat dengan cara memelihara kesehatan jasmani dan rohani sebaik-baiknya supaya mendapat kesehatan yang baik, hidup aman serta tenaga yang giat bersemangat sehingga dapat mempertahankan dirinya dari penyakit. Guna mencapai tujuan tersebut seseorang harus mengetahui mengerti dan menerapkan prinsip umum kesehatan pribadi dan cara yang menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kontaminasi makanan dapat disebabkan beberapa hal seperti kebersihan tangan, batuk, bersin, makanan lain, udara, angin, insekta, tikus dan lain-lain. Jenis bakteri yang berbahaya misalnya Clostridium, Staphylococcus, Salmonella dan Steptococcus. Cara pencegahan bakteri itu dengan mencegah penyebaran dan pertumbuhan bakteri melalui pemanasan dan pendinginan, membunuh bakteri melalui pemasakan suhu tinggi atau menggunakan bahan kimia yang diterapkan pada peralatan. Keracunan karena bahan kimia, misalnya antimony jika makanan asam dimasak dengan bahan enamel yang rusak, cyanide yaitu bahan untuk memoles yang mengandung racun cyanide, copper yaitu jika minuman bersoda ditempatkan di tempat yang terbuat dari tembaga, kuningan tidak baik jika dikombinasikan dengan makanan bercuka. Dalam dapur terdapat berbagai alat yang cukup berbahaya, misalnya gas, api, minyak panas, air panas, mesin berbahaya, lantai licin, pisau dapur. Kecelakaan kerja terjadi karena beberapa keteledoran misalnya gas bocor, pemakaian api terlalu besar, minyak panas tidak untuk menggoreng, memasak tanpa ditunggui, dan masih banyak lagi. Dengan demikian hygiene, sanitasi dan keselamatan kerja diperlukan untuk suatu proses produksi. Yang terpenting adalah semua petugas merawat baik kebersihan kesehatan maupun keselamatan kerja.

20 C. Kerangka Teori Pelayanan makanan Distribusi penyajian makanan Restaurant Hygiene sanitasi dan K3 Perencanaan menu Ketenagaan Penyelenggaraan makanan Penyusunan menu Penyimpanan bahan makanan Dapur Persiapan bahan makanan Pemasakan bahan makanan

21 Pengadaan bahan makanan D. Kerangka konsep Perencanaan anggaran Distribusi penyajian makanan Restaurant Hygiene sanitasi dan K3 Perencanaan menu Ketenagaan Penyelenggaraan makanan Penyusunan menu Penyimpanan bahan makanan Dapur Persiapan bahan makanan Pemasakan bahan makanan

22 Pengadaan bahan makanan Pembelian bahan makanan Keterangan: : di teliti : tidak di teliti

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai dunia perhotelan, hal ini selalu berkaitan dengan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai dunia perhotelan, hal ini selalu berkaitan dengan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai dunia perhotelan, hal ini selalu berkaitan dengan pelayanan makanan dan minuman. Selain menginap, tamu juga memerlukan makanan dan minuman

Lebih terperinci

A. Peranan Restoran dalam Hotel

A. Peranan Restoran dalam Hotel BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peranan Restoran dalam Hotel Industri jasa perhotelan yang menjual keramah-tamahan terdiri dari penjualan kamar hotel dan penjualan makanan di restoran. Maju mundurnya usaha

Lebih terperinci

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga HANDOUT PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga MATERI PERKULIAHAN Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga 1. Dapur Usaha Boga

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian mengenai Manfaat Hasil Belajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat

Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat A. KEPUASAN PASIEN 1. Definisi Pengertian kepuasan pasien Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan BAB II Penampilan makan Rasa makanan TINJAUAN PUSTAKA Keramahan pramusaji Kebersihan

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Lampiran 4.1 Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 4 harus memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut : 1. Lokasi dan

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hotel adalah suatu usaha akomodasi yang menyediakan jasa penginapan, jasa makan dan minum tamu dan fasilitas lainnya, diperuntukan untuk masyarakat umum dan juga

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :. b.. CONTOH FORMULIR RM.. PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN. Nama rumah makan/restoran :.. Alamat :... NamaPengusaha/penanggungjawab :.. Jumlah karyawan :... orang. Jumlah penjamah

Lebih terperinci

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING Penerimaan bahan makanan kering adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN Nama Rumah Makan/Restoran : Alamat : Nama Pengusaha : Jumlah Karyawan : Jumlah Penjamah Makanan : Nomor Izin Usaha :

Lebih terperinci

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Restoran Ikan Bakar dalam Bambu Karimata terletak di Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City, baru didirikan pada tahun 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai

Lebih terperinci

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA RESTORAN STANDAR USAHA RESTORAN A. Restoran Bintang 3. I. PRODUK A. Ruang Makan dan

Lebih terperinci

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida Rumah Sehat edited by Ratna Farida Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya 2.1. Penyelenggaraan Makanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya menyelenggarakan, mengurus, dan mengusahakan sesuatu, seperti: memelihara, merawat. (Ali,

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

Suatu uhaha preventif pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang

Suatu uhaha preventif pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang Suatu uhaha preventif pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada. suatu usaha preventif pencegahan penyakit

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung Kombinasi Jumlah Tabung yang Positif 1:10 1:100 1:1000 APM per gram atau ml 0 0 0

Lebih terperinci

Ala carte suatu susunan menu, di mana setiap makanan yang dicantumkan pada daftar makanan tersebut disertai dengan harga sendiri

Ala carte suatu susunan menu, di mana setiap makanan yang dicantumkan pada daftar makanan tersebut disertai dengan harga sendiri Ala carte suatu susunan menu, di mana setiap makanan yang dicantumkan pada daftar makanan tersebut disertai dengan harga sendiri - - Table d hote menu susunan hidangan lengkap dengan satu harga yang pasti

Lebih terperinci

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Kata pengantar... ii Daftar Isi... iii 1. Perencanaan anggaran belanja... 1 2. Perencanaan menu... 2 3. Persiapan pelaksanaan produksi distribusi sebelum masuk ruang kerja...

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pada dasarnya pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa saja, akan tetapi lebih mengarah

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu

Lebih terperinci

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kegiatan pekerjaan di luar rumah, akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan makanan terolah termasuk makanan dari

Lebih terperinci

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15 PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15 SMA NEGERI 3 AMLAPURA TAHUN AJARAN 2015/2016 KATA PENGANTAR Om

Lebih terperinci

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan HANDOUT 6 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 10 Pokok Bahasan : Pembelian Bahan Makanan Jumlah SKS : 3 sks 1. Tujuan

Lebih terperinci

PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN

PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03 RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03 RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI 1650 Peta Kota Batavia pada tahun 1627-1632 Peta Kota Batavia pada tahun 1635-1650 Sumber: Sejarah Kota Tua, UPT Kota Tua, 2005 LAMPIRAN 2 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit A. Kualifikasi Tenaga Gizi Rumah Sakit 1. Kepala Unit Pelayanan Gizi (UPG) Kepala UPG adalah penanggung jawab umum organisasi UPG yang ditunjuk oleh pimpinan rumah

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BABI PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BABI PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi bagi orang-orang yang melakukan perjalanan untuk berbagai tujuan. Sebagaimana keputusan mentri pariwisata Pos dan

Lebih terperinci

BAB XII ORGANISASI PELAYANAN DI RESTORAN

BAB XII ORGANISASI PELAYANAN DI RESTORAN BAB XII ORGANISASI PELAYANAN DI RESTORAN Sesuai skala bisnisnya setiap restoran memiliki organisasi yang berbeda satu dengan lainnya. Pengelolaan bisnis restoran memerlukan organisasi karena pemilik merasa

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Variabel yang berada diatas rata-rata kepentingan konsumen sebagai berikut: Sterilisasi dalam pembuatan produk Rasa burger yang enak Kebersihan dapur Kesesuaian

Lebih terperinci

STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR

STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM B. Fasilitas Penunjang I. PRODUK A.

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar No. 1939, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Usaha. Hotel. Standar. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA MOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang Tugas lingkungan bisnis Nama : Vicky Niyanda Libriyanto NIM : 10.12.4419 Kelas : S1-SI-2A USAHA RUMAH MAKAN Rumah makan dapat diartikan sebagai suatu tempat yang menyediakan atau menjual makanan untuk

Lebih terperinci

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X 7 Lampiran. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X. Kapan Anda datang untuk makan di Restoran ini? Jawaban:. Produk apa yang biasanya Anda beli? Jawaban:. Selama makan di restoran ini,

Lebih terperinci

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a. LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN MINUMAN PADA KANTIN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 0 I. Indentitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bali sudah sangat terkenal dengan pariwisata oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bali sudah sangat terkenal dengan pariwisata oleh karena itu, pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sudah sangat terkenal dengan pariwisata oleh karena itu, pemerintah provinsi Bali sangat mengandalkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan pendapatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Rachman Arief, Abd (2005:113) menyebutkan bahwa food and

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Rachman Arief, Abd (2005:113) menyebutkan bahwa food and BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Food and Beverage Menurut Rachman Arief, Abd (2005:113) menyebutkan bahwa food and beverage department yaitu bagian yang bertugas mengolah, memproduksi dan menyajikan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah, perusahaan ini termasuk perusahaan baru di dunia kuliner. Berawal dari kesukaan sang pemilik terhadap mie ayam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Panti Rehabilitasi Panti rehabilitasi merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang bertanggung jawab memberikan pelayanan pengganti dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI - 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI A. BANGUNAN 1. Lokasi Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Restoran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Restoran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Restoran Makan dan minum merupakan kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidup. Makan yang baik dan memuaskan diawali dengan timbulnya selera makan. Selera seseorang

Lebih terperinci

BAB IX SANITASI PABRIK

BAB IX SANITASI PABRIK BAB IX SANITASI PABRIK Sanitasi merupakan suatu kegiatan yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan kebersihan, kesehatan, kesejahteraan pekerja, mencegah terjadinya pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat memberikan nilai kepuasan lebih terhadap pelanggan. Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana akomodasi, objek wisata, biro perjalanan usaha, restaurant, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. sarana akomodasi, objek wisata, biro perjalanan usaha, restaurant, dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, fasilitas penunjang kepariwisataan juga meningkat seperti sarana akomodasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL 18 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL 2.1 Pengawasan 2.2.1 Pengertian Pengawasan Pengawasan secara umum merupakan serangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. restoran mengalami keberlanjutan ( continue). Selain cita rasa yang

BAB I PENDAHULUAN. restoran mengalami keberlanjutan ( continue). Selain cita rasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restoran saat ini menjadi sebuah usaha yang menjanjikan mengingat setiap manusia memerlukan makanan. Kebutuhan waktu yang tinggi akibat pekerjaan membuat manusia memilih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk bersenang-senang maupun melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk bersenang-senang maupun melakukan kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan untuk bersenang-senang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.968, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAREKRAF. Restoran. Standar Usaha. Sertifikasi. Persyaratan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perhotelan merupakan salah satu industri pariwisata yang semakin menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin berkembangnya objek-objek

Lebih terperinci

PROPOSAL USAHA PEMBUATAN CAFE

PROPOSAL USAHA PEMBUATAN CAFE PROPOSAL USAHA PEMBUATAN CAFE Dr. CAFE (Hotspot WI-FI) di Wilayah Bandung DENGAN MENGUTAMAKAN CITA RASA KOPI & KENYAMANAN TEMPAT Oleh Nama : Rangga Praditya Kelas : c NPM : 0112U094 Pendahuluan Latar Belakang

Lebih terperinci

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga HANDOUT 8 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 12 dan 13 Pokok Bahasan : Penyimpanan Bahan Jumlah SKS : 3 sks 1.

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER

PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER A. Pengertian Penyelenggaraan makanan darurat merupakan peyelenggaraan makanan yang dipersiapkan pada waktu terjadi keadaan darurat yang ditetapkan oleh Kepala Wilayah

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh, 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu perguruan tinggi di Gorontalo. Kampus Universitas Negeri Gorontalo terbagi atas 3, yaitu kampus

Lebih terperinci

V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa 5.2 Sejarah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa

V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa 5.2 Sejarah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa Rumah makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa merupakan rumah makan yang menawarkan aneka makanan bercitarasa khas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di dunia. Setiap negara menggunakan pariwisata sebagai penyokong perekonomian dan sumber devisa

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

PEDOMAN PELAYANAN GIZI PEDOMAN PELAYANAN GIZI SOP Direktur 1. Definisi Kegiatan pelayanan gizi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien rawat inap di guna memenuhi keperluan metabolisme tubuh, peningkatan

Lebih terperinci

Untuk menjamin makanan aman

Untuk menjamin makanan aman Untuk menjamin makanan aman HIGIENE & SANITASI MAKANAN Mencegah kontaminasi makanan oleh mikroba Mencegah perkembangbiakan mikroba Mencegah terjadinya kontaminasi cemaran lain Higiene : upaya untuk memelihara

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen LAMPIRAN Lampiran. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen. Kapan anda datang untuk makan di restoran ini? Jawab:....... Produk apa yang biasanya Anda beli? Jawab:....... Selama makan di restoran ini apakah

