PUTUSAN Nomor : 155/Pdt.G/2013/PA.Pkc.

Transkripsi

1 PUTUSAN Nomor : 155/Pdt.G/2013/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama, dalam persidangan hakim majelis telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai gugat antara: PENGGUGAT, umur 19 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Kabupaten PELALAWAN, yang selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT; Melawan TERGUGAT, Umur 18 tahun, agama Islam, pendidikan SMP, pekerjaan Tani Karet, bertempat tinggal di Kabupaten PELALAWAN, yang selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini; Telah mendengar keterangan Penggugat dan saksi-saksi di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 06 Mei 2013 terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, Nomor: 155/Pdt.G/2013/PA.Pkc., tanggal 06 Mei 2013 telah mengemukakan hal-hal yang telah disempurnakan oleh-nya di persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa pada tanggal 30 Mei 2012, Penggugat dengan Tergugat melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan sebagaimana bukti berupa Duplikat/Buku Kutipan Akta Nikah Nomor: 157/06/VI/2012, tertanggal 01 Juni 2012, yang dikeluarkan oleh KUA Ukui, Kabupaten Pelalawan; 2. Bahwa setelah akad nikah Penggugat dan Tergugat hidup bersama sebagai suamiistri dengan bertempat tinggal di rumah orang tua Penggugat di Desa Bukit Gajah Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan selama 2 bulan, kemudian Penggugat dengan Tergugat pindah dan bertempat tinggal di rumah orang tua Tergugat di Desa Merbau Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan selama 2 bulan, kemudian Penggugat dengan Tergugat pindah ke rumah kontrakkan yang masih di Desa Hal. 1 dari 11 hal. Putusan Nomor :155/Pdt.G/2013/PA.Pkc

2 Merbau Kecamatan Ukui sampai Penggugat dengan Tergugat berpisah tempat tinggal; 3. Bahwa selama ikatan pernikahan, Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai satu orang anak bernama ANAK, lahir tanggal 23 Agustus 2012; Anak tersebut saat ini ikut bersama Tergugat; 4. Bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat semula berjalan rukun dan baik, tetapi sejak 30 Agustus 2012 antara Penggugat dengan Tergugat sering muncul perselisihan dan pertengkaran yang mengakibatkan hubungan Penggugat dengan Tergugat pada akhirnya menjadi tidak harmonis lagi; 5. Bahwa perselisihan dan pertengkaran Penggugat dengan Tergugat pada intinya disebabkan oleh : - Bahwa Tergugat terlalu egois dan Tergugat tidak bekerja kalau tidak di dampingi Penggugat sedangkan Penggugat dengan Tergugat masih punya anak yang masih kecil; - Bahwa Penggugat punya penyakit asam lambung sehingga tidak bisa makan akan tetapi Tergugat selalu memaksakan kehendak agar Penggugat bisa makan yang banyak sehingga dengan pemaksaan tersebut selalu muncul pertengkaran; - Bahwa apabila terjadi perselisihan dan pertengkaran Tergugat selalu mengeluarkan kata-kata kasar mengatakan mau berpisah dan selalu mengajak Penggugat pindah agama ke agama Kristen agama Tergugat sebelumnya; 6. Bahwa dari pihak keluarga telah berusaha untuk menasehati Penggugat dengan Tergugat agar rumah tangga rukun dan harmonis, namun tidak berhasil; 7. Bahwa puncak dari perselisihan dan pertengkaran Penggugat dengan Tergugat terjadi pada 02 Februari 2013, dimana Penggugat sudah tidak tahan dengan sikap dan perbuatan Tergugat akhir Penggugat dengan izin Tergugat pindah ketempat orang tua Penggugat di Desa Bukit Gajah dan sampai saat ini Penggugat dan Tergugat berpisah tempat tinggal sampai sekarang tanpa saling menjalankan kewajiban sebagaimana layaknya suami-istri; 8. Bahwa anak Penggugat dengan Tergugat yang bernama ANAK masih dibawah umur, maka Penggugat mohon agar anak tersebut dibawah asuhan Penggugat, sebab kalau anak tersebut masih bersama Tergugat dikwatirkan nanti anak tersebut dibabtis masuk keagama Kristen; 9. Bahwa dengan keadaan rumah tangga seperti dijelaskan di atas Penggugat sudah tidak memiliki harapan akan dapat hidup rukun kembali bersama Tergugat untuk membina rumah tangga yang bahagia dimasa yang akan datang. Dengan demikian, gugatan cerai Penggugat telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; Hal. 2 dari 11 hal. Putusan Nomor :155/Pdt.G/2013/PA.Pkc

3 10. Penggugat sanggup untuk membayar biaya perkara yang timbul guna penyelesaian perkara ini; Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, c.q. Majelis Hakim memeriksa dan mengadili perkara ini dengan memanggil Penggugat dan Tergugat, dan selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi: PRIMAIR: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menyatakan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat putus karena perceraian; 3. Menetapkan anak yang bernama ANAK dibawah asuhan Penggugat; 4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara menurut hukum yang berlaku; SUBSIDAIR: Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang bahwa, pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Penggugat telah datang menghadap sendiri di persidangan, sedangkan Tergugat tidak pernah hadir dan tidak pula menyuruh orang lain sebagai kuasanya untuk hadir, padahal menurut relaas panggilan nomor: 155/Pdt.G/2013/PA.Pkc tanggal 15 Mei 2013 dan tanggal 28 Mei 2013 yang dibacakan di persidangan, Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut, dan tidak ternyata pula ketidakhadiran Tergugat a quo berdasarkan suatu alasan yang sah; Menimbang bahwa, Majelis Hakim telah berusaha menasehati Penggugat agar tetap mempertahankan keutuhan rumah tangganya dan hidup rukun kembali dengan Tergugat sebagaimana layaknya suami istri, tetapi usaha tersebut tidak berhasil; Menimbang bahwa, proses mediasi tidak bisa dilaksanakan dikarenakan Tergugat tidak hadir, kemudian dibacakanlah surat gugatan Penggugat yang telah disempurnakan oleh-nya dalam sidang tertutup untuk umum yang isi dan maksudnya tetap dipertahankan oleh Penggugat; Menimbang bahwa, untuk meneguhkan dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti surat berupa fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor: 157/06/VI/2012, tertanggal 01 Mei 2012, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan; yang oleh Ketua Majelis telah dicocokkan dengan aslinya dan telah sesuai, bermeterai cukup, telah di nazzeglen Pejabat Kantor Pos dan Giro setempat serta telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, yang selanjutnya diberi tanda bukti P.1; Menimbang bahwa, disamping bukti surat tersebut, Penggugat telah mengajukan 2 (dua) orang saksi di persidangan yang telah diperiksa secara terpisah masing-masing sebagai berikut : Hal. 3 dari 11 hal. Putusan Nomor :155/Pdt.G/2013/PA.Pkc

4 1. SAKSI PERTAMAumur 36 tahun, agama Islam, pekerjaan swata, bertempat tinggal di Kabupaten Pelalawan; Di hadapan persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah sesuai agama dan kepercayannya yang pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat karena sebagai paman Penggugat; - Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami-isteri yang menikah pada bulan Mei 2012; - Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal di rumah orang tua Penggugat selama 2 (dua) bulan dan kemudian pindah ke rumah kontrakan berdekatan dengan rumah orang tua Tergugat di Desa Merbau sampai akhirnya terjadi pisah rumah; - Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 1 orang anak, lahir tanggal 23 Agustus 2012, yang sekarang ikut bersama Tergugat; - Bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat mulai tidak harmonis sejak pindah ke Desa Merbau, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan Tergugat dan orang tua Tergugat sering mengajak Penggugat masuk agama kristen, agama Tergugat sebelum menikah dengan Penggugat, sedangkan Penggugat tidak mau; - Bahwa meskipun Tergugat telah masuk Islam, tetapi sehari-harinya Tergugat tidak ada menjalankan ajaran agama Islam, malahan Tergugat mengajak Penggugat untuk pindah ke agama Krisen; - Bahwa Penggugat dan Tergugat telah berpisah rumah sejak bulan Pebruari 2013, ketika itu terjadi pertengkaran dan akhirnya Penggugat pulang ke rumah orang tuanya di Desa Bukit Gajah tanpa dikasih ongkos sama sekali dan tidak boleh membawa anak, sedangkan Tergugat tinggal di rumah orang tuanya di Desa Merbau; - Bahwa sejak Penggugat dan Tergugat berpisah tidak ada lagi komunikasi antara keduanya sampai sekarang; - Bahwa saksi telah berupaya merukunkan Penggugat dan Tergugat, tetapi tidak berhasil bahkan Tergugat mengatakan kalau Penggugat ingin pulang ke rumah orang tuanya silahkan saja, tetapi tidak boleh membawa anak; - Bahwa sejak berpisah dengan anaknya, Penggugat sering menangis dan teringat kepada anaknya yang masih bayi yang masih memerlukan perawatan dan kasih sayang ibunya; - Bahwa sepengetahuan saksi anak Penggugat dan Tergugat sekarang diasuh oleh orang tua Tergugat dan saksi khawatir kalau anak tersebut nanti diasuh berdasarkan ajaran kristen karena Tergugat tidak menjalankan syariat Islam; Hal. 4 dari 11 hal. Putusan Nomor :155/Pdt.G/2013/PA.Pkc

5 2. SAKSI KEDUAumur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Pelalawan; Di hadapan persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah sesuai agama dan kepercayannya yang pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat karena sebagai ibu kandung Penggugat; - Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami-isteri yang menikah pada tahun 2012 yang lalu dalam keadaan hamil 6 (enam) bulan; - Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal di saksi dan kemudian pindah ke Desa Merbau dekat rumah orang tua Tergugat; - Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 1 orang anak yang lahir tanggal 23 Agustus 2012 dan sekarang ikut bersama Tergugat; - Bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat mulai tidak harmonis sejak mereka pindah ke Desa Merbau dan sejak bulan Pebruari 2013 mereka telah berpisah rumah sampai sekarang; - Bahwa penyebabnya karena Tergugat egois, sering memaksakan kehendaknya kepada Penggugat bahkan Tergugat sering mengajak Penggugat untuk pindah agama ke agama kristen, agama Tergugat sebelum menikah dengan Penggugat; - Bahwa Penggugat sering mengadu kepada saksi setiap kali terjadi perselisihan dan pertengkaran, dan saksi pernah ikut mendamaikan dahulu ke rumah Penggugat dan Tergugat di Desa Merbau; - Bahwa saksi sudah menyarankan supaya Penggugat bersabar, tetapi Penggugat tidak sanggup lagi karena selalu diajak untuk pindah agama; - Bahwa anak Penggugat dan Tergugat sekarang diasuh oleh orang tua Tergugat yang masih beragama kristen, dan Tergugat tidak mau menyerahkan anak tersebut kepada Penggugat; - Bahwa Penggugat telah berupaya menjemput anaknya, tetapi Tergugat tetap saja tidak mau menyerahkan kepada Penggugat sehingga Penggugat hampir tiap malam menagis karena rindu kepada anaknya; - Bahwa, sebaiknya anak tersebut diasuh oleh Penggugat karena selama ini saksi melihat Tergugat bersifat kasar dan tidak menjalankan syariat Islam; Menimbang, bahwa terhadap keterangan kedua orang saksi tersebut di atas, Penggugat membenarkan, kemudian Penggugat menyatakan tidak lagi mengajukan sesuatu tanggapan apapun dan mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka ditunjuk segala hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan perkara ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini; TENTANG HUKUMNYA Hal. 5 dari 11 hal. Putusan Nomor :155/Pdt.G/2013/PA.Pkc

6 Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana telah diuraikan diatas; Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Penggugat serta keterangan saksisaksi di persidangan terbukti bahwa Penggugat dan Tergugat berdomisili dalam wilayah Kabupaten Pelalawan yang merupakan jurisdiksi Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, maka dengan demikian Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci dalam hal ini secara absolut dan relatif berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo sebagaimana maksud ketentuan Pasal 49 dan Pasal 72 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009; Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan untuk pemeriksaan perkara ini, Penggugat hadir menghadap di muka persidangan sedangkan Tergugat tidak pernah hadir di persidangan sampai sidang pembacaan putusan, dan telah nyata ketidak hadirannya tersebut bukan karena alasan yang dibenarkan oleh hukum meskipun kepadanya telah dilakukan pemanggilan secara resmi dan patut oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci. Dengan demikian Tergugat harus dinyatakan tidak hadir dan perkara ini diperiksa dan diputus tanpa hadirnya Tergugat; Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 154 R.Bg jo. Pasal 2 ayat (3), pasal 4 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, akan tetapi oleh karena Termohon tidak hadir dalam persidangan, maka mediasi tersebut tidak dapat dilaksanakan; Menimbang, bahwa meskipun demikian Majelis Hakim tetap berusaha dengan sungguh-sungguh mendamaikan dengan menasehati Penggugat di setiap persidangan agar mengurungkan niatnya untuk bercerai sebagaimana diamanatkan Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama akan tetapi usaha tersebut tidak berhasil sampai putusan ini dijatuhkan; Menimbang, bahwa sebelum memeriksa pokok perkara, Majelis Hakim terlebih dulu memeriksa ada tidaknya hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat. Berdasarkan bukti P.1 yang diajukan oleh Penggugat didukung dengan keterangan saksi-saksi di persidangan, harus dinyatakan telah terbukti antara Penggugat dan Tergugat telah terikat dalam sebuah perkawinan yang sah sebagaimana ketentuan Pasal 2 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan jo. Pasal 4, 5 dan 6 Kompilasi Hukum Islam. Dengan demikian, berdasarkan pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, Majelis berpendapat bahwa Penggugat telah memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan gugatan ini; Hal. 6 dari 11 hal. Putusan Nomor :155/Pdt.G/2013/PA.Pkc

7 Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara aquo adalah Penggugat mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat sekaligus menuntut hak asuh anak dengan alasan yang pada pokoknya rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang berakhir dengan pisah rumah sejak bulan Pebruari 2013 sampai sekarang. Keadaan mana disebabkan karena Tergugat egois, sering memaksakan kehendaknya dan mengajak Penggugat untuk masuk agama kristen; Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak hadir dipersidangan serta tidak mengajukan bantahan, maka hal tersebut dianggap telah membenarkan dalil-dalil gugatan Penggugat dan gugurlah haknya di muka pengadilan. Hal ini sesuai dengan doktrin ulama fiqh yang yang kemudian diambil alih sebagai pendapat Majelis Hakim sebagai berikut: Artinya: Barang siapa yang dipanggil hakim muslim untuk mnghadap dipersidangan, kemudian ia tidak menghadap maka ia termasuk orang yang dholim dan gugurlah haknya; Menimbang, bahwa sungguhpun demikian, oleh karena perkara yang diajukan oleh Penggugat berdasarkan alasan sebagaimana diatur pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, maka untuk memenuhi maksud Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 134 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, Majelis Hakim sebelum memutuskan perkara ini terlebih dahulu harus memeriksa saksi-saksi yangh berasal dari orang-orang terdekat dengan Penggugat dan Tergugat untuk mendapatkan kebenaran yang lebih meyakinkan; Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya tersebut, Tergugat telah mengajukan bukti surat dan 2 (dua) orang saksi di persidangan yang oleh Mejelis Hakim dikutip dalam pertimbangan tentang duduk perkara yang selengkapnya dianggap termuat dalam pertimbangan ini; Menimbang, bahwa dari keterangan 2 (dua) orang saksi yang diajukan oleh Penggugat tersebut di atas yang keterangan mana secara materiil saling bersesuaian antara satu dengan yang lain (mutual conformity), telah terungkap fakta sebagai berikut: 1. Bahwa benar dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang berakhir dengan pisah rumah sejak bulan Pebruari 2013 sampai sekarang disebabkan karena karena Tergugat selalu mengajak Penggugat untuk masuk agama kristen, agama Tergugat sebelum menikah dengan Penggugat, sedangkan Penggugat tidak mau; Hal. 7 dari 11 hal. Putusan Nomor :155/Pdt.G/2013/PA.Pkc

8 2. Bahwa Perselisihan dan pertengkaran tersebut telah dipuayakan untuk didamaikan namun tidak berhasil; 3. Bahwa anak Penggugat dan Tergugat masih berumur di bawah 1 (satu) tahun; 4. Bahwa Penggugat telah berupaya meminta secara baik-baik supaya Tergugat menyerahkan anak tersebut untuk diasuh oleh Penggugat, tetapi tidak berhasil; Menimbang bahwa dengan demikian para saksi dengan segenap keterangannya tersebut telah memenuhi syarat formil dan materiil sebagai saksi dan oleh karena itu Majelis Hakim menilai kesaksian tersebut dapat diterima dan dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah serta menguatkan dalil gugatan Penggugat; Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang telah terbukti sebagaimana tersebut di atas, ternyata antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada ikatan batin yang merupakan penggerak kehidupan dalam sebuah rumah tangga, sudah tidak saling mencintai dan tidak saling membutuhkan diantara keduanya, oleh karenanya tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan tujuan perkawinan untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rohmah sebagaimana dimaksud dalam surat Ar-Rum ayat 21 tidak mungkin lagi dapat diharapkan; Menimbang, bahwa perselisihan dan pertengkaran Penggugat dengan Tergugat merupakan pertengkaran yang sangat prinsip, yaitu masalah beda keyakinan dan haluan dalam membina rumah tangga, dimana Tergugat menginginkan Penggugat dan Tergugat untuk berpindah kembali ke agama asal Tergugat, nasrani, sedangkan Penggugat tetap mempertahankan keyakinannya dalam agama Islam, sehingga keutuhan rumah tangga tidak akan bisa dipertahankan lagi, maka majelis menilai rumah tangga Penggugat dan Tergugat bukanlah merupakan suatu tempat yang damai dan menenangkan, melainkan telah berubah menjadi tempat yang membuat mereka tersiksa lahir dan batin, oleh karena itu menyelamatkan mereka dari keadaan tersebut melalui perceraian merupakan tindakan yang lebih baik dan maslahat bagi keduanya daripada tetap mempertahankan perkawinan mereka; Menimbang, bahwa menolak terjadinya mafsadat dalam rumah tangga harus lebih didahulukan dari pada mendatangkan kemaslahatan, hal ini sesuai dengan qaidah fiqhiyah: Artinya : Menolak mafsadat lebih didahulukan dari pada mendatangkan kemaslahatan; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka majelis berkesimpulan bahwa permohonan pemohon telah cukup alasan untuk melakukan perceraian sebagaimana dimaksud pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Jo. pasal 19 Huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. pasal 116 huruf (f) Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam; Hal. 8 dari 11 hal. Putusan Nomor :155/Pdt.G/2013/PA.Pkc

9 Menimbang, bahwa tentang petitum Penggugat mengenai hak hadhonah terhadap anak Penggugat dan Tergugat yang bernama ANAK yang sekarang ini berada dalam asuhan Tergugat dapat dipertimbangkan sebagai berikut: Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 41 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 baik Ibu atau Bapak in casu Penggugat dan Tergugat tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya semata-mata berdasarkan kepentingan anak; bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi keputusannya; Menimbang, bahwa yang menjadi pertimbangan pokok dan prinsip untuk menentukan hak asuh anak adalah semata-mata untuk kepentingan dan kebaikan dalam hal tumbuhkembangnya serta memperhatikan usia dari anak tersebut, bukan hanya berdasarkan kemauan dan atau kepentingan dari ibu atau bapaknya; Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Penggugat dan keterangan saksisaksi di persidangan ternyata anak Penggugat dan Tergugat baru berumur lebih kurang 1 (satu) tahun dan sekarang diasuh oleh ayahnya (Tergugat) atau orang tua dari Tergugat, padahal anak yang masih balita harus mendapatkan perawatan intensif dan sangat membutuhkan penjagaan, belaian kasih sayang yang hanya bisa diberikan oleh ibu kandungnya; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi ternyata tidak ditemukan suatu sebab pada diri Tergugat baik lahir maupun batin, yang dapat menghalanginya untuk melakukan perawatan, penjagan dan pengasuhan terhadap anak tersebut; Menimbang, bahwa Penggugat dan pihak keluarganya telah berupaya untuk meminta secara baik-baik kepada Tergugat supaya anak Penggugat dan Tergugat diasuh dan dipelihara oleh Penggugat selaku ibu kandungnya, tetapi Tergugat tidak bersedia menyerahkan anak tersebut kepada Penggugat; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas dan dihubungkan dengan ketentuan yang terdapat dalam pasal 105 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, maka Majelis Hakim berpendapat tuntutan Penggugat mengenai hak asuh terhadap anak yang bernama ANAK telah beralasan hukum dan tidak melawan hak; Menimbang, bahwa oleh karenanya, berdasarkan pasal 149 ayat (1) R.Bg gugatan Penggugat dapat dikabulkan dengan verstek; Menimbang, bahwa oleh anak Penggugat dan Tergugat yang bernama ANAK, sekarang berada dalam penguasaan Tergugat, maka Majelis Hakim perlu memerintahkan Tergugat untuk menyerahkan anak tersebut kepada Penggugat secara sukarela, selengkapnya sebagaimana termuat dalam amar putusan ini; Menimbang, bahwa untuk memenuhi maksud pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagai mana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 maka Majelis Hal. 9 dari 11 hal. Putusan Nomor :155/Pdt.G/2013/PA.Pkc

10 Hakim, secara ex officio, perlu memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk menyampaikan salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Pangkalan Ukui dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, maka biaya perkara dibebankan kepada Pemohon; Mengingat segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dalil-dalil syara yang berkaitan dengan perkara ini; M E N G A D I L I 1. Menyatakan Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap ke persidangan tidak hadir; 2. Mengabulkan Gugatan Penggugat dengan Verstek; 3. Menjatuhkan talak satu ba'in shugra Tergugat ( TERGUGAT) terhadap Penggugat ( PENGGUGAT ); 4. Menetapkan anak Penggugat dengan Tergugat yang bernama ANAK, lahir tanggal 23 Agustus 2012, berada dalam Pengasuhan Penggugat; 5. Memerintahkan kepada Tergugat untuk menyerahkan anak yang bernama ANAK kepada Penggugat secara sukarela; 6. Memerintahkan panitera Pengadilan Agama Pangkalan kerinci untuk menyampaikan salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Ukui dan Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 7. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp (lima ratus empat puluh satu ribu rupiah); Demikian putusan ini dijatuhkan pada hari Senin tanggal 03 Juni 2013 M, bertepatan dengan tanggal 24 Rajab 1434 H, berdasarkan permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang terdiri dari Afrizal, S.Ag, sebagai Ketua Majelis serta Imdad, S.HI dan Rahmi Mailiza Annur, S.HI sebagai Hakim-Hakim Anggota dan diucapkan oleh Ketua Majelis pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum dengan didampingi oleh para Hakim Anggota serta Fakhriadi, SH sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat; Hakim Ketua TTD Afrizal, S.Ag Hal. 10 dari 11 hal. Putusan Nomor :155/Pdt.G/2013/PA.Pkc

11 Hakim Anggota TTD Imdad, S.HI Hakim Anggota TTD Rahmi Mailiza Annur, S.HI Panitera Pengganti TTD Fakhriadi, SH Perincian Biaya : 1. Pendaftaran Rp ,- 2. Biaya Proses Rp ,- 3. Panggilan sidang Rp ,- 4. Redaksi Rp 5.000,- 5. Meterai Rp 6.000,- J u m l a h Rp ,- (Lima ratus empat puluh satu ribu rupiah) Hal. 11 dari 11 hal. Putusan Nomor :155/Pdt.G/2013/PA.Pkc