BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:162), peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikan ke masa mendatang dengan suatu bentuk model matematis. Hal ini bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Hal ini pun dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang manajer. Berdasarkan tekniknya, metode peramalan dapat dikategorikan ke dalam dua pendekatan umum untuk peramalan sebagaimana ada dua cara mengatasi semua model keputusan, yaitu : 1. Metode kualitatif, terdapat lima metode yang berbeda, antara lain juri dari opini eksekutif, gabungan armada penjualan, metode Delphi, survey pasar konsumen. 2. Metode kuantitatif, suatu set data historis (masa lalu) digunakan untuk mengekstrapolasi (meramalkan) permintaan masa depan. Ada dua kelompok besar metode kuantitatif, antara lain metode Time Series dan metode Associative Metode Time Series Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:168), model time series membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi dari masa lalu. Dengan kata lain, mereka melihat apa yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan menggunakan data masa lalu tersebut untuk melakukan peramalan. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:169), prosedur peramalan dengan metode time series adalah sebagai berikut : 1. Tentukan pola data permintaan. Dilakukan dengan cara memplotkan data secara grafis dan menyimpulkan apakah pola data. 2. Mencoba beberapa metode time series yang sesuai dengan pola permintaan yang ada untuk melakukan peramalan. Pada masing-masing metode, sebaiknya dilakukan peramalan dengan parameter yang berbeda-beda. 3. Mengevaluasi error masing-masing metode yang telah dicoba. Tingkat kesalahan diukur dengan kriteria MAD, MSE, MAPE, dan TS. Sebaiknya nilai tingkat kesalahan tersebut ditentukan terlebih dahulu. 4. Memilih metode forecast terbaik di antara metode-metode yang telah dicoba, yang menghasilkan tingkat kesalahan terkecil dibandingkan metode yang lainnya dan masih berada di dalam batas toleransi kesalahan yang telah ditetapkan. 5. Melakukan peramalan permintaan dengan metode terbaik tersebut. 6. Melakukan validasi dan implementasi hasil dari peramalan Parameter Hasil Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:177), akurasi keseluruhan dari setiap metode peramalan rata-rata bergerak, penghalusan eksponensial, atau lainnya, dapat dijelaskan dengan membandingkan nilai yang diramal dengan nilai aktual atau nilai yang sedang diamati. Ada beberapa perhitungan yang biasa digunakan untuk menghitung kesalahan peramalan total. Perhitungan ini dapat digunakan untuk membandingkan model 5

2 6 6 peramalan yang berbeda, mengawasi peramalan, dan untuk memastikan peramalan berjalan dengan baik. Ada 5 perhitungan yang biasa digunakan, yaitu : 1. Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation = MAD) MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau kecil dibandingkan kenyataanya. Secara matematis MAD dirumuskan sebagai berikut : Keterangan : A = Permintaan aktual pada periode t F t = Permalan permintaan (forecast) pada periode t n = Jumlah periode peramalan yang terlibat 2. Rata-rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error = MSE) MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis, MSE dirumuskan sebagai berikut : 3. Rata-rata Persentase Kesalahan (Mean Absolute Percentage Error = MAPE) MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih berarti dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau rendah. Secara sistematis, MAPE dinyatakan sebagai berikut : 4. Tracking Signal (TS) rasio dari bias dan MAD sehingga didapatkan

3 7 Nilai TS diantara nilai -6<TS<6. Sehingga jika data dibawah -6 maka disebut underforecasting dan jika nilai TS diatas dari 6 maka disebut overforecasting. 2.2 Teori Antrian Menurut Ofyar Z. Tamin (2003:298), teori antrian (queueing theory) sangat perlu dipelajari dalam usaha mengenal perilaku pergerakan arus lalu lintas baik manusia maupun kendaraan. Hal ini disebabkan sangat banyak kejadian yang terjadi di sektor transportasi dan permasalahan lalu lintas yang terjadi sehari-hari pada sistem jaringan jalan dapat dijelaskan dan dipecahkan dengan bantuan analisis teori antrian. Suatu kegiatan dapat menyebabkan gangguan pada proses pergerakan arus sehingga menyebabkan terjadinya antrian dimana pada suatu kondisi, antrian tersebut akan dapat mengakibatkan permasalahan baik buat pengguna maupun pengelola. Bagi pengguna biasanya hal yang selalu dipermasalahkan adalah waktu menunggu selama proses mengantri. Pengguna akan selalu berpikir bagaimana cara agar dapat menyelesaikan antrian secepatnya. Sedangkan bagi pengelola, hal yang selalu dipermasalahkan biasanya adalah panjang antrian yang terjadi. Menurut C.S Papacostas dan P.D Prevedouros (2001:611), antrian adalah sebuah garis tunggu. Oleh karena itu sistem yang terlibat didalam sebuah garis tunggu disebut sistem antrian dan deskripsi secara matematika dari sistem antrian dikenal sebagai model antrian. Sistem transportasi sering terlibat dalam antrian. Contohnya, perhitungan kendaraan pada sebuah persimpangan selama lampu merah bisa disebut sebagi membentuk sebuah garis tunggu menunggu untuk dilayani selama menunggu lampu hijau. Sama juga seperti kendaraan transit tiba di sebuah stasiun dapat juga membentuk sebuah baris tunggu selama mereka menaikkan dan menurunkan penumpang, yang membentuk antrian untuk memasuki atau keluar dari kendaraan, membeli tiket, berputar pada sebuah putaran, dan lain-lain. Contoh lainnya seperti pada antrian kendaraan pada sebuah pompa bensin untuk mengisi bahan bakar, pesawat menunggu izin untuk mendarat atau lepas landas, jadwal pasien untuk menggunakan ruang operasi rumah sakit, part komponen yang ditumpuk pada line assembly menunggu untuk dirakit, pekerjaan komputer menunggu untuk dikerjakan atau dicetak, kendaraan pada sebuah persimpangan jalan, dan lain-lain. Proses yang berkelanjutan bisa juga dijelaskan sebagai sistem antrian, seperti : air minum di penampungan air menunggu untuk digunakan oleh pengkonsumsi Komponen Antrian Menurut Ofyar Z. Tamin (2003:299), diperlukan 3 (tiga) penjelasan mengenai komponen utama dalam teori antrian yang harus benar-benar diketahui dan dipahami, yaitu : 1. Tingkat kedatangan, dinyatakan dengan notasi, adalah jumlah kendaraan atau manusia yang bergerak menuju satu atau beberapa tempat pelayanan dalam satu satuan waktu tertentu. 2. Tingkat pelayanan, dinyatakan dengan notasi, adalah jumlah kendaraan atau manusia yang dapat dilayani oleh satu tempat pelayanan dalam satu satuan waktu tertentu. Selain tingkat pelayanan, juga dikenal waktu pelayanan (WP) yang dapat didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh satu tempat pelayanan untuk dapat melayani satu kendaraan atau manusia, sehingga bisa disimpulkan bahwa: WP =

4 8 Selain itu, dikenal juga notasi yang didefinisikan sebagai nisbah antara tingkat kedatangan ( ) dan tingkat pelayanan ( ), dengan persyaratan bahwa nilai tersebut harus selalu harus lebih kecil dari 1. = < 1 Jika nilai >1, hal ini berarti bahwa tingkat kedatangan lebih besar dari tingkat pelayanan. Jika hal ini terjadi, maka dapat dipastikan akan terjadi antrian yang akan bertambah panjang (tidak terhingga). 3. Disiplin antrian, mempunyai pengertian tentang bagaimana tata cara kendaraan atau manusia mengantri. Dalam hal ini, kita akan lebih mengkhususkan untuk membahas sistem antrian FIFO (First In First Out). Disiplin antrian ini sangat sering digunakan di bidang transportasi dimana kendaraan atau manusia yang pertama tiba dalam antrian yang akan dilayani pertama Parameter Antrian Menurut Ofyar Z. Tamin (2003:303), terdapat 4 parameter utama yang selalu digunakan dalam menganalisis antrian, yaitu n, q, d, dan w. Definisi dari setiap parameter tersebut adalah : n = Jumlah kendaraan atau manusia didalam sistem. q = Jumlah kendaraan atau manusia didalam antrian. d = Waktu kendaraan atau manusia didalam sistem. w = Waktu kendaraan atau manusia didalam antrian. Berikut merupakan persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung n, q, d, dan w, untuk disiplin antrian FIFO(First In First Out). n = = q = = d = w = = d - Menurut C.S Papacostas dan P.D Prevedouros (2001:613), dalam setiap buku referensi tentang teori antrian, dapat dikonsultasikan untuk bukti secara matematika bahwa kondisi yang tetap dari sebuah sistem ketika mean arus kedatangan ( ) lebih kecil dari mean tingkat pelayanan ( ) adalah dengan :

5 r = 9 dimana nilai yang diharapkan yang adalah angka rata-rata dari customer di dalam sistem pada sebuah waktu, adalah : E[X] = 2.3 Investasi Menurut Kuswadi (2007:6), investasi adalah suatu keputusan yang diambil oleh manajemen untuk mengalokasikan sumber daya perusahaan yang didasarkan atas pertimbangan yang sejalan dengan sasaran jangka panjang atau kebijakan manajemen dengan tujuan memaksimalkan nilai atau kekayaan perusahaan di masa mendatang. Menurut D. Agus Marjito dan Martono (2014:145), investasi yang dilakukan perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh manfaat atau hasil dalam beberapa tahun atau beberapa periode dimasa yang akan datang. Kunci kesuksesan suatu investasi terletak pada ketepatan dalam pengambilan keputusan tentang dimana dana harus diinvestasikan. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, seorang investor perlu melakukan analisis yang dapat memberikan nilai dari kriteria ekonomi yang dapat digunakan untuk menilai potensi keuntungan/kerugian dari suatu investasi serta membandingkan konsekuensi finansial dari setiap alternatif investasi yang dipertimbangkan. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan apakah suatu investasi layak dilaksanakan oleh perusahaan atau tidak. Pengambilan keputusan tersebut mempertimbangkan aliran kas keluar (cash outflow) yang akan dikeluarkan perusahaan dan aliran kas masuk (cash inflow) yang akan diperolehnya berkaitan dengan investasi yang diambil. Menurut A.P. Waghmare dan S.S. Pimplikar (2012:3166), Studi kelayakan proyek dipakai guna mencari alternatif-alternatif yang dapat memberikan keuntungan yang terbaik. Analisa kelayakan proyek juga memberikan informasi mengenai nilai investasi dan keuntungan yang para investor akan dapatkan NPV (Net Present Value) Menurut Steven Fredrik Josef Manopo, J. Tjakra, R.J.M. Mandagi, M. Sibi (2013:378), NPV (Net Present Value) adalah suatu teknik capital budgeting yang dalam mengukur profitabilitas rencana investasi proyek mempergunakan faktor nilai waktu uang. Kriteria NPV didasarkan atas dasar konsep diskonto semua arus kas dan keluar selama umur proyek (investasi) ke nilai sekarang, kemudian dihitung angka bersihnya dan akan diketahui selisih dengan memakai dasar yang sama yaitu harga pasar saat ini. Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu nilai waktu dari uang dan selisih besar arus kas masuk dan keluar. Menurut Salengke (2012:201), analisis NPV pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui apakah suatu investasi akan memberi tingkat pengembalian melebihi atau kurang dari tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (MARR). Metode analisis ini akan memberi informasi apakah suatu investasi akan menguntungkan atau tidak. Selain itu, analisis NPV juga akan memberikan nilai yang dapat digunakan untuk membandingkan profitabilitas berbagai alternatif investasi yang sedang dipertimbangkan sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan investasi. Analisis ini dilakukan dengan mengkonversi semua aliran kas ke nilai ekuivalennya pada titik waktu nol, yaitu titik

