PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI TEH GELAS MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (Studi Kasus : PT CS2 POLA SEHAT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI TEH GELAS MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (Studi Kasus : PT CS2 POLA SEHAT)"

Transkripsi

1 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI TEH GELAS MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (Studi Kasus : PT CS2 POLA SEHAT) K.A. heru Irianto1, Amiluddin Zahri, Hasmawaty Universitas Bina Darma Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani No 12 Palembang iriantoheru@gmail.com 1, amiluddin@mail.binadarma.ac.id2, Hasmawati@mail.binadarma.ac.id Abstract : Persaingan industri manufaktur semakin berkembang mendorong setiap perusahaan untuk dapat mengelola sumber daya secara efektif dan efisien guna meningkatkan kinerja dan pencapaian target perusahaan. Menganalisis indeks berbagai faktor berpengaruh terhadap perusahaan berdasarkan rasio-rasio produksi telah ditentukan menggunakan metode objectives matrix (Omax) bertujuan bertujuan untuk mengetahui tolak ukur produksi teh gelas dalam pencapaian target dari perusahaan. Hasil penelitian ini adalah indeks produksi teh gelas periode april setiap minggunya yaitu , , , , sedangkan periode mei setiap minggunya yaitu 186., , , 217. Rasio-rasio berpengaruh terhadap produksi teh gelas berdasarkan urutan tingkat kepentingannya adalah rasio 1 (total produk dihasilkan/jumlah jam kerja),rasio 2 (produk dihasilkan/jumlah tenaga kerja), rasio (total produk cacat/produk dihasilkan ), rasio 4 (total produk cacat/total produk baik), dan rasio 5 (jumlah absensi pekerja/jumlah tenaga kerja). Sedangkan rasio terendah adalah rasio 6 (total jam kerusakan mesin/total jam mesin normal). Kata kunci : Produktivitas, Objectives Matrix, Rasio Produktivitas Abstrak : The competition between manufacture industrials is getting more developing that made every company should be able to manage their resources effectively and efficiently to improve their skill and reaching compony s goals. Analyzing the index productivity from some factors which were affected to company s productivity based on productivity s ratios that have been determined using objective matrix method (Omax) that purposed to knew the benchmark of cup tea s production productivity in achived the compony s goals. The results of the study were the index productivity of cup tea in april period in every week are , , , ,, while in mei period in every week 186., , , 217. The ratios that gave effects to cup tea s production produktivity based on its importance were ratio 1 (total of produced products/ number of workhour), ratio 2 (total of produced products/number of employees), ratio (rejected products/ produced products), ratio 4 (rejected products/good products), and ratio 5 (employees absent/total of emplooyes. while the lowest ratio was ratio 6 (hours of broken engines/engine normal). Kata Kunci : Productivity, Objective Matrix, Productivity Ratio 1. kemajuan ekonomi dan keuntungan perusahaan. PENDAHULUAN Persaingan pada industri Produktivitas juga penting dalam meningkatkan manufaktur di Indonesia pada saat ini semakin upah dan penerimaan perseorangan. Pengukuran berkembang. Setiap perusahaaan dituntut untuk menjaga kestabilan kinerjanya agar terus bertahan bertujuan mengetahui tolak ukur dalam persaingan saingan-sainganya. Peningkatan dalam pencapaian target dari perusahaan. Ada beberapa metode pengukuran, salah merupakan sektor motor penggerak di sebuah perusahaaan 1

2 satunya menggunakan objective matrix (Omax). Penilitian ini akan dilakukan pada unit produksi 1.4 Siklus Produktivitas teh gelas PT. CS 2 Pola sehat. PT. CS 2 Pola Sehat merupakan perusahaan manufaktur Pada dasarnya program adalah memproduksi minuman ringan, salah satunya teh gelas. Unit produksi teh gelas PT. CS 2 Pola Sehat memiliki kapasitas produksi besar. Dengan kapasitas produksi besar, unit produksi teh merupakan program berkesinambungan. Dalam karena menkut profitabilitas ini David J. Sumanth, mengemukakan tentang konsep dikenal siklus MEPI. gelas dituntut konsisten dalam pencapaian target perusahaan, kaitan Konsep ini terdiri dari empat konsep saling berkesinambungan : perusahaan. 1. Pengukuran Produktivitas. 2. Evaluasi Produktivitas Perencanaan Produktivitas. Identifikasi Masalah 4. Peningkatan Produktivitas. Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui bagaimana permasalahan sebenarnya pada unit produksi teh gelas. Identifikasi ini dilakukan melalui pengamatan dan wawancara pada bagian produksi. Berdasarkan hasil identifikasi dilakukan Keempat unsur diatas merupakan suatu siklus harus dilakukan berkesinambungan dan berulang guna mendapatkan manfaat optimal. maka permasalahan dihadapi pada unit produksi teh gelas adalah, rendahnya pencapaian target Pengukuran pada bagian produksi teh gelas diakibatkan Produktivitas oleh permasalahan teknis seperti gangguan atau Evaluation Peningkatan kerusakan pada mesin, minimnya pencapaian Produktivitas target, dan besarnya produk cacat dihasilkan. Evaluation 1. Evaluasi Produktivitas Evaluation Perencanaan Productivy Produktivitas Planning Evaluation Tujuan Penelitian Gambar 1.1. Siklus Produktivitas Tujuan ingin dicapai dalam penelitian Berdasarkan siklus, secara ini : 1. Menghitung indeks unit formal program peningkatan harus produksi teh gelas PT. CS2 Pola dimulai melalui pengukuran dari Sehat. sistem industri itu sendiri. Untuk keperluan ini 2. Mengetahui berpengaruh kriteria-kriteria terhadap produksi teh gelas. berbagai teknik pengukuran dapat dipergunakan dan dikembangkan dari memilih indikator pengukuran sederhana sampai lebih kompleks dan komprehensif. Pengukuran ini 2

3 dilakukan pertama kali untuk memberikan hasil Model pengukuran ini mempunyai ciri atau informasi kepada kita, sejauh mana tingkat unik, yaitu kriteria performansi kelompok kerja penurunan atau kenaikan ada digabungkan ke dalam suatu matriks. Setiap pada perusahaan tersebut. kriteria performansi memiliki sasaran berupa jalur Apabila dari sistem industri tersebut telah diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat aktual (hasil pengukuran) itu untuk dibandingkan rencana/tujuan telah ditetapkan. Kesenjangan khusus menu perbaikan serta memiliki bobot sesuai tingkat kepentingan terhadap tujuan. Hasil akhir dari pengukuran ini adalah tunggal untuk kelompok kerja. Guna dari OMAX adalah: terjadi antara tingkat aktual rencana (productivity gap) merupakan 1. Sebagai sarana pengukuran masalah harus dievaluasi dan 2. Sebagai dicari akar penyebabnya dapat menimbulkan kesenjangan tersebut. Berdasarkan evaluasi ini, alat memecahkan masalah. Alat pemantau pertumbuhan selanjutnya dapat direncanakan kembali target akan dicapai baik dalam jangka Dalam OMAX diharapkan aktivitas pendek maupun jangka panjang. Untuk mencapai seluruh personil perusahaan untuk turut me, target telah direncanakan itu, memperbaiki, dan mempertahankan, karena sistem berbagai program formal dapat dilakukan untuk ini merupakan sistem pengukuran diserahkan meningkatkan secara kontinu, siklus langsung ke bagian-bagian unit proses produksi. tersebut diulang kembali secara terus-menerus untuk mencapai peningkatan terus-menerus dalam sistem Langkah-langkah dilakukan pada proses OMAX adalah : industri. 1.5 Metode Objective Matrix (Omax) Objective Matrix (OMAX) adalah suatu sistem pengukuran parsial dikembangkan untuk memantau disetiap bagian perusahaan kriteria sesuai keberadaan bagian tersebut (objective). Motode ini dikembangkan oleh seorang profesor dari Department of Industrial Engineering at Gambar 1.2 Sebelas Blok Model OMAX Oregon State University, yaitu James L. Riggs, PE. OMAX diperkenalkan pada tahun 80-an di Amerika Serikat. Dari kesebelas blok tersebut terdapat tiga aspek penting dalam OMAX, yaitu:

4 1. Awareness, yaitu : a. Mengerti masalah. b. Adakemungkinan peningkatan c. Mampu meningkatkan. 2. Improve a. Know how to do it b. Mampu dan mau menjalankan perbaikan terakhir. Misalnya output/jam = 100, Scrap/100 unit -4. B. Blok Kuantifikasi, terdiri atas : 1. Skala, yaitu angka-angka menunjukkan tingkat performasi dari pengukuran tiap. Maintenance a. Mempertahankan kemajuan b. Memelihara semangat maju kriteria. Terdiri atas sebelas bagian dari 0 sampai 10. Semakin besar skala, semakin baik nya. Pengukuran OMAX dilakukan pada sebuah matriks objektif. Bentuk matriks adalah sebagai berikut : Kesebelas skala tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a. Level 0, yaitu nya A terburuk mungkin terjadi. 1 2 b. Level 10, yaitu 9 B performansi sekarang c. Level 10, yaitu produktifitas 4 diharapkan sampai periode tertentu C Kenaikan disesuaikan 4 5 cara interpolasi Gambar 1. Matriks Struktur OMAX Skor, yaitu pengukuran Keterangan : dimana berada. Misalnya, jika output/jam = 100 terletak pada level 5, maka A. Blok pendefisian, terdiri atas : 1. Kriteria Produktivitas, yaitu kriteria skor untuk pengukuran itu adalah 5. Jika terdapat pengukuran menjadi ukuran pada bagian sesuai angka atau pembulatan departemen nya. akan diukur Misalnya, untuk. departemen produksi menjadi kriteria adalah level output/jam, scrap/100 unit, Sekarang, yaitu berdasarkan tidak matriks, tepat lakukan kebawah. Bobot, yaitu besarnya bobot dari tiap kriteria terhadap total. dll. Jumlah bobot dari tiap kriteria adalah 100. Kriteria ini sebaiknya lebih dari satu. 2. Performasi pada tiap pengukuran 4. Nilai, merupakan perkalian tiap skor bobotnya. 4

5 5. Indikator Produktivitas, merupakan jumlah 1.7 Tahapan Analytical Hierarchy Process dari tiap Indeks Produktivitas (IP), sehingga dihitung sebagai kenaikan/penurunan terhadap langkah sebagai berikut (Rahmawan : 2014) : performansi 1. Membuat matriks berpasangan sekarang. Karena performansi sekarang = i, m = 1, 2,, n = indeks kriteria-kriteria 00, indeks adalah : peminatan peserta didik...(2.1) IP 1.6 persentase Dalam metode AHP dilakukan langkah- Indikator Produktivitas % 00 Metode Analytical Proses pengambilan dasarnya adalah Hierarchy memilih Process keputusan suatu Menurut Saaty pean perbandingan pada alternatif. Peralatan utama analytical hierarchy process (AHP) adalah sebuah hirarki fungsional input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, terbaik pendapat tabel 1.1 di bawah. Tabel 1.1 Skala Pean Perbandingan Pasangan Intensitas Kepentingan ,4,6,8 dipecahkan ke dalam kelompok-kelompoknya. Suatu tujuan bersifat umum dapat dijabarkan dalam beberapa sub tujuan lebih terperinci dapat menjelaskan apa dimaksud dalam tujuan pertama. Penjabaran ini dapat dilakukan terus hingga akhirnya diperoleh tujuan inilah dilakukan proses evaluasi atas alternatif- mengekspresikan digunakan skala 1 sampai 9, seperti pada suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur bersifat operasional. Dan pada hirarki terendah dalam Defenisi Kedua elemen sama pentingnya Elemen satu sedikit lebih penting ketimbang lainnya Elemen satu sangat penting ketimbang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lainnya Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen lainnya Nilai- antara dua pertimbangan berdekatan (sumber: Rahmawan : 2014) 2. Menormalisasi matriks keputusan alternatif merupakan ukuran dari pencapaian cara setiap kolom matriks dijumlahkan, lalu tujuan utama dan pada hirarki terendah ini dapat masing-masing kriteria pada matriks dibagi ditetapkan dalam satuan kriteria diukur. Dalam total kolomnya. Kemudian penjabaran hirarki tujuan, tidak ada pedoman menentukan rata-rata baris matriks pasti membuat himpunan sejumlah n bobot w, seberapa jauh pengambil keputusan menjabarkan tujuan menjadi tujuan lebih yaitu w1, w2,, wn. rendah. Pengambil keputusanlah menentukan saat penjabaran tujuan ini berhenti memperhatikan keuntungan maupun kekurangan diperoleh bila tujuan tersebut diperinci lebih lanjut. (Suryadi : 2002 : 10).. Kemudian menentukan tingkat konsistensi dari matriks perbandingan berpasangan telah didapat dari langkah sebelumnya. Langkah-langkah dilakukan pada tahap ini adalah : 5

6 a. Mengalikan masing-masing pada kolom pertama prioritas relatif pada kriteria pertama, pada kolom kedua kriteria kedua, prioritas relatif pada METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan, terhitung dari bulan April sampai Agustus Penelitian ini dilaku8kan di unit produksi dan seterusnya. b. Menjumlahkan pada setiap baris. teh gelas PT. CS2 Pola Sehat Palembang, Kemudian hasil penjumlahan tersebut berlokasi di jln. simpang 4 balai makmur, desa dibagi kriteria prioritas relatif mata merah, Banyuasin. berkaitan. c. Menjumlahkan hasil pada langkah poin (b) banyaknya kriteria, kemudian 2.2 Metode Penelitian disebut ` Adapun metode digunakan dalam d. Menghitung. Consistency Index (CI) persamaan 2. penelitian ini adalah teknik analisis data dilakukan metode OMAX. Penelitian CI = ini dilakukan terhadap unit produksi teh gelas...(1.1) PT CS 2 Pola Sehat. e. Dimana n adalah banyaknya kriteria. Menghitung Consistency Ratio (CR) persamaan. 2. Metode Pengumpulan Data Jenis CR=...(1. data digunakan dalam penelitian ini adalah data primer merupakan data diperoleh dari PT. CS 2 2) Pola Sehat menjadi tempat penelitian. 4. IR adalah Indeks Random Consistency. Indeks Random Consistency dapat dilihat dalam tabel Data diperoleh berupa data primer dan sekunder. 1.2 dibawah : Data primer yaitu data diambil dan Tabel 1.2 Daftar Indeks random konsistensi (RI) n diminta langsung dari survey lapangan dan hasil wawancara. Pengamatan langsung di lantai produksi teh gelas PT. CS 2 Pola Sehat terhadap RI 0,000,000,580,901,121,241,21,411,451,491,511,481,561,571,59 aspek-aspek berkenaan produksi. Jika perbandingan CR 0.1, berpasangan maka dapat Wawancara merupakan teknik matriks pengumpulan data dalam metode survey dikatakan menggunakan pertanyaan secara lisan kepada konsisten dan bobot dihasilkan dapat subyek digunakan. digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data mengenai penelitian. dalam Teknik hal-hal wawancara ini menkut 6

7 permasalahan penelitian. Wawancara dilakukan terhadap karyawan-karyawan- karyawan produksi, kepala produksi, dan kepala PPIC. informasi tertulis yaitu informasi mengenai jenis produk cacat, penyebab terjadinya produk cacat, bagian proses produksi, dan bahan baku data berdasarkan diukur. Data diambil selama yaitu data jumlah tenaga kerja, data pemakaian energi, dan data total hasil produksi.. Pengukuran Nilai Produktivitas Setiap Kriteria Kriteria di unit produksi teh gelas dokumen intern perusahaan berhubungan akan diukur, diubah ke dalam bentuk rasio, dalam dari Pengumpulan dokumen- masalah diperoleh Tahap kebutuhan kriteria akan. Data sekunder yaitu data berupa digunakan. 2. Pengumpulan Dan Pengolahan Data penelitian ini atau hasil dari pengukuran ini akan pengumpulan data-data jalan membaca menunjukan tingkat efisiensi dan efektivitas dan mempelajari buku-buku berhubungan penggunaan sumber daya seperti tenaga kerja, judul penelitian. mesin, dan material. 2.4 Kriteria-kriteria akan diukur meliputi : Metode Pengolahan Data Setelah data-data diperoleh, proses a. Menunjukkan bagaimana penggunaan selanjutnya adalah mengolah data tersebut, serta sumber daya perusahaan seperti tenaga literatur tetap mengacu pada tujuan kerja, material, serta modal semaksimkal penelitian. mungkin. (Rasio 1 dan 2). Penelitian ini dilakukan beberapa langkah pengolahan data : Rasio 1. Identifikasi Kriteria Produktivitas Tahap awal dilakukan dalam pengukuran menggunakan metode OMAX yaitu menentukan 1 =...(2.1) Rasio kriteria 2 =...(2.2). Penentuan kriteria harus sesuai unit kerja dimana pengukuran ini dilakukan. Proses penentuan b. Kriteria kriteria menunjukan bagaimana perusahaan mencapai target sebaiknya lebih dari satu kriteria bila dilihat dari sudut akurasi dan karena mewakili keseluruhan berada pada unit kerja. Kriteria efektivitas, kualitasnya. (Rasio dan 4). Rasio = strategi peningkatan di unit produksi teh gelas menggunakan metode OMAX yaitu x100%..(2.) kriteria pemanfaatan sumber daya-sumber dayas seperti tenaga kerja, data dan kriteria efektivitas output hasil produksi. 7

8 Rasio 4 = perhitungan rasio dan ditulis pada level 0. x 100% Sedangkan untuk level 10 didapatkan dari target...(2.4) c. ingin dicapai oleh perusahaan. Setelah level Kriteria inferensial, menunjukan suatu kriteria tidak secara langsung mempengaruhi tetapi bila diikutsertakan dalam memperhitungkan matrik variabel dapat 0, level, dan level 10 terisi langkah selanjutnya menentukan level 1 sampai level dan level sampai level 10 disebut menghitung skala performansi. Perhitungan untuk menentukan skala tiap mempengaruhi faktor-faktor mayor levelnya antara level 1 sampai level (Rasio 5 dan 6). menggunakan formulasi: Rasio 5 = x Level 0 Level 2 = 100%...(2.5) Rasio... (.7) 6 = x100%...(2.6) Sedangkan untuk menghitung skala antara level sampai level 10 menggunakan formulasi : 4. Penentuan Target dan Bobot Level 4 Level 10 =... Pengukuran metode OMAX di unit produksi teh gelas diperlukan penentuan target dan bobot untuk setiap kriteria. (.8) 6. Pengukuran Indeks Produktivitas Target yaitu ingin dicapai oleh perusahaan, target ingin dicapai tentunya harus realistis keadaan perusahaan saat ini. Bobot merupakan derajat kepentingan dari setiap kriteria. Total bobot dari semua kriteria ber 100. Proses menentukan bobot diperoleh dari hasil pemberian kuisoner dan diolah berdasarkan metode analytic hierarchy process (AHP). Pengukuran indeks dapat dilakukan jika perhitungan rasio telah dilakukan, serta target bobot telah dan ditentukan. Sebelum melakukan perhitungan indeks, tahap harus dilakukan yaitu menghitung dan indikator performansi. Dibawah ini adalah penjelasan mengenai perhitungan dan indikator 5. Penentuan Nilai Standar Awal dan Nilai Target Pada tahap ini, performansi standar diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata setiap performansi serta perhitungan indeks. a. Perhitungan Skor aktual dan Nilai Produktivitas rasio performansi dan ditempatkan pada level. Langkah selanjutnya yaitu menentukan skala terkecil didapatkan dari terkecil pada Skor yaitu level terpilih diperoleh cara melihat pada data pengukuran performansi dan menentukan performansi 8

9 pengukuran saat ini berada di level mana, kemudian level dari performansi tersebut ditulis dalam kolom skor aktual, ditulis adalah level performansinya bukan performansinya. Jika skor aktual sudah berikutnya diketahui yaitu langkah menghitung, tersebut diperoleh dari hasil perkalian skor aktual bobot. Untuk menghitung indikator performansi, diperoleh dari hasil penjumlahan dari keseluruhan rasio kriteria. b. Perhitungan Indeks Produktivitas Indeks mengetahui terjadi dihitung untuk kenaikan atau penurunan selama periode tersebut. IP= x100 % IP = x HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Pengumpulan Data Pada bagian ini akan dibahas mengenai % 2.4 pengumpulan dan pengolahan data. Adapun data- Diagram Alir Metode Penelitian metode data diambil berupa data data produksi, penelitian yaitu mendeskripsikan langkah- tenaga kerja, dan mesin. Data diambil adalah langkah penelitian dari awal sampai selesai. data-data mempunyai relevansi Menunjukkan diagram alir proses pengukuruan menggunakan metode objectives matrix (Omax). Adapun data-data dikumpulkan adalah. 2.5 Pengolahan Data Setelah data-data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah dilakukan pengolahan data sesuai taksiran metode objectives matrix (Omax). 2.6 Perhitungan Rasio/Standar Awal Proses selanjutnya adalah melakukan 9

10 perhitungan rasio/standar awal. Penetapan rasio- Tabel.2 Hasil Perhitungan Rasio/Nilai Aktual rasio digunakan, diperoleh dari proses diskusi pihak perusahaan melalui diskusi bersama ahli dalam pembuat keputusan..1 Data-data Produksi Sumber : Pengolahan data.4penentuan Bobot Rasio Produktivitas Metode analytical hierarchy process (AHP) digunakan untuk menentukan bobot setiap rasio dari data kuisioner dibagikan kepada setiap responden. Kuisioner digunakan untuk membandingkan tingkat intensitas kepentingan antara satu rasio rasio lainnya berdasarkan rangking diperoleh menggunakan Sumber : Unit Produksi PT CS2 Pola sehat Standar awal ini dibuat sebagai acuan awal skala perbandingan berpasangan berdasarkan metode analytical hierarchy process. dari dari unit produksi teh gelas PT CS2 Pola Sehat. Standar awal digunakan.5 Rekapitulasi Data Dari hasil rekapitulasi kuisioner AHP, pada perhitungan ini adalah bulan maka dapat ditentukan bobot tiap rasio telah April ditentukan. Rasio (1) : A. Penentuan Bobot Tiap Rasio Perhitungan bobot untuk setiap rasio serta Rasio (2) : Rasio () : x 100% konsistensi x 100% jawaban responden didasarkan pada matriks berpasangan tingkat kepentingan. Rasio (4) : atas Selanjutnya dilakukan perhitungan rata-rata pembobotan untuk masingmasing rasio menggunakan rata-rata Rasio (5) : Rasio (6) : x 100% x 100% geometrik. Nilai rata-rata geometrik ini dianggap sebagai hasil pean kelompok dari - diberikan oleh responden. 10

11 Responden 1 : X1 Masing-masing data disetiap sel pada Responden 2 : X2 tabel. dibagi jumlah kolom masing- Responden : X masing dan menghasilkan matriks normalisasi, Responden 4 : X4 dimana data setiap kolom berjumlah 1. Responden 5 : X5 Responden 6 : X6 Berikut contoh perhitungannya : 1 Maka rata-rata geometriknya: : 2,775 = 0,4206 0,260 : 2,775 = 0,1095 Dst. Berikut ini adalah contoh perhitungan rata-rata geometrik untuk tingkat kepentingan Maka, matriks normalisasi dapat dilihat pada tabel berikut. rasio 1 terhadap rasio 2. Data perbandingan diambil dari hasil kuisioner skala perbandingan berpasangan : Tabel.4 Normalisasi Untuk Tingkat Kepentingan Antar Rasio Responden 1 : 5 Responden 2 : 5 Responden : Responden 4 : Responden 5 : 5 Responden 6 : 4 Kemudian dilakukan perhitungan rata-rata geometrik. Maka rata-rata geometriknya adalah : =.8416 Sumber : Pengolahan data Selanjutnya, bobot masing masing rasio Perhitungan rata-rata geometrik rasio dapat dilihat diperoleh cara menjumlahkan data setiap pada tabel.. baris pada matriks normalisasi dan membaginya jumlah kriteria tersedia. Tabel. Perhitungan Rata-Rata Perbandingan Tiap Rasio Perhitungan rata rata pembobotan dapat dilihat rumus berikut : Rata rata = Jumlah Baris : n Rasio Contoh : Sumber : Pengolahan data Jumlah Baris = 0, , , ,24 + 0, ,1807 = 2,116 Rata rata = 2,116 : 6 = 0,52 11

12 Rata rata pembobotan untuk rasio. Memasukkan terendah pada periode Tabel.5 Perhitungan Rata rata Pembobotan Rasio 4. Dengan menggunakan format skala linier atau pengamatan ke baris score 0. non-linier, tentukan - tersisa ke dalam matriks. Nilai- ini akan masuk ke baris 1,2,4,5, 6, 7, 8, dan 9. Contoh untuk perhitungan Rasio 1 : Level 0 = Level = Sumber : Pengolahan data Level 10 = Adapun rekapitulasi bobot kriteria untuk 6 rasio digunakan : Kenaikan level 1 dan 2 dilakukan cara interpolasi, yaitu : Tabel.6 Rekapitulasi Bobot Rasio Produktivitas Level level 0 = = Maka level 1 = = dan level 2 = Kenaikan level 4 sampai level 9 dilakukan cara interpolasi : Level 10 level = Sumber : Pengolahan data.5 Pembentukan dan Perhitungan Blok = OMAX Pada tahap ini dilakukan pengukuran menggunakan 7 metode objectives matrix dalam rentang waktu antara bulan April dan Mei Langkah-langkah dalam pembuatan tabel objectives matrix adalah : Maka level 4 = = Level 5 = = Level 6 = = Level 7 = = Memasukkan standar awal ke baris score Level 8 = = Memasukkan target ke baris score 10. Untuk perhitungan rasio lain, dilakukan cara sama. 12

13 5. Masukkan aktual untuk setiap rasio diambil dari rasio pada setiap minggunya. Nilai tersebut ke dalam baris aktual pada blok objectives matrix untuk setiap rasio. 6. Tentukan skor aktual pada tabel matrix cara menentukan terdekat antara baris aktual setiap rasio kolom score. Contoh : Pada rasio 1 adalah , angka bersesuain adalah (dibulatkan ke bawah). Angka merupakan skor level, maka skor Adapun rekapitulasi hasil dari perhitungan padan tabel objectives matrix aktual untuk rasio 1 adalah. 7. Memasukkan bobot untuk setiap rasio secara singkat dapat dilihat pada tabel berikut. didapat dari kuesioner ke dalam baris Tabel.7 Nilai Indeks Produktivitas Teh Gelas bobot dalam tabel Omax. 8. Melakukan perkalian antara skor aktual bobot untuk mendapat. Contoh pada rasio 1 = x 5,22 = Maka pada rasio 1 adalah Jumlahkan seluruh keenam rasio sehingga didapatkan indeks keseluruhan. Nilai indeks keseluruhan pada Sumber : Pengolahan data minggu ke-1 bulan April adalah Perhitungan Objectives Matrix Bulan April Minggu ke-1. Berikut adalah salah satu blok Omax produksi teh gelas PT CS2 Pola Sehat. 1

14 5. Kesimpulan 1. Berdasarkan /10/.html diakses pada tanggal 7 april 2015 pukul 7.20 wib. pengolahan data menggunakan metode objective matrix, indeks pada bulan April 2015 memiliki tertinggi terjadi pada minggu ke-4 Mousir. 201, Produktivitas Kerja, termuat di ri--kerja.html,diakses pada tanggal 7 Aprilpukul 7.0 wib , sedangkan indeks terendah terjadi pada minggu ke Indeks pada bulan Mei 2015 memiliki tertinggi terjadi pada minggu ke , sementara memiliki terendah terjadi pada minggu ke Kenaikan terbesar terjadi pada minggu ke-2 ke minggu ke-4 bulan April sebesar 47.29%, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada minggu ke-4 bulan April ke minggu ke-1 bulan Mei. 2. Kriteria-kriteria atau rasio tingkat kepentingan tertinggi atau paling mempengaruhi produksi teh gelas adalah rasio 1 (produk dihasilkan/jumlah jam kerja), sementara rasio tingkat kepentingan Nurdin, Riani Penggukuran dan Analisis Produktivitas Lini Produksi PT. XYZ Dengan Menggunakan Metode Objective Matrix. Jurnal Teknik Industri, Sekolah Tinggi Adjisutjipto (STTA). Purnomo, Hari Pengantar Teknik Industri. Edisi Kedua Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. Tjahjo Tamtomo, Aryandito Pengukuran Produktivitas Proses Produksi PT. CS2 Pola Sehat Dengan Menggunakan Alat Ukur Objective Matrix, TesisMagister Managemant, Universitas Indonesia. Trianto, Rahmawan Bagus Penentuan Peminatan Peserta Didik Menggunakan Metode AHP TOPSIS Studi Kasus SMAN 6 Semarang. Jurnal, Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro Semarang. terendah adalah rasio 6 (jam kerusakan mesin/jam mesin normal). DAFTAR RUJUKAN Hakim Nasution, Arman, Manajemen Industri. Penerbit andi. Yogyakarta. Junaida, Siti Prooduktivitas Kerja. Universitas Yudharta. Termuat di -kerja.html diakses pada tanggal 7 april2015 pukul 7.15 wib. Misran, Ali. 201, Produktivita s. Esky comm.medan. Termuat di 14

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Metode Penilitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kajian literatur induktif dan deduktif. Kajian induktif adalah kajian yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari penelitian - penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian secara sistematik, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. 3.1 Tempat

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2016), Vol. 4 No. 1, 1 8 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Malang e-mail: 411210021@student.machung.ac.id;yuswono.hadi@machung.ac.id

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.3 Pengumpulan Data

3 METODOLOGI. 3.3 Pengumpulan Data 20 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli - September 2011 di Dok Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan (UPT BTPI), Muara Angke, Jakarta.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Metodologi penelitian adalah salah satu cara dalam penelitian yang menjabarkan tentang seluruh isi penelitian dari teknik pengumpulan data sampai pada

Lebih terperinci

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja organisasi total, yaitu kemampuan memperoleh keuntungan Tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun 1810. Inti konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Menurut Gasperz V (2000), produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio

Lebih terperinci

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) * Reka Integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Penelitian ini disajikan dalam langkah-langkah seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini. Penyajian secara sistematis dibuat agar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX ABSTRAK

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX ABSTRAK PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX Riani Nurdin, Yasrin Zabidi Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Jl.

Lebih terperinci

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL Anwar 1, Syarifuddin 2, Sri Deza Kurnia Devi 3 Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan kelas pada SMA Ar Rahman dengan sistem yang dibangun dapat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Tahapan AHP 5.1.1 Kuesioner Tahap Pertama Dari hasil kalkulasi pada Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa rasio 2 yaitu perbandingan antara total produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

Pengukuran Produktivitas Proses Produksi Stand Assy Main dengan Metode OMAX di PT. IP Karawang

Pengukuran Produktivitas Proses Produksi Stand Assy Main dengan Metode OMAX di PT. IP Karawang Petunjuk Sitasi: Herwanto, D., & Ardiatma, D. W. (2017). engukuran tivitas Proses si Stand Assy Main dengan Metode OMAX di PT. IP Karawang. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F21-27). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal METODE AHP INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit. Intro analytical

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 35 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kriteria Produktivitas dan Indikator Kinerja Kriteria-kriteria yang akan diukur meliputi kriteria efisiensi, kriteria efektivitas, dan kriteria inferensial. Kriteria efisiensi

Lebih terperinci

Analytic Hierarchy Process

Analytic Hierarchy Process Analytic Hierarchy Process Entin Martiana INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. King Manufacture merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur mold & dies. Adapun strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk meresponi permintaan

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung)

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung) PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung) TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA Agustian Noor Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Tanah Laut Jl. A Yani Km 6 Pelaihari Tanah Laut Kalimantan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA Ian Febianto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonrsia Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metodologi penelitian merupakan gambaran proses atau tahapan-tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga menjadi suatu kerangka

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Konsep Dasar Produktivitas Jika ukuran keberhasilan produksi dipandang hanya dari segi output saja, maka ukuran produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi input

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lebih terperinci

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas TEKNIK ANALISA LAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS SUMMANTH & OBJECTIVE MATRIX (OMAX) GUNA MENUNJANG PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL PRIBADIYONO Simposium Riset Ekonomi II TEKNIK

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

Peralihan Moda Transportasi Jasa Pengiriman Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP): Studi Kasus PT. XYZ

Peralihan Moda Transportasi Jasa Pengiriman Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP): Studi Kasus PT. XYZ Performa (2016) Vol. 15, No.2: 154-159 Peralihan Moda Transportasi Jasa Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP): Studi Kasus PT. XYZ Yuliyani Nur Angraini 1), Meilani Rosita 2), dan Amalia

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT XYZ merupakan salah satu cabang perusahaan internasional yang memproduksi produk-produk Fast Moving

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Yanuar Angga Prayoga 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014 PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program

Lebih terperinci

P11 AHP. A. Sidiq P.

P11 AHP. A. Sidiq P. P11 AHP A. Sidiq P. http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Berikut ini adalah diagram alur yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian. Mulai Menentukan Objek Penelitian Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Sleman, yang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pendahuluan Ngatawi 1 dan Ira Setyaningsih 2 Abstrak:

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK Surmayanti, S.Kom, M.Kom Email : surmayanti94@yahoo.co.id Dosen Tetap Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Padang Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menentukan suatu perusahaan, sumber daya manusia merupakan salah satu komponen terpenting diperusahaan manufaktur, baik dilihat dari kinerjanya maupun produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Rudiansyah Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Abstrak Dalam era globalisasi dunia pendidikan memegang peranan

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX PADA BAGIAN PRODUKSI PABRIK KELAPA SAWIT GEDONG BIARA PT MOPOLI RAYA TUGAS SARJANA

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX PADA BAGIAN PRODUKSI PABRIK KELAPA SAWIT GEDONG BIARA PT MOPOLI RAYA TUGAS SARJANA ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX PADA BAGIAN PRODUKSI PABRIK KELAPA SAWIT GEDONG BIARA PT MOPOLI RAYA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Penyebaran Kuisioner

Penyebaran Kuisioner Penentuan Sampel 1. Responden pada penelitian ini adalah stakeholders sebagai pembuat keputusan dalam penentuan prioritas penanganan drainase dan exspert dibidangnya. 2. Teknik sampling yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai metode Analytic Hierarchy Process (AHP) sebagai metode yang digunakan untuk memilih obat terbaik dalam penelitian ini. Disini juga dijelaskan prosedur

Lebih terperinci

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas Dewasa ini kesadaran akan perlunya peningkatan produktivitas semakin meningkat, karena adanya suatu keyakinan bahwa perbaikan produktivitas akan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA Deni Andrianto 1), Eddie Krishna Putra 2), Fajri Rakhmat

Lebih terperinci

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang

Lebih terperinci

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang ABSTRAK Penentuan range plafond diperlukan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa beberapa materi yang ada di kamus kompetensi saat ini tidak terdapat pada materi yang ada dalam form penilaian saat ini sehingga perlu

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR SKRIPSI. Oleh: ALFIANA AFIFI NIM:

ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR SKRIPSI. Oleh: ALFIANA AFIFI NIM: ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR SKRIPSI Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan atau sebagian sumberdaya (input) yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang Penelitian mengenai evaluasi sistem penggjian dan pengupahan sudah banyak dilakukan salah

Lebih terperinci

ANALISA DAN APLIKASI METODE ZERO ONE DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PERANCANGAN BECAK

ANALISA DAN APLIKASI METODE ZERO ONE DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PERANCANGAN BECAK ANALISA DAN APLIKASI METODE ZERO ONE DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PERANCANGAN BECAK Yanti Pasmawati 1, Ch. Desi Kusmindari 2 Dosen Universitas Bina Darma Jalan Ahmad Yani No.12 Palembang

Lebih terperinci

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013: Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013: 223-230 MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KARYAWAN PADA INSTANSI KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PELINDUNGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN) PEDEKT LITYCL HIERRCHY PROCESS (HP) DLM PEETU URUT PEGERJ PES PELGG (STUDI KSUS: PT TEMBG MULI SEM) urlailah Badariah, Iveline nne Marie, Linda Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN

PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN Rina Fiati 1) 1) Teknik Informatika UMK Jl Gondang Manis Bae Kudus Email : rfiati003@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 75 ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN Dyna

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian untuk tugas akhir ini penulis melakukan penelitian ke PT. Virama Karya Cabang Semarang yang beralamatkan pada jalan Durian Raya No. 70 Banyumanik,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE

IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE Galang Bogar Santos 1, Hendra Pradipta 2, Mungki Astiningrum 3 1,2 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi. Sistem

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN Oleh : Manis Oktavia 1209 100 024 Dosen Pembimbing : Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si Sidang Tugas Akhir - 2013

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI Jakarta Imam Sunoto, Fiqih Ismawan, Ade Lukman Nulhakim,, Dosen Universitas Indraprasta PGRI Email : raidersimam@gmail.com, vq.ismaone@gmail.com,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) Frans Ikorasaki 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi

Lebih terperinci

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX)

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX) Petunjuk Sitasi: Azlia, W., Arifianto, E. Y., & Noegroho, I. (2017). Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F258-264).

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 40 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kriteria Produktivitas dan Indikator Kinerja Pengukuran dengan model OMAX (Objective Matrix) menggabungkan kriteria-kriteria produktivitas galangan ke dalam suatu bentuk yang

Lebih terperinci

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Mia Rusmiyanti Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Bandung

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manusia dan Pengambilan Keputusan Setiap detik, setiap saat, manusia selalu dihadapkan dengan masalah pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. Bagaimanapun

Lebih terperinci

MODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM

MODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, 33-40 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print MODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta lokasi penelitian

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta lokasi penelitian 22 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data di lapangan dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai dengan Maret 2012. Lokasi pengambilan data dilaksanakan di galangan kapal Koperasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk mendapatkan metodologi penelitian yang merupakan suatu tahapan yang harus diterapkan agar penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA 4.1 GambaranUmumPerusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan PT. XYZ adalah suatu perusahaan manufactur pembuatan resin paper dan textile. Berdasarkan filosofi manajemen kepuasan pelangan,

Lebih terperinci

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Abstract Migunani Program Studi Sistem Informasi STMIK PROVISI, Semarang miguns25@yahoo.com This paper discusses how to choose the method of assessment or evaluation of students in a course of study publication

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1 Analytial Hierarchy Process (AHP) 2 1 1 Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor

Lebih terperinci

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Petrus Wolo 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang efektif dalam membantu mengambil suatu keputusan yang kompleks, sistem ini menggunakan aturan

Lebih terperinci

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan seleksi pemilihan agen terbaik dengan sistem yang dibangun dapat dilihat sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Bridgestone Tire Indonesia, merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan produk ban. Agar perusahaan tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah: IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Balai Pengembangan Teknologi (BPT) Mekanisasi Pertanian Jawa Barat yang terletak di Jalan Darmaga Timur Bojongpicung, Cihea,

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) AGROINTEK Volume 9, No. 2 Agustus 2015 109 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) Agus Supriyanto 1, Banun Diyah Probowati 2, Burhan 2 1 Alumni Program Studi Teknologi

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX 215 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX R.Bagus Yosan (1), Muhammad Kholil (2), Purwanto (3) 1,2,3 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Jakarta Jl. Meruya

Lebih terperinci

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015 PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( AHP ) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK LARAVEL (STUDI KASUS : INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA)

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR TI BAHREN, MUNAR a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Jln. Almuslim Tlp.

Lebih terperinci