Pengadilan Tinggi Agama Mataram, halaman Sarwohadi,SH.,MH. dkk, Sekitar Kejurusitaan Bimbingan Teknis Jurusita/Jurusita Pengganti Wilayah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengadilan Tinggi Agama Mataram, halaman Sarwohadi,SH.,MH. dkk, Sekitar Kejurusitaan Bimbingan Teknis Jurusita/Jurusita Pengganti Wilayah"

Transkripsi

1 MASALAH PEMANGGILAN DAN PEMBERITAHUAN Drs. Misbachul Munir,S.H. PENDAHULUAN Diantara tugas dari Juru sita/juru sita pengganti adalah menyampaikan surat panggilan (relaas) dan pemberitahuan kepada para pihak. Baik pihak pihak itu yang bersengketa yakni pihak penggugat, tergugat, turut tergugat maupun saksi/saksi ahli. Pemanggilan atau panggilan, berdasarkan atas perintah Ketua Pengadilan atau Ketua Sidang, Juru Sita/Juru Sita Pengganti bertugas menyampaikan panggilan kepada para pihak dan kepada para saksi atau saksi ahli untuk menghadiri sidang di Pengadilan, disamping itu juga tugas menyampaikan pemberitahuan kepada para pihak atau pihak yang berkepentingan antara lain : a. Pemberitahuan isi putusan/penetapan Pengadilan. b. Pemberitahuan putusan PTA dan MA. c. Pemberitahuan pernyataan banding kepada terbanding. d. Pemberitahuan memori banding dan kontra memori banding. e. Pemberitahuan pernyataan kasasi kepada termohon kasasi. f. Pemberitahuan memori kasasi dan kontra memori kasasi. g. Pemberitahuan pernyataan PK. h. Pemberitahuan memori PK dan kontra memori PK. 1 Melakukan pemanggilan terhadap para pihak adalah tugas yang teramat penting, yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab juru sita atau juru sita pengganti yang pelaksanaannya tidak boleh dilakukan secara sembrono.terutama panggilan terhadap para pihak yang pertama kali untuk bersidang, apabila panggilan tersebut telah dilakukan dengan patut dan pihak yang bersangkutan tidak datang tepat pada waktunya atau tidak 1 Sarwohadi,SH.,MH. dkk, Sekitar Kejurusitaan Bimbingan Teknis Jurusita/Jurusita Pengganti Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram, halaman

2 mengirim kuasanya untuk menghadiri sidang tersebut, akan berakibat fatal bagi pihak yang dipanggil itu, yaitu gugatan yang diajukan akan digugurkan atau akan diputus dengan verstek, dengan segala akibat hukumnya.demikian juga pemberitahuan putusan pengadilan, baik itu putusan Pengadilan tingkat pertama, Pengadilan Tingkat banding dan Mahkamah Agung, kepada para pihak yang bersangkutan secara resmi oleh juru sita atau juru sita pengganti, harus terbukti secara otentik dan sempurna, karena dari hari berikutnya hari penyampaian pemberitahuan itu secara resmi, dihitung tenggang waktu perlawanan terhadap putusan verstek, banding, kasasi dan peninjauan kembali, yang apabila tenggang waktu itu terlampaui dan tidak dipergunakan oleh pihak yang bersangkutan, akan berakibat sangat serius bagi pihak yang diberi tahu secara resmi itu, yaitu bahwa permohonannya itu tidak dapat diterima dan putusan yang terhadapnya diajukan upaya hukum itu, lalu berkekuatan hukum yang tetap, dengan segala akibat hukumnya. 2 Makalah ini disusun guna merefresh/menyegarkan kembali pengetahuan para juru sita/juru sita pengganti mengenai beberapa ketentuan yang harus diketahui dan dipedomani dalam melaksanakan tugas pemanggilan dan pemberitahuan sehingga akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar. Pemanggilan Dengan Sah dan Patut. Panggilan harus dilakukan dengan secara sah maksudnya ialah pemanggilan harus disampaikan kepada orang yang bersangkutan itu sendiri di tempat diamnya atau tempat tinggalnya dan bila yang bersangkutan tidak dijumpai maka panggilan diserahkan melalui Kepala Desa/Lurah dengan permintaan agar Kepala 2 Retnowulan Sutantio, SH, Jurusita Tugas dan Tanggung Jawabnya,Proyek Pembinaan Teknis Yustisial Mahkamah Agung RI, Jakarta, 1998, halaman 4. 2

3 Desa/Lurah segera menyerahkan kepada yang bersangkutan (pasal 390 (1) HIR / pasal 718 (1) RBg).Jika tergugat tidak diketahui alamatnya maka surat panggilan disampaikan kepada Bupati dengan jalan menempelkannya pada pintu umum ruang persidangan Pengadilan (Pasal 390 (3) HIR / Pasal 718 (3) RBg). 3 Disamping istilah sah dan patut ada juga yang menggunakan istilah resmi dan patut.arti resmi dalam suatu pemanggilan adalah panggilan secara tertulis yang dilaksanakan Juru Sita/ Juru Sita Pengganti dalam wilayah hukum Pengadilan yang bersangkutan dan disampaikan kepada pihak yang berperkara di tempat yang ditunjuk dalam surat gugatan atau berita acara sidang (jika terjadi perubahan alamat atau pemberian kuasa). 4 Arti pemanggilan dengan patut. Pemanggilan kepada pihak dianggap patut apabila pemanggilan dilaksanakan sesuai ketentuan undang undang, yakni pemanggilan dilaksanakan oleh juru sita ditempat kediaman pihak yang dipanggil (bukan tempat lain) dengan memperhatikan tenggang waktu tidak boleh kurang dari 3 hari kerja dengan hari sidang (pasal 122 HIR/146 RBg) dan pasal 26 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun Ada perbedaan antara RBg dan HIR dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dalam menggunakan istilah hari. Dalam pasal 146 RBg dan pasal 122 HIR dengan jelas tertulis bahwa tiga hari itu adalah tiga hari kerja, sedangkan dalam pasal 26 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 hanya tertulis tiga hari tanpa ada tambahan kerja.namun demikian dalam Buku II Tahun 2013 pada halaman 3 Sarwohadi,SH.,MH. dkk, Opcit, halaman Drs.H.Syaifuddin, SH.,M.Hum dkk, Buku Pintar Teknis Yustisial Dalam Praktik Peradilan Agama, Perdana Publishing, Medan, 2011, halaman 9. 5 Sarwohadi,SH.,MH. dkk, Opcit, halaman 9. 3

4 27 dinyatakan bahwa tenggang waktu itu adalah tiga hari kerja, dengan demikian kata kata tiga hari dalam pasal 26 ayat (4) PP Nomor 9 Tahun 1975 harus dibaca tiga hari kerja. Apa Yang Dimaksud Dengan Tempat Tinggal, Kediaman/Domisli dijelaskan dalam pasal pasal berikut ini : a. Pasal 17 KUH Perdata : Setiap orang dianggap mempunyai tempat tinggalnya, dimana ia menempatkan pusat kediamannya, dalam hal tidak adanya tempat tinggal yang demikian maka tempat kediaman sewajarnya dianggap sebagai tempat tinggal.bagaimana jika seseorang menunjuk dengan beralamat?alamat tidak mempunyai kepastian karena seseorang bisa menunjuk alamat (addres) lebih dari satu tempat sehingga dapat berpindahpindah tidak ada kepastian. b. Pasal 18 KUH Perdata : Perpindahan tempat tinggal dilakukan dengan memindahkan rumah kediamannya ke tempat lain, ditambahkan pada maksud akan menempatkan pusat kediamannya di tempat itu. Bagaimana jika seseorang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu?hal tersebut dapat dilihat mana yang lebih menjadi pusat kediamannya sehari hari terutama dalam kegiatan kemasyarakatannya. Bagaimana jika seseorang menyatakan pindah tempat tinggalnya dari satu tempat tinggal ke satu tinggal yang lain? Hal tersebut dapat dilihat dari bukti apakah yang bersangkutan telah memberitahukan kepada Kepala Desa/Lurah. 6 c. Pasal 19 KUH Perdata : Maksud itu dibuktikan dengan menyampaikan suatu pemberitahuan kepada Kepala Pemerintah, baik ditempat yang 6 Ibid, halaman

5 ditinggalkannya maupun d itempat kemana rumah kediamannya itu dipindahkannya, dalam hal tak adanya pemberitahuan bukti tentang adanya maksud itu akan disimpulkan dari keadaan. d. Pasal 20 KUH Perdata : Mereka yang ditugaskan pada jabatan jabatan umum, dianggap mempunyai tempat tinggal, dimana mereka menunaikan jabatan jabatan itu. Mana yang lebih utama domisili rumah atau tempat tugas? Jika seseorang mempunyai domisili rumah dan tempat tugas maka domisili rumah yang lebih utama, sedangkan domisili tempat tugas hanya dapat dipergunakan bilamana seseorang domisilinya jauh dan kenyataannya orang tersebut baik siang malam tinggal di tempat tugasnya. e. Pasal 21 KUH Perdata : Seorang perempuan bersuami dan tidak berpisah meja dan ranjang, tak mempunyai tempat tinggal yang lain, melainkan tempat tinggal suaminya, anak anak belum dewasa mengikuti tempat tinggal salah satu dari kedua orang tua mereka, atau tempat tinggal wali mereka, orang orang dewasa yang ditaruh di bawah pengampuan, mengikuti tempat tinggal pengampu mereka. Bagaimana dengan seorang suami yang tidak mempunyai tempat tinggal lain kecuali ia bertempat tinggal di tempat tinggal di tempat tinggal isterinya? Suami yang demikian domisilinya di tempat tinggal isterinya. 7 f. Pasal 22 KUH Perdata : Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam pasal yang lalu, para pekerja buruh mempunyai tempat tinggal di rumah 7 Ibid, halaman

6 majikan mereka, jika mereka ikut diam dalam rumah kediaman si majikan. Bagaimana dengan domisili seorang pembantu rumah tangga? Seorang pembantu rumah tangga domisilnya di rumah majikannya. g. Pasal 23 KUH Perdata : Rumah kematian seorang yang telah meninggal dunia, dianggap terletak dimana orang yang meninggal mempunyai tempat tinggalnya terakhir. Untuk menentukan kewenangan relatif Pengadilan Agama terhadap pewaris dimana akan diajukan gugatan waris ada dimana pewaris meninggal mempunyai tempat tinggalnya yang terakhir, jadi bukan dimana tempat ia meninggal atau bukan dimana ia dimakamkan. Cara Pemanggilan terhadap orang yang tidak bertemu langsung. Menurut ketentuan Pasal 390 (1) HIR/718 (1) RBg. Tiap tiap Juru Sita, kecuali yang akan disebut di bawah ini, harus disampaikan pada orang yang bersangkutan sendiri di tempat diamnya atau tempat tinggalnya dan jika tidak dijumpai disitu, kepada Kepala Desanya atau Lurah Bangsa Tionghoa yang diwajibkan dengan segera memberitahukan surat Juru Sita itu pada orang itu sendiri, dalam hal terakhir ini tidak perlu pernyataan menurut hukum. Pemanggilan terhadap orang yang tidak dapat bertemu langsung maka Juru Sita harus menyerahkan surat panggilan tersebut kepada Kepala Desa/Lurah dengan perintah agar Kepala Desa/Lurah segera menyerahkan kepada yang bersangkutan.panggilan harus melalui Kepala Desa/Lurah tidak boleh melalui RT/RW karena RT/RW bukan termasuk Pejabat Publik. Cara pemanggilan di luar yurisdiksi Pengadilan Agama atau berada di wilayah Pengadilan Agama lain. 6

7 Jika pihak atau seseorang yang akan dipanggil berada di luar yurisdiksi relatif, maka pemanggilan dilakukan berdasarkan Pasal 5 RV.Yaitu Pengadilan Agama yang menyidangkan minta bantuan pemanggilan kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat kediaman orang yang akan dipanggil tersebut yang di lingkungan Pengadilan Agama dikenal dengan istilah Tabayun. Direktur Jenderal Badilag Mahkamah Agung R.I. telah mengeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung R.I. Nomor 2273.a/DJA/KP.01.1/SK/VIII/2014 tertanggal 15 Agustus 2014 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dan Pemanfaatan Portal Tabayun Di Lingkungan Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung R.I. Beberapa hal yang perlu diketahui dari S.K. Dirjen Badilag tersebut dalam BAB I Pengertian Dan Istilah Pasal 1 antara lain dijelaskan sebagai berikut : Tabayun adalah kegiatan melakukan verifikasi dan validasi terhadap proses pemanggilan/pemberitahuan para pihak yang berdomisili di wilayah yurisdiksi pengadilan agama yang berbeda dalam wilayah Indonesia. Portal Tabayun adalah situs elektronik yang disediakan dan dibuat oleh Dierktorat Jenderal Badan Peradilan Agama yang merupakan bagian dari situs elektronik Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama yang dapat diakses dengan alamat tabayun.badilag.net Petugas penerima tabayun adalah petugas khusus pada satuan kerja yang bertugas menerima surat bantuan pemanggilan/pemberitahuan Petugas pengirim tabayun adalah petugas khusus pada satuan kerja yang bertugas mengirimkan surat permohonan tabayun dan atau surat pengantar pemanggilan/pemberitahuan serta relaas. 7

8 Dalam BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 dijelaskan bahwa ruang lingkup layanan dan pemanfaatan portal tabayun di lingkungan Badan Peradilan Agama meliputi : 1. Layanan pengiriman surat bantuan pemanggilan sidang. 2. Layanan pengiriman relaas pemanggilan sidang. 3. Layanan pengiriman surat bantuan pemberitahuan isi putusan. 4. Layanan pengiriman relaas pemberitahuan isi putusan. 5. Monitoring pelaksanaan bantuan pemanggilan. 6. Pengawasan adminsitrasi bantuan pemanggilan. Dalam BAB III Pemanfaatan Portal Tabayun Pasal 5 ditegaskan bahwa setiap Pengadilan dalam lingkungan Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI diwajibkan untuk memanfaatkan aplikasi portal tabayun Direktorat Jendral Badan Peradilan Agama MA RI sebagai alat bantu komunikasi, koordinasi dan monitoring serta pengawasan proses pemanggilan para pihak antar pengadilan.untuk lebih jelasnya agar dipelajari Keputusan Dirjen Badilag tersebut dengan cara men down loadnya dari Badilag.net. Cara pemanggilan terhadap orang yang tidak diketahui alamatnya. Untuk perkara selain perceraian diatur dalam Pasal 390 (3) HIR/718 (3) RBg.Yaitu surat Juru Sita itu disampaikan kepada Bupati, yang dalam daerahnya terletak tempat tinggal Penggugat.Bupati memaklumkan surat juru sita itu dengan menempelkannya pada pintu umum kamar persidangan dari hakim yang berhak itu.dalam Buku II Edisi Revisi Tahun 2013 pada halaman 27 dirumuskan dengan kalimat sebagai berikut : Jika tempat kediaman pihak yang dipanggil tidak diketahui atau tidak mempunyai tempat kediaman yang jelas di Indonesia, maka pemanggilannya dilaksanakan melalui bupati/walikota setempat dengan cara menempelkan surat 8

9 panggilan pada papan pengumuman pengadilan agama/mahkamah syar iyah. Untuk perkara perceraian, pemanggilan terhadaptergugat/termohon yang tidak diketahui tempat kediamannya diatur secara khusus oleh Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 sebagai berikut : a. Panggilan dilakukan dengan cara menempelkan gugatan pada papan pengumuman di Pengadilan dan mengumumkannya melalui satu atau beberapa surat kabar atau media massa lain yang ditetapkan oleh pengadilan. b. Pengumuman melalui surat kabar atau surat surat kabar atau mass media dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu satu bulan antara pengumuman pertama dan kedua. c. Tenggang waktu antara panggilan terakhir dengan persidangan ditetapkan sekurang kurangnya 3 bulan. Pemanggilan terhadap Tergugat yang berada di luar negeri. Diatur dalam pasal 20 (3) jo pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun Dalam hal seperti ini pemanggilan dilakukan dengan melalui Direktur Jendral Protokol Departemen Luar Negeri untuk diteruskan ke Kedutaan Besar R.I. di negara yang bersangkutan. Demikian juga apabila negara tersebut belum mempunyai hubungan diplomatik dengan negara Indonesia maka pemanggilan tersebut dimohonkan bantuan di negara yang mempunyai hubungan diplomatik dengan negara Republik Indonesia sedang negara tersebut mempunyai hubungan diplomatik dengan negara dimana terpanggil bertempat tinggal. 8 8 Drs.Wildan Suyuthi,SH.,MH, Sita Dan Eksekusi Praktek Kejurusitaan Pengadilan, Tata Nusa, Jakarta, 2004, halaman

10 Dalam Buku II Edisi Revisi Tahun 2013 pada halaman 28 dijelaskan sebagai berikut : Pemanggilan terhadap Tergugat/Termohon yang berada di luar negeri harus dikirim melalui kementerian luar negeri cq. Dirjen protokol dan konsuler dengan tembusan disampaikan kepada kedutaan besar Indonesia di negara yang bersangkutan. Permohonan pemanggilan sebagaimana tersebut diatas tidak perlu dilampiri surat panggilan, permohonan tersebut dibuat tersendiri yang sekaligus berfungsi sebagai surat panggilan (relaas). Meskipun surat panggilan (relaas) itu tidak kembali atau tidak dikembalikan oleh Dirjen Protokol dan Konsuler, panggilan tersebut sudah dianggap sah, resmi dan patut (Surat Ketua Mahkamah Agung kepada Ketua Pengadilan Agama Batam Nomor 055/75/91/1/UMTU/Pdt./1991 tanggal 11 Mei 1991). Tenggat waktu antara pemanggilan dengan persidangan sekurang kurangnya 6 bulan sejak permohonan pemanggilan dikirimkan. 9 BEBERAPA PERMASALAHAN DAN PENYELESAIANNYA TERKAIT PEMANGGILAN. 1. Bagaimana apabila Lurah/Kepala Desa, Sekretaris Lurah/Sekretaris Desa atau yang dipersamakan dengan itu menolak menerima atau menanda tangani relaas panggilan? Jawab : Juru Sita / Juru Sita Pengganti menulis dalam berita acara panggilan / relaas panggilan tentang penolakan tersebut beserta alasan penolakannya. 2. Apabila pihak yang dipanggil dapat ditemui oleh Juru Sita/Juru Sita Pengganti di tempat kediamannya dan dapat berbicara langsung dengannya, tetapi dia tidak mau menerima dan 99 Mahkamah Agung RI, Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Peradilan Agama,Buku II, Edisi Revisi 2013, halaman

11 menanda tangani relaas panggilan, apakah panggilan tersebut harus disampaikan melalui Lurah/Kepala Desa? Jawab : Juru Sita/ Juru Sita Pengganti mencatat pada berita acara panggilan / Relaas panggilan bahwa telah bertemu dan berbicara dengan yang bersangkutan tetapi yang bersangkutan tidak mau menerima dan menanda tangani relaas panggilan tersebut, sehingga tidak diperlukan lagi penyampaian melalui Lurah/Kepala Desa atau yang dipersamakan dengan itu.pemanggilan seperti ini telah dianggap sah. 3. Bagaimana apabilan ternyata yang dipanggil itu bisu, tuli atau buta? Jawab : Relaas panggilan tetap disampaikan kepada Tergugat dan apabila terdapat kesulitan dalam berkomunikasi, maka Juru Sita/ Juru Sita Pengganti dapat meminta bantuan kepada keluarganya dengan menyebutkan nama keluarga yang mendampingi Tergugat untuk menjelaskan maksud surat tersebut, dengan menuliskan dalam relaas panggilan bahwa Bertemu dengan Tergugat secara langsung di tempat kediamannya dengan didampingi oleh keluarganya karena Tergugat bisu/tuli/buta. 4. Bagaimana melakukan pemanggilan bagi pihak yang buta huruf? Jawab : Juru Sita / Juru Sita Pengganti mencatat dalam berita acara pemanggilan Bahwa telah bertemu dan berbicara dengan yang bersangkutan, tetapi yang bersangkutan buta huruf, lalu Juru Sita atau Juru sita pengganti membacakan maksud dari surat panggilan tersebut kepada yang bersangkutan dan menerangkan panggilan tidak dapat ditanda tangani yang bersangkutan karena buta huruf. 5. Apakah boleh menyampaikan panggilan kepada pihak pihak diluar jam kerja atau pada malam hari atau hari libur atau hari besar? 11

12 Jawab : Juru Sita / Juru Sita Pengganti tidak boleh melaksanakan pemanggilan kepada pihak pihak sebelum jam enam pagi dan setelah jam enam sore,hal itu boleh dilakukakan apabila diizinkan oleh Ketua Pengadilan karena ada hal hal yang mendesak (pasal 18 Rv).Tidak satupun tindakan juru sita/ juru sita pengganti dapat dilakukan pada hari Minggu, kecuali berdasarkan perintah khusus dari Ketua Pengadilan (pasal 17 Rv). 6. Bagaimana penyampaian panggilan kepada pihak yang sedang berada di rumah tahanan (rutan) atau Lembaga Pemasyarakatan (lapas) karena berstatus tahanan ataupun terpidana? Jawab : Penyampaian relaas kepada pihak yang kondisinya seperti tersebut diatas disampaikan secara langsung kepada yang bersangkutan.jika tidak dapat bertemu (tidak diizinkan atau tidak bersedia ditemui), maka disampaikan melalui petugas rutan atau lapas dan relaas dibubuhi tanda tangan petugas rutan atau lapas tersebut. 10 Dalam Buku Tanya Jawab Permasalahan dari Daerah Lingkungan Peradilan Agama pada Rakernas MARI tahun 2010 di Balikpapan ada permasalahan yang disampaikan oleh PTA Palembang sebagai berikut.panggilan tergugat yang berada dalam tahanan (LP) dan juru sita tidak bertemu langsung dengan yang bersangkutan, apakah tanda tangan petugas LP dapat disamakan dengan tanda tangan lurah/petugas kelurahan?jawaban dari nara sumber, pada asasnya panggilan harus disampaikan kepada yang bersangkutan di tempat tinggal/kediamannya, apabila tidak ketemu dengan yang bersangkutan, panggilan disampaikan via desa/kelurahan.(pedomani Pasal 390 ayat (1) HIR).Petugas LP tidak bisa disamakan dengan kepala desa/lurah. 10 Drs.H.Syaifuddin,SH.,M.Hum dkk, Opcit, halaman

13 7. Bagaimanakah cara menyampaikan panggilan kepada kuasa hukum para pihak bila juru sita/juru sita pengganti tidak bertemu dengan kuasa hukum tersebut di kantornya, apakah Juru sita/juru sita pengganti dapat melakukan pemanggilan melalui pegawainya? Jawab : Panggilan tidak boleh disampaikan melalui pegawai kuasa hukumnya karena pegawai tersebut bukan pihak formil. 8. Apabila panggilan yang disampaikan Juru sita/juru sita pengganti tidak sah menurut penilaian Hakim Ketua Majelis dan tidak sahnya tersebut disebabkan kesalahan/kelalaian Juru Sita/Juru Sita Pengganti, kepada siapakah biaya pemanggilan dibebankan untuk persidangan berikutnya? Jawab : Apabila panggilan yang disampaikan oleh Juru Sita /Juru Sita Pengganti tidak sah menurut penilaian Hakim Ketua Majelis karena kekeliruan/kesalahan Juru Sita /Juru Sita Pengganti, maka Juru Sita / Juru Sita Pengganti dihukum untuk mengganti biaya panggilan tersebut. (vide pasal 21 Rv dan pasal 193 ayat (5) RBg). 9. Pemanggilan para pihak yang tidak diketahui atau tidak mempunyai tempat kediaman yang jelas di Indonesia, maka pemanggilan melalui Bupati/Walikota (Pasal 718 ayat 3 Rbg. Pasal 390 ayat 5 HIR) namun hal ini sulit dilakukan di Provinsi Bali.Bagaimana solusinya? Pemecahan Masalah. Pemanggilannya langsung relaas ditempelkan pada papan pengumuman Pengadilan Agama. Khusus untuk Bali dapat dibenarkan. (Pemecahan Permasalahan Hukum Di Lingkungan Peradilan Agama Rakernas MARI Tahun 2011). 10. Dalam praktik pemanggilan, Juru Sita lebih gampag menjumpai Ketua RW dan Ketua RT dari pada Kepala Desa/Lurah, disamping itu Ketua RW dan Ketua RT lebih mengetahui warganya.bolehkah 13

