PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA"

Transkripsi

1 PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA Drs.H.M.TARSI HAWI, S.H. (PTA BANJARMASIN) A. PENDAHULUAN Pencabutan gugatan perkara perdata pada tingkat pertama, tingkat banding, tingkat kasasi, dan bahkan pada tingkat peninjauan kembali (request civil) dimungkinkan dapat terjadi. Pencabutan perkara, sekalipun tidak diatur di dalam HIR (Het Herziene Indoneisch Reglement) dan R.Bg. (Reglement Buitteegewesten), namun kebutuhan praktik peradilan mengharuskan adanya pedoman dalam pelaksanaan. Karena kekosongan aturan itulah, Pasal Rv. (Reglement op de burgerlijke rechsvordering) dapat dijadikan sebagai pedoman oleh pengadilan. Ada suatu prinsip yang harus dijunjung oleh pengadilan, bahwa pencabutan perkara merupakan hak penggugat yang melekat pada diri penggugat seperti halnya pengajuan gugatan bagi Penggugat. Sebagai akibat dari pencabutan perkara, maka sengketa yang termuat dalam surat gugatan dinyatakan berakhir, tertutup segala upaya hukum, kedua pihak dinyatakan kembali kepada keadaan semula (restitutio in integrum), dan biaya perkara dibebankan kepada penggugat. B. PENCABUTAN PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA Pada Pengadilan Agama, pencabutan perkara sering dilakukan oleh berbagai sebab. Ada kalanya, pencabutan itu karena para pihak ingin menyelesaikan perkaranya dengan damai, atau kepentingan penggugat telah terpenuhi, atau penggugat ingin memperbaiki gugatannya. Tetapi untuk yang terakhir ini, tidak berlaku dalam hal pencabutan yang dilakukan penggugat dalam persidangan atas persetujuan Tergugat. 1

2 Pencabutan perkara pada pengadilan tingkat pertama, dapat dilihat dalam beberapa kasus. 1. Pencabutan perkara sebelum relaas panggilan sidang disampaikan kepada tergugat oleh juru sita. Dalam kasus ini : a. Penggugat memohon untuk mencabut perkaranya dalam bentuk surat; b. Surat pencabutan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama; c. Panitera mengeluarkan akta pencabutan perkara tersebut; d. Ketua memerintahkan kepada panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Induk Perkara Perdata Gugatan/ (Permohonan) dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan. 2. Pencabutan perkara setelah relaas panggilan sidang disampaikan kepada tergugat. Dalam kasus ini : a. Penggugat memohon untuk mencabut perkaranya dalam bentuk surat; b. Surat pencabutan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama; c. Panitera mengeluarkan akta pencabutan perkara tersebut; d. Ketua memerintahkan Juru Sita untuk menyampaikan pemberitahuan pencabutan perkara tersebut kepada tergugat. Pemberitahuan ini bersifat imperatif demi tegaknya kepastian dan pelayanan hukum yang baik; e. Atau Hakim bersidang sesuai dengan hari yang telah ditetapkan, kemudian memberikan vonis dalam bentuk penetapan (beschikking); f. Ketua memerintahkan kepada panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Induk Perkara Perdata Gugatan/ (Permohonan)dan menyelesaikan administarasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan. 2

3 3. Pencabutan perkara dalam sidang yang tidak dihadiri tergugat. Dalam kasus ini : a. Penggugat menyatakan mencabut gugatannya; b. Majelis Hakim memberikan vonis pencabutan dalam bentuk penetapan (beschikking); c. Majelis Hakim memerintahkan kepada Juru Sita untuk menyampaikan salinan penetapan tersebut kepada tergugat; d. Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Induk Perkara Perdata Gugatan/ (Permohonan). 4. Pencabutan perkara dalam sidang yang dihadiri tergugat dan tergugat belum memberikan jawaban. Dalam kasus ini : a. Penggugat menyatakan mencabut gugatannya sebelum tergugat memberikan jawabannya; b. Majelis Hakim memberikan vonis pencabutan dalam bentuk penetapan (beschikking); c. Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Induk Perkara Perdata Gugatan/ (Permohonan). 5. Pencabutan perkara setelah tergugat memberikan jawabannya. Dalam kasus ini, apabila tergugat menyetujuinya : a. Penggugat menyatakan mencabut gugatannya; b. Setelah penggugat menyatakan mencabut gugatannya, Hakim segera menanyakan pendapat tergugat. Namun tergugat dapat meminta waktu untuk berpikir dengan tidak segera memberi jawabannya. 3

4 c. Apabila tergugat menyetujui pencabutan perkara tersebut, Majelis Hakim memberikan vonis dalam bentuk penetapan (beschikking) (Akan tetapi, menurut M.Yahya Harahap, Karena tergugat telah menyetujui pencabutan perkara, berarti penyelesaian perkara bersifat final. Sedangkan penyelesaian perkara berdasarkan persetujuan (agreement), maka vonisnya, lebih tepat bersifat putusan. Karena pencabutan seperti ini tunduk kepada ketentuan Pasal 1338 KUH Perdata, maka kesepakatan para pihak tersebut merupakan undang bagi mereka). d. Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Induk Perkara Perdata Gugatan/ (Permohonan); e. Pencabutan tersebut bersifat final, dengan pengertian bahwa sengketa di antara penggugat dan tergugat berakhir. 6. Pencabutan perkara setelah tergugat memberikan jawabannya. Pada kasus ini, apabila tergugat tidak menyetujui pencabutan perkara tersebut: a. Penggugat menyatakan mencabut gugatannya; b. Setelah penggugat menyatakan mencabut gugatannya, Hakim segera menanyakan pendapat tergugat. Namun tergugat dapat meminta waktu untuk berpikir dengan tidak segera memberi jawabannya. c. Apabila tergugat tidak menyetujui permohonn pencabutan gugatn perkara tersebut, pemeriksaan perkara harus dilanjutkan; d. Hakim harus memberikan putusan sesuai ketentuan yang berlaku C. PENCABUTAN PERKARA BANDING 4

5 Ada dua kasus pencabutan perkara pada pengadilan tingkat banding. Pertama, perkara banding yang telah didaftarkan di pengadilan tingkat pertama dan dicabut sebelum perkara tersebut dikirim ke pengadilan tingkat banding (dalam hal ini Pengadilan Tinggi Agama). Kedua, perkara banding yang telah dikirim ke pengadilan tingkat banding. 1. Berkas Belum Dikirim ke PTA a. Apabila berkas perkara banding belum dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama dan Akta Permohonan Banding belum diberitahukan kepada pihak terbanding : i. Pembanding memohon untuk mencabut perkaranya dalam bentuk surat; ii. Surat pencabutan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama yang memutus perkara tersebut; iii. Panitera mengeluarkan akta pencabutan perkara yang ditandatangani oleh Panitera dan pembanding; iv. Ketua Pengadilan Tingkat Pertama memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Permohonan Banding dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan. b. Apabila berkas perkara banding tersebut belum dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama, akan tetapi Akta Permohonan Banding sudah diberitahukan kepada pihak terbanding : i. Pembanding memohon untuk mencabut perkaranya dalam bentuk surat; ii. Surat pencabutan tersebut ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut; iii. Panitera mengeluarkan Akta Pencabutan Perkara yang ditandatangani oleh pembanding atau para pembanding, terbanding atau para terbanding, dan Panitera; 5

6 iv. Dalam hal tidak dimungkinkan meminta tanda tangan terbanding, sehelai akta tersebut wajib disampaikan kepada terbanding oleh Juru Sita; v. Ketua Pengadilan Tingkat Pertama memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara tersebut dari buku Regester Permohonan Banding dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan. 2. Berkas Perkara Sudah Dikirim Ke PTA Apabila berkas perkara banding tersebut sudah dikirim ke Pengadilan Tingkat Banding : i. Pembanding memohon untuk mencabut perkaranya dalam bentuk surat; ii. Surat pencabutan tersebut ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama yang memutus perkara tersebut; iii. Panitera Pengadilan Agama mengeluarkan Akta Pencabutan Perkara yang ditanda tangani oleh pembanding atau para pembanding, terbanding atau para terbanding, dan Panitera; iv. Ketua Pengadilan Agama mengirim surat pengantar kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama, yang menerangkan bahwa permohonan perkara banding Nomor /Pdt.G/ /PA.. Tanggal telah dicabut oleh pembanding, dengan melampirkan surat permohonan pencabutan perkara banding dan Akta Pencabutan Banding tersebut (a.dan c.) di atas; v. Pengadilan Banding memberikan vonis dalam bentuk penetapan pencabutan banding tersebut; vi. Ketua Pengadilan Agama memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Permohonan Banding dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan tersebut. 6

7 Mengapa diperlukan persetujuan pihak terbanding atau para terbanding dan diikut-sertakan pula dalam pembubuhan tanda-tangan mereka pada Akta Pencabutan Permohonan Banding? Logikanya ialah bahwa perkara yang dimohonkan banding oleh pembanding menjadi mentah kembali atau dikembalikan kepada keadaan semula (restitutio in integrum). Amar putusan dan pertimbangan hukum atau salah satunya ketika itu dinyatakan pembanding tidak memuaskan dirinya, sehingga pembanding bereaksi ingin membatalkan atau memperbaiki putusan tersebut melewati upaya hukum yang dilakukannya. Yang ingin dibatalkan atau diperbaikinya adalah amar putusan atau/ dan pertimbangan hukum putusan sekaligus. Disinilah kepentingan pihak terbanding terusik kembali, apabila permohonan banding itu telah didaftarkan pada Pengadilan Tinggi Agama. Padahal, sebelumnya dalam duduk perkara yang termuat dalam Berita Acara Persidangan pada Pengadilan Agama, pihak lawan telah memberikan jawabannya, sekarang perkara itu dikembalikan lagi seperti posisi semula. Oleh karena itu pencabutan permohonan banding pun perlu adanya persetujuan pihak terbanding atau para terbanding, apabila Permohonan Banding telah disampaikan kepada Pengadilan Tinggi Agama dan Pengadilan Tinggi Agama telah memprosesnya dengan memberi nomor regester banding. D. PENCABUTAN PERKARA PADA TINGKAT KASASI Sebagaimana terurai di muka, pencabutan perkara pada semua tingkatan peradilan dapat dilakukan. Disini kita berbicara tentang pencabutan permohonan kasasi (Untuk mempersingkat tulisan ini PK inklusif termuat disini). Pada dasarnya ada tiga kasus pada pencabutan perkara kasasi (dan peninjauan kembali) : 1. Pencabutan permohonan kasasi yang belum disampaikan Akta Permohonan Kasasi kepada termohon kasasi: a. Permohonan pencabutan perkara permohonan kasasi oleh pemohon kasasi dibuat dalam bentuk surat; 7

8 b. Permohonan pencabutan tersebut ditujukan ke Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut; c. Panitera Pengadilan Agama, yang memutus perkara tersebut, membuat Akta Pencabutan Permohonan Kasasi yang ditanda-tangani oleh Panitera dan pemohon kasasi; d. Ketua Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut, memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Permohonan Kasasi dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan. 2. Pencabutan permohonan kasasi yang sudah disampaikan Akta Permohonan Kasasi kepada termohon kasasi: a. Permohonan pencabutan perkara permohonan kasasi oleh pemohon kasasi dibuat dalam bentuk surat; b. Permohonan pencabutan tersebut ditujukan ke Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut; c. Panitera Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut membuat Akta Pencabutan Permohonan Kasasi yang ditanda-tangani oleh Panitera dan pemohon kasasi dan termohon kasasi atau sekurang-kurangnya ditanda-tangani oleh Panitera dan pemohon kasasi, kemudian Akta Pencabutan Permohonan Kasasi tersebut disampaikan sehelai kepada termohon kasasi ; d. Ketua Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Permohonan Kasasi dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan. 3. Pencabutan permohonan kasasi yang sudah disampaikan ke Mahkamah Agung : a. Permohonan pencabutan permohonan perkara kasasi oleh pemohon kasasi dibuat dalam bentuk surat; b. Permohonan pencabutan tersebut ditujukan ke Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut; 8

9 c. Panitera Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut membuat Akta Pencabutan Permohonan Kasasi yang ditanda-tangani oleh Panitera dan pemohon kasasi dan termohon kasasi; d. Ketua Pengadilan Agama, yang memeriksa perkara tersebut, mengirim surat pengantar kepada Ketua Mahkamah Agung RI c.q. Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Agama yang menerangkan bahwa permohonan kasasi tersebut telah dicabut oleh pemohon dengan lampiran surat-surat angka a. dan angka c. tersebut di atas; e. Ketua Pengadilan Tingkat Pertama, yang memeriksa perkara tersebut, memerintahkan kepada panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Permohonan Kasasi dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan, setelah penetapan MARI diterima; Demikian, semoga tulisan ini ada manfaatnya. Kepustakaan Harahap, M. Yahya, Hukum Acara Perdata, Jakarta, Sinar Grafika, , Kekuasaan Pengadilan Tinggi dan Proses Pemeriksaan Perkara Perdata Dalam Tingkat Banding, Jakarta, Sinar Grafika, Manan, H. Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta,Yayasan Al-Hidayah, Sutantio, Retnowulan, Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek, Jakarta, CV Mandar Maju, Surat TUADA RI URUSAN LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA, Nomor 08/TUADA-AG/VII/2001 tanggal 5 Juli 2001; Surat Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bandung Nomor PTA.i/K/KS.00/1481/2001 tanggal 13 Agustus Banjarmasin, 15 September 2008 Contoh I (Perkara yang dicabut sebelum disidangkan) 9

10 (Apabila relaas panggilan belum disampaikan kepada Tergugat, Akta Pencabutan ini tidak disampaikan kepada Tergugat) AKTA PENCABUTAN GUGATAN Nomor /Pdt.G/./PA. Pada hari ini,.., tanggal.., telah menghadap kami,., Panitera Pengadilan Agama, seorang bernama.. bin., tertempat tinggal di Jalan., nomor, R.T, R.W.., Kelurahan., Kecamatan, Kota.., dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri, menerangkan bahwa ia menyatakan mencabut permohonan banding yang diajukannya pada tanggal. dan didaftarkan di Pengadilan Agama tanggal. nomor /Pdt.G/ /PA terhadap putusan nomor../pdt.g/./pa. tanggal. dalam perkara :..., Penggugat melawan.., Tergugat Demikianlah, Akta Pencabutan Gugatan ini dibuat dan ditanda-tangani oleh Pantera Pengadilan Agama.., Pembanding dan Terbanding. Penggugat Panitera,... Contoh II (Untuk perkara yang dicabut sebelum disidangkan) (Apabila relaas panggilan telah disampaikan kepada Tergugat, Pengadilan berkewajiban menyampaikan Akta Pencabutan ini kepada Tergugat) AKTA PENCABUTAN GUGATAN Nomor /Pdt.G/./PA. 10

11 Pada hari ini,.., tanggal.., telah menghadap kami,., Panitera Pengadilan Agama, seorang bernama.. bin., tertempat tinggal di Jalan., nomor, R.T, R.W.., Kelurahan., Kecamatan, Kota.., dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri, menerangkan bahwa ia menyatakan mencabut permohonan banding yang diajukannya pada tanggal. dan didaftarkan di Pengadilan Agama tanggal. nomor /Pdt.G/ /PA terhadap putusan nomor../pdt.g/./pa. tanggal. dalam perkara :..., Penggugat melawan.., Tergugat Demikianlah, Akta Pencabutan Gugatan ini dibuat dan ditanda-tangani oleh Pantera Pengadilan Agama.., Pembanding dan Terbanding. Penggugat Panitera,... Contoh III (a. Apabila permohonan banding dicabut sebelum Akta Permohonan Banding disampaikan keapada Terbanding b. Pada prinsipnya Kuasa Penggugat atau Kuasa Pembanding tidak dapat mencabut perkara yang telah diajukannya ke Pengadilan, kecuali secara khusus Penggugat atau Pembanding menguasakan pencabutan tersebut kepada Kuasa tersebut) 11

12 AKTA PENCABUTAN PERMOHONAN BANDING Nomor /Pdt.G/./PA. Pada hari ini,.., tanggal.., telah menghadap kami,., Panitera Pengadilan Agama, seorang bernama.. bin., tertempat tinggal di Jalan., nomor, R.T, R.W.., Kelurahan., Kecamatan, Kota.., dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri menerangkan bahwa ia menyatakan mencabut permohonan banding yang diajukannya pada tanggal. dan didaftarkan di Pengadilan Agama tanggal. nomor /Pdt.G/ /PA terhadap putusan nomor../pdt.g/./pa. tanggal. dalam perkara :..., Pembanding melawan.., Terbanding Demikianlah, Akta Pencabutan Permohonan Banding ini dibuat dan ditanda-tangani oleh Pantera Pengadilan Agama.., Pembanding dan Terbanding. Pembanding Panitera,... 12

13 Contoh IV (Apabila permohonan banding dicabut sesudah Akta Permohona Banding diserahkan kepada Termohon Banding). AKTA PENCABUTAN PERMOHONAN BANDING Nomor /Pdt.G/./PA. Pada hari ini,.., tanggal.., telah menghadap kami,., Panitera Pengadilan Agama, seorang bernama.. bin., tertempat tinggal di Jalan., nomor, R.T, R.W.., Kelurahan., Kecamatan, Kota.., dalam hal ini bertindak sebagai kuasa dari. berdasarkan Surat Kuasa tertanggal.. (terlampir), menerangkan bahwa ia menyatakan mencabut permohonan banding yang diajukannya pada tanggal. dan didaftarkan di Pengadilan Agama tanggal. nomor /Pdt.G/ /PA terhadap putusan nomor../pdt.g/./pa. tanggal. dalam perkara :..., Pembanding melawan.., Terbanding Demikianlah, Akta Pencabutan Permohonan Banding ini dibuat dan ditanda-tangani oleh Pantera Pengadilan Agama.., Kuasa Pembanding dan Terbanding. Kuasa Pembanding Panitera,.. Terbanding 13

