Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

Transkripsi

1 Prosiding Pekan Serealia Nasional, 20 ISBN : Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala) Rismarini Zuraida dan Rosita Galib Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No. 4 Banjarbaru ( Kal-Sel) Telp. (0511) , Fax ( 0511) 7818 Abstrak Lahan pasang surut adalah termasuk lahan marginal, yang tingkat keasamannya tinggi yang salah satu penyebabnya adalah belum optimalnya pengelolaan sumberdaya yang tersedia. Untuk melihat keragaan usahatani jagung maka dilakukan penelitian di Desa Simpang Jaya Kec Wanaraya Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan pada bulan Agustus Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pendekatan PRA (Participatory Rural Appraisal), untuk memperoleh informasi secara langsung dari petani yang difokuskan pada sumber daya yang dimiliki, permasalahan yang dihadapi dan peluang untuk mendukung upaya pengembangan usahatani jagung (Bisi 2) dan jagung manis di lahan pasang surut ini dilakukan (Diskusi Kelompok) dengan beberapa petani mengggunakan daftar pertanyaan sebagai panduan. Lahan pasang surut yang cukup luas tersedia di Kalimantan Selatan merupakan salah satu alternatif dalam usaha pengembangan usahatani jagung, guna memenuhi kebutuhan keluarga sekaligus dalam usaha pengelolaan sumberdaya lahan pasang surut yang cukup potensial untuk dikembangkan. Komoditas yang dominan di daerah ini yaitu padi dan jagung. Usahatani jagung (Bisi 2) dan jagung manis kebanyakan hanya tanam 2 kali setahun yaitu pada bulan sekitar bulan Oktober dan sekitar Februari. Pertanaman Jagung (Bisi 2) yang diusahakan luasannya hanya 1 ha dan jagung manis sekitar 0,5 ha. Produktivitas jagung Bisi 2 mencapai 5 ton/ha dengan biaya Rp ,- pendapatan bersih Rp ,- dengan nilai R/C ratio 2,4. Biaya usahatani jagung manis per hektarnya sebesar Rp ,- pendapatan bersihnya mencapai Rp 8.,- Berdasarkan hasil jagung di lahan pasang surut tersebut, jagung berpeluang besar untuk dikembangkan. Kata Kunci : Usahatani, jagung, pasang, Surut, Kalimantan Selatan, lahan Pendahuluan Diperkirakan luas lahan pasang surut di Indonesia sekitar 6 juta ha dan 20,1 juta ha yang sesuai untuk usahatani tanaman pangan khususnya padi (Widjaya-Adhi et al., 1990). Dalam upaya mempertahankan dan melestarikan swasembada beras Nasional yang berkaitan dengan terus bertahannya jumlah penduduk dan terjadinya alih fungsi lahan sawah untuk non-pertanian. Salah satu strategi yang ditempuh pemerintah adalah mengoptimalkan pemanfaatan lahan pasang surut. Lahan pasang surut mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan pertanian dengan produktivitas tinggi bila dilakukan dengan menerapkan teknologi spesifik lokasi dan didukung oleh kelembagaan yang konduktif. Pada program intensifikasi padi yang dikenal dengan revolusi hijau, laju pertumbuhan produksi yang tinggi terus menurun pada priode , dan bahkan menjadi defisit berkelanjutan sejak tahun Hal ini terjadi karena pertumbuhan produksi padi nasional tidak dapat mengimbangi peningkatan permintaan akibat pertumbuhan penduduk. Karena itu untuk memenuhi permintaan beras domestic, import terpaksa dilakukan. Anomali iklim (Elnino atau La-nina) yang terjadi tahun 532

2 Prosiding Pekan Serealia Nasional, 20 ISBN : ,1994 dan 1997 telah mendorong laju penurunan produksi. Hal ini perlu dipandang sebagai tantangan agar bangsa ini lebih mampu meningkatkan produktivitas dan produksi Padinya (Budianto, 2002). Pemanfaatan lahan pasang surut belum optimal karena berbagai kendala, hal ini terlihat dari tingkat produksi dan indeks pertanaman yang rendah. Berbagai kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian lahan pasang surut meliputi kesuburan lahan dan ph tanah yang rendah, jaringan irigasi/ drainase yang belum berfungsi dengan baik, keragaman kondisi lahan, serta serangan hama dan penyakit. Sedangkan kendala kendala aspek sosial ekonomi adalah keterbatasan tenaga kerja dan modal, tingkat pendidikan dan ketrampilan yang rendah, serta sarana dan prasara penunjang kurang kondusif (Hasan et al., 2003). Dengan berlatar belakang tersebut pengkajian ini dilaksanakan untuk melihat keragaan sistem usahatani di lahan pasang surut dan pengembangannya ke depan. Bahan dan Metode Untuk melihat keragaan usaha tani jagung maka dilakukan penelitian di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala Provinsi Kalimantan Selatan pada bulan Agustus Penelitian ini dilakukan dengan metode survei yaitu melaksanakan Focus Group Discussion (Diskusi kelompok) pada beberapa kelompok petani yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung dari petani, diskusi difokuskan pada sumber daya yang dimiliki, permasalahan yang dihadapi serta peluang untuk mendukung pengembangan usahatani jagung (Bisi 2) dan jagung manis di lahan pasang surut. Data yang didapat dianalisis secara deskriptif dan analisis usaha tani (financial). Hasil dan Pembahasan Karakteristik Lahan Pasang Surut Lahan pasang surut dipengaruhi oleh pasang air laut, dan sebagian besar terdiri dari tanah gambut dan sulfat masam. Kedua jenis tanah dinilai sebagai ekosistem marginal dan rapuh. Untuk pengembangan lahan ini menjadi usaha pertanian harus mengetahui terlebih dahulu sifat dan perilaku yang khas dari tanah tersebut(widjaya Adhi et al., 1992). Pemanfaatan yang sesuai, pengembangan yang seimbang dan pengelolaan yang serasi dengan karakteristik dan kelakuannya dapat mengubah lahan pasang surut ini menjadi lahan pertanian berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan (Widjaya-Adhi,1986). Berdasarkan jangkauan air, lahan pasang surut ini dibedakan kedalam 4 tipe luapan (Widjaya Adhi et al., 1992). Tipe A : Lahan yang selalu terluapi air pasang, baik pasang besar,maupun pasang kecil.tipe B : Lahan yang hanya terluapi oleh pasang besar. Tipe C: Lahan yang tidak pernah terluapi walaupun pasang besar. Air pasang mempengaruhinya secara tidak langsung, kedalaman air tanah dari permukaan tanah kurang dari 50 Cm. Tipe D: Lahan yang tidak terluapi air pasang dan air tanahnya lebih dalam dari 50 Cm. Pada lokasi penelitian ini katageri yang dimiliki yaitu tidak diluapi secara langsung tetapi air tanahnya lebih dalam dari 50 cm. ( lahan pasang surut Tipe C) 533

3 Prosiding Pekan Serealia Nasional, 20 ISBN : Teknologi Budidaya Jagung di Lahan Petani Pengolahan Lahan Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam cm, kemudian diratakan. lalu tanah dikapur (dosis 1 ton/ha). Tanam dan Cara Tanam Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1-2 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 0 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40 x 0 cm (2 tanaman/lubang). Jagung berumur panen 80-0 hari, jarak tanamnya 25 x 75 cm (1 tanaman/lubang). Menurut Simatupang dan Indrayati (20) Varietas Sukmaraga ditanam mengguna jarak tanam 75 Cm x 20 cm dengan satu tanaman per lubang. Penyulaman Tanaman yang tumbuhnya jelek, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7- hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyiangan Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi, dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Pemeliharaan Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, yang bertujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung. Analisis Finansial Usahatani Jagung Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa tanaman jagung (bisi2) atau jagung manis sangat menguntungkan diusahakan di lahan pasang surut, ini terlihat dari pendapatannya satu kali tanam umtuk jagung(bisi2) mencapai Rp ,- Nilai R/C ratio 2,4. Menurut Soekartawi layak diusahakan R/C > 1, dan jagung manis mencapai Rp 8.,-. berpeluang besar untuk dikembangkan. Karena daerah ini juga ditunjang dengan sarana dan prasana jalan yang baik dan lancer, jadi untuk pemasaran hasil tidak ada masalah, Dengan 534

4 Prosiding Pekan Serealia Nasional, 20 ISBN : Tabel 1. Analisis finansial usahatani jagung (Bisi2) dan jagung anis per hektar di Desa Simpang Jaya Kec Wanaraya Kab Barito Kuala Kalimantan Selatan U r a i a n Jagung (Bisi2) Jagung Manis Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp) a. Penerimaan (ton) 5 12, tongkol 11. b. Biaya. Saprodi : Benih ( Kg) bks Ponska,Urea (Kg) SP36 (Kg) KCl (Kg) Furadan (bks) Kapur,pupuk kandang (ton) c. Biaya, Tenaga kerja : Pengolahan tanah Tanam Pemeliharaan/Penyiangan Panen & Pasca Panen 1. d. Total Biaya e. Pendapatan f. R/C Ratio 2,4 2,87 keadaan sekarang tinggal pembinaan untuk petani, supaya harga selalu berpihak kepada petani, tidak dipermainkan perusahaan yang memerlukan bahan dari jagung, Begitu juga dengan jagung manis yang selalu diperlukan sebagai bahan makanan. Kesimpulan Tanaman jagung (Bisi2) atau jagung manis sangat menguntungkan diusahakan di lahan pasang surut, ini terlihat dari pendapatannya satu kali tanam umtuk jagung(bisi2) mencapai Rp ,- (R/C ratio 2,4), dan jagung manis mencapai Rp 8.. Berpeluang besar untuk dikembangkan. Karena daerah ini juga ditunjang dengan sarana dan prasana jalan yang baik dan lancar. Jadi untuk pemasaran hasil tidak ada masalah, dengan keadaan sekarang tinggal pembinaan untuk petani, supaya harga selalu berpihak kepada petani, tidak dipermainkan perusahaan yang memerlukan bahan dari jagung, begitu juga dengan jagung manis yang selalu diperlukan sebagai bahan makanan. 535

5 Prosiding Pekan Serealia Nasional, 20 ISBN : Daftar Pustaka Budianto J Tantangan dan Peluang Penelitian dan Pengembangan Padi dalam Perspektif Agribisnis, Pusat Penelitian dan pengembangan Tanaman Pangan. Widjaja A., Nugroho dan S. Karama, Didi Ardi Sumberdaya Lahan Rawa Potensi, Kebutuhan dan Pemanfaatan Dalam Risalah Pertemuan Nasional Pengembanagan Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak. Cisarua, 3-4 Maret Widjaja A., Nugroho dan S. Karama Sumberdaya lahan pasang surut, rawa dan pantai. Potensi Keterbatasan dan Pemanfaatan Pertemuan Nasional Pengembangan Pertanian Lahan Pasang Surut dan Rawa, Cisarua, 3-4 Maret Widjaja A Pengelolaan Lahan Pasang surut dan Lebak, Jurnal Litbang Pertanian V (1) Hasan N., Adri, Azwar, Firdaus Keragaaan varietas Batang Hari pada lahan pasang surut sulfat masam potensial, Temu Aplikasi dan Seminar Teknologi Pertanian Di Lahan Pasang Surut Kalimantan Tengah Soekartawi Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia. Jakarta. 536