6 10 waktu dimana investasi mulai dilakukan. Dengan demikian metode ini mengharuskan kita mendiskonto setiap aliran kas yang terjadi setelah titik waktu nol (awal periode investasi) sehingga diperoleh nilai ekuivalen masing-masing aliran kas tersebut pada titik waktu nol. Analisis NPV merupakan analisis yang menghitung perbedaan antara nilai sekarang dari semua kas masuk dengan nilai sekarang dari semua kas keluar dari suatu proyek investasi. Dengan kata lain, NPV merupakan total nilai sekarang dari semua aliran kas yang terjadi selama life cycle suatu proyek atau investasi. Kriteria utama yang digunakan dalam pengambilan keputusan investasi adalah : Sebuah peluang investasi layak diterima dan dilaksanakan apabila nilai NPV lebih besar atau sama dengan nol dan ditolak apabila nilai NPV lebih kecil dari nol. Keterangan : NPV PV Benefit PV Costs = Nilai bersih sekarang (Net Present Value) = Total nilai sekarang dari semua penerimaan = Total nilai sekarang dari semua biaya Adapun cara lain yang lebih umum digunakan para analis dalam menghitung nilai NPV adalah : NPV = initial investment Dan indikator NPV yaitu: 1. Jika NPV > 0 (positif), maka bisnis layak untuk dilaksanakan. 2. Jika NPV < 0 (negatif), maka bisnis tidak layak untuk dilaksanakan Payback Period Menurut Salengke (2012:407), Metode payback period merupakan metode analisis yang dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah periode (bulan atau tahun) yang dibutuhkan pada tingkat suku bunga nol persen agar investasi yang dikeluarkan pada suatu proyek atau bisnis dapat kembali.analisis ini memiliki beberapa keunggulan. Pertama, metode ini sangat mudah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh sangat mudah dimengerti bagi pembaca. Kedua, pada kasus dimana kondisi masa depan seperti tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan umur layanan, sulit diperkirakan secara akurat, analisis kelayakan dengan metode yang lebih kompleks mungkin tidak lebih akurat dibanding metode ini karena dasardasar analisisnya kemungkinan juga tidak akurat. Dalam situasi seperti ini, metode payback period ini sudah cukup. Ketiga, informasi tentang metode payback period ini sangat penting bagi bisnis atau proyek yang membutuhkan aliran kas yang cepat.

7 Keterangan : 11 CF t I n = Aliran kas bersih setiap periode = Biaya investasi = Periode Pengembalian Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi itu layak secara ekonomis atau tidak, diperlukan suatu kriteria. Dalam metode payback period ini, rencana investasi dikatakan layak jika jumlah periode pengembalian lebih kecil dari umur investasi (k n), dan sebaliknya jika jumlah periode pengembalian lebih besar dari umur investasi (k n) maka investasi tersebut dianggap tidak layak IRR (Internal Rate of Return) Menurut Agus Ristono dan Puryani (2011:119), IRR (Internal Rate of Return) atau ROR (Rate of Return) didefinisikan sebagai laju pengembalian bunga pada pinjaman yang dikembalikan dengan jadwal pembayaran sehingga memberikan ekivalensi nilai present yang saling meniadakan atau selisih antar keduanya (jumlah pengeluaran yang diekivalensi dengan waktu sekarang dan jumlah pemasukan yang diekivalensi dengan waktu sekarang) sama dengan nol. Definisi yang lain adalah tingkat suku bunga yang akan menyebabkan nilai ekivalensi biaya atau investasi sama dengan nilai ekivalensi penerimaan, sehingga dikenal juga dengan istilah laju pengembalian. Menurut Salengke (2012:283), IRR (Internal Rate of Return) adalah tingkat suku bunga atau tingkat diskonto atas pinjaman yang belum terbayar atau tingkat pengembalian atas nilai investasi yang belum kembali dimana apabila pembayaran terakhir diterima, maka nilai ekuivalen dari semua pengeluaran akan sama dengan nilai ekuivalen dari semua penerimaan. Hubungan antara nilai IRR dengan NPV dapat dilihat dari tingkat suku bunga atau tingkat diskonto yang dicari dalam analisis ini merupakan tingkat suku bunga yang mengakibatkan NPV dari proyek atau investasi bernilai nol. Dengan demikian IRR merupakan tingkat diskonto tertinggi yang menyebabkan suatu proyek hanya mencapai titik impas (breakeven point). Dengan menggunakan metode trial-error, mencari nilai IRR dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Tetapkan nilai i dan hitung nilai NPV dari keseluruhan aliran kas. 1. Apabila nilai NPV > 0, tingkatkan nilai i dan apabila nilai NPV < 0, maka turunkan nilai i dan hitung ulang nilai NPV. 2. Proses ini diulangi hingga diperoleh sebuah interval nilai i (ia, ib) yang mengakibatkan nilai NPV berubah tanda dari positif ke negatif, maupun dari negatif ke positif. Perubahan tanda ini menunjukan bahwa dalam interval tersebut terdapat nilai i dimana NPV = Perhitungan selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan metode pencarian berjenjang (incremental search) atau setara dengan menggunakan metode bisection untuk mendapat nilai i dimana NPV mendekati 0.

8 Dengan demikian, nilai IRR pada NPV = 0 (NPV breakeven atau NPV BE ) dapat dihitung sebagai berikut : 12 IRR = i A + x (i B i A ) Dimana: i A = Nilai i pada perhitungan NPV pertama i B = Nilai i pada perhitungan NPV kedua NPV BE = Nilai NPV pada kondisi breakeven = 0 NPV A = Nilai NPV pada perhitungan pertama NPV B = Nilai NPV pada perhitungan kedua Dan indikator IRR yaitu: 1. Jika IRR >MARRmaka bisnis layak untuk dilaksanakan. 2. Jika IRR <MARR maka bisnis tidak layak untuk dilaksanakan. 3. Jika IRR = MARR maka keputusan bisnis tegantung kepada kebijakan lebih lanjut manajemen perusahaan Sensitivity Analysis Menurut I Nyoman Pujawan (2009:145), Sensitivity Analysis dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu alternatif investasi. Faktor yang biasanya berubah dan perubahannya bisa mempengaruhi keputusan dalam studi ekonomi teknik adalah ongkos investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, tingkat pajak, dan umur investasi. Menurut Salengke (2012:391), analisa sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu parameter pada suatu parameter dalam kisaran yang diinginkan, dan mengamati perubahan yang terjadi atas nilai NPV dan IRR. Dengan mengubah secara bergantian nilai setiap perameter dalam kisaran yang diinginkan, kita dapat menemukan parameter yang sangat berpengaruh terhadap nilai setiap indikator kelayakan ekonomi tersebut. Dengan demikian, kita dapat menentukan parameter-parameter apa saja yang harus menggunakan data akurat dan parameter apa yang dapat menggunakan data perkiraan kasar. Data yang digunakan dalam analisis ekonomi sebagian besar diperoleh berdasarkan proyeksi atau perkiraan, sehingga ketelitiannya mungkin perlu dipertimbangan pengaruhnya terhadap keputusan yang diambil. Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana keputusan tersebut dipengaruhi oleh variasi data perlu dilakukan evaluasi yang disebut sebagai analisis sensitivitas. Metode analisis sensitivitas yang sering diterapkan oleh para analis ada tiga yaitu metode grafik sensitivitas, analisis titik impas (breakeven analysis), dan analisis skenario. Untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhi maka setiap pengambilan keputusan pada ekonomi teknik hendaknya disertai dengan analisa sensitivitas. Analisa ini akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan akan cukup kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhi.

9 Analisa sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu alternatif investasi. Parameter-parameter yang biasanya berubah dan perubahannya bisa mempengaruhi 13 keputusan-keputusan dalam studi ekonomi teknik adalah ongkos investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, dan sebagainya. Analisa sensitivitas merupakan suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-berubah. Tujuan analisis sensitivitas antara lain: 1. Menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. 2. Analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. 3. Analisis paska kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisis bisnis jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau manfaat. Teknik analisis sensitivitas harus diperhatikan oleh analisis yang menilai kelayakan suatu bisnis akibat dari perubahan-perubahan yang mempengaruhi kelayakan bisnis tersebut. Teknik analisis sensitivitas antara lain: 1. Lakukan identifikasi faktor-faktor perubahan (penurunan produksi, penurunan harga output, dan kenaikan biaya atau harga input) yang mungkin atau dapat saja terjadi pada bisnis tersebut. 2. Perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi berapa besar pengaruh pada aliran kas perusahaan, apakah manfaat ataupun biayanya. Bila suatu pilihan alternatif ternyata berubah akibat perubahan data tertentu maka dikatakan bahwa keputusan tersebut sensitif terhadap perkiraan data dan sebaliknya bila suatu pilihan alternatif tidak berubah terhadap berbagai perubahan data, maka dapat dikatakan bahwa keputusan tersebut tidak sensitif. 2.3 Pengambilan Keputusan Menurut Salengke (2012:13), proses pengambilan keputusan yang logis dan sistematis akan sangat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang penting diperhatikan untuk menghasilkan keputusan yang terbaik. Dengan menggunakan pendekatan yang terukur dan sistematis, kita dapat terhindar dari kesalahan yang diakibatkan oleh terabaikannya faktorfaktor yang harus dipertimbangkan sehingga kita dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan agar dalam proses pengambilan keputusan yang baik dari segi aspek analisis ekonomi teknik secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi dan perumusan masalah. 2. Pengembangan alternatif penyelesaian atas masalah tersebut. 3. Uji setiap alternatif yang ada berdasarkan kriteria-kriteria kunci yang disetujui bersama. 4. Analisa dengan menggunakan konsep dan metode analisis ekonomi teknik.

10 14 5. Pemilihan alternatif terbaik berdasarkan analisis yang telah ditetapkan pada tahap sebelumnya dan implementasikan. 6. Analisis dan evaluasi pasca implementasi keputusan. Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting karena semakin banyak alternatif yang dapat dipertimbangkan, maka akan semakin baik dan semakin lebih komprehensif keputusan yang akan diambil. Ketika kita berusaha mengidentifikasi semua alternatif aksi yang mungkin diambil, kita memaksa diri kita untuk memikirkan lebih dalam masalahmasalah yang dihadapi dan mencoba melihatnya dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, kita dapat menemukan lebih banyak alternatif penyelesaian sehingga memungkinkan kita membuat keputusan yang terbaik.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode-metode Penilaian Investasi 3.1.1. Metode net present value (NPV) Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Optimalisasi BAB II LANDASAN TEORI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, p. 986), Optimalisasi adalah proses, cara dan perbuatan untuk mengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK Teknik heuristik adalah suatu cara mendekati permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan dalam

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

= Jumlah stasiun kerja. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan

= Jumlah stasiun kerja. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan Keterangan: n = Jumlah stasiun kerja Ws Wi = Waktu stasiun kerja terbesar. = Waktu sebenarnya pada stasiun kerja. i = 1,2,3,,n. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Disusun oleh: ANDINI PRASTIWI NRP : 3111105038 Dosen Pembimbing: Christiono Utomo, ST., MT., PhD. Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan (Subagyo, 2007). Studi kelayakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan (Forecasting) Menurut Mahmuda (2016), pada dasarnya peramalan merupakan suatu dugaan atau perkiraan atas terjadinya kejadian di waktu mendatang. Ramalan bersifat kualitatif

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Keputusan Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Gambaran Umum Penganggaran Modal Net Present

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Untuk dapat memperoleh kualitas beton yang baik dalam proses pembangunan, selain material yang baik, pemilihan perancah yang berkualitas juga sangat diperlukan. Perancah

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI I. PENDAHULUAN Sebuah perusahaan pengembang real eastate di surabaya berkeinginan untuk mengembangkan usaha, jika selama ini perusahaan berbisnis di

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING JENIS INVESTASI FINANCIAL ASSET (Saham, Obligasi dst) RIIL ASSET (Property, Machine, dst) PRODUCT DERIVATE (Reksadana, Bursa Valas,Bursa Komoditas) COMBINATION Pengertian

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin et al,1999). Dibutuhkan

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang)

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) pada usaha bisnis tertentu. Usaha bisnis itu sendiri dapat bersifat baru sama

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis. ABSTRAK PT. Usaha Panca Samitra merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor umum. Didirikan pada november tahun 2003 oleh beberapa pengusaha. Pada saat ini PT. Usaha Panca Samitra berencana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG Lulu Widia Roswita NRP : 9721055 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M. Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan untuk dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. METODE PENILAIAN INVESTASI - Accounting Rate of Return - Payback Period - Net Present

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang membutuhkan investasi besar, teknologi yang memadai serta beresiko tinggi terutama pada tahap eksplorasi. Untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari

Lebih terperinci

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Materi 7 Metode Penilaian Investasi Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai 1 2 Metode Penilaian 1.

Lebih terperinci

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 BAB DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 PERHITUNGAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4.1 Analisis Perbandingan Investasi Softswitch terhadap Circuit Switch Untuk membandingkan antara Investasi dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi penanaman JUN Unit Usaha Bagi Hasil- Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (UBH-KPWN) Kabupaten Bogor

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana atau modal, kita perlu melakukan suatu studi kelayakan untuk melihat apakah proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI Mila Faila Sufa Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Organisasi seringkali dihadapkan dengan peluang (atau kebutuhan) untuk melakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Investasi ialah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lainnya, dengan pengharapan untuk memperoleh imbalan di masa mendatang (Bodie, Kane, dan Marcus, 2008).

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap data-data tersebut. 4.1. Biaya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci