PENINGKATAN PRESTASI HASIL BELAJAR IPA MATERI ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW KELAS V SDN 002 TANAH GROGOT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN PRESTASI HASIL BELAJAR IPA MATERI ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW KELAS V SDN 002 TANAH GROGOT"

Transkripsi

1 PENINGKATAN PRESTASI HASIL BELAJAR IPA MATERI ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW KELAS V SDN 002 TANAH GROGOT Misnawati SDN 002 Tanah Grogot Abstrak: Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa tingkat penguasaan dan pemahaman mata pelajaran IPA menunjukkan prestasi belajar masih sangat rendah. Hal ini ditandai oleh (1) Siswa kesulitan menjawab soal-soal latihan pada tes akhir, (2) Rendahnya respon siswa terhadap penjelasan guru. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar IPA materi organ tubuh manusia dan hewan setelah digunakan pembelajaran kooperatif jigsaw pada kelas V SDN 002 Tanah Grogot. Pelaksanaaan perbaikan menggunakan Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas). Tindakan yang dilakukan terdiri dari dua tindakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu planning, acting, observing, dan reflecting. Adapun kelas yang diteliti adalah siswa kelas V SDN 002 Tanah Grogot dengan jumlah siswa 30 orang. Hasil penelitian pada siklus I adalah jumlah nilai 1965 dengan nilai rata-rata 65,5 dan ketuntasan belajar 60%. Pada siklus II jumlah nilai meningkat menjadi 2475 dengan nilai rata-rata 81,2 dan ketuntasan belajar 96,7%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi organ tubuh manusia dan hewan siswa kelas V SDN 002 Tanah Grogot. Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif Jigsaw, Prestasi Hasil Belajar, IPA Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seorang anak, untuk menentukan masa depan mereka. Namun kualitas pendidikan Indonesia saat ini masih tergolong rendah, padahal untuk membangun bangsa diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas disegala bidang. Misalnya, seorang peserta didik tidak hanya menguasai satu pelajaran namun mereka dituntut untuk menguasai semua mata pelajaran yang diajarkan salah satunya adalah pelajaran IPA. Pembelajaran IPA yang berhasil, ditunjukkan dengan tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan, biasanya dinyatakan dengan nilai. Peran guru sangat penting dalam pencapaian keberhasilan proses pembelajaran, karena para guru yang lebih mengetahui kondisi perkembangan siswa di kelas. Proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam mata pelajaran IPA masih berpusat pada guru. Padahal seharusnya proses pembelajaran yang sedang berlangsung harus banyak mengaktifkan siswa untuk belajar agar mampu berubah dari belum mampu menjadi mampu. 265

2 266, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja. Menurut Gagne (1984) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa tingkat penguasaan dan pemahaman mata pelajaran IPA menunjukkan prestasi belajar masih sangat rendah. Hasil nilai mata pelajaran IPA di kelas V SDN 002 Tanah Grogot materi organ tubuh manusia dan hewan dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM mata pelajaran IPA kelas V SDN 002 Tanah Grogot adalah 65. Dari 30 siswa hanya 10 orang yang mendapat nilai 65 ke atas atau hanya 30 % siswa yang mendapat nilai sesuai dengan KKM. Sementara 70 % siswa dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran. Keadaan ini diduga disebabkan oleh ketidakefektifan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru. Dalam mengelola pembelajaran guru belum menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang tepat bagipeserta didik.menurut Dra. Roestiyah. N.K. (1989:1), Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Adapun hasil analisis masalah penelitian sebagai berikut; Siswa kesulitan menjawab soal-soal latihan pada tes akhir, Rendahnya respon siswa terhadap penjelasan guru, Siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran, proses pembelajaran yang monoton dan kurang variasi serta cenderung mengarah pada dominasi guru. Untuk meningkatkan penguasaan materi pembelajaran Pendidikan IPA materi organ tubuh manusia dan hewan, maka dilaksanakan perbaikan dengan membimbing siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal, memotivasi keaktifan siswa dengan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan kebutuhan siswa, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif jigsaw. Pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 secara heterogen. Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Staving dan kawan-kawannya. Melalui metode jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 dan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik yang disajikan siswa dalam bentuk tes dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. Pada anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu untuk mengkaji bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut kelompok pakar (ekspert group). Selanjutnya siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam home teams para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode jigsaw versi Slavin, penskoran dilakukan seperti metode STAD. Individu atau tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh guru. METODE PENELITIAN Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagi langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendi-

3 Misnawati, Peningkatan Prestasi Hasil Belajar IPA melalui Pembelajaran Kooperatif Jigsaw, 267 rinya, tetapi lebih merupakan momenmomen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan,dan refleksi (Kemmis & Mc Taggart, 1993). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus 1 membahas tentang materi organ tubuh manusia dan pada siklus 2 membahas materi organ tubuh hewan. Siklus I 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi: a. Menyusun rencana pembelajaran pembelajaran (RPP) materi organ tubuh manusia. b. Membuat alat peraga yang dibutuhkan dalam pembelajaran c. Menyiapkan instrument penelitian berupa pedoman pengamatan bagi guru dan siswa. d. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) e. membuat soal tes evaluasi belajar. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen masing-masing terdiri dari 5 atau 6 anggota, usahakan kelompok tersebut imbang menurut prestasi akademik, jenis kelamin dan bila perlu asal suku. b. Guru mengambil satu dari masingmasing kelompok yang dibentuk asli untuk dijadikan kelompok ahli (pakar). c. Guru menugaskan kepada kelompok pakar untuk memahami alat pernapasan pada manusia dalam kehidupan sehari-hari dibimbing oleh guru. d. Kelompok pakar kembali pada kelompok semula dan menjelaskan kepada teman-teman sekolompoknya. e. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tugas-tugas mereka pada saat belajar kelompok, dan membuat langkah-langkah pengerjaan di papan tulis. f. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok dan membimbing mereka mengerjakan soal. g. Guru memperhatikan setiap kelompok pada saat mengerjakan soal. h. Diadakan tes secara individual setelah satu atau dua kali pertemuan. i. Guru membuat nilai tes dan nilai rata-rata kelas. j. Guru memberikan kepada penghargaan kepada kelompok berdasarkan skor yang diperoleh. 3. Observasi Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran. Adapun yang diamati adalah kegiatan guru dan siswa pada proses pembelajaran. Melalui kegiatan observasi ini, peneliti dibantu oleh observer (pengamat). Observasi dilakukan sejak pelaksanaan tindakan siklus I sampai siklus berikutnya. 4. Refleksi Pada tahap ini, peneliti bersama observer mendiskusikan kembali hasil tindakan pada siklus I dengan melihat langkah-langkah yang sudah dicapai dan melihat kekuarangankekurangan dari langkah-langkah/ tindakan yang sudah dilakukan, yang nantinya akan diperbaiki pada siklus atau tindakan berikutnya. Siklus II 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi:

4 268, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 a. Menyusun rencana pembelajaran pembelajaran (RPP) materi organ tubuh manusia dan hewan. b. Membuat alat peraga yang dibutuhkan dalam pembelajaran c. Menyiapkan instrument penelitian berupa pedoman pengamatan bagi guru dan siswa. d. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) e. membuat soal tes evaluasi belajar. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen masing-masing terdiri dari 5 atau 6 anggota, usahakan kelompok tersebut imbang menurut prestasi akademik, jenis kelamin dan bila perlu asal suku. b. Guru mengambil satu dari masingmasing kelompok yang dibentuk asli untuk dijadikan kelompok ahli (pakar). c. Guru menugaskan kepada kelompok pakar untuk memahami materi alat pernapasan hewan dibimbing oleh guru. d. Kelompok pakar kembali pada kelompok semula dan menjelaskan kepada teman-teman sekelompoknya. e. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tugas-tugas mereka pada saat belajar kelompok, dan membuat langkah-langkah pengerjaan di papan tulis. f. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok dan membimbing mereka mengerjakan soal. g. Guru memperhatikan setiap kelompok pada saat mengerjakan soal. h. Diadakan tes secara individual setelah satu atau dua kali pertemuan. i. Guru membuat nilai tes dan nilai rata-rata kelas. j. Guru memberikan kepada penghargaan kepada kelompok berdasarkan skor yang diperoleh. 3. Observasi Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran. Adapun yang diamati adalah kegiatan guru dan siswa pada proses pembelajaran. Melalui kegiatan observasi ini, peneliti dibantu oleh observer (pengamat). 4. Refleksi Pada tahap ini, peneliti bersama observer mendiskusikan kembali hasil tindakan pada siklus I dengan melihat langkah-langkah yang sudah dicapai dan melihat kekuarangankekurangan dari langkah-langkah/ tindakan yang sudah dilakukan, yang nantinya akan diperbaiki pada siklus atau tindakan berikutnya. HASIL PENELITIAN 1. Sebelum Perbaikan (Pra Siklus) Kondisi sebelum perbaikan, dapat peneliti sajikan melalui tabel daftar nilai sebelum perbaikan mata pelajaran IPA (tabel 1). Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa kondisi sebelum perbaikan hasil belajar siswa sangat rendah pada mata pelajaran IPA kelas V materi organ tubuh manusia dan hewan di SDN 002 Tanah Grogot. Dan dari 30 siswa hanya 10 siswa yang tuntas dalam pembelajaran (30%). Siklus 1 Perencanaan Pada kegiatan perencanaan peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi alat pernapasan pada manusia. Membuat/menyediakan alat peraga alat peraga pernapasan manusia. Menyiapkan instrument penelitian pedoman pengamatan bagi guru dan siswa.

5 Misnawati, Peningkatan Prestasi Hasil Belajar IPA melalui Pembelajaran Kooperatif Jigsaw, 269 Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan membuat soal tes evaluasi belajar. Tabel 1. Nilai Sebelum Perbaikan Mata Pelajaran IPA No Nilai Frekuensi Jumlah Jumlah Rata-rata 60.0 Ketuntasan 30% Pelaksanaan Tindakan Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen masing-masing terdiri dari 5 anggota, kelompok tersebut imbang menurut prestasi akademik, jenis kelamin dan asal suku. Guru mengambil satu dari masing-masing kelompok yang dibentuk asli untuk dijadikan kelompok ahli (pakar) berdasarkan prestasi akademik. Guru melakukan apersepsi dengan menggunakan alat peraga berupa alat pernapasan pada manusia dan menanyakan kepada siswa tentang gambar tersebut. Guru menugaskan kepada kelompok pakar untuk memahami pernapasan pada manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kelompok pakar kembali pada kelompok semula dan menjelaskan kepada teman-teman sekelompoknya. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tugas-tugas mereka pada saat belajar kelompok, dan membuat langkahlangkah pengerjaan di papan tulis. Guru membagikan lembar kerja siswa tentang alat pernapasan pada manusia kepada masing-masing kelompok dan membimbing mereka mengerjakan soal. Tabel 2. Hasil Nilai Siklus I No Nilai Frekuensi Jumlah Jumlah Rata-rata 65.5 Ketuntasan 60% Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai dari pada sebelum diadakan perbaikan pembelajaran. Jumlah nilai pada sebelum perbaikan yaitu 1800, pada siklus I terdapat peningkatan yaitu 1965 dengan nilai rata-rata kelas 65,5 dan ketuntasan belajar 60% Frekuensi Gambar 1. Perolehan Nilai Siklus I

