1/15/2009 BAB I PENDAHULUAN
|
|
- Widyawati Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan kedokteran di seluruh dunia senantiasa mengalami perubahan. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang sangat pesat (mega speed) menuntut lulusan pendidikan kedokteran mempunyai keterampilan pembelajaran sepanjang hayat. Disamping itu Pemerintah melalui SK Menteri Kesehatan No.1457/MOH/SK/X/2003 telah menyatakan standar pelayanan kesehatan ke dalam Standar Pelayanan Minimal untuk mencapai Indonesia Sehat Perubahan paradigma pendidikan kedokteran, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat dan perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan menyebabkan perlu diadakan perubahan pada kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) telah menetapkan arah kebijakan pendidikan dokter dalam masa sepuluh tahun ke depan yang difasilitasi melalui Health Workforce Service (HWS) Project. Berdasarkan SK Dirjen Dikti No.1386/D/T/2004 maka Program Studi Kedokteran Dasar (PSKD) dilandasi/mengacu ke Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) untuk dokter pelayanan primer (primary care physician) dengan pendekatan dokter keluarga. Pengelolaan PSKD ini di setiap fakultas difasilitasi oleh Pusat Pendidikan Kedokteran Fakultas (P2KF) atau Medical Education Unit (MEU). Sesuai dengan analisis dari Dikti dan Pusat Pengembangan dan Penelitian Pendidikan Kedokteran Nasional (P4KN) maka Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK Unri) dikelompokkan sebagai fakultas yang akan mengimplementasikan KBK pada Tahun Ajaran 2007/2008. Dalam rangka implementasi KBK tersebut, maka dibentuklah Tim Kurikulum sesuai dengan SK Dekan FK Unri No.321/J /U/05. Tim Kurikulum ini bertugas menyusun draft KBK FK Unri, strategi pembelajaran dan sistem evaluasi. Kurikulum FK Unri ini dikembangkan dari Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia III (KIPDI III) yaitu KBK untuk dokter pelayanan primer dengan pendekatan dokter keluarga. Selain KIPDI III, kurikulum FK Unri juga mengandung muatan lokal yang mengacu kepada visi dan misi FK Unri. Strategi pembelajaran untuk KBK FK Unri menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Sebenarnya metode PBL ini bukan hal baru di FK Unri karena telah dimasukkan sebagai salah satu mata kuliah pilihan sejak FK Unri berdiri pada tahun Metode PBL diperkenalkan kepada mahasiswa pada semester 6. PBL pertama kali dilaksanakan pada Tahun Ajaran 2003/2004 dengan menggunakan satu skenario. Sedangkan pada Tahun Ajaran 2004/2005, mahasiswa mendapatkan enam skenario. Pada Tahun Ajaran 2005/2006 digunakan hanya satu skenario. 1
2 1.1 Tujuan Pendidikan Dokter FK Unri Tujuan pendidikan dokter FK Unri adalah mendidik mahasiswa melalui proses belajar menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga mempunyai cukup pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai dokter pelayanan primer yang menerapkan prinsip-prinsip dokter keluarga dan dapat bersaing secara global. 1.2 Visi, Misi dan Pola Ilmiah Pokok FK Unri Visi FK Unri adalah menjadi lembaga utama penghasil ahli di bidang kedokteran serta pusat unggulan pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja industri dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan yang mampu bersaing secara global. Misi FK Unri adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang kedokteran dan bidang-bidang lain yang terkait dengan sektor kesehatan melalui pengembangan intelektual, pengembangan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Pola ilmiah pokok FK Unri adalah kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja industri, wilayah kelautan, pantai dan perairan. 1.3 Tahap Pendidikan Dokter FK Unri Pendidikan dokter di FK Unri terdiri dari 3 tahap, yaitu : a. Tahap I : Keterampilan Generik b. Tahap II : Ilmu-ilmu Kedokteran Dasar dan Ilmu-ilmu Kedokteran Klinik c. Tahap III : Praktik Klinik Pendidikan ini akan menghasilkan lulusan dokter. Selanjutnya lulusan dokter akan mengikuti tahap internship atau magang/latihan kerja sebagai dokter baru untuk mendapatkan sertifikat melakukan praktek mandiri selama 2 semester yang dikelola oleh Kolegium Dokter Indonesia (KDI). 1.4 Bahan Kajian Pengembangan Kepribadian dan Berkehidupan Bermasyarakat Menurut surat edaran Dirjen Dikti tentang rambu-rambu pelaksanaan bahan kajian Pengembangan Kepribadian dan Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi no 4071/D/T/2006, maka bahan kajian matakuliah Pengembangan Kepribadian dan 2
3 Berkehidupan Bermasyarakat memungkinkan untuk tidak terkumpul dalam suatu matakuliah, tetapi dapat terintegrasi dengan bahan kajian lain yang lebih kontekstual. Berdasarkan hal tersebut dalam kurikulum FK Unri bahan kajian kelompok matakuliah pengembangan Kepribadian dan Berkehidupan Bermasyarakat disajikan secara terintegrasi. Sebagian bahan kajian yang tidak dapat diintegrasikan seperti kajian tentang ibadah, keterampilan, dan hukum tertentu dalam kehidupan beragama akan disajikan dalam program asistensi yang disesuaikan dengan program asistensi Universitas Riau. 3
4 BAB II AREA KOMPETENSI I. KOMPETENSI LULUSAN 1. Komunikasi Efektif 2. Keterampilan klinis 3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 4. Pengelolaan Masalah Kesehatan 5. Pengelolaan informasi 6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri 7. Etika, Moral, Medikolegal dan profesional serta Keselamatan Pasien 8. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan lingkungan, keselamatan kerja industri, dan kesehatan daerah perbatasan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan. II. PENJABARAN KOMPETENSI 2.1 AREA KOMUNIKASI EFEKTIF KOMPETENSI INTI : Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain. No Komponen Kompetensi Hasil Pembelajaran 1 Berkomunikasi dengan pasien serta seluruh anggota keluarganya Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya - Memberikan salam - Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien - Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya - Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan keluhannya dan menggali permasalahan pasien) - Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran, maupun harapannya. - Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang bersifat pribadi dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu. - Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan tindakan. 4
5 Mengumpulkan informasi - Mampu menggunakan open-ended maupun closed question dalam menggali informasi (move from open to close queation properly). - Meminta penjelasan pada pasien pada statemen yang kurang dimengerti. - Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga atau riwayat kesehatan masa lalu. - Melalukan penggalian data secara runtut dan efisien. - Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang prematur saat masih mengumpulkan data-data. Memahami perspektif pasien - Menghargai keoercayan pasien terhadap segaka sesuatu yang menyangkut penyakitnya - Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien, kekhawatirannya, dan harapannya. - Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap ungkapan emosi pasien (marah,takut,malu,sedih,bingung,eforia maupun pasien dengan hambatan komunikasi e.g. bisutuli,gangguan psikis). - Mampu merespon verbal maupun bahasa non verbal dari pasien secara profesional. - Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan normanorma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang profesional. - Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai dengan umur,tingkat pendidikan ketika menyampaikan pertanyaan,meringkas informasi,menjelaskan hasil diagnosis,pilihan penanganan serta prognosis. Memberikan penjelasan dan informasi - Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik. - Memberitahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya. - Memberi penjelasan dengan benar,jelas,lengkap dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi,operasi,prognosis,rujukan) sebelum dikerjakan. - Menjawab pertanyaan dengan jujur, membri konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. - Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya. 5
6 - Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien. - Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan. - Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran. - Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati. 2 Berkomunikasi dengan teman sejawat 3 Berkomunikasi dengan masyarakat 4 Berkomunikasi dengan profesi lain Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi pasien baik secara lisan, tertulis, atau elektronik pada saat yang diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran. Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran. Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran. Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat. Menggunakan tehnik komunikasi langsung yang efektif agar masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara efektif ketika melakukan promosi kesehatan. Melibatkan tokoh masyarakat dalam mempromosikan kesehatan secara profesional. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi waktu cukup kepada profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya. Memberi informasi yang tepat waktu dan sesuai kondisi yang sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan untuk pemrosesan klaim. Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum atau sebagai saksi ahli di pengadilan (jika diperlukan). Melakukan negoisasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan masalah kesehatan masyarakat. 6
7 2.2. AREA KETERAMPILAN KLINIS KOMPETENSI INTI : Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya. No Komponen Kompetensi Hasil Pembelajaran 1 Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya 2 Melakukan prosedur klinik dan laboratorium 3 Melakukan prosedur kedaruratan klinis Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit sat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan. Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pasien. Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengfan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar. Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai. Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar. Membuat permintan pemeriksaan laboratorium penunjang Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit. Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya. Menentukan keadaan kedaruratan klinis Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan. Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai dengan kewenangannya, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut. 7
8 2.3. AREA LANDASAN ILMIAH ILMU KEDOKTERAN KOMPETENSI INTI : Mengidentitifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran / kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum. No Komponen Kompetensi Hasil Pembelajaran 1 Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer 2 Merangkum interprestasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai 3 Menentukan efektivitas suatu tindakan Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya. Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular amaupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh. Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan. Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif. Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. Menjelaskan rasional / ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olahraga atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologis, gizi ataupun perubahan tingkah laku. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping. Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. Menjelaskan perubahan proses patofisiologis setelah pengobatan. Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan. Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti. Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence-based medicine. Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan. Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan. Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan penanganan penyakit. 8
9 2.4. AREA PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN KOMPETENSI INTI : Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer. No Komponen Kompetensi Hasil Pembelajaran 1 Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat Menginterprestasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis sementara dan diagnosis banding. Menjelaskan penyebab, patogenesis serta patofisiologi suatu penyakit. Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai penyakit pasien. Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, kendali biaya, manfaat dan keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien. Melakukan konsultasi mengenai pasien bila perlu. Merujuk kesejawat lain sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang berlaku, tanpa atau sesudah terapi awal. Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggungjawab sesuai dengan tingkat kewenangannya. Memberi alasan strategi pengelolaan pasien yang dipilih berdasarkan patofisiologi, patogenesis, farmakologi, faktor psikologis, sosial dan faktor-faktor lain yang sesuai. Membuat instruksi tertulis sercara jelas, lengkap, tepat dan dapat dibaca. Menulis reesep obat secara rasional ( tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap dan dapat dibaca. Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan, memonitor perkembangan penanganan, memperbaiki dan mengubah terapi dengan tepat. Memprediksi, memantau, mengenali kemungkinan adanya interaksi obat dan efek samping, memperbaiki atau mengubah terapi dengan tepat. Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara holistik, komprehensif, koordinatif, kolaboratif dan bersinambung dalam mengelola penyakit dan masalah pasien. Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan dan lingkungan sosial sebagai faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit serta sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pertimbangan terapi. 9
10 2 Merlakukan pencegahan penyakit dan keadaan sakit 3 Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit 4 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajata kesehatan Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan tertier yang tepat berkaitan dengan penyakit pasien, keadaan sakit atau permasalahannya. Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan sekunder yang tepat berkaitan dengan pasien dan keluarganya. Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat, berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat. Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan dan lingkungan sosial sebagai faktor resiki terjadinya penyakit dan sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pencegahan penyakit. Menunjukan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit sangat bergantung pada kerjasama tim dan kolaborasi dengan profesional di bidang lain. Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, jenis kelamin, etnis dan budaya. Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga dan masyarakat. Bekerjasama dengan sekolah dalam mengembangkan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Memotivasi masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat. Menentukan insiden prevalensi penyakit di masyarakat serta mengenali keterkaitan yang kompleks antara faktor psikologis, kultur, sosial, ekonomi, kebijakan dan faktor lingkungan yang berpengaruh pada suatu masalah kesehatan. Melibatkan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang tepat bagi masalah kesehatan masyarakat. Bekerjasama dengan profesi dan sektor lain dalam menyelesaikan masalah kesehatan dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan pemerintah, termasuk antisipasi terhadap timbulnya penyakit-penyakit baru. Menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam intervensi kesehatan. Merencanakan dan mengimplementasikan intervensi kesehatan masyarakat, serta menganalisis hasilnya. Melatih kader kesehatan dalam pendidikan kesehatan. Mengevaluasi efektivitas pendidikan kesehatan. Bekerjasama dengan masyarakat dalam menilai ketersediaan, pengadaan dan pemanfaataan pelayanan kesehatan masyarkat. 10
11 5 Mengelola sumber daya manusia dan sarana-prasarana secara efektif dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga Menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin, pemberi informasi, dan pengambil keputusan). Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanaan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga. Mengelola sumber daya manusia Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana AREA PENGELOLAAN INFORMASI KOMPETENSI INTI : Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu terapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mngambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer. No Komponen Kompetensi Hasil Pembelajaran 1 Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan dan pemantauan status kesehatan pasien 2 Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi 3 Memanfaatkan informasi kesehatan Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan validitasnya. Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan informasi ilmiah. Menerapkan keterampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi. Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik. Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum dan menyimpan arsip. Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus potensi untuk berkembang dan keterbatasannya. Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database dalam praktek kedokteran secara efisien. Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktek kedokteran dengan menganalisis arsipnya. Membuat dan menggunakan rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan 11
12 2.6. AREA MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI KOMPETENSI INTI : Melakukan praktek kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya. Belajar sepanjang hayat. Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi secara bersinambung. No Komponen Kompetensi Hasil pembelajaran 1 Menerapkan mawas diri Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktek kedokterannya dan berkonsultasi bila diperlukan. Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan masalah yang berkaitan dengan kesehatannya yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya. Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan dan praktek kedokteran. Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan profesi dan pribadi. Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas kritik yang membangun dari pasien, sejawat, instruktur dan penyelia. Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pelatihan dan praktek. Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai denhan praktek kedokterannya. 2 Mempraktekan belajar sepanjang hayat 3 Mengembangkan pengetahuan baru Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru. Berperan aktif dalam Program Pendidikan Dan Pelatihan Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar lainnya. Menunjukkan sikap kritis terhadap praktek kedokteran berbasis bukti (Evidence-Based Medicine). Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil. Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya terhadap pasiennya. Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya. Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada dan mengembangkannya menjadi pertanyaan penelitian yang tepat. Merencanakan, merancang dan mengimplementasikan 12
13 penelitian untuk menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian. Menuliskan hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiah. Membuat presentasi ilmiah dari penelitiannya AREA ETIKA, MORAL, MEDIKOLEGAL DAN PROFESIONALISME SERTA KESELAMATAN PASIEN KOMPETENSI INTI : Berperilaku profesional dalam praktek kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan. Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktek kedokteran. Menerapkan program keselamatan pasien. No Komponen Kompetensi Hail Pembelajaran 1 Memiliki sikap profesional Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia. Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien. Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan dokter - pasien. Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yang menyeluruh. Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya. Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai standar profesi. Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit. Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan setiap individu pasien. 2 Berperilaku profesional dalam bekerjasama Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial. Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai kontribusi dan peran yang berharga tanpa memandang status sosial. Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerjasama dengan para petugas kesehatan lainnya. Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik. Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan dari orang lain. Memperhatikan aspek etis dan moral dalam hubungan dengan 13
14 petugas kesehatan lain, serta bertindak secara profesional. Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan suatu tindakan yang tidak profesional. 3 Berperan sebagai anggota Tim pelayanan kesehatan yang profesional 4 Melakukan praktek kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia 5 Aspek mediko-legal dalam praktik kedokteran Berperan dalam pengelolaan masalah pasien dan menerapkan nilai-nilai profesionalisme. Bekerja dalam berbagai tim pelayanan kesehatan secara efektif. Menghargai peran dan pendapat berbagai profesi kesehatan. Berperan sebagai manager baik dalam praktek pribadi maupun dalam sistem pelayanan kesehatan. Menyadari profesi medis yang mempunyai peran dimasyarakat dan dapat melakukan suatu perubahan. Mampu mengatasi perilaku yang tidak profesinal dari anggota tim pelayanan kesehatan lain. Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup dan budaya dari pasien dan sejawat. Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan usia, gender, orientasi seksual, etnis, kecacatan dan status sosial ekonomi. Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan dengan: Hak asasi manusia Resep obat Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual Kode Etik Kedokteran Indonesia Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian Proses di pengadilan Memahami UU Praktek Kedokteran No.29 th Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang mengatur praktek kedokteran. Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan. 14
15 6 Aspek keselamatan pasien dalam praktek kedokteran Menerapkan standar keselamatan pasien : - Hak pasien - Mendidik pasien dan keluarga - Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan - Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien. - Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien - Mendidik staf tentang keselamatan pasien. - Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. Menerapkan tujuh (7) langkah keselamatan pasien : - Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien - Memimpin dan mendukung staf - Integrasikan aktifitas pengelolaan resiko - Kembangkan sistem pelaporan. - Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien. - Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien - Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien KETERAMPILAN PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN, KESELAMATAN KERJA INDUSTRI, DAN KESEHATAN DAERAH PERBATASAN DENGAN KEKHUSUSAN WILAYAH KELAUTAN, PANTAI, DAN PERAIRAN. KOMPETENSI INTI: - Mampu mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan. - Mampu mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri. - Mampu mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan daerah perbatasan. 15
