PENYUSUNAN ALGORITMA UNTUK OPTIMISASI JADWAL UJIAN DENGAN METODA ALGORITMA GENETIKA A B S T R A K

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYUSUNAN ALGORITMA UNTUK OPTIMISASI JADWAL UJIAN DENGAN METODA ALGORITMA GENETIKA A B S T R A K"

Transkripsi

1 PENYUSUNAN ALGORITMA UNTUK OPTIMISASI JADWAL UJIAN DENGAN METODA ALGORITMA GENETIKA Esmeralda C. Djamal dan Melania S. Muntini A B S T R A K Penyusunan jadwal merupakan suatu masalah yang kompleks, sehingga dengan menggunakan Algoritma Genetika (AG) maka dapat dibuat program komputer yang dapat berjalan cukup cepat dan menghasilkan solusi yang baik. Pada penelitian ini dibuat program komputer yang menggunakan AG untuk membantu penyusunan Jadwal Ujian Jurusan Ilmu Komputer UNJANI Pembentukan generasi-generasi baru, dilakukan dengan perkawinan silang (crossover) yang menggunakan metode Tate & Smith dengan probabilitas 15%-30%, dan mutasi yang menggunakan metode recripocal exchange dengan probabilitas 1%-10%. Dari percobaan, tampak bahwa makin meningkatnya probabilitas crossover makin cepat pula tercapainya nilai fitness=0, sedangkan perubahan probabilitas mutasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Kata Kunci : Algoritma Genetika (AG) LATAR BELAKANG Pembuatan jadwal secara manual pada umumnya merupakan proses yang membutuhkan waktu lama karena harus melakukan langkah coba-coba (trial and error) untuk memilih jadwal yang memenuhi persyaratan misalnya tidak terjadi benturan baik dosen, ruang maupun peserta kuliah. Sebuah jadwal yang terdiri dari 30 mata kuliah, dengan kemungkinan slot waktu sebanyak 36 slot (misalnya 6 hari, 3 ruang, 3 sesi), maka membutuhkan kombinasi sebanyak 36!/(36-30)!, sehingga kalau dicoba satu demi satu secara manual membutuhkan waktu yang lama. Salah satu algoritma untuk menyelesaikan masalah ini, dengan menggunakan Algoritma Genetika, di mana tidak seluruh kemungkinan solusi dicoba, tetapi diharapkan dapat menghasilkan solusi yang lumayan baik. Algoritma Genetika melakukan pemilihan solusi dengan cara yang mirip dengan seleksi alam (teori evolusi) yaitu individu yang dapat bertahan hidup adalah individu yang paling mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam rangka beradaptasi, maka makhluk hidup baru yang lebih baik, dapat dihasilkan dengan cara perkawinan silang maupun mutasi. Sesuai dengan teori evolusi pula bahwa probabilitas terjadinya mutasi lebih kecil dari pada probabilitas terjadinya perkawinan silang. Secara umum, Algoritma Genetika bermain di ruang solusi, dan akan mencari solusi terbaik dari ruang solusi tersebut (search space). Semua calon solusi yang dipilih akan dievaluasi tingkat kebaikannya dengan fungsi tertentu (fitness function) sehingga dapat diketahui Penyusunan Alogaritma (Esmeralda C. Djamal & Melania S. Muntini) 19

2 calon solusi mana yang memegang tingkat kebaikan tertinggi. Beberapa calon solusi terbaik akan dipilih untuk dikawinkan agar dapat menghasilkan solusi baru dengan harapan nilai kebaikannya lebih tinggi dari pada orangtuanya. Juga bisa terjadi mutasi dari sebuah solusi menjadi solusi baru dengan harapan yang sama. ALGORITMA GENETIK Kemunculan Algoritma Genetika diinspirasikan dari teori dalam ilmu biologi, sehingga banyak istilah dan konsep biologi yang digunakan dalam Algoritma Genetik. Sesuai dengan namanya, proses-proses yang terjadi dalam Algoritma Genetik mengadopsi dari apa yang terjadi dalam evolusi biologi, yaitu bahwa dalam evolusi biologi yaitu adanya reproduksi. Dalam ilmu biologi, sekumpulan individu yang sama yang disebut species, hidup dan bereproduksi dan akhirnya mati dalam suatu populasi. Pada proses evolusi, terdapat dua cara reproduksi yaitu sexual reproduction dan asexual reproduction. Pada sexual reproduction, kromosomkromosom dari dua individu (sebagai orangtua) dikombinasikan untuk menghasilkan individu baru (keturunan), hal ini disebut juga dengan perkawinan silang (crossover). Gen-gen dari induk (parents) saling berkombinasi membentuk kromosom yang baru (offspring). Cara reproduksi yang kedua adalh dengan asexual reproduction disini proses reproduksi hanya melibatkan kromosom dari satu individu untuk menghasilkan individu baru yaitu dengan proses mutasi. Mutasi merupakan perubahan yan terjadi pada elemen suatu DNA. Perubahan ini mungki terjadi akibat kesalahan atau penyimpangan penggandaan dari induknya. Selain itu, jika anggota-anggota populasi (individu) terpisah oleh karena sesuatu sebab (banjir, gempa, tsunami) maka individu-individu tersebut membentuk suatu populasi baru. Dalam waktu yang cukup lama, mungkin saja akan terjadi proses pembentukan species baru (speciation). Dalam hal ini terjadi perubahan hereditas secara bertahap yang membentuk ciri-ciri baru pada species tersebut. Konsep yang penting di sini adalah hereditas, yaitu sebuah ide yang menyatakan bahwa sifat-sifat individu dapat dikodekan dengan cara tertentu dan sifat-sifat tersebut dapat diturunkan pada generasi berikutnya. Bagaimana hal ini dapat diturunkan dan disimpan dalam setiap individu? Jawabnya adalah bahwa setiap individu dari suatu species membawa sebuah genome yang berisi beberapa buah kromosom dalam bentuk molekul-molekul DNA. Setiap kromosom berisi sejumlah gen di mana unit-unit hereditas tersimpan. Masing-masing gen bisa memiliki beberapa setting keadaan (alele), sebagai contoh gen yang menentukan warna mata, bisa berisi kode untuk warna mata biru, hitam dan coklat atau lainnya. Algoritma Genetika diawali dengan dibentuknya himpunan solusi secara random yang disebut populasi. Setiap individu dalam populasi disebut kromosom yang merepresentasikan sebuah solusi. Sebuah kromosom adalah sebuah string yang biasanya terdiri dari bit-bit (binary digit), tergantung cara pengkodeannya. Kromosom-kromosom berkembang melalui iterasi beruntun yang disebut generations. Pada setiap generasi, kromosom dievaluasi dengan menggunakan alat tertentu (fitness function). Untuk menghasilkan generasi berikutnya (keturunan/offspring), kromosom baru dihasilkan dengan dua cara yaitu perkawinan silang antar dua ARISTOTELES VOL. 4 NO. 2, APRIL 2007 :

3 kromosom pada generasi sebelumnya (crossover) atau terjadi mutasi pada sebuah kromosom dari generasi sebelumnya. Generasi baru terbentuk dengan memilih kromosom-kromosom pada generasi berikutnya beserta generasi sebelumnya sesuai dengan nilai fitnessnya, dan membuang beberapa kromosom yang nilai fitnessnya buruk, untuk menjaga agar jumlah anggota populasi konstan. Setelah berjalan beberapa generasi, maka AG akan menghasilkan solusi yang mengarah pada solusi terbaik. Keuntungan lain dari algoritma genetik adalah sifat metode pencariannya yang lebih optimal, tanpa perlu memperbesar ruang pencarian dan beresiko kehilangan kesempurnaan informasi sehingga dapat dengan mudah diimplementasikan ke suatu permasalahan. Istilah-istilah yang digunakan dalam algoritma genetik adalah sebagai berikut: Istilah dalam Genetika Algoritma Populasi Kromosom Gen Parent Offspring Persilangan Mutasi Keterangan Himpunan beberapa solusi solusi Bagian dari kromosom Solusi yang akan dikenakan proses persilangan dan mutasi Solusi baru yang dihasilkan melalui proses persilangan atau mutasi Proses yang melibatkan dua solusi untuk mendapatkan solusi baru Proses yang melibatkan satu solusi untuk mendapatkan solusi baru Struktur Umum GA dapat digambarkan sebagai berikut : Bila P(t) dan C(t) adalah orangtua dan keturunan pada generasi t, maka algoritma genetika adalah sebagai berikut: Gambar 2.1. Struktur Umum Algoritma Genetik Penyusunan Alogaritma (Esmeralda C. Djamal & Melania S. Muntini) 21

4 Proses penyelesaian masalah dalam algoritma genetik seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 2.1 diawali dengan menginisialisasikan himpunan solusi yang dibentuk secara acak. Himpunan solusi yang diciptakan ini disebut populasi. Setiap individu di dalam suatu populasi diebut dengan kromosom yang menggambarkan sebuah solusi dari suatu masalah yang akan diselesaikan. Sebuah kromosom dinyatakan dalam simbol string, misalkan kumpulan string bit. Kromosom-kromosom itu dapat berubah terus menerus, yang disebut dengan regenerasi. Setiap regenerasi, kromosom dievaluasi dengan menggunakan suatu fungsi yang disebut dengan fungsi fitness (faktor tingkat kecocokan). Untuk proses regenerasi berikutnya, kromosom-kromosom baru yang disebut dengan offspring (keturunan) dibentuk dengan cara menggabungkan dua komosom dengan menggunakan operator crossover (persilangan), atau mengubah suatu kromosom dengan menggunakan operator mutasi. Generasi baru dibentuk dengan cara seleksi yang dilakukan terhadap parents dan offspring berdasarkan nilai fitness-nya menggantikan kromosom yang lainnya. Setelah beberapa generasi, algoritma ini akan menghasilkan beberapa kromosom dengan nilai terbaik, dengan harapan dapat menyatakan solusi optimal dari permasalaha yang diselesaikan. Operator dan fungsi evaluasi biasanya inisialisasi diasumsikan secara random. Rekombinasi melibatkan crossover dan mutasi untuk menghasilkan offspring. Pada kenyataannya, hanya ada dua jenis operasi ada algoritma genetika, yaitu operasi genetika (persilangan dan mutasi) dan operasi evolusi (seleksi). Persilangan berfungsi menggabungkan dua string induk yang berbeda dengan induknya. Mutasi berperan dalam melakukan perubahan yan bukan disebabkan oleh persilangan. Pada Teori evolusi, mutasi ini merupakan operator kromosom yang memungkinkan makhluk hidup melakuka penyesuaian dengan lingkungannya, walaupun lingkungan barunya tidak sesuai dengan lingkungan induknya semula. Faktor terbesar dalam teori evolusi yang menyebabkan suatu kromosom bertahan,punah melakukan persilangan, dan mutasi adalah lingkungan. Pada algoritma genetika, faktor lingkungan diperankan oleh fungsi evaluasi. Fungsi evaluasi menggunakan kromosom sebagai masukan dan menghasilkan angka tertentu yang menunjukkan kinerja pada masalah yang diselesaikan. Pada masalah optimasi, fungsi evaluasi adalah fungsi tujuan(objective function). Nilai fungsi evalusi ini disebut nilai kesesuaian (fitness value). Nilai inilah yang akan menentukan apakah suatu string akan muncul pada generasi berikutnya atau mati. PENJADWALAN UJIAN Penjadwalan ujian merupakan masalah optimasi, sehingga permasalahannya dapat diselesaikan dengan algoritma genetika. Permasalahan dalam penjadwalan ujian adalah bagaimana cara mengalokasikan sejumlah elemen tertentu yang berupa mata kuliah, terhadap fasilitas yang ada berdasarkan aturan-aturan yang telah ditentukan. Fasilitas yang ada meliputi : ruang ujian, jumlah hari pelaksanaan ujian, jam dan sesi pelaksanaan untuk masing-masing ruangan. Sedangkan aturan-aturan meliputi: aturan kapasitas ruangan, aturan semester, aturan penempatan kelas terutama untuk kelaskelas parallel. Permasalahan penjadwalan ujian dapat diperlihatkan dalam Gambar 2.2 sebagai berikut : ARISTOTELES VOL. 4 NO. 2, APRIL 2007 :

5 S3 S2 S1 H4 H3 H2 H1 Gambar 2.2. Penempatan Elemen Mata Kuliah Dalam Koordinat Ruang dimana : H : hari ujian S : sesi ujian R : ruangan ujian Penempatan elemen mata kuliah ke dalam beberapa fasilitas itu mempunyai banyak kombinasi. Ruang pencarian penjadwalan ujian adalah jumlah kombinasi yang mungkin terjadi pada penempatan matakuliah berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia. Secara matematis ruang pencarian dapat dirumuskan sebagai berikut : F = RxHxS T = F!/(F-M)! dimana : F : jumlah fasilitas T : ruang pencarian M : jumlah matakuliah R : jumlah ruang H : jumlah hari S : jumlah sesi Dengan metode algoritma genetik, permasalahan penjadwalan ujian dapat dicari jalan tercepatnya untuk didapatkan solusi yang terbaik dari semua kemungkinan solusi dengan waktu yang relatif lebih cepat. Dengan algoritma genetik, dapat diperoleh beberapa solusi R3 R2 R1 sehingga solusi terbaik yang akan diambil dapat dipilih dari beberapa alternatif solusi yang ditawarkan. 3.1 Perancangan Sistem Secara garis besar terdapat dua langkah dasar untuk menyelesaikan masalah penjadwalan ujian dengan menggunakan algoritma genetik. Langkah pertama, dengan membuat populasi awal dengan menmpatkan elemen mata kuliah terhadap fasilitas yang telah ditentukan secara acak dan menghitung nilai fitness masing-masing kromosom tersebut. Misalkan terdapat pengkodean , artinya 1 sampai dengan 5 adalah kode urutan matakuliah yang ditempatkan ke dalam fasilitas yang tersedia. Masingmasing posisi kode urutan matakuliah tersebut dalam pengkodean mempunyai makna fasilitas hari, ruang, dan sesi tertentu. Langkah ke dua memilih dua kromosom dengan menggunakan seleksi roda roulette atau seleksi berdasarkan nilai fitness dari kromosom. Kemudian kedua kromosom tersebut saling dikombinasikan dengan menggunakan operasi persilangan untuk dihasilkan dua kromosom yang berbeda dengan induknya. Kromosom yang baru ini diharapkan mempunyai nilai optimal sesuai dengan jadwal yang diinginkan. Jika dengan menggunakan operasi persilangan belum menemukan penyelesaian terbaik, maka dipilih salah satu kromosom yang memiliki nilai fitness yang paling buruk. Kromosom yang terpili ini dikenakan operasi mutasi. Terkadang operasi mutasi dapat menemukan solusi yang lebih baik yang tidak ditemukan dalam operasi persilangan. 3.2 Representasi masalah Masalah penjadwalan ujian merupakan masalah bagaimana cara mengalokasikan sejumlah elemen tertentu yang berupa mata kuliah, terhadap fasilitas Penyusunan Alogaritma (Esmeralda C. Djamal & Melania S. Muntini) 23

6 ujian yang telah ditentukan berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Fasilitas itu meliputi: ruang ujian, jumlah hari yang dibutuhkan untuk pelaksanaan ujian, dan jam pelaksanaan ujian (sesi yang disediakan untuk masing-masing ruang ujian). Sedangkan aturan yang telah ditetapkan meliputi aturan kapasitas ruangan, aturan semester dan aturan penempatan kelas. Penyelesaian masalah dengan algoritma genetik selalu harus direpresentasikan atau dimodelkan dengan melakukan pengkodean. Pengkodean yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penjadwalan ujian adalah dengan cara permutasi. Dalam pengkodean permutasi, setiap individu atau kromosom merupakan kumpulan string yang merepresentasikan kode nomor urutan nama dan kelas paralel matakuliah. Langkah selanjutnya adalah pembentukan kromosom dengan membuat populasi awal adalah 10 kromosom dari beberapa komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan jadwal. Populasi awal dibentuk denan menempatkan komponen mata kuliah secara acak, terhadap fasilitas ujian yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan operasi pencarian fitness. Nilai fitness merupakan tingkat kesesuaian suatu kromosom setelah dilakukan evaluasi susunan kromosomnya. Pemilihan kromosom sebagai orang tuadilakukan berdasarkan nilai fitnessnya. Orang tua dipilih melalui proses seleksi yaitu dengan cara roda roulette (roulette wheel selection). Terhadap kromosom orang tua ini kemudian dilakukan operasi persilangan dan operasi mutasi untuk mendapatkan individu baru. Masalah yang akan diselesaikan adalah pembuatan jadwal ujian Jurusan Ilmu Komputer UNJANI. Output dari program yang akan dibuat adalah jadwal pelaksanaan ujian, yang mengandung informasi tentang hari, jam, ruang ujian dari setiap matakuliah. Masukan yang dipakai adalah data KRS mahasiswa pada semester genap Tahun Akademik 2006/2007, diambil dari Sistem Informasi Akademik Unjani. Dari KRS tersebut dapat diketahui data jumlah peserta kuliah setiap matakuliah. Selain itu juga digunakan data bank matakuliah yang memuat informasi tentang pada semester berapa sebuah matakuliah ditawarkan sesuai kurikulum. HASIL PERANCANGAN Data-data sebagai pembatas adalah jumlah ruang beserta kapasitasnya, yang diambil juga dari SIM Akademik. Sedangkan jumlah hari dan sesi, ditentukan oleh pemakai. Maka secara sederhana persoalannya dapat digambarkan sbb: ARISTOTELES VOL. 4 NO. 2, APRIL 2007 :

7 Data-data dari SIA berbentuk tabel-tabel (dalam format MySQL) dengan struktur sebagai berikut (sudah disederhanakan): a. Tabel KRS KRS (nomhs, kode_mtk, kelasprl) b. Tabel Matakuliah MTK3124(kode_mtk, nama_mtk, sks, semester) c. Tabel Ruang Ruang(kode_ruang, nama_ruang, kapasitas_kuliah, kapasitas_ujian, kd_unit) Sedangkan solusi (output) juga merupakan tabel yang merepresentasikan jadwal dengan struktur sebagai berikut: Jadwal(kd_mtk, kelasprl, hari_ke, sesi_ke, kode_ruang) Dari data-data yang tersedia (dari SIM Akademik) dan batasan-batasan yang dimasukkan oleh pemakai, maka dibutuhkan cara pengkodean agar solusi dapat direpresentasikan sebagai kromosom sehingga bisa dilakukan operasi perkawinan silang dan mutasi terhadapnya. Secara umum persoalan penjadwalan ini adalah bagaimana meletakkan matakuliah pada slot waktu yang tepat agar aturan terpenuhi. Hal ini mirip dengan bagaimana meletakkan beberapa bola pada beberapa kotak yang tersedia dengan aturan tertentu. Maka dalam implementasinya nanti dapat dirancang berdasarkan hal ini. 4.1 Perancangan Struktur Kromosom Berdasarkan analisa di atas maka dapat dirancang struktur kromosom berupa larik yang menyatakan slot jadwal terdiri dari komponen hari, sesi, dan ruang di mana akan diletakkan matakuliah sebagai isi di dalamnya. Matakuliah yang diisikan ke dalamnya dikodekan secara desimal berurutan. [1] Contoh sebagai berikut : Contoh di atas menyatakan bahwa matakuliah dengan kode 9, dijadwalkan di hari pertama, ruang 1 sesi 1. Matakuliah dengan kode 6 dijadwalkan di hari pertama, ruang 1 sesi 3 dst. Kode matakuliah 0 menyatakan bahwa slot tersebut tidak dipakai. 4.2 Perancangan Proses Perkawinan Silang Pada proses perkawinan ini, dua orangtua (parents) akan membentuk satu keturunan baru (child) dengan metode Tate & Smith sebagai berikut: 1. Ambil dua kromoson terbaik sebagai orangtua 2. Tempatkan gen-gen dari kedua orangtua yang berposisi sama dan bernilai sama pada posisi yang sama pada susunan gen anak. 3. Gen dari kedua orangtua yang belum ditempatkan, dipilih secara random sesuai dengan posisinya, lewati langkah ini bila gen yang terpilih sudah pernah muncul pada anak (kecuali 0/don t care) 4. Tempatkan gen tersisa yang belum ditempatkan. Ilustrasi perkawinan silang adalah sebagai berikut: Penyusunan Alogaritma (Esmeralda C. Djamal & Melania S. Muntini) 25

8 Kebolehjadian kromosom melakukan perkawinan dalam membentuk generasi baru adalah sekitar 20% [1]. 4.3 Perancangan Proses Mutasi Proses mutasi ini adalah proses dimana satu individu berubah menjadi individu baru tanpa melibatkan individu yang lain, misalnya susunan gen di dalam kromosomnya berubah. Pada penelitian ini, dipilih perubahan terjadi karena pertukaran posisi gen (reciprocal exchange). [1] Contoh sebagai berikut : Kebolehjadian mutasi (perubahan sebuah gen) adalah sekitar 1% [1], dalam membentuk generasi baru. 4.4 Perancangan Basisdata. Basisdata yang dipakai sangat sederhana, hanya dibuat sebuah tabel untuk menampung keluaran sebagaimana pada tahap analisa yaitu: Jadwal(kd_mtk, kelasprl, hari_ke, sesi_ke, ruang) Dan sebuah tabel bantuan yaitu: Bantuan(kd_mtk, kelasprl, jml_peserta) 4.5 Perancangan Perhitungan Fitness Bila dalam sebuah kromosom, terdapat sebuah gen yang melanggar aturan sehingga tidak bisa ditempatkan, maka diberi nilai 1. Jadi semakin besar nilai fitness, maka semakin buruk kromosom tersebut karena mengandung makin banyak pelanggaran, artinya kromosom seperti ini harus disingkirkan dari populasi, digantikan dengan kromosom lain yang lebih baik yang mungkin berasal dari perkawinan silang atau mutasi Implementasi Program dan Basis Data Program pada dasarnya dibuat sesuai dengan pseudocode global berikut: (di mana P(t) adalah populasi awal, C(t) adalah keturunannya) begin Input(jml hari); Input(jml sesi, jam per sesi); Input(jml ruang, kapasistas per ruang); Input(KRS); Tabel BANTUAN KRS; t 0 P(t) Generate(Populasi Awal); Evaluate P(t); While Not (terminate condition) do C(t) Crossover(P(t)) or C(t) Mutation (P(T)) Evaluate C(t) P(t+1) select(p(t) and C(t)) t t+1 End End Dari perancangan di atas, dibuat dua tabel baru yaitu: Nama Tabel: JADWAL Nama Field Type Keterangan Kd_mtk char(8) Kode Matakuliah Kelasprl char(3) Kelas Paralel Hari char(6) Hari Sesi char(2) Sesi Kd_ruang char(8) Kode Ruang Nama Tabel: BANTU Kd_mtk char(8) Kode Matakuliah Kelasprl char(3) Kelas Paralel Jmlpeserta int(3) Jumlah Peserta *) Program dibuat dengan Delphi 6.0, dan database asli dengan MySQL (di server database SIM Akademik Unjani), sedangkan tabel yang dibuat di atas ARISTOTELES VOL. 4 NO. 2, APRIL 2007 :

9 Jumlah Iterasi dengan menggunakan Borland Database Desktop, dan disimpan di komputer client. HASIL UJI COBA Uji coba dilakukan dengan data sebenarnya yang diambil dari SIM Akademik, berupa data KRS mahasiswa semester genap tahun akademik 2006/2007. Berikut beberapa sampel data rata-rata iterasi yang dibutuhkan untuk mencapai nilai fitness=0. Tabel 1. Data Jumlah Iterasi vs Probabilitas Mutasi Jumlah Iterasi vs Probabilitas Mutasi ,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,10 Probabilitas Mutasi Grafik 1. Data Jumlah Iterasi vs Probabilitas Mutasi Tampak bahwa ketika probabilitas mutasi dinaikkan, maka tetap terjadi ketidakteraturan pencapaian jumlah iterasi untuk menghasilkan fitness=0 (pembuatan jadwal sukses). Dengan dinaikkannya probabilitas mutasi, ternyata tidak ada pengaruh terhadap jumlah iterasi. Tabel 2. Data Jumlah Iterasi vs Probabilitas Cross-over Penyusunan Alogaritma (Esmeralda C. Djamal & Melania S. Muntini) 27

10 Jumlah Iterasi Jumlah Iterasi vs Probabilitas Crossover Probabilitas Crossover (%) Grafik 2. Data Jumlah Iterasi vs Probabilitas Cross-over Dari data di atas tampak bahwa ketika probabilitas cross-over dinaikkan dari 15% menjadi 30% tampak kecenderungan penurunan jumlah iterasi. Dengan demikian bisa diharapkan bahwa dengan menaikkan probabilitas cross-over maka dapat mempercepat pencapaian nilai fitness=0 (dicapai pembuatan jadwal yang sempurna) KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu AG dapat dipakai untuk mengimplementasikan penjadawalan, khususnya untuk membantu penyusunan jadwal ujian di prodi Ilmu Komputer USD. Bila probabilitas crossover dinaikkan dari 15% menjadi 30% maka terjadi penurunan jumlah iterasi, maka dapat diharapkan bahwa dengan menaikkan probabilitas cross-over, pencapaian nilai fitness=0 (jadwal yg sempurna) daapt dicapai dengan lebih cepat. Bila probabilitas mutasi dinaikkan, tampak bahwa jumlah iterasi tetap tidak teratur, menunjukkan tidak adanya pengaruh probabilitas mutasi terhadap jumlah iterasi. DAFTAR PUSTAKA [1]. Mitsuo Gen & Runwei Cheng, Genetic Algorithms & Engineering Design, John Wiley and Son, [2]. main.html, diakses pada tgl 21 November 2005 [3]. Roger S. Pressman, Software Engineering: a practitioner's approach, Mc-Graw Hill, 3 th Ed, [4]. Ronald E. Prather, Discrete Mathematical Structures for Computer Science, Houghton Mifflin Company, [5]. Jeffry L. Whitten et all, Systems Analysis and Design Methods, 3 rd Ed, IRWIN, 1994 BIODATA PENULIS : Dr. Esmeralda C. Djamal Melania S. Muntini Adalah Dosen Biasa di Program Studi... Fakultas MIPA Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) oo0oo ARISTOTELES VOL. 4 NO. 2, APRIL 2007 :

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem Haris Sriwindono Program Studi Ilmu Komputer Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok Sleman Yogyakarta, Telp. 0274-883037 haris@staff.usd.ac.id

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka. Penelitian serupa mengenai penjadwalan matakuliah pernah dilakukan oleh penelliti yang sebelumnya dengan metode yang berbeda-neda. Berikut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan kegiatan administrasi utama di berbagai institusi. Masalah penjadwalan merupakan masalah penugasan sejumlah kegiatan dalam periode

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan tugas akhir ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian penjadwalan, algoritma

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Pada saat sekarang ini, setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya, harus bisa membuat semua lini proses bisnis perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Penjadwalan adalah penempatan sumber daya (resource) dalam satu waktu. Penjadwalan mata kuliah merupakan persoalan penjadwalan yang umum dan sulit dimana tujuannya

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Penjadwalan kegiatan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan biasanya merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah dan menyita waktu. Pada lembaga pendidikan

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 27 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terkait Penelitian terkait yang menggunakan algoritma genetika untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan kuliah telah banyak dilakukan.

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Denny Hermawanto

Denny Hermawanto Algoritma Genetika dan Contoh Aplikasinya Denny Hermawanto d_3_nny@yahoo.com http://dennyhermawanto.webhop.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENEMPATAN DOSEN PEMBIMBING DAN PENJADWALAN SEMINAR TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMALISASI PENEMPATAN DOSEN PEMBIMBING DAN PENJADWALAN SEMINAR TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMALISASI PENEMPATAN DOSEN PEMBIMBING DAN PENJADWALAN SEMINAR TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Nendi Purwana 1, Esmeralda C. Djamal 2, Faiza Renaldi 3 Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 98 106 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL YOSI PUTRI, NARWEN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Bagus Priambodo Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana e- mail : bagus.priambodo@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION Samuel Lukas 1, Toni Anwar 1, Willi Yuliani 2 1) Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Desain Algoritma Genetika Untuk Optimasi Penjadwalan Produksi Meuble Kayu Studi Kasus Pada PT. Sinar Bakti Utama (oleh Fransiska Sidharta dibawah bimbingan Prof.Kudang

Lebih terperinci

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA LAPORAN TUGAS BESAR ARTIFICIAL INTELLEGENCE KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Bayu Kusumo Hapsoro (113050220) Barkah Nur Anita (113050228) Radityo Basith (113050252) Ilmi Hayyu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

A. ADHA. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia Corresponding author:

A. ADHA. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia Corresponding author: Institut Teknologi Padang, 27 Juli 217 ISBN: 978-62-757-6-7 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/spi217 Optimasi Bentuk Struktur dan Penampang pada Struktur Rangka Baja Terhadap Kendala Kehandalan Material

Lebih terperinci

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN Eva Desiana, M.Kom Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara, SMP Negeri 5 Pematangsianta Jl. Universitas Medan, Jl.

Lebih terperinci

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA)

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA) Penjadwalan Ujian Akhir Semester dengan Algoritma Genetika PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA) Anita Qoiriah Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali)

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) I Made Budi Adnyana

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI Eddy Triswanto Setyoadi, ST., M.Kom. ABSTRAK Melakukan optimasi dalam pola penyusunan barang di dalam ruang tiga

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika Algoritma Genetika Pendahuluan Struktur Umum Komponen Utama Seleksi Rekombinasi Mutasi Algoritma Genetika Sederhana Referensi Sri Kusumadewi bab 9 Luger & Subblefield bab 12.8 Algoritma Genetika 1/35 Pendahuluan

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika Hermawan Andika, S.Kom., M.Kom. Jurusan Teknik Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing menggunakan algoritma memetika, akan diberikan contoh sebagai berikut. Contoh Misalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

ENKRIPSI-DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA GENETIKA

ENKRIPSI-DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA GENETIKA ENKRIPSI-DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA GENETIKA Studi Kasus : "Implementasi konsep Algoritma Genetik untuk meningkatkan aspek kerahasiaan data pada Algoritma Knapsack" 1. Pendahuluan Masalah keamanan dan kerahasiaan

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 28 Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Andreas Christian

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ALGORITMA GENETIK UNTUK MENINGKATKAN ASPEK KERAHASIAAN DATA PADA ALGORITMA KNAPSACK

PENERAPAN KONSEP ALGORITMA GENETIK UNTUK MENINGKATKAN ASPEK KERAHASIAAN DATA PADA ALGORITMA KNAPSACK PENERAPAN KONSEP ALGORITMA GENETIK UNTUK MENINGKATKAN ASPEK KERAHASIAAN DATA PADA ALGORITMA KNAPSACK Nitia Rahmi 13504068 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. 12/11/2009 1 Ditemukan oleh Holland pada tahun 1975. Didasari oleh fenomena evolusi darwin. 4 kondisi yg mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Fuzzy Relation Dalam dunia ini, banyak hal bersifat tidak pasti dimana derajat kepastian (degree of preciseness) hal-hal tersebut secara intuisi berbeda-beda. Di sini, fuzzy set

Lebih terperinci

ISSN VOL. 12, NO. 2, OKTOBER 2011

ISSN VOL. 12, NO. 2, OKTOBER 2011 ANALISIS OPTIMASI PENJADWALAN JAGA DOKTER RESIDEN PENYAKIT DALAM PADA RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Erlanie Sufarnap 1, Sudarto 2 STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 airlanee@yahoo.com 1,

Lebih terperinci

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Zainal Akbar 1), Muh. Fajri Raharjo 2), Eddy Tungadi 3) CAIR, Politeknik Negeri Ujung Pandang Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10, Tamalanrea Makassar,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan skripsi ini. Teori-teori yang dibahas mengenai optimisasi, pengertian penjadwalan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut Univesitas Timetabling Problems (UTP). Permasalahan ini dilihat dari sisi

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut Univesitas Timetabling Problems (UTP). Permasalahan ini dilihat dari sisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan perkuliahan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks yang sering disebut Univesitas Timetabling Problems (UTP). Permasalahan ini dilihat dari sisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Kampanye Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian aktivitas kerja (Jiupe, 2008). Penjadwalan juga merupakan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS Hafid Hazaki 1, Joko Lianto Buliali 2, Anny Yuniarti 2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem dan Informasi 2.1.1 Sistem Menurut Sutabri (2004), bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya berfungsi untuk mencapai

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS-ITS Surabaya 2003 Algoritma Genetika Algoritma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Valuta Asing Valuta asing dapat diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam hukum ekonomi bila terdapat

Lebih terperinci

SYSTEMIC Vol. 02, No. 02, Desember 2016, 9-18 PROTOTYPE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENETAPAN JADWAL KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

SYSTEMIC Vol. 02, No. 02, Desember 2016, 9-18 PROTOTYPE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENETAPAN JADWAL KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA SYSTEMIC Vol. 02, No. 02, Desember 2016, 9-18 PROTOTYPE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENETAPAN JADWAL KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Mujib Ridwan 1) 1) Program Studi Sistem Informasi UIN Sunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENJADWALAN BABAK PENYISIHAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA LIGA MAHASISWA JAWA BARAT MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMALISASI PENJADWALAN BABAK PENYISIHAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA LIGA MAHASISWA JAWA BARAT MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMALISASI PENJADWALAN BABAK PENYISIHAN PERTANDINGAN SEPAK BOLA LIGA MAHASISWA JAWA BARAT MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Nurul Faturakhman S 1), Esmeralda C. Djamal 2), Agus Komarudin 3) 1),2),3 ) Informatika,Universitas

Lebih terperinci

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN (Binary Genetic Algorithm Concept to Optimize Course Timetabling) Iwan Aang Soenandi

Lebih terperinci

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-127 Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS Wiga Ayu Puspaningrum, Arif Djunaidy, dan Retno

Lebih terperinci

Arif Munandar 1, Achmad Lukman 2 1 Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta, Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta

Arif Munandar 1, Achmad Lukman 2 1 Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta, Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta PENJADWALAN MATAKULIAH DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER (STUDI KAUS PROGRAM STUDI S PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA) Arif Munandar, Achmad Lukman 2 Teknik

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Disusun oleh: Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, PENS ITS Surabaya 2003 Algoritma

Lebih terperinci

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 2, September 2002: 78-83 Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Mohamad Subchan STMIK Muhammadiyah Banten e-mail: moh.subhan@gmail.com ABSTRAK: Permasalahan pencarian rute terpendek dapat

Lebih terperinci

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Kartina Diah KW1), Mardhiah Fadhli2), Charly Sutanto3) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1 Rumbai-Pekanbaru-Riau

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM Poetri Lestari Lokapitasari Belluano poe3.setiawan@gmail.com Universitas Muslim Indonesia Abstrak Non Dominated Sorting pada

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Perusahaan Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan pengadaan suku cadang computer. Dalam bidang tersebut diharuskan berbadan hukum PD,

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN Eva Haryanty, S.Kom. ABSTRAK Komputer adalah salah satu peralatan yang pada saat ini banyak pula digunakan

Lebih terperinci

OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS

OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS Kartika Gunadi, Irwan Kristanto Julistiono Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu graph merupakan suatu pasangan { E(G), V(G) } dimana :

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu graph merupakan suatu pasangan { E(G), V(G) } dimana : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Graph Suatu graph merupakan suatu pasangan { E(G), V(G) } dimana : V(G) adalah sebuah himpunan terhingga yang tidak kosong ( non empty finite set) yang elemennya disebut

Lebih terperinci

Satrio Agung Wicaksono 1, R. Arief Setiyawan 1, Budi Darma Setiyawan 1, Ari Hernawan 1, Rizal Setya Perdana 1

Satrio Agung Wicaksono 1, R. Arief Setiyawan 1, Budi Darma Setiyawan 1, Ari Hernawan 1, Rizal Setya Perdana 1 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 1, No. 2, Oktober 214 hlm. 78-82 PENJADWALAN PERKULIAHAN DENGAN PENDEKATAN EVOLUTIONARY ALGORITHM (STUDI KASUS: SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD)

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA OPTIMASI MODEL PENUGASAN. Wayan Firdaus Mahmudy Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Brawijaya ABSTRAK

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA OPTIMASI MODEL PENUGASAN. Wayan Firdaus Mahmudy Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Brawijaya ABSTRAK PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA OPTIMASI MODEL PENUGASAN Wayan Firdaus Mahmudy Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Brawijaya ABSTRAK Model penugasan (assignment model) merupakan kasus khusus dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma Genetika merupakan suatu algoritma yang terinspirasi dari teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa kelangsungan hidup suatu makhluk dipengaruhi

Lebih terperinci

PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia)

PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia) PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia) I Gede Agus Widyadana Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Muhammad Abdy* 1, Maya Sari Wahyuni* 2, Nur Ilmi* 3 1,2,3 Jurusan Matematika, Universitas Negeri Makassar e-mail: * 1 m.abdy@unm.ac.id,

Lebih terperinci

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK PENGENALAN ALGORITMA GENETIK Aries Syamsuddin ariesmipa@psyon.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial

Lebih terperinci

Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Nilai Fungsi Maksimum Djunaedi Kosasih 1) Rinaldo 2)

Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Nilai Fungsi Maksimum Djunaedi Kosasih 1) Rinaldo 2) Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Nilai Fungsi Maksimum Djunaedi Kosasih 1) Rinaldo 2) Abstrak Algoritma genetika yang pertama kali diperkenalkan secara terpisah oleh Holland dan De

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. genetika, dan algoritma memetika yang akan digunakan sebagai landasan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. genetika, dan algoritma memetika yang akan digunakan sebagai landasan dalam BAB II KAJIAN TEORI Pada bab II ini dijelaskan mengenai beberapa teori tentang penjadwalan, penjadwalan kuliah, metode penyelesaian penyusunan jadwal kuliah, algoritma genetika, dan algoritma memetika

Lebih terperinci

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Mike Susmikanti Pusat Pengembangan Informatika Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan

Lebih terperinci

Penjadwalan kegiatan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena dalam. penyusunannya memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebut

Penjadwalan kegiatan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena dalam. penyusunannya memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjadwalan kegiatan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena dalam penyusunannya memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebut terlaksana dengan optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta tidak merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas.

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. ABSTRAK Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. Pada skripsi ini, metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan job shop scheduling

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYUSUNAN TEKA-TEKI SILANG

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYUSUNAN TEKA-TEKI SILANG PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYUSUNAN TEKA-TEKI SILANG Afen Prana Utama 1, Edison Sinaga 1 D-3 Manajemen Informatika - STMIK Mikroskil Medan afen@mikroskil.ac.id Abstrak Teka-teki silang merupakan

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES)

Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES) Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Struktur Dasar Evolution Strategies (ES) 2. Siklus ES (µ, λ) 3. Siklus ES (µ/r + λ) 4. Studi Kasus

Lebih terperinci

Asri Maspupah Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan Sudirman, Cimahi

Asri Maspupah Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan Sudirman, Cimahi Perbandingan Jumlah Pinalti Alokasi Task pada Penjadwalan Kerja dengan Perhitungan Manual dan Algoritma Genetika Asri Maspupah Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan

Lebih terperinci

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian,

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian, 4 generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah diadopsi untuk mengurangi getaran pada gedung-gedung tinggi dan struktur

BAB I PENDAHULUAN. telah diadopsi untuk mengurangi getaran pada gedung-gedung tinggi dan struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuned mass damper (TMD) telah banyak digunakan untuk mengendalikan getaran dalam sistem teknik mesin. Dalam beberapa tahun terakhir teori TMD telah diadopsi untuk mengurangi

Lebih terperinci

CODING VOL.2 NO. 1 (2014), Hal ISSN: X

CODING VOL.2 NO. 1 (2014), Hal ISSN: X APLIKASI JADWAL PERKULIAHAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN VISUAL BASIC.NET (Studi Kasus: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Sella Erary [1],Beni Irawan [2], Ilhamsyah [3] [1][2][3]

Lebih terperinci