Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode Graph-Based Construction

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode Graph-Based Construction"

Transkripsi

1 Symbol Vol.1 No.1 / Juli Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode Graph-Based Construction Ardy Wibisono Lugito* 1, Teguh Oktiarso 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fak. Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung, Jl. Villa Puncak Tidar N-01, Malang Telp. (0341) ; Fax. (0341) * @student.machung.ac.id, 2 teguh.oktiarso@machung.ac.id Abstrak Pengembangan usaha bisnis merupakan suatu hal yang penting dalam perusahaan, dalam kondisi lingkungan bisnis yang semakin kompetitif saat ini membuat perusahaan dituntut harus selalu mengembangkan usaha bisnisnya. Ada banyak contoh pengembangan usaha bisnis, salah satunya yaitu peningkatan kapasitas produksi atau pengembangan lokasi produksi. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan tata letak yang optimal. DPP Garment merupakan perusahaan yang memproduksi kemeja pria, permasalahan yang dialami DPP Garment adalah tidak adanya tata letak usulan optimal yang akan diterapkan pada lokasi baru DPP Garment. Perancangan tata letak tersebut dilakukan menggunakan algoritma Corelap dan metode Graph-Based Construction, dari kedua metode tersebut didapatkan dua rancangan tata letak usulan yang dapat dibandingkan melalui total momen perpindahan. Tujuan dari penelitian ini adalah didapatkan satu tata letak usulan bagi DPP Garment yang mempunyai total momen perpindahan terkecil. Analisis dilakukan dengan menghitung total momen perpindahan dari tata letak usulan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap memiliki total momen perpindahan sebesar 76, meter per bulan, sedangkan tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction memiliki total momen perpindahan sebesar 75, meter per bulan. Dari hasil tersebut dipilihlah tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction sebagai tata letak usulan yang optimal bagi DPP Garment. Kata kunci Tata letak fasilitas, Algoritma Corelap, Metode Graph-Based Construction, Total momen perpindahan Abstract Business development is a crucial matter in a company. The field of business is growing more competitive nowadays, therefore a company is demanded to always expand their business. There are a lot ways for expanding business, one of them is to increase the production capacity or expanding production sites. This study talks about the optimal layout planning. DPP Garment is a company which produces men s shirt, this company has problem about the absence of optimal layout suggestion which will be applied to DPP Garment s new location. The new layout planning will be made using Corelap algorithm and Graph-Based Construction method, there will be two layouts planning from those methods which can be compared using total moment of displacement. The purpose of this research is to get a layout suggestion with the lowest total moment of displacement for DPP Garment. The analysis is done by calculating Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode Graph- Based Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)

2 82 Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN total moment of displacement from the suggested layout. Based on the analysis, it is known that the suggested layout using Corelap Algorithm has 76, meter total moment of displacement per month, meanwhile the suggested layout using Graph-Based Construction method has 75, meter total moment of displacement per month. From those results, then the suggested layout using Graph-Based Construction is chosen as the optimal layout suggestion for DPP Garment. Keywords Facility Layout, Corelap Algorithm, Graph-Based Construction method, Total momen for displacement Pada tahun 2013 DPP Garment mengembangkan usahanya dengan 1. PENDAHULUAN membangun lokasi baru yang berada dekat dengan lokasi lama DPP Garment dan juga engembangan usaha bisnis merupakan membangun lini produksi baru. Hal tersebut Psuatu proses pembentukan nilai jangka dilakukan karena DPP Garment ingin panjang yang akan menguntungkan bagi sebuah organisasi bisnis (Pollack, 2012). Pada umumnya nilai jangka panjang tersebut berasal dari pelanggan, pasar, dan relasi dengan organisasi lain. Salah satu tujuan menambah kapasitas produksi menjadi ±750 potong baju per harinya, dan juga selain itu faktor lokasi lama DPP Garment yang masih menjadi satu dengan rumah dari pemilik menjadi faktor pertimbangan bagi DPP dari setiap usaha bisnis adalah Garment untuk membangun lokasi baru. Hal pengembangan usaha, terutama pada usaha bisnis yang ingin terus bersaing di dunia tersebut membuat pemilik DPP Garment mempunyai rencana untuk memindahkan perindustrian. Adapun contoh dari semua fasilitas produksi ke lokasi baru pengembangan usaha bisnis adalah tersebut. Akan tetapi rencana pemindahan penambahan kapasitas produksi dan tersebut mengalami masalah yang perluasan area produksi. Pengembangan usaha tersebut pada umumnya tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, hal tersebut dikarenakan pengembangan usaha yang dilakukan secara sembarangan akan dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Tata letak fasilitas merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dikarenakan tidak adanya rancangan tata letak optimal di lokasi baru. Oleh sebab itu perlu dirancangkan sebuah tata letak yang optimal bagi DPP Garment khususnya lokasi baru. Perancangan tata letak usulan bagi DPP Garment akan dirancang menggunakan dua metode, yaitu algoritma Corelap dan sebelum sebuah unit bisnis mengembangkan metode Graph-Based Construction. usaha bisnisnya. Penelitian sebelumnya mengenai Dwi Putra Perkasa Garment penggunaan algoritma Corelap pernah merupakan salah satu usaha bisnis yang bergerak di bidang garment khususnya produk kemeja pria. Dwi Putra Perkasa Garment atau disebut juga DPP Garment didirikan oleh Bapak Mujiyanto pada tahun dilakukan oleh Renata Maywanto S, Danci Sukatendel, dan Ukurta Tarigan. Tiga peneliti tersebut meneliti mengenai tata letak fasilitas produksi yang diterapkan pada PT. XYZ, algoritma Corelap dan BLOCPLAN Pada awalnya DPP Garment hanya digunakan untuk mengurangi momen memiliki tujuh mesin jahit dan berlokasi di Jalan Manggar Atas No. 31 A. Seiring berjalannya waktu, usaha yang dirintis oleh perpindahan yang dilakukan oleh PT. XYZ. Sedangkan penelitian yang menggunakan metode Graph-Based Construction pernah Bapak Mujiyanto mengalami peningkatan dilakukan oleh Ruth Helena Sirait, per tahunnya, terhitung pada saat ini jumlah tenaga kerja DPP Garment mencapai 100 pekerja yang terdiri dari tenaga kerja harian dan tenaga kerja borongan. penelitian ini dilakukan pada PT. Morawa Electric Transbuana. Penelitian tersebut dilakukan untuk meneliti mengenai tata letak yang tidak efisien dari perusahaan dengan menggunakan metode Graph-Based ISSN:

3 Symbol Vol.1 No.1 / Juli Construction serta metode Travel Chart. Peneliti ini bertujuan untuk membuat tata letak yang lebih efektif serta jarak perpindahan bahan yang lebih efektif. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Pengumpulan Data I Proses pengumpulan data pertama dilakukan untuk mencari data yang akan mendukung proses perhitungan waktu standar dan output standard. Data yang diperlukan adalah data mengenai operation process chart, data waktu siklus tiap proses produksi, dan data mengenai performance rating dan allowance. Proses pengumpulan data waktu siklus dilakukan dengan menggunakan snapback timing method, dan data mengenai performance rating serta allowance dikumpulkan dengan teknik wawancara dengan manajer produksi DPP Garment yang lebih mengetahui kondisi fisik di lapangan dan kondisi pekerja. 2.2 Pengolahan Data I Pengolahan data pertama dilakukan dengan cara mengolah data yang telah dikumpulkan pada proses pengumpulan data pertama, pengolahan data yang dilakukan ada beberapa proses antara lain adalah proses uji kenormalan data, uji keseragaman data waktu siklus, uji kecukupan data, dan perhitungan tingkat ketelitian. Dari keempat proses tersebut akan didapatkan data yang telah seragam dan mencukupi, setelah proses tersebut maka dapat dilakukan proses perhitungan waktu standar yang diikuti dengan perhitungan line balancing. Dari hasil perhitungan line balancing dapat dihitung kebutuhan mesin dan tenaga kerja pada proses produksi baru DPP Garment. Pengolahan data yang terakhir dilakukan adalah pengelompokan ruangan yang didasarkan pada stasiun kerja yang dihasilkan dari proses line balancing, dan nantinya akan dihitung kebutuhan luas baru. 2.3 Pengumpulan Data II Pengumpulan data kedua dilakukan untuk merancang tata letak lokasi baru DPP Garment. Data-data yang dibutuhkan adalah data-data mengenai data mengenai denah tata letak perusahaan, activity relationship chart, dan from to chart. Data-data yang diperlukan dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian berdasarkan sumber data yang digunakan. Berikut ini merupakan jenis data yang dibutuhkan: - Data primer Data primer adalah data yang didapatkan dari tempat aktual atau tempat kejadian (Sekaran, 2006). Data primer yang dibutuhkan adalah data jumlah departemen, data ukuran setiap departemen, dan jarak antar departemen. - Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber-sumber yang melalui media perantara (Sekaran, 2006). Data sekunder yang diperlukan adalah data mengenai pengiriman barang jadi DPP Garment, kapasitas produksi dari Dwi Putra Perkasa Garment, data luas perusahaan, dan data jumlah tenaga kerja 2.4 Pengolahan Data II Pada tahap pengolahan data ada tiga tahapan yang dilakukan, tiga tahapan tersebut adalah pembuatan tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap, pembuatan tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction, dan perhitungan jarak antar departemen. Berikut ini penjelasan dari masing-masing tahapan pengolahan data: Pembuatan Tata Letak Usulan Menggunakan Algoritma Corelap Langkah-langkah dalam pembuatan tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap adalah sebagai berikut (Diaz dan Smith, 2008): 1. Pembuatan Activity Relationship Chart dari tiap departemen. 2. Perhitungan TCR (Total Closeness Rating) dari tiap departemen. Perhitungan TCR menggunakan ketentuan sebagai berikut: Tabel 1 Ketentuan Perhitungan TCR Kode ARC Nilai Kuantitatif Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode Graph- Based Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)

4 84 Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN A 6 E 5 I 4 O 3 U 2 X 1 Dari ketentuan tersebut maka akan didapatkan nilai dari TCR dari setiap departemen, nilai TCR tersebut akan berguna untuk penyusunan tata letak usulan. 3. Pengalokasian departemen berdasarkan nilai TCR, dilakukan sampai semua departemen teralokasi, dan dilakukan berdasarkan nilai kedekatan Pembuatan Tata Letak Usulan Menggunakan Metode Graph-Based Construction Langkah-langkah pembuatan tata letak usulan menggunakan metode Graph- Based Construction adalah dengan mencari pasangan dari departemen yang mempunyai bobot terbesar. Dari departemen yang mempunyai bobot terbesar akan dibuat segitiga planar, langkah selanjutnya adalah mencari departemen yang memiliki bobot terbesar dengan segitiga planar tersebut. Setelah terpilih maka departemen tersebut diletakkan di dalam segitiga planar, langkah yang sama dilakukan sampai semua departemen masuk dalam segitiga planar. Apabila semua departemen sudah masuk maka langkah selanjutnya adalah membuat block layout usulan dari metode Graph- Based Construction (Jawin, 2011) Perhitungan Jarak Setelah block layout dibuat maka dapat dihitung titik berat dari setiap bagian yang ada pada block layout menggunakan rumus (Purnomo, 2004): (1) Setelah titik berat telah dilakukan maka perhitungan jarak antar departemen dapat dilakukan, perhitungan tersebut menggunakan metode rectilinear dengan rumus. (2) 2.5 Analisis Hasil Pengolahan Data Tahapan ini dilakukan dengan tujuan membandingkan dua tata letak usulan berdasarkan algoritma Corelap dan metode Graph-Based Construction. Perbandingan yang dilakukan adalah dengan melihat total momen perpindahan dari kedua tata letak fasilitas tersebut. Setelah membandingkan total momen perpindahan akan diberikan masukan tata letak yang mempunyai nilai total momen perpindahan material terkecil. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Proses Produksi DPP Garment Proses produksi yang dilakukan dalam mengerjakan satu kemeja terdiri dari 31 buah operasi. Operasi tersebut pada perhitungan akan dijadikan kode O-1 sampai O-31. O-1 merupakan proses pengerjaan dari kain kemeja yang harus digambar sesuai pattern dan O-31 merupakan operasi packaging. 3.2 Perhitungan Waktu Kerja Perhitungan waktu kerja dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah pengambilan data dengan menggunakan metode snap back timming method, dari data yang diperoleh akan diuji kenormalan data, keseragaman data, kecukupan data, dan juga akan dihitung tingkat ketelitiannya. Jumlah data yang diambil untuk satu operasi adalah 30 data. Setelah data terkumpul maka data akan diuji kenormalan menggunakan bantuan software SPSS v.20, dari hasil SPSS v.20 didapatkan bahwa data yang diambil telah terdistribusi normal. Setelah melakukan pengujian kenormalan data maka dilakukan pengujian keseragaman data, uji keseragaman data dilakukan menggunakan bantuan peta kontrol. Apabila data keluar dari Batas Kendali Atas dan juga Batas Kendali Bawah maka data akan dibuang karena akan membuat data tidak seragam. Dari hasil tersebut didapatkan rata-rata baru dari setiap operasi. Berikut ini merupakan hasil dari uji keseragaman data yang dilakukan. Tabel 2 Data Akhir Perhitungan Waktu ISSN:

5 Symbol Vol.1 No.1 / Juli Operasi Ke Mean Jumlah Akhir (s) Data O O O O O O O Tabel 2 Data Akhir Perhitungan Waktu (Lanjutan) Operasi Ke Mean Jumlah Akhir (s) Data O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O Dari data di atas maka dilakukan uji kecukupan data, hasil dari uji kecukupan data yang dilakukan didapati bahwa tidak ada kekurangan data pada setiap operasi. Dikarenakan data tidak ada yang kurang, maka langkah perhitungan waktu standar dapat dilakukan. Perhitungan waktu standar dilakukan dengan mengalikan waktu mean baru pada tabel 2 dengan nilai performance rating serta dikalikan dengan nilai allowance (Apfd) + 1. Nilai performance rating (PR) ditentukan menggunakan metode westing house. Berikut ini merupakan perhitungan waktu standar dari semua operasi. Tabel 3 Perhitungan Waktu Standar (Tstd) Operasi Tobs (s) PR Apfd Tstd (s) O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O % O-29 & I % O % O % Nilai PR dari O-1 hingga O-4 digabung dikarenakan operasi tersebut dilakukan oleh satu tenaga kerja. Hal demikian juga diterapkan pada O-5 hingga O-8. Data tersebut akan digunakan sebagai data awalan dalam menentukan keseimbangan lini. 3.3 Keseimbangan Lini Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode Graph- Based Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)

6 86 Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN Keseimbangan lini dilakukan dengan menggunakan metode RPW (Ranked Positional Weights). Dalam pengerjaannya metode ini membutuhkan waktu standar dan precedence diagram dari aktivitas. Setelah mengetahui tersebut nantinya akan dihitung nilai RPW dari setiap operasi, perhitungan tersebut dilakukan dengan cara menghitung waktu standar dari operasi tersebut ditambah waktu standar dari operasi yang dilalui setelah operasi itu sendiri. Data waktu standar harus mempunyai besaran yang sama, hal tersebut menyebabkan waktu standar O-9, 10, 15, 18, dan 23 harus dikalikan dua karena waktu standar operasi tersebut merupakan waktu standar pengerjaan setengah bagian kemeja. Setelah menghitung RPW maka langkah selanjutnya adalah menempatkan stasiun. Berikut ini hasil dari keseimbangan lini. Tabel 4 Hasil Keseimbangan Lini Stasiun Ke Operasi Tstd Waktu Stasiun O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O-29 & I O O Hasil tersebut menunjukkan bahwa DPP Garment dalam lokasi baru membutuhkan tiga stasiun dengan persebaran tiap stasiun seperti di tabel 4 agar lini produksi DPP Garment seimbang. Dari hasil tersebut waktu stasiun akan dijadikan sebagai acuan dari perhitungan kebutuhan tenaga kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam stasiun kerja satu adalah sebanyak 49 tenaga kerja, stasiun kerja dua sebanyak 49 tenaga kerja, dan stasiun kerja tiga sebanyak 47 tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja tersebut digunakan sebagai acuan dalam perancangan tata letak menggunakan algoritma Corelap dan metode Graph-Based Construction. 3.4 Perancangan Tata Letak Usulan Perancangan tata letak usulan dilakukan terhadap setiap stasiun kerja terlebih dahulu, kemudian setelah setiap stasiun telah dirancangkan tata letak usulan menggunakan dua metode tersebut maka dilakukan terhadap bagian nun produksi DPP Garment. Bagian nun produksi DPP Garment antara lain adalah gudang bahan baku, gudang benang dan aksesori, kantor, parkiran. Berikut ini merupakan penjelasan proses perancangan tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap dan metode Graph-Based Construction Perancangan Tata Letak Usulan Algoritma Corelap Contoh perancangan tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap adalah perancangan terhadap stasiun kerja 3. Data activity relationship chart stasiun 3 adalah sebagai berikut. Tabel 5 Activity Relationtship Chart Stasiun Kerja 3 ISSN:

7 O-26 O-27 O-28 O-29 & I-1 O-30 O-31 Symbol Vol.1 No.1 / Juli O-26 I O U U U O-27 I I O U U O-28 O I E U U O-29 & I-1 U O E O O O-30 U U U O A O-31 U U U O A Dari kode kedekatan tersebut dikonversikan dengan ketentuan pada tabel 1 sehingga didapatkan nilai TCR dari setiap operasi adalah sebagai berikut: dan kotak nomor 2, 4, 5, 7 mempunyai bobot 2.5. Hal tersebut dikarenakan Operasi 28 dan O-29 & I-1 mempunyai hubungan E sehingga nilai hubungannya 5. Dari hasil tersebut O-29 & I-1 diletakkan pada kotak nomor 5 karena mempunyai nilai bobot tertinggi dan dipilih secara acak Operasi 28 Operasi 29 & I Gambar 2 Iterasi Kedua Algoritma Corelap Tabel 6 TCR dan Urutan Pengalokasian Stasiun Kerja 3 TCR URUTAN O O O O-29 & I O O Urutan dari pengalokasian setiap operasi tidak menggunakan nilai TCR, akan tetapi menggunakan hubungan tertinggi sampai terendah setiap operasi dengan operasi dengan nilai TCR tertinggi. Iterasi kedua dan selanjutnya menggunakan cara perhitungan yang sama dengan iterasi pertama. Apabila setiap stasiun telah didapatkan rancangan tata letaknya, maka dilanjutkan dengan perancangan tata letak DPP Garment secara total dengan menggunakan cara yang sama. Hasil akhir dari perancangan tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap adalah block layout dari setiap lantai DPP Garment. Berikut ini merupakan block layout dari perancangan tata letak menggunakan algoritma Corelap DPP Garment pada lokasi baru Operasi Gambar 1 Iterasi Pertama Algoritma Corelap Dari hasil iterasi pertama maka kotak 1-8 dapat dihitung dengan menggunakan algoritma Corelap. Perhitungan tersebut didapatkan bahwa kotak nomor 1, 3, 6, 8 mempunyai bobot 5 Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode Graph- Based Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)

8 T3L2 T2L2 T1L1 88 Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN E T2L1 E9 E8 B E10 E5 E6 D A E4 E1 E3 C E2 T3L Perancangan Tata Letak Usulan Metode Graph-Based Construction Perancangan tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction dilakukan dengan cara membuat peta dari ke bagian yang akan dirancang tata letak usulannya, setelah itu dipilih nilai terbesar yang ada pada peta dari ke. Peta dari ke tersebut dapat berupa nilai dari derajat kedekatan setiap operasi. Setelah memilih satu pasang operasi yang mempunyai nilai bobot terbesar maka langkah selanjutnya memilih operasi yang mempunyai bobot terbesar dengan dua operasi yang telah terpilih sebelumnya. Berikut ini merupakan contoh pengerjaan dari perancangan tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction Gambar 3 Block Layout Lantai 1 Tata Letak Usulan Algoritma Corelap F7 F3 F4 F2 F5 F1 G6 F9 F6 F8 G1 G4 G5 T1L2 G2 G3 Tabel 7 From To Chart Stasiun 3 O- 26 O- 27 O- 28 O- 29 O- 30 O- 31 O O O O-29 & I O-30 6 O-31 Dari tabel 7 di atas dipilihlah O-30 dan O-31, hal tersebut dikarenakan mempunyai bobot terbesar yaitu 6. O-30 dan O-31 dimasukkan ke dalam iterasi pertama. O-30 O-31 Gambar 5 Iterasi 1 Metode Graph-Based Construction Gambar 4 Block Layout Lantai 2 Tata Letak Usulan Algoritma Corelap Tabel 8 Iterasi 1 Penentuan Operasi Selanjutnya O-30 O-31 Total Nilai O ISSN:

9 T1L1 T3L2 T2L2 Symbol Vol.1 No.1 / Juli O O O-29 & I O-29 & I-1 mempunyai nilai bobot terbesar sehingga O-29 & I-1 masuk ke formasi metode Graph-Based Construction seperti berikut: O-29 & I-1 O-30 O-31 Gambar 6 Iterasi 2 Metode Graph-Based Construction Langkah yang sama dilakukan terhadap semua operasi dan setiap stasiun kerja DPP Garment, setelah melakukan perancangan terhadap stasiun kerja maka dilakukan terhadap empat bagian tambahan DPP Garment ditambah stasiun kerja. Setelah dilakukan terhadap semuanya maka didapatkan block layout seperti berikut: T2L1 1 E9 E10 A D E8 E5 E7 E2 C E6 E E4 E3 T3L Gambar 7 Block Layout Lantai 1 Tata Letak Usulan Metode Graph-Based Construction F F3 F7 F9 F4 B 5 6 F2 G6 F5 F F6 G1 G2 G3 G4 G T1L Gambar 8 Block Layout Lantai 2 Tata Letak Usulan Metode Graph-Based Construction 3.5 Analisis Tata Letak Usulan Langkah pertama dalam analisis adalah perhitungan titik berat yang nantinya akan digunakan untuk perhitungan jarak. Perhitungan dari titik berat menggunakan rumus (1), berikut ini merupakan hasil dari perhitungan titik berat yang dilakukan. Tabel 9 Titik Berat Block Layout Algoritma Corelap Lantai 1 Kode Titik Berat X Y A B C D E E E E E E Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode Graph- Based Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)

10 90 Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN E E E E T1L T2L T3L Lantai 2 Kode Titik Berat X Y F F F F F F F F F G G G G G G T1L T2L T3L Tabel 10 Titik Berat Block Layout Metode Graph-Based Construction Lantai 1 Kode Titik Berat X Y A C D E E E E E E E E E E T1L T2L T3L Lantai 2 Kode Titik Berat X Y B F F F F F F F F F G G G G G G T1L T2L T3L Dari hasil perhitungan titik berat, dapat digunakan sebagai perhitungan jarak menggunakan rumus (2). Setelah mengetahui jarak antar bagian yang saling berinteraksi maka dapat dikalikan dengan frekuensi perpindahan sehingga menjadi momen perpindahan. Frekuensi yang digunakan merupakan frekuensi dalam satu bulan kerja. Berikut ini merupakan asumsiasumsi yang digunakan dalam penentuan frekuensi. - Dari D menuju A, jumlah kain rol yang datang adalah 180 buah kain kemeja dan 5 buah kain keras. Diasumsikan bahwa pengangkatan kain tersebut dilakukan oleh pekerja dan satu kali mengangkat pekerja dapat mengangkat satu buah kain rol. - Dari A menuju E1, jumlah kain yang akan dipotong adalah 180 kain kemeja sehingga diasumsikan pengangkatan dilakukan sebanyak 180 kali. - Dari A menuju E2, jumlah kain keras yang harus dipotong dalam satu bulan yaitu lima buah kain rol. - Dari B menuju bagian yang membutuhkan benang dan aksesori, asumsi yang digunakan adalah setiap bagian mengambil benang sendiri-sendiri ISSN:

11 Symbol Vol.1 No.1 / Juli serta dalam satu minggu diasumsikan benang dan aksesori diambil lima kali, hal tersebut dikarenakan dalam hari Jumat dan Sabtu jam kerja dikurangi satu jam. Sehingga pada umumnya dalam satu minggu hanya lima kali. Dalam satu bulan terdapat perpindahan material sebanyak 20 kali. - Dari E1 menuju E4, serta dari E2 menuju E3. Asumsi yang digunakan adalah hasil dari E1 sudah dibagi menjadi bagianbagian besar. Satu bagian besar terdiri dari 30 potong kemeja, kebutuhan dalam satu hari yaitu 750 kemeja, sehingga dalam satu hari terdapat 25 kali aliran material dan dalam satu bulan terdapat 600 kali perpindahan material. Hal tersebut dilakukan untuk semua bagian E, F, dan G. Hal tersebut dikarenakan dalam pengerjaannya DPP Garment mengerjakan sesuai dengan bagian besar hasil dari E1. - Dari E3 menuju F7, dari operasi press kerah akan dilanjutkan proses bikin kerah. Akan tetapi terdapat perbedaan lantai antara bagian tersebut, di mana E3 berada pada lantai satu dan F7 berada pada lantai dua apabila menggunakan block layout algoritma Corelap. Asumsi yang digunakan adalah proses pemindahan material dari E3 menuju F7 harus melalui tangga terdekat terlebih dahulu. Hal tersebut digunakan juga sebagai asumsi pada proses yang saling berhubungan akan tetapi beda lantai. Dari asumsi tersebut didapatkan data untuk dapat menghitung total momen perpindahan. Berikut hasil dari perhitungan momen perpindahan. Tabel 11 Total Momen Perpindahan Block Layout Algoritma Corelap Dari Ke Jarak F Momen A E A E B E B E B E B E B E B T2L D A D B E1 E E1 T2L E2 E E3 T1L E4 E E5 E E6 E E7 E E8 E E9 E E10 T1L F1 F F2 F F3 F F4 F F5 F F6 G F7 F F8 F F9 F G1 G G2 G G3 G G4 G G5 G G6 T3L T3L1 D T1L2 F T1L2 F T2L2 F T2L2 F T2L2 F T2L2 F T2L2 F T2L2 F T2L2 F T2L2 F T2L2 G T2L2 G T2L2 G Total Momen Total momen perpindahan dari tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap total momen perpindahannya adalah satuan jarak dari block layout atau dengan kata lain total momen Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode Graph- Based Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)

12 92 Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN perpindahan dari tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap adalah dikalikan dengan 50 cm, didapatkan 7,666, cm atau 76, meter per bulan. Tabel 12 Total Momen Perpindahan Block Layout Metode Graph-Based Construction Dari Ke Jarak F Momen A E A E B F B F B F B F B F B F B F B F B G B G B G B T2L D A D T2L E1 E E1 T2L E2 E E3 T3L E4 E E5 E E6 E E7 E E8 E E9 E Tabel 12 Total Momen Perpindahan Block Layout Metode Graph-Based Construction (Lanjutan) Dari Ke Jarak F Momen E10 T2L F1 F F2 F F3 F F4 F F5 F F6 G F7 F F8 F F9 F G1 G G2 G G3 G G4 G G5 G G6 T3L T2L1 E T2L1 E T2L1 E T2L1 E T2L1 E T3L1 D T2L2 B T2L2 F T2L2 F T3L2 F Total Momen Perpindahan Total momen perpindahan dari tata letak usulan menggunakan metode Graph- Based Construction adalah sebesar satuan jarak block layout atau dapat dijadikan meter dengan mengalikan dengan 50 cm. Didapatkan hasil sebesar 7,549, cm atau dengan kata lain 75, meter per bulan. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction lebih efektif dan efisien apabila dibandingkan dengan tata letak usulan menggunakan algoritma Corelap dari segi total momen perpindahan per bulan. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan didapatkan bahwa tata letak usulan menggunakan metode Graph-Based Construction mempunyai total momen perpindahan lebih kecil dibandingkan dengan total momen perpindahan tata letak usulan dengan menggunakan algoritma Corelap. Perbandingan tersebut adalah tata letak usulan yang dirancang dengan menggunakan metode Graph-Based Construction mempunyai total momen perpindahan sebesar 75, meter per bulan, sedangkan tata letak usulan yang dirancang dengan menggunakan algoritma Corelap mempunyai total momen perpindahan sebesar 76, meter per bulan. ISSN:

13 Symbol Vol.1 No.1 / Juli SARAN Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dapat diberikan metode-metode pembanding lebih dari dua metode, sehingga didapatkan tata letak usulan yang lebih dari dua sehingga analisis dan pembahasan lebih tepercaya. DAFTAR PUSTAKA Diaz, A. G., dan Smith, J. M., 2008, Facilities Planning and Design, Pearson Prantice Hall, New Jersey. Jawin, E., 2011, Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas dengan Metode Grafik dan Algoritma Craft pada PT. Prima Indah Saniton, Tugas Sarjana, Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan. Pollack, S, 2012, What, Exactly, Is Business Development?, /03/21/what-exactly-is-businessdevelopment/, diakses 10 Maret Purnomo, H., 2004, Perencanaan & Perancangan Fasilitas, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sekaran, U., 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Ed.4, Salemba Empat, Jakarta. Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode Graph- Based Construction (Ardy Wibisono Lugito, Teguh Oktiarso)

14 94 Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN ISSN:

DAFTAR ISI. 1.2 Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Sistematika Penulisan...

DAFTAR ISI. 1.2 Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI Halaman ABTRAK...i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET

APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET Ukurta Tarigan, Uni P. P. Tarigan, dan Zulfirmansyah A. Dalimunthe Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengaturan tataletak fasilitas produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu pabrik. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN TRAVEL CHART, ALGORITMA BLOCPLAN DAN CORELAP DI PT. CAHAYA BINTANG MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CORELAP PADA PT. VOLTAMA

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CORELAP PADA PT. VOLTAMA PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CORELAP PADA PT. VOLTAMA VISTA MEGAH ELECTRIC INDUSTRY TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT PERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT Teguh Oktiarso 1), Henrix Setyawan Loekito 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Ma Chung Jl. Villa Puncak

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak Fasilitas Pada PT. Lima Jaya

Perancangan Tata Letak Fasilitas Pada PT. Lima Jaya Perancangan Tata Letak Fasilitas Pada PT. Lima Jaya Jonathan Wijaya Gunawan, Tanti Octavia, Felecia Abstract: PT.Lima Jaya is a company that engaged in the field of steel and metalworks. Currently, this

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 FLOW CHART PEMECAHAN MASALAH Untuk memberikan gambaran yang sistematik guna mempermudah pembaca dalam memahami masalah yang dibahas dalam skripsi ini, maka dibuatlah suatu

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN METODE GRAFIK DAN ALGORITMA CRAFT PADA PT. PRIMA INDAH SANITON

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN METODE GRAFIK DAN ALGORITMA CRAFT PADA PT. PRIMA INDAH SANITON PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN METODE GRAFIK DAN ALGORITMA CRAFT PADA PT. PRIMA INDAH SANITON T U G A S S A R J A N A Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan adalah pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi meliputi

Lebih terperinci

Penentuan Lokasi dan Perancangan Tata Letak Fasilitas Tempat Packaging PT.ABC

Penentuan Lokasi dan Perancangan Tata Letak Fasilitas Tempat Packaging PT.ABC Penentuan Lokasi dan Perancangan Tata Letak Fasilitas Tempat Packaging PT.ABC Christina Natalia Rubianto 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT. ABC is a company that sells cooking oil in a bulk size, however

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di era globalisasi ini, fashion merupakan tuntutan dari gaya hidup berbagai kalangan di masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan yang bergerak di industri pakaian berlomba untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama, maka kesalahan di dalam analisis dan perencanaan layout akan

BAB I PENDAHULUAN. lama, maka kesalahan di dalam analisis dan perencanaan layout akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perencanaan tataletak fasilitas produksi merupakan suatu persoalan yang penting, karena pabrik atau industri akan beroperasi dalam jangka waktu yang lama,

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA FORBOYS

ANALISIS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA FORBOYS ANALISIS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA FORBOYS Dimas Ayu Mardhika 1*, Harun Indra Kusuma 1, Mariyatul Qibtiyah 1 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI... ABSTRAKSI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktivitas mesin. Mesin telah mengurangi beban kerja manusia dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktivitas mesin. Mesin telah mengurangi beban kerja manusia dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Keterlibatan tangan manusia dalam aktivitas produksi semakin dikurangi dan digantikan dengan aktivitas mesin. Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak lantai produksi

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak lantai produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan adalah pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi pengaturan

Lebih terperinci

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo USULAN TATA LETAK ULANG MENGGUNAKAN SOFTWARE QUANTITATIVE SYSTEMS UNTUK MEMINIMALKAN JARAK PERPINDAHAN BAHAN DI LANTAI PRODUKSI DEPARTEMEN MECHANIC PT JEFTA PRAKARSA PRATAMA Khristian Edi Nugroho; Dimas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Starta 1 Semester Ganjil 2005 / 2006 USULAN BLOCK LAYOUT LANTAI PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRAFT, CORELAP, DAN ALDEP UNTUK

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PABRIK UNTUK MEMINIMALISASI MATERIAL HANDLING DI PT. ATMINDO TESIS

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PABRIK UNTUK MEMINIMALISASI MATERIAL HANDLING DI PT. ATMINDO TESIS PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PABRIK UNTUK MEMINIMALISASI MATERIAL HANDLING DI PT. ATMINDO TESIS OLEH ANITA CHRISTINE SEMBIRING 097025011/ TI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI

Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI Reka Interga ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.3 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Desember 2013] Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI FARIEZA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil Tahun 2006/2007 Abstrak STUDY PERBAIKAN BLOCK LAYOUT LANTAI PRODUKSI PADA PT. INDO KERAMIK INTI WIDYA UNTUK MEMINIMALISASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian diperlukan adanya tahapan-tahapan yang jelas agar penelitian yang dilakukan terarah, tahapan ini disusun ringkas dalam sebuah metodologi penelitian.

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler

Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler Petunjuk Sitasi: embiring, A. C. (2017). Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C242-247). Malang:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Penentuan Tujuan Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Untuk memberikan gambaran yang sistematik guna mempermudah pembaca dalam memahami masalah yang dibahas dalam skripsi ini, maka dibuatlah suatu

Lebih terperinci

Jakarta, 30 Maret Penulis

Jakarta, 30 Maret Penulis KATA PENGANTAR Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kepada Allah SWT, karena berkat kemurahan-nya penulisan Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapkan. Tugas Akhir dengan judul

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAPH BASED CONSTRUCTION DAN ALGORITMA CRAFT DI PT.

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAPH BASED CONSTRUCTION DAN ALGORITMA CRAFT DI PT. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAPH BASED CONSTRUCTION DAN ALGORITMA CRAFT DI PT. ASIA RAYA FOUNDRY TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO

USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO Enny Ariyani Teknik Industri FTI-UPNv Jatim Abstraksi Permasalahan

Lebih terperinci

Systematic Layout Planning

Systematic Layout Planning Materi #3 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Systematic Layout Planning 2 (2) Aliran material (1) Data masukan dan aktivitas (3) Hubungan aktivitas (5a) Kebutuhan ruang (7a) Modifikasi (4) Diagram

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA CORELAP

USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA CORELAP USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA CORELAP Dede Suhendar1, Ir. Amiluddin Zahri, M.T.2, H. M. Kumroni Makmuri, S.E.,M.Sc.3 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Multi Garmenjaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri garment. Penulis melakukan pengamatan pada lini produksi produk celana jeans yang diproduksi secara mass production. Masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat membuat persaingan antara industri satu dengan yang lainnya semakin ketat, hal ini juga didukung dengan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

SKRIPSI PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS. Disusun Oleh :

SKRIPSI PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS. Disusun Oleh : SKRIPSI PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS - ----------, I,,,u1(U Disusun Oleh : HELM I INDRA PURNOMO 5303003054 \ 1---------,,,JI ~-E JURUSAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA BLOCLPAN DI PT. APINDOWAJA AMPUH PERSADA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA BLOCLPAN DI PT. APINDOWAJA AMPUH PERSADA T U G A S S A R J A N A Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METDLGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X Constance Dorthea Renata, Sevenpri Candra, Rida Zuraida Binus University, Jl. K.H. Syahdan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai Studi Pendahuluan: Pengamatan flow process produksi Assembly

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan dan dibahas pada BAB IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam proses produksinya PT.Nusa Multilaksana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 37 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

I. PENDAHULUAN. 37 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014 PERANCANGAN USULAN TATA LETAK FASILITAS PEMBUATAN MEETING CHAIR PADA DEPARTEMEN KONTRUKSI PT CHITOSE INDONESIA MANUFACTURING DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY DAN ALGORITMA BLOCPLAN UNTUK MEMINIMASI MOMEN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Tata Letak Fasilitas Produksi, Efisiensi, Total Jarak Perpindahan.

ABSTRAK. Kata kunci : Tata Letak Fasilitas Produksi, Efisiensi, Total Jarak Perpindahan. ABSTRAK Tata letak fasilitas merupakan penempatan fasilitas pada suatu ruangan baik mesin, karyawan, bahan baku, peralatan, dan perlengkapan proses produksi yang digunakan untuk menunjang jalannya suatu

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Mendiskusikan pentingnya. perancangan tata

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Mendiskusikan pentingnya. perancangan tata SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-310 Nama Mata Kuliah : Perancangan Tata Letak Fasilitas Jumlah SKS : 2 Semester : VI Mata Kuliah Pra Syarat : TKI-307 Perencanaan

Lebih terperinci

STUDI KASUS PERBANDINGAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PT SENNATRA PENDAWATAMA SECARA MANUAL DAN DENGAN SOFTWARE VIP-PLANOPT10

STUDI KASUS PERBANDINGAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PT SENNATRA PENDAWATAMA SECARA MANUAL DAN DENGAN SOFTWARE VIP-PLANOPT10 Journal Industrial Servicess Vol. 3c No. 1 Oktober 2017 STUDI KASUS PERBANDINGAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PT SENNATRA PENDAWATAMA SECARA MANUAL DAN DENGAN SOFTWARE VIP-PLANOPT10 Hartono,

Lebih terperinci

Kata kunci: tenaga kerja musiman, permintaan konsumen, alokasi waktu lembur dan produksi periode sebelumnya.

Kata kunci: tenaga kerja musiman, permintaan konsumen, alokasi waktu lembur dan produksi periode sebelumnya. ABSTRAK Purnomo Batik Art & Handicraft merupakan suatu perusahaan penghasil batik tulis make to stock dengan tenaga kerja bersifat tetap. Pada masa-masa musiman di pedesaan, misalnya musim tanam padi,

Lebih terperinci

BAB VI LINE BALANCING

BAB VI LINE BALANCING BAB VI LINE BALANCING 6.1 Landasan Teori Keseimbangan lini perakitan (line balancing) merupakan suatu metode penugasan pekerjaan ke dalam stasiun kerja-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh langkah-langkah penelitian yang baik, sehingga penelitian tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA)

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA) USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA) Widya Nurcahayanty Tanjung 1, Fauzan Hariz Harimansyah E-mail: widya@uai.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susunan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Susunan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan akan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susunan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi kegiatan produksi, terutama pada efektivitas waktu proses produksi dan kelelahan yang dialami

Lebih terperinci

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT Lina Gozali *, Lamto

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV SURYA ADVERTISING & T SHIRT merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri garment. Jenis produk yang diproduksi perusahaan meliputi kemeja lengan panjang, kemeja lengan pendek, kaos

Lebih terperinci

REKAYASA DAN INOVASI TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP BANGSA

REKAYASA DAN INOVASI TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP BANGSA . PROCEEDINGS SEMINARNASIONALRISETDANTEKNOLGITERAPAN(RITEKTRA)KE4 REKAYASADANINOVASITEKNOLOGI UNTUKPENINGKATANKUALITASHIDUPBANGSA 17SEPTEMBER2014 UNIVERSITASSANATADHARMA YOGYAKARTAINDONESIA Editor: TheJinAi,Dr.Eng

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen

Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 4-10 ISSN 2302 934X Industrial Management Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratam akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata satu

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratam akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata satu TUGAS AKHIR USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS INDUSTRI GUNA MENGURANGI MATERIAL HANDLING DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS : CV. GARUDA PLASTIK) Ditulis untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........... i HALAMAN PERNYATAAN.......... ii HALAMAN PENGESAHAN.......... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR............ v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR

Lebih terperinci

PABRIK DAN POLA ALIRAN BAHAN (STUDI KASUS GARUDA BRASS PATI)

PABRIK DAN POLA ALIRAN BAHAN (STUDI KASUS GARUDA BRASS PATI) REDISAIN LAYOUT PABRIK DAN POLA ALIRAN BAHAN (STUDI KASUS GARUDA BRASS PATI) Manindo Simanjuntak, Nia Budi Puspitasari, ST. MT, Rani Rumita, ST. MT nona.nindo@gmail.com, niabudipuspitasari@gmail.com, ranirumita@gmail.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... ABSTACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv v viii xi xiii xv BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas di PT. Dwi Komala dengan Metode Systematic Layout Planning

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas di PT. Dwi Komala dengan Metode Systematic Layout Planning Performa (2013) Vol. 12, No. 1: 39-50 Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas di PT. Dwi Komala dengan Metode Systematic Layout Planning R. Pitaloka Naganingrum*, 1), Wakhid Ahmad Jauhari 2), Lobes Herdiman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK... xi ABSTRACT... xii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Observasi Lapangan Identifikasi Masalah Studi Kepustakaan Pengambilan Data Waktu Siklus Pengujian Waktu Siklus : 1. Uji Keseragaman Data 2. Uji Kenormalan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5. Analisa Perancangan Tata Letak dengan Metode Systematic Layout Planning (SLP). 5.. Activity Relationship Chart (ARC). Langkah awal yang dilakukan untuk merancang tata

Lebih terperinci

Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali

Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali Ghany Sayyida Nur Arifiana *1), I Wayan Suletra 2) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR

DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR Mustofa Choir 1, Dodi Sofyan Arief 2, Merry Siska 3 Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 66 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari seluruh data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data yang dapat dilihat secara keseluruhan pada lampiran. 4.2 Analisis Data 4.2.1 OPC (Operation

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV dimulai dari perhitungan performansi tata letak awal sampai dengan perancangan tata letak usulan dapat dianalisa

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS 78 Purnomo: PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN... PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS Helmi Indra Purnomo ),

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil & Analisa Dari hasil perancangan tata letak fasilitas, penempatan stasiun kerja disesuaikan dengan keterkaitan aktivitas antar stasiun kerja satu dengan stasiun kerja

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia perindustrian, baik industri kecil maupun industri besar, pasti membutuhkan perencanaan tata letak yang baik. Begitu pula dengan tempat budidaya jamur di CV. Citi Mandiri Agritech.

Lebih terperinci

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D Adi Kristianto Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO Bernadus Tofan Adi Pranata 1*, Slamet Setio Wigati 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen dan juga kemampuan untuk dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Oleh karena

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRODUCT LAYOUT DAN PROCESS LAYOUT DALAM PERBAIKAN TATA LETAK PT. ALMICOS PRATAMA DENGAN METODE SIMULASI

PERBANDINGAN PRODUCT LAYOUT DAN PROCESS LAYOUT DALAM PERBAIKAN TATA LETAK PT. ALMICOS PRATAMA DENGAN METODE SIMULASI PERBANDINGAN PRODUCT LAYOUT DAN PROCESS LAYOUT DALAM PERBAIKAN TATA LETAK PT. ALMICOS PRATAMA DENGAN METODE SIMULASI Hendry Sugianto Setiawan 1, Tanti Octavia 2, Stanley Surya Jaya 3 Abstract: Competition

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini diawali dengan melakukan studi tahap awal di CV Massitoh Catering Services, yaitu mengenai struktur organisasi, ruang lingkup,

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK BERBANTUAN KOMPUTER (COMPUTERIZED AIDED LAYOUT)

PERANCANGAN TATA LETAK BERBANTUAN KOMPUTER (COMPUTERIZED AIDED LAYOUT) PERANCANGAN TATA LETAK BERBANTUAN KOMPUTER (COMPUTERIZED AIDED LAYOUT) 286 Latar belakang computerized aided layout (CAL) Rumitnya masalah Berkembangnya komputer Kerja komputer dengan logika, matematika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Line Balancing Produk Tall Boy Cleopatra dan Aplikasinya pada Tata Letak Mesin PT. Funisia Perkasa

Penerapan Metode Line Balancing Produk Tall Boy Cleopatra dan Aplikasinya pada Tata Letak Mesin PT. Funisia Perkasa Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester genap tahun 2006/2007 Penerapan Metode Line Balancing Produk Tall Boy Cleopatra dan Aplikasinya pada Tata Letak Mesin PT.

Lebih terperinci

Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger

Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger Ardityo Irawan 1 Abstract: PT XYZ is one of the company that produce heat exchanger in Indonesia. The Company developing

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: penjadwalan produksi, algoritma CDS, waktu produksi, efisiensi produksi. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: penjadwalan produksi, algoritma CDS, waktu produksi, efisiensi produksi. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam ketatnya persaingan industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk lebih kompetitif dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Dalam hal memuaskan kebutuhan konsumen, perusahaan sangatlah

Lebih terperinci

PENYUSUNAN TATA LETAK STASIUN KERJA RESTORAN X MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA CORELAP

PENYUSUNAN TATA LETAK STASIUN KERJA RESTORAN X MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA CORELAP PENYUSUNAN TATA LETAK STASIUN KERJA RESTORAN X MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA CORELAP Agung Prijo Budijono Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNESA ABSTRAK Restoran X dalam perjalanan usahanya mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, sistem produksi terdiri dari elemen input, proses dan elemen output. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling Performa (2014) Vol. 13, No.2: 91-100 Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling Rizki Wahyuniardi, Agi A. Setiawan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UniversitasPasundan

Lebih terperinci

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 239-248 PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE Puji Astuti Saputri, Shantika

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI PADA PT. BLUESCOPE LYSAGHT INDONESIA

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI PADA PT. BLUESCOPE LYSAGHT INDONESIA USULAN PERBAIKAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI PADA PT. BLUESCOPE LYSAGHT INDONESIA KARYA AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh HARDIANTA TARIGAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG SHOP FLOOR LAYOUT UNTUK MEMINIMASI WASTE

PERANCANGAN ULANG SHOP FLOOR LAYOUT UNTUK MEMINIMASI WASTE Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2014), Vol. 2 No. 1, 37 44 PERANCANGAN ULANG SHOP FLOOR LAYOUT UNTUK MEMINIMASI WASTE Program Studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura e-mail: rachmad_h@ymail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan tata letak fasilitas manufaktur dapat berpengaruh secara langsung terhadap aliran material didalam pabrik. Tata letak pabrik yang baik dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu rangkaian tahapan proses penelitian yang panjang dan terkait secara sistematika. Tiap tahap merupakan penentu tahap berikutnya, karena itu harus

Lebih terperinci

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB) doi: https://doi.org/10.581/zenodo.106337 JURITI PRIMA (Junal Ilmiah Teknik Industri Prima) Vol. 1, No. 1, Juni 017 e-issn: 581-057X Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. PERBAIKAN TATA LETAK WAREHOUSE FINISH GOOD DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING ( Studi Kasus : PT.SURYA TOTO INDONESIA.

TUGAS AKHIR. PERBAIKAN TATA LETAK WAREHOUSE FINISH GOOD DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING ( Studi Kasus : PT.SURYA TOTO INDONESIA. TUGAS AKHIR PERBAIKAN TATA LETAK WAREHOUSE FINISH GOOD DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING ( Studi Kasus : PT.SURYA TOTO INDONESIA.Tbk ) Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI EDEM CERAMIC *

USULAN RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI EDEM CERAMIC * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2015 USULAN RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Pada tahun 1995, permintaan ekspor pakaian jadi (garment) khususnya kemeja ke negara timur tengah semakin bertambah dan keadaan

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Dalam bab ini akan dikemukakan hasil dari pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan pada bab IV dan kaitannya dengan teori yang menjadi landasan dalam pengolahan data tersebut.

Lebih terperinci

SKRIPSI USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI GUNA MEMINIMUMKAN JARAK DAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DI UD. SRI JAYA

SKRIPSI USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI GUNA MEMINIMUMKAN JARAK DAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DI UD. SRI JAYA SKRIPSI USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI GUNA MEMINIMUMKAN JARAK DAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DI UD. SRI JAYA Disusun oleh : Ahmad Wardiman 2012.10.215.160 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau 71 3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau pengetahuan tentang keterkaitan antar kegiatan. 4. Catat derajat

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016

Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE COMPUTERIZED

Lebih terperinci

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric Abstrak Heru Saptono 1),Alif Wardani 2) JurusanTeknikMesin,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... x BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci