MUTU SUSU SAPI DARI PETERNAK ANGGOTA KOPERASI SUSU SARWAMUKTI PADA PEMERAHAN PAGI DAN SORE HARI: STUDI KASUS TAHUN 2004
|
|
- Suharto Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MUTU SUSU SAPI DARI PETERNAK ANGGOTA KOPERASI SUSU SARWAMUKTI PADA PEMERAHAN PAGI DAN SORE HARI: STUDI KASUS TAHUN 2004 (Milk Quality on Morning and Afternoon Milking at Sarwamukti Cooperative: Case Study in 2004) SRI USMIATI dan WIDANINGRUM Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Jl. Tentara Pelajar 12A, Bogor ABSTRACT The milking process that has been done in the morning and afternoon effect on milk quality. On 2004, research had been done to get the impact of milking process which was implemented in the morning and afternoon on milk quality of farmer cooperation member of Sarwamukti-Bandung. The research was design by Randomized Completely Block Design (RCBD) by two treatments i.e. (i) milking process in the morning; and (ii) milking process in the afternoon on seven farmers as block. The parameters included ph, mass gravity, percentage of fat, protein, water and solid non fat (SNF) and total plate count (TPC) (CFU/ml) of milk. Research result indicated that the treatments effected ph, mass gravity, percentage of fat, protein and water, and total plate count, but not to SNF percentage. The milking process in the afternoon has higher value on ph, mass gravity, and percentage of fat and protein compared by milking process in the afternoon. On the other hand milking in the morning has higher value on water content and total plate count compared by milking process in the afternoon. Value of ph, mass gravity, percentage of fat and protein of milk that milking in the afternoon were 6.67; 1.03; 4.29; and 3.34% respectively, milking in the morning has water content 89,31% and total plate count 2,24x10 8 CFU/ml compared to milk quality that milking process in the afternoon. Milk quality of Sarwamukti farmers that was milking in the afternoon was better than milking in the morning. Key Words: Milk Quality, Milking, Morning, Afternoon ABSTRAK Pemerahan susu yang dilakukan pagi dan sore hari diduga dapat mempengaruhi kualitas susu. Pada tahun 2004 dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kualitas susu sapi dari peternak anggota koperasi susu Sarwamukti Cisarua, Bandung yang diperah pagi dan sore hari. Penelitian dirancang menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan dua perlakuan yaitu: (i) pemerahan susu pagi hari (SP); dan (ii) pemerahan susu sore hari (SS), terhadap 7 (tujuh) peternak sebagai kelompok. Parameter yang diukur meliputi nilai ph, berat jenis (BJ), persentase dari lemak, protein, air dan Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL) serta jumlah total bakteri (Total Plate Count/TPC) (CFU/ml) susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh terhadap nilai ph, BJ, kadar lemak, protein, air dan jumlah total bakteri, namun tidak mempengaruhi nilai BKTL. Nilai ph, BJ, kadar lemak, dan protein pada pemerahan susu sapi pada sore hari lebih tinggi dibandingkan pemerahan susu sapi pada pagi hari masing-masing adalah 6,67; 1,03; 4,29; dan 3,34%, sedangkan pemerahan susu sapi pada pagi hari menghasilkan kadar air dan TPC lebih tinggi dibandingkan pemerahan pada sore hari yaitu 89,31% dan 2,24x10 8 CFU/ml. Mutu susu sapi dari peternak anggota koperasi Sarwamukti lebih baik pada pemerahan sore dibandingkan hasil pemerahan pagi hari. Kata Kunci: Kualitas Susu, Pemerahan, Pagi, Sore PENDAHULUAN Susu merupakan bahan pangan sumber gizi bagi manusia dan dibutuhkan oleh hampir semua tingkatan umur terutama bagi balita. Susu juga merupakan media pertumbuhan yang baik bagi mikroorganisme yang seringkali dapat mengakibatkan kerusakan susu. Susu 323
2 mengandung zat gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin, yang mudah dicerna dan diserap secara sempurna (RESSANG dan NASUTION, 1989). Kandungan kalsium susu yang tinggi menyebabkan gigi dan tulang menjadi kuat serta dapat mencegah osteoporosis (kerapuhan tulang). Kondisi zat gizi yang baik pada susu tersebut maka susu mudah terkontaminasi oleh bakteri patogen yang berasal dari lingkungan, peralatan pemerahan atau sapi itu sendiri (BUCKLE et al., 1985). Komposisi susu dapat dikatakan sangat beragam tergantung pada beberapa faktor, antara lain jenis, bangsa dan umur sapi, tingkat laktasi, pakan, penyakit, interval dan waktu pemerahan, temperatur, umur sapi dan kegiatan bakteri dalam susu. Angka rata-rata untuk semua kondisi dan jenis sapi perah adalah sebagai berikut: kadar air 87,1%, lemak 3,9%, protein 3,4%, laktosa 4,8%, kadar abu 0,72% dan beberapa vitamin yang larut dalam lemak susu, yaitu vitamin A, D, E dan K serta vitamin B dan C (HANDERSON, 1981). Komposisi susu bersama dengan kandungan flavor dan kandungan mikroorganisme merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas susu (COLLIER dalam LARSON, 1985). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kualitas susu sapi dari peternak anggota koperasi susu Sarwamukti Cisarua, Bandung yang diperah pagi dan sore hari. Bahan dan alat MATERI DAN METODE Bahan penelitian yang digunakan adalah susu sapi segar dari peternak anggota koperasi susu Sarwamukti Cisarua serta bahan-bahan kimia untuk analisis proksimat dan Potato Dextrose Agar (PDA) untuk menghitung Total Plate Count (TPC). Alat yang digunakan meliputi lactodensimeter (Funke-Gerber, Berlin-Muenchen), butyrometer, timbangan analitik (Precisa XT220A), colony counter (Hellige, USA), ph-meter (CRISON ph/mv- 506) serta alat-alat gelas lain. Metodologi Penelitian dirancang menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan dua perlakuan yaitu: (i) pemerahan susu pagi hari (SP) jam pagi; dan (ii) pemerahan susu sore hari (SS) jam sore, masing-masing terhadap tujuh peternak sebagai kelompok. Susu dikoleksi dari peternak hasil pemerahan pagi dan sore hari, selanjutnya diuji untuk setiap parameter pengukuran. Seluruh nilai kemudian dianalisis statistik dengan ANOVA, dan hasil rata-rata dibandingkan dengan uji-t (GOMEZ dan GOMEZ, 1995). Parameter yang diuji meliputi ph, berat jenis, persentase dari lemak, protein, air, dan bahan kering tanpa lemak (BKTL), serta TPC (CFU/ml). Kegiatan penelitian juga disertai oleh survey (wawancara) kepada peternak untuk mengumpulkan data sekunder pendukung kegiatan penelitian utama. Beberapa data sekunder yang diperoleh antara lain keadaan kandang (konstruksi, bahan, frekuensi pembersihan), teknik pemerahan (kebersihan operator dan alat-alat), jumlah produksi susu/ ekor/hari, dan lain-lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai ph, berat jenis, kadar lemak, protein dan air serta jumlah total bakteri antara pemerahan susu sapi yang dilakukan pada pagi hari dan sore hari, namun tidak berbeda pada nilai bahan kering tanpa lemak (BKTL). Rangkuman hasil analisis statistik secara keseluruhan disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan hasil pada Tabel 1 menunjukkan bahwa ph, berat jenis, kadar lemak dan protein susu yang diperah pada sore hari lebih tinggi dibandingkan susu yang diperah pagi hari, sedangkan kadar air dan TPC susu yang diperah pagi hari lebih besar dibandingkan susu hasil pemerahan sore hari. Nilai beberapa parameter kualitas susu tersebut telah sesuai dengan syarat mutu susu menurut SNI seperti yang disajikan pada Tabel 1. Kadar lemak dan protein susu yang diperah sore hari lebih tinggi dibandingkan dengan pagi hari sejalan dengan hasil penelitian SIREGAR (1999) di peternak anggota koperasi Tanjungsari, bahwa kadar lemak susu yang diperah pagi hari adalah 2,55% sedangkan susu hasil pemerahan sore hari sebesar 3,17%. Kadar lemak dan protein susu yang tinggi pada 324
3 Tabel 1. Kualitas susu sapi dari peternak anggota koperasi susu Sarwamukti Cisarua, Bandung pada pemerahan pagi dan sore hari Parameter pengukuran SNI SP Perlakuan ph 6 7 6,59 a 6,67 b BJ >1,0280 1,0277 A 1,0299 B Kadar air (%) - 89,31 a 86,74 b Kadar lemak (%) >3,0 2,84 A 4,29 B Kadar protein (%) >2,7 2,82 a 3,34 b Kadar BKTL (%) >8,0 * 7,85 a 8,98 a TPC (CFU/ml) 1,0x10 6 (*) 2,24x10 8 (a) 5,40x10 6 (b) Huruf kecil yang berbeda kearah baris menunjukkan berbeda nyata (P 0,05%) Huruf besar yang berbeda kearah baris menunjukkan berbeda sangat nyata (P 0,01%) * = SNI SP = pemerahan susu pagi hari SS = pemerahan susu sore hari BJ = berat jenis BKTL = bahan kering tanpa lemak TPC = Total Plate Count SS sore hari berkaitan dengan jumlah produksi susu setiap ternak pada sore hari lebih rendah dibandingkan jumlah produksi susu pada pagi hari. Seperti yang diungkapkan oleh DEBNATH et al. (2003), kadar lemak pada susu tergantung kepada jumlah produksi susu yang dihasilkan oleh setiap ekor sapi. Untuk setiap satuan liter susu yang sama, hal tersebut akan mengakibatkan susu pemerahan sore lebih kental sehingga konsentrasi zat padat seperti lemak dan protein akan lebih tinggi. Sebaliknya, kadar air susu terukur lebih rendah dibandingkan susu pemerahan pagi hari, dikarenakan jumlah produksi susu pagi hari lebih tinggi. Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar air susu pemerahan pagi lebih tinggi dibandingkan susu pemerahan sore hari. Bila dihubungkan dengan pemberian pakan, tampaknya pemberian pakan konsentrat sebelum pemerahan dan hijauan setelah pemerahan pagi hari maka aktivitas metabolisme ternak pada siang hari berjalan lebih aktif dan memerlukan lebih banyak air dibandingkan pada malam hari yang cenderung melakukan ruminasi terhadap pakan hijauan yang diberikan pada sore hari, sehingga kadar air susu menjadi lebih rendah pada sore hari dibandingkan pagi hari. Produksi susu pagi hari lebih tinggi 2 3 liter/ekor/hari dibandingkan produksi susu sore hari disebabkan karena pada malam hari ternak tidak mengalami stress panas seperti siang hari. Intake air pada malam hari tidak banyak yang dimanfaatkan untuk menghalau stress panas tetapi masuk ke dalam aliran darah bersama dengan zat padatan yang terlarut di dalamnya menuju alveol-alveol dalam ambing. Selain itu interval waktu pemerahan dari pagi ke sore hari yang lebih pendek dibandingkan interval waktu pemerahan dari sore ke pagi hari memberi kesempatan proses metabolisme pembentukan susu lebih lama dapat berakibat terhadap perbedaan jumlah produksi susu. Kadar bahan kering tanpa lemak walaupun hasil analisis statistik menunjukkan tidak berbeda nyata, namun bila ditinjau dari angka BKTL susu pemerahan sore yang lebih besar juga sejalan dengan hasil penelitian pada kadar lemak dan protein. Hal ini karena variasi nilai BKTL sangat tergantung dari variasi kandungan protein susu (COLLIER dalam LARSON, 1985). Hal ini tampak bahwa kadar protein susu pemerahan sore lebih tinggi dibandingkan susu pemerahan pagi hari (Tabel 1). Tingginya konsentrasi padatan berupa lemak, protein dan bahan kering tanpa lemak susu pada pemerahan sore hari berakibat terhadap 325
4 peningkatan nilai berat jenis. Hasil penelitian ARYOGI et al. (2001), perbaikan ransum/pakan misalnya melalui penerapan teknologi defaunasi dapat meningkatkan BJ susu dari 1,0260 menjadi 1,0270 karena ternak mampu memproduksi bahan-bahan penyusun susu lebih banyak yaitu ditunjukkan dengan tingginya kadar BKTL dan lemak Nilai ph susu pemerahan sore hari lebih tinggi dibandingkan susu pemerahan pagi hari menunjukkan bahwa terjadi deposisi senyawasenyawa golongan garam yang lebih banyak pada sore hari sehingga ph susu mengarah ke suasana basa. Namun demikian, deposisi ini tidak melebihi ambang batas sehingga ph susu tetap pada kisaran ph normal. Menurut JENNES dalam COLLIER (1985), ph normal susu adalah 6,6. Hasil analisis statistik pada Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai TPC susu pada pemerahan pagi hari lebih tinggi dibandingkan pemerahan sore hari. Hal ini antara lain berhubungan dengan tatalaksana ternak. Tatalaksana yang meliputi teknik persiapan pemerahan dan penanganan susu dapat mempengaruhi jumlah bakteri yang mengkontaminasi susu antara lain kebersihan kandang selain ternak dan alat pemerahan (Tabel 2). Menurut EVERITT et al. (2002), sumber air di kandang dapat menjadi faktor penentu kualitas susu, terutama bila peralatan pemerahan susu berpotensi untuk terkontaminasi. Higiene dan sanitasi yang baik untuk menciptakan standar kebersihan yang baik semestinya dilakukan oleh setiap peternak, antara lain dengan menjaga sapi tetap bersih dengan ambing dan puting serta tempat ternak merebahkan diri yang juga senantiasa bersih. Tampaknya pada pemerahan yang dilakukan pagi hari, peternak belum mempersiapkan ternak dan kandangnya dalam keadaan yang sudah bersih. Dari hasil wawancara, pada pagi hari peternak melakukan pemerahan dengan lebih dulu hanya membersihkan ambing, baru memandikan ternak setelah diperah dan menyetorkan susu ke pengumpul. Sedangkan pada pemerahan sore hari, ternak dan kandang sudah relatif bersih sehingga nilai TPC susu menjadi lebih rendah. Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai TPC susu adalah pada malam hari ketika ternak berbaring, ambing akan terkontaminasi mikroorganisme dari lantai kandang yang relatif sudah tidak bersih lagi, karena rata-rata peternak hanya membersihkan kandang satu kali dalam sehari yaitu pada siang hari setelah pemerahan pagi. Berdasarkan Tabel 2, sangat memungkinkan TPC susu hasil pemerahan pagi hari lebih tinggi dibandingkan TPC susu pemerahan sore hari. Membersihkan kandang dan ternak merupakan faktor yang sangat vital dalam upaya menghasilkan susu yang bersih dan berkualitas. Sanitasi tempat yang terdekat dengan ternak (lantai dan parit) perlu dilakukan pada pagi hari sebelum pemerahan misalnya kotoran ternak disapu dan disiram terlebih dahulu dengan air bersih agar susu hasil pemerahan pagi hari yang jumlah produksinya lebih banyak dibandingkan pemerahan sore hari juga mengandung TPC yang rendah. Hal ini sejalan dengan mutu susu yang dipersyaratkan oleh Codex Alimentarius Commision (CODEX) dan perjanjian antara WTO Sanitary dan Phyto-Sanitary (SPS)-TBT (Technical Barrier to Trade). Tabel 2. Profil perkandangan dan tingkat kebersihan kandang sapi perah peternak anggota koperasi susu Sarwamukti, Bandung No. peternak Bahan kandang Kondisi kandang Frekuensi pembersihan 1 Rangka kayu, lantai semen Bersih 3 kali/hari 2 Rangka kayu, lantai semen Bersih 1 kali/hari 3 Rangka kayu, lantai semen Kotor 1 kali/hari 4 Rangka kayu, lantai semen Kotor 2 kali/hari 5 Rangka kayu, lantai semen Kotor sekali 1 kali/hari 6 Rangka kayu, lantai semen Kotor sekali 1 kali/hari 7 Rangka kayu, lantai semen Bersih 2 kali/hari 326
5 KESIMPULAN DAN SARAN Perlakuan pemerahan susu sapi pada pagi dan sore hari oleh peternak anggota koperasi Sarwamukti Bandung berpengaruh terhadap nilai ph, BJ, kadar lemak, protein dan air serta jumlah total bakteri, namun tidak mempengaruhi kadar BKTL. Nilai ph, BJ, kadar lemak dan protein susu pemerahan sore hari lebih tinggi dibandingkan susu hasil pemerahan pagi hari masing-masing 6,67; 1,03; 4,29; dan 3,34%. Sedangkan susu hasil pemerahan pagi hari memiliki kadar air dan jumlah total bakteri lebih tinggi dibandingkan susu pemerahan sore hari yaitu 89,31% dan 2,24x10 8 CFU/ml. Mutu susu sapi dari peternak anggota koperasi Sarwamukti lebih baik pada pemerahan sore dibandingkan hasil pemerahan pagi hari. Tingginya nilai TPC susu sapi pada pemerahan pagi dibanding sore karena faktor tata laksana terhadap sapi perah belum sempurna. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bagian Proyek Teknologi Pascapanen Pertanian tahun anggaran 2004 atas anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA ARDARIAL Merangsang Peternakan Rakyat dengan Susu Impor. Fokus. Kebijakan. Inspirasi Agribisnis Indonesia. AGRINA, Tabloid Mingguan No. 1 Tahun I. 27 April 10 Mei ARYOGI, M.A. YUSRAN, U. UMIYASIH, A. RASYID, L. AFFANDY dan H. ARIANTO Pengaruh teknologi defaunasi pada ransum terhadap produktivitas ternak sapi perah rakyat. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, September Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm BUCKLE, K.A., R.A. EDWARDS. G.H. FLEET and M. WOOTON Ilmu Pangan. Terjemahan: HARI PURNOMO dan ADIONO. UI Press. Jakarta COLLIER, R.J Nutritional, Metabolic, and Environmental Aspects of Lactation. In: Lactation. LARSON, B.L. (Ed.) First Eds. The Iowa State University Press. DEBNATH, G.K., A.K.M.H. KOBER, T. CHANDA, M.A. HOGUE and M.A. HALIM Effect of supplementary concentrate feeding on milk production, quality and body weight changes of Red Chittagong cows and their calves under village management condition. Pakistan J. Biological Sci. 6(10): EVERITT, B., T. EKMAN and M. GYLLENSWARD Monitoring milk quality and udder health in Swedish AMS herds. Proc. of the 1 st North American Conference on Robotic Milking. p. V-72. GUIDRY, A.J Mastitis and the Immune System of the Mammary Gland. Edited by. B. L Larson. First Eds. The Iowa State University Press. HANDERSON, J.L The Fluid Milk Industri. 3 rd Ed. Connecticut: AVI Publishing Inc. SIREGAR, A.R Hasil penelitian ternak ruminansia besar t.a 93/94-97/98. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 1 2 Desember Jilid I. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm RESSANG, A.A. dan A.M. NASOETION Pedoman Mata Pelajaran Ilmu Kesehatan Susu. Ditjen Peternakan. Direktorat Bina Produksi Peternakan. Jakarta. 327
KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA
Animal Agriculture Journal 5(1): 195-199, Juli 2015 On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL
Lebih terperinciPengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein
Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Mardalena 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas susu hasil pemerahan pagi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein (FH) Bangsa sapi perah Fries Holland berasal dari North Holland dan West Friesland yaitu dua propinsi yang ada di Belanda. Kedua propinsi tersebut merupakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu
HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu Masa laktasi adalah masa sapi sedang menghasilkan susu, yakni selama 10 bulan antara saat beranak hingga masa kering kandang. Biasanya peternak akan mengoptimalkan reproduksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produksi Susu di Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi pusat pengembangan sapi perah di Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH LAMA WAKTU TRANSPORTASI SUSU SEGAR TERHADAP TINGKAT KONTAMINAN MIKROB (STUDI KASUS DI WILAYAH KUD SARWAMUKTI, LEMBANG, JAWA BARAT)
PENGARUH LAMA WAKTU TRANSPORTASI SUSU SEGAR TERHADAP TINGKAT KONTAMINAN MIKROB (STUDI KASUS DI WILAYAH KUD SARWAMUKTI, LEMBANG, JAWA BARAT) (The Effect of Transportation Periode of Fresh Milk an Microbial
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi
Lebih terperinciHUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR
HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR Oleh: Iis Soriah Ace dan Wahyuningsih Dosen Jurusan Penyuluhan Peternakan, STPP Bogor ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan
Lebih terperinciPENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2
PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2 Komposisi dan Nutrisi Susu Zat makanan yang ada dalam susu berada dalam 3 bentuk yaitu a) sebagai larutan sejati (karbohidrat, garam anorganik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh manusia, baik dalam bentuk segar maupun sudah diproses dalam bentuk produk. Susu adalah bahan pangan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT PADA PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI Oleh : 060810228 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG
KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu
TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu Susu adalah sekresi yang dihasilkan oleh mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak lahir (Lukman
Lebih terperinciPOTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU
AGROVETERINER Vol.1,No.1,Desember-2012 POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU Nisma Adhani D.A.C 1), Tri Nurhajati 2), A.T. Soelih
Lebih terperinciAlat Pemerahan Peralatan dalam pemerahan maupun alat penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama, dan mudah dibersihkan. Bah
TEKNIK PEMERAHAN DAN PENANGANAN SUSU SAPIPERAH G. Suheri Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor PENDAHULUAN Perkembangan dalam pemeliharaan sapi perah pada akhir-akhir ini cukup pesat dibandingkan tahun-tahun
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel susu, air dan peralatan berasal dari tujuh peternak dari Kawasan Usaha Peternakan Rakyat (Kunak), yang berlokasi di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Total sampel susu
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Total Bakteri; ph; Susu; Sapi Friesian Holstein. ABTRACT
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj TOTAL BAKTERI DAN PH SUSU SEGAR SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH DAN PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL MULYOREJO TENGARAN- SEMARANG
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA SORI B. SIREGAR Balai Penelitian Ternak P.O. Box 221, Bogor 16002, Indonesia (Diterima dewan
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH
ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH Doso Sarwanto 1) dan Eko Hendarto 2) ABSTRAK Produksi susu sapi perah dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas air yang dikonsumsinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia
Lebih terperinciKualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase
Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase MURNI SARI, IDA BAGUS NGURAH SWACITA, KADEK KARANG AGUSTINA Laboratorium Kesmavet, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha
Lebih terperinciIV. ANALISIS DAN SINTESIS
IV. ANALISIS DAN SINTESIS 4.1. Analisis Masalah 4.1.1. Industri Pengolahan Susu (IPS) Industri Pengolahan Susu (IPS) merupakan asosiasi produsen susu besar di Indonesia, terdiri atas PT Nestle Indonesia,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sapi Friesian Holstein (FH)
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Friesian Holstein (FH) Sapi perah FH berasal dari Belanda dengan ciri-ciri khas yaitu warna bulu hitam dengan bercak-bercak putih pada umumnya, namun ada yang berwarna coklat ataupun
Lebih terperinciKUALITAS SUSU SAPI BERBAGAI PETERNAK DI DAERAH SURABAYA DAN MALANG SKRIPSI
KUALITAS SUSU SAPI BERBAGAI PETERNAK DI DAERAH SURABAYA DAN MALANG SKRIPSI OLEH: STELLA DWI KUMALA 6103007060 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Salah satu bangsa sapi bangsa sapi perah yang dikenal oleh masyarakat adalah sapi perah Fries Holland (FH), di Amerika disebut juga Holstein Friesian disingkat Holstein, sedangkan
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS
PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS EFFECT OF EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DOSAGE ADDED IN DRINKING WATER ON BODY WEIGHT OF LOCAL CHICKEN
Lebih terperinciIMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI
SeminarNasionalPeternakan dan Veteriner 1999 IMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI ENDANG SULISTYOWATI Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciKetahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol
Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol Andriawino Berdionis Sanam, Ida Bagus Ngurah Swacita, Kadek Karang Agustina Lab. Kesmavet-Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah Friesian Holstein (FH) dan Peranakan Friesian Holstein (PFH) (Siregar, 1993). Sapi FH memiliki ciri-ciri
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat selama 6 bulan. Analisa kualitas susu
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENDAPATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI PERAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI SUSU NASIONAL
WARTAZOA Vol. 17 No. 2 Th. 2007 OPTIMALISASI PENDAPATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI PERAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI SUSU NASIONAL UKA KUSNADI dan E. JUARINI Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi Perah Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang mempunyai tanduk berongga. Sapi perah Fries Holland atau juga disebut Friesian Holstein
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi susu sangat menentukan bagi perkembangan industri susu sapi perah nasional. Susu segar yang dihasilkan oleh sapi perah di dalam negeri sampai saat ini baru memenuhi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Metode
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Peternakan Kambing Perah Bangun Karso Farm yang terletak di Babakan Palasari, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Analisis pakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah yang sehat dan bersih yang digunakan untuk bahan utama makanan yang sangat komplit. Susu merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) merupakan sapi hasil persilangan antara bangsa-bangsa sapi asli Indonesia (Jawa dan Madura)
Lebih terperinciPengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 12 (2): 69-74 ISSN 1410-5020 Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan The Effect of Ration with
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE)
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE) Siti Amanah, Hanung Dhidhik Arifin, dan Roisu Eni Mudawaroch Program
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: dipping; total bakteri; derajat keasaman; sapi perah ABSTRACT
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj TOTAL BAKTERI DAN DERAJAT KEASAMAN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PERBEDAAN LAMA WAKTU DIPPING MENGGUNAKAN LARUTAN IODOSFOR SEBAGAI DESINFEKTAN Total Plate
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries
20 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries Holland pada laktasi pertama. Produksi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus
BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus 2011. Penelitian dilaksanakan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN BENZALKONIUM KLORIDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SUSU SAPI. Saeful Hidayat, Rival Ferdiansyah, Akhmad Depi Juniarto
PENGARUH PENGGUNAAN BENZALKONIUM KLORIDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SUSU SAPI Saeful Hidayat, Rival Ferdiansyah, Akhmad Depi Juniarto Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Abstrak Telah diamati efektivitas
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi
Lebih terperinciEVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI
EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI EULIS TANTI MARLINA, ELLIN HARLIA dan YULI ASTUTI H Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos
Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Yuli Astuti Hidayati, Eulis Tanti Marlina, Tb.Benito A.K, Ellin Harlia 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Susu sebagai bahan pangan sudah dikenal manusia sejak dahulu, walaupun waktu itu secara alamiah belum diketahui zat-zat yang dikandung dan manfaatnya bagi pertumbuhan tubuh.
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj TAMPILAN PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI YANG DIPRODUKSI DI DATARAN TINGGI DAN RENDAH DI KABUPATEN SEMARANG (Performans of Milk Production and
Lebih terperinciMETODE. Materi. Metode
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Desa Cibungbulang, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat selama 62 hari dari bulan September
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia dengan kelezatan dan komposisinya yang ideal karena susu mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Semua
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6
12 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6 Maret 2016 di Kelompok Tani Ternak Wahyu Agung, Desa Sumogawe, Kecamatan
Lebih terperinciSUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.
SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Friesian Holstien Sapi FH telah banyak tersebar luas di seluruh dunia. Sapi FH sebagian besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Kawasan peternakan sapi perah rakyat Kebon Pedes berada di Kelurahan Kebon Pedes Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor dengan jarak tempuh ke pusat pemerintahan kota
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
8 media violet red bile agar (VRB). Sebanyak 1 ml contoh dipindahkan dari pengenceran 10 0 ke dalam larutan 9 ml BPW 0.1% untuk didapatkan pengenceran 10-1. Pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. kelenjar susu mamalia. Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat.
PENDAHULUAN Latar Belakang Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia. Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Seseorang pada umur produktif, susu dapat membantu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Susu merupakan salah satu bahan pangan yang penting bagi pemenuhan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan pangan yang penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Susu sangat berperan sebagai asupan untuk kesehatan, kecerdasan dan pertumbuhan manusia.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris, dengan jumlah penduduk sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian, sedangkan kegiatan pertanian itu sendiri meliputi pertanian
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1. Ternak Penelitian Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode laktasi 2 dengan bulan ke-2 sampai bulan ke-5 sebanyak
Lebih terperinciMUTU SUSU KARAMEL ASAL SUSU PECAH SELAMA PENYIMPANAN
MUTU SUSU KARAMEL ASAL SUSU PECAH SELAMA PENYIMPANAN (The Quality of Caramel Milk of Break Milk During Storage) ABUBAKAR 1 dan M. ILYAS 1 Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Bogor Jurusan Peternakan
Lebih terperinciA. Wibowo, T.H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj TAMPILAN TOTAL PLATE COUNT DAN Staphylococcus aureus PADA SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN AKIBAT DIPPING DENGAN IODOSFOR PADA BERBAGAI KONSENTRASI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
5 Analisis Data Penarikan sampel dilakukan dengan rancangan acak sederhana. Sampel susu segar merupakan susu hasil pemerahan pagi dan sore hari dari 6 pemasok, dengan jumlah total 35 sampel. Data yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu sebanyak-banyaknya, disamping hasil lainnya. Macam - macam sapi perah yang ada di dunia adalah
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI
PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI THE EFFECT OF USING PROBIOTIC IN COMPLETE FEED ON QUANTITY AND QUALITY OF MILK PRODUCTION
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 329 335 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PERAN MASSAGE DAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KADAR LEMAK SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA
Lebih terperinciSusu merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi karena. vitamin, mineral, dan enzim. Menurut Badan Standart Nasional (2000).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi karena mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap antara lain lemak, protein, laktosa, vitamin, mineral,
Lebih terperinciRESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT
RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007
EFEK SUBSTITUSI KONSENTRAT DENGAN DAUN KERING KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) DALAM RANSUM SAPI PERAH TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS SUSU, BOBOT BADAN DAN PENDAPATAN PETERNAK (Effect of Calliandra
Lebih terperinciPENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan bagian penting dari sektor pertanian dalam sistem pangan nasional. Industri peternakan memiliki peran sebagai penyedia komoditas pangan hewani. Sapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mineral yang tinggi dan sangat penting bagi manusia, baik dalam bentuk segar
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Susu merupakan minuman dengan kandungan protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang tinggi dan sangat penting bagi manusia, baik dalam bentuk segar maupun yang sudah
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan
Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan Sulastri Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Jl. Prof.
Lebih terperinciPengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.
Sains Peternakan Vol. 9 (2), September 2011: 77-81 ISSN 1693-8828 Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower Dede Risnajati Jurusan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj EFISIENSI DAN PERSISTENSI PRODUKSI SUSU PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN AKIBAT IMBANGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT BERBEDA (The Efficiency and Persistency
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus sampai dengan 30 September 2015. Kegiatan penelitian ini bertempat di P.T. Naksatra Kejora Peternakan Sapi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian
Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban
Lebih terperinciKualitas dan Potensi Dadih Sebagai Tambahan Pendapatan Peternak Kerbau di Kabupaten Kerinci
Kualitas dan Potensi Dadih Sebagai Tambahan Pendapatan Peternak Kerbau di Kabupaten Kerinci Afriani 1 Intisari Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses produksi dan kualitas dadih serta potensi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Sapi perah (Peranakan Friesian Holstein)
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi perah (Peranakan Friesian Holstein) Sapi perah yang umum digunakan sebagai ternak penghasil susu di Indonesia adalah sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH). Sapi PFH merupakan
Lebih terperinciPERUBAHAN TERHADAP KADAR AIR, BERAT SEGAR DAN BERAT KERING SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI
PERUBAHAN TERHADAP KADAR AIR, BERAT SEGAR DAN BERAT KERING SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI Change of Water Content, Fresh Weight and Dry Weight of Complete Feed Silage
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI SELANG PEMERAHAN TERHADAP PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU SAPI PERAH SKRIPSI RINA ATRIANA
PENGARUH KOMBINASI SELANG PEMERAHAN TERHADAP PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU SAPI PERAH SKRIPSI RINA ATRIANA DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
Lebih terperinciSISTEM PEMBERIAN PAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU SAN PERAH
SISTEM PEMBERIAN PAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU SAN PERAH Sori Basya Siregar (Balai Penelitian Ternak Ciawi) PENDAHULUAN Keuntungan yang tinggi per satuan waktu merupakan tujuan dari setiap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi yang diperoleh dari hasil pemerahan hewan seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan unta (Usmiati, 2009). Komponen
Lebih terperinciSIFAT KIMIA TEPUNG DAGING SAPI YANG DIBUAT DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA DAN SIFAT MIKROBIOLOGISNYA SELAMA PENYIMPANAN
SIFAT KIMIA TEPUNG DAGING SAPI YANG DIBUAT DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA DAN SIFAT MIKROBIOLOGISNYA SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI HARFAN TEGAS ADITYA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang didalamnya terkandung nilai gizi
Lebih terperinciABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE
ABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fisik, kimia dan profil mikroba daging sapi lokal dan impor yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Pakan Bahan pakan sapi perah terdiri atas hijauan dan konsentrat. Hijauan adalah bahan pakan yang sangat disukai oleh sapi. Hijauan merupakan pakan yang memiliki serat
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pelaksanaan penelitian dimulai
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Juni sampai September 2011 bertempat di Peternakan Kambing Darul Fallah - Ciampea Bogor; Laboratorium
Lebih terperinciJurnal Penelitian Peternakan Indonesia Vol. 1(1): 20-25, April 2017
SIFAT FISIK KUALITAS SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA LAKTASI I IV DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN Physical Quality of Crossbreed Etawa Goat Milk Lactation I IV in Sungai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi merupakan hewan ternak yang menghasilkan daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai Hubungan Konsumsi Bahan Kering dan Protein Pakan
BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai Hubungan Konsumsi Bahan Kering dan Protein Pakan terhadap Produksi, Bahan Kering dan Protein Susu Sapi Perah di Kabupaten Klaten telah dilaksanakan di Peternakan
Lebih terperinciKajian Komparatif Parameter Ekonomi (Harga Susu dan Pakan) Terhadap Efisiensi Penggunaan Teknologi Pakan Pada Usaha Sapi Perah
Sains Peternakan Vol. 12 (1), Maret 2014: 49-55 ISSN 1693-8828 Kajian Komparatif Parameter Ekonomi (Harga Susu dan Pakan) Terhadap Efisiensi Penggunaan Teknologi Pakan Pada Usaha Sapi Perah B. S. Hertanto
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara peningkatan pemberian kualitas pakan ternak. Kebutuhan pokok bertujuan
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Kebutuhan pokok dan produksi pada sapi perah dapat dilakukan dengan cara peningkatan pemberian kualitas pakan ternak. Kebutuhan pokok bertujuan untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitan dengan judul Tampilan Protein Darah Laktosa dan Urea Susu akibat Pemberian Asam Lemak Tidak Jenuh Terproteksi dan Suplementasi Urea pada Ransum Sapi FH dilakukan
Lebih terperinciPROFIL MINERAL KALSIUM (Ca) DAN BESI (Fe) MENCIT (Mus musculus) LAKTASI DENGAN PERLAKUAN SOP DAUN TORBANGUN (Coleus amboinicus L.)
PROFIL MINERAL KALSIUM (Ca) DAN BESI (Fe) MENCIT (Mus musculus) LAKTASI DENGAN PERLAKUAN SOP DAUN TORBANGUN (Coleus amboinicus L.) SAEPAN JISMI D14104087 Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu
Lebih terperinciWillyan Djaja, S. Kuswaryan, dan U.H. Tanuwiria Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung
1 EFEK SUBSTITUSI KONSENTRAT OLEH DAUN KERING KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) DALAM RANSUM SAPI PERAH TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS SUSU, BOBOT BADAN, DAN PENDAPATAN PETERNAK Willyan Djaja, S. Kuswaryan,
Lebih terperinci