Pokja Evaluasi dan Revisi Standar AIPKI. Forum Dekan Jakarta, Mei 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pokja Evaluasi dan Revisi Standar AIPKI. Forum Dekan Jakarta, Mei 2011"

Transkripsi

1 Pokja Evaluasi dan Revisi Standar AIPKI Forum Dekan Jakarta, Mei 2011

2 POKJA EVALUASI DAN REVISI STANDAR AIPKI Ketua : Prof dr Rahmatina B Herman PhD (UNAND) Sekretaris : dr Wiwik Kusumawati MS (UMY) Anggota : - Prof dr Nancy Margarita Rehatta SpAn (UNAIR) - Prof dr Tri Nur Kristina MSc PhD (UNDIP) - dr Bethy S Hernowo MS (UNPAD) - dr Dhanasari Vidiawati Trisna MSc CM-FM (UI) - dr Titi Savitri Prihatiningsih MMedEdu PhD ( UGM) - Dr med dr Setiawan MSc (UNPAD) - dr Rahmad Sarwo Bekti (UB) - dr Irwin Arasy MS (UNHAS)

3 PENDAHULUAN Setelah 5 tahun implementasi SKDI dan SPPDI, dilakukan penelitian untuk review dan evaluasi Metode penelitian: SAQ, FGD, dan NGT melibatkan IPD, dokter praktek, pasien, tenaga kesehatan, pakar pendidikan kedokteran, wakil dan tokoh masyarakat, serta pihak terkait lainnya Dari hasil penelitian, studi literatur, dan masukan dari berbagai pihak, dilakukan revisi terhadap SKDI

4 Survey dan FGD Personal Behavior Dokter (4) NGT common problem, daftar penyakit, tkt kompetensi (2) Survey lingkup bahasan dlm KBK (1) Survey Pengembangan Sistem Ujian Nasional (3) Survey Standar Pendidikan (5) FGD experts dan stakeholders 3 x tingkat nasional 12 Institusi Pendidikan Dokter dipilih secara purposive (14 kota) by visit 58 Institusi Pendidikan Dokter lainnya by Wawancara individual 3 Pasiennya 1 Pimpinannya 2 Sejawatnya Medan, Jakarta, Bandar Lampung Purwoker to, Kupang, Ambon NGT pada 14 kota terpilih Dokter Praktik Umum 3 orang dr puskesmas, 3 orang dr RS, 3 orang dr perusahaan Rancangan Survey Secara Keseluruhan

5 KOMPETENSI Seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas- tugas di bidang pekerjaan tertentu SK Mendiknas No. 045/U/2002

6 ELEMEN KOMPETENSI a. Landasan kepribadian b. Penguasaan ilmu dan keterampilan c. Kemampuan berkarya d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai e. Pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya.

7 KOMPETENSI Dibangun oleh: Pondasi: - profesional luhur, - mawas diri dan pengembangan diri, - komunikasi efektif Pilar: - pengelolaan informasi, - landasan ilmiah ilmu kedokteran, - keterampilan klinis, - pengelolaan masalah kesehatan

8 KOMPETENSI Pengelolaan Informasi Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Keterampilan Klinis Pengelolaan Masalah Kesehatan KOMUNIKASI EFEKTIF MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI PROFESIONAL LUHUR

9 SISTEMATIKA STANDAR KOMPETENSI Area Kompetensi Kompetensi Inti Komponen Kompetensi Kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan Lampiran 1: Daftar Masalah Lampiran 2. Daftar Penyakit Lampiran 3: Daftar Keterampilan Klinis Lampiran 4: Daftar Materi Pokok Bahasan untuk pencapaian kompetensi

10 AREA KOMPETENSI 1. Profesional Luhur 2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri 3. Komunikasi Efektif 4. Pengelolaan Informasi 5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 6. Keterampilan Klinis 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan

11 KOMPONEN KOMPETENSI Area Profesional Luhur 1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa 2. Bermoral dan beretika 3. Sadar dan taat hukum 4. Berperilaku profesional 5. Berwawasan sosial budaya dan nasionalisme Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri 6. Menerapkan mawas diri 7. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat 8. Mengembangkan pengetahuan baru

12 KOMPONEN KOMPETENSI. Area Komunikasi Efektif 9. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya 10.Berkomunikasi dengan mitra kerja 11. Berkomunikasi dengan masyarakat Area Pengelolaan Informasi 12.Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi serta informasi kesehatan

13 KOMPONEN KOMPETENSI. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 13.Menerapkan ilmu biomedik dan kedokteran klinik pada masalah kesehatan 14.Menerapkan ilmu humaniora, kedokteran komunitas dan kedokteran keluarga pada masalah kesehatan Area Keterampilan Klinis 15. Melakukan prosedur diagnosis 16.Melakukan prosedur penatalaksanaan 17.Melakukan prosedur medis pada keadaan khusus

14 KOMPONEN KOMPETENSI. Area Pengelolaan Masalah Kesehatan 18.Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 19.Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 20.Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat 21.Memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan 22.Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan

15 1. Profesional Luhur Kompetensi Inti: Mampu melaksanakan praktik kedokteran sesuai dengan nilai dan prinsip ke-tuhan-an, moral yang luhur, etika, hukum, profesionalisme, sosial budaya, dan nasionalisme

16 1. Profesional Luhur.. Kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan: 1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa - Menunjukkan sikap dan perilaku yang - Menunjukkan sikap dan perilaku yang berketuhan-an dalam praktik kedokteran

17 1. Profesional Luhur 2. Bermoral dan beretika - Menunjukkan sikap dan perilaku sesuai dengan standar nilai moral yang luhur dalam praktik kedokteran - Menunjukkan sikap yang sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode etik kedokteran Indonesia - Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi pada pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

18 1. Profesional Luhur 3. Sadar dan taat hukum - Menunjukkan sikap taat hukum dan aturan yang terkait pelayanan kedokteran - Mampu mengidentifikasi masalah hukum dalam pelayanan kedokteran dan memberikan saran cara pemecahannya 4. Berperilaku profesional - Menunjukkan karakter profesional sebagai dokter yang baik - Mengutamakan keselamatan pasien - Melaksanakan profesi dalam kerangka sistim kesehatan nasional dan internasional

19 1. Profesional Luhur 5. Berwawasan sosial budaya dan nasionalisme - Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan budaya - Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi usia, gender, orientasi seksual, etnis, difabilitas dan status sosial-budayaekonomi - Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif yang berkembang di masyarakat multikultur - Berwawasan sosial budaya dan nasionalisme

20 2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri Kompetensi Inti: Mampu melakukan praktik kedokteran dengan menyadari keterbatasan, mampu mengatasi masalah personal dan mampu mengembangkan diri serta pengetahuan secara berkesinambungan

21 2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri. Kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan: 1. Menerapkan mawas diri - Mengenali dan mengatasi masalah fisik, psikis, sosial dan budaya diri sendiri - Menyesuaikan diri dengan tantangan profesinya - Menyadari keterbatasan diri dan berkonsultasi bila diperlukan - Menerima dan merespon positif umpan balik dari pihak lain untuk pengembangan diri

22 2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri. 2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat - Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya - Berperan aktif dalam upaya pengembangan diri dan profesi berkesinambungan 3. Mengembangkan pengetahuan baru - Melakukan penelitian ilmiah sesuai dengan masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat. - Mendiseminasikan hasil penelitian kepada masyarakat ilmiah dan awam.

23 3. Komunikasi Efektif Kompetensi Inti: Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain

24 3. Komunikasi Efektif. Kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan: 1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya - Berempati secara verbal dan nonverbal - Berempati secara verbal dan nonverbal - Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti - Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan kesehatan secara komprehensif - Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk berita buruk, informed consent) dan melakukan konseling dengan cara yang baik dan benar

25 3. Komunikasi Efektif. 2. Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain) - Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benar - Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatan - Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada penegak hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media masa dan pihak lainnya jika diperlukan

26 3. Komunikasi Efektif. 3. Berkomunikasi dengan masyarakat - Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya bersamasama - Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

27 4. Pengelolaan Informasi Kompetensi Inti: Mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan dalam praktik kedokteran

28 4. Pengelolaan Informasi. Kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan: Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi serta informasi kesehatan - Menerapkan keterampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun data dan menganalisisnya - Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan validasi informasi ilmiah secara sistematik - Menggunakan metode riset dan aplikasi statistik untuk menilai kesahihan informasi ilmiah - Membuat dan menggunakan rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

29 5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Inti: Mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum

30 5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran. Kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan: 1.Menerapkan ilmu biomedik dan kedokteran klinik untuk mengatasi masalah kesehatan - Menerapkan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar untuk menentukan prioritas masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat - Menerapkan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan promosi kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

31 5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran. - Menerapkan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan prevensi masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat - Menerapkan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat - Menjelaskan masalah kesehatan melalui pemahaman mekanisme normal dan perubahannya dalam tubuh baik secara molekular maupun selular - Menjelaskan data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti

32 5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran. - Menjelaskan secara rasional dan ilmiah dalam menentukan penatalaksanaan masalah kesehatan berdasarkan etiologi, patogenesis, dan patofisiologi - Menjelaskan prognosis penyakit melalui pemahaman prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar - Menerapkan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan rehabilitasi medik dan sosial pada individu, keluarga dan masyarakat

33 5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran. 2. Menerapkan ilmu humaniora, kedokteran komunitas dan kedokteran keluarga pada masalah kesehatan - Menjelaskan faktor psiko-sosio-budaya- spiritual yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat - Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber masalah kesehatan secara efektif pada individu, keluarga dan masyarakat

34 5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran. - Menjelaskan secara rasional dan ilmiah dalam menentukan diagnosis dan penatalaksanaan masalah kesehatan, melalui perubahan perilaku - Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien (patient preference), bukti ilmiah kedokteran (medical evidence), dan keterbatasan pelayanan kesehatan (health care constrain)

35 6. Keterampilan Klinis Kompetensi Inti: Mampu melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya

36 6. Keterampilan Klinis... Kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan: 1. Melakukan prosedur diagnosis - Melakukan auto- dan hetero-anamnesis - Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien - Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar - Menentukan pemeriksaan penunjang lain secara rasionalt

37 6. Keterampilan Klinis Melakukan prosedur penatalaksanaan yang komprehensif dan holistik - Melakukan tindakan medis preventif - Melakukan tindakan proteksi khusus - Melakukan tindakan diagnosis dini dan penatalaksanaan yang tepat - Melakukan tindakan medis kuratif berdasarkan prinsip terapi rasional - Melakukan edukasi dan konseling - Melakukan tindakan rehabilitasi medis dasar dan rehabilitasi sosial

38 6. Keterampilan Klinis Melakukan prosedur medis pada keadaan khusus - Melakukan prosedur proteksi terhadap hal yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain (universal precaution) - Melakukan tindakan medis pada kedaruratan klinis sesuai dengan kewenangannya

39 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan Kompetensi Inti: Mampu mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga maupun masyarakat secara komprehensif, holistik, koordinatif, kolaboratif dan berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan primer.

40 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan... Kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan: 1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat - Mengidentifikasi kebutuhan perubahan - Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, jenis kelamin, etnis, dan budaya. - Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat.

41 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat - Melakukan pencegahan timbulnya masalah kesehatan. - Melakukan kegiatan penapisan untuk mengidentifikasi faktor risiko dari penyakit laten untuk memperlambat atau mencegah timbulnya penyakit. - Melakukan pencegahan untuk memperlambat progresi dari penyakit dan timbulnya komplikasi penyakit sampai kecacatan.

42 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat - Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis kerja dan diagnosis banding. - Memilih dan menerapkan strategi penatalaksanaan yang paling tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, biaya, dan berbasis bukti (evidence-based medicine). - Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab sesuai dengan tingkat kewenangannya (lihat lampiran Daftar Materi Pokok Bahasan dan Daftar Penyakit) dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien

43 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan... - Merujuk sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang berlaku (lihat lampiran Daftar Penyakit) - Membuat instruksi medis tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat dibaca. - Membuat surat keterangan sakit/sehat/ kematian/kejadian luar biasa/dsb - Menulis resep obat secara rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca. - Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan, memonitor perkembangan penatalaksanaan, memperbaiki dan mengubah terapi dengan tepat.

44 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan... - Menentukan prognosis masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat. - Melakukan rehabilitasi medik dasar dan rehabilitasi sosial pada individu, keluarga dan masyarakat. - Menerapkan prinsip-prinsip epidemiologi dan pelayanan dokter keluarga secara komprehensif dan berkesinambungan dalam mengelola masalah kesehatan. - Melakukan tatalaksana pada keadaan wabah dan bencana mulai dari identifikasi masalah hingga rehabilitasi komunitas

45 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan Memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan - Mengenali faktor bio-psiko-sosio-kulturalspiritual dan faktor lingkungan yang berpengaruh pada masalah kesehatan masyarakat. - Memotivasi masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dan mencari pemecahannya.

46 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan - Mengelola sumber daya manusia, keuangan, sarana dan prasarana secara efektif dan efisien. - Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga - Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam mengantisipasi masalah kesehatan dengan mempertimbangkan kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan.

47

48 LAMPIRAN 1. DAFTAR MASALAH 1. Sistem Saraf dan Perilaku (Psikiatri) 2. Mata-Telinga 3. Hematoimunologi 4. Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi 5. Sistem Digesti 6. Sistem Endokrin, Metabolisme dan Nutrisi 7. Sistem Nefrourologi 8. Sistem Reproduksi 9. Sistem Dermatomuskuloskeletal 10. Lain-lain 11. Masalah Etika dan Hukum Kedokteran 12. Masalah Kepribadian Dokter

49 LAMPIRAN 2. DAFTAR PENYAKIT 1. Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi 2. Sistem Indera Spesial 3. THT, Kepala dan Leher 4. Respirasi 5. Kardiovaskuler 6. Gastro Intestinal, Hepatobilier, Pankreas 7. Sistem Muskuloskeletal 8. Kulit 9. Nefrourologi 10. Sistem Reproduksi 11. Hematologi 12. Imunologi 13. Psikiatri dan Kesehatan mental

50 LAMPIRAN 3. DAFTAR KETERAMPILAN KLINIS

51 LAMPIRAN 4. DAFTAR MATERI POKOK BAHASAN 1. Area kompetensi Profesional luhur 1.1. Prinsip-prinsip etika kedokteran 1.2. Aspek mediko-legal 1.3. Aspek keselamatan pasien, diri sendiri dan lingkungan sekitar 1.4. Penerapan prinsip-prinsip sosiobudaya dalam permasalahan kesehatan 1.5. Aspek agama dalam menghadapi permasalahan kesehatan 1.6. Penerapan Pancasila dan kewarganegaraan dalam praktek kedokteran 1.7. Prinsip leadership 1.8. Good clinical practices

52 LAMPIRAN 4. DAFTAR MATERI POKOK BAHASAN. 2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri 2.1. Prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning, critical thinking) 2.2. Dasar-dasar keterampilan belajar 2.3. Manajemen stres (stress management) 2.4. Metodologi penelitian dan statistik 2.5. Ethical Clearance 2.6. Prinsip-prinsip penulisan dan presentasi ilmiah

53 LAMPIRAN 4. DAFTAR MATERI POKOK BAHASAN 3. Komunikasi Efektif 3.1. Penggunaan bahasa yang baik dan benar 3.2. Prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan 3.3. Komunikasi lintas budaya

54 LAMPIRAN 4. DAFTAR MATERI POKOK BAHASAN 4. Landasan Ilmiah Kedokteran 4.1. Struktur dan fungsi 1. Struktur dan fungsi pada level molekuler. 2. Struktur dan fungsi pada level seluler. 3. Struktur dan fungsi pada level jaringan 4. Struktur dan fungsi organ 5. Koordinasi regulasi fungsi antar organ/ sistem 6. Prinsip homeostasis

55 LAMPIRAN 4. DAFTAR MATERI POKOK BAHASAN 4. Landasan Ilmiah Kedokteran Penyebab Penyakit 1. Herediter 2. Mikroorganisme 3. Parasit 4. Aspek fisik 5. Aspek psikologis 6. Aspek nutrisi 7. Toksikologi

56 LAMPIRAN 4. DAFTAR MATERI POKOK BAHASAN 4. Landasan Ilmiah Kedokteran Mekanisme Penyakit 1. Injuri sel, kematian sel dan adaptasi sel. 2. Proses inflamasi 3. Proses penyembuhan 4. Gangguan hemodinamik 5. Penyakit terkait sistem imun 6. Neoplasia 7. Kelainan genetik 8. Penyakit terkait nutrisi dan lingkungan 9. Patologi infeksi 10. Mekanisme penyakit berdasarkan organ/sistem (lihat daftar penyakit)

57 LAMPIRAN 4. DAFTAR MATERI POKOK BAHASAN 5. Pengelolaan Masalah Kesehatan 1. Kebijakan dan manajemen kesehatan 2. Promosi kesehatan 3. Prevensi penyakit 4. Etiologi 5. Aspek epidemiologi 6. Patofisiologi 7. Kriteria diagnostik 8. Diagnosis banding 9. Clinical reasoning 10. Prinsip penanganan farmakologi 11. Prinsip penanganan non farmakologi

58 LAMPIRAN 4. DAFTAR MATERI POKOK BAHASAN 5. Pengelolaan Masalah Kesehatan Prinsip pendekatan pelayanan kesehatan primer 13. Prognosis 14. Rehabilitasi 15. Edukasi dan konseling 16. Prinsip keselamatan pasien 17. Evidence-based practice 18. Bioetika dan humaniora 19. Kesehatan masyarakat 20. Kesehatan lingkungan 21. Hukum kedokteran

59 LAMPIRAN 4. DAFTAR MATERI POKOK BAHASAN 6. Keterampilan Klinis (lihat Daftar Keterampilan Klinis) 7. Pengelolaan Informasi 7.1. Evidence-based Medicine dan Critical Appraisal 7.2. Pemanfaatan ICT untuk pengelolaan informasi kesehatan 7.3. Pemanfaatan software untuk analisis statistik

60 Terima Kasih

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA KELOMPOK KERJA STANDAR PENDIDIKAN DOKTER INDONESIA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA (AIPKI) 2012 1 Kelompok Kerja Standar Pendidikan Dokter Indonesia

Lebih terperinci

Daftar Pokok Bahasan. Lampiran 4 SKDI. Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

Daftar Pokok Bahasan. Lampiran 4 SKDI. Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia Daftar Pokok Bahasan Lampiran 4 SKDI Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia 2012 Pendahuluan Lampiran 4 Daftar Pokok Bahasan Standar Kompetensi Dokter

Lebih terperinci

FASE I FASE II FASE III Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya

FASE I FASE II FASE III Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya LAMPIRAN 1. PEMETAAN HASIL BE LAJAR (LO) KE DALAM TEMA FASE/TAHUN Pemetaan Learning outcome ke dalam fase dilakukan dengan cara mendistribusikan kemampuan atau learning outcome sesuai dengan fase masing-masing.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : THT Bobot : 4 SKS Semester : V Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan organ

Lebih terperinci

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DESKRIPTOR KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG KEDOKTERAN ( Review 270510) - Draft LEVEL DESKRIPTOR HASIL PEMBELAJARAN (Learning Outcomes) 6 (S1) Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang keahliannya

Lebih terperinci

POKJA STANDAR KOMPETENSI DAN STANDAR PENDIDIKAN

POKJA STANDAR KOMPETENSI DAN STANDAR PENDIDIKAN POKJA STANDAR KOMPETENSI DAN STANDAR PENDIDIKAN POKJA Standar Ketua : Rahmatina B. Herman (Unand) Sekretaris : Wiwik Kusumawati (UMY) Anggota: 1. Nancy Margarita (Unair) 2. Dhanasari V. Trisna (UI) 3.

Lebih terperinci

DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN KEDOKTERAN

DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN KEDOKTERAN 7 LAMPIRAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA UNTUK PENDIDIKAN KEDOKTERAN DESKRIPSI UMUM DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : REPRODUKSI Bobot : 4 SKS Semester : IV Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Kode : 25 : KEDOKTERAN KOMUNITAS Semester : 7 (tujuh) Standar Kompetensi : mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan aspek promotif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia dan kebutuhan hidup yang diwujudkan dan dilaksanakan dalam mencapai kesejahteraan kehidupan dalam masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DI WAHANA PENDIDIKAN (PRIMER) Dr. dr. Herqutanto, MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI BKS IKM/IKP/IKK-FKI

PEMBELAJARAN DI WAHANA PENDIDIKAN (PRIMER) Dr. dr. Herqutanto, MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI BKS IKM/IKP/IKK-FKI PEMBELAJARAN DI WAHANA PENDIDIKAN (PRIMER) Dr. dr. Herqutanto, MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI BKS IKM/IKP/IKK-FKI Good Morning Everybody, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER INDONESIA

STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER INDONESIA STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER INDONESIA KELOMPOK KERJA STANDAR PENDIDIKAN DOKTER INDONESIA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA (AIPKI) 2012 1 Kelompok Kerja Standar Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

Kerangka Hasil Ujian

Kerangka Hasil Ujian Standard Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) sebagai Dasar Uji Kompetensi Dokter Indonesia Setiawan KB UKDI Kerangka Hasil Ujian Item Peserta Hasil Ujian 1 Kerangka Hasil Ujian Item Peserta Hasil Ujian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA

PROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA PROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA Lulusan dokter gigi yang diharapkan sesuai dengan standar pendidikan dan kompetensi sebagai berikut: DOMAIN I : PROFESIONALISME Melakukan praktik di bidang kedokteran

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan. Sekretaris

Standar Kompetensi Lulusan. Sekretaris Standar Kompetensi Lulusan Sekretaris Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 A. LATAR

Lebih terperinci

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat

Lebih terperinci

Pedoman Pendidikan Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran

Pedoman Pendidikan Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Pedoman Pendidikan Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 Visi Menjadi Institusi Pendidikan Kedokteran Yang Terkemuka Dan Bertaraf Internasional Misi Merintis Pendidikan,

Lebih terperinci

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

1/15/2009 BAB I PENDAHULUAN

1/15/2009 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pendidikan kedokteran di seluruh dunia senantiasa mengalami perubahan. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang sangat pesat (mega speed) menuntut lulusan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Kompetensi, Mutu Layanan dan Keselamatan Pasien

Kompetensi, Mutu Layanan dan Keselamatan Pasien Kompetensi, Mutu Layanan dan Keselamatan Pasien Zubairi Djoerban zubairidjoerban.org Tantangan kedokteran sekarang: Memberikan layanan kesehatan dg kualitas yang terbaik (EBM, KOMPETEN), yg komprehensif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISCM

PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISCM Form. 05 FISPH /FISCM PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISCM Pengantar Tujuan dari penilaian mandiri ini adalah untuk membantu Anda menemukan tingkat kompetensi Anda terhadap dimensi kunci pengajaran

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

KOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework

KOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework KOMPETENSI NERS BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework PARAMETER DESKRIPTOR Unsur-unsur Deskripsi DESKRIPTOR JENJANG KUALIFIKASI Ners (LEVEL 7) a Mampu melakukan.

Lebih terperinci

MUSYAWARAH NASIONAL KEDELAPAN PERSATUAN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN INDONESIA SURABAYA, MEI 2017

MUSYAWARAH NASIONAL KEDELAPAN PERSATUAN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN INDONESIA SURABAYA, MEI 2017 MUSYAWARAH NASIONAL KEDELAPAN PERSATUAN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN INDONESIA SURABAYA, 17-19 MEI 2017 K E P U T U S A N MUSYAWARAH NASIONAL KEDELAPAN PERSATUAN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) GAMBARAN UMUM Memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat bergantung pada komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada

Lebih terperinci

Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran

Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran Dr. dr. Herqutanto MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI HP: 08161803969 Email: marsha_ap@yahoo.com Tujuan Sesi Membahas pentingnya keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemerintah dalam pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI Halaman Judul Panduan. i Daftar isi. ii Keputusan Karumkital Marinir Cilandak... iii Lampiran

Lebih terperinci

Deskriptor Kualifikasi S1 Kedokteran Hewan (SKH)

Deskriptor Kualifikasi S1 Kedokteran Hewan (SKH) Deskriptor Kualifikasi S1 Kedokteran Hewan (SKH) No Komponen Kualifikasi General Descriptor 1 Landasan kepribadian 1 Beriman dan takwa kepada Tuhan YME 2 Berakhlak mulia, bermoral, beretika, berkepribadian

Lebih terperinci

STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 3 Kompetensi Lulusan

STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 3 Kompetensi Lulusan STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI Standar 3 Kompetensi Lulusan 0 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Prakata... iii Pendahuluan... iv A. Ruang Lingkup... 1 B. Acuan... 3 C. Istilah dan

Lebih terperinci

UKP (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN)

UKP (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN) UKP (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN) Bab VII Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) Bab VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis Bab IX Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) Bab VII

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN TERAPI OKUPASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN TERAPI OKUPASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN TERAPI OKUPASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi

Lebih terperinci

KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI

KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI Pembangunan kesehatan Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Upaya pelayanan/asuhan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR1438/MENKES/PER/IX/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR1438/MENKES/PER/IX/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR1438/MENKES/PER/IX/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. VISI AKPER DIRGAHAYU PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. MISI AKPER DIRGAHAYU 1. MENYELENGGARAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI YANG BERKUALITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung dan mempengaruhi pekerjaan

Lebih terperinci

PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) FAX. (0713) PRABUMULIH SUM - SEL 31121

PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) FAX. (0713) PRABUMULIH SUM - SEL 31121 PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) 322953 FAX. (0713) 322895 PRABUMULIH SUM - SEL 31121 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH NOMOR :006

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan RI. Surabaya, 5 Agustus 2010

Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan RI. Surabaya, 5 Agustus 2010 INFORMASI KEMKES TENTANG PERATURAN DI BIDANG PEMBANGUNAN KESEHATA N KHUSUSNYA TERKAIT KOMPETENSI DAN KEWENANGAN TENAGA KESEHATAN DI BIDANG PELAYANAN GIGI MULUT. Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

FERRY EFENDI MAKHFUDLI

FERRY EFENDI MAKHFUDLI FERRY EFENDI MAKHFUDLI DAFTAR ISI Tentang Penulis Kata Pengantar Daftar Isi iii v vii BAB 1 Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas 1 Pendahuluan 3 Konsep Keperawatan Kesehatan Komunitas 4 Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia dalam melakukan segala aktivitas dengan baik dan maksimal yang harus diperhatikan salah satu hal yaitu kesehatan. Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK)

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK) PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK) STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PPK. 1 Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia dan menjadi suatu hal yang penting untuk dapat menjalankan segala bentuk aktifitas sehari-hari dengan baik. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.185, 2014 KESEHATAN. Jiwa. Kesehatan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5571) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014

Lebih terperinci

PANDUAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS PEKAUMAN

PANDUAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS PEKAUMAN PANDUAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I DEFINISI Panduan Pelayanan Klinis Bagi Dokter di Puskesmas Pekauman bertujuan untuk memberikan acuan bagi Dokter dalam memberikan pelayanan di Puskesmas

Lebih terperinci

Arah dan Kebijakan Pengembangan RS Universitas

Arah dan Kebijakan Pengembangan RS Universitas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 Arah dan Kebijakan Pengembangan RS Universitas Djoko Santoso Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Annual Scientific Meeting

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, tuntutan masyarakat akan kompetensi dokter semakin berkembang. Masyarakat menuntut institusi pendidikan kedokteran untuk mempersiapkan lulusannya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Oentarini Tjandra

PEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Oentarini Tjandra PEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Oentarini Tjandra Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara ABSTRAK Seiring dengan diterapkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah sakit Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992 Rumah Sakit merupakan salah satu tempat dari sarana kesehatan menyelenggarakan kesehatan, bertujuan

Lebih terperinci

Gambar 1. Sistematika Penyusunan KBK berdasarkan SKDI (2006)

Gambar 1. Sistematika Penyusunan KBK berdasarkan SKDI (2006) I. PENDAHULUAN Kurikulum pendidikan dokter di Indonesia telah mengalami perubahan yang signifikan sejak tahun 2006, sesuai dengan SK Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi di pendidikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN I. Latar Belakang Rekam medis berdasarkan sejarahnya sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan, rumah sakit di Indonesia sudah

Lebih terperinci

Implementasinya dalampbl. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI

Implementasinya dalampbl. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI Implementasinya dalampbl Sugito Wonodirekso Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI Pendahuluan KBK tidak sama dengan PBL PBL adalah salah satu cara untuk mencapai kompetensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peran Perawat a) Peran Sudarma (2008) mengatakan bahwa peran merupakan suatu pola tingkah laku, kepercayaan, nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DI PROVINSI

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PPK. 1 Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang

Lebih terperinci

GAMBARAN KEPATUHAN DOKTER PRAKTEK SWASTA (DPS) TERHADAP SPO (STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL) DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

GAMBARAN KEPATUHAN DOKTER PRAKTEK SWASTA (DPS) TERHADAP SPO (STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL) DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 GAMBARAN KEPATUHAN DOKTER PRAKTEK SWASTA (DPS) TERHADAP SPO (STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL) DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 J. Nugrahaningtyas W. Utami Intisari Latar Belakang : Menurut Kementrian

Lebih terperinci

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DASAR : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2. Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

Program Pendidikan Profesi Dokter

Program Pendidikan Profesi Dokter 1 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER I. Pendahuluan Pendidikan Dokter adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer

Lebih terperinci

Metodologi Asuhan Keperawatan

Metodologi Asuhan Keperawatan Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan

Lebih terperinci

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN Staf medis merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap dokter dan dokter gigi memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH I. UMUM Memasuki milenium ketiga, Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan tantangan strategis yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerjaan Kefarmasian Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 1 DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN DEKAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN I. U M U M Pembangunan bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat 2.1.1 Definisi Perawat Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan fungsinya

Lebih terperinci

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : Geriatri Bobot : 4 SKS Semester : VI Standar Kompetensi : Area Kompetensi 2. Keterampilan Klinis

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg No.122, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. TB. Penanggulangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan Kepatuhan menyatakan kesesuaian perilaku dan pelaksanaan kegiatan terhadap ketentuan atau standar yang berlaku. Kepatuah dokter menulis resep dipengaruhi faktor-faktor

Lebih terperinci

PDKI (PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA) DAN PERAN DOKTER KELUARGA DI RANAH PELAYANAN PRIMER. OLEH DR. ERDIYANTO, DK (KETUA PDKI CABANG JAMBI)

PDKI (PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA) DAN PERAN DOKTER KELUARGA DI RANAH PELAYANAN PRIMER. OLEH DR. ERDIYANTO, DK (KETUA PDKI CABANG JAMBI) PDKI (PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA) DAN PERAN DOKTER KELUARGA DI RANAH PELAYANAN PRIMER. OLEH DR. ERDIYANTO, DK (KETUA PDKI CABANG JAMBI) PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) dan Peran

Lebih terperinci

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD

PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: KENDALA DAN TANTANGANNYA Dewi Irawaty, MA, PhD PERSI, 10 November 2012 1 PERAWAT INDONESIA ADALAH PROFESI Disepakati dan dideklarasikan dalam Lokakarya Nasional

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan terus meningkat seiring perkembangan zaman. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat senantiasa diupayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi Kode Blok Blok Bobot Semester Standar Kompetensi : Pendidikan Dokter : KBK403 : UROGENITAL : 4 SKS : IV : Mengidentifikasi dan menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Sistem Rujukan. Pelayanan Kesehatan. Perorangan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 001 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure. Mini-CEX. (Mini Clinical Evaluation Exercise)

Standard Operating Procedure. Mini-CEX. (Mini Clinical Evaluation Exercise) Standard Operating Procedure Mini-CEX (Mini Clinical Evaluation Exercise) PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI JL. Raya Narogong KM 16 Limus Nunggal Cileungsi Bogor Telp. (021) 8235052 Fax. (021) 82491331 SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin hak setiap warga

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian No.169, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Reproduksi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5559) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014

Lebih terperinci

PELATIHAN PEKERTI PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Halaman Judul MODUL. OLEH: CHOMSIN S WIDODO, M.Si, Ph.D

PELATIHAN PEKERTI PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Halaman Judul MODUL. OLEH: CHOMSIN S WIDODO, M.Si, Ph.D Halaman Judul PELATIHAN PEKERTI TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 20-24 MARET 2017 MODUL PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) OLEH: CHOMSIN S WIDODO, M.Si, Ph.D Lembaga

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAYANAN PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF OLEH DOKTER KELUARGA DI SARANA LAYANAN PRIMER DALAM JKN

KEBIJAKAN PELAYANAN PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF OLEH DOKTER KELUARGA DI SARANA LAYANAN PRIMER DALAM JKN KEBIJAKAN PELAYANAN PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF OLEH DOKTER KELUARGA DI SARANA LAYANAN PRIMER DALAM JKN Prof. Dr.dr. Akmal Taher, Sp.U(K) DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Lebih terperinci