16 No Komponen Kompetensi Hasil Pembelajaran Mendiagnosis masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan Mengelola masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan Mengintegrasikan tindakan prevensi untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan Mendiagnosis masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan - Menilai data hasil pemeriksaan kondisi lingkungan (lingkungan laut, pantai, dan perairan) secara benar melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan lapangan - Berdasarkan data menyusun diagnosis banding masalah kesehatan lingkungan yang sesuai serta urutan masalahnya - Berdasarkan diagnosis banding, urutan masalah dan diskusi dengan pihak terkait, selanjutnya memilih, melaksanakan dan menilai pemeriksaan penunjang - Memilih pengelolaan yang sesuai didasarkan pada data yang diperoleh dengan mempertimbangkan biaya, keuntungan serta kondisi lingkungan - Melakukan konsultasi dan merujuk apabila dibutuhkan (termasuk konsultasi dan rujukan kepada instansi terkait) - Menentukan tujuan pengelolaan yang sesuai dengan situasi dan kondisi - Melibatkan pasien dan instansi terkait secara optimal - Menentukan pemeriksaan penapisan, pencegahan dan perubahan perilaku yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan - Melaksanakan pendidikan dan intervensi lain yang dibutuhkan untuk melindungi lingkungan terhadap masalah kesehatan - Menentukan parameter dan indikator yang akan dinilai - Menindaklanjuti rancangan penatalaksanaan selama pengelolaan masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan - Menilai data hasil pemeriksaan kondisi lingkungan industri (yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja industri) secara benar melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan lapangan - Berdasarkan data menyusun diagnosis banding masalah kesehatan industri yang sesuai serta urutan masalahnya - Berdasarkan diagnosis banding, urutan masalah dan diskusi dengan pihak terkait, selanjutnya memilih, melaksanakan dan menilai pemeriksaan penunjang 16
17 Mengelola masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri Mengintegrasikan tindakan prevensi untuk mengatasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri sesuai situasi dan kondisi Mendiagnosis masalah kesehatan daerah perbatasan Mengelola masalah kesehatan daerah perbatasan - Memilih pengelolaan yang sesuai didasarkan pada data yang diperoleh dengan mempertimbangkan biaya, keuntungan serta kondisi lingkungan industri - Melakukan konsultasi dan merujuk apabila dibutuhkan (termasuk konsultasi dan rujukan kepada instansi terkait) - Menentukan tujuan pengelolaan yang sesuai dengan situasi dan kondisi - Melibatkan pasien dan instansi terkait secara optimal - Menentukan pemeriksaan penapisan, pencegahan dan perubahan perilaku yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja industri - Melaksanakan pendidikan dan intervensi lain yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja industri - Menentukan parameter dan indikator yang akan dinilai - Menindaklanjuti rancangan penatalaksanaan selama pengelolaan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri - Mengidentifikasi masalah kesehatan di daerah perbatasan - Menilai data hasil pemeriksaan kesehatan daerah perbatasan secara benar melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan lapangan - Berdasarkan data menyusun diagnosis banding masalah kesehatan di daerah perbatasan dan urutan masalahnya - Berdasarkan diagnosis banding, urutan masalah dan diskusi dengan pihak terkait, selanjutnya memilih, melaksanakan dan menilai pemeriksaan penunjang - Memilih pengelolaan yang sesuai didasarkan pada data yang diperoleh dengan mempertimbangkan biaya, keuntungan serta kondisi daerah perbatasan - Melakukan konsultasi dan merujuk apabila dibutuhkan (termasuk konsultasi dan rujukan kepada instansi terkait) - Menentukan tujuan pengelolaan yang sesuai dengan situasi dan kondisi - Melibatkan pasien dan instansi terkait secara optimal 17
18 11 12 Mengintegrasikan tindakan prevensi untuk mengatasi masalah kesehatan daerah perbatasan Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan daerah perbatasan - Menentukan pemeriksaan penapisan, pencegahan dan perubahan perilaku yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan daerah perbatasan - Melaksanakan pendidikan dan intervensi lain yang dibutuhkan untuk melindungi masyarakat terhadap masalah kesehatan daerah perbatasan - Menentukan parameter dan indikator yang akan dinilai - Menindaklanjuti rancangan penatalaksanaan selama pengelolaan masalah kesehatan daerah perbatasan 18
19 BAB III STRUKTUR KURIKULUM 3.1 TEMA SEMESTER DAN TAHAP KURIKULUM FK UNRI Semester Tema Tahap I II-V VI VII Keterampilan Belajar dan Humaniora Dasar-dasar Ilmu Kedokteran, Metodologi Penelitian dan Biostatistik Sistem Tubuh Manusia Emergensi, Elektif dan Manajemen Kesehatan Manajemen kesehatan dan aktifitas Penelitian Keterampilan Generik Ilmu-ilmu Kedokteran Dasar dan Kedokteran Klinik VIII-X Kepaniteraan Praktik Klinik TAHAP I Adalah tahap dimana mahasiswa dipersiapkan untuk menguasai dasar-dasar Ilmu Kedokteran dan aplikasinya dengan cara : - Menguasai prinsip-prinsip belajar di fakultas kedokteran, pengelolaan informasi - Menguasai teknik komunikasi efektif dengan pasien / klien, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain. - Menguasai metodelogi penelitian, problem solving cycle, dan biostatistik kesehatan. 19
20 TAHAP II - Tahap dimana mahasiswa mampu menguasai ilmu-ilmu kedokteran dasar dan ilmu-ilmu kedokteran klinik, dan keterampilan klinik dan prosedur klinis, kegawatdaruratan, selanjutnya mampu menerapkannya pada pasien simulasi dan phantom. - Menguasai tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak konsepsi sampai kematian (siklus hidup manusia). - Menguasai dasar-dasar diagnosis, pengelolaan dan pencegahan penyakit / masalah kesehatan. - Mamapu melakukan, menulis dan menyajikan penelitian bidang kesehatan sesuai kaidah ilmiah. TAHAP III Praktik Klinik : - Menguasai dasar-dasar keterampilan klinik. - Menerapkan ilmu-ilmu dasar dan ilmu-ilmu klinik dalam pengelolaan pasien. - Mampu menerapkan keterampilan klinik secara langsung kepada pasien. 20
21 3.2 TEMA BLOK KURIKULUM FK UNRI SEMESTER I SEMESTER II Proses Belajar dan Dasar-dasar Ilmu Siklus Hidup Manusia Kardiovaskuler Respirasi Muskuloskeletal Humaniora kedokteran, Metodologi 6 minggu 5 minggu 7 minggu penelitian Dan Biostatistik 7 minggu 7 minggu 6 minggu SEMESTER III SEMESTER IV Hemato-Imunologi 6 minggu Saraf 7 minggu Urologi dan Cairan Tubuh 6 minggu Endokrin dan Metabolisme 7 minggu Indera 7 minggu SEMESTER V SEMESTER VI Aktifitas penelitian Digestif dan Nutrisi 7 minggu Reproduksi 7 minggu Kesehatan Jiwa 5 minggu Multi System dan Evidence Based Medicine 7 minggu Kegawatdaruratan 7 minggu Kulit dan Integumen 5 minggu Elektif* Kesehatan lingkungan pada wilayah kelautan, pantai dan perairan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Industri & Kesehatan Daerah Perbatasan 5 minggu SEMESTER VII SEMESTER VIII Aktifitas penelitian 9 minggu 3 minggu 9 minggu 3 minggu 19 Bag. Penyakit Dalam Bag.Penyakit Kulit & Bag. Bag. Saraf Kelamin Kesehatan Manajemen Kesehatan + penelitian (4 minggu) Anak dan Remaja 19 minggu SEMESTER IX 9 minggu 3 minggu 9 minggu 3 minggu Bag. Kesehatan Reproduksi Wanita Bag. Kesehatan Jiwa 3 mggu 3 mggu Bag. Bedah Bag. THT Bag. Mata Bag. Kedokt. Forensik 1 mggu Bag Gigi SEMESTER X 3 mggu Kesehatan lingkungan & Kesehatan Kerja 3 mggu Kesehatan Masyarakat 6 mggu COME Dan Praktik Umum 3 mggu Kegawatdaruratan ATLS ACLS 21
22 BAB IV CETAK BIRU BLOK 4.1 BLOK PROSES BELAJAR DAN HUMANIORA KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu: Memperoleh dan bertukar informasi baik secara verbal dan non-verbal dengan pasien/klien dari segala golongan umur, anggota keluarga, masyarakat, teman sejawat dan profesi lainnya Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya Belajar sepanjang hayat Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi secara bersinambung Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran No. Komponen Kompetensi Hasil Pembelajaran 1. Dalam berkomunikasi dengan pasien/klien dan anggota keluarganya Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya melalui simulasi - Memberikan salam - Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien - Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya - Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan keluhannya dan menggali permasalahan pasien) - Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekawatiran, maupun harapannya. - Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu - Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan tindakan (Teori dan Simulasi) Mengumpulkan informasi melalui simulasi - Mampu menggunakan open-ended maupun closed question dalam menggali informasi (move from open to closed question properly) - Meminta penjelasan pada pasien pada statemen yang kurang dimengerti - Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga, atau riwayat kesehatan masa lalu. 22
23 - Melakukan penggalian data secara runtut dan efisien - Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang prematur saat masih mengumpulkan data-data (Teori dan Simulasi) Secara teoritis memahami perspektif pasien - Menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang menyangkut penyakitnya - Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien, kekawatirannya, dan harapannya - Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap ungkapan emosi pasien (marah, takut, malu, sedih, bingung, eforia, maupun pasien dengan hambatan komunikasi e.g. bisu-tuli, gangguan psikis) - Mampu merespon verbal maupun bahasa non-verbal dari pasien secara profesional - Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan normanorma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang profesional - Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai dengan umur, tingkat pendidikan ketika menyampaikan pertanyaan, meringkas informasi, menjelaskan hasil diagnosis, pilihan penanganan serta prognosis. (Teori dan Simulasi) 2. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan, dan promosi kesehatan, serta penjagaan dan pemantauan status kesehatan pasien 3. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi 5. Mempraktekan belajar sepanjang hayat Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan validitasnya Menerapkan ketrampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum dan menyimpan arsip Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus potensi untuk berkembang dan keterbatasannya Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru. Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar lainnya Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis bukti (Evidence-Based Medicine) Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya terhadap pasiennya Menyadari kinerja professionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya 23
24 6. Berperilaku profesional dalam bekerjasama 7. Melakukan praktek kedokteran dalam masyarakat multicultural di Indonesia Secara teoritis memahami prinsip-prinsip berperilaku profesionalisme dalam bekerjasama Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai kontribusi dan peran yang berharga, tanpa memandang status sosial Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan para petugas kesehatan lainnya Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan dari orang lain Mempertimbangkan aspek etis dan moral dalam hubungan dengan petugas kesehatan lain, serta bertindak secara profesional Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan suatu tindakan yang tidak profesional. Secara teoritis memahami beberapa prinsip melakukan praktek kedokteran dalam masyarakat multikultural Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan budaya dari pasien dan sejawat Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan usia, gender, orientasi seksual, etnis, kecacatan dan status sosial ekonomi Daftar Substansi Kajian Substansi Kajian (knowledge) Tingkat Pencapaian - Belajar sepanjang hayat Prinsip-prinsip belajar di Fakultas Kedokteran (seperti Belajar Berdasarkan Masalah, Praktikum biomedik, Skill lab, Belajar Berdasarkan Bukti, dan lain-lain) Penilaian diri sendiri Hubungan dokter pasien (seperti empati, anamnesis, konseling, penjelasan berbagai prosedur, negosiasi pembuatan keputusan dengan keluarga, pendidikan pasien) - Komunikasi efektif dengan pasien/klien, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain Komunikasi personal Diskusi kelompok Kerja tim Kesadaran interaksi interpersonal Penelusuran literatur
25 - Mempelajari tulisan yang efektif Memanfaatkan berbagai media Perpustakaan elektronik Computer Aided Instruction (CAI) Bahasa Inggris Kedokteran (seperti writting, reading, presentation, conversation) Etika dan hukum kedokteran Keterangan: 1 Mampu menyebutkan 2 Mampu menjelaskan 3 Mampu menerapkan 4 Mampu menganalisis 5 Mampu, mensintesis 6 Mampu mengevaluasi Daftar Keterampilan Keterampilan Tingkat Pencapaian Komunikasi efektif dengan pasien/klien, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain* Penelusuran literatur* Computer Aided Instruction (CAI)* Bahasa Inggris Kedokteran (seperti writting, reading, presentation, conversation) Keterangan : 1 Mengetahui dan mampu menjelaskan 2 Pernah melihat atau didemonstrasikan 3 Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah supervisi 4 Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas Cat : * level 3 dan 4 dicapai pada tahap III 25
26 4.2 BLOK DASAR-DASAR ILMU KEDOKTERAN, METODOLOGI PENELITIAN DAN BIOSTATISTIK KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu: Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu-terapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer Belajar sepanjang hayat Merencanakan, menerapkan, dan memantau perkembangan profesi secara bersinambung Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum No. Komponen Kompetensi Hasil Pembelajaran 1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan dan pemantauan status kesehatan pasien 2. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan validitasnya Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan informasi ilmiah. Menerapkan ketrampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum dan menyimpan arsip Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus potensi untuk berkembang dan keterbatasannya 3. Mempraktekan belajar sepanjang hayat Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru. Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar lainnya Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis bukti (Evidence-Based Medicine) Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya terhadap pasiennya Menyadari kinerja professionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya 26
27 4. Mengembangkan pengetahuan baru 5. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada dan mengembangkannya menjadi pertanyaan penelitian yang tepat Merencanakan, merancang, dan mengimplementasikan penelitian untuk menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian. Menuliskan hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiah Membuat presentasi ilmiah dari hasil penelitiannya Menjelaskan prinsip ilmu dasar dalam pemahaman mengenai dasar, patofisiologi dan patogenesis masalah kesehatan Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan Daftar Substansi Kajian Substansi Kajian Metodologi penelitian eksperimental dan non-eksperimental (seperti desain penelitian, rancangan penelitian, pengelolaan laboratorium penelitian dan lain-lain) Tingkat Pencapaian Problem solving cycle Biostatistik kesehatan Epidemiologi kesehatan dan penyakit Epidemiologi kesehatan dan penyakit Struktur, organisasi, fungsi sel/molekul, jaringan dan organ Anatomi dan histologi umum Genetika Homeostasis
28 Mikroorganisme penyebab penyakit (Bakteriologi, Virologi, Mikologi, Parasitologi) Non-mikroorganisme penyebab penyakit/substansi hazard (metal, kimia, polen, radioaktif, gelombang elektromagnetik, dll) Sterilisasi dan infeksi nosokomial Patofisiologi penyakit (gejala dan tanda, mekanisme, respon fisiologis, mekanisme perbaikan) terhadap penyakit-penyakit infeksi akut dan kronis, neoplasma dan degenerasi Dasar-dasar diagnosis penyakit Dasar-dasar terapi (farmakologi dan non farmakologi) Keterangan : 1 Mampu menyebutkan 2 Mempu menjelaskan 3 Mampu menerapkan 4 Mampu menganalisis 5 Mampu mensintesis 6 Mampu mengevaluasi Daftar Keterampilan Keterampilan Tingkat Pencapaian Mencari informasi lebih lanjut mengenai topik tertentu di berbagai media Menilai kesahihan suatu informasi Penggunaan alat-alat laboratorium kesehatan sederhana Melakukan pemeriksaan fisik Umum Keterangan: 1 Mengetahui dan mampu menjelaskan 2 Pernah melihat atau didemonstrasikan 3 Mampu melakukan dan pernah menerapkan dibawah supervisi 4 Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas 28
29 4.3 BLOK SIKLUS HIDUP MANUSIA KOMPETENSI INTI Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu: Melakukan prosedur klinis masalah pertumbuhan dan perkembangan, sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum Mengelola masalah kesehatan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer No Komponen kompetensi Hasil Pembelajaran 1. Memperoleh dan mencatat informasi pertumbuhan dan perkembangan yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya 2. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium untuk melakukan diagnosa dan terapi gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan melalui simulasi Melakukan prosedur klinik dan labaoratorium sesuai dengan kasus simulasi Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya 29
FASE I FASE II FASE III Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya
LAMPIRAN 1. PEMETAAN HASIL BE LAJAR (LO) KE DALAM TEMA FASE/TAHUN Pemetaan Learning outcome ke dalam fase dilakukan dengan cara mendistribusikan kemampuan atau learning outcome sesuai dengan fase masing-masing.
Lebih terperinciKERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
DESKRIPTOR KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG KEDOKTERAN ( Review 270510) - Draft LEVEL DESKRIPTOR HASIL PEMBELAJARAN (Learning Outcomes) 6 (S1) Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang keahliannya
Lebih terperinciDESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN KEDOKTERAN
7 LAMPIRAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA UNTUK PENDIDIKAN KEDOKTERAN DESKRIPSI UMUM DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
Lebih terperinciDaftar Pokok Bahasan. Lampiran 4 SKDI. Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia
Daftar Pokok Bahasan Lampiran 4 SKDI Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia 2012 Pendahuluan Lampiran 4 Daftar Pokok Bahasan Standar Kompetensi Dokter
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : THT Bobot : 4 SKS Semester : V Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan organ
Lebih terperinciPedoman Pendidikan Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran
Pedoman Pendidikan Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 Visi Menjadi Institusi Pendidikan Kedokteran Yang Terkemuka Dan Bertaraf Internasional Misi Merintis Pendidikan,
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, tuntutan masyarakat akan kompetensi dokter semakin berkembang. Masyarakat menuntut institusi pendidikan kedokteran untuk mempersiapkan lulusannya
Lebih terperinciSTANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : REPRODUKSI Bobot : 4 SKS Semester : IV Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Oentarini Tjandra
PEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Oentarini Tjandra Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara ABSTRAK Seiring dengan diterapkannya
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
Lebih terperinciProgram Pendidikan Profesi Dokter
1 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER I. Pendahuluan Pendidikan Dokter adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N
No.308, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Keselamatan Pasien. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Kode : 25 : KEDOKTERAN KOMUNITAS Semester : 7 (tujuh) Standar Kompetensi : mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan aspek promotif,
Lebih terperinciImplementasinya dalampbl. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI
Implementasinya dalampbl Sugito Wonodirekso Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI Pendahuluan KBK tidak sama dengan PBL PBL adalah salah satu cara untuk mencapai kompetensi
Lebih terperinciKata Kunci: Dasar Hukum implementasi KBK, Implementasi KBK.
GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 (721-730) (PEMIKIRAN) IMPLEMENTASI KBK DI FAKULTAS KEDOKTERAN (Studi Pustaka tentang KBK) Satimin Hadiwidjaja Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran UNS Abstrak :Latar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengertian Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA KELOMPOK KERJA STANDAR PENDIDIKAN DOKTER INDONESIA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA (AIPKI) 2012 1 Kelompok Kerja Standar Pendidikan Dokter Indonesia
Lebih terperinciMetodologi Asuhan Keperawatan
Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
Lebih terperinciPANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN
PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat
Lebih terperinciPEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS I. PENDAHULUAN Rekam medis berdasarkan sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan rumah sakit di Indonesia sudah
Lebih terperinciSTANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 3 Kompetensi Lulusan
STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI Standar 3 Kompetensi Lulusan 0 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Prakata... iii Pendahuluan... iv A. Ruang Lingkup... 1 B. Acuan... 3 C. Istilah dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN I. Latar Belakang Rekam medis berdasarkan sejarahnya sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan, rumah sakit di Indonesia sudah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi
Lebih terperinciPROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA
PROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA Lulusan dokter gigi yang diharapkan sesuai dengan standar pendidikan dan kompetensi sebagai berikut: DOMAIN I : PROFESIONALISME Melakukan praktik di bidang kedokteran
Lebih terperinciPokja Evaluasi dan Revisi Standar AIPKI. Forum Dekan Jakarta, Mei 2011
Pokja Evaluasi dan Revisi Standar AIPKI Forum Dekan Jakarta, 26 27 Mei 2011 POKJA EVALUASI DAN REVISI STANDAR AIPKI Ketua : Prof dr Rahmatina B Herman PhD (UNAND) Sekretaris : dr Wiwik Kusumawati MS (UMY)
Lebih terperinciPADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.
VISI AKPER DIRGAHAYU PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. MISI AKPER DIRGAHAYU 1. MENYELENGGARAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI YANG BERKUALITAS
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi Kode Blok Blok Bobot Semester Standar Kompetensi : Pendidikan Dokter : KBK403 : UROGENITAL : 4 SKS : IV : Mengidentifikasi dan menyusun
Lebih terperinciBAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)
BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) GAMBARAN UMUM Memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat bergantung pada komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI UJIAN KETERAMPILAN KLINIK DASAR MODUL GASTROINTESTINAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 894 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI UJIAN KETERAMPILAN KLINIK DASAR MODUL GASTROINTESTINAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2008 Oleh :
Lebih terperinciKOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework
KOMPETENSI NERS BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework PARAMETER DESKRIPTOR Unsur-unsur Deskripsi DESKRIPTOR JENJANG KUALIFIKASI Ners (LEVEL 7) a Mampu melakukan.
Lebih terperinciTELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN
TELAAH DIII KEPERAWATAN PARAMETER DESKRIPTOR a Mampu melakukan. dengan metode. menunjukka n hasil. dalam kondisi Unsurunsur Deskripsi Kemampuan kerja pada bidang terkait (profil) Cara kerja Tingkatan kualitas
Lebih terperinciKomunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s
Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain Lilik s Perbedaan peran antar profesi Peluang melakukan kolaborasi berbagi, mengisi dan memberi masukan dalam tim menciptakan iklim kerja yang saling memuaskan dan
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)
KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 Mata Pelajaran Jenjang : Kesehatan : SMK/MAK KOMPETENSI PEDAGOGIS Kompetensi Inti Guru (Standar 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciKOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI
KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI Pembangunan kesehatan Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Upaya pelayanan/asuhan
Lebih terperinciDisampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014
Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN TERAPI OKUPASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN TERAPI OKUPASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciFORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA UJIAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK PROFESSIONAL RECOGNITION PROGRAM FOR CERTIFIED PROFESSIONAL AUDITOR OF INDONESIA
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA UJIAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK PROFESSIONAL RECOGNITION PROGRAM FOR CERTIFIED PROFESSIONAL AUDITOR OF INDONESIA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Ujian Profesi Akuntan Publik
Lebih terperinciKeterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran
Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran Dr. dr. Herqutanto MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI HP: 08161803969 Email: marsha_ap@yahoo.com Tujuan Sesi Membahas pentingnya keterampilan
Lebih terperinciPROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT Zulharman Staf Pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM PENDAHULUAN Para mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,
Lebih terperinciSTANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A)
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A) Majelis Assosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia I. PENDAHULUAN II. KOMPONEN STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER 1. Visi, Misi dan tujuan 2. Penyelenggaraan
Lebih terperinciETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI
ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI DEFINISI Keperawatan merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN KESEHATAN
Kompetensi Keahlian: Keperawatan Farmasi Keperawatan gigi Farmasi Industri Analisis Kesehatan KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN KESEHATAN Kompetensi Utama Standar Kompetensi Guru Kompetensi
Lebih terperinciPELATIHAN PEKERTI PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Halaman Judul MODUL. OLEH: CHOMSIN S WIDODO, M.Si, Ph.D
Halaman Judul PELATIHAN PEKERTI TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 20-24 MARET 2017 MODUL PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) OLEH: CHOMSIN S WIDODO, M.Si, Ph.D Lembaga
Lebih terperinciMengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan.
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH TENTANG SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK) TENAGA KEPERAWATAN NOMOR:.../RSNH/SK-DIR/XII/2013 DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH Menimbang : 1. Bahwa setiap tenaga keperawatan
Lebih terperinciKomunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi
Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi kompleks. Dokter secara individu tidak bisa menjadi ahli untuk
Lebih terperinci1. Bab II Landasan Teori
1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL
MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan
Lebih terperinciNILAI SENTRAL KEDOKTERAN KELUARGA. Disiapkan oleh: Dr. FX. Suharto, M. Kes
NILAI SENTRAL KEDOKTERAN KELUARGA Disiapkan oleh: Dr. FX. Suharto, M. Kes Learning Objective Pengembangan Pelayanan Primer Peran Institusi Pendidikan dalam Kedokteran Keluarga Karakteristik Dokter Keluarga
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS PEKAUMAN
PANDUAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I DEFINISI Panduan Pelayanan Klinis Bagi Dokter di Puskesmas Pekauman bertujuan untuk memberikan acuan bagi Dokter dalam memberikan pelayanan di Puskesmas
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN KESEHATAN
KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN KESEHATAN Kompetensi Keahlian: - Keperawatan - Farmasi - Keperawatan g - Farmasi Industri - Analisis Kesehatan Kompetensi Utama Memahami karakteristik peserta
Lebih terperinciContoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI
Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI Halaman Judul Panduan. i Daftar isi. ii Keputusan Karumkital Marinir Cilandak... iii Lampiran
Lebih terperinciPROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada
PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada Problem Oriented Medical Record merupakan suatu sistem yang memberikan cara dokumentasi menurut sistem
Lebih terperinciSTANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF
KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi
Lebih terperinciDEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN
DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL (AMAI) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Baru FAKULTAS
Lebih terperinciProses Rekredensial Proses Penambahan Kewenangan klinik. Kepada Yth, Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lain Di tempat.
Perihal Proses Kredensial : Proses Rekredensial Proses Penambahan Kewenangan klinik. Lampiran : 1 (Satu) Berkas Kepada Yth, Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lain Di tempat. Dengan hormat, Dengan
Lebih terperinciKURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA OLEH TIM PENYUSUN KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
Lebih terperinciPada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:
Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Undang-Undang Menurut Declaration of Lisbon (1981) : The Rights of the Patient disebutkan beberapa hak pasien, diantaranya hak memilih dokter, hak dirawat dokter yang bebas,
Lebih terperinciMODUL KETERAMPILAN PENULISAN LEMBAR KONSULTASI PASIEN (menjawab konsul)
MODUL KETERAMPILAN PENULISAN LEMBAR KONSULTASI PASIEN (menjawab konsul) Penyusun Asty Amalia Astrid Pratidina Susilo Kontributor Tim ISLaND Daftar Isi Halaman Sampul Daftar Isi I Ii Pendahuluan 1 Panduan
Lebih terperinciKode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR:
Kode: 00802 08015. 01 NAMA MATA KULIAH BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR: BUKU BLOK SISTEM KARDIOVASKULAR A. DESKRIPSI MODUL B. KOMPETENSI BLOK SISTEM KARDIOVASKULER C. TUJUAN
Lebih terperinciSEJARAH FILOSOFI DAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA. Disiapkan oleh: dr. FX. Suharto, M. Kes
SEJARAH FILOSOFI DAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA Disiapkan oleh: dr. FX. Suharto, M. Kes SEJARAH DOKTER KELUARGA Pendahuluan Sejarah Internasional Sejarah Organisasi Sejarah Pendidikan Motto Dokter Keluarga
Lebih terperinciPERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT A. Peran Perawat Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari : 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Lebih terperinciREFLEKSI PENYELENGGARAAN KURIKULUM DIII KEPERAWATAN
REFLEKSI PENYELENGGARAAN KURIKULUM DIII KEPERAWATAN Disampaikan Pada Kegiatan Rapat Kerja Regional AIPVIKI Jawa Timur Surabaya, 28 Pebruari 2018 Di STIKES Hang Tuah Surabaya PROFIL LULUSAN DIPLOMA III
Lebih terperinciAUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
AUDIT MUTU INTERNAL AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI JL. RAYA TANJUNG BARAT NO. 11 PS. MINGGU JAKARTA SELATAN TELP. 021 781 7823, 781 5142 FAX. -21 781 5144
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciKOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH
KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH Penyusunan kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang mencakup : A. Praktik professional, etis, legal, dan peka budaya adalah kemampuan
Lebih terperinciKEPERAWATAN GIGI (577)
KEPERAWATAN GIGI (577) Pedago gik Inti. Menguasai karakteristikpes erta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,emosio nal, dan intelektual. guru Guru.. Memahami karakteristik peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran merupakan cabang dari ilmu kesehatan. Pendidikan dokter adalah salah satu program studi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedokteran merupakan cabang dari ilmu kesehatan. Pendidikan dokter adalah salah satu program studi di fakultas kedokteran yang mempelajari tubuh manusia berdasarkan
Lebih terperinci2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang
No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PEKARYA KESEHATAN JENJANG II berbasis
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PEKARYA KESEHATAN JENJANG II berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH I. UMUM Memasuki milenium ketiga, Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan tantangan strategis yang
Lebih terperinciDokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan
Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan 2. pedoman kerja cakupan rs, strategi komunikasi 3. Kebijakan cakupan RS 4. Dokumen informasi seperti brosur, dll 5. Dokumen informasi kepada keluarga pasien 6.
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas
Lebih terperinciGambar 1. Sistematika Penyusunan KBK berdasarkan SKDI (2006)
I. PENDAHULUAN Kurikulum pendidikan dokter di Indonesia telah mengalami perubahan yang signifikan sejak tahun 2006, sesuai dengan SK Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi di pendidikan
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI
BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA
LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA
Lebih terperinciManual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO
Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO Revisi : 1 Tanggal : 10 Desember 2010 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan I Dikendalikan : Gugus Jaminan Mutu FP Disetujui oleh : Dekan FP Kode DAFTAR
Lebih terperinciStandar Kompetensi Lulusan. Sekretaris
Standar Kompetensi Lulusan Sekretaris Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 A. LATAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciKISI KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Standar Kompetensi Guru
KISI KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2015 Kompetensi Utama Standar Kompetensi Guru St. Inti/SK Kompet. Guru Mapel 1.Menguasai karakteristik 1.1.Memahami karakteristik peserta didik
Lebih terperinciAsuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif
Lebih terperinciSISTEM REGISTRASI DAN PERIJINAN
SISTEM REGISTRASI DAN PERIJINAN Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes Dosen FK UNSRI BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KEDOKTERAN KOMUNITAS (IKM/IKK) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA, PALEMBANG 2006 Daftar
Lebih terperinciPANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.
PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di
Lebih terperinciID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2
ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi
Lebih terperinciPENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISCM
Form. 05 FISPH /FISCM PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISCM Pengantar Tujuan dari penilaian mandiri ini adalah untuk membantu Anda menemukan tingkat kompetensi Anda terhadap dimensi kunci pengajaran
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI PERAWAT INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
STANDAR KOMPETENSI PERAWAT INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070
Lebih terperinciAKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN BUKU VII PEDOMAN ASESMEN LAPANGAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2014 DAFTAR ISI halaman DAFTAR ISI 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2 BAB II 3 PROSEDUR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profesi Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu menegakkan diri dan diterima oleh masyarakat sebagai seorang yang memiliki ketrampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Tim pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Tim pelayanan kesehatan merupakan sekelompok
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau
Lebih terperinciMenjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari
Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan
Lebih terperinci4.6 PRODI FARMASI PROFIL LULUSAN PRODI FARMASI 1. Akademisi 2. Saintis 3. Enterpreneur 4. Apoteker 5. Quality Controller
4.6 PRODI FARMASI 4.6.1 VISI PRODI FARMASI Menjadi salah satu pusat pendidikan dan riset farmasi terbaik di Indonesia yang berbasis kepada pemanfaatan sumber daya alam lokal, serta menghasilkan Sarjana
Lebih terperinciyang mengetahui penyakitnya (Arbabi, 2014). Sebuah penelitian di Arab Saudi menemukan bahwa hanya 16% pasien kanker yang memperoleh informasi
BAB I. PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Keterampilan komunikasi efektif merupakan salah satu kompetensi yang mendapat sorotan dalam pelayanan kesehatan. Keterampilan ini dinilai sangat penting dalam memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan seseorang
Lebih terperinci( MEU ) Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Rapat Kerja Pendidikan FK-UNAND, 2005 DIRJEN DIKTI KONSEP PARADIGMA BARU PENDIDIKAN DOKTER
MEDICAL EDUCATION UNIT ( MEU ) Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Rapat Kerja Pendidikan FK-UNAND, 2005 DIRJEN DIKTI KONSEP PARADIGMA BARU PENDIDIKAN DOKTER SELURUH FAKULTAS KEDOKTERAN DI INDONESIA
Lebih terperinci