6 270, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 Berdasarkan grafik pada gambar 1, perolehan nilai siswa pada siklus I yaitu, yang memperoleh nilai 50 adalah 3 siswa, nilai 55 adalah 1 siswa, nilai 60 adalah 8 siswa, nilai 65 adalah 9 siswa, nilai 70 adalah 5 siswa, nilai 75 adalah 1 siswa, nilai 80 adalah 1 siswa, nilai 90 adalah 1 siswa, dan nilai 100 adalah 1 siswa. Observasi Tabel 3. Hasil Observasi (Guru) Siklus I No Aspek yang diobservasi Kua litas 1 Melakukan Apersepsi B 2 Memotivasi siswa C 3 4 Menyampaikan tujuan pembelajaran Menggunakan metode pembelajaran jigsaw 5 Melibatkan siswa secara aktif C 6 Mengadakan tanya jawab B 7 8 Bimbingan pada siswa yang kurang mampu Memberikan latihan sebagai evaluasi Hasil observasi guru pada proses perbaikan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut, guru dalam memulai pembelajaran menggunakan appersepsi untuk menarik perhatian siswa dan mempersiapkan siswa dalam memahami materi yang akan disampaikan. Kualitas appersepsi guru pada pembelajaran termasuk dalam kategori baik. Guru dalam memotivasi siswa dalam kategori cukup, kualiatas menyampaikan tujuan pembelajaran dalam kategori baik, kualitas menggunakan metode pembelajaran jigsaw dalam kategoricukup, melibatkan siswa secara aktif dalam kategori cukup, mengadakan tanya jawab dalam kategori B C C B baik, bimbingan pada siswa yang kurang mampu dalam kategori cukup, dan memberikan latihan sebagai evaluasi dalam kategori baik. Tabel 4. Hasil Observasi (Siswa) Siklus I No Aspek yang diobservasi Kuali tas 1 Keaktifan siswa C 2 Kerjasama siswa dalam kelompok B 3 Pemahaman siswa C Hasil observasi siswa yang dilakukan pengamat pada siklus I adalah sebagai berikut, kualitas keaktifan siswa termasuk dalam kategori baik, kerjasama siswa dalam kelompok dalam kategori baik, dan pemahaman siswa dalam kategori cukup. Refleksi Berdasarkan hasil nilai dan pengamatan pada siklus I, peneliti dan pengamat merefleksikan hasil nilai dan pengamatan yang telah dilakukan sebagai berikut: 1. Hasil nilai pada siklus I adalah 1965 dengan nilai rata-rata 65,5. Ketuntasan belajar 60%. Rata-rata kelas yang seharusnya dicapai minimal 70 dan ketuntasan kelas minimal 75%. 2. Hasil pengamatan guru dapat dinyatakan hanya 50% dalam kategori baik sehingga masih banyak kekurangan-kerkurangan pada proses pembelajaran yang harus diperbaiki. Hasil pengamatan siswa siswa juga masih dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti dan pengamat memutuskan utuk melanjutkan perbaikan ke siklus berikutnya yaitu melaksanakan perbaikan penelitian pada siklus II.

7 Misnawati, Peningkatan Prestasi Hasil Belajar IPA melalui Pembelajaran Kooperatif Jigsaw, 271 Siklus 2 Perencanaan Pada kegiatan perencanaan siklus 2 tidak jauh beda dengan siklus 1, yang membedakan adalah penggunaan alat peraga. Pada siklus 1 alat peraga yang digunakan yaitu gambar alat pernapasan manusia, sedangkan pada siklus 2 alat peraga yang digunakan yaitu LCD proyektor. Pelaksanaan Tindakan Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen masing-masing terdiri dari 5 anggota, kelompok tersebut imbang menurut prestasi akademik, jenis kelamin dan asal suku. Guru mengambil satu dari masing-masing kelompok yang dibentuk asli untuk dijadikan kelompok ahli (pakar) berdasarkan prestasi akademik. Guru melakukan apersepsi dengan menggunakan LCD proyektor dan menayangkan alat pernapasan pada hewaan. Guru menugaskan kepada kelompok pakar untuk memahami pernapasan pada hewan dalam kehidupan sehari-hari. Kelompok pakar kembali pada kelompok semula dan menjelaskan kepada teman-teman sekelompoknya. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tugas-tugas mereka pada saat belajar kelompok, dan membuat langkahlangkah pengerjaan di papan tulis. Guru membagikan lembar kerja siswa tentang alat pernapasan pada hewan kepada masing-masing kelompok dan membimbing mereka mengerjakan soal. Hasil penelitian pada siklus II (tabel 5) menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai dari pada perbaikan pembelajaran siklus. Jumlah nilai pada siklus I yaitu 1965, pada siklus II terdapat peningkatan yaitu 2475 dengan nilai ratarata kelas 81,2 dan ketuntasan belajar 96,7%. Tabel 5 Hasil Nilai Siklus II No Nilai Frekuensi Jumlah Jumlah Rata-rata 81.2 Ketuntasan 96.7% Grafik 2 Perolehan Nilai siklus II Berdasarkan grafik di atas, perolehan nilai siswa pada siklus II yaitu, yang memperoleh nilai 60 adalah 1 siswa, nilai 65 adalah 3 siswa, nilai 70 adalah 10 siswa, nilai 75 adalah 1 siswa, nilai 80 adalah 5 siswa, nilai 90 adalah 4 siswa, dan nilai 100 adalah 9 siswa. Frekuensi

8 272, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 No Observasi Tabel 4.6 Hasil Observasi (Guru) Siklus II N o Aspek yang diobservasi Aspek yang diobservasi Kualit as 1 Keaktifan siswa A Kerjasama siswa dalam 2 A kelompok 3 Pemahaman siswa B Kuali tas 1 Melakukan Apersepsi A 2 Memotivasi siswa A 3 Menyampaikan tujuan pembelajaran A 4 Menggunakan metode pembelajaran jigsaw A 5 Melibatkan siswa secara aktif B 6 Mengadakan tanya jawab A 7 Bimbingan pada siswa yang kurang mampu B 8 Memberikan latihan sebagai evaluasi A Hasil observasi guru pada proses perbaikan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut, guru dalam memulai pembelajaran menggunakan appersepsi untuk menarik perhatian siswa dan mempersiapkan siswa dalam memahami materi yang akan disampaikan. Kualitas apersepsi guru pada pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik. Guru dalam memotivasi siswa dalam kategori sangat baik, kualitas menyampaikan tujuan pembelajaran dalam kategori baik, kualitas menggunakan metode pembelajaran jigsaw dalam kategori sangat baik, melibatkan siswa secara aktif dalam kategori baik, mengadakan tanya jawab dalam kategori baik, bimbingan pada siswa yang kurang mampu dalam kategori baik, dan memberikan latihan sebagai evaluasi dalam kategori baik. Tabel 4.7 Hasil Observasi (Siswa) Siklus II Hasil observasi siswa yang dilakukan pengamat pada siklus I adalah sebagai berikut, kualitas keaktifan siswa termasuk dalam kategori sangat baik, kerjasama siswa dalam kelompok dalam kategori sangat baik, dan pemahaman siswa dalam kategori baik. Refleksi Berdasarkan hasil nilai dan pengamatan pada siklus II, peneliti dan pengamat merefleksikan hasil nilai dan pengamatan yang telah dilakukan sebagai berikut: 1. Hasil nilai pada siklus II adalah 2475 dengan nilai rata-rata 81,2. Ketuntasan belajar 96,7%. Rata-rata kelas dan ketuntasan belajar telah memenuhi standar indikator keberhasilan yaitu 70 dan 75%. 2. Hasil pengamatan guru dapat dinyatakan dalam kategori sangat baik. Hasil pengamatan siswa juga sudah termasuk kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti dan pengamat memutuskan untuk tidak melanjutkan perbaikan. PEMBAHASAN Siklus I Berdasarkan hasil nilai dan pengamatan guru dan siswa yang dilakukan oleh peneliti dan pengamat, hasil nilai yang diperoleh pada siklus I adalah 1965 dengan nilai rata-rata 65,5. Walaupun sudah terdapat peningkatan hasil nilai rata-rata kelas, namun nilai tersebut belum mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata kelas 70. Dari 30 siswa yang tuntas dalam pembelajaran hanya 18 siswa (60%) masih terdapat 12 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian perbaikan ke jenjang selanjutnya yaitu pada siklus II.

9 Misnawati, Peningkatan Prestasi Hasil Belajar IPA melalui Pembelajaran Kooperatif Jigsaw, 273 Hasil observasi bagi guru masih dalam kategori cukup, guru dalam melaksanakan proses perbaikan pembelajaran masih belum terbiasa menggunakan metode pembelajaran jigsaw sehingga guru masih kebingungan menggunakan metode tersebut. Kualitas appersepsi guru pada pembelajaran termasuk dalam kategori baik karena guru melakukan appersepsi dengan menggunakan alat peraga tentang alat pernapasan manusia sehingga siswa fokus terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru dalam memotivasi siswa dalam kategori cukup guru kurang memotivasi siswa yang tidak aktif dalam kelompok dan cenderung membiarkan siswa tersebut. Kualitas menyampaikan tujuan pembelajaran dalam kategori baik, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu siswa dapat mendeskripsikan energi panas. Kualitas menggunakan metode pembelajaran jigsaw dalam kategori cukup, guru kurang menguasai metode pembelajaran jigsaw guru masih kebingungan dalam menerapkan metode pembelajaran. Melibatkan siswa secara aktif dalam kategori cukup, guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran guru cenderung menguasai kelas. Mengadakan tanya jawab dalam kategori baik, pada kegiatan akhir pembelajaran melakukan tanya jawab tentang materi yang telah di sampaikan. Bimbingan pada siswa yang kurang mampu dalam kategori cukup, ada beberapa siswa yang belum paham tentangmateri pelajaran, namun guru tidak melakukan bimbingan pada siswa tersebut. Guru memberikan latihan sebagai evaluasi dalam kategori baik. Guru memberikan evaluasi secara individu pada akhir pembelajaran. Hasil observasi pada siswa, kualitas keaktifan siswa termasuk dalam kategori baik walaupun masih ada beberapa siswa yang belum aktif, namun ada beberapa siswa yang mulai aktif dalam pembelajaran, kerjasama siswa dalam kelompok dalam kategori baik siswa yang pintar sudah mulai bisa melakukan kerjasama dalam kelompok, namun ada juga siswa yang belum bisa bekerjasama dalam kelompok. Kerjasama dalam kelompok didominasi oleh siswa yang pandai dan siswa yang akrab dengan kelompoknya, pemahaman siswa dalam kategori cukup, siswa yang belum paham tentang materi pelajaran belum berani untuk bertanya kepada guru sehingga pemahaman tentang materi pembelajaran masih kurang dikuasai. Siklus II Berdasarkan hasil nilai dan pengamatan guru dan siswa yang dilakukan oleh peneliti dan pengamat, hasil nilai yang diperoleh pada siklus II adalah 2475 dengan nilai rata-rata 81,2 terdapat peningkatan hasil nilai rata-rata kelas yang memuaskan. Dari 30 siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah 29 siswa (96,7%) hanya 1 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan penelitian. Hasil observasi bagi guru masih dalam kategori sangat baik, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, guru memperbaiki setiap kekurangan atau kesalahan yang dilakukan sehingga guru dalam melaksanakan proses perbaikan pembelajaran masih sudah terbiasa menggunakan metode pembelajaran jigsaw sehingga guru tidak kebingungan menggunakan metode tersebut. Kualitas appersepsi guru pada pembelajaran termasuk dalam kategori baik karena guru melakukan appersepsi dengan menggunakan alat peraga berupa LCD proyektor untuk menampilkan alat pernapasan pada hewan sehingga siswa lebih fokus terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru dalam memotivasi siswa dalam kategori sangat baik guru memotivasi siswa yang tidak aktif

10 274, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 dalam kelompok. Guru melibatkan siswa secara aktifdan memberikan waktu untuk bertanya bagi siswa yang belum menguasai materi pelajaran dan membimbing siswa yang belum paham tentang pelajaran serta memberikan evaluasi secara individu pada akhir pembelajaran. Hasil observasi pada siswa, keaktifan siswa lebih meningkat siswa yang belum aktif dalam pembelajaran mulai aktif karena guru menggunakan feedback/ umpan balik dalam setiap pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh siswa. Kerjasama siswa dalam kelompok dan pemahaman siswa juga meningkat berdasarkan hasil nilai siswa yaitu hanya 1 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi organ tubuh manusia dan hewan siswa kelas V SDN 002 Tanah Grogot tahun PENUTUP Kesimpulan Penggunaan metode pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi organ tubuh manusia dan hewan siswa kelas V SDN 002 Tanah Grogot Hasil penelitian pada siklus I adalah jumlah nilai 1965 dengan nilai rata-rata 65,5 dan ketuntasan belajar 60%. Pada siklus II jumlah nilai meningkat menjadi 2475 dengan nilai rata-rata 81,2 dan ketuntasan belajar 96,7%. Saran Guru diharapkan selalu membimbing dan mengarahkan siswanya agar aktif dan dapat berinteraksi dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode jigsaw dalam pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN 3F/Kelompok Tujuh. (2011). Makalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Azhar, A Media Pembelajaran.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Riadi, M. (2012). Model Pembelajaran Jigsaw. pengertian.html. Sulistyanto, H & Wiyono, E (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan. Suryanti dkk, 2008.Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Tim Penyusun KTSP, Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Wayan, I Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Az-Zahra Book s. Winataputra, S.U.dkk, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hasbiati SDN 002 Tanah Grogot

Hasbiati SDN 002 Tanah Grogot MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI CAHAYA DAN SIFATNYA DI KELAS V SDN 002 TANAH GROGOT 2013/2014 Hasbiati SDN 002 Tanah Grogot

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR Fransisko Iko, K.Y.Margiyati, Siti Halidjah Program Studi PGSD Jurusan Pemdas FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa : 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pengertian PTK Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian 24 Bab III Metode Penelitian 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ganjil tahun pelajaran 2012/2013, yaitu sekitar bulan Juli sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. ganjil tahun pelajaran 2012/2013, yaitu sekitar bulan Juli sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan sekitar 3 bulan pada

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN 22 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan dalam upaya memperbaiki pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan suatu bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memiliki karakteristik antara lain : 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088 PENERAPAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR HIDUP HEWAN BAGI SISWA KELAS IV SEMESTER I SD N 02 KARANGBANGUN KECAMATAN MATESIH TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 5 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu, dengan waktu penelitian mulai bulan Maret sampai dengan bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sesuai dengan program yang telah dilaksanakan di SDN Cisalak 2 Cimanggis Depok dengan jumlah dan jam pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah BAB III METODE PENELITIAN A. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah terkandung di dalamnnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Anjir Muara KM20. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Alasan menggunakan lokasi atau tempat ini yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini, hal ini berdasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah yang

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, Model dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara kelas IV pada pelajaran Matematika, tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metoda Penelitian. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (classroom based action research) yang mengacu

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK ERIKA NADAPDAP Guru SMP Negeri 1 Patumbak Email : seriussembiring@gmail.com

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas II SD Negeri 11 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan sebelum diadakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas (Wardhani, 2007:1.3).

Lebih terperinci

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek 24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Langgenharjo 02 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati pada semester I (gasal) tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester III. METODE PENELITIAN A. Seting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester genap tahun pelajaran 2010-2011. Jumlah siswa pada kelas tersebut ada 32 orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga. Dalam hal ini siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa. Berdasarkan data hasil

Lebih terperinci

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan 51 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Menurut Kemmis (Wiriaatmadja,

Lebih terperinci

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney Insani, Samsurizal M. Suleman, dan Fatma Dhafir Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka Arlin Greys Adji, Amran Rede, dan Mestawaty As.A Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna Indrawati Sumuri Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang telah dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II. Setelah penyajian hasil penelitian

Lebih terperinci

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil penelitian tindakan kelas selama dua siklus terbagi dalam beberapa tahap, diantaranya adalah : (i) Kondisi awal sebelum pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING. Luluk Hidayati

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING. Luluk Hidayati PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING Luluk Hidayati SMAN 1 Gading Kabupaten Probolinggo Abstrak: Tujuan penelitian yang ingin dicapai : (a)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Suci Dahlya Narpila Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

3.1.2 Subyek Penelitian

3.1.2 Subyek Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kambangan 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang. Adapun dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan kegiatan komunikasi antar manusia sehingga tumbuh menjadi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA SMA Negeri 1 Ulujami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

Helmi Nurul Hikmah Guru Matematika MTsN Tanah Grogot

Helmi Nurul Hikmah Guru Matematika MTsN Tanah Grogot PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STAD UNTUK MENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI UKURAN PEMUSATAN DATA (STATISTIKA) SISWA KELAS IXF MTsN TANAH GROGOT: PENGALAMAN LESSON STUDY Helmi Nurul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Sedangkan model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Adapun faktor penghambat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam sub bab ini akan membahas tentang deskripsi kondisi awal, analisis data, analisis deskriptif komparatif, hubungan antara variabel, hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang

Lebih terperinci

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas IV SDN 2 Donggulu Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student-Team Achievement-Division Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Alam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Mayayap Sarifa Tas, Anthonius Palimbong, dan Hasdin

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas, sebagaimana diungkapkan oleh Trianto (2010 : 13), penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Masyita, Amram Rede, dan Mohammad Jamhari Mahasiswa Program

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 3 ISSN 2354-614X Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Ni Wayan Ratnawathi, Fatmah Dhafir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dan menggunakan desain penilitian tindakan kelas (classroom action research),

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur

Lebih terperinci

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember PENGGUNAAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MENGIDENTIFIKASI CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN PADA SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 02 TANGGUL Sumono 38 Abstrak. Penelitian ini diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo Kudus kurang efektif. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum diberikan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe STAD, langkah awal yang dilakukan adalah menguji instrument yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sesuai dengan model Penelitian Tindakan Kelas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS (Think Pair Share) PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 07 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Kawit Supriana 14 Abstrak. Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Prasiklus Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 2 minggu di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Bugel 02 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun 2010/2011, yaitu sekitar bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun 2010/2011, yaitu sekitar bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada SD Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan sekitar 3 bulan pada

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Sri Rahyuni, Lukman Nadjamuddin, dan Abduh H. Harun Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci