PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP GAYA: SEBUAH STUDI KASUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun Oleh: Maria Kartika Astiningsih NIM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

2 PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP GAYA: SEBUAH STUDI KASUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun Oleh: Maria Kartika Astiningsih NIM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i

3 SKRIPSI PEMAIIAMAN SISWA TENTA}IG KONSEP GAYA: SEBUAH STUDI KASUS Oleh: Dosen Pembimbing Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D. Tanggal 14 Juli 2015

4 SKRIPSI PEMAIIAMAII SISWA TENTANG KONSEP GAYA: SEBUAH STUDI KASUS Dipersiapkan dan ditulis oleh : Maria Kartika Astiningsih NIM: lll4240l8 Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal 3 I Juli 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan panitia penguji Nama Lengkap Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. Dr.Ignatius. Edi Santosa M.S. Drs. Tarsisius Sarkim, M. Ed., Ph.D. Rohandi Ph.D. Ir. Sri Agustini Sulandari M.Si. Yogyakarta, 3 1 Juli 2015 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dhan# ryie'o ( 9t re, z:-.l- ) a'r lil

5 HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (markus 11:24) Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan. Robert F. Kennedy Orang-orang yang melontarkan kritik bagi kita pada hakikatnya adalah pengawal jiwa kita yang bekerja tanpa bayaran Corni ten Boom Skripsi ini ku persembahkan untuk: Bapa di Surga dan Bunda Maria Orangtua yang sangat ku cintai: Yb. Sunardi dan Veronika Sri Astuti kakak-adik yang sangat kusayangi: Cicilia Ari Susanti & Florentina Budi Ardiani Semua sahabat dan teman-teman Serta almamater tercinta Sanata Dharma... iv

6 PERNYAIAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 31 Juli 2015 Penulis, &dt Maria Kartika Astiningsih

7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Dharma: Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Nama : Maria Kartika Astiningsih NIM : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Pemahaman Siswa Tentang Konsep Gaya: Sebuah Studi Kasus Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam benfuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbebas, dan mempublikasikannya di intemet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang di buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2015 Yang menyatakan, (Maria Kartika Astiningsih) VI

8 ABSTRAK PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP GAYA: SEBUAH STUDI KASUS Maria Kartika Astiningsih, Pemahaman Siswa Tentang Konsep Gaya: Studi Kasus. Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2015 Penelitian ini bertujuan untuk : mengungkap pemahaman siswa tentang konsep gaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015 di luar jam sekolah siswa. Subyek penelitian ini adalah 4 orang siswa kelas XI SMA IPA yang dipilih secara acak atau konvenient di Yogyakarta. Peneliti melakukan penelitian secara langsung tanpa pemberian materi terlebih dahulu. Data pemahaman siswa tentang konsep gaya diperoleh dari hasil wawancara yang bersifat bebas dan tidak terstruktur dengan jenis wawancara klinis. Data pemahaman siswa tentang konsep gaya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan : 1) pemahaman yang dimiliki oleh siswa tentang konsep gaya berbeda-beda yang diklasifikasikan menjadi miskonsepsi, pemahaman yang kurang lengkap dan pemahaman yang baik 2) pertanyaan dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman siswa 3) pertanyaan dapat membuat pemahaman siswa berkembang 4) mengajar dapat dilakukan dengan cara bertanya Kata Kunci: pemahaman, konsep gaya, teori konstruktivisme vii

9 ABSTRACT Maria Kartika Astiningsih Students Understanding About Force Concept: A Case Study. Thesis. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University of Yogyakarta. This research was aimed at reveal in carried out student s understanding about force. This research was on April-May 2015 in outside school hours. The subject of this research is 4 students class XI SMA IPA were convenient sample from SMA of Yogyakarta. the data of force concept was obtained by the reseacher was interviewing subject with clinical interview type. data of students understanding about force concept analysed by deskriptif qualitative. The results of this research shows that : 1) student s understanding about force concept was different and can be classified by misconception, incomplete and understand 2) questions can be used to reveal the student s understanding 3) questions can make developing students understanding 4 ) teaching can be done by asking. Keyword: understanding, force concept, constructivism viii

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pemahaman Siswa Tentang Konsep Gaya: Sebuah Studi Kasus sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian bersama dengan topik yang berbedabeda yang dilaksanakan oleh 5 orang mahasiswa yaitu Rahmad Hudan Ramadhan, Maria Febriyanti, Gandha Setyawan, Rosalia Oktavin Devita Sari beserta penulis. Kebersamaan penelitian ini adalah pengembangan metode yaitu metode wawancara Pada penelitian ini, landasan teori dipelajari bersama namun masingmasing mahasiswa merumuskan dengan kata-kata sendiri. Metode penelitian dikembangkan bersama-sama namun wawancara dilakukan masing-masing dengan partisipan yang berbeda-beda. Pada hasil analisis data, perumusan pembahasan ditulis berdasarkan respon dari partisipan. Dalam pengerjaan penelitian ini,tidak ada penjiplakan kalimat di antara mahasiswa. Jika terdapat kesamaan kalimat atau frasa dalam penulisan maka itu merupakan hasil diskusi bersama, buka hasil penjiplakan satu dengan yang lainnya. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : ix

11 1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing skripsi atas waktunya untuk membimbing dengan penuh perhatian, serta yang telah banyak meluangkan waktu dan masukan selama penulisan skripsi ini. 2. Bapak Rohandi Ph.D. dan Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika sekaligus selaku dosen pembimbing akademik, dan segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan bimbingan selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Segenap Staf sekretariat JPMIPA, mbak Tari, mas Arif, dan pak Sugeng yang telah membantu segala sesuatu tentang administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Siswa-siswi yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini. 6. Orangtua tercinta Bapak YB. Sunardi dan Ibu V. Sri Astuti yang telah memberikan cinta dan kasihnya yang luar biasa. Terima kasih karena telah memberikan segalanya. 7. Buat mbakku mbak Ari dan adikku Dian serta keluarga besarku, terima kasih atas doa, cinta dan dukungannya 8. Teman seperjuangan dan partner in crime selama proses skripsi : Hudan, Vivin, Maria, dan Gandha terima kasih untuk perjuangan dan suka-dukanya selama ini. x

12 9. Sahabat-sahabatku Vivin dan April yang selalu jadi tempat curhat dikala sudah hampir putus asa 10. Teman-teman perjuangan di Pendidikan Fisika 2011 dan semua angkatan atas dukungan dan supportnya, terimakasih 11. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga sangat membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya. Yogyakarta, 31 Juli 2015 Penulis xi

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...vi ABSTRAK...vii ABSTRACT...viii KATA PENGANTAR...ix DAFTAR ISI...xii DAFTAR TABEL...xv DAFTAR GAMBAR...xvi DAFTAR LAMPIRAN...xvii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...1 E. Tujuan Penelitian...2 F. Manfaat Penelitian...2 BAB II. LANDASAN TEORI A. Konsep dan Konsepsi...3 B. Filsafat Konstruktivisme...3 xii

14 C. Teori Perubahan Konsep...4 D. Pemahaman Konsep Fisika...5 E. Miskonsepsi...7 F. Mengungkap Pemahaman...7 G. Deskripsi Materi a. Pengertian Gaya...9 b. Gaya Gesekan...10 c. Gaya Normal...12 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...13 B. Partisipan Penelitian...13 C. Desain Penelitian...13 D. Waktu dan Tempat Penelitian...14 E. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman...14 F. Instrumen Penelitian...15 G. Metode Pengumpulan Data...15 H. Metode Analisis Data...16 BAB IV, DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Penelitian...18 B. Data...18 C. Pembahasan...26 xiii

15 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan...36 B. Saran...37 C. Keterbatasan Penelitian...37 DAFTAR PUSTAKA...38 LAMPIRAN...40 xiv

16 DAFTAR TABEL Tabel 1. Pemahaman Siswa Tentang Gaya...18 Tabel 2. Pemahaman Siswa Tentang Pengaruh Gaya...29 Tabel 3. Pemahaman Siswa Tentang Gaya yang Bekerja Pada Benda Diam...20 Tabel 4. Pemahaman Siswa Tentang Diagram Gaya...21 Tabel 5. Pemahaman Siswa Tentang Gaya Gesek...23 Tabel 6. Pemahaman Siswa Tentang Koefisien Gaya Gesek...24 Tabel 7. Pemahaman Siswa Tentang Gaya yang Bekerja Pada Benda Bergerak...25 xv

17 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Balok Pada Keadaan Diam Gambar 2. Balok Dikenai Gaya Dorong...12 Gambar 3. Gaya Dorong Pada Balok Diperbesar...12 Gambar 1. Gaya Dorong Pada Balok Semakin Diperbesar...12 xvi

18 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 2. Transkrip Wawancara Siswa A...41 Lampiran 3. Transkrip Wawancara Siswa B...44 Lampiran 4. Transkrip Wawancara Siswa C...49 Lampiran 5. Transkrip Wawancara Siswa D...54 xvii

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Untuk memahami dengan baik materi fisika, siswa perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep fisika. Pemahaman konsep sangat penting dikuasai agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Pengetahuan merupakan suatu proses pembentukan dari seseorang atas apa yang dipelajari. Untuk dapat memiliki pemahaman konsep yang kuat, guru memegang peranan yang juga tidak kalah penting. Guru membantu siswa membangun pengetahuannya sendiri secara aktif. Salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk mengungkap pemahaman siswa seperti teori konstruktivisme yaitu dengan bertanya. Pertanyaan menjadi hal yang sangat penting karena dapat digunakan untuk mengetahui apa yang diketahui dan dipikirkan siswa tentang konsep tertentu. Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin melaksanakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa dalam materi gaya. A. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman siswa mengenai konsep gaya? 1

20 2 B. Tujuan Penelitan Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa tentang gaya C. Manfaat Penlitian 1. Bagi guru dan calon guru Sebagai media bagi guru dan calon guru dalam memberikan pengajaran yang dapat mengembangkan kognitif anak. 2. Bagi peneliti Bagi peneliti penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengalaman peneliti dalam mengungkap pemahaman siswa.

21 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep dan Konsepsi Konsep adalah abstraksi dari pemikiran seseorang yang dilambangkan dalam bentuk kata, yang mewakili suatu pengertian tertentu dan menggambarkan peristiwa, benda, atau fakta yang dapat mempermudah komunikasi antar manusia (Pusat Bahasa,2002 ; Berg, 1991 ; Winkel,1987). Contoh konsep dalam fisika antara lain adalah konsep gaya, gaya apung, kalor, gerak, usaha dan energi. Konsep awal yang dimiliki oleh siswa yang berasal dari pengalaman sehari-hari disebut dengan prakonsepsi (Berg 1991:10). Konsep-konsep berfungsi sebagai batu-batu dalam berpikir dimana batubatu itu dapat disusun menjadi suatu bangunan dengan menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain. Tafsiran konsep yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan dan melalui pendidikan formal disebut dengan konsepsi (Berg, 1991 & Suparno, 2005:5). B. Filsafat Konstruktivisme Menurut Von Glaserfeld (dalam Suparno, 1997:21) teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah konstruksi (bentukan) seseorang sendiri. Suparno (1997) mengungkapkan bahwa pengetahuan 3

22 4 dibangun oleh siswa sendiri dan pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid. Bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep dan ide kepada seorang siswa, pemindahan itu harus dikonstruksikan oleh siswa oleh pengalamannya (Battencourt dalam Suparno, 1997). Proses pembentukan pengetahuan terjadi apabila seseorang mengubah atau mengembangkan skema yang telah dimiliki dalam berhadapan tantangan, rangsangan, atau persoalan. Proses pembentukan ini berjalan terus-menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman baru (Piaget dalam Suparno, 1997). C. Teori Perubahan Konsep Menurut Posner dkk (dalam Suparno, 1997) terdapat dua proses perubahan konsep dalam proses belajar. Tahap perubahan pertama yaitu asimilasi dan tahap kedua disebut akomodasi. Dalam asimilasi siswa menggunakan konsepkonsep yang telah ada untuk menghadapi gejala baru dengan suatu perubahan kecil berupa penyesuaian. Dalam akomodasi, siswa harus mengganti atau mengubah konsep-konsep pokok mereka karena tidak cocok lagi dengan persoalan yang baru. Bila pengalaman baru yang dimiliki sesuai dengan skema yang dimiliki oleh seseorang maka skema tersebut hanya dikembangkan melalui proses asimilasi. Bila pengalaman baru tersebut berlawanan atau sangat berbeda dengan skema yang ada sehingga skema lama tidak cocok lagi untuk berhadapan dengan pengalaman baru maka skema lama di ubah sampai ada

23 5 kesetimbangan lagi dengan proses akomodasi (Suparno, 2001: 113). Kesetimbangan antara proses asimilasi dan akomodasi ini disebut dengan equilibrium. Bila terjadi ketidakseimbangan antara asimilasi dan akomodasi seseorang tersebut mengalami Disequilibrium (Suparno,1997). Proses asimilasi dan akomodasi ini dialami ketika seorang anak memasuki usia 12 tahun ke atas atau berada didalam tahap operasi formal, yaitu fase dimana seorang anak sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proporsi-proporsi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang diamati saat itu. Dalam tahap ini, proses asimilasi dan akomodasi terus berperan dalam membentuk skema yang lebih menyeluruh pada pemikiran anak (Suparno, 2001). D. Pemahaman Konsep Fisika Salah satu hakikat fisika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai produk tentang gejala alam yang telah dikumpulkan melalui observasi berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori (Suranto, 2009). a. Fakta Fakta merupakan keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di alam (Sutrisno, 2006). Contoh fakta dalam fisika misalnya, fakta bahwa batu yang dimasukkan ke dalam air tenggelam, benda yang dijatuhkan mengarah ke bawah, dan besi yang dipanasi akan terasa panas.

24 6 b. Konsep Konsep adalah abstraksi dari pemikiran seseorang yang dilambangkan dalam bentuk kata, yang mewakili suatu pengertian tertentu dan menggambarkan peristiwa, benda, atau fakta yang dapat mempermudah komunikasi antar manusia (Pusat Bahasa,2002 ; Berg, 1991 ; Winkel,1987). Contoh konsep dalam fisika misalnya, konsep tentang gaya, gerak, dan kalor. c. Hukum Hukum dikembangkan dari fakta-fakta dan konsep atau konsepkonsep yang menjelaskan kejadian (Carey, Carnap, dan Mayr dalam McComas, 2003 ; Sutrisno, 2006). Contoh hukum dalam fisika misalnya, hukum kekekalan energi, hukum Archimedes, dan hukum Newton. d. Teori Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati, misalnya teori atom, teori kinetik gas, teori relativitas (Sutrisno, 2006). Contoh teori dalam fisika misalnya, teori Bigbang, teori kinetik gas, dan teori relativitas. Pemahaman konsep dan prinsip fisika merupakan persyaratan keberhasilan siswa terhadap fisika (Simanjuntak, 2012). Pemahaman adalah proses mental seseorang untuk memahami sesuatu yang telah diketahui dan diingat dan merupakan landasan bagi siswa untuk membangun wawasan (Pusat Bahasa,2002 & Simanjuntak, 2012).

25 7 Kriteria seseorang dapat dikatakan memahami konsep menurut Euwe van den Berg (1991:11) yaitu: a. Dapat mendefinisikan konsep yang bersangkutan dengan kata-kata sendiri b. Dapat menjelaskan perbedaan antara konsep yang bersangkutan dengan konsep-konsep yang lain c. Dapat menjelaskan hubungan konsep yang satu dengan konsep yang lain d. Dapat menjelaskan arti konsep dalam kehidupan sehari-hari E. Miskonsepsi Menurut Suparno (2005:4) miskonsepsi menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Miskonsepsi disebabkan oleh beberapa hal, antara lain berasal dari siswa sendiri; miskonsepsi yang dibawa oleh guru/ pengajar yang dikarenakan guru tidak menguasai bahan fisika secara tidak benar; buku teks yang bahasanya sulit atau penjelasannya tidak benar; serta metode mengajar yang digunakan guru yang dapat memunculkan miskonsepsi siswa (Suparno, 2005). F. Mengungkap Pemahaman Beberapa cara untuk mengungkap pemahaman seseorang secara bebas dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

26 8 1. Wawancara Menurut Taber (1999), untuk mengungkap pemahaman seseorang dapat dilakukan dengan cara wawancara klinis atau wawancara kelas. Wawancara klinis lebih mementingkan situasi dan kondisi yang tenang tanpa gangguan untuk mengetahui pemikiran seseorang terhadap sebuah permasalahan, sedangkan wawancara kelas dapat dilakukan di kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Keuntungan menggunakan teknik wawancara klinis yaitu guru atau peneliti dapat mengajukan pertanyaan secara lebih mendalam, mengulangi pertanyaan pada bagian tertentu, menanggapi dan mengeksplorasi komentar atau jawaban siswa. Menurut Suparno (2005) w awancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Dalam wawancara bebas, peneliti bebas bertanya dan siswa bebas menjawab. Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan sudah disiapkan dan urutannya sudah disusun sehingga mempermudah dalam praktek. Keuntungan wawancara terstruktur ini adalah peneliti dapat secara sistematis bertanya dan mengorek pemikiran siswa 2. Peta Konsep Peta konsep adalah suatu gambaran skematis untuk merepresentasikan suatu rangkaian konsep dan kaitan antar konsep-konsep. Dalam peta konsep, siswa menuliskan gagasan pokoknya dadn relasi konsepkonsepnya. Siswa diminta menjelaskan peta konsep dan dapat menanyakan konsep yang tidak sesuai dan hubungan antar konsep yang tidak cocok dengan pengertian para ahli (Suparno, 2007: 146, 150).

27 9 3. Gambar Siswa dapat diminta menggambar untuk mewakili pemahaman mereka tentang konsep tertentu. Menggambar dapat digunakan dalam situasi klinis, tetapi juga dapat digunakan di dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung (Taber, 1999). G. Deskripsi Materi a. Pengertian Gaya Gaya adalah sebuah dorongan atau tarikan terhadap sebuah benda (Giancoli,2001:90 & Tipler,1998:91). Gaya adalah besaran yang mempunyai besar dan arah sehingga digolongkan sebagai besaran vektor (Tipler, 1998:91). Satuan gaya adalah Newton, satu Newton adalah besarnya gaya yang diperlukan untuk menimbulkan percepatan 1 m/s 2 pada benda bermassa 1 kg. Selain Newton, satuan gaya sering ditulis dalam bentuk kg m/s 2 ( 1 Newton = 1 kg m/s 2 ) (Tipler, 1998:96). Gaya interaksi adalah gaya gaya yang ditimbulkan oleh suatu benda pada benda lain walaupun letaknya berjauhan, misalnya gaya gravitasi, gaya listrik dan gaya magnet. Sedangkan gaya kontak adalah gaya yang terjadi hanya pada benda-benda yang bersentuhan, misalnya gaya normal, gaya gesek dan gaya tegangan tali (Young and Freedman, 2001: 93)

28 10 b. Gaya Gesekan Salah satu hukum yang berpengaruh untuk gaya gesek yaitu Hukum I Newton yang menyatakan bahwa setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol (Giancoli, 2001). Jika anda mendorong sebuah kotak besar yang diam di atas lantai dengan sebuah gaya horizontal yang kecil, maka mungkin saja benda tersebut tidak bergerak. Lalu jika anda memperbesar gaya, ternyata pada suatu saat tertentu benda tersebut mulai bergerak. Kita mengatakan bahwa gaya yang mengimbangi gaya yang kita lakukan adalah gaya gesekan yang dilakukan oleh kotak besar terhadap lantai sepanjang permukaan kontaknya (Halliday and Resnick, 1985:143). Gaya gesek adalah gaya yang disebabkan oleh molekul-molekul benda-benda saling bergerak yang mengalami interaksi (Tipler, 1998:123). Arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Besarnya gaya gesek juga dipengaruhi oleh kasar-halusnya permukaan benda yang saling bersentuhan. Gaya gesekan tebagi menjadi dua yaitu gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetik. 1. Gaya Gesekan Statis Gaya gesekan statis adalah gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain (Halliday and Resnick, 1985: 144).

29 11 Besarnya gaya gesekan statis sebanding dengan gaya normal (N) yang dikerjakan oleh salah satu permukaan pada permukaan lainnya. adalah suatu kontanta yang disebut koefisien gesek statis yang merupakan perbandingan antara besar gaya gesekan statis maksimum dengan besar gaya normal. Koefisien ini bergantung pada sifat kasar dan licinnya suatu permukaan. Tanda sama dengan hanya berlaku ketika gaya yang diterapkan mencapai nilai maksimum dan pada nilai ini gerakan pada benda akan dimulai (Young and Freedman, 2002:133). 2. Gaya Gesekan Kinetik Gaya gesekan kinetik adalah gaya yang bekerja ketika sebuah benda meluncur pada suatu permukaan (Young and Freedman, 2002:132). = Dengan adalah koefisien gesek kinetik : perbandingan antara besar gaya gesekan kinetik dengan besar gaya normal. Halliday dan Resnick dalam bukunya (1985) menjelaskan cara yang lebih mudah untuk memahami gaya gesekan dengan menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah balok. F = 0 N W Gambar 1 Sebuah balok diletakkan di atas meja dan dalam keadaan diam

30 12 N Gambar 2 F Balok dikenai gaya sebesar F dan gaya mengimbangi gaya F sehingga benda masih diam W F N fs a Gambar 3 gaya sebesar F diperbesar pada benda dan gaya mengimbangi gaya F dan benda masih tetap diam W Gambar 4 F N a Gaya sebesar F diperbesar lagi dan gaya sudah tidak mampu mengimbangi gaya F sehingga benda mulai bergerak dan ada percepatan W Lalu, pada bidang miring, komponen gaya yang bekerja yaitu : F N Fs W cos W W W sin Gambar 5.

31 13 Bila benda ditarik pada dengan seutas tali membentuk sudut 30 0 maka gaya yang bekerja yaitu: N F sin F Gambar 6. F cos fs W c. Gaya Normal Pada balok di atas meja horisontal, berat balok menarik ke bawah dan menekan pada meja. Karena molekul-molekul meja memiliki resistansi kompresi yang besar, meja mengerjakan gaya ke atas pada balok secara tegak lurus. Gaya inilah yang disebut gaya normal.

32 BAB III METODOLOGI A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam serta mengungkap pemahaman siswa B. Partisipan Penelitian Partisipan dari penelitian ini yaitu 4 siswa SMA yang sudah mendapatkan materi Gaya. C. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah salah satu desain yang mendetail dari suatu subyek pada keadaan khusus. Bahan yang diteliti hanya satu atau kecil ruang lingkupnya, sehingga tidak perlu menggeneralisasi apapun. Dalam kasus 14

33 15 ini, peneliti memilih siswa secara acak untuk dijadikan partisipan. Melalui wawancara peneliti mengumpulkan data yang diperlukan. D. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015 E. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman Penelitian ini merupakan jenis wawancara yang berkembang dimana untuk mendapatkan penelitian yang mendalam diperlukan latihan. Latihan ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti dapat mempertajam pertanyaan terkait dengan materi yang akan ditanyakan. Pada partisipan pertama peneliti melakukan wawancara dan hanya didapat pemahaman seadanya dan belum terlalu mendalam. Lalu peneliti melakukan wawancara pada partisipan kedua dan didapat pemahaman yang lebih mendalam, demikian juga pada partisipan ketiga. Pada partisipan keempat, peneliti menemukan pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan dengan partisipan pertama, kedua, dan ketiga. Proses wawancara yang dilakukan peneliti pada keempat partisipan mengalami kemendalaman yang berbeda. Hal ini dikarenakan selama proses wawancara peneliti semakin menguasai teknik wawancara dan materi. Ini juga merupakan proses belajar yang dialami oleh peneliti dalam melakukan sebuah wawancara.

34 16 F. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri dengan metode wawancara pada beberapa siswa kelas XI SMA yang dipilih secara acak tanpa mengetahui prestasi dan kemampuan. Dalam penelitian, peneliti memakai alat bantu berupa recorder untuk merekam wawancara. Wawancara ini sendiri bersifat fleksibel untuk mengetahui pengetahuan yang dimiliki anak. G. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu wawancara klinis dan bersifat bebas tidak terstruktur. Wawancara klinis dilakukan dengan mewawancarai siswa tentang pemikiran mereka terhadap topik gaya di ruang yang tenang, tanpa penonton, dan waktu yang tepat Melalui wawancara peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi pemahaman partisipan. Wawancara ini tidak menggunakan instrumen yang sudah disiapkan dari awal. Instrumen ini berkembang sejalan dengan penelitian. Dengan kata lain, wawancara yang dilakukan adalah wawancara yang berkembang. Wawancara ini berpedoman pada pola pemikiran partisipan tanpa diberikan treatment terlebih dahulu. Partisipan diberi kesempatan untuk mengemukakan jawaban mereka tanpa pengaruh dari peneliti.

35 17 H. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif. Data hasil wawancara diubah menjadi bentuk narasi tertulis yang menggambarkan proses wawancara tersebut. Transkrip wawancara dan analisis data dikaji berdasarkan konsep-konsep yang berkaitan. Tahapan analisis data: 1. Transkrip wawancara Hasil rekaman wawancara antara peneliti dan partisipan diubah dalam bentuk transkrip wawancara untuk memperjelas pendapat partisipan mengenai konsep gaya. Dari hasil wawancara juga bis dilihat sejauh mana dan dari mana pengetahuan yang mereka ungkapkan. 2. Pengkategorian Tahap berikutnya adalah pengkategorian data dari hasil transkrip wawancara. Pengkategorian data berdasarkan jawaban partisipan dan dibagi dalam (1) memiliki pemahaman yang lengkap (2) pemahaman kurang lengkap (3) miskonsepsi. Kriteria ini dite ntukan berdasarkan alasan partisipan mengemukakan pendapat dan sumber jawaban partisipan. 3. Pengkodingan Setelah data dikategorikan, peneliti mengelakukan pengkodingan berdasarkan masalah yang dikaji berupa konsep-konsep yang berkaitan tentang gaya, yaitu:

36 18 a. Pemahaman siswa tentang Gaya b. Pemahaman siswa tentang pengaruh gaya c. Pemahaman siswa tentang gaya yang bekerja pada benda diam d. Pemahaman siswa tentang diagram gaya e. Pemahaman siswa tentang gaya gesek f. Pemahaman tentang koefisien gaya gesek g. Pemahaman siswa tentang gaya yang bekerja pada benda yang bergerak

37 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei Partisipan diambil secara acak dari beberapa sekolah yang berbeda di Yogyakarta yang berjumlah 4 orang. Penelitian ini bersifat langsung karena peneliti tidak memberikan materi terlebih dahulu kepada partisipan dan langsung memberikan perlakuan kepada partisipan untuk mengetahui pemahaman yang dimiliki. Tahap pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara dengan durasi waktu setiap wawancara + 1 jam untuk setiap partisipan.. Wawancara ini bersifat personal dan tidak terstruktur serta disesuaikan dengan kebutuhan data. B. Data Pemahaman partisipan tentang materi gaya diketahui dari hasil wawancara. Berikut adalah rangkuman hasil transkrip wawancara tentang materi gaya. Tabel 1. Pemahaman tentang Gaya partisipan Pemahaman awal Pertanyaan Pemahaman akhir konfirmasi S1 gaya itu seperti gaya pegas, gaya gravitasi dll Apa lagi yang diketahui? S1 tidak dapat menjawab karena lupa S2 Gaya itu seperti gaya sama Gaya merupakan 19

38 20 S3 melakukan usaha atau sejenisnya gaya itu tarikan dan dorongan dengan usaha? Tarikan dan dorongan yang seperti apa? akibat dari usaha (miskonsepsi) Kita menarik suatu benda atau kita mendorong sebuah benda S4 gaya itu tarikan atau dorongan (pemahaman lengkap) - gaya itu tarikan atau dorongan (pemahaman lengkap) Tabel 2. Pemahaman Partisipan tentang Pengaruh Gaya partisipan Pemahaman awal Pertanyaan konfirmasi S1 Tidak dapat Jika benda menjawab didorong apa yang terjadi? S2 mengakibatkan benda bergerak lalu bergesekan sehingga berhenti Apa lagi? Pemahaman akhir Gaya menyebabkan benda bergerak (pemahaman kurang lengkap) mengakibatkan benda bergerak lalu bergesekan sehingga berhenti S3 Benda jadi bergerak namun tergantung kelembaman, jika kelembaman besar maka bendanya gak bergerak Kelembaman itu apa? Akibat lain? (pemahaman kurang lengkap) Sebuah kekuatan benda untuk mempertahankan posisinya Gaya mengakibatkan benda berubah bentuk, benda diam menjadi bergerak, benda bergerak menjadi diam

39 21 S4 Gaya menyebabkan benda bergerak Lalu? Ilustrasi tentang mobil yang bergerak (pemahaman kurang lengkap) Gaya membuat benda bergerak, benda menjadi diam, benda berubah bentuk, benda berubah arah (pemahaman lengkap) Tabel 3. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada benda diam partisipan Pemahaman awal Pertanyaan konfirmasi S1 gaya yang bekerja Mengapa? pada benda tersebut adalah nol Pemahaman akhir Gaya saat benda diam sama dengan nol karena kecepatan yang dimiliki juga nol S2 Gaya yang bekerja yaitu gaya gravitasi dan gaya normal Coba dijelaskan (miskonsepsi) Saat benda diam, gaya yang bekerja yaitu gaya gravitasi ke arah bawah dan gaya normal ke arah atas Bagaimana jika benda di bidang miring? Gaya yang bekerja sama. Gaya gravitasi ke arah bawah dan gaya normal tetap ke arah atas S3 dua gaya yang bekerja yaitu gaya gravitasi dan gaya gesek Coba dijelaskan (miskonsepsi) gaya gravitasi ke arah pusat bumi, arah gaya geseknya berlawanan dengan

40 22 gaya gravitasi S4 Gaya yang bekerja gaya normal dan gaya gravitasi Coba dijelaskan (miskonsepsi) Misalnya sebuah botol dilantai, botol memiliki berat ke arah bawah dan gaya normal ke arah atas sehingga gaya yang bekerja gaya berat dan gaya gravitasi Bagaimana bila botol di bidang miring Berat botol tetap mengarah ke bawah namun gaya normal botol tegak lurus terhadap bidang miring (pemahaman lengkap) Tabel 4. Pemahaman partisipan tentang diagram gaya partisipan Pemahaman awal Pertanyaan konfirmasi S4 N - fs F Pemahaman akhir S4 dapat menggambarkan gaya yang bekerja pada bidang datar W - Gaya yang bekerja sama seperti pada bidang datar

41 23 Jika di bidang miring fs W N F Jika sebuah batu dijatuhkan ke bawah dan batu lainnya dijatuhkan ke kanan, apakah arahnya sama? S4 mulai mengingat kembali lalu menggambar ulang setelah mengingat materi vektor fs N W sin W cos W fs N F cos F W F sin Bagaimana jika benda ditarik dengan sudut 30 0 S4 mengalami kebingungan saat menguraikan sin dan cos namun kemudian bisa menjelaskan dan menggambarkan ulang Bagaimana letak sudut dan penguraian sin dan cos? fs N F sin F F cos W (pemahaman lengkap)

42 24 Tabel 5. Pemahaman partisipan tentang gaya gesek partisipan Pemahaman awal Pertanyaan Pemahaman akhir konfirmasi S1 gaya gesek berlawanan arah dengan gaya dorong - S1 tidak dapat menjawab karena lupa dan bingung S2 gaya gesek timbul bila ada pengaruh dari usaha - gaya gesek timbul bila ada pengaruh dari usaha S3 Gaya yang timbul akibat gesekan antara dua buah permukaan benda Bagaimana ketika benda diam? Bagaimana ketika benda bergerak (miskonsepsi) Saat benda diam ada gaya gravitasi ke arah bawah lalu lantai dan kaki meja bergesekan sehingga gaya gesek ke atas karena lantai menahan meja sehingga meja tidak bergerak Gaya gravitasi ke arah bawah dikali massa benda, gaya yang diberikan ke meja misalnya ke arah kanan, ada gaya gesek juga dengan arahnya ke kiri berlawanan dengan gaya yang diberikan S3 menyimpulkan bahwa gaya gesek bekerja saat benda diam dan juga benda bergerak dan gaya gesek selalu saling menghilangkan dengan gaya gravitasi walaupun arahnya berbeda

43 25 S4 gaya gesek timbul bila dua buah benda saling bergesekan Bagaimana ketika benda diam? (miskonsepsi) S4 menganalisis dengan ilustrasi berupa botol yang diletakkan di atas lantai dan botol yang diletakkan di atas karpet. S4 menemukan bahwa ketika karpet ditarik maka akan muncul gaya gesek antara karpet dan botol namun bila botol hanya di lantai maka tidak ada gaya gesek yang bekerja. S4 menyimpulkan bahwa gaya gesek muncul saat benda diberi gaya awal. (pemahaman lengkap) Tabel 6. Pemahaman partisipan tentang koefisien gaya gesek partisipan Pemahaman awal Pertanyaan konfirmasi S4 koefisien gesek Ilustrasi tentang berlaku di semua koefisien gesek keadaan benda statis dan kinetis Pemahaman akhir Koefisien gesek tidak berlaku di semua keadaan benda. Saat benda tidak bergerak maka benda mengalami gaya gesek statis dengan koefisien yang digunakan adalah koefisien gaya gesek statis. Saat benda bergerak

44 26 maka benda mengalami gaya gesek kinetik dengan koefisien gesek yang digunakan adalah koefisien gesek kinetik (pemahaman lengkap) Tabel 7. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada benda yang bergerak partisipan Pemahaman awal Pertanyaan konfirmasi S2 Ketika bola ditendang Jadi yang maka bola mengalami mempengaruhi percepatan karena gaya gesek? bergesekan dengan lantai Pemahaman akhir Jika gaya yang diberikan besar maka gaya gesek yang ditimbulkan juga semakin besar S3 Benda mengalami GLB dan GLBB Mengapa? (pemahaman kurang lengkap) Ketika gaya yang diberikan tetap maka benda mngalami GLB namun bila diberi gaya yang lebih besar maka benda akan dipercepat dan bila diberi gaya yang lebih kecil maka benda akan semakin melambat karena ada gaya gesek yang bekerja S4 S4 tidak bisa mengungkapkan jawaban karena lupa Bagaimana dengan resultannya? (miskonsepsi) Karena diberi gaya maka benda bergerak. Gaya lain

45 27 Mengapa benda bisa bergerak? yang bekerja yaitu gaya gesek dengan arah yang berlawanan dengan gaya dorong yang diberikan (Pemahaman kurang lengkap) C. Pembahasan Berdasarkan data, terdapat tiga jenis pemahaman yang dimiliki oleh partisipan, yaitu memiliki pemahaman yang lengkap, pemahaman yang kurang lengkap, dan miskonsepsi. Memiliki pemahaman yang lengkap jika konsep awal partisipan sudah betul dan tetap betul setelah diberikan pertanyaan konfirmasi. Selain itu dikatakan pemahamannya lengkap jika konsep awal partisipan adalah salah namun setelah diberikan pertanyaan konsep partisipan berubah menjadi betul. Jenis pemahaman yang kurang lengkap jika partisipan hanya dapat menjelaskan sebagian dari konsep, baik itu saat konsep awal maupun setelah diberikan pertanyaan. Jenis miskonsepsi jika konsep yang dimiliki partisipan berbeda dengan konsep ahli dan konsep tersebut tidak berubah meskipun diberikan pertanyaan konfirmasi. 1. Pemahaman partisipan tentang Gaya Menurut teori gaya merupakan sebuah tarikan atau dorongan (Young and Freedman,2002). Dari pengertian secara teori tersebut, tidak semua partisipan memahami bahwa gaya dalam fisika adalah sebuah tarikan dan dorongan. Partisipan A mengungkapkan bahwa gaya itu

46 28 seperti gaya pegas, gaya gravitasi dll. Partisipan B mengatakan bahwa gaya adalah sesuatu yang dihasilkan oleh benda itu sendiri tanpa ada pengaruh dari luar. Jika ada pengaruh dari luar, maka benda tersebut mengalami usaha, gak ada, gaya itu dihasilkan oleh benda itu sendiri tanpa pengaruh dari kita. Partisipan juga mengatakan jadi kalau kita dorong meja ke dinding tapi mejanya gak gerak kita tetap melakukan usaha karena kita membuat benda berpindah tempat (lampiran 3 Hlm. 45). Namun,ada juga partisipan lain yaitu partisipan C dan D yang memahami bahwa gaya itu adalah tarikan dan dorongan. Partisipan C mengungkapkan gaya itu tarikan dan dorongan, satuannya Newton (lampiran 4 hlm. 49). Partisipan D berpendapat gaya itu macammacam, kalau dari dasarnya menurut saya gaya itu tarikan atau dorongan (lampiran 5 hlm.54). Partisipan D menambahkan bahwa gaya merupakan besaran vektor karena memiliki arah dan nilai. Dari penjelasan di atas,dapat disimpulkan sebagai berikut: sebagian besar partisipan sudah memahami dengan baik bahwa gaya merupakan tarikan dan dorongan. Namun masih ada partisipan yang mengalami miskonsepsi pada pengertian gaya. Gaya dipahami sebagai akibat dari usaha. 2. Pemahaman partisipan tentang pengaruh gaya Hampir seluruh partisipan memahami bahwa pengaruh gaya yaitu gaya menyebabkan benda bergerak. Partisipan A tidak dapat menjelaskan

47 29 pengaruh gaya. Menurut partisipan B gaya merupakan akibat dari usaha dan usaha menyebabkan benda bergerak lalu diam dan gaya muncul akibat adanya usaha atau dihasilkan sendiri oleh benda itu, seperti misalnya gaya normal. Partisipan C memahami bahwa gaya menyebabkan benda bergerak, benda berubah bentuk, dan benda yang bergerak jadi diam. Menurut partisipan D, pengaruh gaya yaitu menyebabkan benda bergerak. Lalu peneliti bertanya lewat ilustrasi berupa mobil yang di rem, lalu rute yang dilewati partisipan dari rumah menuju sekolah dan cara membuat kue. Dari hasil ilustrasi tersebut, dapat dilihat bahwa partisipan D mengalami proses akomodasi terhadap pemahaman yang dimiliki. Partisipan D dapat menjelaskan lebih lagi tentang pengaruh gaya. Partisipan D mengatakan akibat dari gaya itu menyebabkan benda diam jadi bergerak, perubahan bentuk benda, benda yang bergerak jadi diam atau bergerak semakin cepat, mengubah arah benda (lampiran 5 Hlm.55) Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 3 orang partisipan memiliki pemahaman yang kurang lengkap tentang pengaruh gaya dan 1 orang partisipan memiliki memiliki pemahaman yang baik. 3. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada benda diam

48 30 Halliday dan Resnick dalam bukunya (1985) mengungkapkan bahwa pada benda diam bekerja dua jenis benda yaitu gaya normal yang tegak lurus terhadap bidang alas dan gaya berat yang mengarah ke pusat bumi. Sebagian partisipan mengalami miskonsepsi tentang gaya yang bekerja pada benda diam. Partisipan A mengatakan saat benda diam, gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol karena kecepatan yang dimiliki juga nol. Partisipan C memahami bahwa pada benda diam yang bekerja yaitu gaya gravitasi dan gaya gesek. Partisipan berpendapat Iya, gaya gravitasi ke arah pusat bumi, arah gaya geseknya berlawanan dengan gaya gravitasi (lampiran Partisipan B dan partisipan D menunjukkan bahwa pada benda diam terdapat dua gaya yaitu gaya gravitasi dan gaya normal namun ada perbedaan pemahaman tentang gaya normal pada partisipan B dan partisipan D. Partisipan B memahami bahwa kedua gaya ini membentuk satu garis lurus dan berlawanan arah. Responden berpendapat gaya gravitasinya kan ke bawah jadi gaya normalnya ke atas berlawanan dengan gaya gravitasi (lampiran 3 Hlm.47). Demikian juga saat benda di bidang miring, gaya normal yang dihasilkan tetap ke atas berlawanan dengan gaya gravitasi dan membentuk satu garis lurus. Menurut partisipan D, pada benda diam, gaya yang mempengaruhi benda hanya 2 jenis yaitu gaya normal dan gaya berat. Gaya normal selalu tegak lurus terhadap bidang alas benda sedangkan gaya berat selalu mengarah ke bawah ke arah pusat bumi. Responden mengatakan iya gaya normal tegak lurus sama bidang alasnya.

49 31 Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: dua orang partisipan memahami bahwa pada benda diam terdapat gaya yang bekerja yaitu gaya gravitasi dan gaya normal. Meskipun demikian, hanya partisipan D yang dapat menggambarkan dengan benar tentang gaya normal. Partisipan B hanya memahami bahwa gaya normal selalu mengarah ke atas dan tidak tergantung pada bidang alas. Dua orang partisipan lainnya mengalami miskonsepsi. Partisipan A memahami pada benda diam tidak terdapat gaya gravitasi dan gaya normal. Partisipan C memahami bahwa pada benda diam tidak terdapat gaya normal dan hanya ada gaya gesek serta gaya gravitasi. 4. Pemahaman partisipan tentang diagram gaya Konsepsi tentang diagram gaya diperdalam oleh peneliti pada partisipan D. Partisipan D dapat menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada saat benda diberi gaya awal di sebuah bidang datar namun partisipan mengalami kebingungan saat diminta untuk menggambar diagram gaya pada bidang miring. Peneliti lalu mencoba untuk mengkonfirmasi ulang atas jawaban responden dengan memberikan ilustrasi. Setelah responden menganalisis ilustrasi yang diberikan oleh peneliti, responden mulai mulai mengakomodasi pemikirannya dan mengatakan bahwa pada bidang miring dan bidang datar arah gaya dorong berbeda dan arah gaya tidak hanya posotf dan negatif. Hal ini diperkuat dengan pernyataan responden iya kak, nggak jadi. Aku baru inget ada penguraian vektornya haha.

50 32 Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa partisipan memiliki pemahaman yang baik tentang menggambar diagram gaya. Pemahaman yang dimiliki oleh partisipan karena partisipan mengakomodasi pemahaman awalnya menjadi pemahaman yang baru. 5. Pemahaman partisipan tentang gaya gesek Menurut pengertian para ahli Gaya gesek adalah gaya yang disebabkan oleh molekul-molekul benda-benda saling bergerak yang mengalami interaksi (Tipler, 1998:123). Partisipan A memahami bahwa gaya gesek berlawanan arah dengan gaya dorong. Partisipan B memahami bahwa gaya gesek timbul bila ada pengaruh dari usaha namun tidak bisa menjelaskan lebih lanjut lagi. Partisipan C mengatakan definisi dari gaya gesek yaitu gaya yang timbul akibat gesekan antara dua buah permukaan benda. partisipan sudah memahami bahwa gaya gesek dipengaruhi oleh permukaan beda dimana benda akan dipercepat bila berada di permukaan yang halus atau rata dan akan lebih lambat saat dipermukaan yang kasar. Partisipan berpendapat ya pada permukaan yang kasar bendanya bisa bergerak cepat tapi pada permukaan yang kasar tidak bisa bergerak secepat di permukaan yang halus. Menurut partisipan D gaya gesek timbul bila dua buah benda saling bergesekan. Kutipan wawancara dengan partisipan D yaitu sebagai berikut: P: nih misalnya sebuah botol di atas lantai, ada gaya geseknya gak ini? R: gak ada kak

51 33 P: kenapa? R: kan bendanya diam, jadi walaupun bersentuhan gak ada gaya geseknya, tapi Cuma ada gaya normal dan gaya berat aja P: yakin? R: hmm, ya kalau diletakkan gini ada tapi kecil kak? P: jadi ada atau nggak nih? Tadi gak ada sekarang ada? R: sebentar kak, ya gak ada soalnya bendanya diam gak berpindah tempat, gak ada pengaruh gaya dari luar Cuma ada gaya normal dan gaya berat. Gaya gesek kan baru ada kalau ada gaya dorong yang diberikan pada benda P: yakin? R: iyaa kak yakin, prinsipnya kan gesekan menghasilkan miu dan gesekan membuat benda semakin lambat bergerak terus lama-lama diam. Nah saat benda sudah diam berarti udah gak ada lagi gaya geseknya P: jadi yakin gak ada? R: eh ada ding jadinya kak, kenapa jadi ada soalnya kan botolnya bersentuhan sama lantai. kalau misalnya botolnya di atas karpet terus karpetnya di tarik, berarti ada gaya geseknya P: nah tapi kan itu karna kamu tarik karpetnya makanya ada gaya gesek, terus kalau hanya diam tanpa sentuhan gimana? R: gak, gak ada ding soalnya gak ada gaya yang mengenainya P: yakin? R: iya kak, kan tadi pada benda diam Cuma ada gaya berat dan gaya normal aja P: jadi gaya gesek bekerjanya saat kapan? R: ya berarti saat ada gaya awal yang diberikan pada benda kak Setelah peneliti memberikan ilustrasi berupa botol yang diletakkan di atas meja partisipan mengalami keraguan apakah ada gaya gesek yang bekerja pada botol yang diam dan lantai. Ilustrasi peneliti membuat partisipan mengalami perubahan pemikiran. Di awal partisipan mengatakan tidak ada gaya geseknya, namun ketika peneliti memancing dengan kata yakin berkali-kali, partisipan menjadi ragu dan mengubah jawabannya. Partisipan mulai mengalami perubahan pemahaman setelah menganalisis ilustrasi yang diberikan oleh peneliti. Partisipan menganalisis

52 34 dengan ilustrasi berupa botol yang diletakkan di atas lantai dan botol yang diletakkan di atas karpet. Partisipan menemukan bahwa ketika karpet ditarik maka akan muncul gaya gesek antara karpet dan botol namun bila botol hanya di lantai maka tidak ada gaya gesek yang bekerja. Partisipan menyimpulkan bahwa gaya gesek muncul saat benda diberi gaya awal. Pada peristiwa gaya gesek, didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: sebagian partisipan memahami bahwa gaya gesekan merupakan gaya yang timbul akibat dua buah benda yang bergesekan dengan arah yang berlawanan. Konsep tersebut diperoleh dari pengalaman masingmasing setiap partisipan. 6. Pemahaman tentang koefisien gaya gesek Persoalan tentang koefisien gaya gesek diberikan pada partisipan D dengan tujuan untuk memperdalam jawaban yang telah diberikan sebelumnya, yaitu mengenai gaya gesek. Partisipan D memahami bahwa koefisien gesek berlaku di semua keadaan benda. Konsepsi tersebut dibangun berdasarkan pengalaman sehari-hari partisipan terutama saat di kelas. Menurut partisipan, pemahaman tentang koefisien gesek tidak dipelajari secara mendalam selama pembelajaran. Setelah peneliti memberikan ilustrasi tentang koefisien gesek statis dan kinetik, partisipan mulai menunjukkan adanya perubahan pemahaman. Partisipan membenarkan bahwa bila gaya yang gesek benda terhadap bidang alas lebih besar daripada gaya yang diberikan maka benda akan

53 35 diam dan bila gaya geseknya kecil maka benda akan bergerak. Partisipan lalu menganalisis pernyataan tersebut dengan arti kata statis dan kinetik. Pada akhirnya partisipan memiliki pemahaman yang baru dimana koefisien gesek tidak berlaku pada semua keadaan benda. Saat benda tidak bergerak maka benda mengalami gaya gesek statis dengan koefisien yang digunakan adalah koefisien gaya gesek statis. Saat benda bergerak maka benda mengalami gaya gesek kinetik dengan koefisien gesek yang digunakan adalah koefisien gesek kinetik. 7. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada benda yang bergerak Para ahli mengungkapkan bahwa adanya gaya total yang beraksi pada benda menyebabkan benda bergerak dengan percepatan, dimana jika resultan gaya tetap maka besar percepatannya juga tetap. Pada benda yang bergerak partisipan memahami bahwa jika benda diberi gaya terusmenerus maka gaya yang diberikan oleh partisipan akan sebanding dengan percepatan yang dihasilkan oleh benda. Jika pada benda yang bergerak tidak dberikan gaya terus-menerus maka gerak benda akan semakin lambat dan lama-lama berhenti. Partisipan B mengatakan Ketika gaya yang diberikan tetap maka benda mngalami GLB namun bila diberi gaya yang lbih besar maka benda akan dipercepat dan bila diberi gaya yang lebih kecil maka benda akan semakin melambat karena ada gaya gesek yang bekerja. Hal ini

54 36 menunjukkan bahwa partisipan mengalami miskonsepsi karena pada bidang licin ketika gaya yang diberikan tetap maka benda akan mengalami percepatan. Partisipan C mengatakan bola ditendang terus diberi tendangan lagi sekuat tendangan pertama dan searah dengan gaya yang pertama maka bola nya mengalami percepatan positif karena semakin cepat terus kalau bola ditendang lalu diberi tendangan yang lebih lemah dari tendangan pertama tapi arahnya searah dengan gaya yang diberikan pertama maka percepatannya negatif. Partisipan D mengungkapkan mobilnya semakin dipercepat, kan sesuai dengan hukum Newton yang kedua = m.a, sendiri merupakan gaya-gaya yang bekerja pada benda itu yaitu gaya dorong dan gaya gesek. Gaya dan percepatan itu sebanding mbak, gaya makin besar, percepatan juga makin besar. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: dua partisipan memahami bahwa pada benda bergerak, percepatan mempengaruhi benda. Selain itu,ada gaya gesek yang mempengaruhi gerak benda dimana arah gaya gesek berlawanan dengan arah gaya yang diberikan pada benda. Selain itu, masih ada partisipan yang mengalami miskonsepsi.

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISWA KELAS X SMA ARASTAMAR AIR UPAS MENGENAI GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA SUATU BENDA SKRIPSI

PEMAHAMAN SISWA KELAS X SMA ARASTAMAR AIR UPAS MENGENAI GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA SUATU BENDA SKRIPSI PEMAHAMAN SISWA KELAS X SMA ARASTAMAR AIR UPAS MENGENAI GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA SUATU BENDA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI Ignasia Evi Susanti 1, Diane Noviandini 1, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.

Lebih terperinci

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. gaya yang muncul ketika BENDA BERSENTUHAN dengan PERMUKAAN KASAR. ARAH GAYA GESEK selalu BERLAWANAN dengan ARAH GERAK BENDA. gaya gravitasi/gaya berat gaya normal GAYA GESEK Jenis Gaya gaya gesek gaya

Lebih terperinci

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak????? DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya

Lebih terperinci

GAYA DAN HUKUM NEWTON

GAYA DAN HUKUM NEWTON GAYA DAN HUKUM NEWTON 1. Gaya Gaya merupakan suatu besaran yang mempunyai besar dan arah. Satuan gaya adalah Newton (N). Gbr. 1 Gaya berupa tarikan pada sebuah balok Pada gambar 1 ditunjukkan sebuah balok

Lebih terperinci

5. Gaya Tekan Tekanan merupakan besarnya gaya tekan tiap satuan luas permukaan.

5. Gaya Tekan Tekanan merupakan besarnya gaya tekan tiap satuan luas permukaan. Gaya Doronglah daun pintu sehingga terbuka. Tariklah sebuah pita karet. Tekanlah segumpal tanah liat. Angkatlah bukumu. Pada setiap kegiatan itu kamu mengerahkan sebuah gaya. Gaya adalah suatu tarikan

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

Perubahan Skema Kognitif Siswa pada Materi Gaya Gesek

Perubahan Skema Kognitif Siswa pada Materi Gaya Gesek 62 Anastasia Susi Murwaningsih / Perubahan Skema Kognitif Siswa pada Materi Gaya Gesek Perubahan Skema Kognitif Siswa pada Materi Gaya Gesek Anastasia Susi Murwaningsih 1, Tarsisius Sarkim 2 Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri.

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri. BAB V Hukum Newton 5.1. Pengertian Gaya. Gaya merupakan suatu besaran yang menyebabkan benda bergerak. Gaya juga dapat menyebabkan perubahan pada benda misalnya perubahan bentuk, sifat gerak benda, kecepatan,

Lebih terperinci

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Soal Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Hukum Newton I Σ F = 0 benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan / tetap atau percepatan gerak benda nol atau benda bergerak lurus

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja.

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja. L A M P I R A N 19 Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. Soal no Jumlah siswa (%) yang menjawab option : 10,5 (A) Siswa tidak teliti membaca soal. analisa 1 79 (B*) 10,5 (C) 26% siswa berpikir

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP USAHA DAN ENERGI: SEBUAH STUDI KASUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun Oleh: Gandha

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek E. Penerapan Hukum Newton Hukum

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN 1 2 SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan gerak partikel melalui konsep gaya. 3 DINAMIKA Dinamika adalah cabang dari mekanika yang mempelajari gerak benda ditinjau dari penyebabnya.

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON B A B B A B

HUKUM NEWTON B A B B A B Hukum ewton 75 A A 4 HUKUM EWTO Sumber : penerbit cv adi perkasa Pernahkah kalian melihat orang mendorong mobil yang mogok? Perhatikan pada gambar di atas. Ada orang ramai-ramai mendorong mobil yang mogok.

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN Pernahkah Anda berpikir; mengapa kita bisa begitu mudah berjalan di atas lantai keramik yang kering, tetapi akan begitu kesulitan jika lantai

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Hukum Newton Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinematika Mempelajari gerak materi tanpa melibatkan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Hukum Newton untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

Hukum Newton dan Penerapannya 1

Hukum Newton dan Penerapannya 1 Hukum Newton dan Penerapannya 1 Definisi Hukum I Newton menyatakan bahwa : Materi Ajar Hukum I Newton Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus

Lebih terperinci

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA Menguasai Hukum Neton MUH. ARAFAH, S.Pd. e-mail: muh.arafahsidrap@gmail.com ebsite://arafahtgb.ordpress.com HUKUM-HUKUM GERAK GERAK + GAYA DINAMIKA GAYA ADALAH SESUATU YANG

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1 Lampiran 08 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1 Tema : Gaya Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (Pertemuan ke-3) A.

Lebih terperinci

Hukum Newton tentang Gerak

Hukum Newton tentang Gerak Hukum Newton tentang Gerak PETA KONSEP Gerak Aristoteles Galileo Newton hasil Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton tentang tentang tentang Kelembaman Gaya Aksi-Reaksi aplikasi pada Gerak Lurus

Lebih terperinci

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut!

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut! GAYA DAN PERCEPATAN 1. Pengertian Gaya Pernahkah kamu bermain ayunan? Bagaimanakah usahamu agar ayunan dapat berayun tinggi? Tentu kamu harus menggerakan kaki dan badan sehingga ayunan dapat melayang semakin

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PEMAHAMAN SISWA TENTANG GERAK VERTIKAL: SEBUAH STUDI KASUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun Oleh: Maria Febriyanti

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERUBAHAAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KALOR: SEBUAH STUDI KASUS DENGAN WAWANCARA KLINIS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. 1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak

Lebih terperinci

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si DINAMIKA Rudi Susanto, M.Si DINAMIKA HUKUM NEWTON I HUKUM NEWTON II HUKUM NEWTON III MACAM-MACAM GAYA Gaya Gravitasi (Berat) Gaya Sentuh - Tegangan tali - Gaya normal - Gaya gesekan DINAMIKA I (tanpa gesekan)

Lebih terperinci

BAB II KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATERI USAHA DAN ENERGI. berarti keliru, kekhilafan, sesuatu yang salah, perbuatan salah.

BAB II KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATERI USAHA DAN ENERGI. berarti keliru, kekhilafan, sesuatu yang salah, perbuatan salah. BAB II KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATERI USAHA DAN ENERGI A. Kesalahan Siswa Menurut Poerwadarminta (2003 : 1012) salah berarti tidak sebagaimana mestinya, tidak betul, tidak benar, keliru, sedangkan

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek Satuan Pendidikan E. Penerapan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA Koefisien Gesek dan Resultan Gaya Sejajar Disusun Oleh : Hermy Yuanita Jefferson Syaputra Nur Fitria Ramadhani Salma Nur Amalina XII IPA 7 KATA PENGANTAR Puji Syukur tim penulis

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN CONTOH SOAL & PEMBAHASAN 1. Sebuah balok ditarik gaya F = 120 N yang membentuk sudut 37 o terhadap arah horizontal. Jika balok bergeser sejauh 10 m, tentukan usaha yang dilakukan pada balok! Soal No. 2

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 0 FISIKA Dinamika, Partikel, dan Hukum Newton Doc Name : K3AR0FIS040 Version : 04-09 halaman 0. Gaya (F) sebesar N bekerja pada sebuah benda massanya m menyebabkan percepatan m sebesar

Lebih terperinci

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik GAYA GESEK (Rumus) Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik f = gaya gesek f s = gaya gesek statis f k = gaya gesek kinetik μ = koefisien gesekan μ s = koefisien gesekan statis μ k = koefisien gesekan

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika Nama : Kelas : 8 UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 07.45-09.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Selasa, 09 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu : SMP N1 Berbah : VIII ( Delapan ) / I : IPA(FISIKA) : 2 JP A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum memperoleh pendidikan formal, sejak lahir anak sudah memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai alam yang berkaitan dengan Fisika. Pengalaman dan

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 0 A. Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda Dinamika adalah ilmu yang mempelajari gerak suatu benda dengan meninjau penyebabnya. Buah kelapa jatuh dan pohon kelapa dan bola menggelinding di atas

Lebih terperinci

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. Hukum Newton 29 HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. GERAK DAN GAYA. Gaya : ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya

Lebih terperinci

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya Bab 12 Gaya Sumber: image.google.com Gambar 12.1 Mengayuh sepeda Apakah kamu pernah naik sepeda? Jika belum pernah, cobalah. Apa yang kamu rasakan ketika naik sepeda? Mengapa sepeda dapat bergerak? Apakah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah konsep Gaya dan Tekanan yang terdapat dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) dan buku cetak SMP/MTs kelas VIII.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMP N 2 Pegandon : VIII ( Delapan ) / Genap : Ilmu Pengetahuan Alam Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya

Lebih terperinci

Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton

Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton 1. Soal UN 2011/2012 Paket D21 Agar gaya normal yang bekerja pada balok sebesar 20 N, maka besar dan arah gaya luar yang bekerja pada balok adalah... A. 50 N ke bawah

Lebih terperinci

1 Soal latihan UTS Ganjil IPA-Fisika kelas VIII Semester 1 A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Perhatikan beberapa pernyataan berikut: 1) Dapat merubah kecepatan benda 2) Dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisika sejak kita kelas VII. Bila benda dikenai gaya maka benda akan berubah bentuk, benda

BAB I PENDAHULUAN. fisika sejak kita kelas VII. Bila benda dikenai gaya maka benda akan berubah bentuk, benda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dinamika merupakan salah satu bagian dari cabang fisika.apakah yang terjadi jika benda dikenai gaya? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang pernah kita dengar

Lebih terperinci

A. Pengertian Gaya. B. Jenis-Jenis Gaya

A. Pengertian Gaya. B. Jenis-Jenis Gaya A. Pengertian Gaya Tarikan dan dorongan yang kita berikan pada benda disebut gaya. Apakah gaya yang kita berikan memiliki arah? Tentu, gaya memiliki arah. Ketika kita mendorong ke depan, benda pun akan

Lebih terperinci

DINAMIKA. Staf Pengajar Fisika TPB Departemen Fisika FMIPA IPB

DINAMIKA. Staf Pengajar Fisika TPB Departemen Fisika FMIPA IPB DINAMIKA Staf Pengajar Fisika TPB Departemen Fisika FMIPA IPB DINAMIKA Bahasan tentang kaitan antara keadaan gerak suatu benda dengan penyebabnya Diam Bergerak Lambat Cepat Lurus Berbelok Isaac Newton

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : Pertama / 2 x 45 menit : Ceramah dan diskusi o Memberikan contoh penerapan hukum Newton dengan menggunakan berbagai media. o Melakukan percobaan yang berhubungan dengan hukum-hukum Newton. Formulasi

Lebih terperinci

Fisika Umum suyoso Hukum Newton HUKUM NEWTON

Fisika Umum suyoso Hukum Newton HUKUM NEWTON HUKUM EWTO Hukun ewton menghubungkan percepatan sebuah benda dengan massanya dan gaya-gaya yang bekerja padanya. Ada tiga hukum ewton tentang gerak, yaitu Hukum I ewton, Hukum II ewton, dan Hukum III ewton.

Lebih terperinci

RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA

RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA 1 RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi dasar 5.1. Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan

Lebih terperinci

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com GAYA Hoga saragih Hubungan antara gaya dan gerak Mengapa benda bergerak sedemikian rupa? Apa yang membuat benda yang pada mulanya diam mulai bergerak? Apa yang mempercepat dan memperlambat benda? Kita

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM :

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM : BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM : 1201437 Prodi : Pendidikan Fisika (R) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya BAB 2 GAYA Dua bab berikutnya mengembangkan hukum statistika, yang merupakan suatu kondisi dimana suatu benda tetap diam. Hukum ini dapat dipakai secara universal dan dapat digunakan untuk mendesain topangan

Lebih terperinci

Statika dan Dinamika

Statika dan Dinamika Statika dan Dinamika Dinamika Dinamika adalah mempelajari tentang gerak dengan menganalisis penyebab gerak tersebut. Dinamika meliputi: Hubungan antara massa dengan gaya : Hukum Newton tentang gerak. Momentum,

Lebih terperinci

Kenapa begini? Kenapa bola berperilaku seperti itu? Kenapa suatu benda dapat bergerak? Sebuah benda akan terus diam jika tidak ada gaya yang bekerja p

Kenapa begini? Kenapa bola berperilaku seperti itu? Kenapa suatu benda dapat bergerak? Sebuah benda akan terus diam jika tidak ada gaya yang bekerja p GAYA DAN TEKANAN Kenapa begini? Kenapa bola berperilaku seperti itu? Kenapa suatu benda dapat bergerak? Sebuah benda akan terus diam jika tidak ada gaya yang bekerja padanya, benarkah? Bagaimana sebuah

Lebih terperinci

Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI

Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI Energi didefinisikan sebagai besaran yang selalu kekal. Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Lebih terperinci

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha Salah satu tempat seluncuran air yang popular adalah di taman hiburan Canada. Anda dapat merasakan meluncur dari ketinggian tertentu dan turun dengan kecepatan tertentu. Energy potensial dikonversikan

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Modul ke: Fakultas Teknik

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T.   Modul ke: Fakultas Teknik Fisika Dasar Modul ke: Dinamika Partikel Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Email : snur.chotimah@gmail.com www.mercubuana.ac.id Outline Hukum Newton I, II, III

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yg berkaitan dgn hukum newton MASSA: Benda adalah ukuran kelembamannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari hari,banyak aktivitas maupun kegiatan kita tertuang dalam fisika. Salah satu materi yang sering berkaitan adalah penerapan hukum newton, baik

Lebih terperinci

15. Dinamika. Oleh : Putra Umar Said Tiga buah peti yang massanya masing-masing : dan

15. Dinamika. Oleh : Putra Umar Said Tiga buah peti yang massanya masing-masing : dan 15. Dinamika Oleh : Putra Umar Said 15.1. Tiga buah peti yang massanya masing-masing : dan. Diikat dan ditarik dengan gaya Jika gesekan diabaikan, begitupula massa tali diabaikan. Ditanyakan : Tentukan

Lebih terperinci

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). BAB IV DINAMIKA PARIKEL A. SANDAR KOMPEENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). B. KOMPEENSI DASAR : 1. Menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar

Lebih terperinci

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika.

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika. Dinamika mempelajari penyebab dari gerak yaitu gaya Hukum I Newton Hukum Newton Hukum II Newton Hukum III Newton DINAMIKA PARTIKEL gaya berat jenis gaya gaya normal gaya gesek gaya tegangan tali analisis

Lebih terperinci

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR Dinamika mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu sistem. Pada dasarya persoalan dinamika dapat dirumuskan sebagai berikut: Bila sebuah sistem dengan

Lebih terperinci

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac. 1/30 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) DINAMIKA GERAK Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Definisi Dinamika Cabang dari ilmu mekanika yang meninjau

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014 Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 318 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan BAB 5 GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN A. Tujuan Umum Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan B. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif 25 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif tentang konsepsi calon guru isika (mahasisa Program Studi S1 Pendidikan isika

Lebih terperinci

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik BAB 5 USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan Anda mampu menganalisis, menginterpretasikan dan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan konsep usaha,

Lebih terperinci

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Ilmuwan yang sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gaya dan gerak adalah Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris. Newton mengemukakan tiga buah hukumnya yang dikenal

Lebih terperinci

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton

Lebih terperinci

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan

Lebih terperinci

KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS

KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS Petrus Ongga *), Yani Sanwaty *), Ferdy Semuel Rondonuwu **), Wahyu Hari Kristiyanto ***) Email : whkris_fisika@yahoo.com, whkris@staff.uksw.edu *) Mahasiswa

Lebih terperinci

: 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam. Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. balok

: 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam. Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. balok 23 Lampiran 1 Kartu Tugas KARTU TUGAS. Topik : 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. Tugas 1a balok Gambarkan gaya gaya yang bekerja pada balok yang

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN A. URAIAN MATERI: Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut kedudukannya berubah setiap saat terhadap titik acuannya (titik asalnya).

Lebih terperinci

KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR. Presented by Muchammad Chusnan Aprianto

KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR. Presented by Muchammad Chusnan Aprianto KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR Presented by Muchammad Chusnan Aprianto DEFINISI KINEMATIKA DAN DINAMIKA KINEMATIKA Kajian tentang gerak suatu benda atau partikel tanpa disertai penyebab geraknya Studi

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI MATERI FLUIDA PADA BUKU AJAR FISIKA SMA. Skripsi. Oleh: Nirmala Respatiningrum K

ANALISIS MISKONSEPSI MATERI FLUIDA PADA BUKU AJAR FISIKA SMA. Skripsi. Oleh: Nirmala Respatiningrum K ANALISIS MISKONSEPSI MATERI FLUIDA PADA BUKU AJAR FISIKA SMA Skripsi Oleh: Nirmala Respatiningrum K2310066 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 i PERNYATAAN KEASLIAN

Lebih terperinci

BAB 4 GAYA DAN PERCEPATAN

BAB 4 GAYA DAN PERCEPATAN BAB 4 GAYA DAN PERCEPATAN A. GAYA SENTUH Gaya merupakan besaran vector, karena memiliki satuan, besaran, dan arah. Gaya adalah sesuatu yang dapat berupa dorongan atau tarikan. Pengaruh gaya dapat berupa:

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com Tabel tersebut mendeskripsikan besarnya jarak dan waktu yang diperlukan sepeda untuk bergerak. Dengan menggunakan rumus kelajuan dan percepatan, hitunglah: a. kelajuan sepeda pada detik ke 2, b. kelajuan

Lebih terperinci

Membahas mengenai gerak dari suatu benda dalam ruang 3 dimensi tanpa

Membahas mengenai gerak dari suatu benda dalam ruang 3 dimensi tanpa Kinematika, Dinamika Gaya, & Usaha-Energi Kinematika Membahas mengenai gerak dari suatu benda dalam ruang 3 dimensi tanpa memperhitungkan gaya yang menyebabkannya. Pembahasan meliputi : posisi, kecepatan

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Lampiran 08 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1 Tema/ Sub topik :Gaya/ Resultan Gaya dan Gaya Gesek Alokasi Waktu

Lebih terperinci

ULANGAN UMUM SEMESTER 1

ULANGAN UMUM SEMESTER 1 ULANGAN UMUM SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang benar!. Kesalahan instrumen yang disebabkan oleh gerak brown digolongkan sebagai... a. kesalahan relatif

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Pembinaan Olimpiade Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP

Laporan Kegiatan Pembinaan Olimpiade Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP Laporan Kegiatan Pembinaan Olimpiade Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun 2012 Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP. 19800129200501 1 003 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol HUKUM I NEWTON Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol ΣF = 0 maka benda tersebut : - Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau - Jika dalam keadaan bergerak lurus

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

ABSTRAK POLA PIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN HUKUM NEWTON BERDASARKAN GAYA BELAJAR DAN GAYA KOGNITIFNYA

ABSTRAK POLA PIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN HUKUM NEWTON BERDASARKAN GAYA BELAJAR DAN GAYA KOGNITIFNYA ABSTRAK POLA PIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN HUKUM NEWTON BERDASARKAN GAYA BELAJAR DAN GAYA KOGNITIFNYA Marcelline Rita Yunianti Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN 3. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL

RENCANA PEMBELAJARAN 3. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL RENCANA PEMBELAJARAN 3. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL A. Besaran-besaran Dinamik Pada benda bermassa m yang bergerak dengan kecepatan, didefinisikan besaranbesaran dinamik sebagai berikut: Momentum

Lebih terperinci

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM A. Menjelaskan hubungan usaha dengan perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari dan menentukan besaran-besaran terkait. 1. Sebuah meja massanya 10 kg mula-mula

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

LEMBAR PENILAIAN. Kompetensi Inti Teknik Bentuk Instrumen. Tes Uraian Portofolio. Tes Tertulis. Pedoman Observasi Sikap Spiritual

LEMBAR PENILAIAN. Kompetensi Inti Teknik Bentuk Instrumen. Tes Uraian Portofolio. Tes Tertulis. Pedoman Observasi Sikap Spiritual LEMBAR PENILAIAN 1. Teknik dan Bentuk Instrumen Kompetensi Inti Teknik Bentuk Instrumen Kompetensi Inti I dan II Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik Kompetensi Inti III dan IV Tes Unjuk

Lebih terperinci

BAB VI Usaha dan Energi

BAB VI Usaha dan Energi BAB VI Usaha dan Energi 6.. Usaha Pengertian usaha dalam kehidupan sehari-hari adalah mengerahkan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai. Dalam fisika usaha adalah apa yang dihasilkan gaya ketika gaya

Lebih terperinci

Berikan jawaban anda sesingkatnya langsung pada kertas soal ini dan dikumpulkan paling lambat tanggal Kamis, 20 Desember 2012.

Berikan jawaban anda sesingkatnya langsung pada kertas soal ini dan dikumpulkan paling lambat tanggal Kamis, 20 Desember 2012. Nama : Kelas : Berikan jawaban anda sesingkatnya langsung pada kertas soal ini dan dikumpulkan paling lambat tanggal Kamis, 20 Desember 2012. 1. Besaran yang satuannya didefinisikan lebih dulu disebut

Lebih terperinci

Bahan Ajar IPA Terpadu

Bahan Ajar IPA Terpadu Setelah mempelajari materi gerak lurus diharapkan ananda mampu 1. Mendefinisikan gaya 2. Mengidentifikasi jenis-jenis gaya dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengidentifikasi gaya gesekan yang menguntungkan

Lebih terperinci