BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR"

Transkripsi

1 BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR Dinamika mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu sistem. Pada dasarya persoalan dinamika dapat dirumuskan sebagai berikut: Bila sebuah sistem dengan keadaan awal (posisi, kecepatan, dsb) diketahui ditempatkan dalam suatu lingkungan tertentu, bagaimanakah gerak sistem selanjutnya di bawah pengaruh lingkungan tersebut? 5.1 Gaya Dan Hukum Gaya Penanganan persoalan dinamika dapat dibagi atas dua. bagian : Bagian pertama menetapkan spesifikasi pengaruh lingkungan pada sistem. Secara kuantitatif pengaruh lingkungan ini dinyatakan melalui konsep gaya; dikatakan bahwa lingkungan memberikan gaya pada sistem. Bagian ini kita sebut hukum gaya. Bagian kedua menentukan bagaimana gaya-gaya dari lingkungan itu mempengaruhi keadaan gerak sistem. Kaitan antara gaya dan gerak disebut hukum gerak. Dalam mekanika klasik hukum gerak yang berlaku diungkapkan oleh tiga buah hukum dasar yang dikenal sebagai hukum Newton. Hukum gerak ini akan kita bahas lebih lanjut dalam bagian 5.3, sekarang kita fokuskan pembahasan kita pada hukum gaya saja. Gaya adalah besaran vektor, karena itu mempunyai besar dan arah serta memenuhi aturan-aturan operasi vektor. Satuan untuk gaya adalah newton, dan disingkat dengan N; definisi operasionalnya diberikan nanti lewat hukum gerak. Besar dan arah gaya bergantung kepada macam sistem dan lingkungan yang sedang ditinjau dan diungkapkan lewat hukum gaya. Hukum gaya ini mempunyai bentuk yang khas bagi sebuah sistem dan lingkungannya; sistem yang berbeda dan/atau lingkungan yang berbeda mempunyai hukum gaya yang berbeda. Gambar 5.1 memperlihatkan beberapa sistem dan lingkungannya beserta hukum gaya yang berlaku untuk pasangan tersebut 45

2 (a) Pasangan dua benda titik sistem (b) Pasangan satelit-bumi (c) Benda di dekat permukaan bumi. S = benda. L = bumi (d) Benda diikat dengan tali (e) Benda bersentuhan dengan lantai S = benda, L = Lantai (f) Benda diikat pada pegas (g) Benda terbenam dalam fluida B F = B = gaya apung Archimedes x x x x x x x x x x x x q x x x x x x x x x x x x (h) Benda bermuatan q bergerak dalam medan listrik dan Gambar 5.1 Contoh-contoh pasangan sistem dan lingkungan beserta hukum gaya yang berlaku. Contoh (a) sampai (g) mempunyai lingkungan materi, sedangkan contoh (h) lingkungan berupa materi Sebuah benda bila diletakkan di dekat benda lain akan mendapat gaya yang disebut gaya gravitasi (gambar 5.1a). Untuk keperluan praktis gaya ini terlalu kecil untuk diperhitungkan, kecuali bila benda dan/atau lingkungannya mempunyai ukuran astronomi (bumi, matahari, galaksi dsb), karena itu gaya gravitasi hanya akan berperan untuk sistem seperti dalam gambar 5.1 (b) dan (c). Gaya berat yang kita kenal sehari-hari adalah sejenis dengan gaya gravitasi. Kita akan membahas gaya ini lebih rinci lagi dalam bagian

3 Gambar 5.1(d) memperlihatkan gaya yang dikerjakan oleh tali pada benda. Biasanya dianggap tali tidak kaku, sehingga gaya oleh tali selalu berarah sepanjang tali. Disamping gaya gravitasi, dua benda yang bersentuhan akan mendapatkan gaya kontak. Gambar 5.1 (e) rnemperlihatkan benda (sistem) yang bersentuhan dengan lantai (lingkungan). Lantai memberikan gaya kontak K pada benda. Biasanya gaya ini diuraikan atas komponen yang tegak lurus pada bidang sentuh, disebut gaya normal N, dan komponen yang sejajar dengan bidang sentuh, disebut gaya gesek f. Gaya gesek hanya ada bila lantai kasar. Untuk lantai licin, gaya gesek sarna dengan nol, sehingga gaya kontak yang ada hanyalah gaya normal. Ada dua macam gaya gesek yang bekerja pada benda padat, yaitu gaya gesek statik dan gaya gesek kinetik. Gaya gesek statik bekerja bila benda berada dalam keadaan diam terhadap lantai, dan gaya gesek kinetik bila benda bergerak relatif terhadap lantai. Kita akan membahas gaya gesek ini lebih lanjut setelah kita membahas hukum gerak. Untuk cairan atau fluida, gaya gesek dikaitkan dengan kekentalan (viskositas) cairan tersebut; pembahasan topik ini termasuk bagian mekanika fluida. Untuk lingkungan berupa pegas, gambar 5.1 (f), gaya yang bekerja pada sistem yang diikat di ujung pegas diberikan oleh F = -kx dengan x adalah perubahan panjang pegas (rentang atau tekan) dihitung dari panjang pegas dalam keadaan kendur. Hubungan linier antara gaya dan regangan dikena1 sebagai hukum Hooke, hubungan linier ini merupakan ciri khas ke-elastisan pegas atau sistem lain. Bila hubungannya tidak Iagi linier, berarti kita telah keluar dari batas-batas keelastisan bahan. Kita akan membahas sedikit tentang teori elastisitas setelah pembahasan benda tegar. Lingkungan tidak selalu harus berupa benda padat; gambar 5.1 (g) dan (h) adalah contoh untuk keadaan ini. Benda yang terbenam di dalam cairan akan mendapat dorongan ke atas dari cairan tersebut yang disebut gaya apung B. Bila bendanya bergerak di dalam cairan, maka akan ada pula gaya gesekan akibat kekentalan cairan. Contoh (h) selangkah lebih jauh dari contoh lainnya. Dalam hal ini lingkungannya bukan lagi merupakan materi, melainkan medan (listrik dan magnet). Pembahasannya harus kita tunda sampai kita telah mempelajari konsep-konsep medan. 5.2 Massa dan Inersia Setiap benda selalu mempunyai besaran khas yang disebut massa, yang menentukan besar-kecilnya interaksi benda tersebut dengan benda lain. Dalam sistem SI satuan massa 47

4 adalah kilogram (kg), yang didefinisikan lewat standar massa yang disimpan di dekat Paris (lihat bab I). Interaksi antara dua benda bermassa diberikan oleh hukum gravitasi universal. Hukum ini menyatakan bahwa gaya yang bekerja pada sebuah partikel titik bermassa m dari lingkungan yang juga berupa partike1 titik bermassa M sebanding dengan massa masing-- masing partikel dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua partikel tersebut. Arah gayanya adalah tarik menarik sepanjang garis hubung kedua partikel tersebut. Secara matematik gaya gravitasi ini dituliskan sebagai Mm F G ( rˆ) 2 r (5.1) G adalah konstanta umum gravitasi yang besarnya G = x Nm 2 kg -2. Gaya ini selalu tarik-menarik,ditunjukkan oleh vektor satuan ( rˆ ), khususnya bila M adalah bumi, gaya F disebut berat benda, biasanya diberi simbol W. Bila benda hanya berada di sekitar permukaan bumi, maka r dapat dikatakan sama dengan jari-jari bumi, sehingga besaran GM/r 2 sepenuhnya bergantung kepada besaran bumi. Faktor ini dinyatakan dengan g dan disebut percepatan gravitasi bumi, sehingga dapat kita tuliskan rumus berat benda sebagai W mg ĵ (5.2) dengan g = GM/r 2. Vektor satuan rˆ kita ganti dengan ĵ untuk mengingatkan bahwa arahnya ke bawah (ke pusat bumi). Besar percepatan gravitasi g berkisar sekitar 9,78 rn/s 2 ; nilai tepatnya bergantung kepada lintang tempat pengukuran dan koreksi-koreksi lokal. Untuk keperluan hitungan kasar biasanya besar g diambil 10 ms -2. ) Lepas dari pengertian massa di atas, ada pula pengertian massa yang lain. Ada benda yang walaupun diberi gaya yang besar, geraknya hanya berubah sedikit. Benda ini dikatakan memiliki inersia besar*). Sebaliknya ada benda yang walaupun hanya diberi gaya sedang saja, geraknya berubah banyak, dikatakan inersia benda ini kecil. Ukuran kuantitatif untuk. inersia adalah massa juga. Timbul pertanyaan, apakah massa inersia ini sama dengan massa gravitasi di atas? Hasil eksperimen sampai saat ini menunjukkan bahwa kita tidak perlu membedakan massa inersial dan massa gravitasi. Keduanya menyatakan besaran yang sama. Eksperimen juga menunjukkan bahwa massa tersebut adalah besaran skalar. *) Inersia berasal dari kata inert yang artinya lembam, sukar berubah keadaan. 48

5 5.3 Hukum Gerak Suatu sistem yang diletakkan dalam suatu lingkungan akan mendapat gaya dari lingkungan tersebut. Bila lingkungannya terdiri dari beberapa jenis, maka masing-masing jenis memberikan gayanya sendiri sehingga gaya total yang bekerja pada sistem adalah resultan (jumlah) semua gaya yang bekerja padanya. Dampak dari resultan gaya ini pada keadaan gerak sistem diungkapkan oleh hukum gerak Newton. Ada tiga hukum Newton, dan kita akan membahasnya satu per satu di bawah ini Hukum Gerak Newton Pertama Pada dasarnya setiap benda memilki sifat inert (lembam), artinya bila tidak ada gangguan dari luar benda cenderung mempertahankan keadaan geraknya. Newton mengartikan keadaan gerak ini sebagai kecepatan benda. Bila resultan pengaruh luar sama dengan nol maka kecepatan benda tetap dan benda bergerak lurus beraturan atau diam. Karena kecepatan adalah besaran relatif, artinya kecepatan bergantung kepada kerangka acuan yang dipakai, maka pernyataan bahwa kecepatan benda tidak berubah juga bergantung kepada kerangka acuan. Kerangka acuan di mana penalaran Newton di atas berlaku disebut kerangka acuan inersial. Dengan demikian hukum Newton yang pertama dapat kita rumuskan sebagai berikut : Dalam kerangka inersial, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali jika ia dipaksa mengubah keadaan tersebut oleh gaya-gaya dari ligkungan tempat benda berada. Dapat dikatakan bahwa hukum Newton pertama ini merupakan definisi bagi kerangka inersial Hukum Gerak Newton Kedua Hukum Newton II menyatakan hubungan antara gaya dan perubahan keadaan gerak secara kuantitatif. Newton menyebutkan bahwa kecepatan perubahan kuantitas gerak suatu partikel sama dengan resultan gaya yang bekerja pada partikel tersebut. Dalam bahasa kita sekarang kuantitas gerak yang dimaksudkan oleh Newton diartikan sebagai momentum p, yang didefinisikan sebagai p mv (5.3) dengan m adalah massa partikel dan v adalah kecepatannya. Secara matematis hukum kedua ini dapat dituliskan sebagai berikut, d d F m p mv (5.4 a) dt dt Dalam mekanika klasik pada umumnya massa partikel adalah tetap, sehingga persamaan (5.4b) menjadi 49

6 d F m v ma (5.4b) dt Bentuk ini adalah hal khusus dari hukum Newton II dan hanya boleh dipakai bila massa partikel tidak bergantung kepada waktu (konstan). Perlu diingatkan lagi di sini bahwa persamaan (5.4) adalah persamaan vektor, karena itu persamaan tersebut setara dengan tiga buah persamaan skalar. yaitu Fx ma x ; Fy = ma y ; dan F z = ma z (5.5a) Ingat pula bahwa gaya atau komponen gaya dalam semua persamaan di atas adalah gaya resultan yang bekerja pada benda. Untuk mengingatkan ini persamaan (5.5b) sering dituliskan sebagai Fx = ma x ; Fy = ma y ; dan Fz = ma z (5.5b) dengan F artinya jumiah semua gaya yang bekerja pada benda. Gaya sebesar 1 Newton diartikan sebagai besarnya gaya yang bila dikerjakan pada benda bermassa 1 kilogram akan menghasilkan percepatan 1 ms -2. Contoh-contoh penggunaan hukum II akan kita lihat nanti setelah kita mempelajari penggambaran gaya-gaya dengan menggunakan hukum Newton III Hukum Gerak Newton yang Ketiga Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan sebagai akibat saling tindak antara dua benda. Bila benda A dikenai gaya oleh gaya B, maka benda B akan dikenai gaya oleh benda A. Pasangan gaya ini dikenal sebagai pasangan aksi-reaksi. Menurut hukum Newton III : Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan, yang satu disebut aksi dan yang lain disebut reaksi, sedemikian rupa sehingga aksi = - reaksi. Yang mana yang disebut aksi dan yang mana yang disebut reaksi tidaklah penting, yang penting kedua-duanya ada. Ada gaya yang bukan gaya mekanik. seperti misalnya gaya dalam contoh gambar 5.1 (h). Dalam hal ini pasangan reaksinya (dalam arti hukum Newton III) tidak ada. Sifat pasangan gaya aksi-reaksi adalah sebagai berikut : (1) Sarna besar, (2) arahnya berlawanan, dan (3) bekerja pada benda yang berlainan (satu bekerja pada benda A, yang lain bekerja pada benda B dalam Gambar 5.3). Pasangan aksi-reaksi yang memenuhi ketiga sifat ini disebut memenuhi bentuk lemah hukum Newton III (Gambar 5.3 (a)). Banyak pula pasangan alesi-reaksi yang memenuhi sifat tambahan yaitu (4) mereka terletak dalam satu garis lurus. Pasangan yang juga memenuhi sifat terakhir disebut memenuhi bentuk kuat hukum Newton III. 50

7 A A B B (a) (b) Gambar 5.3. Pasangan gaya aksi--reak:si yang memenuhi hukum Newton III (a) bentuk 1emah, (b) bentuk kuat 5.4 Contoh Pasangan Aksi-Reaksi dan Diagram Benda Bebas Dalam bagian ini kita akan melihat beberapa contoh penggambaran aksi-reaksi untuk beberapa sistem dan lingkungannya. Yang paling perlu dipahami di sini bukanlah gaya apa yang muncul melainkan penalaran bagaimana kita dapat menggambarkan diagram gaya bila diberikan suatu sistem dan lingkungannya.. Selanjutnya, untuk pemecahan persoa1an kita harus memfokuskan diri pada gaya-gaya yang bekerja pada sistem saja; gaya-gaya yang bekerja pada lingkungan tidak usah kita hiraukan. Diagram yang menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sistem disebut diagram benda bebas. Gambar 5.4 (a) memperlihatkan sebuah benda (sistem) berada di dekat permukaan bumi (lingkungan). Dari hukum gaya kita tahu bahwa benda akan ditarik oleh bumi dengan gaya W mg ĵ, yang kita kenal sebagai gaya berat. Sebagai reaksinya, benda akan menarik bumi W' mg ĵ. Gaya reaksi ini bekerja pada (ya betul benda menarik bumi) dengan gaya reaksi bumi (tepatnya di pusat bumi). Untuk gaya berat (gaya gravitasi), hukum Newton III bentuk kuat dipenuhi. Gambar 5.4(b) memperlihatkan diagram benda bebas untuk benda ini.. benda bumi (a) (b) Gambar 5.4 (a) Pasangan aksi-reaksi untuk benda di dekat permukaan bumi. (b) Diagram benda bebas untuk benda. 51

8 Sebagai contoh kedua, kita lihat sebuah benda yang diikat dengan tali di dekat permukaan bumi (gambar 5.5). Ada dua lingkungan bagi benda, yaitu bumi dan tali, karena itu dapat kita harapkan ada dua gaya yang bekerja pada benda. Diagram gaya untuk keadaan ini biasanya digambarkan seperti dalam gambar 5.5 (a), yang sering membawa pada kesimpulan yang salah yaitu bahwa tegangan tali F dan gaya berat W dianggap sebagai pasangan aksi-reaksi. Cara yang terbaik adalah dengan melucuti tiap-tiap bagian yang terlibat dan menggambarkan diagram gaya pada masing-masing bagian, seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.5 (b). aksireaksi aksireaksi aksireaksi Gambar 5.5 (a) (b) (c) (d) Benda tergantung pada tali. (a) Diagram yang sering membawa salah tafsir. (b) Pasangan aksi-reaksi yang sebenamya. (c) Diagram benda bebas untuk benda. (d) Diagram benda bebas untuk tali. dengan gaya Bumi menarik benda dengan gaya W, dan sebagai reaksinya benda menarik bumi W ', yang bekerja di pusat bumi. Tali menahan benda dengan gaya T ke atas, dan sebagai reaksinya benda menarik tali ke bawah dengan gaya T '. Tampak jelas bahwa pasangan aksi-reaksi selalu bekerja pada benda yang berlainan. Gambar 5.5 (c) memperlihatkan diagram benda bebas untuk benda. Kelihatan di sini bahwa yang dimaksud oleh diagram 5.5 (a) adalah diagram benda bebas. Karena T dan W sama-sama bekerja pada benda, maka T dan W bukanlah pasangan aksi-reaksi. Seandainya yang kita pandang sebagai sistem adalah tali, maka bumi, benda dan langit-langit menjadi lingkungan bagi tali. Ada tiga gaya pada tali seperti diperlihatkan oleh diagram benda bebas untuk tali (gambar 5.5 (d)). Diagram gaya untuk situasi lain dapat diperoleh dengan penalaran yang sama, gambar 5.6 memperlihatkan contoh sederhana lain yang akan sering kita jumpai; benda terletak di atas meja (atau lantai). Lingkungan untuk benda adalah meja dan bumi. Gaya dari bumi adalah gaya 52

9 berat W seperti biasa, dan gaya dari meja adalah gaya normal N. Gaya normal N dan gaya berat W bukanlah pasangan aksi-reaksi karena keduanya bekerja pada benda yang sama. benda meja (a) (b) (c) Gambar 5.6 (a) Benda di atas meja. (b) Pasangan gaya aksi-reaksi. (c) Diagram benda bebas untuk benda Contoh yang lebih rumit diperlihatkan dalam gambar 5.7. Gambar 5.7 (b) memperlihatkan diagram benda bebas bila masing-masing benda dianggap sebagai sistem terpisah, sedangkan gambar 5.7 (c) memperlihatkan diagram benda bebas bila benda 1 dan benda 2 dianggap sebagai satu sistem dan benda 3 sebagai sistem lain. Gambar 5.7 (a) Sistem tiga benda. (b) Diagram benda bebas bila masing-masing benda dianggap sistem terpisah. (c) Diagram benda bebas bila benda 1 dan 2 dianggap sebagai satu sistem dan benda 3 sebagai sistem lain. 5.5 Memindahkan Gaya Dengan Tali Untuk meneruskan gaya dari satu tempat ke tempat lain seringkali digunakan tali. Proses ini diperlihatkan dalam Gambar 5.8. Bagian kiri tali ditarik dengan gaya luar F 1. Karenanya tali akan menarik benda dengan gaya F 2 dan sebagai reaksinya benda akan menahan tali dengan gaya F 2 '. Menurut hukum Newton III, F2 ' F2 53

10 Gambar 5.8 (a) Benda ditarik dengan tali (b) Diagram gaya untuk tali dan untuk benda Bila kita pandang tali sebagai sistem, maka menurut hukum Newton II, F tali F F 1 2 m tali a Seandainya tali berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan (jadi juga benda dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan), maka a 0, dan F1 F2 ' F2. Kita lihat bahwa benda mengalami gaya F 2 F1 ; seolah-olah gaya di ujung kiri tali diteruskan pada benda dengan sama besar. Bila tali dan benda bergerak dipercepat, maka F1 F2 ', sehingga F 2 F 1.Tetapi bila massa tali dapat diabaikan, maka F 1 F 2 ' 0, sehingga F1 F2 ' F2. Dalam hal inipun gaya pada benda sama dengan gaya di ujung kiri tali. Dalam banyak persoalan dinamika, massa tali se1alu diabaikan, sehingga peranan tali hanyalah sebagai penerus gaya saja. Gaya sepanjang tali yang sama selalu sama besar. Demikian juga bila tali dibelokkan oleh katrol (yang dianggap licin dan/atau massanya dapat diabaikan), maka besar gaya tali tidak berubah. Dengan berpedoman pada pembahasan ini, maka gaya-gaya tali pada gambar 5.7 dapat disimpulkan bahwa T1 T1 ' (walaupun mereka bukan pasangan aksi reaksi) dan T 2 T3 (walaupun arah mereka sama sekali berbeda). 5.6 Contoh Sederhana Penggunaan Hukum Newton Kita tutup pembahasan mengenai hukum-hukum dasar dinamika dengan melihat beberapa contoh sederhana. Contoh yang lebih rumit akan dibahas dalam bab selanjutnya. Contoh 5.1 : Kasus Statik Sebuah benda bermassa 2 kg terletak di atas bidang miring licin yang membentuk sudut 37 dengan horisontal (tan /4). Benda ditahan dengan seutas tali pada dinding (gambar (5.9)). Berapakah tegangan tali yang menahan benda tersebut? Berapakah gaya dari bidang miring pada benda? 54

11 Gambar 5.9 Contoh benda di tahan dengan tali Jawab : Ada tiga lingkungan benda, bumi, tali dan bidang miring, karenanya ada tiga gaya yang bekerja pada benda, gaya berat W, gaya tali T dan gaya kontak normal N. Karena benda ada dalam keadaan diam maka menurut hukum Newton II : F T W N m0 0, yaitu T W N 0 Untuk gaya-gaya yang tidak segaris, biasanya lebih mudah bila kita buat sumbu koordinat. Untuk contoh ini kita pilih sumbu x sepanjang bidang miring dan sumbu y tegak lurus pada bidang miring. Hukum Newton II untuk masing-masing komponen menjadi Dari sini diperoleh Contoh 5.2 Komponen x : T - W sin 37 = 0 Komponen y : N W cos 37 0 = 0 T = W sin 37 0 = mg sin = (2)(10) 5 = 12 N N = W cos = mg cos 37 = (2) (10) 5 = 16 N Sebuah benda digantung seperti pada gambar Bila tali AB dan BC hanya dapat menahan tegangan 100 N, berapakah beban maksimum yang dapat digantung pada susunan ini? Gambar 5.10 Benda digantung pada susunan tali 55

12 Jawab : Kita pilih titik simpul sebagai sistem kita, karena pada titik inilah informasi yang kita butuhkan terkumpul. Ada 3 gaya yang bekerja di sini, T AB, T BC, dan T 1 dengan syarat T AB l00 N dan T BC l00 N. Diagram benda bebas pada simpul diperlihatkan dalam gambar 5.10 (b). Diagram benda bebas untuk benda juga digambarkan di bawahnya. Karena benda ada dalam keadaan diam, jelas bahwa T 1 = mg. Karena AB tegak lurus BC, maka pembahasan akan jauh lebih mudah bila sumbu x dibuat sepanjang BC dan sumbu y sepanjang AB. Hukum II Newton untuk masing-masing komponen memberikan komponen x : T BC = T 1 sin α = (mg) (0,8) komponen y : T AB = T 1 cos α = (mg) (0,6) Jelas bahwa T BC > T AB. Karena T BC = mg (0,8) < 100 N. maka mg < maksimum yang dapat digantungkan adalah W = mg = 125 N. Contoh 5.3 : Kasus dinamik 100 N 0,8 125N. Jadi beban Seseorang yang beratnya 700 N berada di dalam sebuah elevator yang sedang dipercepat ke atas dengan percepatan 2 ms -2. Berapakah berat yang tercatat pada timbangan bila ia ditimbang dalam elevator tersebut? Gambar 5.11 Orang ditimbang dalam elevator Diagram gaya untuk orang ditunjukkan dalam gambar Gaya N adalah gaya lantai timbangan pada orang. Berat yang nampak pada timbangan adalah besamya gaya dari orang pada lantai timbangan, jadi merupakan gaya reaksi dari N (tentu saja besarnya sama). Percepatan orang haruslah sama dengan percepatan elevator, yaitu 2 ms -2. Menurut hukum Newton, atau N W ma W g a W 700 N W a Newton g 10 56

13 Jadi berat orang dalam elevator seolah-olah 772 N. Bagaimanakah massanya? (Jawab : tetap 700/10 = 70 kg) Berapakah pembacaan skala timbangan bila percepatan elevator berarah ke bawah? SOAL-SOAL LATIHAN BAB 5 1. Sebuah batu berada dalam keadaan diam di tepi jalan. Seorang pengendara mobil berada di dalarn mobil yang bergerak dengan percepatan 2 m/s 2. a. Berapakah percepatan batu menurut pengendara mobil? b. Bila massa batu tersebut 5 kg, berapakah gaya yang bekerja pada batu sehingga mendapat percepatan sebesar itu? c. Dari manakah asalnya gaya tersebut? 2. Seseorang sedang mendorong maju sebuah peti dengan gaya 500 N. Menurut hukum Newton III, peti akan memberikan gaya reaksi pada orang tersebut dengan gaya yang sama besar dan arahnya berlawanan. a. Bila orang dan peti dianggap sebagai satu sistem, kedua gaya akan saling menghapuskan. Bagaimana mungkin orang dan peti dapat bergerak maju? Jelaskan! b. Bila orang dan peti dianggap sebagai dua sistem terpisah, bukankah orang akan bergerak mundur sebab gayanya berarah ke belakang? Jelaskan! 3. Gambarkanlah semua pasangan gaya aksi-reaksi untuk keadaan berikut (anggap semua bidang kontak tidak licin): 4. Sistem dalam gambar di bawah ini ada dalam keadaan setimbang. Jika skala neraca ditera dalam newton, berapakah pembacaan skala neraca tersebut? (Abaikan massa katrol dan massa tali) 57

14 5. Sebuah benda bermassa 50 kg tergantung di ujung seutas tambang yang panjangnya 5 meter, ujung tambang yang lain terikat kuat pada langit-langit. Sebuah gaya horisontal F menarik benda ke samping sampai menyimpang sejauh 1 meter dari garis vertikal dan mempertahankannya dalam posisi ini. Berapakah besar gaya F tersebut? 6. Dua massa m dan M diikat dengan tali seperti pada gambar. Jika sistem ada dalam keadaan setimbang, tunjukkanlah bahwa tan θ = 1 + 2M/m 7. Sebuah balok bermassa 5 kg terletak di atas bidang miring licin (sudut miring 30 0 ) dan ditahan oleh sebuah pegas dengan konstanta pegas k = 1000 N/m. Bila sistem berada dalam keadaan setimbang. a. Berapa jauhkah pegas tertekan dari keadaan kendurnya? b. Bila pegas ditekan lebih banyak lagi dari keadaan ini dan kemudian dilepaskan, benda akan didorong ke atas oleh pegas. Tentukanlah jarak minimal pegas harus ditekan agar benda dapat terdorong lepas dari pegas? 8. Sebuah truk dapat menarik peti kemas A dengan percepatan 6 m/s 2 dan peti kemas B dengan percepatan 2 m/s 2. Berapa percepatannya bila truk menarik kedua peti kemas sekaligus? 9. Sebuah bandul tergantung dengan tali yang panjangnya 25 m di dalam sebuah mobil yang bergerak. Penumpang di dalam mobil mengamati bahwa bandul tersebut menyimpang sejauh 6 cm dari vertikal ke arah belakang mobil. Apakah mobil sedang dipercepat atau diperlambat? Berapakah besamya percepatan/perlambatan tersebut? 10. Sebuah tikungan jalan berjari-jari R dirancang agar memiliki sudut miring dan koefisien gesekan statik. (a) Tentukanlah batas-batas laju yang diperbolehkan agar mobil tidak tergelincir ke atas maupun ke bawah bidang miring. (b) Dapatkanlah nilai numerik untuk batas-batas tersebut bila R = 10 m, = dan μ = 0,1 (keadaan licin). 58

15 11. Di sebuah pasar malam terdapat sebuah tangki silinder vertikal berjari-jari R Tangki dapat berputar mengelilingi porosnya. Orang dapat masuk ke dalam tangki dan bersandar pada dinding; setelah putaran tangki melewati suatu kecepatan tertentu, lantai tangki dilepas, dan ternyata orang tidak jatuh, seolah-olah melekat pada dinding tangki. Bila koefisien gesekan antara orang dengan dinding tangki adalah μ, (a) tunjukkanlah bahwa periode maksimum yang diperlukan agar orang tidak jatuh adalah T R / g Butir-butir es yang jatuh ketika terjadi hujan es mengalami gaya gesekan yang sebanding dengan laju kuadrat butiran tersebut, F= -Kv 2. dengan K adalah suatu tetapan yang bergantung kepada bentuk dan kerapatan butiran yang jatuh. a. Tentukanlah laju terminal butiran tersebut b. Dapatkan pernyataan untuk laju butiran sebagai fungsi waktu c. Dapatkan pernyataan untuk posisi butiran sebagai fungsi waktu. 59

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN Pernahkah Anda berpikir; mengapa kita bisa begitu mudah berjalan di atas lantai keramik yang kering, tetapi akan begitu kesulitan jika lantai

Lebih terperinci

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak????? DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN 1 2 SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan gerak partikel melalui konsep gaya. 3 DINAMIKA Dinamika adalah cabang dari mekanika yang mempelajari gerak benda ditinjau dari penyebabnya.

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si DINAMIKA Rudi Susanto, M.Si DINAMIKA HUKUM NEWTON I HUKUM NEWTON II HUKUM NEWTON III MACAM-MACAM GAYA Gaya Gravitasi (Berat) Gaya Sentuh - Tegangan tali - Gaya normal - Gaya gesekan DINAMIKA I (tanpa gesekan)

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Hukum Newton Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinematika Mempelajari gerak materi tanpa melibatkan

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 4) Dinamika Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Dinamika Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). BAB IV DINAMIKA PARIKEL A. SANDAR KOMPEENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). B. KOMPEENSI DASAR : 1. Menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar

Lebih terperinci

Hukum Newton dan Penerapannya 1

Hukum Newton dan Penerapannya 1 Hukum Newton dan Penerapannya 1 Definisi Hukum I Newton menyatakan bahwa : Materi Ajar Hukum I Newton Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus

Lebih terperinci

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac. 1/30 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) DINAMIKA GERAK Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Definisi Dinamika Cabang dari ilmu mekanika yang meninjau

Lebih terperinci

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri.

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri. BAB V Hukum Newton 5.1. Pengertian Gaya. Gaya merupakan suatu besaran yang menyebabkan benda bergerak. Gaya juga dapat menyebabkan perubahan pada benda misalnya perubahan bentuk, sifat gerak benda, kecepatan,

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

Fisika Umum suyoso Hukum Newton HUKUM NEWTON

Fisika Umum suyoso Hukum Newton HUKUM NEWTON HUKUM EWTO Hukun ewton menghubungkan percepatan sebuah benda dengan massanya dan gaya-gaya yang bekerja padanya. Ada tiga hukum ewton tentang gerak, yaitu Hukum I ewton, Hukum II ewton, dan Hukum III ewton.

Lebih terperinci

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. gaya yang muncul ketika BENDA BERSENTUHAN dengan PERMUKAAN KASAR. ARAH GAYA GESEK selalu BERLAWANAN dengan ARAH GERAK BENDA. gaya gravitasi/gaya berat gaya normal GAYA GESEK Jenis Gaya gaya gesek gaya

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Modul ke: Fakultas Teknik

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T.   Modul ke: Fakultas Teknik Fisika Dasar Modul ke: Dinamika Partikel Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Email : snur.chotimah@gmail.com www.mercubuana.ac.id Outline Hukum Newton I, II, III

Lebih terperinci

Bagian pertama dari pernyataan hukum I Newton itu mudah dipahami, yaitu memang sebuah benda akan tetap diam bila benda itu tidak dikenai gaya lain.

Bagian pertama dari pernyataan hukum I Newton itu mudah dipahami, yaitu memang sebuah benda akan tetap diam bila benda itu tidak dikenai gaya lain. A. Formulasi Hukum-hukum Newton 1. Hukum I Newton Sebuah batu besar di lereng gunung akan tetap diam di tempatnya sampai ada gaya luar lain yang memindahkannya, misalnya gaya tektonisme/gempa, gaya mesin

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. 1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

KERJA DAN ENERGI. 4.1 Pendahuluan

KERJA DAN ENERGI. 4.1 Pendahuluan IV KERJA DAN ENERGI Kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari bab ini adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep kerja dan energi pada kehidupan sehari-hari ataupun

Lebih terperinci

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik GAYA GESEK (Rumus) Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik f = gaya gesek f s = gaya gesek statis f k = gaya gesek kinetik μ = koefisien gesekan μ s = koefisien gesekan statis μ k = koefisien gesekan

Lebih terperinci

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton

Lebih terperinci

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisika sejak kita kelas VII. Bila benda dikenai gaya maka benda akan berubah bentuk, benda

BAB I PENDAHULUAN. fisika sejak kita kelas VII. Bila benda dikenai gaya maka benda akan berubah bentuk, benda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dinamika merupakan salah satu bagian dari cabang fisika.apakah yang terjadi jika benda dikenai gaya? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang pernah kita dengar

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON B A B B A B

HUKUM NEWTON B A B B A B Hukum ewton 75 A A 4 HUKUM EWTO Sumber : penerbit cv adi perkasa Pernahkah kalian melihat orang mendorong mobil yang mogok? Perhatikan pada gambar di atas. Ada orang ramai-ramai mendorong mobil yang mogok.

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol HUKUM I NEWTON Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol ΣF = 0 maka benda tersebut : - Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau - Jika dalam keadaan bergerak lurus

Lebih terperinci

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com GAYA Hoga saragih Hubungan antara gaya dan gerak Mengapa benda bergerak sedemikian rupa? Apa yang membuat benda yang pada mulanya diam mulai bergerak? Apa yang mempercepat dan memperlambat benda? Kita

Lebih terperinci

Mekanika : Gaya. Hukum Newton

Mekanika : Gaya. Hukum Newton Mekanika : Gaya Hukum Newton Hukum Gerak Hukum I Newton Gaya Massa Hukum II Newton Hukum III Newton Gaya Ukuran untuk interaksi antara dua objek (arik atau dorong) Kuantitas vektor : mempunyai besar dan

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek E. Penerapan Hukum Newton Hukum

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini (minggu 4) Dinamika Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Dinamika Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu

Lebih terperinci

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika.

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika. Dinamika mempelajari penyebab dari gerak yaitu gaya Hukum I Newton Hukum Newton Hukum II Newton Hukum III Newton DINAMIKA PARTIKEL gaya berat jenis gaya gaya normal gaya gesek gaya tegangan tali analisis

Lebih terperinci

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Indikator : 1. Konsep usaha sebagai hasil

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep

Lebih terperinci

Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton

Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton 1. Soal UN 2011/2012 Paket D21 Agar gaya normal yang bekerja pada balok sebesar 20 N, maka besar dan arah gaya luar yang bekerja pada balok adalah... A. 50 N ke bawah

Lebih terperinci

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Soal Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Hukum Newton I Σ F = 0 benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan / tetap atau percepatan gerak benda nol atau benda bergerak lurus

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN A. URAIAN MATERI: Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut kedudukannya berubah setiap saat terhadap titik acuannya (titik asalnya).

Lebih terperinci

19:31:04. Fisika Dasar. perpindahan, kecepatan dan percepatan. Mendeskripsikan gerak benda dengan besaran. beda? yang berbeda-beda. bergerak?

19:31:04. Fisika Dasar. perpindahan, kecepatan dan percepatan. Mendeskripsikan gerak benda dengan besaran. beda? yang berbeda-beda. bergerak? Dinamika Materi sebelumnya: Kinematika Mendeskripsikan gerak benda dengan besaran perpindahan, kecepatan dan percepatan Materi selanjutnya: Dinamika Mekanisme apakahyang menyebabkan sebuah benda bergerak?

Lebih terperinci

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA Menguasai Hukum Neton MUH. ARAFAH, S.Pd. e-mail: muh.arafahsidrap@gmail.com ebsite://arafahtgb.ordpress.com HUKUM-HUKUM GERAK GERAK + GAYA DINAMIKA GAYA ADALAH SESUATU YANG

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : Pertama / 2 x 45 menit : Ceramah dan diskusi o Memberikan contoh penerapan hukum Newton dengan menggunakan berbagai media. o Melakukan percobaan yang berhubungan dengan hukum-hukum Newton. Formulasi

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek Satuan Pendidikan E. Penerapan

Lebih terperinci

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Ilmuwan yang sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gaya dan gerak adalah Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris. Newton mengemukakan tiga buah hukumnya yang dikenal

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 4) Dinamika Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Dinamika Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu

Lebih terperinci

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. Hukum Newton 29 HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. GERAK DAN GAYA. Gaya : ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya

Lebih terperinci

Statika dan Dinamika

Statika dan Dinamika Statika dan Dinamika Dinamika Dinamika adalah mempelajari tentang gerak dengan menganalisis penyebab gerak tersebut. Dinamika meliputi: Hubungan antara massa dengan gaya : Hukum Newton tentang gerak. Momentum,

Lebih terperinci

Kinematika Sebuah Partikel

Kinematika Sebuah Partikel Kinematika Sebuah Partikel oleh Delvi Yanti, S.TP, MP Bahan Kuliah PS TEP oleh Delvi Yanti Kinematika Garis Lurus : Gerakan Kontiniu Statika : Berhubungan dengan kesetimbangan benda dalam keadaan diam

Lebih terperinci

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.

Lebih terperinci

ΣF r. konstan. 4. Dinamika Partikel. z Hukum Newton. Hukum Newton I (Kelembaman/inersia)

ΣF r. konstan. 4. Dinamika Partikel. z Hukum Newton. Hukum Newton I (Kelembaman/inersia) 4. Dinamika Partikel 9/17/2012 5.1 Hukum Newton Hukum Newton I (Kelembaman/inersia) a = 0 v = konstan ΣF r = 0 ΣF x ΣF y = 0 = 0 Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika jawaban anda BENAR, pilihlah alasannya yang cocok dengan jawaban anda. Begitu pula jika

Lebih terperinci

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh:

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh: a 1.16. Dalam sistem dibawah ini, gesekan antara m 1 dan meja adalah µ. Massa katrol m dan anggap katrol tidak slip. Abaikan massa tali, hitung usaha yang dilakukan oleh gaya gesek selama t detik pertama!

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

PESAWAT ATWOOD. Kegiatan Belajar 1 A. LANDASAN TEORI

PESAWAT ATWOOD. Kegiatan Belajar 1 A. LANDASAN TEORI odul Gerak Kegiatan Belajar A. LANDASAN TEOI PESAWAT ATWOOD Dalam gerak translasi murni, sifat benda tegar mempertahankan keadaan geraknya disebut sebagai sifat kelembaman atau inersial. Sifat kelembaman

Lebih terperinci

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha Salah satu tempat seluncuran air yang popular adalah di taman hiburan Canada. Anda dapat merasakan meluncur dari ketinggian tertentu dan turun dengan kecepatan tertentu. Energy potensial dikonversikan

Lebih terperinci

BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan

BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan Soal 2-11 Perhatikan gambar 2-9 diketahui berat beban adalah 600N tentukanlah T 1 &? T 1 gambar 2-9 600N Diketahui : = 600N Jawab y y

Lebih terperinci

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya BAB 2 GAYA Dua bab berikutnya mengembangkan hukum statistika, yang merupakan suatu kondisi dimana suatu benda tetap diam. Hukum ini dapat dipakai secara universal dan dapat digunakan untuk mendesain topangan

Lebih terperinci

08:25:04. Fisika I. gaya. benda dalam sistem. diharapkan. dan masing-masing. Kompetensiyang. gaya-gaya

08:25:04. Fisika I. gaya. benda dalam sistem. diharapkan. dan masing-masing. Kompetensiyang. gaya-gaya DINAMIKA Kompetensiyang diharapkan 1. Mahasiswa mampu mengenali jenis-jenis gaya 2. Mahasiswa mampu mencari dan menguraikan gaya-gaya arah gerak gaya dalam arah sejajar dan tegak lurus 3. Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 0 A. Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda Dinamika adalah ilmu yang mempelajari gerak suatu benda dengan meninjau penyebabnya. Buah kelapa jatuh dan pohon kelapa dan bola menggelinding di atas

Lebih terperinci

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR BAB DNAMKA OTAS DAN KESEMBANGAN BENDA TEGA. SOA PHAN GANDA. Dengan menetapkan arah keluar bidang kertas, sebagai arah Z positif dengan vektor satuan k, maka torsi total yang bekerja pada batang terhadap

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika K13 evisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan PTS Semester Genap Doc. Name: K13A10FIS0PTS Version: 017-03 Halaman 1 01. Pada benda bermassa m, bekerja gaya F yang menimbulkan percepatan a. Jika gaya dijadikan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yg berkaitan dgn hukum newton MASSA: Benda adalah ukuran kelembamannya,

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN 3. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL

RENCANA PEMBELAJARAN 3. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL RENCANA PEMBELAJARAN 3. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL A. Besaran-besaran Dinamik Pada benda bermassa m yang bergerak dengan kecepatan, didefinisikan besaranbesaran dinamik sebagai berikut: Momentum

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINEMATIKA = Ilmu gerak Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB VI USAHA DAN ENERGI

BAB VI USAHA DAN ENERGI BAB VI USAHA DAN ENERGI 6.1. Pengertian Usaha Pengertian usaha dalam kehidupan sehari-hari berbeda dengan pengertian usaha dalam fisika. Untuk memahami perbedaan pengertian tersebut di bawah ini diberikan

Lebih terperinci

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman).

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). DINAMIKA Konsep Gaya dan Massa Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). Gaya adalah penyebab terjadi gerakan pada benda. Konsep Gaya

Lebih terperinci

5. Gaya Tekan Tekanan merupakan besarnya gaya tekan tiap satuan luas permukaan.

5. Gaya Tekan Tekanan merupakan besarnya gaya tekan tiap satuan luas permukaan. Gaya Doronglah daun pintu sehingga terbuka. Tariklah sebuah pita karet. Tekanlah segumpal tanah liat. Angkatlah bukumu. Pada setiap kegiatan itu kamu mengerahkan sebuah gaya. Gaya adalah suatu tarikan

Lebih terperinci

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI 1. Bola bergerak jatuh bebas dari ketinggian 1 m lantai. Jika koefisien restitusi = ½ maka tinggi bola setelah tumbukan pertama A. 50 cm B. 25 cm C. 2,5 cm D. 12,5

Lebih terperinci

1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring. katrol licin. T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring. N mg cos =0, (13) lantai kasar

1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring. katrol licin. T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring. N mg cos =0, (13) lantai kasar 1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring katrol licin T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring N mg cos =0, (2) torka terhadap pusat silinder: TR fr=0. () Dari persamaan () didapat T=f.

Lebih terperinci

ULANGAN UMUM SEMESTER 1

ULANGAN UMUM SEMESTER 1 ULANGAN UMUM SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang benar!. Kesalahan instrumen yang disebabkan oleh gerak brown digolongkan sebagai... a. kesalahan relatif

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI

Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI Energi didefinisikan sebagai besaran yang selalu kekal. Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Lebih terperinci

GAYA DAN HUKUM NEWTON

GAYA DAN HUKUM NEWTON GAYA DAN HUKUM NEWTON 1. Gaya Gaya merupakan suatu besaran yang mempunyai besar dan arah. Satuan gaya adalah Newton (N). Gbr. 1 Gaya berupa tarikan pada sebuah balok Pada gambar 1 ditunjukkan sebuah balok

Lebih terperinci

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan

Lebih terperinci

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat 1

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat  1 Indikator 1 : Membaca hasil pengukuran suatu alat ukur dan menentukan hasil pengukuran dengan memperhatikan aturan angka penting. Pengukuran dasar : Pelajari cara membaca hasil pengukuran dasar. dalam

Lebih terperinci

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O 1 1. Empat buah partikel dihubungkan dengan batang kaku yang ringan dan massanya dapat diabaikan seperti pada gambar berikut: Jika jarak antar partikel sama yaitu 40 cm, hitunglah momen inersia sistem

Lebih terperinci

BAB 2 MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

BAB 2 MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA 43 BAB MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA Sumber: Serway dan Jewett, Physics for Scientists and Engineers, 6 th edition, 004 Pernahkah Anda membayangkan bagaimana kalau dalam kehidupan ini tidak ada yang

Lebih terperinci

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. DINAMIKA GERAK HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. GERAK DAN GAYA. Gaya : ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PENERAPAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

BAHAN AJAR PENERAPAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI BAHAN AJAR PENERAPAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Analisis gerak pada roller coaster Energi kinetik Energi yang dipengaruhi oleh gerakan benda. Energi potensial Energi yang

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 0 FISIKA Dinamika, Partikel, dan Hukum Newton Doc Name : K3AR0FIS040 Version : 04-09 halaman 0. Gaya (F) sebesar N bekerja pada sebuah benda massanya m menyebabkan percepatan m sebesar

Lebih terperinci

DINAMIKA. Atau lebih umum adalah

DINAMIKA. Atau lebih umum adalah DINAMIKA DINAMIKA Konsep Gaya dan Massa Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). Gaya adalah penyebab terjadi gerakan pada benda.

Lebih terperinci

BAB 4 USAHA DAN ENERGI

BAB 4 USAHA DAN ENERGI 113 BAB 4 USAHA DAN ENERGI Sumber: Serway dan Jewett, Physics for Scientists and Engineers, 6 th edition, 2004 Energi merupakan konsep yang sangat penting, dan pemahaman terhadap energi merupakan salah

Lebih terperinci

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1 GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1 Soal UN Fisika sesuai SKL 2012 disertai dengan konsep, rumus dan kunci jawaban. Indikator 1 : Membaca hasil pengukuran suatu alat

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR. Presented by Muchammad Chusnan Aprianto

KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR. Presented by Muchammad Chusnan Aprianto KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR Presented by Muchammad Chusnan Aprianto DEFINISI KINEMATIKA DAN DINAMIKA KINEMATIKA Kajian tentang gerak suatu benda atau partikel tanpa disertai penyebab geraknya Studi

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah...

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah... Kelas X 1. Tiga buah vektor yakni V1, V2, dan V3 seperti gambar di samping ini. Jika dua kotak mewakili satu satuan vektor, maka resultan dari tiga vektor di atas adalah. 2. Dua buah vektor A dan, B masing-masing

Lebih terperinci

6. Berapakah energi kinetik seekor nyamuk bermassa 0,75 mg yang sedang terbang dengan kelajuan 40 cm/s? Jawab:

6. Berapakah energi kinetik seekor nyamuk bermassa 0,75 mg yang sedang terbang dengan kelajuan 40 cm/s? Jawab: 1. Sebuah benda dengan massa 5kg meluncur pada bidang miring licin yang membentuk sudut 60 0 terhadap horizontal. Jika benda bergeser sejauh 5 m, berapakh usaha yang dilakukan oleh gaya berat jawab: 2.

Lebih terperinci