14 Juru Sita menyimpangi ketentuan Pasal 390 ayat (1) HIR/Pasal 718 ayat (1) R.Bg dan Pasal 3 RV? Pemecahan Masalah. Tidak boleh.(tanya Jawab Permasalahan Dari Daerah Lingkungan Peradilan Agama Rakernas MARI Tahun 2010). 14

15 DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Agama R.I., Himpunan Peraturan Perundang Undangan Dalam Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta, Mahkamah Agung R.I., Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Peradilan Agama, Buku II,Edisi Revisi 2013,Jakarta, Sutantio, Retnowulan, Jurusita Tugas Dan Tanggung Jawabnya,Jakarta :Proyek Pembinaan Tehnis Yustisial Mahkamah Agung RI, Sarwohadi, A. Jakin Karim dan Salman Asyakiri, Sekitar Kejurusitaan Bimbingan Teknis Jurusita/Jurusita Pengganti Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram, Pengadilan Tinggi Agama Mataram, Syaifuddin, Darmansyah dan Bakti Ritonga, Buku Pintar Teknis Yustisial Dalam Praktik Peradilan Agama,Medan:Perdana Publishing, Suyuthi,Wildan, Sita Dan Eksekusi Praktek Kejurusitaan Pengadilan,Jakarta :Tatanusa,

Sekitar Kejurusitaan

Sekitar Kejurusitaan Sekitar Kejurusitaan (Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Pengertian Juru Sita Juru sita adalah salah satu pejabat yang bertugas di pengadilan agama, selain hakim, panitera dan

Lebih terperinci

MAKALAH : PEMBAHASAN :

MAKALAH : PEMBAHASAN : MAKALAH : JUDUL DISAMPAIKAN PADA : TATA CARA PEMANGGILAN PARA PIHAK : FORUM DISKUSI HAKIM TINGGI MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH DI MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH PADA HARI/ TANGGAL : SELASA, 10 JANUARI 2012 O L E H

Lebih terperinci

W23-A6/ 7.a /OT.01.3/I/ SOP Pemanggilan Kepada Para Pihak. Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017 Tanggal Revisi -

W23-A6/ 7.a /OT.01.3/I/ SOP Pemanggilan Kepada Para Pihak. Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017 Tanggal Revisi - MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Soe Jl. Cendana Telp/Fax. (0388) 21203 Website:www.pasoe.go.id Email : kpa.soe@gmail.com Soe Nusa Tenggara Timur 812 Nomor SK Nomor SOP Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017

Lebih terperinci

Pengadilan Agama Atambua MAHKAMAH AGUNG RI

Pengadilan Agama Atambua MAHKAMAH AGUNG RI MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Atambua Jl. Sultan Hamengkubuwono IX. No. Homepage : www.paatambua.net Email : pa.atambua@yahoo.co.id Nomor SK W23A5/ /OT.01.3/ I /2017 Nomor SOP 20. SOP Pemanggilan

Lebih terperinci

Tahap pemanggilan para pihak. 1. Aturan umum

Tahap pemanggilan para pihak. 1. Aturan umum Tahap pemanggilan para pihak 1. Aturan umum Berdasarkan perintah hakim ketua majelis di dalam PHS (Penetapan Hari Sidang), juru sita /juru sita pengganti melaksanakan pemanggilan kepada para pihak supaya

Lebih terperinci

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA 2 2011 DRAFT FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAN ADMINISTRASI PA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MA RI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2273.a/DJA/KP.01.1/SK/VIII/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2273.a/DJA/KP.01.1/SK/VIII/2014 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2273.a/DJA/KP.01.1/SK/VIII/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAN PEMANFAATAN PORTAL TABAYUN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum

TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum 1 TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum I. Pendahuluan. Pelayanan optimal, transparan dan efektif kepada masyarakat pencari keadilan adalah salah satu tujuan Pengadilan, dalam

Lebih terperinci

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram )

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram ) SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram ) A. Pendahuluan : 1. Pengertian Pemeriksaan Setempat Pemeriksaan Setempat atau descente ialah

Lebih terperinci

LANGKAH STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK DALAM MELAKUKAN PEMBINAAN TERHADAP JURUSITA/JURUSITA PENGGANTI

LANGKAH STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK DALAM MELAKUKAN PEMBINAAN TERHADAP JURUSITA/JURUSITA PENGGANTI LANGKAH STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK DALAM MELAKUKAN PEMBINAAN TERHADAP JURUSITA/JURUSITA PENGGANTI PENGADILAN AGAMA SE KALIMANTAN BARAT 1 Oleh : Naffi, S.Ag., M.H (Wakil Panitera PA. Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran yang harus ditegakkan oleh setiap warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran yang harus ditegakkan oleh setiap warga Negara. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia dengan tujuan untuk mencapai suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti terdahulu. Beberapa judul skripsi tersebut yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti terdahulu. Beberapa judul skripsi tersebut yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Tedahulu Untuk mengetahui keorisinilan hasil penelitian, berikut di bawah ini adalah beberapa judul skripsi yang diangkat dan pernah diteliti oleh para peneliti terdahulu.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM 57 BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM A. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Putusan N0.251/Pdt.G/2013 PA.Sda Dalam memutuskan setiap Perkara di dalam persidangan hakim tidak serta merta memutuskan perkara

Lebih terperinci

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) SEKITAR EKSEKUSI (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Tinjauan Umum Eksekusi 1. Pengertian eksekusi Pengertian eksekusi menurut M. Yahya Harahap, adalah pelaksanaan secara paksa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JURUSITA / JURUSITA PENGGANTI. pejabat pengandilan yang di tugaskan melakukan penggilan-panggilan dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JURUSITA / JURUSITA PENGGANTI. pejabat pengandilan yang di tugaskan melakukan penggilan-panggilan dan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JURUSITA / JURUSITA PENGGANTI A. Pengertian Jurusita / Jurusita Pengganti Jurusita (deurwaarder : dalam bahasa Belanda) adalah seorang pejabat pengandilan yang di tugaskan

Lebih terperinci

PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA

PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA Drs.H.M.TARSI HAWI, S.H. (PTA BANJARMASIN) A. PENDAHULUAN Pencabutan gugatan perkara perdata pada tingkat pertama, tingkat banding, tingkat kasasi, dan bahkan pada

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN L II.3 TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN I. PERKARA PERDATA Untuk memeriksa administrasi persidangan, minta beberapa berkas perkara secara sampling

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO. SURAT KEPUTUSAN Nomor : W13.A5/4241/HK.05/SK/XII/2009

KETUA PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO. SURAT KEPUTUSAN Nomor : W13.A5/4241/HK.05/SK/XII/2009 KETUA PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO SURAT KEPUTUSAN Nomor : W13.A5/4241/HK.05/SK/XII/2009 Tentang Panjar Biaya Perkara Tk.Pertama, Verzet, Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali (PK), Sita Jaminan (CB), Eksekusi

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Pajak jo Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008; MEMUTUSKAN

Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Pajak jo Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008; MEMUTUSKAN SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANGKALAN NOMOR : W13-A30/04/Hk008/SK/01/2017 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA BANGKALAN Menimbang : Bahwa berdasarkan Keputusan Panitera Mahkamah

Lebih terperinci

E K S E K U S I Bagian I Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya

E K S E K U S I Bagian I Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya 1 E K S E K U S I Bagian I Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya A. PENGERTIAN EKSEKUSI Secara etimologis eksekusi berasal dari bahasa Belanda yang berarati menjalankan putusan

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA Tempat Pendaftaran : BAGAN PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA Pengadilan Agama Brebes Jl. A.Yani No.92 Telp/ fax (0283) 671442 Waktu Pendaftaran : Hari Senin s.d. Jum'at Jam 08.00 s.d 14.00 wib PADA PENGADILAN

Lebih terperinci

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Persiapan Sidang

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Persiapan Sidang PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7166 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari

Lebih terperinci

K E J U R U S I T A A N Oleh: Drs. H. MASRUM M NOOR, M.H (Hakim Tinggi PTA Banten)

K E J U R U S I T A A N Oleh: Drs. H. MASRUM M NOOR, M.H (Hakim Tinggi PTA Banten) K E J U R U S I T A A N Oleh: Drs. H. MASRUM M NOOR, M.H (Hakim Tinggi PTA Banten) A. DASAR HUKUM EKSISTENSI JURUSITA 1. Pasal 38 UU no 7/1989: Pada setiap pengadilan ditetapkan adanya Juru Sita dan Juru

Lebih terperinci

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) Pertama : Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan. Kedua : Pihak berperkara menghadap petugas

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM Lampiran: Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Nomor : 353/DJU/SK/HM02.3/3/2015 Tanggal : 24 Maret 2015 PROSEDUR PENGGUNAAN DAN SUPERVISI APLIKASI SISTEM INFORMASI PENELUSURAN PERKARA

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN NOMOR : /Pdt.G/2013/PA.TPI BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Tanjungpinang yang mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat pertama, dalam

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia sebagai negara

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 720/Pdt.G/2012/PA.TPI BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Tanjungpinang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PENGARUH IDENTITAS TERHADAP PELAKSANAAN HUKUM ACARA PENGADILAN AGAMA DI INDONESIA

PENGARUH IDENTITAS TERHADAP PELAKSANAAN HUKUM ACARA PENGADILAN AGAMA DI INDONESIA Hukum Islam, Vol. XVI No. 1 Juni 2016 Pengaruh Identitas...Aris Bintania 115 PENGARUH IDENTITAS TERHADAP PELAKSANAAN HUKUM ACARA PENGADILAN AGAMA DI INDONESIA Aris Bintania Sekolah Tinggi Agama Islam Tanjung

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA I.A. Prosedur Dan Proses Penyelesaian Perkara Cerai Talak PROSEDUR Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (suami) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelesaian perkara di lingkungan peradilan agama sebagaimana lingkungan peradilan lainnya tidak hanya dilakukan oleh hakim sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA POLEWALI No m o r: W20-A22/35/SK/HK.00.8/III/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA POLEWALI No m o r: W20-A22/35/SK/HK.00.8/III/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA POLEWALI No m o r: W20-A22/35/SK/HK.00.8/III/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA POLEWALI KETUA PENGADILAN AGAMA POLEWALI Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NEGARA Nomor : W.15-A11/163b/HK.02/II/2014

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NEGARA Nomor : W.15-A11/163b/HK.02/II/2014 KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NEGARA Nomor : W.15-A11/163b/HK.02/II/2014 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA NEGARA KETUA PENGADILAN AGAMA NEGARA Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA CERAI GUGAT A. Pendahuluan Penggugat atau kuasanya mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah (Pasal 118 HIR,

Lebih terperinci

E K S E K U S I Bagian II Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya

E K S E K U S I Bagian II Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya 1 E K S E K U S I Bagian II Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya A. Arti Eksekusi -Executie- Bhs asing -Pelaksanaan Bhs Indonesia B. Pengertian Eksekusi - Melaksanakan secara

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 015/Pdt.G/2014/PA.Mtk

PUTUSAN Nomor 015/Pdt.G/2014/PA.Mtk PUTUSAN Nomor 015/Pdt.G/2014/PA.Mtk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Mentok yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara tertentu dalam persidangan

Lebih terperinci

4. SOP JURUSITA / JURUSITA PENGGANTI

4. SOP JURUSITA / JURUSITA PENGGANTI 4. SOP JURUSITA / JURUSITA PENGGANTI a. SOP Panggilan Sidang b. SOP Pemberitahuan Isi Penetapan/Putusan c. SOP Pemberitahuan Pernyataan Banding/Kasasi/PK/ Grasi d. SOP Penyerahan Memori Banding/Kasasi/PK

Lebih terperinci

Beberapa Catatan tentang Perubahan. pada Buku II Edisi Revisi 2009

Beberapa Catatan tentang Perubahan. pada Buku II Edisi Revisi 2009 Sekilas Buku II Beberapa Catatan tentang Perubahan pada Buku II Edisi Revisi 2009 Bagi tenaga teknis peradilan (hakim dan kepaniteraan), keberadaan Buku Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor: 600/Pdt.G/2010/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor: 600/Pdt.G/2010/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor: 600/Pdt.G/2010/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Dumai yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

GUGURNYA KEKUATAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. Oleh: Drs. H.Abdul Mujib AY,M.H. (Wakil Ketua Pengadilan Agama Tanah Grogot) BAB I PENDAHULUAN

GUGURNYA KEKUATAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. Oleh: Drs. H.Abdul Mujib AY,M.H. (Wakil Ketua Pengadilan Agama Tanah Grogot) BAB I PENDAHULUAN GUGURNYA KEKUATAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA Oleh: Drs. H.Abdul Mujib AY,M.H. (Wakil Ketua Pengadilan Agama Tanah Grogot) BAB I PENDAHULUAN Menurut ketentuan pasal 70 ayat (1), (2), dan (3) bentuk keputusan

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG

PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG Jl. Prof. M.Yamin, SH, No.65 Muaro Sijunjung 27511 Telp.(0754) 20147, Fax. (0754) 20734, Homepage: www.pa-sijunjung.net Email: pa.sijunjung@pta-padang.go.id SIJUNJUNG SUMATERA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. 1. profil pengadilan agama malang. No. 1, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, dengan

BAB IV ANALISIS DATA. 1. profil pengadilan agama malang. No. 1, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, dengan BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek penelitian 1. profil pengadilan agama malang Pengadilan Agama Malang terletak di jalan Raden Panji Suroso No. 1, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang,

Lebih terperinci

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA ) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAAN ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 0507/Pdt.G/2011/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 0507/Pdt.G/2011/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 0507/Pdt.G/2011/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bengkulu Kelas I A yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MASOHI NOMOR : W24-A2/27/SK/HM.01.3/I/2016 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MASOHI

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MASOHI NOMOR : W24-A2/27/SK/HM.01.3/I/2016 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MASOHI SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MASOHI NOMOR : W24A2/27/SK/HM.03/I/2016 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MASOHI KETUA PENGADILAN AGAMA MASOHI Menimbang : a. Bahwa untuk penyelesaian

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN Jenis No. Pelayanan 1 Pelayanan Permohonan Dasar Hukum Persyaratan Mekanisme & Prosedur Jangka Waktu Biaya Kompetensi Pelaksana Pasal 120 Pemohon 1. Permohonan

Lebih terperinci

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan perkara di pengadilan agama/mahkamah syar'iyah menggunakan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG Nomor : W13-A35/0162/HK.00.8/SK/I/2016

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG Nomor : W13-A35/0162/HK.00.8/SK/I/2016 SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG Nomor : W13-A35/0162/HK.00.8/SK/I/2016 TENTANG BESARAN PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 KETUA PENGADILAN AGAMA KABUPATEN

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor:0269/Pdt.G/2008/PA.Bn

P U T U S A N Nomor:0269/Pdt.G/2008/PA.Bn P U T U S A N Nomor:0269/Pdt.G/2008/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1985 (ADMINISTRASI. KEHAKIMAN. LEMBAGA NEGARA. Mahkamah Agung. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya PROSDUR BERPERKARA Penggugat atau kuasanya mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan Agama / Mahkamah Syariah (Pasal 118 HIR, 142 Rbg jo.pasal 73

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

Nomor : W10-A14/01/HK.05/I/2016 TENTANG SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIANJUR

Nomor : W10-A14/01/HK.05/I/2016 TENTANG SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIANJUR SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIANJUR mor : W0-A/0/HK.0/I/0 TENTANG PERKARA DAN RADIUS PADA PENGADILAN AGAMA CIANJUR TAHUN 0 KETUA PENGADILAN AGAMA CIANJUR Menimbang Mengingat : : a. Bahwa untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu) PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Pendahuluan Lahirnya Perma Nomor 1 Tahun 2008 Tentang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sistem dan mekanisme

Lebih terperinci

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI PROSES PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KEJAKSAAN NEGERI KEPANITERAAN PIDANA PENGGUGAT/ KUASANYA KEPANITERAAN PERDATA Berkas diterima

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE. Nomor : W20-A2/20/SK/Hk.05/I/2016 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE. Nomor : W20-A2/20/SK/Hk.05/I/2016 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE Nomor : W20-A2/20/SK/Hk.05/I/2016 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan tertib administrasi pengelolaan

Lebih terperinci

Dra. Hj. Ernida Basry, M.H NIP PANITERA Judul SOP Persiapan Sidang

Dra. Hj. Ernida Basry, M.H NIP PANITERA Judul SOP Persiapan Sidang mor SOP SOP.D.03 Tanggal Pembuatan 01 Januari 2016 Tanggal Revisi Tanggal Efektif 01 April 2016 Disahkan Oleh DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA PENGADILAN AGAMA BEKASI KELAS I B Dra. Hj. Ernida

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 0241/Pdt.G/2012/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 0241/Pdt.G/2012/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 0241/Pdt.G/2012/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bengkulu Kelas I A yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

Lebih terperinci

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA 1 HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA I. Pengertian, asas & kompetensi peradilan TUN 1. Pengertian hukum acara TUN Beberapa istilah hukum acara TUN, antara lain: Hukum acara peradilan tata usaha pemerintahan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN PIHAK KETIGA /DERDEN VERZET

PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN PIHAK KETIGA /DERDEN VERZET PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN PIHAK KETIGA /DERDEN VERZET (Oleh H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim PTA NTB) I. Pendahuluan Dalam praktek beracara di muka Pengadilan sering kita dapati perkara gugatan derden

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 0312/Pdt.G/2010/PA.Bn. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor: 0312/Pdt.G/2010/PA.Bn. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 0312/Pdt.G/2010/PA.Bn. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Klas IA Bengkulu yang mengadili perkara perdata tertentu dalam

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding:

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding: Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding: 1. Permohonan banding harus disampaikan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iah dalam tenggang waktu : a. 14 (empat belas)

Lebih terperinci

A. BUNDEL A TERDIRI DARI 1. Surat Gugatan/ Permohonan 2. Surat kuasa dari kedua belah pihak (bila ada)

A. BUNDEL A TERDIRI DARI 1. Surat Gugatan/ Permohonan 2. Surat kuasa dari kedua belah pihak (bila ada) Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) 7600803 Fax. (024) 7603866 Semarang 50146 Website : www.ptasemarang.go.id E-Mail : ketua@pta-semarang.go.id Nomor : W11-A/523/OT.01.2/II/2015 16 Februari 2015 Sifat : Penting

Lebih terperinci

PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAKASSAR

PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAKASSAR PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAKASSAR I. PANJAR BIAYA PERKARA TINGKAT PERTAMA 1. Pendaftaran Gugatan/ 30.000,- Permohonan 2. Administrasi 3. Panggilan Penggugat/ Pemohon (3x*) 4. Panggilan

Lebih terperinci

PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang 1 Tahun - Jangka Waktu Hibah - Kecuali dapat dibuktikan sebaliknya, Debitor dianggap mengetahui atau patut mengetahui bahwa hibah

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG

PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG Jl. Prof. M.Yamin, SH, No.65 Telp. 0754-20147 Fax. 0754-20734 Website: http://pa-sijunjung.go.id - Email: pa.sijunjung@pta-padang.go.id SIJUNJUNG SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN

Lebih terperinci

KEJURUSITAAN PENGADILAN

KEJURUSITAAN PENGADILAN KEJURUSITAAN PENGADILAN PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN JURUSITA Kata Jurusita berasal dari bahasa Belanda yaitu deuurwaader Jurusita/Jurusita Pengganti adalah Pegawai Negeri yang diangkat oleh pemerintah untuk

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG No TAHAPAN PELAKSANA DASAR 1. Penerimaan berkas perkara Kepaniteraan Perdata (Petugas Meja Pertama) 2.

Lebih terperinci

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA 1. Upaya Hukum Banding Upaya banding didaerah jawa dan madura semula diatur dalam pasal 188-194 HIR, sedangkan bagi daerah luar jawa dan madura diatur dalam pasal-pasal

Lebih terperinci

SALINAN PUTUSAN Nomor :18/Pdt.G/2011/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PUTUSAN Nomor :18/Pdt.G/2011/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN PUTUSAN Nomor :18/Pdt.G/2011/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

PUTUSAN. /Pdt.G/2012/PA. Stb. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. /Pdt.G/2012/PA. Stb. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN NOMOR /Pdt.G/2012/PA.Stb BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Stabat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95 \ PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat 11610 Telp./Fax. (021) 58352092 sd. 95 E-Mail: info@pa-jakartabarat.go.id ; Website: www.pa-jakartabarat.co.id A. Dasar

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MAGELANG Nomor : W11-A35/683/HK.00.8/V/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAGELANG

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MAGELANG Nomor : W11-A35/683/HK.00.8/V/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAGELANG KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MAGELANG Nomor : W11-A35/683/HK.00.8/V/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAGELANG KETUA PENGADILAN AGAMA MAGELANG Menimbang : a. Bahwa untuk

Lebih terperinci

ا ا ن ا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ا ا ن ا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 316/Pdt.G/2015/PA.Lt ا ا ن ا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Lahat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang Majelis

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor XXXX/Pdt.G/2015/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor XXXX/Pdt.G/2015/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor XXXX/Pdt.G/2015/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang majelis

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN. Menetapkan

MEMUTUSKAN. Menetapkan KEPUTUSAN KETUA TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA TINGKAT PERTAMA, BANDING, K AS AS I D AN P ENINJ AU AN K EM B AL I PADA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM KETUA Menimbang : 1. Bahwa berdasarkan pasal 121 ayat (4) HIR

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 6/Pdt.G/2013/PTA. Plk. Bismillahir Rahmanir Rahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 6/Pdt.G/2013/PTA. Plk. Bismillahir Rahmanir Rahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 6/Pdt.G/2013/PTA. Plk Bismillahir Rahmanir Rahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

CARA PENYELESAIAN ACARA VERSTEK DAN PENYELESAIAN VERZET

CARA PENYELESAIAN ACARA VERSTEK DAN PENYELESAIAN VERZET CARA PENYELESAIAN ACARA VERSTEK DAN PENYELESAIAN VERZET Oleh: H.Sarwohadi, S.H.,M.H.,(Hakim PTA Mataram). I. Pendahuluan : Judul tulisan ini bukan hal yang baru, sudah banyak ditulis oleh para pakar hukum

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 0255/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0255/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 0255/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 0674/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 0674/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 0674/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn. بسم الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata pada

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor: 62/Pdt.G/2013/MS-Aceh

PUTUSAN Nomor: 62/Pdt.G/2013/MS-Aceh PUTUSAN Nomor: 62/Pdt.G/2013/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar iyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat/Verzet pada tingkat banding dalam persidangan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 0282/Pdt.G/2008/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

P U T U S A N Nomor : 0282/Pdt.G/2008/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N P U T U S A N Nomor : 0282/Pdt.G/2008/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 153/Pdt.G/2014/PA.Mtk

P U T U S A N Nomor 153/Pdt.G/2014/PA.Mtk P U T U S A N Nomor 153/Pdt.G/2014/PA.Mtk DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Mentok yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara tertentu dalam persidangan Majelis Hakim

Lebih terperinci

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut :

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut : Perubahan Materi Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut : 1. Penambahan 1 (satu) poin pada bagian Teknis Administrasi,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 0157/ Pdt.G/ 2014/ PA. Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 0157/ Pdt.G/ 2014/ PA. Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 0157/ Pdt.G/ 2014/ PA. Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Lahat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

PUTUSAN /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Nomor: PUTUSAN /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasir Pengaraian yang mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat pertama, dalam

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 472/Pdt.G/2015/PA.Lt اا نا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 472/Pdt.G/2015/PA.Lt اا نا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 472/Pdt.G/2015/PA.Lt اا نا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Lahat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang Majelis

Lebih terperinci

Nomor: 0177/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

Nomor: 0177/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN SALINAN P U T U S A N Nomor: 0177/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA 1. PELAYANAN PERSIDANGAN NO. JENIS PELAYANAN DASAR HUKUM 1. Penerimaan Pelimpahan Berkas. Pasal 137 KUHAP PERSYARATAN - Yang melimpahkan harus Jaksa Penuntut Umum

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 24 TAHUN 2017 STANDAR WAKTU PENYELESAIAN PERKARA PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL 2017

Lebih terperinci