VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Mengidentifikasi Kelangkaan Sumberdaya Air di Desa Cijeruk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Mengidentifikasi Kelangkaan Sumberdaya Air di Desa Cijeruk"

Transkripsi

1 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Mengidentifikasi Kelangkaan Sumberdaya Air di Desa Cijeruk Kelangkaan sumberdaya air yang terjadi di Desa Cijeruk Kabupaten Bogor mulai dirasakan sejak tahun Hal ini berdasarkan wawancara dengan Ketua RW 04 dan RW 05 serta masyarakat. Penyebab terjadinya kelangkaan tersebut karena mulai maraknya pengambilan air dari mata air secara berlebihan oleh perusahaan air minum, baik perusahaan air curah yang menggunakan truk tanki maupun perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang ada disekitar wilayah Desa Cijeruk. Terdapat dua titik mata air yang memiliki debit air cukup besar dan banyak perusahaan air yang memanfaatkannya, yaitu mata air Cikiara dan mata air Legok Adung. Mata air Cikiara terdapat di wilayah RW 04 Desa Cijeruk Kecamatan Cijeruk, sedangkan mata air Legok Adung terdapat di wilayah RW 05 Desa Cijeruk Kecamatan Cijeruk. Kedua mata air tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat karena digunakan untuk kebutuhan rumahtangga dan berdasarkan identifikasi di kedua RW tersebut, 100 % petani padi memanfaatkan sumber mata air untuk kebutuhan pertanian. Masyarakat sangat merasakan telah terjadi kelangkaan sumberdaya air dari mata air Cikiara dan mata air Legok Adung khususnya masyarakat RW 04 dan RW 05 Desa Cijeruk yang disebabkan banyaknya perusahaan air yang memanfaatkannya. Kelangkaan sumberdaya air yang dirasakan oleh masyarakat RW 04 dan RW 05 Desa Cijeruk yaitu dalam hal semakin sulitnya mendapatkan air untuk kebutuhan rumahtangga. Selain itu, kelangkaan sumberdaya air juga 40

2 dirasakan oleh para petani yang sumber pengairannya berasal dari mata air Cikiara dan mata air Legok Adung. Mengidentifikasi kelangkaan sumberdaya air dilakukan dengan cara mewawancarai sebagian masyarakat yang ada di wilayah RW 04 dan RW 05 Desa Cijeruk. Terdapat 75 responden yang terdiri dari 45 responden rumahtangga dan 30 responden petani padi. Menurut survei langsung di lapangan, rumahtangga di wilayah RW 04 paling merasakan dampak dari kelangkaan sumberdaya air dibandingkan rumahtangga di wilayah RW 05, sehingga semua responden rumahtangga berasal dari wilayah RW 04. Responden petani padi dibagi didua wilayah tersebut, yaitu 15 responden di wilayah RW 04 dan 15 responden di wilayah RW Responden Petani Padi Identifikasi kelangkaan sumberdaya air di Desa Cijeruk dilakukan berdasarkan persepsi dari responden petani padi pemilik lahan yang dilihat dari tiga indikator yaitu:1. tingkat ketergantungan terhadap mata air, 2. pemanfaatan sumberdaya air oleh perusahaan air minum dan 3. kelangkaan sumberdaya air. Berdasarkan ketiga indikator tersebut, persepsi responden petani padi pemilik lahan di Desa Cijeruk terhadap kelangkaan sumberdaya air untuk irigasi sawahnya tersaji pada Tabel 8. 41

3 Tabel 8. Persepsi Responden Petani Padi Terhadap Kelangkaan Sumberdaya Air di Desa Cijeruk Tahun No. Indikator Ya Tidak Total I. Tingkat ketergantungan terhadap mata air: Jml % Jml % Jml % 1. Sumber air irigasi untuk sawah berasal dari mata air. 2. Jumlah pasokan air mempengaruhi produktifitas pertanian. 3. Bersedia membayar lebih untuk mendapatkan air. II. Pemanfaatan sumberdaya air oleh Perusahaan air: 1. Mengetahui adanya perusahaan air minum yang mengambil air dari mata air. 2. Mengetahui pengambilan air yang dilakukan perusahaan air minum dilakukan secara berlebihan 3. Merasa dirugikan dengan adanya kegiatan perusahaan air minum yang mengeksploitasi sumber mata air. III. Kelangkaan sumberdaya air: 1. Menurunnya jumlah air yang dapat dimanfaatkan dari sumber mata air 2. Bersedia mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan air. Sumber: Data primer (diolah) Berdasarkan pada Tabel 8, tingkat ketergantungan petani padi sangat tinggi yang dapat dibuktikan bahwa semua responden petani padi mendapatkan air 42

4 untuk irigasi sawahnya berasal dari mata air serta jumlah pasokan air sangat mempengaruhi produktifitas pertanian dan lebih dari 50 % bersedia membayar lebih untuk mendapatkan air. Hal ini mengindikasikan bahwa petani padi sangat tergantung dengan sumber mata air untuk pengairan sawahnya. Indikator selanjutnya didapat bahwa seluruh responden petani padi mengetahui adanya perusahaan air minum yang mengambil air dari mata air serta merasa dirugikan dengan adanya perusahaan air yang mengeksploitasi mata air. Lebih dari 70 % responden padi menjawab pada indikator kedua bahwa petani mengetahui perusahaan air minum mengambil air secara berlebihan. Pada indikator kedua ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pemanfaatan sumber mata air oleh perusahaan air minum secara berlebihan berdasarkan persepsi responden petani padi. Kelangkaan sumberdaya air dinyatakan bahwa lebih dari 80 % persepsi responden petani padi menyatakan bahwa telah terjadi kelangkaan sumberdaya air yang ditandai dengan semakin menurunnya jumlah air yang dapat dimanfaatkan. Selain itu, lebih dari 50 % responden menyatakan bersedia mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan air. Pada indikator ketiga ini mengindikasikan bahwa telah terjadi kelangkaan sumberdaya air setelah adanya pemanfaatan sumber mata air oleh perusahaan air minum berdasarkan persepsi responden petani padi. Hasil yang diperoleh tersebut mengindikasikan bahwa berdasarkan persepsi petani padi telah terjadi kelangkaan sumberdaya air. Akibat dari adanya perusahaan air minum yang mengeksploitasi mata air. Petani padi merasa 43

5 dirugikan dengan kondisi kelangkaan sumberdaya air tersebut karena pengairan sawahnya 100 % bergantung dari mata air tersebut Responden Rumahtangga Identifikasi kelangkaan sumberdaya air di Desa Cijeruk dilakukan berdasarkan persepsi dari responden rumahtangga yang memanfaatkan sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dilihat dari tiga indikator yaitu:1. tingkat ketergantungan terhadap mata air, 2. pemanfaatan sumberdaya air oleh perusahaan air minum dan 3. kelangkaan sumberdaya air. Berdasarkan ketiga indikator tersebut, persepsi responden rumahtangga di Desa Cijeruk terhadap kelangkaan sumberdaya air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tersaji pada Tabel 9. 44

6 Tabel 9. Persepsi Responden Rumahtangga Terhadap Kelangkaan Sumberdaya Air di Desa Cijeruk Tahun No. Indikator Ya Tidak Total I. Tingkat ketergantungan terhadap mata air: Jml % Jml % Jml % 1. Sumber air untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari mata air. 2. Ada upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. II. Pemanfaatan sumberdaya air oleh perusahaan air: 1. Mengetahui adanya perusahaan air minum yang mengambil air dari mata air. 2. Mengetahui pengambilan air yang dilakukan perusahaan air minum dilakukan secara berlebihan. 3. Merasa dirugikan dengan adanya perusahaan air minum. III. Kelangkaan sumberdaya air: 1. Menurunnya jumlah air yang dapat dimanfaatkan dari sumber mata air. 2. Merasakan adanya kelangkaan air bersih. Sumber: Data primer (diolah) Berdasarkan hasil persepsi responden rumahtangga pada Tabel 9, didapat bahwa 100% responden menyatakan air yang digunakan berasal dari mata air. Seluruh responden juga menyatakan bahwa mereka mengetahui adanya perusahaan air minum yang mengambil air dari mata air yang pengambilan airnya 45

7 dilakukan secara berlebihan. Hal ini menyebabkan rumahtangga merasa dirugikan dengan adanya perusahaan air minum. Hasil yang diperoleh selanjutnya didapat bahwa seluruh responden rumahtangga menyatakan telah terjadi kerusakan sumber mata air yang ditandai dengan semakin menurunnya jumlah air sehingga rumah tangga merasakan adanya kelangkaan air bersih. Berdasarkan hasil yang diperoleh, bahwa responden rumahtangga sangat tergantung dengan sumber mata air karena sumber mata air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Adanya pemanfaatan sumberdaya air oleh perusahaan air minum, rumahtangga merasakan sumberdaya air menjadi sulit didapat. Hal ini disebabkan pemanfaatan yang berlebihan oleh perusahaan air minum terhadap sumber mata air. 6.2 Pengelolaan Sumberdaya Air Sumberdaya air di Desa Cijeruk sebagian besar berasal dari sumber mata air. Sebagian besar masyarakat memanfaatkan sumber mata air untuk kebutuhan rumahtangga serta kebutuhan pertanian. Pemanfaatan sumber mata air dilakukan secara adil dan merata ke masyarakat berdasarkan musyawarah seluruh masyarakat. Kepemilikan dari sumber mata air tersebut didasarkan pada kepemilikan tanah yang menjadi tempat sumber mata air. Kepemilikan sumber mata air yang menjadi lokasi penelitian yaitu mata air Cikiara di RW 04 Desa Cijeruk dan mata air Legok Adung di RW 05 Desa Cijeruk dimiliki oleh individu/penduduk lokal yang juga pemilik lahan dari lokasi mata air tersebut. Masyarakat yang berada di RW 04 dan 05 Desa Cijeruk seluruhnya memanfaatkan sumber mata air untuk kebutuhan sehari-hari serta untuk irigasi 46

8 pertanian. Sebelum adanya perusahaan air minum yang memanfaatkan sumber mata air tersebut, masyarakat tidak kesulitan dalam hal mendapatkan air. Air disalurkan secara merata ke setiap rumah tangga dan irigasi pertanian melalui pipa langsung dari sumber mata air. Lokasi sumber mata air yang tidak jauh dari pemukiman warga, menjadikan masyarakat lebih mudah untuk memanfaatkan serta mengelola sumber mata air tersebut. Pengelolaan terhadap sumber mata air sebelum adanya perusahaan air minum di RW 04 dan 05 Desa Cijeruk dilakukan secara swadaya oleh masyarakat berdasarkan musyawarah bersama. Berdasarkan musyawarah yang dilakukan masyarakat, dalam hal pendistribusian serta pemeliharaan sumber mata air, masyarakat dikenakan iuran setiap bulan untuk pemeliharaan. Pemerintah Kecamatan Cijeruk pada saat itu memberikan bantuan instalasi pendistribusian air ke rumah warga, sehingga warga hanya dikenakan iuran setiap bulannya untuk pemeliharaan saluran distribusi air. Besarnya iuran setiap bulan untuk pemeliharaan ditetapkan berdasarkan musyawarah bersama. Iuran tersebut dikelola di setiap RT oleh aparat pengurus RT tersebut sedangkan pemeliharaannya dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh penduduk desa. Pengelolaan sumber mata air yang diperuntukkan untuk irigasi pertanian dikelola oleh setiap kelompok tani. Pengelolaannya meliputi pembuatan serta pemeliharaan saluran irigasi. Semenjak adanya perusahaan air yang mulai juga memanfaatkan sumber mata air membuat masyarakat semakin sulit memperoleh air. Hal ini disebabkan jumlah debit air yang mengalir ke masyarakat serta ke saluran irigasi pertanian semakin berkurang. Perusahaan air mangambil air dengan cara langsung 47

9 menyalurkan air dari sumber mata air ke tempat produksi perusahaan tersebut melalui pipa penyaluran. Oleh sebab itu masyarakat membuat bak penampungan. Banyaknya perusahaan air yang memanfaatkan sumber mata air disebabkan oleh semakin banyaknya kepemilikan tanah yang awalnya dimiliki oleh masyarakat lokal setempat kemudian berpindah ke pihak swasta dan individu di luar Desa Cijeruk. Pemerintah setempat hanya melakukan legalitas terhadap pengelolaan sumberdaya air sehingga tidak ada aturan yang jelas mengenai pembagian serta pembayaran ganti rugi terhadap masyarakat. Hal ini mencerminkan pemerintah belum dapat menerapkan isi dari UU nonor 7 tahun 2004 tentang sumberdaya air yaitu mengenai adanya asas efisiensi dan keadilan dalam mendapatkan sumberdaya air. Masyarakat tidak bisa berbuat banyak terkait pengelolaan sumber mata air serta ganti rugi perusahaan air minum kepada masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian serta dukungan dari pemerintah setempat. Musyawarah yang dilakukan antara pihak perusahaan dengan masyarakat sudah sering dilakukan untuk menentukan penyaluran air secara merata serta mengenai bantuan terhadap masyarakat, tetapi pihak perusahaan selalu tidak melaksanakan hasil dari musyawarah tersebut. Berikut tersaji pada Tabel 10 perbandingan pengelolaan sumber mata air sebelum dan sesudah adanya pemanfaatan oleh perusahaan air minum. 48

10 Tabel 10. Perbandingan Pengelolaan Sumber Mata Air Sebelum dan Sesudah Adanya Pemanfaatan Oleh Perusahaan Air Minum di Desa Cijeruk Tahun No. Keterangan Sebelum Sesudah 1. Hak kepemilikan penduduk lokal penduduk di luar Desa Cijeruk dan pihak swasta 2. Pemanfaatan air seluruhnya dimanfaatkan sebagian besar masyarakan dimanfaatkan perusahaan air air minum 3. Biaya pemanfaatan air iuran bulanan untuk peningkatan iuran pemeliharaan instalasi bulanan untuk pemeliharaan instalasi serta pembuatan bak penampungan 4. Kelembagaan dalam - RT/RW = pengelola - RT/RW = pengelolaan sumber sumber mata air pengelola sumber mata air sumber mata air - pemerintah desa = - pemerintah desa belum ada campur = pemberi izin tangan pemanfaatan sumber mata air - pemilik sumber mata - pemilik sumber air = belum ada cam mata air = tangan penjual sumber mata air Sumber: Data primer (diolah) Berdasarkan Tabel 10, adanya perusahaan air minum yang memanfaatkan sumber mata air disebabkan oleh semakin banyaknya kepemilikan tanah yang awalnya dimiliki oleh masyarakat lokal setempat kemudian berpindah ke pihak swasta dan penduduk di luar Desa Cijeruk. Pemerintah setempat hanya melakukan legalitas terhadap pengelolaan sumberdaya air sehingga tidak ada aturan yang jelas mengenai pembagian serta pembayaran ganti rugi terhadap masyarakat. 49

11 Masyarakat tidak bisa berbuat banyak terkait pengelolaan sumber mata air serta ganti rugi perusahaan air minum kepada masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian serta dukungan dari pemerintah setempat. Musyawarah yang dilakukan antara pihak perusahaan dengan masyarakat sudah sering dilakukan untuk menentukan penyaluran air secara merata serta mengenai bantuan terhadap masyarakat, tetapi pihak perusahaan selalu tidak melaksanakan hasil dari musyawarah tersebut. Masyarakat Desa Cijeruk khususnya di RW 04 dan 05 berharap pemerintah bersikap tegas terhadap perusahaan air minum dalam hal pembagian air serta ganti rugi perusahaan air kepada masyarakat. Masyarakat berharap sikap tegas pemerintah dicerminkan dengan adanya aturan yang jelas mengenai pengelolaan serta pemanfaatan sumberdaya air. Aturan tersebut juga diharapkan mengedepankan kepentingan masyarakat serta jangan hanya mengedepankan kepentingan pihak perusahaan. 6.3 Estimasi Nilai Economic Losses Pemanfaatan sumber mata air yang dilakukan oleh perusahaan air minum menimbulkan kelangkaan sumberdaya air yang dialami oleh masyarakat baik rumahtangga maupun petani padi. Hal ini berdampak pada sulitnya mendapatkan air dari sumber mata air sehingga masyarakat harus mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan air. Selain itu, petani padi mengalami kerugian dengan semakin berkurangnya jumlah panen yang didapat. Oleh karena itu perlu dilakukan penghitungan kerugian yang dialami masyarakat dengan menghitung nilai economic losses. 50

12 Nilai economic losses dari semakin berkurangnya jumlah air yang mengalir ke masyarakat ditentukan berdasarkan analisis perubahan pendapatan serta analisis biaya tambahan. Analisis perubahan pendapatan dilakukan kepada responden petani padi sedangkan analisis biaya tambahan dilakukan kepada responden rumahtangga. Analisis perubahan pendapatan mengacu pada pendapatan petani padi sebelum adanya perusahaan air minum dengan pendapatan petani padi setelah adanya perusahaan air minum. Analisis biaya tambahan mengacu pada adanya biaya tambahan yang dikenakan rumahtangga setelah adanya perusahaan air minum Analisis Perubahan Pendapatan pada Responden Petani Padi Analisis perubahan pendapatan dilakukan terhadap responden petani padi. Hal ini dilakukan untuk mengestimasi besaran kerugian yang dialami petani padi yang disebabkan oleh adanya perusahaan air yang mengambil air dari mata air. Petani padi di wilayah RW 04 dan RW 05 Desa Cijeruk sangat tergantung dengan sumber mata air. Hal ini dikarenakan sumber mata air merupakan satu-satunya sumber air selain air hujan yang dibutuhkan untuk pengairan sawahnya. Petani padi mulai merasakan penurunan jumlah panen semenjak adanya perusahaan air yang mengambil air dari mata air Cikiara dan mata air Legok Adung. Dikarenakan dalam hal pendistribusian air, perusahaan air langsung mengambil air dari mata air menggunakan pipa yang langsung disalurkan ke perusahaan air. Berdasarkan wawancara dengan responden petani padi hal ini menyebabkan debit air yang mengalir ke saluran irigasi menjadi berkurang. 51

13 Analisis perubahan pendapatan dalam menentukan nilai economic losses dari responden petani padi diawali dengan menghitung produksi padi serta pendapatan petani padi setiap tahun sebelum dan sesudah adanya perusahaan air minum. Berdasarkan wawancara dengan responden petani padi diperoleh data rata-rata produksi padi per hektar, rata-rata harga jual Gabah Kering Giling (GKG) per kilogram serta biaya produksi padi sebelum dan sesudah adanya pemanfaatan sumber mata air oleh perusahaan air minum di Desa Cijeruk (Lampiran 3). Tabel 11 menyajikan perhitungan produksi dan pendapatan responden petani padi sebelum adanya pemanfaatan sumber mata air oleh perusahaan air minum di Desa Cijeruk. Tabel 11. Produksi serta Pendapatan Petani Padi Sebelum Adanya Perusahaan Air Minum di Desa Cijeruk Tahun Wilayah Luas lahan (Ha) Produktivitas (Kg) Biaya(Rp) Pendapatan/Th(Rp) (1) (2)=(1)x *) (3)=(1)xA *) (4)=(2)x3 000 *) (3) RW RW Total Sumber: Data Primer (Diolah) Keterangan: *) : produksi padi rata-rata=12 500Kg/Ha/th, hargajualgkg=rp 3 000/Kg(Lampiran 3) A: biaya rata-rata = Rp Berdasarkan hasil wawancara dengan responden petani padi pemilik lahan pada Lampiran 3, didapat rata-rata produksi padi per hektarnya per tahun setelah adanya perusahaan air minum adalah sebesar Kg dengan harga 1 Kg Gabah Kering Giling (GKG) sebesar Rp 3 000, sehingga produksi serta pendapatan petani padi pemilik lahan setelah adanya perusahaan air minum dapat dilihat pada Tabel

14 Tabel 12. Produksi serta Pendapatan Petani Padi Setelah Adanya Perusahaan Air Minum di Desa Cijeruk Tahun Wilayah Luas lahan (Ha) Produksi (Kg) Biaya (Rp) Pendapatan/tahun (Rp) (1) (2)=(1)x9 930 *) (3)=(1)xA *) (4)=(2)x3 000 *) (3) RW RW Total Sumber: Data Primer (Diolah) Keterangan: *) : produksi padi rata-rata=9 930 Kg/Ha/th, hargajualgkg= Rp 3 000/Kg(Lampiran 3) A: biaya rata-rata = Rp Berdasarkan Tabel 11 dan 12, didapatkan total pendapatan petani padi sebelum dan sesudah adanya pemanfaatan sumber mata air oleh perusahaan air minum. Hasilnya bahwa terjadi penurunan pendapatan petani akibat adanya pemanfaatan sumber mata air oleh perusahaan air minum. Estimasi nilai economic losses responden petani padi di Desa Cijeruk dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Estimasi Nilai Economic Losses Responden Petani Padi di Desa Cijeruk Tahun Keterangan Total pendapatan per tahun (Rp) A. Sebelum adanya perusahaan air minum B. Setelah adanya perusahaan air minum C. Nilai economic losses (A-B) D. Nilai (rata-rata) economic losses petani padi (C/30) Sumber: Data primer (Diolah) Nilai economic losses responden petani padi di Desa Cijeruk didapat dari hasil pengurangan total pendapatan per tahun sebelum adanya perusahaan air minum dengan total pendapatan per tahun setelah adanya perusahaan air minum yaitu sebesar Rp

15 6.3.2 Analisis Averted Cost Method (Metode Biaya Tambahan) pada Responden Rumah Tangga Analisis metode biaya tambahan dilakukan untuk menentukan nilai economic losses dari responden rumahtangga. Metode ini dilakukan dengan prinsip dasar bahwa kerusakan sumber mata air dapat menyebabkan adanya penambahan biaya dari pemenfaatan sumber mata air tersebut. Informasi yang diperoleh dalam menentukan biaya tambahan yang diterima responden rumahtangga didapat melalui kuesioner. Sebelum terjadinya kerusakan sumber mata air rumahtangga yang berada di wilayah RW 04 dan RW 05 Desa Cijeruk dalam memperoleh sumber air tidak perlu mengeluarkan biaya, karena sudah dibantu oleh pihak aparat pemerintah desa dalam menyalurkan air ke rumahtangga. Setelah mulai masuknya perusahaan air yang juga memanfaatkan sumber mata air untuk keperluan produksinya, maka semakin sulitnya rumahtangga dalam memanfaatkan sumber mata air. Oleh sebab itu, rumahtangga mencari alternatif cara untuk memanfaatkan sumber mata air, yaitu dengan cara membuat bak penampungan. Dibuatkannya bak penampungan menyebabkan rumahtangga mengeluarkan biara tambahan dalam memperoleh sumber air. Biaya tambahan yang dikenai rumahtangga yaitu pada awal pembangunan bak penampungan serta biaya pemeliharaan yang dikenakan setiap bulan. Biaya tambahan pada awal pembangunan bak penampungan masing-masing rumahtangga besarnya berbeda. Besaran biaya tambahan ditentukan berdasarkan jarak rumah dengan lokasi bak penampungan. Semakin jauh rumah dengan bak penampungan, maka semakin besar pula biaya tambahan yang dikeluarkan. 54

16 Biaya tambahan yang dikenakan rumahtangga setiap bulan adalah sebesar Rp 3 000/KK. Penentuan besarnya biaya ini ditentukan melalui musyawarah warga. Biaya ini diperuntukkan untuk biaya pemeliharaan bak penampungan serta biaya pemeliharaan pipa saluran air. Disamping biaya rutin pemeliharaan instalasi air, dikenakan juga biaya pembangunan bak penampungan. Biaya untuk pembangunan bak penampungan dari total 30 responden rumahtangga adalah sebesar Rp , sehingga biaya rata-rata yang dikenakan rumahtangga adalah sebesar Rp Tabel 14 menyajikan perhitungan economic losses atau biaya-biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh responden rumahtangga untuk mendapatkan air dari sumber mata air setelah adanya pemanfaatan sumber mata air oleh perusahaan air minum. Tabel 14. Biaya Tambahan Responden Rumahtangga di Desa Cijeruk Tahun 2010 No. Jenis Biaya Total Biaya (Rp) Biaya Rata-Rata(Rp)/KK 1. Biaya pembangunan bak penampungan (dikenakan *) pada awal pembangunan saja) 2. Biaya pemeliharaan bak Penampungan serta *) Saluran air (per tahun) 3. Total biaya tambahan responden Rumahtangga (1+2) Sumber : Data primer (Diolah) Keterangan : *) Total biaya berdasarkan hasilwawancara dengan responden rumahtangga (Lampiran 4) Hasil yang diperoleh pada Tabel 14, diharapkan tidak hanya ditanggung oleh masyarakat saja. Masyarakat mengharapkan adanya perhatian serta bantuan dari pihak perusahaan air minum yang memanfaatkan sumber mata air. Selain itu, 55

17 adanya ketegasan dari aparat baik aparat pemerintah desa maupun aparat pemerintah kecamatan dalam hal pengelolaan sumber mata air serta ganti rugi kepada masyarakat oleh perusahaan air minum. Berdasarkan Tabel 13 dan Tabel 14, total economic losses masyarakat Desa Cijeruk akibat adanya pemanfaatan sumber mata air oleh perusahaan air minum, tersaji pada Tabel 15. Tabel 15. Total Economic Losses Masyarakat Desa Cijeruk Tahun No. Responden Economic Losses/n N Economic Losses Total (Rp) (orang) (Rp) (1) (2) (3) = (1) x (2) 1. Petani padi Rumahtangga Total Sumber : Data primer (Diolah) Hasil yang diperoleh pada Tabel 15 menunjukkan nilai total economic losses masyarakat Desa Cijeruk. Economic losses baik petani padi untuk mengairi sawahnya maupun rumahtangga untuk keperluan sehari-hari yang 100 % tergantung dari sumber mata air. Nilai economic losses akibat adanya pemanfaatan secara berlebihan terhadap sumber mata air yang dilakukan oleh perusahaan air minum adalah sebesar Rp Nilai total economic losses rumahtangga lebih besar daripada petani padi walaupun nilai rata-rata economic losses petani padi jauh lebih besar dibanding rumahtangga (hanya 14 % dari petani padi). Hal ini dikarenakan jumlah petani di Desa Cijeruk hanya 1.9 % (155 orang) dari jumlah penduduk Desa Cijeruk sehingga total economic losses rumahtangga jauh lebih besar daripada petani padi. Hasil ini mencerminkan nilai 56

18 kerugian yang dialami masyarakat serta dapat dijadikan acuan untuk nilai kompensasi yang diterima masyarakat dari perusahaan air minum. 57

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 RAHASIA VP2015-S 001. Subround yang lalu: 1. Januari-April 2. Mei-Agustus 3. September-Desember REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 PENCACAHAN

Lebih terperinci

PENILAIAN ECONOMIC LOSSES MASYARAKAT DESA CIJERUK KABUPATEN BOGOR AKIBAT ADANYA PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR OLEH PERUSAHAAN AIR MINUM

PENILAIAN ECONOMIC LOSSES MASYARAKAT DESA CIJERUK KABUPATEN BOGOR AKIBAT ADANYA PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR OLEH PERUSAHAAN AIR MINUM PENILAIAN ECONOMIC LOSSES MASYARAKAT DESA CIJERUK KABUPATEN BOGOR AKIBAT ADANYA PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR OLEH PERUSAHAAN AIR MINUM PRAMUDYA BAGUS SETIAWAN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO No. 40/07/75/Th.IX, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi debit air khususnya debit air tanah. Kelangkaan sumberdaya air

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi debit air khususnya debit air tanah. Kelangkaan sumberdaya air II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelangkaan Sumberdaya Air Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu penyebab pemanfaatan berlebihan yang dilakukan terhadap sumberdaya air. Selain itu, berkurangnya daerah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) PROVINSI KALIMANTAN TENGAH *)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) PROVINSI KALIMANTAN TENGAH *) No. 05/03/62/Th. X, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN (ANGKA SEMENTARA) PROVINSI KALIMANTAN TENGAH *) A. PADI Produksi padi Kalimantan Tengah tahun (Angka Sementara/ASEM)

Lebih terperinci

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada 47 Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada Abstrak Berdasarkan data resmi BPS, produksi beras tahun 2005 sebesar 31.669.630 ton dan permintaan sebesar 31.653.336 ton, sehingga tahun 2005 terdapat

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 40/11/34/Th. X, 03 November 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan III (ARAM

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2005 DAN ANGKA RAMALAN I 2006)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2005 DAN ANGKA RAMALAN I 2006) No. 15 / IX / 1 Maret 2006 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2005 DAN ANGKA RAMALAN I 2006) Produksi padi tahun 2005 (angka sementara) sebesar 54.056.282 ton gabah kering giling (GKG)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin

Lebih terperinci

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PETANI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN IRIGASI Studi Kasus Daerah Irigasi Klambu Kanan Wilalung, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah Oleh : FAHMA MINHA A14303054 PROGRAM

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG Nelya Eka Susanti, Akhmad Faruq Hamdani Universitas Kanjuruhan Malang nelyaeka@unikama.ac.id, hamdani_af@ymail.com

Lebih terperinci

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat luas dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Di lihat dari sisi ekonomi, lahan merupakan input

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014) BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014) No. 20/03/73/Th. VIII, 2 Maret 2015 A. PADI Angka Sementara (Asem) 2014, produksi Padi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam dalam bidang pertanian merupakan keunggulan yang dimiliki Indonesia dan perlu dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat. Pertanian merupakan aset

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN AKHIR PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT i LAPORAN AKHIR PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS SALURAN IRIGASI SAWAH SEBAGAI TEKNIK PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN (STUDI KASUS: DESA SUKAHARJA, CIJERUK, BOGOR) Oleh: Paramyta Nila

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014) BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 37/07/73/Th. V, 1 Juli 2014 14 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014) A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013,

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA RAMALAN II 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA RAMALAN II 2015) No. 63/11/75/Th.IX, 2 November 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA RAMALAN II 2015) A. PADI Berdasarkan penghitungan Angka Ramalan II (ARAM II) produksi padi tahun 2015 diperkirakan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 22/03/33 Th.IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 diperkirakan 9,65 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No.01 /03/3321/Th.I,2 Maret 2015 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Kabupaten Demak Tahun 2014 diperkirakan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL 7.1 Analisis Perbandingan Penerimaan Usaha Tani Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian. Sekitar 60% penduduknya tinggal di daerah pedesaan dan bermata pencaharian sebagai

Lebih terperinci

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti: PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Irigasi Jatiluhur terletak di Daerah Aliran Sungai Citarum Provinsi Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 47/07/33/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 11,30 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Irigasi pada hakekatnya merupakan upaya pemberian air pada tanaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Irigasi pada hakekatnya merupakan upaya pemberian air pada tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Irigasi pada hakekatnya merupakan upaya pemberian air pada tanaman sebanyak keperluan untuk tumbuh dan berkembang. Tanaman apabila kekurangan air akan menderit (stress)

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS) BAB II PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS) Agung Prabowo, Hendriadi A, Hermanto, Yudhistira N, Agus Somantri, Nurjaman dan Zuziana S

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) No.03 /11/3321/Th.I,2 November 2015 Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Kabupaten Demak pada

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sub sektor pertanian tanaman pangan memiliki peranan sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan

Lebih terperinci

Air Irigasi: Mendatangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Petani Rarang

Air Irigasi: Mendatangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Petani Rarang Air Irigasi: Mendatangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Petani Rarang Segala yang hidup itu dari air (QS Al Anbiya: 30). Semua makhluk hidup butuh air, jadi tiada kehidupan tanpa air. Dengan demikian kedudukan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN ANGKA SEMENTARA 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN ANGKA SEMENTARA 2015 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 18/03/16/Th. XVIII, 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN ANGKA SEMENTARA A. PADI Produksi padi tahun (Angka Sementara) sebanyak 4,25 juta

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH 1)

ANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH 1) 74 Pengembangan Inovasi Pertanian 1(1), 2008: 74-81 Erizal Jamal et al. ANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH 1) Erizal Jamal, Hendiarto, dan Ening Ariningsih Pusat Analisis Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 20/03/52/Th.VIII, 3 Maret 2014 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 2012 (ATAP 2012)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang terus tumbuh berimplikasi pada meningkatnya jumlah kebutuhan bahan pangan. Semakin berkurangnya luas lahan pertanian dan produksi petani

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN UBI KAYU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN UBI KAYU No.384 /03-19/Th.XII, 3 Maret 2014 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN UBI KAYU ( Angka Sementara Tahun 2013 dan Angka Prognosa Tahun 2014 ) A. ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013 Produksi padi Tahun 2013 (Angka Sementara)

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Persentase responden berdasarkan kelompok umur

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Persentase responden berdasarkan kelompok umur V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Masyarakat Desa Hutan Gambaran mengenai karakteristik masyarakat sekitar hutan di Desa Buniwangi dilakukan dengan metode wawancara terhadap responden. Jumlah responden

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Utomo dkk (1992) mendefinisikan alih fungsi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA RAMALAN II 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA RAMALAN II 2014) BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 62/11/73/Th. V, 3 November 2014 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA RAMALAN II 2014) 30/06/73/Th. V, 2 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap

Lebih terperinci

Sawah (rante) Total Luas (rante)

Sawah (rante) Total Luas (rante) Lampiran 1. Karakteristik Responden Petani Padi Sawah dan Padi Ladang, Pedagang dan Pemilik Penggilingan Padi di Kabupaten Samosir No Umur Pengalaman Luas Lahan Yang Dimiliki Lahan Yang Diusahakan Frekuensi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/33 Th.X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 diperkirakan 11,30 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH. air tanah dengan sumber air bersih lainnya yakni air PDAM.

VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH. air tanah dengan sumber air bersih lainnya yakni air PDAM. VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH 7.1 Memperoleh Sumber Air Tanah Air tanah merupakan salah satu sumber air bersih utama yang masih digunakan oleh sebagian besar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) NO. 53/11/33/TH. IV, 1 NOVEMBER 2010 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) A. PADI ARAM III produksi padi Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 10,079 juta ton Gabah Kering Giling (GKG),

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) No. 18/03/33 Th.VIII, 3 Maret 2014 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 diperkirakan 10,34 juta ton gabah kering

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diskripsi Varietas Padi Ciherang

Lampiran 1. Diskripsi Varietas Padi Ciherang L A M P I R A N 178 Lampiran 1. Diskripsi Varietas Padi Ciherang Lampiran 2. Diskripsi Varietas Padi IR 64 179 180 Lampiran 3. Peta administrasi dan plot stasiun hujan Kabupaten Indramayu S U B A N G CIREBON

Lebih terperinci

FAKTOR-F PERUBAHAN PENGGUNAAN LWHAN SAWAH Dl KABUPATEN JWM ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMI PERTAQIIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKTOR-F PERUBAHAN PENGGUNAAN LWHAN SAWAH Dl KABUPATEN JWM ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMI PERTAQIIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR ti 'w$- * / 7..,.>.., 6 oy@t FAKTOR-F PERUBAHAN PENGGUNAAN LWHAN SAWAH Dl KABUPATEN JWM ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMI PERTAQIIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1995 RINGKASAN KARTlNI PANGARIBUAN.

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Panen Hujan dan Aliran Permukaan untuk Mengurangi Risiko Kekeringan Mendukung Ketahanan Pangan

Pengembangan Sistem Panen Hujan dan Aliran Permukaan untuk Mengurangi Risiko Kekeringan Mendukung Ketahanan Pangan Pengembangan Sistem Panen Hujan dan Aliran Permukaan untuk Mengurangi Risiko Kekeringan Mendukung Ketahanan Pangan Nani Heryani, telp.0251-8312760, hp 08129918252, heryani_nani@yahoo.com ABSTRAK Indonesia

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 48/07/33/Th.IX, 1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi tahun 2014 di Jawa Tengah mencapai 9,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 19/3/52/Th.X, 1 Maret 216 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 214 (ATAP 214) produksi

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI A. Gambaran umum Desa Pondowan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati 1. Letak geografis Desa Pondowan

Lebih terperinci

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1 Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK 1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No.02 /07/3321/Th.I,1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi Kabupaten Demak tahun 2014 mencapai

Lebih terperinci

pelaksanaan pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional.

pelaksanaan pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional. pelaksanaan pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional. 2.2. PENDEKATAN MASALAH Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014 dirumuskan menjadi

Lebih terperinci

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng wiwifadly@gmail.com ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah enganalisis dan

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI 1 POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus H. Adul Desa Situ Daun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Ach. Firman

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA No. 16/03/34/Th.XVIII, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA SEMENTARA 2015) Produksi padi tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 25.563 ton GKG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia, kebutuhan jagung di Indonesia mengalami peningkatan, yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering

Lebih terperinci

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI 63 BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI 7.1 Dampak Ekologi Konversi lahan pertanian ke pemukiman sangat berdampak negatif terhadap ekologi. Secara ekologis, perubahan telah terjadi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 16/03/Th.VIII. 02 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2014 SEESAR 1.820.112 TON

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2014)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2014) No. 62/11/72/Th.XVII, 3 November 2014 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2014) A. PADI Angka Ramalan II (ARAM II) produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2014 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Desa Kepek Kecamatan Saptosari merupakan desa yang terletak di Kecamatan Saptosari bagian utara. Jarak dari Desa Kepek ke Kantor Kecamatan Saptosari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan air untuk pertanian di Indonesia merupakan hal yang sangat penting, untuk tercapainya hasil panen yang di inginkan, yang merupakan salah satu program pemerintah

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA No. 4/7/71/Th. VIII, 1 Juli 214 ANGKA TETAP TAHUN 213 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 214 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 213 diperhitungkan sebesar 638.373 ton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berwawasan lingkungan, transparan, akuntabel, dan berkeadilan. Irigasi

BAB I PENDAHULUAN. berwawasan lingkungan, transparan, akuntabel, dan berkeadilan. Irigasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolaan Sistem Irigasi bertujuan untuk mewujudkan pemanfaatan air dalam bidang pertanian, yang diselenggarakan secara partisipatif, terpadu, berwawasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah III. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini digunakan untuk menggali fakta- fakta di lapangan kemudian dianalisis dan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011) NO. 36/07/33/TH. V, 1 JULI 2011 Berdasarkan Angka Tetap (ATAP) 2010, produksi padi Jawa Tengah mencapai 10,11 juta ton mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL.. xiv DAFTAR GAMBAR. xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL.. xiv DAFTAR GAMBAR. xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL.. xiv DAFTAR GAMBAR. xvi DAFTAR LAMPIRAN.... xvii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.... 1 1.2. Identifikasi dan Batasan Masalah.... 6 1.3. Rumusan Masalah.... 6 1.4. Tujuan...

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008) BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 24/07/34/Th. X, 01 Juli 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan II (ARAM II) tahun 2008,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam beragam bentuk, maksud, dan tujuan. Mulai dari keluarga, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. dalam beragam bentuk, maksud, dan tujuan. Mulai dari keluarga, komunitas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan hal yang penting bagi siapapun manusia dan dimanapun ia berada. Kebutuhan manusia akan pangan harus dapat terpenuhi agar keberlansungan hidup manusia

Lebih terperinci

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG Kajian Alternatif Penyediaan Air Baku I Wayan Mundra Hirijanto KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG I Wayan Mundra

Lebih terperinci

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Lokasi dan Kondisi PATM Gorontalo merupakan salah satu daerah yang menjadi tempat untuk pengembangan sumberdaya lokal berbasis pertanian agropolitan sehingga diperlukan inovasi

Lebih terperinci

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH Oleh: Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TUJUAN KEBIJAKAN DAN KETENTUAN HPP Harga jual gabah kering panen (GKP) petani pada saat panen raya sekitar bulan Maret-April

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini krisis air merupakan salah satu masalah utama di Kabupaten Rembang, yang aktifitas ekonomi didukung oleh kegiatan di sektor pertanian dan perikanan. Hal ini

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Petani adalah pelaku usahatani yang mengatur segala faktor produksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kualitas

Lebih terperinci

Boks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU

Boks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU Boks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU Daerah sentra beras di Maluku terletak di Buru, Maluku Tengah, dan Seram Bagian Barat. Beras yang dihasilkan merupakan beras dari padi sawah. Selain itu, terdapat juga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v vii viii x I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 6 1.3.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA Lampiran 1 Questioner ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA 1. Pertanyaan dalam Kuisioner ini tujuannya hanya semata-mata untuk penelitian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditas padi memiliki arti strategis yang mendapat prioritas dalam pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di pedesaan maupun

Lebih terperinci