MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014 PERKARA NOMOR 74/PUU-XII/2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014 PERKARA NOMOR 74/PUU-XII/2014"

Transkripsi

1

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014 PERKARA NOMOR 74/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan [Pasal 7 ayat (1)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan [Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/ Yayasan Kesehatan Perempuan PEMOHON PERKARA NOMOR 74/PUU-XII/ Indry Oktaviani 2. Fr. Yohana Tantria W. 3. Dini Anitasari Sa baniah 4. Hadiyatut Thoyyibah 5. Ramadhaniati 6. Yayasan Pemantau Hak Anak (YPHA) ACARA Mendengarkan Keterangan Ahli/Saksi dari Pemohon (V) Senin, 29 September 2014, Pukul WIB Ruang Sidang Pleno Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Hamdan Zoelva (Ketua) 2) Anwar Usman (Anggota) 3) Muhammad Alim (Anggota) 4) Maria Farida Indarti (Anggota) 5) Aswanto (Anggota) 6) Wahiduddin Adams (Anggota) 7) Patrialis Akbar (Anggota) Wiwik Budi Wasito Panitera Pengganti

3 Pihak yang hadir: A. Pemohon Perkara Nomor 30/PUU-XII/2014: 1. Zumrotin B. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 30/PUU-XII/2014: 1. Rita Serena Kalibonso 2. Tubagus Haryo Karbyanto C. Pemohon Perkara Nomor 74/PUU-XII/2014: 1. Fr. Yohana Tantria W. D. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 74/PUU-XII/2014: 1. Supriyadi Widodo Eddyono 2. Alfeus Jebabun 3. Ade Novita 4. Swasti Anindyasari 5. Erasnus 6. Rully Rully N. 7. Bilvil E. 8. Anggara 9. Erasmus Napitupulu E. Saksi dari Pemohon Nomor 30/PUU-XII/2014: 1. Julianto Witjaksono 2. Kartono Mohamad 3. Saparina Saldi F. Pemerintah: 1. Tri Rahmanto 2. Rulita 3. Agus Hariadi 4. Jaya 5. Rita Adriani 6. Mareta K. G. Pihak Terkait: 1. Adityana Dewi Eradani 2. Atashendartini Habsjah 3. Sita Ari Purnami

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: HAMDAN ZOELVA Sidang Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 30/PUU- XII/2014 dan Perkara 74/PUU-XII/2014 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Saya mau absen dulu. Perkara Nomor 30/PUU-XII/2014, hadir? Hadir. Perkara Nomor 74/PUU-XII/2014? Hadir, ya. Pemerintah? 2. PEMERINTAH: AGUS HARIADI Hadir, Yang Mulia. 3. KETUA: HAMDAN ZOELVA Hadir. DPR tidak hadir. Sebelum melanjutkan Perkara, saya mau tanya kepada Pemerintah, ini ada perkara yang baru, Nomor 74/PUU-XII/2014, tapi substansinya sama, hanya beda satu ayat saja dia mengajukan permohonan, apakah keterangan yang sudah disampaikan dianggap keterangan juga untuk perkara yang kedua ini? 4. PEMERINTAH: AGUS HARIADI Ya, Yang Mulia. 5. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, jadi satu kesatuan, ya. Untuk Pemohon, keterangan Pemerintah sudah diberikan kepada... terhadap Perkara Nomor 30/PUU- XII/2014 sama, ya, jadi tidak perlu ada keterangan Pemerintah yang baru terhadap Perkara Saudara. Selanjutnya, sebelum saya lanjutkan persidangan, ada bukti dulu yang disahkan. Saya lupa, ada Pihak Terkait juga, ya? Pihak Terkait ya, hadir ya, Yayasan Kalyanamitra dan Perhimpunan Rahima, ya. Bukti Pihak Terkait yang diajukan Bukti PT-1 sampai dengan PT- 10 dari Yayasan Kalyanamitra, betul? Apa betul buktinya? Ya, apa betul bukti itu? Saya mau konfirmasi saja untuk disahkan.

5 6. PIHAK TERKAIT: Kalyanamitra belum hadir. 7. KETUA: HAMDAN ZOELVA 8. PIHAK TERKAIT: Oh, belum hadir? Yang hadir ini Perhimpunan Rahima? Betul. 9. KETUA: HAMDAN ZOELVA Bukti yang diajukan, bukti bertanda PT-1 sampai dengan PT-16, betul? Betul, disahkan. Ya, Yayasan Kalyanamitra belum hadir, tapi bukti yang diajukan adalah Bukti PT-1 sampai dengan PT-10, saya sahkan karena sudah diperiksa. Baik, hari ini kita lanjutkan sidang untuk pemeriksaan Ahli dari Pemohon, ya. Ada 3 orang Ahli yang diajukan pada hari ini, Julianto Witjaksono hadir, ya. Silakan maju ke depan untuk diambil sumpah terlebih dulu. Kartono Mohamad, ya silakan maju ke depan. Saparina Saldi. Ya, apakah semua beragama Islam? Ya, betul ya. 10. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Mohon ikuti kata-kata saya. Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah saya bersumpah sebagai Ahli akan memberikan keterangan yang sebenarnya, sesuai dengan keahlian saya. 11. AHLI BERAGAMA ISLAM: Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah saya bersumpah sebagai Ahli akan memberikan keterangan yang sebenarnya, sesuai dengan keahlian saya. 12. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Terima kasih. KETUK PALU 1X

6 13. KETUA: HAMDAN ZOELVA Silakan kembali ke tempat. Pemohon, siapa yang akan memberikan keterangan lebih dulu? 14. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: RITA SERENA KOLIBONSO Yang Mulia Majelis Hakim, yang akan berbicara terlebih dahulu adalah dr. Julianto Witjaksono, Sp.Og. 15. KETUA: HAMDAN ZOELVA dr. Julianto, silakan, langsung di podium. 16. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: JULIANTO WITJAKS0NO Bismillahirrahmaanirrahiim. Yang kami muliakan Bapak Pimpinan Mahkamah Konstitusi. Assalamualaikum wr. wb. Salam sejahtera dan selamat siang. Izinkanlah kami melakukan kajian atas masalah usia perkawinan, sebagaimana tercantum di dalam Pasal 7 ayat (1) Undang- Undang Perkawinan, khususnya frasa pihak wanita ketika sudah mencapai usia 16 tahun dengan kajian bidang kesehatan kedokteran sesuai dengan bidang keahlian kami. Di dalam... boleh kami minta slide pertama? Di dalam bidang kesehatan, khususnya bidang kesehatan anak. Batasan usia anak sebagaimana diketahui adalah ketika mereka mencapai... masih dalam usia 18 tahun. Di dalam bidang kesehatan reproduksi, bidang yang kami geluti selama ini, khususnya reproduksi wanita, maka kami mengenal beberapa istilah terminologi. Yang pertama adalah rentang usia remaja adalah wanita ketika berusia antara 15 sampai 19 tahun atau dalam rentang di bawah 20 tahun, dimana termasuk di dalamnya adalah frasa usia yang saat ini sedang dibicarakan 16 tahun dan yang akan dilakukan pembahasan mencapai usia 18 tahun. Oleh karena hal tersebut, kajian presentasi kami adalah pembatasan pada masalah kesehatan reproduksi pada kesehatan remaja, dimana tercakup di dalamnya adalah usia batasan 16 dan 18 tahun. Bapak Hakim yang kami muliakan. Perkembangan dan kesehatan anak wanita sejak dilahirkan... slide, boleh kami terus. Sangat erat kaitannya dengan atau tergantung dari mulai bekerjanya hormon reproduksi, yaitu pada saat wanita memasuki usia akil balig atau pubertas, pada usia sekitar 8 sampai 10 tahun. Hormon reproduksi yang dimaksud adalah kita mengenalnya sebagai hormon steroid estrogen dan

7 hormon steroid testosteron atau androgen. Yang diproduksi terutama oleh sel kelamin wanita manusia, dalam hal ini adalah ovarium pada wanita atau kelenjar testis pada laki-laki. Hormon ini memacu pertumbuhan organ kelamin luar dan dalam wanita, serta berbagai organ lain, seperti payudara, otot tulang panggul, serta berbagai macam organ lainnya. Hormon steroid hanya bisa berfungsi apabila terjadi maturitas kematangan fungsi otak dan selaput... selaput otak manusia. Gambar yang di tengah menunjukkan adalah bagaimana otak manusia ketika memasuki usia akil balig mulai menjalankan fungsinya, mengendalikan pertumbuhan organ reproduksi, dalam hal ini terutama adalah kalau pada wanita rahim dan vagina dan saluran reproduksinya. Slide berikutnya. Kita mengenal di sini bagaimana pertumbuhan organ ini mulai berkembang dari usia 7 sampai 19 tahun. Kita mengenal maturitas... maturitas pertumbuhan organ... organ genitalia internal dan eksternal, yaitu genitalia dalam dan luar itu mulai pada usia ketika wanita itu mulai memproduksi hormon estrogen testosteron pada gambar yang sebelah kiri dan yang tengah semakin berkembang dan pada yang sebelah kanan adalah usia maturitas yang dimaksud ketika wanita itu memasuki akhir masa remaja, memasuki masa usia dewasa muda. Slide selanjutnya. Skema diagram ini adalah menunjukkan bagaimana garis lurus yang berwarna ungu adalah hormon testosteron dan garis putus-putus adalah estrogen. Berfluktuasi semakin meningkat dengan berkembangnya kelompok-kelompok ini. Jadi kelompok... anak dan ketika dilahirkan, memasuki usia remaja yang nomor dua, kolom ketiga adalah dewasa muda, kolom keempat ketika memasuki usia kematangan, dan kemudian menurun lagi pada usia menopause atau lansia. Slide berikutnya. Gambar ini menunjukkan bagaimana proses hormon ini berkembang, merangsang terjadinya pertumbuhan daya tarik seksual, termasuk tumbuhnya rangsangan seksual pada panca indera dan organ-organ seksual. Dan juga termasuk bertumbuhnya organ genitalia pada usia wanita, yaitu payudara, rahim, dan vagina. Termasuk di dalamnya juga adalah bagaimana otot dan struktur pertumbuhan tulang panggul, khususnya pada wanita membedakan struktur tubuh wanita dengan laki-laki. Slide, ini adalah gambaran skematik yang coba kami kaji dari berbagai macam kepustakaan dunia, yang menggambarkan bagaimana karakter... karakter profil pada wanita dihubungkan dengan berbagai macam perubahan-perubahan fisik, mental, dan juga berbagai macam penyakit-penyakit atau mortalism mobilitas. Dikaitkan dengan kelompokkelompok umurnya. Kolom pertama menggambarkan bagaimana pada usia anak, postur wanita yang.. dengan pengaruh hormon yang sangat lemah,

8 belum membentuk tubuh wanita. Tapi kita lihat, mungkin dalam kolom kedua adalah kolom pada usia remaja, dimana pada umumnya sudah terbentuk diproduksinya hormon secara cukup, sedang, dan kuat membentuk struktur tubuh wanita dengan simbol feminim remaja. Tetapi, yang masih belum berkembang matur adalah kematangan, mental, dan emosional pada umumnya berstatus immatur dan prematur atau labil. Proses maturitas ini baru berkembang ketika wanita memasuki usia dewasa muda pada usia 20 sampai 35 tahun yang dikenal sebagai usia reproduksi sehat dan juga ketika memasuki usia dewasa matang sampai 49 tahun. Dan kemudian, fungsi ini akan menurun drastis ketika seorang wanita memasuki usia lansia. Usia menopause, dimana terjadi penurunan hormon... kedua hormon tersebut yang menyebabkan menurunnya simbol fungsi seks sekunder dan gangguan kenyamanan dalam fungsi reproduksi. Dan ini berakibat pada... pada baris yang terakhir, berbagai macam risiko penyakit kelainan, terutama pada wanita yang kalau kita lihat pada kolom usia remaja belum siapnya organ wanita tersebut menerima kehamilan dan berakibat tingginya risiko kehamilan, terutama bagi ibu dan bayi dengan angka kematian yang tinggi. Rentang yang paling aman adalah sebetulnya 20 sampai 49 tahun. Dan kemudian, yang... yang paling aman adalah tentunya 20 sampai 35 tahun. Slide berikutnya. Dan foto ini menggambarkan bagaimana penyakit-penyakit yang mendera seorang wanita apabila terjadi kehamilan pada usia remaja di bawah 19 tahun dibandingkan dengan kelompok di atas 20 sampai 35 tahun. Karena risiko tinggi dengan berbagai macam penyakit yang bisa mengancam pada kematiannya. Kita lihat kematiannya bisa mengancam tiga sampai tujuh kali. Preeklampsia adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi pada kehamilan, naik sangat tinggi sekali pada remaja. Kerusakan jalan lahir pascasalin berupa terbentuknya lubang-lubang di vagina, serta mungkin terbaliknya rahim, dan depresi pascasalin yang bisa meningkat 25 sampai 50% dari kehamilan remaja tersebut. Slide berikutnya. Slide ini menunjukkan bagaimana Indonesia terpuruk dengan angka kematian ibu. Data terakhir pada survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2012 yang lalu, menggambarkan ketika di berbagai negara tetangga kita Asian dan Asian Pasific mengalami peningkatan kesejahteraan manusia, Indonesia didera dengan meningkatnya angka kematian. Angka kematian meningkat dari lima tahun sebelumnya, 228 per persalinan menjadi 359 orang per atau ke dalam angka adalah terjadinya peningkatan hampir 200% dari kematian menjadi hampir kematian. Dari mana sumber kematian ini? Slide berikutnya. Ini menggambarkan walaupun ini data yang lama, kami ambil dari data WHO yang dilansir oleh ICDC. Bahwa

9 Indonesia dengan angka yang balok berwarna cokelat tua adalah gambaran bagaimana angka wanita 15 sampai 19 tahun mengalami kematian, hampir dua kali lipatnya bisa diturunkan ketika wanita itu mendewasakan usia kehamilannya. Mendewasakan usia terjadinya kehamilan menjadi 20 tahun, turun dari menjadi hanya 550 per kelahiran ibu. Slide berikutnya. Dan ini adalah gambaran yang lain, bagaimana kualitas generasi bangsa Indonesia juga ditentukan dari dari bagaimana seorang wanita mengalami kehamilan pertama bagi anak yang dilahirkannya, dikandungnya. Kita lihat bagaimana pada kolom 16 tahun dan 18 tahun ketika garis yang paling atas adalah diagram anak stunting, yaitu anak yang cebol, anak yang mempunyai otak yang volumenya jauh lebih kecil dibandingkan teman yang yang normal mengalami penurunan hampir 33% apabila usia kehamilan bisa didewasakan menjadi tahun. Bagaimana pada garis yang kedua adalah garis gizi gizi anak kurang? Gizi bayi kurang yang dilahirkan bisa menurun hampir 30% 27%, ya. Bisa diturunkan menjadi gizi yang lebih baik apabila terjadi pendewasaan usia kehamilan. Demikian juga angka kematian bayi pada garis yang di bawahnya. Slide berikutnya. Dan ini adalah survei yang sama pada tahun 2012 menunjukkan bagaimana keinginan anak remaja kita ketika mereka ditanyakan, kapan mereka ingin menikah? Mereka pada umumnya 60% menyatakan ingin menikah di atas 25 tahun, sebanyak 40% ingin menikah pada usia 20 tahun, walaupun memang di kota lebih lebih tua daripada di desa. Dan ini terjadi pada wanita dan pada laki-laki lebih lagi lebih tua lagi, kira-kira persentasenya antara 20% sampai 80% yang menginginkan pernikahan pada usia 20 dan 25 tahun. Slide berikutnya. Bagaimana keinginan mereka untuk hamil? Minta maaf, bagaimana keinginan untuk mereka ingin hamil? Hal yang sama terjadi. Jadi, usia usia keinginan untuk hamil pada anak atau wanita juga mereka menginginkan sekitar 60% terjadi pada usia di atas 20 tahun 24 tahun. Jadi, sebagai kesimpulan dari apa yang kami coba kaji di dalam pertemuan di hadapan Yang Mulia. Bahwa wanita di bawah usia 20 tahun memiliki risiko tinggi untuk penyakit dan kematian ketika melakukan fungsi reproduksinya. Wanita memasuki usia 20 tahun secara medis, fisik, biologis, endokrin, hormonal, serta psikologis, dan emosional memiliki kematangan untuk dapat menjalankan hak reproduksinya secara aman, terutama dalam menjalankan fungsi reproduksinya, menghasilkan generasi bangsa Indonesia yang berkualitas. Memang kami tidak bisa mencantumkan 16 dan 18 tahun, tapi kita bisa melihat pendewasaan usia pernikahan dari 16 ke 18 tahun berdampak pada berbagai macam hal-hal yang menguntungkan bagi kesejahteraan wanita khususnya dan pada bangsa Indonesia pada umumnya.

10 Demikian, Yang Mulia, kajian kami. Terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb. 17. KETUA: HAMDAN ZOELVA Terima kasih. Selanjutnya, Pak Kartono Mohamad, ya. 18. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: KARTONO MOHAMAD Assalamualaikum wr. wb. Terima kasih, Yang Mulia Hakim Mahkamah Konstitusi. Saya juga dokter seperti dokter Julianto, saya bukan spesialis ObsGin. Meskipun saya akan mendekati juga dari masalah kesehatan, tapi dengan pendekatan yang agak lain. Slide. Jadi, dalam pertumbuhan proses pertumbuhan manusia, fase pertumbuhan yang paling cepat itu terjadi pada ketika anak dalam kandungan, terutama empat bulan terakhir dan ketika usia remaja, yaitu usia 12 tahun sampai 19 tahun. Pertumbuhan sel janin di dalam kandungan itu berpuluh kali lipat dari kecepatan pertumbuhan sel pada usia yang sudah dilahirkan, terutama pada sel otak. Sel otak itu bertumbuhnya sangat cepat sekali dan kemudian akan mulai melambat, nyaris berhenti ketika anak mencapai 5 tahun, sesudah itu tidak ada penambahan sel otak baru, kecuali penggantian. Nah, untuk memenuhi kecepatan supaya kecepatan pertumbuhan itu berjalan dengan baik, diperlukan nutrisi, terutama protein. Oleh karena itulah, pada ibu yang hamil dan pada remaja diperlukan masukan makanan bergizi yang lebih banyak daripada orang-orang di luar itu. Oleh karena itu, kalau seorang remaja hamil, maka akan terjadi persaingan antara janin yang dikandungnya dengan dia sendiri dalam memperebutkan nutrisi, terutama juga dalam perebutan oksigen. Dalam keadaan ketika sebagian besar lebih sekitar 60% remaja putri Indonesia mengalami anemia atau kurang darah, terutama yang di pedesaan, maka perebutan oksigen ini akan sangat berdampak pada kesehatan, baik janin maupun ibunya. Akibat perebutan oksigen ini, tekanan darah si ibu akan meningkat karena diperlukan untuk memompa oksigen lebih banyak untuk janinnya. Inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya eklampsia tadi seperti disebut oleh dr. Julianto. Dalam perebutan ini, maka salah satu atau dua-duanya kalah. Kalau ibu kalau janin yang kalah, maka dia akan lahir tidak sempurna, perkembangan otak tidak sempurna, mungkin cacat, akan lahir berat badan rendah atau mengalami stunting, tadi sudah disebut bahwa dia tidak akan tumbuh fisiknya secara baik. Kalau si ibu yang kalah, maka dia akan mengalami eklampsia, pendarahan, dan kematian. Atau kalau bayi, mungkin lahir mati.

11 Juga di dalam pertumbuhan remaja. Karena remaja itu juga fase yang sangat aktif kehidupannya. Perebutan mengenai sumber makanan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, dalam hal protein dan akibatnya otak janin tidak akan mendapatkan masukan protein yang cukup, sehingga perkembangannya juga tidak akan baik. Pada remaja juga terjadi pertumbuhan tulang, tadi dr. Julianto sudah menjelaskan mengenai pertumbuhan hormon pengaruh hormonal, pengaruh hormon terhadap pertumbuhan seseorang seseorang manusia tidak hanya soal pertumbuhan organ reproduksi, tetapi juga tulang. Dan pertumbuhan tulang itu baru akan berhenti ketika umur sekitar 18 tahun. Sesudah itu, sudah tidak mungkin seorang anak akan mengalami pertumbuhan tulang, baik menjadi tinggi maupun tulangnya menjadi lebih besar. Oleh karena itu, pada remaja biasanya tulang pinggulnya belum cukup kuat untuk belum cukup kuat dan belum mencapai ukuran yang cukup besar untuk dapat dilewati bayi untuk bisa lahir secara normal, ini akan membawa komplikasi juga pada proses kehamilan dan persalinan. Dalam data WHO disebutkan bahwa kematian remaja usia 15 sampai 19 tahun akibat kehamilan dan melahirkan, merupakan penyebab utama dari kematian mereka. Kehamilan pada usia remaja, akan meningkatkan risiko kematian bagi ibu dan janinnya, terutama di negara berkembang. Bayi yang dilahirkan oleh ibu di bawah usia 20 tahun punya risiko 50% lebih tinggi untuk meninggal di saat lahir, juga mereka akan cenderung lahir dengan berat badan rendah dan risiko kesehatan lainnya yang berdampak panjang. Ini adalah data dari WHO mengenai kasus kehamilan dan persalinan pada usia remaja di seluruh dunia, laporan dari WHO tahun Selain pada dampak kesehatan, kehamilan remaja juga berpengaruh bagi ekonomi dan sosial remaja. Dari segi sosial jelas bahwa sekolah akan terputus, dari segi sosial bahwa keterampilan remaja yang menikah usia dini cenderung kurang karena tidak sempat mengalami pendidikan yang memadai, sehingga sulit mendapatkan pekerjaan dan ini akan berdampak secara nasional pada ekonomi dan produktivitas bangsa. Adapun dampak psycho-social dari remaja yang hamil adalah terputus pendidikan akan mengalami kemiskinan yang berkelanjutan, akan kehilangan kesempatan bekerja, akan tercabut dari keluarganya sebelum dia siap. Dia harus sudah berpisah dari ayah, ibunya. Cenderung mudah bercerai dan anaknya akan mengalami kurang perhatian, dan mengalami kelambatan kelambatan dalam perkembangan, kemampuan. Juga anaknya cenderung mengalami penyimpangan perilaku, termasuk kemudian terkecanduan narkoba. Ini adalah hasil penelitian yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics bulan Juli tahun 2005.

12 Yang terakhir, saya hanya menyampaikan bahwa dari data WHO, kehamilan pada usia remaja masih merupakan penyumbang terbesar pada kematian ibu dan anak-anak, juga terhadap siklus buruknya kesehatan dan kemisikian. Saya kira itu yang dapat saya sampaikan karena yang lain tadi sudah juga disampaikan oleh dr. Julianto. Terima kasih, wassalamulaiakum wr. wb. 19. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya langsung, saya persilakan Ibu Saparina Saldi. 20. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: SAPARINA SALDI Yang Mulia Hakim Mahkamah Konstitusi. Sebagai Ahli sebagai Saksi Ahli, saya akan fokus kepada makna perkawinan sebagai hak konstitusional warga negara Indonesia dan perkawinan dengan batas usia 16 tahun bagi perempuan bila ditinjau dari tahapan psikologi perkembangan. Perkawinan warga negara Indonesia ditentukan sebagai berikut. Perkawinan merupakan salah satu perwujudan hak konstitusional warga negara Indonesia yang harus dihormati dan dilindungi oleh setiap orang dalam tertib kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam ketentuan tersebut, ada dua hal yang saya anggap penting ialah konstitusi tidak menentukan batas usia perkawinan, juga tidak menentukan perbedaan batas usia bagi perempuan dan laki-laki bila mau kawin. Sedang tentang perkawinan yang sah di Indonesia ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Bab II Pasal 7 ayat (1) adalah bila perempuan telah berusia 16 tahun dan laki-laki sudah berusia 19 tahun, undang-undang ini dipandang sebagai monumental dan strategis dalam mengatur perkawinan dan keluarga, mengingat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, dan berlakunya berbagai tradisi, dan nilai budaya, dan dimana warganya menganut berbagai agama. Kalau ditinjau dari persepktif psycho-social, pilihan menentukan usia 16 tahun sebagai batas usia untuk bisa kawin bagi perempuan, merupakan pilihan bagi respons negara terhadap kondisi seorang perempuan yang sedang berada dalam tahapan usia remaja. Suatu usia yang dalam psikologi remaja disebut sebagai tahapan usia yang penuh gejolak sebagai pengaruh dari aspek hormonal, yang tadi sudah dijelaskan, yang membangkitkan berbagai perubahan fisik, tubuh berubah cepat, maupun perubahan psikis yang mewujud dalam

13 perkembangan kemampuan kognitifnya lebih menjadi lebih kritis di dalam memandang sekitarnya maupun perkembangan emosionalitasnya. Kesemuanya berlangsung sebagai bagian dari proses mencari identitas dirinya sebagai manusia Indonesia, sebagai perempuan atau sebagai laki-laki. Bila ditinjau dari psikologi perkembangan, pembagian tahapan perkembangan seorang, dibagi dalam tiga tahapan besar. Tahapan sebagai anak, tahapan sebagai remaja antara 12 dan 18 tahun, dan sebagai usia dewasa 18 tahun ke atas. Berdasarkan pembagian tahapan ini, perempuan usia 16 tahun berada pada tahapan remaja putri dan belum digolongkan sebagai seorang dewasa karena belum mencapai 18 tahun. Batasan usia anak 18 tahun juga telah dipilih oleh Indonesia dan disahkan dalam Undang- Undang Perlindungan Anak. Atas dasar ini, maka mengizinkan perempuan usia 16 tahun untuk kawin, berarti bahwa negara mengizinkan perkawinan anak atau perkawinan di bawah usia dewasa bagi perempuan. Dan mengingat bahwa perkawinan biasanya dilengkapi dengan kehamilan, melahirkan, dan membentuk keluarga, maka saya mendukung pandangan berbagai pihak bahwa mengizinkan perempuan kawin pada 16 tahun melanggar (suara tidak terdengar jelas) remaja untuk bisa memenuhi kewajiban belajar 12 tahun atau terpenuhinya hak pendidikan anak pada umumnya. Hal mana terkait pada tidak terpenuhinya hak perempuan untuk memiliki keterampilan yang ia perlukan untuk dapat berkompetisi dalam lapangan kerja yang tersedia. Juga bahwa membedakan usia perkawinan antara anak perempuan dan anak laki-laki merupakan suatu bentuk diskriminasi gender yang menurut berbagai penelitian juga berpengaruh pada meningkatnya kekerasan seksual di ranah privat. Kesemuanya jelas melanggar Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 dan Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Dengan diizinkannya anak perempuan untuk kawin di bawah usia 18 tahun, ketika ia secara psikologis justru sedang mengalami transisi menjadi dewasa dan juga sedang menghadapi berbagai proses perkembangan dalam dirinya, secara fisik, dan psikologis, dan ketika ia masih membutuhkan berbagai penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan yang sedang ia alami. Seperti menyesuaikan diri pada tumbuhnya tanda-tanda seksual sekunder, telah mengalami menstruasi dan tubuhnya yang mendekati fisik perempuan dewasa yang secara psikologis menjadi mudah mengalami gejolak emosional. Perubahan-perubahan yang juga disebut sebagai proses pencarian identitas diri di usia remaja, suatu fase dalam kehidupan di mana seorang remaja sedang mencari jawaban tentang siapa dirinya dan peran apa yang ia inginkan dalam kehidupan bermasyarakat. Singkatnya, memilih dan menentukan usia 16 tahun sebagai batas usia perempuan untuk kawin, ternyata telah berekor pada berbagai risiko

14 negatif dalam kehidupan pribadi perempuan dan dalam upaya membentuk keluarga yang sejahtera maupun bagi tertib masyarakat. Risiko yang antara lain sudah... sebenarnya sudah mungkin banyak di kemukakan, ingin saya tekankan kembali. Komplikasi kehamilan dan melahirkan termasuk lahirnya bayi secara prematur dan berbagai permasalahan yang terkait, secara tersendiri bersama maupun bersama-sama, kondisi ini terkait pada usia calon ibu yang masih tergolong anak remaja, kurang ketersediaan untuk melakukan pemeriksaan perinatal, belum siapnya organ-organ reproduksi ketika seorang masih dalam remaja, dan sering pula pengaruh dari ketidaksiapan calon ibu untuk mengisi perannya dengan memahami dan memenuhi kebutuhan perkembangan anak yang ia lahirkan. Risiko lain ialah menetapnya angka kematian ibu Indonesia sebagai tertinggi di Asia, yang sekaligus berarti dilanggarnya hak kesehatan perempuan juga masih belum menurunnya angka kematian bayi sesuai harapan (suara tidak terdengar jelas). Hal lain adalah meningkatnya angka perceraian dalam perkawinan, dimana salah satu pasangan masih berada di usia yang tergolong belum dewasa dan terlanggarnya hak asasi perempuan sebagai hak asasi manusia, sebagaimana tersirat di dalam Undang-Undang Nomor 39 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 45 yang berbunyi, Hak asasi wanita adalah hak asasi manusia. Dengan adanya kenyataan tersebut di atas, maka saya mendukung keterangan-keterangan para saksi dari berbagai latar belakang ilmu, pandangan, dan pengalaman yang aktif dalam meningkatkan usia perkawinan menjadi 18 tahun atau usia dewasa sebagai pilihan yang tepat. Dengan mempertimbangkan bahwa dari aspek psikologis, mengizinkan perkawinan perempuan di bawah tahun, berarti negara mengizinkan anak melahirkan anak, suatu keadaan yang bila dibiarkan terus telah diketahui berujung pada berbagai risiko negatif sampai dengan yang fatal bagi perempuan. Sehingga menaikkan usia batas perkawinan bagi perempuan menjadi 18 tahun, sebagaimana diajukan oleh Pemohon yang juga telah diperkuat dengan masukan tentang berbagai risiko negatif bagi kehidupan perempuan yang bersangkutan harus menjadi pilihan dalam mewujudkan hak konstitusional setiap warga, khususnya warga negara yang berjenis kelamin perempuan. Terima kasih. 21. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, terima kasih. Pemohon ada pertanyaan kepada Ahli atau cukup?

15 22. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: RITA SERENA KOLIBONSO Ada, Majelis Hakim. 23. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ada? Ya, silakan. 24. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: RITA SERENA KOLIBONSO Bila diperkenankan (...) 25. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, sekaligus saja dicatat dulu, seluruhnya ditanyakan dulu, ya. 26. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: RITA SERENA KOLIBONSO Ya, pertanyaan akan saya sampaikan kepada dr. Julianto terkait dengan perkembangan hormon dan risiko-risiko yang disampaikan tadi, apa pendapat POGI dan Endokrinologi, serta Bapak juga berlatar belakang di BKKBN tentang promosi usia perkawinan yang diatur dalam Undang-Undang Perkawinan, dimana 16 tahun untuk perempuan dan usia berapa yang direkomendasikan untuk menikah kepada... perempuan dan terkait dengan kehamilan? Kemudian pertanyaan kepada dr. Kartono Mohamad, terkait dengan keaktifan dokter yang selama ini memperhatikan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan juga sebagai anggota IDI memperhatikan risiko-risiko kesehatan pada perempuan, sejauh ini rekomendasi usia perkawinan dan kehamilan pada usia berapa pada perempuan yang selama ini dipromosikan, baik itu oleh kedokteran maupun juga kesehatan... penanggung jawab kesehatan di Indonesia yang selama ini IDI bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan sebagai pembina dari IDI? Itu pertanyaan dari kami. Akan ditambahan oleh rekan kami, Majelis. Terima kasih. 27. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: TUBAGUS HARYO KARBYANTO Terima kasih, Majelis, kesempatannya. Untuk Saudara Julianto dan Kartono, apa pendapat Ahli tentang mengizinkan perkawinan anak

16 berimplikasi dengan meningkatnya risiko kanker leher rahim? Terima kasih. Itu saja, Majelis. Terima kasih. 28. KETUA: HAMDAN ZOELVA Oke, cukup. Dari Presiden? 29. PEMERINTAH: AGUS HARIADI Ya, terima kasih. Ada, Majelis. 30. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ada ya? Silakan. 31. PEMERINTAH: AGUS HARIADI Terima kasih, Yang Mulia. Tadi Ahli menyebutkan bahwa perkawinan muda yang mengakibatkan kehamilan muda yang risikonya sangat tinggi, itu hanya suatu variabel saja, menurut saya, menurut kami. Tidak melihat variabel yang lain. Karena itu juga menyangkut tentang layanan kesehatan, ini tidak pernah terungkap tadi, bagaimana layanan kesehatan terhadap ibu hamil itu? Bukankah walaupun dia hamil muda, kalau layanan kesehatannya itu baik, itu masih juga bisa juga tertolong. Ini yang tadi tidak terungkap karena Ahli hanya menyoroti dari satu variabel saja, yaitu tentang usia perkawinan yang melibatkan kehamilan muda. Terima kasih, Yang Mulia. 32. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, Pihak Terkait ada pertanyaan kepada Ahli? Tidak ada. Oke, cukup ya. Silakan Ahli, siapa dulu? Ya. 33. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: JULIANTO WITJAKS0NO Baik, terima kasih, Yang Mulia. Jadi menanggapi pertanyaan dari Pemohon, maka kami dapat menjelaskan sebagai berikut. Bahwa di lingkungan organisasi perhimpunan obsety dan genetical di lingkungan Profesi Organisasi Obstetri dan Ginekologi Indonesia atau POGI juga IDI, kami memang sangat sangat terpuruk melihat kenyataan yang ada bahwa di dalam lima tahun belakangan ini berbagai macam dampak akibat daripada kehamilan remaja ini betul-betul telah

17 memurukkan Indonesia di dalam status kesehatannya di antara berbagai bangsa di Asia maupun di Asia Pasifik. Khususnya ketika kita akan memasuki era AFTA pada tahun pada 1 Juni 2015 dengan berbagai masalah kesehatan yang sangat mendasar ini membuat beban perekonomian kita semakin tinggi. Tadi, menanggapi tadi usulan dari Pemerintah bahwa kami juga sebetulnya sudah dimasukkan di dalam pembahasan kami adalah berbagai macam masalah kesehatan yang juga terkait dengan terjadinya ataupun berlangsungnya kehamilan remaja dengan berbagai macam penyulit. Termasuk penyulit, tentunya dari berbagai macam penyakit dan ujungnya adalah angka kematian. Di dalam program layanan kesehatan apakah itu yang lalu dengan nama label Jamkesmas atau Jampersal, dan yang terakhir ini dengan Jaminan Kesehatan Nasional. Kita lihat sendiri bagaimana kita sudah berhasil sebetulnya mencakup cakupan kalau kita lihat pada remaja ini adalah problemnya adalah infeksi MDG7 adalah berbagai macam infeksi, termasuk HIV di dalamnya dan pada MDG5 adalah bagaimana kesejahteraan ibu dapat dicakup. Bagaimana tingginya angka kematian dan tingginya angka berbagai penyakit pada kehamilan dan persalinan itu betul-betul merupakan tamparan yang hebat bagi dunia kedokteran Indonesia. Tapi kita lihat di suatu sisi, kita tidak berdaya apa-apa karena di sisi yang lain ketika harapan remaja itu demikian tinggi, tapi tidak didukung dengan peraturan yang ada, jadi kita lihat tadi bahwa remaja menginginkan perkawinan di atas 20 tahun, tapi berbagai macam tekanan di luar itu, izin dan peraturan yang mendukung itu tidak cukup untuk mewujudkan keinginan mereka, sehingga mereka terpuruk pada keinginan remaja yang sebetulnya jauh di luar dari harapan impian para remaja kita. Jadi itulah, kita sudah mempunyai program di dalam di dalam program pemeliharaan kehamilan. Kita mempunyai program cakupan pemeriksaan ibu hamil yang saat ini sudah mencapai 95% yang pada pemeriksaan yang pertama, bahkan pada pemeriksaan yang keempat kalinya itu sudah mencakup hampir 85%, tapi angka kematian juga demikian tinggi. Ya karena apa? Ya karena memang terjadi usaha-usaha untuk melakukan pengguguran kandungan akibat kehamilan-kehamilan remaja ini mereka tidak siap. Pengguguran kandungan dilarang di Indonesia, mereka melakukannya dengan diam-diam, sangat tinggi sekali. Angkanya hampir sama dengan jumlah persalinan atau kelahiran yang ada di Indonesia dan ini berdampak pada tingginya angka kematian. Dan ini adalah salah satu sebab karena mereka tidak cukup siap secara mental dan emosional menerima kenyataan (suara tidak terdengar jelas) ini. Jadi, saya kira itu dampak yang bisa diakibatkan dari usia kehamilan remaja ini pada berbagai macam masalah kesehatan. Jadi, khususnya tentu untuk MDG ini bagaimana pendapat kami mengenai

18 pendewasaan usia usia perkawinan. Maka, kita kami dari organisasi profesi kami juga (suara tidak terdengar jelas) dan khususnya sebagai Saksi dalam bidang profesi kebidanan, kami sangat mendukung sekali, dan khususnya di BKKBN karena kami juga saat ini berada di dalam tataran BKKBN, program kami adalah membuat pendewasaan usia pernikahan menjadi di atas 18 Tahun. Jadi, indikator keberhasilan kami dalam melakukan penyuluhan, motivasi, (suara tidak terdengar jelas), dan sebagainya adalah apabila masyarakat Indonesia bisa mendewasakan usia pernikahan pada wanita di atas 20 Tahun. Saat ini memang rata-rata dari dari hasil yang ada, memang berbagai daerah katanya sampai 19 tahun, dari data yang ada. Tetapi, kita lihat di survei (suara tidak terdengar jelas) kita, ternyata masih jauh, di bawah 16 tahun masih sekitar 45%. Jadi, ini yang merupakan realitas yang ada di dalam tataran kesehatan kami. Terima kasih, Yang Mulia. 34. KETUA: HAMDAN ZOELVA Selanjutnya dr. Kartono. 35. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: KARTONO MOHAMAD Terima kasih, Yang Mulia. Menanggapi pertanyaan pertama dari Pemohon tadi. Usia berapa sebaiknya? Kalau kalangan kedokteran mengusulkan sebagaimana sudah saya sampaikan tadi atau disampaikan juga oleh dr. Julianto, seorang anak perempuan ketika mulai menstruasi, itu berarti fungsi hormon seksualnya sudah siap bekerja. Artinya, sudah menghasilkan estrogen dan progesteron, dan sudah mulai menghasilkan sel telur yang bisa dibuahi. Demikian juga pada laki-laki, kalau dia sudah menghasilkan testosteron yang aktif biasanya ditandai mimpi basah pertama, itu tanda bahwa dia sudah menghasilkan testosteron dan memproduksi sel sperma. Jadi, itu berarti dia sudah siap untuk menghamili. Jadi, secara biologis, memang usia (suara tidak terdengar jelas) usia ketika mulai akil balig, ketika sudah mulai menstruasi dan sudah mimpi basah, itu secara biologis siap untuk hamil atau menghamili. Tapi, secara fisiologis, belum siap karena fase perkembangan hormon di dalam seorang remaja itu masih labil. Katakanlah sebagai organ yang baru mulai menghasilkan hormon, dia masih belajar, belum stabil produskinya tiap bulan dan sebagainya. Itu dari segi hormon, dari fisiologis sebetulnya dia tidak siap. Sehingga, kalau toh hamil, kemungkinan akan lahir cacat, atau premature, atau mengalami keguguran. Kalau belum lagi dinding rahim belum sepenuhnya terbentuk dengan kuat meskipun secara biologis karena dia sudah bisa hamil, tetapi rahimnya masih dala proses

19 pertumbuhan, sehingga kemungkinan juga tidak sanggup untuk menahan kehamilan akibat lahir prematur dan keguguran atau pendarahan. Jadi, kalau dari segi psikologis jelas bahwa remaja masih masih fase perubahan antara anak dan dewasa. Sehingga, sebetulnya dia belum matang betul untuk memikirkan antara rasio dengan emosinya memperseimbangkan rasio dan emosinya, sehingga rasa tanggung jawabnya masih belum bisa diharapkan. Jadi, kalau dari segi kedokteran, tentu saja usia perkawinan yang terbaik untuk menghasilkan generasi yang lebih baik untuk generasi baik di masa depan adalah setelah 18 tahun karena pertumbuhan kematangan hormonal, tulang, dan psikologis tadi baru dapat dikatakan matang setelah lewat 18 tahun. Belum lagi faktor sosial tentang seorang remaja yang ingin masih tetap bermain, masih ingin bekerja, masih ingin belajar, dan sebagainya, itu bisa me kalau dia dinikahkan, maka kesempatan itu akan hilang. Pertanyaan kedua, mengenai pengaruhnya terhadap kanker rahim. Sebagaimana kita ketahui, kanker leher rahim sebagian besar bermula dari infeksi virus, virus Human Papilloma Virus (HPV), yang terjadi karena hubungan seks yang dan yang tidak bersih tentunya. Pada anak-anak remaja mudah sekali karena dinding vaginanya dan leher rahimnya sebetulnya masih rentan, sehingga akan mudah mengalami luka kalau dia melakukan senggama. Adanya luka akan membuka kesempatan untuk virus itu untuk masuk. Jadi, faktor kanker leher rahim juga terjadi karena seringnya melakukan hubungan seks atau karena berganti-ganti pasangan seks pada perkawinan remaja yang kemudian berakhir dengan perceraian, dan kemudian menikah lagi, dan menikah lagi, dan cerai lagi, maka kemungkinan akan terkena kanker leher rahim makin besar. Jadi, kaitannya tentu saja akan makin meningkat karena kanker leher rahim tadi dikatakan ada hubungannya dengan hubungan seks. Makin muda dia melakukan hubungan seks, makin muda makin besar pula kemungkinannya terkena kanker leher rahim di kemudian hari. Untuk pertanyaan dari wakil dari Pemerintah, tadi ditanyakan ini hanya variabel saja, tapi begini, Pak, pelayanan kesehatan adalah ujung akhir dari suatu proses kesehatan, proses menyehatkan rakyat. Artinya, kalau ada kalau kehidupan sebelum kalau manusia itu sehat sebelum sebelum sudah sehat dari awalnya, maka sebetulnya layanan kesehatan itu sangat sangat sedikit diperlukan. Jadi, dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh atas nama (suara tidak terdengar jelas) tahun 1983, (suara tidak terdengar jelas) itu didirikan oleh, antara lain oleh Pak Adam Malik dan Kanselir Jerman Barat waktu itu. Bahwa yang membuat rakyat sehat, itu pertama adalah sanitasi. Kedua, pendidikan, terutama pendidikan perempuan. Ketiga, komunikasi dan transportasi.

20 Keempat, ekonomi. Baru kelima yang paling kecil adalah tersedianya layanan kesehatan. Jadi, adanya layanan kesehatan, biarpun banyak layanan kesehatan berceceran di mana-mana, tidak menjamin bahwa tingkat kesehatan akan meningkat. Karena biasanya pelayanan kesehatan menangani ketika sudah tahap terakhir, dia adalah kuratif, tahap terakhir. Oleh karena itu, yang diutamakan kalau kita ingin membuat rakyat Indonesia lebih sehat, kita ingin generasi yang akan datang lebih baik, lebih sehat, tentunya tindakan-tindakan sebelum sakit itu yang harus dilakukan. Jadi, kira-kira begitulah. Jadi kalau ditanyakan, apakah layanan kesehatan akan bisa menurunkan angka kematian, secara teoretis bisa. Tapi kalau rakyatnya itu hidupnya sanitasinya tidak sehat, lalu lingkungannya tidak sehat, dan pendidikannya rendah, biarpun ada layanan kesehatan, dia tidak bisa memanfaatkan. Saya kira itu. Terima kasih banyak, Yang Mulia. 36. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, selanjutnya silakan, Prof. Saparina, ada yang mau direspons? 37. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: SAPARINA SALDI Saya hanya ingin menambahkan saja bahwa dalam kaitan dengan perkawinan usia di usia remaja, maka sebenarnya kita itu tidak secara serius menurut saya, memikirkan bahwa kesehatan perempuan yang sudah sejak bertahun-tahun kita merdeka itu masih terpuruk dengan angka kematian ibu yang tinggi, tertinggi di Asia, meskipun ekonominya kita melonjak ke atas, maka itu sebetulnya suatu gambaran bagaimana kesehatan perempuan belum mendapatkan suatu apa suatu pemikiran yang sangat mendasar. Karena dengan adanya masih tetap diizinkan perempuan itu kawin pada usia 16 tahun, meskipun tentu saja juga selain izin negara, itu juga ada faktor tradisi, dan lain sebagainya, tetapi dasarnya juga adalah bahwa kemiskinan yang sekarang tidak mau turun, ya, itu akan juga tetap bertengger seperti sekarang. Sehingga dengan adanya dengan tidak mengizinkan sebetulnya usia usia perempuan itu dinaikkan sebagai usia dewasa, maka yang dilanggar adalah 2 hak dasar, hak kesehatan dan hak pendidikan. Dan kita semua sudah tahu bahwa pendidikan adalah salah satu kunci untuk bisa memutuskan rantai kemiskinan di dalam suatu keluarga. Jadi, saya hanya bisa menambahkan itu karena menurut saya, ya saya hanya pikir tidak ada pilihan lain, keharusan untuk meningkatkan usia perkawinan itu karena meskipun tetap saja nanti ada apa

21 namanya ada yang kawin mungkin di bawah usia 18 tahun, tetapi itu bukan atas izin negara. Nah, sekarang negara itu mengizinkan anak perempuan itu melahirkan anak yang tidak bisa dia apa dia sikapi secara baik karena dia masih anak. Terima kasih. 38. KETUA: HAMDAN ZOELVA Terima kasih. Saya kepada Dokter Kartono sedikit. Itu kan menstruasi kan beda-beda setiap anak, ya. Masa kematangan itu sebenarnya setelah berapa tahun setelah menstruasi yang pertama itu untuk kawin? Misalnya, kan ada yang 11 tahun, 12 tahun, ada juga yang 13 tahun mungkin saya berapa tahun setelah menstruasi itu betulbetul matang menurut hormonal dari sisi hormonal? 39. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: KARTONO MOHAMAD Terima kasih, Yang Mulia. Jadi, dari sisi hormonal, sebetulnya memang umur 17 tahun baru itu bisa disebut man mapan fungsi apa bekerja hormonal. Karena hormonal dalam tubuh hormon dalam tubuh manusia itu satu sama lain saling memengaruhi dan induk dari yang memengaruhi hormon tubuh manusia adalah di otak, hormon hipofisis. Tanpa kerja hipofisis, tidak mungkin hormon hormonhormon yang lain akan mejadi normal. Jadi, ketika sel-sel secara selular kandung telur sudah mulai menghasilkan hormon, dia akan menghasilkan sel telur, akan mulailah terjadi menstruasi. Tapi selama peranan hipofisis masih mengatur sebagian hormon untuk mengatur pertumbuhan karena tulang masih harus makin panjang, sebagian hormon mengatur pematangan payudara dan sebagainya, sebagian hormon mengatur pertumbuhan otot-otot. Kalau pada perempuan menjadi ototnya menjadi lebih berisi dan halus, kalau pada laki-laki menjadi lebih kekar. Jadi, itu baru nanti semuanya secara teoretis atau secara ratarata, baru setelah 17 tahun. 40. KETUA: HAMDAN ZOELVA Jadi apakah begini, misalnya seorang menstruasi pertama di umur 12 tahun ( ) 41. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: KARTONO MOHAMAD Ya.

22 42. KETUA: HAMDAN ZOELVA Yang lainnya di umur 14 tahun, katakanlah begitu. 43. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: KARTONO MOHAMAD Ya. 44. KETUA: HAMDAN ZOELVA Apakah dua-duanya sama-sama di 17 tahun atau ada yang lebih dulu, lebih lambat secara ini... kematangan untuk menikah itu? 45. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: KARTONO MOHAMAD Terima kasih, Yang Mulia. Jadi, angka 12 tahun itu rata-rata pada manusia. Ada perempuan yang anak perempuan 9 tahun sudah mens. Ada yang 15 tahun baru mulai mens. Apalagi kalau kegiatan fisiknya misalnya atlet, kegiatan fisiknya tinggi, maka mens pertama itu akan tertunda atau dia penari ballet, itu mensnya biasanya tertunda, atau dia terlalu banyak diet, sehingga ingin badannya terus kurus, itu itu juga bisa menunda. Jadi, tiap orang berbeda. Tapi kemudian, setelah 17 sampai 19 tahun itu, pada umumnya mapan semuanya, Yang Mulia, kira-kira begitu. Jadi, kalau ditanya yang benar yang mana? Karena itu semua hanya rata-rata berdasarkan statistika. Terima kasih, Yang Mulia. 46. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, ini Dokter Julianto sedikit. Dari data yang ada enggak data, sekarang ini data perkawinan di bawah 18 tahun berapa masih berapa persen di Indonesia? Ada enggak data itu? 47. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: JULIANTO WITJAKS0NO Pada kelompok usia 10 sampai 14 tahun, yang menikah sekarang sekitar 4,1% wanita. Sedangkan pada usia tahun yang menikah saat ini dari data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2010=41,9%.

23 48. KETUA: HAMDAN ZOELVA 16 itu, ya? 49. AHLI DARI PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: JULIANTO WITJAKS0NO 16, 18 masuk di dalamnya karena kita dalam kelompok umur. 50. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, baik. Pemohon, apakah ini masih ada banyak Ahli, masih akan mengajukan lagi ahli? Daftarnya masih banyak. 51. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: RITA SERENA KOLIBONSO Masih ada enam orang lagi yang akan kami ajikan... ajukan, Majelis Hakim. 52. KETUA: HAMDAN ZOELVA Masih, ya? 53. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: RITA SERENA KOLIBONSO Tapi dalam sidang yang akan datang (...) 54. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya, ya. 55. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: RITA SERENA KOLIBONSO Apabila diperkenankan, tiga orang saksi ahli terlebih dahulu yang akan diajukan. 56. KETUA: HAMDAN ZOELVA Baik, kalau begitu, sidang yang akan mendatang ahli dari Pemohon lagi. Tiga lagi ya, tiga lagi. Habis itu masih ada tiga. Dan kemudian juga Pemerintah dapat mengajukan ahli. Kemudian Pihak Terkait juga bisa mengajukan ahli. Kemudian, Pemohon yang satu juga

24 bisa mengajukan ahli. Dan setelah nanti terakhir semua, akan Mahkamah akan mempertimbangkan juga apakah mengajukan ahli sendiri atau tidak, atau dari ormas, atau dari apa, nanti setelah kita melihat seluruh persidangan ini, ya. Jadi, sepertinya agak panjang ini sidang. Ya, begitu juga Perkara Nomor 74 dapat mengajukan ahli, ya. Tapi untuk sidang yang akan datang, kita akan mendengarkan ahli dari Pemohon Nomor 30=3 orang, ya. Sidang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 16 Oktober 2014, pukul WIB, mendengarkan keterangan ahli dari Pemohon. Kalau bisa bawa empat boleh, biar kita agak cepat. Tapi kalau tiga juga enggak apa-apa, ya. 57. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: RITA SERENA KOLIBONSO Majelis Yang Terhormat, sebenarnya ada satu saksi yang sedianya kami mau ajukan di sini, cuma karena seorang saksi sedang beribadah haji, apabila diperkenankan, sidang yang akan datang kami ajukan. 58. KETUA: HAMDAN ZOELVA Masih ada waktu, ya. Silakan dipersiapkan. 59. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: RITA SERENA KOLIBONSO Masih ada waktu? 60. KETUA: HAMDAN ZOELVA Masih ada waktu. 61. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: RITA SERENA KOLIBONSO Dan dan juga kami mau informasikan bahwa Pihak Terkait yang hadir di sini ada dari PKBI dan juga dari WRI. Sebenarnya ada empat Pihak Terkait yang terkait dengan sudah terdaftar. 62. KETUA: HAMDAN ZOELVA Ya.

25 63. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014: RITA SERENA KOLIBONSO Terima kasih, Majelis. 64. KETUA: HAMDAN ZOELVA Terima kasih. Baik, Para Pihak Terkait juga dapat mengajukan ahli ya, kalau merasa perlu mengajukan ahli atau saksi, ya. Baik, dengan demikian, sidang perkara ini untuk hari ini selesai, dan sidang dinyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 29 September 2014 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PUU-XI/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PUU-XI/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PUU-XI/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan [Pasal 7 ayat (1)] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014 PERKARA NOMOR 36/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014 PERKARA NOMOR 36/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014 PERKARA NOMOR 36/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat [Pasal

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 65/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 65/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 65/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG DESA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 61/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 61/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 61/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden [Pasal

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA TELAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 51/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 51/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 51/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN LAMPIRAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAHAKAM

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 45/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 45/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 45/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 53/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK ACARA MENDENGARKAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional [Pasal 36 ayat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 62/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 62/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 62/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN PERATURAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 116/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 116/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 116/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik [Pasal 29 ayat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 137/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 137/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 137/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Sebagaimana

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2008

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 1/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 1/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 1/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 45/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 45/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 45/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 107/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 107/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 107/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 124/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 124/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 124/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat [Pasal 4 ayat (1) dan ayat (3)] terhadap

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan [Pasal 8 ayat (5)] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 127/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 127/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 127/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 53/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 53/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 53/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan [Pasal 30 ayat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana [Pasal 77 huruf a] terhadap

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 93/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 93/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 93/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 140/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA DIUBAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan sosial terhadap

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA DIUBAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIV/2016 PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN PERPU NOMOR 51 TAHUN 1960 TENTANG LARANGAN PEMAKAIAN TANAH TANPA IZIN YANG BERHAK

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan [Pasal 59 ayat (7), Pasal 65

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1946 TENTANG PERATURAN HUKUM PIDANA DAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [Pasal 231 ayat (3)] Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 93/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 93/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 93/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 31/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 31/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 31/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 39/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 39/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 39/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara [Pasal 119 dan Pasal

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN JUNCTO

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara [Pasal 119 dan Pasal

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1/PNPS/1965 TENTANG PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN DAN/ATAU PENODAAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PANAS BUMI DAN UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

rtin PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP UNDANG- UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

rtin PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP UNDANG- UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 53/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 60/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 62/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017 PERKARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 14/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 14/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 14/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua [Pasal

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan [Pasal 3 beserta Penjelasannya]

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 41/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 41/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 41/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana [Pasal

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Pernikahan anak menjadi salah satu persoalan sosial di Kabupaten Gunungkidul. Meskipun praktik pernikahan anak di Kabupaten Gunungkidul kian menurun di

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana [Pasal 195, Pasal 197 ayat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Lebih terperinci