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dapur

JUDUL UNIT : Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dapur KODE UNIT : MAR.KP01.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dapur DESKRIPSI UNIT : Meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyiapkan, menggunakan, menyimpan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman. Dalam suatu hotel terdapat section lain yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman. Dalam suatu hotel terdapat section lain yang berperan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hotel merupakan salah satu fasilitas penting dalam dunia parwisata. Hotel tidak hanya menyediakan jasa penginapan akan tetapi juga menawarkan section makanan dan minuman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer dari kehidupan manusia. Tanpa adanya makanan, manusia tidak mungkin bertahan hidup. Pada zaman primitif, manusia memakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbagi menjadi dua macam yaitu komersial dengan orientasi pada profit dan non

BAB I PENDAHULUAN. terbagi menjadi dua macam yaitu komersial dengan orientasi pada profit dan non 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan yang paling dasar untuk dapat bertahan hidup. Seiring bertambahnya waktu dan pengaruh perubahan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS MENCUCI INSTRUMEN BEDAH L KEPERAWATA N Agar instrumen bedah yang dipakai dapat dibersihkan dari bahan berbahaya pasien 1. Siapkan larutan chlorine 0.5% secukupnya. 2. Selesai melakukan operasi, prosedur

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata Restoran Karimata didirikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bapak Agung Eko Widodo di wilayah Sentul Selatan. Restoran

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi LAMPIRAN Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi 170 Keadaan Kantin KOPMA UPI Bumi Siliwangi 171 Keadaan kantin PKM UPI Bumi Siliwangi 172 ANALISIS PEMAHAMAN PENERAPAN PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI PADA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hotel Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa hampir di tiap-tiap kota terdapat hotel yang memberikan jasa penginapan berikut service lainnya. Bagi orang-orang yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS AKHIR. Peluang Bisnis

TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS AKHIR. Peluang Bisnis TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS AKHIR Peluang Bisnis Disusun Oleh: Nama:Olga Noufela Putra NIM:(11.12.5795) Kelas: (S1-SI-06) JURUSAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM Yogyakarta 2012 ABSTRAK Sejak beberapa

Lebih terperinci

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN dr. Tutiek Rahayu,M.Kes tutik_rahayu@uny.ac.id TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN 1 syarat LOKASI KONSTRUKSI Terhindar dari Bahan Pencemar (Banjir, Udara) Bahan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989 TENTANG PERUSAHAAN CATERING NG MENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA Dalam rangka tindakan lanjut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. STRATEGI PEMASARAN a. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

PELAYANAN Gizi Institusi Sosial

PELAYANAN Gizi Institusi Sosial PONDOK PESANTREN, PANTI JOMPO DAN PANTI ASUHAN PELAYANAN Gizi Institusi Sosial Pelayanan Gizi Institusi Sosial Adalah Pelayanan Gizi Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Atau Swasta Yang Berdasarkan Azas Sosial

Lebih terperinci

TELAAH MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI DI RESTORAN SIAP SAJI ES TELLER 77 CABANG MAL CIPUTRA, JAKARTA

TELAAH MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI DI RESTORAN SIAP SAJI ES TELLER 77 CABANG MAL CIPUTRA, JAKARTA TELAAH MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI DI RESTORAN SIAP SAJI ES TELLER 77 CABANG MAL CIPUTRA, JAKARTA Oleh: YUDHAN NUR AKHMADI (0808026031) Program Studi Magister Manajemen Progam Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA KELOLA HIJAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Restoran Obonk Steak & Ribs Kota Bogor Restoran Obonk Steak & Ribs Kota Bogor berdiri pada tanggal 19 Agustus 2005 oleh pemiliknya Andi Eko Nugroho yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Berdirinya UD. Ponimin pada tahun 1998, UD. Ponimin merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin ini milik Bapak Ponimin. Awalnya

Lebih terperinci

Lampiran 1. IDENTITAS SAMPEL

Lampiran 1. IDENTITAS SAMPEL Lampiran 1. IDENTITAS SAMPEL A. Pengantar Bapak/ Ibu/saudara/saudari yang terhormat Kuesioner ini diberikan dalam rangka penyusunan tugas akhir Desi Widya Tamauli Simangunsong, Program Studi Ilmu Gizi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearah pemenuhan kebutuhan lainnya seperti makan, minum, rekreasi, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. kearah pemenuhan kebutuhan lainnya seperti makan, minum, rekreasi, olahraga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman, akomodasi tidak hanya sekedar sarana tempat tinggal sementara bagi orang yang bepergian, tetapi sudah berkembang kearah pemenuhan

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Prosedur Distribusi 1. Distribusi Makanan

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Prosedur Distribusi 1. Distribusi Makanan HANDOUT 10 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 15 Pokok Bahasan : Distribusi dan Penyajian Makanan Jumlah SKS :

Lebih terperinci