14 Contoh V (Contoh pencabutan permohonan kasasi sebelum Akta Permohonan Kasasi disampaikan kepada Termohon Kasasi) AKTA PENCABUTAN PERMOHONAN KASASI Nomor /Pdt.G/./PA. Pada hari ini,, tanggal.., telah mengahadap kami., Panitera pada Pengadilan Agama.., seorang bernama.. bin, beralamat di Jalan.., R.T..., R.W., Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten.., bahwa ia menyatakan mencabut permohonan kasasi atas permohonan kasasi yang diajukan tanggal, Nomor. /Pdt.G/../PA. terhadap putusan Pengadilan Agama tanggal., Nomor /Pdt.G/PA. dalam perkara antara :..., Pemohon Kasasi melawan.., Termohon Kasasi Demikianlah, Akta Pencabutan Permohonan Kasasi ini dibuat sesuai dengan ketetntuan Pasal 49 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 dan ditanda-tangani oleh Panitera Pengadilan Agama.. Pemohon Kasassi Panitera,.. Termohon Kasasi 14

15 Contoh VI (Contoh pencabutan permohonan kasasi setelah Akta Permohonan Kasasi disampaikan kepada Termohon Kasasi atau berkas permohonan kasasi telah dikirim ke Mahkmah Agung ) AKTA PENCABUTAN PERMOHONAN KASASI Nomor /Pdt.G/./PA. Pada hari ini,, tanggal.., telah mengahadap kami., Panitera pada Pengadilan Agama.., seorang bernama.. bin, beralamat di Jalan.., R.T..., R.W., Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten.., bahwa ia menyatakan mencabut permohonan kasasi atas permohonan kasasi yang diajukan tanggal, Nomor. /Pdt.G/../PA. terhadap putusan Pengadilan Agama tanggal., Nomor /Pdt.G/PA. dalam perkara antara :..., Pemohon Kasasi melawan.., Termohon Kasasi Demikianlah, Akta Pencabutan Permohonan Kasasi ini dibuat sesuai dengan ketetntuan Pasal 49 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 dan ditanda-tangani oleh Panitera Pengadilan Agama.. Pemohon Kasassi Panitera,.. Termohon Kasasi 15

BAB I PENDAHULUAN. yang telah didaftarkan di kepaniteraan pengadilan agama. Pencabutan gugatan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah didaftarkan di kepaniteraan pengadilan agama. Pencabutan gugatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencabut gugatan adalah tindakan ini menarik kembali suatu gugatan yang telah didaftarkan di kepaniteraan pengadilan agama. Pencabutan gugatan perkara perdata

Lebih terperinci

BAB IV. memutuskan dan mengadili perkara Nomor: 207/Pdt. G/2011/PA. Kdr. tentang

BAB IV. memutuskan dan mengadili perkara Nomor: 207/Pdt. G/2011/PA. Kdr. tentang BAB IV ANALISIS YURIDIS PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KEDIRI NOMOR : 207/Pdt. G/2011/PA. Kdr. OLEH PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA NOMOR : 375/Pdt. G/2011/PTA. Sby. TENTANG GUGATAN WARIS A. Analisis

Lebih terperinci

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut :

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut : Perubahan Materi Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut : 1. Penambahan 1 (satu) poin pada bagian Teknis Administrasi,

Lebih terperinci

SEKITAR PENCABUTAN GUGATAN Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu

SEKITAR PENCABUTAN GUGATAN Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu 1 SEKITAR PENCABUTAN GUGATAN Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu Pencabutan gugatan atau pencabutan perkara dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama sering sekali dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT A. Dasar Hukum Hakim dalam Penerapan Pencabutan Cerai Gugat Pengadilan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA KELAS II DAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA KELAS I A

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA KELAS II DAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA KELAS I A SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA KELAS II DAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA KELAS I A NOMOR W12.U26/ 20/PDT.04.01/8/2015 NOMOR W11-A5/ 1581 /Hk.05/VIII/2015 TENTANG PANJAR

Lebih terperinci

BAB II KOMPETENSI PERADILAN AGAMA TENTANG PENCABUTAN GUGATAN DAN PERCERAIAN

BAB II KOMPETENSI PERADILAN AGAMA TENTANG PENCABUTAN GUGATAN DAN PERCERAIAN BAB II KOMPETENSI PERADILAN AGAMA TENTANG PENCABUTAN GUGATAN DAN PERCERAIAN A. Tinjauan Umum tentang Pencabutan Gugatan 1. Pengertian Pencabutan Gugatan Mencabut gugatan adalah tindakan menarik kembali

Lebih terperinci

TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum

TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum 1 TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum I. Pendahuluan. Pelayanan optimal, transparan dan efektif kepada masyarakat pencari keadilan adalah salah satu tujuan Pengadilan, dalam

Lebih terperinci

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) SEKITAR EKSEKUSI (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Tinjauan Umum Eksekusi 1. Pengertian eksekusi Pengertian eksekusi menurut M. Yahya Harahap, adalah pelaksanaan secara paksa

Lebih terperinci

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene No.1172, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MA. Gugatan Sederhana. Penyelesaian. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA DENGAN

Lebih terperinci

PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAKASSAR

PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAKASSAR PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAKASSAR I. PANJAR BIAYA PERKARA TINGKAT PERTAMA 1. Pendaftaran Gugatan/ 30.000,- Permohonan 2. Administrasi 3. Panggilan Penggugat/ Pemohon (3x*) 4. Panggilan

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO. SURAT KEPUTUSAN Nomor : W13.A5/4241/HK.05/SK/XII/2009

KETUA PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO. SURAT KEPUTUSAN Nomor : W13.A5/4241/HK.05/SK/XII/2009 KETUA PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO SURAT KEPUTUSAN Nomor : W13.A5/4241/HK.05/SK/XII/2009 Tentang Panjar Biaya Perkara Tk.Pertama, Verzet, Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali (PK), Sita Jaminan (CB), Eksekusi

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor : 1 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pembuatan Penetapan Eks Pasal 71 ayat (2) Dan Akta Cerai Eks Pasal 84 ayat (4)

SURAT EDARAN Nomor : 1 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pembuatan Penetapan Eks Pasal 71 ayat (2) Dan Akta Cerai Eks Pasal 84 ayat (4) KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : MA/Kumdil/1375/III/1990 Lampiran : - JAKARTA, 12 Mei 1990 Kepada Yth. 1. Sdr. Ketua Pengadilan Tinggi Agama 2. Sdr. Ketua Pengadilan Agama Di Seluruh Indonesia.

Lebih terperinci

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram )

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram ) SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram ) A. Pendahuluan : 1. Pengertian Pemeriksaan Setempat Pemeriksaan Setempat atau descente ialah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

Beberapa Catatan tentang Perubahan. pada Buku II Edisi Revisi 2009

Beberapa Catatan tentang Perubahan. pada Buku II Edisi Revisi 2009 Sekilas Buku II Beberapa Catatan tentang Perubahan pada Buku II Edisi Revisi 2009 Bagi tenaga teknis peradilan (hakim dan kepaniteraan), keberadaan Buku Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan

Lebih terperinci

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA 1. Upaya Hukum Banding Upaya banding didaerah jawa dan madura semula diatur dalam pasal 188-194 HIR, sedangkan bagi daerah luar jawa dan madura diatur dalam pasal-pasal

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA CIREBON KELAS IB Jl. Dr. Ciptomangunkusumo No. 42 Telp./ Fax Cirebon 45131

PENGADILAN AGAMA CIREBON KELAS IB Jl. Dr. Ciptomangunkusumo No. 42 Telp./ Fax Cirebon 45131 PENGADILAN AGAMA CIREBON KELAS IB Jl. Dr. Ciptomangunkusumo No. 42 Telp./ Fax. 0231-205100 Cirebon 45131 SURAT KEPUTUSAN Nomor: W10-A17/ /K.U.04.2/VI/2011 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA

Lebih terperinci

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket Tgl Ditetapkan : 14 Januari 2011 Halaman : 1 dari 5 halaman No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberikan pelayanan jasa

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA P U T U S A N Nomor : 7/Pdt.G/2010/PTA Smd BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Samarinda yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA No. KEGIATAN INDIKATOR TARGET KINERJA KET HARI I II III I I KEPANITERAAN PERKARA DI PENGADILAN NEGERI. Pendaftaran gugatan dan permohonan

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG No TAHAPAN PELAKSANA DASAR 1. Penerimaan berkas perkara Kepaniteraan Perdata (Petugas Meja Pertama) 2.

Lebih terperinci

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA 2 2011 DRAFT FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAN ADMINISTRASI PA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MA RI

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding,

Lebih terperinci

Kecamatan yang bersangkutan.

Kecamatan yang bersangkutan. 1 PENCABUTAN PERKARA CERAI GUGAT PADA TINGKAT BANDING (Makalah Diskusi IKAHI Cabang PTA Pontianak) =========================================================== 1. Pengantar. Pencabutan perkara banding dalam

Lebih terperinci

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN S.O.P KEPANITERAAN PIDANA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN A. PENYELESAIAN PERKARA 1. Pengadilan Negeri menerima pelimpahan berkas perkara dan barang bukti dari Jaksa Penuntut Umum atau

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG Putusan Jurusita Sita Pengganti Mengirim Kutipan kepada Tidak Pihak yang tidak hadir (Pengacaranya) Meminta Putusan ke Meja 3 Salinan hadir atau tidak?

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA A. PROSEDUR PENERIMAAN BERKAS PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI NO KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 Menerima pelimpahan berkas perkara

Lebih terperinci

Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Pajak jo Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008; MEMUTUSKAN

Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Pajak jo Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008; MEMUTUSKAN SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANGKALAN NOMOR : W13-A30/04/Hk008/SK/01/2017 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA BANGKALAN Menimbang : Bahwa berdasarkan Keputusan Panitera Mahkamah

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA 1. Penerimaan berkas perkara Kepaniteraan Pidana (Petugas Meja I) Pedoman Pelaksanaan Tugas Buku II 1 hari 1. Menerima perkara yang dilimpahkan oleh Penuntut Umum

Lebih terperinci

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA A. PERKARA Kepaniteraan perdata menerima Pendaftaran gugatan / permohonan dari Pemohon. Biaya perkara ditentukan berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG 4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG I. Prosedur pendaftaran Akta Perjanjian Bersama dan Surat Keterangan Perkara - Prosedur Pendaftaran Perjanjian Bersama

Lebih terperinci

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 03 TAHUN 1973 TENTANG PERKARA KASASI PERDATA

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 03 TAHUN 1973 TENTANG PERKARA KASASI PERDATA MAHKAMAH AGUNG Jl. Lapangan Banteng Timur No. 1 JAKARTA Jakarta, 23 Mei 1973 No Lampiran : 5 (lima) : M.A/Pemb./600/73 Kepada Yth. Perihal : Perkara kasasi Perdata 1. Sdr. Panitera Pengadilan Tinggi 2.

Lebih terperinci

Tahap pemanggilan para pihak. 1. Aturan umum

Tahap pemanggilan para pihak. 1. Aturan umum Tahap pemanggilan para pihak 1. Aturan umum Berdasarkan perintah hakim ketua majelis di dalam PHS (Penetapan Hari Sidang), juru sita /juru sita pengganti melaksanakan pemanggilan kepada para pihak supaya

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILIHAN DAN SENGKETA PELANGGARAN

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651 No. Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. DESKRIPSI : PROSEDUR TATACARA PEMBUATAN LAPORAN PERKARA PADA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA A. PEMBUATAN LAPORAN BULANAN PERKARA

Lebih terperinci

BIAYA BIAYA BIAYA BIAYA BIAYA NO KOMPONEN BIAYA

BIAYA BIAYA BIAYA BIAYA BIAYA NO KOMPONEN BIAYA Lampiran I : SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANGGAI Nomor : W19-A8/571/KU.04.2/XI/2013 Tanggal : 12 Nopember 2013 Tentang : Panjar Biaya Perkara I. PANJAR BIAYA PERKARA TINGKAT PERTAMA CERAI GUGAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NEGARA Nomor : W.15-A11/163b/HK.02/II/2014

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NEGARA Nomor : W.15-A11/163b/HK.02/II/2014 KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NEGARA Nomor : W.15-A11/163b/HK.02/II/2014 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA NEGARA KETUA PENGADILAN AGAMA NEGARA Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN A. PENYELESAIAN PERKARA 1. Pendaftaran gugatan dan permohonan, setelah biaya perkara ditaksir oleh

Lebih terperinci

Pelayanan Perkara Pidana

Pelayanan Perkara Pidana Pelayanan Perkara Pidana Pelayanan Perkara Pidana Meja Pertama Menerima perkara pidana, lengkap dengan surat dakwaannya dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara tersebut. Pendaftaran perkara pidana

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2273.a/DJA/KP.01.1/SK/VIII/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2273.a/DJA/KP.01.1/SK/VIII/2014 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2273.a/DJA/KP.01.1/SK/VIII/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAN PEMANFAATAN PORTAL TABAYUN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI PROSES PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KEJAKSAAN NEGERI KEPANITERAAN PIDANA PENGGUGAT/ KUASANYA KEPANITERAAN PERDATA Berkas diterima

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2015 MA. Penyalahgunaan Wewenang. Penilaian Unsur. Pedoman Beracara. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA GUNUNGSITOLI NOMOR: W2-A15/212/KU.04.2/IV/2013 TANGGAL : 01 April 2013

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA GUNUNGSITOLI NOMOR: W2-A15/212/KU.04.2/IV/2013 TANGGAL : 01 April 2013 KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA GUNUNGSITOLI NOMOR: W2-A15/212/KU.02/IV/2013 TANGGAL : 01 April 2013 TENTANG PANJAR BIAYA PROSES PADA PENGADILAN AGAMA GUNUNGSITOLI KETUA PENGADILAN AGAMA GUNUNGSITOLI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MAGELANG Nomor : W11-A35/683/HK.00.8/V/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAGELANG

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MAGELANG Nomor : W11-A35/683/HK.00.8/V/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAGELANG KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MAGELANG Nomor : W11-A35/683/HK.00.8/V/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAGELANG KETUA PENGADILAN AGAMA MAGELANG Menimbang : a. Bahwa untuk

Lebih terperinci

A. BUNDEL A TERDIRI DARI 1. Surat Gugatan/ Permohonan 2. Surat kuasa dari kedua belah pihak (bila ada)

A. BUNDEL A TERDIRI DARI 1. Surat Gugatan/ Permohonan 2. Surat kuasa dari kedua belah pihak (bila ada) Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) 7600803 Fax. (024) 7603866 Semarang 50146 Website : www.ptasemarang.go.id E-Mail : ketua@pta-semarang.go.id Nomor : W11-A/523/OT.01.2/II/2015 16 Februari 2015 Sifat : Penting

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 24 TAHUN 2017 STANDAR WAKTU PENYELESAIAN PERKARA PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL 2017

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA 1. PELAYANAN PERSIDANGAN NO. JENIS PELAYANAN DASAR HUKUM 1. Penerimaan Pelimpahan Berkas. Pasal 137 KUHAP PERSYARATAN - Yang melimpahkan harus Jaksa Penuntut Umum

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN

PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN Mediator H A K I M KETUA / WAKIL KETUA PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT 1. Menetapkan Majelis Hakim 2. Menetapkan Hakim Mediasi * Melaporkan Mediasi gagal / berhasil

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP EKSEKUSI PERDATA TEORI DAN PRAKTEK DI PENGADILAN AGAMA

RUANG LINGKUP EKSEKUSI PERDATA TEORI DAN PRAKTEK DI PENGADILAN AGAMA RUANG LINGKUP EKSEKUSI PERDATA TEORI DAN PRAKTEK DI PENGADILAN AGAMA OLEH DRS.H.SUHADAK,SH,MH MAKALAH DISAMPAIKAN PADA PELAKSANAAN BIMTEK CALON PANITERA PENGGANTI PENGADILAN TINGGI AGAMA MATARAM TANGGAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberty, 1981), hal ), hal. 185.

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberty, 1981), hal ), hal. 185. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Suatu perkara perdata itu diajukan oleh pihak yang bersangkutan kepada Pengadilan untuk mendapatkan pemecahan atau penyelesaian. 1 Untuk mendapatkan pemecahan atau

Lebih terperinci

copy dan hard copy serta pengajuan permohonan praperadilan sesuai dengan wilayah hukum di Pengadilan Negeri Takengon ; 3 Penerimaan

copy dan hard copy serta pengajuan permohonan praperadilan sesuai dengan wilayah hukum di Pengadilan Negeri Takengon ; 3 Penerimaan A. PELAYANAN ADMINISTRASI DI KEPANITERAAN PIDANA NO JENIS LAYANAN PERADILAN WAKTU KETERANGAN 1 Penerimaan 20 Menit Pelimpahan berkas perkara pidana pelimpahan berkas tergantung dari kuantitas perkara perkara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 27/Pdt.G/2007/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 27/Pdt.G/2007/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 27/Pdt.G/2007/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten, yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 05/Pdt.G/2016/PTA.Plg

P U T U S A N Nomor 05/Pdt.G/2016/PTA.Plg P U T U S A N Nomor 05/Pdt.G/2016/PTA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara perkara tertentu pada tingkat banding

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

2 untuk mendapatkan Keputusan dan/atau Tindakan Badan atau Pejabat Pemerintahan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

2 untuk mendapatkan Keputusan dan/atau Tindakan Badan atau Pejabat Pemerintahan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1268, 2015 MA. Beracara. Putusan.Penerimaan Permohonan. Tindakan Badan. Pejabat Pemerintahan. Pedoman. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA Tempat Pendaftaran : BAGAN PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA Pengadilan Agama Brebes Jl. A.Yani No.92 Telp/ fax (0283) 671442 Waktu Pendaftaran : Hari Senin s.d. Jum'at Jam 08.00 s.d 14.00 wib PADA PENGADILAN

Lebih terperinci

1 jam perkara sesuai dengan nomor urut perkara 4. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang

1 jam perkara sesuai dengan nomor urut perkara 4. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) KEPANITERAAN PIDANA PENGADILAN NEGERI TANAH I. PROSEDUR PENERIMAAN PERKARA 1. Prosedur Penerimaan Perkara Pidana Biasa : PENGADILAN TINGGI SAMARINDA PENGADILAN NEGERI

Lebih terperinci

Sekitar Kejurusitaan

Sekitar Kejurusitaan Sekitar Kejurusitaan (Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Pengertian Juru Sita Juru sita adalah salah satu pejabat yang bertugas di pengadilan agama, selain hakim, panitera dan

Lebih terperinci

HASIL KEPUTUSAN SIDANG KOMISI II BIDANG BINDALMIN SIADPA PLUS

HASIL KEPUTUSAN SIDANG KOMISI II BIDANG BINDALMIN SIADPA PLUS HASIL KEPUTUSAN SIDANG KOMISI II BIDANG BINDALMIN SIADPA PLUS Rapat Kerja Daerah Pengadilan Tingi Agama Bandung dengan Jajaran Pengadilan agama se wilayah pengadilan Tinggi Agama Bandung di Bogor, tema

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Mediasi

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 08/PMK/2006 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA KEWENANGAN KONSTITUSIONAL LEMBAGA NEGARA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KLAS I.B BARABAI Nomor : W15-A3/1006/KU.04.2/VIII/2014 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KLAS I.B BARABAI Nomor : W15-A3/1006/KU.04.2/VIII/2014 TENTANG SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KLAS I.B BARABAI Nomor : W15-A3/1006/KU.02/VIII/2014 TENTANG BIAYA PANJAR PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA KLAS I.B BARABAI KETUA PENGADILAN AGAMA KLAS I.B BARABAI Menimbang

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG Nomor : W13-A35/0162/HK.00.8/SK/I/2016

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG Nomor : W13-A35/0162/HK.00.8/SK/I/2016 SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG Nomor : W13-A35/0162/HK.00.8/SK/I/2016 TENTANG BESARAN PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 KETUA PENGADILAN AGAMA KABUPATEN

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN KEPANITERAAN PIDANA: STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN PELAKSANAAN TUGAS DAN ADMINISTRASI 1. Perkara Biasa: Meja Pertama: - Kepaniteraan pidana ada meja 1 (pertama) yang bertugas menerima pelimpahan berkas

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN PENGGUGAT/KUASA HUKUM Mendaftarkan Gugatan di Meja I MEJA I Pendaftaran Gugatan & Meneliti Kelengkapan Berkas & Menghitung Panjar Biaya Perkara () MAJELIS

Lebih terperinci

ADMINISTRASI MEDIASI DI PENGADILAN

ADMINISTRASI MEDIASI DI PENGADILAN ADMINISTRASI MEDIASI DI PENGADILAN Hj.D.S.DEWI,S.H.,M.H HAKIM MEDIATOR PN.JAKARTA BARAT PELATIHAN MEDIATOR Alur Mediasi Awal Litigasi Surat Gugatan Pemeriksaan kelengkapan berkas dan taksiran biaya + biayapanggilan

Lebih terperinci

FINAL BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA. Nomor Perkara : Pemohon : JUMLAH KETERANGAN NOMOR TANGGAL URAIAN

FINAL BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA. Nomor Perkara : Pemohon : JUMLAH KETERANGAN NOMOR TANGGAL URAIAN W9-U2/02/TAPM-FORM-1/PDT/2016 BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA Nomor Perkara : Pemohon : NOMOR TANGGAL URAIAN PENERIMAAN JUMLAH PENGELUARAN KETERANGAN W9-U2/02/TAPM-FORM-2/PDT/2016

Lebih terperinci

1. S O P KEPANITERAAN PIDANA

1. S O P KEPANITERAAN PIDANA 1. S O P KEPANITERAAN PIDANA a. SOP Perkara Pidana Biasa b. SOP Perkara Pidana Singkat c. SOP Perkara Pidana Ringan d. SOP Perkara Pidana Lalu Lintas e. SOP Penerimaan Perkara Pidana Banding f. SOP Penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara untuk menegakkan hukum

BAB I PENDAHULUAN. mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara untuk menegakkan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradilan adalah kekuasaan negara dalam menerima, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara untuk menegakkan hukum dan keadilan. 1 Kekuasaan

Lebih terperinci

BAB II UPAYA HUKUM DALAM PERKARA KEPAILITAN

BAB II UPAYA HUKUM DALAM PERKARA KEPAILITAN 29 BAB II UPAYA HUKUM DALAM PERKARA KEPAILITAN Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pada tanggal 22 April 1998 telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANGKINANG Jl. Letnan Boyak No. 77 Bangkinang Telp /Fax. (0762) Website:

PENGADILAN NEGERI BANGKINANG Jl. Letnan Boyak No. 77 Bangkinang Telp /Fax. (0762) Website: No.SOP 001 PENGADILAN NEGERI BANGKINANG Jl. Letnan Boyak No. 77 Bangkinang Telp /Fax. (0762) 20043 Website: www.pn-bangkinang.go.id Email: pn-bkn@yahoo.com Tgl.Pembuatan 24 April 2014 Tgl.Revisi Tgl.Efektif

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 81/Pdt.G/2011/PTA Bdg.

P U T U S A N Nomor : 81/Pdt.G/2011/PTA Bdg. P U T U S A N Nomor : 81/Pdt.G/2011/PTA Bdg. BISMILLAHIRRAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----------PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG yang mengadili perkara Perdata tertentu,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 11/Pdt.G/2010/PTA Btn

P U T U S A N Nomor 11/Pdt.G/2010/PTA Btn P U T U S A N Nomor 11/Pdt.G/2010/PTA Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding dalam

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding:

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding: Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding: 1. Permohonan banding harus disampaikan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iah dalam tenggang waktu : a. 14 (empat belas)

Lebih terperinci

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA ) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAAN ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA

Lebih terperinci

SOPPEMBERITAHUAN PUTUSAN PERKARA PIDANA

SOPPEMBERITAHUAN PUTUSAN PERKARA PIDANA SOP JURUSITA 1. PEMBERITAHUAN PUTUSAN PERKARA PIDANA 2. PEMBERITAHUAN BANDING/ KASASI/ PENINJAUAN KEMBALI PERKARA PIDANA 3. PELAKSANAAN TEGURAN/ AANMANING 4. PEMBERITAHUAN ISI PUTUSAN/ PUTUSAN PERKARA

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama? PANDUAN WAWANCARA Mediator: 1. Apa saja model-model Pendekatan Agama dalam proses mediasi terhadap perkara perceraian? a. Bagaimana cara menerapkan model-model pendekatan agama dalam proses mediasi terhadap

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN TENTANG DUDUK PERKARANYA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN TENTANG DUDUK PERKARANYA 1 SALINAN P U T U S A N Nomor: 113/Pdt.G/2011/PTA Bdg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung telah memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara Isbat Nikah dalam persidangan Majelis tingkat

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR () KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI PENGADILAN NEGERI JL. USMAN SALENGKE NO. 10 KABUPATEN GOWA Jl. Usman Salengke No. 10. Kab. Gowa Telp. (011) 861129 Fax (011) 861089

Lebih terperinci

1. Menerima asli surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eks. Untuk Majelis Hakim dari Penggugat/Pemohon.

1. Menerima asli surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eks. Untuk Majelis Hakim dari Penggugat/Pemohon. Tgl Ditetapkan : Halaman : 1 dari 9 halaman Uraian Kegiatan DISKRIPSI : Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BONTANG. NOMOR : W18-U8/255/Pdt.01.3/IV/2015 KETUA PENGADILAN AGAMA BONTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BONTANG. NOMOR : W18-U8/255/Pdt.01.3/IV/2015 KETUA PENGADILAN AGAMA BONTANG KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BONTANG NOMOR : W18-U8/255/Pdt.01./IV/2015 KETUA PENGADILAN AGAMA BONTANG NOMOR : W17-A8/2/HK.05/IV/2015 TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA PERDATA GUGATAN DAN PERMOHONAN

Lebih terperinci

dengan hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau yang memuat iktidak tidak baik (Pasal 17 ayat 3).

dengan hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau yang memuat iktidak tidak baik (Pasal 17 ayat 3). MAKALAH : JUDUL DISAMPAIKAN PADA : MEDIASI DAN GUGAT REKONPENSI : FORUM DISKUSI HAKIM TINGGI MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH PADA HARI/ TANGGAL : SELASA, 7 FEBRUARI 2012 O L E H : Dra. MASDARWIATY, MA A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Keterbukaan Informasi

Lebih terperinci

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009 BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009 1 TAKAH RAKERPTA 2012 Pasal 91A UU NO. 50 TAHUN 2009 (1) Dalam menjalankan tugas peradilan, peradilan agama dapat menarik biaya perkara. (2) Penarikan biaya

Lebih terperinci

TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PERDATA PELAYANAN PERKARA PRODEO

TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PERDATA PELAYANAN PERKARA PRODEO TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PERDATA PELAYANAN PERKARA PRODEO Syarat-Syarat Berperkara Secara Prodeo 1. Anggota masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis dapat mengajukan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 111/Pdt.G/2011/PTA. Bdg

P U T U S A N Nomor : 111/Pdt.G/2011/PTA. Bdg SALINAN P U T U S A N Nomor : 111/Pdt.G/2011/PTA. Bdg BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang mengadili perkara perdata tertentu

Lebih terperinci

E K S E K U S I (P E R D A T A)

E K S E K U S I (P E R D A T A) E K S E K U S I (P E R D A T A) A. Apa yang dimaksud dengan Eksekusi Eksekusi adalah melaksanakan secara paksa (upaya hukum paksa) putusan Pengadilan dengan bantuan kekuatan umum. B. AZAS-AZAS EKSEKUSI

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 45/Pdt.G/2014/PTA.Smd. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 45/Pdt.G/2014/PTA.Smd. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 45/Pdt.G/2014/PTA.Smd. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Samarinda yang mengadili perkara tertentu pada tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 PUTUSAN Nomor 85 /Pdt.G/2009/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek)

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek) PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek) PENERAPAN HUKUM ACARA PERDATA KHUSUS PENGADILAN HUBUNGAN

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Dalam tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU 1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU 1. Penyelesaian Perkara : Penyelesaian Perkara : Pendaftaran gugatan dan permohonan,

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL / STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP) PELAKSANAAN PANGGILAN SIDANG PERKARA PERDATA (PERMOHONAN DAN GUGATAN)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL / STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP) PELAKSANAAN PANGGILAN SIDANG PERKARA PERDATA (PERMOHONAN DAN GUGATAN) Daftar Lampiran Tanggal : SK Ketua Pengadilan Negeri Putusibau. :. :.. Nama Lembaga Koordinator Wilayah Satuan Kerja Bidang Pelayanan : Mahkamah Agung Republik Indonesia. : Pengadilan Tinggi Pontianak.

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI Pemohan Kasasi Mengajukan kasasi pada Meja 3 dan memberikan Memori Kasasi (wajib) Kasasi dan menunjuk Juru Sita Pengganti Mengirim Kontra Memori Kasasi

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci