KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING"

Transkripsi

1 Seminar Nasional Serealia, 2013 KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING Syuryawati Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas jagung dan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia adalah dengan pendekatan pengelolaan tanaman secara terpadu. Komponen teknologi jagung yang telah dihasilkan dirakit secara partisipatif bersama petani menjadi satu paket teknologi dalam upaya peningkatan produksi dan pendapatan petani. Berkaitan hal ini dilakukan penelitian keragaan usahatani jagung hibrida dengan beberapa sistem tanam di lahan kering. Penelitian dilakukan di Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan MT Varietas jagung hibrida yang digunakan adalah Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung dengan empat perlakuan cara tanam: (1) tanam biasa, jarak tanam 75 cm x 20 cm (pop ); (2) tanam biasa, jarak tanam 70 cm x 20 cm (pop ), (3) tanam legowo cm x 20 cm (pop ), dan (4) tanam legowo cm x 20 cm (pop ). Hasil penelitian menunjukkan, pada MT I hasil Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung 7,2 8,7 t/ha dan pada MT II 7,8 8,8 t/ha. Dari analisis finansial usahatani diketahui bahwa keempat cara tanam menguntungkan dan efisien dengan nilai R/C ratio > 1. Keuntungan tertinggi diperoleh pada sistem legowo cm x 20 cm sebesar Rp 9 10 juta/ha. Kata kunci: sistem tanam, lahan kering, produksi, pendapatan PENDAHULUAN Pengembangan jagung hibrida cukup pesat. Badan Litbang Pertanian sampai tahun 2011 telah melepas 16 hibrida baru dan tujuh diantaranya telah dilisens oleh swasta, dengan harapan pengembangannya dapat berjalan lebih cepat (Balitsereal 2012). Introduksi varietas unggul baru hibrida yang mempunyai produktivitas tinggi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi jagung. Faktor lain yang juga menentukan dalam peningkatan produktivitas adalah benih bermutu, populasi tanaman yang optimal, dan pemupukan yang efisien. Komponen teknologi jagung ini dirakit dalam satu paket teknologi yang dapat memberikan pengaruh sinergis, dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Budi daya jagung melalui pendekatan PTT diharapkan mampu memberikan produktivitas dan pendapatan petani yang optimal karena terjadinya efisiensi produksi. Pengelolaan tanaman, baik melalui peningkatan populasi maupun dengan sistem tanam, diharapkan dapat meningkatkan hasil. 701

2 Syuryawati: Keragaan Usahatani Jagung Hibrida Hasil penelitian berbagai cara tanam legowo dengan populasi normal ( tanaman/ha) maupun populasi tinggi ( tanaman/ha) menunjukkan penanaman jagung dengan sistem legowo dapat meningkatkan hasil, baik jenis komposit maupun hibrida. Hasil penelitian Balitsereal (2011), Syuryawati dan Zubachtirodin (2012) menunjukkan bahwa varietas Lamuru dan Bisma yang ditanam secara legowo hasilnya meningkat masing-masing 5,6% dan 2,8% pada populasi tanaman/ha dibandingkan dengan jarak tanam normal. Jika populasi ditingkatkan menjadi tanaman/ha, peningkatan hasil dengan cara tanam legowo mencapai 5,0% pada varietas Lamuru dan 14,3% pada varietas Bisma. Untuk jagung hibrida, hasil penelitian menunjukkan varietas Bima 3 Bantimurung yang ditanam secara legowo dengan populasi tanaman/ha meningkat 4,3% dan Bima 5 meningkat 1,0%. Bila populasi ditingkatkan menjadi tanaman/ha, hasil kedua varietas tersebut menurun 1,9% pada Bima 3 Bantimurung dan 0,8% pada Bima 5. Perbedaan produktivitas ini memerlukan penelitian yang berkaitan sistem di tingkat petani. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi keragaan usahatani jagung hibrida dengan beberapa sitem tanam di lahan kering. METODOLOGI Penelitian dilaksanakan di Bontonompo Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada MT Pada MT 2011 penanaman dilakukan dua kali secara sisipan (relay cropping), pertanaman II ditanam dua minggu sebelum pertanaman I dipanen. Pertanaman MT I dilakukan bulan April Agustus dan MT II bulan Juli November. Penelitian menggunakan rancangan petak terpisah dengan tiga ulangan. Petak utama terdiri atas dua perlakuan yaitu varietas jagung hibrida Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung. Anak petak terdiri atas empat perlakuan cara tanam yaitu (1) jarak tanam 75 cm x 20 cm (1 tanaman/rumpun, populasi ), (2) cm x 20 cm (1 tanaman/rumpun, populasi ), (3) 70 cm x 20 cm (1 tanaman/rumpun, populasi ), dan (4) cm x 20 cm (1 tanaman/rumpun, populasi ). Untuk persiapan lahan pertanaman I, dilakukan pengolahan tanah secara sempurnah. Penanaman dilakukan dengan tugal. Pupuk yang digunakan urea dan phonska dengan takaran kg/ha, pemberian dua kali pada umur 10 hari setelah tanam (hst) dan umur 35 hst. Pemeliharaan yaitu penyiangan/pembumbunan, penyemprotan dengan herbisida (gramoxon dan calaris), pemberian furadan (pada saat tanam dan pemupukan kedua), dan pemberian air. Sebelum panen pertanaman I, 702

3 Seminar Nasional Serealia, 2013 dua minggu sebelum waktunya dipanen dilakukan penanaman II sehingga tidak dilakukan pengolahan tanah. Benih jagung ditanam dengan cara tugal diantara dua tanaman dalam baris pada pertanamn I. Selanjutnya, perlakuan pupuk dan pemeliharaan tanaman pada MT II dilakukan sama dengan pertanaman I. Waktu panen pertanaman I dan II berdasarkan deskripsi umur varietas yang ditanam. Selama kegiatan penelitian dilapangan, tenaga kerja yang digunakan dan waktu hari kerjanya didata, demikian juga jumlah sarana produksi yang dipakai sebagai bahan untuk data primer. Selain itu dikumpulkan harga input/sarana produksinya, serta jumlah dan harga output/produksi yang dihasilkan per setiap waktu/musim tanam. Data-data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan selanjutnya dianalisis pendapatannya, NPSP, NPTK serta R/C ratio (Anonim 1987) untuk mengetahui efisiensi usahatani dengan penerapan sistem tanam yang menguntungkan petani. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertanaman pada MT I Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya sarana produksi yang digunakan per ha terhadap empat perlakuan cara tanam pada setiap varietas jumlahnya sama, untuk Bisi 2 sebesar Rp ,- sedangkan Bima 3 Bantimurung sebesar Rp ,-. Biaya sarana produksi pertanaman Bisi 2 lebih tinggi karena harga benihnya lebih mahal (Rp /kg) daripada Bima 3 Bantimurung (Rp /kg) dan untuk sarana lainnya nilainya sama, demikian pula pada pemberian air sebanyak 5 kali selama pertanaman (Tabel 1). 703

4 Syuryawati: Keragaan Usahatani Jagung Hibrida Tabel 1. Sarana produksi dan nilainya yang digunakan pada pertanaman varietas Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung berdasarkan cara tanam. Kab. Gowa,Sulawesi Selatan, MT I 2011 Uraian (per ha) Bisi 2 Cara tanam 75 cm x 20 cm cm x 20 cm 70 cm x 20 cm cm x 20 cm Fisik Nilai Fisik Nilai Fisik Nilai Fisik Nilai Benih (kg) Urea (kg) Phonska (kg) Gramoxon (l) Calaris (l) Furadan (kg) Bensin (l) Jumlah biaya Bima 3 Benih (kg) Urea (kg) Phonska (kg) Gramoxon (l) Calaris (l) Saromil (g) Furadan (kg) Bensin (l) Jumlah biaya Sumber: Data primer (2011) Untuk penggunaan tenaga kerja, pertanaman Bisi 2 terlihat bahwa cara tanam normal/ biasa dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm (populasi tan/ha) menggunakan biaya tertinggi Rp dibanding cara tanam lainnya, kemudian secara berurut jarak tanam 75 cm x 20 cm (pop tan/ha) sebesar Rp , cara tanam legowo dengan jarak tanam cm x 20 cm (pop tan/ha) sebanyak Rp , dan terendah Rp jarak tanam cm x 20 cm (pop tan/ha). Sedangkan pada pertanaman Bima 3 Bantimurung biaya tenaga kerja tertinggi pada cara tanam norml dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm sebesar Rp , berikut jarak tanam 70 cm x 20 cm sebesar Rp , cara tanam legowo cm x 20 cm Rp , dan terendah Rp pada jarak tanam cm x 20 cm (Tabel 2). Besarnya biaya tenaga kerja tergantung sewa pengolahan tanah dan jumlah HOK yang digunakan, dan hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur tenaga kerja, pengalaman berusahatani, kondisi pertanaman dan lahan, serta hasil yang dicapai. Biaya tenaga kerja berpengaruh 704

5 Seminar Nasional Serealia, 2013 terhadap pendapatan yang diterima dan keuntungan yang dicapai dari usahatani tersebut, disamping faktor hasil yang diperoleh. Semakin tinggi biaya tenaga kerjanya maka pendapatn yang diterima juga akan lebih berkurang dan ini akan mempengaruhi besarnya keuntungan yang diterima. Selain biaya sewa pengolahan tanah yang cukup tinggi, umumnya kegiatan menanam, menyiang dan membumbung, serta panen diperlukan pula waktu orang kerja yang tinggi. Pada waktu tanam dilakukan dengan tugal disertai pemberian furadan pada setiap lubang tanaman, sedangkan pada kegiatan menyiang dan membumbun secara manual dengan menggunakan cangkul. Pada waktu panen pengunaan HOK yang lebih banyak pada Bisi 2 sekitar HOK/ha dan Bima 3 Bantimurung sekitar HOK/ha (Tabel 2). Perbedaan penggunaan tenaga kerja tersebut, pada pertanaman Bima 3 Bantimurung selain karena faktor hasil yang berbeda yaitu lebih rendah juga karena pada proses pengupasan tongkol jagung Bima 3 Bantimurung lebih mudah sehingga lebih cepat dimana klobotnya kurang rapat menutup tongkol sedangkan Bisi 2 klobotnya tertutup lebih rapat atau menutup tongkol dengan baik. Tabel 2. Penggunaan tenaga kerja pada pertanaman varietas Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung berdasarkan cara tanam. Gowa Sulawesi Selatan, MT I 2011 Uraian ha) (per Cara tanam 75 cm x 20 cm cm x 20 cm 70 cm x 20 cm cm x 20 cm Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp) Bisi 2 HOK Peng. tanah Sewa Sewa Sewa Sewa Tanam Pemupukan 2 x Menyiang dan membumbung Menyemprot 3x Beri furadan 2x Panen Penjemuran 2 x Pemipilan Jumlah biaya Bima 3 HOK Peng. tanah Sewa Sewa Sewa Sewa Tanam Pemupukan 2 x Menyiang dan membumbung Menyemprot 3x Beri furadan 2x Panen Penjemuran 2 x Pemipilan Jumlah biaya Sumber: Data primer ( 2011) 705

6 Syuryawati: Keragaan Usahatani Jagung Hibrida Usahatani jagung hibrida ini dengan penggunaan empat cara tanam pada lahan kering, hasil yang dicapai Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung berbeda. Untuk varietas Bisi 2 hasil terendah 8,18 t/ha dan tertinggi 8,68 t/ha, sedangkan pada Bima 3 Bantimurung hasil terendah 7,19 t/ha dan yang tertinggi 8,50 t/ha. Varietas Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung yang ditanaman secara legowo populasi tanaman/ha hasilnya meningkat masing-masing 2,9% dan 7,5% dari cara tanam normal dengan capaian hasil masing-masing 8,42 dan 7,73 t/ha. Populasi dinaikkan menjadi tanaman/ha dengan cara tanam legowo meningkatkan hasil 0,46% dengan hasil biji 8,68 t/ha pada Bisi 2 dan untuk Bima 3 Bantimurung meningkat 1,55% dengan hasil biji 8,50 t/ha. Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa keempat cara tanam yang digunakan penerimaan usahataninya berbeda sehingga keuntungan yang diperoleh bervariasi pula, baik pada Bisi 2 maupun Bima 3 Bantimurung. Pertanaman dengan cara tanam normal jarak tanam 75 cm x 20 cm (pop tan/ha) diperoleh keuntungan yang lebih rendah (Rp /ha untuk Bisi 2 dan Rp /ha pada Bima 3 Bantimurung), dan untuk cara tanam legowo dengan populasi yang sama keuntungan yang diperoleh bertambah pada kedua varietas tersebut masing-masing 12,43% untuk Bisi 2 dan 24,47% Bima 3 Bantimurung. Demikian pada populasi tanaman/ha cara tanam normal terhadap cara tanam legowo terdapat juga peningkatan keuntungan 4,68% pada Bisi 2 dan 4,92 Bima 3 Bantimurung. Cara tanam yang memberikan keuntungan terbesar pada cara legowo populasi tanaman/ha baik pertanaman Bisi 2 (Rp /ha) maupun Bima 3 Bantimurung (Rp /ha). Bila dibandingkan keuntungan kedua cata tanam legowo Bisi 2 maka dengan populasi tanaman/ha diperoleh peningkatan keuntungan 4,68% dari popoulasi tanaman/ha, sedangkan pada Bima 3 Bantimurung peningkatan keuntungannya 24,84%. Ratio biaya per kg biji kedua pertanaman hibrida tersebut sekitar Rp Demikian pada nilai pengembalian sarana produksi (NPSP) dan nilai pengembalian tenaga kerja (NPTK) pada Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung pada keempat cara tanam yang diamati nilainya > 1 (Tabel 3), berarti setiap penambahan biaya Rp 1,- untuk biaya sarana produksi maupun biaya tenaga kerja akan memberikan keuntungan yang lebih besar dari Rp 1,-. Hal ini menunjukkan keempat cara tanam yang dievaluasi layak untuk diterapkan. Walaupun demikian, cara tanam legowo cm x 20 cm (pop tan/ha) memberikan keuntungan lebih besar baik pada Bisi 2 maupun Bima 3 Bantimurung, demikian pula nilai pada NPSP (2,63 dan 2,68) serta NPTK (2,54 dan 2,72) lebih besar dari ketiga cara tanam lainnya. Sama halnya dengan nilai R/C ratio 706

7 Seminar Nasional Serealia, 2013 lebih besar masing-masing 1,79 untuk pertanaman Bisi 2 dan 1,85 pertanaman Bima 3 Bantimurung, sehingga cara tanam legowo cm x 20 cm lebih efisien diterapkan dalam usahatani jagung untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Tabel 3. Analisis usahatani varietas Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung pada empat cara tanam di lahan kering. Gowa Sulawesi Selatan, MT I 2011 Uraian (per ha) Cara tanam 75 cm x 20 cm cm x 20 cm 70 cm x 20 cm cm x 20 cm Bisi 2 Biaya saprodi (Rp) Biaya t. kerja (Rp) Total biaya UT Hasil (t/ha) 8,18 8,42 8,64 8,68 Penerimaan Keuntungan R/C ratio 1,66 1,77 1,74 1,79 NPSP 2,39 2,56 2,56 2,63 NPTK 2,27 2,52 2,39 2,54 Ratio biaya/kg biji 1.082, , , ,72 Bima 3 Bantimurung Biaya saprodi (Rp) Biaya t. kerja (Rp) Total biaya UT Hasil (t/ha) 7,19 7,73 8,37 8,50 Penerimaan Keuntungan R/C ratio 1,54 1,68 1,80 1,85 NPSP 2,08 2,35 2,60 2,68 NPTK 2,07 2,37 2,60 2,72 Ratio biaya/kg biji 1.170, ,77 999,73 973,24 Sumber: Data primer, 2011 Keterangan: - Harga pipil jagung = Rp 1.800/kg Harga benih Bima 3 = Rp /kg Harga saromil = Rp 1.000/g - Harga urea = Rp 1.800/kg Harga benih Bisi 2 = Rp /kg 1 HOK = 8 jam - Harga phonska = Rp 2.600/kg Harga gramoxon = Rp /l Harga calaris = Rp /l - Harga furadan = Rp /kg Biaya tenaga kerja = Rp /HOK Memipil = Rp75/kg Pertanaman pada MT II Pertanaman MT II 2011 yang dilakukan sekitar dua minggu sebelum panen pertanaman I membantu dalam hal pembiayaan usahatani karena tidak mengeluarkan biaya pengolahan tanah (Rp /ha) dan waktu tanam pun bisa lebih cepat. Pada MT II pemberian air ke pertanaman cukup tinggi (12 kali) karena sangat kurang turun hujan sehingga biaya pengairannya lebih besar daripada pertanaman MT I. Besarnya biaya sarana produksi yang digunakan MT II baik pertanaman Bisi 2 maupun Bima 3 Bantimurung masing-masing Rp dan Rp /ha. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel

8 Syuryawati: Keragaan Usahatani Jagung Hibrida Tabel 4. Sarana produksi yang digunakan pada pertanaman varietas Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung berdasarkan cara tanam. Gowa Sulawesi Selatan, MT II 2011 Uraian (per ha) Cara tanam 75 cm x 20 cm cm x 20 cm 70 cm x 20 cm cm x 20 cm Fisik Nilai Fisik Nilai Fisik Nilai Fisik Nilai Bisi 2 Benih (kg) Urea (kg) Phonska (kg) Gramoxon (l) Calaris (l) Furadan (kg) Bensin (l) Jumlah biaya Bima 3 Benih (kg) Urea (kg) Phonska (kg) Gramoxon (l) Calaris (l) Saromil (g) Furadan (kg) Bensin (l) Jumlah biaya Sumber: Data primer, 2011 Pada Tabel 5 terlihat bahwa penggunaan tenaga kerja MT II yang tinggi pada kegiatan menanam, menyiang dan membumbung, serta panen. Biaya tenaga kerja kedua varietas hibrida yang ditanam tidak berbeda jauh antara empat cara tanam yang dievaluasi. Pada pertanaman Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung biaya tenaga kerja tertinggi sekitar Rp 2,5 juta/ha, yaitu Bisi 2 pada cara tanam legowo yang jarak tanam cm x 20 cm (pop tan/ha) sebesar Rp ,- dan untuk Bima 3 Bantimurung pada cara tanam normal 75 cm x 20 cm (pop tan/ha) sebesar Rp ,-. Demikian halnya biaya tenaga kerja terendah sekitar 2,3 juta/ha, pertanaman Bisi 2 cara tanam legowo cm x 20 cm (pop tan/ha) Rp dan pada Bima 3 Bantimurung jarak tanam 70 cm x 20 cm (pop tan/ha) sebesar Rp

9 Seminar Nasional Serealia, 2013 Tabel 5. Penggunaan tenaga kerja dan nilainya pada pertanaman varietas Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung berdasarkan cara tanam. Gowa Sulawesi Selatan, MT II 2011 Uraian (per ha) Cara tanam 75 cm x 20 cm cm x 20 cm 70 cm x 20 cm cm x 20 cm Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp) Bisi 2 HOK Tanam Pemupukan 2 x Menyiang dan membumbung Menyemprot 3x Beri furadan 2x Panen Penjemuran Pemipilan Jumlah biaya Bima 3 HOK Tanam Pemupukan 2 x Menyiang dan membumbung Menyemprot 3x Beri furadan 2x Panen Penjemuran Pemipilan Jumlah biaya Sumber: Data primer, 2011 Pertanaman jagung hibrida pada MT II hasil yang dicapai juga masih dibawah potensi hasilnya seperti halnya pada MT I, dimana potensi hasil varietas Bisi 2 adalah 13 t/ha dan Bima 3 Bantimurung 10 t/ha pipilan kering (Syuryawati et al dan Aqil et al. 2012). Rata-rata hasil Bisi 2 pada keempat cara tanam yang digunakan sekitar 7,78 8,82 t/ha dan untuk Bima 3 Bantimurung sekitar 7,80 8,50 t/ha. Hasil tertinggi Bisi 2 8,82 t/ha dan Bima 3 Bantimurung 8,50 t/ha pada cara tanam legowo cm x 20 cm (populasi tan/ha). Sedangkan hasil terendah 7,78 t/ha (Bisi 2) dan 7,80 t/ha (Bima 3 Bantimurung) dihasilkan pada cara tanam normal 75 cm x 20 cm populasi tanaman/ha (Tabel 6). Usahatani jagung hibrida Bisi 2 yang ditanam cara normal (populasi tan/ha) meningkat hasilnya 6,05% (8,25 t/ha) Bisi 2 dan 2,18% (7,97 t/ha) Bima 3 Bantimurung dengan ditanam secara legowo pada populasi yang sama. Selanjutnya, dengan ditingkatkan populasi tan/ha pada cara legowo terjadi peningkatan hasil 6,91% Bisi 2 dan 6,65% Bima 3 Bantimurung dengan capaian hasil biji masing-masing 8.82 dan 8,50 t/ha. Hasil analisis finansial usahatani kedua pertanaman jagung hibrida tersebut menunjukkan bahwa dengan hasil 8,82 t/ha yang tertinggi pada Bisi 2 maka diperoleh penerimaan Rp ,-/ha dan Bima 3 Bantimurung dengan hasil tertinggi 8,50 t/ha diperoleh penerimaan sebesar Rp ,-/ha (Tabel 6). Harga jagung pada 709

10 Syuryawati: Keragaan Usahatani Jagung Hibrida MT II lebih tinggi Rp 2.100/kg jagung pipil dari MT I yaitu Rp 1.800/kg. Hal ini terjadi karena pasokan jagung di musim kemarau umumnya berkurang sehingga akan mempengaruhi tingkat harga jagung menjadi naik. Selain itu kualitas jagung yang dihasilkan pada musim kemarau lebih baik dibanding hasil jagung di musim hujan. Pada MT II keuntungan empat cara tanam yang dihasilkan bervariasi tergantung cara tanam dan populasi tanaman. Dengan cara tanam normal populasi tanaman/ha keuntungan usahatani lebih rendah baik pada Bisi 2 (Rp /ha) maupun Bima 3 Bantimurung (Rp /ha), dan untuk cara tanam legowo dengan populasi yang sama keuntungannya naik 11,05% pada Bisi 2 dan 7,33% Bima 3 Bantimurung. Hal yang sama pada populasi tanaman/ha bahwa cara legowo terjadi peningkatan keuntungan dari cara normal yaitu 7,49% Bisi 2 dan 3,54% Bima 3 Bantimurung. Cara tanam yang memberikan keuntungan tertinggi cara legowo populasi tanaman/ha masing-masing Rp Bisi 2 dan Rp Bima 3 Bantimurung, dan terdapat peningkatan keuntungan 15,92% (Bisi 2) dan 10,51% (Bima 3 Bantimurung) dari cara legowo populasi tanaman/ha. Nilai yang diperoleh terhadap perhitungan NPSP pada empat cara tanam, yang tertinggi pada kedua varietas hibrida tersebut pada cara legowo populasi tanaman/ha yaitu 2,91 (Bisi 2) dan 2,77 (Bima 3 Bantimurung). Sama dengan NPTK, yang tertinggi pada Bisi 2 cara tanam legowo populasi tanaman/ha yaitu 4,16 sedangkan pada Bima 3 Bantimurung yang tertinggi cara tanam normal dengan populasi tanaman yang sama ( tan/ha) yaitu 3,85, berikut cara tanam legowo populasi tanaman/ha yaitu 3,75. Ratio biaya per kg biji kedua pertanaman hibrida ini dengan empat sistem tanam yang diuji sekitar Rp (Tabel 6). Empat cara tanam yang diamati semuanya menguntungkan sehingga baik untuk diterapkan, dan yang lebih besar keuntungannya diperoleh cara tanam legowo cm x 20 cm (populasi tanaman/ha) baik pada Bisi 2 maupun Bima 3 Bantimurung. Hal ini ditunjang pula dengan nilai R/C ratio yang dihasilkan lebih tinggi dari sistem tanam lainnya, yaitu masing-masing 2,19 pada Bisi 2 dan 2,08 Bima 3 Bantimurung. Dengan demikian usahatani jagung hibrida tersebut cara tanam legowo dengan populasi tanaman/ha lebih efisien dan keuntungan yang dihasilkan lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel

11 Seminar Nasional Serealia, 2013 Tabel 6. Analisis usahatani pertanaman varietas Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung pada empat cara tanam di lahan kering. Gowa Sulawesi Selatan, MT II 2011 Uraian (per ha) Cara tanam 75 cm x 20 cm cm x 20 cm 70 cm x 20 cm cm x 20 cm Bisi 2 Biaya saprodi (Rp) Biaya t. kerja (Rp) Total biaya UT Hasil (t/ha) 7,78 8,25 8,56 8,82 Penerimaan (Rp) Keuntungan (Rp) R/C ratio 1,92 2,00 2,09 2,19 NPSP 2,48 2,65 2,78 2,91 NPTK 3,41 3,58 3,81 4,16 Ratio biaya/kg biji 1.094, , ,07 958,79 Bima 3 Bantimurung Biaya saprodi (Rp) Biaya t. kerja (Rp) Total biaya UT Hasil (t/ha) 7,80 7,97 8,24 8,50 Penerimaan (Rp) Keuntungan (Rp) R/C ratio 1,91 2,00 2,07 2,08 NPSP 2,49 2,60 2,71 2,77 NPTK 3,33 3,67 3,85 3,75 Ratio biaya/kg biji 1.099, , , ,88 Sumber: Data primer, 2011 Keterangan: - Harga pipil jagung = Rp 2.100/kg Harga benih Bima 3 = Rp /kg Harga saromil = Rp 1.000/g - Harga urea = Rp 1.800/kg Harga benih Bisi 2 = Rp /kg 1 HOK = 8 jam - Harga phonska = Rp 2.600/kg Harga gramoxon = Rp /l Harga calaris = Rp /l - Harga furadan = Rp /kg Biaya tenaga kerja = Rp /HOK Memipil = Rp75/kg KESIMPULAN Hasil yang dicapai pertanaman MT I pada empat cara tanam varietas Bisi 2 ratarata sekitar 8,16 8,68 t/hat dan Bima 3 Bantimurung 7,19 8,50 t/ha. Hasil yang dicapai Bisi 2 cara tanam legowo populasi tanaman/ha meningkat 2,9% dari cara tanam normal dengan capaian hasil 8,42 t/ha sementara varietas Bima 3 Bantimurung meningkat 7,5% dengan capaian hasil 7,73 t/ha. Jika populasi dinaikkan menjadi tanaman/ha dengan cara tanam legowo meningkatkan hasil 0,46% dengan hasil biji 8,68 t/ha untuk Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung 1,55% dengan hasil biji 8,50 t/ha. Pada MT II hasil rata-rata pada empat cara tanam varietas Bisi 2 7,78 8,82 t/ha dan Bima 3 Bantimurung sekitar 7,80 8,50 t/ha. Varietas Bisi 2 ditanam secara legowo populasi tanaman/ha hasilnya meningkat 6,0% dari cara tanam normal dengan hasil biji 8,25 t/ha sedangkan Bima 3 Bantimurung meningkat 2,2% dengan hasil 7,79 t/ha, Jika populasi dinaikkan sampai tanaman/ha maka cara tanam legowo meningkatkan hasil 3,0% dengan capaian hasil 8,82 t/ha untuk 711

12 Syuryawati: Keragaan Usahatani Jagung Hibrida varietas Bisi 2 dan Bima 3 Bantimurung meningkat hasilnya 3,2% dengan capaian hasil 8,50 t/ha. Empat cara tanam yang dievaluasi semuanya efisien diterapkan karena menguntungkan dengan nilai R/C ratio >1 demikian pula NPSP dan NPTK >1. Keuntungan usahatani teringgi diperoleh pada cara tanam legowo cm x 20 cm populasi tanamn/ha, pada Bisi 2 MT I sebesar Rp /ha dengan R/C ratio 1,79 dan Bima 3 Bantimurung sebesar Rp /ha dengan R/C ratio 1,85. Sedangkan pada MT II keuntungan tertinggi yang diperoleh varietas Bisi 2 Rp /ha dengan R/C ratio 2,19 dan Bima 3 Bantimurung sebesar Rp /ha dengan R/C ratio 2,08. UCAPAN TERIMA KASIH Kami sampaikan terima kasih kepada Ir. Zubachtirodin sebagai penaggung jawab RPTP atas segala fasilitas dan bimbingannya selama penelitian dan terima kasih pula disampaikan kepada Ir. Roslina Amir atas kerjasamanya dalam penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Anonim Latihan Penelitian Sistem Usahatani. Bahan Latihan. P3NT. NTASP. Vol 2. Aqil, M., C. Rapar, dan Zubachtirodin Deskripsi Varietas Unggul Jagung. Edisi Ketujuh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian. 134 p. Balitsereal Highlight Balai Penelitian Tanaman Serealia Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Serealia. 46 p. Balitsereal Highlight Balai Penelitian Tanaman Serealia Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Serealia. 50 p. Syuryawati, C. Rapar, dan Zubachtirodin Deskripsi Varietas Unggul Jagung Edisi Kelima. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian. 115 p. Syuryawati dan Zubachtirodin Peluang usahatani jagung hibrida pada perbaikan cara tanam (Legowo) di lahan kering. Dalam Prosiding Seminar Nasional Serealia. Inovasi Teknologi Mendukung Swasembada Jagung dan Diversifikasi Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Hal

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT Seminar Nasional Serealia, 2013 KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT Syuryawati, Roy Efendi, dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Untuk

Lebih terperinci

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING Margaretha SL dan Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian keragaan usahatani jagung komposit

Lebih terperinci

USAHATANI JAGUNG PULUT MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI. Syuryawati dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia

USAHATANI JAGUNG PULUT MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI. Syuryawati dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia USAHATANI JAGUNG PULUT MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI Syuryawati dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Jagung pulut merupakan jagung lokal khas Sulawesi

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2 PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2 M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilakukan di Desa Manggalung, Kecamatan Mandalle, Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN Bunyamin Z. dan N.N. Andayani Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jagung sebagian besar dihasilkan pada lahan kering dan lahan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG TERHADAP KOMPONEN TEKNOLOGI PETANI PADA LAHAN SAWAH di KABUPATEN GOWA DAN TAKALAR

ANALISIS USAHATANI JAGUNG TERHADAP KOMPONEN TEKNOLOGI PETANI PADA LAHAN SAWAH di KABUPATEN GOWA DAN TAKALAR Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 ANALISIS USAHATANI JAGUNG TERHADAP KOMPONEN TEKNOLOGI PETANI PADA LAHAN SAWAH di KABUPATEN GOWA DAN TAKALAR Margaretha SL, Syuryawati dan Arsyad Biba

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT

PENGEMBANGAN JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT PENGEMBANGAN JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN Faesal 1, Syuryawati 1 dan Tony Basuki 2 1 Balai Penelitian Tanaman Serealia 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Penanaman jagung

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG 8 Highlight Balitsereal 2008 INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG PTT Jagung pada Lahan Sawah Sub Optimal Untuk peningkatan produksi jagung, komponen-komponen teknologi yang telah dihasilkan dari penelitian

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.

Lebih terperinci

Pedoman Umum. PTT Jagung

Pedoman Umum. PTT Jagung Pedoman Umum PTT Jagung Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2016 i Pedoman Umum PTT Jagung ISBN: 978-979-1159-31-9 Cetakan pertama: Mei 2009 Cetakan kedua: Februari 2010 Cetakan

Lebih terperinci

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. Sondakh 1), dan Andi Tenrirawe 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK Pengembangan pertanaman jagung akan lebih produktif dan berorientasi pendapatan/agribisnis, selain

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Teknologi produksi biomas jagung melalui peningkatan populasi tanaman.tujuan pengkajian

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar BALAI PENELITIAN TANAMAN SEREALIA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Dalam budi daya jagung perlu memperhatikan cara aplikasi pupuk urea yang efisien sehingga pupuk yang diberikan

Lebih terperinci

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan INTRODUKSI BEBERAPA JAGUNG KOMPOSIT VARIETAS UNGGUL PADA LAHAN KERING DALAM UPAYA MENUNJANG KEDAULATAN PANGAN DI KABUPATEN SRAGEN (The assessment of introduction of corn composite high yield varieties

Lebih terperinci

Program peningkatan produksi jagung nasional melalui upaya

Program peningkatan produksi jagung nasional melalui upaya Evaluasi Penerapan Sistem Pengelolaan Tanaman Jagung secara Terpadu pada Lahan Sawah Tadah Hujan Margaretha Sadipun Lalu dan Zubachtirodin 1 Ringkasan Evaluasi penerapan sistem pengelolaan tanaman jagung

Lebih terperinci

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR Seminar Nasional Serealia, 2013 KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR Amir Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan

Lebih terperinci

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1 DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1 Balai Penelitian Tanaman Serealia 2 Balai Pengkajian teknologi Pertanian

Lebih terperinci

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) JAGUNG Penyusun Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Design By WAHYUDI H Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI Amir dan Baso Aliem Lologau Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Sulawesi Selatan salah satu sentra pengembangan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI, MASALAH, DAN PELUANG SUSTAINABILITAS DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH SUMBER JAGUNG

IDENTIFIKASI POTENSI, MASALAH, DAN PELUANG SUSTAINABILITAS DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH SUMBER JAGUNG IDENTIFIKASI POTENSI, MASALAH, DAN PELUANG SUSTAINABILITAS DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH SUMBER JAGUNG Margaretha S.L. dan Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Ketersediaan benih dengan

Lebih terperinci

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH Yakob Bunga T, Saidah 1) dan Amran Muis 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah 2)

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah

Lebih terperinci

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA Fahdiana Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jarak tanam berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh tanaman dan penyediaan

Lebih terperinci

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL Eko Srihartanto et al.: Penerapan Sistem Tanam Jajar PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL Eko Srihartanto 1), Sri Wahyuni

Lebih terperinci

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU M. P. Sirappa, Marietje Pesireron, dan La Dahamarudin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku ABSTRAK

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU Seminar Nasional Serealia, 2013 EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU Hasnah Juddawi dan Novia Qomariyah Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Suharno *), Rusdin *) dan Sumarni Panikkai **) *)Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

Peluang dan Kendala Pengembangan Pola Tanam Jagung Tiga Kali Setelah Padi (IP 400)

Peluang dan Kendala Pengembangan Pola Tanam Jagung Tiga Kali Setelah Padi (IP 400) Peluang dan Kendala Pengembangan Pola Tanam Jagung Tiga Kali Setelah Padi (IP 400) Margaretha SL, dan A.F. Fadhly Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan Abstrak

Lebih terperinci

KAJIAN PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH SEBAGAI TANAMAN MT III DI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH SEBAGAI TANAMAN MT III DI SULAWESI TENGGARA KAJIAN PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH SEBAGAI TANAMAN MT III DI SULAWESI TENGGARA Zainal Abidin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara ABSTRAK Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir data

Lebih terperinci

VERIFIKASI DAMPAK PENERAPAN PAKET TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG KOMPOSIT MENDUKUNG UPAYA PERBAIKAN EKONOMI PEDESAAN

VERIFIKASI DAMPAK PENERAPAN PAKET TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG KOMPOSIT MENDUKUNG UPAYA PERBAIKAN EKONOMI PEDESAAN VERIFIKASI DAMPAK PENERAPAN PAKET TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG KOMPOSIT MENDUKUNG UPAYA PERBAIKAN EKONOMI PEDESAAN M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan

Lebih terperinci

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pranan terhadap

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Areal pertanaman jagung di Kalimantan Selatan cukup luas terutama

Lebih terperinci

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (IPPTP)

Lebih terperinci

Abstrak

Abstrak Peningkatan Produktivitas dan Finansial Petani Padi Sawah dengan Penerapan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) (Studi Kasus di Desa Kandai I Kec. Dompu Kab. Dompu) Yuliana Susanti, Hiryana

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH MELALUI PERBAIKAN POLA TANAM YANG BERBASIS KEMITRAAN

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH MELALUI PERBAIKAN POLA TANAM YANG BERBASIS KEMITRAAN KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH MELALUI PERBAIKAN POLA TANAM YANG BERBASIS KEMITRAAN INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENELITI UTAMA: ZAINAL ABIDIN, SP.,MP FOKUS:

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BIMA 1 DI NUSA TENGGARA TIMUR

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BIMA 1 DI NUSA TENGGARA TIMUR ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BIMA 1 DI NUSA TENGGARA TIMUR Helena Da Silva dan Bambang Murdolelono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Pengembangan jagung hibrida di

Lebih terperinci

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik 42 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Jagung Hibrida BISI-18 Nama varietas : BISI-18 Tanggal dilepas : 12 Oktober 2004 Asal : F1 silang tunggal antara galur murni FS46 sebagai induk betina dan galur murni

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS)

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Amiruddin Manrapi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara Jl. Prof Muh. Yamin No. 89 Kendari 93114 PENDAHULUAN Untuk

Lebih terperinci

Adaptasi Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Lahan Sawah

Adaptasi Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Lahan Sawah Adaptasi Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Lahan Sawah Abstrak B. Tri Ratna Erawati dan Awaluddin Hipi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat Jl. Raya Peninjauan Narmada Po Box 1017

Lebih terperinci

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi Syafri Edi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Abstrak Budidaya tanaman jagung di Provinsi Jambi dilaksanakan pada

Lebih terperinci

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Pengembangan usahatani jagung yang lebih

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) JAGUNG Penulis: Hendi Supriyadi Penyunting: Bambang Irawan Nandang Sunandar Disain Layout: Nadimin Saefudin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Abstrak. Sukmaraga salah satu varietas jagung bersari bebas yang

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk

Lebih terperinci

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau Yunizar dan Jakoni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Fax. (0761) 674206; E-mail bptpriau@yahoo.com Abstrak Peningkatan produksi jagung

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA Endang Iriani, Munir Eti Wulanjari dan Joko Handoyo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah Abstrak.

Lebih terperinci

KENDALA DAN PROSPEK PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SULAWESI SELATAN. Faesal dan Syuryawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

KENDALA DAN PROSPEK PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SULAWESI SELATAN. Faesal dan Syuryawati Balai Penelitian Tanaman Serealia KENDALA DAN PROSPEK PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SULAWESI SELATAN Faesal dan Syuryawati Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Lahan sawah tadah hujan di pantai barat (Pangkep,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK SAPI PADA LAHAN SUB OPTIMAL. Ballitsereal Maros 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK SAPI PADA LAHAN SUB OPTIMAL. Ballitsereal Maros 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK SAPI PADA LAHAN SUB OPTIMAL Faesal 1), Syuryawati 1) dan Evert Hosang 2) 1) Ballitsereal Maros 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK Nusa

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SULAWESI SELATAN (STUDI KASUS KAB. SIDRAP DAN LUWU UTARA)

ANALISIS TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SULAWESI SELATAN (STUDI KASUS KAB. SIDRAP DAN LUWU UTARA) ANALISIS TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SULAWESI SELATAN (STUDI KASUS KAB. SIDRAP DAN LUWU UTARA) Maintang, Eka Triana Yuniarsih dan Muh. Taufik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin X.82 Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha Zubachtirodin BALAI PENELITIAN TANAMAN SEREALIA 2012 LATAR BELAKANG PROGRAM KEMTAN 2010-2014 - EMPAT SUKSES: SWASEMBADA

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industry pangan yang ditunjang oleh teknologi budidaya

Lebih terperinci

UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI. Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia

UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI. Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Pengembangan teknologi produksi benih jagung berbasis

Lebih terperinci

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di

Lebih terperinci

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat,

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat, Robi'in: Pengujian daya hasil jagung bersari bebas di lokasi Prima Tani Kabupaten Probolinggo 45 Buletin Teknik Pertanian Vol. 14, No. 2, 2009: 45-49 TEKNIK PENGUJIAN DAYA HASIL JAGUNG BERSARI BEBAS (KOMPOSIT)

Lebih terperinci

EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT)

EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT) EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT) Margaretha Sadipun L, Sania Saenong dan Nelson H. Kario Balai Penelitian Sereal

Lebih terperinci

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU M. P. Sirappa, Marietje Pesireron dan La Dahamarudin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku ABSTRAK

Lebih terperinci

PERAN PTT JAGUNG DALAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN FINANSIAL: KASUS DI DESA DONGGOBOLO KECAMATAN WOHA KABUPATEN BIMA NTB

PERAN PTT JAGUNG DALAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN FINANSIAL: KASUS DI DESA DONGGOBOLO KECAMATAN WOHA KABUPATEN BIMA NTB Baiq Tri Ratna Erawati et al.: Peran PTT Jagung Dalam Peningkatan PERAN PTT JAGUNG DALAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN FINANSIAL: KASUS DI DESA DONGGOBOLO KECAMATAN WOHA KABUPATEN BIMA NTB Baiq Tri Ratna Erawati,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro dan Laboratorium Tanaman Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT B. Tri Ratna Erawati dan Awaludin Hipi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat Abstrak. Salah

Lebih terperinci

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG Moh. Saeri dan Suwono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Sampang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK adalah terkenal sebagai penghasil utama jagung di

Lebih terperinci

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI Prof. Dr. Marwoto dan Prof. Dr. Subandi Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul B Tujuan Ikhtisar

Lebih terperinci

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Abstrak. Budidaya tanaman jagung di Provinsi Jambi dilakukan

Lebih terperinci

Analisis Agribisnis Jagung Muda Varietas Hibrida di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara

Analisis Agribisnis Jagung Muda Varietas Hibrida di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara Analisis Agribisnis Jagung Muda Varietas Hibrida di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara Abstrak Suharno 1), Syamsiar 1), Suarni 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara

Lebih terperinci

PRODUKSI JAGUNG ORIENTASI TONGKOL MUDA MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK. ) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

PRODUKSI JAGUNG ORIENTASI TONGKOL MUDA MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK. ) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2) PRODUKSI JAGUNG ORIENTASI TONGKOL MUDA MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK Faesal 1), Syuryawati 1), dan Tony Basuki 2) 1 ) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KINERJA USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG DI NUSA TENGGARA BARAT. Hadijah A.D. Balai Penelitian Tanaman Serealia

IDENTIFIKASI KINERJA USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG DI NUSA TENGGARA BARAT. Hadijah A.D. Balai Penelitian Tanaman Serealia IDENTIFIKASI KINERJA USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG DI NUSA TENGGARA BARAT Hadijah A.D. Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya Kabupaten Lombok Timur,

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

USAHATANI JAGUNG DI LAHAN KERING DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KABUPATEN MINSEL

USAHATANI JAGUNG DI LAHAN KERING DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KABUPATEN MINSEL USAHATANI JAGUNG DI LAHAN KERING DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KABUPATEN MINSEL Yenny Tamburian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara ABSTRAK Kabupaten Minsel memiliki

Lebih terperinci

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Idris Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara Bptp-sultra@litbang.deptan.go.id Abstrak Penyebaran

Lebih terperinci

KAJIAN USAHATANI JAGUNG DI LAHAN SAWAH SETELAH PADI MELALUI PENDEKATAN PTT DI KABUPATEN BOLMONG SULAWESI UTARA

KAJIAN USAHATANI JAGUNG DI LAHAN SAWAH SETELAH PADI MELALUI PENDEKATAN PTT DI KABUPATEN BOLMONG SULAWESI UTARA KAJIAN USAHATANI JAGUNG DI LAHAN SAWAH SETELAH PADI MELALUI PENDEKATAN PTT DI KABUPATEN BOLMONG SULAWESI UTARA Yenny Tamburian, W. Rembang dan Bahtiar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

PENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia PENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Budidaya jagung yang efisien untuk produksi biji harus memperhatikan cara

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROVINSI ACEH 1 Pengertian Teknologi

Lebih terperinci

Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala) Prosiding Pekan Serealia Nasional, 20 ISBN : 978-979-8940-29-3 Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

Keragaan Agronomi dan Ekonomi Sistem Usahatani Jagung Hibrida di Sulawesi Selatan

Keragaan Agronomi dan Ekonomi Sistem Usahatani Jagung Hibrida di Sulawesi Selatan Keragaan Agronomi dan Ekonomi Sistem Usahatani Jagung Hibrida di Sulawesi Selatan Hadijah, AD 1) dan Zulkifli Zaini 2) 1)Peneliti Balai Penelitian Tanaman Serealia dan 2) Peneliti Puslitbangtan Abstrak

Lebih terperinci

Potensi Usahatani Jagung di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan

Potensi Usahatani Jagung di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan Potensi Usahatani Jagung di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan Rosita Galib Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jln. Panglima Batur Barat No: 4 Banjarbaru Kalimantan Selatan Telp :

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO Prosiding BPTP Karangploso No. - ISSN: - PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO Oleh : Sugeng Prayogo BP3K Srengat Penanaman merupakan proses pemindahan benih kedalam tanah dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk memperoleh

Lebih terperinci

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib, Sumanto dan Nelson H. Kario. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Balai

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan Keragaan Hasil Penerapan Komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu pada Program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi di Jawa Tengah (Studi Kasus di Wilayah Pantura Barat) Joko Pramono, D.M. Yuwono, dan Anggi

Lebih terperinci

PANEN HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI TERBATAS DI SULAWESI SELATAN

PANEN HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI TERBATAS DI SULAWESI SELATAN PANEN HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI TERBATAS DI SULAWESI SELATAN Faesal, Syuryawati, dan Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Sebagaimana halnya sawah tadah

Lebih terperinci

ADAPTASI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA HASIL BADAN LITBANG PERTANIAN PADA LAHAN GAMBUT DANGKAL AIA TAJUN LUBUK ALUNG PADANG PARIAMAN

ADAPTASI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA HASIL BADAN LITBANG PERTANIAN PADA LAHAN GAMBUT DANGKAL AIA TAJUN LUBUK ALUNG PADANG PARIAMAN Syahrial Abdullah ADAPTASI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA HASIL BADAN LITBANG PERTANIAN PADA LAHAN GAMBUT DANGKAL AIA TAJUN LUBUK ALUNG PADANG PARIAMAN Adaptation of Hibrid Corn Varieties Released by the Indonesian

Lebih terperinci

Pengaruh Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Hibrida dan Komposit pada Tanah Inseptisol Endoaquepts Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

Pengaruh Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Hibrida dan Komposit pada Tanah Inseptisol Endoaquepts Kabupaten Barru Sulawesi Selatan Pengaruh Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Hibrida dan Komposit pada Tanah Inseptisol Endoaquepts Kabupaten Barru Sulawesi Selatan Fahdiana Tabri Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA Tota Suhendrata dan Setyo Budiyanto Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

Fauziah Yulia Andriyani dan Kiswanto: Produktivitas dan Komponen Hasil

Fauziah Yulia Andriyani dan Kiswanto: Produktivitas dan Komponen Hasil Seminar Nasional Serealia, 2013 ISBN: 978-979-8940-37-8 PRODUKTIVITAS DAN KOMPONEN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG Fauziah Yulia Adriyani dan Kiswanto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di dunia. Hal itu dikarenakan jagung memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di dunia. Hal itu dikarenakan jagung memiliki nilai gizi yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di dunia. Hal itu dikarenakan jagung memiliki nilai gizi yang baik serta kegunaan yang cukup beragam. Nilai gizi jagung

Lebih terperinci

Kelayakan Ekonomi Usahatani Padi Sawah Dengan Pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan

Kelayakan Ekonomi Usahatani Padi Sawah Dengan Pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan Kelayakan Ekonomi Usahatani Padi Sawah Dengan Pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan Retna Qomariah, Yanuar Pribadi, dan Khairuddin Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

Peningkatan Produksi Jagung melalui Penerapan Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu

Peningkatan Produksi Jagung melalui Penerapan Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu Peningkatan Produksi Jagung melalui Penerapan Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu Hadijah, AD 1 Ringkasan Jagung di Sulawesi Selatan merupakan tanaman pangan penting kedua setelah padi. Secara tradisional

Lebih terperinci

Introduksi Varietas Unggul Jagung untuk Pengembangan Jagung di Kabupaten Berau (Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman terpadu)

Introduksi Varietas Unggul Jagung untuk Pengembangan Jagung di Kabupaten Berau (Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman terpadu) Introduksi Varietas Unggul Jagung untuk Pengembangan Jagung di Kabupaten Berau (Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman terpadu) Yossita Fiana dan M. Hidayanto Balai PengkajianTeknologiPertanian Kalimantan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Jagung hibrida, Sistem tanam, Varietas. Pendahuluan

Abstrak. Kata kunci : Jagung hibrida, Sistem tanam, Varietas. Pendahuluan Pengaruh Sistem Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Varietas Jagung Hibrida Mendukung GP-PTT Jagung di NTB (Studi Kasus Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa) Yanti Triguna dan Bq. Tri Ratna Erawati Balai

Lebih terperinci